universitas negeri semarang 2013

advertisement
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY
MAGAZINE BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN
KIMIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA
N 1 MAGELANG
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Elgaliza Karina Devi
4301409046
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi :
Hari
: Kamis
Tanggal
: 30 Mei 2013
Semarang, Mei 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Saptorini, M. Pi
Drs. Wisnu Sunarto, M. Si
NIP 19510920197603 2 001
NIP 19520729198403 1 001
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Semarang,
Mei 2013
Elgaliza Karina Devi
4301309046
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
PENGARUH PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE
BERBASIS INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KIMIA TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 MAGELANG
disusun oleh
Nama
: Elgaliza Karina Devi
NIM
: 4301409046
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada
Hari
: Kamis
Tanggal
: 30 Mei 2013
Ketua
Sekertaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si
NIP 19631012 198803 1 001
Dra. Woro Sumarni, M.Si
NIP 19650723 199303 2 001
Ketua Penguji
Dr. A. Tri Widodo
NIP 19520520197603 1 004
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama
Anggota Penguji/
Pembimbing Pendamping
Dra. Saptorini, M.Pi
NIP 19510920197603 2 001
Drs. Wisnu Sunarto, M.Si
NIP 19520729198403 1 001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. You only live once, so keep enjoying it in bad and luck.
2. Live positively, work hard, and have fun.
Skripsi ini untuk :
1. Orang tua terbaik dan terkuat sepanjang masa,
Ayahku Budi Waluyo dan Ibuku M.D. Erlin.
2. Si riang Adikku Elma Larasati Devi, dan Anjar
Sulistriyono.
3. Teman-teman Jurusan Kimia 2009, khususnya
PGSBI class.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, sujud syukur kepada Allah SWT karena berkat kuasa dan
nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada Pembelajaran
Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Magelang”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan
izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi.
2.
Ibu Dra. Saptorini, M.Pi, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
3.
Bapak Drs. Wisnu Sunarto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
4.
Bapak Dr. A. Tri Widodo, selaku dosen penguji skripsi, yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji skripsi ini, dan memberi masukan
untuk kesempurnaan skripsi.
5.
Bapak Drs. Sucahyo Wibowo M. Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Magelang
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
vi
6.
Bapak Usman Khamidi, S.Si selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1
Magelang yang telah banyak membantu dan memberikan kepercayaan pada
penulis.
7.
Siswa kelas X-7, X-8, dan XI IA-1 yang telah bersedia menjadi subyek
penelitian
8.
Ayah, Ibu, Adik, dan orang-orang tersayang yang telah memberikan
dukungan, doa dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9.
Keluarga besar Jurusan Kimia dan teman-teman Jurusan Kimia 2009
khusunya PGSBI class.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, Mei 2013
Penulis
vii
ABSTRAK
Devi, Elgaliza K. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry pada Pembelajaran Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA N 1 Magelang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra.
Saptorini, M.Pi dan Pembimbing Pendamping Drs. Wisnu Sunarto, M. Si.
Kata kunci : hasil belajar, Inquiry based learning, modul kimia.
Salah satu pengaruh perkembangan ilmu adalah kurikulum yang
digunakan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dalam
pelaksanaannya menuntut siswa untuk mandiri. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan di kelas X SMA N 1 Magelang, sebagian besar siswa belum
mencapai nilai ketuntasan yaitu 76, selain itu sumber belajar yang dimiliki siswa
masih kurang. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang digunakan
dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa belajar mandiri dengan
mengembangkan kemampuan berfikirnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan cluster random
sampling menghasilkan siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan X-8
sebagai kelas kontrol setelah sebelumnya dilakukan analisis data awal yang
hasilnya populasi berdistribusi normal, memiliki homogenitas yang sama, dan
memiliki keadaan awal yang tidak berbeda. Kedua kelas mendapatkan
pembelajaran berbasis inquiry, namun hanya kelas eksperimen yang mendapat
pembelajaran dengan penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry,
sedangkan kelas kontrol hanya mendapat pembelajaran berbasis Inquiry saja.
Metode dokumentasi, tes, observasi, dan angket digunakan untuk mengumpulkan
data. Uji kesamaan dua varians menunjukkan bahwa varians data hasil belajar
kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda. Pada uji perbedaan rata-rata hasil
belajar diperoleh simpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol dengan thitung (2,64) > ttabel (1,67). Kelas eksperimen
mendapatkan rata-rata post test sebesar 84,28 sedangkan kelas kontrol sebesar
78,04. Dari hasil analisis diperoleh rb 0,513 dengan besarnya kontribusi 26,32%.
Berdasarkan analisis ketuntasan belajar klasikal, kelas eksperimen telah mencapai
kriteria ketuntasan belajas klasikal, sedangkan kelas kontrol belum. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
dalam pembelajaran kimia materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi berkontribusi
sebesar 26,32% terhadap hasil belajar siswa.
viii
ABSTRACT
Devi, Elgaliza K. 2013. The Impact of Using Chemistry Magazine by Inquiry
Module on Chemistry Learning Process to Tenth Grade of Magelang Senior High
School 1 Students’ Achievement. Final Project, Department of Chemistry,
Mathematics and Science Faculty, Semarang State University. Counselor I: Dra.
Saptorini, M.Pi. and Counselor II Drs. Wisnu Sunarto, M. Si.
Key words : Chemistry module, Inquiry based learning, Student’s achievement.
One impact is the development of curriculum used, the School Level
Curriculum (KTSP) which in practice requires students to be independent. Based
on the results of preliminary studies in tenth grade of Magelang Senior High
School 1, most students have not reached mastery value is 76, in the other
learning source of the students are still lacking. Chemistry Magazine by Inquiry
module used in this study aims to help students develop the ability to learn
independently. This study aimed to determine the impact of using of Chemistry
Magazine by Inquiry module on students’ achievement in terms of cognitive,
affective, and psychomotor. Sampling was done randomly by using cluster
random sampling technique produces class X-7 as an experimental class and X-8
as the control class after previously performed preliminary data analysis results
are normally distributed population, have the same homogeneity, and have the
same achievement average in the beginning. Both classes get inquiry-based
learning, but only got a class experiment with the use of Chemistry Magazine by
Inquiry module, while the control class just got Inquiry-based learning.
Documntation method, Test methods, observations, and questionnaires were used
to collect the data. Test the equality of two variances showed that the variance
data from experimental and control class learning is no different. On average
difference test learning outcomes be concluded that the average classroom
learning experimental results better than the control class by tcount (2.64) > ttable
(1.67). Experimental class in an average post test was 84.28 while the control
class is 78.04. Analysis of the results obtained with the contribution 26.32% and
rb 0.513. Based on the analysis of complete learn classical, experimental class has
reached learning classical completeness criteria, while the control class yet. The
result shows that the Chemistry Magazine by Inquiry module learning materials
chemistry Oxidation and Reduction Reactions contributed 26.32% of the students’
achievement.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
PERNYATAAN..............................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ........
xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... ........
3
1.3 Rumusan Masalah .......... ..........................................................................
4
1.4 Tujuan ................................................................................... ...................
4
1.5 Manfaat .................................................................................. ..................
5
1.6 Batasan Masalah........................................................................................
5
x
2. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................
6
2.1 Modul ........................................................................................................
6
2.2 Pembelajaran berbasis Inquiry ..................................................................
8
2.3 Strategi Pelaksanaan Inquiry .....................................................................
11
2.4 Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ..........................................
12
2.5 Belajar dan Hasil Belajar … .....................................................................
13
2.6 Hubungan Penggunaan Modul Chemistry Magazine Berbasis Inquiry
dengan Hasil Belajar pada Materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi ………
16
2.7 Kajian Penelitian yang Relevan ……………………………………… ...
18
2.8 Kerangka Berpikir ………………………………………………………
19
2.9 Hipotesis ...................................................................................................
22
3. METODE PENELITIAN ............................................................................
23
3.1 Penentuan Subyek Penelitian ....................................................................
23
3.2 Variabel Penelitian ....................................................................................
24
3.3 Desain Penelitian .......................................................................................
24
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................................................
27
3.5 Instrumen Penelitian..................................................................................
28
3.6 Metode Analisis Data Penelitian ...............................................................
39
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................................
52
4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................
52
4.2 Pembahasan ............................................................................................
62
4.3 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian………………………………….. 81
5. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................
83
5.1 Simpulan ...................................................................................................
5.2 Saran .........................................................................................................
83
83
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
85
LAMPIRAN ....................................................................................................
88
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1.Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................................
33
3.2.Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................................
34
3.3.Perubahan Nomor Soal Uji Coba .............................................................
37
3.4.Hasil Uji Normalitas Populasi ..................................................................
40
3.5.Hasil Uji Homogenitas Populasi ..............................................................
42
3.6.Ringkasan Perhitugan Uji Anava ....................................................... ......
43
3.7.Hasil Uji Anava Satu Jalur ............................................................... ........
44
3.8.Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelas .................................
50
3.9.Kategori Rata-rata Nilai Tiap Aspek Ranah Afektif
dan Psikomotorik .....................................................................................
50
4.1.Data Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal ..............................................
52
4.2.Hasil Uji Normalitas Populasi...................................................................
53
4.3.Hasil Uji Anava Satu Jalur ............................................................... ........
54
4.4.Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ...............................
54
4.5.Hasil Uji Normalitas Data Post Test .........................................................
55
4.6.Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test ....................................
56
4.7.Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal ............................................................
58
4.8.Rata-rata Hasil Belajar Afektif .................................................................
59
4.9.Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik ......................................................
60
4.10.Hasil Angket Tanggapan Siswa .............................................................
61
4.11.Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................................
64
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1.Alur Penelitian ..........................................................................................
21
3.1.Desain Penelitian .......................................................................................
27
4.1.Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif ....................................................
68
4.2.Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif ......................................................
71
4.3.Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik…………………………… .
76
4.4.Diagram Hasil Angket Tanggapan Siswa ………………………………
79
4.5.Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ………………………… ..
81
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Data Nilai Ulangan Semester Gasal Kelas X
Tahun Ajaran 2012 – 2013 .......................................................................
89
2. Uji Normalitas Data Hasil Ujian Semester Gasal .....................................
90
3. Uji Homogenitas Populasi .......................................................................
99
4. Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi .................................. ..
100
5. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................
102
6. Silabus .......................................................................................................
103
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) .......................
105
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) ..............................
126
9. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Soal Uji Coba Materi
Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi .........................................................
147
10. Soal Uji Coba ...........................................................................................
149
11. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran,
dan Reliabilitas Soal Uji Coba .................................................................
159
12. Uji Reliabilitas Soal Uji Coba dan Post Test ............................................
165
13. Kisi-kisi dan Kunci Jawaban Soal Post Test Materi
Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi .........................................................
166
14. Soal Post Test ............................................................................................
168
15. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Afektif.......................... ..
174
16. Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Aspek Psikomotorik................ ..
175
17. Analisis Uji Coba Angket Tanggapan Siswa........................................ ....
176
18. Data Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................
178
19. Uji Normalitas Data Hasil Post Test ........................................................
179
20. Uji Kesamaan Dua Varian Hasil Belajar Post Test
Kelompok Eksperimen dan Kontrol .........................................................
21. Analisis terhadap Pengaruh Variabel
xiv
181
dan Koefisien Determinasi ........................................................................
182
22. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Satu Pihak Kanan) Nilai
Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................
183
23. Ketuntasan Belajar Klasikal
Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................................
184
24. Pedoman Penilaian Afektif ......................................................................
185
25. Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Kelas Eksperimen ................................
187
26. Rekapitulasi Nilai Aspek Afektif Kelas Kontrol ......................................
188
27. Pedoman Penilaian Psikomotorik ............................................................
189
28. Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen .....................
191
29. Rekapitulasi Nilai Aspek Psikomotorik Kelas Kontrol ...........................
192
30. Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ...........................................
193
31. Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry ...........................................
195
32. Dokumentasi Penelitian ...........................................................................
197
Surat Ijin Penelitian
Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lembar Jawab Soal Uji Coba
Lembar Observasi Afektif (Eksperimen)
Lembar Observasi Afektif (Kontrol)
Penilaian Psikomotorik (Eksperimen)
Penilaian Psikomotorik (Kontrol)
Lembar Jawab Soal Post Test
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kemajuan zaman dan informasi yang semakin pesat menuntut manusia
untuk mengembangkan ilmu dengan cepat. Salah satu pengaruh perkembangan
ilmu dalam pendidikan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang saat ini digunakan. Menurut Sulistyowati (2012: 80), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Dalam pelaksanannya,
KTSP menuntut siswa untuk mandiri dengan mengembangkan ilmunya tidak
hanya di sekolah, namun di tempat-tempat lain misalnya di rumah dan
lingkungan
sekitarnya.
Sekolah
sebagai
salah
satu
tempat
siswa
mengembangkan ilmunya dengan bimbingan guru membutuhkan perangkat
pembelajaran yang optimal guna menunjang kebutuhan siswa.
Hasil observasi peneliti secara langsung di kelas X SMA N 1
Magelang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang maksimal dengan
masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 76. Hal ini berkaitan dengan kurangnya peran siswa
dalam pembelajaran. Pembelajaran masih cenderung terpusat pada guru
sehingga siswa belum dapat mengembangkan ilmunya. Siswa mengalami
kesulitan pada pembelajaran menggunakan metode konvensional, sehingga guru
1
2
harus mampu menerapkan pembelajaran yang bermakna (Tairab et al., dalam
Griffis et al., 2008: 119).
Kimia seharusnya menjadi mata pelajaran yang menyenangkan karena
erat kaitannya dengan peristiwa yang terjadi di alam, sehingga siswa mampu
memahami kimia dengan konsep yang didapat dan dihubungkan dengan
peristiwa alam. Fenomena yang terjadi sekarang justru banyak siswa
menganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena mereka
belajar dengan cara menghafal tanpa tahu makna dibalik materi yang
dipelajarinya. Peran guru yang masih dominan dan sumber belajar yang kurang
menyebabkan siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk menemukan jawaban
atas hal-hal yang menjadi pertanyaan baginya.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dari berbagai
variabel pembelajaran. Salah satu variabel pembelajaran yang terkait langsung
dengan kualitas pembelajaran adalah tersedianya buku teks. Modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena berisi materi dan pertanyaan-pertanyaan yang menggali pengetahuan dan
mengajak siswa untuk berfikir logis. Menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2008: 4) modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh
dan sistematis, memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.
Ditinjau dari bahasa yang digunakan lebih komunikatif yaitu bahasa diantara
formal dan lisan. Modul Chemistry Magazine yang berasal dari kata chemistry
yang berarti kimia dan magazine yang berarti majalah, merupakan modul yang
3
dibuat dengan tampilan lebih menarik dan berbasis inquiry yang menjadi khas
modul. Tampilan yang menarik akan membuat siswa penasaran dan tertarik
untuk mengerjakan soal-soal dalam modul. Inquiry based learning memberi
khas dari modul ini dengan menyajikan soal-soal yang dapat menggali
pengetahuan. Siswa secara mandiri menemukan jawaban dari permasalahan
yang
disajikan
dengan
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya
dengan
pengetahuan yang baru.
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dalam penelitian ini
diterapkan pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Reaksi Oksidasi dan
Reduksi merupakan peristiwa alam yang mudah dijumpai dalam kehidupan
nyata, sehingga materi ini dapat diterima dengan baik oleh siswa dengan
pembelajaran berbasis inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
dapat membantu siswa belajar secara mandiri dan mengembangkan daya pikir.
1.2. Identifikasi Masalah
Hasil observasi dari peneliti menunjukkan permasalahan dalam
penelitian yang diatasi dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry.
1.
Hasil belajar kimia dari sebagian besar siswa belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76.
2.
Pembelajaran
yang
masih
terpusat
pada
guru
keterlibatan siswa dalam pembelajaran relatif sedikit.
menyebabkan
4
3.
Sumber belajar yang dimiliki siswa untuk mata pelajaran kimia masih
kurang, sehingga siswa belum mampu mengembangkan keilmuan
mereka.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan awal, maka permasalahan yang akan diteliti
dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry adalah:
1.
Adakah pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan
Reduksi?
2.
Jika ada, berapa besar pengaruh penggunaan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi?
1.4. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui adanya pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi.
2.
Mengetahui besar pengaruh penggunan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi.
5
1.5. Manfaat
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis dan manfaat
teoritis sebagai berikut:
1.
Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi
pada
kegiatan
belajar
mengajar
kimia
dengan
memberikan
pengalaman belajar yang berbeda pada siswa dan guru sehingga
terjadi perbaikan dalam proses belajar mengajar.
2.
Manfaat teoritis
Penelitian ini secara teoritis menghasilkan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry yang dapat membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikirnya dengan belajar secara
mandiri.
1.6. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang diteliti agar penelitian dapat
dilaksanakan dengan baik dan terarah. Batasan masalah tersebut yaitu :
1.
Pengaruh yang timbul adalah pengaruh pengunaan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry dimana variabel lain sudah dikendalikan.
2.
Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kimia pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi yang terdiri dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
3.
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas X SMA N 1 Magelang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Modul
Istilah modul dipakai untuk menunjuk pada suatu bahan ajar yang
memiliki struktur yang khas, yang berbeda dengan bahan ajar lainnya, seperti
buku teks. Bahan ajar yang baik, selain berisi materi pelajaran juga mengandung
pertanyaan yang membimbing siswa untuk bereksplorasi dan menghapus
kesalahpahaman siswa pada materi pelajaran tersebut (Griffis et al., 2008: 120).
Menurut Robinson & Crittenden (1972: 36), modul pembelajaran merupakan
paket bahan ajar yang terdiri dari tujuan kegiatan, urutan kegiatan pembelajaran,
dan ketentuan untuk evaluator.
Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya
telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat
melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Modul
dapat dibedakan dari strukturnya selain itu juga dapat dibedakan dari waktu
yang diperlukan untuk mempelajarinya. Setiap modul harus mengandung
informasi yang utuh (self contained) walaupun disajikan dengan cara
bermacam-macam. Modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan
dalam bentuk self instruction, artinya bahan belajar yang disusun di dalam
modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari
guru atau orang lain (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 4). Penulisan
modul harus berorientasi pada siswa dan tujuan pembelajaran, untuk itu dalam
6
7
penulisannya perlu digunakan cara-cara yang dapat membantu siswa dalam
memahami isi modul. Bahasa yang digunakan bukan bahasa buku teks yang
bersifat formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan sebab
menulis modul berarti mengajarkan isi modul itu melalui tulisan. Modul
memiliki susunan tulisan yang mencerminkan strategi pembelajaran atau urutan
kegiatan pembelajaran.
Proses penyusunan modul menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2008: 10), terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama, menetapkan strategi
pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Kedua, memproduksi atau
mewujudkan fisik modul. Ketiga, mengembangkan perangkat penilaian.
Menurut Suryosubroto, yang dikutip oleh Wena (2012: 231), tujuan
digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar ialah agar:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan
kemampuannya sendiri.
c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan
belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara
berkelanjutan.
e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui
evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
8
Menurut kamus bahasa Indonesia, kata chemistry berarti kimia dan
magazine berarti majalah, jadi istilah chemistry magazine merujuk pada istilah
majalah kimia, dimana dalam penelitian ini digunakan sebagai istilah untuk
modul yang diterapkan pada siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry sebagai modul inovasi yang mengadopsi
tampilan dari majalah, yaitu dengan tampilan yang menarik. Isi dari modul
berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu kesimpulan yang
dapat ditemukan sendiri oleh siswa. Siswa dapat mengetahui seberapa jauh
kemampuannya dalam memahami materi, sebab dalam modul terdapat kotak
penilain dan kunci jawaban. Siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan
modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan tertarik untuk menyelesaikan
soal-soal dalam modul sehingga hasil belajarnya akan meningkat, selain itu
mata
pelajaran
kimia
yang
dianggap
susah
akan
berubah
menjadi
menyenangkan.
2.2. Pembelajaran Berbasis Inquiry
Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat
membekali siswa dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang
sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan siswa. Pemecahan masalah
secara selektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan melalui
kerjasama secara demokratis (Mulyasa, 2004: 4). Pembelajaran berbasis inquiry
dapat membangkitkan rasa ingin tahu untuk memecahkan suatu masalah dan
memupuk sikap ilmiah siswa, dengan begitu siswa akan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik mengenai sains dan akan lebih tertarik terhadap
9
sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan sains. Pembelajaran
inquiry adalah konsep yang mendorong guru untuk memungkinkan peserta
didik berhubungan dengan situasi nyata, juga untuk mengeksplorasi dan
memecahkan masalah yang analog dengan kehidupan nyata (Felleti et al., dalam
Shih et al., 2010: 51). Eksplorasi, investigasi, dan observasi, mendorong siswa
terlibat dalam interaksi sosial yang lebih ketat serta berpikir lebih luas.
Menurut Mulyasa (2004: 235), inquiry pada dasarnya adalah cara
menyadari apa yang telah dialami. Inqury menempatkan peserta didik sebagai
subyek belajar yang aktif, sehingga siswa dituntut untuk berfikir kritis dengan
memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam
kehidupan nyata. Guru menggunakan teknik inquiry memiliki tujuan agar siswa
terangsang oleh tugas dan aktif serta meneliti sendiri pemecahan masalah. Siswa
mencari sumber sendiri dan belajar bersama dalam kelompok, sehingga mampu
mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya (Rustiyah,
2001: 76). Pembelajaran di dalam kelas akan berpusat pada siswa sebab siswa
akan aktif menemukan pemecahan masalah sendiri dan menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan dalam benak siswa. Inquiry melatih siswa dengan
mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam menghadapi masalah, mereka
lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak cara untuk
pengamatan dan pencarian jalan keluar. Menurut Joice & Weil (1980: 62), “the
general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual
discipline and skills necessary to raise question and search out answer
stemming from their curiosity” maksudnya, tujuan umum dari proses inquiry
10
untuk
membantu
siswa
mengembangkan
disiplin
intelektual
dan
kemampuannya untuk bertanya dan mencari jawaban dari keingintahuannya.
Rustiyah (2001: 76-77), mengemukakan keunggulan teknik inquiry
sebagai berikut:
1. Membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa, sehingga
siswa dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja keras atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur, dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
5. Memberi keputusan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7. Mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9. Menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
10. Memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Pembelajaran inquiry dipandang sebagai pembelajan yang efektif,
namun menurut Wena (2010), inquiry tetap memiliki kelemahan antara lain :
1. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
11
2. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
4. Membutuhkan fasilitas fisik yang lebih banyak.
2.3. Strategi Pelaksanaan Inquiry
Pelaksanaan pembelajaran inquiry di dalam kelas tidak lepas dari peran
serta guru dalam mempersiapkan, melaksanakan proses pembelajaran, serta
mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Roestiyah (2001: 79), menjabarkan
peranan guru dalam pembelajaran inquiry sebagai berikut: (1) menstimulir dan
menantang siswa untuk berfikir, (2) memberikan fleksibilitas atau kebebasan
untuk berinisiatif dan bertindak, (3) memberikan dukungan untuk inquiry, (4)
menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya,
(5) mengidentifikasi dan menggunakan teach able moment sebaik-baiknya.
Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan
inquiry bagi siswa, antara lain lingkungan kelas yang fleksibel dan responsif,
serta suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Siswa akan
merasakan suasana bebas di dalam kelas, sehingga setiap siswa tidak merasakan
adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Sintak Inquiry menurut Joice & Weil (1980: 66), sebagai berikut:
1. Penyelidikan masalah dengan menggunakan prosedur inquiry.
12
2. Pengumpulan data dengan memverifikasi obyek dan kondisi dari suatu
masalah.
3. Pengumpulan data eksperimen dengan mencari hubungan antar variabel.
4. Merumuskan penjelasan tentang solusi dari permasalahan.
5. Merumuskan penjelasan yang lebih efektif.
2.4. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
Menurut Unesco (dalam Mulyasa, 2004: 9) mengemukakan dua
prinsip pendidikan yang sangat relevan dengan Pancasila, pertama: pendidikan
harus diletakkan pada empat pilar, yaitu belajar mengetahui (learning to know),
belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning
to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be); kedua, belajar
seumur hidup (life long learning). Prinsip-prinsip pendidikan yang dikemukakan
oleh Unesco menjadi motivasi bagi peneliti untuk menerapkannya pada
penelitian ini. Penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman
konsepnya terhadap kimia dengan belajar mandiri.
Modul yang mengadopsi tampilan dari majalah ini memiliki ciri khas
inquiry, sehingga materi akan lebih bermakna bagi siswa karena siswa mampu
menemukan jawaban sendiri dari permasahan yang ada. Modul inquiry harus
didasarkan pada sistem-sistem yang dinamis, membimbing siswa untuk
mengumpulkan data, dan harus sesuai dengan pengetahuan yang ingin
ditekankan guru untuk siswanya (Griffis et al., 2008: 119). Modul Chemistry
13
Magazine berbasis Inquiry akan membantu siswa mengembangkan daya pikir
secara sistematis dan logis sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.
Isi dari modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan menyajikan
masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi, misalnya masalah pencegahan korosi atau proses
pemutihan. Siswa dapat bekerjasama dengan teman atau guru di luar sekolah
dalam meyelesaikan soal-soal dalam modul. Pengalaman belajar yang didapat
siswa dari pembelajaran yang menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry ini akan sangat banyak sebab siswa tidak hanya mendengar dan
melihat namun juga dapat melakukan sendiri. Siswa akan terbiasa berfikir logis
dalam menemukan penyelesaian masalah sehingga akan mempengaruhi hasil
belajarnya.
Penilaian mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penilaian dilakukan melalui tes dan non tes. Penilaian tes akan
menggunakan pilihan ganda, sedangkan non tes dilakukan melalui pemberian
tugas. Penilaian sikap dilakukan dengan pengamatan yang menggunakan rubrik
penilaian yang sesuai.
2.5. Belajar dan Hasil Belajar
Konsep belajar telah diungkapkan oleh banyak pakar pendidikan.
Menurut Mahmud (1989: 121), belajar adalah suatu perubahan dalam diri
seseorang yang terjadi karena pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksinya
dengan lingkungan dimana ia berada. Perubahan tersebut relatif konstan dan
berbekas. Dapat disimpulkan bahwa belajar akan lebih bermakna jika siswa
14
mengalami sendiri dan mengetahui manfaat dari yang dipelajari. Ilmu yang
didapat dari belajar bermakna akan lebih lama tersimpan dalam memori otak.
Menurut Catharina (2009), banyak faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar seorang siswa, diantaranya faktor yang berasal dari dalam siswa itu
sendiri atau faktor internal, dan yang berasal dari luar atau faktor eksternal.
Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri atau faktor internal
meliputi:
a. Kondisi fisik
Kondisi fisik terjadi dari dalam diri individu tersebut dan nampak dari
luar serta identik dengan faktor kesehatan organ tubuh. Kondisi ini dapat
mempengaruhi cara belajar dan keinginan belajar seseorang.
b. Kondisi psikis
Kondisi psikis ialah kondisi yang dapat dimengerti dan diketahui dari
evaluasi,
seperti
kecerdasan, bakat,
minat,
emosi
dan
kemampuan
bersosialisasi.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, yaitu kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar mengajar (Sudjana,
2005: 20). Dipandang dari sisi seorang guru, hasil belajar merupakan indikator
atau ukuran dari keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar.
Siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal jika strategi dan
pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan situasi dan
kondisi. Guru juga harus mampu menentukan media belajar siswa yang
15
diperlukan untuk kegiatan belajar sesuai dengan materi dan tujuan
instruksionalnya.
Bloom
sebagaimana
dikutip
dalam
Catharina
(2009:
6-10),
mengusulkan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu :
1) Ranah Kognitif
Ranah
kognitif
berkaitan
dengan
hasil
berupa
pengetahuan
kemampuan dan kemahiran intelektual. Dimensi proses kognitif meliputi
mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).
2) Ranah Afektif
Taksonomi
tujuan
pembelajaran
afektif,
dikembangkan
oleh
Krathwohl et al., merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan
pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, nilai,
penghargaan, dan penyesuaian diri. Kategori tujuan pembelajaran ini
mencerminkan hirarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima
sampai dengan pembentukan pola hidup.
3) Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf. Ranah
psikomotorik mencakup lima tingkatan yaitu peniruan, penggunaaan,
ketepatan, dan naturalisasi. Dalam pembelajaran kimia aspek psikomotor
diukur dari keterampilan kerja di
laboratorium
misalnya dengan
mempertimbangkan kemampuan merangkai alat, melaksanakan prosedur
16
kerja, menjaga kebersihan dan kelengkapan alat sebelum dan sesudah
praktek.
2.6. Hubungan Penggunaan Modul Chemistry Magazine Berbasis Inquiry
dengan Hasil Belajar pada Materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dapat membantu siswa
untuk belajar secara mandiri di luar sekolah, sehingga ketika di dalam kelas
mereka mampu berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini akan menggeser
paradigma pembelajaran yang semula terpusat pada guru dan kurang
menyenangkan menjadi terpusat pada siswa dan menyenangkan. Modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry akan mengarahkan siswanya pada proses
berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pengetahuan siswa akan
bermakna jika didasari oleh keingintahuan dan dicari serta ditemukan oleh siswa
itu sendiri.
Kimia dapat menjelaskan proses yang terjadi dalam sebagian besar
fenomena alam yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang kerap
menjadi pertanyaan siswa. Berbekal fakta tersebut, maka peneliti menggunakan
materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi sebagai materi penelitian, sebab materi ini
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry yang akan digunakan siswa dalam materi ini akan mengarahkan
siswa untuk menemukan pemecahan masalah, sehingga materi Reaksi Oksidasi
dan Reduksi akan mudah dipahami dan lebih bermakna bagi siswa.
17
Griffis et al. (2008: 119), menyatakan bahwa modul inquiry
memungkinkan siswa untuk tidak hanya mengakses data otentik namun juga
mudah mencari data, terdapat grafik, dan dapat digunakan untuk membangun
argumen tentang hubungan
antara variabel lingkungan dan materi yang
dipelajari. Isi modul dibuat pertanyaan–pertanyaan yang membimbing siswa
dalam menemukan jawaban. Misalnya pada proses perkaratan besi, siswa diberi
gambar besi yang sudah berkarat, kemudian diberi pertanyaan seperti “Apa yang
dapat teramati dari besi yang berkarat?”. Pertanyaan–pertanyaan tersebut dapat
memancing siswa untuk mengamati perubahan fisik yang terjadi pada besi
berkarat, sehingga akan muncul pertanyaan selanjutnya tentang reaksi kimia
yang terjadi. Guru dapat menyajikan reaksi kimia yang terjadi, yaitu:
4Fe(s) + 3O2(g)  2Fe2O3(s) (Zumdahl et al., 2007: 657).
Reaksi kimia yang disajikan oleh guru dapat mengarahkan siswa pada konsep
reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen.
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) bukan hanya hafalan saja,
karena siswa harus dapat membedakan antara reaksi redoks dengan reaksi yang
lain. Menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa atau ion
memang sudah ada aturan yang biasa dipakai, namun biasanya dalam
menyampaikan materi tentang biloks guru jarang memberitahu siswa latar
belakang aturan tersebut, sehingga siswa hanya menghafal aturan saja. Konsep
biloks juga dapat digunakan untuk menentukan tata nama senyawa. Beberapa
unsur dapat membentuk senyawa dengan memiliki lebih dari satu biloks.
