EVALUATION OF HEAT EXCHANGER NETWORK CDU UNIT IN TRAIN PREHEATER PETROLEUM REFINERY Galih Abipraja (2307100508), Saiful Arif Ramadhan (2307100524) Pembimbing : Prof.Ir.Renanto Handogo, M.S, Ph.D Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1. PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya dunia industri, tuntutan akan adanya industri yang efisien menjadi tak terelakkan. Hal ini karena kompetensi suatu industri akan dilihat dari tingkat efisiensi masing-masing elemen yang berperan, baik itu faktor yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses produksi. Sehingga dari sudut pandang sistem proses produksi perlu di upayakan adanya efisiensi mulai dari pemilihan bahan, seleksi sistem proses yang terdiri dari proses reaksi, pemisahan dan pencampuran hingga ke sistem penggunaan energi. (1) Untuk menyelesaikan persoalan kombinatorial yang terjadi selama proses pembentukan struktur pada perancangan sistem, ada dua macam pendekatan yang secara umum dapat digunakan yaitu pendekatan reducible structure generation dan irreducible structure generation. Pada pendekatan reducible structure generation, pengembangan superstructure yang memuat seluruh alternatif struktur termasuk kandidat yang optimal, menjadi fokus awal yang harus diperhatikan. Kemudian, pencarian struktur optimal dilakukan dengan memformulasikan persoalan superstructure tersebut dalam bentuk Mixed Integer Non Linier Programming (MILP).Pada pendekatan irreducible structure generation pengembangan struktur dilakukan secara heuristic, evolusioner dan algoritmik. Pendekatan heuristic dapat dilakukan dengan cara yang tepat dan benar, namun hal ini tidak dapat menjamin penentuan struktur yang optimal. Sedangkan penentuan struktur yang optimal dapat dilakukan melalui proses algoritmik dan evolusioner. (2) Suatu metode perancangan HEN yang sangat populer dikenal dengan nama Pinch ini sangat bergantung pada proses perubahan yang akan dilakukan dari kondisi semula menuju kondisi target optimasi grassroot yang diinginkan Langkah-langkah Analisa Pinch 1. Identifikasi Stream Panas, Dingin dan Utilitas dalam proses • Stream panas adalah stream yang harus didinginkan atau yang mungkin didinginkan Design Method (PDM) yang menggunakan pendekatan irreducible structure generation, dimana struktur awal dibangun dengan menggunakan kriteria thermodinamika pada titik pinch untuk mencapai kebutuhan utilitas eksternal minimum melalui problem table algorithm (PTA) atau temperature interval method pada pendekatan suhu minimum (∆Tmin) yang ditetapkan sebelumnya, atau yang dioptimasi di tingkat penargetan dahulu sebelum mengembangkan struktur jaringan. Kemudian proses evolusi dilakukan dengan mengurangi kebutuhan unit dan luas area untuk mencapai struktur yang mempunyai biaya total minimum.(3). Tujuan dari penelitian ini yaitu mencari struktur jaringan alat penukar panas yang optimal dengan menetapkan ∆Tmin sebagai langkah awal,untuk mendapatkan Maximum Heat Recovery-MER, luas area jaringan minimum dan jumlah penukar panas minimum. Dengan ditetapkannya perbedaan suhu yang optimum akan memperbesar jumlah energi yang dipertukarkan. Dari sini diharapkan terbentuk struktur jaringan penukar panas dengan kebutuhan utilitas minimum, karena kebutuhan utilitas merupakan komponen biaya terbesar dalam operasional suatu pabrik jika dibandingkan dengan biaya kapital. 2. METODE PENELITIAN Pada studi ini, digunakan metode desain pinch (PDM). Metode ini digunakan untuk melakukan tugas perancangan dalam membangun struktur alternatif serta mencapai struktur HEN yang terbaik, dengan cara menyesuaikan parameterparameter evaluasi sesuai dengan kepentingan berbagai parameter sistem grassroot. Penyesuian contohnya produk pendinginan sebelum sebelum masuk storage. • Stream dingin adalah stream yang harus dipanaskan contohnya feed yang dipanaskan sebelum masuk reaktor. • Stream utilitas digunakan unutk memanaskan atau mendinginkan stream proses, ketika alat penukar panas antara stream proses tidak ekonomis. Sejumlah utilitas panas yang berbeda (steam, air panas, flue gas, dll) dan utilitas pendingin (cooling, water, air, refrigerant, dll) digunakan dalam industri. 