BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
bersifat permanen, hutang jangka panjang dengan saham preferen dan saham biasa
(Sartono, 2010:225).Struktur Modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari
hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.Pendanaan
permanen dalam definisi tersebut dimaksudkan sebagai sumber modal yang harus
tetap ada pada perusahaan untuk tetap dapat menjalankan kegiatan dan kelancaran
usaha (Sawir, 2005:10).Menurut Keown dan Martin (2010:148) struktur modal
adalah
campuran
sumber-sumber
dana
jangka
panjang
yang
digunakan
perusahaan.Menurut Liem dkk. (2013) hutang termasuk dalam sumber dana
eksternal, terlalu banyak hutang akan menghambat perkembangan perusahaan.
Penentuan struktur modal yang tidak optimal disebabkan oleh permasalahan tersebut.
Masalah struktur modal menarik perhatian sejumlah peneliti, karena sebagian besar
perusahaan atau perusahaan bisnis apapun membutuhkan hutang atau penggunaan
dana pihak kedua selain modal sendiri (Momami et al., 2010). Menurut Setiawati
(2011) suatu perusahaan perlu mengusahakan tercapainya keseimbangan yang
optimal dalam menggunakan dua sumber dana untuk menentukan struktur modal baik
dari hutang maupum ekuitas dalam menentukan struktur modal.
Struktur modal berbeda dengan struktur keuangan dimana strukturkeuangan
perusahaan terdiri dari seluruh hutang yaitu hutang jangka pendek, hutangjangka
panjang, dan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk memenuhikebutuhan
pendanaan/belanjanya.Sedangkan
struktur
modal
adalah
pendanaanpermanen
perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan modal sendiri(shareholder’s
equity)
yang
digunakan
perusahaan
untuk
memenuhi
kebutuhanpendanaan/belanjanya.Keputusan struktur modal atau pendanaan dilakukan
dengan tidak tepat dan tidak cermat akan menimbulkan biaya modal yang tinggi
sehingga akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Biaya modal (cost of
capital) merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk mendapatkan
pendanaan eksternal (Stice dan Skousen, 2009:387).Struktur Modal dalam penelitian
ini diproksikan dengan debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara
seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas (Kasmir, 2013:157).
𝐷𝐸𝑅 =
2.1.2
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ β„Žπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
× 100% … … … … … … … . . (4)
π‘šπ‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–
Teori Struktur modal
2.1.2.1The Modigliani Miller Model
Teori struktur modal didasarkan atas prilaku investor dan dilakukannya studi
formal
secara
sistematis.Franco
Modigliani
dan
Merton
Miller
(MM)
memperkenalkan model teori struktur modal secara sistematis, scientific dan atas
dasar penelitian terus menerus. Perlu diperhatikan bahwa MM memperkenalkan teori
struktur modal dengan beberapa asumsi sebagai berikut (Sartono, 2001:230) :
1)
Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum
bunga dan pajak dan perusahaan yang memiliko risiko bisnis sama dikatakan
berbeda dalam kelas yang sama.
2)
Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT
perusahaan dimasa dating, dengan demikian semua investor memiliki harapan
yang sama atau homogeneous expectationtentang laba perusahaan dan tingkat
risiko perusahaan.
3)
Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna.
Adapun criteria pasar modal yang efisien adalah:
(1) Informasi selalu tersedia bagi semua investor (symmetric information)
dan dapat diperoleh tanpa biaya.
(2) Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional.
(3) Investor dapat melakukan diversifikasi secara sempurna.
(4) Tidak ada pajak pendapatan perseorangan.
(5) Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan
tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat
bunga bebas risiko.
Kemudian MM mengenalkan teori struktur modal dengan asumsi tidak ada
pajak, sehingga struktur modal tidak memengaruhi niai perusahaan.Dalam
perkembangannya MM memasukan adanya unsure pajak. Dalam kondisi ada pajak,
perusahaan yang memiliki leverageakan memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan
dengan perusahaan tanpa leverage. Kenaikan nilai perusahaan terjadi karena
pembayaran bunga atas hutang merupakan pengurang pajak oleh karena itu laba
operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakin besar.
2.1.2.2 Pecking Order Theory
Teori pecking order ini pertama kali dikemukakan oleh Myers dan Majluf
pada tahun 1984. Disebut teori pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Menurut
Suad Husnan (2012:324) secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:
1) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi
perusahaan).
2) Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran
deviden secara drastis.
3) Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga,
mengakibatkan bahwa dana hasil operas kadang-kadang melebihi
kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain,
mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan
investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual
sekuritas yang dimiliki.
4) Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling “aman” terlebih
dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru
akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Menurut Sartono (2010:249) perusahaan yang memiliki profitabilitas yang
tinggi akan menggunakan dana pinjaman yang sedikit, hal ini sesuai dengan pecking
order theory, karena kebutuhan dana sudah tercukupi dari menggunakan sumber dana
internal yaitu laba ditahan sedangkan perusahaan yang kurang profitable akan
menggunakan hutang yang lebih besar.
