Implikasi Perdagangan Bebas dalam perspektif Ekonomi Islam Ahsan Puna Hafiz STAI Ma'arif Sarolangun [email protected] Abstract globalisation of economy can be seen as an obstacle or can be seen as an oppurtunity. Economic networks can give many advantages and possible cooperations bil con atso hinders one orgonization because there would be more competitions. Every countries are not excluded from this global competition, including majority Muslim comtries. Islamic perspective on global trade will be seen from principle of trade in Islam and how freetrade system originated from the countries that applied freeirade system in their own countries worla. According to Islamic pelspective, free-trade chatactelistics such as monopoly, monopsony, and oligopholy are not complying with Islamic principles on trade. Islam forbids trading with non good intentions; intentionally use inaicurale scales; and peljuries. In trading, Islam emphasize on the impoltant of making scales accurate and insist on good intention trading. The Keywords: 9/o6 al izat ion, free-trade, Islamic economy A, Pendahuluan Isu globalisasi yang semakin sengit dan terus berkembang saat ini tampaknya telah menjadi bahasan bagl berbagai pihak yang terlibat dalam perdagangan nasional maupun intemasional. Meskipun demikian, persoalannya tetap bermuara pada masalah peluang dan tantangan. Globalisasi bukanlah suatu persoalan yang sangat menakutkan dan seoalah-olah tidak dapat diatasi, akan tetapi globalisasi merupakan perluasan jaringan bisnis selama tantangannya dapat diatasi dengan kefa keras dan penuh kesabaran. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia dengan ide, bakat, IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati batas negara. Pergerakan yang relatif bebas dari manusia, barang dan jasa yang dihasilkan, temyatabukan hanya menimbulkan saling keterkaitan daa ketergantun gan, akan tetapi juga telah menimbulkan persaingan global yang semakin ketat. Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islam Konsep perdagangan bebas sebenarnya sudah bukan suatu hal yang baru lagi dalam dunia ekonomi. Hal ini telah lama disuarakan oleh para pakar ekonomi mula;t dan Adam Smith yang menentang praktek merkantilis kerajaan-kerajaan Eropa, yaitu praktek yang menganut kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif sampai para kapitalis yang menghendaki kebebasan melakukan ekspansi ekonomi dengan segenap nodal (capital) yang dimilikinya. Ekonomi Islam sesungguhnya telah memberikan dorongan pada perdagangan intemasional. Dorongan yang diberikan bukan hanya untuk ke{a sama ekonomi, tetapi juga untuk membentuk persaudaraan sejagad raya dengan saling bertukar ide dan pengetahuan. oleh karena itu pasti akan timbul strategi dan taktik yang berbeda menghadapi globalisasi diantara daerah perdagangan Islam yang secara efeklif melakukan transaksi perdagangan. Strategi daa taktik ini harus berubah seiring dengan berubahnya keadaan dan waktu. selain itu, timbul juga masalah tentang model kebdakan perdagangan yang 'dibawaserta globalisasi, sama ada diterima dengan beberapa adaptasi oleh suatu..negara Islam", atau meresponnya dengan langsung melahirkan kebijakan perdagangan bebas atau malah melahirkan kebijakan proteksi. Melihat globalisasi dan respon negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam terhadap globalisasi, dalam firlisan ini penulis mengurai bagaimana relasi perdagangan bebas dengan sudut pandang ekonomi Islam. B. Ekonomi Islam. Menurut Muhammad umar chapra ilmu ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kebutuhan manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqoshid, tanpa mengekang kebebasan individu, tanpa menciptakan ketidakseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan moral masyarakat. Ekonomi Islam sebagai ilmu juga dapat dianggap sebagai suatu usaha sistematis untuk mencoba memahami persoalan ekonomi dan prilaku manusia dalam hubungannya kepada soal-soal ekonomi menurut sumber-sumber hukum Islam. Ekonomi Islam sebagai sistem yaitu suatu sistern ekonomi yang sesuai dengan prinsipprinsip syari'ah Islam berdasarkan sumber-sumber hukum islam, yaitu Al-eur,an dan Sunnah. Konferensi Ekonomi Negara-Negara Isram yang untuk pertama karinya diselenggarakan, berlangsung di Malaysia, dengan tujuan untuk melakukan dialog seputar tantangan dan peluang pembentukan pa.sar bersama Isiam. Dalam konferensi yang berlangsung tiga hari itu, dikemukakan harapan untuk memperkuat kerjasama perdagangan yang lebih besar dan menyusun program yang diperlukan untuk pelaksanaan kerjasama itu. Dalam deklarasi konferensi ini, 57 negara anggota oKI menyerukan agar penandatanganan nota kesepakatan perdagangan bebas bisa dilakukan sesuai target yang telah ditetapkan, melalui perundingan- perundingan regional, sehingga diharapkan proses ini bisa berlanjut kepada pembentukan pasar bebas negara-negara Islam. selain itu, deklarasi konferensi ini Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 156 Implikasi Perdagangan Bebas dalam perspektif Ekonomi Islam juga menyebutkan tentang