PEMIMPIN YANG MERAKYAT Oleh Sulthon, M.Ag * Di suatu malam yang gelap, Ashim r.a asisten khalifah Umar bin Khottob berlari mengejar sang khalifah yang dengan tergesa-gesa memikul sekarung gandum yang dibawa dengan tangannya sendiri. Ashim menawarkan bantuannya untuk memikul gandum yang sedang dipikul oleh kholifah Umar, namun dengan tegas Umar menolak, dengan berkaca-kaca beliau berkata “apakah kau mau membantuku memikul bebanku dihari kiamat wahai Ashim?”. Perkataan ini membuat Ashim terdiam seribu bahasa. Beliau kemudian mengikuti sang Kholifah menuju kerumah janda beserta 3 orang anaknya yang sebelumnya mencaci Umar atas ketidak adilan dan ketidak perhatiannya umar kepada rakyatnya. Pernah suatu ketika kholifah Umar bin Khottob berkata kepada para sahabat “andaikan ada seekor keledai di Iraq yang terpeleset, maka sungguh kau pasti akan mendapatkan pertanggung jawabanku dimata Allah kelak dihari kiamat karena aku telah lalai tidak memperbaiki jalan yang dilalui oleh keledai tersebut. Seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab pada apa yang dipimpinnya melainkan akan mempertanggung jawabkan apa yang terjadi atas apa yang dipimpinnya di hadapan Allah SWT. Inilah yang dipahami oleh Umar bin Khatab. Karenanya, ia sangat berhati-hati dalam memegang jabatan dan berusaha agar menunaikan hak yang dipimpinnya sebaik mungkin. Di dunia, bisa saja seorang pemimpin menghindar dari taanggung jawab yang harus dipikulnya, kemudian mempersalahkan keadaan atau individu tertentu. Dan, mungkin ia terbebas dari tuntunan hukum dan tetap terjaga nama baiknya. Tetapi itu sama sekali tidak akan menyelamatkan dirinya di hadapan Allah kelak. Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah seorang hamba yang dititipi Allah untuk memimpin sekelompok BULETIN USWATUN HASANAH, diterbitkan oleh Masjid KH Ahmad Dahlan, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Penanggung jawab: M. Sholihin, Editor: Marsudidono, Edi Susanto. Redaktur pelaksana: Mukhlisin. Pimpinan Redaksi: Luqman Nuryadin, Sekretaris Sulthon, Bendahara: Muhimmatul Azizah, Staff: Sudir, M. Hadlir Yusuf, Homsiah, M. Syaikhul Islam, Nur Fuad, Sumarlik, Afifah. Distribusi: Mujahid, Supriyanto, M. Yusuf. Lay Outer : Luqman Nuryadin untuk memimpin sekelompok masyarakat dan ia mati dalam keadaan khianat terhadap rakyatnya, melainkan Allah telah haramkan surga darinya (HR. Bukhari) Seorang pemimpin, jika menyadari akan tanggung jawab kepemimpinanannya di hadapan Allah, tidak akan tergeliur pada rayuan duniawia yang terbentang di hadapannya, apalagi bagi-bagi kepentingan, tidak juga dengan pujian orang-orang di sekelilingnya. Sehingga Rasulullah SAW menegaskan, sepeninggalku, barangsiapa membenarkan mereka dengan dusta-dusta yang mereka ucapkan dan membantu mereka melakukannya kedzaliman maka aku berlepas diri daripadanya dan dia terpisahlah daripadaku (HR. An-nasa’i) Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al Maidah : 51) sebaliknya, ia akan selalu mengkoreksi dirinya, memperdulikan apa yang dipimpinnya yang ada dalam tanggungannya dan takut akan siksa Allah jika ia salah mengambil hak atau tidak menunaikannya pada pemiliknya. Karena jika itu yang terjadi, maka tunggulah saat kehancurannya. Rosulullah SAW pernah menyatakan bahwa akan ada pemimpin-pemimpin yang berkuasa atas kamu dan memiliki kendali rizkimu, mereka itu berbicara kepada kamu dengan ucapan-ucapan yang dusta, dan mempermalukan kamu dengan perlakuan yang buruk. Mereka tidak akan puas hingga kamu membenarkan tindakan-tindakan buruk mereka dan membenarkan ucapanucapan dusta mereka. Maka sampaikanlah kepada mereka kebenaran selama mereka masih dapat menerimannya. Dan apabila mereka telah melewati batas, maka (lawanlah mereka, dan) barangsiapa yang terbunuh karena itu, dia adalah seorang syahid. (Kanzul Ummal, dari At-Thabarani) Itulah mengapa Umar bin Abdul Aziz semakin kurus badannya semenjak menjadi pemimpin, hartanya pun semakin berkurang dan ia selalu menangis hampir setiap malam, Fatimah, istrinya pernah menanyakan hal itu padanya. Umar bin Abdul Aziz menjawab, Celakalah