ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH, LAJU INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN PERTUMBUHAN EKSPOR TERHADAP TOTAL PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI KASUS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2007-2015) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) DISUSUN OLEH: SYUKURI AHMAD RIFAI NIM : 213-12-021 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 i ii iii iv MOTTO “LEARNING TO APPRECIATE A PROCESS FOR A DESTINATION” (BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH PROSES UNTUK SEBUAH TUJUAN) “SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN” (HR. AHMAD, THABRANI , DARAQUTHNI) v PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua saya yang telah membimbing, mendidik, mencurahkan segala usaha dan do’anya dengan ikhlas serta kasih sayang tanpa mengenal lelah dan bosan demi masa depan penulis. 2. Untuk kakakku yang tidak bosan-bosannya selalu memberikan bimbingan, nasehat dan arahan bagi penulis. 3. Untuk kakek dan nenek-nenekku, terima kasih atas kasih sayangmu. 4. Untuk seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping dalam hidupku. 5. Untuk sahabat-sahabat PS-S1 yang telah banyak memberikan masukan serta motivasi. 6. Untuk saudara-saudara mudaku yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Untuk keluarga besar Student Sport Club (SSC) dan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga. vi KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah menujukkan jalan kebenaran dengan perantara agama Islam. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga 2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga 3. Dr. Hikmah Endraswati, M.Si selaku dosen pembimbing dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh sivitas akademik IAIN Salatiga. 5. Bapak, ibu, kakak, dan semua familiku yang selalu memberi motivasi serta doa restunya. vii viii ABSTRAK Rifai, Syukuri Ahmad. 2016. Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015). Dibimbing oleh Dr. Hikmah Endraswati, M. Si Kata kunci:Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Pertumbuhan Ekspor, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah, inflasi, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah dengan dana pihak ketiga sebagai variabel moderasi pada perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi Statistik Ekonomi Keuangan Indonesi (SEKI) dan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (BI) di www.bi.go.id dan Badan Pusat Statistik (BPS). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di Indonesia terdiri dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tahun 2007-2015. Sampelnya adalah seluruh populasi dengan data time series sejumlah 108. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel kurs rupiah, inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan ekspor bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan secara parsial hanya inflasi dan jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Pada pengujian moderasi, dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah, inflasi dan pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii ............................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN MOTTO iii ........................................................... iv ................................................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi ......................................................................................... vii ............................................................................................................ ix ....................................................................................................... x KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 12 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 14 E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ......................................................................................... 17 B. Kerangka Teori ......................................................................................... 28 C. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 50 D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 62 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 62 x C. Data dan Sumber Data ............................................................................. D. Metode Pengumpulan Data 63 ...................................................................... 63 E. Definisi Operasional .................................................................................. 64 F. Metode Analisis Data BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 69 ................................................................................ 76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 98 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 99 C. Penutup 99 ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Nilai dan Share Pembiayaan Perbankan Syariah .................................... 2 Tabel 1.2 Research Gap Penelitian .......................................................................... 7 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 21 Tabel 3.2 Kriteria Uji Autokorelasi ........................................................................... 72 Tabel 4.1 Deskripif Statistik .................................................................................... 76 Tabel 4.2 Hasil Normalitas .................................................................................... 78 Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 79 ............................................................................. 80 Tabel 4.5 Hasil Uji Perbaikan Autokorelasi Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 80 ...................................................................... 81 Tabel 4.7 Hasil Uji Perbaikan Multikolinearitas Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi ..................................................... 82 ...................................................................................... Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi 82 ................................................... 85 .................................................................... 92 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia dengan jumlah populasi penduduk sekitar 237.641.326 juta jiwa di mana 87,18% beragama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat mengembangkan Industri Keuangan Islam (https://id.wikipedia.org). Ketertarikan dan perhatian masyarakat terhadap industri keuangan juga kian membaik. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) hingga Januari 2016, jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 12 bank, Unit Usaha Syariah sebanyak 22 bank dan BPRS sebanyak 163 bank. Total asset khusus BUS dan UUS adalah Rp 287.440 triliun, pembiayaan Rp 197.913 triliun dan penghimpunan DPK perbankan syariah sebesar Rp 229.094 triliun (www.bi.go.id). Salah satu fungsi bank syariah adalah menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan adalah kewajiban mutlak sebuah lembaga keuangan. Pembiayaan pada perbankan syariah tentunya memiliki perbedaan fundamental dengan kredit pada perbankan konvensional. Karakteristik yang paling membedakan adalah akad dan produk-produk pembiayaannya. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah tersebar dalam berbagai bidang usaha dan sektor ekonomi. Untuk 1 2 melihat perkembangan pendanaan pembiayaan perbankan syariah 20072015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Nilai dan Share Pembiayaan Perbankan Syariah terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015 Tahun Musyarakah (miliar) Mudharabah (miliar) Murabahah (miliar) Lainnya (miliar) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3.289 6.116 6.134 7.593 9.077 22.298 35.057 42.830 54.033 4.686 6.518 9.142 12.420 16.295 10.904 12.629 13.802 14.906 13.340 19.810 24.245 31.108 46.161 67.725 104.718 112.288 117.777 1.056 1.653 2.673 4.680 10.611 16.638 20.490 18.964 17.177 Total Pembiayaan (miliar) 27.944 38.195 46.886 68.181 102.655 147.505 184.122 199.330 203.894 Market Share (%) 2,67 3,00 2,50 2,00 3,98 4,23 4,80 4,89 4,61 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2007-2015 (diolah). Berdasarkan data di atas kita lihat bahwa market share pembiayaan perbankan syariah di Indonesia masih di bawah 5%. Pada tahun 2015 market share pembiayaan perbankan syariah mengalami penurunan sebesar 4,61% yang semula pada tingkat 4,89% pada tahun 2014. Hal ini menyatakan bahwa nilai market share pembiayaan perbankan syariah masih kecil terhadap perbankan nasional di Indonesia. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa total pembiayaan perbankan syariah juga masih kecil, karena pembiayaan yang merupakan fungsi sekaligus produk dari perbankan syariah merupakan salah satu dalam perluasan market share pembiayaan (Bank Indonesia, 2007-2015). Idhat (2015) menyatakan bahwa, nilai tersebut masih jauh berada di bawah target market share perbankan syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia terhadap perbankan nasional pada tahun 2015 yaitu 3 sebesar 15%. Apabila dibandingkan dengan negara lain yang market share bank syariahnya lebih dari 10% baru dapat menggerakkan perekonomian suatu negara, misalnya Malaysia dengan market share 24%. Begitu pula dengan United Emirate Arab dengan penetrasi 16% ekonomi syariah mendominasi bisnis properti nasional (Idhat, 2015). Brodjonegoro (2016) mengungkapkan bahwa perkembangan bank syariah di Indonesia masih sangat minim, padahal Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Hal itu dapat terlihat dari market share pembiayaan perbankan yang masih kurang dari 5% (Brodjonegoro, 2016). Secara spesifik terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan pemberian pembiayaan oleh perbankan syariah, seperti tingkat kredit macet, kurangnya modal, dana himpunan masyarakat, nilai tukar rupiah, inflasi, dan tingkat suku bunga (Herijanto, 2013: 144). Salah satu indikator faktor makro ekonomi adalah inflasi, di mana inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (Karim, 2007: 137). Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara yang mengakibatkan masyarakat lebih menggunakan dananya untuk konsumsi. Menurut para ekonom islam menyebutkan dampak inflasi antara lain: menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, melemahkan semangat menabung, meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja dan mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif (Karim, 2007: 137). 4 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2008 inflasi mencapai tingkat 11,06%. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga pangan dunia karena gagal panen di Cina dan Rusia (https://id.wikipedia.org). Selanjutnya tingkat inflasi setelah tahun 2008 di Indonesia dalam keadaan fluktuatif. Tahun 2015 saja inflasi berada pada tingkat 3,35% (Badan Pusat Statistik, 2007-2015). Bank Indonesia terus mencermati berbagai risiko yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara Indonesia diantaranya perkembangan harga minyak dunia, nilai tukar, penyesuaian administered prices serta gejolak harga pangan (Agung dan Zulferdi, 2015). Selain inflasi faktor ekonomi makro yang berpengaruh adalah perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia yang mengalami fluktuatif, di mana setiap perubahan tersebut akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia (Halim, 2013). Jumlah uang beredar sangatlah penting karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya kebutuhan masyarakat (Setyawan dan Baratakusumah, 2005:11). Jumlah uang beredar yang ada di tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian, namun perkembangan yang terlalu meningkat tajam akan dapat memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu Negara (Untoro, 2007). 5 Faktor lain yang mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah adalah nilai kurs rupiah terhadap dollar AS. Kurs rupiah merupakan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, tourisme, investasi internasional, ataupun aliran jangka pendek antar negara yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum (Karim, 2007: 157). Nilai kurs rupiah tercatat mengalami pelemahan cukup dalam (overshoot) dan telah berada dibawah nilai fundamentalnya (under valued) pada tahun 2015. Pada bulan Maret 2015 nilainya sudah melampui 13.000 per dolar. Sejatinya, ini nilai terendah sejak krisis moneter atau ekonomi 1998. Kemudian rupiah terus melemah hingga menyentuh 13.500 per dolar (Junaedi, 2015). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan global yang kurang baik, harga komoditas yang terus menurun serta keuangan global yang masih diliputi ketidakpastian sejalan dengan masih berlanjutnya ketidakpastian suku bunga Fed Fund Rate (FRR) di Amerika Serikat dan kebijakan penyesuaian nilai tukar Yuan (Agung dan Zulverdi, 2015). Turunnya kurs rupiah (depresiasi) dan naiknya kurs rupiah (apresiasi) mempengaruhi ekspor suatu negara. Saat nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami depresiasi total, ekspor suatu negara naik. Naiknya pendapatan eksportir sebagai dampak depresiasi nilai tukar ini akan meningkatkan pendapatan domestik bruto negara tersebut dari sisi ekspor (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 182). 6 Ketika pendapatan ekspor meningkat, para eksportir berusaha untuk melakukan pembiayaan di bank guna memenuhi segala kebutuhannya untuk biaya produksi dan operasional barang-barang yang diperdagangkan keluar negeri. Hal ini berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada bank syariah (Lie dan Malelak, 2015:69). Salah satu faktor penting dalam menjalankan fungsi penyaluran dana yang harus diperhatikan bank adalah aspek penghimpunan dana. Kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan oleh bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan bank syariah tersebut sebagai financial intermediary berjalan dengan baik (Antonio, 2001: 41). Bagaimana bank melayani sebaik-baiknya mereka yang kelebihan dana dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro wadiah, deposito mudharabah, tabungan wadi’ah maupun tabungan mudharabah, serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen bank syariah. Fungsi pokok perbankan syariah adalah sebagai lembaga yang mempunyai fungsi dan peran intermediasi keuangan (Antonio, 2001). Beberapa variabel di atas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah penyaluran pembiayaan pada bank syariah. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai total pembiayaan perbankan syariah ada pada tabel 1.2. 7 Tabel 1.2 Research Gap Penelitian Variabel Dependen Variabel Independen Kurs Rupiah Inflasi Pembiayaan Perbankan Syariah Jumlah Uang Beredar Ekspor DPK Peneliti Tahun Haryati 2007 Ditria, Vivian dan Widjaja Wira 2008 Tohari 2010 Halim 2013 Haryati 2007 Ningsih dan Zuhroh Boyd, Levine and Smith Amidu 2010 Dahlan 2014 Cahyono 2009 Lie dan Malelak Akbar 2015 Halim 2013 Mayasya 2013 Ditria, Jenni dan Widjaja Astriana 2008 Mayasya 2013 Dyatama dan Yuliadi Murdiyanto 2015 Rosyetti dan Iyan Faizal dan Prabawa 2010 2011 2000 2006 2012 2010 2012 2013 Metode Hasil Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Regresi linier berganda Negatif Signifikan Negatif Signifikan Positif Signifikan Negatif Signifikan Negatif Tidak Signifikan Positif Signifikan Negatif Tidak Signifikan Negatif Signifikan Negatif Tidak Signifikan Negatif Tidak Signifikan Positif Signifikan Positif Signifikan Negatif Signifiakn Positif Signifikan Positif Signifikan Positif Signifikan Negatif Tidak Signifikan Positif Signifikan Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda Positif Signifikan Positif Signifikan Regresi linier berganda Regresi linier berganda Positif Signifikan Positif Signifikan 8 Penelitian mengenai pengaruh makro ekonomi terhadap pembiayaan perbankan telah banyak dilakukan dengan variabeldan hasil yang berbeda-beda. Penelitian mengenai kurs telah banyak dilakukan, salah satunya adalah Haryati (2007) pada Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kursberpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyono (2009) tentang jumlah pembiayaan pada Bank Mandiri Syariah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kurs berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) meneliti tentang Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan (studi kasus Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2002-2007) denganmenggunakan analisis regresi linier berganda mendapatkan hasil kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Penelitian mengenai pengaruh inflasi terhadap pembiayaaan perbankan syariah juga telah banyak dilakukan, salah satunya adalah Dahlan (2014) pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2008-2012 dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya menujukkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Haryati (2007) 9 pada Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Halim (2013) melakukan penelitian pengaruh jumlah uang beredar terhadap total kredit perbankan pada periode 2013 dengan menggunakan analisis linier berganda. Hasilnya menujukkan bahwa jumah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap total kredit perbankan. Lie dan Malelak (2015) juga melakukan penelitian pengaruh jumlah uang beredar terhadap pembiayaan perbankan dengan analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2012) pada perbankan Indonesia tahun 2012 dengan menggunakan analisis liner berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) melakukan penelitian pengaruh ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan (studi kasus Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2002-2007) dengan menggunakan analisis regresi linier berganda mendapatkan hasil ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Mayasya (2013) juga melakukan penelitian pengaruh ekspor terhadap pembiayaan perbankan dengan analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. 