2.1.2.3 TeoriTrade Off
Teori struktur modal ini dikemukakan oleh Mars pada tahun 1982.Menurut
Brigham & Houston (2011:183), dijelaskan mengenai ringkasan teori pertukaran
(trade-off theory) adalah adanya fakta bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban
pengurang pajak membuat hutang menjadi lebih murah dibandingkan dengan saham
biasa atau saham preferen. Secara tidak langsung, pemerintah membayar sebagian
biaya hutang atau dengan kata lain hutang memberikan manfaat perlindungan pajak.
Rasio hutang yang optimal ditentukan berdasarkan pada perimbangan antara manfaat
dan biaya yang timbul akibat penggunaan hutang. Secara prinsip, tambahan hutang
masih dapat dilakukan perusahaan selama manfaat yang diberikan masih jauh lebih
besar dan adanya aktiva tetap sebagai jaminan, tetapi jika biaya hutang sudah terlalu
tinggi, perusahaan seharusnya tidak menambah hutang lagi untuk menghindari resiko
yang tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Trade-off
Theorymuncul karena penggabungan teori Modigliani-Miller yang memasukkan
biaya kebangrutan dan biaya agensi. Sitanggang (2013:88) mengemukakan
penggunaan hutang 100% sulit ditemui dalam praktek, tetapi kenyataannya semakin
banyak hutang semakin tinggi risiko yang akan ditanggung perusahaan. Seperti biaya
kebangkrutan, biaya keagenan dan biaya bunga yang semakin besar dan sebagainya.
Pada teori ini, dilakukan pertukaran manfaat pajak dengan potensi kebangrutan yaitu
apabila perusahaan mengharapkan laba yang besar sebagai akibat penghematan pajak,
maka bersiap-siap menerima risiko biaya dari potensi kebangkrutan.
2.1.2.4 Signalling Theory
Signalling theory merupakan langkah-langkah manajemen dalam perusahaan
yang seharusnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sebuah perusahaan dengan
prospek yang tidak menguntungkan akan ingin menjual saham, yang artinya menarik
investor baru untuk berbagi kerugian yang mereka alami. Perusahaan dengan prospek
yang sangat cerah lebih memilih untuk melakukan pendanaan melalui penawaran
saham baru, sedangkan perusahaan dengan prospek yang buruk akan memilih untuk
melakukan pendanaan dengan ekuitas pihak luar. Jika ada pengumuman penawaran
saham biasannya akan dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan tidak
terlalu cerah. Jika prospek perusahaan itu sebetulnya cerah hal ini sebaiknya
perusahaan dalam waktu normal, menggunakan lebih banyak ekuitas dan lebih sedikit
hutang (Houston dan Brigham, 2006:38-40).
2.1.3 Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan merupakan selisih antara jumlah penjualan periode ini
dengan
periode
sebelumnya
dibandingkan
sebelumnya.Menurut (Brigham dan
dengan
penjualan
Houston, 2006:39)
periode
adanya pengaruh
pertumbuhan penjualan, perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan
yang tinggi,
harus
menyediakan
modal
yang cukup
untuk
membelanjai
perusahaan.Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan
hutangdaripada perusahaan yang tumbuh secara lambat(Weston dan Brigham, 2002:
25).Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang
relatif stabil pula, maka dapat menggunakan hutang lebih besar daripada perusahaanperusahaan dengan penjualan yang tidak stabil (Sartono, 2010:248). Pertumbuhan
penjualan dapat dihitung dengan rumus (Weston dan Copeland, 2008:35):
π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› =
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› −π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› ₋₁
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Ž 𝑛₋₁
π‘₯100% … … … . . (1)
2.1.4 Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total
aktiva.Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan
jaminan (collateral value of aktivas).Myers dan Majluf pada tahun 1984 menyatakan
bahwa
komposisi
aktiva
yang
dapat
dijadikanjaminan
perusahaan
dapat
mempengaruhi pembiayaannya. Perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya
sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan
hutang jangka pendek (Riyanto, 2011:298). Disisi lain, jika perusahaan menggunakan
hutang yang disertai dengan jaminan maka akan mengurangi resiko kebangkrutan
perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat diserahkan sebagai jaminan
pinjaman, maka akan cenderung menggunakan hutang dalam jumlah yang besar.
Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva tetap jangka
panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena
aktiva tetap yang dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Brigham dan Houston,
2011:188).
Siyilgan et al (2006) mengemukakan, struktur aktiva memiliki pengaruh pada
keputusan pendanaan perusahaan dikarenakan memiliki tingkat informasi asimetris
yang rendah dan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan intangible aktivas
apabila perusahaan mengalami kebangkrutan.Struktur Aktiva dapat dihitung dengan
rumus (Weston dan Brigham, 2005:175):
π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž =
π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž π‘‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
π‘₯100% … … … … … … … … … … … … … … (2)
2.1.5 Pertumbuhan Aktiva
Pertumbuhan aktiva merupakan selisih antara jumlah aktiva periode ini
dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan aktiva periode sebelumnya.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, sebaiknya menggunakan
ekuitas sebagai sumber pembiayaannya, sedangkan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber
pembiayaannya karena penggunaan hutangakan mengharuskan perusahaan tersebut
membayar bunga secara teratur (Sriwandany, 2006). Semakin besar aktiva maka
diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dilakukan oleh perusahaan.