pembentukan organisasi pengusaha perempuan muslim, dan pembentukan lembaga pendidikan untuk aktivitas di bidang irmu daa teknorogi inforrnasi. Usaha untuk membentuk pa.sar bersama Islam sebenamya telah dirintis sejak beberapa tahun yang lalu. organisasi Ekonomi Dunia Islam yang diikuti oleh lebih dari 500 wakil dari 44 negaru, seberumnya juga telah merakukan pertemuan membahas hal yang sama. Pada tahun 2004, Bidang OKI juga mengadakan sidang serupa di Kualalumpur. Namun demikian semua pembicaraan mengenai pembentukan pasar be.sa-a Islam itu hingga kini masih belum terealisasi. Iran merupakan salah satu pencetus ide pembentukan pasar bersama Islam ini dan atas prakarsa Iran pura dalam konferensi oKI di rehran tahun 1997, disepakati Resolusi Tehran yang di antaranya berisi penekanan atas pentingnya pembenhrkan pasax bersama Islam. Iran sendiri telah menerapkan langkah nyata dala masarah ini. Dewasa ini, vorume impor Iran 35 persennya berasar dari negara-negara Islam dan 55 persen vorume ekspor Iran juga ke negara-negara Islam. Serain itu, Iran juga sudah menjalin ke{asama dengan 14 negara Islam, termasuk Indonesia, dalam hal kemudahan perdagangan. Pembentukan blok perdagangan regional dan kutub ekonoli regionar, merupakan sebuah proses yang banyak terjadi dalam era globarisasi ini. Merrurut pendapat sebagian besar pengamat ekonomi, pembentukan brok-blok perdagangan regional akan menciptaian keseimbangan hubungan ekonomi di antara berbagai kawasan dunia. Daram konteks ini, negara-negara Islam memiliki dua kerebihan, pertama posisi geografis nya yang strategis dan kedua, potensi ekonomi yang sangat besar, termasuk cadangan sumber d iyu-utu y^g kaya. pe Namun demikian, hingga kini, kedua keunggulan ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh negara-negara Islam. pembentukan pasar bersama Islam merupakan salah sartu langkah penting ,ntk meningkatkan peran negara-negara Isram daram proses globalisasi ekonomi. penoalan utama daram masalah ini adarah sejauh mana ide pembentukan pasar bersama ini memiliki peluang untuk direalisasikan dan fasilitas apa yang dimiliki oleh negara-negara Islam dalam usaha untuk mewujudkan pasar bersama ini. Dalam membahas hal ini, kita harus melihat dua sisi utam4 yaitu kelemahar dan kelebihan dari ide pembentukan pasar bersama Islam ini. Kelebihan dalam hal ini adalah kayanya sumber-sumber alam yang dimiliki oleh negara-negara Islam, terutama sumber energi seperti minyak dan gas, luasnya wilayah negara-negara Islam, serta jumlah penduduk yang besar, sehingga bila pasar bersarna Islam bisa terwujud, akan memiliki konsumen sebanyak 5,1 milyar orang. Namun, di samping kerebihan itu, juga ada titik remah, yaitu ketidakseimbangan tingkat perekonomian di antara negaxa-negara Isram, kemiripan hasil produksi industJ di antara mereka, tidak adanya UU perdagangan yang sama, kelemahan investasi, dan ketergantungan yang sangat besar terhadap impor produk negara_negaxa non muslim. Sebagai contoh, dari 800 milyar dolar volurne perdagangan negara_negara Islarn, hanya 90 milyar dolar atau 1r persen yang dipakai untuk perdagangan di antara negaranegara Islam sendiri. sementara itu, Eropa justru menjadi produsen terbesar untuli kebutuhan negara-negara Islam, dimana 40 persen barang impor di negara-negara Islam berasal dari Eropa. Negara-negara Barat setiap tahunnya mengekspor bahan makanan ke Sinergis, Vol. 2, No.1, 2014 r57 Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islam negara-negara Islam senilai 38 milyar dolar dan angka ini merupakan 10 persen dan volume perdagangan bahaa makanan di dunia. Tantangan lainnya adalah masih besamya hegemoni Barat terhadap sebagian negaranegara Islam, sehingga seringkali perjanjian yang menguntungkan sesama negara Islam, I namun merugikan negara Barat, akan menemui jalan buntu. Oleh karena itu, salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam mewujudkan pasar bersama Islam adalah penguatan posisi polifik negaia-negara lslam agar berani mengambil keputusan yang n menguntungkan negaranya sendiri, bukan tunduk pada tekanan negara-negara adidaya. n I I Selama negara-negara Islam di dunia tidak bersatu untuk membangun perekonomian bersama yang kual selama itu pula negara-negara Islam akan berada dalam posisi yang lemah. Tidak bisa dipungkiri, pembentukan pasar bersama Islam merupakan langkah penting dalam memperkuat perekonomian umat Islam. C. Ekonomi Islam sebagai Sistem islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang berbeda sama sekali dari sistem-sistem yang sedang berlaku. Ia memiliki akar dalam syari'ah yang menjadi sumber pandangan dunia sekaligus tujuan-tujuan dan strateginya. Berbeda dari sistem-sistem sekuler yang menguasai dunia dewasa ini, tujuan-tujuan lslam (Maqashid asy-syari'ah) adalah bukan semata-mata bersifat materi- Justru tujuan-tujuan itu didasarkan pada konsepkonsepnya sendiri mengenai kesejahteraan manusia dan kehidupan yang baik (Hayat Thalyibah), yang memberikan nilai sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan sosio-ekonomi dan menuntut suatu kepuasan yang