Kegiatan inquiry dalam pembahasan tata nama memang tidak sampai kepada
18
ranah penelitian/praktikum di laboratorium, namun dapat dilakukan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk menemukan jawaban
dari suatu permasalahan, misalkan siswa tidak hanya memberi nama suatu
senyawa tetapi siswa juga menemukan sendiri rumus kimia dari suatu senyawa,
karena dengan begitu siswa akan lebih memahami peran biloks dalam penentuan
tata nama senyawa.
Pembelajaran ini memungkinkan guru sebagai fasilitator dan
motivator, selebihnya siswa yang aktif berpikir kreatif, mengumpulkan
informasi dan menemukan jawabannya sendiri. Siswa dapat belajar mandiri dan
berdiskusi dengan siswa lain sehingga keefektifan waktu dapat tercapai dan
pembelajaran menjadi menyenangkan. Siswa akan diminta mengkomunikasikan
kembali hasil temuan mereka di depan kelas sehingga akan terjadi diskusi kelas
yang terbimbing. Proses ini bertujuan agar siswa dapat mengembangkan
kemampuan berfikir, berani mengemukakan pendapat, dan dapat menemukan
kesimpulan dari jawaban dari permasalahan yang ada.
2.7. Kajian Penelitian yang Relevan
Peneliti mengambil tiga penelitian yang relevan sebagai acuan
penelitian. Menurut penelitian Supramono (2008), dengan menggunakan modul
Physics by Inquiry untuk praktikum, pertumbuhan penguasaan konsep Fisika
Dasar I semakin baik dengan semakin tinggi kebersamaan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Modul Physics by Inquiry menggunakan strategi
pembelajaran yang mengintegrasikan proses ilmiah dan konsep Fisika yang
19
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menguasai konsep Fisika Dasar
melalui kegiatan laboratorium.
Penelitian Griffis et al. (2008), menggunakan modul inquiry yang
didalamnya berisi kegiatan untuk menginvestigasi lingkungan, sehingga
pengguna modul diajak untuk peduli pada lingkungan. Modul inquiry yang
dikebangkan oleh Griffis et al. merupakan modul elektronik yang dapat
dikembangkan isinya oleh pengguna. Pengguna modul adalah siswa sekolah
menengah yang berusia antara 12 sampai 13 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat bila siswa menggunakan
modul inquiry dan berpartisipasi secara langsung dalam mengembangkan
informasi di dalam modul inquiry.
Sedangkan pada penelitian Shih et al. (2010), menggunakan
pembelajaran inquiry berbasis mobile. Tujuan menggunakan pembelajaran
berbasis mobile adalah agar siswa dapat belajar secara mandiri dimanapun dan
kapanpun, sedangkan inquiry based learning mengarahkan siswa untuk
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan
hasil positif yang signifikan dalam hasil belajar siswa dengan meggunakan
pembelajaran inquiry berbasis mobile.
2.8. Kerangka Berpikir
Hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Magelang kurang maksimal
dengan masih banyaknya siswa yang di bawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 76, hasil ini didapat dari observasi peneliti secara
langsung. Pembelajaran yang masih cenderung terpusat pada guru menyebabkan
20
kecilnya peran siswa dalam pembelajaran sehingga siswa belum dapat
mengembangkan ilmunya. Bukan hanya itu, sumber belajar siswa masih kurang,
sebab siswa hanya memakai buku paket saja tanpa adanya modul, oleh karena
itu diperlukan bahan ajar yang dapat membantu siswa belajar secara mandiri,
sehingga siswa dapat lebih mengembangkan ilmunya.
Berangkat dari permasalahan ini, maka dibuat modul pembelajaran
berbasis inquiry yang mengadopsi tampilan sebuah majalah, yaitu modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry akan membantu siswa dalam belajar secara mandiri sehingga mereka
dapat mengembangkan daya pikir secara sistematis dan logis.
Menambah bahan ajar menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dan mengubah sistem pembelajaran di kelas menjadi student
center diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif mencari jawaban dari
permasalahan yang diberikan, siswa dapat lebih luas mengaitkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan sebelumnya selain itu siswa dapat melatih
komunikasi, kerjasama serta mengungkapkan pendapatnya antar sesama siswa.
Prestasi belajar dapat dijadikan tolok ukur pelaksanaan pembelajaran
di kelas. Prestasi belajar juga dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Faktor
internal seperti: kemampuan, minat, motivasi, perhatian dan kreativitas.
Sedangkan
faktor
eksternal
seperti:
lingkungan
belajar
dan
kualitas
pembelajaran. Bahan ajar dan sistem pembelajaran yang sesuai dengan materi
akan menentukan prestasi belajar siswa.
21
Penyebabnya adalah:
1. Kurangnya peran siswa dalam
pembelajaran
2. Pembelajaran cenderung teacher center
3. Sumber belajar siswa masih kurang
Hasil belajar siswa belum memenuhi KKM
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
Penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dan pembelajaran berbasis
inquiry
Tanpa menggunakan modul dan
pembelajaran berbasis inquiry
Kelebihan
:
modul
dapat
membantu siswa untuk belajar
secara mandiri. Pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor
secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui
sistem
ini
dianggap
lebih
bermakna.
Kelebihan : siswa tidak perlu
beradaptasi dalam menggunakan
modul untuk tugas dirumah.
Kelemahan : pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran akan
sangat terbatas karena siswa tidak
mendapat bimbingan di luar jam
pelajaran.
Kelemahan : memerlukan waktu
yang relatif panjang sehingga guru
sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
Mempengaruhi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik
Hipotesis
Gambar 2.1. Alur Penelitian
22
2.9. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, hipotesis dalam
penelitian ini adalah penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Penentuan Subyek Penelitian
3.1.1. Populasi
Sugiyono (2009), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA N 1
Magelang tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas X SMA N 1 Magelang
yang terdiri dari 9 kelas berjumlah 269, dengan ciri-ciri populasi:
a. Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas X
SMA N 1 Magelang.
b. Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2.
c. Siswa-siswa tersebut dalam pelaksanaan pengajarannya, diajar dengan
kurikulum dan jumlah jam pelajaran yang sama.
3.1.2. Sampel
Penentuan sampel untuk siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan menggunakan teknik cluster random sampling, pengambilan anggota
sampel di dalam populasi dilakukan secara acak berdasarkan kelas, dimana
kelas-kelas tersebut berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang
23
24
sama. Berdasarkan hasil pengambilan sampel secara acak diperoleh kelas
eksperimen yaitu siswa kelas X-7 sedangkan siswa kelas X-8 sebagai kelas
kontrol.
3.2.Variabel Penelitian
3.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran.
3.2.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kontrol meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotorik.
3.2.3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu kurikulum, guru, materi dan
jumlah jam pelajaran.
3.3. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan rancangan langkah-langkah penelitian
yang dirancang sendiri oleh peneliti, digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan penelitian. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1. Observasi
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di kelas,
observasi dilakukan pada cara mengajar guru, kondisi siswa, dan arsip yang
berupa daftar nilai kelas. Observasi yang dilakukan pada ketiga aspek
25
memunculkan kesimpulan yang berupa hasil belajar sebagian besar siswa
kelas X SMA N 1 Magelang belum mencapai KKM yaitu 76, pembelajaran
yang cenderung terpusat pada guru dan sumber belajar bagi siswa yang masih
kurang.
3.3.2. Persiapan
Tahap persiapan berisi formulasi solusi dalam bentuk hipotesis
tindakan dan analisis kelaikan hipotesis tindakan. Peneliti mempersiapkan
instrumen penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian
untuk kelas eksperimen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, serta instrumen penilaian untuk
kognitif berupa soal tes, lembar observasi untuk afektif dan psikomotorik,
instrumen penelitian untuk kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen
namun tanpa menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry.
RPP
disusun
sesuai
silabus
yang
berlaku
dengan
kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan sesuai dengan tahapan
pembelajaran Inquiry. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry disusun
sesuai dengan materi pembelajaran. Instrumen penilaian terdiri dari tes untuk
penilaian kognitif, lembar observasi untuk psikomotorik dan afektif.
Instrumen tindakan diuji coba terlebih dahulu pada kelas XI IA-1 sebelum
dapat dipakai untuk penelitian, setelah tahap uji coba didapatkan instrumen
yang sudah valid dan reliabel.
26
3.3.3. Proses
Proses yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa
serangkaian aktivitas yang dirancang secara sistematis dengan menggunakan
Inquiry based learning untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah
dipersiapkan sebelumnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
sepenuhnya.
Proses pada kelas eksperimen dan kontrol selama pembelajaran di
kelas hampir sama, yang berbeda adalah untuk kelas eksperimen siswa
diberikan tugas untuk mengerjakan soal-soal dalam modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri di luar
jam pelajaran, sedangkan pada kelas kontrol siswa tidak menggunakan modul.
Pada pertemuan terakhir, yaitu setelah materi Reaksi Oksidasi dan
Reduksi selesai dibahas, guru memberikan post test untuk mengetahui
pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry.
3.3.4. Analisis
Penelitian ini menggunakan metode uji hipotesis untuk mengetahui
pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, sehingga
digunakan kelas eksperimen dan kontrol. Analisis data digunakan untuk
mengolah data yang diperoleh setelah proses selesai, sehingga akan didapat
suatu kesimpulan tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti.
27
guru
siswa
observasi
Hasil belajar
arsip
Kelas kontrol


Hasil belajar di bawah KKM

Sumber belajar siswa masih kurang
Pembelajaran cenderung teacher
center
Kelas eksperimen
persiapan
persiapan
Instrumen penelitian
Instrumen teruji
RPP
Instrumen penelitian
Uji coba
Instrumen
penilaian
RPP
Chemistry
Magazine
berbasis Inquiry
Data
Analisis data
Simpulan
Gambar 3.1. Desain Penelitian
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan mengambil dokumen atau datadata yang mendukung penelitian. Peneliti mengumpulkan daftar nilai ulangan
Instrumen
penilaian
28
semester gasal mata pelajaran kimia. Data yang dikumpulkan ini digunakan
untuk analisis tahap awal.
3.4.2. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengukur pengetahuan dan hasil belajar
kimia siswa dari kedua kelas sampel. Perangkat tes yang digunakan adalah tes
pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban dan 1 jawaban tepat.
3.4.3. Metode Observasi
Metode
observasi
dilakukan
pada
saat
proses
pembelajaran
berlangsung terutama pada aspek afektif dan psikomotorik dari siswa, yakni
mengetahui seberapa besar peran siswa dalam pembelajaran. Penilaian
dilakukan oleh tiga pengamat. Hasil belajar siswa direkap dalam lembar
observasi untuk mengetahui perkembangan siswa selama proses berlangsung.
Indikator-indikator yang dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek hasil
belajar dicantumkan dalam lembar pengamatan.
3.4.4. Metode Angket
Angket berguna untuk mengetahui keterlibatan dan respon siswa serta
ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Angket disebarkan pada akhir
penelitian.
3.5. Instrumen penelitian
Peneliti menggunakan penggalan silabus untuk materi Reaksi Oksidasi
dan Reduksi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengandung
29
sintak pembelajaran inquiry, modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, soal
tes, lembar observasi aktivitas siswa, dan angket sebagai instrumen penelitian
untuk kelas eksperimen dan instrumen penelitian yang sama namun tanpa modul
untuk kelas kontrol. RPP disusun untuk 6 kali pertemuan atau 10 jam pelajaran.
3.5.1. Penyusunan Soal Uji Coba
Soal tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan lima buah
kemungkinan jawaban dan satu jawaban yang tepat. Langkah-langkah
penyusunan instrumen uji coba sebagai berikut:
(1) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah
butir soal yang diujicobakan sebanyak 50 butir soal dengan alokasi waktu
untuk mengerjakan soal uji coba selama 90 menit.
(2) Menentukan tipe atau bentuk tes yang berbentuk pilihan ganda dengan
lima buah pilihan jawaban.
(3) Menentukan komposisi jenjang
Komposisi jenjang dari perangkat tes uji coba terdiri dari 50 butir soal
yaitu:
Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 5 soal = 10 %
Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 22 soal = 44 %
Aspek penerapan (C3) terdiri dari 19 soal = 38 %
Aspek analisis (C4) terdiri dari 4 soal = 8 %
(4) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal
(5) Menyusun butir-butir soal
(6) Mengujicobakan soal
30
(7) Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, tingkat kesukaran, dan
daya beda.
(8) Menyusun soal.
3.5.2. Tahap Uji Coba Instrumen
Tahap uji coba instrumen dilakukan setelah instrumen tersusun rapi,
langkah-langkahnya adalah melakukan konsultasi kepada ahli untuk
instrumen-instrumen yang telah disusun seperti silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, bahan ajar, dan instrumen penelitian. Soal-soal uji coba
dilakukan pada siswa kelas XI IA-1 karena kelas tersebut sudah mendapatkan
materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
3.5.3. Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal
Soal uji coba dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013 di kelas XI
IA-1 SMA N 1 Magelang. Instrumen tes yang diujikan harus sudah melalui
tahap pengujian. Suatu instrumen tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur
hasil belajar apabila memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, daya beda
dan tingkat kesukaran.
3.5.3.1. Validitas Item Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Suharsimi, 2006: 168).
Validitas instrumen tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu
validitas isi soal dan validitas butir soal. Perangkat tes dikatakan telah
31
memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum
yang berlaku. Peneliti menyusun kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum,
selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen
pembimbing.
Rumus Korelasi poin biserial digunakan untuk menghitung validitas
butir soal yaitu sebagai berikut.
rpbis 
X p Xt
St
p
q
Keterangan :
: koefisien korelasi biseral
X p : rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
X t : rata-rata skor total
St : standar deviasi skor total
p : proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
p=
q : proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
q=1–p
(Suharsimi, 2006: 283-284)
Hasil perhitungan
(
thitung
rpbis
kemudian digunakan untuk mencari signifikasi
) dengan rumus :
t
rpbis n  2
1  rpbis
2
(Sudjana, 2005: 380)
32
Keterangan:
t
= t (hitung) atau nilai t yang diperoleh melalui perhitungan
 pbi = koefisien korelasi point biserial
n
= jumlah siswa
Kriteria : jika thitung > ttabel(1- α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa,
maka butir soal tersebut valid. (Sudjana, 2005: 377)
Perhitungan validitas soal, diperoleh 36 soal valid dan 14 soal tidak
valid. Soal yang valid yaitu soal nomor 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17,
18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 41, 43, 44, 45,
47, 49, 50.
3.5.3.2. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal dapat disebut indeks diskriminasi yang dapat
disingkat sebagai D. Daya pembeda soal (D) dari sebuah butir soal
menyatakan kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suharsimi,
2006: 211). Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung daya
pembeda soal sebagai berikut :
(1) Mengurutkan skor hasil tes uji coba mulai dari skor tertinggi hingga skor
terendah.
(2) Mengelompokkan peserta tes menjadi
27 % skor teratas sebagai
kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok terbawah
(JB).
Daya pembeda soal dihitung menggunakan rumus :
33
D
B A BB

 PA  PB
JA JB
(Suharsimi, 2006: 213)
Keterangan:
D
= Daya pembeda
BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya siswa pada kelompok atas
JB = banyaknya siswa pada kelompok bawah
Tabel 3.1. Klasifikasi Daya Pembeda
Interval
Kriteria
DP  0,00
Sangat jelek (very poor)
0,00< DP  0,20
Jelek (poor)
0,20< DP  0,40
Cukup (satisfactory)
0,40< DP  0,70
Baik (good)
0,70< DP  1,00
sangat baik (excellent)
(Suharsimi, 2006: 218)
Menurut Widodo (2009: 19), soal yang baik memiliki daya pembeda
soal antara 0,20 sampai 0,70. Melalui hasil perhitungan daya pembeda soal
maka diperoleh soal yang mempunyai daya beda „jelek‟ yaitu 1, 3, 11, 20, 23,
30, 35, 39, 40, 42, 46, dan 48. Soal yang mempunyai daya beda “cukup” yaitu
4, 5, 6, 7, 8, 10, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 36,
38, 41, 43, 44, 45, 47, dan 49. Soal yang mempunyai daya beda “baik” yaitu 2,
12, 13, 17, 25, 34, 36, dan 50. Soal yang mempunyai daya beda “baik sekali”
yaitu soal nomor 9.
34
3.5.3.3.Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang,
artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang
baik akan benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa yang diteliti.
Kualitas soal yang baik dapat diperoleh, disamping memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas, perlu juga dianalisis tingkat kesukarannya.
Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :
IK 
JB A  JB B
JS A  JS B
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JB A = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JS A = banyak siswa pada kelompok atas
JS B = banyak siswa pada kelompok bawah
Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesukaran
seperti ditunjukkan Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Interval
Kriteria
IK = 0,00
Sangat Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30
Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70
Sedang
0,70 < IK < 1,00
Mudah
IK = 1,00
Sangat Mudah
(Suharsimi, 2006: 210)
35
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, tidak diperoleh soal dengan
kriteria “sangat sukar” dan “sangat mudah”. Soal yang termasuk kategori
“mudah” yaitu 1, 3, 5, 6, 7, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 36, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43. Soal dengan kategori “sedang” yaitu 2,
4, 9, 10, 11, 12, 18, 23, 24, 25, 34, 37, 45, 46, 47, 48, dan 50. Soal dengan
kategori “sukar” yaitu 8, 26, 33, 35, 44 dan 49.
3.5.3.4. Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada
sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama
atau relatif sama. Reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan rumus Kuder
Richardson, yaitu KR-21.
 k 
r11  
1 
 k  1 
X (k  X ) 

kVt 
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = jumlah butir soal
Vt = varians total
X = rata-rata skor total
(Suharsimi, 2006: 189)
Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel.
Apabila r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
36
Hasil analisis diperoleh data untuk soal uji coba r11 = 0,664 sedangkan
soal post test r11 = 0,673 dan harga rtabel = 0,433. Karena r11 > rtabel sehingga
soal tersebut reliabel.
3.5.3.5. Transformasi Nomor Soal
Hasil analisis validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas
pada soal uji coba, diperoleh 36 butir soal yang baik dan dapat digunakan
sebagai alat pengukur hasil belajar kognitif siswa. Nomor soal yang dapat
digunakan yaitu 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 41, 43, 44, 45, 47, 49, dan 50.
Beberapa nomor soal sebenarnya tidak dapat digunakan karena melebihi batas
kriteria tingkat kesukaran (0,3 sampai 0,7), yaitu nomor 5, 6, 7, 8, 13, 14 15,
17, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 36, 37, 38, 41, 43, 44, dan 49 namun
karena kelalaian peneliti nomor soal tersebut masuk dalam kriteria digunakan.
Soal post test siswa hanya menggunakan 29 soal dari 36 butir soal
yang dapat digunakan, yaitu dengan pertimbangan waktu yang dialokasikan
untuk post test dan kemampuan siswa. Butir soal yang dipilih sebagai soal
post test adalah 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 18, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
31, 32, 33, 36, 37, 38, 41, 43, 44, 47, dan 50. Ke-29 soal yang dipilih untuk
alat ukur kognitif siswa akan diubah menjadi nomor soal yang baru sebagai
soal post test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan nomor soal
uji coba ke dalam soal post test dimuat dalam Tabel 3.3.
37
Tabel 3.3. Perubahan Nomor Soal Uji Coba
Nomor awal
Nomor akhir
Nomor awal
(soal uji coba)
(soal post test)
(soal uji coba)
2
1
27
5
2
28
6
3
29
7
4
31
9
5
32
10
6
33
12
7
36
13
8
37
14
9
38
15
10
41
18
11
43
21
12
44
24
13
47
25
14
50
26
15
Sumber : data penelitian yang diolah
Nomor akhir
(soal post test)
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
3.5.4. Merancang Lembar Observasi
3.5.4.1. Validitas Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai hasil belajar afektif dan
psikomotorik siswa. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, lembar
observasi diujicobakan di kelas X-6 karena kelas tersebut lebih cepat
mendapatkan materi Reaksi Oksidai dan Reduksi dibandingkan kelas X yang
lain. Pengujian validitas instrumen lembar observasi ini menggunakan
pengujian validitas konstruk. Instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek
yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2010: 352).
38
3.5.4.2.
Reliabilitas Lembar Observasi
Reliabilitas lembar observasi diukur menggunakan kesepakatan
pengamat dengan rumus
6Σb2
Rho = 1 N (N2 – 1)
Keterangan:
Rho = reliabilitas kesepakatan
b
= beda peringkat antara pengamat satu dengan pengamat kedua
N
= jumlah subyek
(Sudjana, 2002:455)
Harga Rho> 0,60 atau melebihi harga Rho tabel maka lembar
pengamatan sudah dinyatakan reliabel (Widodo, 2009:62). Hasil perhitungan
reliabilitas lembar observasi untuk aspek afektif diperoleh rho 0,873 dan untuk
aspek psikomotorik sebesar 0,776. Harga rho kedua aspek lebih besar dari
0,60, sehingga instrumen tersebut reliabel.
3.5.5. Merancang Angket Tanggapan Siswa
3.5.5.1. Validitas Angket
Pengujian validitas instrumen lembar angket ini menggunakan
pengujian validitas konstruk dengan pertimbangan ahli, artinya peneliti
mengembangkan angket dengan meminta bantuan ahli yang relevan, dalam
hal ini adalah dosen pembimbing skripsi dan guru pamong (Widodo, 2009:
60).
39
3.5.5.2. Reliabilitas Angket
Reliabilitas angket dapat diukur dengan menggunakan koefisien alpha
Cronbach.
(
)
Keterangan:
k
= banyak butir angket
Vbutir
= varians skor tiap butir
Vt
= varians skor total
(Widodo, 2009: 61)
Instrumen angket dikatakan reliabel jika r11 lebih besar daripada rtabel.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 0,595 dan rtabel 0,361 dengan α =
5% dan n = 30, r11>rtabel maka instrumen angket tersebut reliabel.
3.6. Metode Analisis Data Penelitian
Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah
mengadakan penelitian, sehingga akan didapat suatu kesimpulan tentang
keadaan yang sebenarnya dari subyek yang diteliti. Analisis data dalam
penelitian terdiri atas dua tahap yaitu tahap awal dan tahap akhir. Tahap awal
digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai pertimbangan dalam
pengambilan sampel dan tahap akhir digunakan untuk menguji dampak
penggunaan
modul
Chemistry
Magazine
berbasis
Inquiry
terhadap
pembelajaran kimia pada kelas eksperimen dan perbedaan hasil belajar antara
kelas eksperimen.
40
3.6.1. Analisis Data Tahap Awal
3.6.1.1. Uji Normalitas Data
Uji
kenormalan
dilakukan
untuk
mengetahui
data
awal
berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak
menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Data
yang diperoleh pada penelitian nanti adalah dari hasil ulangan akhir
semeter I mata pelajaran kimia kelas X SMA N 1 Magelang. Uji statistik
yang digunakan adalah uji Chi-kuadrat dengan rumus:
k
x2  
i 1
(Oi  Ei ) 2
Ei
Keterangan :
χ2
= chi kuadrat
Oi
= frekuensi hasil pengamatan
Ei
= frekuensi yang diharapkan
K
= banyaknya kelas
Harga χ2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan χ2 tabel
dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k-3. Data
berdistribusi normal jika χ2 hitung < χ2 tabel
(Sudjana, 2005: 273). Hasil
analisis uji normalitas populasi dimuat dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Uji Normalitas Populasi
No
1
2
3
4
Kelas
X-1
X-2
X-3
X-4
χ2hitung
χ2tabel
Kriteria
3,394
1,100
2,568
5,341
7,81
7,81
7,81
7,81
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
41
5
6
7
8
9
X-5
X-6
X-7
X-8
X-9
6,063
4,933
6,506
2,649
2,835
7,81
7,81
7,81
7,81
7,81
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Sumber : data penelitian yang diolah
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung untuk setiap
data kurang dari χ2tabel dengan dk = k-3 dan α = 5% maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi
berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan statistik
parametrik.
3.6.1.2. Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas populasi digunakan untuk mengetahui seragam
tidaknya varians populasi. Setelah data mempunyai homogenitas yang sama
baru diambil sampel dengan teknik Cluster random sampling. Uji kesamaan
varians dari k buah kelas (k >2) populasi dilakukan dengan menggunakan Uji
Bartlett.
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho: σ12= σ22 = … =σ92
(varian kelompok 1 tidak berbeda dengan kelompok
yang lain)
Ha: σ12≠ σ22 = … = σ92
(minimal varian dari salah satu kelompok berbeda)
Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
a. Menghitung σ2 dari masing-masing kelas
b. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
σ2
42
c. Menghitung harga satuan B dengan rumus:
d. Menghitung nilai statistik chi kuadrat (X2) dengan rumus:
{
∑
}
Keterangan:
σi2 = variansi masing-masing kelompok
σ2 = variansi gabungan
B = koefisien Bartlett
ni = jumlah siswa dalam kelas
Harga 2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan 2 tabel
dengan taraf signifikan () = 5% dan derajat kebebasan (dk) = k–1. Populasi
homogen jika 2 hitung < 2 (1-)(k-1) (Sudjana, 2005: 261). Hasil uji
homogenitas dimuat dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Hasil Uji Homogenitas Populasi
Data
χ2hitung
Nilai ulangan
5,247
akhir semester I
Sumber : data penelitian yang diolah.
χ2tabel
Kriteria
15,5
Homogen
Hasil analisis tersebut diperoleh χ2hitung kurang dari χ2tabel dengan dk =
8 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa
kesembilan populasi mempunyai varians yang sama (memiliki homogenitas
yang sama), sehingga dapat diambil kelas sampel secara cluster random
43
sampling, yaitu siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X-8
sebagai kelas kontrol.
3.6.1.3. Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji anava satu arah, yang
bertujuan untuk mengetahui apakah populasi memiliki keadaan awal yang
sama atau tidak. Pengujian ini ada beberapa langkah, yaitu:
1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY)
RY 
(X ) 2
n
2) Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
3) Menentukan jumlah kudrat total (JK total)
JKtot = ∑(Xi)2
4) Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY)
DY = JKtot – RY – AY
Tabel 3.6 Ringkasan Perhitungan Uji Anava
Sumber Variasi
Rata-rata
Antar kelompok
Dalam
kelompok
Total
Dk
1
k-1
∑
JK
RY
AY
DY
∑
KT
K=RY:1
A=AY:(k-1)
F
D=DY/
∑
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho: …
(rata-rata kelompok 1 tidak berbeda dengan
kelompok yang lain)
44
Ha :1 ≠ 2 =… = 9
(minimal varian dari salah satu kelompok
berbeda)
Ho diterima jika Fhitung< Fα(k-1)(n-k) , ini berarti bahwa tidak ada perbedaan ratarata keadaan awal populasi.(Sugiyono, 2007:17). Hasil uji kesamaan keadaan
awal populasi dimuat dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil Uji Anava Satu Jalur
Data
Nilai ulangan akhir
semester I
Fhitung
Ftabel
2,30
2,55
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh Fhitung kurang dari Ftabel
dengan dk pembilang= 8 dan dk penyebut = 260 dan α = 5% maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan rata-rata dari kesembilan populasi.
3.6.2. Analisis Data Tahap Akhir
3.6.2.1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data
akhir yang akan dianalisis sehingga dapat ditentukan uji statistika selanjutnya
yang akan digunakan.
Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji Chi Kuadrat (χ2)
dengan rumus:
(Oi  Ei ) 2
x 
Ei
i 1
k
2
Keterangan :
(Sudjana, 2005: 273)
45
X2
= chi kuadrat
Oi
= frekuensi hasil pengamatan
Ei
= frekuensi yang diharapkan
K
= banyaknya kelas
2
 hitung
  2 (1 ) ( k 3) dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan
(k-3), maka data berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan
2
  (21 )( k 3) dengan taraf signifikan 5 % dan
statistik parametrik. Jika  hitung
derajat kebebasan (k-3), maka data tidak berdistribusi normal sehingga uji
selanjutnya menggunakan statistik non parametrik (Sudjana, 2005: 273).
3.6.2.2. Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui kesamaan
varians data hasil post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rumus yang digunakan:
F=
( Sudjana 2005: 250)
Jika harga Fhitung < Fα(nb-1)(nk-1) (taraf signifikan 5%), maka varians data
hasil belajar siswa kelas kontrol tidak berbeda dengan varians data hasil
belajar siswa kelas eksperimen. Jika harga Fhitung ≥ Fα(nb-1)(nk-1) (taraf signifikan
5%), maka varians data hasil belajar siswa kelas kontrol berbeda dengan
varians data hasil belajar siswa kelas eksperimen.
3.6.2.3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang
telah diajukan sebelumnya, yaitu penggunaan modul Chemistry Magazine
46
berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Data post test
dianalisis dengan menggunakan analisis Koefisien korelasi biserial untuk
mengetahui adanya pengaruh, sedangkan koefisien determinasi untuk
mengetahui besarnya pengaruh.
3.6.2.3.1. Analisis Pengaruh Variabel
Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan
rumus Koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan adalah :
(X
X
)
(Sudjana, 2005: 390)
Keterangan :
rb= koefisen korelasi biserial
X
= rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
X
= rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
p
= proporsi siswa kelompok eksperimen
q
= proporsi siswa kelompok kontrol
q
=1–p
u
= tinggi ordinat pada kurva normal pada titik-titik yang memotong
bagian normal baku menjadi bagian p dan q
= simpangan baku untuk semua nilai dari kedua kelompok
47
3.6.2.3.2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi disebut koefisien penentu karena varian yang
terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada
variabel bebas. Harga koefisien determinasi adalah rb2.
Rumus yang digunakan adalah :
KD = rb2 x 100%
dimana,
KD : koefisien determinasi
Rb : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien
biserial (Sudjana, 2005: 369).
3.6.2.4. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Satu Pihak Kanan)
Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry pada kelompok eksperimen sehingga hasil belajar siswa
kelompok eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol.
Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 = X
eksperimen
≤ X
kontrol
(rata-rata kelompok eksperimen tidak lebih
besar dari kelompok kontrol)
Ha = X
eksperimen
> X
kontrol
(rata-rata kelompok eksperimen lebih besar
dari kelompok kontrol)
Jika S12 = S22 digunakan rumus t
thitung =
X1  X 2
1
1 
S   
 n1 n2 
dk = n1 + n2 -2
Dengan S =
n1  1S12  n2  1S 22
n1  n2  2
48
Keterangan :
X 1 = Rata-rata post test kelas eksperimen
X 2 = Rata-rata post test kelas kontrol
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n 2 = Jumlah siswa kelas kontrol
S12 = Varians data kelas eksperimen
S12 = Varians data kelas kontrol
S = Simpangan baku gabungan
(Sudjana, 2005: 243)
Jika thitung < t(1-α)(n1+n2-2), hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia
kelas eksperimen tidak lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelas
kontrol. Jika thitung  t(1-)(n1+n2-2), maka rata-rata hasil belajar kimia kelas
eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol.
Jika S12S22 digunakan rumus t’
t‟hitung =
Jika t‟ <
S
X1  X 2
2
1
 
/ n1  S 22 / n2

(Sudjana. 2005: 245)
w1t1  w2 t 2
, maka rata-rata hasil belajar kimia kelas
w1  w2
eksperimen tidak lebih baik dari nilai rata-rata hasil belajar kimia kelas
kontrol. Jika t‟ 
w1t1  w2 t 2
, maka rata-rata hasil belajar kimia kelas
w1  w2
eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol.
