TEKNOLOGI BAHAN I Wed, March 13th 2011 1 1. Pendahuluan 2. Material Penyusun Beton (Semen, Agregat, Air, dan Admixture) 3. Proses Pembuatan Beton 4. Aplikasi Penggunaan Beton 2 Aspek ekonomi (murah) & teknik Perkembangan bidang konstruksi Kebutuhan material Penggunaan beton komposit (misal baja) 60% 3 Tidak ada beban Terbeban Beton bertulang Tidak ada beban Beton Prestress Beton Bertulang (reinforced concrete)= Terbeban Beton + Baja tulangan Beton Pratekan(presstressed concrete) = Beton bertulang + Baja prategang 4 Matriks komposisi Semen + Air + Agregat halus, misalnya pasir Pasta Semen /grout Mortar Beton + Agregat kasar, misalnya kerikil Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu (admixture) untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete). Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti tumbuh bersama atau menggabung menjadi satu. Dalam bahasa Jepang digunakan kata katau-zai, yang arti harafiahnya material-material seperti tulang; mungkin karena agregat mirip tulang-tulang hewan. 5 5 filler Menurut Peraturan Beton 1989 Beton adalah campuran semen Semen Agregat Portland atau sembarang semen hidrolik yang lain, agregat halus, Air agregat kasar, dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan +/- Admixture tambahan. ↓ Fungsi tertentu Beton 6 Semen adalah bahan jadi yang mengeras dengan adanya air (semen hidrolis) yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat. Material semen telah banyak digunakan sejak zaman dahulu. Batu-batu besar direkatkan dengan gypsum, batu kapur, gamping, dan abu pozzolan 7 Distribusi Produksi Industri Semen Indonesia Tahun 2005 yang Mencapai 33,92 Juta Ton 8 Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan : SNI 15-2049-1994, Semen portland “Spesifikasi semen blended hidrolis” (ASTM C 595) "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif" (ASTM C 845) 2. Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan; 1. Jenis struktur dan lokasi konstruksi, Jenis/tipe semen yang akan dipakai (tipe I, II, III, IV, V), 9 3. Cara penyimpanan semen (PB 1989 : 13) Semen (Portland Cement) adalah bahan bangunan yang bersifat hidrolis yaitu bersifat perekat, mengeras bila bereaksi dengan air, tahan dan stabil dalam air, yang diperoleh dari hasil penghalusan butiran2 klinker dengan tambahan gypsum. Semen dicampur air → terjadi reaksi hidrasi saat pengikatan dan pengerasan → panas hidrasi Kalsium oksida (CaO) Batu kapur (60 – 67)% Bahan tambahan lain Silikon oksida (SiO2) (17 – 25)% Klinker Pasir silika Senyawa utama dalam semen : * C3S : (40 – 70)% * C2S : (15 – 45)% Besi oksida (Fe2O3) (0.5-0.6)% Aluminium oksida (Al2O3) (3-8)% Kerak besi Tanah liat * C3A : (1 – 15)% * C4AF: (0 – 18)% * Bahan tambahan gypsum : (3 – 5)% 10 KECEPATAN HIDRASI SENYAWA SEMEN 100 Reaksi hidrasi (%) C3A 80 C3S C4AF 60 C2S 40 20 0 2 4 6 Waktu (jam) 8 10 Senyawa C2S mempunyai kecepatan hidrasi yang paling lambat sehingga semen dengan proporsi C2S yang tinggi sering digunakan untuk pengecoran beton masif dengan skala besar, misalnya untuk dam atau pondasi rakit. 11 12 13 PROSES PEMBUATAN SEMENT PORTLAND Batu kapur = 70% Tanah liat = 15% Quartzite (silika) Oksida besi SEMENT PORTLAND Penggilingan dihaluskan Pengeringan Pencampuran Penggilingan dihaluskan diproporsikan Suspensi Pra-pemanasan Dipanaskan hingga 800-900 0C Gypsum Klinker didinginkan Rotary Kiln Dibakar pada 14500C 14 Agregat harus memenuhi salah satu dari ketentuan : “Spesifikasi agregat untuk beton” (ASTM C 33) SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi : 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat, bundel tulangan, atau tendon-tendon prategang atau selongsong-selongsong Agregat menempati sekitar 60% - 80% dari volume total beton, sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku beton sesudah mengeras. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan agregat : Mutu, Ketersediaan di lapangan, Harga, dan Jenis konstruksi. 15 Agregat pada umumnya tidak bebas dari bahan-bahan kotoran (lempung, lanau, arang batu, bahan organik, dll) yang dapat : o Menyulitkan pembuatan & pengecoran beton o Menghasilkan beton yang tidak awet atau beton dgn permukaan jelek o Mengurangi kekuatan beton Perlu diperhatikan : GRADASI agregat → gradasi bagus (agregat kecil dapat berfungsi sebagai pengisi celah antara agregat besar) → massa beton berfungsi sebagai massa yang utuh, homogen dan rapat → Kuat Tekan Meningkat 16 17 Tujuan penggunaan air : o untuk memicu proses kimiawi dengan semen o membasahi agregat o melumas campuran agar lebih mudah pengerjaannya Sumber air : o Air hujan, air embun, air tanah, air permukaan, air laut 18 Adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan di dalam adukan beton pada tahap awal sewaktu beton masih segar. Tujuan penggunaan admixture → memperoleh sifat-sifat