PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 MAGELANG skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Elgaliza Karina Devi 4301409046 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi : Hari : Kamis Tanggal : 30 Mei 2013 Semarang, Mei 2013 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Saptorini, M. Pi Drs. Wisnu Sunarto, M. Si NIP 19510920197603 2 001 NIP 19520729198403 1 001 ii PERNYATAAN Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan. Semarang, Mei 2013 Elgaliza Karina Devi 4301309046 iii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 MAGELANG disusun oleh Nama : Elgaliza Karina Devi NIM : 4301409046 Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang pada Hari : Kamis Tanggal : 30 Mei 2013 Ketua Sekertaris Prof. Dr. Wiyanto, M.Si NIP 19631012 198803 1 001 Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP 19650723 199303 2 001 Ketua Penguji Dr. A. Tri Widodo NIP 19520520197603 1 004 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping Dra. Saptorini, M.Pi NIP 19510920197603 2 001 Drs. Wisnu Sunarto, M.Si NIP 19520729198403 1 001 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : 1. You only live once, so keep enjoying it in bad and luck. 2. Live positively, work hard, and have fun. Skripsi ini untuk : 1. Orang tua terbaik dan terkuat sepanjang masa, Ayahku Budi Waluyo dan Ibuku M.D. Erlin. 2. Si riang Adikku Elma Larasati Devi, dan Anjar Sulistriyono. 3. Teman-teman Jurusan Kimia 2009, khususnya PGSBI class. v KATA PENGANTAR Alhamdulillah, sujud syukur kepada Allah SWT karena berkat kuasa dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada Pembelajaran Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Magelang”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan, petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi. 2. Ibu Dra. Saptorini, M.Pi, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 3. Bapak Drs. Wisnu Sunarto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dr. A. Tri Widodo, selaku dosen penguji skripsi, yang telah meluangkan waktunya untuk menguji skripsi ini, dan memberi masukan untuk kesempurnaan skripsi. 5. Bapak Drs. Sucahyo Wibowo M. Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Magelang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. vi 6. Bapak Usman Khamidi, S.Si selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 Magelang yang telah banyak membantu dan memberikan kepercayaan pada penulis. 7. Siswa kelas X-7, X-8, dan XI IA-1 yang telah bersedia menjadi subyek penelitian 8. Ayah, Ibu, Adik, dan orang-orang tersayang yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 9. Keluarga besar Jurusan Kimia dan teman-teman Jurusan Kimia 2009 khusunya PGSBI class. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya. Semarang, Mei 2013 Penulis vii ABSTRAK Devi, Elgaliza K. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada Pembelajaran Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Magelang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Saptorini, M.Pi dan Pembimbing Pendamping Drs. Wisnu Sunarto, M. Si. Kata kunci : hasil belajar, Inquiry based learning, modul kimia. Salah satu pengaruh perkembangan ilmu adalah kurikulum yang digunakan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dalam pelaksanaannya menuntut siswa untuk mandiri. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di kelas X SMA N 1 Magelang, sebagian besar siswa belum mencapai nilai ketuntasan yaitu 76, selain itu sumber belajar yang dimiliki siswa masih kurang. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa belajar mandiri dengan mengembangkan kemampuan berfikirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan cluster random sampling menghasilkan siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan X-8 sebagai kelas kontrol setelah sebelumnya dilakukan analisis data awal yang hasilnya populasi berdistribusi normal, memiliki homogenitas yang sama, dan memiliki keadaan awal yang tidak berbeda. Kedua kelas mendapatkan pembelajaran berbasis inquiry, namun hanya kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, sedangkan kelas kontrol hanya mendapat pembelajaran berbasis Inquiry saja. Metode dokumentasi, tes, observasi, dan angket digunakan untuk mengumpulkan data. Uji kesamaan dua varians menunjukkan bahwa varians data hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda. Pada uji perbedaan rata-rata hasil belajar diperoleh simpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol dengan thitung (2,64) > ttabel (1,67). Kelas eksperimen mendapatkan rata-rata post test sebesar 84,28 sedangkan kelas kontrol sebesar 78,04. Dari hasil analisis diperoleh rb 0,513 dengan besarnya kontribusi 26,32%. Berdasarkan analisis ketuntasan belajar klasikal, kelas eksperimen telah mencapai kriteria ketuntasan belajas klasikal, sedangkan kelas kontrol belum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dalam pembelajaran kimia materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi berkontribusi sebesar 26,32% terhadap hasil belajar siswa. viii ABSTRACT Devi, Elgaliza K. 2013. The Impact of Using Chemistry Magazine by Inquiry Module on Chemistry Learning Process to Tenth Grade of Magelang Senior High School 1 Students’ Achievement. Final Project, Department of Chemistry, Mathematics and Science Faculty, Semarang State University. Counselor I: Dra. Saptorini, M.Pi. and Counselor II Drs. Wisnu Sunarto, M. Si. Key words : Chemistry module, Inquiry based learning, Student’s achievement. One impact is the development of curriculum used, the School Level Curriculum (KTSP) which in practice requires students to be independent. Based on the results of preliminary studies in tenth grade of Magelang Senior High School 1, most students have not reached mastery value is 76, in the other learning source of the students are still lacking. Chemistry Magazine by Inquiry module used in this study aims to help students develop the ability to learn independently. This study aimed to determine the impact of using of Chemistry Magazine by Inquiry module on students’ achievement in terms of cognitive, affective, and psychomotor. Sampling was done randomly by using cluster random sampling technique produces class X-7 as an experimental class and X-8 as the control class after previously performed preliminary data analysis results are normally distributed population, have the same homogeneity, and have the same achievement average in the beginning. Both classes get inquiry-based learning, but only got a class experiment with the use of Chemistry Magazine by Inquiry module, while the control class just got Inquiry-based learning. Documntation method, Test methods, observations, and questionnaires were used to collect the data. Test the equality of two variances showed that the variance data from experimental and control class learning is no different. On average difference test learning outcomes be concluded that the average classroom learning experimental results better than the control class by tcount (2.64) > ttable (1.67). Experimental class in an average post test was 84.28 while the control class is 78.04. Analysis of the results obtained with the contribution 26.32% and rb 0.513. Based on the analysis of complete learn classical, experimental class has reached learning classical completeness criteria, while the control class yet. The result shows that the Chemistry Magazine by Inquiry module learning materials chemistry Oxidation and Reduction Reactions contributed 26.32% of the students’ achievement. ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PERNYATAAN.............................................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ........ xiv BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... ........ 3 1.3 Rumusan Masalah .......... .......................................................................... 4 1.4 Tujuan ................................................................................... ................... 4 1.5 Manfaat .................................................................................. .................. 5 1.6 Batasan Masalah........................................................................................ 5 x 2. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6 2.1 Modul ........................................................................................................ 6 2.2 Pembelajaran berbasis Inquiry .................................................................. 8 2.3 Strategi Pelaksanaan Inquiry ..................................................................... 11 2.4 Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry .......................................... 12 2.5 Belajar dan Hasil Belajar … ..................................................................... 13 2.6 Hubungan Penggunaan Modul Chemistry Magazine Berbasis Inquiry dengan Hasil Belajar pada Materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi ……… 16 2.7 Kajian Penelitian yang Relevan ……………………………………… ... 18 2.8 Kerangka Berpikir ……………………………………………………… 19 2.9 Hipotesis ................................................................................................... 22 3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 23 3.1 Penentuan Subyek Penelitian .................................................................... 23 3.2 Variabel Penelitian .................................................................................... 24 3.3 Desain Penelitian ....................................................................................... 24 3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 27 3.5 Instrumen Penelitian.................................................................................. 28 3.6 Metode Analisis Data Penelitian ............................................................... 39 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 52 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 52 4.2 Pembahasan ............................................................................................ 62 4.3 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian………………………………….. 81 5. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 83 5.1 Simpulan ................................................................................................... 5.2 Saran ......................................................................................................... 83 83 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85 LAMPIRAN .................................................................................................... 88 xi DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1.Klasifikasi Daya Pembeda ....................................................................... 33 3.2.Klasifikasi Tingkat Kesukaran ................................................................. 34 3.3.Perubahan Nomor Soal Uji Coba ............................................................. 37 3.4.Hasil Uji Normalitas Populasi .................................................................. 40 3.5.Hasil Uji Homogenitas Populasi .............................................................. 42 3.6.Ringkasan Perhitugan Uji Anava ....................................................... ...... 43 3.7.Hasil Uji Anava Satu Jalur ............................................................... ........ 44 3.8.Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelas ................................. 50 3.9.Kategori Rata-rata Nilai Tiap Aspek Ranah Afektif dan Psikomotorik ..................................................................................... 50 4.1.Data Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal .............................................. 52 4.2.Hasil Uji Normalitas Populasi................................................................... 53 4.3.Hasil Uji Anava Satu Jalur ............................................................... ........ 54 4.4.Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................... 54 4.5.Hasil Uji Normalitas Data Post Test ......................................................... 55 4.6.Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test .................................... 56 4.7.Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal ............................................................ 58 4.8.Rata-rata Hasil Belajar Afektif ................................................................. 59 4.9.Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik ...................................................... 60 4.10.Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................................. 61 4.11.Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................................ 64 xii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1.Alur Penelitian .......................................................................................... 21 3.1.Desain Penelitian ....................................................................................... 27 4.1.Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif .................................................... 68 4.2.Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif ...................................................... 71 4.3.Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik…………………………… . 76 4.4.Diagram Hasil Angket Tanggapan Siswa ……………………………… 79 4.5.Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ………………………… .. 81 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Data Nilai Ulangan Semester Gasal Kelas X Tahun Ajaran 2012 – 2013 ....................................................................... 89 2. Uji Normalitas Data Hasil Ujian Semester Gasal ..................................... 90 3. Uji Homogenitas Populasi ....................................................................... 99 4. Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi .................................. .. 100 5. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 102 6. Silabus ....................................................................................................... 103 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) ....................... 105 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) .............................. 126 9. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Soal Uji Coba Materi Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi ......................................................... 147 10. Soal Uji Coba ........................................................................................... 149 11. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ................................................................. 159 12. Uji Reliabilitas Soal Uji Coba dan Post Test ............................................ 165 13. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Soal Post Test Materi Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi ......................................................... 166 14. Soal Post Test ............................................................................................ 168 15. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Afektif.......................... .. 174 16. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Psikomotorik................ .. 175 17. Analisis Uji Coba Angket Tanggapan Siswa........................................ .... 176 18. Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 178 19. Uji Normalitas Data Hasil Post Test ........................................................ 179 20. Uji Kesamaan Dua Varian Hasil Belajar Post Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol ......................................................... 21. Analisis terhadap Pengaruh Variabel xiv 181 dan Koefisien Determinasi ........................................................................ 182 22. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Satu Pihak Kanan) Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................. 183 23. Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................................ 184 24. Pedoman Penilaian Afektif ...................................................................... 185 25. Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Kelas Eksperimen ................................ 187 26. Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Kelas Kontrol ...................................... 188 27. Pedoman Penilaian Psikomotorik ............................................................ 189 28. Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ..................... 191 29. Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ........................... 192 30. Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ........................................... 193 31. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ........................................... 195 32. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 197 Surat Ijin Penelitian Surat Keterangan Selesai Penelitian Lembar Jawab Soal Uji Coba Lembar Observasi Afektif (Eksperimen) Lembar Observasi Afektif (Kontrol) Penilaian Psikomotorik (Eksperimen) Penilaian Psikomotorik (Kontrol) Lembar Jawab Soal Post Test xv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman dan informasi yang semakin pesat menuntut manusia untuk mengembangkan ilmu dengan cepat. Salah satu pengaruh perkembangan ilmu dalam pendidikan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini digunakan. Menurut Sulistyowati (2012: 80), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dalam pelaksanannya, KTSP menuntut siswa untuk mandiri dengan mengembangkan ilmunya tidak hanya di sekolah, namun di tempat-tempat lain misalnya di rumah dan lingkungan sekitarnya. Sekolah sebagai salah satu tempat siswa mengembangkan ilmunya dengan bimbingan guru membutuhkan perangkat pembelajaran yang optimal guna menunjang kebutuhan siswa. Hasil observasi peneliti secara langsung di kelas X SMA N 1 Magelang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang maksimal dengan masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76. Hal ini berkaitan dengan kurangnya peran siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran masih cenderung terpusat pada guru sehingga siswa belum dapat mengembangkan ilmunya. Siswa mengalami kesulitan pada pembelajaran menggunakan metode konvensional, sehingga guru 1 2 harus mampu menerapkan pembelajaran yang bermakna (Tairab et al., dalam Griffis et al., 2008: 119). Kimia seharusnya menjadi mata pelajaran yang menyenangkan karena erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi di alam, sehingga siswa mampu memahami kimia dengan konsep yang didapat dan dihubungkan dengan peristiwa alam. Fenomena yang terjadi sekarang justru banyak siswa menganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena mereka belajar dengan cara menghafal tanpa tahu makna dibalik materi yang dipelajarinya. Peran guru yang masih dominan dan sumber belajar yang kurang menyebabkan siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk menemukan jawaban atas hal-hal yang menjadi pertanyaan baginya. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dari berbagai variabel pembelajaran. Salah satu variabel pembelajaran yang terkait langsung dengan kualitas pembelajaran adalah tersedianya buku teks. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena berisi materi dan pertanyaan-pertanyaan yang menggali pengetahuan dan mengajak siswa untuk berfikir logis. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 4) modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Ditinjau dari bahasa yang digunakan lebih komunikatif yaitu bahasa diantara formal dan lisan. Modul Chemistry Magazine yang berasal dari kata chemistry yang berarti kimia dan magazine yang berarti majalah, merupakan modul yang 3 dibuat dengan tampilan lebih menarik dan berbasis inquiry yang menjadi khas modul. Tampilan yang menarik akan membuat siswa penasaran dan tertarik untuk mengerjakan soal-soal dalam modul. Inquiry based learning memberi khas dari modul ini dengan menyajikan soal-soal yang dapat menggali pengetahuan. Siswa secara mandiri menemukan jawaban dari permasalahan yang disajikan dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dalam penelitian ini diterapkan pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Reaksi Oksidasi dan Reduksi merupakan peristiwa alam yang mudah dijumpai dalam kehidupan nyata, sehingga materi ini dapat diterima dengan baik oleh siswa dengan pembelajaran berbasis inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan mengembangkan daya pikir. 1.2. Identifikasi Masalah Hasil observasi dari peneliti menunjukkan permasalahan dalam penelitian yang diatasi dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. 1. Hasil belajar kimia dari sebagian besar siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76. 2. Pembelajaran yang masih terpusat pada guru keterlibatan siswa dalam pembelajaran relatif sedikit. menyebabkan 4 3. Sumber belajar yang dimiliki siswa untuk mata pelajaran kimia masih kurang, sehingga siswa belum mampu mengembangkan keilmuan mereka. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan pengamatan awal, maka permasalahan yang akan diteliti dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry adalah: 1. Adakah pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi? 2. Jika ada, berapa besar pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi? 1.4. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui adanya pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. 2. Mengetahui besar pengaruh penggunan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. 5 1.5. Manfaat Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis dan manfaat teoritis sebagai berikut: 1. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada kegiatan belajar mengajar kimia dengan memberikan pengalaman belajar yang berbeda pada siswa dan guru sehingga terjadi perbaikan dalam proses belajar mengajar. 2. Manfaat teoritis Penelitian ini secara teoritis menghasilkan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dengan belajar secara mandiri. 1.6. Batasan Masalah Penulis membatasi masalah yang diteliti agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah. Batasan masalah tersebut yaitu : 1. Pengaruh yang timbul adalah pengaruh pengunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dimana variabel lain sudah dikendalikan. 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kimia pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi yang terdiri dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA N 1 Magelang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Modul Istilah modul dipakai untuk menunjuk pada suatu bahan ajar yang memiliki struktur yang khas, yang berbeda dengan bahan ajar lainnya, seperti buku teks. Bahan ajar yang baik, selain berisi materi pelajaran juga mengandung pertanyaan yang membimbing siswa untuk bereksplorasi dan menghapus kesalahpahaman siswa pada materi pelajaran tersebut (Griffis et al., 2008: 120). Menurut Robinson & Crittenden (1972: 36), modul pembelajaran merupakan paket bahan ajar yang terdiri dari tujuan kegiatan, urutan kegiatan pembelajaran, dan ketentuan untuk evaluator. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Modul dapat dibedakan dari strukturnya selain itu juga dapat dibedakan dari waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya. Setiap modul harus mengandung informasi yang utuh (self contained) walaupun disajikan dengan cara bermacam-macam. Modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk self instruction, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 4). Penulisan modul harus berorientasi pada siswa dan tujuan pembelajaran, untuk itu dalam 6 7 penulisannya perlu digunakan cara-cara yang dapat membantu siswa dalam memahami isi modul. Bahasa yang digunakan bukan bahasa buku teks yang bersifat formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan sebab menulis modul berarti mengajarkan isi modul itu melalui tulisan. Modul memiliki susunan tulisan yang mencerminkan strategi pembelajaran atau urutan kegiatan pembelajaran. Proses penyusunan modul menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 10), terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama, menetapkan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Kedua, memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Ketiga, mengembangkan perangkat penilaian. Menurut Suryosubroto, yang dikutip oleh Wena (2012: 231), tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar ialah agar: a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif. b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri. c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru. d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan. e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar. f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir. 8 Menurut kamus bahasa Indonesia, kata chemistry berarti kimia dan magazine berarti majalah, jadi istilah chemistry magazine merujuk pada istilah majalah kimia, dimana dalam penelitian ini digunakan sebagai istilah untuk modul yang diterapkan pada siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sebagai modul inovasi yang mengadopsi tampilan dari majalah, yaitu dengan tampilan yang menarik. Isi dari modul berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu kesimpulan yang dapat ditemukan sendiri oleh siswa. Siswa dapat mengetahui seberapa jauh kemampuannya dalam memahami materi, sebab dalam modul terdapat kotak penilain dan kunci jawaban. Siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan tertarik untuk menyelesaikan soal-soal dalam modul sehingga hasil belajarnya akan meningkat, selain itu mata pelajaran kimia yang dianggap susah akan berubah menjadi menyenangkan. 2.2. Pembelajaran Berbasis Inquiry Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali siswa dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan siswa. Pemecahan masalah secara selektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan melalui kerjasama secara demokratis (Mulyasa, 2004: 4). Pembelajaran berbasis inquiry dapat membangkitkan rasa ingin tahu untuk memecahkan suatu masalah dan memupuk sikap ilmiah siswa, dengan begitu siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap 9 sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan sains. Pembelajaran inquiry adalah konsep yang mendorong guru untuk memungkinkan peserta didik berhubungan dengan situasi nyata, juga untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang analog dengan kehidupan nyata (Felleti et al., dalam Shih et al., 2010: 51). Eksplorasi, investigasi, dan observasi, mendorong siswa terlibat dalam interaksi sosial yang lebih ketat serta berpikir lebih luas. Menurut Mulyasa (2004: 235), inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Inqury menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif, sehingga siswa dituntut untuk berfikir kritis dengan memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Guru menggunakan teknik inquiry memiliki tujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif serta meneliti sendiri pemecahan masalah. Siswa mencari sumber sendiri dan belajar bersama dalam kelompok, sehingga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya (Rustiyah, 2001: 76). Pembelajaran di dalam kelas akan berpusat pada siswa sebab siswa akan aktif menemukan pemecahan masalah sendiri dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam benak siswa. Inquiry melatih siswa dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam menghadapi masalah, mereka lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk pengamatan dan pencarian jalan keluar. Menurut Joice & Weil (1980: 62), “the general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual discipline and skills necessary to raise question and search out answer stemming from their curiosity” maksudnya, tujuan umum dari proses inquiry 10 untuk membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan kemampuannya untuk bertanya dan mencari jawaban dari keingintahuannya. Rustiyah (2001: 76-77), mengemukakan keunggulan teknik inquiry sebagai berikut: 1. Membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. 3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja keras atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka. 4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5. Memberi keputusan yang bersifat intrinsik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. 9. Menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional. 10. Memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Pembelajaran inquiry dipandang sebagai pembelajan yang efektif, namun menurut Wena (2010), inquiry tetap memiliki kelemahan antara lain : 1. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 11 2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. 4. Membutuhkan fasilitas fisik yang lebih banyak. 