S 12
S 22
dengan : w1 =
, w2 =
, t1 = t(1-α)(n1-1) dan t2 = t(1-α)(n2-1)
n1
n2
Keterangan :
49
X1
= Rata-rata post test kelas eksperimen.
X2
= Rata-rata post test kelas kontrol.
n1
= Jumlah siswa kelas eksperimen.
n2
= Jumlah siswa kelas kontrol.
S1
= Simpangan baku kelas eksperimen.
S2
= Simpangan baku kelas kontrol.
S
= Simpangan baku gabungan.
(Sudjana. 2005: 245)
3.6.2.5. Analisis Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa
Uji ketuntasan bertujuan untuk mengetahui ketuntasan klasikal hasil
belajar kimia (keberhasilan kelas) pada kedua kelas. Menurut Mulyasa (2004:
99), keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu, dalam
penelitian ini nilai ketuntasn individu adalah 76.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal yaitu:
(%) =  X 100%
n
Keterangan:
n= jumlah seluruh siswa
X= jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
(Anonimous dalam Melly, 2009: 40)
3.6.2.6. Analisis Deskriptif untuk Data Aspek Afektif dan Psikomotorik
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada aspek afektif dan psikomorik
siswa. Analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif dengan rumus:
50
Nilai 
Jumlah skor
x100
Skor maksimal
(Sudjana, 2001: 47)
Tabel 3.8. Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelas
Nilai
Kriteria
80 < x ≤ 100
Sangat Baik
60 < x ≤ 80
Baik
40 < x ≤ 60
Cukup
20 < x ≤ 40
Jelek
0 < x ≤ 20
Sangat Jelek
(Sudjana, 2001: 47)
Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis untuk
mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Rumus yang
digunakan yaitu:
Jumlah nilai
x100
Jumlah responden
Tiap aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat
Rata - rata nilai tiap aspek 
dikategorikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Kategori Rata-Rata Nilai Tiap Aspek Ranah Afektif dan
Psikomotorik
Rata-rata nilai kelas
Kriteria
3,40 < x ≤ 4,00
Sangat tinggi
2,80 < x ≤ 3,40
Tinggi
2,20 < x ≤ 2,80
Cukup
1,60 < x ≤ 2,20
Rendah
1,00 < x ≤ 1,60
Sangat Rendah
51
3.6.2.7. Analisis Angket Tanggapan Siswa
Analisis angket bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran kimia pokok materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi yang
diungkapkan menggunakan angket. Tiap aspek dari pembelajaran kimia
menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry dianalisis untuk
mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam kelas sampel.
Hasil jawaban angket dianalisis menggunakan analisis deskriptif
presentase untuk mengetahui tingkat dan nilai persetujuan angket. Dalam
menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1
sampai dengan 4, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai
berikut:
1. “Sangat setuju” menunjukkan gradasi paling tinggi, kondisi tersebut
diberi nilai 4.
2. “Setuju”, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata
“Sangat”, kondisi tersebut diberi nilai 3.
3. “Tidak Setuju” yang berada di bawah “Setuju”, diberi nilai 2.
4. “Sangat Tidak Setuju” yang berada di gradasi paling bawah diberi nilai 1.
Hasil angket siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui rata-rata
nilai tiap aspek dalam kelas. Rumus yang digunakan adalah :
Besarnya persentase tanggapan siswa dihitung dengan menggunakan rumus :
Persentase skor =
(Sudjana, 2001: 47)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Magelang kelas X materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi dari bulan Februari sampai Maret tahun 2013. Data yang
diperoleh dari penelitian diolah sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
4.1.1. Analisis Data Tahap Awal
Analisis data tahap awal berupa uji normalitas dan homogenitas
populasi, yang digunakan sebagai syarat pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik cluster random sampling dan untuk membuktikan bahwa
kelas eksperimen dan kontrol memiliki kondisi awal yang sama. Data yang
digunakan untuk analisis tahap awal adalah nilai ulangan akhir semester gasal
mata pelajaran kimia dari seluruh anggota populasi.
Tabel 4.1. Data Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal
Jumlah
Nilai
Siswa
Tertinggi
1. X – 1
30
91
2. X – 2
30
96
3. X – 3
30
97
4. X – 4
30
89
5. X – 5
30
90
6. X – 6
30
92
7. X – 7
30
93
8. X – 8
30
89
9. X – 9
29
91
Sumber : data penelitian yang diolah
No. Kelas
52
Nilai
Terendah
53
63
57
48
49
53
58
54
56
Rata-rata
73,43
79,87
76,17
71,57
74,7
75,43
75,6
69,73
73,83
Standar
Deviasi
10,22
8,66
9,56
11,98
11,24
9,272
10,69
9,14
10,59
53
4.1.1.1.Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas yang diambil dari hasil ulangan akhir semester gasal
digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang
digunakan adalah Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas populasi disajikan pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Populasi
No
Kelas
χ2hitung
1
X-1
3,394
2
X-2
1,100
3
X-3
2,568
4
X-4
5,341
5
X-5
6,063
6
X-6
4,933
7
X-7
6,506
8
X-8
2,649
9
X-9
2,835
Sumber: data penelitian yang diolah
χ2tabel
Kriteria
7,81
7,81
7,81
7,81
7,81
7,81
7,81
7,81
7,81
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Hasil uji normalitas populasi menunjukkan semua kelas anggota
populasi berdistribusi normal dengan χ2 hitung < χ2 tabel.
4.1.1.2.Hasil Uji Homogenitas
Analisis data untuk uji homogenitas populasi menggunakan uji Barlett
diperoleh χ2hitung = 5,247 dan χ2tabel = 15,5 dengan dk = 8 dan α =5%. Ho
diterima karena χ2hitung > χ2tabel, sehingga populasi memiliki homogenitas yang
sama. Populasi yang telah berdistribusi normal dan memiliki homogenitas
yang sama kemudian diambil siswa-siswa dari 2 kelas sebagai sampel yaitu
siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen dan X-8 sebagai kelas kontrol.
54
4.1.1.3.Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)
Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji anava satu arah, yang
bertujuan untuk mengetahui apakah populasi memiliki keadaan awal yang
sama atau tidak. Hasil uji anava disajikan dalam Tabel 4.3.
Data
Tabel 4.3. Hasil Uji Anava Satu Jalur
Fhitung
Ftabel
Nilai ulangan akhir
semester I
2,30
2,55
Dari perhitungan uji anava satu jalur diperoleh Fhitung<Ftabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari kesembilan anggota populasi tidak terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar.
4.1.2. Analisis Data Tahap Akhir
Analisis tahap akhir menggunakan data hasil post test dari siswa kelas
eksperimen dan kontrol, hasil yang diperoleh digunakan untuk menjawab
hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti. Analisis data tahap akhir meliputi
uji normalitas, uji kesamaan dua varians, analisis pengaruh variabel,
koefisisen determinasi, uji perbedaan dua rata-rata peningkatan hasil belajar,
analisis
ketuntasan
hasil
belajar,
analisis
deskriptif
aspek
afektif,
psikomotorik, dan data angket.
Tabel 4.4. Data Nilai Post test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Sumber variansi
Kelas eksperimen
Rata-rata
84,28
Varians
82,36
Nilai tertinggi
96
Nilai terendah
61
Rentang
35
28
∑ yang ≥ 76
Sumber: data penelitian yang diolah
Kelas
78,04
84,66
90
55
35
24
55
Data nilai post test dari siswa kelas eksperimen dan kontrol didapat
setelah peneliti melakukan perlakuan pada kedua kelas.
4.1.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal
atau sebaliknya, sehingga uji
selanjutnya
dapat
ditentukan apakah
menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hasil uji normalitas
disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data Post test
Kelas
χ2 hitung
Eksperimen (X-7)
5,135
Kontrol (X-8)
5,271
Sumber: data penelitian yang diolah
χ2tabel
7,81
7,81
Kriteria
Berdistribusi normal
Berdistribusi normal
Hasil uji normalitas data post test kelas eksperimen dan kontrol
diperoleh χ2 hitung untuk masing-masing kelas lebih kecil dari χ2tabel dengan dk =
8 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data post test siswa kelas
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal sehingga análisis selanjutnya
dapat menggunakan statistik parametrik.
4.1.2.2.Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Suatu sampel dapat
dikatakan tidak memiliki perbedaan varians jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji
kesamaan dua varians disajikan pada Tabel 4.6.
56
Tabel 4.6. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post test
Varians (s2)
Fhitung
Kelas
Kelas
eksperimen
control
82,36
84,66
1,028
Sumber : data penelitian yang diolah
Ftabel
Keterangan
2,101
Homogen
Hasil uji kesamaan dua varians yang dirangkum dalam Tabel 4.5
menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel dengan α = 5%, sehingga kedua kelas
memiliki varians yang sama.
4.1.2.3.Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang
telah diajukan sebelumnya, yaitu penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Data post test
dianalisis dengan menggunakan analisis Koefisien korelasi biserial untuk
mengetahui adanya pengaruh, sedangkan koefisien determinasi untuk
mengetahui besarnya pengaruh.
4.1.2.3.1. Analisis Pengaruh Variabel
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas X
SMA N 1 Magelang untuk materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi. Penentuan
besarnya pengaruh menggunakan Koefisien korelasi biserial, karena variabel
dalam penelitian ini berbentuk diskrit artifisial dan kontinu.
Harga Koefisien korelasi biserial (rb) yang didapat sebesar 0,513 dari
hasil perhitungan data hasil belajar siswa (post test). Harga Koefisien korelasi
57
biserial
(rb)
yang
diperoleh
telah
terbukti
signifikan
dengan
thitung(4,55)>ttabel(1,67).
4.1.2.3.2. Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan penentu besarnya (dalam persen)
kontribusi
variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat.
Penelitian
ini
menggunakan koefisien determinasi untuk menentukan besarnya kontribusi
penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry pada hasil belajar
siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
Besarnya Koefisien Determinasi (KD) dalam penilitian ini adalah
26,32% yang didapat dari perhitungan koefisien korelasi biserial (rb) sebesar
0,513. Besarnya KD yang diperoleh dapat dikatakan bahwa penggunaan
modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry memberikan 26,32% pengaruh
pada hasil belajar siswa, sedangkan 73,68% dipengaruhi oleh faktor lain.
4.1.2.4.Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Satu Pihak Kanan)
Uji perbedaan dua rata-rata data nilai post test siswa kelas eksperimen
dan kontrol menggunakan uji satu pihak kanan. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah rata-rata hasil post test siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan. Rata-rata kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol jika thitung ≥ ttabel.
Hasil uji perbedaan dua rata-rata (satu pihak kanan) diperoleh thitung =
2,644 dan ttabel = 1,67 dengan dk = 58 dan taraf signifikan 5%, karena thitung ≥
ttabel maka Ho ditolak yang berarti rata-rata hasil belajar kimia kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
58
4.1.2.5.Analisis Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisis ketuntasan bertujuan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
hasil belajar kimia (keberhasilan kelas) pada kedua kelas. Menurut Mulyasa
(2004: 99), keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu,
dalam penelitian ini nilai ketuntasan individu adalah 76. Hasil ketuntasan
belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Ketuntasan Belajar Klasikal
%
∑ siswa
Kelas
N
Rata-rata
yang ≥ 76
Eksperimen (X-7)
30
84,277
28
93,33%
Kontrol (X-8)
30
78,039
24
80,00%
Sumber : data penelitian yang diolah
Kriteria
Tuntas
Belum tuntas
Kelas eksperimen memperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar
93,33%, yang berarti kelas eksperimen telah mencapai keberhasilan kelas.
Pada kelas kontrol hanya memperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar
80,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas kontrol belum mencapai
keberhasilan kelas.
4.1.2.6.Analisis Deskriptif Data Penelitian
4.1.2.6.1. Analisis Hasil Belajar Afektif
Penilaian hasil belajar afektif dalam penelitian ini terdiri dari enam
aspek yang dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk
mengetahui keterampilan dalam aspek efektif yang dimiliki siswa, dan
keterampilan yang perlu dibina dan dikembangkan. Kriteria penilaian meliputi
59
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata hasil belajar
afektif siswa kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Rata-rata Hasil Belajar Afektif
No
Aspek
Eksperimen
Mean
Kategori
1
Kehadiran dalam
3,68
mengikuti pelajaran
2
Keantusiasan mengikuti
3,34
KBM
3
Mampu membuat
2,92
hipotesis setelah diskusi
4
Kerjasama dalam
3,16
kelompok
5
Disiplin dalam
3,52
mengumpulkan tugas
6
Kerapian pakaian
3,81
Mean
3,41
Sumber : data penelitian yang diolah
Mean
Kontrol
Kategori
Sangat tinggi
3,41
Sangat tinggi
Tinggi
2,92
Tinggi
Tinggi
2,01
Tinggi
Tinggi
2,82
Tinggi
Sangat tinggi
3,06
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
3,71
2,99
Sangat tinggi
Tinggi
Kelas eksperimen memperoleh empat aspek dengan kategori sangat
tinggi dan dua aspek lainnya termasuk dalam kategori tinggi. Rata-rata
keseluruhan penguasaan siswa tiap aspeknya 3,41 yang berarti penguasaanya
sangat tinggi. Kelas eksperimen memperoleh rerata nilai aspek afektif sebesar
85,1% dengan kategori sangat baik.
Kelas kontrol hanya memperoleh dua aspek dengan kategori sangat
tinggi sedangkan empat aspek lainnya dengan kategori tinggi. Rata-rata
keseluruhan penguasaan siswa tiap aspek yang diperoleh kelas kontrol sebesar
2,99 yang berarti penguasaanya tinggi. Kelas kontrol memperoleh rerata nilai
aspek afektif sebesar 74,72% dengan kategori baik.
60
4.1.2.6.2. Analisis Hasil Belajar Psikomotorik
Peneliti menggunakan lima aspek penilaian hasil belajar psikomotorik
yang dianalisis secara dekriptif. Tiap aspek memiliki kriteria penilaian
meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata
hasil belajar psikomotorik siswa dirangkum dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik
No
1
Aspek
Eksperimen
Mean
Kategori
Mengamati demonstrasi
3,79
dari guru
2
Mencoba melakukan
3,47
praktikum
3
Keterampilan
3,13
menggunakan alat
4
Kebersihan tempat dan
3,58
alat
5
Menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan
3,20
hasil percobaan
Mean
3,43
Sumber : data penelitian yang diolah
Kontrol
Mean
Kategori
Sangat tinggi
3,64
Sangat tinggi
Sangat tinggi
3,13
Tinggi
Tinggi
3,08
Tinggi
Sangat tinggi
3,58
Sangat tinggi
Tinggi
3,08
Tinggi
Sangat tinggi
3,30
Tinggi
Hasil belajar psikomotorik untuk kelas eksperimen diperoleh dua
aspek dengan kategori tinggi sedangkan keempat aspek lainnya memperoleh
kategori sangat tinggi. Rata-rata keseluruhan penguasaan siswa tiap aspek
psikomotorik sebesar 3,43 yang berarti penguasaannya sangat tinggi. Kelas
eksperimen memperoleh rerata nilai sebesar 85,83% dengan kategori sangat
baik.
Kelas kontrol memperoleh kategori tinggi pada tiga aspek dan kategori
sangat tinggi pada kedua aspek lainnya. Rata-rata keseluruhan penguasaan
siswa tiap aspek psikomotorik sebesar 3,30 yang berarti penguasaannya tinggi.
61
Kelas kontrol memperoleh rerata nilai sebesar 82,56% dengan kategori sangat
baik.
4.1.2.6.3. Analisis Angket Tanggapan Siswa
Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui penerimaan siswa pada
pembelajaran menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry.
Penyebaran angket dilaksanakan ketika siswa selesai mengerjakan soal post
test. Angket berisi tujuh pernyataan positif dengan empat pilihan jawaban,
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Hasil penyebaran angket tanggapan siswa disajikan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil Angket Tanggapan Siswa
No
1
Pernyataan
Proses pembelajaran selama penelitian
ini menyenangkan.
2 Dengan menggunakan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry saya
termotivasi untuk belajar lebih giat.
3 Dengan menggunakan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry, membantu
saya untuk belajar mandiri.
4 Dengan menggunakan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry membuat
suasana belajar lebih menyenangkan.
5 Dengan menggunakan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry, konsep
materi reaksi oksidasi dan reduksi
menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
6 Dengan menggunakan modul Chemistry
Magazine berbasis Inquiry membuat saya
aktif terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
7 Modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry hendaknya digunakan dan
dikembangkan pada anak-anak SMA.
Sumber : data penelitian yang diolah
Jawaban
SS
S
TS
STS
46.67
53.33
0.00
0.00
10.00
83.33
6.67
0.00
23.33
63.33
13.33
0.00
23.33
76.67
0.00
0.00
43.33
56.67
0.00
0.00
16.67
73.33
10.00
0.00
43.33
53.33
3.33
0.00
62
Hasil analisis angket tanggapan siswa menunjukkan rata-rata
banyaknya siswa yang memilih SS = 29,52%, S = 65,71%, TS = 4,46%, dan
STS = 0%. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa siswa merasa
pembelajaran menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, sehingga materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi menjadi lebih mudah dipahami.
4.2. Pembahasan
Pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1
Magelang, yang dimulai dari tanggal 18 Februari 2013 sampai 28 Maret 2013.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh dan besar
pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terhadap
hasil belajar siswa kelas X. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
disusun untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri, sehingga
pengaruh penggunaannya dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa di kelas dan
hasil belajarnya.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas X SMA N
1 Magelang dari siswa kelas X-1 sampai X-9 dengan jumlah sebanyak 269
siswa. Uji normalitas dan homogenitas populasi mendapatkan hasil populasi
berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama, sehingga sampel
diambil dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil
pengundian diperoleh siswa kelas X-7 sebagai kelas eksperimen yang
mendapat pembelajaran dengan penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry, sedangkan siswa kelas X-8 sebagai kelas kontrol yang hanya
63
mendapat pembelajaran berbasis inquiry saja. Data hasil penelitian diolah
dengan menggunakan uji statistik dan analisis deskriptif.
4.2.1. Proses Pembelajaran
4.2.1.1.Kelas Eksperimen
Kelas X-7 sebagai kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan
menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Pembelajaran
berbasis inquiry memberikan warna baru pada kegiatan belajar mengajar di
kelas karena siswa ditempatkan sebagai subyek belajar aktif yang terus
mengeksplorasi rasa ingin tahu mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Meiser, yang dikutip oleh Wena (2012: 68), dalam proses belajar mengajar,
guru harus mampu menciptakan siswa yang aktif berfikir, belajar dan
mencipta, serta mengeksplorasi. Proses belajar siswa tidak hanya berlangsung
di dalam kelas saja, namun juga di luar kelas yang dibantu dengan modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Modul ini membantu siswa untuk
belajar secara mandiri tanpa bantuan guru, sehingga siswa dapat
mengembangkan interaksi sosialnya dengan teman sebaya maupun pihak lain
di luar kelas. Pengaruh yang diberikan oleh modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dapat terlihat pada aktivitas siswa di kelas yaitu sebagai aspek
afektif dan psikomotorik dan pada hasil belajar kognitif berupa post test.
Peran guru dalam pembelajaran berbasis inquiry adalah sebagai
fasilitator, dimana guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan
responsif. Guru juga memberikan dorongan pada siswa untuk membentuk pola
pikir mereka. Suasana kelas yang diciptakan oleh guru membuat siswa merasa
64
nyaman dan bebas berekspresi. Hal ini membuat siswa merasakan proses
pembelajaran yang menyenangkan, sehingga materi Reaksi Oksidasi dan
Reduksi dapat lebih mudah dipahami. Proses pembelajaran dilaksanakan
dalam 5 kali pertemuan. Post test dilaksanakan pada pertemuan keenam.
Rincian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan
1.
Jam
Pelajaran
2
2.
1
3.
2
4.
1
5.
2
6.
2
Kegiatan Pembelajaran
1. Demonstrasi pengenalan konsep redoks.
2. Mencari contoh reaksi redoks untuk dibedakan
berdasarkan konsep reaksi redoks.
Mendeskripsikan aturan penentuan biloks menggunakan
modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry.
Menentukan oksidator dan reduktor melalui permainan
“The King of Card”.
Mendiskusikan cara memberikan nama senyawa
menurut aturan IUPAC.
Mendiskusikan aplikasi konsep redoks dalam kehidupan
nyata.
Post test.
Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen berlangsung selama enam
kali pertemuan dengan total 10 jam pelajaran. Metode yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran adalah demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab.
Demonstrasi menjadi pilihan setelah praktikum tidak dapat dilaksanakan
karena terbatasnya alat dan bahan. Metode demonstrasi digunakan untuk
mengenalkan siswa pada reaksi redoks juga untuk menarik perhatian siswa
sehingga muncul keingintahuan pada diri siswa. Pada proses pembelajaran
memang tidak dilakukan praktikum, namun siswa tetap diminta untuk
mencoba melakukan eksperimen dengan bimbingan guru.
65
Selama pembelajaran, guru selalu melakukan tanya jawab pada siswa
untuk mengajak siswa berfikir. Siswa dibuat kelompok-kelompok dengan
menggunakan pola kolaborasi setiap dilakukan diskusi sehingga terjadi
komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Hal ini sesuai
dengan penelitian Supramono (2008), penggunaan modul Physic by Inquiry
menunjukkan hasil peningkatan penguasaan konsep Fisika yang cukup
signifikan serta mahasiswa memperoleh pengalaman langsung tentang proses
ilmiah. Melalui pembentukan kelompok-kelompok dengan pola tertentu, yaitu
pola tutorial sebaya, kooperatif dan kolaborasi teman sebaya akan tercipta
interaksi sosial di antara siswa dengan pola tertentu pula, sehingga struktur
kognitif siswa akan tumbuh dan berkembang dengan kecenderungankecenderungan tertentu pula. Pola pembentukan kelompok yang paling baik
adalah dengan menggunakan pola kolaborasi. Setiap siswa dalam kelompok
kolaborasi berperan aktif dalam pengambilan keputusan. Siswa yang
berprestasi rendah menjadi terpacu untuk belajar.
Guru juga selalu memberikan tugas di akhir pembelajaran. Hal ini
dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar mandiri di luar kelas sehingga
pengetahuannya bertambah luas. Tugas yang diberikan oleh guru antara lain
mengerjakan soal-soal dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry,
mempelajari materi berikutnya, dan membuat artikel. Pemberian tugas yang
diberikan oleh guru selalu dibahas pada pertemuan selanjutnya agar siswa
merasa apa yang dikerjakannya mendapat respon dari guru.
66
Hambatan yang dialami peneliti selama pembelajaran di kelas
eksperimen tidak berat. Hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen memiliki
minat yang kuat pada pembelajaran dan sikap siswa yang terbuka pada pola
belajar yang baru. Hambatan yang dialami peneliti hanya berkaitan dengan
tempat penelitian yang jauh dari kampus. Siswa yang ingin berdiskusi dengan
peneliti di luar kelas, agak sulit menemukan waktu yang tepat karena peneliti
tidak selalu berada di kota Magelang. Cara yang dilakukan peneliti untuk
mengatasinya adalah dengan mempersilakan siswa untuk berdiskusi secara online atau melalui sms (short message service).
4.2.1.2.Kelas Kontrol
Kelas X-8 merupakan kelas kontrol yang terambil secara acak dengan
menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas kontrol diberi perlakuan
dengan pembelajaran berbasis inquiry. Hasil belajar yang dinilai dari kelas
kontrol meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Proses pembelajaran berlangsung selama lima kali pertemuan dan
diakhiri dengan post test pada pertemuan keenam. Model pembelajaran yang
sama dengan kelas eksperimen, membuat guru juga berperan sebagai
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mampu mengembangkan pola
pikirnya. Metode yang digunakan oleh guru juga sama dengan kelas
eksperimen, yaitu demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab. Kelas kontrol tidak
memiliki modul, baik yang diberikan oleh peneliti maupun dari sekolah,
sehingga tugas yang diberikan guru berupa soal-soal dari buku atau dari guru
sendiri.
67
Beberapa siswa dari kelas kontrol memiliki ketertarikan yang hampir
sama dengan kelas eksperimen, namun sebagian yang lain memiliki
ketertarikan pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih rendah daripada
kelas eksperimen. Hal ini mengindikasi bahwa modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry yang diberikan pada kelas eksperimen membuat siswa lebih
termotivasi untuk belajar dengan giat. Sesuai dengan pernyataan dari
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 2), penerapan modul dapat
mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih
terencana
dengan baik,
mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas. Pernyataan ini dibuktikan
dengan analisis hasil belajar siswa yang akan dibahas berikut ini.
4.2.2. Hasil Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
4.2.2.1.Hasil Belajar Kognitif
Perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
memberikan hasil belajar kognitif yang berbeda yang diukur dengan post test
di akhir pertemuan. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen mendapat
tambahan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry untuk membantu
proses belajar mandiri siswa, sedangkan kelas kontrol tidak memiliki modul
baik dari peneliti maupun dari sekolah. Rata-rata post test yang diperoleh
kelas eksperimen yaitu 84,277 sedangkan kelas kontrol memperoleh 78,039
dengan rentang nilai yaitu 35. Rentang nilai post test antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebesar 6,238. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.1.
68
90
80
70
60
50
Eksperimen
40
Kontrol
30
20
10
0
Kelas Penelitian
Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil post test yang telah dianalisis dengan uji normalitas dan
kesamaan dua varians, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan
memiliki varian yang sama. Analisis dilanjutkan dengan uji hipotesis untuk
mengetahui pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry. Berdasarkan analisis terhadap pengaruh variabel menggunakan
Koefisien korelasi biserial dan Koefisien determinasi diperoleh penggunaan
modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa sebesar 26,32%. Pengaruh sebesar 26,32% dihasilkan karena
masih ada beberapa siswa dari kelas eksperimen yang merasa kesulitan untuk
belajar secara mandiri menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry. Hal ini disebabkan karena siswa dalam satu kelas memiliki
karakteristik yang berbeda, sehingga tipe belajar mereka juga tidak sama.
Kebanyakan orang mampu belajar dengan ketiga tipe (visual, auditorial, dan
kinestetik), namun hampir semua orang cenderung pada salah satu tipe belajar
saja (Bandler & Grinder dalam DePorter, 2010: 123). Sebagian besar siswa
kelas eksperimen yang lain memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
69
mandiri menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Hal ini
dibuktikan dengan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar.
Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar menggunakan satu pihak
kanan, sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah rata-rata post test siswa
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Sesuai dengan pernyataan
Mulyasa (2004: 99), keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya
85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan
individu, yaitu 76. Maka kelas eksperimen dapat dikatakan telah memperoleh
keberhasilan kelas dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar
93,33%, sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh 80% sehingga belum
mencapai ketuntasan belajar klasikal.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya mendapatkan inquiry
based learning, namun hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen diberi modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry sedangkan kelas kontrol tidak
menggunakan modul. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang
memiliki tampilan yang menarik dan bersifat baru bagi siswa, membuat siswa
lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri.
Belajar secara mandiri menjadi faktor penting dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Materi pelajaran yang banyak kurang seimbang dengan
alokasi waktu yang tersedia. Terlebih lagi, pada semester genap ini jadwal
pelajaran kelas X sering terganggu dengan program kelas XII yang
menyebabkan siswa harus belajar mandiri di rumah. Penggunaan modul
70
Chemistry Magazine berbasis Inquiry yang memiliki tampilan yang menarik
mampu membantu proses belajar mandiri siswa, sehingga di dalam kelas
siswa menjadi lebih siap belajar dan mengeksplorasi pengetahuannya. Modul
termasuk media cetak. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat
melibatkan panca indera yang lebih banyak, sesuai dengan pernyataan
Magnesen, sebagaimana dikutip oleh DePorter (2010: 94), 90% hasil belajar
yang kita serap bersumber dari apa yang kita katakan dan lakukan. Pada kelas
kontrol, siswa kurang termotivasi untuk belajar mandiri karena tidak adanya
modul dan tugas yang diberikan dari guru kurang menarik bagi siswa. Tipe
belajar siswa pada kelas kontrol lebih cenderung pada audio, sehingga mereka
lebih suka mendengarkan di dalam kelas daripada mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Hal ini tentunya juga mempengaruhi hasil belajar siswa
kelas kontrol.
4.2.2.2.Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan
sikap siswa selama pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini berhubungan
dengan perasaan, sikap, minat, nilai, penghargaan, dan penyesuaian diri,
mencakup lima tingkatan yaitu menerima, merespon, menilai, dan
mengamalkan. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan melakukan
pengamatan selama pembelajaran di kelas. Pengamat dalam penelitian ini
berjumlah tiga orang, hal ini bertujuan untuk memperkecil kesalahan
pengamat
dan
nilai
yang
dihasilkan
benar-benar
dapat
dipertanggungjawabkan. Penilian dilakukan dengan menggunakan lembar
71
pengamatan yang didalamnya terangkum aspek afektif yang dinilai beserta
rubriknya.
Kelas eksperimen memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 85,1%
dengan predikat yang diperoleh berdasarkan kriteria adalah sangat baik. Kelas
kontrol hanya memperoleh presentase nilai rata-rata sebesar 74,72% dengan
predikat baik. Hasil ini diperoleh dari rata-rata nilai tiap aspek dari ketiga
pengamat. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.2.
4.50
Rata-rata nilai tiap aspek
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
Ekperimen
1.50
Kontrol
1.00
0.50
0.00
1
2
3
4
5
6
Aspek penilaian afektif
Gambar 4.2. Diagram Hasil Belajar Ranah Afektif
Keterangan :
1 : Kehadiran dalam mengikuti pelajaran.
2 : Keantusiasan mengikuti KBM.
3 : Mampu membuat hipotesis setelah diskusi.
4 : Kerjasama dalam kelompok.
5 : Disiplin dalam mengumpulkan tugas.
6 : Kerapian pakaian.
Aspek kerapian pakaian dari keenam aspek penilaian afektif menjadi
aspek yang memperoleh nilai tertinggi dengan kategori sangat tinggi, baik dari
72
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 4.2., dapat
dilihat pada aspek kerapian, selisih nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol
hanya sedikit. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol selalu berpakaian rapi
setiap harinya, hal ini mencerminkan sikap peduli pada diri sendiri dan patuh
pada aturan sekolah yang berlaku. Apabila siswa tidak mematuhi aturan
sekolah, maka siswa akan mendapat poin pelanggaran. Aturan sekolah inilah
yang menjadi salah satu motivasi siswa untuk berpakaian rapi.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol juga mendapat kategori sangat
tinggi untuk aspek kehadiran dalam mengikuti pelajaran. Jadwal pelajaran
kimia untuk kelas eksperimen adalah pada hari Senin dan Rabu, keduanya
dimulai setelah jam istirahat. Sebagian besar siswa kelas eksperimen tidak
terlambat, bahkan banyak diantaranya sudah berada di dalam kelas sebelum
guru datang. Kelas kontrol mendapat pelajaran kimia pada hari Selasa dan
Kamis. Pada hari Selasa, mata pelajaran kimia dijadwalkan pada jam ke-5
setelah mata pelajaran yang lain, sehingga tidak ada siswa yang terlambat
dalam mengikuti pelajaran. Jadwal pelajaran kimia pada hari Kamis
dijadwalkan setelah jam istirahat ke-2, sehingga membuat beberapa siswa
masih terlambat namun sebagian besar sudah berada di kelas sebelum
pelajaran dimulai.