seimbang baik dalam kebutuhan-kebutuhan materi maupun rohani dari seluruh umat rnanusia. Sistem ekonomi Islarn bukan merupakan sistem kapitalis dan bukan pula sistem sosialis. Ekonomi kapitalis memandang individu sebagai poros dan tujuan dari semua yang ada. Ekonomi kapitalis sangat mementingkan kepentingan individu daripada kepentingan orang banyak. Sistem kapitalis menyebabkan terpusatnya ekonomi di tangan sekelompok kecil individu yang menikmati pendapatan tinggi, memegang kendali segala urusan dan memungkinkan segalanya te{adi untuk kepentingannya. Akibatnya terjadi ketimpangan yang menyolok antara kaya dan miskin. Lain halnya dengan sistem sosialis yang mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan individu, hak milik individu diatur dan dikorbanhan seenaknya. Dengan demikian sistem sosialis tidak mengakui hak milik individu dan tidak mengakui adanya kemerdekaan ekonomi individu. Ekonomi Islam memiliki sistem sendiri, ia tidak memusattan pada individu saja seperti halnya ekonomi kapitalis dan juga tidak memusatkan kepada kepentingan orang banyak, seperti halnya sistem sosialis, ekonomi lslam mengakui kepentingan individu dan kepentingan orang banyak, selama tidak bertentangan antara keduanya atau selama masih mungkin mempertemukan antara keduanya. Ekonomi Islam merupakan bagian dari sistem Islam yang mencakup kaidah dan syari'ahnya. Hal ini memberikan kesempatan kepada kegiatan ekonomi untuk bersifat sebagai wadah dan menimbulkan kontrol yang sebenamya dan dalam diri muslim itu sendiri dan bukan dari luar. Dalam sistem ekonomi Islam, manusia dikendalikan oleh keyakinan bahwa tingkah laku ekonomi manusia didunia ini Sinergis, Vol. 2, No.1, 2074 sel hx me sel Alt AII ses ekc eko Mil, dist D. Islar milii dari dima pemr negal fardi; Implikasi Perdagangan Bebas dalam perspehtf Ekonomi Islam akan dapat terkendali' sebab manusia harus sadar bahwa perbuatannya termasuk juga tindakan ekonom inya akan diminta pertangg,ng jawabannya kerak oleh Allah swr. Sistem ekonomi Islam terikat pada kepentingan sosial dan moral, misalnya Islam mengakui bahwa motif ekonomi itu adarah raba atau mencari keuntungan. Akan tetapi motif itu terikat atau dibatasi oreh tang$mg jawab moral, sosiar dan pembatasan diri. Dengan adanya batasan tersebut, maka motf mencari keuntungan tidak akan menjadikan manusia individualisme dan ekstrim artinya manusia menghalalkan segara cara daram mencari keuntungan. Semuanya itu telah diatur dalam Al_eur,an yaog _en-egaskan l, t.:tsl "trttrL;: x fl r.!-.D c.,i..,y,lJl u* e>t,L cLJl 6* LLil 3 e-gu rL^.Jt, : ut; rarlr$ &+ c+lr tseff "Yang menjadikanuntuk kamu, bumi ini (sebagai hamaparan aan rangt pendirian) dan ia turunkan a_ir dari langit, tutu dEngan itu ia terbitkan buah_buahan (sehagai rezeki untuk i;.junguniuh kumu adakan s"tutu-retu"titagi fa11^fntalan Allah padahal kamu tahu" (e S Al_Baqarah ."22) Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan bumi sebagai hamparan dan rangit sebagai atap, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan dan menjadikan tumbuhantumbuhan itu berbuah. semuanya diciptakan AIah manuriu, ug* ,o;nuriu memperhatikan proses penciptaaan ifu, merenungkan, 'ntuk mempelajari dan mengolahya slhingga bermaafaat bagi manusia dan kemanusian sesuai dengan yang rerah Allah' Karena dia yang memberikan nihnat-nikmat itu, maka manusia=ua'ru -"n "n,buh Allah SWT. Seorang muslim harus be4'iwa sosial sebagai penjabaran hubungannya dengan sesama manusia (Hablumminannas), tetapi har ini bukan berarti sebagai p-"ngu* ri.i"ro ekonomi sosialis. Menurut Syekh Taqiyyudin an-Nabhani dalam kitab at-Iqtishatry fi al-Isram, sistem ekonomi Islam diialankan dengan tiga asas yakni pertama, konsep kepemi rtkan (atMrlkiyah)' kedua, pemanfaatan kepemilikan (at-Tasia*uf ar-Mitkiyah) dan ketiga, dishibusi kekayaan diantara manusi a (Tauzi'u al_Tsarwah bayna al_Naas). di;;an - fi D. Konsep kepemilikan (al-Milkiyah) dalam Islam Islam memiliki pandangan yang khas tentang harta. Bahwa harta pada hakekatnya adatah milik Allah. Dan harta yang dim iki oleh manusia sesungguhnya merupakan pemberian dari Allah yang dikuasakan kepadanya. oreh karenanya, harta mestinya hanya boreh dimanfaatkan sesuai dengan kehendak Allah. Berkaitan dengan kepemilikan, menurut Syekh Taqiyyudin ada, tiga macam, yakni pemilikan individu (milkiyah fardiah), pemilikan umvm imilkiah ,amah) danp"*itit u' negua (milkiyah daulah). Adapun kepemilikan perrama pemilikan individu (milktyalt fardiyah), yaitu sebagai berikur : Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 159 Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islam l). Pemilikan individu (milkiyah Jbrdiah) Pemilikan individu adalah idzin syara' pada individu untuk memanfaatkan sesuatu. Ada lima sebab-sebab pemilikan (asbabu al tamalluk) individu, yakni bekerja bekerja (al'amal), warisan (al-irts), keperluan harta untuk mempertahankan hidup, pemberian negara (i'thau al-daulah) dari hartanya untuk kesejahteraan rakyat berupa tanah pertanian, barang dan uang modal, harta yang diperoleh individu tanpa daya dan upaya. Harta dapat diperoleh melalui bekerja, mencakup upaya menghidupkan tanah yang kurang subur, mencari bahan tambang, berburu, kerja sama mudharabah, bekerja sebagai pegarvai. Sedangkan harta yang diperoleh tanpa daya dan upaya bisa berupa hibah, wasiat, mahar, barang temuan, santunar untuk khalifah atau pemegang kekuasaan pemerintahan Sementara itu, Islam melarang perolehan harta melalui cara yang fidak diridhai Allah seperti be{udi, riba, pelacuran dan perbuatan maksiat lainnya. Juga dilarang mendapatkan harta melalui jalan korupsi, mencuri, menipu karena pasti akan merugikan orang lain dab menirnbulkan kekacauan di tengah masyarakat. 