2.3. Strategi Pelaksanaan Inquiry Pelaksanaan pembelajaran inquiry di dalam kelas tidak lepas dari peran serta guru dalam mempersiapkan, melaksanakan proses pembelajaran, serta mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Roestiyah (2001: 79), menjabarkan peranan guru dalam pembelajaran inquiry sebagai berikut: (1) menstimulir dan menantang siswa untuk berfikir, (2) memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak, (3) memberikan dukungan untuk inquiry, (4) menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya, (5) mengidentifikasi dan menggunakan teach able moment sebaik-baiknya. Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa, antara lain lingkungan kelas yang fleksibel dan responsif, serta suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Siswa akan merasakan suasana bebas di dalam kelas, sehingga setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Sintak Inquiry menurut Joice & Weil (1980: 66), sebagai berikut: 1. Penyelidikan masalah dengan menggunakan prosedur inquiry. 12 2. Pengumpulan data dengan memverifikasi obyek dan kondisi dari suatu masalah. 3. Pengumpulan data eksperimen dengan mencari hubungan antar variabel. 4. Merumuskan penjelasan tentang solusi dari permasalahan. 5. Merumuskan penjelasan yang lebih efektif. 2.4. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry Menurut Unesco (dalam Mulyasa, 2004: 9) mengemukakan dua prinsip pendidikan yang sangat relevan dengan Pancasila, pertama: pendidikan harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be); kedua, belajar seumur hidup (life long learning). Prinsip-prinsip pendidikan yang dikemukakan oleh Unesco menjadi motivasi bagi peneliti untuk menerapkannya pada penelitian ini. Penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman konsepnya terhadap kimia dengan belajar mandiri. Modul yang mengadopsi tampilan dari majalah ini memiliki ciri khas inquiry, sehingga materi akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa mampu menemukan jawaban sendiri dari permasahan yang ada. Modul inquiry harus didasarkan pada sistem-sistem yang dinamis, membimbing siswa untuk mengumpulkan data, dan harus sesuai dengan pengetahuan yang ingin ditekankan guru untuk siswanya (Griffis et al., 2008: 119). Modul Chemistry 13 Magazine berbasis Inquiry akan membantu siswa mengembangkan daya pikir secara sistematis dan logis sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat. Isi dari modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan menyajikan masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi, misalnya masalah pencegahan korosi atau proses pemutihan. Siswa dapat bekerjasama dengan teman atau guru di luar sekolah dalam meyelesaikan soal-soal dalam modul. Pengalaman belajar yang didapat siswa dari pembelajaran yang menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ini akan sangat banyak sebab siswa tidak hanya mendengar dan melihat namun juga dapat melakukan sendiri. Siswa akan terbiasa berfikir logis dalam menemukan penyelesaian masalah sehingga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Penilaian mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian dilakukan melalui tes dan non tes. Penilaian tes akan menggunakan pilihan ganda, sedangkan non tes dilakukan melalui pemberian tugas. Penilaian sikap dilakukan dengan pengamatan yang menggunakan rubrik penilaian yang sesuai. 2.5. Belajar dan Hasil Belajar Konsep belajar telah diungkapkan oleh banyak pakar pendidikan. Menurut Mahmud (1989: 121), belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksinya dengan lingkungan dimana ia berada. Perubahan tersebut relatif konstan dan berbekas. Dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih bermakna jika siswa 14 mengalami sendiri dan mengetahui manfaat dari yang dipelajari. Ilmu yang didapat dari belajar bermakna akan lebih lama tersimpan dalam memori otak. Menurut Catharina (2009), banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa, diantaranya faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri atau faktor internal, dan yang berasal dari luar atau faktor eksternal. Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri atau faktor internal meliputi: a. Kondisi fisik Kondisi fisik terjadi dari dalam diri individu tersebut dan nampak dari luar serta identik dengan faktor kesehatan organ tubuh. Kondisi ini dapat mempengaruhi cara belajar dan keinginan belajar seseorang. b. Kondisi psikis Kondisi psikis ialah kondisi yang dapat dimengerti dan diketahui dari evaluasi, seperti kecerdasan, bakat, minat, emosi dan kemampuan bersosialisasi. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar mengajar (Sudjana, 2005: 20). Dipandang dari sisi seorang guru, hasil belajar merupakan indikator atau ukuran dari keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal jika strategi dan pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan situasi dan kondisi. Guru juga harus mampu menentukan media belajar siswa yang 15 diperlukan untuk kegiatan belajar sesuai dengan materi dan tujuan instruksionalnya. Bloom sebagaimana dikutip dalam Catharina (2009: 6-10), mengusulkan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu : 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual. Dimensi proses kognitif meliputi mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). 2) Ranah Afektif Taksonomi tujuan pembelajaran afektif, dikembangkan oleh Krathwohl et al., merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, nilai, penghargaan, dan penyesuaian diri. Kategori tujuan pembelajaran ini mencerminkan hirarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. 3) Ranah Psikomotorik Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf. Ranah psikomotorik mencakup lima tingkatan yaitu peniruan, penggunaaan, ketepatan, dan naturalisasi. Dalam pembelajaran kimia aspek psikomotor diukur dari keterampilan kerja di laboratorium misalnya dengan mempertimbangkan kemampuan merangkai alat, melaksanakan prosedur 16 kerja, menjaga kebersihan dan kelengkapan alat sebelum dan sesudah praktek. 2.6. Hubungan Penggunaan Modul Chemistry Magazine Berbasis Inquiry dengan Hasil Belajar pada Materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri di luar sekolah, sehingga ketika di dalam kelas mereka mampu berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini akan menggeser paradigma pembelajaran yang semula terpusat pada guru dan kurang menyenangkan menjadi terpusat pada siswa dan menyenangkan. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan mengarahkan siswanya pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pengetahuan siswa akan bermakna jika didasari oleh keingintahuan dan dicari serta ditemukan oleh siswa itu sendiri. Kimia dapat menjelaskan proses yang terjadi dalam sebagian besar fenomena alam yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang kerap menjadi pertanyaan siswa. Berbekal fakta tersebut, maka peneliti menggunakan materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi sebagai materi penelitian, sebab materi ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang akan digunakan siswa dalam materi ini akan mengarahkan siswa untuk menemukan pemecahan masalah, sehingga materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi akan mudah dipahami dan lebih bermakna bagi siswa. 17 Griffis et al. (2008: 119), menyatakan bahwa modul inquiry memungkinkan siswa untuk tidak hanya mengakses data otentik namun juga mudah mencari data, terdapat grafik, dan dapat digunakan untuk membangun argumen tentang hubungan antara variabel lingkungan dan materi yang dipelajari. Isi modul dibuat pertanyaan–pertanyaan yang membimbing siswa dalam menemukan jawaban. Misalnya pada proses perkaratan besi, siswa diberi gambar besi yang sudah berkarat, kemudian diberi pertanyaan seperti “Apa yang dapat teramati dari besi yang berkarat?”. Pertanyaan–pertanyaan tersebut dapat memancing siswa untuk mengamati perubahan fisik yang terjadi pada besi berkarat, sehingga akan muncul pertanyaan selanjutnya tentang reaksi kimia yang terjadi. Guru dapat menyajikan reaksi kimia yang terjadi, yaitu: 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s) (Zumdahl et al., 2007: 657). Reaksi kimia yang disajikan oleh guru dapat mengarahkan siswa pada konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) bukan hanya hafalan saja, karena siswa harus dapat membedakan antara reaksi redoks dengan reaksi yang lain. Menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa atau ion memang sudah ada aturan yang biasa dipakai, namun biasanya dalam menyampaikan materi tentang biloks guru jarang memberitahu siswa latar belakang aturan tersebut, sehingga siswa hanya menghafal aturan saja. Konsep biloks juga dapat digunakan untuk menentukan tata nama senyawa. Beberapa unsur dapat membentuk senyawa dengan memiliki lebih dari satu biloks. Kegiatan inquiry dalam pembahasan tata nama memang tidak sampai kepada 18 ranah penelitian/praktikum di laboratorium, namun dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan, misalkan siswa tidak hanya memberi nama suatu senyawa tetapi siswa juga menemukan sendiri rumus kimia dari suatu senyawa, karena dengan begitu siswa akan lebih memahami peran biloks dalam penentuan tata nama senyawa. Pembelajaran ini memungkinkan guru sebagai fasilitator dan motivator, selebihnya siswa yang aktif berpikir kreatif, mengumpulkan informasi dan menemukan jawabannya sendiri. Siswa dapat belajar mandiri dan berdiskusi dengan siswa lain sehingga keefektifan waktu dapat tercapai dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Siswa akan diminta mengkomunikasikan kembali hasil temuan mereka di depan kelas sehingga akan terjadi diskusi kelas yang terbimbing. Proses ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir, berani mengemukakan pendapat, dan dapat menemukan kesimpulan dari jawaban dari permasalahan yang ada. 2.7. Kajian Penelitian yang Relevan Peneliti mengambil tiga penelitian yang relevan sebagai acuan penelitian. Menurut penelitian Supramono (2008), dengan menggunakan modul Physics by Inquiry untuk praktikum, pertumbuhan penguasaan konsep Fisika Dasar I semakin baik dengan semakin tinggi kebersamaan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Modul Physics by Inquiry menggunakan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan proses ilmiah dan konsep Fisika yang 19 memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menguasai konsep Fisika Dasar melalui kegiatan laboratorium. Penelitian Griffis et al. (2008), menggunakan modul inquiry yang didalamnya berisi kegiatan untuk menginvestigasi lingkungan, sehingga pengguna modul diajak untuk peduli pada lingkungan. Modul inquiry yang dikebangkan oleh Griffis et al. merupakan modul elektronik yang dapat dikembangkan isinya oleh pengguna. Pengguna modul adalah siswa sekolah menengah yang berusia antara 12 sampai 13 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat bila siswa menggunakan modul inquiry dan berpartisipasi secara langsung dalam mengembangkan informasi di dalam modul inquiry. Sedangkan pada penelitian Shih et al. (2010), menggunakan pembelajaran inquiry berbasis mobile. Tujuan menggunakan pembelajaran berbasis mobile adalah agar siswa dapat belajar secara mandiri dimanapun dan kapanpun, sedangkan inquiry based learning mengarahkan siswa untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan hasil positif yang signifikan dalam hasil belajar siswa dengan meggunakan pembelajaran inquiry berbasis mobile. 2.8. Kerangka Berpikir Hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Magelang kurang maksimal dengan masih banyaknya siswa yang di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76, hasil ini didapat dari observasi peneliti secara langsung. Pembelajaran yang masih cenderung terpusat pada guru menyebabkan 20 kecilnya peran siswa dalam pembelajaran sehingga siswa belum dapat mengembangkan ilmunya. Bukan hanya itu, sumber belajar siswa masih kurang, sebab siswa hanya memakai buku paket saja tanpa adanya modul, oleh karena itu diperlukan bahan ajar yang dapat membantu siswa belajar secara mandiri, sehingga siswa dapat lebih mengembangkan ilmunya. Berangkat dari permasalahan ini, maka dibuat modul pembelajaran berbasis inquiry yang mengadopsi tampilan sebuah majalah, yaitu modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan membantu siswa dalam belajar secara mandiri sehingga mereka dapat mengembangkan daya pikir secara sistematis dan logis. Menambah bahan ajar menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dan mengubah sistem pembelajaran di kelas menjadi student center diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan, siswa dapat lebih luas mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya selain itu siswa dapat melatih komunikasi, kerjasama serta mengungkapkan pendapatnya antar sesama siswa. Prestasi belajar dapat dijadikan tolok ukur pelaksanaan pembelajaran di kelas. Prestasi belajar juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti: kemampuan, minat, motivasi, perhatian dan kreativitas. Sedangkan faktor eksternal seperti: lingkungan belajar dan kualitas pembelajaran. Bahan ajar dan sistem pembelajaran yang sesuai dengan materi akan menentukan prestasi belajar siswa. 21 Penyebabnya adalah: 1. Kurangnya peran siswa dalam pembelajaran 2. Pembelajaran cenderung teacher center 3. Sumber belajar siswa masih kurang Hasil belajar siswa belum memenuhi KKM Kelas eksperimen Kelas kontrol Penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dan pembelajaran berbasis inquiry Tanpa menggunakan modul dan pembelajaran berbasis inquiry Kelebihan : modul dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri. Pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui sistem ini dianggap lebih bermakna. Kelebihan : siswa tidak perlu beradaptasi dalam menggunakan modul untuk tugas dirumah. Kelemahan : pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan sangat terbatas karena siswa tidak mendapat bimbingan di luar jam pelajaran. Kelemahan : memerlukan waktu yang relatif panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Mempengaruhi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik Hipotesis Gambar 2.1. Alur Penelitian 22 2.9. Hipotesis Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Subyek Penelitian 3.1.1. Populasi Sugiyono (2009), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA N 1 Magelang tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas X SMA N 1 Magelang yang terdiri dari 9 kelas berjumlah 269, dengan ciri-ciri populasi: a. Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas X SMA N 1 Magelang. b. Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2. c. Siswa-siswa tersebut dalam pelaksanaan pengajarannya, diajar dengan kurikulum dan jumlah jam pelajaran yang sama. 3.1.2. Sampel Penentuan sampel untuk siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik cluster random sampling, pengambilan anggota sampel di dalam populasi dilakukan secara acak berdasarkan kelas, dimana kelas-kelas tersebut berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang 23 24 sama. Berdasarkan hasil pengambilan sampel secara acak diperoleh kelas eksperimen yaitu siswa kelas X-7 sedangkan siswa kelas X-8 sebagai kelas kontrol. 3.2.Variabel Penelitian 3.2.1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran. 3.2.2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. 3.2.3. Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu kurikulum, guru, materi dan jumlah jam pelajaran. 3.3. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan rancangan langkah-langkah penelitian yang dirancang sendiri oleh peneliti, digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.3.1. Observasi Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di kelas, observasi dilakukan pada cara mengajar guru, kondisi siswa, dan arsip yang berupa daftar nilai kelas. Observasi yang dilakukan pada ketiga aspek 25 memunculkan kesimpulan yang berupa hasil belajar sebagian besar siswa kelas X SMA N 1 Magelang belum mencapai KKM yaitu 76, pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru dan sumber belajar bagi siswa yang masih kurang. 3.3.2. Persiapan Tahap persiapan berisi formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan dan analisis kelaikan hipotesis tindakan. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian untuk kelas eksperimen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, serta instrumen penilaian untuk kognitif berupa soal tes, lembar observasi untuk afektif dan psikomotorik, instrumen penelitian untuk kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen namun tanpa menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. RPP disusun sesuai silabus yang berlaku dengan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan sesuai dengan tahapan pembelajaran Inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry disusun sesuai dengan materi pembelajaran. Instrumen penilaian terdiri dari tes untuk penilaian kognitif, lembar observasi untuk psikomotorik dan afektif. Instrumen tindakan diuji coba terlebih dahulu pada kelas XI IA-1 sebelum dapat dipakai untuk penelitian, setelah tahap uji coba didapatkan instrumen yang sudah valid dan reliabel. 26 3.3.3. Proses Proses yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa serangkaian aktivitas yang dirancang secara sistematis dengan menggunakan Inquiry based learning untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya. Proses pada kelas eksperimen dan kontrol selama pembelajaran di kelas hampir sama, yang berbeda adalah untuk kelas eksperimen siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri di luar jam pelajaran, sedangkan pada kelas kontrol siswa tidak menggunakan modul. Pada pertemuan terakhir, yaitu setelah materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi selesai dibahas, guru memberikan post test untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. 3.3.4. Analisis Penelitian ini menggunakan metode uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, sehingga digunakan kelas eksperimen dan kontrol. Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah proses selesai, sehingga akan didapat suatu kesimpulan tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. 27 guru siswa observasi Hasil belajar arsip Kelas kontrol Hasil belajar di bawah KKM Sumber belajar siswa masih kurang Pembelajaran cenderung teacher center Kelas eksperimen persiapan persiapan Instrumen penelitian Instrumen teruji RPP Instrumen penelitian Uji coba Instrumen penilaian RPP Chemistry Magazine berbasis Inquiry Data Analisis data Simpulan Gambar 3.1. Desain Penelitian 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil dokumen atau datadata yang mendukung penelitian. Peneliti mengumpulkan daftar nilai ulangan Instrumen penilaian 28 semester gasal mata pelajaran kimia. Data yang dikumpulkan ini digunakan untuk analisis tahap awal. 3.4.2. Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengukur pengetahuan dan hasil belajar kimia siswa dari kedua kelas sampel. Perangkat tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban dan 1 jawaban tepat. 3.4.3. Metode Observasi Metode observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung terutama pada aspek afektif dan psikomotorik dari siswa, yakni mengetahui seberapa besar peran siswa dalam pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil belajar siswa direkap dalam lembar observasi untuk mengetahui perkembangan siswa selama proses berlangsung. Indikator-indikator yang dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek hasil belajar dicantumkan dalam lembar pengamatan. 3.4.4. Metode Angket Angket berguna untuk mengetahui keterlibatan dan respon siswa serta ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Angket disebarkan pada akhir penelitian. 3.5. Instrumen penelitian Peneliti menggunakan penggalan silabus untuk materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengandung 29 sintak pembelajaran inquiry, modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, soal tes, lembar observasi aktivitas siswa, dan angket sebagai instrumen penelitian untuk kelas eksperimen dan instrumen penelitian yang sama namun tanpa modul untuk kelas kontrol. RPP disusun untuk 6 kali pertemuan atau 10 jam pelajaran. 3.5.1. Penyusunan Soal Uji Coba Soal tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan lima buah kemungkinan jawaban dan satu jawaban yang tepat. Langkah-langkah penyusunan instrumen uji coba sebagai berikut: (1) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah butir soal yang diujicobakan sebanyak 50 butir soal dengan alokasi waktu untuk mengerjakan soal uji coba selama 90 menit. (2) Menentukan tipe atau bentuk tes yang berbentuk pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban. (3) Menentukan komposisi jenjang Komposisi jenjang dari perangkat tes uji coba terdiri dari 50 butir soal yaitu: Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 5 soal = 10 % Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 22 soal = 44 % Aspek penerapan (C3) terdiri dari 19 soal = 38 % Aspek analisis (C4) terdiri dari 4 soal = 8 % (4) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal (5) Menyusun butir-butir soal (6) Mengujicobakan soal 30 (7) Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. (8) Menyusun soal. 3.5.2. Tahap Uji Coba Instrumen Tahap uji coba instrumen dilakukan setelah instrumen tersusun rapi, langkah-langkahnya adalah melakukan konsultasi kepada ahli untuk instrumen-instrumen yang telah disusun seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, dan instrumen penelitian. Soal-soal uji coba dilakukan pada siswa kelas XI IA-1 karena kelas tersebut sudah mendapatkan materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. 3.5.3. Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal Soal uji coba dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013 di kelas XI IA-1 SMA N 1 Magelang. Instrumen tes yang diujikan harus sudah melalui tahap pengujian. Suatu instrumen tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur hasil belajar apabila memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. 3.5.3.1. Validitas Item Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Suharsimi, 2006: 168). Validitas instrumen tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal. Perangkat tes dikatakan telah 31 memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Peneliti menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing. Rumus Korelasi poin biserial digunakan untuk menghitung validitas butir soal yaitu sebagai berikut. rpbis X p Xt St p q Keterangan : : koefisien korelasi biseral X p : rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal X t : rata-rata skor total St : standar deviasi skor total p : proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal p= q : proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal q=1–p (Suharsimi, 2006: 283-284) Hasil perhitungan ( thitung rpbis kemudian digunakan untuk mencari signifikasi ) dengan rumus : t rpbis n 2 1 rpbis 2 (Sudjana, 2005: 380) 32 Keterangan: t = t (hitung) atau nilai t yang diperoleh melalui perhitungan pbi = koefisien korelasi point biserial n = jumlah siswa Kriteria : jika thitung > ttabel(1- α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka butir soal tersebut valid. (Sudjana, 2005: 377) Perhitungan validitas soal, diperoleh 36 soal valid dan 14 soal tidak valid. Soal yang valid yaitu soal nomor 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 41, 43, 44, 45, 47, 49, 50. 3.5.3.2. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal dapat disebut indeks diskriminasi yang dapat disingkat sebagai D. Daya pembeda soal (D) dari sebuah butir soal menyatakan kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suharsimi, 2006: 211). Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal sebagai berikut : (1) Mengurutkan skor hasil tes uji coba mulai dari skor tertinggi hingga skor terendah. (2) Mengelompokkan peserta tes menjadi 27 % skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok terbawah (JB). Daya pembeda soal dihitung menggunakan rumus : 33 D B A BB PA PB JA JB (Suharsimi, 2006: 213) Keterangan: D = Daya pembeda BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya siswa pada kelompok atas JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah Tabel 3.1. Klasifikasi Daya Pembeda Interval Kriteria DP 0,00 Sangat jelek (very poor) 0,00< DP 0,20 Jelek (poor) 0,20< DP 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40< DP 0,70 Baik (good) 0,70< DP 1,00 sangat baik (excellent) (Suharsimi, 2006: 218) Menurut Widodo (2009: 19), soal yang baik memiliki daya pembeda soal antara 0,20 sampai 0,70. Melalui hasil perhitungan daya pembeda soal maka diperoleh soal yang mempunyai daya beda „jelek‟ yaitu 1, 3, 11, 20, 23, 30, 35, 39, 40, 42, 46, dan 48. Soal yang mempunyai daya beda “cukup” yaitu 4, 5, 6, 7, 8, 10, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 36, 38, 41, 43, 44, 45, 47, dan 49. Soal yang mempunyai daya beda “baik” yaitu 2, 12, 13, 17, 25, 34, 36, dan 50. Soal yang mempunyai daya beda “baik sekali” yaitu soal nomor 9. 34 3.5.3.3.Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang baik akan benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa yang diteliti. Kualitas soal yang baik dapat diperoleh, disamping memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukarannya. Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus : IK JB A JB B JS A JS B Keterangan : IK = Indeks kesukaran JB A = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah JS A = banyak siswa pada kelompok atas JS B = banyak siswa pada kelompok bawah Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesukaran seperti ditunjukkan Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Interval Kriteria IK = 0,00 Sangat Sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK < 1,00 Mudah IK = 1,00 Sangat Mudah (Suharsimi, 2006: 210) 35 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, tidak diperoleh soal dengan kriteria “sangat sukar” dan “sangat mudah”. Soal yang termasuk kategori “mudah” yaitu 1, 3, 5, 6, 7, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43. Soal dengan kategori “sedang” yaitu 2, 4, 9, 10, 11, 12, 18, 23, 24, 25, 34, 37, 45, 46, 47, 48, dan 50. Soal dengan kategori “sukar” yaitu 8, 26, 33, 35, 44 dan 49. 3.5.3.4. Reliabilitas Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21. k r11 1 k 1 X (k X ) kVt Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = jumlah butir soal Vt = varians total X = rata-rata skor total (Suharsimi, 2006: 189) Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel. 36 Hasil analisis diperoleh data untuk soal uji coba r11 = 0,664 sedangkan soal post test r11 = 0,673 dan harga rtabel = 0,433. Karena r11 > rtabel sehingga soal tersebut reliabel. 3.5.3.5. Transformasi Nomor Soal Hasil analisis validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas pada soal uji coba, diperoleh 36 butir soal yang baik dan dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif siswa. Nomor soal yang dapat digunakan yaitu 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 41, 43, 44, 45, 47, 49, dan 50. Beberapa nomor soal sebenarnya tidak dapat digunakan karena melebihi batas kriteria tingkat kesukaran (0,3 sampai 0,7), yaitu nomor 5, 6, 7, 8, 13, 14 15, 17, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 36, 37, 38, 41, 43, 44, dan 49 namun karena kelalaian peneliti nomor soal tersebut masuk dalam kriteria digunakan. Soal post test siswa hanya menggunakan 29 soal dari 36 butir soal yang dapat digunakan, yaitu dengan pertimbangan waktu yang dialokasikan untuk post test dan kemampuan siswa. Butir soal yang dipilih sebagai soal post test adalah 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 18, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 41, 43, 44, 47, dan 50. Ke-29 soal yang dipilih untuk alat ukur kognitif siswa akan diubah menjadi nomor soal yang baru sebagai soal post test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan nomor soal uji coba ke dalam soal post test dimuat dalam Tabel 3.3. 37 Tabel 3.3. Perubahan Nomor Soal Uji Coba Nomor awal Nomor akhir Nomor awal (soal uji coba) (soal post test) (soal uji coba) 2 1 27 5 2 28 6 3 29 7 4 31 9 5 32 10 6 33 12 7 36 13 8 37 14 9 38 15 10 41 18 11 43 21 12 44 24 13 47 25 14 50 26 15 Sumber : data penelitian yang diolah Nomor akhir (soal post test) 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3.5.4. Merancang Lembar Observasi 3.5.4.1. Validitas Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk menilai hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, lembar observasi diujicobakan di kelas X-6 karena kelas tersebut lebih cepat mendapatkan materi Reaksi Oksidai dan Reduksi dibandingkan kelas X yang lain. Pengujian validitas instrumen lembar observasi ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2010: 352). 38 3.5.4.2. Reliabilitas Lembar Observasi Reliabilitas lembar observasi diukur menggunakan kesepakatan pengamat dengan rumus 6Σb2 Rho = 1 N (N2 – 1) Keterangan: Rho = reliabilitas kesepakatan b = beda peringkat antara pengamat satu dengan pengamat kedua N = jumlah subyek (Sudjana, 2002:455) Harga Rho> 0,60 atau melebihi harga Rho tabel maka lembar pengamatan sudah dinyatakan reliabel (Widodo, 2009:62). Hasil perhitungan reliabilitas lembar observasi untuk aspek afektif diperoleh rho 0,873 dan untuk aspek psikomotorik sebesar 0,776. Harga rho kedua aspek lebih besar dari 0,60, sehingga instrumen tersebut reliabel. 