engkau Fatimah, sungguh aku dipilih untuk memimpin umat ini dan aku memikirkan tentang orang yang aku pimpin kelaparan, orang yang didzolimi tanpa pembalasan, orang lain aku kasih amanah tapi aku ambil semua untuk kepentinganku. Maka, aku sadar bahwa Allah akan menanyaiku tentang mereka pada hari menanyaiku kiamat. tentang mereka pada hari Ada beberapa hal dasar yang dilakukan oleh Rosulullah SAW selaku pemimpin. pertama, sebelum memimpin orang lain, Rasulullah saw. selalu mengawali dengan memimpin dirinya sendiri. Beliau pimpin matanya sehingga tidak melihat apa pun yang akan membusukkan hatinya. Rasulullah memimpin tutur katanya sehingga tidak pernah berbicara kecuali kata-kata benar, indah, dan padat akan makna. Rasulullah pun memimpin nafsunya, keinginannya, dan memimpin keluarganya dengan cara terbaik sehingga Beliau mampu memimpin umat dengan cara dan hasil yang terbaik pula. Sayang, kita sangat banyak menginginkan kedudukan, jabatan, dan kepemimpinan. Padahal, untuk memimpin diri sendiri saja kita sudah tidak sanggup. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin tersungkur menjadi hina. Tidak pernah ada seorang pemimpin jatuh karena orang lain. Seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri. Kedua, Rasulullah saw. memperlihatkan kepemimpinannya tidak dengan banyak menyuruh atau melarang. Beliau memimpin dengan suri teladan yang baik. Pantaslah kalau keteladannya diabadikan dalam Alquran, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Q.S. Alahzab: 21). Dalam kehidupannya, Rasulullah saw. senantiasa melakukan terlebih dahulu apa yang ia perintahkan kepada orang lain. Keteladanan ini sangat penting karena sehebat apa pun yang kita katakan tidak akan berharga kecuali kalau perbuatan kita seimbang dengan kata-kata. Rasulullah tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri. Rasulullah tidak melarang sebelum melarang dirinya. Kata dan perbuatannya amat serasi sehingga setiap kata-kata diyakini kebenarannya. Efeknya, dakwah Beliau punya kekuatan ruhiah yang sangat dahsyat. Dalam Alquran Allah Azza wa Jalla berfirman, “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apaapa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ashshaf: 3). Seorang pemimpin yang memimpin dengan hati akan selalu merindukan kebaikan, keselamatan, kebahagiaan bagi yang dipimpinnya. Sabda Rasulullah saw. “Sebaik-baik pemimpin kalian ialah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Dia mendoakan kebaikan kalian dan kalian mendoakannya kebaikan. Sejelek-jelek pemimpin kalian ialah yang kalian membencinya dan ia membenci kalian. Kalian mengutuknya dan ia mengutuk kalian.” SALMAN AL FARISI Penggagas strategi perang Khondaq Salman al-Farisi (Persia:سلمان فارسی, Arab: )سلمان الفارسيadalah sahabat Nabi Muhammad yang berasal dari Persia. Dikalangan sahabat lainnya ia dikenal dan dipanggil dengan nama Abu Abdullah. Sebagai seorang Persia ia menganut agama Majusi, tapi ia tidak merasa nyaman dengan agamanya. Ia mengalami pergolakan batin untuk mencari agama yang dapat menentramkan hatinya. Pencarian agamanya membawa hingga ke jazirah Arab dan akhirnya memeluk agama Islam. Salahsatu jasa beliau yang paling besar adalah gagasan ide untuk membuat parit(khondaq) disekeliling Madinah ketika datang musuh dari makkah dibawah komando Abu Sufyan dengan membawa 24.000 pasukan untuk membunuh Rosulullah yang kala itu berada di kota Madinah. Banyaknya pasukan dan lengkapnya persenjataan membuat kaum muslimin yang ada dikota Madinah merasa gentar, hingga tampillah Salman dengan ide cemerlang tersebut. Berhari-hari kaum muslimin dari Muhajirin dan anshor bekerja keras menggali parit disekeliling kota madinah dibawah komando langsung Rosulullah Besarnya parit yang digali membuat pasukan kaum Quroisy gentar hingga bertahan diluar kota Madinah. Dengan bantuan Allah, kaum muslimin memperoleh kemenangan di perang khondaq. Mohon diberi kesabaran . * Guru AIK SD Muhammadiyah 4 Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir." Mohon letakkan buletin ini di tempat yang BAIK, karena mengandung ayat-ayat Al-Qur’an