- Test Repository

advertisement
ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH, LAJU INFLASI, JUMLAH
UANG BEREDAR DAN PERTUMBUHAN EKSPOR TERHADAP TOTAL
PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN DANA PIHAK
KETIGA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI KASUS
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2007-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
DISUSUN OLEH:
SYUKURI AHMAD RIFAI
NIM : 213-12-021
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
ii
iii
iv
MOTTO
“LEARNING TO APPRECIATE A PROCESS FOR A DESTINATION”
(BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH PROSES UNTUK SEBUAH
TUJUAN)
“SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI
ORANG LAIN”
(HR. AHMAD, THABRANI , DARAQUTHNI)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan segala
usaha dan do’anya dengan ikhlas serta kasih sayang tanpa mengenal lelah dan
bosan demi masa depan penulis.
2. Untuk kakakku yang tidak bosan-bosannya selalu memberikan bimbingan,
nasehat dan arahan bagi penulis.
3. Untuk kakek dan nenek-nenekku, terima kasih atas kasih sayangmu.
4. Untuk seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping dalam hidupku.
5. Untuk sahabat-sahabat PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan serta
motivasi.
6. Untuk saudara-saudara mudaku yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Untuk keluarga besar Student Sport Club (SSC) dan Kelompok Studi Ekonomi
Islam (KSEI) IAIN Salatiga.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan
rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menujukkan jalan
kebenaran dengan perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, maka segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
3. Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku dosen pembimbing dengan penuh
kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan
serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh
sivitas akademik IAIN Salatiga.
5. Bapak, ibu, kakak, dan semua familiku yang selalu memberi motivasi serta
doa restunya.
vii
viii
ABSTRAK
Rifai, Syukuri Ahmad. 2016. Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju
Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor Terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai
Variabel Moderating (Studi Kasus Perbankan Syariah di Indonesia Tahun
2007-2015). Dibimbing oleh Dr. Hikmah Endraswati, M. Si
Kata kunci:Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB),
Pertumbuhan Ekspor, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Pembiayaan Perbankan Syariah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah,
inflasi, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekspor terhadap total
pembiayaan perbankan syariah dengan dana pihak ketiga sebagai variabel
moderasi pada perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesi (SEKI) dan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang
diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (BI) di www.bi.go.id dan Badan
Pusat Statistik (BPS).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di
Indonesia terdiri dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tahun
2007-2015. Sampelnya adalah seluruh populasi dengan data time series
sejumlah 108. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel
kurs rupiah, inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan ekspor
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial hanya inflasi
dan jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Pada pengujian moderasi,
dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah, inflasi dan
pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
......................................................................... ii
.............................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
MOTTO
iii
........................................................... iv
................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN
..............................................................................................
vi
.........................................................................................
vii
............................................................................................................
ix
.......................................................................................................
x
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
..................................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian
..................................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian
..................................................................................... 14
E. Sistematika Penulisan
................................................................................ 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
.........................................................................................
17
B. Kerangka Teori
.........................................................................................
28
C. Hipotesis Penelitian
..................................................................................
50
D. Kerangka Pemikiran
..................................................................................
59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
......................................................................... 62
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 62
x
C. Data dan Sumber Data
.............................................................................
D. Metode Pengumpulan Data
63
......................................................................
63
E. Definisi Operasional ..................................................................................
64
F. Metode Analisis Data
BAB IV ANALISIS DATA
................................................................................ 69
................................................................................ 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
..............................................................................................
98
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................
99
C. Penutup
99
.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai dan Share Pembiayaan Perbankan Syariah
....................................
2
Tabel 1.2 Research Gap Penelitian
..........................................................................
7
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
..........................................................................
21
Tabel 3.2 Kriteria Uji Autokorelasi ........................................................................... 72
Tabel 4.1 Deskripif Statistik
.................................................................................... 76
Tabel 4.2 Hasil Normalitas
.................................................................................... 78
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
................................................................. 79
............................................................................. 80
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbaikan Autokorelasi
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas
............................................................
80
......................................................................
81
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbaikan Multikolinearitas
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi
..................................................... 82
......................................................................................
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi
82
................................................... 85
.................................................................... 92
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri keuangan syariah di Indonesia mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk sekitar
237.641.326 juta jiwa di mana 87,18% beragama Islam. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk
dapat mengembangkan Industri Keuangan Islam (https://id.wikipedia.org).
Ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap industri keuangan juga
kian membaik. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI)
hingga Januari 2016, jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS)
sebanyak 12 bank, Unit Usaha Syariah sebanyak 22 bank dan BPRS
sebanyak 163 bank. Total asset khusus BUS dan UUS adalah Rp 287.440
triliun, pembiayaan Rp 197.913 triliun dan penghimpunan DPK perbankan
syariah sebesar Rp 229.094 triliun (www.bi.go.id).
Salah satu fungsi bank syariah adalah menyalurkan dana dalam
bentuk pembiayaan. Pembiayaan adalah kewajiban mutlak sebuah
lembaga keuangan. Pembiayaan pada perbankan syariah tentunya
memiliki
perbedaan
fundamental
dengan
kredit
pada
perbankan
konvensional. Karakteristik yang paling membedakan adalah akad dan
produk-produk pembiayaannya. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah tersebar dalam berbagai bidang usaha dan sektor ekonomi. Untuk
1
2
melihat perkembangan pendanaan pembiayaan perbankan syariah 20072015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Nilai dan Share Pembiayaan Perbankan Syariah terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
Tahun 2007-2015
Tahun
Musyarakah
(miliar)
Mudharabah
(miliar)
Murabahah
(miliar)
Lainnya
(miliar)
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
3.289
6.116
6.134
7.593
9.077
22.298
35.057
42.830
54.033
4.686
6.518
9.142
12.420
16.295
10.904
12.629
13.802
14.906
13.340
19.810
24.245
31.108
46.161
67.725
104.718
112.288
117.777
1.056
1.653
2.673
4.680
10.611
16.638
20.490
18.964
17.177
Total
Pembiayaan
(miliar)
27.944
38.195
46.886
68.181
102.655
147.505
184.122
199.330
203.894
Market Share
(%)
2,67
3,00
2,50
2,00
3,98
4,23
4,80
4,89
4,61
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2007-2015 (diolah).
Berdasarkan data di atas kita lihat bahwa market share pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia masih di bawah 5%. Pada tahun 2015
market share pembiayaan perbankan syariah mengalami penurunan
sebesar 4,61% yang semula pada tingkat 4,89% pada tahun 2014. Hal ini
menyatakan bahwa nilai market share pembiayaan perbankan syariah
masih kecil terhadap perbankan nasional di Indonesia. Berdasarkan data di
atas dapat dinyatakan bahwa total pembiayaan perbankan syariah juga
masih kecil, karena pembiayaan yang merupakan fungsi sekaligus produk
dari perbankan syariah merupakan salah satu dalam perluasan market
share pembiayaan (Bank Indonesia, 2007-2015).
Idhat (2015) menyatakan bahwa, nilai tersebut masih jauh berada
di bawah target market share perbankan syariah yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia terhadap perbankan nasional pada tahun 2015 yaitu
3
sebesar 15%. Apabila dibandingkan dengan negara lain yang market share
bank syariahnya lebih dari 10% baru dapat menggerakkan perekonomian
suatu negara, misalnya Malaysia dengan market share 24%. Begitu pula
dengan United Emirate Arab dengan penetrasi 16% ekonomi syariah
mendominasi bisnis properti nasional (Idhat, 2015).
Brodjonegoro (2016) mengungkapkan bahwa perkembangan bank
syariah di Indonesia masih sangat minim, padahal Indonesia merupakan
negara muslim terbesar di dunia. Hal itu dapat terlihat dari market share
pembiayaan perbankan yang masih kurang dari 5% (Brodjonegoro, 2016).
Secara spesifik terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan dan pemberian pembiayaan oleh perbankan syariah, seperti
tingkat kredit macet, kurangnya modal, dana himpunan masyarakat, nilai
tukar rupiah, inflasi, dan tingkat suku bunga (Herijanto, 2013: 144).
Salah satu indikator faktor makro ekonomi adalah inflasi, di mana
inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (Karim, 2007: 137). Apabila terjadi inflasi maka terjadi
ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara yang mengakibatkan
masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Menurut para
ekonom islam menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan
gangguan terhadap fungsi uang, melemahkan semangat menabung,
meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja dan mengarahkan investasi
pada hal-hal yang non-produktif (Karim, 2007: 137).
4
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2008 inflasi
mencapai tingkat 11,06%. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga pangan
dunia karena gagal panen di Cina dan Rusia (https://id.wikipedia.org).
Selanjutnya tingkat inflasi setelah tahun 2008 di Indonesia dalam keadaan
fluktuatif. Tahun 2015 saja inflasi berada pada tingkat 3,35% (Badan
Pusat Statistik, 2007-2015). Bank Indonesia terus mencermati berbagai
risiko yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara Indonesia
diantaranya perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar, penyesuaian
administered prices serta gejolak harga pangan (Agung dan Zulferdi,
2015).
Selain inflasi faktor ekonomi makro yang berpengaruh adalah
perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia yang mengalami
fluktuatif, di mana setiap perubahan tersebut akan mempengaruhi
perekonomian di Indonesia (Halim, 2013). Jumlah uang beredar sangatlah
penting
karena
peranannya
sebagai
alat
transaksi
penggerak
perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi
daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya kebutuhan masyarakat
(Setyawan dan Baratakusumah, 2005:11). Jumlah uang beredar yang ada
di tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya
akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian, namun
perkembangan yang terlalu meningkat tajam akan dapat memicu inflasi
yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan
perekonomian suatu Negara (Untoro, 2007).
5
Faktor lain yang mempengaruhi total pembiayaan perbankan
syariah adalah nilai kurs rupiah terhadap dollar AS. Kurs rupiah
merupakan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi
perdagangan internasional, tourisme, investasi internasional, ataupun
aliran jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis
ataupun batas-batas hukum (Karim, 2007: 157).
Nilai kurs rupiah tercatat mengalami pelemahan cukup dalam
(overshoot) dan telah berada dibawah nilai fundamentalnya (under valued)
pada tahun 2015. Pada bulan Maret 2015 nilainya sudah melampui 13.000
per dolar. Sejatinya, ini nilai terendah sejak krisis moneter atau ekonomi
1998. Kemudian rupiah terus melemah hingga menyentuh 13.500 per
dolar (Junaedi, 2015). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan global yang
kurang baik, harga komoditas yang terus menurun serta keuangan global
yang masih diliputi ketidakpastian sejalan dengan masih berlanjutnya
ketidakpastian suku bunga Fed Fund Rate (FRR) di Amerika Serikat dan
kebijakan penyesuaian nilai tukar Yuan (Agung dan Zulverdi, 2015).
Turunnya kurs rupiah (depresiasi) dan naiknya kurs rupiah
(apresiasi) mempengaruhi ekspor suatu negara. Saat nilai tukar rupiah
terhadap dollar mengalami depresiasi total, ekspor suatu negara naik.
Naiknya pendapatan eksportir sebagai dampak depresiasi nilai tukar ini
akan meningkatkan pendapatan domestik bruto negara tersebut dari sisi
ekspor (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 182).
6
Ketika pendapatan ekspor meningkat, para eksportir berusaha
untuk
melakukan
pembiayaan
di
bank
guna
memenuhi
segala
kebutuhannya untuk biaya produksi dan operasional barang-barang yang
diperdagangkan keluar negeri. Hal ini berpengaruh terhadap penyaluran
pembiayaan pada bank syariah (Lie dan Malelak, 2015:69).
Salah satu faktor penting dalam menjalankan fungsi penyaluran
dana yang harus diperhatikan bank adalah aspek penghimpunan dana.
Kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan oleh
bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan
bank syariah tersebut sebagai financial intermediary berjalan dengan baik
(Antonio, 2001: 41). Bagaimana bank melayani sebaik-baiknya mereka
yang kelebihan dana dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro wadiah,
deposito mudharabah, tabungan wadi’ah maupun tabungan mudharabah,
serta
melayani
kebutuhan
uang
masyarakat
melalui
pemberian
pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen bank
syariah.
Fungsi pokok perbankan syariah adalah sebagai lembaga yang
mempunyai fungsi dan peran intermediasi keuangan (Antonio, 2001).
Beberapa variabel di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya jumlah penyaluran pembiayaan pada bank syariah.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
mengenai total pembiayaan perbankan syariah ada pada tabel 1.2.
7
Tabel 1.2
Research Gap Penelitian
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Kurs Rupiah
Inflasi
Pembiayaan
Perbankan
Syariah
Jumlah Uang
Beredar
Ekspor
DPK
Peneliti
Tahun
Haryati
2007
Ditria, Vivian
dan Widjaja
Wira
2008
Tohari
2010
Halim
2013
Haryati
2007
Ningsih dan
Zuhroh
Boyd, Levine
and Smith
Amidu
2010
Dahlan
2014
Cahyono
2009
Lie dan
Malelak
Akbar
2015
Halim
2013
Mayasya
2013
Ditria, Jenni
dan Widjaja
Astriana
2008
Mayasya
2013
Dyatama dan
Yuliadi
Murdiyanto
2015
Rosyetti dan
Iyan
Faizal dan
Prabawa
2010
2011
2000
2006
2012
2010
2012
2013
Metode
Hasil
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi Linier
Berganda
Regresi Linier
Berganda
Regresi Linier
Berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Negatif
Signifikan
Negatif
Signifikan
Positif
Signifikan
Negatif
Signifikan
Negatif Tidak
Signifikan
Positif
Signifikan
Negatif Tidak
Signifikan
Negatif
Signifikan
Negatif Tidak
Signifikan
Negatif Tidak
Signifikan
Positif
Signifikan
Positif
Signifikan
Negatif
Signifiakn
Positif
Signifikan
Positif
Signifikan
Positif
Signifikan
Negatif Tidak
Signifikan
Positif
Signifikan
Regresi Linier
Berganda
Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Positif
Signifikan
Regresi linier
berganda
Regresi linier
berganda
Positif
Signifikan
Positif
Signifikan
8
Penelitian
mengenai
pengaruh
makro
ekonomi
terhadap
pembiayaan perbankan telah banyak dilakukan dengan variabeldan hasil
yang berbeda-beda. Penelitian mengenai kurs telah banyak dilakukan,
salah satunya adalah Haryati (2007) pada Perbankan Indonesia tahun
2004-2008 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kursberpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan perbankan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cahyono (2009) tentang jumlah pembiayaan pada
Bank Mandiri Syariah dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kurs berpengaruh
positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Ditria, Vivian dan
Widjaja (2008) meneliti tentang Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai
Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan
(studi kasus Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2002-2007)
denganmenggunakan analisis regresi linier berganda mendapatkan hasil
kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan perbankan
syariah.
Penelitian mengenai pengaruh inflasi terhadap pembiayaaan
perbankan syariah juga telah banyak dilakukan, salah satunya adalah
Dahlan (2014) pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2008-2012
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya
menujukkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Haryati (2007)
9
pada Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 menggunakan analisis regresi
linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan inflasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah.
Halim (2013) melakukan penelitian pengaruh jumlah uang beredar
terhadap total kredit perbankan pada periode 2013 dengan menggunakan
analisis linier berganda. Hasilnya menujukkan bahwa jumah uang beredar
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total kredit perbankan. Lie dan
Malelak (2015) juga melakukan penelitian pengaruh jumlah uang beredar
terhadap pembiayaan perbankan dengan analisis regresi linier berganda.
Hasilnya menunjukkan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Akbar (2012) pada perbankan Indonesia tahun 2012
dengan menggunakan analisis liner berganda. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan.
Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) melakukan penelitian pengaruh
ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan (studi kasus Bank Umum
Syariah di Indonesia tahun 2002-2007) dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda mendapatkan hasil ekspor berpengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Mayasya (2013) juga
melakukan penelitian pengaruh ekspor terhadap pembiayaan perbankan
dengan analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan ekspor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan.
10
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Astriana (2010) pada
perbankan Indonesia Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku
Bunga Kredit,Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja Bank
Umum Syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
ekspor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
perbankan.
Dari penelitian-penelitian tersebut, ditemukan hasil yang berbedabeda dari tiap pengaruh variabel terhadap pembiayaan perbankan
syariah.Adanya
inkonsistensi
hasil
penelitian-penelitian
tersebut,
menunjukkan masih terbuka secara luas terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan
inkonsistensi hasil, maka pada penelitian ini penulis menggunakan
variabel moderasi untuk mengetahui apakah variabel moderasi dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian
adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana Pihak Ketiga merupakan usaha
bank dalam menghimpun dana dari masyarakat (Kasmir, 2004: 50).
Penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan perbankan
telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti: Pratiwi dan Norita (2013)
pada Bank Umum Riau tahun 2007-2012 dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda, Haryati (2007) melakukan penelitiannya pada
Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 dengan menggunakan analisis
11
regresi linier berganda, Rosyeti dan Iyan (2010) pada Bank Umum Riau
tahun 1994-2008 dengan analisis regresi linier berganda, Faizal dan
Prabawa (2010) pada Bank Umum Syariah Devisa dengan analisis linier
berganda, dan Murdiyanto (2012) pada Bank Umum Syariah di Indonesia
tahun 2006-2011 dengan menggunakan analisis linier berganda, dan
kesemua penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga
(DPK) berpengaruh positif signifikan terhadap Total Pembiayaan
Perbankan Syariah.
