BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah tersaji di bab sebelumnya. Selain kesimpulan, peneliti juga akan memberikan saran yang mungkin dapat menjadi masukan bagi peneliti berikutnya yang menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan. V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan beberapa perhitungan dan analisis terhadap data sekunder yang diolah pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: V.1.1 Kinerja keuangan Dari sisi kinerja keuangan yang tergambar dalam analisis kinerja keuangan, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kecukupan modal bank yang diproksi dengan variabel CAR, meski mengalami penurunan, namun masih memenuhi batas minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. CAR yang dimiliki Bank CIMB Niaga pada dua tahun setelah merger berturut-turut adalah sebesar 13,59% dan 13,245%, atau menurun sebesar 0,345%. Hal ini berarti aktivitas merger belum dapat memberikan peningkatan kinerja pada dua tahun setelah merger. 74 2) Dari sisi kualitas aset yang diproksi dengan PPAP, menunjukkan penurunan sebesar 0,32% dari 3,41% pada tahun 2009 menjadi 3,09% di tahun 2010. Ini berarti aktivitas merger pada dua tahun setelah merger belum bisa memperbaiki kualitas aktiva perusahaan. 3) Indikator berikutnya yaitu NIM yang mencerminkan margin dari pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif juga menurun sebesar 0,32%. 4) ROA sebagai proksi dari profitabiiltas meningkat sebesar 0,65%. Sehingga dapat dikatakan pada dua tahun kedua setelah aktivitas merger, profitabilitas Bank CIMB Niaga meningkat. 5) LDR yang menjadi proksi dari kemampuan likuiditas bank menurun sebesar 8,07% pada tahun kedua setelah merger. Berarti aktivitas merger yang terjadi belum bisa meningkatkan kemampuan likuiditas Bank CIMB niaga. 6) BOPO juga mengalami penurunan sebesar 6,18%, hal ini berarti pada tahun kedua Bank CIMB Niaga bisa menjalankan usahanya dengan lebih efisien. 7) Terakhir ROE yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam pengembalian modal terlihat meningkat cukup tajam, yaitu 7,65% . Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Bank CIMB Niaga tidak dipengaruhi oleh aktivitas merger. Karena kinerja keuangan yang terlihat tidak menunjukkan banyak perubahan dari sebelum dan sesudah merger. 75 V.1.2 Sinergi Aktivitas merger memberikan tambahan kemakmuran bagi masing-masing bank legacy, yang kemudian disebut sinergi. Sinergi merupakan salah satu indikator keberhasilan merger dan sinergi yang diperoleh Bank Lippo dan Bank Niaga adalah sebesar Rp1.337,794 miliar. Masing-masing mantan pemegang saham bank legacy mendapat bagian saham Bank CIMB Niaga sesuai dengan proporsi kepemilikan saham pada periode sebelum merger yaitu Bank Niaga sebesar 54,67% dan Bank Lippo sebesar 45,33%. Dengan begitu sudah jelas terlihat bahwa mantan pemegang sahm Bank Niaga mendapat tambahan kemakmuran lebih besar dibandingkan tambahan kemakmuran yang diperoleh mantan pemegang saham Bank Lippo. V.1.3 Reaksi Pasar Aktivitas merger Bank Lippo dan Bank Niaga yang menghasilkan Bank CIMB Niaga mengandung informasi bagi investor dan yang ditunjukkan dari reaksi pasar dengan memberikan abnormal return. Sehingga dapat dikatakan terdapat reaksi pasar dari adanya peristiwa merger tersebut. Reaksi pasar ini juga menunjukkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dimana harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Namun, dalam bentuk efisiensi pasar seperti ini, tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan abnormal return dalam jangka waktu yang lama. 76 V.2 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain: 1) Peneliti masih belum mengetahui metode yang lebih tepat dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan, terlebih hanya menggunakan sedikit data dan hanya ditunjukkan dengan tabel juga grafik trend. 2) Dalam menilai sinergi pun peneliti hanya melakukannya dengan melihat nilai ekuitas sebelum dan sesudah merger yang kemudian dilihat proporsi masing-masing kepemilikan untuk mengetahui tambahan kemakmuran yang didapat masing-masing bank legacy. 3) Begitupun dengan melihat reaksi pasar yang terjadi setelah merger, peneliti mengalami kesulitan. Karena hanya menggunakan satu sampel perusahaan, maka tidak dapat dilakukan uji statistika. Sehingga dalam penelitian ini data analisis hanya disajikan dengan tabel dan grafik trend. V.3 Saran Saran yang dapat diberikan peneliti kepada pembaca yang menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan adalah: 1) Pada penelitian ini hanya digunakan data dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah. Sehingga belum dapat menggambarkan dampak merger yang 77 lebih luas. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan menambah periode tahun penelitian. 2) Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini juga hanya rasio yang digunakan dalam analisis CAMEL. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan rasio-rasio keuangan lain agar dapat menangkap hal-hal selain yang terurai dalam penelitian ini. 3) Sedangkan untuk melihat reaksi pasar, pada penelitian ini hanya menggunakan abnormal return pada 10 hari sebelum merger dan 10 hari sesudah merger. Mungkin apabila periode penelitian ditambah, akan lebih menggambarkan reaksi pasar yang terjadi akibat adanya aktivitas merger. 78