10 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Astriana (2010) pada perbankan Indonesia Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku Bunga Kredit,Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekspor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Dari penelitian-penelitian tersebut, ditemukan hasil yang berbedabeda dari tiap pengaruh variabel terhadap pembiayaan perbankan syariah.Adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian tersebut, menunjukkan masih terbuka secara luas terhadap penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan inkonsistensi hasil, maka pada penelitian ini penulis menggunakan variabel moderasi untuk mengetahui apakah variabel moderasi dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana Pihak Ketiga merupakan usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat (Kasmir, 2004: 50). Penelitian Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan perbankan telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti: Pratiwi dan Norita (2013) pada Bank Umum Riau tahun 2007-2012 dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, Haryati (2007) melakukan penelitiannya pada Perbankan Indonesia tahun 2004-2008 dengan menggunakan analisis 11 regresi linier berganda, Rosyeti dan Iyan (2010) pada Bank Umum Riau tahun 1994-2008 dengan analisis regresi linier berganda, Faizal dan Prabawa (2010) pada Bank Umum Syariah Devisa dengan analisis linier berganda, dan Murdiyanto (2012) pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2006-2011 dengan menggunakan analisis linier berganda, dan kesemua penelitian tersebut menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif signifikan terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. Oleh karena itu, merujuk pada penelitian-penelitian tersebut, peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian kembali yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya dengan tahun dan variabel yang berbeda. Peneliti menggunakan variabel Kurs, Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Ekspor sebagai variabel independen. Dana Pihak Ketiga sebagai variabel moderasi. Total Pembiayaan sebagai variabel dependen dengan periode penelitian tahun 2007-2015. Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu adalah pada penelitian ini menggunakan variabel moderasi dana pihak ketiga sebagai pengaruh variabel makro ekonomi terhadap total pembiayaan. Selain itu tahun yang up to date yaitu 2007-2015 yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun memilih judul “Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Laju Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Pertumbuhan Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan 12 Syariah dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015)”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Apakah kurs rupiah berpengaruh pada total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 2. Apakah inflasi berpengaruh pada total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 3. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh pada total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 4. Apakah pertumbuhan ekspor berpengaruh pada total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 5. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 6. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 7. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 8. Apakah dana pihak ketiga memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia? 13 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1. Pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 2. Pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 3. Pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 4. Pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 5. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 6. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 7. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 8. Dana pihak ketiga sebagai pemoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 14 D. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap dan memberikan manfaat secara teoritik dan praktik: 1. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat untuk: a. Mengetahui secara substansif faktor-faktor makro yang mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. b. Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian penelitian. 2. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat untuk: a. Bahan pertimbangan bagi manajemen bank syariah dalam mengambil keputusan untuk mengelola bank yang baik. b. Bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan moneter dan bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga intermediasi. c. Memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat yang berkepentingan untuk menginvestasikan dananya perbankan. d. Referensi dasar kelanjutan penelitian pada masa mendatang. di 15 E. SISTEMATIKA PENULISAN Sitematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 1 : Pendahuluan Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Pada bab ini memuat tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, telaah pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini berisi tentang metoderuang lingkup penelitian, penentuan sampel, sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan metode analisis data. BAB IV : Analisis Data Bab ini merupakan pengolahan dari metode yang digunakan.Analisis ini berguna sebagai jawaban atas permasalahan penelitian atau membahas mengenai hasil pengujian hipotesis. BAB V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan. Seluruh hasil penelitian akan dirangkum dalam bab ini. 16 Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran. Penelitian ini dilampiri dengan daftar pustaka dan daftar lampiran yang meliputi deskripsi sampel penelitian dan hasil output SPPS. BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Lemah dan kuatnya lembaga keuangan syariah salah satunya disebabkan oleh indikator ekonomi makro yang dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan Herijanto (2013: 148). Menurut Muljono (1996: 67) yang dikutip oleh Mulyani (2016: 6) bahwa kegiatan perbankan yang akan dilakukan lebih banyak mengikuti perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, baik tingkat regional, nasional, maupun internasional. Perbankan dalam manyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan informasi yang tepat. Krisis perbankan dimulai dari penyaluran kredit dengan mengambil risiko yang berlebihan (overleverage), dan kelanjutan hidup bank dengan risiko yang berlebihan itu tergantung ketika terjadi economic shock (perubahan besar pada ekonomi makro) (Herijanto, 2013: 158). Perkembangan kondisi perekonomian dunia saat ini akan mempengaruhi pergerakan sistem keuangan. Dahlan (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia” dengan periode 2008-2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Variabel yang digunakan adalah tingkat bonus SBIS, tingkat inflasi dan pembiayaan bank umum syariah. Hasil dari penelitian ini adalah secara parsial tingkat bonus 17 18 SBIS berpengaruh negatif terhadap penyaluran pembiayaan Bank Syariah di Indonesia. Variabel tingkat inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan pada bank syariah di Indonesia. Dengan demikian tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh dalam besar kecilnya penyaluran bank syariah di Indonesia. Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini berbeda di antara satu waktu ke waktu yang lain. Temuan yang sama oleh Ningsih dan Zuhroh (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Permintaan Kredit Investasi pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur menyebutkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Haryati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi” menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan perbanakan. Penelitian yang sama dilakukan oleh Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan. Halim (2013) dalam penelitiannya yang berjudul“Pengaruh Makro Ekonomi Dan Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit Investasi Perbankan” menyebutkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Temuan yang sama dilakukan oleh Lie dan Malelak (2015) dalam penelitiannya 19 menyebutkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan” metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Periode tahun yang digunakan adalah tahun 2002-2007. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Variabel yang digunakan adalah suku bunga, nilai tukar, jumlah ekspor dan kredit perbankan. Secara simultan suku bunga, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan dan jumlah ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap kredit perbankan. Secara parsial variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Faizal dan Prabawa (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Volume Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Devisa)”. Variabel yang digunakan adalah Total Aset, Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing (NPF) dan Volume Pembiayaan.Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel empat Bank Umum Syariah di Indonesia dengan periode waktu lima tahun dari tahun 2006-2013. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel 20 yang digunakan terhadap volume pembiayaan Bank Umum Syariah Devisa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap volume pembiayaan bagi hasil. Secara parsial variabel dana pihak ketiga berpengaruh signifikan dan positif terhadap volume pembiayaan bagi hasil. Artinya semakin tinggi DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum syariah devisa, akan mendorong peningkatan volume pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, demikian pula sebaliknya, sedangkan secara parsial NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan bagi hasil. Murdiyanto (2012), dalam jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran Kredit Perbankan”, temuan yang sama disebutkan oleh Murdiyanto (2012) bahwa dana pihak ketiga menujukkan hubungan positif signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. 21 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No Peneliti Judul Variabel Pengaruh Kurs Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Ditria, Vivian dan Pengaruh Suku bunga, Widjaja (2008) Tingkat Suku nilai tukar, Journal of Applied Bunga, Nilai jumlah ekspor Finance and Accounting Tukar Rupiah dan kredit Vol. 1 No.1 November dan Jumlah perbankan. 2008:166-192 Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan 2. Haryati (2007) Pertumbuhan Pertumbuhan Kredit ekses likuiditas, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, Perbankan di DPK, Indonesia: pertumbuhan No.2 Mei 2009,hal. 299 Intermediasi dan pinjaman, – 310 Terakreditasi SK. Pengaruh pertumbuhan No.167/DIKTI/Kep/2007 Variabel Makro ekuitas, suku Ekonomi bunga, inflasi dan nilai tukar 3. Halim (2013) Pengaruh Inflasi, bi rate, FINESTA Vol. 1, No. 2, Makroekonomi jumlah uang (2013) 1-6 Dan Ekspor beredar, kurs, Terhadap Kredit ekspor Modal Kerja Dan Kredit Investasi Perbankan 4. Wira (2011) Pengaruh Pdb PDB, Nilai JEMI, Vol. 2, No.2, Sektor, Nilai Taukar (Kurs), Desember 2011 Tukar Dan Indeks Harga Indeks Harga Produsen Produsen Terhadap Penjaman Perbankan 5. Lie dan Malelak (2015) Pengaruh Makro Inflasi, kurs, FINESTA Vol. 3, No. 2, Ekonomi produk (2015) 67 – 72 Terhadap Kredit domestik bruto, Perbankan Di jumlah uang Indonesia beredar, bi rate, Periode 2007- ekspor 2014 6. Listiono (2015) Analisis Gejolak Skripsi Universitas Pengaruh Moneter, Kredit Muhamadiyah Gejolak Moneter dan Pembiayaan Yogyakarta Terhadap Kredit Pada Bank Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah di Hasil Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhaan kredit perbankan di indonesia. Kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kredit perbankan. Kurs rupiah berpengaruh positif dan signifikan Kurs berpengaruh negatif tidak signifikan Kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan bank syariah 22 Indonesia tahun 2007-2014 Pengaruh Inflasi Terhadap Pembiayaan Perbankan 1. Haryati (2007) “Pertumbuhan Pertumbuhan Kredit ekses likuiditas, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, Perbankan di DPK, Indonesia: pertumbuhan No.2 Mei 2009,hal. 299 Intermediasi dan pinjaman, – 310 Terakreditasi SK. Pengaruh pertumbuhan No.167/DIKTI/Kep/2007 Variabel Makro ekuitas, suku Ekonomi” bunga, inflasi dan nilai tukar. 2. Ningsih dan Zuhroh Analisis Suku bunga dan (2010) Permintaan inflasi Jurnal Ekonomi Kredit Investasi Pembangunan, Vol 8 No. pada Bank 2 Desember 2010 Swasta Nasional di Jawa Timur 3. Boyd, Levine and Smith (2000) The Impact Of Inflation On Financial Sector Performance Inflasi 4. Dahlan (2014) Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan Bank Syariah di Indonesia Tingkat bonus SBIS, tingkat inflasi dan pembiayaan bank umum syariah. 5. Amidu (2006) Banks and Bank Systems / Volume 1, Issue 4, 2006 The Link Between Monetary Policy And Banks Lending Behaviour: The Ghanaian Case 6. Saekhu (2015) Economica Volume VI/Edisi 1/Mei 2015 Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah, Volume Pasar Uang Antar GDP Goverentment, inflasi, Suku Bunga, money supply, total asset to firm, cash equifalent to firm Inflasi, Pembiayaan Bank Syariah, Pasar Uang dan Wadiah Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap permintaan kredit bank. Inflasi berpengruh negatif signifikan terhadap kemampuan bank menyalurkan pembiayaan. Variabel tingkat inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran pembiayaan pada bank syariah di Indonesia. Inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kredit bank. Inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pembiayaan bank syariah 23 Bank Syariah, Dan Posisi Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 7. Listiono (2015) Analisis Gejolak Inflasi Skripsi Universitas Pengaruh Moneter, Kredit berpengaruh Muhamadiyah Gejolak Moneter dan Pembiayaan negatif Yogyakarta Terhadap Kredit signifikan Pada Bank terhadap Konvensional pembiayaan Dan Pembiayaan bank syariah Pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2007-2014 Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Halim (2013) Pengaruh Inflasi, bi rate, Jumlah uang FINESTA Vol. 1, No. 2, mkroekonomi jumlah uang beredar (2013) 1-6 dan ekspor beredar, kurs, berpengaruh terhadap kredit ekspor positif dan modal kerja dan signifikan kredit inestasi terhadap kredit perbankan perbnkan. 2. Lie dan Malelak (2015) Pengaruh Makro Inflasi, kurs, Jumlah uang FINESTA Vol. 3, No. 2, Ekonomi produk beredar (2015) 67 – 72 Terhadap Kredit domestik bruto, berpengaruh Perbankan Di jumlah uang positif Indonesia beredar, bi rate, signifikan Periode 2007- ekspor terhadap 2014 pembiayaan perbankan 3. Akbar (2012) Kausalitas Inflasi, suku Jumlah uang Forum Bisnis Dan Inflasi, Tingkat bunga, jumlah beredar Kewirausahaan Jurnal Suku Bunga, uang beredar. berpengaruh Ilmiah STIE MDP Dan Jumlah negatif Vol. 2 No. 1 September Uang Beredar: A signifikan 2012 Case Of terhadap kredit Indonesia perbankan. Economy 4. Mayasya (2013) Pengaruh Jumlah uang Jumlah uang Jurnal Ekonomi Variabel Makro beredar, inflasi, beredar Pembangunan Vol.9 No. Ekonomi ekspor berpengaruh 1 2012-2013 Terhadap signifikan dan Pembiayaan positif terhadap Bank Syariah Di pembiayaan Indonesia perbankan Periode 2012syariah 2013 5. Listiono (2015) Analisis Gejolak Jumlah Uang Skripsi Universitas Pengaruh Moneter, Kredit Beredar Muhamadiyah Gejolak Moneter dan Pembiayaan berpengaruh Yogyakarta Terhadap Kredit negatif Pada Bank signifikan 24 Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2007-2014 Pengaruh Ekspor Terhadap Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Ditria, Vivian dan Pengaruh Suku Bunga, Widjaja (2008) Tingkat Suku Nilai Tukar, Journal of Applied Bunga, Nilai Ekspor Finance and Accounting Tukar Rupiah Vol. 1 No.1 November dan Jumlah 2008:166-192 Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan 2. Astriana (2010) Pengaruh Nilai Nilai Tukar Journal Uajy Vol. 1 No. Tukar Rupiah, Rupiah, 01 Nilai Ekspor, Nilai Ekspor, Suku Bunga Suku Bunga Kredit, Kredit, Dan Dana Pihak Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Ketiga Kredit Modal Terhadap Kerja 3. Mayasya (2013) Pengaruh Jumlah uang Jurnal Ekonomi Variabel Makro beredar, inflasi, Pembangunan Vol.9 No. Ekonomi ekspor 1 2012-2013 Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia Periode 20122013 4. Lie dan Malelak (2015) Pengaruh Makro Inflasi, kurs, FINESTA Vol. 3, No. 2, Ekonomi produk (2015) 67 – 72 Terhadap Kredit domestik bruto, Perbankan Di jumlah uang Indonesia beredar, bi rate, Periode 2007- ekspor 2014 Pengaruh DPK Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah 1. Faizal dan Prabawa “Analisis Total Aset, (2013) Pengaruh Total Dana Pihak Jurnal Ilmiah Aset, Dana Ketiga, Non Manajemen Pihak Ketiga dan Performing Volume 8, Nomor 1, Non Performing Financing April 2010 Financing (NPF) (NPF) dan terhadap Volume Volume Pembiayaan Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Devisa) 2. Murdiyanto (2012) Faktor-faktor DPK, CAR, Proseedings of yang NPL, SBI terhadap pembiayaan bank syariah Ekspor berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan perbanakan Nilai Ekspor tidak signifikan terhadap kredit modal kerja perbankan Ekspor berpengaruh signifikan dan positif terhadap pembiayaan perbankan syariah Ekspor tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan Dana pihak ketiga berpengaruh signifikan dan positif terhadap volume pembiayaan bagi hasil. Dana ketiga pihak 25 Conference In Business, Accounting and Management (CBAM) 2012 Vol. 1 No. 1 December 2012 berpengaruh dalam penentuan penyaluran kredit perbankan 3. Siswati (2013) Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 4, No. 1, 2013, pp: 82-92 Analisis penyaluran dana bank syariah 4. Qolby (2013) Economics Development Analysis Journal EDAJ 2 (4) (2013) DPK, NPF, bonus SWBI Faktor-faktor DPK, SWBI yang dan ROA mempegaruhi pembiayaan pada perbankan syariah di indonesia periode tahun 2007-2013 5. Untari (2016) Pengaruh Dana DPK, Kas, SBI Publikasi Ilmiah Pihak Ketiga Universitas (DPK), Kas, Dan Muhammadiyah Sertifikat Bank Surakarta Indonesia (SBI) Terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah Di Indoneisa Periode 20102014 Pengaruh Variabel Kurs Terahadap DPK Perbanakn Syariah 1. Tohari (2010) Analisis Kurs rupiah, Skripsi Universitas Islam Pengaruh Nilai inflasi, JUB, Negeri Syarif Tukar Rupiah DPK, Hidayatullah Jakarta Terhadap Dollar, mudharabah Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Serta Implikasinya Ada Pembiayssn Mudharabah Perbankan Syariah Di Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadal penyalurn kredit perbankan. Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dan bank syariah. DPK berpengaruh positif signifikan DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah dan musyarakah Kurs rupiah berpengaruh signifikan terhadap DPK 26 2. Muttaqiena (2013) Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Indonesia Analisi Pengaruh PDB, inflasi, PDB, Inflasi, tingkat bunga, Tingkat Bunga, nilai tukar, DPK Dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia Tahuin 20082012 3. Cahyono (2009) Pengaruh Inflasi, kurs Tesis Universitas Indikator PDB, DPK Indonesia Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga Dan Pembiayaan Bank Syariah mandiri Pengaruh Variabel Inflasi Terahadap DPK Perbanakn Syariah 1. Tohari (2010) Analisis Kurs rupiah, Skripsi Universitas Islam Pengaruh Nilai inflasi, JUB, Negeri Syarif Tukar Rupiah DPK, Hidayatullah Jakarta Terhadap Dollar, mudharabah Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Serta Implikasinya Ada Pembiayssn Mudharabah Perbankan Syariah Diindonesia 2. Muttaqiena (2013) Analisi Pengaruh PDB, inflasi, Jurnal Ekonomi PDB, Inflasi, tingkat bunga, Pembangunan Fakultas Tingkat Bunga, nilai tukar, DPK Ekonomi Universitas Dan Nilai Tukar Negeri Semarang Terhadap Dana Indonesia Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2008-2012 3. Maula (2012) Pengaruh Suku bunga, Skripsi Universitas Islam Tingkat Suku bagi hasil, Negeri Sunan Kalijaga bunga, Jumlah inflasi, indeks Yogyakarta Bagi Hasil, saham JII, JUB Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), Dan Jumlah Uang Nilai tukar rupiah (kurs) berpengaruh signifikan terhadap DPK Kurs berpengaruh signifikan terhadap DPK bank syariah mandiri Inflasi berpengaruh signifikan terhadap DPK Inflasi berpengaruh signifikan terhadap DPK Inflasi berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah bank syariah mandiri 27 beredar (JUB) Terhdapa Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Periode 2007-2011 4. Cahyono (2009) Pengaruh Inflasi ,kurs Tesis Universitas Indikator PDB, DPK Indonesia Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga Dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Pengaruh Variabel JUB Terhadap DPK Perbanakn Syariah 1. Tohari (2010) Analisis Kurs rupiah, Skripsi Universitas Islam Pengaruh Nilai inflasi, JUB, Negeri Syarif Tukar Rupiah DPK, Hidayatullah Jakarta Terhadap Dollar, mudharabah Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Serta Implikasinya Ada Pembiayssn Mudharabah Perbankan Syariah Diindonesia 2. Maula (2012) Pengaruh Suku bunga, Skripsi Universitas Islam Tingkat Suku bagi hasil, Negeri Sunan Kalijaga bunga, Jumlah inflasi, indeks Yogyakarta Bagi Hasil, saham JII, JUB Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), Dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhdapa Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Periode 2007-2011 Pengaruh Variabel Pertumbuhan Ekspor Tehadap DPK 1. Astriana (2013) Pengaruh Nilai Nilai tukar, Tesis Program Studi Tukar Rupiah, ekspor, suku Magister Manajemen Nilai Ekspor, bunga kredit, Program Pascasarjana Suku Bunga DPK, kredit Inflasi brepengaruh signifikan terhadap DPK bank syariah mandiri JUB berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPK JUB berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah bank syariah mandiri Ekspor berpengaruh signifikan terhadap dana 28 Universtas Atma Jaya. Kredit, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja modal kerja pihka ketiga Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan dalam tabel 2.1, peneliti menemukan adanya gap antara lain: 1. Dari penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin membuktikan hasil penelitian yang lebih baik. 2. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hasil temuan yang bertentangan dengan teori. Seperti: penelitian menyatakan inflasi berpengaruh positif signifikan, sesuai dengan teori, namun ada yang menyebutkan inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. 3. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang menyatakan persamaan total pembiayaan perbankan syariah dari fungsi variabel kurs, inflasi, jumlah uang beredar, pertumbuhan ekspor dan dana pihak ketiga f(kurs, inflasi, jub, ekspor, dpk). B. Kerangka Teori 1. Kurs Rupiah a. Pengertian Kurs Rupiah Menurut Halwani (2005: 157) nilai tukar mata uang (kurs) merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Menurut Greenwald yang dikutip oleh 29 Karim (2007: 157) dalam Encyclopedia of Economics nilai tukar uang atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing. Permintaan dan penawaran akan valuta asing akan membentuk tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara lain. Penawaran dan permintaan terhadap valuta asing timbul karena adanya hubungan internasional dalam perdagangan barang, jasa, maupun modal. Penawaran valuta asing disebabkan adanya ekspor barang, jasa, transfer atau hibah dari luar negeri maupun capital masuk. Sedangkan permintaan valuta asing disebabkan adanya impor barang, jasa maupun capital, sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing, dan sebaliknya. Beberapa perkembangan sistem nilai tukar mata uang (Halwani, 2005: 158160), yaitu: a. Sistem Nilai Tukar Standar Emas Negara yang menganut sistem nilai tukar standar emas menetapkan nilai tukar mata uangnya dalam berat emas tertentu. b. Sistem Nilai Tukar Tetap Dalam sistem ini semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs yang ditetapkan oleh bank sentral. 30 c. Sistem Nilai Tukar Pengawasan Devisa Suatu Negara yang menganut rezim pengawasan devisa dalam nilai tukaran mata uangnya biasanya perekonomian negara tersebut tidak memilki cadangan devisa yang cukup untuk menutupi defisit neraca pembayaran yang terus menerus. d. Sistem Nilai Tukar Tambatan Sistem nilai tukar tambatan atau pegged exchange rate system, dimana mata uang domestik dikaitkan dengan suatu mata uang asing tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing lainnya merupakan penurunan dari nilai tukar mata uang asing yang dijadikan tambatan dengan mata uang asing lainnya. e. Sistem Nilai Tukar Mengambang Nilai tukar mengambang atau sering disebut floating exchange rate, dimana tingkat nilai tukar dibiarkan menurut keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang asing yang terjadi. Menurut Karim (2007: 167-175) dalam pembahasan nilai tukar menurut Islam penyebab dari apresiasi/depresiasi (fluktuasi) nilai tukar suatu mata uang akan dipakai dua skenario yaitu: a. Skenario satu, terjadi perubahan-perubahan harga didalam negeri yang mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri dianggap tidak berubah/berpengaruh). Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang yang terjadi di dalam negeri dikelompokkan sebagai berikut: 1) Natural exchange rate fluctuation 31 a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada permintaan agregatif. b) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada penawaran agregatif jika penawaran agregatif turun, maka akan berakibat pada naiknya tingkat harga secara keseluruhan, yang kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar. 2) Human error exchange rate fluctuation a) Corruption & bad administration Korupsi dan administrasi yang buruk akan mengakibatkan naiknya harga akibat terjadinya misal location of resources serta mark-up yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi biaya-biaya siluman dalam proses produksinya. b) Excessive tax Pajak penjualan yang sangat tinggi yang dilakukan pada barang dan jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut secara agregatif tingkat harga-harga akan mengalami kenaikan. c) Excessive seignorage Jika uang yang dicetak melebihi kebutuhan sektor riil maka tingkat harga akan mengalami kenaikan secara keseluruhuan. Jika harga dalam negeri mengalami kenaikan sementara tingkat harga luar negeri tetap maka nilai tukar uang akan mengalami depresiasi. 32 b. Skenario dua, terjadi perubahan-perubahan harga diluar negeri (faktor didalam negeri dianggap tidak berubah/berpengaruh). Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena dua sebab yaitu: 1) Non engineered/non-manipulated changes yaitu kenaikan perubahan angka terjadi bukan disebakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. 2) Engineered/manipulated changes yaitu perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang dimaksud untuk merugikaan pihak lain. 2. Hubungan Kurs Rupiah Terhadap Pembiayaan Perbankan Kurs rupiah mempengaruhi jumlah merupakan pembiayaan faktor dalam eksternal yang perbankan dapat syariah. Melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS mencerminkan kondisi perekonomian yang tidak menentu sehingga meningkatkan risiko perbankan untuk menyalurkan pembiayaannya (Sujatna, 2010: 211). Pengaruh kurs terhadap kondisi makroekonomi berhubungan dengan tingkat harga berlaku, yang mempengaruhi perilaku nasabah dalam menabung dan permintaan terhadap pembiayaan dalam menyikapi fluktuasi nilai kurs. Mankiw (2001: 125) menyatakan: “Jika Kurs riil tinggi, barang-barang dari luar negeri relatif lebih murah dan barangbarang domestic lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barang-barang domestik lebih mahal dan barang-barang domestik relatif murah”. 33 Bila kurs rupiah mengalami pelemahan terhadap mata uang negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi sehingga ekonomi mengalami perlambatan. Dalam ekonomi yang mengalami perlambatan, kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun membiayai investasi akan berkurang. Akibatnya bank akan kesulitan menyalurkan pembiayaan dan sebaliknya (Cahyono, 2009: 31-32). 2. Teori Inflasi a. Pengertian Inflasi Menurut Karim (2007: 135) inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan unit penghitungan moneter terhadap barang-barang/komoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation). Inflasi diukur dengan tingkat 34 inflasi (rate of inflation) yaitu tingkatan perubahan dari tingkat harga secara umum. Menurut Sukirno (2004: 27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periodeke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Karim (2007: 137), inflasi seperti sebuah penyakit. Inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut: a. Moderated inflation; karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat. b. Galloping Inflation; inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai dengan 200% per tahun. c. Hyper Inflation; inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu jutaan sampai triliunan persen per tahun. Selain itu, menurut Karim (2007: 138) inflasi dapat digolongkan karena penyebab-penyebab sebagai berikut: a. Natural Inflation dan Human Error Inflaton. Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri. 35 b. Actual/Anticipated/Expected Inflation dan Unanticipated/Unexpected Inflation. Pada Excepted Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi, sedangkan pada Unexpcted Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi. c. Demand Pull/Cost Push Inflation. Demand Pull Inflation diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan agregat dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregat dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. d. Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya ini terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterussnya. e. Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation biasa dikatakan inflasi yang hanya terjadi didalam negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya. 36 b. Hubungan Inflasi Dengan Pembiayaan Perbankan Inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus menerus (Karim, 2007: 137). Apabila terjadi inflasi maka terjadi ketidakpastian kondisi makroekonomi suatu negara, adanya ketidakpastian kondisi perekonomian suatu negara akan mengakibatkan masyarakat lebih menggunkan dananya untuk konsumsi. Inflasi mencerminkan stabilitas ekonomi, secara teori bahwa inflasi dapat melemahkan semangat menabung masyarakat, meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja dan mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif (Karim, 2007: 137). Di sisi lain, ini berarti bahwa masyarakat membuat keputusan dengan anggapan tidak ada perbedaan bonus Wadi’ah dan bagi hasil Mudharabah dengan imbalan tingkat bagi hasil bagi Bank Syariah. Pada masa inflasi, masyarakat akan menarik dana lebih banyak dari simpinannya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga dana yang dihimpun oleh perbankan akan menurun, kemudian berdampak pada penyaluran pembiayaan perbankan yang menurun (Muttaqiena, 2013: 181). 3. Jumlah Uang Beredar a. Pengertian Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar 37 dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank) ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut dengan uang kuasi (Siamat, 2005: 93). Sedangkan menurut Subagyo (1997: 10) jumlah uang beredar yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi. Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral atau near money. b. Hubungan Jumlah Uang Beredar dengan Pembiayaan Perbankan Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi. Peningkatan jumlah uang beredar dimasyarakat direspon perbankan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung di bank. Jika peningkatan dana pihak ketiga ini tidak segera disalurkan dalam 38 bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah dihimpun (Tohari, 2010: 86) 4. Pertumbuhan Ekspor a. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Veithzal, Permata dan Idroes, 2007: 321). Sedangkan dalam Wikipedia. org, ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima (http://id.wikipedia.org/wiki.Ekspor). Negara dengan perekonomian terbuka tidak terlepas dengan perdagangan internasional. Faktor penentu ekspor dan impor adalah output suatu negara. Total pengeluaran dalam negeri sering kali disebut permintaan dalam negeri sama dengan jumlah konsumsi ditambah investasi dalam negeri, ditambah pembelian oleh pemerintah untuk barang dan jasa. Ekspor ke suatu negara berhubungan dengan pendapatan dan output negara tersebut. Apabila output luar negeri meningkat, nilai tukar terhadap mata uang negara lain menurun, maka volume 39 dan nilai ekspor suatu negara cenderung meningkat. Penyebabnya adalah ketika perekonomian negara tumbuh dengan cepat dan harga-harga meningkat secara relatif terhadap mitra dagangnya, akibatnya ekspor cenderung lebih lambat dibandingkan impornya. Kemudian ketika perekonomian luar negeri tumbuh sedikit kurang cepat dibandingkan dengan perekonomian dalam negeri sehingga menurunkan ekspor, sementara impor tumbuh secara tajam. Akibatnya adalah perputaran besar ke arah defisit pada ekspor netto riil (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 183) b. Hubungan Ekspor Dengan Pembiayaan Perbankan Syariah Kegiatan ekspor suatu negara adalah salah satu upaya untuk memperkuat perekonomian sebuah negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan mandiri. Salah satu upaya kearah itu adalah mengembangkan kegiatan ekspor syariah melalui pembiayaan sektor riil yang berorientasi ekspor, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi. Ketika sebuah negara dalam kegiatan ekspor mengalami peningkatan, maka hal ini pembiayaan ekspor juga mengalami peningkatan. Tujuan pemberian pembiayaan ekspor adalah untuk dapat membantu memperkuat permodalan dan diharapkan produk yang dihasilakan mempunyai daya saing di pasar ekspor (Agustianto, 2014). 40 5. Dana Pihak Ketiga a. Pengertian Dana Pihak Ketiga Menurut Kasmir (2004: 50) Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan menurut Rivai dan Veithzal (2008: 213) dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai operasinya, dana dapat pula diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat (Kasmir, 2004: 50). Menurut Kasmir (2004: 40) secara umum untuk memperoleh dana dari masyarakat luas, bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening), jenis simpanan tersebut yaitu: 1) Simpanan Giro (Demand Deposit) 41 Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakancek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga atau bagi hasil yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun perusahannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga atau bagi hasil yang diberikan kepada nasabah lebih rendah dari simpanan lainnya. 