Oleh karena itu, merujuk pada penelitian-penelitian tersebut,
peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian kembali yang pernah
dilakukan peneliti sebelumnya dengan tahun dan variabel yang berbeda.
Peneliti menggunakan variabel Kurs, Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan
Ekspor sebagai variabel independen. Dana Pihak Ketiga sebagai variabel
moderasi. Total Pembiayaan sebagai variabel dependen dengan periode
penelitian tahun 2007-2015. Kemudian perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu
adalah pada penelitian ini menggunakan variabel moderasi dana pihak
ketiga sebagai pengaruh variabel makro ekonomi terhadap total
pembiayaan. Selain itu tahun yang up to date yaitu 2007-2015 yang
digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun memilih judul
“Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar
dan Pertumbuhan Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan
12
Syariah dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah:
1. Apakah kurs rupiah berpengaruh pada total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia?
2. Apakah inflasi berpengaruh pada total pembiayaan perbankan syariah
di Indonesia?
3. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh pada total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia?
4. Apakah pertumbuhan ekspor berpengaruh pada total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia?
5. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
6. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh inflasi terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
7. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah uang beredar
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
8. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia?
13
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk menguji:
1. Pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
2. Pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.
3. Pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia.
4. Pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia.
5. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
6. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh inflasi terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
7. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh jumlah uang beredar
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
8. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
14
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang lengkap dan memberikan manfaat secara teoritik dan praktik:
1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk:
a. Mengetahui
secara
substansif
faktor-faktor
makro
yang
mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
b. Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian
penelitian.
2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat
untuk:
a. Bahan pertimbangan bagi manajemen bank syariah dalam
mengambil keputusan untuk mengelola bank yang baik.
b. Bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan,
khususnya kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan moneter
dan bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan fungsi
sebagai lembaga intermediasi.
c. Memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat
yang
berkepentingan
untuk
menginvestasikan
dananya
perbankan.
d. Referensi dasar kelanjutan penelitian pada masa mendatang.
di
15
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sitematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1
: Pendahuluan
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan Teori
Pada bab ini memuat tentang landasan teori yang
berkaitan dengan penelitian, telaah pustaka, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian.
BAB III
: Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang metoderuang lingkup
penelitian, penentuan sampel, sumber data, metode
pengumpulan data, definisi operasional, dan metode
analisis data.
BAB IV
: Analisis Data
Bab ini merupakan pengolahan dari metode yang
digunakan.Analisis ini berguna sebagai jawaban atas
permasalahan penelitian atau membahas mengenai hasil
pengujian hipotesis.
BAB V
: Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan.
Seluruh hasil penelitian akan dirangkum dalam bab ini.
16
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
Penelitian ini dilampiri dengan daftar pustaka dan daftar
lampiran yang meliputi deskripsi sampel penelitian dan
hasil output SPPS.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Lemah dan kuatnya lembaga keuangan syariah salah satunya
disebabkan oleh indikator ekonomi makro yang dapat mempengaruhi
stabilitas sistem keuangan Herijanto (2013: 148). Menurut Muljono (1996:
67) yang dikutip oleh Mulyani (2016: 6) bahwa kegiatan perbankan yang
akan
dilakukan
lebih
banyak
mengikuti
perkembangan
perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, baik tingkat regional,
nasional,
maupun
internasional.
Perbankan
dalam
manyalurkan
pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan informasi yang
tepat. Krisis perbankan dimulai dari penyaluran kredit dengan mengambil
risiko yang berlebihan (overleverage), dan kelanjutan hidup bank dengan
risiko yang berlebihan itu tergantung ketika terjadi economic shock
(perubahan besar pada ekonomi makro) (Herijanto, 2013: 158).
Perkembangan kondisi perekonomian dunia saat ini akan
mempengaruhi pergerakan sistem keuangan. Dahlan (2014) melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank
Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan Bank Syariah
di Indonesia” dengan periode 2008-2012. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Variabel yang
digunakan adalah tingkat bonus SBIS, tingkat inflasi dan pembiayaan bank
umum syariah. Hasil dari penelitian ini adalah secara parsial tingkat bonus
17
18
SBIS berpengaruh negatif terhadap penyaluran pembiayaan Bank Syariah
di Indonesia. Variabel tingkat inflasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap penyaluran pembiayaan pada bank syariah di Indonesia. Dengan
demikian tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh dalam besar kecilnya
penyaluran bank syariah di Indonesia. Inflasi merupakan masalah yang
selalu dihadapi oleh perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini
berbeda di antara satu waktu ke waktu yang lain. Temuan yang sama oleh
Ningsih dan Zuhroh (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Permintaan Kredit Investasi pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur
menyebutkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pembiayaan perbankan.
Haryati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan
Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro
Ekonomi” menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbanakan. Penelitian yang sama
dilakukan oleh Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan perbankan.
Halim (2013) dalam penelitiannya yang berjudul“Pengaruh
Makro Ekonomi Dan Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit
Investasi
Perbankan”
menyebutkan
bahwa
jumlah
uang
beredar
berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Temuan
yang sama dilakukan oleh Lie dan Malelak (2015) dalam penelitiannya
19
menyebutkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan perbankan.
Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah
Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan” metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Periode tahun yang
digunakan adalah tahun 2002-2007. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Variabel yang digunakan adalah
suku bunga, nilai tukar, jumlah ekspor dan kredit perbankan. Secara
simultan suku bunga, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan dan
jumlah ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap kredit perbankan.
Secara parsial variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan perbankan.
Faizal dan Prabawa (2013) melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap Volume Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus
pada Bank Umum Syariah Devisa)”. Variabel yang digunakan adalah
Total Aset, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing (NPF) dan
Volume Pembiayaan.Metode yang digunakan adalah purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan sampel empat Bank Umum Syariah di
Indonesia dengan periode waktu lima tahun dari tahun 2006-2013. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel
20
yang digunakan terhadap volume pembiayaan Bank Umum Syariah
Devisa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama
variabel Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh terhadap volume pembiayaan bagi hasil. Secara parsial
variabel dana pihak ketiga berpengaruh signifikan dan positif terhadap
volume pembiayaan bagi hasil. Artinya semakin tinggi DPK yang berhasil
dihimpun oleh bank umum syariah devisa, akan mendorong peningkatan
volume pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, demikian pula sebaliknya,
sedangkan secara parsial NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
volume pembiayaan bagi hasil. Murdiyanto (2012), dalam jurnal yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran
Kredit Perbankan”, temuan yang sama disebutkan oleh Murdiyanto (2012)
bahwa dana pihak ketiga menujukkan hubungan positif signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
21
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Peneliti
Judul
Variabel
Pengaruh Kurs Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah
1.
Ditria,
Vivian
dan Pengaruh
Suku
bunga,
Widjaja (2008)
Tingkat
Suku nilai
tukar,
Journal
of
Applied Bunga,
Nilai jumlah ekspor
Finance and Accounting Tukar
Rupiah dan
kredit
Vol. 1 No.1 November dan
Jumlah perbankan.
2008:166-192
Ekspor terhadap
Tingkat Kredit
Perbankan
2.
Haryati (2007)
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Kredit
ekses likuiditas,
Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13,
Perbankan
di DPK,
Indonesia:
pertumbuhan
No.2 Mei 2009,hal. 299
Intermediasi dan pinjaman,
– 310
Terakreditasi SK.
Pengaruh
pertumbuhan
No.167/DIKTI/Kep/2007 Variabel Makro ekuitas,
suku
Ekonomi
bunga, inflasi
dan nilai tukar
3.
Halim (2013)
Pengaruh
Inflasi, bi rate,
FINESTA Vol. 1, No. 2, Makroekonomi
jumlah
uang
(2013) 1-6
Dan
Ekspor beredar, kurs,
Terhadap Kredit ekspor
Modal
Kerja
Dan
Kredit
Investasi
Perbankan
4.
Wira (2011)
Pengaruh Pdb
PDB,
Nilai
JEMI, Vol. 2, No.2, Sektor, Nilai
Taukar (Kurs),
Desember 2011
Tukar Dan
Indeks
Harga
Indeks Harga
Produsen
Produsen
Terhadap
Penjaman
Perbankan
5.
Lie dan Malelak (2015)
Pengaruh Makro Inflasi,
kurs,
FINESTA Vol. 3, No. 2, Ekonomi
produk
(2015) 67 – 72
Terhadap Kredit domestik bruto,
Perbankan
Di jumlah
uang
Indonesia
beredar, bi rate,
Periode
2007- ekspor
2014
6.
Listiono (2015)
Analisis
Gejolak
Skripsi
Universitas Pengaruh
Moneter, Kredit
Muhamadiyah
Gejolak Moneter dan Pembiayaan
Yogyakarta
Terhadap Kredit
Pada
Bank
Konvensional
Dan Pembiayaan
Pada
Bank
Syariah
di
Hasil
Kurs
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbankan.
Kurs
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
pertumbuhaan
kredit
perbankan
di
indonesia.
Kurs
berpengaruh
negatif
dan
tidak signifikan
terhadap kredit
perbankan.
Kurs
rupiah
berpengaruh
positif
dan
signifikan
Kurs
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan
Kurs
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
pembiayaan
bank syariah
22
Indonesia tahun
2007-2014
Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan Perbankan
1.
Haryati (2007)
“Pertumbuhan
Pertumbuhan
Kredit
ekses likuiditas,
Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13,
Perbankan
di DPK,
Indonesia:
pertumbuhan
No.2 Mei 2009,hal. 299
Intermediasi dan pinjaman,
– 310
Terakreditasi SK.
Pengaruh
pertumbuhan
No.167/DIKTI/Kep/2007 Variabel Makro ekuitas,
suku
Ekonomi”
bunga, inflasi
dan nilai tukar.
2.
Ningsih dan Zuhroh Analisis
Suku bunga dan
(2010)
Permintaan
inflasi
Jurnal Ekonomi
Kredit Investasi
Pembangunan, Vol 8 No. pada
Bank
2 Desember 2010
Swasta Nasional
di Jawa Timur
3.
Boyd, Levine and Smith
(2000)
The Impact Of
Inflation
On
Financial Sector
Performance
Inflasi
4.
Dahlan (2014)
Jurnal Etikonomi Vol. 13
No. 2 Oktober 2014
Pengaruh
Tingkat Bonus
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah
dan
Tingkat Inflasi
terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah di
Indonesia
Tingkat bonus
SBIS,
tingkat
inflasi
dan
pembiayaan
bank
umum
syariah.
5.
Amidu (2006)
Banks and Bank Systems
/ Volume 1, Issue 4, 2006
The
Link
Between
Monetary Policy
And
Banks
Lending
Behaviour: The
Ghanaian Case
6.
Saekhu (2015)
Economica
Volume
VI/Edisi 1/Mei 2015
Pengaruh Inflasi
Terhadap
Kinerja
Pembiayaan
Bank
Syariah,
Volume
Pasar
Uang
Antar
GDP
Goverentment,
inflasi,
Suku
Bunga, money
supply,
total
asset to firm,
cash equifalent
to firm
Inflasi,
Pembiayaan
Bank Syariah,
Pasar Uang dan
Wadiah
Inflasi
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pertumbuhan
kredit
perbankan.
Inflasi
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan
terhadap
permintaan
kredit bank.
Inflasi
berpengruh
negatif
signifikan
terhadap
kemampuan
bank
menyalurkan
pembiayaan.
Variabel
tingkat inflasi
berpengaruh
positif
dan
tidak signifikan
terhadap
penyaluran
pembiayaan
pada
bank
syariah
di
Indonesia.
Inflasi
berpengaruh
negatif
tidak
signifikan
terhadap kredit
bank.
Inflasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap
pembiayaan
bank syariah
23
Bank
Syariah,
Dan
Posisi
Outstanding
Sertifikat
Wadiah
Bank
Indonesia
7.
Listiono (2015)
Analisis
Gejolak
Inflasi
Skripsi
Universitas Pengaruh
Moneter, Kredit berpengaruh
Muhamadiyah
Gejolak Moneter dan Pembiayaan negatif
Yogyakarta
Terhadap Kredit
signifikan
Pada
Bank
terhadap
Konvensional
pembiayaan
Dan Pembiayaan
bank syariah
Pada
Bank
Syariah
di
Indonesia tahun
2007-2014
Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah
1.
Halim (2013)
Pengaruh
Inflasi, bi rate, Jumlah
uang
FINESTA Vol. 1, No. 2, mkroekonomi
jumlah
uang beredar
(2013) 1-6
dan
ekspor beredar, kurs, berpengaruh
terhadap kredit ekspor
positif
dan
modal kerja dan
signifikan
kredit
inestasi
terhadap kredit
perbankan
perbnkan.
2.
Lie dan Malelak (2015)
Pengaruh Makro Inflasi,
kurs, Jumlah
uang
FINESTA Vol. 3, No. 2, Ekonomi
produk
beredar
(2015) 67 – 72
Terhadap Kredit domestik bruto, berpengaruh
Perbankan
Di jumlah
uang positif
Indonesia
beredar, bi rate, signifikan
Periode
2007- ekspor
terhadap
2014
pembiayaan
perbankan
3.
Akbar (2012)
Kausalitas
Inflasi,
suku Jumlah
uang
Forum Bisnis Dan
Inflasi, Tingkat bunga, jumlah beredar
Kewirausahaan Jurnal
Suku
Bunga, uang beredar.
berpengaruh
Ilmiah STIE MDP
Dan
Jumlah
negatif
Vol. 2 No. 1 September
Uang Beredar: A
signifikan
2012
Case
Of
terhadap kredit
Indonesia
perbankan.
Economy
4.
Mayasya (2013)
Pengaruh
Jumlah
uang Jumlah
uang
Jurnal Ekonomi
Variabel Makro beredar, inflasi, beredar
Pembangunan Vol.9 No. Ekonomi
ekspor
berpengaruh
1 2012-2013
Terhadap
signifikan dan
Pembiayaan
positif terhadap
Bank Syariah Di
pembiayaan
Indonesia
perbankan
Periode
2012syariah
2013
5.
Listiono (2015)
Analisis
Gejolak
Jumlah Uang
Skripsi
Universitas Pengaruh
Moneter, Kredit Beredar
Muhamadiyah
Gejolak Moneter dan Pembiayaan berpengaruh
Yogyakarta
Terhadap Kredit
negatif
Pada
Bank
signifikan
24
Konvensional
Dan Pembiayaan
Pada
Bank
Syariah
di
Indonesia tahun
2007-2014
Pengaruh Ekspor Terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah
1.
Ditria,
Vivian
dan Pengaruh
Suku
Bunga,
Widjaja (2008)
Tingkat
Suku Nilai
Tukar,
Journal
of
Applied Bunga,
Nilai Ekspor
Finance and Accounting Tukar
Rupiah
Vol. 1 No.1 November dan
Jumlah
2008:166-192
Ekspor terhadap
Tingkat Kredit
Perbankan
2.
Astriana (2010)
Pengaruh Nilai
Nilai Tukar
Journal Uajy Vol. 1 No. Tukar Rupiah,
Rupiah,
01
Nilai Ekspor,
Nilai Ekspor,
Suku Bunga
Suku Bunga
Kredit,
Kredit,
Dan Dana Pihak Dan Dana Pihak
Ketiga Terhadap Ketiga
Kredit
Modal Terhadap
Kerja
3.
Mayasya (2013)
Pengaruh
Jumlah
uang
Jurnal Ekonomi
Variabel Makro beredar, inflasi,
Pembangunan Vol.9 No. Ekonomi
ekspor
1 2012-2013
Terhadap
Pembiayaan
Bank Syariah Di
Indonesia
Periode
20122013
4.
Lie dan Malelak (2015)
Pengaruh Makro Inflasi,
kurs,
FINESTA Vol. 3, No. 2, Ekonomi
produk
(2015) 67 – 72
Terhadap Kredit domestik bruto,
Perbankan
Di jumlah
uang
Indonesia
beredar, bi rate,
Periode
2007- ekspor
2014
Pengaruh DPK Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah
1.
Faizal dan Prabawa “Analisis
Total
Aset,
(2013)
Pengaruh Total Dana
Pihak
Jurnal Ilmiah
Aset,
Dana Ketiga,
Non
Manajemen
Pihak Ketiga dan Performing
Volume 8, Nomor 1,
Non Performing Financing
April 2010
Financing (NPF) (NPF)
dan
terhadap Volume Volume
Pembiayaan
Pembiayaan
Bagi Hasil (Studi
Kasus pada Bank
Umum Syariah
Devisa)
2.
Murdiyanto (2012)
Faktor-faktor
DPK,
CAR,
Proseedings of
yang
NPL, SBI
terhadap
pembiayaan
bank syariah
Ekspor
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pembiayaan
perbanakan
Nilai
Ekspor
tidak signifikan
terhadap kredit
modal
kerja
perbankan
Ekspor
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
pembiayaan
perbankan
syariah
Ekspor
tidak
berpengaruh
terhadap kredit
perbankan
Dana
pihak
ketiga
berpengaruh
signifikan dan
positif terhadap
volume
pembiayaan
bagi hasil.
Dana
ketiga
pihak
25
Conference In Business,
Accounting and
Management (CBAM)
2012
Vol. 1 No. 1 December
2012
berpengaruh
dalam penentuan
penyaluran
kredit perbankan
3.
