BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logistik adalah sebuah tugas untuk mengkoordinasikan aliran material dan informasi yang merupakan bagian dalam supply chain (Logistix Partner, 1996). Logistik selalu mengalami dinamika setiap harinya termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan negara padat penduduk dengan laju pertambahan penduduk yang cepat. Banyaknya penduduk pada suatu negara turut menjadi faktor yang mendorong peningkatan kebutuhan barang di masyarakat. Peningkatan kebutuhan barang di masyarakat kurang diimbangi dengan kondisi jalan serta kapasitas jalan sehingga menyebabkan banyak arus barang dan transportasi menjadi terhambat. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut maka bukan tidak mungkin bahwa kebutuhan barang tidak akan mampu dipenuhi baik oleh pemerintah maupun perusahaan penyedia. Bagi perusahaan penyedia, hambatan seperti itu dapat menyebabkan kerugian baik biaya transportasi maupun biaya holding untuk penyimpanan barang pada warehouse. Bagi pemerintah, hambatan pada arus transportasi dapat menyebabkan gangguan berupa polusi udara dan suara yang ditimbulkan dari proses transportasi barang. Tentunya kondisi merugikan tersebut mendorong pihak tersebut untuk melakukan minimasi hambatan yang dapat terjadi. City logistics adalah proses optimasi secara total terhadap aktivitas logistik dan transportasi dari private company dalam area perkotaan dengan mempertimbangkan traffic environment, traffic congestion, dan energy saving dalam framework market economy (Taniguchi, 2002). Seperti tertera pada Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 bahwa penyelesaian permasalahan city logistics merupakan bagian dari strategi Sistem Logistik Nasional. 1 2 Penyelesaian permasalahan city logistics yang dapat diberikan antara lain adalah dengan melakukan penambahan fasilitas distribusi pusat (DC) dan penentuan rute kendaraan pada sistem logistik dan sistem rantai pasok karena berpengaruh terhadap total biaya transportasi dan biaya investasi dari sistem city logistics tersebut. Untuk mengatasi masalah city logistics tersebut maka dibutuhkan sebuah DSS (Decision Support System) yang mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut mengingat menurut Taniguchi (2002) bahwa City Logistics memiliki banyak komponen. Untuk menghasilkan DSS yang menarik maka digunakan software simulasi yang memiliki lingkungan yang kaya dan tampilan yang interaktif yang mampu mengakomodasi banyaknya komponen pada city logistics tersebut. Adapun software simulasi yang dapat digunakan adalah NETLOGO yang merupakan software berbasis ABM (Agent Based Modelling). Sesuai dengan basisnya yang berupa ABM, NETLOGO dapat mengakomodasi tingkah laku antar agen atau komponen yang berbeda-beda tiap agennya sehingga akan terlihat interaktif dalam proses simulasinya. Menurut Bata (2012), penggunaan NETLOGO yang relatif mudah dan memiliki tampilan yang menarik dapat mendukung untuk proses pembangunan simulasi (Bata, 2012). Selain itu Biggs (2013) juga menyatakan NETLOGO merupakan software dengan lingkungan yang lebih kaya untuk Agent Based Modelling (ABM). Namun dalam melakukan proses perhitungan NETLOGO masih belum dapat menemukan hasil yang optimal karena NETLOGO bukan merupakan software yang dapat mengakomodasi optimasi. MATLAB merupakan software berbasis optimasi dimana MATLAB dapat melakukan proses perhitungan dengan hasil yang optimal dibanding dengan NETLOGO. Biggs (2013) menyatakan bahwa MATLAB merupakan software matematis yang menawarkan banyak alat-alat teknik dan menawarkan penyelesaian proses perhitungan yang lebih kompleks dengan waktu yang lebih singkat sedangkan menurut Claudia (2015) apabila proses perhitungan dilakukan dengan software MATLAB maka proses perhitungan dapat dilakukan dengan cepat. Namun software MATLAB tidak dapat memberikan tampilan interface yang menarik dalam penentuan 3 pusat distribusi dan rute optimal untuk wilayah kota karena MATLAB bukan merupakan software simulasi berbasis ABM. Oleh karena itu penelitian integrasi dari software MATLAB dan NETLOGO diperlukan dalam pembuatan DSS ini karena basis dari kedua software yang berbeda yaitu NETLOGO yang merupakan software simulasi berbasis ABM dan MATLAB yang merupakan software komputasi optimasi sehingga diharapkan akan didapatkan DSS yang menarik dengan lingkungan yang kaya dan interaksi antar agen yang interaktif serta memiliki hasil komputasi yang optimal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perlunya mengintegrasikan software MATLAB dan NETLOGO untuk memberikan proses perhitungan penentuan rute yang paling efisien dengan software MATLAB dengan memberikan tampilan antarmuka yang menarik dari software NETLOGO. Sehingga nantinya integrasi dari dua software tersebut dapat digunakan untuk mengerjakan studi kasus pada masalah logistik yang terjadi di Indonesia. 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat menghasilkan output yang sempurna maka perlu mempertimbangkan semua faktor yang diduga mempengaruhi proses pengintegrasian kedua software ini. Maka dari itu, diperlukan asumsi dan batasan seperti berikut. 1. Proses pengintegrasian hanya dilakukan pada software MATLAB r2013a dan NETLOGO 5.3.1. 2. Studi kasus dilakukan hanya pada kedua software yang digunakan yaitu MATLAB dan NETLOGO. 4 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai didalam penelitian ini adalah seperti berikut. 1. Mengintegrasikan software NETLOGO dan MATLAB 2. Melakukan penyelesaian kasus rute optimal dan pemilihan Distribution Center (DC) untuk distribusi komoditas bahan pokok menggunakan software NETLOGO yang terintegrasi dengan MATLAB. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah seperti berikut. 1. Mengintegrasikan software MATLAB dan NETLOGO. 2. Menyelesaikan kasus penentuan rute optimal dan pemilihan Distribution Center (DC) untuk distribusi komoditas bahan pokok dengan menggunakan software NETLOGO yang sudah terintegrasi dengan MATLAB.