Fakta ini menunjukkan bahwa keantusiasan siswa tinggi untuk
mengikuti pelajaran kimia. Selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
berlangsung, siswa kelas eksperimen dan kontrol juga menunjukkan
keantusiasannya yang dibuktikan dengan perolehan kategori tinggi untuk kelas
73
eksperimen dan kelas kontrol pada aspek keantusiasan mengikuti KBM. Sikap
siswa yang bekerja keras, kreatif, komunikatif, dan rasa ingin tahu muncul
selama KBM berlangsung. Inquiry based learning mengajak siswa untuk
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Menurut Price (sebagaimana dikutip
dalam Shih, 2010: 51), dalam inquiry based learning, siswa tidak hanya
mengembangkan pemahaman yang mendalam, namun mereka juga belajar
bagaimana caranya belajar. Artinya, siswa diajak membuat self concept yang
membuat mereka nyaman dengan konsep belajarnya sendiri.
Berdasarkan hasil penilaian aspek keantusiasan mengiktui KBM, kelas
eksperimen sudah cukup mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang
diterapkan selama penelitian. Kedisiplinan siswa juga muncul ketika siswa
harus
mengumpulkan
tugas,
sehingga
aspek
kedisiplinan
dalam
mengumpulkan tugas memperoleh kategori sangat tinggi, sedangkan kelas
kontrol hanya memperoleh kategori tinggi dengan selisih nilai antara kelas
eksperimen dan kontrol cukup tinggi. Kelas kontrol memperoleh nilai yang
lebih rendah karena tidak adanya modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
yang membuat siswa mengerjakan tugas dengan menyenangkan.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan nilai yang
besar pada aspek mampu membuat hipotesis setelah diskusi. Sebagian besar
siswa kelas eksperimen hanya mampu membuat hipotesis yang tepat dengan
bantuan guru, sedangkan kelas kontrol dalam membuat hipotesis banyak yang
kurang tepat meskipun sudah dibantu guru. Ini merupakan pengaruh dari
penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Siswa kelas
74
eksperimen yang menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
sudah terbiasa untuk membuat hipotesis sendiri dalam menjawab pertanyaan.
Di dalam modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry terdapat pengetahuanpengetahuan baru yang penyusun kumpulkan dari berbagai sumber. Penyusun
juga memasukkan alamat sumber agar pengguna modul dalam penelitian ini
adalah siswa kelas eksperimen, terpancing untuk mengaksesnya dan
mendapatkan
informasi
tambahan.
Pengaruhnya
terlihat
pada
kelas
eksperimen legih banyak bertanya daripada kelas kontrol, sehingga kelas
kontrol kurang mengeksplorasi pengetahuan mereka.
Pada aspek kerjasama dalam kelompok, kedua kelas memperoleh
kategori tinggi dengan nilai yang hampir sama. Diskusi pada kedua kelas
berlangsung dengan baik, siswa tampak aktif dalam bertukar pikiran dengan
teman, namun beberapa siswa belum memunculkan sikap percaya diri dalam
mengutarakan pendapatnya. Hal ini karena beberapa siswa kurang
memperdalam pemahamannya pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
Waktu penelitian yang tidak kontinu karena sering terpotong untuk kegiatan
siswa kelas XII menyebabkan siswa lupa dengan materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Hasil belajar afektif kelas kontrol memang lebih rendah daripada kelas
eksperimen, namun kedua kelas sudah termasuk memperoleh hasil yang baik
pada aspek ini. Hal ini berarti bahwa inquiry based learning memberikan
pengaruh yang baik pada sikap siswa selama pembelajaran. Menurut Keller
yang dikutip oleh Wena (2012: 37), untuk membangkitkan rasa ingin tahu
75
siswa dan memperhatikan dalam pembelajaran, dapat dilakukan dengan
menggunakan sesuatu yang baru, mengherankan, atau peristiwa-peristiwa
pembelajaran yang tidak menentu. Inilah yang menjadi dasar pemikiran
mengapa kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol karena kelas
eksperimen menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, yang
merupakan hal baru dalam pembelajaran kimia. Modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dapat membantu siswa ketika belajar secara mandiri.
4.2.2.3.Hasil Belajar Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik, seperti keterampilan motorik dan syaraf. Terdapat lima
aspek yang dinilai untuk hasil belajar psikomotorik. Penilaian diambil ketika
siswa diberi demonstrasi pengenalan reaksi oksidasi dan reduksi. Jumlah
pengamat yang melakukan penilaian psikomotorik sama dengan penilaian
afektif, yaitu berjumlah tiga pengamat. Kelas eksperimen memperoleh
persentase nilai rata-rata sebesar 85,83%, sedangkan kelas kontrol
memperoleh 82,56%. Nilai yang dihasilkan oleh kelas eksperimen dan kontrol
tergolong sangat baik. Hal tersebut dikarenakan kegiatan demonstrasi secara
otomatis menjadi daya tarik bagi siswa yang sesuai dengan pernyataan Bruce :
”Experimenting and gathering data are essential to science course and are
usually interesting to students” (praktikum dan pengumpulan data merupakan
sesuatu yang penting dalam sains dan biasanya menarik bagi siswa). Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3.
76
4.00
rata-rata skor
3.50
3.00
2.50
2.00
Eksperimen
1.50
Kontrol
1.00
0.50
0.00
1
2
3
4
5
aspek psikomotorik
Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Keterangan :
1 : Mengamati demonstrasi dari guru.
2 : Mencoba melakukan praktikum.
3 : Keterampilan menggunakan alat.
4 : Kebersihan tempat dan alat.
5 : Menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Aspek mengamati demonstrasi guru menjadi aspek dengan nilai
tertinggi diantara keempat aspek yang lain yang diperoleh oleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Demonstrasi menjadi kegiatan pada pertemuan
pertama untuk materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi, sehingga keingintahuan
siswa yang besar membuatnya mengamati dengan teliti dan cermat. Agar
pengetahuan menjadi bermakna, maka siswa tidak hanya mengamati namun
juga diberi kesempatan untuk mencoba melakukan praktikum.
Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol membentuk kelompok
menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok diminta mewakilkan dua
temannya untuk mencoba melakukan praktikum. Pada aspek ini, kelas
eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu
77
3,47 dengan kategori sangat tinggi sedangkan kelas kontrol memperoleh 3,13
dengan kategori tinggi. Kelemahan pada kelas kontrol adalah sebagian siswa
terutama siswa putra kurang santun ketika mencoba melakukan praktikum.
Siswa saling berkomentar sehingga acap kali muncul kata-kata kasar yang
tidak sesuai dengan karakter bangsa.
Menurut Raiser & Gagne dalam Wena (2012: 100), keterampilan kerja
hanya dapat diajarkan dengan baik apabila mereka dilatih secara langsung
dengan peralatan sebenarnya. Cara menggunakan alat-alat praktikum harus
dilatih secara langsung melalui praktikum atau demonstrasi agar siswa
memiliki keterampilan dalam bekerja di laboratorium. Kelas eksperimen dan
kelas kontrol baru dua kali memperoleh kegiatan demonstrasi, meskipun
demikian siswa mampu menggunakan alat dengan tepat pada fungsinya. Hal
ini dikarenakan peralatan yang dipakai untuk demonstrasi merupakan
peralatan yang sederhana. Kedua kelas memperoleh kategori tinggi dalam
aspek ini yaitu 3,13 untuk kelas eksperimen dan 3,08 untuk kelas kontrol.
Ketika mencoba melakukan praktikum, siswa juga dinilai kebersihan tempat
dan alat praktikum. Untuk aspek ini, kedua kelas memperoleh nilai yang sama
yaitu 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Hal ini juga berarti bahwa siswa
memiliki rasa peduli pada lingkungannya. Kepedulian terhadap lingkungan
yang merupakan salah satu nilai dari karakter bangsa ini terkait dengan
pembelajaran pada awal siswa menerima mata pelajaran di semester gasal,
siswa sudah menerima tata cara bekerja di laboratorium.
78
Pada
aspek
terakhir
yaitu
menarik
kesimpulan
dan
mengkomunikasikan hasil percobaan, kedua kelas memperoleh kategori
kategori tinggi, namun kelas eksperimen mendapatkan nilai lebih tinggi dari
kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen mampu menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikannya dengan cepat, benar, berani, dan percaya diri. Kelas
kontrol masih harus diberi petunjuk lain oleh guru dalam menarik kesimpulan.
Kedua kelas tidak memiliki selisih nilai yang besar karena mereka tampak
antusias ketika mengamati demonstrasi. Keantusiasan inilah yang mendorong
siswa mampu menarik kesimpulan dan mengkomunilasikannya.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil belajar
psikomotorik yang sangat baik, yang berarti bahwa kegiatan demonstrasi yang
dilakukan berhasil dengan baik. Kegiatan demonstrasi ini berpengaruh
terhadap kegiatan belajar mengajar berikutnya, karena dengan demonstrasi
mampu melatih siswa untuk membuat hipotesis sendiri, selain itu juga
membuat siswa lebih tertarik untuk mempelajari materi Reaksi Oksidasi dan
Reduksi.
4.2.2.4.Hasil Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa disebarkan pada kelas eksperimen untuk
mengetahui penerimaan siswa pada penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry. Selain itu, angket juga digunakan oleh peneliti sebagai
refleksi pada penelitian yang telah dilakukan. Dalam pengisisan lembar
angket, siswa tidak diminta untuk menuliskan namanya namun hanya ditulis
jenis kelaminnya saja. Sistem ini bertujuan agar siswa tidak canggung dalam
79
menuliskan pendapatnya, sehingga hasil angket tidak mengada-ada dan dapat
dipertanggungjawabkan. Angket memiliki tingkatan respon mulai dari sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket diberikan pada
pertemuan terakhir setelah kegiatan post test. Hasil angket tanggapan dapat
dilihat pada Gambar 4.4.
90.00
% Jumlah Responden
80.00
70.00
60.00
SS
50.00
S
40.00
TS
30.00
STS
20.00
10.00
0.00
1
2
3
4
5
6
7
Pernyataan dalam Angket
Gambar 4.4. Diagram Hasil Angket Tanggapan Siswa
Keterangan :
1
: Proses pembelajaran selama penelitian ini menyenangkan.
2
: Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry saya termotivasi untuk belajar lebih giat.
3
: Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry, membantu saya untuk belajar mandiri.
4
: Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry membuat suasana belajar lebih menyenangkan.
5
: Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry, konsep materi reaksi oksidasi dan reduksi menjadi lebih
mudah dan menyenangkan.
6
: Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry membuat saya aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
7
: Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry hendaknya
digunakan dan dikembangkan pada anak-anak SMA.
80
Hasil angket menyatakan bahwa sebagian siswa memilih sangat setuju
sedangkan sisanya memilih setuju untuk pernyataan proses penelitian
berlangsung dengan menyenangkan. Proses penelitian yang berlangsung
menyenangkan tentunya tidak lepas dari metode pembelajaran yang
diterapkan oleh peneliti. Dari hasil penyebaran angket juga mengindikasi
bahwa siswa merasa senang dan lebih mudah memahami materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry.
Pembelajaran berbasis inquiry memberi dorongan untuk meningkatkan
rasa ingin tahu siswa, sedangkan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
memberi bantuan pada siswa untuk lebih mudah memahami materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi dan membuat proses belajar menjadi menyenangkan.
Hal ini disebabkan karena modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
memiliki tampilan unik yang mampu mendorong emosi siswa untuk menarik
minat dalam mempelajarinya. Menurut Goleman, sebagaimana dikutip dalam
DePorter (2010: 53), tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak kurang
mampu merekatkan pelajaran dalam ingatan. Modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry didalamnya terdapat pengetahuan tentang reaksi reduksi dan
oksidasi dalam kehidupan nyata yang baru dan berbeda dari buku-buku siswa.
Sebanyak 86,66% siswa merasa penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry membantunya belajar secara mandiri, namun 13,33% siswa
tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Siswa yang tidak setuju pada
pernyataan tersebut adalah siswa yang masih kesulitan untuk diajak belajar
81
secara mandiri. Siswa yang demikian, harus mendapatkan bimbingan yang
lebih banyak agar mereka mampu mengembangkan pola berfikirnya. Beberapa
siswa juga merasa penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
belum memotivasi mereka untuk belajar lebih giat dan aktif dalam
pembelajaran di kelas. Sebanyak 3,33% siswa juga tidak setuju dengan
pengembangan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry. Hasil analisis
angket menunjukkan jumlah siswa yang memilih tidak setuju hanya sedikit,
namun hal ini menjadi kritik yang membangun bagi peneliti untuk
meningkatkan kualitas modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry sehingga
nantinya akan menjadi modul yang berkualitas bagi siswa. Berikut disajikan
beberapa potongan halaman dari modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry.
Gambar 4.5. Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
4.3. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang
dimiliki penelitian ini yaitu:
82
1) Memberikan pengalaman belajar yang baru pada siswa karena
Inquiry based learning mengajak siswa ikut aktif dalam proses
pembelajaran.
2) Dengan menjadikan siswa sebagai subyek belajar aktif, siswa
diajak untuk mengasah kemampuan berfikirnya sehingga mampu
menemukan sendiri jawaban dari permasalahan.
3) Memberikan kontribusi modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry, karena sebelumnya siswa belum memiliki modul.
4) Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry membuat siswa
memiliki kebiasaan baru dalam belajar, yaitu mengembangkan
pengetahuannya dengan belajar mandiri di luar jam pelajaran.
Penelitian ini juga memiliki kelemahan yaitu:
1) Proses pembelajaran menjadi sedikit lebih lama dari yang
diperkirakan guru karena peneliti menginginkan siswa benar-benar
paham pada tiap sub-bab yang diberikan tiap pertemuan.
2) Muncul kecemburuan pada kelas kontrol, karena kelas kontrol
tidak mendapat modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
sehingga hal ini mempengaruhi minat siswa dalam pembelajaran.
3) Tidak semua soal dalam modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry dapat dibahas di dalam kelas karena terbatasnya waktu
penelitian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1.
Penggunaan modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
2.
Besarnya pengaruh dari penggunaan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry terhadap hasil belajar siswa pada materi Reaksi
Oksidasi dan Reduksi adalah 26,32%.
5.2.
Saran
Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Dalam pembelajaran, guru sebaiknya melibatkan siswa secara aktif
sehingga siswa merasa dihargai dan meningatkan kemampuan
berfikirnya.
2.
Guru kimia sebaiknya membuat pembelajaran menjadi menyenangkan
dan membubuhkan hal baru dalam setiap pertemuan, agar siswa
termotivasi untuk belajar kimia.
83
84
3.
Diharapkan guru dapat memanfaatkan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry sebagai media untuk membantu siswa dalam belajar
secara mandiri.
4.
Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya memiliki rencana anlisis
kebutuhan penelitian, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook
I: The Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc.
Catharina, A. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Teknik Belajar dengan Modul.
Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
DePorter, B. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Feletti, G. 1993. Inquiry based and problembased learning: how similar
are these approaches to nursing and medical education? Higher
Education Research & Development, 12(2), 143-156.
Goldberg, David E., 2004. Kimia untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.
Goleman, D. 1995. Emotional Intelligences. New York: Harper
Perennial.
Grinder, J. & R. Bandler. 1981. Trance-formations. Moab, Utah: Real
People Press, 44.
Griffis, K., V. Thadani, & J. Wise. 2008. Making authentic data
accessible: the Sensing the Environment inquiry module. JBE,
Volume 42 Number 3.
Joyce, B., M. Weil, & B. Showers. 1992. Models of Teaching (4thed).
Boston: Allyn and Bacon.
Keller, J.M., & K. Suzuki. 1988. Use of Motivation Model in
Coursware Design for Microcomputer. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associated Publisher.
Khamidinal, T. Wahyuningsih, & S. Premono. 2009. Kimia : SMA/ MA
Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
85
86
Magensen, V. 1983. Innovative Abstracts 5: 25. National Institute for
Staff and Organization Development, University of Texas.
Mahmud, M. D. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Meiser, D. 2000. The Accelerated Learning Handbooks. New York:
McGraw-Hill.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep,
Karakteristik, ImplementasiInovasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Philips, John S., S. Victor S., W. Cheryl .2000. Chemistry Consepts and
Aplications, Glencoe McGraw-Hill, New York.
Price, B. 2001. Enquiry-based Learning: an introductory guide. Nursing
Standard, 15(5), 45-52.
Purba, M. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
Robinson, Jerry W.Jr, & W. B. Crittenden. 1972. Learning Modules: A
Concept for Extention Educators?. Journal of Extention.
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengaiar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Setyawati, A. Anifah. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk
Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Shih, J.L., C.W. Chuang, & G.J. Hwang. 2010. An Inquiry-based
Mobile Learning Approach to Enhancing Social Science Learning
Effectiveness. Educational Technology & Society, 13 (4), 50–62.
87
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
……….... 2010.
Alfabeta.
Statistika
untuk
Penelitian.
Bandung:
Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistyowati, E. 2012. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Supramono, E. 2008. Kajian Dampak Implementasi Modul Physics by
Inquiry terhadap Pola Pertumbuhan Penguasaan Konsep Fisika
pada Model Pembelajaran Investigasi Kelompok para Calon Guru
Universitas Negeri Malang. Skripsi.
Suryosubroto. 1983. Sistem Pembelajaran dengan Modul. Yogyakarta:
Bina Aksara.
Tairab, H. H. & Khalaf Al-Naqbi A. K. 2004. How do second-ary
school science students interpret and construct scientific graphs?
Journal of Biological Education, 38(3), 127-132.
Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta :
Bumi Aksara.
...……… 2012. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta :
Bumi Aksara.
Widodo, A. Tri. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran
Pendidikan Kimia. Semarang : Unnes.
Wijaya, C. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan
Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wolfe, Drew H. 1984. Introduction to College Chemistry. Boston:
McGraw-Holl, Inc.
88
Zumdahl, Steven S., S. L. Zumdahl, & D. J. DeCoste. 2007. World of
Chemistry. Boston : Houghton Mifflin Company.
88
89
Lampiran 1
Data Nilai Ulangan Semester Gasal Kelas X Tahun Ajaran 2012-2013
No
X-1
X-2
1
84
66
2
53
82
3
83
79
4
57
84
5
78
70
6
59
83
7
76
82
8
63
76
9
68
77
10
73
70
11
84
72
12
66
84
13
81
73
14
73
89
15
61
81
16
86
63
17
89
88
18
69
81
19
69
92
20
85
79
21
91
72
22
78
77
23
59
86
24
85
96
25
71
87
26
69
95
27
77
75
28
76
85
29
64
64
30
76
88
n
30
30
jumlah
2203
2396
rata2 73.4333 79.8667
σ^2 104.461 74.9471
σ
10.2206 8.6572
Xmax
91
96
Xmin
53
63
Rentang
38
33
log n 1.47712 1.47712
K ht
5.8745 5.8745
K
6
6
p K 6.33333
5.5
pk
7
6
X-3
97
73
81
73
69
78
81
94
82
83
72
74
57
76
81
73
79
85
71
77
74
85
66
58
65
72
59
89
82
79
X-4
86
75
70
68
80
75
54
66
82
63
88
87
71
60
76
59
48
60
53
87
79
58
74
70
86
81
82
59
89
61
X-5
86
89
85
77
73
75
82
64
72
90
61
49
64
84
89
72
83
81
72
86
60
81
70
90
57
86
62
68
69
64
30
2285
76.1667
91.3851
9.55955
97
57
40
1.47712
5.8745
6
6.66667
7
30
2147
71.5667
143.426
11.9761
89
48
41
1.47712
5.8745
6
6.83333
7
30
2241
74.7
126.42
11.244
90
49
41
1.4771
5.8745
6
6.8333
7
X-6
77
66
78
80
84
73
72
70
59
81
73
78
81
76
86
79
71
75
68
83
82
88
83
85
73
92
61
53
58
78
30
2263
75.433
85.978
9.2724
92
53
39
1.4771
5.8745
6
6.5
7
X-7
63
68
72
75
74
69
92
93
81
69
86
85
84
65
71
61
87
63
65
67
76
90
91
75
93
86
58
71
65
73
X-8
61
70
79
62
79
79
82
71
76
67
65
70
84
69
61
86
85
55
62
76
62
76
68
78
54
61
71
63
54
74
X-9
85
68
68
72
56
73
67
77
75
91
77
62
62
91
64
67
90
73
78
68
56
68
75
83
91
84
59
74
87
30
2268
75.6
114.32
10.692
93
58
35
1.4771
5.8745
6
5.8333
6
30
2100
70
86.69
9.3107
86
54
32
1.4771
5.8745
6
5.3333
6
29
2141
73.828
112.08
10.587
91
56
35
1.4624
5.8259
6
5.8333
6
Lampiran 2
90
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-1
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
(Oi - E i )2
c2 =
Ei
i =1
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal
Nilai Minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
53
-
59
60
-
66
67
-
73
74
-
80
81
-
87
88
-
94
=
=
=
=
91
53
38
6
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
Batas Z untuk Peluang
Kelas batas kls Untuk Z
52.5
-2.05
0.480
59.5
66.5
73.5
80.5
87.5
94.5
-1.36
=
=
=
=
7
73.4
10.2
30
Luas
kelas Z
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
0.0661
2
4
1.810
0.1624
5
4
0.227
0.2538
8
7
0.109
0.2527
8
6
0.456
0.1603
5
7
0.792
0.0647
2
2
0.000
30
=
3.394
0.414
-0.68
0.251
0.01
0.003
0.69
0.255
1.38
0.416
2.06
0.480
=
30
χ2
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel = 7.81
∑
Daerah
penerimaan Ho
0.9601
Daerah penolakan Ho
3.394
7.81
2
Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
91
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-2
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
Ha : χ2hitung>χ2 tabel (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c2 =
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2hitung< χ2 tabel
Nilai Maksimal =
Nilai Minimal =
Rentang
=
Banyak kelas =
96
63
33
6
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
6
= 79.867
= 8.6572
=
30
Batas Z untuk Peluang Luas kelas
Ei
Kelas batas kls Untuk Z
Z
62.5
-2.01
0.478
0.0722
2
63 - 68
68.5
-1.31
0.405
0.1731
5
69 - 74
74.5
-0.62
0.232
0.2615
8
75 - 80
80.5
0.07
0.029
0.2491
8
81 - 86
86.5
0.77
0.278
0.1495
5
87 - 92
92.5
1.46
0.428
0.0566
2
93 - 98
98.5
2.15
0.484
0.9619 30
∑
=
χ2
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81
Kelas Interval
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
1.10
7.81
Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
3
0.2493
5
0.0293
6
0.5699
9
0.1954
5
0.0243
2
0.0316
30
=
1.100
92
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-3
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
c =
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal
Nilai Minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
57
-
63
64
-
70
71
-
77
78
-
84
85
-
91
92
-
98
=
=
=
=
97
57
40
6
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
=
=
=
7
76.2
9.56
30
Batas Z untuk Peluang Luas kelas
Kelas batas kls Untuk Z
Z
56.5
-2.06
0.480
0.0728
63.5
-1.33
0.407
0.1841
70.5
-0.59
0.223
0.2788
77.5
0.14
0.055
0.2529
84.5
0.87
0.308
0.1373
91.5
1.60
0.446
0.0446
98.5
2.34
0.490
∑ =
0.9704
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
2
3
0.2507
6
3
1.2723
9
10
0.2214
8
9
0.1791
4
3
0.3652
1
2
0.2792
30
χ2
30
=
2.568
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel = 7.81
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
2.568
7.81
Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
93
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-4
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
c2 =
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal
Nilai Minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
48
-
54
55
-
61
62
-
68
69
-
75
76
-
82
83
-
89
=
=
=
=
89
48
41
6
Panjang Kelas
Rata-rata( X )
σ
N
=
=
=
=
7
71.6
12
30
Batas Z untuk Peluang Luas kelas
Kelas batas kls Untuk
Z
47.5
-2.01 0.4778
0.0548
54.5
-1.43 0.4229
0.1232
61.5
-0.84 0.2997
0.1987
68.5
-0.26 0.1011
0.2298
75.5
0.33 0.1287
0.1907
82.5
0.91 0.3194
0.1135
89.5
1.50 0.4329
0.9106
∑ =
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
2
3
0.7887
4
6
0.9274
7
3
1.9198
8
6
0.3253
6
6
0.0126
4
6
1.3670
30
30
=
5.3408
χ2
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel 7.81
=
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
5.341
7.81
2
Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
94
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-5
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
c2 =
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal = 90
Nilai Minimal = 49
Rentang
= 41
Banyak kelas = 6
Kelas Interval
49
-
55
56
-
62
63
-
69
70
-
76
77
-
83
84
-
90
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
=
=
=
7
74.7
11.2
30
Batas Z untuk Peluang
Luas
Kelas batas kls Untuk Z kelas Z
48.5 -2.33 0.4901
0.0340
55.5 -1.71 0.4561
0.0951
62.5 -1.09 0.3610
0.1829
69.5 -0.46 0.1781
0.2417
76.5
0.16
0.0636
0.2195
83.5
0.78
0.2831
0.1369
90.5
1.41
0.4200
0.9101
∑
=
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
1
1
0.0127
3
4
0.2389
6
5
0.1758
8
6
0.486
7
5
0.6904
5
9
4.4587
30
=
6.0625
30
χ2
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel
7.81
=
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
6.063
7.81
2
Karena c (hitung) < c (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
2
95
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-6
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c2 =
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal =
Nilai Minimal =
Rentang
=
Banyak kelas =
Kelas Interval
53
-
59
60
-
66
67
-
73
74
-
80
81
-
87
88
-
94
92
53
39
6
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
=
=
=
7
75.4
9.27
30
Batas Z untuk Peluang
Luas
Kelas batas kls Untuk Z kelas Z
52.5
-2.47 0.4933
0.0362
59.5
-1.72 0.4571
0.1248
66.5
-0.96 0.3323
0.2498
73.5
-0.21 0.0826
0.2902
80.5
0.55
0.2076
0.1958
87.5
1.30
0.4034
0.0767
94.5
2.06
0.4801
0.9734
∑
=
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
1
3
3.188
4
2
0.886
8
7
0.063
9
8
0.100
6
8
0.640
2
2
0.056
30
=
4.933
30
χ2
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel7.81
=
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
4.93
7.81
2
Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
96
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-7
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c =
2
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal =
Nilai Minimal =
Rentang
=
Banyak kelas =
Kelas Interval
58
-
63
64
-
69
70
-
75
76
-
81
93
58
35
6
Batas
Kelas
57.5
63.5
69.5
75.5
81.5
82
-
87
87.5
88
-
93
93.5
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
=
=
=
6
75.6
10.7
30
Z untuk Peluang
Luas
batas kls Untuk Z kelas Z
-1.69
0.455
0.084
-1.13
0.371
0.155
-0.57
0.216
0.212
-0.01
0.004
0.213
0.55
0.209
0.158
1.11
0.367
0.086
1.67
0.453
0.908
∑
=
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
3
4
0.552
5
7
0.680
7
7
0.000
7
2
3.614
5
5
0.009
3
5
1.651
30
χ2
30
=
6.506
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
6.506
7.81
2
Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
97
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-8
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c =
2
k
(Oi - Ei )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal =
Nilai Minimal =
Rentang
=
Banyak kelas =
Kelas Interval
54
-
59
60
-
65
66
-
71
72
-
77
78
-
83
84
-
89
86
54
32
6
Batas
Kelas
53.5
59.5
65.5
71.5
77.5
83.5
89.5
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
=
=
=
6
70
9.31
30
Z untuk Peluang
Luas
batas kls Untuk Z kelas Z
-1.77
0.462
0.092
-1.13
0.370
0.185
-0.48
0.186
0.250
0.16
0.064
0.226
0.81
0.290
0.137
1.45
0.426
0.055
2.09
0.482
0.944
∑
=
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
3
3
0.003
6
8
0.771
8
7
0.110
7
4
1.406
4
5
0.098
2
3
0.870
30
χ2
30
=
3.258
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
3.258
Karena c
2
(hitung)
penolakan Ho
7.81
< c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
98
Lampiran 2
UJI NORMALITAS DATA HASIL UJIAN SEMESTER GASAL KELAS X-9
Hipotesis:
Ho : χ2hitung<χ2 tabel
Ha : χ2hitung>χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c =
2
k
(Oi - Ei )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal =
Nilai Minimal =
Rentang
=
Banyak kelas =
Kelas Interval
56
-
61
62
-
67
68
-
73
74
-
79
80
-
85
86
-
91
91
56
35
6
Batas
Kelas
55.5
61.5
67.5
73.5
79.5
85.5
91.5
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
σ
N
=
=
=
=
6
73.8
10.6
29
Z untuk Peluang
Luas
batas kls Untuk Z kelas Z
-1.73
0.458
0.080
-1.16
0.378
0.153
-0.60
0.225
0.213
-0.03
0.012
0.216
0.54
0.204
0.161
1.10
0.365
0.088
1.67
0.452
0.911
∑
=
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
3
3
0.075
5
5
0.004
7
7
0.008
7
6
0.114
5
3
0.881
3
5
1.753
29
χ2
29
=
2.835
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
2.835
penolakan Ho
7.81
Karena c2(hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
99
Lampiran 3
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Hipotesis
σ12=σ22 = … =σn2 (varian kelompok1 tidak berbeda dengan kelompok yang lain)
Ho :
σ12= σ22 = … ≠σn2 (minimal varian dari salah satu kelompok berbeda)
Ha :
Pengujian Hipotesis
(dk) log
dk = ni ni
Kelas
(dk) σi2
log σi2
σi2
σi2
1
29
104.46
3029.37
2.019 58.5497
X-1
30
29
74.95
2173.47
1.875 54.3679
X-2
30
29
91.39
2650.17
1.961 56.8654
X-3
30
29
143.43
4159.37
2.157 62.5422
X-4
30
29
126.42
3666.30
2.102 60.9531
X-5
30
29
85.98
2493.37
1.934 56.0973
X-6
30
29
114.32
3315.20
2.058 59.6852
X-7
30
29
86.69
2514.00
1.938 56.2011
X-8
30
28
112.08
3138.14
2.050 57.3864
X-9
29
∑
269
260
939.71
27139.37 18.093 522.648
Varians gabungan dari kelas adalah:
∑(ni-1) σi2
=
= 27139.4 =
σ2
∑(ni-1)
260
Log σ2
104.38
2.019
=
Harga satuan B
2
B
= (Log σ ) ∑(ni - 1)
= 2.019 x
260
= 524.84
2
= (Ln 10) { B - ∑(ni-1) log σi }
= 2.303 x 524.84 522.65
= 5.053
χ2
Untuk a = 5% dengan dk=k-1=9 - 1= 8 diperoleh χ2 tabel =
15.5
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
5.053
Karena χ2
sama
hitung
< χ2
tabel
15.50
maka data antar kelompok mempunyai varians yang
100
Lampiran 4
UJI KESAMAAN RATA - RATA KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA)
Hipotesis
: m1 = m2 = m3 =… =(rata-rata
m9
kelompok1 tidak berbeda dengan kelompok yang lain)
: m1 ≠ m2 = m3 =… (minimal
= m6 rata-rata salah satu kelompok berbeda)
H0
H1
Kriteria
Ho diterima jika F(hitung) < F α (k-1) (n-k)
Daerah
penerimaan
Ho
Daerah penolakan Ho
Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1
Jumlah kuadrat rata-rata (RY)
RY
(∑X)2
 n
=
= [
=
=
2
=
(∑ Xi )2 - RY
∑ ni
=
=
1495462.6 1923.8
2147 +
30
2241 +
30
1493538.8
Jumlah kuadrat total (JK tot)
JK tot =
=
4
2285 +
30
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
AY
3
2203 + 2396 +
30
30
401761936
269
1493538.796
(
2
84 ) +(
1522602
2
53 ) +(
Jumlah kuadrat dalam (DY)
DY
=
JK tot
- RY
=
1522602 =
27139
-
2
83 ) +(
57 …..