Siswati (2013)
Jurnal Dinamika
Manajemen
JDM Vol. 4, No. 1, 2013,
pp: 82-92
Analisis
penyaluran dana
bank syariah
4.
Qolby (2013)
Economics Development
Analysis Journal EDAJ 2
(4) (2013)
DPK,
NPF,
bonus SWBI
Faktor-faktor
DPK,
SWBI
yang
dan ROA
mempegaruhi
pembiayaan
pada perbankan
syariah
di
indonesia
periode
tahun
2007-2013
5.
Untari (2016)
Pengaruh Dana DPK, Kas, SBI
Publikasi Ilmiah
Pihak
Ketiga
Universitas
(DPK), Kas, Dan
Muhammadiyah
Sertifikat Bank
Surakarta
Indonesia (SBI)
Terhadap
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah
Pada Perbankan
Syariah
Di
Indoneisa
Periode
20102014
Pengaruh Variabel Kurs Terahadap DPK Perbanakn Syariah
1.
Tohari (2010)
Analisis
Kurs
rupiah,
Skripsi Universitas Islam Pengaruh Nilai inflasi,
JUB,
Negeri
Syarif Tukar
Rupiah DPK,
Hidayatullah Jakarta
Terhadap Dollar, mudharabah
Inflasi
Dan
Jumlah
Uang
Beredar
Terhadap Dana
Pihak
Ketiga
(DPK)
Serta
Implikasinya
Ada Pembiayssn
Mudharabah
Perbankan
Syariah
Di
Indonesia
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadal
penyalurn
kredit
perbankan.
Dana
pihak
ketiga
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
penyaluran dan
bank syariah.
DPK
berpengaruh
positif
signifikan
DPK
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah
Kurs
rupiah
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
26
2.
Muttaqiena (2013)
Jurnal
Ekonomi
Pembangunan Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri
Semarang
Indonesia
Analisi Pengaruh PDB,
inflasi,
PDB,
Inflasi, tingkat bunga,
Tingkat Bunga, nilai tukar, DPK
Dan Nilai Tukar
Terhadap Dana
Pihak
Ketiga
Perbankan
Syariah
Di
Indonesia
Tahuin
20082012
3.
Cahyono (2009)
Pengaruh
Inflasi,
kurs
Tesis
Universitas Indikator
PDB, DPK
Indonesia
Makroekonomi
Terhadap Dana
Pihak
Ketiga
Dan Pembiayaan
Bank
Syariah
mandiri
Pengaruh Variabel Inflasi Terahadap DPK Perbanakn Syariah
1.
Tohari (2010)
Analisis
Kurs
rupiah,
Skripsi Universitas Islam Pengaruh Nilai inflasi,
JUB,
Negeri
Syarif Tukar
Rupiah DPK,
Hidayatullah Jakarta
Terhadap Dollar, mudharabah
Inflasi
Dan
Jumlah
Uang
Beredar
Terhadap Dana
Pihak
Ketiga
(DPK)
Serta
Implikasinya
Ada Pembiayssn
Mudharabah
Perbankan
Syariah
Diindonesia
2.
Muttaqiena (2013)
Analisi Pengaruh PDB,
inflasi,
Jurnal
Ekonomi PDB,
Inflasi, tingkat bunga,
Pembangunan Fakultas Tingkat Bunga, nilai tukar, DPK
Ekonomi
Universitas Dan Nilai Tukar
Negeri
Semarang Terhadap Dana
Indonesia
Pihak
Ketiga
Perbankan
Syariah
Di
Indonesia Tahun
2008-2012
3.
Maula (2012)
Pengaruh
Suku
bunga,
Skripsi Universitas Islam Tingkat
Suku bagi
hasil,
Negeri Sunan Kalijaga bunga, Jumlah inflasi, indeks
Yogyakarta
Bagi
Hasil, saham JII, JUB
Inflasi, Indeks
Saham Jakarta
Islamic
Index
(JII),
Dan
Jumlah
Uang
Nilai
tukar
rupiah
(kurs)
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
Kurs
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
bank
syariah
mandiri
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap DPK
Inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah
bank
syariah
mandiri
27
beredar
(JUB)
Terhdapa
Deposito
Mudharabah
Pada
Bank
Syariah Mandiri
(BSM) Periode
2007-2011
4.
Cahyono (2009)
Pengaruh
Inflasi
,kurs
Tesis
Universitas Indikator
PDB, DPK
Indonesia
Makroekonomi
Terhadap Dana
Pihak
Ketiga
Dan Pembiayaan
Bank
Syariah
Mandiri
Pengaruh Variabel JUB Terhadap DPK Perbanakn Syariah
1.
Tohari (2010)
Analisis
Kurs
rupiah,
Skripsi Universitas Islam Pengaruh Nilai inflasi,
JUB,
Negeri
Syarif Tukar
Rupiah DPK,
Hidayatullah Jakarta
Terhadap Dollar, mudharabah
Inflasi
Dan
Jumlah
Uang
Beredar
Terhadap Dana
Pihak
Ketiga
(DPK)
Serta
Implikasinya
Ada Pembiayssn
Mudharabah
Perbankan
Syariah
Diindonesia
2.
Maula (2012)
Pengaruh
Suku
bunga,
Skripsi Universitas Islam Tingkat
Suku bagi
hasil,
Negeri Sunan Kalijaga bunga, Jumlah inflasi, indeks
Yogyakarta
Bagi
Hasil, saham JII, JUB
Inflasi, Indeks
Saham Jakarta
Islamic
Index
(JII),
Dan
Jumlah
Uang
Beredar (JUB)
Terhdapa
Deposito
Mudharabah
Pada
Bank
Syariah Mandiri
(BSM) Periode
2007-2011
Pengaruh Variabel Pertumbuhan Ekspor Tehadap DPK
1.
Astriana (2013)
Pengaruh Nilai Nilai
tukar,
Tesis Program Studi Tukar Rupiah, ekspor,
suku
Magister
Manajemen Nilai
Ekspor, bunga
kredit,
Program Pascasarjana Suku
Bunga DPK,
kredit
Inflasi
brepengaruh
signifikan
terhadap DPK
bank
syariah
mandiri
JUB
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap DPK
JUB
berpengaruh
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah
bank
syariah
mandiri
Ekspor
berpengaruh
signifikan
terhadap dana
28
Universtas Atma Jaya.
Kredit,
Dan
Dana
Pihak
Ketiga Terhadap
Kredit
Modal
Kerja
modal kerja
pihka ketiga
Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan dalam tabel 2.1, peneliti
menemukan adanya gap antara lain:
1. Dari penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing
penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin
membuktikan hasil penelitian yang lebih baik.
2. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hasil temuan yang
bertentangan dengan teori. Seperti: penelitian menyatakan inflasi
berpengaruh positif signifikan, sesuai dengan teori, namun ada yang
menyebutkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah.
3. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang
menyatakan persamaan total pembiayaan perbankan syariah dari fungsi
variabel kurs, inflasi, jumlah uang beredar, pertumbuhan ekspor dan
dana pihak ketiga f(kurs, inflasi, jub, ekspor, dpk).
B. Kerangka Teori
1. Kurs Rupiah
a. Pengertian Kurs Rupiah
Menurut Halwani (2005: 157) nilai tukar mata uang (kurs)
merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau
dikenal dengan sebutan kurs. Menurut Greenwald yang dikutip oleh
29
Karim (2007: 157) dalam Encyclopedia of Economics nilai tukar uang
atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah
catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency)
dalam harga mata uang domestik
(domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing.
Permintaan dan penawaran akan valuta asing akan membentuk
tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara
lain. Penawaran dan permintaan terhadap valuta asing timbul karena
adanya hubungan internasional dalam perdagangan barang, jasa,
maupun modal. Penawaran valuta asing disebabkan adanya ekspor
barang, jasa, transfer atau hibah dari luar negeri maupun capital
masuk. Sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya impor
barang, jasa maupun capital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi
perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing, dan
sebaliknya.
Beberapa perkembangan sistem nilai tukar mata uang (Halwani, 2005: 158160), yaitu:
a. Sistem Nilai Tukar Standar Emas
Negara yang menganut sistem nilai tukar standar emas menetapkan
nilai tukar mata uangnya dalam berat emas tertentu.
b. Sistem Nilai Tukar Tetap
Dalam sistem ini semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs
yang ditetapkan oleh bank sentral.
30
c. Sistem Nilai Tukar Pengawasan Devisa
Suatu Negara yang menganut rezim pengawasan devisa dalam nilai
tukaran mata uangnya biasanya perekonomian negara tersebut tidak
memilki cadangan devisa yang cukup untuk menutupi defisit neraca
pembayaran yang terus menerus.
d. Sistem Nilai Tukar Tambatan
Sistem nilai tukar tambatan atau pegged exchange rate system, dimana
mata uang domestik dikaitkan dengan suatu mata uang asing tingkat nilai
tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing lainnya merupakan
penurunan dari nilai tukar mata uang asing yang dijadikan tambatan
dengan mata uang asing lainnya.
e. Sistem Nilai Tukar Mengambang
Nilai tukar mengambang atau sering disebut floating exchange rate,
dimana tingkat nilai tukar dibiarkan menurut keseimbangan permintaan
dan penawaran mata uang asing yang terjadi.
Menurut Karim (2007: 167-175) dalam pembahasan nilai tukar menurut
Islam penyebab dari apresiasi/depresiasi (fluktuasi) nilai tukar suatu mata
uang akan dipakai dua skenario yaitu:
a. Skenario satu, terjadi perubahan-perubahan harga didalam negeri yang
mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri dianggap tidak
berubah/berpengaruh). Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang yang
terjadi di dalam negeri dikelompokkan sebagai berikut:
1) Natural exchange rate fluctuation
31
a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan-perubahan yang
terjadi pada permintaan agregatif.
b) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi
pada penawaran agregatif jika penawaran agregatif turun, maka akan
berakibat pada naiknya tingkat harga secara keseluruhan, yang
kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar.
2) Human error exchange rate fluctuation
a) Corruption & bad administration
Korupsi dan administrasi yang buruk akan mengakibatkan naiknya
harga akibat terjadinya misal location of resources serta mark-up
yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi
biaya-biaya siluman dalam proses produksinya.
b) Excessive tax
Pajak penjualan yang sangat tinggi yang dilakukan pada barang dan
jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut
secara agregatif tingkat harga-harga akan mengalami kenaikan.
c) Excessive seignorage
Jika uang yang dicetak melebihi kebutuhan sektor riil maka tingkat
harga akan mengalami kenaikan secara keseluruhuan. Jika harga
dalam negeri mengalami kenaikan sementara tingkat harga luar
negeri tetap maka nilai tukar uang akan mengalami depresiasi.
32
b. Skenario dua, terjadi perubahan-perubahan harga diluar negeri (faktor
didalam negeri dianggap tidak berubah/berpengaruh). Perubahan harga
yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena dua sebab yaitu:
1) Non engineered/non-manipulated changes yaitu kenaikan perubahan
angka terjadi bukan disebakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan
untuk merugikan) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
2) Engineered/manipulated
changes
yaitu
perubahan
yang
terjadi
disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
yang dimaksud untuk merugikaan pihak lain.
2. Hubungan Kurs Rupiah Terhadap Pembiayaan Perbankan
Kurs
rupiah
mempengaruhi
jumlah
merupakan
pembiayaan
faktor
dalam
eksternal
yang
perbankan
dapat
syariah.
Melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS mencerminkan kondisi
perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko
perbankan untuk menyalurkan pembiayaannya (Sujatna, 2010: 211).
Pengaruh kurs terhadap kondisi makroekonomi berhubungan dengan
tingkat harga berlaku, yang mempengaruhi perilaku nasabah dalam
menabung dan permintaan terhadap pembiayaan dalam menyikapi
fluktuasi nilai kurs. Mankiw (2001: 125) menyatakan: “Jika Kurs riil
tinggi, barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barangbarang domestic lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang
domestik lebih mahal dan barang-barang domestik relatif murah”.
33
Bila kurs rupiah mengalami pelemahan terhadap mata uang
negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu
akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain
tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan
akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya
penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan
permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen
dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru.
Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi sehingga
ekonomi mengalami perlambatan. Dalam ekonomi yang mengalami
perlambatan, kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun
membiayai investasi akan berkurang. Akibatnya bank akan kesulitan
menyalurkan pembiayaan dan sebaliknya (Cahyono, 2009: 31-32).
2. Teori Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Karim (2007: 135) inflasi adalah kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode
waktu tertentu.Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter
karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap
suatu komoditas. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan unit
penghitungan moneter terhadap barang-barang/komoditas dan jasa
didefinisikan sebagai deflasi (deflation). Inflasi diukur dengan tingkat
34
inflasi (rate of inflation) yaitu tingkatan perubahan dari tingkat harga
secara umum.
Menurut Sukirno (2004: 27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periodeke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan
harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun
sebelumnya.
Menurut Karim (2007: 137), inflasi seperti sebuah penyakit.
Inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu
sebagai berikut:
a. Moderated inflation; karakteristiknya adalah kenaikan tingkat
harga yang lambat.
b. Galloping Inflation; inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan
20% sampai dengan 200% per tahun.
c. Hyper Inflation; inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat
tinggi yaitu jutaan sampai triliunan persen per tahun.
Selain itu, menurut Karim (2007: 138) inflasi dapat digolongkan
karena penyebab-penyebab sebagai berikut:
a. Natural Inflation dan Human Error Inflaton. Natural Inflation
adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang
manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya.
Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
35
b. Actual/Anticipated/Expected
Inflation
dan
Unanticipated/Unexpected Inflation. Pada Excepted Inflation
tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku
bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada
Unexpcted Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal
belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek
inflasi.
c. Demand Pull/Cost Push Inflation. Demand Pull Inflation
diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi
permintaan
agregat
dari
barang
dan
jasa
pada
suatu
perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi
karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran
agregat dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.
d. Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah inflasi yang
diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana
inflasi yang sebelumnya ini terjadi sebagai akibat dari inflasi
yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterussnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation
bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami
oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar
perdagangan internasional. Domestic Inflation biasa dikatakan
inflasi yang hanya terjadi didalam negeri suatu negara yang
tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.
36
b. Hubungan Inflasi Dengan Pembiayaan Perbankan
Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan
terus menerus (Karim, 2007: 137). Apabila terjadi inflasi maka
terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara, adanya
ketidakpastian
kondisi
perekonomian
suatu
negara
akan
mengakibatkan masyarakat lebih menggunkan dananya untuk
konsumsi.
Inflasi mencerminkan stabilitas ekonomi, secara teori bahwa
inflasi
dapat
melemahkan
semangat
menabung
masyarakat,
meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja dan mengarahkan
investasi pada hal-hal yang non-produktif (Karim, 2007: 137). Di sisi
lain, ini berarti bahwa masyarakat membuat keputusan dengan
anggapan tidak ada perbedaan bonus Wadi’ah dan bagi hasil
Mudharabah dengan imbalan tingkat bagi hasil bagi Bank Syariah.
Pada masa inflasi, masyarakat akan menarik dana lebih banyak dari
simpinannya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga dana
yang dihimpun oleh perbankan akan menurun, kemudian berdampak
pada penyaluran pembiayaan perbankan yang menurun (Muttaqiena,
2013: 181).
3. Jumlah Uang Beredar
a. Pengertian Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar
37
dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di
masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank)
ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1
ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut
dengan uang kuasi (Siamat, 2005: 93). Sedangkan menurut Subagyo
(1997: 10) jumlah uang beredar yaitu M1 (uang dalam arti sempit)
yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti
luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring
dengan
perkembangan
ekonomi.
Biasanya
bila
perekonomian
bertumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah,
sedang komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi
penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral atau near
money.
b. Hubungan Jumlah Uang Beredar dengan Pembiayaan Perbankan
Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan
memiliki
kemampuan
untuk
melakukan
fungsi
intermediasi.
Peningkatan jumlah uang beredar dimasyarakat direspon perbankan
syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan
jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang
dihimpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai
dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung di bank. Jika
peningkatan dana pihak ketiga ini tidak segera disalurkan dalam
38
bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian akibat
adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah
dihimpun (Tohari, 2010: 86)
4. Pertumbuhan Ekspor
a. Pengertian Ekspor
Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Veithzal, Permata dan
Idroes, 2007: 321). Sedangkan dalam Wikipedia. org, ekspor adalah
proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan.
Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari
bea
cukai
di
negara
pengirim
maupun
penerima
(http://id.wikipedia.org/wiki.Ekspor).
Negara dengan perekonomian terbuka tidak terlepas dengan
perdagangan internasional. Faktor penentu ekspor dan impor adalah
output suatu negara. Total pengeluaran dalam negeri sering kali
disebut permintaan dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi
ditambah investasi dalam negeri, ditambah pembelian oleh
pemerintah untuk barang dan jasa.
Ekspor ke suatu negara berhubungan dengan pendapatan
dan output negara tersebut. Apabila output luar negeri meningkat,
nilai tukar terhadap mata uang negara lain menurun, maka volume
39
dan nilai ekspor suatu negara cenderung meningkat. Penyebabnya
adalah ketika perekonomian negara tumbuh dengan cepat dan
harga-harga meningkat secara relatif terhadap mitra dagangnya,
akibatnya ekspor cenderung lebih lambat dibandingkan impornya.
