BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman akuntansi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman akuntansi keuangan daerah perlu dilengkapi dengan mekanisme
evaluasi. Dalam hal ini, mekanisme tersebut disebut analisis kinerja. Karena analisis
kinerja merupakan salah satu instrumen penting untuk menciptakan akuntabilitas
keuangan daerah yang berdampak pada pelaksanaan tata pemerintahan yang baik, maka
untuk menilai tanggung jawab pemerintah daerah di Indonesia dalam menyediakan
pelayanan umum perlu diukur sejauh mana pemerintah daerah telah memenuhi standar
kinerja sebagai daerah otonomi untuk tercapainya pelayanan publik bagi kesejahteraan
masyarakat. Sejalan dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dalam
kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah tersebut, telah dikembangkan dan
diterapkan suatu sistem perencanaan dan pertanggungjawaban yaitu Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dimana sistem ini merupakan integrasi dari perencanaan
sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja,yang selaras dengan pelaksanaan
sistem akuntabilitas keuangan. Setiap instansi diwajibkan mencatat dan melaporkan
setiap penggunaan keuangan negara serta kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku
yang memuat dokumen perencanaan yang mengacu pada prinsip-prinsip organisasi
modern dan pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP).
LAKIP disusun sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
Oleh karena itu, informasi yang disajikan bukan hanya berisi tentang keberhasilan-
keberhasilan yang telah dicapai, tetapi juga harus memuat kekurangan-kekurangan yang
masih dijumpai sehingga dapat dirumuskan solusi perbaikan di masa mendatang.
Keberhasilan dan kekurangan tersebut terumuskan dalam pengukuran pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan. Hasil identifikasi kekurangan serta keberhasilan tersebut
diharapkan dapat memberikan masukan bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintah.
Berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),dimana LAKIP merupakan produk akhir SAKIP
yang menggambarkan kinerja yang dicapai oleh suatu instansi pemerintah atas
pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai APBN/APBD menekankan kepada
setiap pemerintah daerah yaitu dituntut untuk dapat memperbaiki kinerja dalam
memberikan pelayanan publik yang mendorong dibangunnya suatu sistem manajemen
pemerintahan daerah berbasis kinerja. serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara
substantif, LAKIP Bappeda Provinsi NTT merupakan wahana bagi pelaporan kinerja
dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan pencapaian kinerja.
Penyusunan LAKIP berdasarkan siklus anggaran yang berjalan 1 tahun anggaran.
Dalam pembuatan LAKIP suatu instansi pemerintah harus dapat menentukan besaran
kinerja yang dihasilkan secara kuantitatif yaitu besaran dalam satuan jumlah atau
presentase. Manfaat LAKIP bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap suatu instansi
pemerintah yang bersangkutan selama 1 tahun anggaran. Berikut adalah data pra
penelitian yang terdapat di LAKIP pada Badan Perencanaan Pembangunan Dearah
Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun Anggaran 2013 – 2014 :
Tabel 1.1
Laporan Anggaran Belanja Langsung Dan Tidak Langsung
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah
Pada Badan Perencanaan Pembangunan Dearah Prov. NTT
Tahun 2013-2014
Tahun
Anggaran
Anggaran/Target
Realisasi
Realisasi
Anggaran
Belanja
(RP)
(RP)
%
No
Belanja
Langsung
1
33.991.647.300 33.075.464.131
97,46%
2013
Belanja Tidak
Langsung
7.909.388.000
7.760.149.528
98,11%
42.984.101.000 41.740.670.959
97,11%
Belanja
Langsung
2
2014
Belanja Tidak
Langsung
7.228.000.000
7.034.072.456
97,31%
Sumber :LAKIP BAPPEDA 2013-2014
Berdasarkan data tabel 1.1 anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung
dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
terdapat pada Laporan Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah (LAKIP). Tahun
2013 dan 2014 menunjukkan bahwa belanja langsung yang dianggarakan untuk
membiayai program/kegiatan mengalami peningkatan pada tahun 2013 akan tetapi
penurunan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung pada tahun 2014 itu
tidak dibarengi dengan penurunan kinerja hal ini dapat dilihat dari capaian kinerja
program yang dituangkan dalam LAKIP. Dalam LAKIP pada BAPPEDA Tahun 2013
menunjukkan bahwa capaian kinerja program untuk tahun 2013 dimana belanja langsung
97,46% dan belanja tidak langsung 98,11% sedangkan untuk capaian kinerja program
untuk tahun 2014 dimana belanja langsung 97,11% dan belanja tidak langsung 97,31%
hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014 walaupun
menurut Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dikategorikan sangat baik
dan baik.
