132 VII. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ketiga suplemen minyak iodium dapat memproteksi ibu hamil akan kekurangan iodium selama hamil. Asupan iodium ibu hamil trimester 3 setelah diberi suplemen minyak iodium dosis rendah dan iodium dosis rendah+beta karoten menjadi lebih dari cukup dan kadar EIU nifas meningkat 27% dan 21%. 2. Kadar TSH ibu nifas yang turun lebih besar (14%) menggambarkan bahwa intervensi selama 6 bulan dengan suplemen minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten dapat memperbaiki kadar TSH mencapai normal lebih baik dari pada intervensi dengan minyak iodium dosis tinggi dan minyak iodium dosis rendah. 2. Suplementasi minyak iodium dosis tinggi, minyak iodium dosis rendah dan minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten pada ibu hamil dapat menurunkan secara nyata kadar serum TSH nifas sebesar 38%; 49% dan 52%. 3. Intervensi ibu hamil dengan suplemen iodium dosis rendah ditambah beta karoten selama 6 bulan dapat mengurangi proporsi TSH neonatal yang tinggi (>5 μU/ml) secara bermakna dibandingkan dengan intervensi dengan suplemen iodium dosis tinggi dan iodium dosis rendah. 4. Proporsi TSH neonatal dengan kadar >5 uU/ml pada kelompok minyak iodium dosis tinggi, dosis rendah dan dosis rendah ditambah beta karoten yaitu sebesar 82%; 65% dan 59% dan tidak ditemukan bayi dengan kadar TSH neonatal > 20 μU/ml (kongenital hipotiroid). 5. Pemberian minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten pada ibu hamil berdampak positif pada bayi yang dilahirkan dengan tidak ditemukan kasus bayi BBLR dan pada usia 3-4 bulan pertumbuhan dan perkembangannya lebih 133 meningkat dibandingkan dengan pemberian suplemen iodium dosis tinggi atau dosis rendah. Saran 1. Pemberian minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten mempunyai keunggulan dari segi biokimiawi (darah dan urin) dan status gizi secara keseluruhan. Teknologi diarahkan agar masyarakat mempunyai akses secara mudah dan murah. 2. Masalah ibu hamil didaerah GAKI diperburuk oleh rendahnya tingkat kecukupan energi dan protein dan tingginya KEK pada ibu hamil maka perlu difikirkan intervensi yang komperehensif dalam penanggulangan GAKI. 3. Target USI masih rendah maka diperlukan upaya penyuluhan kepada masyarakat agar menggunakan garam beriodium dan pembinaan terhadap produsen garam berodium. 4. Masih tingginya KEK pada ibu hamil, rendahnya AKG energi dan protein, dan masih ditemukan garam beryodium yang tidak memenuhi syarat maka dirasakan perlu peningkatan penyuluhan untuk ibu hamil tentang makanan bergizi, GAKI dan penanggulangannya di daerah endemik GAKI melalui posyandu, polindes maupun Puskesmas. 5. Pemberian minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten pada ibu hamil berdampak positif yaitu dapat menurunkan proporsi kadar serum TSH ibu nifas yang tinggi dan menurunkan proporsi kadar TSH neonatal > 5 uU/ml dan meningkatkan status gizi bayi usia 3-4 bulan sehingga perlu diperluas dengan mempelajari mutu gizi ASI, perkembangan bayi setelah lahir sampai usia balita dan cost effectiveness untuk menurunkan risiko BBLR 134 6. Pemberian minyak iodium dosis rendah ditambah beta karoten dalam jangka pendek dapat digunakan untuk menanggulangi GAKI di daerah endemik terutama ditujukan terhadap targetted population dan bukan untuk program community health mengingat bahwa berdasarkan pertemuan Penanggulangan dan Eliminasi GAKI di Thailand telah menghasilkan kesepakatan mengutamakan menggunakan garam beriodium