3.5.5. Merancang Angket Tanggapan Siswa 3.5.5.1. Validitas Angket Pengujian validitas instrumen lembar angket ini menggunakan pengujian validitas konstruk dengan pertimbangan ahli, artinya peneliti mengembangkan angket dengan meminta bantuan ahli yang relevan, dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi dan guru pamong (Widodo, 2009: 60). 39 3.5.5.2. Reliabilitas Angket Reliabilitas angket dapat diukur dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach. ( ) Keterangan: k = banyak butir angket Vbutir = varians skor tiap butir Vt = varians skor total (Widodo, 2009: 61) Instrumen angket dikatakan reliabel jika r11 lebih besar daripada rtabel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 0,595 dan rtabel 0,361 dengan α = 5% dan n = 30, r11>rtabel maka instrumen angket tersebut reliabel. 3.6. Metode Analisis Data Penelitian Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah mengadakan penelitian, sehingga akan didapat suatu kesimpulan tentang keadaan yang sebenarnya dari subyek yang diteliti. Analisis data dalam penelitian terdiri atas dua tahap yaitu tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel dan tahap akhir digunakan untuk menguji dampak penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap pembelajaran kimia pada kelas eksperimen dan perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen. 40 3.6.1. Analisis Data Tahap Awal 3.6.1.1. Uji Normalitas Data Uji kenormalan dilakukan untuk mengetahui data awal berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Data yang diperoleh pada penelitian nanti adalah dari hasil ulangan akhir semeter I mata pelajaran kimia kelas X SMA N 1 Magelang. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-kuadrat dengan rumus: k x2 i 1 (Oi Ei ) 2 Ei Keterangan : χ2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas Harga χ2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan χ2 tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Data berdistribusi normal jika χ2 hitung < χ2 tabel (Sudjana, 2005: 273). Hasil analisis uji normalitas populasi dimuat dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Hasil Uji Normalitas Populasi No 1 2 3 4 Kelas X-1 X-2 X-3 X-4 χ2hitung χ2tabel Kriteria 3,394 1,100 2,568 5,341 7,81 7,81 7,81 7,81 Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal 41 5 6 7 8 9 X-5 X-6 X-7 X-8 X-9 6,063 4,933 6,506 2,649 2,835 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Sumber : data penelitian yang diolah Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung untuk setiap data kurang dari χ2tabel dengan dk = k-3 dan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. 3.6.1.2. Uji Homogenitas Populasi Uji homogenitas populasi digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya varians populasi. Setelah data mempunyai homogenitas yang sama baru diambil sampel dengan teknik Cluster random sampling. Uji kesamaan varians dari k buah kelas (k >2) populasi dilakukan dengan menggunakan Uji Bartlett. Hipotesis yang digunakan adalah: Ho: σ12= σ22 = … =σ92 (varian kelompok 1 tidak berbeda dengan kelompok yang lain) Ha: σ12≠ σ22 = … = σ92 (minimal varian dari salah satu kelompok berbeda) Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: a. Menghitung σ2 dari masing-masing kelas b. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: σ2 42 c. Menghitung harga satuan B dengan rumus: d. Menghitung nilai statistik chi kuadrat (X2) dengan rumus: { ∑ } Keterangan: σi2 = variansi masing-masing kelompok σ2 = variansi gabungan B = koefisien Bartlett ni = jumlah siswa dalam kelas Harga 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan 2 tabel dengan taraf signifikan () = 5% dan derajat kebebasan (dk) = k–1. Populasi homogen jika 2 hitung < 2 (1-)(k-1) (Sudjana, 2005: 261). Hasil uji homogenitas dimuat dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5. Hasil Uji Homogenitas Populasi Data χ2hitung Nilai ulangan 5,247 akhir semester I Sumber : data penelitian yang diolah. χ2tabel Kriteria 15,5 Homogen Hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung kurang dari χ2tabel dengan dk = 8 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa kesembilan populasi mempunyai varians yang sama (memiliki homogenitas yang sama), sehingga dapat diambil kelas sampel secara cluster random 43 sampling, yaitu siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X-8 sebagai kelas kontrol. 3.6.1.3. Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji anava satu arah, yang bertujuan untuk mengetahui apakah populasi memiliki keadaan awal yang sama atau tidak. Pengujian ini ada beberapa langkah, yaitu: 1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY) RY (X ) 2 n 2) Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY) 3) Menentukan jumlah kudrat total (JK total) JKtot = ∑(Xi)2 4) Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY) DY = JKtot – RY – AY Tabel 3.6 Ringkasan Perhitungan Uji Anava Sumber Variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total Dk 1 k-1 ∑ JK RY AY DY ∑ KT K=RY:1 A=AY:(k-1) F D=DY/ ∑ Hipotesis yang digunakan adalah: Ho: … (rata-rata kelompok 1 tidak berbeda dengan kelompok yang lain) 44 Ha :1 ≠ 2 =… = 9 (minimal varian dari salah satu kelompok berbeda) Ho diterima jika Fhitung< Fα(k-1)(n-k) , ini berarti bahwa tidak ada perbedaan ratarata keadaan awal populasi.(Sugiyono, 2007:17). Hasil uji kesamaan keadaan awal populasi dimuat dalam Tabel 3.7. Tabel 3.7. Hasil Uji Anava Satu Jalur Data Nilai ulangan akhir semester I Fhitung Ftabel 2,30 2,55 Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh Fhitung kurang dari Ftabel dengan dk pembilang= 8 dan dk penyebut = 260 dan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari kesembilan populasi. 3.6.2. Analisis Data Tahap Akhir 3.6.2.1. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data akhir yang akan dianalisis sehingga dapat ditentukan uji statistika selanjutnya yang akan digunakan. Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji Chi Kuadrat (χ2) dengan rumus: (Oi Ei ) 2 x Ei i 1 k 2 Keterangan : (Sudjana, 2005: 273) 45 X2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas 2 hitung 2 (1 ) ( k 3) dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan (k-3), maka data berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan 2 (21 )( k 3) dengan taraf signifikan 5 % dan statistik parametrik. Jika hitung derajat kebebasan (k-3), maka data tidak berdistribusi normal sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik non parametrik (Sudjana, 2005: 273). 3.6.2.2. Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui kesamaan varians data hasil post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus yang digunakan: F= ( Sudjana 2005: 250) Jika harga Fhitung < Fα(nb-1)(nk-1) (taraf signifikan 5%), maka varians data hasil belajar siswa kelas kontrol tidak berbeda dengan varians data hasil belajar siswa kelas eksperimen. Jika harga Fhitung ≥ Fα(nb-1)(nk-1) (taraf signifikan 5%), maka varians data hasil belajar siswa kelas kontrol berbeda dengan varians data hasil belajar siswa kelas eksperimen. 3.6.2.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, yaitu penggunaan modul Chemistry Magazine 46 berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Data post test dianalisis dengan menggunakan analisis Koefisien korelasi biserial untuk mengetahui adanya pengaruh, sedangkan koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh. 3.6.2.3.1. Analisis Pengaruh Variabel Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan rumus Koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah : (X X ) (Sudjana, 2005: 390) Keterangan : rb= koefisen korelasi biserial X = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen X = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol p = proporsi siswa kelompok eksperimen q = proporsi siswa kelompok kontrol q =1–p u = tinggi ordinat pada kurva normal pada titik-titik yang memotong bagian normal baku menjadi bagian p dan q = simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok 47 3.6.2.3.2. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi disebut koefisien penentu karena varian yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel bebas. Harga koefisien determinasi adalah rb2. Rumus yang digunakan adalah : KD = rb2 x 100% dimana, KD : koefisien determinasi Rb : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien biserial (Sudjana, 2005: 369). 3.6.2.4. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Satu Pihak Kanan) Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada kelompok eksperimen sehingga hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah : H0 = X eksperimen ≤ X kontrol (rata-rata kelompok eksperimen tidak lebih besar dari kelompok kontrol) Ha = X eksperimen > X kontrol (rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol) Jika S12 = S22 digunakan rumus t thitung = X1 X 2 1 1 S n1 n2 dk = n1 + n2 -2 Dengan S = n1 1S12 n2 1S 22 n1 n2 2 48 Keterangan : X 1 = Rata-rata post test kelas eksperimen X 2 = Rata-rata post test kelas kontrol n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n 2 = Jumlah siswa kelas kontrol S12 = Varians data kelas eksperimen S12 = Varians data kelas kontrol S = Simpangan baku gabungan (Sudjana, 2005: 243) Jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2), hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen tidak lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol. Jika thitung t(1-)(n1+n2-2), maka rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol. Jika S12S22 digunakan rumus t’ t‟hitung = Jika t‟ < S X1 X 2 2 1 / n1 S 22 / n2 (Sudjana. 2005: 245) w1t1 w2 t 2 , maka rata-rata hasil belajar kimia kelas w1 w2 eksperimen tidak lebih baik dari nilai rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol. Jika t‟ w1t1 w2 t 2 , maka rata-rata hasil belajar kimia kelas w1 w2 eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol. S 12 S 22 dengan : w1 = , w2 = , t1 = t(1-α)(n1-1) dan t2 = t(1-α)(n2-1) n1 n2 Keterangan : 49 X1 = Rata-rata post test kelas eksperimen. X2 = Rata-rata post test kelas kontrol. n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen. n2 = Jumlah siswa kelas kontrol. S1 = Simpangan baku kelas eksperimen. S2 = Simpangan baku kelas kontrol. S = Simpangan baku gabungan. (Sudjana. 2005: 245) 3.6.2.5. Analisis Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Uji ketuntasan bertujuan untuk mengetahui ketuntasan klasikal hasil belajar kimia (keberhasilan kelas) pada kedua kelas. Menurut Mulyasa (2004: 99), keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu, dalam penelitian ini nilai ketuntasn individu adalah 76. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal yaitu: (%) = X 100% n Keterangan: n= jumlah seluruh siswa X= jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. (Anonimous dalam Melly, 2009: 40) 3.6.2.6. Analisis Deskriptif untuk Data Aspek Afektif dan Psikomotorik Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada aspek afektif dan psikomorik siswa. Analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif dengan rumus: 50 Nilai Jumlah skor x100 Skor maksimal (Sudjana, 2001: 47) Tabel 3.8. Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelas Nilai Kriteria 80 < x ≤ 100 Sangat Baik 60 < x ≤ 80 Baik 40 < x ≤ 60 Cukup 20 < x ≤ 40 Jelek 0 < x ≤ 20 Sangat Jelek (Sudjana, 2001: 47) Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu: Jumlah nilai x100 Jumlah responden Tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat Rata - rata nilai tiap aspek dikategorikan pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Ranah Afektif dan Psikomotorik Rata-rata nilai kelas Kriteria 3,40 < x ≤ 4,00 Sangat tinggi 2,80 < x ≤ 3,40 Tinggi 2,20 < x ≤ 2,80 Cukup 1,60 < x ≤ 2,20 Rendah 1,00 < x ≤ 1,60 Sangat Rendah 51 3.6.2.7. Analisis Angket Tanggapan Siswa Analisis angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia pokok materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi yang diungkapkan menggunakan angket. Tiap aspek dari pembelajaran kimia menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam kelas sampel. Hasil jawaban angket dianalisis menggunakan analisis deskriptif presentase untuk mengetahui tingkat dan nilai persetujuan angket. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan 4, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut: 1. “Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi, kondisi tersebut diberi nilai 4. 2. “Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata “Sangat”, kondisi tersebut diberi nilai 3. 3. “Tidak Setuju” yang berada di bawah “Setuju”, diberi nilai 2. 4. “Sangat Tidak Setuju” yang berada di gradasi paling bawah diberi nilai 1. Hasil angket siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam kelas. Rumus yang digunakan adalah : Besarnya persentase tanggapan siswa dihitung dengan menggunakan rumus : Persentase skor = (Sudjana, 2001: 47) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Magelang kelas X materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dari bulan Februari sampai Maret tahun 2013. Data yang diperoleh dari penelitian diolah sehingga didapatkan hasil sebagai berikut. 4.1.1. Analisis Data Tahap Awal Analisis data tahap awal berupa uji normalitas dan homogenitas populasi, yang digunakan sebagai syarat pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling dan untuk membuktikan bahwa kelas eksperimen dan kontrol memiliki kondisi awal yang sama. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal adalah nilai ulangan akhir semester gasal mata pelajaran kimia dari seluruh anggota populasi. Tabel 4.1. Data Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal Jumlah Nilai Siswa Tertinggi 1. X – 1 30 91 2. X – 2 30 96 3. X – 3 30 97 4. X – 4 30 89 5. X – 5 30 90 6. X – 6 30 92 7. X – 7 30 93 8. X – 8 30 89 9. X – 9 29 91 Sumber : data penelitian yang diolah No. Kelas 52 Nilai Terendah 53 63 57 48 49 53 58 54 56 Rata-rata 73,43 79,87 76,17 71,57 74,7 75,43 75,6 69,73 73,83 Standar Deviasi 10,22 8,66 9,56 11,98 11,24 9,272 10,69 9,14 10,59 53 4.1.1.1.Hasil Uji Normalitas Uji normalitas yang diambil dari hasil ulangan akhir semester gasal digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas populasi disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Populasi No Kelas χ2hitung 1 X-1 3,394 2 X-2 1,100 3 X-3 2,568 4 X-4 5,341 5 X-5 6,063 6 X-6 4,933 7 X-7 6,506 8 X-8 2,649 9 X-9 2,835 Sumber: data penelitian yang diolah χ2tabel Kriteria 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 7,81 Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Hasil uji normalitas populasi menunjukkan semua kelas anggota populasi berdistribusi normal dengan χ2 hitung < χ2 tabel. 4.1.1.2.Hasil Uji Homogenitas Analisis data untuk uji homogenitas populasi menggunakan uji Barlett diperoleh χ2hitung = 5,247 dan χ2tabel = 15,5 dengan dk = 8 dan α =5%. Ho diterima karena χ2hitung > χ2tabel, sehingga populasi memiliki homogenitas yang sama. Populasi yang telah berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama kemudian diambil siswa-siswa dari 2 kelas sebagai sampel yaitu siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan X-8 sebagai kelas kontrol. 54 4.1.1.3.Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava) Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji anava satu arah, yang bertujuan untuk mengetahui apakah populasi memiliki keadaan awal yang sama atau tidak. Hasil uji anava disajikan dalam Tabel 4.3. Data Tabel 4.3. Hasil Uji Anava Satu Jalur Fhitung Ftabel Nilai ulangan akhir semester I 2,30 2,55 Dari perhitungan uji anava satu jalur diperoleh Fhitung<Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa dari kesembilan anggota populasi tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar. 4.1.2. Analisis Data Tahap Akhir Analisis tahap akhir menggunakan data hasil post test dari siswa kelas eksperimen dan kontrol, hasil yang diperoleh digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti. Analisis data tahap akhir meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, analisis pengaruh variabel, koefisisen determinasi, uji perbedaan dua rata-rata peningkatan hasil belajar, analisis ketuntasan hasil belajar, analisis deskriptif aspek afektif, psikomotorik, dan data angket. Tabel 4.4. Data Nilai Post test Kelas Eksperimen dan Kontrol Sumber variansi Kelas eksperimen Rata-rata 84,28 Varians 82,36 Nilai tertinggi 96 Nilai terendah 61 Rentang 35 28 ∑ yang ≥ 76 Sumber: data penelitian yang diolah Kelas 78,04 84,66 90 55 35 24 55 Data nilai post test dari siswa kelas eksperimen dan kontrol didapat setelah peneliti melakukan perlakuan pada kedua kelas. 4.1.2.1.Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau sebaliknya, sehingga uji selanjutnya dapat ditentukan apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Post test Kelas χ2 hitung Eksperimen (X-7) 5,135 Kontrol (X-8) 5,271 Sumber: data penelitian yang diolah χ2tabel 7,81 7,81 Kriteria Berdistribusi normal Berdistribusi normal Hasil uji normalitas data post test kelas eksperimen dan kontrol diperoleh χ2 hitung untuk masing-masing kelas lebih kecil dari χ2tabel dengan dk = 8 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data post test siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal sehingga análisis selanjutnya dapat menggunakan statistik parametrik. 4.1.2.2.Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Suatu sampel dapat dikatakan tidak memiliki perbedaan varians jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji kesamaan dua varians disajikan pada Tabel 4.6. 56 Tabel 4.6. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test Varians (s2) Fhitung Kelas Kelas eksperimen control 82,36 84,66 1,028 Sumber : data penelitian yang diolah Ftabel Keterangan 2,101 Homogen Hasil uji kesamaan dua varians yang dirangkum dalam Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel dengan α = 5%, sehingga kedua kelas memiliki varians yang sama. 4.1.2.3.Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan sebelumnya, yaitu penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Data post test dianalisis dengan menggunakan analisis Koefisien korelasi biserial untuk mengetahui adanya pengaruh, sedangkan koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh. 4.1.2.3.1. Analisis Pengaruh Variabel Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Magelang untuk materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Penentuan besarnya pengaruh menggunakan Koefisien korelasi biserial, karena variabel dalam penelitian ini berbentuk diskrit artifisial dan kontinu. Harga Koefisien korelasi biserial (rb) yang didapat sebesar 0,513 dari hasil perhitungan data hasil belajar siswa (post test). Harga Koefisien korelasi 57 biserial (rb) yang diperoleh telah terbukti signifikan dengan thitung(4,55)>ttabel(1,67). 4.1.2.3.2. Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan penentu besarnya (dalam persen) kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini menggunakan koefisien determinasi untuk menentukan besarnya kontribusi penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Besarnya Koefisien Determinasi (KD) dalam penilitian ini adalah 26,32% yang didapat dari perhitungan koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,513. Besarnya KD yang diperoleh dapat dikatakan bahwa penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry memberikan 26,32% pengaruh pada hasil belajar siswa, sedangkan 73,68% dipengaruhi oleh faktor lain. 4.1.2.4.Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Satu Pihak Kanan) Uji perbedaan dua rata-rata data nilai post test siswa kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji satu pihak kanan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil post test siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan. Rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol jika thitung ≥ ttabel. Hasil uji perbedaan dua rata-rata (satu pihak kanan) diperoleh thitung = 2,644 dan ttabel = 1,67 dengan dk = 58 dan taraf signifikan 5%, karena thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak yang berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. 58 4.1.2.5.Analisis Ketuntasan Belajar Klasikal Analisis ketuntasan bertujuan untuk mengetahui ketuntasan klasikal hasil belajar kimia (keberhasilan kelas) pada kedua kelas. Menurut Mulyasa (2004: 99), keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu, dalam penelitian ini nilai ketuntasan individu adalah 76. Hasil ketuntasan belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal % ∑ siswa Kelas N Rata-rata yang ≥ 76 Eksperimen (X-7) 30 84,277 28 93,33% Kontrol (X-8) 30 78,039 24 80,00% Sumber : data penelitian yang diolah Kriteria Tuntas Belum tuntas Kelas eksperimen memperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 93,33%, yang berarti kelas eksperimen telah mencapai keberhasilan kelas. Pada kelas kontrol hanya memperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 80,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas kontrol belum mencapai keberhasilan kelas. 4.1.2.6.Analisis Deskriptif Data Penelitian 4.1.2.6.1. Analisis Hasil Belajar Afektif Penilaian hasil belajar afektif dalam penelitian ini terdiri dari enam aspek yang dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui keterampilan dalam aspek efektif yang dimiliki siswa, dan keterampilan yang perlu dibina dan dikembangkan. Kriteria penilaian meliputi 59 sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata hasil belajar afektif siswa kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam Tabel 4.8. Tabel 4.8. Rata-rata Hasil Belajar Afektif No Aspek Eksperimen Mean Kategori 1 Kehadiran dalam 3,68 mengikuti pelajaran 2 Keantusiasan mengikuti 3,34 KBM 3 Mampu membuat 2,92 hipotesis setelah diskusi 4 Kerjasama dalam 3,16 kelompok 5 Disiplin dalam 3,52 mengumpulkan tugas 6 Kerapian pakaian 3,81 Mean 3,41 Sumber : data penelitian yang diolah Mean Kontrol Kategori Sangat tinggi 3,41 Sangat tinggi Tinggi 2,92 Tinggi Tinggi 2,01 Tinggi Tinggi 2,82 Tinggi Sangat tinggi 3,06 Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi 3,71 2,99 Sangat tinggi Tinggi Kelas eksperimen memperoleh empat aspek dengan kategori sangat tinggi dan dua aspek lainnya termasuk dalam kategori tinggi. Rata-rata keseluruhan penguasaan siswa tiap aspeknya 3,41 yang berarti penguasaanya sangat tinggi. Kelas eksperimen memperoleh rerata nilai aspek afektif sebesar 85,1% dengan kategori sangat baik. Kelas kontrol hanya memperoleh dua aspek dengan kategori sangat tinggi sedangkan empat aspek lainnya dengan kategori tinggi. Rata-rata keseluruhan penguasaan siswa tiap aspek yang diperoleh kelas kontrol sebesar 2,99 yang berarti penguasaanya tinggi. Kelas kontrol memperoleh rerata nilai aspek afektif sebesar 74,72% dengan kategori baik. 60 4.1.2.6.2. Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Peneliti menggunakan lima aspek penilaian hasil belajar psikomotorik yang dianalisis secara dekriptif. Tiap aspek memiliki kriteria penilaian meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa dirangkum dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9. Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik No 1 Aspek Eksperimen Mean Kategori Mengamati demonstrasi 3,79 dari guru 2 Mencoba melakukan 3,47 praktikum 3 Keterampilan 3,13 menggunakan alat 4 Kebersihan tempat dan 3,58 alat 5 Menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan 3,20 hasil percobaan Mean 3,43 Sumber : data penelitian yang diolah Kontrol Mean Kategori Sangat tinggi 3,64 Sangat tinggi Sangat tinggi 3,13 Tinggi Tinggi 3,08 Tinggi Sangat tinggi 3,58 Sangat tinggi Tinggi 3,08 Tinggi Sangat tinggi 3,30 Tinggi Hasil belajar psikomotorik untuk kelas eksperimen diperoleh dua aspek dengan kategori tinggi sedangkan keempat aspek lainnya memperoleh kategori sangat tinggi. Rata-rata keseluruhan penguasaan siswa tiap aspek psikomotorik sebesar 3,43 yang berarti penguasaannya sangat tinggi. Kelas eksperimen memperoleh rerata nilai sebesar 85,83% dengan kategori sangat baik. Kelas kontrol memperoleh kategori tinggi pada tiga aspek dan kategori sangat tinggi pada kedua aspek lainnya. Rata-rata keseluruhan penguasaan siswa tiap aspek psikomotorik sebesar 3,30 yang berarti penguasaannya tinggi. 61 Kelas kontrol memperoleh rerata nilai sebesar 82,56% dengan kategori sangat baik. 4.1.2.6.3. Analisis Angket Tanggapan Siswa Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui penerimaan siswa pada pembelajaran menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Penyebaran angket dilaksanakan ketika siswa selesai mengerjakan soal post test. Angket berisi tujuh pernyataan positif dengan empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hasil penyebaran angket tanggapan siswa disajikan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10. Hasil Angket Tanggapan Siswa No 1 Pernyataan Proses pembelajaran selama penelitian ini menyenangkan. 2 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry saya termotivasi untuk belajar lebih giat. 3 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, membantu saya untuk belajar mandiri. 4 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat suasana belajar lebih menyenangkan. 5 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, konsep materi reaksi oksidasi dan reduksi menjadi lebih mudah dan menyenangkan. 6 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat saya aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 7 Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry hendaknya digunakan dan dikembangkan pada anak-anak SMA. Sumber : data penelitian yang diolah Jawaban SS S TS STS 46.67 53.33 0.00 0.00 10.00 83.33 6.67 0.00 23.33 63.33 13.33 0.00 23.33 76.67 0.00 0.00 43.33 56.67 0.00 0.00 16.67 73.33 10.00 0.00 43.33 53.33 3.33 0.00 62 Hasil analisis angket tanggapan siswa menunjukkan rata-rata banyaknya siswa yang memilih SS = 29,52%, S = 65,71%, TS = 4,46%, dan STS = 0%. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa siswa merasa pembelajaran menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, sehingga materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi menjadi lebih mudah dipahami. 4.2. Pembahasan Pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Magelang, yang dimulai dari tanggal 18 Februari 2013 sampai 28 Maret 2013. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh dan besar pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas X. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry disusun untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri, sehingga pengaruh penggunaannya dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa di kelas dan hasil belajarnya. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas X SMA N 1 Magelang dari siswa kelas X-1 sampai X-9 dengan jumlah sebanyak 269 siswa. Uji normalitas dan homogenitas populasi mendapatkan hasil populasi berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama, sehingga sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil pengundian diperoleh siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, sedangkan siswa kelas X-8 sebagai kelas kontrol yang hanya 63 mendapat pembelajaran berbasis inquiry saja. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan uji statistik dan analisis deskriptif. 4.2.1. Proses Pembelajaran 4.2.1.1.Kelas Eksperimen Kelas X-7 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Pembelajaran berbasis inquiry memberikan warna baru pada kegiatan belajar mengajar di kelas karena siswa ditempatkan sebagai subyek belajar aktif yang terus mengeksplorasi rasa ingin tahu mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan Meiser, yang dikutip oleh Wena (2012: 68), dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu menciptakan siswa yang aktif berfikir, belajar dan mencipta, serta mengeksplorasi. Proses belajar siswa tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, namun juga di luar kelas yang dibantu dengan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Modul ini membantu siswa untuk belajar secara mandiri tanpa bantuan guru, sehingga siswa dapat mengembangkan interaksi sosialnya dengan teman sebaya maupun pihak lain di luar kelas. Pengaruh yang diberikan oleh modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat terlihat pada aktivitas siswa di kelas yaitu sebagai aspek afektif dan psikomotorik dan pada hasil belajar kognitif berupa post test. Peran guru dalam pembelajaran berbasis inquiry adalah sebagai fasilitator, dimana guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan responsif. Guru juga memberikan dorongan pada siswa untuk membentuk pola pikir mereka. Suasana kelas yang diciptakan oleh guru membuat siswa merasa 64 nyaman dan bebas berekspresi. Hal ini membuat siswa merasakan proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dapat lebih mudah dipahami. Proses pembelajaran dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Post test dilaksanakan pada pertemuan keenam. Rincian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen Pertemuan 1. Jam Pelajaran 2 2. 1 3. 2 4. 1 5. 2 6. 2 Kegiatan Pembelajaran 1. Demonstrasi pengenalan konsep redoks. 