2). Pemilikan umum (milkiyoh 'amah) Pemilikan umum adalah idzin dai syara' kepada masyarakat secara bersama-sama dalam memanfaatkan sesuatu, berupa barang-barang yang mutlak diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti air, api (bahan bakar, listrik dan gas), padang rumput (hasil hutan), barang yang tidak mungkin di miliki individu seperti sungai, danau, jalan, lautarl udara, masjid dan sebagainya dan barang-barang yang mengusai hajat hidup orang banyak seperti emas, perak, minyak dan sebagainya. Pengelolaan rnilik unum dilakukan hanya oleh negara untutr< seluruh rakaat dengan cara diberikan Cuma-Cuma atau dengan harga yang murah. Dengan cara ini ralryat dapat memperoleh beberapa kebutuhan pokoknya dengan harga yang murah yang berakibat p v at k b u d kesej ahteraan mereka meningkat. ir 3). Pemilikan negara (milkiyah daulah) Pemilikan negara adalah idzin dari syara' atas setiap harta yang hak pemanfaatannya berada ditangan khalifah sebagai kepala negara. Misalnya harta ghanimah, khara1, jizyah, harta orang yang murtad, harta orang yang tidak memiliki ahli waris dan tanah hal rnilik negara. t( Ir b Milik negara digunakan untuk berbagai keperluan yang menjadi kewajiban negara seperti menggaj i pegawai, keperluan jihad dan sebagainya. Kejelasan konsep pemilikan sangat berpengaruh terhadap konsep pemanfaatan harta milik, yakni siapa sesungguhnya yang berhak mengelola dan rnemanfaatkan harta tersebut. v Pemanfaatan pemilikan adalah cara sesuai hukum sara' seorang muslim memperlakukan harta miliknya- Ada dua arah pemanfaatan harta, yakni pengembangan harta dan b, penggunaan harta. ja te N, ol pr E. Perdagangan dalam Islam Islam tidak mengekang kebebasan untuk leluasa berdagang. Islam bahkan mengaajurkan kepada umatnya untuk bertebaran di muka bumi mencari rezeki, manusia bebas berdagang Sinergis, Vol. 2, No.7, 2014 150 di st Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islarn ke segala penjuru bumi, asal tidak melanggar batasan-batasan yang ditetapkan oleh syariah. Dalam masalah muamalah, khususnya di bidang ekonomi, syari'ah Islam tidak kurang dalam memberikan prinsip-prinsip yang seharusnya bisa dijadikan acuan dan referensi, serta merupakan kerangka beke{a dalam ekonomi Islam. Prinsip ekonomi Islam telah mengatur bahwa Kekayaan merupakan amanah dari Allah dan tidak dapat dimiliki secara mutlak, sesuai dengan firman Allah dalam surat AlHajj ayat 64. Ayat ini menjelaskan bahwa hanya Allah sajalah yang memiliki segala apa yang ada dilangit dan segala apa yang ada di bumi, tidak ada sesuatupun yang berserikat denganNya dalam pemilikan itu. Karena itu hanya Allah pulalah yang menenfirka.n apa yang dilakukan-Nya terhadap makhluk-Nya itu, tidak ada sesuatupun yang menghalangi kehendak-Nya itu. Hanya Allal yaag mengurus mekhluk-Nya, tidak ada sesuatupun yang membantu-Nya dalam pengurusan itu. Dia tidak memerlukan sesuatupun, hanya makhluknyalah yang memerlukan-Nya. Dia Maha Terpuji karena kebaikan nikmat yang tiada terhingga yang telah diberikan-Nya kepada Makhluk-Nya. . Islamjuga mengingatkan untuk menjaga keseimbangan antara pengusahaan harta dan pemeliharaan Iman dan Islam. Dalam surat Attaghaabun ayat 15 disebutkan "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) di sisi Allah pahala yang besar". Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan. Kalau tidak berhati-hati, akaa mendatangkan bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan anaknya, berani berbuat yang bukanbukan, melanggar ketentuan agama. Dalam ayat ini harta didahulukan dari anak karena ujian dan bencana harta itu lebih besar. Harta yang diusahakan dalam perdagangan, menunrt perspektif Islam juga dapat diklasifikan kepada tiga bentuk perdagangan: barter, usaha spekulatif dan perdagangan intemasional. Perdagangan barter pernah merupakan praktek sehari-hari yang berlaku. Islam juga telah mengakui perdagangan barter seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur'an. Sebenamya Islam menekankan kepada para pedagang agar barang atau benda yang cacat tidak berharga tidak diberikan sebagai pengganti barang dan benda yang baik. Berdagang berhala, makanan, dan minuman yang haram, seperti: anggur, daa hewan yang mati tanpa disembelih, tidak diperbolehkan. Islam telah memberantas pemujaan terhadap berhala dan karena itu tidak mungkin memperkenankan berdagang berhala. Mengenai makanan dan minuman yang haram, seorang muslim sudah tentu tidak