Kemudian ketika perekonomian luar negeri tumbuh sedikit kurang
cepat dibandingkan dengan perekonomian dalam negeri sehingga
menurunkan ekspor, sementara impor tumbuh secara tajam.
Akibatnya adalah perputaran besar ke arah defisit pada ekspor netto
riil (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 183)
b. Hubungan Ekspor Dengan Pembiayaan Perbankan Syariah
Kegiatan ekspor suatu negara adalah salah satu upaya untuk
memperkuat perekonomian sebuah negara dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk
membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan
mandiri. Salah satu upaya kearah itu adalah mengembangkan
kegiatan ekspor syariah melalui pembiayaan sektor riil yang
berorientasi ekspor, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi.
Ketika
sebuah
negara
dalam
kegiatan
ekspor
mengalami
peningkatan, maka hal ini pembiayaan ekspor juga mengalami
peningkatan. Tujuan pemberian pembiayaan ekspor adalah untuk
dapat membantu memperkuat permodalan dan diharapkan produk
yang dihasilakan mempunyai daya saing di pasar ekspor
(Agustianto, 2014).
40
5. Dana Pihak Ketiga
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga
Menurut Kasmir (2004: 50) Pengertian sumber dana bank
adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat.
Sedangkan menurut Rivai dan Veithzal (2008: 213) dana pihak
ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti
masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah
tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang
rupiah maupun dalam valuta asing.
Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah
dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Kemudian
untuk membiayai operasinya, dana dapat pula diperoleh dari modal
sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan
dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana
tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya
biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana
harus dilakukan secara tepat (Kasmir, 2004: 50).
Menurut
Kasmir
(2004:
40)
secara
umum
untuk
memperoleh dana dari masyarakat luas, bank dapat menggunakan
tiga macam jenis simpanan (rekening), jenis simpanan tersebut
yaitu:
1) Simpanan Giro (Demand Deposit)
41
Simpanan
giro
merupakan
simpanan
pada
bank
yang
penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakancek atau
bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan
diberikan bunga atau bagi hasil yang dikenal dengan nama jasa
giro.
Besarnya
jasa
giro
tergantung
dari
bank
yang
bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para
usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahannya. Bagi
bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga atau bagi
hasil yang diberikan kepada nasabah lebih rendah dari simpanan
lainnya.
2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan
dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan,
kuitansi, atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada
pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga atau bagi
hasil tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama
seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga atau bagi
hasil tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam
prakteknya bunga atau bagi hasil tabungan lebih besar dari jasa
giro.
3) Simpanan Deposito (Time Deposit)
42
Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai
jangka waktu tersebut. Jenis deposito pun beragam sesuai
dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito
terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposit
on call.
b. Hubungan
Dana
Pihak
Ketiga
Terhadap
Pembiayaan
Perbankan
Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari
masyarakat luas yang dihimpun yang merupakan sumber dana
terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana ini (Antonio, 2001: 105). Penghimpunan danapihak ketiga
yang semakin tinggi akan mendorong peningkatan volume
pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan (Faizal, 2010: 54).
6. Pembiayaan Perbankan Syariah
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220), pembiayaan merupakan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
lembaga keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu, dengan imbalan atau
bagi hasil.
43
Menurut Faizal (2010: 57) pembiayaan adalah suatu produk
penyaluran dana yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya.
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220) ada beberapa penjelasan
mengenai pembiayaan perbankan syariah, yaitu:
a. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya
terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu:
1) Profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil dari
usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu bank
hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha
nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan
pembiayaan yang telah diteriamanya.
2) Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan
harus benar-benar terjamin sehingga profitability dapat benarbenar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
b. Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perekonomian. Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220) secara
garis
besar
fungsi
pembiayaan
di
dalam
perekonomian
perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut.
1) Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari
modal/uang.
44
2) Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.
3) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
4) Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat.
5) Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi.
6) Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan
nasional.
7) Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
c. Prinsip-Prinsip Pembiayaan
Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 224) dalam menyalurkan
dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
perbankan syariah terbagi dalam tiga kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:
1) Prinsip jual beli (BA’I)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of
property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan
menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli
dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu
penyerahan barangnya, yakni:
a) Pembiayaan Murabahah
Murabahah (al bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai
murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah
transaksi
jual
beli
dimana
bank
menyebut
jumlah
45
keuntungannya. Bank bertindak sebagi penjual sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan (marjin). Kedua belah
pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayarannya. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli
dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil
atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera
setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara
tangguh/cicilan.
b) Pembiayaan salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang
diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan
secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual.
c) Pembiayaan istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam
istishna pembayarannya dapat dilskuksn oleh bank dalam
beberapa kali pembayarannya. Skimi stishna dalam bank
syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur
dan konstruksi.
46
2) Prinsip bagi hasil (syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil
adalah:
a) Pembiayaan
mudharabah
(Trust
Financing,
Trust
Investment)
Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha antara dua
pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahibul al-mal)
menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai
penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu
proyek), sedangkan customer sebagai pengelola (mudharib)
mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk ini customer
sebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahliannya.
Dalam transaksi jenis ini biasanya mensyaratkan adanya
wakil shahib al-maal dalam manajemen proyek. Mudharib
sebagai pengelola yang dipercaya harus bertanggung jawab
bila terjadi kerugian yang diakibatkan karena kelalaian dan
wakil
shahib al-mal
harus mengelola modal
secara
professional untuk mendapatkan laba yang optimal.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat kecurangan atau kelalaian
pengelola (customer). Selanjutnya bilamana kerugian tersebut
47
sebagai
akibat
kecurangan
atau
kelalaian
pengelola
(customer), maka pengelola harus bertanggung jawab atas
kerugian tersebut. Pada dasarnya kedua belah pihak
kemudian berbagi hasil atas keuntungan usaha yang
diperoleh. Dalam posisi ini bank berperan sebagai penyedia
modal
dan
customer
yang
mengajukan
permohonan
pembiayaan akan pengelola dari usaha tersebut.
b) Pembiayaan Musyarakah (Partnership, Project Financing
Participation)
Karakteristik dari transaksi ini karena adanya keinginan dari
para pihak (dua pihak atau lebih) melakukan kerjasama untuk
suatu usaha tertentu. Masing-masing menyertakan dan
menyetorkan modalnya (baik intangible asset maupun
tangible asset) dengan pembagian keuntungan di kemudian
hari sesuai kesepakatan. Kesertaan setiap pihak yang
melakukan kerja sama dapat berupa dana (funding), keahlian
(skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), barang
perdagangan (trading assets) atau intangible asset seperti
good will atau hak paten, reputasi/nama baik, kepercayaan
serta barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang.
Lembaga keuangan menyediakan fasilitas
pembiayaan
dengan cara menyuntikkan modal berupa dana segar agar
usaha customer dapat berkembang kearah yang lebih baik.
48
c) Pembiayaan al-muzara’ah (Haevest Yield Profit Sharing)
Diartikan sebagai kerja sama pengolahan pertanian antara
pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan
memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
(presentase) dari hasil panen.
d) Al-Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain
Portion of Yield)
Al-Musaqah ini sebagai bentuk yang lebih sederhana dari almuzara’ah di mana penggarap tanah hanya bertanggung
jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dan sebagai
kompensasi atau imbalannya, penggarap memperoleh nisbah
tertentu dari hasil panen.
3) Prinsip Sewa-menyewa (Ijarah dan IMBT)
Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas
barang atau jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk
mendapatkan manfaaat barang, maka disebut sewa-menyewa.
Sedangkan jika digunakan untuk mendapatkan manfaat tenaga
kerja, disebut upah-mengupah. Sedangkan ju’alah adalah akad
ijarah yang pembayarannya didasarkan atas kinerja objek yang
disewa. Pada ijarah, tidak terjadi perpindahan kepemilikan
objek
ijarah.
Objek
ijarah
tetap
menjadi
milik
yang
menyewakan. Namun dalam perkembangannya untuk ijarah,
49
peminjam (customer) dimungkinkan untuk memiliki objek
ijarah di akhir periode peminjaman. Dengan demikian, ijarah
membuka peluang kemungkinan perpindahan kepemilikan atas
objek ijarah ini yang disebut sebagai Ijarah Muntahia Bittamlik
(IMBT).
Herijanto (2013: 148) dalam teorinya menyatakan bahwa lemah dan
kuatnya lembaga keuangan salah satunya disebabkan oleh indikator
ekonomi makro yang dapat mempengaruh stabilitas sistem keuangan.
Sedangkan menurut Muljono (1996: 67) yang dikutip oleh Mulyani (2016:
6) bahwa kegiatan perbankan yang akan dilakukan lebih banyak mengikuti
perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, dan
sudah tentu perkembangan makro baik tingkat regional, nasional, maupun
internasional. Dalam manyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis
sesuai fakta dan informasi yang tepat. Krisis perbankan dimulai dari
penyaluran
kredit
dengan
mengambil
risiko
yang
berlebihan
(overleverage), dan kelanjutan hidup bank dengan risiko yang berlebihan
itu tergantung ketika economic shock (perubahan besar pada ekonomi
makro) terjadi. Seperti dalam kasus Finlandia, economic shock yang terjadi
merupakan perubahan dari pertumbuhan positif menjadi negatif tujuh
persen, dan dibarengi devaluasi mata uang (Herijanto, 2013: 158).
50
C. Perumusan Hipotesis dan Kerangka Berpikir
1. Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh
Kurs
Rupiah
Terhadap
Total
Pembiayaan
Perbankan Syariah
Karim (2007: 157) menjelaskan kurs rupiah adalah catatan
(quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency)
dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang
asing. Salah satu terjadi gejolak kurs rupiah adalah terjadinya krisis
keuangan global yang berdampak pada terdepesiasinya kurs rupiah.
Fenomena atau eksistensi kurs akan memberikan pengaruh pada
harga barang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kurs mata
uang akan berdampak pada kegairahan dunia usaha untuk usaha yang
menggunakan
barang
impor
maupun
usaha
yang memiliki
kemampuan ekspor. Terdepresiasinya kurs rupiah berdampak pada
peningkatan harga komoditas di pasar internasional. Bila kurs rupiah
mengalami pelemahan terhadap mata uang negara lain, maka barang
produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih
mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut.
Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan
mengalami penurunan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh
produsen dengan menurunkan persediaan. Pengurangan persediaan
dilakukan
dengan
mengurangi
produksi
sehingga
ekonomi
51
mengalami
perlambatan.
Dalam
ekonomi
yang
mengalami
perlambatan, kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun
membiayai investasi akan berkurang. Akibatnya perbankan syariah
dalam menyalurkan pembiayaan menjadi menurun.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haryati
(2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan Kredit
Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro
Ekonomi”, Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) “Pengaruh Tingkat
Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadap
Kredit Perbankan” dan Halim (2013) “Pengaruh Makroekonomi Dan
Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit Investasi
Perbankan”
yang
menyatakan
hasil
dari
masing-masing
penelitiannya bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa kurs rupiah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap total pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia.
H1a: Kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan komponen modal yang
sangat penting dalam perbankan. Dana pihak ketiga merupakan dana
yang berasal dari masyarakat luas yang dihimpun sebagai sumber
dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
52
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana ini. Jika nilai kurs rupiah naik terhadap mata uang luar negeri
maka barang produksi barang produksi atau jasa yang dihasilkan
negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang
negara lain. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa
diharapkan akan mengalami penurunan . Permintaan yang menurun
akan disikapi oleh oleh produsen dengan menurunkan pasokan,
pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila
produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas
jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan
mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia
untuk di investasikan dan di simpan akan berkurang. Hal tersebut
mengakibatkan bank akan kesulitan dalam melakukan penghimpunan
dana pihak ketiga. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa
dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap
pembiayaan perbankan syariah. Hal ini didukung penelitian oleh
Muttaqiena (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap
Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia Tahuin 20082012”, dengan hasil bahwa kurs rupiah berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga perbankan syariah.
H1b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Kurs Rupiah
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
53
b. Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Perbankan
Syariah
Menurut Sukirno (2004: 27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
barang/komoditas dan jasa secara umum berlaku dalam suatu
perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan
tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada suatu
tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Terjadinya
inflasi dalam suatu perekonomian mengindikasikan semakin
melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai
riil mata uang suatu negara. (Sukirno, 2004: 30). Semakin naiknya
harga kebutuhan dalam suatu negara, maka seseorang akan berusaha
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhan
tersebut,
dan
dalam
pemenuhannya dapat dengan cara melakukan pembiayaan kepada
perbankan syariah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga
bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan
terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2007) dalam penelitiannya
yang berjudul “Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia:
Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, Dahlan
(2014) “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah
dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di
Indonesia” yang menyatakan dari masing-masing bahwa inflasi
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah.
54
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa inflasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia.
H2a: Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah.
Terjadinya inflasi, membuat dana pihak ketiga yang merupakan
dana himpunan oleh perbankan dari masyarakat cenderung menurun.
Hal ini sesuai teori bahwa terjadinya inflasi dapat melemahkan
msayarakat dalam menyimpan dananya di bank (Karim, 2007: 137).
Sebagai dampaknya bahwa himpunan dana pihak ketiga pada
perbankan syariah menjadi menurun. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh
inflasi terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini didukung
penelitian oleh Cahyono (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga
dan Pembiayaan Bank syariah Mandiri”, dengan hasil bahwa inflasi
berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga bank.
H2b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Inflasi terhadap
Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
c. Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
Jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar
55
dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di
masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank)
ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1
ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut
dengan uang kuasi (Siamat, 2005: 93).
Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan
memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi. Naiknya
jumlah uang beredar di masyarakat direspon oleh perbankan syariah
dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan jumlah
uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang di
himpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai
dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung di bank.
Sehingga perbankan syariah memiliki modal dana yang cukup untuk
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat atau produsen. Selain
itu, jika peningkatan dana pihak ketiga ini tidak segera disalurkan
dalam bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian
akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK
yang telah dihimpun (Tohari, 2010: 86). Berdasarkan hal tersebut,
peneliti menduga bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif
signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lie dan
Malelak (2015) dalam penelitiannya yangberjudul “Pengaruh
Makroekonomi Terhadap Kredit Perbankan di Indonesia Periode
56
2007-2014”. dan Halim (2013) “Pengaruh Makroekonomi dan
Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Invetasi
Perbankan”, yang menyatakan masing-masing hasil penelitiannya
bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan perbankan syariah.
H3a: Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
Tujuan Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter
dengan meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar adalah
mengendalikan perubahan tingkat harga atau inflasi. Mankiw (2003)
menyatakan bahwa pertumbuhan uang yang tinggi cenderung
memiliki inflasi yang tinggi. Ketika jumlah uang beredar
dimasyarakat meningkat, akan mengakibatkan inflasi mengalami
peningkatan (Saraswati, 2005). Melalui kebijakan suku bunga, Bank
Indonesia mempengaruhi jumlah uang beredar, peningkatan suku
bunga
menyebabkan
masyarakat
lebih
memilih
untuk
menginvestasikan atau menyimpan uangnya di bank. Karena itu
himpunan dana yang dilakukan perbankan akan bertambah.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga
memoderasi pengaruh jumlah uang beredar terhadap pembiayaan
Perbankan Syariah di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah
uang beredar terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini
57
didukung penelitian Maula (2012) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Jumlah Bagi Hasil, Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII),
Dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabah
Pada Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2007-2011” yang
menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga.
H3b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Jumlah Uang
Beredar terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
d. Pengaruh Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan
Syariah
Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai dan Veihzal, 2013: 321).
Kegiatan ekspor suatu negara adalah salah satu upaya untuk
memperkuat perekonomian sebuah negara dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk
membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan
mandiri. Salah satu upaya kearah itu adalah mengembangkan
kegiatan ekspor syariah melalui pembiayaan sektor riil yang
berorientasi ekspor, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi.
Ketika
sebuah
negara
dalam
kegiatan
ekspor
mengalami
peningkatan, maka hal ini pembiayaan ekspor juga mengalami
peningkatan. Tujuan pemberian pembiayaan ekspor adalah untuk
58
dapat membantu memperkuat permodalan dan diharapkan produk
yang dihasilakan mempunyai daya saing di pasar ekspor (Agustianto,
2014). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa ekspor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayan
perbankan syariah. Ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ditria, Vivian dan Widjaja (2007) yang berjudul “Pengaruh
Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor
Terhadap Tingkat Kredit Perbankan” yang menyatakan dalam
penelitiannya bahwa ekspor bepengaruh positif dan signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah.
H4a: Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah.
Kegiatan ekspor suatu Negara adalah salah satu upaya untuk
memperkuat ekonomi sebuah negara dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk membangun
ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan mandiri
(Agustianto, 2014). Perekonomian yang cukup baik membuat
masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan hidup
layak. Kemudian hal ini bagi masyarkat yang telah terpenuhi segala
kebutuhannya maka akan cenderung menginvestasikan dananya atau
menabung di bank syariah guna untuk motif berjaga-jaga dimasa
akan datang. Hal ini berdampak pada perbankan bahwa dana pihak
ketiga yang dihimpun menjadi meningkat. Berdasarkan hal tersebut,
59
peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh
pertumbuhan ekspor terhadap pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia. Hal ini didukung penelitian Astriana (2013) dengan judul
“Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku Bunga Kredit,
Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja” yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekspor berpengaruh signifikan
terhadap dana pihak ketiga perbankan.