Peningkatan aktiva yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah
kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Semakin cepat perusahaan maka
semakin besar pembiayaan dana untuk pembiayaan ekspansi. Pertumbuhan yang
lebih cepat harus mengandalkan diri pada modal eksternal (Brigham dan Houston,
2011:189). Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan akan menggunakan dana
internalnya terlebih dahulu maka semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu
perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk membiayai
pertumbuhan tersebut (Husnan dan Pudjiastuti, 2006:311). Pertumbuhan Aktiva
dalam penelitian ini adalah selisih total aktiva pada tahun ini dengan total aktiva pada
tahun sebelumnya terhadap total aktiva tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan
perusahaan dapat dihitung dengan rumus (Safrida, 2008) :
π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž =
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž −π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž ₋₁
π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž ₋₁
π‘₯100% … … (3)
2.2 Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal
Salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah pertumbuhan
penjualan.Pertumbuhan penjualan merupakan selisih antara jumlah penjualan periode
ini
dengan
periode
sebelumnya
dibandingkan
dengan
penjualan
periode
sebelumnya.Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, kecenderungan
penggunaan hutang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan rendah (Halim, 2007:92).Kusumajaya (2011) mengemukakan bahwa
tingkat pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan penjualan
memengaruhi
nilai
perusahaan
sebab
pertumbuhan
penjualan
menjadi
tanda
perkembangan perusahaan yang baik. Adanya kecenderungan perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi menghasilkan tingkat arus kas masa depan dan kapitalisasi
pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan memiliki biaya modal rendah
(Sriwardany, 2006). Menurut Barton et al.(1989) perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan akan memengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan.
Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang stabil dapat lebih aman, lebih
banyak pinjaman dan lebih mampu menanggung beban yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualannya tidak stabil.Sitanggang (2012:33)
menyatakan bahwa rasio pertumbuhan pada dasarnya adalah untuk mengetahui seberapa
besar
pertumbuhan
prestasi
yang
dicapai
perusahaan
pada
kurun
waktu
tertentu.Perusahaan yang penjualannya mengalami pertumbuhan secara cepat akan
perlu untuk menambah aktiva tetapnya, sehingga pertumbuhan perusahaan yang
tinggi akan menyebabkan perusahaan mencari dana yang lebih besar (Pandey, 2001).
Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan ukuran sampai sejauhmana penjualan
perusahaan dapat ditingkatkan, sehingga semakin tinggi peningkatan penjualan, maka
akan semakin tinggi pula struktur modal perusahaan.
Dewani (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.Elim (2010)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap struktur modal.Santika (2011) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 :Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Struktur Modal.
2.2.2 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Faktor kedua yang mempengaruhi struktur modal adalah struktur aktiva.
Sitanggang (2013:75) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komposisi
aktiva tetap berwujud yang jumlahnya besar, tentu akan mempunyai peluang untuk
memperoleh tambahan modal dengan hutang karena aktiva tetap tersebut dapat
dijadikan sebagai agunan untuk memperoleh hutang. Dengan demikian struktur
aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang
yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya
struktur modal.
Hasil penelitian Utami
(2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.Penelitin
yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.Hasil
penelitian Indrajaya (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa struktur aktiva
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.Berdasarkan teori dan
hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2 : Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur
Modal.
2.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Aktiva terhadap Struktur Modal
Faktor ketiga yang mempengaruhi struktur modal adalah pertumbuhan
aktiva.Pertumbuhan aktiva merupakan selisih antara jumlah aktiva periode ini dengan
periode sebelumnya dibandingkan dengan aktiva periode sebelumnya.Semakin besar
aktiva maka diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dilakukan oleh
perusahaan. Peningkatan aktiva yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan
perusahaan maka semakin besar pembiayaan dana untuk pembiayaan ekspansi.
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan modal baru relatif
kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba di tahan. Perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang relatif besar daripada
perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (Atmaja, 2008:274)
Hasil penelitian Joni dan Lina (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pertumbuhan
aktivaberpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
struktur
modal.Baharuddin, dkk (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan
aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang
dilakukan Firnanti (2011) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa pertumbuhan
aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.Berdasarkan teori
dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Pertumbuhan Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur
Modal.
2.3 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan beberapa penelitian terdahulu yang telah
diuraikan diatas, maka disusun hipotesis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti,
kemudian digambarkan dalam kerangka teoritis yang disusun pada Gambar.
Gambar 2.1 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, dan
Pertumbuhan Aktiva terhadap Struktur Modal (Studi pada
Restaurant Pawitra Sari di Ubud)
Pertumbuhan
Penjualan
Struktur Aktiva
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
Pertumbuhan
Aktiva
Sumber :Hasni Yusrianti (2013)
Struktur Modal
Download