berurusan dengan hal itu, karenanya ia pun tidak diperkenankan menyampaikannya kepada orang lain. Tetapi ada petunjuk yang menyatakan bahwa kulit hewan yang dusah mati jangan dibuang percuma, karena harus diperoleh keuntungan dari padanya. Melakukan perdagangan barter dalam hal ini jelas tidak dilarang dan ketentuan yang sama dapat diperkenankan bagi benda-benda lain yang dilarang, seperti tulang dan lemak hewan yang sudah mati dan sebagainya. Islam juga melarang usaha spekulatif. Malsudnya adalah bentuk usaha yang pada hakikatnya merupakan gejala untuk membeli sesuatu dengan harga yang mwah pada suatu Sinergis, Vol. 2, No.l, 2014 161 Implikasi Perdagangan Bebas dalom perspektif Ekonomi Islam waktu dan menjual barang yang sama dengan harga yang mahal pada waktu yang lain. Bila harga pada masa depan diharapkan lebih baik dari pada harga sekarang, maka pemberi spekulatif membeiinya dengan maksud untuk menjualnya dengan harga yang lebih tinggi kelak. Demikian pula bila harga masa depan diharapkan akan lebih rendah dari harga sekarang, maka para spekulan akan menjuarnya sekarang untuk menghindarkan penjualan pada harga yang lebih rendah nantinya. para spekulan yang demikian, dinyatakan memberi keuntungan yang besar bagi para konsumen dan pemilik pabrik. Sejauh spekulasi memberikan jasa sosial dengan membantu produksi dan mengawasi fluktuasi harga y'ang me'dadak, maka hal ini sesuai dengan jiwa Islan. Nam,n bila diamati secara cermat, terungkaplah kenyataan bahwa para spekulan itu pertarna-tama tertarik pada keuntungan pribadi tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat banyak. Karena spekulasi sempurna cenderung menghancurkan diri senciiri, maka kebanyakan spekulan dengan cara yang tidak jujur berusaha menciptakan kelangkaan uarang dan komoditi secara dibuat-buat, dengan demikian tercptalah suatu tekanan inflasi pada perekonomian. Masyarakat miskinlah yang akan menjadi korban. Dari segi kebijakan, Islam mengutuk praktek spekulasi sperti ini. Ibnu Khaldun memberikan kontribusi dalam bidang perdagangan intemasional. Menurut Ibnu Khaldun melalui perdagangan intemasional, kepuasan masyarakat, keuntungan pedagang dan kekayaan negara semuanya akan meningkat. perdagangan intemasional karenanya dapat menyumbang secara positif kepada tingkat pendapatan negara dan tingkat pertumbuhan serta kemakmuran. Jika barang-barang luar negerr memiliki kualitas yang lebih baik ketimbang diproduksi daram negeri, maka barang-barang impor itu akan menambah kepuasan bagi orang yang membelinya. pada saat yang sama, produsen dalam negeri yang berhadapan dengan produk yang berk-ualitas tintgi dan kompetitif harus berusaha uniuk meningkaikan produksi mercka atau menerima pengurangan dalam penjualan dan pendapatan mereka. Perdagangan internasional sangat diperrukan oleh sebuah negara, sebab dengan perdagangan internasional suatu negara akan mem iki peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Melalui perdagangan internasionar ini pura, suatu negaia akan memiliki kemampuan untuk memperruas kem'ngkinan konsumsinya. Melarui per<lagangan internasional, Indonesia dapat menjual aneka tekstirnya ke Jepang, Jepang dapat menjua.l perangkat kornputernya ke Amerika, dan Amerika dapat menjual produk gandu''rya ke Indonesia, dan seterusnya. Inilah inti dari manfaat perdagangan intemasional. F. Masalah Perdagangan lnternasional Perdagangan intemasional berbeda dengan perdagangan domestik. perdagangan domestik yang beriangsung di dalam sebuah negara hampir tidak memiliki hambatan apapun. Hal itu berbeda dengan perdagangan intemasionar- paring tidak, ada dua hambatan yang besar menyebabkan perdagangan intemasional tidak dapat berlangsung dengan lancar: I i I e t( p d te m se ler ke ml ya G. Isk teo ada I. Protekgionisme. Dalam perdagangan internasionar, proses pertukaran barang dan jasa akan meribatkan banyak nega.ra. Masalah akan muncur apabrla ada kepentingan-kepentingan kelompok Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 Dal lsla Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islam domestik tertentu yang berkeberatan atas berlangsungnya perdagangan intemasional tersebut. Untuk melindungi kepentingan kelompok domestik dari nrcaman arus barang dan jasa dari luar negeri tersebut, maka negara akan menghadangnya dengan kebijakan politik berupa penerapan tarif dan kuota. Inilah yang dikenal dengan istilah proteksionisme. Jika setiap negara di dunia ini memiliki berbagai kebijakan protektif yang berbeda-beda, maka hal itu akan menjadi penghambat bagi berlangsungnya proses perdagangan internasional. 