2. Mencari contoh reaksi redoks untuk dibedakan berdasarkan konsep reaksi redoks. Mendeskripsikan aturan penentuan biloks menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Menentukan oksidator dan reduktor melalui permainan “The King of Card”. Mendiskusikan cara memberikan nama senyawa menurut aturan IUPAC. Mendiskusikan aplikasi konsep redoks dalam kehidupan nyata. Post test. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen berlangsung selama enam kali pertemuan dengan total 10 jam pelajaran. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab. Demonstrasi menjadi pilihan setelah praktikum tidak dapat dilaksanakan karena terbatasnya alat dan bahan. Metode demonstrasi digunakan untuk mengenalkan siswa pada reaksi redoks juga untuk menarik perhatian siswa sehingga muncul keingintahuan pada diri siswa. Pada proses pembelajaran memang tidak dilakukan praktikum, namun siswa tetap diminta untuk mencoba melakukan eksperimen dengan bimbingan guru. 65 Selama pembelajaran, guru selalu melakukan tanya jawab pada siswa untuk mengajak siswa berfikir. Siswa dibuat kelompok-kelompok dengan menggunakan pola kolaborasi setiap dilakukan diskusi sehingga terjadi komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Supramono (2008), penggunaan modul Physic by Inquiry menunjukkan hasil peningkatan penguasaan konsep Fisika yang cukup signifikan serta mahasiswa memperoleh pengalaman langsung tentang proses ilmiah. Melalui pembentukan kelompok-kelompok dengan pola tertentu, yaitu pola tutorial sebaya, kooperatif dan kolaborasi teman sebaya akan tercipta interaksi sosial di antara siswa dengan pola tertentu pula, sehingga struktur kognitif siswa akan tumbuh dan berkembang dengan kecenderungankecenderungan tertentu pula. Pola pembentukan kelompok yang paling baik adalah dengan menggunakan pola kolaborasi. Setiap siswa dalam kelompok kolaborasi berperan aktif dalam pengambilan keputusan. Siswa yang berprestasi rendah menjadi terpacu untuk belajar. Guru juga selalu memberikan tugas di akhir pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar mandiri di luar kelas sehingga pengetahuannya bertambah luas. Tugas yang diberikan oleh guru antara lain mengerjakan soal-soal dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, mempelajari materi berikutnya, dan membuat artikel. Pemberian tugas yang diberikan oleh guru selalu dibahas pada pertemuan selanjutnya agar siswa merasa apa yang dikerjakannya mendapat respon dari guru. 66 Hambatan yang dialami peneliti selama pembelajaran di kelas eksperimen tidak berat. Hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen memiliki minat yang kuat pada pembelajaran dan sikap siswa yang terbuka pada pola belajar yang baru. Hambatan yang dialami peneliti hanya berkaitan dengan tempat penelitian yang jauh dari kampus. Siswa yang ingin berdiskusi dengan peneliti di luar kelas, agak sulit menemukan waktu yang tepat karena peneliti tidak selalu berada di kota Magelang. Cara yang dilakukan peneliti untuk mengatasinya adalah dengan mempersilakan siswa untuk berdiskusi secara online atau melalui sms (short message service). 4.2.1.2.Kelas Kontrol Kelas X-8 merupakan kelas kontrol yang terambil secara acak dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran berbasis inquiry. Hasil belajar yang dinilai dari kelas kontrol meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses pembelajaran berlangsung selama lima kali pertemuan dan diakhiri dengan post test pada pertemuan keenam. Model pembelajaran yang sama dengan kelas eksperimen, membuat guru juga berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan pola pikirnya. Metode yang digunakan oleh guru juga sama dengan kelas eksperimen, yaitu demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab. Kelas kontrol tidak memiliki modul, baik yang diberikan oleh peneliti maupun dari sekolah, sehingga tugas yang diberikan guru berupa soal-soal dari buku atau dari guru sendiri. 67 Beberapa siswa dari kelas kontrol memiliki ketertarikan yang hampir sama dengan kelas eksperimen, namun sebagian yang lain memiliki ketertarikan pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih rendah daripada kelas eksperimen. Hal ini mengindikasi bahwa modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang diberikan pada kelas eksperimen membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan giat. Sesuai dengan pernyataan dari Departemen Pendidikan Nasional (2008: 2), penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Pernyataan ini dibuktikan dengan analisis hasil belajar siswa yang akan dibahas berikut ini. 4.2.2. Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik 4.2.2.1.Hasil Belajar Kognitif Perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memberikan hasil belajar kognitif yang berbeda yang diukur dengan post test di akhir pertemuan. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen mendapat tambahan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry untuk membantu proses belajar mandiri siswa, sedangkan kelas kontrol tidak memiliki modul baik dari peneliti maupun dari sekolah. Rata-rata post test yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 84,277 sedangkan kelas kontrol memperoleh 78,039 dengan rentang nilai yaitu 35. Rentang nilai post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 6,238. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.1. 68 90 80 70 60 50 Eksperimen 40 Kontrol 30 20 10 0 Kelas Penelitian Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil post test yang telah dianalisis dengan uji normalitas dan kesamaan dua varians, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama. Analisis dilanjutkan dengan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Berdasarkan analisis terhadap pengaruh variabel menggunakan Koefisien korelasi biserial dan Koefisien determinasi diperoleh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 26,32%. Pengaruh sebesar 26,32% dihasilkan karena masih ada beberapa siswa dari kelas eksperimen yang merasa kesulitan untuk belajar secara mandiri menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Hal ini disebabkan karena siswa dalam satu kelas memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga tipe belajar mereka juga tidak sama. Kebanyakan orang mampu belajar dengan ketiga tipe (visual, auditorial, dan kinestetik), namun hampir semua orang cenderung pada salah satu tipe belajar saja (Bandler & Grinder dalam DePorter, 2010: 123). Sebagian besar siswa kelas eksperimen yang lain memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar 69 mandiri menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Hal ini dibuktikan dengan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar. Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar menggunakan satu pihak kanan, sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah rata-rata post test siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2004: 99), keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu, yaitu 76. Maka kelas eksperimen dapat dikatakan telah memperoleh keberhasilan kelas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 93,33%, sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh 80% sehingga belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya mendapatkan inquiry based learning, namun hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen diberi modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan modul. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang memiliki tampilan yang menarik dan bersifat baru bagi siswa, membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri. Belajar secara mandiri menjadi faktor penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Materi pelajaran yang banyak kurang seimbang dengan alokasi waktu yang tersedia. Terlebih lagi, pada semester genap ini jadwal pelajaran kelas X sering terganggu dengan program kelas XII yang menyebabkan siswa harus belajar mandiri di rumah. Penggunaan modul 70 Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang memiliki tampilan yang menarik mampu membantu proses belajar mandiri siswa, sehingga di dalam kelas siswa menjadi lebih siap belajar dan mengeksplorasi pengetahuannya. Modul termasuk media cetak. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat melibatkan panca indera yang lebih banyak, sesuai dengan pernyataan Magnesen, sebagaimana dikutip oleh DePorter (2010: 94), 90% hasil belajar yang kita serap bersumber dari apa yang kita katakan dan lakukan. Pada kelas kontrol, siswa kurang termotivasi untuk belajar mandiri karena tidak adanya modul dan tugas yang diberikan dari guru kurang menarik bagi siswa. Tipe belajar siswa pada kelas kontrol lebih cenderung pada audio, sehingga mereka lebih suka mendengarkan di dalam kelas daripada mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini tentunya juga mempengaruhi hasil belajar siswa kelas kontrol. 4.2.2.2.Hasil Belajar Afektif Hasil belajar afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan sikap siswa selama pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, nilai, penghargaan, dan penyesuaian diri, mencakup lima tingkatan yaitu menerima, merespon, menilai, dan mengamalkan. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan melakukan pengamatan selama pembelajaran di kelas. Pengamat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, hal ini bertujuan untuk memperkecil kesalahan pengamat dan nilai yang dihasilkan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Penilian dilakukan dengan menggunakan lembar 71 pengamatan yang didalamnya terangkum aspek afektif yang dinilai beserta rubriknya. Kelas eksperimen memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 85,1% dengan predikat yang diperoleh berdasarkan kriteria adalah sangat baik. Kelas kontrol hanya memperoleh presentase nilai rata-rata sebesar 74,72% dengan predikat baik. Hasil ini diperoleh dari rata-rata nilai tiap aspek dari ketiga pengamat. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.2. 4.50 Rata-rata nilai tiap aspek 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 Ekperimen 1.50 Kontrol 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 6 Aspek penilaian afektif Gambar 4.2. Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif Keterangan : 1 : Kehadiran dalam mengikuti pelajaran. 2 : Keantusiasan mengikuti KBM. 3 : Mampu membuat hipotesis setelah diskusi. 4 : Kerjasama dalam kelompok. 5 : Disiplin dalam mengumpulkan tugas. 6 : Kerapian pakaian. Aspek kerapian pakaian dari keenam aspek penilaian afektif menjadi aspek yang memperoleh nilai tertinggi dengan kategori sangat tinggi, baik dari 72 kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 4.2., dapat dilihat pada aspek kerapian, selisih nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya sedikit. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol selalu berpakaian rapi setiap harinya, hal ini mencerminkan sikap peduli pada diri sendiri dan patuh pada aturan sekolah yang berlaku. Apabila siswa tidak mematuhi aturan sekolah, maka siswa akan mendapat poin pelanggaran. Aturan sekolah inilah yang menjadi salah satu motivasi siswa untuk berpakaian rapi. Kelas eksperimen dan kelas kontrol juga mendapat kategori sangat tinggi untuk aspek kehadiran dalam mengikuti pelajaran. Jadwal pelajaran kimia untuk kelas eksperimen adalah pada hari Senin dan Rabu, keduanya dimulai setelah jam istirahat. Sebagian besar siswa kelas eksperimen tidak terlambat, bahkan banyak diantaranya sudah berada di dalam kelas sebelum guru datang. Kelas kontrol mendapat pelajaran kimia pada hari Selasa dan Kamis. Pada hari Selasa, mata pelajaran kimia dijadwalkan pada jam ke-5 setelah mata pelajaran yang lain, sehingga tidak ada siswa yang terlambat dalam mengikuti pelajaran. Jadwal pelajaran kimia pada hari Kamis dijadwalkan setelah jam istirahat ke-2, sehingga membuat beberapa siswa masih terlambat namun sebagian besar sudah berada di kelas sebelum pelajaran dimulai. Fakta ini menunjukkan bahwa keantusiasan siswa tinggi untuk mengikuti pelajaran kimia. Selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, siswa kelas eksperimen dan kontrol juga menunjukkan keantusiasannya yang dibuktikan dengan perolehan kategori tinggi untuk kelas 73 eksperimen dan kelas kontrol pada aspek keantusiasan mengikuti KBM. Sikap siswa yang bekerja keras, kreatif, komunikatif, dan rasa ingin tahu muncul selama KBM berlangsung. Inquiry based learning mengajak siswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Menurut Price (sebagaimana dikutip dalam Shih, 2010: 51), dalam inquiry based learning, siswa tidak hanya mengembangkan pemahaman yang mendalam, namun mereka juga belajar bagaimana caranya belajar. Artinya, siswa diajak membuat self concept yang membuat mereka nyaman dengan konsep belajarnya sendiri. Berdasarkan hasil penilaian aspek keantusiasan mengiktui KBM, kelas eksperimen sudah cukup mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang diterapkan selama penelitian. Kedisiplinan siswa juga muncul ketika siswa harus mengumpulkan tugas, sehingga aspek kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas memperoleh kategori sangat tinggi, sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh kategori tinggi dengan selisih nilai antara kelas eksperimen dan kontrol cukup tinggi. Kelas kontrol memperoleh nilai yang lebih rendah karena tidak adanya modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang membuat siswa mengerjakan tugas dengan menyenangkan. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan nilai yang besar pada aspek mampu membuat hipotesis setelah diskusi. Sebagian besar siswa kelas eksperimen hanya mampu membuat hipotesis yang tepat dengan bantuan guru, sedangkan kelas kontrol dalam membuat hipotesis banyak yang kurang tepat meskipun sudah dibantu guru. Ini merupakan pengaruh dari penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Siswa kelas 74 eksperimen yang menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sudah terbiasa untuk membuat hipotesis sendiri dalam menjawab pertanyaan. Di dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terdapat pengetahuanpengetahuan baru yang penyusun kumpulkan dari berbagai sumber. Penyusun juga memasukkan alamat sumber agar pengguna modul dalam penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen, terpancing untuk mengaksesnya dan mendapatkan informasi tambahan. Pengaruhnya terlihat pada kelas eksperimen legih banyak bertanya daripada kelas kontrol, sehingga kelas kontrol kurang mengeksplorasi pengetahuan mereka. Pada aspek kerjasama dalam kelompok, kedua kelas memperoleh kategori tinggi dengan nilai yang hampir sama. Diskusi pada kedua kelas berlangsung dengan baik, siswa tampak aktif dalam bertukar pikiran dengan teman, namun beberapa siswa belum memunculkan sikap percaya diri dalam mengutarakan pendapatnya. Hal ini karena beberapa siswa kurang memperdalam pemahamannya pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Waktu penelitian yang tidak kontinu karena sering terpotong untuk kegiatan siswa kelas XII menyebabkan siswa lupa dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hasil belajar afektif kelas kontrol memang lebih rendah daripada kelas eksperimen, namun kedua kelas sudah termasuk memperoleh hasil yang baik pada aspek ini. Hal ini berarti bahwa inquiry based learning memberikan pengaruh yang baik pada sikap siswa selama pembelajaran. Menurut Keller yang dikutip oleh Wena (2012: 37), untuk membangkitkan rasa ingin tahu 75 siswa dan memperhatikan dalam pembelajaran, dapat dilakukan dengan menggunakan sesuatu yang baru, mengherankan, atau peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tidak menentu. Inilah yang menjadi dasar pemikiran mengapa kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol karena kelas eksperimen menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, yang merupakan hal baru dalam pembelajaran kimia. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat membantu siswa ketika belajar secara mandiri. 4.2.2.3.Hasil Belajar Psikomotorik Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf. Terdapat lima aspek yang dinilai untuk hasil belajar psikomotorik. Penilaian diambil ketika siswa diberi demonstrasi pengenalan reaksi oksidasi dan reduksi. Jumlah pengamat yang melakukan penilaian psikomotorik sama dengan penilaian afektif, yaitu berjumlah tiga pengamat. Kelas eksperimen memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 85,83%, sedangkan kelas kontrol memperoleh 82,56%. Nilai yang dihasilkan oleh kelas eksperimen dan kontrol tergolong sangat baik. Hal tersebut dikarenakan kegiatan demonstrasi secara otomatis menjadi daya tarik bagi siswa yang sesuai dengan pernyataan Bruce : ”Experimenting and gathering data are essential to science course and are usually interesting to students” (praktikum dan pengumpulan data merupakan sesuatu yang penting dalam sains dan biasanya menarik bagi siswa). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3. 76 4.00 rata-rata skor 3.50 3.00 2.50 2.00 Eksperimen 1.50 Kontrol 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 aspek psikomotorik Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Keterangan : 1 : Mengamati demonstrasi dari guru. 2 : Mencoba melakukan praktikum. 3 : Keterampilan menggunakan alat. 4 : Kebersihan tempat dan alat. 5 : Menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Aspek mengamati demonstrasi guru menjadi aspek dengan nilai tertinggi diantara keempat aspek yang lain yang diperoleh oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Demonstrasi menjadi kegiatan pada pertemuan pertama untuk materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi, sehingga keingintahuan siswa yang besar membuatnya mengamati dengan teliti dan cermat. Agar pengetahuan menjadi bermakna, maka siswa tidak hanya mengamati namun juga diberi kesempatan untuk mencoba melakukan praktikum. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol membentuk kelompok menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok diminta mewakilkan dua temannya untuk mencoba melakukan praktikum. Pada aspek ini, kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu 77 3,47 dengan kategori sangat tinggi sedangkan kelas kontrol memperoleh 3,13 dengan kategori tinggi. Kelemahan pada kelas kontrol adalah sebagian siswa terutama siswa putra kurang santun ketika mencoba melakukan praktikum. Siswa saling berkomentar sehingga acap kali muncul kata-kata kasar yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Menurut Raiser & Gagne dalam Wena (2012: 100), keterampilan kerja hanya dapat diajarkan dengan baik apabila mereka dilatih secara langsung dengan peralatan sebenarnya. Cara menggunakan alat-alat praktikum harus dilatih secara langsung melalui praktikum atau demonstrasi agar siswa memiliki keterampilan dalam bekerja di laboratorium. Kelas eksperimen dan kelas kontrol baru dua kali memperoleh kegiatan demonstrasi, meskipun demikian siswa mampu menggunakan alat dengan tepat pada fungsinya. Hal ini dikarenakan peralatan yang dipakai untuk demonstrasi merupakan peralatan yang sederhana. Kedua kelas memperoleh kategori tinggi dalam aspek ini yaitu 3,13 untuk kelas eksperimen dan 3,08 untuk kelas kontrol. Ketika mencoba melakukan praktikum, siswa juga dinilai kebersihan tempat dan alat praktikum. Untuk aspek ini, kedua kelas memperoleh nilai yang sama yaitu 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Hal ini juga berarti bahwa siswa memiliki rasa peduli pada lingkungannya. Kepedulian terhadap lingkungan yang merupakan salah satu nilai dari karakter bangsa ini terkait dengan pembelajaran pada awal siswa menerima mata pelajaran di semester gasal, siswa sudah menerima tata cara bekerja di laboratorium. 78 Pada aspek terakhir yaitu menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan, kedua kelas memperoleh kategori kategori tinggi, namun kelas eksperimen mendapatkan nilai lebih tinggi dari kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen mampu menarik kesimpulan dan mengkomunikasikannya dengan cepat, benar, berani, dan percaya diri. Kelas kontrol masih harus diberi petunjuk lain oleh guru dalam menarik kesimpulan. Kedua kelas tidak memiliki selisih nilai yang besar karena mereka tampak antusias ketika mengamati demonstrasi. Keantusiasan inilah yang mendorong siswa mampu menarik kesimpulan dan mengkomunilasikannya. Kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil belajar psikomotorik yang sangat baik, yang berarti bahwa kegiatan demonstrasi yang dilakukan berhasil dengan baik. Kegiatan demonstrasi ini berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar berikutnya, karena dengan demonstrasi mampu melatih siswa untuk membuat hipotesis sendiri, selain itu juga membuat siswa lebih tertarik untuk mempelajari materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. 4.2.2.4.Hasil Angket Tanggapan Siswa Angket tanggapan siswa disebarkan pada kelas eksperimen untuk mengetahui penerimaan siswa pada penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Selain itu, angket juga digunakan oleh peneliti sebagai refleksi pada penelitian yang telah dilakukan. Dalam pengisisan lembar angket, siswa tidak diminta untuk menuliskan namanya namun hanya ditulis jenis kelaminnya saja. Sistem ini bertujuan agar siswa tidak canggung dalam 79 menuliskan pendapatnya, sehingga hasil angket tidak mengada-ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Angket memiliki tingkatan respon mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket diberikan pada pertemuan terakhir setelah kegiatan post test. Hasil angket tanggapan dapat dilihat pada Gambar 4.4. 90.00 % Jumlah Responden 80.00 70.00 60.00 SS 50.00 S 40.00 TS 30.00 STS 20.00 10.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 Pernyataan dalam Angket Gambar 4.4. Diagram Hasil Angket Tanggapan Siswa Keterangan : 1 : Proses pembelajaran selama penelitian ini menyenangkan. 2 : Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry saya termotivasi untuk belajar lebih giat. 3 : Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, membantu saya untuk belajar mandiri. 4 : Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat suasana belajar lebih menyenangkan. 5 : Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, konsep materi reaksi oksidasi dan reduksi menjadi lebih mudah dan menyenangkan. 6 : Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat saya aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 7 : Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry hendaknya digunakan dan dikembangkan pada anak-anak SMA. 80 Hasil angket menyatakan bahwa sebagian siswa memilih sangat setuju sedangkan sisanya memilih setuju untuk pernyataan proses penelitian berlangsung dengan menyenangkan. Proses penelitian yang berlangsung menyenangkan tentunya tidak lepas dari metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Dari hasil penyebaran angket juga mengindikasi bahwa siswa merasa senang dan lebih mudah memahami materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Pembelajaran berbasis inquiry memberi dorongan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa, sedangkan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry memberi bantuan pada siswa untuk lebih mudah memahami materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dan membuat proses belajar menjadi menyenangkan. Hal ini disebabkan karena modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry memiliki tampilan unik yang mampu mendorong emosi siswa untuk menarik minat dalam mempelajarinya. Menurut Goleman, sebagaimana dikutip dalam DePorter (2010: 53), tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak kurang mampu merekatkan pelajaran dalam ingatan. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry didalamnya terdapat pengetahuan tentang reaksi reduksi dan oksidasi dalam kehidupan nyata yang baru dan berbeda dari buku-buku siswa. Sebanyak 86,66% siswa merasa penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membantunya belajar secara mandiri, namun 13,33% siswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Siswa yang tidak setuju pada pernyataan tersebut adalah siswa yang masih kesulitan untuk diajak belajar 81 secara mandiri. Siswa yang demikian, harus mendapatkan bimbingan yang lebih banyak agar mereka mampu mengembangkan pola berfikirnya. Beberapa siswa juga merasa penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry belum memotivasi mereka untuk belajar lebih giat dan aktif dalam pembelajaran di kelas. Sebanyak 3,33% siswa juga tidak setuju dengan pengembangan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Hasil analisis angket menunjukkan jumlah siswa yang memilih tidak setuju hanya sedikit, namun hal ini menjadi kritik yang membangun bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sehingga nantinya akan menjadi modul yang berkualitas bagi siswa. Berikut disajikan beberapa potongan halaman dari modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Gambar 4.5. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry 4.3. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang dimiliki penelitian ini yaitu: 82 1) Memberikan pengalaman belajar yang baru pada siswa karena Inquiry based learning mengajak siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran. 2) Dengan menjadikan siswa sebagai subyek belajar aktif, siswa diajak untuk mengasah kemampuan berfikirnya sehingga mampu menemukan sendiri jawaban dari permasalahan. 3) Memberikan kontribusi modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, karena sebelumnya siswa belum memiliki modul. 4) Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat siswa memiliki kebiasaan baru dalam belajar, yaitu mengembangkan pengetahuannya dengan belajar mandiri di luar jam pelajaran. Penelitian ini juga memiliki kelemahan yaitu: 1) Proses pembelajaran menjadi sedikit lebih lama dari yang diperkirakan guru karena peneliti menginginkan siswa benar-benar paham pada tiap sub-bab yang diberikan tiap pertemuan. 2) Muncul kecemburuan pada kelas kontrol, karena kelas kontrol tidak mendapat modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sehingga hal ini mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran. 3) Tidak semua soal dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat dibahas di dalam kelas karena terbatasnya waktu penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. 2. Besarnya pengaruh dari penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi adalah 26,32%. 5.2. Saran Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran, guru sebaiknya melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa dihargai dan meningatkan kemampuan berfikirnya. 2. Guru kimia sebaiknya membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan membubuhkan hal baru dalam setiap pertemuan, agar siswa termotivasi untuk belajar kimia. 83 84 3. Diharapkan guru dapat memanfaatkan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sebagai media untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya memiliki rencana anlisis kebutuhan penelitian, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc. Catharina, A. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. DePorter, B. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Feletti, G. 1993. Inquiry based and problembased learning: how similar are these approaches to nursing and medical education? Higher Education Research & Development, 12(2), 143-156. Goldberg, David E., 2004. Kimia untuk Pemula. Jakarta : Erlangga. Goleman, D. 1995. Emotional Intelligences. New York: Harper Perennial. Grinder, J. & R. Bandler. 1981. Trance-formations. Moab, Utah: Real People Press, 44. Griffis, K., V. Thadani, & J. Wise. 2008. Making authentic data accessible: the Sensing the Environment inquiry module. JBE, Volume 42 Number 3. Joyce, B., M. Weil, & B. Showers. 1992. Models of Teaching (4thed). Boston: Allyn and Bacon. Keller, J.M., & K. Suzuki. 1988. Use of Motivation Model in Coursware Design for Microcomputer. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associated Publisher. Khamidinal, T. Wahyuningsih, & S. Premono. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 85 86 Magensen, V. 1983. Innovative Abstracts 5: 25. National Institute for Staff and Organization Development, University of Texas. Mahmud, M. D. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Meiser, D. 2000. The Accelerated Learning Handbooks. New York: McGraw-Hill. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, ImplementasiInovasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Philips, John S., S. Victor S., W. Cheryl .2000. Chemistry Consepts and Aplications, Glencoe McGraw-Hill, New York. Price, B. 2001. Enquiry-based Learning: an introductory guide. Nursing Standard, 15(5), 45-52. Purba, M. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. Robinson, Jerry W.Jr, & W. B. Crittenden. 1972. Learning Modules: A Concept for Extention Educators?. Journal of Extention. Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengaiar. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Setyawati, A. Anifah. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Shih, J.L., C.W. Chuang, & G.J. Hwang. 2010. An Inquiry-based Mobile Learning Approach to Enhancing Social Science Learning Effectiveness. Educational Technology & Society, 13 (4), 50–62. 