AY
1493538.8 -
1923.83
2263 +
30
2268 + 2100 +
30
30
2141
29
100
Lampiran 4
Tabel Ringkasan Anava
Sumber Variasi
Rata-rata
Antar Kelompok
Dalam Kelompok
Total
dk
Jk
1 1493538.8
8 1923.83
260 27139.37
269 1522602
KT
F hitung
F tabel
1493538.796
240.5
104.38
2.30383
2.55
Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang=(k-1)=4-1
8 =
, dk penyebut = (∑(ni-1) 260
=
, dan a = 5%
Sebesar = 2.55
F hitung
2.30 < F tabel2.55
, maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda
102
Lampiran 5
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
KELAS
EKSPERIMEN (X-7)
KONTROL (X-8)
Ahmad Roziqin
Anggy Maulidina P
Archika Banita D
Annisa Ega Kuqniare
Asih Kurniatul L
Annisa Husana Latif
Bagas Kurniawan
Dea Arum Komala
Bagus Aji Setiawan
Dian Vitiana Ningrum
Bagus Surya P
Dida Muhammad Amri
Diana Anggarini
Dwika Retnawati
Fakhrananda
Faiz Advan Zain
Febriana Safitri
Febrianto M Isa
Fitria Windyasari
Halimy Widya Falah
Hanif Trianapurna J
Intan Indira O
Hijrah Muktisari
Isti Fatimah
Iin Hanik S
Jovita Aileen R
Levina Elsa P S
Lailyta Khairinnisa
Muhammad Muchlas D Lutfia Uli Nuha
Mertiana Widyawati
Maulida Luthfiana
Muhammad Irfan Nfa
Meidina Rahmawati
Nabila Hafizah S
Muhammad Adifan
Nia Chasanah
Muhammad Akbar S W
Nindya Dewi P
Muhammad Luthfi H
Nur Fahmia
Nadia Verina F
Pancaning Dini H W
Nana Agustina W
Rahajeng Ainiken P
Novrisca Rizky P
Refli Triwahanto
Rani Kumala Sari
Renandi Putra G
Ristan Anerangi Puri
Septya Kurnia P
Sadam Afian R
Tin Ana Susanti
Sadewa Sapta Kusuma
Triaji Suseno
Sekar Firdhea R S
Utta Gatra P
Yora Latifah Arum
Zenti Daning P
Yulashar M
103
Lampiran 6
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Alokasi Waktu
KOMPETENSI
DASAR
3.2.Menjelaskan
perkembangan
konsep reaksi
oksidasireduksi
dan
hubungannya
dengan nama
senyawa serta
penerapannya
: SMA
: KIMIA
:X/2
: Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
: 14 jam pelajaran
INDIKATOR
MATERI
POKOK
Konsep
 Membedakan
konsep oksidasi- Oksidasi
reduksi
ditinjau Reduksi
dari penggabungan
dan
pelepasan
oksigen, pelepasan
dan
penerimaan
elektron
serta
peningkatan dan
penurunan
bilangan oksidasi
 Menentukan
bilangan oksidasi
atom unsur dalam
senyawa atau ion
PENGALAMAN BELAJAR
 Menemukan
perbedaan
konsep oksidasi reduksi
ditinjau dari pelepasan dan
penerimaan
oksigen,
pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan
dan penurunan bilangan
oksidasi dengan rasa ingin
tahu
dalam
diskusi
kelompok.
 Mendeskripsikan
aturan/
cara penentuan bilangan
oksidasi atom unsur dalam
senyawa
ion
dengan
menggunakan
modul
Chemistry
Magazine
berbasis Inquiry atau buku
paket dalam diskusi kelas
dengan kerjasama dan
percaya diri.
ASPEK
ALOKASI
SUMBER
PENILAIAN
WAKTU
BELAJAR
Jenis tagihan
8 jam  Buku kimia
- Tugas individu
yang
- Tugas
mengandung
kelompok
informasi
- Ulangan
tentang
- Kuis
reaksi
oksidasi
Bentuk instrumen
reduksi atau
- Tes tertulis
modul
- Performans
Chemistry
(kinerja dan
Magazine
sikap)
berbasis
Inquiry
 Artikel
di
internet yang
berhubungan
dengan
reaksi
oksidasi
reduksi
104
 Menentukan
oksidator
dan
reduktor
dalam
reaksi redoks
 Menemukan dengan bekerja
keras cara menentukan
oksidator dan reduktor
dalam reksi redoks.
 Memberi
nama
senyawa menurut
IUPAC
 Mendiskusikan
cara
memberi nama senyawa
yang berkaitan dengan
reaksi redoks menurut
IUPAC dengan santun dan
saling menghargai. Siswa
dapat menemukan contoh
senyawa untuk ditentukan
namanya menurut IUPAC.
Aplikasi
 Menemukan konsep redoks
redoks dalam
untuk memecahkan masalah
memecahkan
lingkungan dalam diskusi
masalah
kelompok di kelas dengan
lingkungan
berpikir
logis
dan
komunikatif.
 Mengaplikasikan
konsep redoks
dalam
memecahkan
masalah
lingkungan
2 jam
105
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah
: SMA N 1 Magelang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: X/2
Materi Pokok
: Konsep Oksidasi dan Reduksi
Sub Materi Pokok
: Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi
Alokasi Waktu
: 10 jam pelajaran (6 kali pertemuan)
Standar Kompetensi:
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi
Kompetensi dasar
:
3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi:
Secara garis besar :
1. Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
5. Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
Secara rinci, indikator pencapaian kompetensi dibedakan menjadi:
a. Kognitif
1. Proses
106
a) Melakukan diskusi membahas konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks.
b) Melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa atau ion
dengan santun dan berpikir logis.
c) Melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan reaksi
redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir logis.
d) Melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam memecahkan
masalah lingkungan dengan percaya diri dan berpikir logis.
2. Produk
a) Menemukan perbedaan
penggabungan
konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan rasa
ingin tahu yang tinggi.
b) Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam
diskusi kelas dengan kerjasama dan percaya diri.
c) Berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan reaksi redoks.
d) Menuliskan reaksi redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi) dalam
diskusi kelompok dengan kerjasama dan berpikir logis.
e) Memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya diri dan saling
mneghargai.
f) Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan
dalam diskusi kelas dengan berpikir logis dan komunikatif.
b. Psikomotorik
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan menunjukkan kegiatan positif
dalam :
1. Mengamplas pita Mg dengan terampil dan tepat.
2. Melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib.
3. Melakukan klasifikasi dengan tepat.
4. Melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab.
5. Keterampilan dalam membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat.
6. Terampil menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan tepat.
107
7. Mengerjakan soal-soal latihan dengan dengan cepat dan tepat.
c. Afektif
1. Karakter
Karakter siswa yang diharapkan :
a) Rasa ingin tahu
b) Toleransi
c) Menghargai prestasi
d) Jujur
e) Kerja keras
f) Komunikatif
g) Tanggung jawab
h) Peduli lingkungan
2. Keterampilan sosial
a) Bertanya
b) Berpendapat
c) Menjadi pendengar yang baik
d) Berdiskusi
e) Berkomunikasi
II. Tujuan:
a. Kognitif
1. Proses
a) Siswa melakukan diskusi konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks.
b) Siswa melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa
atau ion dengan santun dan berpikir logis.
c) Siswa melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan
reaksi redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir
logis.
d) Siswa melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan dengan berpikir logis dan komunikatif.
108
2. Produk
a) Siswa dengan rasa ingin tahu yang tinggi dapat menemukan perbedaan
konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan
oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
b) Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa
atau ion dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan saling menghargai.
c) Siswa mampu berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan
reaksi redoks.
d) Siswa dengan bekerjasama dan berpikir logis dapat menuliskan reaksi
redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi).
e) Siswa mampu memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya
diri dan saling mneghargai.
f) Siswa mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah
lingkungan dalam diskusi kelas dengan percaya diri dan berpikir logis.
b. Afektif
1. Karakter
Untuk terlibat dalam proses belajar mengajar, paling tidak siswa yang dinilai
menunjukkan karakter jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu,
komunikatif, mengharap restasi, tanggung jawab, peduli lingkungan.
2. Keterampilan sosial
1. Siswa berani mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran
2. Siswa berani mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran
3. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru
4. Siswa dapat menganalisa pertanyaan yang diberikan guru
5. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di depan kelas
6. Siswa mampu menghargai pendapat siswa lain
7. Siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru
109
c. Psikomotorik
Melalui kegiatan diskusi kelas, aspek psikomotorik siswa dalam keterampilan
bertanya dan menjawab, serta kecakapan bekerjasama dengan anggota kelompok
menunjukkan segi positif, yaitu :
1. Siswa dengan terampil dan tepat mengamplas pita Mg.
2. Siswa melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib
3. Siswa melakukan klasifikasi dengan tepat
4. Siswa melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab.
5. Siswa membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat.
6. Siswa melakukan tanya jawab tentang penjelasan penentuan biloks pada
senyawa dengan tepat.
7. Siswa menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan cepat dan tepat.
III. Analisis Materi
1. Perkembangan Konsep Redoks
a) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen
sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh :
Perkaratan besi

Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang
mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis
6CO2 (g) + 6H2O (l)  C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)
b) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron
Reaksi redoks merupakan reaksi yang berlangsung melalui mekanisme serah
terima elektron. Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan
reaksi penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh :
Ca
Ca2++ 2e-
(Oksidasi)
Cl2 + 2e-
2 Cl-
(Reduksi)
________________________________________________
Ca + Cl2
CaCl2
Reaksi Redoks
110
c) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
(a) Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi.
(b) Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi.
(c) Reaksi Reaksi redoks
Suatu reaksi reaksi redoks berlangsung jika dalam reaksi tersebut terjadi
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
2. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi
Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan penentuan
bilangan oksidasi sebagai berikut :
1) Unsur bebas yang stabil mempunyai bilangan oksidasi = 0.
Contoh bilngan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2, dan Fe = 0
2) F, unsur yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1 untuk
semua senyawanya.
3) Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif.
Contoh : Golongan IA (logam alkali) = +1
4) Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengam
muatannya.
Contoh bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3
5) Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali bersenyawa dengan logam, maka
bilangan oksidasi H = -1 karena unsur H lebih elektonegatif.
Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1
6) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2),
dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan
oksidasi O = -1/2).
7) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.
Contoh : dalam H2SO4 (2 x biloks H) + (biloks S) + (4 x biloks O) = 0
8) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya
111
3. Reaksi Disproporsionasi
Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi terjadi jika suatu unsur mengalami
reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Dengan demikian, unsur tersebut dapat
berperan sebagai pengoksidasi sekaligus pereduksi.
Contoh :
6 NaOH(aq)+ 3 Cl2(g) 5NaCl(aq)+ NaClO(aq)+ 3 H2O(l)
Reduksi
Oksidasi
4. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks
Oksidator (pengoksidasi) adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi
redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi reduksi. Reduktor (pereduksi)
adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri
mengalami reaksi oksidasi.
5. Tata Nama Senyawa
a. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini
dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam
1) Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama
dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi
akhiran –ida. Untuk logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu
maka setelah nama ion positif diikuti dalam kurung bilangan oksidasinya
dalam angka romawi
Contoh: KCl : kalium klorida, NaH : natrium hidrida,
FeCl2: Besi (II) klorida, FeCl3: Besi (III) klorida
2) Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan
menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih
elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih
elektronegatif, kemudian ditambah akhiran –ida. Pada atom dengan biloks
lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah
atom tersebut.
Contoh: HF : hidrogen fluorida, PCl3: fosfor triklorida
112
b. Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan
tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama
kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik
berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida.
Contoh : CaSO4: kalsium sulfat, Al(OH)3 : aluminium hidroksida
6. Aplikasi Redoks dalam Kehidupan
Batu baterai dan aki memiliki senyawa elektrolit yang mengalami reaksi redoks.
Reaksi redoks inilah yang berperan penting menghasilkan arus listrik.
a. Baterai
Baterai biasa atau sel kering dibuat dari wadah seng yang berfungsi sebagai
anoda dan batang karbon sebagai katoda, sedangkan elektrolitnya digunakan
campuran berupa pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl, dan sedikit air.
Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
Anoda
: Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
Katoda
: 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e-  Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
7. Kegiatan Laboratorium
Reaksi Redoks pada Pembakaran dan Pemberian Larutan Asam pada Pita
Magnesium
Alat dan Bahan
Alat
:
:
1. Penjepit
2. Pembakar Bunsen
3. Gelas Kimia 100 mL
4. Ampelas
5. Korek api
Bahan :
1. Pita magnesium
2. 50 mL larutan HNO3 1 M
113
3. 50 mL larutan HCl 1 M
4. 50 mL larutan H2SO4 1 M
Cara kerja :
1. Mengamplas pita magnesium (Mg) hingga bersih. Kemudian, jepit pita
Mg dengan penjepit, lalu bakar. (perhatian : jangan menatap pita Mg
yang sedang terbakar )
2. Mengamplas pita Mg hingga bersih. Kemudian masukkan pita Mg ke
dalam gelas kimia yang berisi 50 mL larutan HNO3 1M.
3. Mengulangi langkah 2 dengan larutan kerja yang tersedia.
4. Mengamati perubahan yang terjadi pada pita Mg
IV. Model dan Metode Pembelajaran
-
Model Pembelajaran
: Inquiry based learning
-
Metode Pembelajaran
: Diskusi dan Tanya jawab
V. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dilakukan
dalam enam kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai kelima dilakukan
pembelajaran dengan Inquiry based learning, sedangkan pada pertemuan keenam
digunakan untuk mengukur keberhasilan pemebelajaran dengan menggunakan post
test.
PERTEMUAN PERTAMA (2 Jam Pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu
merapikan tempat duduk dan cara duduk
siswa.
 Guru memberikan motivasi, misalnya :
dengan mempelajari redoks, kita bisa
mempelajari bagaimana proses terjadinya
perkaratan.
Eksplorasi:
Alokasi Waktu
10 menit
20 menit
114
 Guru mendemonstrasikan pengenalan
konsep redoks
 Siswa mencoba beberapa langkah
praktikum dan melakukan pengamatan
pita
magnesium
(sifat
dan
pembentukan
gas)
serta
mengidentifikasi
konsep
redoks
berdasarkan pengamatan.
 Siswa diminta mencari contoh reaksi
redoks yang lain dari internet untuk
dibedakan berdasarkan konsep reaksi
redoks
(penggabungan
dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan
penerimaan
elektron
serta
peningkatan
dan
penurunan
bilangan oksidasi).
 Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4
orang.
 Guru meminta masing-masing siswa
dalam
setiap
kelompok
bertanggungjawab atas keberhasilan
kelompok.
Elaborasi:
 Siswa diberi tugas untuk berdiskusi
dengan kelompoknya mengerjakan
latihan soal yang diberikan oleh guru
mengenai konsep redoks dengan saling
menghargai.
 Guru
membantu
siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
mengerjakan soal.
 Guru memberi bonus nilai bagi siswa
yang paling cepat menyelesaikan
tugas.
 Siswa mengerjakan latihan soal dan
menerangkannya di depan kelas,
kemudian guru dan siswa yang lain
mengoreksi pekerjaan siswa tersebut
dengan cermat dan teliti.
Konfirmasi:
 Guru menyampaikan kebenaran hasil
35 menit
115
3.
Kegiatan
Penutup
diskusi kelompok.
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang materi yang
belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa menyampaikan kesimpulan
sementara yang ditemukannya setelah
diskusi.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok dengan hasil diskusi terbaik.
 Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari.
 Guru
menugaskan
siswa
untuk
mengerjakan latihan soal pada modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry.
15 menit
10 menit
PERTEMUAN KEDUA (1 Jam Pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru
menyampaikan
kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan siswa
dan tujuan yang harus dicapai siswa.
 Guru menanyakan pekerjaan rumah pada
siswa yang ditugaskan pada pertemuan
sebelumnya.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Guru mengajak siswa berdiskusi
dengan santun mengenai tugas
sebelumnya tentang materi konsep
redoks dan penentuan bilangan
oksidasi dari senyawa NaCl, KMnO4,
CO2 dan ion Mg2+, Cl-, SO42-.
 Siswa memahami dengan berpikir
logis cara menentukan bilangan
oksidasi dengan mencoba mencari
poin penting atau aturan penentuan
bilangan oksidasi.
10 menit
Elaborasi:
20 menit
 Siswa
mengerjakan
soal-soal
5 menit
116
penentuan bilangan oksidasi yang ada
dalam modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry dan soal yang
diberikan oleh guru.
 Siswa dapat melakukan tanya jawab
dengan santun dan percaya diri pada
siswa yang lain atau pada guru untuk
menemukan
jawanban
dari
permasalahan dalam menentukan
bilangan oksidasi.
 Guru membuka diskusi kelas untuk
menyelesaikan soal-soal penentuan
bilangan oksidasi.
 Siswa mengerjakan latihan soal dan
menerangkannya di depan kelas
dengan penuh percaya diri, kemudian
guru dan siswa yang lain mengoreksi
pekerjaan siswa tersebut.
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman dengan tepat
tentang materi yang belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dengan berpikir logis dari
hasil diskusi.
 Guru memberi penguatan tentang
materi yang telah dipelajari.
 Guru menyarankan siswa untuk
mengerjakan dan memahami soalsoal
dalam
modul
Chemistry
Magazine berbasis Inquiry serta
mempelajari
materi
tentang
menentukan oksidator dan reduktor.
5 menit
5 menit
PERTEMUAN KETIGA (2 Jam Pelajaran)
No.
1.
Kegiatan
Pendahuluan
Isi Kegiatan
 Guru menyiapkan siswa secara fisik,
yaitu
memberikan
jargon
yang
menggugah semangat siswa untuk
Alokasi Waktu
10 menit
117
belajar, misalnya “I’am on the ball”.
 Guru me-refresh pengetahun siswa
tentang ilmu redoks yang telah mereka
dapat pada pertemuan sebelumnya
dengan memberikan gambaran singkat
mengenai kaitan antar sub-bab.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
 Siswa memahami dengan cermat
kaitan materi sebelumnya dengan
materi penentuan oksidator dan
reduktor melalui power point yang
ditampilkan oleh guru.
 Guru melakukan tanya jawab pada
siswa untuk menemukan perbedaan
oksidator dan reduktor serta anomali
pada beberapa reaksi redoks.
 Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4
orang dengan tertib.
Elaborasi:
 Siswa diberi permainan “The King of
Card” yang meng-cover materi
redoks dari konsep reaksi redoks
sampai menentukan oksidator dan
reduktor.
 Siswa
dalam
kelompoknya
menyelesaikan soal-soal pada kartu
dan menjelaskan di depan kelas
dengan penuh percaya diri.
 Kelompok yang paling banyak
menyelesaikan kartu dengan benar
menjadi kelompok terbaik.
20 menit
35 menit
Konfirmasi:
 Guru menyampaikan jawaban yang
benar dari semua soal.
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang soal yang
belum dipahami.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
15 menit
118
3.
Kegiatan
Penutup
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok terbaik.
 Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari.
 Guru
menugaskan
siswa
untuk
mempelajari latihan soal pada modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry
tentang tata nama IUPAC.
10 menit
PERTEMUAN KEEMPAT (1 jam pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru
memotivasi
siswa
untuk
bersungguh-sungguh dalam mempelajari
materi Tata Nama Senyawa Menurut
Aturan IUPAC.
 Guru menanyakan latihan soal pada
modul Chemistry Magazine berbasis
Inquiry apabila ada yang belum dipahami.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Guru mengajak siswa mengingat tata
nama senyawa yang pernah dibahas
di semester satu untuk menggali
ingatan siswa.
 Siswa dengan rasa ingin tahu mencari
minimal 5 contoh senyawa untuk
masing-masing
siswa,
untuk
ditentukan
penamaannya
menggunakan sistem IUPAC.
8 menit
7 menit
Elaborasi:
 Siswa menentukan nama senyawa
yang telah sebelumnya dicari oleh
siswa menggunakan sistem IUPAC
dengan cermat dan berpikir logis.
 Siswa dengan tertib bertukar jawaban
dan pertanyaan dengan siswa yang
lain untuk lebih memahami tata nama
senyawa dengan system IUPAC.
 Siswa dapat melakukan tanya jawab
pada siswa yang lain atau pada guru
dengan santun untuk menemukan
20 menit
119
jawaban dari permasalahan dalam
menentukan tata nama IUPAC.
 Guru membuka diskusi kelas untuk
menyelesaikan soal-soal tata nama
IUPAC.
 Siswa mengerjakan latihan soal dan
menjelasan di depan kelas dengan
rasa percaya diri, kemudian guru dan
siswa yang lain mengoreksi pekerjaan
siswa tersebut.
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman dengan berpikir
logis tentang materi yang belum
dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi dengan
benar.
 Guru memberi penguatan tentang
materi yang telah dipelajari.
 Guru menugaskan siswa untuk
mencari artikel penerapan konsep
redoks dalam kehidupan nyata.
5 menit
5 menit
PERTEMUAN KELIMA (2 jam pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru menyiapkan siswa secara fisik,
yaitu menyiapkan posisi duduk siswa
agar siswa siap untuk belajar.
 Guru me-refresh pengetahun siswa
dengan pertanyan-pertanyaan tentang
materi reaksi redoks.
 Guru
meminta
siswa
untuk
mengumpulkan tugas menyusun artikel
tentang penerapan konsep redoks dalam
kehidupan nyata.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Siswa memahami dengan berpikir
logis artikel tentang kaitan konsep
20 menit
10 menit
120
reaksi redoks dengan fenomena yang
terjadi dalam kehidupan nyata untuk
meyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan nyata.
 Siswa dengan tertib membentuk
kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 siswa.
Elaborasi:
 Siswa
berdiskusi
dengan
kelompoknya
dengan
saling
menghargai
untuk
menemukan
manfaat konsep redoks dalam
kehidupan nyata.
 Siswa dalam kelompoknya dengan
penuh percaya diri mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang
hipotesisnya mengenai konsep redoks
dalam kehidupan nyata.
 Guru membuka diskusi kelas untuk
membahas konsep redoks dalam
kehidupan nyata.
35 menit
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang materi yang
belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok terbaik.
 Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari.
 Guru
menugaskan
siswa
untuk
mengerjakan latihan soal pada modul
Chemistry Magazine berbasis Inquiry
tentang materi redoks yang belum
dikerjakan.
15 menit
10 menit
121
VI. Penilaian
a. Ranah Kognitif
Prosedur
: Tugas tertulis
Jenis tagihan
: Tugas mandiri dan ulangan
Bentuk soal
: Pilihan ganda dan uraian
Instrumen
: Lembar soal ulangan
Kunci jawaban
: Terlampir
b. Ranah Psikomotor
Prosedur
: Observasi langsung
c. Ranah Afektif
Prosedur
VII.
: Observasi langsung
Media dan Sumber Belajar
Media
: Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry, Media Power Point,
internet.
Sumber Ajar : Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta:
Erlangga
Khamidinal, Tri Wahyuningsih Shidiq Premono. 2009. Kimia :
SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Zumdahl, Steven S., Susan L. Zumdahl & Donald J. DeCoste.
2007. World of Chemistry. U.S.A : Houghton Mifflin Company
Semarang, Januari 2013
Mengetahui,
Guru Pamong
Praktikan
Usman Khamidi, S.Si
Elgaliza Karina Devi
NIP 197003072005011004
NIM 4301409046
122
VIII. Alat Evaluasi
Kisi-kisi soal:
No.
1.
Materi
Indikator
Konsep redoks
 Membedakan konsep oksidasi
reduksi
ditinjau
dari
penggabungan dan pelepasan
oksigen,
pelepasan
dan
penerimaan elektron, serta
peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi
 Menentukan bilangan oksidasi
atom unsur dalam senyawa
atau ion
No.soal
1
2, 3, 4
2.
Pereduksi
dan  Menentukan oksidator dan
pengoksidasi
reduktor dalam reaksi redoks
5
3.
Tata
senyawa
nama  Memberi nama senyawa
menurut menurut IUPAC
6
4.
Aplikasi larutan  Mengaplikasikan
konsep
elektrolit
dan
larutan elektrolit dan konsep
reaksi redoks
redoks dalam peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari
7
SOAL
1. Tuliskan pengertian oksidasi dan reduksi dan contoh reaksinya berdasarkan:
a. Pengikatan/ pelepasan oksigen
b. Serah terima elektron
c. Perubahan bilangan oksidasi
2. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa berikut:
a) NH3
b) CF4
c) O2F2
d) CaO
e) SnO
123
3. Tentukan bilangan oksidasi oksigen dalam :
a. O2
b. H2O
c. O2F2
d. H2SO4
e. Na2O2
4. Tentukan bilangan oksidasi belerang dalam :
a. SO2
b. SO2Cl2
c. Na2S2O3
d. S8
e. Na4S4O6
5. Tunjukkan zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi
redoks berikut:
a. 3Cu(s) + 8HNO3(aq)  Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
b. Cl2(aq) + 2KOH(aq)  KCl(aq) + KClO(aq) + H2O(l)
6. Berikan nama untuk senyawa-senyawa berikut ini :
a. Al2(SO4)3
b. Cu2O
c. Fe2O3
d. PbO2
7. Carilah produk-produk kimia yang berfungsi sebagai desinfektan (pembunuh
kuman) yang bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan kita dan
catatlah senyawa yang bersifat oksidator dari produk tersebut.
KUNCI JAWABAN
1. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan:
a. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi Oksidasi
124
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen
sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh :
Perkaratan besi

Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang
mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis
6CO2 (g) + 6H2O (l)  C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)
b. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron
Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi
penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh :
4 Na
 4 Na+ + 4 e-
reaksi oksidasi
O2 + 4 e-
 2 O2-
reaksi reduksi
4 Na + O2
 2 Na2O
reaksi redoks
2 Na
 2 Na+ + 2e-
reaksi oksidasi
Cl2 + 2 e-
 2 Cl-
reaksi reduksi
2 Na + Cl2
 2 NaCl
reaksi redoks
c. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
(d) Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi.
(e) Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi.
2. Biloks masing-masing unsur dalam senyawa berikut :
a. NH3
: biloks N= -3 ; biloks H = +1
b. CF4
: biloks C= +4; biloks F= -1
c. O2F2
: biloks O= +1; biloks F= -1
d. CaO
: biloks Ca= +2; biloks O= -2
e. SnO
: biloks Sn= +2; biloks O= -2
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam :
a. O2
:0
b. H2O : -2
c. O2F2 : +1
125
d. H2SO4 : -2
e. Na2O2 : -1
4. Bilangan oksidasi belerang dalam :
a.
SO2
: +4
b.
SO2Cl2
: +6
c.
Na2S2O3
: +4
d.
S8
:0
e.
Na4S4O6
: +2
5. Zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi redoks berikut :
a. 3Cu(s)
 Cu(NO3)2(aq)
= oksidasi
8HNO3(aq)  Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g)
= reduksi
b. Cl2(aq)  KCl(aq)
= reduksi
Cl2(aq)  KClO(aq)
= oksidasi
6. Nama senyawanya adalah :
a. Al2(SO4)3 = Aluminium (III) Sulfat
b. Cu2O
= Kupro Oksida
c. Fe2O3
= Ferri Oksida
d. PbO2
= Plumbi Oksida
7. Senyawa yang bersifat oksidator dalam produk adalah KClO3, CaOCl2,
KMnO4, dan lain-lain.
126
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah
: SMA N 1 Magelang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: X/2
Materi Pokok
: Konsep Oksidasi dan Reduksi
Sub Materi Pokok
: Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi
Alokasi Waktu
: 10 jam pelajaran (6 kali pertemuan)
Standar Kompetensi:
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi
Kompetensi dasar
:
3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi:
Secara garis besar :
1. Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
5. Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
Secara rinci, indikator pencapaian kompetensi dibedakan menjadi:
a. Kognitif
1. Proses
127
a) Melakukan diskusi membahas konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks.
b) Melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa atau ion
dengan santun dan berpikir logis.
c) Melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan reaksi
redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir logis.
d) Melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam memecahkan
masalah lingkungan dengan percaya diri dan berpikir logis.
2. Produk
a) Menemukan perbedaan
penggabungan
konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dengan rasa
ingin tahu yang tinggi.
b) Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam
diskusi kelas dengan kerjasama dan percaya diri.
c) Berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan reaksi redoks.
d) Menuliskan reaksi redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi) dalam
diskusi kelompok dengan kerjasama dan berpikir logis.
e) Memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya diri dan saling
mneghargai.
f) Mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan
dalam diskusi kelas dengan berpikir logis dan komunikatif.
b. Psikomotorik
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan menunjukkan kegiatan positif
dalam :
1. Mengamplas pita Mg dengan terampil dan tepat.
2. Melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib.
3. Melakukan klasifikasi dengan tepat.
4. Melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab.
5. Keterampilan dalam membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat.
6. Terampil menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan tepat.
128
7. Mengerjakan soal-soal latihan dengan dengan cepat dan tepat.
c. Afektif
1. Karakter
Karakter siswa yang diharapkan :
a) Rasa ingin tahu
b) Toleransi
c) Menghargai prestasi
d) Jujur
e) Kerja keras
f) Komunikatif
g) Tanggung jawab
h) Peduli lingkungan
2. Keterampilan sosial
a) Bertanya
b) Berpendapat
c) Menjadi pendengar yang baik
d) Berdiskusi
e) Berkomunikasi
II. Tujuan:
a. Kognitif
1. Proses
a) Siswa melakukan diskusi konsep reaksi redoks dengan rasa ingin tahu
yang tinggi dan menuliskan beberapa reaksi redoks.
b) Siswa melakukan tanya jawab tentang penentuan biloks dalam senyawa
atau ion dengan santun dan berpikir logis.
c) Siswa melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep biloks dengan
reaksi redoks serta tata nama senyawa menurut IUPAC dengan berpikir
logis.
d) Siswa melakukan diskusi tentang peranan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan dengan berpikir logis dan komunikatif.
129
2. Produk
a) Siswa dengan rasa ingin tahu yang tinggi dapat menemukan perbedaan
konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan
oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
b) Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa
atau ion dalam diskusi kelas dengan kerjasama dan saling menghargai.
c) Siswa mampu berpikir logis menyimpulkan hubungan konsep biloks dan
reaksi redoks.
d) Siswa dengan bekerjasama dan berpikir logis dapat menuliskan reaksi
redoks (disproporsionasi dan komproporsionasi).
e) Siswa mampu memberi nama senyawa menurut IUPAC dengan percaya
diri dan saling mneghargai.
f) Siswa mengaplikasikan konsep redoks dalam memecahkan masalah
lingkungan dalam diskusi kelas dengan percaya diri dan berpikir logis.
b. Afektif
1. Karakter
Untuk terlibat dalam proses belajar mengajar, paling tidak siswa yang dinilai
menunjukkan karakter jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu,
komunikatif, mengharap restasi, tanggung jawab, peduli lingkungan.