2. Nilai Tukar (E"rc hange rates). Exchange rates biasa dikenal dengan istilah kurs atau nilai tukar. Hampir semua negara di dunia memiliki mata uang nasionalnya sendiri. Dari sinilah masalah kurs akan mrmcul. Sebagai contoh, Jepang mengekspor mobilnya ke Amerika. Pihak Amerika akan membayamya dengan dolar Amerika, sedangkan pihak Jepang ingin dibayar dengan yen. Adanya perbedaan mata uang yang ada di berbagai negara itu membuf perdagangan internasional tidak dapat berlangsung dengan mudah. Dua masalah di atas dianggap sebagai jantung dari permasalahan ekonomi intemasional sampai saat ini, walaupun dalam perkembatganny4 masalah perdagangan intemasional terus mengalami perkembangan yang semakin kompleks. Untuk menjawab berbagai permasalahan perdagangan intemasional tersebut berbagai teori ekonomi intemasional sudah dikembangkan. Bahkan, secara khusus pasca Perang Dunia II telah dibentuk lembagalembaga internasional yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan ekonomi intemasional tersebut. Ada empat lembaga ekonomi utama yang diharapkaa dapat menjadi sokoguru ekonomi dunia, yaitu: L GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). 2. Sistern kurs Bretton Woods. 3. Dana Moneter Intemasional (IMF-International Monetary Fund). 4. Bank Dunia (World Bank). Walaupun berbagai teori telah dikembangkan dan berbagai lembaga intemasional telah didirikan, dalam kenyataannya persoalan perdagangan internasional tetap saja menjadi mimpi buruk, khususnya bagi negara-negara miskin daa negara berkembang seperti Indonesia. Bahkan banyak pihak yang semakin curiga terhadap keberadaan lembaga-lembaga internasional tersebut. Lembaga itu dianggap didirikan hanya sebagai kedok untuk melestarikan imperialisme negara industri maju terhadap negara-negara miskin dan berkembang darrpada sebagai solusi unhrk mewujudkan tata ekonomi dunia yang berkeadilan. G. Pandangan Islam tentang Perdagangan Bebas Islam memiliki pandangan yang khas dan sama sekali berbeda dibpndingkan dengan teoriteori yang ada. Pandangan Islam dalam persoalan perdagangan intemasional antara lain adalah: l. Asas Perdagangan didasarkan pada Pedagangnya, Bukan Komoditi. Dalam pennasalahan perdagangan, baik perdagangan domestik maupun internasional, Islam menjadikan pedagang sebagai asas yang akan dijadikan titik perhatian dalam kajian Sinergis, Vol. 2, No.7, 2014 Implikasi Perdagangan Bebas dalam perspektif Ekonomi Islum maupun hukum-hukum perdagangannya. Status hukum komoditi yang diperdagangkan akan mengikuti status hukum pedagangnya. Hukum dagangljual-beli adalah hukum terhadap kepemilikan harta, bukan hukum terhadap harta yang dimilikinya. Dengan kata lain, hukum dagang/jual-beli adalah hukum untuk penjual dan pembeli, bukan untuk harta yang dijual atau yang dibeli. Allah SWT berfirman Atlah telah menghalatkan juat-beli. (Qs. al-Baqarah [21. 27 5). Maknanya adalah, Allah telah menghalalkan jual-beli untuk manusia. Rasulullah Sawjuga bersabda: [)uu orang orong yang berjual-beli boleh memililt (akan meneruskan juat-beli mereka alau tidak) selama keduanya belum berpisah (dari tempat aqad).lHR. alBukhari dan Musliml. Hukum bolehnya untuk memilih (khiyar) pada hadis di atas adalah untuk penjual dan pembeli, bukan untuk komoditi yang diperjualbelikan. Nabi Saw telah melarang jual beli dengan kerikil Qemparan) dan jual beli gharar. ftIR. Muslim, atTirmidzi, dan an-Nasa'il. Larangan dalam hadis di atas merupakan pengharaman terhadap jenis aktivitas jual-beli tertentu yang dilakukan oleh manusia, bukan larangan terhadap komoditi yang dipe{ualbelikan manusia. Dari pandangan yang khas inilah selanjutnya Islam memberikan berbagai aturan yang menyangkut perdagangan, termasuk perdagangan intemasional. 2. Perdugangan Internasional Mengikuti Politik Luar Negeri Islarn. Menurut pandangan Islam, status pedagang internasional mengikuti kebijakan politik luar negeri Islam. Dalam politik luar negeri Islam, negara-negara di luar Darul Islam dipandang sebagai darul harbi. Darul harbi dibagi dua, yaitu ilarul harbi /itlan, ydtu negara yang secara real (de facto) sedang memerangi Islam, dan darul harbi hukman, yaitu negara yang secara de facto tidak sedang berperang dengan Islam. Berlandaskan pada pandangan politik luar negeri itulah, maka status pedagang dapat dikelompokkan rnenjadi 4 : d J n a. Pedagang Yang Berstatus Sebagai Warga Negara- jr Warga negara Islam, yaitu Muslim maupun non-Muslim (kalir dzimni), mempunyai hak untuk melakukan aktivitas perdagangan di luar negeri, sebagaimana kebolehan untuk melakukan aktivitas perdagangan di dalam negeri. Mereka bebas melakukan ekspor-impor komoditi apapun tanpa harus ada rzin negara, juga tanpa ada batasan L-uota, selama komoditi tersebut tidak membawa dharar. yi 1. K m 111 DariNegan Harbi Hukman. Pedagang dari negara harbi hukman, baik yang Muslirn maupun yang non-Muslim, memerlukan izin khusus dari negara jika mereka akan memasukkan komoditinya. Izin bisa 6. Pedagaag untuk pedagang dan komoditinya, dapat juga hanya untuk komoditinya saja. Sinergis, Vol. 2, No.1, 2074 ke di ml 164 Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islam Jika pedagang dari negara harbi hukman tersebut sudah berada di dalam negara, maka dia berhak untuk berdagang di dalam negeri maupun membawa keluar komoditi apa saja selama komoditi tersebut tidak membawa dharar. c. Pedagang Dari Negara Harbi Hukman Yang Terikat Dengan Pet'anjian. kafir mu'ihad, yaitu pedagang yang berasal dari negara harbi hukman yang terikat perjanjian dengan Negara Islam, diperla.kukan sesuai dengan isi pe{anjian yang Pedagang