hubungan antara self-control dengan forgiveness pada wanita muslim

advertisement
SHAKINA DEARASSATI
16510496
3PA07
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia jumlah umat muslim di Indonesia
memiliki persentase sebanyak 85 persen pada tahun 2012 .
Wanita muslim adalah perempuan yang beragama islam dan sudah dewasa
(baligh), yang memiliki dan mengerti terhadap sejumlah aturan agama,
yang mengedepankan aspek perilaku yang baik (akhlakul karimah) dalam
kehidupan keseharian, dan merupakan suatu landasan bahwa perilaku
interaksi dengan orang lain sangat membutuhkan adanya sikap kontrol
diri. Karena seorang wanita muslim yang dapat menahan diri dari stimulusstimulus yang dianggap dapat merugikan kesejahteraan diri wanita muslim
tersebut, maka mudah bagi wanita muslim tersebut akan memiliki sikap
memaafkan (forgiveness) yang baik.
Oleh karena itu peneliti mengajukan pertanyaan penelitian yaitu apakah
ada hubungan antara self-control dengan forgiveness pada wanita muslim ?
1. Memaafkan (Forgiveness) adalah proses aktif dalam pikiran yang dimulai
dengan rasa sakit untuk melupakan dan menanggalkan masalalu yang
menyakitkan, serta berusaha untuk tidak membalas perlakuan negatif dari
orang yang telah menyakiti kita seperti mencari nilai amarah dan
kebencian, justru sebaliknya kita membalasnya dengan menjalin
persahabatan memberikan kasih sayang, kebajikan dan cinta dengan orang
yang telah menyakiti.
2. Menurut Linley dan Joseph (2004), bentuk-bentuk memaafkan yang masih
terus dibudayakan yaitu: Memaafkan Orang Lain, Memaafkan Diri Sendiri
dan Memaafkan Situasi.
3. Baumeister dkk.(dalam Wardhati & Faturochman, 2006) menggambarkan
dua dimensi dari forgiveness yaitu, dimensi intrapsikhis dan dimensi
interpersonal.
1. kontrol diri (self-control) adalah kemampuan untuk
menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan
bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah
konsekuensi positif, dan dapat mengolah emosi serta
impulsif yang merusak secara efektif. Sehingga individu
tersebut
dapat
mengambil
keputusan
melalui
pertimbangan sesuai yang diinginkan.
2. Averill (Ghufron dan Risnawati, 2010) menyebutkan tiga
aspek self-control ini dengan sebutan kontrol personal
yaitu, kontrol perilaku (behavioral control), kontrol
kognitif (cognitive control) dan mengontrol keputusan
(decesional control).
Wanita muslim adalah seorang perempuan yang beragama islam dan sudah baligh. Dalam
eksistensi sebagai wanita, wanita melakukan serangkaian aktifitas berhubungan dengan
manusia lain, karena wanita adalah makhluk sosial. Dalam melakukan sejumlah aktifitas dengan
manusia lain pasti tak luput dari kesalahfahaman. Kesalahfahaman yang tidak segera
diselesaikan akan menimbulkan permasalahan. Oleh karena itu bagi tiap individu, khususnya
agar memiliki self-control yaitu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif, dan dapat
mengolah emosi serta impulsif yang merusak secara efektif. Averill (Ghufron dan Risnawati,
2010) menyebutkan tiga aspek self-control ini dengan sebutan kontrol personal yaitu, kontrol
perilaku, kontrol kognitif dan mengontrol keputusan. Sehingga ketika dihadapkan dengan suatu
masalah wanita tersebut dapat mengambil keputusan yang bijaksana yaitu forgiveness.
forgiveness adalah proses aktif dalam pikiran yang dimulai dengan rasa sakit untuk melupakan
dan menanggalkan masalalu yang menyakitkan, serta berusaha untuk tidak membalas
perlakuan negatif dari orang yang telah menyakiti seperti mencari nilai amarah dan kebencian.
Baumeister dkk.(dalam Wardhati & Faturochman, 2006) menggambarkan dua dimensi dari
forgiveness yaitu, dimensi intrapsikhis dan dimensi interpersonal. Dan Menurut Wardhati &
Faturochman (2006) ada lima rincian faktor yang mempengaruhi terhadap forgiveness yaitu,
empati, atribusi terhadap pelaku dan kesalahan, tingkat kelukaan, karakteristik kepribadian,
dan kualitas hubungan. Dari kelima faktor tersebut yang paling mempengaruhi adalah tingkat
kelukaan. Karena dari tingkat kelukaan kita dapat melihat bagaimana wanita muslim tersebut
dalam mengambil keputusan hingga wanita muslim tersebut dapat melakukan forgiveness.
Hipotesis: “Ada hubungan antara Self-Control dengan Forgiveness pada wanita muslim”.
Identifikasi
Variabel-Variabel
Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
Prediktor : Self-Control
Kriterium: Forgiveness
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah
wanita muslim yang berada di
daerah bekasi, dengan jumlah
responden minimal 30 orang.
Karakteristik wanita muslim
sebagai subjek penelitian yaitu
yang telah berumur dewasa
sekitas 20-30 tahun.
BAB III. METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Skala self-control dan forgiveness akan
disusun berdasarkan model Likert,
menurut Azwar (2009) yaitu untuk
mengungkap sikap pro dan kontra,
positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju terhadap suatu objek sosial.
Dalam skala sikap, objek sosial
tersebut berlaku sebagai objek sikap.
Self-Control
Forgiveness
Tingkat
Kelukaan
Self-Control, Forgiveness
Download