H4b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Pertumbuhan
Ekspor terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah.
2. Kerangka Pemikiran
Kegiatan
perbankan
syariah
lebih
banyak
mengikuti
perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, baik
tingkat regional, nasional maupun internasional. Perbankan dalam
menyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan
informasi yang tepat. Krisis perbankan dan kelanjutan hidup bank
dengan risiko yang berlebihan tergantung ketika terjadi economic
shock (perubahan besar pada ekonomi makro) Herijanto (2013: 158).
Bagi suatu negara, bank merupakan sebuah lembaga yang berperan
sangat penting bagi kegiatan perekonomian. Perbankan berperan
sebagai lembaga yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat
dalam suatu negara. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa beberapa faktor makro ekonomi yang dapat
mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia yaitu:
60
kurs rupiah, laju inflasi, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekspor.
Kemudian peneliti menggunakan dana pihak ketiga sebagai variabel
moderasi, yang nantinya apakah dapat memperkuat atau memperlemah
pengaruh antara variabel makroekonomi terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia. Dari beberapa penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa variabel-variabel makroekonomi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap dana pihak ketiga. Sehingga dengan
hasil tersebut peneliti menggunakan variabel dana pihak ketiga sebagai
variabel moderasi.
Kerangka pemikiran menunjukkan antara pengaruh variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Total Pembiayaan Perbankan Syariah (Y).
Variabel independen terdiri dari Kurs Rupiah (X1), Laju Inflasi (X2),
Jumlah Uang Beredar (X3), Pertumbuhan Ekspor (X4) dan dimoderasi
oleh variabel Dana Pihak Ketiga (Z).
Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis di atas,
maka kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikiut:
61
Dana Pihak
Ketiga
(Z)
Kurs Rupiah
(X1)
Laju Inflasi
(X2)
Jumlah Uang
Beredar
(X3)
Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
(Y)
Ekspor
(X4)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan data time series.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan mengumpulkan data-data
yang berupa angka (Martono, 2011: 20). Sedangkan time series adalah
data yang diperoleh dan dikumpulkan dari waktu kewaktu (Supranto,
2000: 10).
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah
tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari Januari
2007 sampai Desember 2015 dengan data bulanan.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan
subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi (Supardi, 2005:
103). Sampel penelitian ini adalah data Inflasi, Kurs Rupiah, Jumlah Uang
Beredar, Pertumbuhan Ekspor, Dana Pihak Ketiga dan Total Pembiayaan
Perbankan Syariah.
Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
dipilih sebagai sampel (Martono, 2011: 79).
62
63
C. Data dan Sumber Data
Keseluruhan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
data sekunder yang dikumpulkan dari institusi maupun penerbitan dari
lembaga nasional berupa data yang bersifat runtun waktu (time series).
Data tersebut diperoleh dari dua sumber, yaitu Bank Indonesia (BI) dan
Badan Pusat Statistik (BPS).
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari berbagai
sumber dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun perbankan
syariah di Indonesia, sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) dan digunakan untuk penelitian .
a. Data kurs rupiah, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan ekspor
dari laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia di mulai bulan
bulan Januari 2007 hingga Desember 2015 yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia.
b. DPK dan Total Pembiayaan Perbankan Syariah yang terdapat
dalam laporan Statistik Perbankan Syariah yang di publikasikan
oleh Bank Indonesia.
c. Data Inflasi diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang
dipublikasikan.
2. Library Research
64
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber
dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang
tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip
bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
3. Internet Research
Dalam penelitian ini penulis juga memerlukan berita-berita up to
date serta isu-isu yang berkembang di Indonesia yang berkenaan
dengan topik penelitian. Selain itu dengan ilmu yang selalu
berkembang dari waktu ke waktu, maka peneliti melakukan penelitian
dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet. Sehingga data
yang diperoleh merupakan data sesuaidengan perkembangan zaman.
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini
yaitu variabel dependent (terikat), independent (bebas) dan moderating.
Berikut penjelasan dari ketiga variabel tersebut menurut Martono (2011:
57):
1. Variabel Independen
Menurut Martono (2011: 57) variabel independen merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat
pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan
65
waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau
topik penelitian. Berikut variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini:
a. Kurs Rupiah
Menurut Halwani (2005: 157), kurs/nilai tukar merupakan
perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda. Kurs rupiah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs rupiah terhadap
dollar AS yang bersumber dari situs resmi Bank Indonesia yang
dinyatakan dalam rupiah pada periode Januari 2007 sampai dengan
Desember 2015. Pada penelitian ini menggunakan kurs tengah, yaitu
kurs rata-rata jumlah kurs beli dan jual dibagi dua.
Menurut (Karyono, 2015) untuk menhitung kurs kurs
tengah BI adalah sebagai berikut:
Kurs Tengah = Kurs Jual + Kurs Beli / 2
b. Inflasi
Menurut Karim (2007: 135), inflasi merupakan kenaikan
tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama
suatu periode waktu tertentu. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang
dinyatakan dalam bentuk persen (%) pada periode Januari 2007
sampai dengan Desember 2015. Pada penelitian ini, perhitungan
inflasi yang digunakan yaitu dengan menggunakan IHK. Indeks ini
66
menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari
suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk
atau
rumah
tangga
dalam
kurun
waktu
tertentu
(http:/www.bps.go.id).
Menurut (Subiyanto, 2012) untuk menghitung laju inflasi
adalah sebagai berikut:
IHK
=
Harga sekarang
x 100%
Harga pada tahun dasar
Laju inflasi = IHK Periode n – IHK tahun sebelumnya
c. Jumlah Uang Beredar
Menurut Siamat (2005: 93) jumlah uang beredar di
masyarakat dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu uang beredar
dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2). M1
terdiri dari uang kartal yang beredar di masyarakat (tidak termasuk
uang kartal yang beredar di bank) ditambah dengan uang giral. M2
merupakan penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan
deposito berjangka atau biasa disebut dengan uang kuasi. Data
operasional
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
menggunakan data jumlah uang beredar M1 yang diperoleh dari situs
resmi Bank Indonesia dari periode Januari 2007 sampai dengan
dengan Desember 2015.
Menurut (Asrita, 2010) untuk menghitung jumlah uang
beredar M1 adalah sebagai berikut:
M1 = C + D
67
Di mana :
M1
= jumlah uang beredar dalam arti sempit
C
= uang kartal (uang kertas dan uang logam)
D
= uang giral atau cek
d. Pertumbuhan ekspor
Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Basir, Sudarto dan
Veithzal, 2013: 321). Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dari
periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015.
Menurut (Faisal, 2012) untuk menghitung ekspor adalah
sebgai berikut:
Y
= C+I+G+(X-M)
(X-M) = Y - (C+I+G)
Di mana=
Y
= pendapatan nasional
C
= konsumsi masyarakat
I
= Investasi
G
= pengeluaran pemerintah
X
= ekspor
M
= impor
68
2. Variabel Dependen
Menurut Martono (20011: 57) variabel dependen merupakan
variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas
(variabel independen). Keberadaan variabel ini dalam penelitian
kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau
topik penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Data operasional ini
diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan
Syariah pada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015.
Menurut (Hastuti, 2016) untuk menghitung total pembiayaan
adalah sebagai berikut:
Total Pembiayaan = pembiayaan mudharabah + pembiayaan
murabahah + pembiayaan musyarakah
3. Variabel Moderasi
Menurut Ghozali (2013: 223) variabel moderasi merupakan
variabel yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Variabel yang
digunakan dalam penelitian adalah dana pihak ketiga. Dana pihak
ketiga merupakan usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat
(Kasmir, 2004: 50). Data operasional ini diperoleh dari situs resmi
Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah pada periode Januari
2007 sampai dengan Desember 2015.
69
Menurut (Hastuti, 2016) untuk menghitung Dana Pihak Ketiga
adalah sebagai berikut:
Dana Pihak Ketiga = Giro + Deposito + Tabungan
F. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk
menganalisa data yang bersifat multivariate, artinya variabel yang
mempengruhi naik turunnya variabel dependen lebih dari satu variabel
independen (Bawono, 2006). Variabel yang mempengaruhi variabel
independen dalam penelitian ini adalah lebih dari satu, maka analisis data
yang digunakan adalah regresi berganda.
Bawono (2006: 115) menjelaskan bahwa uji asumsi klasik
merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan dalam proses analisis
regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat
menghasilkan model regresi yang sesuai dengan kaidah BLUE (Best
Linier Unbased Estimator) yang menghasilkan model regresi yang tidak
biasa dan handal sebagai penaksir.
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan atas model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan tahapan yang
penting dilakukan dalam proses regresi. Pelanggaran yang terjadi
terhadap asumsi klasik menandakan bahwa model regresi yang telah
diperoleh kurang valid. Pengujian asumsi dilakukan dengan melalui
70
empat tahap yaitu normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi,
dan uji multikolinieritas.
1) Uji Nomalitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi data variabel dependen dan independen berdistribusi normal
atau tidak. Sebuah penelitian yang baik adalah datanya
berdistribusi normal. Dalam uji normalitas ini terdapat dua metode
untuk menguji data yaitu dengan menggunakan metode analisa
grafik dan analisa statistik (Bawono, 2006: 174). Dalam penelitian
ini pada pengujan hipotesis pertama dan kedua metode yang
digunakan adalah analisa statistik, uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Karena uji inilah yang dirasa dapat memenuhi normalitas yaiyu uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk penilaian uji KolmogorovSmirnov (K-S) apabila nilai variabel peneltian lebih kecil dari 0,05
maka data tidak berdistribusi secara normal, sebaliknya jika lebih
dari 0,05 maka data berdistribusi secara normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apkah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual dari stu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan apabila
variance residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
71
berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah homokedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk menguji heteroskedastisitas peneliti menggunakan
uji White untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas.
Dikatakan tidak mengandung heteroskedatisitas apabila X2 hitung
< X2 tabel.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan yang tejadi antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (time series). Suatu penelitian memerlukan
pengujian autokorelasi jika peneltiannya menggunakan data
runtutan waktu (time series). Autokorelasi dapat terjadi apabila
suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu
berkorelasi dengan variabel pengganggu pada periode lain. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan
metode uji Durbin Watson (DW) (Ghozali, 2013: 111). Ada
kriteria untuk pengujian ada tidaknya autokorelasi yaitu sebagai
berikut:
72
Tabel 3.2
Kriteria Pengujian Ada Tidaknya Autokorelasi
Kriteria
Keterangan
d > du
Tidak ada autokorelasi positif
d > d1
Ada autokorelasi positif
0 < d < d1
Ada autokorelasi positif
4 - d1 < d < 4
Ada autokorelasi positif
du < d < 4 - du
Tidak ada autokorelasi positif maupun negative
d1 ≤ d ≤ du
Tidak dapat disimpulkan
du ≤ d ≤ 4 - d1
Tidak ada autokorelasi positif
4) Ui Multikoliniearitas
Multikoliniearitas merupakan situasi dimana terdapat
kondisi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya.
Model regresi yang baik sebaiknya tidak ada korelasi antar variabel
bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dapat
menggunakan melihat Tolerence Value dan Variance Inflation
Factor (VIF). Menurut Hair et al. dalam Priyatno (2009: 156)
variabel yang menyebabkan multikoliniearitas dapat dilihat jika
nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0.1 atau besar Variance
Inflation Factor (VIP) yang lebih besar daripada 10 (Ghozali,
2011: 108).
73
b. Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang
menentukan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel moderasi.
Analisis regresi didalam penelitian ini menggunakan dua bentuk
model. Model pertama untuk menguji variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen tanpa memasukkan variabel moderasi.
Sedangkan untuk model yang kedua menguji variabel-variabel
independen
terhadap
dependen
dengan
memasukkan
variabel
moderasi. Ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel
moderasiya itu uji interaksi, uji selisih mutlak dan uji residual.
Pengujian variabel moderasi pada penelitian ini menggunakan metode
uji residual, di mana uji residual merupakan metode yang digunakan
untuk mengatasi penelitian yang terkena multikolinearitas (Ghozali,
2012: 239).
Persamaan model regresi pertama:
Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Persamaan model regresi kedua:
Y=b0+(b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5) +
(b1X1*Z+b2X2*Z+b3X3*Z+b4X4*Z) + e
│e│=b0+bY+e
Keterangan:
74
Y
= Total Pembiayaan Perbankan Syariah
B0
= Konstanta
B1-b4 = Koefisien Regresi
X1
= Kurs Rupiah
X2
= Inflasi
X3
= Jumlah Uang Beredar
X4
= Pertumbuhan
Z
= Dana Pihak Ketiga (DPK)
e
= Error
Ekspor
c. Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian secara
parsial dan simultan. Pengujian tersebut dapat dilakukan sebagai
berikut:
1)
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan varfiabel
independen (X1,2,3,…) mempengaruhi variabel dependen (Y)
(Bawono, 2006: 92). Apabila nilai koefisien determinasi berkisar
antara nol sampai dengan satu (0≤ R2≤1) maka model regresi yang
digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga variabel
independen (Y).
75
2)
Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji statistik F
adalah sebagai berikut:
a) Jika Fsignifikan<5% artinya ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
b) Jika Fsignifikan>5% artinya tidak pengaruh yang signifikan antara
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
3)
Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individu. Kriteria
pengujian uji statistik t adalah sebagai berikut:
a) Jika tsignifikan> 5% maka artinya secara parsial tidak ada pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen.
b) Jika tsignifikan< 5% maka artinya secara parsial ada pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan pengujian hipotesa, penelitian ini terlebih
dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan.
Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang
diperlukan untuk melakukan regresi berganda.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek
penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan
penjelasan tentang statistik deskriptif diharapkan dapat memberikan
gambaran awal tentang masalah yang diteliti.
Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KURS
108
8,481.00
14,654.00
10,238.4537
1,544.03993
INFLASI
108
,0241
,1214
,062398
,0220193
JUB
108
190496,00
4508603,00
1,8980E6
1,64004E6
EKSPOR
108
7424591,00
18530803,00
1,3299E7
2,65067E6
DPK
108
20514,00
231175,00
105458,6204
69494,69507
PEMBIAYAAN
108
20218,00
212996,00
103169,3241
67553,63980
Valid N (listwise)
108
Sumber: Data sekunder yang diolah
Output data diolah menunjukkan data observasi (n) ada 108 data,
dari 108 data total pembiayaan perbankan syariah terkecil yang
diperoleh sebesar Rp 20218 Miliar pada bulan Januari 2007, sedangkan
total pembiayaan perbankan syariah terbesar (maksimum) sebesar Rp
76
77
212996 Miliar pada bulan Desember 2015. Rata-rata total pembiayaan
perbankan syariah adalah Rp 103169,3241 Miliar dengan standar
deviasi Rp 67553,63980 Miliar.
Rata-rata kurs bulanan dari tahun 2007-2015 sebesar Rp
10238,4537 kurs terkecil (minimum) sebesar Rp 8481,00 pada bulan
Agustus 2011 dan kurs tertinggi (maksimum) sebesar Rp 14654,00
padaOktober 2015. Rata-rata inflasi dari tahun 2007-2015 sebesar
0,062398, inflasi terkecil (minimum) sebesar 0,0241 pada bulan
Nopember 2009 dan inflasi bulan tertinggi (maksimum) sebesar 0,1214
pada bulan September 2008.
Rata-rata jumlah uang beredar bulanan dari tahun 2007-2015
sebesar Rp1898045 Miliar, jumlah uang beredar terkecil (minimum)
Rp190496 Miliar pada bulan Oktober 2008, dan jumlah uang beredar
tertinggi (maksimum) sebesar Rp 5602028 Miliar pada bulan Desember
2015. Rata-rata ekspor dari tahun 2007-2015 sebesar Rp 105458,6,
ekspor (minimum) sebesar Rp 7424591 Miliar pada bulan Januari 2009,
ekspor tertinggi (maksimum) sebesar Rp 18530803Miliar pada bulan
Desember 2015.
Rata-rata dana pihak ketiga dari tahun 2007-2015 sebesar Rp
105458,6, dana pihak ketiga terkecil (minimum) sebesar Rp 20514,00
Miliar pada bulan Januari 2007, dana pihak ketiga tertinggi
(maksimum) sebesar Rp 231175,00 Miliar pada bulan Desember 2015.
78
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui variabel
dependen dan independen berdistribusi dengan normal atau tidak.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah KolmogorovSmirnov. Apabila signifikasi lebih besar dari signifikasi 0,05
(sig>α) maka data tersebut berditribusi normal.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
108
Normal Parameters
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000
4,39757746E3
Absolute
,082
Positive
,037
Negative
-,082
Kolmogorov-Smirnov Z
,851
Asymp. Sig. (2-tailed)
,464
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari uji normalitas pada tabel diatas yang telah dilakukan
pada data diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.464. Nilai
tersebut lebih besar dari pada 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
79
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji
White. Cara pengujiannya adalah dengan meregres residual kuadrat
dengan variabel bebas. Kemudian mencari nilai R2 untuk
menghitung X2, dimana X2 = n*R2. Pengujiannya adalah jika X2
hitung < X2 tabel maka data tersebut tidak ada heteroskedastisitas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas
b
Model Summary
Model
1
R
,998
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,996
,996
4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB, EKSPOR
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai R2 sebesar 0,996.
maka kita dapat mengetahui besarnya X2 hitung yaitu 0,996*108 =
107,568. Sedangkan besarnya X2 tabel adalah 124,3420. karena X2
hitung < X2tabel maka gejala heteroskedastisitas dalam model
persamaan tidak ada.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini menggunakan metode Durbin-Watson (DW).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan cara menggunakan tabel
Durbin-Watson pada tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui
nilai dl dan du dari model regresi.