87 Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. ……….... 2010. Alfabeta. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sulistyowati, E. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Supramono, E. 2008. Kajian Dampak Implementasi Modul Physics by Inquiry terhadap Pola Pertumbuhan Penguasaan Konsep Fisika pada Model Pembelajaran Investigasi Kelompok para Calon Guru Universitas Negeri Malang. Skripsi. Suryosubroto. 1983. Sistem Pembelajaran dengan Modul. Yogyakarta: Bina Aksara. Tairab, H. H. & Khalaf Al-Naqbi A. K. 2004. How do second-ary school science students interpret and construct scientific graphs? Journal of Biological Education, 38(3), 127-132. Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara. ...……… 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara. Widodo, A. Tri. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang : Unnes. Wijaya, C. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Wolfe, Drew H. 1984. Introduction to College Chemistry. Boston: McGraw-Holl, Inc. 88 Zumdahl, Steven S., S. L. Zumdahl, & D. J. DeCoste. 2007. World of Chemistry. Boston : Houghton Mifflin Company. 88 89 Lampiran 1 Data Nilai Ulangan Semester Gasal Kelas X Tahun Ajaran 2012-2013 No X-1 X-2 1 84 66 2 53 82 3 83 79 4 57 84 5 78 70 6 59 83 7 76 82 8 63 76 9 68 77 10 73 70 11 84 72 12 66 84 13 81 73 14 73 89 15 61 81 16 86 63 17 89 88 18 69 81 19 69 92 20 85 79 21 91 72 22 78 77 23 59 86 24 85 96 25 71 87 26 69 95 27 77 75 28 76 85 29 64 64 30 76 88 n 30 30 jumlah 2203 2396 rata2 73.4333 79.8667 σ^2 104.461 74.9471 σ 10.2206 8.6572 Xmax 91 96 Xmin 53 63 Rentang 38 33 log n 1.47712 1.47712 K ht 5.8745 5.8745 K 6 6 p K 6.33333 5.5 pk 7 6 X-3 97 73 81 73 69 78 81 94 82 83 72 74 57 76 81 73 79 85 71 77 74 85 66 58 65 72 59 89 82 79 X-4 86 75 70 68 80 75 54 66 82 63 88 87 71 60 76 59 48 60 53 87 79 58 74 70 86 81 82 59 89 61 X-5 86 89 85 77 73 75 82 64 72 90 61 49 64 84 89 72 83 81 72 86 60 81 70 90 57 86 62 68 69 64 30 2285 76.1667 91.3851 9.55955 97 57 40 1.47712 5.8745 6 6.66667 7 30 2147 71.5667 143.426 11.9761 89 48 41 1.47712 5.8745 6 6.83333 7 30 2241 74.7 126.42 11.244 90 49 41 1.4771 5.8745 6 6.8333 7 X-6 77 66 78 80 84 73 72 70 59 81 73 78 81 76 86 79 71 75 68 83 82 88 83 85 73 92 61 53 58 78 30 2263 75.433 85.978 9.2724 92 53 39 1.4771 5.8745 6 6.5 7 X-7 63 68 72 75 74 69 92 93 81 69 86 85 84 65 71 61 87 63 65 67 76 90 91 75 93 86 58 71 65 73 X-8 61 70 79 62 79 79 82 71 76 67 65 70 84 69 61 86 85 55 62 76 62 76 68 78 54 61 71 63 54 74 X-9 85 68 68 72 56 73 67 77 75 91 77 62 62 91 64 67 90 73 78 68 56 68 75 83 91 84 59 74 87 30 2268 75.6 114.32 10.692 93 58 35 1.4771 5.8745 6 5.8333 6 30 2100 70 86.69 9.3107 86 54 32 1.4771 5.8745 6 5.3333 6 29 2141 73.828 112.08 10.587 91 56 35 1.4624 5.8259 6 5.8333 6 Lampiran 2 90 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-1 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k (Oi - E i )2 c2 = Ei i =1 å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal Nilai Minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 53 - 59 60 - 66 67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 = = = = 91 53 38 6 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N Batas Z untuk Peluang Kelas batas kls Untuk Z 52.5 -2.05 0.480 59.5 66.5 73.5 80.5 87.5 94.5 -1.36 = = = = 7 73.4 10.2 30 Luas kelas Z Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 0.0661 2 4 1.810 0.1624 5 4 0.227 0.2538 8 7 0.109 0.2527 8 6 0.456 0.1603 5 7 0.792 0.0647 2 2 0.000 30 = 3.394 0.414 -0.68 0.251 0.01 0.003 0.69 0.255 1.38 0.416 2.06 0.480 = 30 χ2 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel = 7.81 ∑ Daerah penerimaan Ho 0.9601 Daerah penolakan Ho 3.394 7.81 2 Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 91 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-2 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) Ha : χ2hitung>χ2 tabel (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c2 = k (Oi - E i )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2hitung< χ2 tabel Nilai Maksimal = Nilai Minimal = Rentang = Banyak kelas = 96 63 33 6 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = 6 = 79.867 = 8.6572 = 30 Batas Z untuk Peluang Luas kelas Ei Kelas batas kls Untuk Z Z 62.5 -2.01 0.478 0.0722 2 63 - 68 68.5 -1.31 0.405 0.1731 5 69 - 74 74.5 -0.62 0.232 0.2615 8 75 - 80 80.5 0.07 0.029 0.2491 8 81 - 86 86.5 0.77 0.278 0.1495 5 87 - 92 92.5 1.46 0.428 0.0566 2 93 - 98 98.5 2.15 0.484 0.9619 30 ∑ = χ2 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81 Kelas Interval Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 1.10 7.81 Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal Oi (Oi-Ei)² Ei 3 0.2493 5 0.0293 6 0.5699 9 0.1954 5 0.0243 2 0.0316 30 = 1.100 92 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-3 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k (Oi - E i )2 i =1 Ei å c = 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal Nilai Minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 84 85 - 91 92 - 98 = = = = 97 57 40 6 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = = = = 7 76.2 9.56 30 Batas Z untuk Peluang Luas kelas Kelas batas kls Untuk Z Z 56.5 -2.06 0.480 0.0728 63.5 -1.33 0.407 0.1841 70.5 -0.59 0.223 0.2788 77.5 0.14 0.055 0.2529 84.5 0.87 0.308 0.1373 91.5 1.60 0.446 0.0446 98.5 2.34 0.490 ∑ = 0.9704 Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 2 3 0.2507 6 3 1.2723 9 10 0.2214 8 9 0.1791 4 3 0.3652 1 2 0.2792 30 χ2 30 = 2.568 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel = 7.81 Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 2.568 7.81 Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 93 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-4 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k (Oi - E i )2 i =1 Ei å c2 = Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal Nilai Minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 48 - 54 55 - 61 62 - 68 69 - 75 76 - 82 83 - 89 = = = = 89 48 41 6 Panjang Kelas Rata-rata( X ) σ N = = = = 7 71.6 12 30 Batas Z untuk Peluang Luas kelas Kelas batas kls Untuk Z 47.5 -2.01 0.4778 0.0548 54.5 -1.43 0.4229 0.1232 61.5 -0.84 0.2997 0.1987 68.5 -0.26 0.1011 0.2298 75.5 0.33 0.1287 0.1907 82.5 0.91 0.3194 0.1135 89.5 1.50 0.4329 0.9106 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 2 3 0.7887 4 6 0.9274 7 3 1.9198 8 6 0.3253 6 6 0.0126 4 6 1.3670 30 30 = 5.3408 χ2 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel 7.81 = Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 5.341 7.81 2 Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 94 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-5 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k (Oi - E i )2 i =1 Ei å c2 = Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal = 90 Nilai Minimal = 49 Rentang = 41 Banyak kelas = 6 Kelas Interval 49 - 55 56 - 62 63 - 69 70 - 76 77 - 83 84 - 90 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = = = = 7 74.7 11.2 30 Batas Z untuk Peluang Luas Kelas batas kls Untuk Z kelas Z 48.5 -2.33 0.4901 0.0340 55.5 -1.71 0.4561 0.0951 62.5 -1.09 0.3610 0.1829 69.5 -0.46 0.1781 0.2417 76.5 0.16 0.0636 0.2195 83.5 0.78 0.2831 0.1369 90.5 1.41 0.4200 0.9101 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 1 1 0.0127 3 4 0.2389 6 5 0.1758 8 6 0.486 7 5 0.6904 5 9 4.4587 30 = 6.0625 30 χ2 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel 7.81 = Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 6.063 7.81 2 Karena c (hitung) < c (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 2 95 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-6 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c2 = k (Oi - E i )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal = Nilai Minimal = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 53 - 59 60 - 66 67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 92 53 39 6 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = = = = 7 75.4 9.27 30 Batas Z untuk Peluang Luas Kelas batas kls Untuk Z kelas Z 52.5 -2.47 0.4933 0.0362 59.5 -1.72 0.4571 0.1248 66.5 -0.96 0.3323 0.2498 73.5 -0.21 0.0826 0.2902 80.5 0.55 0.2076 0.1958 87.5 1.30 0.4034 0.0767 94.5 2.06 0.4801 0.9734 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 1 3 3.188 4 2 0.886 8 7 0.063 9 8 0.100 6 8 0.640 2 2 0.056 30 = 4.933 30 χ2 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel7.81 = Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 4.93 7.81 2 Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 96 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-7 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c = 2 k (Oi - E i )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal = Nilai Minimal = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 58 - 63 64 - 69 70 - 75 76 - 81 93 58 35 6 Batas Kelas 57.5 63.5 69.5 75.5 81.5 82 - 87 87.5 88 - 93 93.5 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = = = = 6 75.6 10.7 30 Z untuk Peluang Luas batas kls Untuk Z kelas Z -1.69 0.455 0.084 -1.13 0.371 0.155 -0.57 0.216 0.212 -0.01 0.004 0.213 0.55 0.209 0.158 1.11 0.367 0.086 1.67 0.453 0.908 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 3 4 0.552 5 7 0.680 7 7 0.000 7 2 3.614 5 5 0.009 3 5 1.651 30 χ2 30 = 6.506 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81 Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 6.506 7.81 2 Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 97 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-8 Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c = 2 k (Oi - Ei )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal = Nilai Minimal = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 54 - 59 60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 86 54 32 6 Batas Kelas 53.5 59.5 65.5 71.5 77.5 83.5 89.5 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = = = = 6 70 9.31 30 Z untuk Peluang Luas batas kls Untuk Z kelas Z -1.77 0.462 0.092 -1.13 0.370 0.185 -0.48 0.186 0.250 0.16 0.064 0.226 0.81 0.290 0.137 1.45 0.426 0.055 2.09 0.482 0.944 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 3 3 0.003 6 8 0.771 8 7 0.110 7 4 1.406 4 5 0.098 2 3 0.870 30 χ2 30 = 3.258 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81 Daerah Daerah penerimaan Ho 3.258 Karena c 2 (hitung) penolakan Ho 7.81 < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 98 Lampiran 2 UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-9 Hipotesis: Ho : χ2hitung<χ2 tabel Ha : χ2hitung>χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c = 2 k (Oi - Ei )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal = Nilai Minimal = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 56 - 61 62 - 67 68 - 73 74 - 79 80 - 85 86 - 91 91 56 35 6 Batas Kelas 55.5 61.5 67.5 73.5 79.5 85.5 91.5 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) σ N = = = = 6 73.8 10.6 29 Z untuk Peluang Luas batas kls Untuk Z kelas Z -1.73 0.458 0.080 -1.16 0.378 0.153 -0.60 0.225 0.213 -0.03 0.012 0.216 0.54 0.204 0.161 1.10 0.365 0.088 1.67 0.452 0.911 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 3 3 0.075 5 5 0.004 7 7 0.008 7 6 0.114 5 3 0.881 3 5 1.753 29 χ2 29 = 2.835 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81 Daerah Daerah penerimaan Ho 2.835 penolakan Ho 7.81 Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 99 Lampiran 3 UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis σ12=σ22 = … =σn2 (varian kelompok1 tidak berbeda dengan kelompok yang lain) Ho : σ12= σ22 = … ≠σn2 (minimal varian dari salah satu kelompok berbeda) Ha : Pengujian Hipotesis (dk) log dk = ni ni Kelas (dk) σi2 log σi2 σi2 σi2 1 29 104.46 3029.37 2.019 58.5497 X-1 30 29 74.95 2173.47 1.875 54.3679 X-2 30 29 91.39 2650.17 1.961 56.8654 X-3 30 29 143.43 4159.37 2.157 62.5422 X-4 30 29 126.42 3666.30 2.102 60.9531 X-5 30 29 85.98 2493.37 1.934 56.0973 X-6 30 29 114.32 3315.20 2.058 59.6852 X-7 30 29 86.69 2514.00 1.938 56.2011 X-8 30 28 112.08 3138.14 2.050 57.3864 X-9 29 ∑ 269 260 939.71 27139.37 18.093 522.648 Varians gabungan dari kelas adalah: ∑(ni-1) σi2 = = 27139.4 = σ2 ∑(ni-1) 260 Log σ2 104.38 2.019 = Harga satuan B 2 B = (Log σ ) ∑(ni - 1) = 2.019 x 260 = 524.84 2 = (Ln 10) { B - ∑(ni-1) log σi } = 2.303 x 524.84 522.65 = 5.053 χ2 Untuk a = 5% dengan dk=k-1=9 - 1= 8 diperoleh χ2 tabel = 15.5 Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho 5.053 Karena χ2 sama hitung < χ2 tabel 15.50 maka data antar kelompok mempunyai varians yang 100 Lampiran 4 UJI KESAMAAN RATA - RATA KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA) Hipotesis : m1 = m2 = m3 =… =(rata-rata m9 kelompok1 tidak berbeda dengan kelompok yang lain) : m1 ≠ m2 = m3 =… (minimal = m6 rata-rata salah satu kelompok berbeda) H0 H1 Kriteria Ho diterima jika F(hitung) < F α (k-1) (n-k) Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1 Jumlah kuadrat rata-rata (RY) RY (∑X)2 n = = [ = = 2 = (∑ Xi )2 - RY ∑ ni = = 1495462.6 1923.8 2147 + 30 2241 + 30 1493538.8 Jumlah kuadrat total (JK tot) JK tot = = 4 2285 + 30 Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) AY 3 2203 + 2396 + 30 30 401761936 269 1493538.796 ( 2 84 ) +( 1522602 2 53 ) +( Jumlah kuadrat dalam (DY) DY = JK tot - RY = 1522602 = 27139 - 2 83 ) +( 57 ….. AY 1493538.8 - 1923.83 2263 + 30 2268 + 2100 + 30 30 2141 29 100 Lampiran 4 Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total dk Jk 1 1493538.8 8 1923.83 260 27139.37 269 1522602 KT F hitung F tabel 1493538.796 240.5 104.38 2.30383 2.55 Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang=(k-1)=4-1 8 = , dk penyebut = (∑(ni-1) 260 = , dan a = 5% Sebesar = 2.55 F hitung 2.30 < F tabel2.55 , maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda 102 Lampiran 5 DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 KELAS EKSPERIMEN (X-7) KONTROL (X-8) Ahmad Roziqin Anggy Maulidina P Archika Banita D Annisa Ega Kuqniare Asih Kurniatul L Annisa Husana Latif Bagas Kurniawan Dea Arum Komala Bagus Aji Setiawan Dian Vitiana Ningrum Bagus Surya P Dida Muhammad Amri Diana Anggarini Dwika Retnawati Fakhrananda Faiz Advan Zain Febriana Safitri Febrianto M Isa Fitria Windyasari Halimy Widya Falah Hanif Trianapurna J Intan Indira O Hijrah Muktisari Isti Fatimah Iin Hanik S Jovita Aileen R Levina Elsa P S Lailyta Khairinnisa Muhammad Muchlas D Lutfia Uli Nuha Mertiana Widyawati Maulida Luthfiana Muhammad Irfan Nfa Meidina Rahmawati Nabila Hafizah S Muhammad Adifan Nia Chasanah Muhammad Akbar S W Nindya Dewi P Muhammad Luthfi H Nur Fahmia Nadia Verina F Pancaning Dini H W Nana Agustina W Rahajeng Ainiken P Novrisca Rizky P Refli Triwahanto Rani Kumala Sari Renandi Putra G Ristan Anerangi Puri Septya Kurnia P Sadam Afian R Tin Ana Susanti Sadewa Sapta Kusuma Triaji Suseno Sekar Firdhea R S Utta Gatra P Yora Latifah Arum Zenti Daning P Yulashar M 103 Lampiran 6 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu KOMPETENSI DASAR 3.2.Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasireduksi dan hubungannya dengan nama senyawa serta penerapannya : SMA : KIMIA :X/2 : Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi : 14 jam pelajaran INDIKATOR MATERI POKOK Konsep Membedakan konsep oksidasi- Oksidasi reduksi ditinjau Reduksi dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion PENGALAMAN BELAJAR Menemukan perbedaan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan penerimaan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan rasa ingin tahu dalam diskusi kelompok. Mendeskripsikan aturan/ cara penentuan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa ion dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry atau buku paket dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan percaya diri. ASPEK ALOKASI SUMBER PENILAIAN WAKTU BELAJAR Jenis tagihan 8 jam Buku kimia - Tugas individu yang - Tugas mengandung kelompok informasi - Ulangan tentang - Kuis reaksi oksidasi Bentuk instrumen reduksi atau - Tes tertulis modul - Performans Chemistry (kinerja dan Magazine sikap) berbasis Inquiry Artikel di internet yang berhubungan dengan reaksi oksidasi reduksi 104 Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks Menemukan dengan bekerja keras cara menentukan oksidator dan reduktor dalam reksi redoks. Memberi nama senyawa menurut IUPAC Mendiskusikan cara memberi nama senyawa yang berkaitan dengan reaksi redoks menurut IUPAC dengan santun dan saling menghargai. Siswa dapat menemukan contoh senyawa untuk ditentukan namanya menurut IUPAC. Aplikasi Menemukan konsep redoks redoks dalam untuk memecahkan masalah memecahkan lingkungan dalam diskusi masalah kelompok di kelas dengan lingkungan berpikir logis dan komunikatif. Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan 2 jam 105 Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah : SMA N 1 Magelang Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X/2 Materi Pokok : Konsep Oksidasi dan Reduksi Sub Materi Pokok : Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran (6 kali pertemuan) Standar Kompetensi: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi Kompetensi dasar : 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. I. Indikator Pencapaian Kompetensi: Secara garis besar : 1. Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. 3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 4. Memberi nama senyawa menurut IUPAC. 5. Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. Secara rinci, indikator pencapaian kompetensi dibedakan menjadi: a. Kognitif 1. Proses 106 a) Melakukan diskusi membahas konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks. b) Melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa atau ion dengan santun dan berpikir logis. c) Melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan reaksi redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir logis. d) Melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dengan percaya diri dan berpikir logis. 2. Produk a) Menemukan perbedaan penggabungan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi. b) Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan percaya diri. c) Berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan reaksi redoks. d) Menuliskan reaksi redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi) dalam diskusi kelompok dengan kerjasama dan berpikir logis. e) Memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya diri dan saling mneghargai. f) Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelas dengan berpikir logis dan komunikatif. b. Psikomotorik Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan menunjukkan kegiatan positif dalam : 1. Mengamplas pita Mg dengan terampil dan tepat. 2. Melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib. 3. Melakukan klasifikasi dengan tepat. 4. Melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab. 5. Keterampilan dalam membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat. 6. Terampil menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan tepat. 107 7. Mengerjakan soal-soal latihan dengan dengan cepat dan tepat. c. Afektif 1. Karakter Karakter siswa yang diharapkan : a) Rasa ingin tahu b) Toleransi c) Menghargai prestasi d) Jujur e) Kerja keras f) Komunikatif g) Tanggung jawab h) Peduli lingkungan 2. Keterampilan sosial a) Bertanya b) Berpendapat c) Menjadi pendengar yang baik d) Berdiskusi e) Berkomunikasi II. Tujuan: a. Kognitif 1. Proses a) Siswa melakukan diskusi konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks. b) Siswa melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa atau ion dengan santun dan berpikir logis. c) Siswa melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan reaksi redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir logis. d) Siswa melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dengan berpikir logis dan komunikatif. 108 2. Produk a) Siswa dengan rasa ingin tahu yang tinggi dapat menemukan perbedaan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. b) Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan saling menghargai. c) Siswa mampu berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan reaksi redoks. d) Siswa dengan bekerjasama dan berpikir logis dapat menuliskan reaksi redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi). e) Siswa mampu memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya diri dan saling mneghargai. f) Siswa mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelas dengan percaya diri dan berpikir logis. b. Afektif 1. Karakter Untuk terlibat dalam proses belajar mengajar, paling tidak siswa yang dinilai menunjukkan karakter jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, mengharap restasi, tanggung jawab, peduli lingkungan. 2. Keterampilan sosial 1. Siswa berani mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran 2. Siswa berani mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran 3. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru 4. Siswa dapat menganalisa pertanyaan yang diberikan guru 5. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di depan kelas 6. Siswa mampu menghargai pendapat siswa lain 7. Siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru 109 c. Psikomotorik Melalui kegiatan diskusi kelas, aspek psikomotorik siswa dalam keterampilan bertanya dan menjawab, serta kecakapan bekerjasama dengan anggota kelompok menunjukkan segi positif, yaitu : 1. Siswa dengan terampil dan tepat mengamplas pita Mg. 2. Siswa melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib 3. Siswa melakukan klasifikasi dengan tepat 4. Siswa melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab. 5. Siswa membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat. 6. Siswa melakukan tanya jawab tentang penjelasan penentuan biloks pada senyawa dengan tepat. 7. Siswa menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan cepat dan tepat. III. Analisis Materi 1. Perkembangan Konsep Redoks a) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh : Perkaratan besi Reaksi Reduksi Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis 6CO2 (g) + 6H2O (l) C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g) b) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron Reaksi redoks merupakan reaksi yang berlangsung melalui mekanisme serah terima elektron. Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh : Ca Ca2++ 2e- (Oksidasi) Cl2 + 2e- 2 Cl- (Reduksi) ________________________________________________ Ca + Cl2 CaCl2 Reaksi Redoks 110 c) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi (a) Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi. (b) Reaksi Reduksi Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi. (c) Reaksi Reaksi redoks Suatu reaksi reaksi redoks berlangsung jika dalam reaksi tersebut terjadi peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut : 1) Unsur bebas yang stabil mempunyai bilangan oksidasi = 0. Contoh bilngan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2, dan Fe = 0 2) F, unsur yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1 untuk semua senyawanya. 3) Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif. Contoh : Golongan IA (logam alkali) = +1 4) Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengam muatannya. Contoh bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3 5) Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali bersenyawa dengan logam, maka bilangan oksidasi H = -1 karena unsur H lebih elektonegatif. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1 6) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2), dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan oksidasi O = -1/2). 7) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0. Contoh : dalam H2SO4 (2 x biloks H) + (biloks S) + (4 x biloks O) = 0 8) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya 111 3. Reaksi Disproporsionasi Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi terjadi jika suatu unsur mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Dengan demikian, unsur tersebut dapat berperan sebagai pengoksidasi sekaligus pereduksi. Contoh : 6 NaOH(aq)+ 3 Cl2(g) 5NaCl(aq)+ NaClO(aq)+ 3 H2O(l) Reduksi Oksidasi 4. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks Oksidator (pengoksidasi) adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi reduksi. Reduktor (pereduksi) adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi oksidasi. 5. Tata Nama Senyawa a. Tata Nama Senyawa Biner Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam 1) Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi akhiran –ida. Untuk logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu maka setelah nama ion positif diikuti dalam kurung bilangan oksidasinya dalam angka romawi Contoh: KCl : kalium klorida, NaH : natrium hidrida, FeCl2: Besi (II) klorida, FeCl3: Besi (III) klorida 2) Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih elektronegatif, kemudian ditambah akhiran –ida. Pada atom dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tersebut. Contoh: HF : hidrogen fluorida, PCl3: fosfor triklorida 112 b. Tata Nama Senyawa Poliatomik Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida. Contoh : CaSO4: kalsium sulfat, Al(OH)3 : aluminium hidroksida 6. Aplikasi Redoks dalam Kehidupan Batu baterai dan aki memiliki senyawa elektrolit yang mengalami reaksi redoks. Reaksi redoks inilah yang berperan penting menghasilkan arus listrik. a. Baterai Baterai biasa atau sel kering dibuat dari wadah seng yang berfungsi sebagai anoda dan batang karbon sebagai katoda, sedangkan elektrolitnya digunakan campuran berupa pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl, dan sedikit air. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- Katoda : 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) 7. Kegiatan Laboratorium Reaksi Redoks pada Pembakaran dan Pemberian Larutan Asam pada Pita Magnesium Alat dan Bahan Alat : : 1. Penjepit 2. Pembakar Bunsen 3. Gelas Kimia 100 mL 4. Ampelas 5. Korek api Bahan : 1. Pita magnesium 2. 50 mL larutan HNO3 1 M 113 3. 50 mL larutan HCl 1 M 4. 50 mL larutan H2SO4 1 M Cara kerja : 1. Mengamplas pita magnesium (Mg) hingga bersih. Kemudian, jepit pita Mg dengan penjepit, lalu bakar. (perhatian : jangan menatap pita Mg yang sedang terbakar ) 2. Mengamplas pita Mg hingga bersih. Kemudian masukkan pita Mg ke dalam gelas kimia yang berisi 50 mL larutan HNO3 1M. 3. Mengulangi langkah 2 dengan larutan kerja yang tersedia. 4. Mengamati perubahan yang terjadi pada pita Mg IV. Model dan Metode Pembelajaran - Model Pembelajaran : Inquiry based learning - Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya jawab V. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dilakukan dalam enam kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai kelima dilakukan pembelajaran dengan Inquiry based learning, sedangkan pada pertemuan keenam digunakan untuk mengukur keberhasilan pemebelajaran dengan menggunakan post test. PERTEMUAN PERTAMA (2 Jam Pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu merapikan tempat duduk dan cara duduk siswa. Guru memberikan motivasi, misalnya : dengan mempelajari redoks, kita bisa mempelajari bagaimana proses terjadinya perkaratan. Eksplorasi: Alokasi Waktu 10 menit 20 menit 114 Guru mendemonstrasikan pengenalan konsep redoks Siswa mencoba beberapa langkah praktikum dan melakukan pengamatan pita magnesium (sifat dan pembentukan gas) serta mengidentifikasi konsep redoks berdasarkan pengamatan. Siswa diminta mencari contoh reaksi redoks yang lain dari internet untuk dibedakan berdasarkan konsep reaksi redoks (penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi). Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4 orang. Guru meminta masing-masing siswa dalam setiap kelompok bertanggungjawab atas keberhasilan kelompok. Elaborasi: Siswa diberi tugas untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru mengenai konsep redoks dengan saling menghargai. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Guru memberi bonus nilai bagi siswa yang paling cepat menyelesaikan tugas. Siswa mengerjakan latihan soal dan menerangkannya di depan kelas, kemudian guru dan siswa yang lain mengoreksi pekerjaan siswa tersebut dengan cermat dan teliti. Konfirmasi: Guru menyampaikan kebenaran hasil 35 menit 115 3. Kegiatan Penutup diskusi kelompok. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa menyampaikan kesimpulan sementara yang ditemukannya setelah diskusi. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan soal pada modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. 15 menit 10 menit PERTEMUAN KEDUA (1 Jam Pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan tujuan yang harus dicapai siswa. Guru menanyakan pekerjaan rumah pada siswa yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Alokasi Waktu Eksplorasi: Guru mengajak siswa berdiskusi dengan santun mengenai tugas sebelumnya tentang materi konsep redoks dan penentuan bilangan oksidasi dari senyawa NaCl, KMnO4, CO2 dan ion Mg2+, Cl-, SO42-. Siswa memahami dengan berpikir logis cara menentukan bilangan oksidasi dengan mencoba mencari poin penting atau aturan penentuan bilangan oksidasi. 