diadakan dengan negara tersebut, baik berupa komoditi yang mereka impor dari Negara Islam maupun komoditi yang mereka ekspor ke Negara Islam. d Pedagang Dari Negara Harbi Fi'lan. Pedagang dari negara harbi fi'lan, baik Muslim maupun non-Muslim, diharamkan secara mullak melakukan ekspor maupun impor. Perlakuan terhadap negara yang secara real memeiangi lslam adalah embargo secara penuh, baik untuk kepentingan ekspor maupun impor. Pelanggaran terhadap embargo ini dianggap sebagai perbuatan dosa. 3. Ketentuan Tarf/Bea Cukai Dalam perdagangan intemasional, Islam telah memberikan ketentuan terhadap penetapan tarif, baik untuk ekspor maupun impor, yang biasa dikenal dengan bea cukai. Menurut hukum Islam, bea cukai haram diambil untuk pedagang warga negara terhadap komoditi apapun. Nabi Saw bersabda: Tidak akan masuk surga orung yang memungut bea cukai. [FIR. Abu Dawud, Ahmad, dan al-Hakim]. Sesungguhnya orang yang memungut bea cukai itu berada dalam neraka. Rasul berkata, "Yakni Al:Asyir". [FIR. Abu Dawud dan Ahmad]. Adapun pedagang waxga negara asing diperlakukan sesuai dengan yang telah dikenakan terhadap pedagang warga Negara Islam ketika memasuki negara asing tersebut. Jika pedagang warga Negara lslam memasukkaa barang dagangan dikenakan tarif bea masuk sebesar l0% (misalnya), maka bagi pedagang asing yang masuk ke negara Islam juga dikenakan 10o/o. Tarif bea masuk 10% diberlakukan sebagai balasan terhadap apa yang telah diperlakukan terhadap pedagang waxga Negara Islam di negara asing tersebut. 1. Ketentuan Sistem Kurs @xchange Rates) Ketika negara-negara di dunia masih menjalankan sistem mata uang emas, persoalan kurs mata uang tidak pemah muncul. Dengan sistem emas ini, perdagangan internasional mencapai puncak kemudahannya. Proses ekpor-impor dapat berlangsung tanpa ada kendala apapun. Dalam sistem ini, satuan mata uang terikat dengan emas dalam kadar tertentu yang diukur menurut berat timbangannya. Ekspor dan impor yang dilalrukan dengan menggunakan mata uang emas hukumnya adalah mubah. Siapapun boleh memiliki mata Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 165 Implikasi Perdagangan Bebas dalam PerspeWif Ekonomi Islam uang emas, emas batangan, bijih emas, perhiasan emas, dan bebas pula unhrk mengekspor dan mengimpomya. Namun demikian, saat ini sistem tersebut sudah tidak berlaku lagi. Seluruh dunia saat ini menggunakan mata uang kertas yang berbeda-beda untuk setiap negara yang mengeluarkannya. Dengan adanya perbedaan mata uang tersebut, menurut teori, ada tiga kemungkinan sistem kurs yang dapat diberlakukan: Sistem Kurs Tetap (fr.xed uchange rates). 2. Sistem kurs mengambang terkendali (marnged floating exchange rates). 3. Sistem kurs mengambang bebas (freely lloating acchange rates) Dari tiga sistem kurs tenebut, temyata Islam telah memiliki ketentuan berbeda dari ketiganya. Sistem kurs dalam Islam sepintas hampir mirip dengan sistem kurs mengambang bebas, karena Islam memberikan kebebasan penuh bagi rakyatnya untuk melakukan transaksi berbagai valuta asing secara bebas (suka sama suka). Akan tetapi, aturan tersebut tidak berhenti sampai di situ, karena masih ada syarat lanjutarmya, yaitu l. harus dilakukan secara kontan dan dalam satu tempat. Rasulullah Saw bersabda, "Juallah emns dengan perak sesuka kaliaq dengan (syarat haras) kontan" Emas dan perak yang dituju oleh hadis tersebut adalah emas dan perak sebagai mata uang yang diberlakrrkan pada masa Nabi saw. Ketentuan tersebut berlaku umum untuk transaksi-transaksi mata uang sebagaimana yang berlaku saat ini. F. Kesimpulan sekilas tampaknya sistem Islam terlihat sama dengan politik ekonomi pasar bebas. Ini tentu merupakan kesimpulan yang salah. Sebab, jika pembahasan perdagangan intemasional dilihat dalarn perspektif Negara, maka politik perdagangan intemasional dalam lslam akan berbeda, karena harus tetap tunduk pada kepentingan politik luar negeri Islam. Dalam politik luar negeri Is1am, Negara Islam dipandang sebagai pihak yang paling bertanggung jawab untuk mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. Bahkan syariat Islam mengizinkan p€nggunaan kekuatan militer untuk menumpas segala bentuk halangan fisik yang dapat mengganggu kelancaran penyebaran dakwah tersebut. Oleh karena itu, segala bentuk perdagangan luar negeri yang dilakukan oleh Negara harus dalam rangka menyukseskan kepentingan dakwah tersebut dan tidak boleh hanya untuk kepentingan ekonomi semata. Agar risalah dakwah dapat be{alan dengan mantap, dibutuhkan berbagai kebijakan khusus untuk melindungi kepentingan Negara sekaligus memperkuat kemampuan Negara. Sebagai contoh: 1. Negara harus mengupayakan segala kebutuhan bahan baku yarg sangat diperlukan bagi pasokan industri militemya, walaupun harug mengimpor dari luar negeri. Meskipun secara ekonomi tidak menguntungkan (karena te{adi defisit neraca perdagangan dengan negara tersebut), Negara tetap harus mengimpor bahan baku tersebut. senantiasa mengupayakan agar segala kebutuhan pokok rakyat tetap dalam kondisi yang aman dan tidak ada ketergantungan terhadap negara asing. Ba}&an 2. Negara harus Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 166 Implikasi Perdagangan Bebas tlalam Perspektif Ekonomi Islam jika perlu, Negara harus sampai memiliki 3. kemampuan untuk menghadapi segala kemLurgkinan embargo yang akan diterapkan oleh negara-negara asing' Jjka untuk menundukkan sebuah negara harbi diperlukan embargo BBM, maka ekspor BBM ke negara tersebut harus dihentikan; walaupun secara ekonomi ekspor BBM ke negara tersebut sebelumnya sangat menguntungkan. 