80
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,998
a
,996
,996
Durbin-Watson
4504,07175
,330
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai DW sebesar 0.330,
nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah
observasi (n) = 108, jumlah variabel (k) = 5 dan tingkat
signifikamsi 0,05 didapat nilai dl = 1,571 dan nilai du =1,780. Oleh
karenadu<dw<4-du;1,780 < 0,330 < 2.22, maka dapat diambil
keputusan bahwa model terdapat autokorelasi positif. Setelah
melakukan perbaikan dengan cara variabel dependen di Lag kan
(Bawono, 2006: 170) diperoleh hasil dibawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Perbaikan
b
Model Summary
Model
1
R
R Square
.833
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.695
.692 2,45264369E3
Durbin-Watson
1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai DW 1,972, dimana
Dw diatas nilai du (1,780) dan dibawah 4-du (2,22). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi.
81
d. Uji Multikoliniearitas
Uji
ini
dilakukan untuk
mengetahui
ada
tidaknya
multikoliniearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas yakni dengan melihat Tolerence Value
dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance
Value lebih besar dari 0.10 dan VIF kurang dari 10 maka tidak
terjadi multikoliniearitas dalam model regresi tersebut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoliniearitas
a
Model
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant)
Coefficients
Standardized
Coefficients
Std. Error
-4056,344
11396,545
-,496
,898
89335,054
JUB
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-,356
,723
-,011
-,553
,582
,099
10,138
22049,155
,029
4,052
,000
,804
1,243
,004
,001
,106
4,086
,000
,061
16,284
EKSPOR
,000
,000
,019
1,191
,236
,159
6,298
DPK
,871
,039
,896
22,539
,000
,026
38,074
KURS
INFLASI
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Pada tabel diatas menunjukkan hasil bahwa variabel
independen terdapat penyakit multikolinearitas dan ini menyalahi
asumsi klasik. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas perlu
untuk mengilangkan salah satu variabel bermasalah, dalam kasus
ini dana pihak ketiga diduga sebagai variabel yang menyebabkan
terjadinya multikolinearitas, maka akan dilakukan perbaikan
regresi ulang tanpa variabel dana pihak ketiga.
82
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Perbaikan
Coefficients
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant)
KURS
INFLASI
JUB
a
Coefficients
Std. Error
-197900,962
18196,964
15,023
1,402
-61812,320
,025
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-10,875
,000
,343
10,712
,000
,239
4,176
51116,240
-,020
-1,209
,229
,886
1,128
,001
,600
17,590
,000
,211
4,730
,001
,307
12,748
,000
,423
2,364
EKSPOR
,008
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah menghilangkan variabel dana pihak ketiga, dapat dilihat
bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance
Value kurang dari 0.10 dan VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan
tidak ada multikoliniearitas dalam model regresi.
3. Pengujian Hipotesis Pertama
Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi
berganda diperlukan tahapan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi
Variabel
(Constant)
KURS
INFLASI
JUB
EKSPOR
Nilai F
Adj. R2
Durbin Watson
Koefisien
-4056,344
-0,496
89335,054
0,004
0,000
Nilai t
-0,356
-0,553
4,052
4,086
1,191
4793,540
Sumber: Data sekunder yang diolah
Signifikansi
0,582
0,000
0,000
0,236
0,000
0,692
1,972
83
Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi berganda antara
variabel independen dan variabel dependen dapat dirumuskan dalam
bentuk persamaan berikut:
Pembiayaan = -4056,344 - 0.496 Kurs + 89335,054 Inflasi - 0,004 JUB
+ 0,000 Ekspor
a. Interpretasi Persamaan
Berdasarkan persamaan diatas, maka pengaruh variabel independen
terhadap pembiayaan perbankan syariah dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1) a = -4056,344
Nilai konstanta (a) sebesar -4056,344, menunjukkan bahwa
ketika nilai variabel independen diasumsikan sebesar nol, maka
nilai dari total pembiayaan perbankan syariah mengalami
penurunan sebesar 4056,344.
2) b1 = -0,496
Koefisien regresi b1 sebesar -0.496, berarti jika kurs rupiah
mengalami peningkatan sebesar 1 maka tidak akan diikuti
kenaikan total pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,496
dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap
atau sama dengan nol.
3) b2 = 89335,054
Koefisien regresi b2 sebesar 89335,054, berarti jika inflasi
mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan
84
total pembiayaan perbankan syariah sebesar 89335,054dengan
asumsi koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama
dengan nol.
4) b3 = 0,004
Koefisien regresi b3 sebesar 0,004 berarti jika JUB mengalami
peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan total
pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,004 dengan asumsi
nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama
dengan nol.
5) b4 = 0,000
Koefisien regresi b4 sebesar 0,000, berarti jika ekspor
mengalami peningkatan 1 maka tidak akan diikuti kenaikan total
pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,000 dengan asumsi
koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan
nol.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana
tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen atau sejauh mana kontribusi variabel independen
tehadap variabel dependen. Uji ini dapat menggunakan
ketentuan 0 < R2 < 1. Dari hasil penelitian ini nilai dari koefisien
determinasi adalah 0.692 artinya bahwa kontribusi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 69,2%,
85
sedangkan sisanya 30,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar
model.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi
berganda diperoleh hasil uji signifikansi simultan (Uji F) sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji F
Model Summaryb
Model
1
R
.833
R Square
a
.695
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.692 2,45264369E3
Durbin-Watson
1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
yang digunakan mempengaruhi secara simultan terhadap variabel
dependen. Berdasarkan dari hasil uji F, diperoleh nilai F 4793,540 dan
sig 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
kurs, inflasi, JUB, ekspor dan DPK secara simultan berpengaruh
signifikansi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia
tahun 2007-2015.
d. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap pembiayaan perbankan syariah. Berikut
86
merupakan uraian dari pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen:
1) Variabel kurs rupiah bernilai negatif pada t hitung sebesar -0,553
dengan nilai signifikasi 0,582. Karena nilai signifikasi kurs rupiah
0,582 lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai negatif
yaitu
-0,496
maka
dapat
disimpulkan bahwa
kurs
tidak
berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaaan perbankan
syariah di Indonesia tahun 2007-2015.
2) Variabel inflasi bernilai positif pada t hitung sebesar 4,052 dengan
nilai signifikasi 0,000. Karena nilai signifikasi inflasi 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu
89335,054 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh
secarasignifikan dan positif terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia tahun 2007-2015.
3) Variabel JUB bernilai positif pada t hitung 4,086 dengan nilai
signifikani 0.000. Karena nilai signifikasi JUB 0.000 lebih besar
dari 0.05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,004 maka
dapat disimpulkan bahwa JUB berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia
tahun 2007-2015.
4) Variabel ekspor bernilai positif pada t hitung 1,191 dengan nilai
signifikasi 0,236. Karena nilai signifikasi ekspor 0,236 lebih besar
dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,000 maka
87
dapat disimpulkan bahwa ekspor tidak berpengaruh signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tahun
2007-2015.
Berdasarkan dari uji parsial, dapat diketahui bahwa tidak
semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Penjelasan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan
syariah
Berdasarkan uji parsial diatas, diketahui bahwa kurs
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian
hipotesis pertama (H1a) ditolak yaitu kurs berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap total pembiayaan perbankan
syariah. Bila kita lihat pada tabel 4.1 bahwa data mean kurs
rupiah adalah Rp 10,238.00 menunjukkan bahwa nilai kurs
rupiah terhadap dolar Amerika secara rata-rata cukup baik bagi
perekonomian
memberikan
Indonesia,
pengaruh
sehingga
yang
kurs
signifikan
rupiah
tidak
terhadap
total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Halim
(2013) yang menyatakan kurs tidak menunjukkan dampak yang
signifikan terhadap kredit perbankan. Penelitian lain dari Lie
88
dan Malelak (2015) kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap
kredit
perbankan.
Haryati
(2007)
dalam
penelitiannya
menyatakan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kredit perbankan. Ditria, Vivian, dan Widjaja (2008)
menyebutkan hasil penelitian bahwa kurs berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sedangkan penelitian
lain menyebutkan hasil yang bertentangan dengan penelitian
Cahyono (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan
perbankan.
b) Pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t
diketahui bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan
demikian
hipotesis
kedua
(H2a)
diterima
yaitu
inflasi
berpengaruh positif terhadap total pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia. Semakin naiknya harga barang-barang
pokok dalam suatu negara, hal ini berdampak bagi masyarakat
yang berpenghasilan tetap. Masyarakat yang berpenghasilan
tetap disaat terjadi inflasi, mereka akan cenderung melakukan
pembiayaan kepada perbankan syariah. Karena kekurangan dana
untuk memenuhi kebutuhannya.
89
Hasil dari penelitan ini didukung oleh penelitian Haryati
(2007) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kemampuan bank menyalurkan dananya
dalam bentuk pembiayaan. Kemudian Cahyono (2009) juga
menyebutkan dalam penelitiannya bahwa inflasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Namun
Ningsih dan Zuhroh (2010) menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
perbankan syariah. Penelitian lain Boyd, Levine and Smith
(2000) menghasilkan kesimpulan inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kredit perbankan.
c) Pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan
perbankan syariah
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t
diketahui bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif
signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3a) diterima
yaitu jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan
memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi.
Peningkatan jumlah uang beredar dimasyarakat direspon
perbankan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan.
90
Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana
pihak ketiga yang dihimpun mengalami peningkatan. Di mana
masyarakat mempunyai dana berlebih untuk melakukan investasi
atau menabung dibank. Hal ini bertambahnya modal bank
melalui dana pihak ketiga yang meningkat dalam penyaluran
pembiayaan juga akan meningkat.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Halim
(2013) menyatakan bahwajumlah uang beredar mempengaruhi
pembiayaan perbankan syariah secara positif dan signifikan.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar
(2012)
yang menyebutkan bahwa
jumlah
uang beredar
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan
perbankan.
d) Pengaruh ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
uji t diketahui bahwa ekspor berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di
Indonesia.Dengan demikian hipotesis keempat (H4a) ditolak
yaitu ekspor berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap total pembiayaan perbankan syariah. Hal ini dapat
disebabkan pemenuhan kebutuhan modal untuk ekspor tidak
dari pembiayaan perbankan, tetapidari sumber lain. Nopirin
(1990: 106) menyebutkan bahwa untuk negara penerima
91
pinjaman luar negeri atau investasi dari luar negeri dapat
mendorong pertumbuhan. Modal asing sangat perlu manakala
negara belum bisa membuat barang modal itu sendiri atau kalau
dibuat sendiri biayanya mahal. Barang modal yang diimpor
dapat dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang diarahkan
untuk produksi ekspor (Nopirin, 1990: 106).
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian
Astriana (2010) menyatakan bahwa ekspor berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Namun
penelitian Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyebutkan
ekspor mempengaruhi pembiayaan perbanakan syariah secara
positif dan signifikan. Mayasya (2013) dalam penelitiannya
menyatakan hasil bahwa ekspor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
4. Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian
variabel
moderating
pada
penelitian
ini,
menggunakan metode uji residual, di mana uji residual
merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi penelitian
yang terkena multikolinieritas (Ghozali, 2013: 239). Hasil
persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut:
92
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi
Variabel
KURS
INFLASI
JUB
EKSPOR
Koefisien
-0,229
0,336
-0,139
0,501
Nilai t
-2,427
3,676
-1,442
5,967
Signifiknsi
0,017
0,000
0,152
0,000
Sumber: Data sekunder yang diolah
1. KURS
DPK = -223836,716 + 0,715 KURS+e
│e│ = 50203,903 - 0,229 DPK
2. INFLASI
DPK = 45156,774 + 0,097 INFLASI + e
│e│ = 45156,774 + 0,336 DPK
3. JUB
DPK = 17359203 - 0,962 JUB + e
│e│ = 17359203 - 0,139) DPK
4. EKSPOR
DPK = -635444,698 + 0,485 EKSPOR + e
│e│ = 244479,793 + 0,501 DPK
a. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa hasilnyaadalah
tidak semua variabel independen dimoderasi oleh Dana Pihak Ketiga.
a. Pengaruh Variabel independen terhadap variabel dependen yang
dimoderasi oleh dana pihak ketiga
93
1) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Kurs Rupiah
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai signifikansi kurs
rupiah sebesar 0.017 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05,
dengan koefisien sebesar -0.229, sehingga dikatakan bahwa
DPK memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian
hipotesis pertama (H1b) diterima yaitu dana pihak ketiga
memoderasipengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayan
perbankan syariah di Indonesia. Ketika kurs rupiah terhadap
dolar AS naik, maka produksi barang dan jasa yang dihasilkan
negara tersebut akan menjadi mahal bila dihitung dengan mata
uang negara lain. Akibatnya permintaan terhadap barang atau
jasa
akan
mengalami
penurunan
dan
tidak
tertutup
kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada
akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang
menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan
pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan
pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi
mengalami penurunan, maka masyarakat selaku penerima balas
jasa faktor produksi akan mengalami penurunan pendapatan.
Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan
disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank
94
kesulitan dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga.
Kemudian
berimplikasi
pada
penyaluran
pembiayaan
perbankan syariah berkurang, karena dana yang dimiliki oleh
perbankan syariah kurang mencukupi untuk disalurkan ke
masyarakat atau pelaku usaha.
2) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Inflasi terhadap Total
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Nilai signifikansi Inflasi adalah 0.0000, dimana nilai
tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan koefisien sebesar 0.336,
sehingga dikatakan bahwa DPK memoderasi pengaruh inflasi
terhadap
total
pembiayaan
perbankan
syariah
di
Indonesia.Dengan demikian hipotesis kedua (H2b) diterima
yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan inflasi terhadap
total pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Menurut Bank
Indonesia (2007) kenaikan inflasi akan direspon oleh bank
Indonesia dengan menaikkan suku bunga SBI, hal ini juga
menyebabkan kenaikan suku bunga perbankan baik suku bunga
DPK maupun pembiayaan. Kenaikan suku bunga DPK
mengakibatkan naiknya DPK sehingga menyebabkan likuiditas
perbankan meningkat. Peningkatan likuiditas ini berarti inflasi
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah. Artinya, apabila terjadi
kenaikan inflasi, maka jumlah pembiayaan perbankan syariah
95
yang disalurkan oleh bank umum juga akan mengalami
kenaikan, begitu juga sebalikya. Peningkatan likuiditas ini
berarti
meningkatkan
kemampuan
perbankan
untuk
menyalurkan pembiyaan dengan kata lain meningkatkan
kapasitas pembiayaan perbankan syariah atau penawaran
pembiayaan kepada masyarakat.
3) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Jumlah Uang
Beredar terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di
Indonesia.
Nilai signifikansi Jumlah Uang Beredar adalah 0.152,
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05, dengan nilai
koefisien sebesar -0.139,sehingga dikatakan bahwa DPK tidak
dapat memoderasi pengaruh antara JUB dengan pembiayaan
perbankan syariah. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3b)
ditolak yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan jumlah
uang beredar terhadap total pembiayan perbankan syariah di
Indonesia. Hal ini dikarenakan ketika perekonomian negara
sedang lesu maka Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
memiliki tugas untuk mengontrol perekonomian dengan
melakukan kebijakan moneter ekspansif. Pada saat bank
Indonesia melakukan kebijakan ekspansif dengan menurunkan
BI rate maka umumnya diikuti penurunan tingkat suku bunga
SBI. Tingkat suku bunga SBI yang menurun secara otomatis
96
akan mengurangi keuntungan bank-bank lain yang memiliki
SBI, sehingga bank-bank tersebut akan menurunkan suku
bunga tabungan. Dana beralih ke masyarakat karena banyak
yang menarik uangnya dari perbankan, yang berakibat pada
jumlah uang beredar yang akan meningkat, kemudian
menyebabkan
keinginan
belanja
masyarakat
meningkat,
sehingga dana yang dimiliki ditangan seseorang cenderung
akan digunakan untuk berbelanja dibandingkan menabung.
4) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Pertumbuhan Ekspor
terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia.
Nilai signifikansi Pertumbuhan Ekspor adalah 0.0000,
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan nilai
koefisien sebesar 0.501, sehingga dikatakan bahwa DPK
memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.Dengan demikian
hipotesis keempat (H4b) diterima yaitu dana pihak ketiga
memoderasihubungan pertumbuhan ekspor terhadap total
pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Ketika suatu negara
dari sisi ekspor meningkat, maka pertumbuhan ekonomi di
negara tersebut sedang mengalami peningkatan. Peningkatan
perekonomian negara akan diimbangi
oleh pendapatan
masyarakat yang meningkat, yang kemudian dalam pemenuhan
segala kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi (Samuelson dan
97
Nordhaus, 1997: 180). Kemudian sebagaian masyarakat yang
mampu dalam segi material maka akan menyisihkan uangnya
untuk dialokasikan ke bank, baik untuk motif berjaga-jaga atau
investasi. Kemudian pihak bank akan mendapatkan dana lebih
dalam penghimpunan dananya yang nantinya akan disalurkan
sebagai modal pembiayaan untuk masyarakat atau pelaku
usaha.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian serta pembahasan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kurs rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
2. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia.
3. Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
4. Pertumbuhan ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
5. Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
6. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara kurs rupiah terhadap
total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
7. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara inflasi terhadap total
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
8. Dana pihak ketiga tidak memoderasi pengaruh antara jumlah uang
beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
98
99
9. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara pertumbuahan ekspor
terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana keterbatasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya terbatas pada periode waktu tertentu yakni 20072015 dan terbatas pada banyaknya variabel yang digunakan yaitu kurs,
inflasi, pertumbuhan ekspor, jumlah uang beredar dan dana pihak
ketiga. Diduga terdapat rasio-rasio keuangan internal bank dan faktorfaktor lain yang lebih berpengaruh terhadap total pembiayaan
perbankan syariah di Indonesia.
2. Referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk
menunjang proses penelitian.
C. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan dan keternbatasan penelitian, maka peneliti
memberikan saran:
1. Bagi
peneliti
selanjutnya
sebaiknya
menambahkan
periode
pengamatan, sebab semakin lama interval waktu pengamatan maka
semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh informasi
mengenai variabel yang lebih baik untuk penelitian yang akurat.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang masih
berhubungan dengan faktor makro ekonomi atau faktor internal
perbankan syariah.
100
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan
variabel moderasi yang lebih kuat pengaruhnya selain variabel dana
pihak ketiga untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
101
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto.
2015.
“Pembiayaan
Ekspor
Syariah”.
http://www.dakwatuna.com/2014/02/23/46667/pembiayaan-eksporsyariah/#axzz4Kzq517Ao. 21 September 2016.
Akbar, Dinnul Alfian. 2012. “Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah
Uang Beredar: A Case of Indonesia Economy”. Jurnal Ilmiah STIE MDP
Vol. 2 No. 1.
Amidu, Mohammed. 2006. “The Link Between Monetary Policy And Banks
Lending Behaviour: Ghanaian. Case Banks and Bank System”. Jurnal
Ilmiah, Vol. 1 Issue.
Antonio, Syafi’i Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Astriana, Cicilia Dita. 2013. “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku
Bunga Kredit, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja”.
Tesis. Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Program
Universtas Atma Jaya. Yogyakarta
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Brodjonegoro, 2016. “Menkeu: Perkembangan Bank Syariah Masih Mini”.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/16/170814526/Menkeu.P
erkembangan. Bank.Syariah.Masih.Mini. 16 mei 2016.
Cahyono, Ari. 2009. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak
Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”. Tesis. Pascasarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
Dahlan, Rahmat. 2014. “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia
Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di
Indonesia”. Junal Etikonomi Vol. 13 no. 2.
Ditria Yoda, Jenni Vivian, Indra Widjaja. 2008. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga,
Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadp Tingkat Kredit
Perbankan”. Journal of Applied Finance and Accounting, Vol. 1 No. 1
hlm. 166-192.
Faizal Agung, Prabawa Sri Adji. 2010. “Analisis Pengaruh Total Aset, Dana
Pihak Ketiga, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Volume
Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Devisa)”.
Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 8 No. 1.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
102
Halim, Levina. 2013. “Pengaruh Makroekonomi dan Ekspor Terhadap Kredit
Modal Kerja dan Kredit Invetasi Perbankan”. FINESTA Vol. 1 No. 2 hlm.
1-6.
Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi edisi
kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamid, Abdul. 2007. Buku Panduan Skripsi. Jakarta: FEB UIN Press.
Haryati, Sri. 2009. “Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia: Intermediasi
dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 13 No 2 hlm. 299-310.
Herijanto, Hendy. 2013. Selamatkan Perbankan. PT Mizan Publika.
https://id.wikipedia.org
Idhat, 2015. “OJK Siapkan Strategi Genjot Penetrasi Bank Syariah Menuju
15%”. http://ekbis.sindonews.com/read/1063609/178/ojk-siapkan-strategigenjot-penetrasi-bank-syariah-menuju-15-1448192456. 17 mei 2016.
Joesef, Jose Rizal. 2008. Pasar Uang & Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba
Empat.
Junaedi, Dedi. 2015. “Solusi Permanen Mengatasi Krisis Rupiah”, dalam majalah
Gontor Media Perekat Umat Edisi 20 April-18 Mei 2015.
Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lie William, Malelak Marina Ing. 2015. “Pengaruh Makroekonomi Terhadap
Kredit Perbankan di Indonesia Periode 2007-2014”. FINESTA Vol. 3 No.
2 hlm. 67-72.
Listiono, 2015. “Analisis Pengaruh Gejolak Moneter Terhadap Kredit Pada Bank
Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode
2007-2014”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta
Mankiw, N Gregori. 2000. Pengantar Ekonomi jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Maula, Khikmatul, 2012. “Pengaruh Tingkat Suku BUnga, Jumlah Bagi HAsil,
Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), Dan Jumlah Uang
Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah
103
Mandiri (BSM) Periode 2007-2011”. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga. Yogyakarta
Mayasya, Shani. 2013. “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap
Pemibiayaan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2012-2013”. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Vol 9 No 1 2012-2013.
Mishkin. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Murdiyanto, Agus. 2011. “Faktor-Fakor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan
Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia
Periode Tahun 2006-2011)”. CBAM-FE Unissula, Vol. 1 No 1.
Muttaqiena, Abida (2013). “Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi,
Tingkat Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbanksn
Syariah Di Indonesia Tahuin 2008-2012”. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Indonesia.
Ningsih Daryanti, Zuroh Idah.2010. “Analisis Permintaan Krdit Investasi Pada
Bank Swasta Nasional Di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan”,
Vol. 8 No. 2.
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE UGM.
Nopirin. 1990. Ekonomi Internasional edisi kedua. Yogyakarta: BPFE UGM.
Pratiwi Dian, Norita. 2013. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan,
Loan To Deposit Ratio dan Suku Bunga Kredit Terhadap Penawaran
Kredit Pada Bank Umum Studi Kasus Pada PT. Bank Riau Kepri Cabang
Selatpanjang Tahun 2007-2012”. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 12
No. 4.
Qolby,
Muhammad Luthfi. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 20072013”. Jurnal Ekonomi Pembangunan EDAJ 2 (4)
Rivai, Veithzal. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta Utara: PT Raja
Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. Veithzal, Andria Permata dan Idroes, Ferry N 2007. “Bank and
Financial Institution Management (Conventional & Sharia System)”.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rosyetti, Iyan Rita Yani. 2010. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Suku
Bunga Kredit Terhadap Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum di
Provinsi Riau”. Jurnal Ekonomi Vol. 18 NO. 2.
104
Saekhu, 2015. “Pengaruh Inflsi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah,
Volume Pasar Uang Antar Bank Syariah, Dan Posisi Outstanding
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia”. Jurnal Economica Volume VI/Edisi
1/Mei 2015.
Samuelson, Nordhaus. 1997. Makro Ekonomi edisi keempatbelas. Erlangga.
Setiawan Indra, Baratakusumah S Deddy. 2005. “Pengaruh Konsumsi Investasi,
Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku
Bunga SBI”. Jurnal Universitas Esa Unggul Program Pasca Sarjana
Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima”. Jakarta:
LPFE UI.
Siswati. 2013. “Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah”. Jurnal Dinamika
Manajemen Vol. 4 No. 1 hlm. 82-92.
Subagy, et al. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi ke-1”.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sujatna, Yayat. 2008. “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengarui
Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah)”.
Skripsi. Universitas Inonesia. Jakarta
Sukirno, Sadono. 1999. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Supranto. 2000. Statistik (teori dan Aplikasi) Edisi ke enam jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Tohari, Achmad, 2010. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar,
Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) Serta Implikasi Pada Pembiayaan Mudharabah (Pada Perbankan
Syariah Di Indonesia)”. (Skripsi). Tangerang: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Winarno, Wahyu Wing. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews edisi empat. UPP STIM YKPN.
Untari, Leni, 2016. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Kas, Dan Srtifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan
Musyarakah Pada Perbankan Syariah DI Indonesia Periode 2010-2014”.
Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiayah. Surakarta
Untoro, Untoro, 2007. “Mengkaji Evektivitas Penggunaan Arima Dan VAR
Dalam Melakukan Proyeksi Permintaan Uang Kartal di Indonesia”.
Buletin Eknomi Moneter dan Perbankan Vol 10, No 1.
105
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
106
LAMPIRAN
107
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Syukuri Ahmad Rifai
Tempat dan tanggal lahir
: Kab. Semarang, 19 Juni 1995
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Riwayat Pendidikan
:
TK Tarbiyatul Banin 32
lulus tahun
2002
SD N Patemon 01
lulus tahun
2003
SMP N 02 Tengaran
lulus tahun
2009
SMA N 1 Tengaran
lulus tahun
2012
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat denga sebenar-benarnya.
Salatiga, 09 September 2016
Penulis
Syukuri Ahmad Rifai
NIM. 21312021
108
LAMPIRAN 2
DATA SEKUNDER PENELITIAN
Bulan
KURS
INFLASI
(IDN/US $)
JUB-M1
EKSPOR
DPK
Total Pembiayaan
Perbankan Syariah
(miliar
rupiah)
(miliar
rupiah)
(miliar
rupiah)
(miliar rupiah)
Jan-07
8950
0,0626
344840
8640811
20514
20218
Feb-07
9080
0,063
346573
8530398
21054
20462
Mar-07
9130
0,0652
341833
9455045
21882
20820
Apr-07
9110
0,0629
351259
9300941
22007
21353
Mei-07
9083
0,0601
352629
9978228
22570
21920
Jun-07
8779
0,0577
381376
9923250
22714
22969
Jul-07
9019
0,0606
397823
10106382
23231
23687
Agu-07
9239
0,0651
402035
10041544
23308
24637
Sep-07
9388
0,0695
411281
9861030
24680
25589
Okt-07
9101
0,0688
414996
10391255
25473
26148
Nov-07
9078
0,0671
424435
10383362
25658
26548
Des-07
9359
0,0659
450055
11402017
28011
27944
Jan-08
9370
0,0736
410752
11484582
27695
27106
Feb-08
9223
0,074
401410
10881437
28731
28423
Mar-08
9107
0,0817
409768
12046374
29552
29629
Apr-08
9199
0,0896
414390
11318607
31063
31021
Mei-08
9232
0,1038
426283
13053904
31705
32293
Jun-08
9312
0,1103
453047
12971909
33048
34100
Jul-08
9215
0,119
445921
12704324
29552
35189
Agu-08
9081
0,1185
191460
12453470
33048
37680
Sep-08
9163
0,1214
222805
12921961
33568
37681
Okt-08
9555
0,1177
190496
11235938
34117
38097
Nov-08
10800
0,1168
195274
9577502
34422
38528
Des-08
12224
0,1106
209747
8817493
36852
38195
Jan-09
11650
0,0917
437845
7424591
38195
38201
Feb-09
11700
0,086
434761
7849674
38651
38843
Mar-09
12023
0,0792
448034
8904575
38040
39308
Apr-09
11620
0,0731
452937
8407934
39193
39726
Mei-09
10655
0,0604
456955
9592697
40288
40715
Jun-09
10263
0,0365
482621
10129144
42103
42195
Jul-09
10255
0,0271
468944
10263222
43004
42828
Agu-09
9890
0,0275
490128
10892307
44019
43890
Sep-09
10120
0,0283
490502
10117028
45381
44523
109
Okt-09
9625
0,0257
485538
11809933
46500
45246
Nov-09
9560
0,0241
495061
10634418
47887
45726
Des-09
9485
0,0278
515824
13454509
52271
46886
Jan-10
9330
0,0372
496527
10515055
53163
47140
Feb-10
9395
0,0381
490084
11188460
53299
48479
Mar-10
9313
0,0343
494461
13289261
52811
50206
Apr-10
9075
0,0391
494718
12051968
54043
51651
Mei-10
9030
0,0416
514005
12478627
55067
53223
Jun-10
9210
0,0505
545405
12733465
58079
55801
Jul-10
9094
0,0622
539746
12939842
60462
57633
Agu-10
8938
0,0644
555495
14132886
60972
60275
Sep-10
9034
0,058
549528
12416878
63912
60970
Okt-10
8921
0,0567
555525
13732586
66478
62995
Nov-10
8921
0,0633
571352
15045736
69086
65942
Des-10
9032
0,0696
605411
16503071
76036
68181
Jan-11
8976
0,0702
604169
14963784
75814
69724
Feb-11
9042
0,0684
585890
14160810
75085
71449
Mar-11
8812
0,0665
580601
16776508
79651
74253
Apr-11
8699
0,0616
584634
16380074
79567
75726
Mei-11
8551
0,0598
611791
17822538
82861
78619
Jun-11
8540
0,0554
636206
17607027
87025
82616
Jul-11
8653
0,0461
639688
16907560
89786
84556
Agu-11
8481
0,0479
662806
18530803
92021
90540
Sep-11
8539
0,0461
656096
16937762
97756
92839
Okt-11
8925
0,0442
665000
17092361
101804
96805
Nov-11
8893
0,0415
667605
16611158
105330
99427
Des-11
9085
0,0379
722991
16997140
115415
102655
Jan-12
9125
0,0365
2857127
15678516
116518
101689
Feb-12
9022
0,0356
2852005
15704363
114616
103713
Mar-12
9098
0,0397
2914194
16970035
119639
109116
Apr-12
9163
0,045
2929610
15861423
114018
108767
Mei-12
9193
0,0445
2994474
16371830
115206
112844
Jun-12
9333
0,0453
3052786
15304666
119279
117592
Jul-12
9401
0,0456
3057336
15738653
121018
120910
Agu-12
9485
0,0458
3091568
13706434
123673
124946
Sep-12
9585
0,0431
3128179
16162569
127678
130357
Okt-12
9593
0,0461
3164443
15326717
134453
135581
Nov-12
9928
0,0432
3207908
15881984
138671
140318
Des-12
9598
0,043
3307508
15656390
147512
147505
110
Jan-13
9685
0,0457
3268789
15678516
148731
149672
Feb-13
9700
0,0531
3280420
15704363
150795
154072
Mar-13
9678
0,059
3322529
16970035
156964
161081
Apr-13
9735
0,0557
3360928
15861423
158519
163407
Mei-13
9730
0,0547
3426305
16371830
163858
167259
Jun-13
9811
0,059
3413379
15304666
163966
171227
Jul-13
9934
0,0861
3506574
15647295
166453
174486
Agu-13
10288
0,0879
3502420
15550967
170222
174537
Sep-13
10922
0,084
3584081
15484374
171701
177320
Okt-13
11593
0,0832
3576869
15915358
174018
179284
Nov-13
11354
0,0837
3615973
15656390
176292
180833
Des-13
11946
0,0838
3730197
15345625
183534
184122
Jan-14
12242
0,0822
3652349
14117887
177930
181398
Feb-14
12251
0,0775
3635060
14626764
178154
181772
Mar-14
11596
0,0732
3652531
15192505
180945
184964
Apr-14
11271
0,0725
3721882
14245928
185508
187885
Mei-14
11537
0,0732
3780955
14918156
190783
187885
Jun-14
11740
0,067
3857962
15340479
191470
193136
Jul-14
11798
0,0453
3887407
14174627
194299
194079
Agu-14
11591
0,0399
3886520
14367919
195959
193983
Sep-14
11740
0,0453
4010147
15063265
197141
196563
Okt-14
12188
0,0483
4024489
15346707
207121
196491
Nov-14
12105
0,0623
4076670
13508352
209644
198376
Des-14
12264
0,0836
4173327
14390089
217858
199330
Jan-15
12474
0,0696
4174826
12696423
210761
197279
Feb-15
12700
0,0629
4218123
11895481
210297
197543
Mar-15
12993
0,0638
4246361
13234851
212988
200712
Apr-15
13043
0,0679
4275711
13227215
213973
201526
Mei-15
13021
0,0715
4288369
12783214
215339
203894
Jun-15
13230
0,0726
4358802
13674994
213477
206056
Jul-15
13337
0,0726
4373208
11358884
216083
204843
Agu-15
13492
0,0718
4404085
12445202
216356
205874
Sep-15
14081
0,0683
4508603
12281485
219313
208143
Okt-15
14654
0,0625
4443078
12025040
219478
207768
Nov-15
13683
0,0489
4452325
10949085
220635
209124
Des-15
13690
0,0335
4461145
11768748
231175
212996
111
LAMPIRAN 3
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
KURS
INFLASI
JUB
EKSPOR
DPK
PEMBIAYAAN
Valid N (listwise)
108
108
108
108
108
108
108
Minimum
Maximum
8,481.00
,0241
190496,00
7424591,00
20514,00
20218,00
14,654.00
,1214
4508603,00
18530803,00
231175,00
212996,00
Mean
10,238.4537
,062398
1,8980E6
1,3299E7
105458,6204
103169,3241
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
a,b
Normal Parameters
Most Extreme
Differences
108
,0000000
4,39757746E
3
,082
,037
-,082
,851
,464
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b.
Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
1
DPK, INFLASI,
EKSPOR, KURS,
a
JUB
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
b
Method
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
a
,998
,996
Adjusted R
Square
,996
Std. Error of
the Estimate
4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB,
EKSPOR
Std. Deviation
1,544.03993
,0220193
1,64004E6
2,65067E6
69494,69507
67553,63980
112
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
Adjusted R
Square
,998
,996
Std. Error of
the Estimate
,996
4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB,
EKSPOR
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
Regression
Mean Square
4,862E11
5
9,724E10
2,069E9
102
2,029E7
4,883E11
107
Residual
Total
df
F
Sig.