2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kuitansi, atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga atau bagi hasil tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga atau bagi hasil tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam prakteknya bunga atau bagi hasil tabungan lebih besar dari jasa giro. 3) Simpanan Deposito (Time Deposit) 42 Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannya pun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposit on call. b. Hubungan Dana Pihak Ketiga Terhadap Pembiayaan Perbankan Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat luas yang dihimpun yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini (Antonio, 2001: 105). Penghimpunan danapihak ketiga yang semakin tinggi akan mendorong peningkatan volume pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan (Faizal, 2010: 54). 6. Pembiayaan Perbankan Syariah Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220), pembiayaan merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara lembaga keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu, dengan imbalan atau bagi hasil. 43 Menurut Faizal (2010: 57) pembiayaan adalah suatu produk penyaluran dana yang diberikan bank syariah kepada nasabahnya. Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220) ada beberapa penjelasan mengenai pembiayaan perbankan syariah, yaitu: a. Tujuan Pembiayaan Tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu: 1) Profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diteriamanya. 2) Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga profitability dapat benarbenar tercapai tanpa hambatan yang berarti. b. Fungsi Pembiayaan Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 220) secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut. 1) Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang. 44 2) Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang. 3) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. 4) Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat. 5) Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi. 6) Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. 7) Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional. c. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Menurut Rivai dan Veithzal (2008: 224) dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan perbankan syariah terbagi dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) Prinsip jual beli (BA’I) Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni: a) Pembiayaan Murabahah Murabahah (al bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah 45 keuntungannya. Bank bertindak sebagi penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (marjin). Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayarannya. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara pembayaran dilakukan secara tangguh/cicilan. b) Pembiayaan salam Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. c) Pembiayaan istishna Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilskuksn oleh bank dalam beberapa kali pembayarannya. Skimi stishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. 46 2) Prinsip bagi hasil (syirkah) Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil adalah: a) Pembiayaan mudharabah (Trust Financing, Trust Investment) Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahibul al-mal) menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan customer sebagai pengelola (mudharib) mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk ini customer sebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahliannya. Dalam transaksi jenis ini biasanya mensyaratkan adanya wakil shahib al-maal dalam manajemen proyek. Mudharib sebagai pengelola yang dipercaya harus bertanggung jawab bila terjadi kerugian yang diakibatkan karena kelalaian dan wakil shahib al-mal harus mengelola modal secara professional untuk mendapatkan laba yang optimal. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kecurangan atau kelalaian pengelola (customer). Selanjutnya bilamana kerugian tersebut 47 sebagai akibat kecurangan atau kelalaian pengelola (customer), maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Pada dasarnya kedua belah pihak kemudian berbagi hasil atas keuntungan usaha yang diperoleh. Dalam posisi ini bank berperan sebagai penyedia modal dan customer yang mengajukan permohonan pembiayaan akan pengelola dari usaha tersebut. b) Pembiayaan Musyarakah (Partnership, Project Financing Participation) Karakteristik dari transaksi ini karena adanya keinginan dari para pihak (dua pihak atau lebih) melakukan kerjasama untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing menyertakan dan menyetorkan modalnya (baik intangible asset maupun tangible asset) dengan pembagian keuntungan di kemudian hari sesuai kesepakatan. Kesertaan setiap pihak yang melakukan kerja sama dapat berupa dana (funding), keahlian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), barang perdagangan (trading assets) atau intangible asset seperti good will atau hak paten, reputasi/nama baik, kepercayaan serta barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang. Lembaga keuangan menyediakan fasilitas pembiayaan dengan cara menyuntikkan modal berupa dana segar agar usaha customer dapat berkembang kearah yang lebih baik. 48 c) Pembiayaan al-muzara’ah (Haevest Yield Profit Sharing) Diartikan sebagai kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (presentase) dari hasil panen. d) Al-Musaqah (Plantation Management Fee Based on Certain Portion of Yield) Al-Musaqah ini sebagai bentuk yang lebih sederhana dari almuzara’ah di mana penggarap tanah hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dan sebagai kompensasi atau imbalannya, penggarap memperoleh nisbah tertentu dari hasil panen. 3) Prinsip Sewa-menyewa (Ijarah dan IMBT) Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas barang atau jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaaat barang, maka disebut sewa-menyewa. Sedangkan jika digunakan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja, disebut upah-mengupah. Sedangkan ju’alah adalah akad ijarah yang pembayarannya didasarkan atas kinerja objek yang disewa. Pada ijarah, tidak terjadi perpindahan kepemilikan objek ijarah. Objek ijarah tetap menjadi milik yang menyewakan. Namun dalam perkembangannya untuk ijarah, 49 peminjam (customer) dimungkinkan untuk memiliki objek ijarah di akhir periode peminjaman. Dengan demikian, ijarah membuka peluang kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objek ijarah ini yang disebut sebagai Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT). Herijanto (2013: 148) dalam teorinya menyatakan bahwa lemah dan kuatnya lembaga keuangan salah satunya disebabkan oleh indikator ekonomi makro yang dapat mempengaruh stabilitas sistem keuangan. Sedangkan menurut Muljono (1996: 67) yang dikutip oleh Mulyani (2016: 6) bahwa kegiatan perbankan yang akan dilakukan lebih banyak mengikuti perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, dan sudah tentu perkembangan makro baik tingkat regional, nasional, maupun internasional. Dalam manyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan informasi yang tepat. Krisis perbankan dimulai dari penyaluran kredit dengan mengambil risiko yang berlebihan (overleverage), dan kelanjutan hidup bank dengan risiko yang berlebihan itu tergantung ketika economic shock (perubahan besar pada ekonomi makro) terjadi. Seperti dalam kasus Finlandia, economic shock yang terjadi merupakan perubahan dari pertumbuhan positif menjadi negatif tujuh persen, dan dibarengi devaluasi mata uang (Herijanto, 2013: 158). 50 C. Perumusan Hipotesis dan Kerangka Berpikir 1. Perumusan Hipotesis a. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah Karim (2007: 157) menjelaskan kurs rupiah adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing. Salah satu terjadi gejolak kurs rupiah adalah terjadinya krisis keuangan global yang berdampak pada terdepesiasinya kurs rupiah. Fenomena atau eksistensi kurs akan memberikan pengaruh pada harga barang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kurs mata uang akan berdampak pada kegairahan dunia usaha untuk usaha yang menggunakan barang impor maupun usaha yang memiliki kemampuan ekspor. Terdepresiasinya kurs rupiah berdampak pada peningkatan harga komoditas di pasar internasional. Bila kurs rupiah mengalami pelemahan terhadap mata uang negara lain, maka barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa diharapkan akan mengalami penurunan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan persediaan. Pengurangan persediaan dilakukan dengan mengurangi produksi sehingga ekonomi 51 mengalami perlambatan. Dalam ekonomi yang mengalami perlambatan, kebutuhan akan dana untuk modal kerja maupun membiayai investasi akan berkurang. Akibatnya perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan menjadi menurun. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadap Kredit Perbankan” dan Halim (2013) “Pengaruh Makroekonomi Dan Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja Dan Kredit Investasi Perbankan” yang menyatakan hasil dari masing-masing penelitiannya bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap total pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. H1a: Kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan komponen modal yang sangat penting dalam perbankan. Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat luas yang dihimpun sebagai sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran 52 keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Jika nilai kurs rupiah naik terhadap mata uang luar negeri maka barang produksi barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara itu akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa diharapkan akan mengalami penurunan . Permintaan yang menurun akan disikapi oleh oleh produsen dengan menurunkan pasokan, pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk di investasikan dan di simpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank akan kesulitan dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini didukung penelitian oleh Muttaqiena (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia Tahuin 20082012”, dengan hasil bahwa kurs rupiah berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga perbankan syariah. H1b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Kurs Rupiah terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. 53 b. Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah Menurut Sukirno (2004: 27) inflasi adalah kenaikan harga-harga barang/komoditas dan jasa secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Terjadinya inflasi dalam suatu perekonomian mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Sukirno, 2004: 30). Semakin naiknya harga kebutuhan dalam suatu negara, maka seseorang akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, dan dalam pemenuhannya dapat dengan cara melakukan pembiayaan kepada perbankan syariah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”, Dahlan (2014) “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia” yang menyatakan dari masing-masing bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. 54 Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. H2a: Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. Terjadinya inflasi, membuat dana pihak ketiga yang merupakan dana himpunan oleh perbankan dari masyarakat cenderung menurun. Hal ini sesuai teori bahwa terjadinya inflasi dapat melemahkan msayarakat dalam menyimpan dananya di bank (Karim, 2007: 137). Sebagai dampaknya bahwa himpunan dana pihak ketiga pada perbankan syariah menjadi menurun. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh inflasi terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini didukung penelitian oleh Cahyono (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank syariah Mandiri”, dengan hasil bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga bank. H2b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Inflasi terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. c. Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah Jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar 55 dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank) ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut dengan uang kuasi (Siamat, 2005: 93). Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi. Naiknya jumlah uang beredar di masyarakat direspon oleh perbankan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang di himpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung di bank. Sehingga perbankan syariah memiliki modal dana yang cukup untuk menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat atau produsen. Selain itu, jika peningkatan dana pihak ketiga ini tidak segera disalurkan dalam bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah dihimpun (Tohari, 2010: 86). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lie dan Malelak (2015) dalam penelitiannya yangberjudul “Pengaruh Makroekonomi Terhadap Kredit Perbankan di Indonesia Periode 56 2007-2014”. dan Halim (2013) “Pengaruh Makroekonomi dan Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Invetasi Perbankan”, yang menyatakan masing-masing hasil penelitiannya bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. H3a: Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. Tujuan Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter dengan meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar adalah mengendalikan perubahan tingkat harga atau inflasi. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan uang yang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi. Ketika jumlah uang beredar dimasyarakat meningkat, akan mengakibatkan inflasi mengalami peningkatan (Saraswati, 2005). Melalui kebijakan suku bunga, Bank Indonesia mempengaruhi jumlah uang beredar, peningkatan suku bunga menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk menginvestasikan atau menyimpan uangnya di bank. Karena itu himpunan dana yang dilakukan perbankan akan bertambah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah uang beredar terhadap pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh jumlah uang beredar terhadap pembiayaan perbankan syariah. Hal ini 57 didukung penelitian Maula (2012) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Jumlah Bagi Hasil, Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), Dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri (BSM) periode 2007-2011” yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga. H3b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. d. Pengaruh Ekspor Terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai dan Veihzal, 2013: 321). Kegiatan ekspor suatu negara adalah salah satu upaya untuk memperkuat perekonomian sebuah negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan mandiri. Salah satu upaya kearah itu adalah mengembangkan kegiatan ekspor syariah melalui pembiayaan sektor riil yang berorientasi ekspor, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi. Ketika sebuah negara dalam kegiatan ekspor mengalami peningkatan, maka hal ini pembiayaan ekspor juga mengalami peningkatan. Tujuan pemberian pembiayaan ekspor adalah untuk 58 dapat membantu memperkuat permodalan dan diharapkan produk yang dihasilakan mempunyai daya saing di pasar ekspor (Agustianto, 2014). Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayan perbankan syariah. Ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ditria, Vivian dan Widjaja (2007) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadap Tingkat Kredit Perbankan” yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa ekspor bepengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah. H4a: Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. Kegiatan ekspor suatu Negara adalah salah satu upaya untuk memperkuat ekonomi sebuah negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor merupakan kegiatan untuk membangun ekonomi suatu negara yang lebih kuat, maju dan mandiri (Agustianto, 2014). Perekonomian yang cukup baik membuat masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan hidup layak. Kemudian hal ini bagi masyarkat yang telah terpenuhi segala kebutuhannya maka akan cenderung menginvestasikan dananya atau menabung di bank syariah guna untuk motif berjaga-jaga dimasa akan datang. Hal ini berdampak pada perbankan bahwa dana pihak ketiga yang dihimpun menjadi meningkat. Berdasarkan hal tersebut, 59 peneliti menduga bahwa dana pihak ketiga memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini didukung penelitian Astriana (2013) dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku Bunga Kredit, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja” yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekspor berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga perbankan. H4b: Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Pertumbuhan Ekspor terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah. 2. Kerangka Pemikiran Kegiatan perbankan syariah lebih banyak mengikuti perkembangan perekonomian/moneter yang sedang berlangsung, baik tingkat regional, nasional maupun internasional. Perbankan dalam menyalurkan pembiayaan diperlukan sebuah analisis sesuai fakta dan informasi yang tepat. Krisis perbankan dan kelanjutan hidup bank dengan risiko yang berlebihan tergantung ketika terjadi economic shock (perubahan besar pada ekonomi makro) Herijanto (2013: 158). Bagi suatu negara, bank merupakan sebuah lembaga yang berperan sangat penting bagi kegiatan perekonomian. Perbankan berperan sebagai lembaga yang menggerakkan roda perekonomian masyarakat dalam suatu negara. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa beberapa faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia yaitu: 60 kurs rupiah, laju inflasi, jumlah uang beredar dan pertumbuhan ekspor. Kemudian peneliti menggunakan dana pihak ketiga sebagai variabel moderasi, yang nantinya apakah dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh antara variabel makroekonomi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dari beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa variabel-variabel makroekonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dana pihak ketiga. Sehingga dengan hasil tersebut peneliti menggunakan variabel dana pihak ketiga sebagai variabel moderasi. Kerangka pemikiran menunjukkan antara pengaruh variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Total Pembiayaan Perbankan Syariah (Y). Variabel independen terdiri dari Kurs Rupiah (X1), Laju Inflasi (X2), Jumlah Uang Beredar (X3), Pertumbuhan Ekspor (X4) dan dimoderasi oleh variabel Dana Pihak Ketiga (Z). Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis di atas, maka kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikiut: 61 Dana Pihak Ketiga (Z) Kurs Rupiah (X1) Laju Inflasi (X2) Jumlah Uang Beredar (X3) Total Pembiayaan Perbankan Syariah (Y) Ekspor (X4) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan data time series. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan mengumpulkan data-data yang berupa angka (Martono, 2011: 20). Sedangkan time series adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari waktu kewaktu (Supranto, 2000: 10). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian ini dimulai dari Januari 2007 sampai Desember 2015 dengan data bulanan. B. Metode Penentuan Sampel Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi (Supardi, 2005: 103). Sampel penelitian ini adalah data Inflasi, Kurs Rupiah, Jumlah Uang Beredar, Pertumbuhan Ekspor, Dana Pihak Ketiga dan Total Pembiayaan Perbankan Syariah. Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dipilih sebagai sampel (Martono, 2011: 79). 62 63 C. Data dan Sumber Data Keseluruhan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang dikumpulkan dari institusi maupun penerbitan dari lembaga nasional berupa data yang bersifat runtun waktu (time series). Data tersebut diperoleh dari dua sumber, yaitu Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). D. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun perbankan syariah di Indonesia, sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan digunakan untuk penelitian . a. Data kurs rupiah, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan ekspor dari laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia di mulai bulan bulan Januari 2007 hingga Desember 2015 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. b. DPK dan Total Pembiayaan Perbankan Syariah yang terdapat dalam laporan Statistik Perbankan Syariah yang di publikasikan oleh Bank Indonesia. c. Data Inflasi diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan. 2. Library Research 64 Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian. 3. Internet Research Dalam penelitian ini penulis juga memerlukan berita-berita up to date serta isu-isu yang berkembang di Indonesia yang berkenaan dengan topik penelitian. Selain itu dengan ilmu yang selalu berkembang dari waktu ke waktu, maka peneliti melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet. Sehingga data yang diperoleh merupakan data sesuaidengan perkembangan zaman. E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependent (terikat), independent (bebas) dan moderating. Berikut penjelasan dari ketiga variabel tersebut menurut Martono (2011: 57): 1. Variabel Independen Menurut Martono (2011: 57) variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan 65 waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Berikut variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini: a. Kurs Rupiah Menurut Halwani (2005: 157), kurs/nilai tukar merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda. Kurs rupiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs rupiah terhadap dollar AS yang bersumber dari situs resmi Bank Indonesia yang dinyatakan dalam rupiah pada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015. Pada penelitian ini menggunakan kurs tengah, yaitu kurs rata-rata jumlah kurs beli dan jual dibagi dua. Menurut (Karyono, 2015) untuk menhitung kurs kurs tengah BI adalah sebagai berikut: Kurs Tengah = Kurs Jual + Kurs Beli / 2 b. Inflasi Menurut Karim (2007: 135), inflasi merupakan kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang dinyatakan dalam bentuk persen (%) pada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015. Pada penelitian ini, perhitungan inflasi yang digunakan yaitu dengan menggunakan IHK. Indeks ini 66 menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh penduduk atau rumah tangga dalam kurun waktu tertentu (http:/www.bps.go.id). Menurut (Subiyanto, 2012) untuk menghitung laju inflasi adalah sebagai berikut: IHK = Harga sekarang x 100% Harga pada tahun dasar Laju inflasi = IHK Periode n – IHK tahun sebelumnya c. Jumlah Uang Beredar Menurut Siamat (2005: 93) jumlah uang beredar di masyarakat dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2). M1 terdiri dari uang kartal yang beredar di masyarakat (tidak termasuk uang kartal yang beredar di bank) ditambah dengan uang giral. M2 merupakan penjumlahan dari M1 ditambah dengan tabungan dan deposito berjangka atau biasa disebut dengan uang kuasi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data jumlah uang beredar M1 yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dari periode Januari 2007 sampai dengan dengan Desember 2015. Menurut (Asrita, 2010) untuk menghitung jumlah uang beredar M1 adalah sebagai berikut: M1 = C + D 67 Di mana : M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit C = uang kartal (uang kertas dan uang logam) D = uang giral atau cek d. Pertumbuhan ekspor Ekspor merupakan perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rivai, Basir, Sudarto dan Veithzal, 2013: 321). Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dari periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015. Menurut (Faisal, 2012) untuk menghitung ekspor adalah sebgai berikut: Y = C+I+G+(X-M) (X-M) = Y - (C+I+G) Di mana= Y = pendapatan nasional C = konsumsi masyarakat I = Investasi G = pengeluaran pemerintah X = ekspor M = impor 68 2. Variabel Dependen Menurut Martono (20011: 57) variabel dependen merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independen). Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Data operasional ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah pada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015. Menurut (Hastuti, 2016) untuk menghitung total pembiayaan adalah sebagai berikut: Total Pembiayaan = pembiayaan mudharabah + pembiayaan murabahah + pembiayaan musyarakah 3. Variabel Moderasi Menurut Ghozali (2013: 223) variabel moderasi merupakan variabel yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga merupakan usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat (Kasmir, 2004: 50). Data operasional ini diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia dalam Statistik Perbankan Syariah pada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2015. 69 Menurut (Hastuti, 2016) untuk menghitung Dana Pihak Ketiga adalah sebagai berikut: Dana Pihak Ketiga = Giro + Deposito + Tabungan F. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate, artinya variabel yang mempengruhi naik turunnya variabel dependen lebih dari satu variabel independen (Bawono, 2006). Variabel yang mempengaruhi variabel independen dalam penelitian ini adalah lebih dari satu, maka analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Bawono (2006: 115) menjelaskan bahwa uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat menghasilkan model regresi yang sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbased Estimator) yang menghasilkan model regresi yang tidak biasa dan handal sebagai penaksir. a. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses regresi. Pelanggaran yang terjadi terhadap asumsi klasik menandakan bahwa model regresi yang telah diperoleh kurang valid. Pengujian asumsi dilakukan dengan melalui 70 empat tahap yaitu normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas. 1) Uji Nomalitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi data variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak. Sebuah penelitian yang baik adalah datanya berdistribusi normal. Dalam uji normalitas ini terdapat dua metode untuk menguji data yaitu dengan menggunakan metode analisa grafik dan analisa statistik (Bawono, 2006: 174). Dalam penelitian ini pada pengujan hipotesis pertama dan kedua metode yang digunakan adalah analisa statistik, uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Karena uji inilah yang dirasa dapat memenuhi normalitas yaiyu uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk penilaian uji KolmogorovSmirnov (K-S) apabila nilai variabel peneltian lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal, sebaliknya jika lebih dari 0,05 maka data berdistribusi secara normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menguji apkah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari stu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan apabila variance residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya 71 berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas peneliti menggunakan uji White untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas. Dikatakan tidak mengandung heteroskedatisitas apabila X2 hitung < X2 tabel. 3) Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan hubungan yang tejadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Suatu penelitian memerlukan pengujian autokorelasi jika peneltiannya menggunakan data runtutan waktu (time series). Autokorelasi dapat terjadi apabila suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel pengganggu pada periode lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan metode uji Durbin Watson (DW) (Ghozali, 2013: 111). Ada kriteria untuk pengujian ada tidaknya autokorelasi yaitu sebagai berikut: 72 Tabel 3.2 Kriteria Pengujian Ada Tidaknya Autokorelasi Kriteria Keterangan d > du Tidak ada autokorelasi positif d > d1 Ada autokorelasi positif 0 < d < d1 Ada autokorelasi positif 4 - d1 < d < 4 Ada autokorelasi positif du < d < 4 - du Tidak ada autokorelasi positif maupun negative d1 ≤ d ≤ du Tidak dapat disimpulkan du ≤ d ≤ 4 - d1 Tidak ada autokorelasi positif 4) Ui Multikoliniearitas Multikoliniearitas merupakan situasi dimana terdapat kondisi variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik sebaiknya tidak ada korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dapat menggunakan melihat Tolerence Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Hair et al. dalam Priyatno (2009: 156) variabel yang menyebabkan multikoliniearitas dapat dilihat jika nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0.1 atau besar Variance Inflation Factor (VIP) yang lebih besar daripada 10 (Ghozali, 2011: 108). 73 b. Analisis Regresi Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi yang menentukan apakah hipotesis itu diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini menggunakan variabel moderasi. Analisis regresi didalam penelitian ini menggunakan dua bentuk model. Model pertama untuk menguji variabel-variabel independen terhadap variabel dependen tanpa memasukkan variabel moderasi. Sedangkan untuk model yang kedua menguji variabel-variabel independen terhadap dependen dengan memasukkan variabel moderasi. Ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel moderasiya itu uji interaksi, uji selisih mutlak dan uji residual. Pengujian variabel moderasi pada penelitian ini menggunakan metode uji residual, di mana uji residual merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi penelitian yang terkena multikolinearitas (Ghozali, 2012: 239). Persamaan model regresi pertama: Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e Persamaan model regresi kedua: Y=b0+(b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5) + (b1X1*Z+b2X2*Z+b3X3*Z+b4X4*Z) + e │e│=b0+bY+e Keterangan: 74 Y = Total Pembiayaan Perbankan Syariah B0 = Konstanta B1-b4 = Koefisien Regresi X1 = Kurs Rupiah X2 = Inflasi X3 = Jumlah Uang Beredar X4 = Pertumbuhan Z = Dana Pihak Ketiga (DPK) e = Error Ekspor c. Pengujian Hipotesis Untuk melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian secara parsial dan simultan. Pengujian tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan varfiabel independen (X1,2,3,…) mempengaruhi variabel dependen (Y) (Bawono, 2006: 92). Apabila nilai koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤ R2≤1) maka model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga variabel independen (Y). 75 2) Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji statistik F adalah sebagai berikut: a) Jika Fsignifikan<5% artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. b) Jika Fsignifikan>5% artinya tidak pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 3) Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Kriteria pengujian uji statistik t adalah sebagai berikut: a) Jika tsignifikan> 5% maka artinya secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. b) Jika tsignifikan< 5% maka artinya secara parsial ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian Sebelum melakukan pengujian hipotesa, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan untuk melakukan regresi berganda. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif diharapkan dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KURS 108 8,481.00 14,654.00 10,238.4537 1,544.03993 INFLASI 108 ,0241 ,1214 ,062398 ,0220193 JUB 108 190496,00 4508603,00 1,8980E6 1,64004E6 EKSPOR 108 7424591,00 18530803,00 1,3299E7 2,65067E6 DPK 108 20514,00 231175,00 105458,6204 69494,69507 PEMBIAYAAN 108 20218,00 212996,00 103169,3241 67553,63980 Valid N (listwise) 108 Sumber: Data sekunder yang diolah Output data diolah menunjukkan data observasi (n) ada 108 data, dari 108 data total pembiayaan perbankan syariah terkecil yang diperoleh sebesar Rp 20218 Miliar pada bulan Januari 2007, sedangkan total pembiayaan perbankan syariah terbesar (maksimum) sebesar Rp 76 77 212996 Miliar pada bulan Desember 2015. Rata-rata total pembiayaan perbankan syariah adalah Rp 103169,3241 Miliar dengan standar deviasi Rp 67553,63980 Miliar. Rata-rata kurs bulanan dari tahun 2007-2015 sebesar Rp 10238,4537 kurs terkecil (minimum) sebesar Rp 8481,00 pada bulan Agustus 2011 dan kurs tertinggi (maksimum) sebesar Rp 14654,00 padaOktober 2015. Rata-rata inflasi dari tahun 2007-2015 sebesar 0,062398, inflasi terkecil (minimum) sebesar 0,0241 pada bulan Nopember 2009 dan inflasi bulan tertinggi (maksimum) sebesar 0,1214 pada bulan September 2008. Rata-rata jumlah uang beredar bulanan dari tahun 2007-2015 sebesar Rp1898045 Miliar, jumlah uang beredar terkecil (minimum) Rp190496 Miliar pada bulan Oktober 2008, dan jumlah uang beredar tertinggi (maksimum) sebesar Rp 5602028 Miliar pada bulan Desember 2015. Rata-rata ekspor dari tahun 2007-2015 sebesar Rp 105458,6, ekspor (minimum) sebesar Rp 7424591 Miliar pada bulan Januari 2009, ekspor tertinggi (maksimum) sebesar Rp 18530803Miliar pada bulan Desember 2015. Rata-rata dana pihak ketiga dari tahun 2007-2015 sebesar Rp 105458,6, dana pihak ketiga terkecil (minimum) sebesar Rp 20514,00 Miliar pada bulan Januari 2007, dana pihak ketiga tertinggi (maksimum) sebesar Rp 231175,00 Miliar pada bulan Desember 2015. 78 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui variabel dependen dan independen berdistribusi dengan normal atau tidak. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah KolmogorovSmirnov. Apabila signifikasi lebih besar dari signifikasi 0,05 (sig>α) maka data tersebut berditribusi normal. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 108 Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences ,0000000 4,39757746E3 Absolute ,082 Positive ,037 Negative -,082 Kolmogorov-Smirnov Z ,851 Asymp. Sig. (2-tailed) ,464 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data sekunder yang diolah Dari uji normalitas pada tabel diatas yang telah dilakukan pada data diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.464. Nilai tersebut lebih besar dari pada 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 79 b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji White. Cara pengujiannya adalah dengan meregres residual kuadrat dengan variabel bebas. Kemudian mencari nilai R2 untuk menghitung X2, dimana X2 = n*R2. Pengujiannya adalah jika X2 hitung < X2 tabel maka data tersebut tidak ada heteroskedastisitas. Tabel 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas b Model Summary Model 1 R ,998 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,996 ,996 4504,07175 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB, EKSPOR b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel diatas dapat diketahui nilai R2 sebesar 0,996. maka kita dapat mengetahui besarnya X2 hitung yaitu 0,996*108 = 107,568. Sedangkan besarnya X2 tabel adalah 124,3420. karena X2 hitung < X2tabel maka gejala heteroskedastisitas dalam model persamaan tidak ada. c. Uji Autokorelasi Uji ini menggunakan metode Durbin-Watson (DW). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan cara menggunakan tabel Durbin-Watson pada tingkat signifikansi 5% untuk mengetahui nilai dl dan du dari model regresi. 80 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b Model Summary Model 1 R Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square ,998 a ,996 ,996 Durbin-Watson 4504,07175 ,330 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai DW sebesar 0.330, nilai ini akan dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 108, jumlah variabel (k) = 5 dan tingkat signifikamsi 0,05 didapat nilai dl = 1,571 dan nilai du =1,780. Oleh karenadu<dw<4-du;1,780 < 0,330 < 2.22, maka dapat diambil keputusan bahwa model terdapat autokorelasi positif. Setelah melakukan perbaikan dengan cara variabel dependen di Lag kan (Bawono, 2006: 170) diperoleh hasil dibawah ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Perbaikan b Model Summary Model 1 R R Square .833 a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .695 .692 2,45264369E3 Durbin-Watson 1,972 a. Predictors: (Constant), Ut_1 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai DW 1,972, dimana Dw diatas nilai du (1,780) dan dibawah 4-du (2,22). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi. 81 d. Uji Multikoliniearitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas yakni dengan melihat Tolerence Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance Value lebih besar dari 0.10 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikoliniearitas dalam model regresi tersebut. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoliniearitas a Model Unstandardized Coefficients B 1(Constant) Coefficients Standardized Coefficients Std. Error -4056,344 11396,545 -,496 ,898 89335,054 JUB Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF -,356 ,723 -,011 -,553 ,582 ,099 10,138 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,804 1,243 ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,061 16,284 EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,159 6,298 DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000 ,026 38,074 KURS INFLASI a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Sumber: Data sekunder yang diolah Pada tabel diatas menunjukkan hasil bahwa variabel independen terdapat penyakit multikolinearitas dan ini menyalahi asumsi klasik. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas perlu untuk mengilangkan salah satu variabel bermasalah, dalam kasus ini dana pihak ketiga diduga sebagai variabel yang menyebabkan terjadinya multikolinearitas, maka akan dilakukan perbaikan regresi ulang tanpa variabel dana pihak ketiga. 82 Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Perbaikan Coefficients Model Standardized Unstandardized Coefficients B 1(Constant) KURS INFLASI JUB a Coefficients Std. Error -197900,962 18196,964 15,023 1,402 -61812,320 ,025 Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF -10,875 ,000 ,343 10,712 ,000 ,239 4,176 51116,240 -,020 -1,209 ,229 ,886 1,128 ,001 ,600 17,590 ,000 ,211 4,730 ,001 ,307 12,748 ,000 ,423 2,364 EKSPOR ,008 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Sumber: Data sekunder yang diolah Setelah menghilangkan variabel dana pihak ketiga, dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance Value kurang dari 0.10 dan VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan tidak ada multikoliniearitas dalam model regresi. 3. Pengujian Hipotesis Pertama Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi berganda diperlukan tahapan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Variabel (Constant) KURS INFLASI JUB EKSPOR Nilai F Adj. R2 Durbin Watson Koefisien -4056,344 -0,496 89335,054 0,004 0,000 Nilai t -0,356 -0,553 4,052 4,086 1,191 4793,540 Sumber: Data sekunder yang diolah Signifikansi 0,582 0,000 0,000 0,236 0,000 0,692 1,972 83 Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi berganda antara variabel independen dan variabel dependen dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan berikut: Pembiayaan = -4056,344 - 0.496 Kurs + 89335,054 Inflasi - 0,004 JUB + 0,000 Ekspor a. Interpretasi Persamaan Berdasarkan persamaan diatas, maka pengaruh variabel independen terhadap pembiayaan perbankan syariah dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1) a = -4056,344 Nilai konstanta (a) sebesar -4056,344, menunjukkan bahwa ketika nilai variabel independen diasumsikan sebesar nol, maka nilai dari total pembiayaan perbankan syariah mengalami penurunan sebesar 4056,344. 2) b1 = -0,496 Koefisien regresi b1 sebesar -0.496, berarti jika kurs rupiah mengalami peningkatan sebesar 1 maka tidak akan diikuti kenaikan total pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,496 dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. 3) b2 = 89335,054 Koefisien regresi b2 sebesar 89335,054, berarti jika inflasi mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan 84 total pembiayaan perbankan syariah sebesar 89335,054dengan asumsi koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. 4) b3 = 0,004 Koefisien regresi b3 sebesar 0,004 berarti jika JUB mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan diikuti kenaikan total pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,004 dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. 5) b4 = 0,000 Koefisien regresi b4 sebesar 0,000, berarti jika ekspor mengalami peningkatan 1 maka tidak akan diikuti kenaikan total pembiayaan perbankan syariah sebesar 0,000 dengan asumsi koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. b. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen atau sejauh mana kontribusi variabel independen tehadap variabel dependen. Uji ini dapat menggunakan ketentuan 0 < R2 < 1. Dari hasil penelitian ini nilai dari koefisien determinasi adalah 0.692 artinya bahwa kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 69,2%, 85 sedangkan sisanya 30,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Dalam pengolahan data dengan menggunakan metode regresi berganda diperoleh hasil uji signifikansi simultan (Uji F) sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji F Model Summaryb Model 1 R .833 R Square a .695 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .692 2,45264369E3 Durbin-Watson 1,972 a. Predictors: (Constant), Ut_1 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan mempengaruhi secara simultan terhadap variabel dependen. Berdasarkan dari hasil uji F, diperoleh nilai F 4793,540 dan sig 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kurs, inflasi, JUB, ekspor dan DPK secara simultan berpengaruh signifikansi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015. d. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap pembiayaan perbankan syariah. Berikut 86 merupakan uraian dari pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen: 1) Variabel kurs rupiah bernilai negatif pada t hitung sebesar -0,553 dengan nilai signifikasi 0,582. Karena nilai signifikasi kurs rupiah 0,582 lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai negatif yaitu -0,496 maka dapat disimpulkan bahwa kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaaan perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015. 2) Variabel inflasi bernilai positif pada t hitung sebesar 4,052 dengan nilai signifikasi 0,000. Karena nilai signifikasi inflasi 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 89335,054 maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh secarasignifikan dan positif terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015. 3) Variabel JUB bernilai positif pada t hitung 4,086 dengan nilai signifikani 0.000. Karena nilai signifikasi JUB 0.000 lebih besar dari 0.05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa JUB berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015. 4) Variabel ekspor bernilai positif pada t hitung 1,191 dengan nilai signifikasi 0,236. Karena nilai signifikasi ekspor 0,236 lebih besar dari 0,05 dan memiliki koefisien bernilai positif yaitu 0,000 maka 87 dapat disimpulkan bahwa ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tahun 2007-2015. Berdasarkan dari uji parsial, dapat diketahui bahwa tidak semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Penjelasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah Berdasarkan uji parsial diatas, diketahui bahwa kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama (H1a) ditolak yaitu kurs berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap total pembiayaan perbankan syariah. Bila kita lihat pada tabel 4.1 bahwa data mean kurs rupiah adalah Rp 10,238.00 menunjukkan bahwa nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika secara rata-rata cukup baik bagi perekonomian memberikan Indonesia, pengaruh sehingga yang kurs signifikan rupiah tidak terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Halim (2013) yang menyatakan kurs tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kredit perbankan. Penelitian lain dari Lie 88 dan Malelak (2015) kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit perbankan. Haryati (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Ditria, Vivian, dan Widjaja (2008) menyebutkan hasil penelitian bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Sedangkan penelitian lain menyebutkan hasil yang bertentangan dengan penelitian Cahyono (2009) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. b) Pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diketahui bahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis kedua (H2a) diterima yaitu inflasi berpengaruh positif terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Semakin naiknya harga barang-barang pokok dalam suatu negara, hal ini berdampak bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap. Masyarakat yang berpenghasilan tetap disaat terjadi inflasi, mereka akan cenderung melakukan pembiayaan kepada perbankan syariah. Karena kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhannya. 89 Hasil dari penelitan ini didukung oleh penelitian Haryati (2007) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan bank menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan. Kemudian Cahyono (2009) juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Namun Ningsih dan Zuhroh (2010) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Penelitian lain Boyd, Levine and Smith (2000) menghasilkan kesimpulan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan. c) Pengaruh jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diketahui bahwa jumlah uang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3a) diterima yaitu jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi intermediasi. Peningkatan jumlah uang beredar dimasyarakat direspon perbankan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. 90 Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun mengalami peningkatan. Di mana masyarakat mempunyai dana berlebih untuk melakukan investasi atau menabung dibank. Hal ini bertambahnya modal bank melalui dana pihak ketiga yang meningkat dalam penyaluran pembiayaan juga akan meningkat. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Halim (2013) menyatakan bahwajumlah uang beredar mempengaruhi pembiayaan perbankan syariah secara positif dan signifikan. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2012) yang menyebutkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan. d) Pengaruh ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t diketahui bahwa ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.Dengan demikian hipotesis keempat (H4a) ditolak yaitu ekspor berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah. Hal ini dapat disebabkan pemenuhan kebutuhan modal untuk ekspor tidak dari pembiayaan perbankan, tetapidari sumber lain. Nopirin (1990: 106) menyebutkan bahwa untuk negara penerima 91 pinjaman luar negeri atau investasi dari luar negeri dapat mendorong pertumbuhan. Modal asing sangat perlu manakala negara belum bisa membuat barang modal itu sendiri atau kalau dibuat sendiri biayanya mahal. Barang modal yang diimpor dapat dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang diarahkan untuk produksi ekspor (Nopirin, 1990: 106). Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian Astriana (2010) menyatakan bahwa ekspor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan perbankan. Namun penelitian Ditria, Vivian dan Widjaja (2008) menyebutkan ekspor mempengaruhi pembiayaan perbanakan syariah secara positif dan signifikan. Mayasya (2013) dalam penelitiannya menyatakan hasil bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 4. Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian variabel moderating pada penelitian ini, menggunakan metode uji residual, di mana uji residual merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi penelitian yang terkena multikolinieritas (Ghozali, 2013: 239). Hasil persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: 92 Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Moderasi Variabel KURS INFLASI JUB EKSPOR Koefisien -0,229 0,336 -0,139 0,501 Nilai t -2,427 3,676 -1,442 5,967 Signifiknsi 0,017 0,000 0,152 0,000 Sumber: Data sekunder yang diolah 1. KURS DPK = -223836,716 + 0,715 KURS+e │e│ = 50203,903 - 0,229 DPK 2. INFLASI DPK = 45156,774 + 0,097 INFLASI + e │e│ = 45156,774 + 0,336 DPK 3. JUB DPK = 17359203 - 0,962 JUB + e │e│ = 17359203 - 0,139) DPK 4. EKSPOR DPK = -635444,698 + 0,485 EKSPOR + e │e│ = 244479,793 + 0,501 DPK a. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa hasilnyaadalah tidak semua variabel independen dimoderasi oleh Dana Pihak Ketiga. a. Pengaruh Variabel independen terhadap variabel dependen yang dimoderasi oleh dana pihak ketiga 93 1) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Kurs Rupiah terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Pada tabel 4.9 diketahui bahwa nilai signifikansi kurs rupiah sebesar 0.017 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan koefisien sebesar -0.229, sehingga dikatakan bahwa DPK memoderasi pengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama (H1b) diterima yaitu dana pihak ketiga memoderasipengaruh kurs rupiah terhadap total pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Ketika kurs rupiah terhadap dolar AS naik, maka produksi barang dan jasa yang dihasilkan negara tersebut akan menjadi mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, maka masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatkan bank 94 kesulitan dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga. Kemudian berimplikasi pada penyaluran pembiayaan perbankan syariah berkurang, karena dana yang dimiliki oleh perbankan syariah kurang mencukupi untuk disalurkan ke masyarakat atau pelaku usaha. 2) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Inflasi terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Nilai signifikansi Inflasi adalah 0.0000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan koefisien sebesar 0.336, sehingga dikatakan bahwa DPK memoderasi pengaruh inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.Dengan demikian hipotesis kedua (H2b) diterima yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan inflasi terhadap total pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Menurut Bank Indonesia (2007) kenaikan inflasi akan direspon oleh bank Indonesia dengan menaikkan suku bunga SBI, hal ini juga menyebabkan kenaikan suku bunga perbankan baik suku bunga DPK maupun pembiayaan. Kenaikan suku bunga DPK mengakibatkan naiknya DPK sehingga menyebabkan likuiditas perbankan meningkat. Peningkatan likuiditas ini berarti inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka jumlah pembiayaan perbankan syariah 95 yang disalurkan oleh bank umum juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebalikya. Peningkatan likuiditas ini berarti meningkatkan kemampuan perbankan untuk menyalurkan pembiyaan dengan kata lain meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan syariah atau penawaran pembiayaan kepada masyarakat. 3) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Nilai signifikansi Jumlah Uang Beredar adalah 0.152, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05, dengan nilai koefisien sebesar -0.139,sehingga dikatakan bahwa DPK tidak dapat memoderasi pengaruh antara JUB dengan pembiayaan perbankan syariah. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3b) ditolak yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan jumlah uang beredar terhadap total pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini dikarenakan ketika perekonomian negara sedang lesu maka Bank Indonesia sebagai Bank Sentral memiliki tugas untuk mengontrol perekonomian dengan melakukan kebijakan moneter ekspansif. Pada saat bank Indonesia melakukan kebijakan ekspansif dengan menurunkan BI rate maka umumnya diikuti penurunan tingkat suku bunga SBI. Tingkat suku bunga SBI yang menurun secara otomatis 96 akan mengurangi keuntungan bank-bank lain yang memiliki SBI, sehingga bank-bank tersebut akan menurunkan suku bunga tabungan. Dana beralih ke masyarakat karena banyak yang menarik uangnya dari perbankan, yang berakibat pada jumlah uang beredar yang akan meningkat, kemudian menyebabkan keinginan belanja masyarakat meningkat, sehingga dana yang dimiliki ditangan seseorang cenderung akan digunakan untuk berbelanja dibandingkan menabung. 