10 menit Elaborasi: 20 menit Siswa mengerjakan soal-soal 5 menit 116 penentuan bilangan oksidasi yang ada dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dan soal yang diberikan oleh guru. Siswa dapat melakukan tanya jawab dengan santun dan percaya diri pada siswa yang lain atau pada guru untuk menemukan jawanban dari permasalahan dalam menentukan bilangan oksidasi. Guru membuka diskusi kelas untuk menyelesaikan soal-soal penentuan bilangan oksidasi. Siswa mengerjakan latihan soal dan menerangkannya di depan kelas dengan penuh percaya diri, kemudian guru dan siswa yang lain mengoreksi pekerjaan siswa tersebut. Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman dengan tepat tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dengan berpikir logis dari hasil diskusi. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menyarankan siswa untuk mengerjakan dan memahami soalsoal dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry serta mempelajari materi tentang menentukan oksidator dan reduktor. 5 menit 5 menit PERTEMUAN KETIGA (2 Jam Pelajaran) No. 1. Kegiatan Pendahuluan Isi Kegiatan Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu memberikan jargon yang menggugah semangat siswa untuk Alokasi Waktu 10 menit 117 belajar, misalnya “I’am on the ball”. Guru me-refresh pengetahun siswa tentang ilmu redoks yang telah mereka dapat pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan gambaran singkat mengenai kaitan antar sub-bab. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi: Siswa memahami dengan cermat kaitan materi sebelumnya dengan materi penentuan oksidator dan reduktor melalui power point yang ditampilkan oleh guru. Guru melakukan tanya jawab pada siswa untuk menemukan perbedaan oksidator dan reduktor serta anomali pada beberapa reaksi redoks. Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4 orang dengan tertib. Elaborasi: Siswa diberi permainan “The King of Card” yang meng-cover materi redoks dari konsep reaksi redoks sampai menentukan oksidator dan reduktor. Siswa dalam kelompoknya menyelesaikan soal-soal pada kartu dan menjelaskan di depan kelas dengan penuh percaya diri. Kelompok yang paling banyak menyelesaikan kartu dengan benar menjadi kelompok terbaik. 20 menit 35 menit Konfirmasi: Guru menyampaikan jawaban yang benar dari semua soal. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang soal yang belum dipahami. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. 15 menit 118 3. Kegiatan Penutup Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penghargaan pada kelompok terbaik. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari latihan soal pada modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry tentang tata nama IUPAC. 10 menit PERTEMUAN KEEMPAT (1 jam pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru memotivasi siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari materi Tata Nama Senyawa Menurut Aturan IUPAC. Guru menanyakan latihan soal pada modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry apabila ada yang belum dipahami. Alokasi Waktu Eksplorasi: Guru mengajak siswa mengingat tata nama senyawa yang pernah dibahas di semester satu untuk menggali ingatan siswa. Siswa dengan rasa ingin tahu mencari minimal 5 contoh senyawa untuk masing-masing siswa, untuk ditentukan penamaannya menggunakan sistem IUPAC. 8 menit 7 menit Elaborasi: Siswa menentukan nama senyawa yang telah sebelumnya dicari oleh siswa menggunakan sistem IUPAC dengan cermat dan berpikir logis. Siswa dengan tertib bertukar jawaban dan pertanyaan dengan siswa yang lain untuk lebih memahami tata nama senyawa dengan system IUPAC. Siswa dapat melakukan tanya jawab pada siswa yang lain atau pada guru dengan santun untuk menemukan 20 menit 119 jawaban dari permasalahan dalam menentukan tata nama IUPAC. Guru membuka diskusi kelas untuk menyelesaikan soal-soal tata nama IUPAC. Siswa mengerjakan latihan soal dan menjelasan di depan kelas dengan rasa percaya diri, kemudian guru dan siswa yang lain mengoreksi pekerjaan siswa tersebut. Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman dengan berpikir logis tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi dengan benar. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel penerapan konsep redoks dalam kehidupan nyata. 5 menit 5 menit PERTEMUAN KELIMA (2 jam pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu menyiapkan posisi duduk siswa agar siswa siap untuk belajar. Guru me-refresh pengetahun siswa dengan pertanyan-pertanyaan tentang materi reaksi redoks. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas menyusun artikel tentang penerapan konsep redoks dalam kehidupan nyata. Alokasi Waktu Eksplorasi: Siswa memahami dengan berpikir logis artikel tentang kaitan konsep 20 menit 10 menit 120 reaksi redoks dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata untuk meyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Siswa dengan tertib membentuk kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Elaborasi: Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dengan saling menghargai untuk menemukan manfaat konsep redoks dalam kehidupan nyata. Siswa dalam kelompoknya dengan penuh percaya diri mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas tentang hipotesisnya mengenai konsep redoks dalam kehidupan nyata. Guru membuka diskusi kelas untuk membahas konsep redoks dalam kehidupan nyata. 35 menit Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penghargaan pada kelompok terbaik. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan soal pada modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry tentang materi redoks yang belum dikerjakan. 15 menit 10 menit 121 VI. Penilaian a. Ranah Kognitif Prosedur : Tugas tertulis Jenis tagihan : Tugas mandiri dan ulangan Bentuk soal : Pilihan ganda dan uraian Instrumen : Lembar soal ulangan Kunci jawaban : Terlampir b. Ranah Psikomotor Prosedur : Observasi langsung c. Ranah Afektif Prosedur VII. : Observasi langsung Media dan Sumber Belajar Media : Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, Media Power Point, internet. Sumber Ajar : Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga Khamidinal, Tri Wahyuningsih Shidiq Premono. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Zumdahl, Steven S., Susan L. Zumdahl & Donald J. DeCoste. 2007. World of Chemistry. U.S.A : Houghton Mifflin Company Semarang, Januari 2013 Mengetahui, Guru Pamong Praktikan Usman Khamidi, S.Si Elgaliza Karina Devi NIP 197003072005011004 NIM 4301409046 122 VIII. Alat Evaluasi Kisi-kisi soal: No. 1. Materi Indikator Konsep redoks Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion No.soal 1 2, 3, 4 2. Pereduksi dan Menentukan oksidator dan pengoksidasi reduktor dalam reaksi redoks 5 3. Tata senyawa nama Memberi nama senyawa menurut menurut IUPAC 6 4. Aplikasi larutan Mengaplikasikan konsep elektrolit dan larutan elektrolit dan konsep reaksi redoks redoks dalam peristiwa dalam kehidupan sehari-hari 7 SOAL 1. Tuliskan pengertian oksidasi dan reduksi dan contoh reaksinya berdasarkan: a. Pengikatan/ pelepasan oksigen b. Serah terima elektron c. Perubahan bilangan oksidasi 2. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa berikut: a) NH3 b) CF4 c) O2F2 d) CaO e) SnO 123 3. Tentukan bilangan oksidasi oksigen dalam : a. O2 b. H2O c. O2F2 d. H2SO4 e. Na2O2 4. Tentukan bilangan oksidasi belerang dalam : a. SO2 b. SO2Cl2 c. Na2S2O3 d. S8 e. Na4S4O6 5. Tunjukkan zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi redoks berikut: a. 3Cu(s) + 8HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l) b. Cl2(aq) + 2KOH(aq) KCl(aq) + KClO(aq) + H2O(l) 6. Berikan nama untuk senyawa-senyawa berikut ini : a. Al2(SO4)3 b. Cu2O c. Fe2O3 d. PbO2 7. Carilah produk-produk kimia yang berfungsi sebagai desinfektan (pembunuh kuman) yang bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan kita dan catatlah senyawa yang bersifat oksidator dari produk tersebut. KUNCI JAWABAN 1. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan: a. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen Reaksi Oksidasi 124 Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh : Perkaratan besi Reaksi Reduksi Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis 6CO2 (g) + 6H2O (l) C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g) b. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh : 4 Na 4 Na+ + 4 e- reaksi oksidasi O2 + 4 e- 2 O2- reaksi reduksi 4 Na + O2 2 Na2O reaksi redoks 2 Na 2 Na+ + 2e- reaksi oksidasi Cl2 + 2 e- 2 Cl- reaksi reduksi 2 Na + Cl2 2 NaCl reaksi redoks c. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi (d) Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi. (e) Reaksi Reduksi Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi. 2. Biloks masing-masing unsur dalam senyawa berikut : a. NH3 : biloks N= -3 ; biloks H = +1 b. CF4 : biloks C= +4; biloks F= -1 c. O2F2 : biloks O= +1; biloks F= -1 d. CaO : biloks Ca= +2; biloks O= -2 e. SnO : biloks Sn= +2; biloks O= -2 3. Bilangan oksidasi oksigen dalam : a. O2 :0 b. H2O : -2 c. O2F2 : +1 125 d. H2SO4 : -2 e. Na2O2 : -1 4. Bilangan oksidasi belerang dalam : a. SO2 : +4 b. SO2Cl2 : +6 c. Na2S2O3 : +4 d. S8 :0 e. Na4S4O6 : +2 5. Zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi redoks berikut : a. 3Cu(s) Cu(NO3)2(aq) = oksidasi 8HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) = reduksi b. Cl2(aq) KCl(aq) = reduksi Cl2(aq) KClO(aq) = oksidasi 6. Nama senyawanya adalah : a. Al2(SO4)3 = Aluminium (III) Sulfat b. Cu2O = Kupro Oksida c. Fe2O3 = Ferri Oksida d. PbO2 = Plumbi Oksida 7. Senyawa yang bersifat oksidator dalam produk adalah KClO3, CaOCl2, KMnO4, dan lain-lain. 126 Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah : SMA N 1 Magelang Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X/2 Materi Pokok : Konsep Oksidasi dan Reduksi Sub Materi Pokok : Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi Alokasi Waktu : 10 jam pelajaran (6 kali pertemuan) Standar Kompetensi: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi Kompetensi dasar : 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. I. Indikator Pencapaian Kompetensi: Secara garis besar : 1. Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. 3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 4. Memberi nama senyawa menurut IUPAC. 5. Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. Secara rinci, indikator pencapaian kompetensi dibedakan menjadi: a. Kognitif 1. Proses 127 a) Melakukan diskusi membahas konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks. b) Melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa atau ion dengan santun dan berpikir logis. c) Melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan reaksi redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir logis. d) Melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dengan percaya diri dan berpikir logis. 2. Produk a) Menemukan perbedaan penggabungan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi. b) Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan percaya diri. c) Berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan reaksi redoks. d) Menuliskan reaksi redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi) dalam diskusi kelompok dengan kerjasama dan berpikir logis. e) Memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya diri dan saling mneghargai. f) Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelas dengan berpikir logis dan komunikatif. b. Psikomotorik Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan menunjukkan kegiatan positif dalam : 1. Mengamplas pita Mg dengan terampil dan tepat. 2. Melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib. 3. Melakukan klasifikasi dengan tepat. 4. Melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab. 5. Keterampilan dalam membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat. 6. Terampil menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan tepat. 128 7. Mengerjakan soal-soal latihan dengan dengan cepat dan tepat. c. Afektif 1. Karakter Karakter siswa yang diharapkan : a) Rasa ingin tahu b) Toleransi c) Menghargai prestasi d) Jujur e) Kerja keras f) Komunikatif g) Tanggung jawab h) Peduli lingkungan 2. Keterampilan sosial a) Bertanya b) Berpendapat c) Menjadi pendengar yang baik d) Berdiskusi e) Berkomunikasi II. Tujuan: a. Kognitif 1. Proses a) Siswa melakukan diskusi konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks. b) Siswa melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa atau ion dengan santun dan berpikir logis. c) Siswa melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan reaksi redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir logis. d) Siswa melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dengan berpikir logis dan komunikatif. 129 2. Produk a) Siswa dengan rasa ingin tahu yang tinggi dapat menemukan perbedaan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. b) Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan saling menghargai. c) Siswa mampu berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan reaksi redoks. d) Siswa dengan bekerjasama dan berpikir logis dapat menuliskan reaksi redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi). e) Siswa mampu memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya diri dan saling mneghargai. f) Siswa mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelas dengan percaya diri dan berpikir logis. b. Afektif 1. Karakter Untuk terlibat dalam proses belajar mengajar, paling tidak siswa yang dinilai menunjukkan karakter jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, mengharap restasi, tanggung jawab, peduli lingkungan. 2. Keterampilan sosial 1. Siswa berani mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran 2. Siswa berani mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran 3. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru 4. Siswa dapat menganalisa pertanyaan yang diberikan guru 5. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di depan kelas 6. Siswa mampu menghargai pendapat siswa lain 7. Siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru 130 c. Psikomotorik Melalui kegiatan diskusi kelas, aspek psikomotorik siswa dalam keterampilan bertanya dan menjawab, serta kecakapan bekerjasama dengan anggota kelompok menunjukkan segi positif, yaitu : 1. Siswa dengan terampil dan tepat mengamplas pita Mg. 2. Siswa melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib 3. Siswa melakukan klasifikasi dengan tepat 4. Siswa melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab. 5. Siswa membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat. 6. Siswa melakukan tanya jawab tentang penjelasan penentuan biloks pada senyawa dengan tepat. 7. Siswa menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan cepat dan tepat. III. Analisis Materi 1. Perkembangan Konsep Redoks a) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh : Perkaratan besi Reaksi Reduksi Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis 6CO2 (g) + 6H2O (l) C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g) b) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron Reaksi redoks merupakan reaksi yang berlangsung melalui mekanisme serah terima elektron. Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh : Ca Ca2++ 2e- (Oksidasi) Cl2 + 2e- 2 Cl- (Reduksi) ________________________________________________ Ca + Cl2 CaCl2 Reaksi Redoks 131 c) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi (a) Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi. (b) Reaksi Reduksi Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi. (c) Reaksi Reaksi redoks Suatu reaksi reaksi redoks berlangsung jika dalam reaksi tersebut terjadi peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut : 1) Unsur bebas yang stabil mempunyai bilangan oksidasi = 0. Contoh bilngan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2, dan Fe = 0 2) F, unsur yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1 untuk semua senyawanya. 3) Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif. Contoh : Golongan IA (logam alkali) = +1 4) Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengam muatannya. Contoh bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3 5) Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali bersenyawa dengan logam, maka bilangan oksidasi H = -1 karena unsur H lebih elektonegatif. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1 6) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2), dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan oksidasi O = -1/2). 7) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0. Contoh : dalam H2SO4 (2 x biloks H) + (biloks S) + (4 x biloks O) = 0 8) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya 132 3. Reaksi Disproporsionasi Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi terjadi jika suatu unsur mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Dengan demikian, unsur tersebut dapat berperan sebagai pengoksidasi sekaligus pereduksi. Contoh : 6 NaOH(aq)+ 3 Cl2(g) 5NaCl(aq)+ NaClO(aq)+ 3 H2O(l) Reduksi Oksidasi 4. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks Oksidator (pengoksidasi) adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi reduksi. Reduktor (pereduksi) adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi oksidasi. 5. Tata Nama Senyawa a. Tata Nama Senyawa Biner Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam 1) Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi akhiran –ida. Untuk logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu maka setelah nama ion positif diikuti dalam kurung bilangan oksidasinya dalam angka romawi Contoh: KCl : kalium klorida, NaH : natrium hidrida, FeCl2: Besi (II) klorida, FeCl3: Besi (III) klorida 2) Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih elektronegatif, kemudian ditambah akhiran –ida. Pada atom dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tersebut. Contoh: HF : hidrogen fluorida, PCl3: fosfor triklorida 133 b. Tata Nama Senyawa Poliatomik Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida. Contoh : CaSO4: kalsium sulfat, Al(OH)3 : aluminium hidroksida. 6. Aplikasi Redoks dalam Kehidupan Batu baterai dan aki memiliki senyawa elektrolit yang mengalami reaksi redoks. Reaksi redoks inilah yang berperan penting menghasilkan arus listrik. a. Baterai Baterai biasa atau sel kering dibuat dari wadah seng yang berfungsi sebagai anoda dan batang karbon sebagai katoda, sedangkan elektrolitnya digunakan campuran berupa pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl, dan sedikit air. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- Katoda : 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) b. Sel Aki Aki disebut juga sel timbal (sel Pb) karena terdiri atas rangkaian lempeng timbal. Sel ini dapat diisi ulang dengan arus listrik. Sebagai anoda adalah lempeng Pb dan sebagai katoda lempeng PbO2, sedangkan elektrolitnya larutan H2SO4. Reaksi sel yang berlangsung adalah sebagai berikut. Anoda : Pb(s) Pb2+(aq) + 2e- Katoda : PbO2(s) + 4H+(aq) + 2e- Pb2+(aq) + 2H2O(l) + Pb(s) + PbO2(s) + 4H+(aq) 2Pb2+(aq) + 2H2O(l) 7. Kegiatan Laboratorium Reaksi Redoks pada Pembakaran dan Pemberian Larutan Asam pada Pita Magnesium Alat dan Bahan Alat : : 134 1. Penjepit 2. Pembakar Bunsen 3. Gelas Kimia 100 mL 4. Ampelas 5. Korek api Bahan : 1. Pita magnesium 2. 50 mL larutan HNO3 1 M 3. 50 mL larutan HCl 1 M 4. 50 mL larutan H2SO4 1 M Cara kerja : 1. Mengamplas pita magnesium (Mg) hingga bersih. Kemudian, jepit pita Mg dengan penjepit, lalu bakar. (perhatian : jangan menatap pita Mg yang sedang terbakar ) 2. Mengamplas pita Mg hingga bersih. Kemudian masukkan pita Mg ke dalam gelas kimia yang berisi 50 mL larutan HNO3 1M. 3. Mengulangi langkah 2 dengan larutan kerja yang tersedia. 4. Mengamati perubahan yang terjadi pada pita Mg IV. Model dan Metode Pembelajaran - Model Pembelajaran : Inquiry based learning - Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya jawab V. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dilakukan dalam enam kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai kelima dilakukan pembelajaran dengan Inquiry based learning, sedangkan pada pertemuan keenam digunakan untuk mengukur keberhasilan pemebelajaran dengan menggunakan post test. 135 PERTEMUAN PERTAMA (2 Jam Pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu merapikan tempat duduk dan cara duduk siswa. Guru memberikan motivasi, misalnya : dengan mempelajari redoks, kita bisa mempelajari bagaimana proses terjadinya perkaratan. Alokasi Waktu Eksplorasi: Guru mendemonstrasikan pengenalan konsep redoks Siswa mencoba beberapa langkah praktikum dan melakukan pengamatan pita magnesium (sifat dan pembentukan gas) serta mengidentifikasi konsep redoks berdasarkan pengamatan. Siswa diminta mencari contoh reaksi redoks yang lain dari internet untuk dibedakan berdasarkan konsep reaksi redoks (penggabungan dan pelepasan 20 menit 10 menit oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi). Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4 orang. Guru meminta masing-masing siswa dalam setiap kelompok bertanggungjawab atas keberhasilan kelompok. Elaborasi: Siswa diberi tugas untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru mengenai konsep redoks dengan saling menghargai. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Guru memberi bonus nilai bagi siswa yang paling cepat menyelesaikan tugas. 35 menit 136 Siswa mengerjakan latihan soal dan menerangkannya di depan kelas, kemudian guru dan siswa yang lain mengoreksi pekerjaan siswa tersebut dengan cermat dan teliti. Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru menyampaikan kebenaran hasil diskusi kelompok. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa menyampaikan kesimpulan sementara yang ditemukannya setelah diskusi. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penghargaan pada kelompok dengan hasil diskusi terbaik. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari cara menentukan biloks senyawa maupun ion. 15 menit 10 menit PERTEMUAN KEDUA (1 Jam Pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan tujuan yang harus dicapai siswa. Guru mengingatkan siswa pada materi konsep reaksi redoks untuk dihubungkan dengan penentuan biloks senyawa dan ion. Alokasi Waktu Eksplorasi: Guru mengajak siswa berdiskusi mengenai senyawa NaCl, KMnO4, CO2 dan ion Mg2+, Cl-, SO42- dan menentukan bilangan oksidasinya bersama-sama. Siswa memahami dengan berpikir logis 10 menit 5 menit 137 cara menentukan bilangan oksidasi dengan mencoba mencari poin penting atau aturan penentuan bilangan oksidasi. Elaborasi: 20 menit Siswa mengerjakan soal-soal penentuan bilangan oksidasi yang diberikan oleh guru. Siswa dapat melakukan tanya jawab dengan santun dan percaya diri pada siswa yang lain atau pada guru untuk menemukan jawanban dari permasalahan dalam menentukan bilangan oksidasi. Guru membuka diskusi kelas untuk menyelesaikan soal-soal penentuan bilangan oksidasi. Siswa mengerjakan latihan soal dan menerangkannya di depan kelas dengan penuh percaya diri, kemudian guru dan siswa yang lain mengoreksi pekerjaan siswa tersebut. Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi tentang menentukan oksidator dan reduktor. 5 menit 5 menit 138 PERTEMUAN KETIGA (2 Jam Pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu memberikan jargon yang menggugah semangat siswa untuk belajar, misalnya “I’am on the ball”. Guru me-refresh pengetahun siswa tentang ilmu redoks yang telah mereka dapat pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan gambaran singkat mengenai kaitan antar sub-bab. Alokasi Waktu Eksplorasi: Siswa memahami dengan cermat kaitan materi sebelumnya dengan materi penentuan oksidator dan reduktor melalui power point yang ditampilkan oleh guru. Guru melakukan tanya jawab pada siswa untuk menemukan perbedaan oksidator dan reduktor serta anomali pada beberapa reaksi redoks. Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4 orang dengan tertib. 20 menit Elaborasi: Siswa diberi permainan “The King of Card” yang meng-cover materi redoks dari konsep reaksi redoks sampai menentukan oksidator dan reduktor. Siswa dalam kelompoknya menyelesaikan soal-soal pada kartu dan menjelaskan di depan kelas dengan penuh percaya diri. Kelompok yang paling banyak menyelesaikan kartu dengan benar menjadi kelompok terbaik. 10 menit 35 menit Konfirmasi: Guru menyampaikan jawaban yang benar dari semua soal. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang soal yang 15 menit 139 3. Kegiatan Penutup belum dipahami. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penghargaan pada kelompok terbaik. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru member tugas pada siswa untuk mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 10 menit PERTEMUAN KEEMPAT (1 jam pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru memotivasi siswa untuk bersungguhsungguh dalam mempelajari materi Tata Nama Senyawa Menurut Aturan IUPAC. Guru menanyakan latihan soal yang diberikan oleh guru apabila ada yang belum dipahami. Alokasi Waktu Eksplorasi: Guru mengajak siswa mengingat tata nama senyawa yang pernah dibahas di semester satu untuk menggali ingatan siswa. Siswa dengan rasa ingin tahu mencari minimal 5 contoh senyawa untuk masing-masing siswa, untuk ditentukan penamaannya menggunakan sistem IUPAC. 8 menit 7 menit Elaborasi: Siswa menentukan nama senyawa yang telah sebelumnya dicari oleh siswa menggunakan sistem IUPAC dengan cermat dan berpikir logis. Siswa dengan tertib bertukar jawaban dan pertanyaan dengan siswa yang lain untuk lebih memahami tata nama senyawa dengan system IUPAC. Siswa dapat melakukan tanya jawab pada siswa yang lain atau pada guru 20 menit 140 dengan santun untuk menemukan jawaban dari permasalahan dalam menentukan tata nama IUPAC. Guru membuka diskusi kelas untuk menyelesaikan soal-soal tata nama IUPAC. Siswa mengerjakan latihan soal dan menjelasan di depan kelas dengan rasa percaya diri, kemudian guru dan siswa yang lain mengoreksi pekerjaan siswa tersebut. Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman dengan berpikir logis tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi dengan benar. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mencari artikel penerapan konsep redoks dalam kehidupan nyata. 5 menit 5 menit PERTEMUAN KELIMA (2 jam pelajaran) No. Kegiatan 1. Pendahuluan 2. Kegiatan Inti Isi Kegiatan Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu menyiapkan posisi duduk siswa agar siswa siap untuk belajar. Guru me-refresh pengetahun siswa dengan pertanyan-pertanyaan tentang materi reaksi redoks. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas menyusun artikel tentang penerapan konsep redoks dalam kehidupan nyata. Alokasi Waktu Eksplorasi: Siswa memahami dengan berpikir logis artikel tentang kaitan konsep reaksi redoks dengan fenomena yang terjadi 20 menit 10 menit 141 dalam kehidupan nyata untuk meyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata. Siswa dengan tertib membentuk kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. Elaborasi: Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dengan saling menghargai untuk menemukan manfaat konsep redoks dalam kehidupan nyata. Siswa dalam kelompoknya dengan penuh percaya diri mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas tentang hipotesisnya mengenai konsep redoks dalam kehidupan nyata. Guru membuka diskusi kelas untuk membahas konsep redoks dalam kehidupan nyata. 35 menit Konfirmasi: 3. Kegiatan Penutup Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang materi yang belum dikuasai. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Guru memberi penghargaan pada kelompok terbaik. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan soal pada buku pegangan siswa. VI. Penilaian a. Ranah Kognitif Prosedur : Tugas tertulis Jenis tagihan : Tugas mandiri dan ulangan 15 menit 10 menit 142 Bentuk soal : Pilihan ganda dan uraian Instrumen : Lembar soal ulangan Kunci jawaban : Terlampir b. Ranah Psikomotor Prosedur : Observasi langsung c. Ranah Afektif Prosedur VII. : Observasi langsung Media dan Sumber Belajar Media : Lembar Kerja Kelompok, Media Power Point, internet Sumber Ajar : Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga Khamidinal, Tri Wahyuningsih Shidiq Premono. 2009. Kimia : SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Semarang, Januari 2013 Mengetahui, Guru Pamong Praktikan Usman Khamidi, S.Si Elgaliza Karina Devi NIP 197003072005011004 NIM 4301409046 143 VIII. Alat Evaluasi Kisi-kisi soal: No. 1. Materi Indikator Konsep redoks Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion No.soal 1 2, 3, 4 2. Pereduksi dan Menentukan oksidator dan pengoksidasi reduktor dalam reaksi redoks 5 3. Tata senyawa nama Memberi nama senyawa menurut menurut IUPAC 6 Aplikasi larutan Mengaplikasikan konsep elektrolit dan larutan elektrolit dan konsep reaksi redoks redoks dalam peristiwa dalam kehidupan sehari-hari 4. 7 SOAL 1. Tuliskan pengertian oksidasi dan reduksi dan contohnya berdasarkan: a. Pengikatan/ pelepasan oksigen b. Serah terima elektron c. Perubahan bilangan oksidasi 2. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa berikut: a) NH3 b) CF4 c) O2F2 d) CaO 144 e) SnO 3. Tentukan bilangan oksidasi oksigen dalam : a. O2 b. H2O c. O2F2 d. H2SO4 e. Na2O2 4. Tentukan bilangan oksidasi belerang dalam : a. SO2 b. SO2Cl2 c. Na2S2O3 d. S8 e. Na4S4O6 5. Tunjukkan zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi redoks berikut: a. 3Cu(s) + 8HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l) b. Cl2(aq) + 2KOH(aq) KCl(aq) + KClO(aq) + H2O(l) 6. Berikan nama untuk senyawa-senyawa berikut ini : a. Al2(SO4)3 b. Cu2O c. Fe2O3 d. PbO2 7. Carilah produk-produk kimia yang berfungsi sebagai desinfektan (pembunuh kuman) yang bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan kita dan catatlah senyawa yang bersifat oksidator dari produk tersebut. 145 KUNCI JAWABAN 1. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan: a. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh : Perkaratan besi Reaksi Reduksi Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis 6CO2 (g) + 6H2O (l) C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g) b. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh : 4 Na - 4 Na+ + 4 e- reaksi oksidasi 2- O2 + 4 e 2O reaksi reduksi 4 Na + O2 2 Na2O reaksi redoks 2 Na 2 Na+ + 2e- reaksi oksidasi Cl2 + 2 e- 2 Cl- reaksi reduksi 2 Na + Cl2 2 NaCl reaksi redoks c. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi (d) Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi. (e) Reaksi Reduksi Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi. 2. Biloks masing-masing unsur dalam senyawa berikut : a. NH3 : biloks N= -3 ; biloks H = +1 b. CF4 : biloks C= +4; biloks F= -1 c. O2F2 : biloks O= +1; biloks F= -1 d. CaO : biloks Ca= +2; biloks O= -2 146 e. SnO : biloks Sn= +2; biloks O= -2 3. Bilangan oksidasi oksigen dalam : a. O2 :0 b. H2O : -2 c. O2F2 : +1 d. H2SO4 : -2 e. Na2O2 : -1 4. Bilangan oksidasi belerang dalam : a. SO2 : +4 b. SO2Cl2 : +6 c. Na2S2O3 : +4 d. S8 :0 e. Na4S4O6 : +2 5. Zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi redoks berikut : a. 3Cu(s) Cu(NO3)2(aq) = oksidasi 8HNO3(aq) Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) = reduksi b. Cl2(aq) KCl(aq) = reduksi Cl2(aq) KClO(aq) = oksidasi 6. Nama senyawanya adalah : a. Al2(SO4)3 = Aluminium (III) Sulfat b. Cu2O = Kupro Oksida c. Fe2O3 = Ferri Oksida d. PbO2 = Plumbi Oksida 7. Senyawa yang bersifat oksidator dalam produk adalah KClO3, CaOCl2, KMnO4, dan lain-lain. 147 Lampiran 9 KISI-KISI DAN KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI Kompetensi Uraian Materi Dasar Menjelaskan 1. Konsep redoks perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya Indikator Jenjang C1 2(B), 3(B), Membedakan konsep 11(E) oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion 2. Pereduksi dan Menentukan oksidator dan pengoksidasi reduktor dalam reaksi redoks 3. Tata nama Memberi nama senyawa senyawa menurut menurut IUPAC 12(D) Jumlah soal 11 C2 1(A), 4(B), 7(B), 8(A), 9(C) C3 5(A), 10(C), 23(B) C4 13(A), 14(D), 17(E) 6(D),15(E )16(C), 19(C),20( E),21(C) 18(C), 24(E), 25(A) 12 27(C),28(A) 33(C), 34(A) 31(C) 9 22(A), 29(B), 30(A) 36(E), 37(C), 38(D),39(B), 40(D),41(E), 42(E),43(B), 48(E) 9 148 4. Aplikasi Mendeskripsikan konsep larutan larutan elektrolit dan elektrolit dan konsep redoks dalam reaksi redoks peristiwa dalam kehidupan sehari-hari Jumlah 45(E) 26(B),35(B) 32(A),44(C) 9 46(A),47(A) 49(C), 50(A) 5 Keterangan: yang bercetak tebal adalah nomor soal yang digunakan sebagai soal post test. 22 19 4 50 149 Lampiran 9 SOAL UJI COBA Mata Pelajaran Pokok Bahasan Waktu : Kimia : Reaksi Oksidasi dan Reduksi : 90 menit PETUNJUK UMUM Tulislah terlebih dahulu Nama dan Nomor Tes anda pada lembar jawab yang tersedia. Jumlah soal sebanyak 50 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masingmasing soal. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan langkah sebagai berikut: Semula : A B C D E Pembetulan : A B C D E Sifat Closed Book, diperbolehkan menggunakan kalkulator Berdoalah sebelum mengerjakan 1. Konsep reaksi redoks tidak terdapat pada peristiwa …. A. Terabsorbsinya sari makanan dalam dinding usus B. Proses asimilasi pada tumbuh-tumbuhan C. Perkaratan logam D. Reaksi pada aki kendaraan E. Reaksi bahan bakar dengan oksigen 2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : 1) Reaksi pelepasan hidrogen 2) Reaksi penambahan bilangan oksidasi 3) Reaksi pembebasan oksigen 4) Reaksi pelepasan elektron Dari pernyataan di atas yang sesuai dengan konsep reaksi redoks adalah... A. 1, 2, dan 3 D. 1 dan 3 B. 2, 3, dan 4 E. 1 dan 3 C. 1, 2, dan 4 3. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan pengertian oksidasi adalah... A. Pelepasan elektron B. Penangkapan elektron C. Pengikatan oksigen D. Penambahan bilangan oksidasi E. Penambahan oksigen 150 4. Reaksi berikut yang termasuk reaksi reduksi adalah... A. C + O2 CO2 B. 2BaO2 2BaO + O2 C. 2K + O2 2K2O D. 4Fe + 3O2 2FeO3 E. C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O 5. Reaksi oksidasi yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup adalah... A. C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6 H2O B. 6CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6O2 C. C + 6O2 CO2 D. CH4 + O2 CO2 + H2O E. Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2 6. Cl2(g)+ 2KBr(aq) 2KCl(aq)+ Br2(aq) Reaksi di atas termasuk reaksi …. A. bukan redoks, sebab tidak melibatkan oksigen B. bukan redoks, sebab tidak melepas dan menangkap elektron C. redoks, sebab biloks Cl2 bertambah dari 0 menjadi +l D. redoks, sebab biloks Cl2 turun dari 0 ke -1 E. redoks, sebab biloks Br turun dari 0 ke -1 7. Reaksi yang menyebabkan penurunan bilangan oksidasi adalah .... A. Fe2+ Fe3+ + eB. Cl2 + 2e- 2ClC. 6O2- 3O2 + 12eD. Na Na+ + eE. Zn Zn2+ + 2e8. Reaksi berikut : 2 Na+ + ½ O2 Na2O disebut reaksi …. A. Oksidasi D. Elektroionisasi B. Reduksi E. Oksidator C. Redoks 9. Perhatikan reaksi berikut. CO(g)+ NO(g) CO(g)+ N2(g) Berdasarkan konsep reaksi redoks, pernyataan yang benar tentang reaksi di atas adalah .... A. Gas CO merupakan oksidator B. Gas NO merupakan reduktor C. Gas NO melepaskan oksigen D. Gas NO menangkap oksigen E. Bukan reaksi redoks, karena koefisien reaksi seimbang 151 10. Reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah …. A. 2Al(s) + 6HI(aq) 2AlI3(s) + 3H2(g) B. Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) C. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) D. CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l) E. 2Fe(s) + 6H2SO4(aq) Fe2(SO4)3 (s) + 3SO2(g) + H2O(l) 11. Tiga macam pengertian reduksi sebagai berikut : 1) Penerimaan elektron 2) Pelepasan oksigen 3) Penurunan bilangan oksidasi Urutan perkembangan pengertian reduksi adalah... A. 1-2-3 D. 2-3-1 B. 1-3-2 E. 2-1-3 C. 3-2-1 12. Pernyataan tentang pereduksi atau reduktor : 1) Spesi yang menerima elektron 2) Spesi yang mengalami reduksi 3) Spesi yang melepaskan elektron 4) Spesi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi Dari beberapa pernyataan diatas, yang benar adalah …. A. 1, 2, 3 D. 3, 4 B. 2, 3 E. 1, 3 C. 2, 4 13. Sebagian dari daur Nitrogen di alam adalah sebagai berikut: N2 NO NO3NO2 Untuk bilangan oksidasi mulai dari yang terendah adalah …. A. 0, +2, +4, +5 B. 0, +3, +4, +5 C. -3, 0, +1, +3 D. -3, 0, +2, +3 E. -3, +2, +3, 0 14. Bilangan oksidasi atom tembaga pada senyawa [Cu(H2O)4]2+ adalah .... A. -4 D. +2 B. -2 E. +4 C. 0 152 15. K2CrO4(aq)+ H2SO4(aq) K2SO4(aq)+ K2Cr2O7(aq)+ H2O(l) Biloks krom berubah dari …. A. +3 ke +6 D. +6 ke +12 B. +6 ke +3 E. Tidak berubah C. +6 ke +8 16. Gunung kapur mengandung senyawa kalsium karbonat. Bilangan oksidasi karbon dalam senyawa tersebut adalah... A. +1 D. +5 B. +2 E. +6 C. +4 17. Bilangan oksidasi oksigen yang bernilai +2 dan -1 terdapat pada senyawa .... A. H2O dan O2 B. OF2 dan HNO3 C. H2O2 dan H2O D. O2 dan HNO3 E. OF2 dan H2O2 18. Unsur klorin dalam senyawa dapat ditemukan dengan bilangan oksidasi dari -1 sampai +7. Di antara ion-ion ClO-, ClO3-, dan Cl-, manakah yang tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi... A. ClOB. ClO3C. ClD. ClO- dan ClO3E. ClO3- dan Cl19. Senyawa besi yang memiliki biloks sama terdapat pada senyawa berikut, yaitu .... A. [Fe(CN)6]4+ dan FeCl3 B. FeCl3dan Fe2+ C. FeSO4dan FeO D. Fe(OH)2 dan Fe2O3 E. FeS dan [Fe(Cn)6]320. Tingkat oksidasi Cl tertinggi terdapat dalam senyawa... A. Natrium klorida B. Natrium hipoklorit C. Natrium klorit D. Natrium klorat E. Natrium perklorat 153 154 27. Zat pengoksidasi (oksidator) yang dapat menangkap tiga elektron adalah .... A. ClO-3 ClB. Ni3+ Ni2+ C. MnO4- MnO2 D. NO-3 N2O E. Cl2 2Cl28. Cl2 (g) + 2NaBr (s) Br2 (g) +2 NaCl (s) Dari reaksi diatas dapat ditentukan oksidator dan reduktor, yaitu …. A. Cl2 = oksidator, NaBr = reduktor B. NaBr = oksidator, Cl2 = reduktor C. Cl2 = oksidator, Br = reduktor D. NaCl = oksidator, NaBr = reduktor E. NaCl = oksidator, Cl2 = reduktor 29. 2 HCl(l)+ Na2S2O3(aq) 2 NaCl(aq)+ H2O(l)+ SO2(g)+ S(s) Unsur yang mengalami reaksi autoredoks adalah unsur …. A. Cl D. O B. S E. H C. Na 30. Reaksi antara natrium dan air 2Na + 2H2O → 2NaOH + H2 Zat yang mengalami reduksi adalah . . . . A. Air B. Natrium C. Natrium hidroksida D. Gas hidrogen E. Natrium dan air ditunjukan dengan persamaan 31. Di antara zat yang digaris bawahi berikut, yang mengalami oksidasi adalah... A. 2Ag+(aq) + Cu(s) 2Ag(s) + Cu2+(aq) B. 2I-(aq) + Cl(g) I2(aq) ++2Cl-(aq) C. Sn2+(aq) + Cl(g) Sn4+(aq) + 2Fe2+(aq) D. 5I-(aq) + IO3-(aq) + 6H+(aq) 3I2(aq) + 3H2O(l) E. FeS(s) + 2H2+(aq) Fe2+(aq) + H2(g) 32. Berikut adalah salah satu reaksi yang terjadi pada pengolahan besi: Fe2O3+ 3CO Fe + 3CO2 Manakah pernyataan yang sesuai dengan reaksi di atas? A. Fe2O3 sebagai oksidator. B. Fe2O3 melepas elektron. : 155 C. Fe2O3 menangkap oksigen. D. gas CO melepas oksigen. E. gas CO bersifat oksidator. 33. Senyawa halogen yang bersifat mereduksi terdapat pada persamaan reaksi …. A. CaO + 2HClO Ca(ClO)2 + H20 B. Cu + FeCl2 CuCl2 +Fe C. 6HI + 2HNO3 2NO +3I2 + 4H2O D. 6HClO4 + P2O5 3Cl2O7 + 2H3PO4 E. 2AuCl3 + 3Zn 3ZnCl2 + 2Au 34. Diketahui persamaan reaksi: 3Cu(s) + 8HNO3(aq) 3Cu(NO3)2 (aq) + 2NO (g) + 4H2O (l) Zat yang bertindak sebagai reduktor adalah … A. Cu D. NO B. HNO3 E. H2O C. Cu(NO3)2 35. Sendok alumunium dapat dilapisi oleh perak melalui proses penyepuhan. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang tidak benar? A. Kedua logam tercelup dalam larutan perak nitrat melalui proses penyepuhan B. Sendok alumunium dihubungkan dengan kutub positif dan logam perak dengan kutub negatif C. Logam perak larut membentuk Ag+ D. Ion Ag+ akan terdeuksi menjadi Ag pada kutub negatif E. Di kutub positif terjadi Ag Ag+ + e36. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan CuO adalah .... A. asam nitrat(III) dan tembaga(I) oksida B. asam nitrat(V) dan tembaga(II) oksida C. asam nitrat dan tembaga(I) oksida D. asam nitrat(V) dan tembaga oksida E. asam nitrat dan tembaga(II) oksida 37. Berikut merupakan pasangan yang benar tentang senyawa dan nama senyawa, kecuali .... A. PbO2: Timbal(IV) oksida B. SnCl2: Timah(II) klorida C. Al2S3: Alumunium(III) sulfida D. FeO : Besi(II) oksida E. Fe2O3: Besi(III) oksida 156 38. Rumus kimia dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah …. A. HClO, H2S, H3PO3 B. HCl, H2SO3, H3PO4 C. HClO3, H2SO4, H2PO4 D. HCl, H2SO4, H3PO4 E. HCl, H2SO3, H3PO4 39. Rumus kimia untuk senyawa-senyawa besi (III) adalah : 1) Fe2O3 2) Fe3(CO)2 3) Fe2(SO4)3 4) FeCl2 Yang benar adalah... A. 1, 2, 3 B. 1, 3 C. 2, 4 D. 4 E. 1, 2, 3, 4 40. Besi banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak dilapisi atau dicat maka besi tersebut akan cepat berkarat karena teroksidasi menjadi senyawa besi (III) oksida. Rumus kimia untuk senyawa tersebut adalah... A. Fe3O B. FeO C. Fe3O2 D. Fe2O3 E. Fe2O 41. Menurut aturan IUPAC, senyawa BaSO4 mempunyai nama …. A. Barium sulfida B. Barium sulfit C. Boron sulfida D. Boron sulfat E. Barium sulfat 42. Penulisan nama yang tepat untuk AgCl, Fe2O3, dan PbS adalah …. A. perak klorat, besi(II) oksida, dan timbal sulfida B. argentum klorida, besi(II) oksida, dan timbal sulfat C. perak klorida, besi oksida, dan timbal(II) oksida D. perak klorida, besi hidroksida, dan timbal (II) sulfida E. perak klorida, besi (III) oksida, dan timbal (II) sulfide 157 43. Rumus kimia dinitrogen trioksida adalah …. A. 2N3O B. N2O3 C. N3O2 D. 3N2O E. 2NO3 44. Pada pengolahan biji besi menjadi besi, diperlukan zat dan bahan seperti kokas, kapur, silikat. Fungsi karbon pada pengolahan tersebut adalah... A. Mengikat zat pengisi B. Sebagai oksidator C. Sebagai reduktor D. Sebagai katalis E. Mempercepat proses pemanasan 45. Fungsi penambahan O2 pada proses pengolahan limbah adalah untuk …. A. mengoksidasi limbah organik B. menaikkan kadar BOD C. sebagai konsumsi bakteri pengurai D. menurunkan kadar BOD E. sumber kehidupan bakteri pengurai dan mengoksidasi limbah organik 46. Pengolahan air bersih dengan menggunakan Cl2(g) sebagai desinfektan menghasilkan HOCl(aq). Fungsi Cl2(g) pada reaksi tersebut adalah …. A. Sebagai reduktor B. Sebagai oksidator C. Sebagai katalis D. Mempercepat proses pengolahan air E. Memperlambat proses pengolahan air 47. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim akhir-akhir ini adalah karena naiknya kadar CO2 di udara yang salah satunya disebabkan pembakaran gas alam metan. Pada peristiwa ini, senyawa yang mengalami oksidasi adalah... A. CH4 B. CO2 C. H2O D. O2 E. CH4 dan CO2 48. Rumus kimia dari timah (IV) sulfat adalah …. A. SnS4 B. SnS2 158 C. Sn2(SO4)4 D. SnSO4 E. Sn(SO4)2 49. Diantara proses berikut: (1) Karbon organik CH4 (2) Fosforus organik fosfat (3) Nitrogen organik nitrat (4) Belerang organik sulfat Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan lumpur aktif adalah …. A. Semua B. (1), (2), dan (3) C. (2), (3), dan (4) D. (1) dan (3) E. (2) dan (4) 50. Di bawah ini merupakan cara-cara mencegah korosi, kecuali …. A. Menghilangkan gas oksigen dan air dari sekitar logam B. Melapisi logam dengan cat C. Melapisi logam dengan logam lain D. Membuat logam paduan E. Proteksi katodik Lampiran 11 159 ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN, DAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA No Kode No.Soal No.Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 UCO-9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 2 UCO-6 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3 UCO-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 UCO-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 UCO-3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 6 UCO-5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 7 UCO-23 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 UCO-24 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 9 UCO-14 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 UCO-21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 UCO-1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 UCO-2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 13 UCO-19 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 14 UCO-22 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 15 UCO-8 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 16 UCO-20 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 17 UCO-10 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 18 UCO-13 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 19 UCO-4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 20 UCO-7 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 21 UCO-12 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 Validitas Jumlah 15 Mp 32.8421 35.3571 32.1875 33.1429 35.063 35.0625 35.2 Mt 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 p 0.90476 0.66667 0.7619 0.66667 0.7619 0.7619 0.71429 0.2381 0.61905 0.66667 0.42857 0.66667 0.7619 0.85714 0.7143 0.71429 0.7619 0.42857 0.95238 0.85714 q 0.09524 0.33333 0.2381 0.33333 0.2381 0.2381 0.28571 0.7619 0.38095 0.33333 0.57143 0.33333 0.2381 0.14286 0.2857 0.28571 0.2381 0.57143 0.04762 0.14286 pq 0.08617 0.22222 0.18141 0.22222 0.1814 0.18141 0.20408 0.18141 0.23583 0.22222 St 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 rpbis 0.12239 0.58236 -0.0818 0.12724 0.6174 0.61741 0.59414 0.49979 0.87541 0.61173 0.33639 0.56768 0.5941 0.41653 0.55661 0.433 14 0.433 16 0.433 14 0.433 16 0.433 0.433 0.433 5 13 36.2 37.0769 0.433 0.433 14 9 14 35.5 34.6667 35.2857 0.433 16 18 15 35.875 34.8889 35.2 0.2449 0.22222 0.18141 0.12245 0.433 0.433 0.815 0.74256 0.433 0.433 15 16 34.4 34.8125 36.7778 0.2041 0.20408 0.18141 0.433 9 1 16 rtabel 19 0.433 0.433 20 18 33.1 34.6667 0.2449 0.04535 0.12245 0.6678 0.31334 0.67279 0.433 0.433 0.433 Validitas Daya Pembeda Kriteria valid tidak tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid 10 9 8 8 9 9 9 4 10 8 5 9 10 10 9 9 10 6 10 JBB 9 5 8 6 7 7 6 1 3 6 4 5 6 8 6 6 6 3 10 8 JSA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 JSB DP Kriteria Tingkat Kesukaran tidak JBA 0.18182 0.44545 0.07273 0.25455 0.2636 0.26364 0.35455 0.30909 0.72727 0.25455 0.13636 0.44545 0.45455 0.27273 Jelek Baik Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Sekali Cukup Jelek Baik Baik Cukup 10 0.3545 0.35455 0.45455 0.32727 0.09091 0.27273 Cukup Cukup Baik Cukup Jelek Cukup JBA + JBB 19 14 16 14 16 16 15 5 13 14 9 14 16 18 15 15 16 9 20 2JSA 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 0.95 0.7 0.8 0.7 0.8 0.8 0.75 0.25 0.65 0.7 0.45 0.7 0.8 0.9 0.75 0.75 0.8 0.45 1 0.9 IK Kriteria Kriteria soal Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah 18 Mudah Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai *dibuang*dibuang *dibuang *dibuang 1 2 3 4 5 6 7 8 *dibuang *dibuang *dibuang 9 10 11 12 13 14 15 *dibuang 16 17 *dibuang 18 19 20 157 No.Soal 21 22 23 24 25 26 27 No. Soal 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 No. Soal 38 39 40 41 42 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 17 0 15 0 11 0 0 11 12 34.4706 35.5333 32.0909 36.3636 35.75 0 4 0 15 0 1 18 16 36.25 35.733 35.1111 35.75 0 20 1 16 32.5 34.9375 0 16 1 0 0 0 6 14 2 16 34.563 37.6667 35.5 33 35.125 0 13 0 16 1 18 37.077 34.4375 33.7778 0 20 0 18 32.05 34.3889 0 20 18 33.3 34.8889 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 0.80952 0.71429 0.52381 0.52381 0.57143 0.19048 0.7143 0.85714 0.7619 0.95238 0.7619 0.7619 0.28571 0.66667 0.09524 0.7619 0.619 0.7619 0.85714 0.95238 0.85714 0.95238 0.85714 0.19048 0.28571 0.47619 0.47619 0.42857 0.80952 0.2857 0.14286 0.2381 0.04762 0.2381 0.2381 0.71429 0.33333 0.90476 0.2381 0.381 0.2381 0.14286 0.04762 0.14286 0.04762 0.14286 0.1542 0.20408 0.24943 0.24943 0.1542 0.2041 0.12245 0.18141 0.04535 0.18141 0.1814 0.20408 0.22222 0.08617 0.18141 0.2358 0.18141 0.12245 0.04535 0.12245 0.04535 0.12245 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 0.52934 0.66814 -0.0744 0.66032 0.58481 0.49146 0.7125 0.81233 0.4958 0.72211 0.61173 0.05941 0.63261 0.8754 0.46541 0.39371 -0.2577 0.58557 0.433 0.433 0.433 0.433 0.2449 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 0.433 0.433 0.433 0.433 0.7846 -0.0129 0.58701 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.4221 0.74256 0.433 0.433 valid valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak tidak valid tidak valid 10 9 4 7 8 3 9 10 9 10 9 9 4 9 1 9 9 9 9 9 10 10 7 6 7 4 4 1 6 8 7 10 7 7 2 5 1 7 4 7 9 11 8 10 8 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 0.36364 0.35455 -0.2364 0.33636 0.43636 0.20909 0.3545 0.27273 0.26364 0.09091 0.26364 Cukup Cukup Jelek Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Cukup 0.2636 0.21818 0.44545 0.00909 0.26364 Cukup Cukup Baik Jelek Cukup 0.5364 0.26364 0.08182 Baik Cukup Jelek 10 -0.1 0.27273 0.09091 0.27273 Jelek Cukup Jelek Cukup 17 15 11 11 12 4 15 18 16 20 16 16 6 14 2 16 13 16 18 20 18 20 18 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 0.75 0.9 0.65 0.8 0.85 Mudah 0.75 Mudah 0.55 Sedang 0.55 Sedang 0.6 Sedang 0.2 Sukar Mudah Mudah 0.8 Mudah 1 Mudah 0.8 Mudah 0.8 Mudah 0.3 Sukar 0.7 Sedang 0.1 Sukar 0.8 Mudah Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai *dibuang *dibuang *dibuang *dibuang*dibuang *dibuang 21 22 23 24 25 26 27 28 29 *dibuang *dibuang 30 31 32 33 Sedang Mudah 0.9 Mudah 1 Mudah 35 36 1 Mudah 0.9 Mudah Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai *dibuang *dibuang *dibuang 34 0.9 Mudah 37 38 *dibuang 39 40 41 *dibuang 42 43 159 No. Soal Y2 Y 44 45 46 47 48 49 50 1 0 1 0 0 0 1 45 2025 1 1 1 1 0 1 1 42 1764 1 0 1 1 1 1 0 41 1681 1 1 0 1 0 0 1 41 1681 0 1 1 1 1 0 1 40 1600 0 1 0 1 1 0 1 39 1521 0 1 0 1 0 0 0 37 1369 0 1 0 1 1 1 1 37 1369 0 1 0 0 0 0 0 37 1369 0 1 0 0 1 0 0 36 1296 0 1 0 0 1 0 0 33 1089 0 1 1 1 0 0 0 33 1089 0 1 1 1 1 0 0 33 1089 0 0 0 1 0 0 0 33 1089 1 0 0 0 1 1 0 30 900 0 0 0 0 0 0 0 29 841 0 1 0 0 1 0 0 25 625 0 1 1 0 0 0 0 21 441 0 0 0 0 0 0 0 17 289 1 0 0 1 1 0 1 17 289 0 0 1 0 0 0 0 17 289 683 23705 6 13 36 34.9231 8 11 10 34 35.7273 33.1 4 7 37.5 37.2857 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 0.2857 0.61905 0.38095 0.52381 0.47619 0.19048 0.33333 0.7143 0.38095 0.61905 0.47619 0.52381 0.80952 0.66667 0.2041 0.23583 0.23583 0.24943 0.24943 0.1542 0.22222 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 0.4881 0.433 0.4613 0.22265 0.55089 0.09447 0.65632 0.69209 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 0.433 valid valid tidak valid tidak valid valid 4 8 4 7 5 3 6 2 5 4 4 5 1 1 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 11 11 0.2182 0.34545 0.03636 0.33636 0.04545 0.20909 0.50909 Cukup Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup reliabilitas Baik 6 13 8 11 10 4 7 k 20 20 20 20 20 20 20 M 32.5238 0.35 Vt r11 71.0113 0.3 Sukar 0.65 Sedang 0.4 Sedang 0.55 Sedang 0.5 Sedang 0.2 Sukar Sedang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai ket. *dibuang 44 *dibuang 45 46 47 48 49 50 50 0.66375 baik 165 Lampiran 12 Uji Reliabilitas Soal Uji Coba r11 [ k M (k M ) ][1 ] k 1 kVt Keterangank: M Vt : Banyaknya butir soal : Rata-rata skor total : Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Pada α = 5% dengan n (jumlah siswa) = 21 diperoleh r tabel =0.433 k= M= Vt = r11 = 50 32.524 71.011 0.664 Karena r11 > rtabel, maka soal uji coba tersebut reliabel. Uji Reliabilitas Soal Post test r11 [ k M (k M ) ][1 ] k 1 kVt Keterangank: M Vt : Banyaknya butir soal : Rata-rata skor total : Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Pada α = 5% dengan n (jumlah siswa) = 21 diperoleh r tabel =0.433 k= M= Vt = r11 = 29 18.857 71.011 0.673 Karena r11 > rtabel, maka soal post-test tersebut reliabel. 166 Lampiran 13 KISI-KISI DAN KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI Kompetensi Uraian Materi Dasar Menjelaskan 1. Konsep redoks perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya Indikator Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi Jenjang C1 1(B) Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion 2. Pereduksi dan Menentukan oksidator dan pengoksidasi reduktor dalam reaksi redoks 3. Tata nama Memberi nama senyawa senyawa menurut menurut IUPAC 7(D) Jumlah soal 5 C2 4(B), 5(C) C3 2(A), 6(C) C4 8(A), 9(D) 3(D), 10(E), 12(C) 11(C), 13(E), 14(A) 8 18(B) 16(C), 17(A), 21(C) 19(A) 6 22(E),23(C) 24(D),25(E) 26(B) 5 167 Lampiran 13 4. Aplikasi reaksi Mendeskripsikan konsep oksidasi dan larutan elektrolit dan reduksi konsep redoks dalam peristiwa dalam kehidupan sehari-hari Jumlah 15(B),20(A), 27(C), 28(A), 29(A) 2 10 13 5 4 29 168 Lampiran 14 SOAL POST TEST Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Reaksi Oksidasi dan Reduksi Waktu : 70 menit PETUNJUK UMUM Tulislah terlebih dahulu Nama dan Nomor Tes anda pada lembar jawab yang tersedia. Jumlah soal sebanyak 29 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masingmasing soal. Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan langkah sebagai berikut: Semula : A B C D E Pembetulan : A B C D E Sifat Closed Book, diperbolehkan menggunakan kalkulator Berdoalah sebelum mengerjakan 1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : 1) Reaksi pelepasan hidrogen 2) Reaksi penambahan bilangan oksidasi 3) Reaksi pembebasan oksigen 4) Reaksi pelepasan elektron Dari pernyataan di atas yang sesuai dengan konsep reaksi redoks adalah... A. 1, 2, dan 3 D. 1 dan 3 B. 2, 3, dan 4 E. 1 dan 3 C. 1, 2, dan 4 2. Reaksi oksidasi yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup adalah... A. C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6 H2O B. C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O C. C + 6O2 CO2 D. CH4 + O2 CO2 + H2O E. Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2 3. Cl2(g)+ 2KBr(aq) 2KCl(aq)+ Br2(aq) Reaksi di atas termasuk reaksi …. A. bukan redoks, sebab tidak melibatkan oksigen B. bukan redoks, sebab tidak melepas dan menangkap elektron C. redoks, sebab biloks Cl2 bertambah dari 0 menjadi +l D. redoks, sebab biloks Cl2 turun dari 0 ke -1 E. redoks, sebab biloks Br turun dari 0 ke -1 169 Lampiran 14 4. Reaksi yang menyebabkan penurunan bilangan oksidasi adalah .... A. Fe2+ Fe3+ + eB. Cl2 + 2e- 2ClC. 6O2- 3O2 + 12eD. Na Na+ + eE. Zn Zn2+ + 2e5. Perhatikan reaksi berikut. CO(g)+ NO(g) CO2(g)+ N2(g) Berdasarkan konsep reaksi redoks, pernyataan yang benar tentang reaksi di atas adalah .... A. Gas CO merupakan oksidator B. Gas NO merupakan reduktor C. Gas NO melepaskan oksigen D. Gas NO menangkap oksigen E. Bukan reaksi redoks, karena koefisien reaksi seimbang 6. Reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah …. A. 2Al(s) + 6HI(aq) 2AlI3(s) + 3H2(g) B. Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g) C. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) D. Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) E. 2Fe(s) + 6H2SO4(aq) Fe2(SO4)3 (s) + 3SO2(g) + H2O(l) 7. Pernyataan tentang pereduksi atau reduktor : 1) Spesi yang menerima elektron 2) Spesi yang mengalami reduksi 3) Spesi yang melepaskan elektron 4) Spesi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi Dari beberapa pernyataan diatas, yang benar adalah …. A. 1, 2, 3 D. 3, 4 B. 2, 3 E. 1, 3 C. 2, 4 8. Sebagian dari daur Nitrogen di alam adalah sebagai berikut: N2 NO NO3NO2 Untuk bilangan oksidasi mulai dari yang terendah adalah …. A. 0, +2, +4, +5 B. 0, +3, +4, +5 170 Lampiran 14 C. -3, 0, +1, +3 D. -3, 0, +2, +3 E. -3, +2, +3, 0 9. Bilangan oksidasi atom tembaga pada senyawa [Cu(H2O)4]2+ adalah .... A. -4 C. 0 E. +4 B. -2 D. +2 10. K2CrO4(aq)+ H2SO4(aq) K2SO4(aq)+ K2Cr2O7(aq)+ H2O(l) Biloks krom berubah dari …. A. +3 ke +6 D. +6 ke +12 B. +6 ke +3 E. Tidak berubah C. +6 ke +8 11. Unsur klorin dalam senyawa dapat ditemukan dengan bilangan oksidasi dari -1 sampai +7. Di antara ion-ion ClO-, ClO3-, dan Cl-, manakah yang tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi... A. ClOB. ClO3C. ClD. ClO- dan ClO3E. ClO3- dan Cl12. Diketahui senyawa : KBrO3, PbBr4, NaBrO4,. Bilangan oksidasi atom Br dalam senyawa tersebut berturut-turut... A. +1, +3, +5 B. -1, +5, +7 C. +5, -1, +7 D. +5, +2, +6 E. +3, -1, +5 13. Reaksi redoks yang belum setara adalah …. A. Ni2+(aq) + CO(g) CO2+(aq) + Ni(s) B. 2 H2S(g) + SO2(aq) 2 H2O(l) + 3 S(s) C. NO3-(s) + 4 H+(aq)+ 3 Ag(aq) NO(aq) + 2 H2O(l) + 3Ag+(aq) D. 3 Cu(s) + 2 HNO3(aq)+ 6 H+(aq) 3 Cu2+(aq) + 4 H2O(l) + 2 NO(aq) E. Fe(s) + H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + SO2(g) + H2O(l) 171 Lampiran 14 172 Lampiran 14 D. 5I-(aq) + IO3-(aq) + 6H+(aq) 3I2(aq) + 3H2O(l) E. FeS(s) + 2H2+(aq) Fe2+(aq) + H2(g) 20. Berikut adalah salah satu reaksi yang terjadi pada pengolahan besi: Fe2O3+ 3CO Fe + 3CO2 Manakah pernyataan yang sesuai dengan reaksi di atas? A. Fe2O3 sebagai oksidator. B. Fe2O3 melepas elektron. C. Fe2O3 menangkap oksigen. D. gas CO melepas oksigen. E. gas CO bersifat oksidator. 21. Senyawa halogen yang bersifat mereduksi terdapat pada persamaan reaksi …. A. CaO + 2HClO Ca(ClO)2 + H2O B. Cu + FeCl2 CuCl2 +Fe C. 6HI + 2HNO3 2NO +3I2 + 4H2O D. 6HClO4 + P2O5 3Cl2O7 + 2H3PO4 E. 2AuCl3 + 3Zn 3ZnCl2 + 2Au 22. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan CuO adalah .... A. asam nitrat(III) dan tembaga(I) oksida B. asam nitrat(V) dan tembaga(II) oksida C. asam nitrat dan tembaga(I) oksida D. asam nitrat(V) dan tembaga oksida E. asam nitrat dan tembaga(II) oksida 23. Berikut merupakan pasangan yang benar tentang senyawa dan nama senyawa, kecuali .... A. PbO2: Timbal(IV) oksida B. SnCl2: Timah(II) klorida C. Al2S3: Alumunium(III) sulfida D. FeO : Besi(II) oksida E. Fe2O3: Besi(III) oksida 24. Rumus kimia dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah …. A. HClO, H2S, H3PO3 B. HCl, H2SO3, H3PO4 C. HClO3, H2SO4, H2PO4 D. HCl, H2SO4, H3PO4 E. HCl, H2SO3, H3PO4 173 Lampiran 14 25. Menurut aturan IUPAC, senyawa BaSO4 mempunyai nama …. A. Barium sulfida B. Barium sulfit C. Boron sulfida D. Boron sulfat E. Barium sulfat 26. Rumus kimia dinitrogen trioksida adalah …. A. 2N3O B. N2O3 C. N3O2 D. 3N2O E. 2NO3 27. Pada pengolahan biji besi menjadi besi, diperlukan zat dan bahan seperti kokas, kapur, silikat. Fungsi karbon pada pengolahan tersebut adalah... A. Mengikat zat pengisi B. Sebagai oksidator C. Sebagai reduktor D. Sebagai katalis E. Mempercepat proses pemanasan 28. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim akhir-akhir ini adalah karena naiknya kadar CO2 di udara yang salah satunya disebabkan pembakaran gas alam metan. Pada peristiwa ini, senyawa yang mengalami oksidasi adalah... A. CH4 B. CO2 C. H2O D. O2 E. CH4 dan CO2 29. Di bawah ini merupakan cara-cara mencegah korosi, kecuali …. A. Menghilangkan gas oksigen dan air dari sekitar logam B. Melapisi logam dengan cat C. Melapisi logam dengan logam lain D. Membuat logam paduan E. Proteksi katodik Lampiran 15 174 ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 Rata-rata Skor Total Peringkat P1 P2 P1 P2 17 21 21 18 15 22 22 21 22 17 17 20 20 18 17 22 20 21 21 15 8.5 5 5 7 10 2 2 5 2 8.5 8.5 5 5 7 8.5 1 5 2.5 2.5 10 Ʃb² Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel > 0,60 6x 21 rel = 110 (10²-1) rel = 1- rel = 0.873 126 990 Karena rel > 0,60 maka lembar observasi afektif dinyatakan reliabel b b² 0 0 0 0 1.5 1 -3 2.5 -0.5 -1.5 0 0 0 0 2.25 1 9 6.25 0.25 2.25 21 Lampiran 16 175 ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 Rata-rata Skor Total P1 P2 16 15 14 16 13 14 16 14 16 12 Peringkat P1 15 16 15 15 12 15 16 15 16 11 b P2 2.5 5 7 2.5 9 7 2.5 7 2.5 10 6 2 6 6 9 6 2 6 2 10 Ʃb² Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel > 0,60 6x 37 rel = 110 (10²-1) rel = 1- rel = 0.776 222 990 Karena rel > 0,60 maka lembar observasi psikomotorik dinyatakan reliabel b² -3.5 3 1 -3.5 0 1 0.5 1 0.5 0 12.25 9 1 12.25 0 1 0.25 1 0.25 0 37 Lampiran 17 176 ANALISIS UJI COBA ANGKET TANGGAPAN SISWA NO KODE INDIKATOR SKOR SKOR RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 KUADRAT UC-01 20 400 1 3 3 2 3 3 3 3 UC-02 21 441 2 3 4 2 3 3 4 2 UC-03 24 576 3 3 4 3 4 4 3 3 UC-04 21 441 4 3 3 3 3 3 3 3 UC-05 22 484 5 3 3 3 4 3 3 3 UC-06 21 441 6 3 3 3 3 3 3 3 UC-07 24 576 7 4 3 4 3 3 4 3 UC-08 20 400 8 4 2 2 3 3 2 4 UC-09 19 361 9 3 3 2 3 3 2 3 UC-10 24 576 10 4 3 3 3 4 3 4 UC-11 23 529 11 3 3 3 3 4 3 4 23 529 UC-12 4 3 3 3 12 4 3 3 UC-13 22 484 13 4 3 3 3 3 3 3 UC-14 23 529 14 4 3 3 3 4 3 3 UC-15 23 529 15 3 3 3 3 4 3 4 UC-16 25 625 16 4 3 3 4 4 3 4 UC-17 24 576 17 4 3 3 3 4 3 4 UC-18 21 441 18 3 3 3 3 3 3 3 UC-19 21 441 19 3 3 3 3 3 3 3 UC-20 25 625 20 4 3 3 4 4 3 4 UC-21 24 576 21 3 3 4 3 4 3 4 UC-22 22 484 22 4 3 3 3 3 3 3 UC-23 28 784 23 4 4 4 4 4 4 4 UC-24 21 441 24 3 3 3 3 3 3 3 UC-25 25 625 25 4 3 4 3 3 4 4 UC-26 22 484 26 3 3 3 3 4 3 3 UC-27 25 625 27 4 3 4 3 4 3 4 UC-28 23 529 28 3 2 4 3 4 3 4 UC-29 22 484 29 3 3 3 3 3 4 3 UC-30 23 529 30 4 3 3 4 3 2 4 104 91 92 97 103 92 102 681 15565 Jumlah Jumlah kuadrat 368 281 292 319 361 290 356 2 0.249 0.166 0.329 0.179 0.246 0.262 0.307 1.7367 σ Varians Total: Reliabilitas: 3.543 0.595 Lampiran 17 177 Perhitungan Reliabilitas Angket Rumus: 𝑟11 = 𝑘 ∑𝑉𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 (1 − ) 𝑘−1 𝑉𝑡 Keterangan: k : Banyaknya butir soal Vbutir: Jumlah varians butir Vt : Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: σb2 = 0.25 σ2t = 15565 + 0.17 + 681 30 … + 0.31 2 = 3.54 = 1.74 30 r = = 7 7 0.595 1 1 1.74 3.543 Pada α = 5% dengan n = 30 diperoleh r tabel = 0,361 Karena r > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel 178 Lampiran 18 DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Xrata ∑ n log n Khitung K max min rentang panjang S2 S Kelas X-7 (Eksperimen) X-8 (Kontrol) 83 79 76 88 76 90 88 96 76 95 79 78 85 78 61 85 96 76 67 94 85 95 88 91 89 96 76 87 96 79 84.277 2528 30 1.47712 5.87450 6 96 61 35 5.8667 77 76 77 84 55 89 90 61 84 80 89 90 87 84 77 72 79 64 64 80 77 62 84 77 76 76 84 78 90 78 78.039 2341 30 1.47712 5.87450 6 90 55 35 5.8050 82.3556 9.0750 84.6608 9.2011 179 Lampiran 19 UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST X-7 (KELAS EKSPERIMEN) Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) Ha : χ2hitung>χ2 tabel (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c2 = k (Oi - E i )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal Nilai Minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 61 - = = = = 96 61 35 6 Batas Kelas 60.5 66 66.5 67 - 72 72.5 73 - 78 78.5 79 - 84 84.5 85 - 90 90.5 91 - 96 96.5 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) s N = = = = 6 84.3 9.08 30 Z untuk Peluang Luas batas kls Untuk kelas Z -2.620 0.4956 0.02067 -1.959 0.4749 0.07213 -1.298 0.4028 0.16502 -0.637 0.2378 0.24761 0.025 0.0098 0.24375 0.686 0.2536 0.15743 1.347 0.4110 0.9066 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 1 1 0.1461 2 1 0.8058 5 7 0.4341 8 4 2.1462 8 9 0.1082 5 8 1.4949 30 30 5.1352 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho 5.14 7.81 2 Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 180 Lampiran 19 UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST X-8 (KELAS KONTROL) Hipotesis: Ho : χ2hitung< χ2 tabel Ha : χ2hitung> χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal) (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal) Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: c2 = k (Oi - E i )2 i =1 Ei å Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2< χ2 tabel Nilai Maksimal = Nilai Minimal = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 55 - 60 61 - 66 67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 90 55 35 6 Panjang Kelas Rata-rata ( X ) s N = = = = 6 78.039 9.2011 30 Batas Z untuk Peluang Luas kelas Kelas batas kls Untuk Z Z 54.5 -2.558 0.495 0.0231 60.5 -1.906 0.472 0.0766 66.5 -1.254 0.395 0.1687 72.5 -0.602 0.226 0.2464 78.5 0.050 0.020 0.2387 84.5 0.702 0.259 0.1535 90.5 1.354 0.412 0.9069 ∑ = Ei Oi (Oi-Ei)² Ei 1 1 0.0739 3 4 0.8487 6 1 3.7591 8 10 0.4198 8 8 0.0013 5 6 0.1681 30 30 5.2710 Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81 Daerah Daerah penerimaan Ho penolakan Ho 5.271 7.81 2 Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal 181 Lampiran 20 UJI KESAMAAN DUA VARIAN HASIL BELAJAR POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho : s²eksperimen = s²kontrol (varian kelompok eksperimen tidak berbeda dari varian kelompok kontrol) Ha : s²eksperimen ≠ s²kontrol (varian kelompok eksperimen berbeda dari varian kelompok kontrol) Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F= Varians terbesar Varians terkecil Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1) Daerah penerimaan Ho F 1/2a (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Jumlah n x Kelas X-7 (Eksperimen) 2528.30 30 84.28 Kelas X-8 (Kontrol) 2341.17 30 78.04 Varians (s2) Standart deviasi (s) 82.36 9.08 84.66 9.20 Sumber variasi Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = 84.66 82.36 = 1.0280 Pada α = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.025)(29:29) = 2.10 = 30 = 30 - 1 = 29 1 = 29 Daerah penerimaan Ho 1.0280 2.101 Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa varians nilai post test kelompok eksperimen dan kontrol tidak bebeda 182 Lampiran 21 Analisis terhadap pangaruh variabel Rumus rb = Keterangan X1 = X2 = Sy = p = q = u = X1 X2 pq uSy Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Simpangan baku dari kedua kelompok Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: X1 = 84.28 X2 = 78.04 Sy = 7.62 p = 0.50 q = 0.50 z = (diperoleh dari daftar F, Sudjana, 2005: 490) 0.00 Dari daftar tinggi ordinat normal baku, dengan Z = 0.00 diperoleh nilai u = (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2005: 489) 0.3989 rb = X1 = = X2 pq uSy 84.28 - 78.04 3.0394 0.50 x 0.50 0.513 KOEFISIEN DETERMINASI Rumus KD = rb2 x 100% Keterangan : rb : nilai koefisien korelasi biserial Dari data hasil analisis pengaruh treathment terhadap hasil belajar kimia diperoleh rb = 0.513 sehingga KD : KD = rb² x 100% = (0.513)² x 100% = 0.2632 x 100% = 26.32 % Dari hasil perhitungan didapatkan nilai KD = 26.32 % 183 Lampiran 22 UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA (SATU PIHAK KANAN) NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis H0 : x eksperimen ≤ x kontrol (rata-rata kelompok eksperimen tidak lebih besar dari kelompok kontrol) Ha : xeksperimen >xkontrol (rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol) Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: x t = 1 - x 2 1 1 + n1 n2 s dimana n 1 - 1s12 + n 2 - 1s 22 s= n1 + n 2 - 2 Ho diterima apabila t < t(1-a)(n1+n2-2) Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelas X-7 (Eksperimen) Kelas X-8 (Kontrol) Jumlah n x 2528.30 30 84.28 2341.17 30 78.04 Varians (s2) Standart deviasi (s) 82.3556 9.0750 84.6608 9.2011 Berdasarkan rumus di atas diperoleh: s = 30 1 84.6608 30 + + 30 30 1 2 82.3556 = 9.138283 78.04 = 2.644 1 1 9.13828338 + 30 30 Pada α = 5% dengan dk = 30 + 30 - 2 =58 diperoleh t(0.95)(58) = 1.670 t = 84.28 Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho 1.67 2.644 Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen (X-7) lebih baik daripada kelas kontrol (X-8) 184 Lampiran 23 KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL KELAS X-7 (EKSPERIMEN) Ketuntasan = Jumlah siswa dengan nilai ≥ 76 Jumlah siswa = 28 30 = 93.33 % X 100% X 100% Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal KETUNTASAN KLASIKAL HASIL BELAJAR KELAS X-8 (KONTROL) Ketuntasan = = = Jumlah siswa dengan nilai ≥ 76 Jumlah siswa 24 30 X 100% X 100% 80.00 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal 185 Lampiran 24 PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF Jenis Penilaian : Afektif Mata Pelajaran : Kimia Materi Pokok : Reaksi Oksidasi dan Reduksi a) Tujuan Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas b) Kriteria Penilaian Kode Aspek Aspek A Kehadiran dalam mengikuti pelajaran. B Keantusiasan mengikuti KBM C Mampu membuat hipotesis setelah diskusi D Kerjasama dalam kelompok Kriteria Keterangan Penilaian 4 Siswa hadir sebelum guru memulai pembelajaran. 3 Siswa hadir ketika guru sedang memulai pembelajaran. 2 Siswa hadir 15 menit setelah guru memulai pembelajaran. 1 Siswa tidak hadir dalam pembelajaran. 4 Siswa mengikuti KBM dengan kerja keras, kreatif, komunikatif, dan rasa ingin tahu. 3 Siswa mengikuti KBM dengan hanya menunjukkan tiga dari empat karakter. 2 Siswa mengikuti KBM dengan hanya menunjukkan dua dari empat karakter. 1 Siswa mengikuti KBM dengan hanya menunjukkan salah satu dari empat karakter. 4 Siswa membuat hipotesis dengan tepat dan jelas tanpa dibantu guru. 3 Siswa membuat hipotesis dengan tepat dan jelas dengan bantuan guru. 2 Siswa membuat hipotesis yang kurang tepat. 1 Siswa tidak membuat hipotesis. 4 Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan komunikatif, menghargai pendapat teman, santun, dan percaya diri. 3 Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan menunjukkan tiga dari empat karakter. 2 Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan menunjukkan dua dari empat karakter. 1 Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan menunjukkan salah satu dari empat karakter. 186 E Disiplin dalam mengumpulkan tugas 4 3 2 1 F Kerapian pakaiaian 4 3 2 1 Siswa mengumpulkan tugas dengan rasa tanggung jawab, tepat waktu, lengkap, dan benar. Siswa mengumpulkan tugas dengan memunculkan tiga dari empat syarat disiplin tugas. Siswa mengumpulkan tugas dengan memunculkan dua dari empat syarat disiplin tugas. Siswa mengumpulkan tugas dengan memunculkan satu dari empat syarat disiplin tugas. Siswa memakai pakaian seragam dengan rapi dan lengkap sesuai atributnya. Siswa memakai pakaian seragam dengan rapi, namun tidak lengkap dengan atributatributnya. Siswa memakai pakaian seragam akan tetapi tidak rapi dan tidak lengkap dengan atributatributnya. Siswa tidak memakai pakaian seragam sekolah. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai afektif siswa adalah: Skor maksimal : 6 x 4 = 24 Persentase Skor Kriteria: Sangat Baik skor yang diperoleh x 100% skor maksimum 85% < % skor ≤ 100% Baik 70% < % skor ≤ 85% Cukup 55% < % skor ≤ 70% Kurang 40% < % skor ≤ 55% Sangat Kurang 25% < % skor ≤ 40% 187 Lampiran 25 REKAPITULASI NILAI ASPEK AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN Kriteria 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3.7 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.8 3.67 4 4 4 3.67 3.67 4 4 4 4 3 4 4 3.67 2.67 4 4 3.67 4 4 4 4 4 2.33 4 4 4 4 4 4 3.81 Sangat tinggi rata 3 4 3.67 4 3.67 4 3.67 4 4 4 4 4 3.67 4 3.67 4 3.33 4 3.33 4 3 3 3.33 4 3 4 3.33 4 3.33 3 3.67 4 3.67 4 3 4 3.33 4 3.67 4 3.67 4 3.33 4 3.67 4 4 2 3.67 4 3.33 4 3.67 4 4 4 4 4 3 4 3.52 3.9 Sangat tinggi 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3.2 Sangat tinggi 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3.6 Jumlah skor Kerapian pakaian Nilai rataRata- rata I II III Sangat tinggi rata 2.67 3 3.33 4 2 4 4 4 4 2 2.67 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3.67 4 3 4 3.33 4 4 4 4 3 3 4 2.67 4 3 4 3.33 4 2.67 4 3.33 4 3.67 4 3 4 3.33 4 3.33 4 3.33 4 2.33 3 3.16 3.8 Sangat tinggi 2 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3.2 Tinggi Tinggi 3 4 2 4 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3.1 Tinggi rata 3 3 3 3 2.33 2 3.67 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2.67 2 2.33 4 3.33 4 2.67 2 2.33 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2.67 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3.33 4 3 3 3 4 2.33 3 4 4 3 2 2.92 3.2 Tinggi Tinggi Tinggi 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 Tinggi rata 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2.9 Sangat tinggi 3.33 3 3.67 3 2.67 2 3 4 3 3 2.67 3 3 2 4 3 3 3 2.67 2 4 2 3.67 3 3 3 4 2 2.67 3 3.67 3 4 3 3.67 3 3 3 3 3 4 3 3.67 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3.34 2.9 Sangat tinggi 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3.5 Tinggi 4 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3.2 Tinggi 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3.33 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3.7 3.68 3.3 Ratarata Tinggi 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3.7 III Sangat tinggi 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3.7 II Tinggi I Tinggi III Sangat tinggi Kriteria II Sangat tinggi 1 E-01 2 E-02 3 E-03 4 E-04 5 E-05 6 E-06 7 E-07 8 E-08 9 E-09 10 E-10 11 E-11 12 E-12 13 E-13 14 E-14 15 E-15 16 E-16 17 E-17 18 E-18 19 E-19 20 E-20 21 E-21 22 E-22 23 E-23 24 E-24 25 E-25 26 E-26 27 E-27 28 E-28 29 E-29 30 E-30 Rata-rata Ratarata I Sangat tinggi Kode Keantusiasan mengikuti KBM Sangat tinggi No Kehadiran dalam mengikuti pelajaran Skor yang diperoleh tiap aspek Mampu membuat Kerjasama dalam Disiplin dalam hipotesis setelah kelompok mengumpulkan tugas diskusi RataRataRataI II III I II III I II III 19.667 21.667 18.667 21.333 18.667 19 19.667 22.667 20.333 18.667 19.333 22.333 19.667 21 18 21.667 21.667 21.333 19.333 20 20.667 21.333 20.333 19.667 22.667 20.333 20 21.667 22.333 19.333 20.433 81.9 90.3 77.8 88.9 77.8 79.2 81.9 94.4 84.7 77.8 80.6 93.1 81.9 87.5 75 90.3 90.3 88.9 80.6 83.3 86.1 88.9 84.7 81.9 94.4 84.7 83.3 90.3 93.1 80.6 85.1 Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik 188 Lampiran 26 REKAPITULASI NILAI ASPEK AFEKTIF KELAS KONTROL 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 2 4 3 4 3 2 2 3 2.9 3 3 3 4 3 2 3 3 1 4 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3.2 2.67 4 3.33 4 3.33 4 3.33 4 2.67 4 2 4 2.33 4 3.33 4 1 3 3.33 3 3.67 4 3 4 3.67 4 2.33 4 4 4 3 4 3.67 4 3 4 4 3 4 3 2.67 4 4 4 2.33 4 3.67 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2.33 4 3 4 3.06 3.8 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3.8 4 4 4 4 4 3.67 4 3.67 2.67 2.67 4 4 4 4 3.67 4 4 2.67 2.67 3 4 4 4 4 4 4 3 3.67 4 4 3.71 Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi 3.33 3 2.67 4 3.33 4 2 3 2.33 3 2.67 2 2.67 2 2 4 2.33 1 2 3 3 4 3.67 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2.67 4 3.67 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2.33 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 2.82 3.1 III Tinggi 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2.8 II Ratarata Tinggi Tinggi 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2.8 Jumlah skor Kerapian pakaian Nilai rataRatarata I II III Tinggi 2 4 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 2.33 4 2 3 2 3 2 3 2.01 2.9 I Tinggi 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 III Tinggi 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 II Ratarata Tinggi 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 I Disiplin dalam mengumpulkan tugas Tinggi 3 3 4 2.33 2.67 2.67 2.67 2.33 3 2.67 3 3.33 2.67 2.33 3.33 2.33 2.67 2 3 4 3 4 2.67 2.67 2 4 4 3.33 3 2 2.92 Tinggi 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 2.9 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 2 4 4 4 3 2 3 Tinggi 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 2.9 II Tinggi III I Tinggi 4 4 4 3 4 2.33 3.67 3 2 2.33 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3.41 II Tinggi 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3.5 I Ratarata Tinggi 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3.4 III Ratarata Tinggi 4 4 4 3 4 2 4 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3.4 Skor yang diperoleh tiap aspek Mampu membuat Kerjasama dalam hipotesis setelah kelompok Keantusiasan mengikuti KBM Tinggi III Sangat tinggi Kriteria II Sangat tinggi 1 K-01 2 K-02 3 K-03 4 K-04 5 K-05 6 K-06 7 K-07 8 K-08 9 K-09 10 K-10 11 K-11 12 K-12 13 K-13 14 K-14 15 K-15 16 K-16 17 K-17 18 K-18 19 K-19 20 K-20 21 K-21 22 K-22 23 K-23 24 K-24 25 K-25 26 K-26 27 K-27 28 K-28 29 K-29 30 K-30 Rata-rata I Ratarata Tinggi Kode Sangat tinggi No Kehadiran dalam mengikuti pelajaran Kriteria rata 19 19 21.667 16.667 17.667 14.333 17.333 15.333 13 14 19.667 20 17.333 16.667 20 18.333 18.333 12.667 17.333 19.667 19.667 22 18 18.333 17.333 22 19.333 18 18.333 17 17.933 79.2 79.2 90.3 69.4 73.6 59.7 72.2 63.9 54.2 58.3 81.9 83.3 72.2 69.4 83.3 76.4 76.4 52.8 72.2 81.9 81.9 91.7 75 76.4 72.2 91.7 80.6 75 76.4 70.8 74.7 Baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik 189 Lampiran 27 PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTORIK Jenis Penilaian Mata Pelajaran Materi Pokok : Psikomotorik : Kimia : Reaksi Oksidasi dan Reduksi a) Kriteria Penilaian Kode Aspek Aspek 1 Mengamati demonstrasi dari guru 2 Mencoba melakukan praktikum 3 Keterampilan menggunakan alat 4 Kebersihan tempat dan alat Kriteria Keterangan Penilaian 4 Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru dengan teliti, cermat, tertib, dan rasa ingin tahu. 3 Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru dengan memunculkan tiga dari empat karakter. 2 Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru dengan memunculkan dua dari empat karakter. 1 Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru dengan memunculkan satu dari empat karakter. 4 Siswa mencoba melakukan praktikum dengan berani, antusias, percaya diri, dan santun. 3 Siswa mencoba melakukan praktikum dengan menunjukkan tiga dari keempat karakter. 2 Siswa mencoba melakukan praktikum dengan menunjukkan dua dari keempat karakter. 1 Siswa mencoba melakukan praktikum dengan menunjukkan satu dari keempat karakter. 4 Siswa menggunakan alat praktikum dengan terampil, cekatan, cepat, dan tepat. 3 Siswa menggunakan alat praktikum dengan menunjukkan tiga dari keempat karakter. 2 Siswa menggunakan alat praktikum dengan menunjukkan dua dari keempat karakter. 1 Siswa menggunakan alat praktikum dengan menunjukkan satu dari keempat karakter. 4 Mengembalikan alat dan meninggalkan tempat praktikum dalam keadaan bersih. 190 3 Mengembalikan alat dalam keadaan tidak bersih tetapi meninggalkan tempat praktikum dalam keadaan bersih. Mengembalikan alat dalam keadaan bersih tetapi meninggalkan tempat praktikum dalam keadaan tidak bersih. Mengembalikan alat dan meninggalkan tempat praktikum dalam keadaan tidak bersih. Siswa dapat menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan dengan cepat, benar, berani, dan percaya diri. Siswa dapat menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan dengan memunculkan tiga dari keempat karakter. Siswa dapat menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan dengan memunculkan dua dari keempat karakter. Siswa dapat menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan dengan memunculkan satu dari keempat karakter. 2 1 5 Menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan 4 3 2 1 85% < % skor ≤ 100% Kriteria: Sangat Baik Baik 70% < % skor ≤ 85% Cukup 55% < % skor ≤ 70% Kurang 40% < % skor ≤ 55% Sangat Kurang 25% < % skor ≤ 40% Skor maksimal : 5 x 4 = 20 Nilai Skor yang diperoleh Skor maksimal x 100% 191 Lampiran 28 REKAPITULASI NILAI ASPEK PSIKOMOTOR KELAS EKSPERIMEN Skor yang diperoleh tiap aspek II III 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3.33 3 4 4 4 3 4 3.33 4 4 4 4 4 4 2.33 3.33 3 4 4 4 4 3.6 3.6 3.53 3.58 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3.3 3.1 3 3 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3.2 3 3 2 3.67 4 2.67 2.67 4 2.67 3.67 3.33 3.67 2.67 3.33 2.33 3 3.67 3 3 3.33 2.33 4 3.67 4 4 3 3 3.33 4 2 Jumlah skor Nilai 15 18 14.67 16 18.67 14.67 16 19 16.33 18 17.33 19 16 16.67 15.67 17.67 19 17.33 16 18.67 17.33 17.33 19.33 16 19.33 16 16.33 19.33 19.33 14.67 75 90 73.33 80 93.33 73.33 80 95 81.67 90 86.67 95 80 83.33 78.33 88.33 95 86.67 80 93.33 86.67 86.67 96.67 82 96.67 80 81.67 96.67 96.67 73.33 Kriteria Baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik 3.2 17.1667 85.833 Sangat baik Tinggi 3.2 3.1 I 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 Tinggi 2 3.33 2.67 3 3.67 2 3 4 2.67 3 3.33 4 2.33 2.33 4 2.67 4 3 2 3.33 3 3 4 3.67 4 3 3 4 3.33 2.67 Tinggi 3.5 3.2 3.03 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 Menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil RataI II III rata Tinggi 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 2 4 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 Sangat tinggi 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 Sangat tinggi 3.4 3.37 4 4 2 3.33 4 3.33 3.33 4 3 4 4 4 3 4 2.33 4 4 4 3 4 4 2.33 3.67 3.33 4 3 2.33 4 4 2 Ratarata Sangat tinggi 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 2 4 4 2 Tinggi 3.8 3.77 3.8 3.63 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 2 Kebersihan tempat dan alat Sangat tinggi Kriteria 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 Tinggi 3.83 3 3.67 4 3 4 3.67 4 4 4 4 3.67 3.33 4 3 4 4 4 3.33 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 Tinggi Rata-rata 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 Tinggi 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 Tinggi Sangat tinggi 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 Sangat tinggi Sangat tinggi 24 25 26 27 28 29 30 E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 Mencoba melakukan Keterampilan menggunakan praktikum alat RataRataI II III rata I II III rata Sangat tinggi Sangat tinggi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Kode Siswa Sangat tinggi Sangat tinggi No Mengamati demonstrasi dari guru RataI II III rata 192 Lampiran 29 REKAPITULASI NILAI ASPEK PSIKOMOTOR KELAS KONTROL Skor yang diperoleh tiap aspek 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 2.67 3.00 3.67 4 3.67 4 3.67 4 4.00 3.33 3.67 3.67 3 3.67 4 4 4.00 3 3.33 4 4 3 3 2 3 3 4 1 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2.33 4 1.33 3.00 2.33 3.00 2.00 3.00 3.67 3.00 3.33 3.33 3 3.00 2.67 3.33 4.00 3.00 4 3.00 4 3 4 4 3.00 3 3 3 3.2 3.08 3.63 3.6 3.53 3.58 3.2 3 Jumlah skor Nilai 17 16 18.00 13 17.33 11.67 17 16 15.00 13 17.00 19 17 15.67 19.00 16.67 17 15.33 18 18.33 15.33 18.67 18.33 17 16.33 18 17.67 16.33 17.00 15.33 83 78 90.00 63 86.67 58.33 83 78 75.00 67 85.00 93 83 78.33 95.00 83.33 85 76.67 88 91.67 76.67 93.33 91.67 87 81.67 92 88.33 81.67 85.00 76.67 Kriteria Sangat baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Sangat baik Baik Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik 3.1 3.08 16.511 82.556 Sangat baik Tinggi 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 III Tinggi 2 2.67 3.00 2 3.00 3 3 4 3.33 3 3.00 3 3.00 2.00 4 3.00 3 3 4 3.67 2 3 4 3.00 3 4 4 2.33 3.00 3.33 II Tinggi 3.2 3.13 3.1 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 I Tinggi 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 III Ratarata Sangat tinggi Kriteria 3.2 3.1 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 II Menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil Ratarata Sangat tinggi 3.7 3.64 4 3 4 1.33 3.33 2.33 2.67 3.33 3 2.33 3.33 4 3 2.33 4.00 2.67 3 2.67 3.67 4 3.33 4.00 3.33 2.67 2.33 4 3.33 3 3 3 I Tinggi 3.6 4 3 4 2 4 2 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 III Sangat tinggi Sangat tinggi 3.7 4 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 Kebersihan tempat dan alat Ratarata Tinggi Rata-rata 4 3 4 1 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 II Tinggi 3.67 4.00 4 3 4 3.00 4 3 3 3 4.00 4.00 4 4 4 4 4 3.67 3 3 4 4 4 3.67 4 3.33 3 4 4 3 I Tinggi 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 III Tinggi 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 II Keterampilan menggunakan alat Ratarata Tinggi 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 I Tinggi III Sangat tinggi II Sangat tinggi Sangat tinggi I Ratarata Mencoba melakukan praktikum Tinggi Kode Siswa Sangat tinggi No Mengamati demonstrasi dari guru 193 Lampiran 30 Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY Petunjuk pengisian: 1. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar 2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan: Tanda pada kolom ”ya” jika anda setuju dengan pertanyaan tersebut atau tanda (√ ) pada kolom tidak jika anda tidak setuju dengan pertanyaan tersebut. 3. Waktu yang disediakan adalah 5 menit 4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport. No Pernyataan selama SS 1 Proses pembelajaran menyenangkan. penelitian ini 2 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry saya termotivasi untuk belajar lebih giat. 3 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, membantu saya untuk belajar mandiri. 4 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat suasana belajar lebih menyenangkan. 5 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, konsep materi reaksi oksidasi dan reduksi menjadi lebih mudah dan menyenangkan. S TS STS 194 Lampiran 30 6 Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat saya aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 7 Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry hendaknya digunakan dan dikembangkan pada anak-anak SMA. Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju 195 Lampiran 31 ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY Nomor Aspek Tanggapan No Kode Responden 1 SS S TS STS 2 SS S TS STS 3 SS S TS STS 4 SS S TS STS 5 SS S TS STS 6 SS S TS 1 E-01 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 2 E-02 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 3 E-03 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 4 E-04 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 5 E-05 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 6 E-06 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 7 E-07 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 8 E-08 4 1 0 0 0 2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 9 E-09 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 2 0 0 1 10 E-10 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 11 E-11 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 12 E-12 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 13 E-13 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 14 E-14 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 15 E-15 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 16 E-16 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 17 E-17 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 18 E-18 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 19 E-19 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 20 E-20 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 21 E-21 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 22 E-22 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 23 E-23 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 0 4 1 0 0 24 E-24 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 25 E-25 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 26 E-26 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 27 E-27 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 28 E-28 3 0 1 0 0 2 0 0 1 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 0 3 0 1 0 29 E-29 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 4 1 0 0 30 E-30 4 3 3 4 3 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 14 16 0 0 3 25 2 0 7 19 4 0 7 23 0 0 13 17 0 0 5 22 3 47 53 0 0 10 83 6.7 0 23 63 13 0 23 77 0 0 43 57 0 0 17 73 10 196 Y KET 20 71 0 21 75 baik baik sangat baik baik baik baik sangat baik baik baik sangat baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik baik sangat baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik STS 7 SS S TS STS y 0 3 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 3 0 1 0 0 25 89 0 3 0 1 0 0 21 75 0 3 0 1 0 0 22 79 0 3 0 1 0 0 21 75 0 3 0 1 0 0 24 86 0 4 1 0 0 0 20 71 0 3 0 1 0 0 19 68 0 4 1 0 0 0 24 86 0 4 1 0 0 0 23 82 0 3 0 1 0 0 23 82 0 3 0 1 0 0 22 79 0 3 0 1 0 0 23 82 0 4 1 0 0 0 23 82 0 4 1 0 0 0 25 89 0 4 1 0 0 0 24 86 0 3 0 1 0 0 21 75 0 3 0 1 0 0 21 75 0 4 1 0 0 0 25 89 0 4 1 0 0 0 24 86 0 3 0 1 0 0 22 79 0 4 1 0 0 0 28 100 0 3 0 1 0 0 21 75 0 4 1 0 0 0 25 89 0 3 0 1 0 0 22 79 0 4 1 0 0 0 25 89 0 4 1 0 0 0 23 82 0 3 0 1 0 0 22 79 0 4 23 82 1 0 0 0 0 13 16 1 0 81 0 43 53 3.3 0 48 197 Lampiran 32 198 Lampiran 32