4793,540
a
,000
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
a
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
-4056,344
11396,545
-,496
,898
89335,054
JUB
EKSPOR
DPK
KURS
INFLASI
Beta
t
Sig.
-,356
,723
-,011
-,553
,582
22049,155
,029
4,052
,000
,004
,001
,106
4,086
,000
,000
,000
,019
1,191
,236
,871
,039
,896
22,539
,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Casewise Diagnostics
Case Number
dimen 61
sion0
Std. Residual
PEMBIAYAA
N
-3,269
101689,00
a
Predicted
Value
116412,1955
Residual
-14723,19548
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
20721,8047
-14723,19531
218889,0625
9548,88574
103169,3241
,00000
Std. Deviation
67410,35205
4397,57746
N
108
108
113
Std. Predicted
Value
Std. Residual
-1,223
1,717
,000
1,000
108
-3,269
2,120
,000
,976
108
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
C. Uji Autokorelasi
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Square
R Square
a
,998
b
,996
Std. Error of
the Estimate
,996
Durbin-Watson
4504,07175
,330
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS,
JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
D. Uji Perbaikan Autokorelasi
Model Summary
Model
R
R Square
a
1
.833
b
Adjusted R
Square
.695
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
.692 2,45264369E3
1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
E. Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant
)
Std. Error
-4056,344
11396,545
-,496
,898
89335,054
JUB
a
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-,356
,723
-,011
-,553
,582
,099
10,138
22049,155
,029
4,052
,000
,804
1,243
,004
,001
,106
4,086
,000
,061
16,284
EKSPOR
,000
,000
,019
1,191
,236
,159
6,298
DPK
,871
,039
,896
22,53
9
,000
,026
38,074
KURS
INFLASI
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
114
F. Uji Perbaikan Multiklinearitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant)
Std. Error
-197900,962
18196,964
15,023
1,402
-61812,320
JUB
EKSPOR
KURS
INFLASI
a
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-10,875
,000
,343
10,712
,000
,239
4,176
51116,240
-,020
-1,209
,229
,886
1,128
,025
,001
,600
17,590
,000
,211
4,730
,008
,001
,307
12,748
,000
,423
2,364
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
115
LAMPIRAN 4
Pengujian Hipotesis Pertama
b
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
1
DPK, INFLASI,
EKSPOR, KURS,
a
JUB
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method
Enter
Model Summaryb
Model
R
a
1
Adjusted R
Square
R Square
.833
.695
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
.692 2,45264369E3
1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
df
Mean Square
Regression
1,437E9
1
1,437E9
Residual
6,316E8
105
6015461,071
Total
2,069E9
106
F
Sig.
238,944
a
,000
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
(Constant)
KURS
INFLASI
a
Standardized
Coefficients
Std. Error
-4056,344
11396,545
-,496
,898
Beta
t
Sig.
-,356
,723
-,011
-,553
,582
89335,054
22049,155
,029
4,052
,000
JUB
,004
,001
,106
4,086
,000
EKSPOR
,000
,000
,019
1,191
,236
DPK
,871
,039
,896
22,539
,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
116
Collinearity Diagnostics
Model
Dimension
Eigenvalue
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Condition
Index
a
Variance Proportions
(Constant)
KURS
INFLASI
JUB
EKSPO
1
5,388
1,000
,00
,00
,00
,00
,0
2
,486
3,330
,00
,00
,03
,02
,0
3
,084
8,026
,00
,00
,60
,01
,0
dim 4
ensi 5
on1 6
,030
13,508
,00
,03
,26
,00
,0
,012
20,779
,01
,00
,00
,79
,0
,001
85,782
,99
,96
,10
,17
,9
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
117
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Dengan Variabel Moderasi
A. Moderated Regression Analysis (MRA)
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
b
Variables
Removed
DPK,
INFLASI,
EKSPOR,
KURS,
MODERAT2,
JUB,
MODERAT4,
MODERAT3,
a
MODERAT1
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
,999
Adjusted R
Square
,997
Std. Error of
the Estimate
,997
3837,30617
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS,
MODERAT2, JUB, MODERAT4, MODERAT3, MODERAT1
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
4,869E11
9
5,409E10
1,443E9
98
1,472E7
4,883E11
107
F
Sig.
3673,673
a
,000
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, MODERAT2, JUB,
MODERAT4, MODERAT3, MODERAT1
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
(Constant)
MODERAT4
KURS
a
Standardized
Coefficients
Std. Error
-9050,362
15396,323
1,151E-8
,000
1,702
1,244
Beta
t
Sig.
-,588
,558
,174
2,300
,024
,039
1,368
,174
118
MODERAT3
1,202E-8
,000
,062
,533
,595
EKSPOR
-,001
,001
-,029
-1,110
,270
MODERAT2
,428
,325
,031
1,318
,191
JUB
,001
,002
,031
,530
,597
-2,074E-5
,000
-,280
-1,974
,051
49022,111
34104,612
,016
1,437
,154
,944
,128
,971
7,360
,000
MODERAT1
INFLASI
DPK
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
a
Model
Dim
Conditi
ensi Eigen
on
(Const
on
value Index
ant)
11
8,848
1,000
,00
2
,918
3,105
,00
d
3
,128
8,303
,00
i
,061 12,068
,00
m4
,029 17,552
,00
e5
dimen n6
,011 28,525
,00
sion0 s7
,003 54,624
,00
i8
,001 78,673
,07
o
9
,001 107,23
,11
n
7
1
10
,000 239,82
,81
0
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
MODE
MODE EKSPO MODE
RAT4 KURS RAT3
R
RAT2
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,00
,03
,01
,00
,00
,00
,07
,00
,00
,00
,00
,07
,01
,00
,00
,00
,65
,18
,05
,04
,17
,09
,11
,01
,30
,03
,01
,12
,15
,04
,15
,01
,57
,78
,61
,65
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
,07
MODE
RAT1
,00
,00
,00
,00
,00
,01
,01
,07
,01
,48
,90
INFL
ASI DPK
,00 ,00
,01 ,00
,09 ,00
,01 ,00
,09 ,00
,41 ,00
,05 ,00
,06 ,01
,12 ,36
,17
a
Minimum
Maximum
Mean
21489,3301
-16267,61719
-1,211
215597,6250
6545,63379
1,667
103169,3241
,00000
,000
67453,74620
3672,37989
1,000
108
108
108
-4,239
1,706
,000
,957
108
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
JUB
,00
,00
,00
,00
,07
,04
,00
,41
,00
108
Std. Deviation
N
,62
119
Normal Parameters
a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
,0000000
4,39757746E
3
,082
,037
-,082
,851
,464
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2.
Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
1
DPK, INFLASI,
EKSPOR, KURS,
a
JUB
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
b
Method
Enter
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
,998
Adjusted R
Square
,996
Std. Error of
the Estimate
,996
4504,07175
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB,
EKSPOR
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
Regression
Mean Square
4,862E11
5
9,724E10
2,069E9
102
2,029E7
4,883E11
107
Residual
Total
df
F
Sig.
4793,540
a
,000
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
(Constant)
-4056,344
Std. Error
11396,545
a
Standardized
Coefficients
Beta
t
-,356
Sig.
,723
120
KURS
INFLASI
-,496
,898
-,011
-,553
,582
89335,054
22049,155
,029
4,052
,000
JUB
,004
,001
,106
4,086
,000
EKSPOR
,000
,000
,019
1,191
,236
DPK
,871
,039
,896
22,539
,000
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Casewise Diagnostics
Case Number
Std. Residual
PEMBIAYAA
N
-3,269
101689,00
dimen 61
sion0
a
Predicted
Value
Residual
116412,1955
-14723,19548
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
20721,8047
-14723,19531
-1,223
218889,0625
9548,88574
1,717
103169,3241
,00000
,000
67410,35205
4397,57746
1,000
108
108
108
-3,269
2,120
,000
,976
108
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
3. Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
R
R Square
a
1
,998
Adjusted R
Square
,996
Std. Error of
the Estimate
,996
4504,07175
Durbin-Watson
,330
a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS,
JUB
b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
4.
Model
Uji Perbaikan Autokorelasi
b
Model Summary
R
R Square
a
1
.833
.695
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
.692 2,45264369E3
1,972
a. Predictors: (Constant), Ut_1
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
5.
Uji Multikolinearitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
Coefficients
T
Sig.
Collinearity Statistics
121
B
1(Constant
)
Std. Error
-4056,344
KURS
Beta
Tolerance
11396,545
-,356
,723
VIF
-,496
,898
-,011
-,553
,582
,099
10,138
89335,054
22049,155
,029
4,052
,000
,804
1,243
JUB
,004
,001
,106
4,086
,000
,061
16,284
EKSPOR
,000
,000
,019
1,191
,236
,159
6,298
DPK
,871
,039
,896
22,53
9
,000
,026
38,074
INFLASI
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
6.
Uji Perbaikan Multiklinearitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
1(Constant)
Std. Error
a
Standardized
Coefficients
Collinearity Statistics
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
-197900,962
18196,964
-10,875
,000
15,023
1,402
,343
10,712
,000
,239
4,176
-61812,320
51116,240
-,020
-1,209
,229
,886
1,128
JUB
,025
,001
,600
17,590
,000
,211
4,730
EKSPOR
,008
,001
,307
12,748
,000
,423
2,364
KURS
INFLASI
a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN
C. Uji Regresi Residual Setiap Variabel
1. Kurs Rupiah
b
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Variables
Method
Entered
Removed
a
1
KURS
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
122
Model Summary
Model
R
b
R Square
a
1
,715
,511
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: DPK
Adjusted R
Square
,506
Std. Error of
the Estimate
48843,20440
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
df
Mean Square
Regression
2,639E11
1
2,639E11
Residual
2,529E11
106
2,386E9
Total
5,168E11
107
F
Sig.
110,610
a
,000
a. Predictors: (Constant), KURS
b. Dependent Variable: DPK
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
KURS
Std. Error
-223836,716
31661,148
32,163
3,058
Standardized
Coefficients
Beta
t
,715
Sig.
-7,070
,000
10,517
,000
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
48934,3320
-1,32467E5
-1,138
247474,0938
74752,57813
2,860
105458,6204
,00000
,000
49660,34536
48614,42935
1,000
108
108
108
-2,712
1,530
,000
,995
108
a. Dependent Variable: DPK
Std. Deviation
N
123
Hasil Moderasi
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
b
Variables
Removed
Method
PEMBIAYAAN .
Enter
a
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_1
Model Summary
Model
R
R Square
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,229
b
Adjusted R
Square
,053
Std. Error of
the Estimate
,044
24663,88647
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_1
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
Regression
df
Mean Square
3,582E9
1
3,582E9
Residual
6,448E10
106
6,083E8
Total
6,806E10
107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_1
Coefficients
a
F
5,889
Sig.
a
,017
124
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
50203,903
4346,545
-,086
,035
PEMBIAYAA
N
Beta
-,229
t
Sig.
11,550
,000
-2,427
,017
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
31960,9063
-42380,73828
-1,626
48472,2422
85534,43750
1,228
41367,5035
,00000
,000
5785,93435
24548,36412
1,000
108
108
108
-1,718
3,468
,000
,995
108
a. Dependent Variable: AbsRes_1
2.
Inflasi
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
INFLASI
a
b
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Model Summary
Model
R
R Square
b
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Std. Deviation
N
125
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,097
,009
,000
69490,47544
a. Predictors: (Constant), INFLASI
b. Dependent Variable: DPK
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
Regression
df
Mean Square
4,892E9
1
4,892E9
Residual
5,119E11
106
4,829E9
Total
5,168E11
107
F
Sig.
a
1,013
,316
t
Sig.
a. Predictors: (Constant), INFLASI
b. Dependent Variable: DPK
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
INFLASI
a
Standardized
Coefficients
Std. Error
124619,043
20177,327
-307067,170
305091,240
Beta
-,097
6,176
,000
-1,006
,316
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
87341,0859
-84882,64063
-2,680
117218,7266
1,18910E5
1,739
105458,6204
,00000
,000
6761,40644
69164,99133
1,000
108
108
108
-1,222
1,711
,000
,995
108
a. Dependent Variable: DPK
Std. Deviation
N
126
Hasil Uji Moderasi
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
b
Variables
Removed
Method
PEMBIAYAAN .
Enter
a
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_2
b
Model Summary
Model
R
R Square
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,336
Adjusted R
Square
,113
Std. Error of
the Estimate
,105
29766,60350
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_2
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
df
Mean Square
Regression
1,197E10
1
1,197E10
Residual
9,392E10
106
8,861E8
Total
1,059E11
107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_2
F
13,511
Sig.
a
,000
127
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
a
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
45156,774
5245,803
,157
,043
PEMBIAYAA
N
Beta
t
,336
Sig.
8,608
,000
3,676
,000
a. Dependent Variable: AbsRes_2
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
48322,4648
-60467,37500
-1,228
78507,2109
42542,35156
1,626
61310,7972
,00000
,000
10577,39854
29627,18071
1,000
108
108
108
-2,031
1,429
,000
,995
108
a. Dependent Variable: AbsRes_2
3.
Jumlah Uang Beredar (JUB)
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
a
JUB
b
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Model Summary
Model
R
R Square
b
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Std. Deviation
N
128
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,962
,925
,924
19125,88447
a. Predictors: (Constant), JUB
b. Dependent Variable: DPK
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
df
Mean Square
Regression
4,780E11
1
4,780E11
Residual
3,877E10
106
3,658E8
Total
5,168E11
107
F
Sig.
1306,681
a
,000
a. Predictors: (Constant), JUB
b. Dependent Variable: DPK
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
a
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
28107,414
2822,405
,041
,001
JUB
Beta
t
,962
Sig.
9,959
,000
36,148
,000
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
35870,7148
-34935,46484
-1,041
211846,8906
57843,47266
1,592
105458,6204
,00000
,000
66836,60578
19036,30138
1,000
108
108
108
-1,827
3,024
,000
,995
108
a. Dependent Variable: DPK
Std. Deviation
N
129
Hasil Uji Moderasi
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
b
Variables
Removed
Method
PEMBIAYAAN .
Enter
a
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_3
Model Summary
Model
R
R Square
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,139
b
Adjusted R
Square
,019
Std. Error of
the Estimate
,010
11756,72687
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_3
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
Regression
df
Mean Square
2,874E8
1
2,874E8
Residual
1,465E10
106
1,382E8
Total
1,494E10
107
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_3
F
2,080
Sig.
a
,152
130
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
a
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
17359,203
2071,902
-,024
,017
PEMBIAYAA
N
Beta
-,139
t
Sig.
8,378
,000
-1,442
,152
a. Dependent Variable: AbsRes_3
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
12191,4219
-16235,75391
-1,626
16868,6660
42974,92188
1,228
14856,0738
,00000
,000
1639,00902
11701,65993
1,000
108
108
108
-1,381
3,655
,000
,995
108
a. Dependent Variable: AbsRes_3
4. Pertumbuhan Ekspor
b
Variables Entered/Removed
Model
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
Variables
Entered
EKSPOR
a
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: DPK
Model Summary
Model
R
R Square
b
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Std. Deviation
N
131
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,485
,235
,228
61071,06218
a. Predictors: (Constant), EKSPOR
b. Dependent Variable: DPK
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
df
Mean Square
Regression
1,214E11
1
1,214E11
Residual
3,953E11
106
3,730E9
Total
5,168E11
107
F
Sig.
a
32,553
,000
t
Sig.
a. Predictors: (Constant), EKSPOR
b. Dependent Variable: DPK
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
a
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
-63544,698
30198,277
,013
,002
EKSPOR
Beta
,485
-2,104
,038
5,706
,000
a. Dependent Variable: DPK
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
Minimum
Maximum
Mean
30808,5781
-80086,89063
-2,216
171948,6719
1,45160E5
1,974
105458,6204
,00000
,000
33685,23088
60785,01348
1,000
108
108
108
-1,311
2,377
,000
,995
108
a. Dependent Variable: DPK
Hasil Uji Moderasi
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
a
Variables
Removed
b
Method
Std. Deviation
N
132
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
PEMBIAYAAN .
Enter
a
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: AbsRes_4
Model Summary
Model
R
Adjusted R
Square
R Square
a
d1
i
m
e
n
s
i
o
n
0
,501
b
,251
Std. Error of
the Estimate
,244
29350,03599
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_4
b
ANOVA
Model
1
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Regression
3,062E10
1
3,062E10
Residual
9,131E10
106
8,614E8
Total
1,219E11
107
Sig.
35,546
a
,000
a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN
b. Dependent Variable: AbsRes_4
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
B
1
a
(Constant)
PEMBIAYAA
N
Standardized
Coefficients
Std. Error
24479,793
5172,391
,250
,042
a. Dependent Variable: AbsRes_4
Beta
t
,501
Sig.
4,733
,000
5,962
,000
133
Residuals Statistics
Predicted Value
Residual
Std. Predicted
Value
Std. Residual
a
Minimum
Maximum
Mean
29542,7227
-59967,30859
-1,228
77817,6016
68188,41406
1,626
50315,1413
,00000
,000
16916,57666
29212,56434
1,000
108
108
108
-2,043
2,323
,000
,995
108
a. Dependent Variable: AbsRes_4
Std. Deviation
N
134
135
136
Download