Untuk mencapai indikator keberhasilan sebagaimana yang telah diuraikan, selain
faktor pendukung maka aspek keuangan sangat berpengaruh untuk mencapai indikator
keberhasilan dimaksud. Operasionalisasi kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung
pembiayaan yang memadai. Sumber pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari APBD
dan APBN melalui dana dekosentrasi. SAKIP LAKIP mewajibkan setiap instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok, dipandang perlu adanya pelaporanan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah
diharapkan dapat menggambarkan adanya transparasi dan
akuntabilitas dari setiap instansi. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) bermanfaat dalam mengarahkan instansi pemerintah untuk
meningkatkan kinerja dan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu perangkat daerah melaksanakan
tugas pokok dan fungsi dalam dua urusan yaitu Urusan Tata Ruang dan Urusan
Perencanaan Pembangunan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur sebagai satuan kerja perencanaan pembangunan daerah memiliki peran
yang sangat penting dalam penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan bagi
setiap
Satuan
Kerja
Pemerintah
Daerah
(SKPD).
Dalam
rangka
penilaian
penyelenggaraan urusan tata ruang dan urusan perencanaan pembangunan, maka sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah wajib
mencatat dan melaporkan setiap penggunaan keuangan serta kinerja instansi tahunan
yang pengukuran kinerjanya berpijak pada pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra).
Laporan ini berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang
merupakan pemenuhan kewajiban Badan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk
melaporkan kinerja instansi pada setiap tahun anggaran. Tingkat pencapaian sasaran
instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian)
dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan
dalam dokumen rencana kinerja. Selain mengukur kinerja LAKIP Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah juga melakukan 4 program yang dibahas yaitu :
1. Perencanaan dan evaluasi pembangunan daerah
2. Program dukungan manajemen kerjasama pembangunan lembaga Internasional
3. Program Pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah
4. Program pengembangan data perencanaan dan pembinaan tata ruang
Dalam anggaran belanja langsung terdapat 7 program tetapi hanya 4 program
yang dibahas Alasannya karena 4 program ini merupakan program yang hanya dikerjakan
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sedangkan 3 program lainnya merupakan
program yang umumnya ada di setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
Alasannya karena di dalam data akuntabilitas belanja langsung memuat data anggaran
dan realisasi dari 4 program yang dibahas oleh peneliti. Kinerja pemerintah daerah
berdasarkan LAKIP bukan saja dilihat dari item belanja saja,tetapi dilihat juga dari semua
program/kegiatan yang ada dalam dokumen LAKIP dibuat dalam satu tahun anggaran.
Dimana SAKIP dan LAKIP bergeser dari pemahaman “ Berapa besar dana yang
telah dan akan dihabiskan” menjadi “ Berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja
tambahan yang diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan diakhir periode bisa
tercapai”. Dimana LAKIP sebagai tolak ukur untuk mempertnggungjawabkan anggaran
yang telah digunakan serta mengukur setiap pembangunan atau kinerja yang dilakukan
masing-masing Satuan Kinerja Instansi Pemerintah Daerah. Dimana LAKIP merupakan
laporan berisi tentang anggaran serta pengukuran kinerja sebuah instansi diukur dan
dilihat dari laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah apakah telah mencapai
tujuan yang telah dibuat selama 1 tahun anggaran. Laporan ini merupakan pemenuhan
kewajiban Bappeda untuk melaporkan kinerja instansi untuk tahun anggaran 2014.
Keempat program ini yang dapat mengukur kinerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Prov. Nusa Tenggara Timur dilihat dari indikaor
masukan,
keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
Berdasarkan latar belakang dan data diatas penulis tertarik untuk meneliti
mengenai
“Analisis
Kinerja
Pemerintah
Daerah
Berdasarkan
Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada permasalahan pokok dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun Anggaran 2014 berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP)?”
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran
2014 berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan adalah :
a. Bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai bahan masukan
dalam mengukur dan mengevaluasi kinerja serta untuk meningkatkan akuntabilitas
kinerja.
b. Bagi peneliti, agar dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti
mengenai pengukuran kinerja pemerintah daerah serta merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi Program Studi S1
Ekonomi
Universitas
Katolik
Widya
Mandira
Kupang.
c. Bagi pihak lain, hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi
dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau penelitian yang berhubungan dengan
kinerja pemerintah daerah.
Download