4. Jika dalam Negara Islam transaksi perdagangannya sudah menggunakan emas dan perak, sedangkan negara-negara lain tidak menggunakannya, maka untuk melindungi Negara dari ancaman hilangnya emas dan perak ke luar negeri, yang dapat rnenimbulkan lumpuhnya perekonomian Negara, maka Negara berhak untuk memproteksi perdagangan emas dan perak ke luar negeri Prinsip dasar yang telah ditetapkan Islam mengenai perdagangan, termasuk perdagangan Intemasional, adalah tolok ukur dari kejujuran, kepercayaan dan ketulusan. Dewasa ini banyak terjadi ketidaksefirpurnaan pasar, seperti monopoli, monopsoni, oligopoli yang seharusnya dapat dilenyapkan jika prinsip ini dapat diterima oleh masyarakat bisnis dari bangsa-bangsa besar yang ada di dunia. Prinsip perdagangan ini telah ada dalam Al-Qur'an dan Sunnah, seperti melakukan sumpah palsu, memberikan takaran yang tidak benar, dan menciptkan itikad baik dalam transaksi bisnis' Islam tidak hanya rnenekankan agar memberikan timbangan dan ukuran yang penuh, tetapi juga dalam menimbulkan itikad baik dalam transaksi bisnis, karena hal ini dianggap sebagai hakikat dari bisnis dewasa ini. Dari pengamatan yang diteliti diketahui bahwa hubungan buruk dalam bisnis ini terutama timbul karena kedua belah pihak tidak dapat menentukan secara tertulis syarat bisnis mereka dengan jelas dan jujur. Tulisan tersebut harus menguraikan syarat-syar at yang disetujui dengan jujur, dan sebagai tindakan pencegahan akan adanya kemungkinan yang buruk ditentukan bahwa syarat-syarat perjanjian siimlakan atau dituliskan oleh orang yang menanggung utang Bila penanggung untang atas namanya, lemah akalnya, lemah keadaannya, atau ia sendiri tidak mampu, r.naka walinya atau orang yang mewakili kepentingannyalah yang harus n.rengitnlalian syarat-syarat perjanjian tersebut. Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 167 Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspektif Ekonomi Islam DAFTARPUSTAKA Al-Qur'an al-Karim Adil, "Di mana Letak Kesalah Kita?", Kolom Amin Rais, (28 Februari 2002) Amir, M.S., Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Jakarta : PPM, 2000, cet Ke-9 Airfin, Zainul, Memahami Bank Syariah ; Lingkup, Peluang Tantangan, dan Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000, cet. Ke-3 Basri, Muhammad Chatib, Dr., "Liberalisasi versus Proteksi Perdagangan", Internet' Jakarta, (13 Mei 2002) Chapra, M. rJmer, Islam dan Tantangan Ekonomi; Islamisasi Ekonomi Kontemporer' Surabaya: Risalah Gusti, 1999, cet. Ke-1 Masa Depan llmu Ekonomi; Sebuah Tinjauan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, cet. Ke-1 Denpost, Pedangangan Pasar Badung Tolak Impor Paha Ayam, 15 April 2002 Dewa, Toto et,al., "Renungan Hari Kaum Tani, 24 September: Memperkuat Posisi Ekonomi Petani", Radnet, (26 September 2000) Hady, Hamdy, Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000, cet. Ke-2. Hakim, Cecep Maskanul, "Kontibusi Ibn Khaldun Dalam Ilmu Ekonoml", Makalah Kuliah Ekonomi Islam, (Mei 2002) Hutabarat, Dehna, et al., Pelajaran Ekonomi SMU Kelas 3, Jakarta: Erlangga, 1996, cet. Ke-1 Indonesia, Media, Beras Hasil Imbal Beli untuk hadapi Paceklik,2T Aprll2002 , Menjelang AFTA, N Butuh Ketahanan Pangan,1 Mei 2002 Kadir, Ramli, "Insin)'ur Indonesia di Era Perdagangan Bebas (AFTA)", News Letter PIl, (7 Maret-Aril 20002) Madj id, Nurcholish, Cendekiawan dan Reliusitas Masyarakat, Jakarta: Paramadina, 2000 Al-Malybari, Zainuddin Ibnu Abdul Aziz, Petuniuk Manusia Ke Jalan Benar, Terjemah lrsyadul 'Ibad, Surabaya: Mutiara Ilmu, 1995, cet. Ke-1 Mannaq M.A., Efto nomi Islam: Teori dan Prahek, Jakarta: l992,PT Intermasa, Ed. I Muamalatuna, Ekonomi Islam Suatu Disiplin Baru dalam llmu Sosial, Jurnal Ekonomi Islam,Mei 2001, Vol I Sinergis, Vol. 2, No.7, 2A74 168 Implikasi Perdagangan Bebas dalam Perspehif Ekonomi Islam An-Nabhani, Taqiyuddin, Membangun Sistem Efunomi Alternatf; Perspelatf Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 1996, cet ke-7 Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Jakwta: Attahiriyala 1976 Saladin, H. Djaslim, SE., Konsep Dasar Ekonomi dan Lembaga Keorangan Islam, Bandung: Linda Kary a, 200A Setiyawan, Iwan, "Impor Paha Ayam", Kompas Cyber Media,2002 Swasono, Sri Edi, '?asar Bebx",Jurnal Didaktika, Agostrs,2000 www.vahoo.com. Inhtstri Bmh, Sebuah Titik Balikr, 27 April 2001 Yusanto, Ismail,'Islam ldeologi; Refleksi Cendikiawan Muda, Bangql Jatim: Al-lzzaly 1998, cet. Ke-l Zallum, Abdul Qadim, Serangan Amerilca untuk Menghancurkan Islam, Jatim: Pustaka Thariqul Izah, l9g6,cet. Ke-l Sinergis, Vol. 2, No.7, 2074 169 .t|ffiffi[rlll