4) Dana Pihak Ketiga memoderasi pengaruh Pertumbuhan Ekspor terhadap Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. Nilai signifikansi Pertumbuhan Ekspor adalah 0.0000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0.05, dengan nilai koefisien sebesar 0.501, sehingga dikatakan bahwa DPK memoderasi pengaruh pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.Dengan demikian hipotesis keempat (H4b) diterima yaitu dana pihak ketiga memoderasihubungan pertumbuhan ekspor terhadap total pembiayan perbankan syariah di Indonesia. Ketika suatu negara dari sisi ekspor meningkat, maka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut sedang mengalami peningkatan. Peningkatan perekonomian negara akan diimbangi oleh pendapatan masyarakat yang meningkat, yang kemudian dalam pemenuhan segala kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi (Samuelson dan 97 Nordhaus, 1997: 180). Kemudian sebagaian masyarakat yang mampu dalam segi material maka akan menyisihkan uangnya untuk dialokasikan ke bank, baik untuk motif berjaga-jaga atau investasi. Kemudian pihak bank akan mendapatkan dana lebih dalam penghimpunan dananya yang nantinya akan disalurkan sebagai modal pembiayaan untuk masyarakat atau pelaku usaha. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian serta pembahasan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kurs rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 2. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 3. Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 4. Pertumbuhan ekspor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 5. Dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 6. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara kurs rupiah terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 7. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara inflasi terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 8. Dana pihak ketiga tidak memoderasi pengaruh antara jumlah uang beredar terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 98 99 9. Dana pihak ketiga memoderasi pengaruh antara pertumbuahan ekspor terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. B. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya terbatas pada periode waktu tertentu yakni 20072015 dan terbatas pada banyaknya variabel yang digunakan yaitu kurs, inflasi, pertumbuhan ekspor, jumlah uang beredar dan dana pihak ketiga. Diduga terdapat rasio-rasio keuangan internal bank dan faktorfaktor lain yang lebih berpengaruh terhadap total pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 2. Referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk menunjang proses penelitian. C. SARAN Berdasarkan dari kesimpulan dan keternbatasan penelitian, maka peneliti memberikan saran: 1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan periode pengamatan, sebab semakin lama interval waktu pengamatan maka semakin besar pula kesempatan untuk memperoleh informasi mengenai variabel yang lebih baik untuk penelitian yang akurat. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang masih berhubungan dengan faktor makro ekonomi atau faktor internal perbankan syariah. 100 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan variabel moderasi yang lebih kuat pengaruhnya selain variabel dana pihak ketiga untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 101 DAFTAR PUSTAKA Agustianto. 2015. “Pembiayaan Ekspor Syariah”. http://www.dakwatuna.com/2014/02/23/46667/pembiayaan-eksporsyariah/#axzz4Kzq517Ao. 21 September 2016. Akbar, Dinnul Alfian. 2012. “Kausalitas Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar: A Case of Indonesia Economy”. Jurnal Ilmiah STIE MDP Vol. 2 No. 1. Amidu, Mohammed. 2006. “The Link Between Monetary Policy And Banks Lending Behaviour: Ghanaian. Case Banks and Bank System”. Jurnal Ilmiah, Vol. 1 Issue. Antonio, Syafi’i Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Astriana, Cicilia Dita. 2013. “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Nilai Ekspor, Suku Bunga Kredit, Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Modal Kerja”. Tesis. Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Program Universtas Atma Jaya. Yogyakarta Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Brodjonegoro, 2016. “Menkeu: Perkembangan Bank Syariah Masih Mini”. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/16/170814526/Menkeu.P erkembangan. Bank.Syariah.Masih.Mini. 16 mei 2016. Cahyono, Ari. 2009. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”. Tesis. Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Dahlan, Rahmat. 2014. “Pengaruh Tingkat Bonus Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia”. Junal Etikonomi Vol. 13 no. 2. Ditria Yoda, Jenni Vivian, Indra Widjaja. 2008. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadp Tingkat Kredit Perbankan”. Journal of Applied Finance and Accounting, Vol. 1 No. 1 hlm. 166-192. Faizal Agung, Prabawa Sri Adji. 2010. “Analisis Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Volume Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Devisa)”. Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 8 No. 1. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro 102 Halim, Levina. 2013. “Pengaruh Makroekonomi dan Ekspor Terhadap Kredit Modal Kerja dan Kredit Invetasi Perbankan”. FINESTA Vol. 1 No. 2 hlm. 1-6. Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi edisi kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Hamid, Abdul. 2007. Buku Panduan Skripsi. Jakarta: FEB UIN Press. Haryati, Sri. 2009. “Pertumbuhan Kredit Perbankan Di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13 No 2 hlm. 299-310. Herijanto, Hendy. 2013. Selamatkan Perbankan. PT Mizan Publika. https://id.wikipedia.org Idhat, 2015. “OJK Siapkan Strategi Genjot Penetrasi Bank Syariah Menuju 15%”. http://ekbis.sindonews.com/read/1063609/178/ojk-siapkan-strategigenjot-penetrasi-bank-syariah-menuju-15-1448192456. 17 mei 2016. Joesef, Jose Rizal. 2008. Pasar Uang & Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat. Junaedi, Dedi. 2015. “Solusi Permanen Mengatasi Krisis Rupiah”, dalam majalah Gontor Media Perekat Umat Edisi 20 April-18 Mei 2015. Karim, Adiwarman. 2007. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media. Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lie William, Malelak Marina Ing. 2015. “Pengaruh Makroekonomi Terhadap Kredit Perbankan di Indonesia Periode 2007-2014”. FINESTA Vol. 3 No. 2 hlm. 67-72. Listiono, 2015. “Analisis Pengaruh Gejolak Moneter Terhadap Kredit Pada Bank Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 2007-2014”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta Mankiw, N Gregori. 2000. Pengantar Ekonomi jilid dua. Jakarta: Erlangga. Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Maula, Khikmatul, 2012. “Pengaruh Tingkat Suku BUnga, Jumlah Bagi HAsil, Inflasi, Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII), Dan Jumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah 103 Mandiri (BSM) Periode 2007-2011”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta Mayasya, Shani. 2013. “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Pemibiayaan Bank Syariah Di Indonesia Periode 2012-2013”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 9 No 1 2012-2013. Mishkin. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Murdiyanto, Agus. 2011. “Faktor-Fakor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2006-2011)”. CBAM-FE Unissula, Vol. 1 No 1. Muttaqiena, Abida (2013). “Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbanksn Syariah Di Indonesia Tahuin 2008-2012”. Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Indonesia. Ningsih Daryanti, Zuroh Idah.2010. “Analisis Permintaan Krdit Investasi Pada Bank Swasta Nasional Di Jawa Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan”, Vol. 8 No. 2. Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE UGM. Nopirin. 1990. Ekonomi Internasional edisi kedua. Yogyakarta: BPFE UGM. Pratiwi Dian, Norita. 2013. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio dan Suku Bunga Kredit Terhadap Penawaran Kredit Pada Bank Umum Studi Kasus Pada PT. Bank Riau Kepri Cabang Selatpanjang Tahun 2007-2012”. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 12 No. 4. Qolby, Muhammad Luthfi. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 20072013”. Jurnal Ekonomi Pembangunan EDAJ 2 (4) Rivai, Veithzal. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada. Rivai, Veithzal. Veithzal, Andria Permata dan Idroes, Ferry N 2007. “Bank and Financial Institution Management (Conventional & Sharia System)”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rosyetti, Iyan Rita Yani. 2010. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Penyaluran Kredit Investasi Bank Umum di Provinsi Riau”. Jurnal Ekonomi Vol. 18 NO. 2. 104 Saekhu, 2015. “Pengaruh Inflsi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah, Volume Pasar Uang Antar Bank Syariah, Dan Posisi Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia”. Jurnal Economica Volume VI/Edisi 1/Mei 2015. Samuelson, Nordhaus. 1997. Makro Ekonomi edisi keempatbelas. Erlangga. Setiawan Indra, Baratakusumah S Deddy. 2005. “Pengaruh Konsumsi Investasi, Jumlah Uang Beredar Dan Inflasi Terhadap Penentuan Kebijakan Suku Bunga SBI”. Jurnal Universitas Esa Unggul Program Pasca Sarjana Jakarta. Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Kelima”. Jakarta: LPFE UI. Siswati. 2013. “Analisis Penyaluran Dana Bank Syariah”. Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4 No. 1 hlm. 82-92. Subagy, et al. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi ke-1”. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Sujatna, Yayat. 2008. “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengarui Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah)”. Skripsi. Universitas Inonesia. Jakarta Sukirno, Sadono. 1999. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press. Supranto. 2000. Statistik (teori dan Aplikasi) Edisi ke enam jilid 1. Jakarta: Erlangga. Tohari, Achmad, 2010. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Serta Implikasi Pada Pembiayaan Mudharabah (Pada Perbankan Syariah Di Indonesia)”. (Skripsi). Tangerang: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Winarno, Wahyu Wing. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews edisi empat. UPP STIM YKPN. Untari, Leni, 2016. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Kas, Dan Srtifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Perbankan Syariah DI Indonesia Periode 2010-2014”. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiayah. Surakarta Untoro, Untoro, 2007. “Mengkaji Evektivitas Penggunaan Arima Dan VAR Dalam Melakukan Proyeksi Permintaan Uang Kartal di Indonesia”. Buletin Eknomi Moneter dan Perbankan Vol 10, No 1. 105 www.bi.go.id www.ojk.go.id 106 LAMPIRAN 107 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Syukuri Ahmad Rifai Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 19 Juni 1995 Jenis Kelamin : Laki-laki Warga Negara : Indonesia Agama : Islam Riwayat Pendidikan : TK Tarbiyatul Banin 32 lulus tahun 2002 SD N Patemon 01 lulus tahun 2003 SMP N 02 Tengaran lulus tahun 2009 SMA N 1 Tengaran lulus tahun 2012 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat denga sebenar-benarnya. Salatiga, 09 September 2016 Penulis Syukuri Ahmad Rifai NIM. 21312021 108 LAMPIRAN 2 DATA SEKUNDER PENELITIAN Bulan KURS INFLASI (IDN/US $) JUB-M1 EKSPOR DPK Total Pembiayaan Perbankan Syariah (miliar rupiah) (miliar rupiah) (miliar rupiah) (miliar rupiah) Jan-07 8950 0,0626 344840 8640811 20514 20218 Feb-07 9080 0,063 346573 8530398 21054 20462 Mar-07 9130 0,0652 341833 9455045 21882 20820 Apr-07 9110 0,0629 351259 9300941 22007 21353 Mei-07 9083 0,0601 352629 9978228 22570 21920 Jun-07 8779 0,0577 381376 9923250 22714 22969 Jul-07 9019 0,0606 397823 10106382 23231 23687 Agu-07 9239 0,0651 402035 10041544 23308 24637 Sep-07 9388 0,0695 411281 9861030 24680 25589 Okt-07 9101 0,0688 414996 10391255 25473 26148 Nov-07 9078 0,0671 424435 10383362 25658 26548 Des-07 9359 0,0659 450055 11402017 28011 27944 Jan-08 9370 0,0736 410752 11484582 27695 27106 Feb-08 9223 0,074 401410 10881437 28731 28423 Mar-08 9107 0,0817 409768 12046374 29552 29629 Apr-08 9199 0,0896 414390 11318607 31063 31021 Mei-08 9232 0,1038 426283 13053904 31705 32293 Jun-08 9312 0,1103 453047 12971909 33048 34100 Jul-08 9215 0,119 445921 12704324 29552 35189 Agu-08 9081 0,1185 191460 12453470 33048 37680 Sep-08 9163 0,1214 222805 12921961 33568 37681 Okt-08 9555 0,1177 190496 11235938 34117 38097 Nov-08 10800 0,1168 195274 9577502 34422 38528 Des-08 12224 0,1106 209747 8817493 36852 38195 Jan-09 11650 0,0917 437845 7424591 38195 38201 Feb-09 11700 0,086 434761 7849674 38651 38843 Mar-09 12023 0,0792 448034 8904575 38040 39308 Apr-09 11620 0,0731 452937 8407934 39193 39726 Mei-09 10655 0,0604 456955 9592697 40288 40715 Jun-09 10263 0,0365 482621 10129144 42103 42195 Jul-09 10255 0,0271 468944 10263222 43004 42828 Agu-09 9890 0,0275 490128 10892307 44019 43890 Sep-09 10120 0,0283 490502 10117028 45381 44523 109 Okt-09 9625 0,0257 485538 11809933 46500 45246 Nov-09 9560 0,0241 495061 10634418 47887 45726 Des-09 9485 0,0278 515824 13454509 52271 46886 Jan-10 9330 0,0372 496527 10515055 53163 47140 Feb-10 9395 0,0381 490084 11188460 53299 48479 Mar-10 9313 0,0343 494461 13289261 52811 50206 Apr-10 9075 0,0391 494718 12051968 54043 51651 Mei-10 9030 0,0416 514005 12478627 55067 53223 Jun-10 9210 0,0505 545405 12733465 58079 55801 Jul-10 9094 0,0622 539746 12939842 60462 57633 Agu-10 8938 0,0644 555495 14132886 60972 60275 Sep-10 9034 0,058 549528 12416878 63912 60970 Okt-10 8921 0,0567 555525 13732586 66478 62995 Nov-10 8921 0,0633 571352 15045736 69086 65942 Des-10 9032 0,0696 605411 16503071 76036 68181 Jan-11 8976 0,0702 604169 14963784 75814 69724 Feb-11 9042 0,0684 585890 14160810 75085 71449 Mar-11 8812 0,0665 580601 16776508 79651 74253 Apr-11 8699 0,0616 584634 16380074 79567 75726 Mei-11 8551 0,0598 611791 17822538 82861 78619 Jun-11 8540 0,0554 636206 17607027 87025 82616 Jul-11 8653 0,0461 639688 16907560 89786 84556 Agu-11 8481 0,0479 662806 18530803 92021 90540 Sep-11 8539 0,0461 656096 16937762 97756 92839 Okt-11 8925 0,0442 665000 17092361 101804 96805 Nov-11 8893 0,0415 667605 16611158 105330 99427 Des-11 9085 0,0379 722991 16997140 115415 102655 Jan-12 9125 0,0365 2857127 15678516 116518 101689 Feb-12 9022 0,0356 2852005 15704363 114616 103713 Mar-12 9098 0,0397 2914194 16970035 119639 109116 Apr-12 9163 0,045 2929610 15861423 114018 108767 Mei-12 9193 0,0445 2994474 16371830 115206 112844 Jun-12 9333 0,0453 3052786 15304666 119279 117592 Jul-12 9401 0,0456 3057336 15738653 121018 120910 Agu-12 9485 0,0458 3091568 13706434 123673 124946 Sep-12 9585 0,0431 3128179 16162569 127678 130357 Okt-12 9593 0,0461 3164443 15326717 134453 135581 Nov-12 9928 0,0432 3207908 15881984 138671 140318 Des-12 9598 0,043 3307508 15656390 147512 147505 110 Jan-13 9685 0,0457 3268789 15678516 148731 149672 Feb-13 9700 0,0531 3280420 15704363 150795 154072 Mar-13 9678 0,059 3322529 16970035 156964 161081 Apr-13 9735 0,0557 3360928 15861423 158519 163407 Mei-13 9730 0,0547 3426305 16371830 163858 167259 Jun-13 9811 0,059 3413379 15304666 163966 171227 Jul-13 9934 0,0861 3506574 15647295 166453 174486 Agu-13 10288 0,0879 3502420 15550967 170222 174537 Sep-13 10922 0,084 3584081 15484374 171701 177320 Okt-13 11593 0,0832 3576869 15915358 174018 179284 Nov-13 11354 0,0837 3615973 15656390 176292 180833 Des-13 11946 0,0838 3730197 15345625 183534 184122 Jan-14 12242 0,0822 3652349 14117887 177930 181398 Feb-14 12251 0,0775 3635060 14626764 178154 181772 Mar-14 11596 0,0732 3652531 15192505 180945 184964 Apr-14 11271 0,0725 3721882 14245928 185508 187885 Mei-14 11537 0,0732 3780955 14918156 190783 187885 Jun-14 11740 0,067 3857962 15340479 191470 193136 Jul-14 11798 0,0453 3887407 14174627 194299 194079 Agu-14 11591 0,0399 3886520 14367919 195959 193983 Sep-14 11740 0,0453 4010147 15063265 197141 196563 Okt-14 12188 0,0483 4024489 15346707 207121 196491 Nov-14 12105 0,0623 4076670 13508352 209644 198376 Des-14 12264 0,0836 4173327 14390089 217858 199330 Jan-15 12474 0,0696 4174826 12696423 210761 197279 Feb-15 12700 0,0629 4218123 11895481 210297 197543 Mar-15 12993 0,0638 4246361 13234851 212988 200712 Apr-15 13043 0,0679 4275711 13227215 213973 201526 Mei-15 13021 0,0715 4288369 12783214 215339 203894 Jun-15 13230 0,0726 4358802 13674994 213477 206056 Jul-15 13337 0,0726 4373208 11358884 216083 204843 Agu-15 13492 0,0718 4404085 12445202 216356 205874 Sep-15 14081 0,0683 4508603 12281485 219313 208143 Okt-15 14654 0,0625 4443078 12025040 219478 207768 Nov-15 13683 0,0489 4452325 10949085 220635 209124 Des-15 13690 0,0335 4461145 11768748 231175 212996 111 LAMPIRAN 3 A. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N KURS INFLASI JUB EKSPOR DPK PEMBIAYAAN Valid N (listwise) 108 108 108 108 108 108 108 Minimum Maximum 8,481.00 ,0241 190496,00 7424591,00 20514,00 20218,00 14,654.00 ,1214 4508603,00 18530803,00 231175,00 212996,00 Mean 10,238.4537 ,062398 1,8980E6 1,3299E7 105458,6204 103169,3241 B. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N a,b Normal Parameters Most Extreme Differences 108 ,0000000 4,39757746E 3 ,082 ,037 -,082 ,851 ,464 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. b. Uji Heteroskedastisitas Variables Entered/Removed Model Variables Variables Entered Removed 1 DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, a JUB a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN b Method Enter Model Summaryb Model 1 R R Square a ,998 ,996 Adjusted R Square ,996 Std. Error of the Estimate 4504,07175 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB, EKSPOR Std. Deviation 1,544.03993 ,0220193 1,64004E6 2,65067E6 69494,69507 67553,63980 112 Model Summaryb Model R R Square a 1 Adjusted R Square ,998 ,996 Std. Error of the Estimate ,996 4504,07175 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB, EKSPOR b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression Mean Square 4,862E11 5 9,724E10 2,069E9 102 2,029E7 4,883E11 107 Residual Total df F Sig. 4793,540 a ,000 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 a (Constant) Standardized Coefficients Std. Error -4056,344 11396,545 -,496 ,898 89335,054 JUB EKSPOR DPK KURS INFLASI Beta t Sig. -,356 ,723 -,011 -,553 ,582 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,871 ,039 ,896 22,539 ,000 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Casewise Diagnostics Case Number dimen 61 sion0 Std. Residual PEMBIAYAA N -3,269 101689,00 a Predicted Value 116412,1955 Residual -14723,19548 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Residuals Statistics Predicted Value Residual a Minimum Maximum Mean 20721,8047 -14723,19531 218889,0625 9548,88574 103169,3241 ,00000 Std. Deviation 67410,35205 4397,57746 N 108 108 113 Std. Predicted Value Std. Residual -1,223 1,717 ,000 1,000 108 -3,269 2,120 ,000 ,976 108 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN C. Uji Autokorelasi Model Summary Model R 1 Adjusted R Square R Square a ,998 b ,996 Std. Error of the Estimate ,996 Durbin-Watson 4504,07175 ,330 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN D. Uji Perbaikan Autokorelasi Model Summary Model R R Square a 1 .833 b Adjusted R Square .695 Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .692 2,45264369E3 1,972 a. Predictors: (Constant), Ut_1 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual E. Uji Multikolinearitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1(Constant ) Std. Error -4056,344 11396,545 -,496 ,898 89335,054 JUB a Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF -,356 ,723 -,011 -,553 ,582 ,099 10,138 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,804 1,243 ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,061 16,284 EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,159 6,298 DPK ,871 ,039 ,896 22,53 9 ,000 ,026 38,074 KURS INFLASI a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 114 F. Uji Perbaikan Multiklinearitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1(Constant) Std. Error -197900,962 18196,964 15,023 1,402 -61812,320 JUB EKSPOR KURS INFLASI a Standardized Coefficients Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF -10,875 ,000 ,343 10,712 ,000 ,239 4,176 51116,240 -,020 -1,209 ,229 ,886 1,128 ,025 ,001 ,600 17,590 ,000 ,211 4,730 ,008 ,001 ,307 12,748 ,000 ,423 2,364 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 115 LAMPIRAN 4 Pengujian Hipotesis Pertama b Variables Entered/Removed Model Variables Variables Entered Removed 1 DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, a JUB a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method Enter Model Summaryb Model R a 1 Adjusted R Square R Square .833 .695 Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .692 2,45264369E3 1,972 a. Predictors: (Constant), Ut_1 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 1,437E9 1 1,437E9 Residual 6,316E8 105 6015461,071 Total 2,069E9 106 F Sig. 238,944 a ,000 a. Predictors: (Constant), Ut_1 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) KURS INFLASI a Standardized Coefficients Std. Error -4056,344 11396,545 -,496 ,898 Beta t Sig. -,356 ,723 -,011 -,553 ,582 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000 JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 116 Collinearity Diagnostics Model Dimension Eigenvalue d1 i m e n s i o n 0 Condition Index a Variance Proportions (Constant) KURS INFLASI JUB EKSPO 1 5,388 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,0 2 ,486 3,330 ,00 ,00 ,03 ,02 ,0 3 ,084 8,026 ,00 ,00 ,60 ,01 ,0 dim 4 ensi 5 on1 6 ,030 13,508 ,00 ,03 ,26 ,00 ,0 ,012 20,779 ,01 ,00 ,00 ,79 ,0 ,001 85,782 ,99 ,96 ,10 ,17 ,9 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 117 LAMPIRAN 5 Hasil Uji Dengan Variabel Moderasi A. Moderated Regression Analysis (MRA) Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered b Variables Removed DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, MODERAT2, JUB, MODERAT4, MODERAT3, a MODERAT1 Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Model Summaryb Model R R Square a 1 ,999 Adjusted R Square ,997 Std. Error of the Estimate ,997 3837,30617 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, MODERAT2, JUB, MODERAT4, MODERAT3, MODERAT1 b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression Residual Total df Mean Square 4,869E11 9 5,409E10 1,443E9 98 1,472E7 4,883E11 107 F Sig. 3673,673 a ,000 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, MODERAT2, JUB, MODERAT4, MODERAT3, MODERAT1 b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) MODERAT4 KURS a Standardized Coefficients Std. Error -9050,362 15396,323 1,151E-8 ,000 1,702 1,244 Beta t Sig. -,588 ,558 ,174 2,300 ,024 ,039 1,368 ,174 118 MODERAT3 1,202E-8 ,000 ,062 ,533 ,595 EKSPOR -,001 ,001 -,029 -1,110 ,270 MODERAT2 ,428 ,325 ,031 1,318 ,191 JUB ,001 ,002 ,031 ,530 ,597 -2,074E-5 ,000 -,280 -1,974 ,051 49022,111 34104,612 ,016 1,437 ,154 ,944 ,128 ,971 7,360 ,000 MODERAT1 INFLASI DPK a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN a Model Dim Conditi ensi Eigen on (Const on value Index ant) 11 8,848 1,000 ,00 2 ,918 3,105 ,00 d 3 ,128 8,303 ,00 i ,061 12,068 ,00 m4 ,029 17,552 ,00 e5 dimen n6 ,011 28,525 ,00 sion0 s7 ,003 54,624 ,00 i8 ,001 78,673 ,07 o 9 ,001 107,23 ,11 n 7 1 10 ,000 239,82 ,81 0 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Collinearity Diagnostics Variance Proportions MODE MODE EKSPO MODE RAT4 KURS RAT3 R RAT2 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,01 ,00 ,00 ,00 ,07 ,00 ,00 ,00 ,00 ,07 ,01 ,00 ,00 ,00 ,65 ,18 ,05 ,04 ,17 ,09 ,11 ,01 ,30 ,03 ,01 ,12 ,15 ,04 ,15 ,01 ,57 ,78 ,61 ,65 Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual ,07 MODE RAT1 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,01 ,07 ,01 ,48 ,90 INFL ASI DPK ,00 ,00 ,01 ,00 ,09 ,00 ,01 ,00 ,09 ,00 ,41 ,00 ,05 ,00 ,06 ,01 ,12 ,36 ,17 a Minimum Maximum Mean 21489,3301 -16267,61719 -1,211 215597,6250 6545,63379 1,667 103169,3241 ,00000 ,000 67453,74620 3672,37989 1,000 108 108 108 -4,239 1,706 ,000 ,957 108 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N JUB ,00 ,00 ,00 ,00 ,07 ,04 ,00 ,41 ,00 108 Std. Deviation N ,62 119 Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation ,0000000 4,39757746E 3 ,082 ,037 -,082 ,851 ,464 Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 2. Uji Heteroskedastisitas Variables Entered/Removed Model Variables Variables Entered Removed 1 DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, a JUB a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN b Method Enter Model Summaryb Model R R Square a 1 ,998 Adjusted R Square ,996 Std. Error of the Estimate ,996 4504,07175 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, KURS, JUB, EKSPOR b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression Mean Square 4,862E11 5 9,724E10 2,069E9 102 2,029E7 4,883E11 107 Residual Total df F Sig. 4793,540 a ,000 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) -4056,344 Std. Error 11396,545 a Standardized Coefficients Beta t -,356 Sig. ,723 120 KURS INFLASI -,496 ,898 -,011 -,553 ,582 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000 JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 DPK ,871 ,039 ,896 22,539 ,000 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Casewise Diagnostics Case Number Std. Residual PEMBIAYAA N -3,269 101689,00 dimen 61 sion0 a Predicted Value Residual 116412,1955 -14723,19548 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean Std. Deviation N 20721,8047 -14723,19531 -1,223 218889,0625 9548,88574 1,717 103169,3241 ,00000 ,000 67410,35205 4397,57746 1,000 108 108 108 -3,269 2,120 ,000 ,976 108 a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 3. Uji Autokorelasi b Model Summary Model R R Square a 1 ,998 Adjusted R Square ,996 Std. Error of the Estimate ,996 4504,07175 Durbin-Watson ,330 a. Predictors: (Constant), DPK, INFLASI, EKSPOR, KURS, JUB b. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 4. Model Uji Perbaikan Autokorelasi b Model Summary R R Square a 1 .833 .695 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .692 2,45264369E3 1,972 a. Predictors: (Constant), Ut_1 b. Dependent Variable: Unstandardized Residual 5. Uji Multikolinearitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics 121 B 1(Constant ) Std. Error -4056,344 KURS Beta Tolerance 11396,545 -,356 ,723 VIF -,496 ,898 -,011 -,553 ,582 ,099 10,138 89335,054 22049,155 ,029 4,052 ,000 ,804 1,243 JUB ,004 ,001 ,106 4,086 ,000 ,061 16,284 EKSPOR ,000 ,000 ,019 1,191 ,236 ,159 6,298 DPK ,871 ,039 ,896 22,53 9 ,000 ,026 38,074 INFLASI a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN 6. Uji Perbaikan Multiklinearitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1(Constant) Std. Error a Standardized Coefficients Collinearity Statistics Beta T Sig. Tolerance VIF -197900,962 18196,964 -10,875 ,000 15,023 1,402 ,343 10,712 ,000 ,239 4,176 -61812,320 51116,240 -,020 -1,209 ,229 ,886 1,128 JUB ,025 ,001 ,600 17,590 ,000 ,211 4,730 EKSPOR ,008 ,001 ,307 12,748 ,000 ,423 2,364 KURS INFLASI a. Dependent Variable: PEMBIAYAAN C. Uji Regresi Residual Setiap Variabel 1. Kurs Rupiah b Variables Entered/Removed Model Variables Variables Method Entered Removed a 1 KURS Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DPK 122 Model Summary Model R b R Square a 1 ,715 ,511 a. Predictors: (Constant), KURS b. Dependent Variable: DPK Adjusted R Square ,506 Std. Error of the Estimate 48843,20440 b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 2,639E11 1 2,639E11 Residual 2,529E11 106 2,386E9 Total 5,168E11 107 F Sig. 110,610 a ,000 a. Predictors: (Constant), KURS b. Dependent Variable: DPK Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) KURS Std. Error -223836,716 31661,148 32,163 3,058 Standardized Coefficients Beta t ,715 Sig. -7,070 ,000 10,517 ,000 a. Dependent Variable: DPK Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 48934,3320 -1,32467E5 -1,138 247474,0938 74752,57813 2,860 105458,6204 ,00000 ,000 49660,34536 48614,42935 1,000 108 108 108 -2,712 1,530 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: DPK Std. Deviation N 123 Hasil Moderasi Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered b Variables Removed Method PEMBIAYAAN . Enter a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsRes_1 Model Summary Model R R Square a d1 i m e n s i o n 0 ,229 b Adjusted R Square ,053 Std. Error of the Estimate ,044 24663,88647 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_1 b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 3,582E9 1 3,582E9 Residual 6,448E10 106 6,083E8 Total 6,806E10 107 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_1 Coefficients a F 5,889 Sig. a ,017 124 Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 50203,903 4346,545 -,086 ,035 PEMBIAYAA N Beta -,229 t Sig. 11,550 ,000 -2,427 ,017 a. Dependent Variable: AbsRes_1 Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 31960,9063 -42380,73828 -1,626 48472,2422 85534,43750 1,228 41367,5035 ,00000 ,000 5785,93435 24548,36412 1,000 108 108 108 -1,718 3,468 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: AbsRes_1 2. Inflasi Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered INFLASI a b Variables Removed Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DPK Model Summary Model R R Square b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Std. Deviation N 125 a d1 i m e n s i o n 0 ,097 ,009 ,000 69490,47544 a. Predictors: (Constant), INFLASI b. Dependent Variable: DPK b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 4,892E9 1 4,892E9 Residual 5,119E11 106 4,829E9 Total 5,168E11 107 F Sig. a 1,013 ,316 t Sig. a. Predictors: (Constant), INFLASI b. Dependent Variable: DPK Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) INFLASI a Standardized Coefficients Std. Error 124619,043 20177,327 -307067,170 305091,240 Beta -,097 6,176 ,000 -1,006 ,316 a. Dependent Variable: DPK Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 87341,0859 -84882,64063 -2,680 117218,7266 1,18910E5 1,739 105458,6204 ,00000 ,000 6761,40644 69164,99133 1,000 108 108 108 -1,222 1,711 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: DPK Std. Deviation N 126 Hasil Uji Moderasi Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered b Variables Removed Method PEMBIAYAAN . Enter a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsRes_2 b Model Summary Model R R Square a d1 i m e n s i o n 0 ,336 Adjusted R Square ,113 Std. Error of the Estimate ,105 29766,60350 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_2 b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 1,197E10 1 1,197E10 Residual 9,392E10 106 8,861E8 Total 1,059E11 107 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_2 F 13,511 Sig. a ,000 127 Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 a (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 45156,774 5245,803 ,157 ,043 PEMBIAYAA N Beta t ,336 Sig. 8,608 ,000 3,676 ,000 a. Dependent Variable: AbsRes_2 Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 48322,4648 -60467,37500 -1,228 78507,2109 42542,35156 1,626 61310,7972 ,00000 ,000 10577,39854 29627,18071 1,000 108 108 108 -2,031 1,429 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: AbsRes_2 3. Jumlah Uang Beredar (JUB) Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered a JUB b Variables Removed Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DPK Model Summary Model R R Square b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Std. Deviation N 128 a d1 i m e n s i o n 0 ,962 ,925 ,924 19125,88447 a. Predictors: (Constant), JUB b. Dependent Variable: DPK b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 4,780E11 1 4,780E11 Residual 3,877E10 106 3,658E8 Total 5,168E11 107 F Sig. 1306,681 a ,000 a. Predictors: (Constant), JUB b. Dependent Variable: DPK Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 a (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 28107,414 2822,405 ,041 ,001 JUB Beta t ,962 Sig. 9,959 ,000 36,148 ,000 a. Dependent Variable: DPK Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 35870,7148 -34935,46484 -1,041 211846,8906 57843,47266 1,592 105458,6204 ,00000 ,000 66836,60578 19036,30138 1,000 108 108 108 -1,827 3,024 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: DPK Std. Deviation N 129 Hasil Uji Moderasi Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered b Variables Removed Method PEMBIAYAAN . Enter a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsRes_3 Model Summary Model R R Square a d1 i m e n s i o n 0 ,139 b Adjusted R Square ,019 Std. Error of the Estimate ,010 11756,72687 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_3 b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 2,874E8 1 2,874E8 Residual 1,465E10 106 1,382E8 Total 1,494E10 107 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_3 F 2,080 Sig. a ,152 130 Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 a (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 17359,203 2071,902 -,024 ,017 PEMBIAYAA N Beta -,139 t Sig. 8,378 ,000 -1,442 ,152 a. Dependent Variable: AbsRes_3 Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 12191,4219 -16235,75391 -1,626 16868,6660 42974,92188 1,228 14856,0738 ,00000 ,000 1639,00902 11701,65993 1,000 108 108 108 -1,381 3,655 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: AbsRes_3 4. Pertumbuhan Ekspor b Variables Entered/Removed Model d1 i m e n s i o n 0 Variables Entered EKSPOR a Variables Removed Method . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DPK Model Summary Model R R Square b Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Std. Deviation N 131 a d1 i m e n s i o n 0 ,485 ,235 ,228 61071,06218 a. Predictors: (Constant), EKSPOR b. Dependent Variable: DPK b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 1,214E11 1 1,214E11 Residual 3,953E11 106 3,730E9 Total 5,168E11 107 F Sig. a 32,553 ,000 t Sig. a. Predictors: (Constant), EKSPOR b. Dependent Variable: DPK Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 a (Constant) Standardized Coefficients Std. Error -63544,698 30198,277 ,013 ,002 EKSPOR Beta ,485 -2,104 ,038 5,706 ,000 a. Dependent Variable: DPK Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual Minimum Maximum Mean 30808,5781 -80086,89063 -2,216 171948,6719 1,45160E5 1,974 105458,6204 ,00000 ,000 33685,23088 60785,01348 1,000 108 108 108 -1,311 2,377 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: DPK Hasil Uji Moderasi Variables Entered/Removed Model Variables Entered a Variables Removed b Method Std. Deviation N 132 d1 i m e n s i o n 0 PEMBIAYAAN . Enter a a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsRes_4 Model Summary Model R Adjusted R Square R Square a d1 i m e n s i o n 0 ,501 b ,251 Std. Error of the Estimate ,244 29350,03599 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_4 b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Regression 3,062E10 1 3,062E10 Residual 9,131E10 106 8,614E8 Total 1,219E11 107 Sig. 35,546 a ,000 a. Predictors: (Constant), PEMBIAYAAN b. Dependent Variable: AbsRes_4 Coefficients Model Unstandardized Coefficients B 1 a (Constant) PEMBIAYAA N Standardized Coefficients Std. Error 24479,793 5172,391 ,250 ,042 a. Dependent Variable: AbsRes_4 Beta t ,501 Sig. 4,733 ,000 5,962 ,000 133 Residuals Statistics Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual a Minimum Maximum Mean 29542,7227 -59967,30859 -1,228 77817,6016 68188,41406 1,626 50315,1413 ,00000 ,000 16916,57666 29212,56434 1,000 108 108 108 -2,043 2,323 ,000 ,995 108 a. Dependent Variable: AbsRes_4 Std. Deviation N 134 135 136