2. Keterampilan sosial
1. Siswa berani mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran
2. Siswa berani mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran
3. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru
4. Siswa dapat menganalisa pertanyaan yang diberikan guru
5. Siswa berani mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di depan kelas
6. Siswa mampu menghargai pendapat siswa lain
7. Siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru
130
c. Psikomotorik
Melalui kegiatan diskusi kelas, aspek psikomotorik siswa dalam keterampilan
bertanya dan menjawab, serta kecakapan bekerjasama dengan anggota kelompok
menunjukkan segi positif, yaitu :
1. Siswa dengan terampil dan tepat mengamplas pita Mg.
2. Siswa melakukan pengamatan dengan teliti, cermat, dan tertib
3. Siswa melakukan klasifikasi dengan tepat
4. Siswa melakukan pembersihan alat dengan penuh tanggung jawab.
5. Siswa membuat laporan sementara dengan jujur dan tepat.
6. Siswa melakukan tanya jawab tentang penjelasan penentuan biloks pada
senyawa dengan tepat.
7. Siswa menjawab pertanyaan dari siswa lain dengan cepat dan tepat.
III. Analisis Materi
1. Perkembangan Konsep Redoks
a) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen
sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh :
Perkaratan besi

Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang
mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis
6CO2 (g) + 6H2O (l)  C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)
b) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron
Reaksi redoks merupakan reaksi yang berlangsung melalui mekanisme serah
terima elektron. Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan
reaksi penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh :
Ca
Ca2++ 2e-
(Oksidasi)
Cl2 + 2e-
2 Cl-
(Reduksi)
________________________________________________
Ca + Cl2
CaCl2
Reaksi Redoks
131
c) Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
(a) Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi.
(b) Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi.
(c) Reaksi Reaksi redoks
Suatu reaksi reaksi redoks berlangsung jika dalam reaksi tersebut terjadi
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
2. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi
Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan penentuan
bilangan oksidasi sebagai berikut :
1) Unsur bebas yang stabil mempunyai bilangan oksidasi = 0.
Contoh bilngan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2, dan Fe = 0
2) F, unsur yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1 untuk
semua senyawanya.
3) Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif.
Contoh : Golongan IA (logam alkali) = +1
4) Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengam
muatannya.
Contoh bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3
5) Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali bersenyawa dengan logam, maka
bilangan oksidasi H = -1 karena unsur H lebih elektonegatif.
Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1
6) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2),
dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan
oksidasi O = -1/2).
7) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.
Contoh : dalam H2SO4 (2 x biloks H) + (biloks S) + (4 x biloks O) = 0
8) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya
132
3. Reaksi Disproporsionasi
Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi terjadi jika suatu unsur mengalami
reaksi oksidasi dan reduksi sekaligus. Dengan demikian, unsur tersebut dapat
berperan sebagai pengoksidasi sekaligus pereduksi.
Contoh :
6 NaOH(aq)+ 3 Cl2(g) 5NaCl(aq)+ NaClO(aq)+ 3 H2O(l)
Reduksi
Oksidasi
4. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks
Oksidator (pengoksidasi) adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi
redoks sedangkan dirinya sendiri mengalami reaksi reduksi. Reduktor (pereduksi)
adalah zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks sedangkan dirinya sendiri
mengalami reaksi oksidasi.
5. Tata Nama Senyawa
a. Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini
dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam
1) Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama
dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi
akhiran –ida. Untuk logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu
maka setelah nama ion positif diikuti dalam kurung bilangan oksidasinya
dalam angka romawi
Contoh: KCl : kalium klorida, NaH : natrium hidrida,
FeCl2: Besi (II) klorida, FeCl3: Besi (III) klorida
2) Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan
menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih
elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih
elektronegatif, kemudian ditambah akhiran –ida. Pada atom dengan biloks
lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah
atom tersebut.
Contoh: HF : hidrogen fluorida, PCl3: fosfor triklorida
133
b. Tata Nama Senyawa Poliatomik
Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan
tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama
kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik
berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida.
Contoh : CaSO4: kalsium sulfat, Al(OH)3 : aluminium hidroksida.
6. Aplikasi Redoks dalam Kehidupan
Batu baterai dan aki memiliki senyawa elektrolit yang mengalami reaksi redoks.
Reaksi redoks inilah yang berperan penting menghasilkan arus listrik.
a. Baterai
Baterai biasa atau sel kering dibuat dari wadah seng yang berfungsi sebagai
anoda dan batang karbon sebagai katoda, sedangkan elektrolitnya digunakan
campuran berupa pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl, dan sedikit air.
Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
Anoda
: Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
Katoda
: 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e-  Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
b. Sel Aki
Aki disebut juga sel timbal (sel Pb) karena terdiri atas rangkaian lempeng
timbal. Sel ini dapat diisi ulang dengan arus listrik. Sebagai anoda adalah
lempeng Pb dan sebagai katoda lempeng PbO2, sedangkan elektrolitnya
larutan H2SO4. Reaksi sel yang berlangsung adalah sebagai berikut.
Anoda
: Pb(s)  Pb2+(aq) + 2e-
Katoda
: PbO2(s) + 4H+(aq) + 2e-  Pb2+(aq) + 2H2O(l) +
Pb(s) + PbO2(s) + 4H+(aq)  2Pb2+(aq) + 2H2O(l)
7. Kegiatan Laboratorium
Reaksi Redoks pada Pembakaran dan Pemberian Larutan Asam pada Pita
Magnesium
Alat dan Bahan
Alat
:
:
134
1. Penjepit
2. Pembakar Bunsen
3. Gelas Kimia 100 mL
4. Ampelas
5. Korek api
Bahan :
1. Pita magnesium
2. 50 mL larutan HNO3 1 M
3. 50 mL larutan HCl 1 M
4. 50 mL larutan H2SO4 1 M
Cara kerja :
1. Mengamplas pita magnesium (Mg) hingga bersih. Kemudian, jepit pita
Mg dengan penjepit, lalu bakar. (perhatian : jangan menatap pita Mg
yang sedang terbakar )
2. Mengamplas pita Mg hingga bersih. Kemudian masukkan pita Mg ke
dalam gelas kimia yang berisi 50 mL larutan HNO3 1M.
3. Mengulangi langkah 2 dengan larutan kerja yang tersedia.
4. Mengamati perubahan yang terjadi pada pita Mg
IV. Model dan Metode Pembelajaran
-
Model Pembelajaran
: Inquiry based learning
-
Metode Pembelajaran
: Diskusi dan Tanya jawab
V. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi dilakukan
dalam enam kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai kelima dilakukan
pembelajaran dengan Inquiry based learning, sedangkan pada pertemuan keenam
digunakan untuk mengukur keberhasilan pemebelajaran dengan menggunakan post
test.
135
PERTEMUAN PERTAMA (2 Jam Pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu
merapikan tempat duduk dan cara duduk
siswa.
 Guru memberikan motivasi, misalnya :
dengan mempelajari redoks, kita bisa
mempelajari bagaimana proses terjadinya
perkaratan.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Guru mendemonstrasikan pengenalan
konsep redoks
 Siswa mencoba beberapa langkah
praktikum dan melakukan pengamatan
pita magnesium (sifat dan pembentukan
gas) serta mengidentifikasi konsep
redoks berdasarkan pengamatan.
 Siswa diminta mencari contoh reaksi
redoks yang lain dari internet untuk
dibedakan berdasarkan konsep reaksi
redoks (penggabungan dan pelepasan
20 menit
10 menit
oksigen, pelepasan dan penerimaan
elektron serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi).
 Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4
orang.
 Guru meminta masing-masing siswa
dalam
setiap
kelompok
bertanggungjawab atas keberhasilan
kelompok.
Elaborasi:
 Siswa diberi tugas untuk berdiskusi
dengan kelompoknya mengerjakan
latihan soal yang diberikan oleh guru
mengenai konsep redoks dengan saling
menghargai.
 Guru membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal.
 Guru memberi bonus nilai bagi siswa
yang paling cepat menyelesaikan tugas.
35 menit
136
 Siswa mengerjakan latihan soal dan
menerangkannya di depan kelas,
kemudian guru dan siswa yang lain
mengoreksi pekerjaan siswa tersebut
dengan cermat dan teliti.
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru menyampaikan kebenaran hasil
diskusi kelompok.
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang materi yang
belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa
menyampaikan
kesimpulan
sementara yang ditemukannya setelah
diskusi.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok dengan hasil diskusi terbaik.
 Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari.
 Guru menugaskan siswa untuk mempelajari
cara menentukan biloks senyawa maupun
ion.
15 menit
10 menit
PERTEMUAN KEDUA (1 Jam Pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan siswa dan tujuan yang
harus dicapai siswa.
 Guru mengingatkan siswa pada materi
konsep reaksi redoks untuk dihubungkan
dengan penentuan biloks senyawa dan ion.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Guru mengajak siswa berdiskusi
mengenai senyawa NaCl, KMnO4, CO2
dan ion Mg2+, Cl-, SO42- dan
menentukan
bilangan
oksidasinya
bersama-sama.
 Siswa memahami dengan berpikir logis
10 menit
5 menit
137
cara menentukan bilangan oksidasi
dengan mencoba mencari poin penting
atau aturan penentuan bilangan
oksidasi.
Elaborasi:
20 menit
 Siswa mengerjakan soal-soal penentuan
bilangan oksidasi yang diberikan oleh
guru.
 Siswa dapat melakukan tanya jawab
dengan santun dan percaya diri pada
siswa yang lain atau pada guru untuk
menemukan
jawanban
dari
permasalahan
dalam
menentukan
bilangan oksidasi.
 Guru membuka diskusi kelas untuk
menyelesaikan soal-soal penentuan
bilangan oksidasi.
 Siswa mengerjakan latihan soal dan
menerangkannya di depan kelas dengan
penuh percaya diri, kemudian guru dan
siswa yang lain mengoreksi pekerjaan
siswa tersebut.
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang materi yang
belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penguatan tentang
materi yang telah dipelajari.
 Guru
menugaskan
siswa
untuk
mempelajari materi tentang menentukan
oksidator dan reduktor.
5 menit
5 menit
138
PERTEMUAN KETIGA (2 Jam Pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu
memberikan jargon yang menggugah
semangat siswa untuk belajar, misalnya
“I’am on the ball”.
 Guru me-refresh pengetahun siswa tentang
ilmu redoks yang telah mereka dapat pada
pertemuan sebelumnya dengan memberikan
gambaran singkat mengenai kaitan antar
sub-bab.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Siswa memahami dengan cermat kaitan
materi sebelumnya dengan materi
penentuan oksidator dan reduktor
melalui power point yang ditampilkan
oleh guru.
 Guru melakukan tanya jawab pada
siswa untuk menemukan perbedaan
oksidator dan reduktor serta anomali
pada beberapa reaksi redoks.
 Siswa membentuk kelompok masingmasing kelompok beranggotakan 4
orang dengan tertib.
20 menit
Elaborasi:
 Siswa diberi permainan “The King of
Card” yang meng-cover materi redoks
dari konsep reaksi redoks sampai
menentukan oksidator dan reduktor.
 Siswa
dalam
kelompoknya
menyelesaikan soal-soal pada kartu dan
menjelaskan di depan kelas dengan
penuh percaya diri.
 Kelompok
yang
paling
banyak
menyelesaikan kartu dengan benar
menjadi kelompok terbaik.
10 menit
35 menit
Konfirmasi:
 Guru menyampaikan jawaban yang
benar dari semua soal.
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang soal yang
15 menit
139
3.
Kegiatan
Penutup
belum dipahami.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok terbaik.
 Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari.
 Guru member tugas pada siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang diberikan
oleh guru.
10 menit
PERTEMUAN KEEMPAT (1 jam pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru memotivasi siswa untuk bersungguhsungguh dalam mempelajari materi Tata
Nama Senyawa Menurut Aturan IUPAC.
 Guru menanyakan latihan soal yang
diberikan oleh guru apabila ada yang belum
dipahami.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Guru mengajak siswa mengingat tata
nama senyawa yang pernah dibahas di
semester satu untuk menggali ingatan
siswa.
 Siswa dengan rasa ingin tahu mencari
minimal 5 contoh senyawa untuk
masing-masing siswa, untuk ditentukan
penamaannya menggunakan sistem
IUPAC.
8 menit
7 menit
Elaborasi:
 Siswa menentukan nama senyawa yang
telah sebelumnya dicari oleh siswa
menggunakan sistem IUPAC dengan
cermat dan berpikir logis.
 Siswa dengan tertib bertukar jawaban
dan pertanyaan dengan siswa yang lain
untuk lebih memahami tata nama
senyawa dengan system IUPAC.
 Siswa dapat melakukan tanya jawab
pada siswa yang lain atau pada guru
20 menit
140
dengan santun untuk menemukan
jawaban dari permasalahan dalam
menentukan tata nama IUPAC.
 Guru membuka diskusi kelas untuk
menyelesaikan soal-soal tata nama
IUPAC.
 Siswa mengerjakan latihan soal dan
menjelasan di depan kelas dengan rasa
percaya diri, kemudian guru dan siswa
yang lain mengoreksi pekerjaan siswa
tersebut.
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman dengan berpikir logis
tentang materi yang belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi dengan
benar.
 Guru memberi penguatan tentang
materi yang telah dipelajari.
 Guru menugaskan siswa untuk mencari
artikel penerapan konsep redoks dalam
kehidupan nyata.
5 menit
5 menit
PERTEMUAN KELIMA (2 jam pelajaran)
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Kegiatan Inti
Isi Kegiatan
 Guru menyiapkan siswa secara fisik, yaitu
menyiapkan posisi duduk siswa agar siswa
siap untuk belajar.
 Guru me-refresh pengetahun siswa dengan
pertanyan-pertanyaan tentang materi reaksi
redoks.
 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan
tugas menyusun artikel tentang penerapan
konsep redoks dalam kehidupan nyata.
Alokasi Waktu
Eksplorasi:
 Siswa memahami dengan berpikir logis
artikel tentang kaitan konsep reaksi
redoks dengan fenomena yang terjadi
20 menit
10 menit
141
dalam
kehidupan
nyata
untuk
meyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan nyata.
 Siswa dengan tertib membentuk
kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 siswa.
Elaborasi:
 Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
dengan saling menghargai untuk
menemukan manfaat konsep redoks
dalam kehidupan nyata.
 Siswa dalam kelompoknya dengan
penuh percaya diri mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas tentang
hipotesisnya mengenai konsep redoks
dalam kehidupan nyata.
 Guru membuka diskusi kelas untuk
membahas konsep redoks dalam
kehidupan nyata.
35 menit
Konfirmasi:
3.
Kegiatan
Penutup
 Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan teman tentang materi yang
belum dikuasai.
 Guru
memberi
petunjuk
cara
menyelesaikan masalah yang dialami
siswa.
 Siswa bersama guru mengambil
kesimpulan dari hasil diskusi.
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok terbaik.
 Guru memberi penguatan tentang materi
yang telah dipelajari.
 Guru
menugaskan
siswa
untuk
mengerjakan latihan soal pada buku
pegangan siswa.
VI. Penilaian
a. Ranah Kognitif
Prosedur
: Tugas tertulis
Jenis tagihan
: Tugas mandiri dan ulangan
15 menit
10 menit
142
Bentuk soal
: Pilihan ganda dan uraian
Instrumen
: Lembar soal ulangan
Kunci jawaban
: Terlampir
b. Ranah Psikomotor
Prosedur
: Observasi langsung
c. Ranah Afektif
Prosedur
VII.
: Observasi langsung
Media dan Sumber Belajar
Media
: Lembar Kerja Kelompok, Media Power Point, internet
Sumber Ajar : Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta:
Erlangga
Khamidinal, Tri Wahyuningsih Shidiq Premono. 2009. Kimia :
SMA/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Semarang, Januari 2013
Mengetahui,
Guru Pamong
Praktikan
Usman Khamidi, S.Si
Elgaliza Karina Devi
NIP 197003072005011004
NIM 4301409046
143
VIII. Alat Evaluasi
Kisi-kisi soal:
No.
1.
Materi
Indikator
Konsep redoks
 Membedakan konsep oksidasi
reduksi
ditinjau
dari
penggabungan dan pelepasan
oksigen,
pelepasan
dan
penerimaan elektron, serta
peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi
 Menentukan bilangan oksidasi
atom unsur dalam senyawa
atau ion
No.soal
1
2, 3, 4
2.
Pereduksi
dan  Menentukan oksidator dan
pengoksidasi
reduktor dalam reaksi redoks
5
3.
Tata
senyawa
nama  Memberi nama senyawa
menurut menurut IUPAC
6
Aplikasi larutan  Mengaplikasikan
konsep
elektrolit
dan
larutan elektrolit dan konsep
reaksi redoks
redoks dalam peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari
4.
7
SOAL
1. Tuliskan pengertian oksidasi dan reduksi dan contohnya berdasarkan:
a. Pengikatan/ pelepasan oksigen
b. Serah terima elektron
c. Perubahan bilangan oksidasi
2. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa berikut:
a) NH3
b) CF4
c) O2F2
d) CaO
144
e) SnO
3. Tentukan bilangan oksidasi oksigen dalam :
a. O2
b. H2O
c. O2F2
d. H2SO4
e. Na2O2
4. Tentukan bilangan oksidasi belerang dalam :
a. SO2
b. SO2Cl2
c. Na2S2O3
d. S8
e. Na4S4O6
5. Tunjukkan zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi
redoks berikut:
a. 3Cu(s) + 8HNO3(aq)  Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
b. Cl2(aq) + 2KOH(aq)  KCl(aq) + KClO(aq) + H2O(l)
6. Berikan nama untuk senyawa-senyawa berikut ini :
a. Al2(SO4)3
b. Cu2O
c. Fe2O3
d. PbO2
7. Carilah produk-produk kimia yang berfungsi sebagai desinfektan (pembunuh
kuman) yang bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan kita dan
catatlah senyawa yang bersifat oksidator dari produk tersebut.
145
KUNCI JAWABAN
1. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan:
a. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi antara suatu zat dan oksigen
sehingga membentuk senyawa yang mengandung oksigen. Contoh :
Perkaratan besi

Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat yang
mengandung oksigen. Contoh: Fotosintesis
6CO2 (g) + 6H2O (l)  C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g)
b. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron
Reaksi penerimaan elektron disebut reaksi reduksi, sedangkan reaksi
penyerahan elektron disebut reaksi oksidasi. Contoh :
4 Na
-
 4 Na+ + 4 e-
reaksi oksidasi
2-
O2 + 4 e
2O
reaksi reduksi
4 Na + O2
 2 Na2O
reaksi redoks
2 Na
 2 Na+ + 2e-
reaksi oksidasi
Cl2 + 2 e-
 2 Cl-
reaksi reduksi
2 Na + Cl2
 2 NaCl
reaksi redoks
c. Reaksi Reaksi redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
(d) Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi terjadi peningkatan bilangan oksidasi.
(e) Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi.
2. Biloks masing-masing unsur dalam senyawa berikut :
a. NH3
: biloks N= -3 ; biloks H = +1
b. CF4
: biloks C= +4; biloks F= -1
c. O2F2
: biloks O= +1; biloks F= -1
d. CaO
: biloks Ca= +2; biloks O= -2
146
e. SnO
: biloks Sn= +2; biloks O= -2
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam :
a. O2
:0
b. H2O : -2
c. O2F2 : +1
d. H2SO4 : -2
e. Na2O2 : -1
4. Bilangan oksidasi belerang dalam :
a.
SO2
: +4
b.
SO2Cl2
: +6
c.
Na2S2O3
: +4
d.
S8
:0
e.
Na4S4O6
: +2
5. Zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi dalam reaksi redoks berikut :
a. 3Cu(s)
 Cu(NO3)2(aq)
= oksidasi
8HNO3(aq)  Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g)
= reduksi
b. Cl2(aq)  KCl(aq)
= reduksi
Cl2(aq)  KClO(aq)
= oksidasi
6. Nama senyawanya adalah :
a. Al2(SO4)3 = Aluminium (III) Sulfat
b. Cu2O
= Kupro Oksida
c. Fe2O3
= Ferri Oksida
d. PbO2
= Plumbi Oksida
7. Senyawa yang bersifat oksidator dalam produk adalah KClO3, CaOCl2,
KMnO4, dan lain-lain.
147
Lampiran 9
KISI-KISI DAN KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI
Kompetensi
Uraian Materi
Dasar
Menjelaskan
1. Konsep redoks
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi
reduksi
dan hubungannya
dengan tata nama
senyawa
serta
penerapannya
Indikator
Jenjang
C1
2(B),
3(B),
 Membedakan
konsep
11(E)
oksidasi reduksi ditinjau
dari penggabungan dan
pelepasan
oksigen,
pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan
dan penurunan bilangan
oksidasi
 Menentukan
bilangan
oksidasi atom unsur dalam
senyawa atau ion
2. Pereduksi dan  Menentukan oksidator dan
pengoksidasi
reduktor dalam reaksi
redoks
3. Tata
nama  Memberi nama senyawa
senyawa
menurut menurut IUPAC
12(D)
Jumlah
soal
11
C2
1(A), 4(B),
7(B), 8(A),
9(C)
C3
5(A),
10(C),
23(B)
C4
13(A),
14(D), 17(E)
6(D),15(E
)16(C),
19(C),20(
E),21(C)
18(C),
24(E),
25(A)
12
27(C),28(A)
33(C),
34(A)
31(C)
9
22(A),
29(B),
30(A)
36(E),
37(C),
38(D),39(B),
40(D),41(E),
42(E),43(B),
48(E)
9
148
4. Aplikasi
 Mendeskripsikan konsep
larutan
larutan
elektrolit
dan
elektrolit dan
konsep redoks dalam
reaksi redoks
peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah
45(E)
26(B),35(B) 32(A),44(C)
9
46(A),47(A)
49(C),
50(A)
5
Keterangan: yang bercetak tebal adalah nomor soal yang digunakan sebagai soal post test.
22
19
4
50
149
Lampiran 9
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran
Pokok Bahasan
Waktu





: Kimia
: Reaksi Oksidasi dan Reduksi
: 90 menit
PETUNJUK UMUM
Tulislah terlebih dahulu Nama dan Nomor Tes anda pada lembar jawab yang tersedia.
Jumlah soal sebanyak 50 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masingmasing soal.
Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan
langkah sebagai berikut:
Semula
: A B C D E
Pembetulan
: A B C D E
Sifat Closed Book, diperbolehkan menggunakan kalkulator
Berdoalah sebelum mengerjakan
1. Konsep reaksi redoks tidak terdapat pada peristiwa ….
A. Terabsorbsinya sari makanan dalam dinding usus
B. Proses asimilasi pada tumbuh-tumbuhan
C. Perkaratan logam
D. Reaksi pada aki kendaraan
E. Reaksi bahan bakar dengan oksigen
2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1) Reaksi pelepasan hidrogen
2) Reaksi penambahan bilangan oksidasi
3) Reaksi pembebasan oksigen
4) Reaksi pelepasan elektron
Dari pernyataan di atas yang sesuai dengan konsep reaksi redoks adalah...
A. 1, 2, dan 3
D. 1 dan 3
B. 2, 3, dan 4
E. 1 dan 3
C. 1, 2, dan 4
3. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan pengertian oksidasi adalah...
A. Pelepasan elektron
B. Penangkapan elektron
C. Pengikatan oksigen
D. Penambahan bilangan oksidasi
E. Penambahan oksigen
150
4. Reaksi berikut yang termasuk reaksi reduksi adalah...
A. C + O2  CO2
B. 2BaO2  2BaO + O2
C. 2K + O2  2K2O
D. 4Fe + 3O2  2FeO3
E. C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O
5. Reaksi oksidasi yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup adalah...
A. C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6 H2O
B. 6CO2 + 6 H2O  C6H12O6 + 6O2
C. C + 6O2  CO2
D. CH4 + O2  CO2 + H2O
E. Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3CO2
6. Cl2(g)+ 2KBr(aq)  2KCl(aq)+ Br2(aq)
Reaksi di atas termasuk reaksi ….
A. bukan redoks, sebab tidak melibatkan oksigen
B. bukan redoks, sebab tidak melepas dan menangkap elektron
C. redoks, sebab biloks Cl2 bertambah dari 0 menjadi +l
D. redoks, sebab biloks Cl2 turun dari 0 ke -1
E. redoks, sebab biloks Br turun dari 0 ke -1
7. Reaksi yang menyebabkan penurunan bilangan oksidasi adalah ....
A. Fe2+  Fe3+ + eB. Cl2 + 2e-  2ClC. 6O2-  3O2 + 12eD. Na  Na+ + eE. Zn  Zn2+ + 2e8. Reaksi berikut : 2 Na+ + ½ O2  Na2O disebut reaksi ….
A. Oksidasi
D. Elektroionisasi
B. Reduksi
E. Oksidator
C. Redoks
9. Perhatikan reaksi berikut.
CO(g)+ NO(g) CO(g)+ N2(g)
Berdasarkan konsep reaksi redoks, pernyataan yang benar tentang reaksi di atas adalah ....
A. Gas CO merupakan oksidator
B. Gas NO merupakan reduktor
C. Gas NO melepaskan oksigen
D. Gas NO menangkap oksigen
E. Bukan reaksi redoks, karena koefisien reaksi seimbang
151
10. Reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah ….
A. 2Al(s) + 6HI(aq) 2AlI3(s) + 3H2(g)
B. Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
C. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
D. CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2 H2O(l)
E. 2Fe(s) + 6H2SO4(aq)  Fe2(SO4)3 (s) + 3SO2(g) + H2O(l)
11. Tiga macam pengertian reduksi sebagai berikut :
1) Penerimaan elektron
2) Pelepasan oksigen
3) Penurunan bilangan oksidasi
Urutan perkembangan pengertian reduksi adalah...
A. 1-2-3
D. 2-3-1
B. 1-3-2
E. 2-1-3
C. 3-2-1
12. Pernyataan tentang pereduksi atau reduktor :
1) Spesi yang menerima elektron
2) Spesi yang mengalami reduksi
3) Spesi yang melepaskan elektron
4) Spesi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi
Dari beberapa pernyataan diatas, yang benar adalah ….
A. 1, 2, 3
D. 3, 4
B. 2, 3
E. 1, 3
C. 2, 4
13. Sebagian dari daur Nitrogen di alam adalah sebagai berikut:
N2
NO
NO3NO2
Untuk bilangan oksidasi mulai dari yang terendah adalah ….
A. 0, +2, +4, +5
B. 0, +3, +4, +5
C. -3, 0, +1, +3
D. -3, 0, +2, +3
E. -3, +2, +3, 0
14. Bilangan oksidasi atom tembaga pada senyawa [Cu(H2O)4]2+ adalah ....
A. -4
D. +2
B. -2
E. +4
C. 0
152
15. K2CrO4(aq)+ H2SO4(aq) K2SO4(aq)+ K2Cr2O7(aq)+ H2O(l)
Biloks krom berubah dari ….
A. +3 ke +6
D. +6 ke +12
B. +6 ke +3
E. Tidak berubah
C. +6 ke +8
16. Gunung kapur mengandung senyawa kalsium karbonat. Bilangan oksidasi karbon dalam
senyawa tersebut adalah...
A. +1
D. +5
B. +2
E. +6
C. +4
17. Bilangan oksidasi oksigen yang bernilai +2 dan -1 terdapat pada senyawa ....
A. H2O dan O2
B. OF2 dan HNO3
C. H2O2 dan H2O
D. O2 dan HNO3
E. OF2 dan H2O2
18. Unsur klorin dalam senyawa dapat ditemukan dengan bilangan oksidasi dari -1 sampai
+7. Di antara ion-ion ClO-, ClO3-, dan Cl-, manakah yang tidak dapat mengalami reaksi
disproporsionasi...
A. ClOB. ClO3C. ClD. ClO- dan ClO3E. ClO3- dan Cl19. Senyawa besi yang memiliki biloks sama terdapat pada senyawa berikut, yaitu ....
A. [Fe(CN)6]4+ dan FeCl3
B. FeCl3dan Fe2+
C. FeSO4dan FeO
D. Fe(OH)2 dan Fe2O3
E. FeS dan [Fe(Cn)6]320. Tingkat oksidasi Cl tertinggi terdapat dalam senyawa...
A. Natrium klorida
B. Natrium hipoklorit
C. Natrium klorit
D. Natrium klorat
E. Natrium perklorat
153
154
27. Zat pengoksidasi (oksidator) yang dapat menangkap tiga elektron adalah ....
A. ClO-3  ClB. Ni3+  Ni2+
C. MnO4- MnO2
D. NO-3 N2O
E. Cl2 2Cl28. Cl2 (g) + 2NaBr (s)  Br2 (g) +2 NaCl (s)
Dari reaksi diatas dapat ditentukan oksidator dan reduktor, yaitu ….
A. Cl2 = oksidator, NaBr = reduktor
B. NaBr = oksidator, Cl2 = reduktor
C. Cl2 = oksidator, Br = reduktor
D. NaCl = oksidator, NaBr = reduktor
E. NaCl = oksidator, Cl2 = reduktor
29. 2 HCl(l)+ Na2S2O3(aq)  2 NaCl(aq)+ H2O(l)+ SO2(g)+ S(s)
Unsur yang mengalami reaksi autoredoks adalah unsur ….
A. Cl
D. O
B. S
E. H
C. Na
30. Reaksi
antara
natrium
dan
air
2Na + 2H2O → 2NaOH + H2
Zat yang mengalami reduksi adalah . . . .
A. Air
B. Natrium
C. Natrium hidroksida
D. Gas hidrogen
E. Natrium dan air
ditunjukan
dengan
persamaan
31. Di antara zat yang digaris bawahi berikut, yang mengalami oksidasi adalah...
A. 2Ag+(aq) + Cu(s)  2Ag(s) + Cu2+(aq)
B. 2I-(aq) + Cl(g)  I2(aq) ++2Cl-(aq)
C. Sn2+(aq) + Cl(g)  Sn4+(aq) + 2Fe2+(aq)
D. 5I-(aq) + IO3-(aq) + 6H+(aq)  3I2(aq) + 3H2O(l)
E. FeS(s) + 2H2+(aq)  Fe2+(aq) + H2(g)
32. Berikut adalah salah satu reaksi yang terjadi pada pengolahan besi:
Fe2O3+ 3CO  Fe + 3CO2
Manakah pernyataan yang sesuai dengan reaksi di atas?
A. Fe2O3 sebagai oksidator.
B. Fe2O3 melepas elektron.
:
155
C. Fe2O3 menangkap oksigen.
D. gas CO melepas oksigen.
E. gas CO bersifat oksidator.
33. Senyawa halogen yang bersifat mereduksi terdapat pada persamaan reaksi ….
A. CaO + 2HClO Ca(ClO)2 + H20
B. Cu + FeCl2  CuCl2 +Fe
C. 6HI + 2HNO3  2NO +3I2 + 4H2O
D. 6HClO4 + P2O5  3Cl2O7 + 2H3PO4
E. 2AuCl3 + 3Zn  3ZnCl2 + 2Au
34. Diketahui persamaan reaksi:
3Cu(s) + 8HNO3(aq) 3Cu(NO3)2 (aq) + 2NO (g) + 4H2O (l)
Zat yang bertindak sebagai reduktor adalah …
A. Cu
D. NO
B. HNO3
E. H2O
C. Cu(NO3)2
35. Sendok alumunium dapat dilapisi oleh perak melalui proses penyepuhan. Manakah dari
pernyataan di bawah ini yang tidak benar?