beton yang diinginkan sesuai dengan tujuan dan keperluannya, diantaranya : Beton segar, mortar, grouting Beton keras, mortar, grouting -Memperbaiki kelecakan -Meningkatkan kuat tekan beton -Mengatur FAS -Meningkatkan sifat kedap air -Mengurangi penggunaan semen -Menambah sifat keawetan beton -Mencegah segregasi & bleeeding (pd lingk. agresif & kebakaran) -Mengatur waktu pengikatan awal -Mencegah korosi tulangan baja -Mengurangi perubahan volume beton -Menghasilkan warna tertentu 19 20 21 Umur Beton : → kekuatan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. Kekuatan beton naik secara linier sampai umur 28 hari, setelah itu kenaikannya akan kecil. Biasanya kekuatan tekan rencana beton akan dihitung pada umur 28 hari. Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 36 5 Semen Portland biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35 Semen Portland dengan kekuatan awal tinggi 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20 22 23 PERSENTASE KOMPOSISI Beton yang baik: setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar Ruang antar agregat harus terisi oleh mortar. Jadi: kualitas pasta atau mortar menentukan kualiatas beton. Semen adalah unsur kunci dalam beton, jumlahnya 7-15 % dari camp. Beton Beton kurus/ lean concrete: beton yang jumlah semennya sedikit (sampai 7%) Beton Gemuk/rich concrete: beton dengan jumlah semen banyak (sampai 15%) 24 Kelebihan • • • • • • Kuat tekan tinggi Mudah dicetak Ekonomis Biaya pemeliharaan rendah Tahan lama Tahan terhadap temperatur tinggi • Dapat dicor di tempat • Penyediaan material mudah Kekurangan • Kuat tarik rendah (10% dari kuat tekan) • Perlu biaya tambahan untuk bekisting, perancah (cor di tempat) • Berat (kekuatan persatuan berat atau volume relatif rendah) • Daktilitas rendah • Volume tidak stabil (tergantung waktu, rangkak dan susut) 25 Jenis Beton Kuat tekan Beton sederhana (plain concrete) sampai 10 MPa Beton normal (normal concrete) 10 – 20 MPa Beton prategang (prestressed concrete) 20 – 40 MPa Beton kuat tekan tinggi (high strength concrete) 40 – 80 MPa Beton kuat tekan sangat tinggi (very high strength concrete) > 80 MPa 26 KEUNGGULAN BETON 1. Ketersediaannya (availability) material dasar. Biaya relatif murah. Agregat & air biasanya didapat dari lokal setempat. Semen merupakan bahan termahal yang bisa diproduksi dalam negeri. 2. Kemudahan untuk digunakan (versatility). Mudah diangkut (bahan dapat diangkut terpisah). Dapat dipakai untuk berbagai struktur, ex : bendungan, jalan, landasan, jembatan, gedung, bangunan air, dsb. 4. Kebutuhan pemeliharaan yang Minimal. 3. Kemampuan beradaptasi (adaptability) Durability beton cukup tinggi. Bersifat monolit sehingga tidak memerlukan sambungan. Lebih tahan karat sehingga Dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran berapapun. Dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan tidak perlu dicat seperti baja. Lebih tahan terhadap kebakaran. dengan situasi sekitarnya. 27 Kelemahan Beton & Cara Mengatasinya 1. Berat sendiri beton besar, sekitar 2.400 kg/m3. 2. Kekuatan tariknya rendah meskipun kekuatan tekannya besar. Beton cenderung untuk retak karena semen hidraulis. Baja tulangan bisa berkarat, meskipun tidak terekspose separah struktur baja. 3. 4. 5. Kualitas sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama. Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau daur ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal melepas sambungannya saja. 1. Untuk elemen struktur: membuat beton mutu tinggi, beton pratekan, atau keduanya, sedangkan untuk elemen nonstruktur dapat memakai beton ringan. 2. Memakai beton bertulang atau pratekan. 3. Melakukan perawatan (curing) yang baik untuk mencegah terjadinya retak, memakai beton pratekan, atau memakai bahan tambahan yang mengembang (expansive admixture) 4. Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan kontrol kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready mix) atau beton pracetak. 5. Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast) sehingga dapat dilepas per elemen seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan beton recycle sedang 28 dioptimasikan. Beton siklop Beton ringan Beton pracetak Jenis beton Beton non pasir Beton prategang Beton bertulang 29 30 • Semen • Agregat • Air • Admixture Penakaran (penimbangan) Pengadukan beton (mixing) • Sesuai hasil perhitungan mix design • Alat biasa • Truk (mix design di pabrik) Pengangkutan (transporting) 31 • Harus kontinu agar mutu beton seragam Pengecoran Pemadatan (compacting) • Cara manual • Cara mekanik : vibrator • Normal • Dipercepat Perawatan (curing) 32 # Campuran 1 : 3 : 5 (K175) Semen : Pasir : Kerikil # Campuran 1 : 2 : 3 (K225) Semen : Pasir : Kerikil 33 Pengujian slump Pengujian material (bahan penyusun beton) Pengujian beton keras 34 35