A. Kedua logam tercelup dalam larutan perak nitrat melalui proses penyepuhan
B. Sendok alumunium dihubungkan dengan kutub positif dan logam perak dengan
kutub negatif
C. Logam perak larut membentuk Ag+
D. Ion Ag+ akan terdeuksi menjadi Ag pada kutub negatif
E. Di kutub positif terjadi Ag  Ag+ + e36. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan CuO adalah ....
A. asam nitrat(III) dan tembaga(I) oksida
B. asam nitrat(V) dan tembaga(II) oksida
C. asam nitrat dan tembaga(I) oksida
D. asam nitrat(V) dan tembaga oksida
E. asam nitrat dan tembaga(II) oksida
37. Berikut merupakan pasangan yang benar tentang senyawa dan nama senyawa, kecuali ....
A. PbO2: Timbal(IV) oksida
B. SnCl2: Timah(II) klorida
C. Al2S3: Alumunium(III) sulfida
D. FeO : Besi(II) oksida
E. Fe2O3: Besi(III) oksida
156
38. Rumus kimia dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah ….
A. HClO, H2S, H3PO3
B. HCl, H2SO3, H3PO4
C. HClO3, H2SO4, H2PO4
D. HCl, H2SO4, H3PO4
E. HCl, H2SO3, H3PO4
39. Rumus kimia untuk senyawa-senyawa besi (III) adalah :
1) Fe2O3
2) Fe3(CO)2
3) Fe2(SO4)3
4) FeCl2
Yang benar adalah...
A. 1, 2, 3
B. 1, 3
C. 2, 4
D. 4
E. 1, 2, 3, 4
40. Besi banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak dilapisi atau dicat maka besi
tersebut akan cepat berkarat karena teroksidasi menjadi senyawa besi (III) oksida. Rumus
kimia untuk senyawa tersebut adalah...
A. Fe3O
B. FeO
C. Fe3O2
D. Fe2O3
E. Fe2O
41. Menurut aturan IUPAC, senyawa BaSO4 mempunyai nama ….
A. Barium sulfida
B. Barium sulfit
C. Boron sulfida
D. Boron sulfat
E. Barium sulfat
42. Penulisan nama yang tepat untuk AgCl, Fe2O3, dan PbS adalah ….
A. perak klorat, besi(II) oksida, dan timbal sulfida
B. argentum klorida, besi(II) oksida, dan timbal sulfat
C. perak klorida, besi oksida, dan timbal(II) oksida
D. perak klorida, besi hidroksida, dan timbal (II) sulfida
E. perak klorida, besi (III) oksida, dan timbal (II) sulfide
157
43. Rumus kimia dinitrogen trioksida adalah ….
A. 2N3O
B. N2O3
C. N3O2
D. 3N2O
E. 2NO3
44. Pada pengolahan biji besi menjadi besi, diperlukan zat dan bahan seperti kokas, kapur,
silikat. Fungsi karbon pada pengolahan tersebut adalah...
A. Mengikat zat pengisi
B. Sebagai oksidator
C. Sebagai reduktor
D. Sebagai katalis
E. Mempercepat proses pemanasan
45. Fungsi penambahan O2 pada proses pengolahan limbah adalah untuk ….
A. mengoksidasi limbah organik
B. menaikkan kadar BOD
C. sebagai konsumsi bakteri pengurai
D. menurunkan kadar BOD
E. sumber kehidupan bakteri pengurai dan mengoksidasi limbah organik
46. Pengolahan air bersih dengan menggunakan Cl2(g) sebagai desinfektan menghasilkan
HOCl(aq). Fungsi Cl2(g) pada reaksi tersebut adalah ….
A. Sebagai reduktor
B. Sebagai oksidator
C. Sebagai katalis
D. Mempercepat proses pengolahan air
E. Memperlambat proses pengolahan air
47. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim akhir-akhir ini adalah karena
naiknya kadar CO2 di udara yang salah satunya disebabkan pembakaran gas alam metan.
Pada peristiwa ini, senyawa yang mengalami oksidasi adalah...
A. CH4
B. CO2
C. H2O
D. O2
E. CH4 dan CO2
48. Rumus kimia dari timah (IV) sulfat adalah ….
A. SnS4
B. SnS2
158
C. Sn2(SO4)4
D. SnSO4
E. Sn(SO4)2
49. Diantara proses berikut:
(1) Karbon organik  CH4
(2) Fosforus organik fosfat
(3) Nitrogen organik  nitrat
(4) Belerang organik  sulfat
Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan lumpur aktif adalah ….
A. Semua
B. (1), (2), dan (3)
C. (2), (3), dan (4)
D. (1) dan (3)
E. (2) dan (4)
50. Di bawah ini merupakan cara-cara mencegah korosi, kecuali ….
A. Menghilangkan gas oksigen dan air dari sekitar logam
B. Melapisi logam dengan cat
C. Melapisi logam dengan logam lain
D. Membuat logam paduan
E. Proteksi katodik
Lampiran 11
159
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN, DAN RELIABILITAS
SOAL UJI COBA
No
Kode
No.Soal
No.Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
UCO-9
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
1
2
UCO-6
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
3
UCO-17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
4
UCO-11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
UCO-3
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
6
UCO-5
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
7
UCO-23
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
8
UCO-24
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
9
UCO-14
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
UCO-21
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
UCO-1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
UCO-2
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
13
UCO-19
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
14
UCO-22
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
15
UCO-8
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
16
UCO-20
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
17
UCO-10
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
18
UCO-13
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
19
UCO-4
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
20
UCO-7
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
21
UCO-12
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
Validitas
Jumlah
15
Mp
32.8421 35.3571 32.1875 33.1429 35.063 35.0625
35.2
Mt
32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238
32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238
p
0.90476 0.66667
0.7619 0.66667 0.7619
0.7619 0.71429
0.2381 0.61905 0.66667 0.42857 0.66667
0.7619 0.85714
0.7143 0.71429
0.7619 0.42857 0.95238 0.85714
q
0.09524 0.33333
0.2381 0.33333 0.2381
0.2381 0.28571
0.7619 0.38095 0.33333 0.57143 0.33333
0.2381 0.14286
0.2857 0.28571
0.2381 0.57143 0.04762 0.14286
pq
0.08617 0.22222 0.18141 0.22222 0.1814 0.18141 0.20408 0.18141 0.23583 0.22222
St
8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682
8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682
rpbis
0.12239 0.58236 -0.0818 0.12724 0.6174 0.61741 0.59414 0.49979 0.87541 0.61173 0.33639 0.56768
0.5941 0.41653 0.55661
0.433
14
0.433
16
0.433
14
0.433
16
0.433
0.433
0.433
5
13
36.2 37.0769
0.433
0.433
14
9
14
35.5 34.6667 35.2857
0.433
16
18
15
35.875 34.8889
35.2
0.2449 0.22222 0.18141 0.12245
0.433
0.433
0.815 0.74256
0.433
0.433
15
16
34.4 34.8125 36.7778
0.2041 0.20408 0.18141
0.433
9
1
16
rtabel
19
0.433
0.433
20
18
33.1 34.6667
0.2449 0.04535 0.12245
0.6678 0.31334 0.67279
0.433
0.433
0.433
Validitas
Daya Pembeda
Kriteria
valid
tidak
tidak
valid
valid
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
valid
tidak
valid
10
9
8
8
9
9
9
4
10
8
5
9
10
10
9
9
10
6
10
JBB
9
5
8
6
7
7
6
1
3
6
4
5
6
8
6
6
6
3
10
8
JSA
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
JSB
DP
Kriteria
Tingkat
Kesukaran
tidak
JBA
0.18182 0.44545 0.07273 0.25455 0.2636 0.26364 0.35455 0.30909 0.72727 0.25455 0.13636 0.44545 0.45455 0.27273
Jelek
Baik
Jelek
Cukup
Cukup Cukup
Cukup
Cukup
Baik Sekali
Cukup
Jelek
Baik
Baik
Cukup
10
0.3545 0.35455 0.45455 0.32727 0.09091 0.27273
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Jelek
Cukup
JBA + JBB
19
14
16
14
16
16
15
5
13
14
9
14
16
18
15
15
16
9
20
2JSA
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0.95
0.7
0.8
0.7
0.8
0.8
0.75
0.25
0.65
0.7
0.45
0.7
0.8
0.9
0.75
0.75
0.8
0.45
1
0.9
IK
Kriteria
Kriteria soal
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah Mudah
Mudah
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
18
Mudah
Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai
*dibuang*dibuang *dibuang *dibuang
1
2
3
4
5
6
7
8
*dibuang *dibuang *dibuang
9
10
11
12
13
14
15
*dibuang
16
17
*dibuang
18
19
20
157
No.Soal
21
22
23
24
25
26
27
No. Soal
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
No. Soal
38
39
40
41
42
43
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
17
0
15
0
11
0
0
11
12
34.4706 35.5333 32.0909 36.3636
35.75
0
4
0
15
0
1
18
16
36.25 35.733 35.1111
35.75
0
20
1
16
32.5 34.9375
0
16
1
0
0
0
6
14
2
16
34.563 37.6667
35.5
33
35.125
0
13
0
16
1
18
37.077 34.4375 33.7778
0
20
0
18
32.05 34.3889
0
20
18
33.3 34.8889
32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238
32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238
0.80952 0.71429 0.52381 0.52381 0.57143 0.19048 0.7143 0.85714
0.7619 0.95238
0.7619
0.7619 0.28571 0.66667 0.09524
0.7619
0.619
0.7619 0.85714 0.95238 0.85714 0.95238 0.85714
0.19048 0.28571 0.47619 0.47619 0.42857 0.80952 0.2857 0.14286
0.2381 0.04762
0.2381
0.2381 0.71429 0.33333 0.90476
0.2381
0.381
0.2381 0.14286 0.04762 0.14286 0.04762 0.14286
0.1542 0.20408 0.24943 0.24943
0.1542 0.2041 0.12245 0.18141 0.04535 0.18141
0.1814 0.20408 0.22222 0.08617 0.18141
0.2358 0.18141 0.12245 0.04535 0.12245 0.04535 0.12245
8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682
8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682
8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682
0.52934 0.66814 -0.0744 0.66032 0.58481 0.49146 0.7125 0.81233
0.4958 0.72211 0.61173 0.05941 0.63261
0.8754 0.46541 0.39371 -0.2577 0.58557
0.433
0.433
0.433
0.433
0.2449
32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238
0.433
0.433
0.433
0.433
0.7846 -0.0129 0.58701
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.4221 0.74256
0.433
0.433
valid
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
valid
valid
tidak
tidak
valid
tidak
valid
10
9
4
7
8
3
9
10
9
10
9
9
4
9
1
9
9
9
9
9
10
10
7
6
7
4
4
1
6
8
7
10
7
7
2
5
1
7
4
7
9
11
8
10
8
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
0.36364 0.35455 -0.2364 0.33636 0.43636 0.20909 0.3545 0.27273 0.26364 0.09091 0.26364
Cukup
Cukup
Jelek
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Jelek
Cukup
0.2636 0.21818 0.44545 0.00909 0.26364
Cukup
Cukup
Baik
Jelek
Cukup
0.5364 0.26364 0.08182
Baik
Cukup
Jelek
10
-0.1 0.27273 0.09091 0.27273
Jelek
Cukup
Jelek
Cukup
17
15
11
11
12
4
15
18
16
20
16
16
6
14
2
16
13
16
18
20
18
20
18
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
0.75
0.9
0.65
0.8
0.85
Mudah
0.75
Mudah
0.55
Sedang
0.55
Sedang
0.6
Sedang
0.2
Sukar
Mudah Mudah
0.8
Mudah
1
Mudah
0.8
Mudah
0.8
Mudah
0.3
Sukar
0.7
Sedang
0.1
Sukar
0.8
Mudah
Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai
*dibuang *dibuang
*dibuang *dibuang*dibuang *dibuang
21
22
23
24
25
26
27
28
29
*dibuang *dibuang
30
31
32
33
Sedang Mudah
0.9
Mudah
1
Mudah
35
36
1
Mudah
0.9
Mudah
Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai
*dibuang *dibuang *dibuang
34
0.9
Mudah
37
38
*dibuang
39
40
41
*dibuang
42
43
159
No. Soal
Y2
Y
44
45
46
47
48
49
50
1
0
1
0
0
0
1
45
2025
1
1
1
1
0
1
1
42
1764
1
0
1
1
1
1
0
41
1681
1
1
0
1
0
0
1
41
1681
0
1
1
1
1
0
1
40
1600
0
1
0
1
1
0
1
39
1521
0
1
0
1
0
0
0
37
1369
0
1
0
1
1
1
1
37
1369
0
1
0
0
0
0
0
37
1369
0
1
0
0
1
0
0
36
1296
0
1
0
0
1
0
0
33
1089
0
1
1
1
0
0
0
33
1089
0
1
1
1
1
0
0
33
1089
0
0
0
1
0
0
0
33
1089
1
0
0
0
1
1
0
30
900
0
0
0
0
0
0
0
29
841
0
1
0
0
1
0
0
25
625
0
1
1
0
0
0
0
21
441
0
0
0
0
0
0
0
17
289
1
0
0
1
1
0
1
17
289
0
0
1
0
0
0
0
17
289
683
23705
6
13
36 34.9231
8
11
10
34 35.7273
33.1
4
7
37.5 37.2857
32.524 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238 32.5238
0.2857 0.61905 0.38095 0.52381 0.47619 0.19048 0.33333
0.7143 0.38095 0.61905 0.47619 0.52381 0.80952 0.66667
0.2041 0.23583 0.23583 0.24943 0.24943
0.1542 0.22222
8.4268 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682 8.42682
0.4881
0.433
0.4613 0.22265 0.55089 0.09447 0.65632 0.69209
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
0.433
valid
valid
tidak
valid
tidak
valid
valid
4
8
4
7
5
3
6
2
5
4
4
5
1
1
10
10
10
10
10
10
10
11
11
11
11
11
11
11
0.2182 0.34545 0.03636 0.33636 0.04545 0.20909 0.50909
Cukup
Cukup
Jelek
Cukup
Jelek
Cukup
reliabilitas
Baik
6
13
8
11
10
4
7 k
20
20
20
20
20
20
20 M
32.5238
0.35 Vt
r11
71.0113
0.3
Sukar
0.65
Sedang
0.4
Sedang
0.55
Sedang
0.5
Sedang
0.2
Sukar
Sedang
Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai ket.
*dibuang
44
*dibuang
45
46
47
48
49
50
50
0.66375
baik
165
Lampiran 12
Uji Reliabilitas Soal Uji Coba
r11  [
k
M (k  M )
][1 
]
k 1
kVt
Keterangank:
M
Vt
: Banyaknya butir soal
: Rata-rata skor total
: Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Pada α = 5% dengan n (jumlah siswa) = 21 diperoleh r tabel =0.433
k=
M=
Vt =
r11 =
50
32.524
71.011
0.664
Karena r11 > rtabel, maka soal uji coba tersebut reliabel.
Uji Reliabilitas Soal Post test
r11  [
k
M (k  M )
][1 
]
k 1
kVt
Keterangank:
M
Vt
: Banyaknya butir soal
: Rata-rata skor total
: Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Pada α = 5% dengan n (jumlah siswa) = 21 diperoleh r tabel =0.433
k=
M=
Vt =
r11 =
29
18.857
71.011
0.673
Karena r11 > rtabel, maka soal post-test tersebut reliabel.
166
Lampiran 13
KISI-KISI DAN KUNCI JAWABAN SOAL POST TEST MATERI POKOK REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI
Kompetensi
Uraian Materi
Dasar
Menjelaskan
1. Konsep redoks
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi
reduksi
dan hubungannya
dengan tata nama
senyawa
serta
penerapannya
Indikator
 Membedakan
konsep
oksidasi reduksi ditinjau
dari penggabungan dan
pelepasan
oksigen,
pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan
dan penurunan bilangan
oksidasi
Jenjang
C1
1(B)
 Menentukan
bilangan
oksidasi atom unsur dalam
senyawa atau ion
2. Pereduksi dan  Menentukan oksidator dan
pengoksidasi
reduktor dalam reaksi
redoks
3. Tata
nama  Memberi nama senyawa
senyawa
menurut menurut IUPAC
7(D)
Jumlah
soal
5
C2
4(B), 5(C)
C3
2(A), 6(C)
C4
8(A), 9(D)
3(D),
10(E),
12(C)
11(C),
13(E),
14(A)
8
18(B)
16(C),
17(A),
21(C)
19(A)
6
22(E),23(C)
24(D),25(E)
26(B)
5
167
Lampiran 13
4. Aplikasi reaksi  Mendeskripsikan konsep
oksidasi dan
larutan
elektrolit
dan
reduksi
konsep redoks dalam
peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah
15(B),20(A),
27(C),
28(A),
29(A)
2
10
13
5
4
29
168
Lampiran 14
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran
: Kimia
Pokok Bahasan
: Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Waktu
: 70 menit





PETUNJUK UMUM
Tulislah terlebih dahulu Nama dan Nomor Tes anda pada lembar jawab yang tersedia.
Jumlah soal sebanyak 29 butir soal objektif dengan 5 pilihan jawaban untuk masingmasing soal.
Apabila ada jawaban yang anda anggap salah dan ingin memperbaikinya, lakukan
langkah sebagai berikut:
Semula
: A B C D E
Pembetulan
: A B C D E
Sifat Closed Book, diperbolehkan menggunakan kalkulator
Berdoalah sebelum mengerjakan
1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1) Reaksi pelepasan hidrogen
2) Reaksi penambahan bilangan oksidasi
3) Reaksi pembebasan oksigen
4) Reaksi pelepasan elektron
Dari pernyataan di atas yang sesuai dengan konsep reaksi redoks adalah...
A. 1, 2, dan 3
D. 1 dan 3
B. 2, 3, dan 4
E. 1 dan 3
C. 1, 2, dan 4
2. Reaksi oksidasi yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup adalah...
A. C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6 H2O
B. C3H8 + 5O2  3CO2 + 4H2O
C. C + 6O2  CO2
D. CH4 + O2  CO2 + H2O
E. Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3CO2
3. Cl2(g)+ 2KBr(aq)  2KCl(aq)+ Br2(aq)
Reaksi di atas termasuk reaksi ….
A. bukan redoks, sebab tidak melibatkan oksigen
B. bukan redoks, sebab tidak melepas dan menangkap elektron
C. redoks, sebab biloks Cl2 bertambah dari 0 menjadi +l
D. redoks, sebab biloks Cl2 turun dari 0 ke -1
E. redoks, sebab biloks Br turun dari 0 ke -1
169
Lampiran 14
4. Reaksi yang menyebabkan penurunan bilangan oksidasi adalah ....
A. Fe2+  Fe3+ + eB. Cl2 + 2e-  2ClC. 6O2-  3O2 + 12eD. Na  Na+ + eE. Zn  Zn2+ + 2e5. Perhatikan reaksi berikut.
CO(g)+ NO(g) CO2(g)+ N2(g)
Berdasarkan konsep reaksi redoks, pernyataan yang benar tentang reaksi di atas adalah ....
A. Gas CO merupakan oksidator
B. Gas NO merupakan reduktor
C. Gas NO melepaskan oksigen
D. Gas NO menangkap oksigen
E. Bukan reaksi redoks, karena koefisien reaksi seimbang
6. Reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah ….
A. 2Al(s) + 6HI(aq) 2AlI3(s) + 3H2(g)
B. Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
C. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
D. Fe2O3(s) + 3CO(g)  2Fe(s) + 3CO2(g)
E. 2Fe(s) + 6H2SO4(aq)  Fe2(SO4)3 (s) + 3SO2(g) + H2O(l)
7. Pernyataan tentang pereduksi atau reduktor :
1) Spesi yang menerima elektron
2) Spesi yang mengalami reduksi
3) Spesi yang melepaskan elektron
4) Spesi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi
Dari beberapa pernyataan diatas, yang benar adalah ….
A. 1, 2, 3
D. 3, 4
B. 2, 3
E. 1, 3
C. 2, 4
8. Sebagian dari daur Nitrogen di alam adalah sebagai berikut:
N2
NO
NO3NO2
Untuk bilangan oksidasi mulai dari yang terendah adalah ….
A. 0, +2, +4, +5
B. 0, +3, +4, +5
170
Lampiran 14
C. -3, 0, +1, +3
D. -3, 0, +2, +3
E. -3, +2, +3, 0
9. Bilangan oksidasi atom tembaga pada senyawa [Cu(H2O)4]2+ adalah ....
A. -4
C. 0
E. +4
B. -2
D. +2
10. K2CrO4(aq)+ H2SO4(aq) K2SO4(aq)+ K2Cr2O7(aq)+ H2O(l)
Biloks krom berubah dari ….
A. +3 ke +6
D. +6 ke +12
B. +6 ke +3
E. Tidak berubah
C. +6 ke +8
11. Unsur klorin dalam senyawa dapat ditemukan dengan bilangan oksidasi dari -1 sampai
+7. Di antara ion-ion ClO-, ClO3-, dan Cl-, manakah yang tidak dapat mengalami reaksi
disproporsionasi...
A. ClOB. ClO3C. ClD. ClO- dan ClO3E. ClO3- dan Cl12. Diketahui senyawa : KBrO3, PbBr4, NaBrO4,. Bilangan oksidasi atom Br dalam senyawa
tersebut berturut-turut...
A. +1, +3, +5
B. -1, +5, +7
C. +5, -1, +7
D. +5, +2, +6
E. +3, -1, +5
13. Reaksi redoks yang belum setara adalah ….
A. Ni2+(aq) + CO(g)  CO2+(aq) + Ni(s)
B. 2 H2S(g) + SO2(aq)  2 H2O(l) + 3 S(s)
C. NO3-(s) + 4 H+(aq)+ 3 Ag(aq)  NO(aq) + 2 H2O(l) + 3Ag+(aq)
D. 3 Cu(s) + 2 HNO3(aq)+ 6 H+(aq)  3 Cu2+(aq) + 4 H2O(l) + 2 NO(aq)
E. Fe(s) + H2SO4(aq)  Fe2(SO4)3(aq) + SO2(g) + H2O(l)
171
Lampiran 14
172
Lampiran 14
D. 5I-(aq) + IO3-(aq) + 6H+(aq)  3I2(aq) + 3H2O(l)
E. FeS(s) + 2H2+(aq)  Fe2+(aq) + H2(g)
20. Berikut adalah salah satu reaksi yang terjadi pada pengolahan besi:
Fe2O3+ 3CO  Fe + 3CO2
Manakah pernyataan yang sesuai dengan reaksi di atas?
A. Fe2O3 sebagai oksidator.
B. Fe2O3 melepas elektron.
C. Fe2O3 menangkap oksigen.
D. gas CO melepas oksigen.
E. gas CO bersifat oksidator.
21. Senyawa halogen yang bersifat mereduksi terdapat pada persamaan reaksi ….
A. CaO + 2HClO Ca(ClO)2 + H2O
B. Cu + FeCl2  CuCl2 +Fe
C. 6HI + 2HNO3  2NO +3I2 + 4H2O
D. 6HClO4 + P2O5  3Cl2O7 + 2H3PO4
E. 2AuCl3 + 3Zn  3ZnCl2 + 2Au
22. Pemberian nama yang tepat untuk HNO3 dan CuO adalah ....
A. asam nitrat(III) dan tembaga(I) oksida
B. asam nitrat(V) dan tembaga(II) oksida
C. asam nitrat dan tembaga(I) oksida
D. asam nitrat(V) dan tembaga oksida
E. asam nitrat dan tembaga(II) oksida
23. Berikut merupakan pasangan yang benar tentang senyawa dan nama senyawa, kecuali ....
A. PbO2: Timbal(IV) oksida
B. SnCl2: Timah(II) klorida
C. Al2S3: Alumunium(III) sulfida
D. FeO : Besi(II) oksida
E. Fe2O3: Besi(III) oksida
24. Rumus kimia dari asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat berturut-turut adalah ….
A. HClO, H2S, H3PO3
B. HCl, H2SO3, H3PO4
C. HClO3, H2SO4, H2PO4
D. HCl, H2SO4, H3PO4
E. HCl, H2SO3, H3PO4
173
Lampiran 14
25. Menurut aturan IUPAC, senyawa BaSO4 mempunyai nama ….
A. Barium sulfida
B. Barium sulfit
C. Boron sulfida
D. Boron sulfat
E. Barium sulfat
26. Rumus kimia dinitrogen trioksida adalah ….
A. 2N3O
B. N2O3
C. N3O2
D. 3N2O
E. 2NO3
27. Pada pengolahan biji besi menjadi besi, diperlukan zat dan bahan seperti kokas, kapur,
silikat. Fungsi karbon pada pengolahan tersebut adalah...
A. Mengikat zat pengisi
B. Sebagai oksidator
C. Sebagai reduktor
D. Sebagai katalis
E. Mempercepat proses pemanasan
28. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim akhir-akhir ini adalah karena
naiknya kadar CO2 di udara yang salah satunya disebabkan pembakaran gas alam metan.
Pada peristiwa ini, senyawa yang mengalami oksidasi adalah...
A. CH4
B. CO2
C. H2O
D. O2
E. CH4 dan CO2
29. Di bawah ini merupakan cara-cara mencegah korosi, kecuali ….
A. Menghilangkan gas oksigen dan air dari sekitar logam
B. Melapisi logam dengan cat
C. Melapisi logam dengan logam lain
D. Membuat logam paduan
E. Proteksi katodik
Lampiran 15
174
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KODE
UC-01
UC-02
UC-03
UC-04
UC-05
UC-06
UC-07
UC-08
UC-09
UC-10
Rata-rata Skor Total
Peringkat
P1
P2
P1
P2
17
21
21
18
15
22
22
21
22
17
17
20
20
18
17
22
20
21
21
15
8.5
5
5
7
10
2
2
5
2
8.5
8.5
5
5
7
8.5
1
5
2.5
2.5
10
Ʃb²
Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel > 0,60
6x
21
rel =
110 (10²-1)
rel =
1-
rel =
0.873
126
990
Karena rel > 0,60 maka lembar observasi afektif dinyatakan reliabel
b
b²
0
0
0
0
1.5
1
-3
2.5
-0.5
-1.5
0
0
0
0
2.25
1
9
6.25
0.25
2.25
21
Lampiran 16
175
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTORIK
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KODE
UC-01
UC-02
UC-03
UC-04
UC-05
UC-06
UC-07
UC-08
UC-09
UC-10
Rata-rata Skor Total
P1
P2
16
15
14
16
13
14
16
14
16
12
Peringkat
P1
15
16
15
15
12
15
16
15
16
11
b
P2
2.5
5
7
2.5
9
7
2.5
7
2.5
10
6
2
6
6
9
6
2
6
2
10
Ʃb²
Instrumen dinyatakan reliabel apabila rel > 0,60
6x
37
rel =
110 (10²-1)
rel =
1-
rel =
0.776
222
990
Karena rel > 0,60 maka lembar observasi psikomotorik dinyatakan reliabel
b²
-3.5
3
1
-3.5
0
1
0.5
1
0.5
0
12.25
9
1
12.25
0
1
0.25
1
0.25
0
37
Lampiran 17
176
ANALISIS UJI COBA ANGKET TANGGAPAN SISWA
NO
KODE
INDIKATOR
SKOR
SKOR
RESPONDEN
1
2
3
4
5
6
7
KUADRAT
UC-01
20
400
1
3
3
2
3
3
3
3
UC-02
21
441
2
3
4
2
3
3
4
2
UC-03
24
576
3
3
4
3
4
4
3
3
UC-04
21
441
4
3
3
3
3
3
3
3
UC-05
22
484
5
3
3
3
4
3
3
3
UC-06
21
441
6
3
3
3
3
3
3
3
UC-07
24
576
7
4
3
4
3
3
4
3
UC-08
20
400
8
4
2
2
3
3
2
4
UC-09
19
361
9
3
3
2
3
3
2
3
UC-10
24
576
10
4
3
3
3
4
3
4
UC-11
23
529
11
3
3
3
3
4
3
4
23
529
UC-12
4
3
3
3
12
4
3
3
UC-13
22
484
13
4
3
3
3
3
3
3
UC-14
23
529
14
4
3
3
3
4
3
3
UC-15
23
529
15
3
3
3
3
4
3
4
UC-16
25
625
16
4
3
3
4
4
3
4
UC-17
24
576
17
4
3
3
3
4
3
4
UC-18
21
441
18
3
3
3
3
3
3
3
UC-19
21
441
19
3
3
3
3
3
3
3
UC-20
25
625
20
4
3
3
4
4
3
4
UC-21
24
576
21
3
3
4
3
4
3
4
UC-22
22
484
22
4
3
3
3
3
3
3
UC-23
28
784
23
4
4
4
4
4
4
4
UC-24
21
441
24
3
3
3
3
3
3
3
UC-25
25
625
25
4
3
4
3
3
4
4
UC-26
22
484
26
3
3
3
3
4
3
3
UC-27
25
625
27
4
3
4
3
4
3
4
UC-28
23
529
28
3
2
4
3
4
3
4
UC-29
22
484
29
3
3
3
3
3
4
3
UC-30
23
529
30
4
3
3
4
3
2
4
104
91
92
97
103
92
102
681
15565
Jumlah
Jumlah kuadrat
368
281
292
319
361
290
356
2
0.249 0.166 0.329 0.179 0.246 0.262 0.307 1.7367
σ
Varians Total:
Reliabilitas:
3.543
0.595
Lampiran 17
177
Perhitungan Reliabilitas Angket
Rumus:
𝑟11 =
𝑘
∑𝑉𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟
(1 −
)
𝑘−1
𝑉𝑡
Keterangan:
k
: Banyaknya butir soal
Vbutir: Jumlah varians butir
Vt
: Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
σb2
=
0.25
σ2t
=
15565
+
0.17
+
681
30
…
+
0.31
2
=
3.54
=
1.74
30
r
=
=
7
7
0.595
1
1
1.74
3.543
Pada α = 5% dengan n = 30 diperoleh r tabel = 0,361
Karena r > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
178
Lampiran 18
DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Absen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Xrata
∑
n
log n
Khitung
K
max
min
rentang
panjang
S2
S
Kelas
X-7 (Eksperimen) X-8 (Kontrol)
83
79
76
88
76
90
88
96
76
95
79
78
85
78
61
85
96
76
67
94
85
95
88
91
89
96
76
87
96
79
84.277
2528
30
1.47712
5.87450
6
96
61
35
5.8667
77
76
77
84
55
89
90
61
84
80
89
90
87
84
77
72
79
64
64
80
77
62
84
77
76
76
84
78
90
78
78.039
2341
30
1.47712
5.87450
6
90
55
35
5.8050
82.3556
9.0750
84.6608
9.2011
179
Lampiran 19
UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST X-7 (KELAS EKSPERIMEN)
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel (Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
Ha : χ2hitung>χ2 tabel (Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c2 =
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal
Nilai Minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
61
-
=
=
=
=
96
61
35
6
Batas
Kelas
60.5
66
66.5
67
-
72
72.5
73
-
78
78.5
79
-
84
84.5
85
-
90
90.5
91
-
96
96.5
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
s
N
=
=
=
=
6
84.3
9.08
30
Z untuk Peluang Luas
batas kls Untuk kelas Z
-2.620 0.4956
0.02067
-1.959 0.4749
0.07213
-1.298 0.4028
0.16502
-0.637 0.2378
0.24761
0.025
0.0098
0.24375
0.686
0.2536
0.15743
1.347
0.4110
0.9066
∑ =
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
1
1
0.1461
2
1
0.8058
5
7
0.4341
8
4
2.1462
8
9
0.1082
5
8
1.4949
30
30
5.1352
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81
Daerah
penerimaan
Ho
Daerah penolakan Ho
5.14
7.81
2
Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
180
Lampiran 19
UJI NORMALITAS DATA HASIL POST TEST X-8 (KELAS KONTROL)
Hipotesis:
Ho : χ2hitung< χ2 tabel
Ha : χ2hitung> χ2 tabel
(Distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal)
(Distribusi data berbeda dengan distribusi normal)
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
c2 =
k
(Oi - E i )2
i =1
Ei
å
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2< χ2 tabel
Nilai Maksimal =
Nilai Minimal =
Rentang
=
Banyak kelas =
Kelas Interval
55
-
60
61
-
66
67
-
72
73
-
78
79
-
84
85
-
90
90
55
35
6
Panjang Kelas
Rata-rata ( X )
s
N
=
=
=
=
6
78.039
9.2011
30
Batas Z untuk Peluang Luas kelas
Kelas batas kls Untuk Z
Z
54.5 -2.558
0.495
0.0231
60.5 -1.906
0.472
0.0766
66.5 -1.254
0.395
0.1687
72.5 -0.602
0.226
0.2464
78.5
0.050
0.020
0.2387
84.5
0.702
0.259
0.1535
90.5
1.354
0.412
0.9069
∑ =
Ei
Oi
(Oi-Ei)²
Ei
1
1
0.0739
3
4
0.8487
6
1
3.7591
8
10
0.4198
8
8
0.0013
5
6
0.1681
30
30
5.2710
Untuk α = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ2 tabel =7.81
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
penolakan Ho
5.271
7.81
2
Karena c (hitung) < c2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
181
Lampiran 20
UJI KESAMAAN DUA VARIAN
HASIL BELAJAR POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
Ho : s²eksperimen = s²kontrol
(varian kelompok eksperimen tidak berbeda dari varian kelompok kontrol)
Ha : s²eksperimen ≠ s²kontrol
(varian kelompok eksperimen berbeda dari varian kelompok kontrol)
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F=
Varians terbesar
Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah
penerimaan Ho
F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Jumlah
n
x
Kelas X-7
(Eksperimen)
2528.30
30
84.28
Kelas X-8
(Kontrol)
2341.17
30
78.04
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
82.36
9.08
84.66
9.20
Sumber variasi
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F
=
84.66
82.36
= 1.0280
Pada α = 5% dengan:
dk pembilang = nb - 1
dk penyebut = nk -1
F (0.025)(29:29) = 2.10
= 30 = 30 -
1 = 29
1 = 29
Daerah penerimaan
Ho
1.0280
2.101
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa varians
nilai post test kelompok eksperimen dan kontrol tidak bebeda
182
Lampiran 21
Analisis terhadap pangaruh variabel
Rumus
rb
=
Keterangan
X1
=
X2
=
Sy
=
p
=
q
=
u
=
X1
X2 pq
uSy
Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
Simpangan baku dari kedua kelompok
Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen
Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol
Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas
normal baku menjadi bagian p dan q
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh:
X1
=
84.28
X2
=
78.04
Sy
=
7.62
p
=
0.50
q
=
0.50
z
=
(diperoleh dari daftar F, Sudjana, 2005: 490)
0.00
Dari daftar tinggi ordinat normal baku, dengan Z = 0.00 diperoleh nilai
u
=
(diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2005: 489)
0.3989
rb
=
X1
=
=
X2 pq
uSy
84.28
-
78.04
3.0394
0.50
x
0.50
0.513
KOEFISIEN DETERMINASI
Rumus
KD = rb2 x 100%
Keterangan :
rb : nilai koefisien korelasi biserial
Dari data hasil analisis pengaruh treathment terhadap hasil belajar kimia diperoleh
rb = 0.513
sehingga KD :
KD = rb² x 100%
= (0.513)² x 100%
=
0.2632
x 100%
=
26.32
%
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai KD =
26.32 %
183
Lampiran 22
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA (SATU PIHAK KANAN) NILAI POST TEST KELAS
EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 : x eksperimen ≤ x kontrol (rata-rata kelompok eksperimen tidak lebih besar dari kelompok kontrol)
Ha : xeksperimen >xkontrol
(rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol)
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x
t =
1
- x
2
1
1
+
n1
n2
s
dimana
n 1 - 1s12 + n 2 - 1s 22
s=
n1 + n 2 - 2
Ho diterima apabila t < t(1-a)(n1+n2-2)
Daerah
penolakan Ho
Daerah penerimaan
Ho
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelas X-7 (Eksperimen)
Kelas X-8 (Kontrol)
Jumlah
n
x
2528.30
30
84.28
2341.17
30
78.04
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
82.3556
9.0750
84.6608
9.2011
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s
=
30
1
84.6608
30 +
+
30
30
1
2
82.3556
= 9.138283
78.04
=
2.644
1
1
9.13828338
+
30
30
Pada α = 5% dengan dk = 30 + 30 - 2 =58 diperoleh t(0.95)(58) = 1.670
t
=
84.28
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
1.67
2.644
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata post-test kelompok
eksperimen (X-7) lebih baik daripada kelas kontrol (X-8)
184
Lampiran 23
KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL KELAS X-7 (EKSPERIMEN)
Ketuntasan = Jumlah siswa dengan nilai ≥ 76
Jumlah siswa
=
28
30
=
93.33 %
X 100%
X 100%
Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen
telah mencapai ketuntasan belajar klasikal
KETUNTASAN KLASIKAL HASIL BELAJAR KELAS X-8 (KONTROL)
Ketuntasan =
=
=
Jumlah siswa dengan nilai ≥ 76
Jumlah siswa
24
30
X 100%
X 100%
80.00 %
Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol
belum mencapai ketuntasan belajar klasikal
185
Lampiran 24
PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF
Jenis Penilaian
: Afektif
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Reaksi Oksidasi dan Reduksi
a) Tujuan
Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di
kelas
b) Kriteria Penilaian
Kode
Aspek
Aspek
A
Kehadiran dalam
mengikuti
pelajaran.
B
Keantusiasan
mengikuti KBM
C
Mampu membuat
hipotesis setelah
diskusi
D
Kerjasama dalam
kelompok
Kriteria
Keterangan
Penilaian
4
Siswa hadir sebelum guru memulai
pembelajaran.
3
Siswa hadir ketika guru sedang memulai
pembelajaran.
2
Siswa hadir 15 menit setelah guru memulai
pembelajaran.
1
Siswa tidak hadir dalam pembelajaran.
4
Siswa mengikuti KBM dengan kerja keras,
kreatif, komunikatif, dan rasa ingin tahu.
3
Siswa mengikuti KBM dengan hanya
menunjukkan tiga dari empat karakter.
2
Siswa mengikuti KBM dengan hanya
menunjukkan dua dari empat karakter.
1
Siswa mengikuti KBM dengan hanya
menunjukkan salah satu dari empat karakter.
4
Siswa membuat hipotesis dengan tepat dan
jelas tanpa dibantu guru.
3
Siswa membuat hipotesis dengan tepat dan
jelas dengan bantuan guru.
2
Siswa membuat hipotesis yang kurang tepat.
1
Siswa tidak membuat hipotesis.
4
Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan
komunikatif, menghargai pendapat teman,
santun, dan percaya diri.
3
Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan
menunjukkan tiga dari empat karakter.
2
Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan
menunjukkan dua dari empat karakter.
1
Siswa bekerjasama dalam kelompok dengan
menunjukkan salah satu dari empat karakter.
186
E
Disiplin dalam
mengumpulkan
tugas
4
3
2
1
F
Kerapian
pakaiaian
4
3
2
1
Siswa mengumpulkan tugas dengan rasa
tanggung jawab, tepat waktu, lengkap, dan
benar.
Siswa mengumpulkan tugas dengan
memunculkan tiga dari empat syarat disiplin
tugas.
Siswa mengumpulkan tugas dengan
memunculkan dua dari empat syarat disiplin
tugas.
Siswa mengumpulkan tugas dengan
memunculkan satu dari empat syarat disiplin
tugas.
Siswa memakai pakaian seragam dengan rapi
dan lengkap sesuai atributnya.
Siswa memakai pakaian seragam dengan rapi,
namun tidak lengkap dengan atributatributnya.
Siswa memakai pakaian seragam akan tetapi
tidak rapi dan tidak lengkap dengan atributatributnya.
Siswa tidak memakai pakaian seragam
sekolah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai afektif siswa adalah:
Skor maksimal : 6 x 4 = 24
Persentase Skor 
Kriteria: Sangat Baik
 skor yang diperoleh
x 100%
 skor maksimum
85% < % skor ≤ 100%
Baik
70% < % skor ≤ 85%
Cukup
55% < % skor ≤ 70%
Kurang
40% < % skor ≤ 55%
Sangat Kurang
25% < % skor ≤ 40%
187
Lampiran 25
REKAPITULASI NILAI ASPEK AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN
Kriteria
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
3.7
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3.8
3.67
4
4
4
3.67
3.67
4
4
4
4
3
4
4
3.67
2.67
4
4
3.67
4
4
4
4
4
2.33
4
4
4
4
4
4
3.81
Sangat tinggi
rata
3
4
3.67 4
3.67 4
3.67 4
4
4
4
4
3.67 4
3.67 4
3.33 4
3.33 4
3
3
3.33 4
3
4
3.33 4
3.33 3
3.67 4
3.67 4
3
4
3.33 4
3.67 4
3.67 4
3.33 4
3.67 4
4
2
3.67 4
3.33 4
3.67 4
4
4
4
4
3
4
3.52 3.9
Sangat tinggi
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3.2
Sangat tinggi
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3.6
Jumlah
skor
Kerapian pakaian
Nilai
rataRata- rata
I
II
III
Sangat tinggi
rata
2.67 3
3.33 4
2
4
4
4
4
2
2.67 4
3
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3.67 4
3
4
3.33 4
4
4
4
3
3
4
2.67 4
3
4
3.33 4
2.67 4
3.33 4
3.67 4
3
4
3.33 4
3.33 4
3.33 4
2.33 3
3.16 3.8
Sangat tinggi
2
3
2
4
2
3
3
4
3
2
4
4
3
3
3
4
4
4
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
3
2
3.2
Tinggi
Tinggi
3
4
2
4
2
2
3
4
3
2
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3.1
Tinggi
rata
3
3
3
3
2.33 2
3.67 4
3
2
3
3
2
3
3
4
3
3
2.67 2
2.33 4
3.33 4
2.67 2
2.33 4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2.67 3
3
3
3
3
3
3
3
4
3.33 4
3
3
3
4
2.33 3
4
4
3
2
2.92 3.2
Tinggi
Tinggi
Tinggi
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
Tinggi
rata
3
3
2
4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
2.9
Sangat tinggi
3.33 3
3.67 3
2.67 2
3
4
3
3
2.67 3
3
2
4
3
3
3
2.67 2
4
2
3.67 3
3
3
4
2
2.67 3
3.67 3
4
3
3.67 3
3
3
3
3
4
3
3.67 3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3.34 2.9
Sangat tinggi
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3.5
Tinggi
4
3
2
3
3
2
3
4
2
3
4
3
2
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3.2
Tinggi
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4 3.33 2
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3.7 3.68 3.3
Ratarata
Tinggi
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3.7
III
Sangat tinggi
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3.7
II
Tinggi
I
Tinggi
III
Sangat tinggi
Kriteria
II
Sangat tinggi
1
E-01
2
E-02
3
E-03
4
E-04
5
E-05
6
E-06
7
E-07
8
E-08
9
E-09
10
E-10
11
E-11
12
E-12
13
E-13
14
E-14
15
E-15
16
E-16
17
E-17
18
E-18
19
E-19
20
E-20
21
E-21
22
E-22
23
E-23
24
E-24
25
E-25
26
E-26
27
E-27
28
E-28
29
E-29
30
E-30
Rata-rata
Ratarata
I
Sangat tinggi
Kode
Keantusiasan
mengikuti KBM
Sangat tinggi
No
Kehadiran dalam
mengikuti pelajaran
Skor yang diperoleh tiap aspek
Mampu membuat
Kerjasama dalam
Disiplin dalam
hipotesis setelah
kelompok
mengumpulkan tugas
diskusi
RataRataRataI
II
III
I
II
III
I
II
III
19.667
21.667
18.667
21.333
18.667
19
19.667
22.667
20.333
18.667
19.333
22.333
19.667
21
18
21.667
21.667
21.333
19.333
20
20.667
21.333
20.333
19.667
22.667
20.333
20
21.667
22.333
19.333
20.433
81.9
90.3
77.8
88.9
77.8
79.2
81.9
94.4
84.7
77.8
80.6
93.1
81.9
87.5
75
90.3
90.3
88.9
80.6
83.3
86.1
88.9
84.7
81.9
94.4
84.7
83.3
90.3
93.1
80.6
85.1
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
188
Lampiran 26
REKAPITULASI NILAI ASPEK AFEKTIF KELAS KONTROL
2
3
3
3
2
2
2
3
1
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
2
4
2
4
3
4
3
2
2
3
2.9
3
3
3
4
3
2
3
3
1
4
4
3
4
2
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
3.2
2.67 4
3.33 4
3.33 4
3.33 4
2.67 4
2
4
2.33 4
3.33 4
1
3
3.33 3
3.67 4
3
4
3.67 4
2.33 4
4
4
3
4
3.67 4
3
4
4
3
4
3
2.67 4
4
4
2.33 4
3.67 4
3
4
4
4
3
3
2
4
2.33 4
3
4
3.06 3.8
4
4
4
4
4
3
4
3
2
2
4
4
4
4
3
4
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3.5
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3.8
4
4
4
4
4
3.67
4
3.67
2.67
2.67
4
4
4
4
3.67
4
4
2.67
2.67
3
4
4
4
4
4
4
3
3.67
4
4
3.71
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
3.33 3
2.67 4
3.33 4
2
3
2.33 3
2.67 2
2.67 2
2
4
2.33 1
2
3
3
4
3.67 3
2
3
2
2
3
4
3
3
3
4
2
3
2.67 4
3.67 4
3
3
3
4
3
2
3
4
2.33 3
4
4
4
3
3
2
3
2
3
3
2.82 3.1
III
Tinggi
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
4
2
2
3
3
3
2
2
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2.8
II
Ratarata
Tinggi
Tinggi
3
2
4
2
3
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
4
4
3
3
3
2.8
Jumlah
skor
Kerapian pakaian
Nilai
rataRatarata
I
II
III
Tinggi
2
4
2
3
3
3
2
2
2
2
1
3
2
3
1
2
2
3
1
2
2
3
2
4
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
1
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
4
2.33 4
2
3
2
3
2
3
2.01 2.9
I
Tinggi
2
2
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
III
Tinggi
2
2
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
3
3
2
2
2
2
II
Ratarata
Tinggi
2
2
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
I
Disiplin dalam
mengumpulkan tugas
Tinggi
3
3
4
2.33
2.67
2.67
2.67
2.33
3
2.67
3
3.33
2.67
2.33
3.33
2.33
2.67
2
3
4
3
4
2.67
2.67
2
4
4
3.33
3
2
2.92
Tinggi
3
3
4
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
2
4
2
2
2
3
4
3
4
3
3
2
4
4
3
3
2
2.9
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
4
3
4
3
2
2
4
4
4
3
2
3
Tinggi
3
3
4
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
3
4
2
3
2
4
4
3
3
2
2.9
II
Tinggi
III
I
Tinggi
4
4
4
3
4
2.33
3.67
3
2
2.33
4
4
3
4
4
4
3
2
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3.41
II
Tinggi
4
4
4
3
4
3
4
3
2
3
4
4
3
4
4
4
3
2
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3.5
I
Ratarata
Tinggi
4
4
4
3
4
2
3
3
2
2
4
4
3
4
4
4
3
2
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3.4
III
Ratarata
Tinggi
4
4
4
3
4
2
4
3
2
2
4
4
3
4
4
4
3
2
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3.4
Skor yang diperoleh tiap aspek
Mampu membuat
Kerjasama dalam
hipotesis setelah
kelompok
Keantusiasan
mengikuti KBM
Tinggi
III
Sangat tinggi
Kriteria
II
Sangat tinggi
1
K-01
2
K-02
3
K-03
4
K-04
5
K-05
6
K-06
7
K-07
8
K-08
9
K-09
10
K-10
11
K-11
12
K-12
13
K-13
14
K-14
15
K-15
16
K-16
17
K-17
18
K-18
19
K-19
20
K-20
21
K-21
22
K-22
23
K-23
24
K-24
25
K-25
26
K-26
27
K-27
28
K-28
29
K-29
30
K-30
Rata-rata
I
Ratarata
Tinggi
Kode
Sangat tinggi
No
Kehadiran dalam
mengikuti pelajaran
Kriteria
rata
19
19
21.667
16.667
17.667
14.333
17.333
15.333
13
14
19.667
20
17.333
16.667
20
18.333
18.333
12.667
17.333
19.667
19.667
22
18
18.333
17.333
22
19.333
18
18.333
17
17.933
79.2
79.2
90.3
69.4
73.6
59.7
72.2
63.9
54.2
58.3
81.9
83.3
72.2
69.4
83.3
76.4
76.4
52.8
72.2
81.9
81.9
91.7
75
76.4
72.2
91.7
80.6
75
76.4
70.8
74.7
Baik
Baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Baik
189
Lampiran 27
PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Jenis Penilaian
Mata Pelajaran
Materi Pokok
: Psikomotorik
: Kimia
: Reaksi Oksidasi dan Reduksi
a) Kriteria Penilaian
Kode
Aspek
Aspek
1
Mengamati
demonstrasi dari
guru
2
Mencoba
melakukan
praktikum
3
Keterampilan
menggunakan alat
4
Kebersihan tempat
dan alat
Kriteria
Keterangan
Penilaian
4
Siswa mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru dengan teliti, cermat,
tertib, dan rasa ingin tahu.
3
Siswa mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru dengan memunculkan
tiga dari empat karakter.
2
Siswa
mengamati
demonstrasi
yang
dilakukan oleh guru dengan memunculkan
dua dari empat karakter.
1
Siswa mengamati demonstrasi yang
dilakukan oleh guru dengan memunculkan
satu dari empat karakter.
4
Siswa mencoba melakukan praktikum
dengan berani, antusias, percaya diri, dan
santun.
3
Siswa mencoba melakukan praktikum
dengan menunjukkan tiga dari keempat
karakter.
2
Siswa mencoba melakukan praktikum
dengan menunjukkan dua dari keempat
karakter.
1
Siswa mencoba melakukan praktikum
dengan menunjukkan satu dari keempat
karakter.
4
Siswa menggunakan alat praktikum dengan
terampil, cekatan, cepat, dan tepat.
3
Siswa menggunakan alat praktikum dengan
menunjukkan tiga dari keempat karakter.
2
Siswa menggunakan alat praktikum dengan
menunjukkan dua dari keempat karakter.
1
Siswa menggunakan alat praktikum dengan
menunjukkan satu dari keempat karakter.
4
Mengembalikan alat dan meninggalkan
tempat praktikum dalam keadaan bersih.
190
3
Mengembalikan alat dalam keadaan tidak
bersih
tetapi
meninggalkan
tempat
praktikum dalam keadaan bersih.
Mengembalikan alat dalam keadaan bersih
tetapi meninggalkan tempat praktikum
dalam keadaan tidak bersih.
Mengembalikan alat dan meninggalkan
tempat praktikum dalam keadaan tidak
bersih.
Siswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan dengan
cepat, benar, berani, dan percaya diri.
Siswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan dengan
memunculkan tiga dari keempat karakter.
Siswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan dengan
memunculkan dua dari keempat karakter.
Siswa dapat menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil percobaan dengan
memunculkan satu dari keempat karakter.
2
1
5
Menarik kesimpulan
dan
mengkomunikasikan
hasil percobaan
4
3
2
1
85% < % skor ≤ 100%
Kriteria: Sangat Baik
Baik
70% < % skor ≤ 85%
Cukup
55% < % skor ≤ 70%
Kurang
40% < % skor ≤ 55%
Sangat Kurang
25% < % skor ≤ 40%
Skor maksimal :
5 x 4 = 20
Nilai 
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
x 100%
191
Lampiran 28
REKAPITULASI NILAI ASPEK PSIKOMOTOR KELAS EKSPERIMEN
Skor yang diperoleh tiap aspek
II
III
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3.33
3
4
4
4
3
4
3.33
4
4
4
4
4
4
2.33
3.33
3
4
4
4
4
3.6
3.6 3.53 3.58
3
3
2
3
4
2
3
4
3
4
4
4
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
2
3
3
2
4
4
3
3
4
2
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
4
3
4
4
3
3
3
4
2
3.3 3.1
3
3
2
4
4
3
2
4
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
2
4
4
4
4
3
3
3
4
2
3.2
3
3
2
3.67
4
2.67
2.67
4
2.67
3.67
3.33
3.67
2.67
3.33
2.33
3
3.67
3
3
3.33
2.33
4
3.67
4
4
3
3
3.33
4
2
Jumlah
skor
Nilai
15
18
14.67
16
18.67
14.67
16
19
16.33
18
17.33
19
16
16.67
15.67
17.67
19
17.33
16
18.67
17.33
17.33
19.33
16
19.33
16
16.33
19.33
19.33
14.67
75
90
73.33
80
93.33
73.33
80
95
81.67
90
86.67
95
80
83.33
78.33
88.33
95
86.67
80
93.33
86.67
86.67
96.67
82
96.67
80
81.67
96.67
96.67
73.33
Kriteria
Baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
3.2 17.1667 85.833 Sangat baik
Tinggi
3.2 3.1
I
2
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
Tinggi
2
3.33
2.67
3
3.67
2
3
4
2.67
3
3.33
4
2.33
2.33
4
2.67
4
3
2
3.33
3
3
4
3.67
4
3
3
4
3.33
2.67
Tinggi
3.5 3.2 3.03
2
4
3
3
4
2
3
4
3
3
4
4
2
3
4
3
4
3
2
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
2
Menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil
RataI
II III rata
Tinggi
2
3
2
3
3
2
3
4
3
3
3
4
2
2
4
2
4
3
2
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
Sangat
tinggi
2
3
3
3
4
2
3
4
2
3
3
4
3
2
4
3
4
3
2
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
Sangat
tinggi
3.4 3.37
4
4
2
3.33
4
3.33
3.33
4
3
4
4
4
3
4
2.33
4
4
4
3
4
4
2.33
3.67
3.33
4
3
2.33
4
4
2
Ratarata
Sangat
tinggi
4
4
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
2
4
4
4
3
4
4
2
3
3
4
3
2
4
4
2
Tinggi
3.8 3.77 3.8 3.63
4
4
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
2
4
4
4
3
4
4
2
4
3
4
3
2
4
4
2
Kebersihan tempat dan alat
Sangat
tinggi
Kriteria
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
2
Tinggi
3.83
3
3.67
4
3
4
3.67
4
4
4
4
3.67
3.33
4
3
4
4
4
3.33
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Tinggi
Rata-rata
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Tinggi
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Tinggi
Sangat
tinggi
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Sangat
tinggi
Sangat
tinggi
24
25
26
27
28
29
30
E-01
E-02
E-03
E-04
E-05
E-06
E-07
E-08
E-09
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30
Mencoba melakukan
Keterampilan menggunakan
praktikum
alat
RataRataI
II
III rata
I
II
III rata
Sangat
tinggi
Sangat
tinggi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kode
Siswa
Sangat
tinggi
Sangat
tinggi
No
Mengamati demonstrasi dari
guru
RataI
II
III rata
192
Lampiran 29
REKAPITULASI NILAI ASPEK PSIKOMOTOR KELAS KONTROL
Skor yang diperoleh tiap aspek
4
4
4
4
3
2
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
2
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
2
4
3
2.67
3.00
3.67
4
3.67
4
3.67
4
4.00
3.33
3.67
3.67
3
3.67
4
4
4.00
3
3.33
4
4
3
3
2
3
3
4
1
3
3
3
2
3
4
3
4
4
3
3
2
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
2
4
1
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
2
4
2
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
2.33
4
1.33
3.00
2.33
3.00
2.00
3.00
3.67
3.00
3.33
3.33
3
3.00
2.67
3.33
4.00
3.00
4
3.00
4
3
4
4
3.00
3
3
3 3.2 3.08 3.63 3.6 3.53 3.58
3.2
3
Jumlah
skor
Nilai
17
16
18.00
13
17.33
11.67
17
16
15.00
13
17.00
19
17
15.67
19.00
16.67
17
15.33
18
18.33
15.33
18.67
18.33
17
16.33
18
17.67
16.33
17.00
15.33
83
78
90.00
63
86.67
58.33
83
78
75.00
67
85.00
93
83
78.33
95.00
83.33
85
76.67
88
91.67
76.67
93.33
91.67
87
81.67
92
88.33
81.67
85.00
76.67
Kriteria
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
3.1 3.08 16.511 82.556 Sangat baik
Tinggi
4
4
4
4
3
2
4
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
III
Tinggi
2
2.67
3.00
2
3.00
3
3
4
3.33
3
3.00
3
3.00
2.00
4
3.00
3
3
4
3.67
2
3
4
3.00
3
4
4
2.33
3.00
3.33
II
Tinggi
3.2 3.13 3.1
2
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
4
2
3
4
3
3
4
4
3
3
4
I
Tinggi
2
2
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
2
3
3
III
Ratarata
Sangat
tinggi
Kriteria
3.2 3.1
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
4
2
3
4
3
3
4
4
2
3
3
II
Menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan hasil
Ratarata
Sangat
tinggi
3.7 3.64
4
3
4
1.33
3.33
2.33
2.67
3.33
3
2.33
3.33
4
3
2.33
4.00
2.67
3
2.67
3.67
4
3.33
4.00
3.33
2.67
2.33
4
3.33
3
3
3
I
Tinggi
3.6
4
3
4
2
4
2
2
3
3
2
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
2
4
3
3
3
3
III
Sangat
tinggi
Sangat
tinggi
3.7
4
3
4
1
3
2
3
3
3
2
3
4
3
2
4
2
3
3
4
4
3
4
3
3
2
4
4
3
3
3
Kebersihan tempat dan alat
Ratarata
Tinggi
Rata-rata
4
3
4
1
3
3
3
4
3
3
3
4
3
2
4
3
3
2
4
4
3
4
4
2
3
4
3
3
3
3
II
Tinggi
3.67
4.00
4
3
4
3.00
4
3
3
3
4.00
4.00
4
4
4
4
4
3.67
3
3
4
4
4
3.67
4
3.33
3
4
4
3
I
Tinggi
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
III
Tinggi
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
K-28
K-29
K-30
II
Keterampilan menggunakan
alat
Ratarata
Tinggi
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
I
Tinggi
III
Sangat
tinggi
II
Sangat
tinggi
Sangat
tinggi
I
Ratarata
Mencoba melakukan
praktikum
Tinggi
Kode
Siswa
Sangat
tinggi
No
Mengamati demonstrasi dari
guru
193
Lampiran 30
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MODUL
CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pernyataan berikut ini dengan baik dan benar
2. Berilah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan:
Tanda pada kolom ”ya” jika anda setuju dengan pertanyaan tersebut atau
tanda (√ ) pada kolom tidak jika anda tidak setuju dengan pertanyaan
tersebut.
3. Waktu yang disediakan adalah 5 menit
4. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport.
No
Pernyataan
selama
SS
1
Proses pembelajaran
menyenangkan.
penelitian
ini
2
Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry saya termotivasi untuk belajar
lebih giat.
3
Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry, membantu saya untuk belajar
mandiri.
4
Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry membuat suasana belajar lebih
menyenangkan.
5
Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry, konsep materi reaksi oksidasi dan
reduksi menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
S
TS STS
194
Lampiran 30
6
Dengan menggunakan modul Chemistry Magazine
berbasis Inquiry membuat saya aktif terlibat dalam
kegiatan pembelajaran.
7
Modul Chemistry Magazine berbasis Inquiry
hendaknya digunakan dan dikembangkan pada
anak-anak SMA.
Keterangan :
SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
195
Lampiran 31
ANALISIS ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MODUL CHEMISTRY MAGAZINE BERBASIS INQUIRY
Nomor Aspek Tanggapan
No
Kode
Responden
1
SS
S
TS STS
2
SS
S
TS STS
3
SS
S
TS STS
4
SS
S
TS STS
5
SS
S
TS STS
6
SS
S
TS
1
E-01
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
2
E-02
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
3
E-03
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
4
E-04
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
5
E-05
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
6
E-06
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
7
E-07
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
8
E-08
4
1
0
0
0
2
0
0
1
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
9
E-09
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
2
0
0
1
10
E-10
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
11
E-11
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
12
E-12
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
13
E-13
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
14
E-14
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
15
E-15
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
16
E-16
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
17
E-17
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
18
E-18
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
19
E-19
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
20
E-20
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
21
E-21
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
22
E-22
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
23
E-23
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
0
4
1
0
0
24
E-24
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
25
E-25
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
26
E-26
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
27
E-27
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
28
E-28
3
0
1
0
0
2
0
0
1
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
0
3
0
1
0
29
E-29
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
3
0
1
0
0
4
1
0
0
30
E-30
4
3
3
4
3
2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
14
16
0
0
3
25
2
0
7
19
4
0
7
23
0
0
13
17
0
0
5
22
3
47
53
0
0
10
83
6.7
0
23
63
13
0
23
77
0
0
43
57
0
0
17
73
10
196
Y
KET
20
71
0
21
75
baik
baik
sangat baik
baik
baik
baik
sangat baik
baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
STS
7
SS
S
TS STS
y
0
3
0
1
0
0
0
2
0
0
1
0
3
0
1
0
0
25
89
0
3
0
1
0
0
21
75
0
3
0
1
0
0
22
79
0
3
0
1
0
0
21
75
0
3
0
1
0
0
24
86
0
4
1
0
0
0
20
71
0
3
0
1
0
0
19
68
0
4
1
0
0
0
24
86
0
4
1
0
0
0
23
82
0
3
0
1
0
0
23
82
0
3
0
1
0
0
22
79
0
3
0
1
0
0
23
82
0
4
1
0
0
0
23
82
0
4
1
0
0
0
25
89
0
4
1
0
0
0
24
86
0
3
0
1
0
0
21
75
0
3
0
1
0
0
21
75
0
4
1
0
0
0
25
89
0
4
1
0
0
0
24
86
0
3
0
1
0
0
22
79
0
4
1
0
0
0
28
100
0
3
0
1
0
0
21
75
0
4
1
0
0
0
25
89
0
3
0
1
0
0
22
79
0
4
1
0
0
0
25
89
0
4
1
0
0
0
23
82
0
3
0
1
0
0
22
79
0
4
23
82
1
0
0
0
0
13
16
1
0
81
0
43
53
3.3
0
48
197
Lampiran 32
198
Lampiran 32
Download