2. Ekstraksi data thermal untuk proses dan stream utilitas Untuk setiap stream panas, dingin dan utilitas diidentifikasikan, data thermal berikut diekstraksi dari material proses dan heat balance flow sheet : • Temperatur Suplai (TS oC) : Temperatur stream yang ada : Temperatur • Temperatur Target (TT oC) yang dituju • • Heat Capacity Flow Rate (CP kW/oC) : perkalian flow rate produk (m) dalam kg/sec dan specific heat (Cp kJ/kgoC) ^ CP = m x Cp Persamaan Energi Hukum I Thermodinamika : ∆H = Q ± W Dalam alat penukar panas, tidak ada kerja yang dilakukan : W=0 Persamaan sederhana diatas menjadi : ∆H = Q, dimana Q menunjukkan panas yang disuplai atau dibutuhkan dengan stream yang berhubungan. Ini memberikan hubungan : Q = CP x (TS – TT) Perubahan enthalpi : ∆H = CP x (TS – TT) 3. PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Existing Data struktur Existing didapatkan dari spread sheet pabrik di Pre Heater Train Crude Distillation Unit IV Kilang UP V Pertamina Balikpapan. Data Existing didapatkan dalam bentuk laju alir stream panas dan stream dingin, type heat exchanger, konstanta perpindahan panas keseluruhan, suhu masukan dan suhu keluaran yang ditunjukkan dalam bentuk tabel.Pada main stream terdapat sepuluh stream, terdiri dari tujuh No Stream type Temp Supply, Ts (oC ) 1 Nafta Circ Hot 121 2 Produk kero Hot 212 3 Kero circ Hot 193 4 Kero circ Hot 193 5 Produk LGO Hot 279 6 Produk HGO Hot 193 7 LGO circ Hot 260 8 Residu Hot 325 9 Crude Oil Cold 32 10 Crude Oil Cold 124 3.2. Hasil Optimasi Setelah dilakukan penelitian untuk semua ∆Tmin, yaitu = 10 oC, 14 oC, 30 o C.Didapat: 1.Hasil yang sama untuk problem table dan Cascade Diagram. Hal ini tidak sesuai dengan teori pada literatur dimana semakin besar harga ∆Tmin, maka harga utilitas juga semakin besar. 2.Untuk ∆Tmin 10 oCdan 14 oC, didapat struktur jaringan yang sama. Hal ini dikarenakan ∆Tmin existing struktur adalah 14 oC. Jadi jika harga ∆Tmin dibawah ∆Tmin existing, maka untuk stream panas (hot stream) dan dua stream dingin (cold stream). Stream panas terdiri dari Reduce Crude, C.Naphta, Kerosene, LGO, C.LGO, HGO, sedangkan stream dingin terdiri dari crude oil. Adapun data Existing Structure Heat Exchanger Network (HEN) dan data aliran di Preheater Train Crude Distillation Unit (CDU) IV UP V Pertamina Balikpapan yang digunakan sebagai base case pada penelitian ini ditunjukkan pada table berikut : Temp Target, Ts (oC) 77 83 108 149 166 189 204 253 131 330 Heat capacity flowrate CP (MW. C-1) 4,755 3,345 8,586 7,946 2,336 70,1 14,19 6,834 13,844 17,192 ∆H (MW) 209,22 431,505 729,81 349,624 263,968 280,4 794,64 492,048 1370,556 3541,552 struktur jaringan penukar panas sama dengan existing. 3.Untuk ∆Tmin 30 oC,Struktur Jaringan Penukar Panas tidak sesuai dengan Cascade Diagram. Dimana pada Cascade Diagram, harga utilitas pendingin adalah=0, tetapi pada struktur jaringan harga utilitas pendingin adalah=39,73 MW. Dan hal ini tidak sesuai dengan literatur yang mengharuskan adanya kesamaan antara Cascade Diagram dengan Struktur Jaringan Penukar Panas. Setelah ditinjau ulang, banyak ketidaksamaan antara teori pada literatur dengan hasil penelitian ini adalah karena jumlah aliran panas jauh lebih banyak daripada aliran dingin. Karena teori didalam literatur, untuk diatas pinc jumlah aliran dingin harus lebih kecil atau sama dengan jumlah aliran panas. Jadi untuk kasus diatas, teori pada literatur tidak berlaku. Gambar 1: Kondisi Jaringan Penukar Panas Existing Gambar 2: Hasil Optimasi Jaringan penukar Panas pada ∆Tmin = 10oC Gambar 3: Hasil Optimasi Jaringan penukar Panas ∆Tmin = 30oC 4. 1. 2. 5. 1. 2. 3. KESIMPULAN Semua ∆Tmin yaitu ∆Tmin 10 oC, 14 oC, 30 o C. Memiliki Hasil perhitungan yang sama untuk harga utilitas pemanas dan pendingin. Pada ∆Tmin 30 oC,pada Sistem Jaringan Penukar Panas terdapat utilitas tetapi pada Cascade diagram,utilitas pendingin = 0 MW. DAFTAR PUSTAKA Frank X. X. Zhu, Lakshmi Vaideeswaran, “Recent Research Development of Process Integration in Analysis and Optimisation of Energy Systems”, Applied Thermal Engineering, vol.20, hal 1381-1392 (2000). Gundersen, T and L. Naes, Review Paper – The Synthesis of Cost Optimal Heat Exchanger Network, vol.10, hal 310- 328 (1990). Smith, Robin. Chemical Process Design and Integration. England : John Wiley & Sons Ltd. 2005. 3. 4. 4. 5. 6. 7. Jumlah aliran panas jauh lebih banyak daripada aliran dingin. Dari semua ∆Tmin yang diteliti, ∆Tmin yang optimum adalah pada ∆Tmin 14oC M. Gadalla, M. Jobson and R. Smith, “Shortcut Models for Retrofit Design of Distillation Columns”, Institution of Chemical Engineers Trans IChemE, vol.81, Part A (2003). B.Linnhoff and E.Hindmarsh, “The Pinch Design Method for Heat Exchanger Networks”, Chemical Engineering science, vol. 38, no.5, hal 745-763 (1983). www.cheresources.com/pinchtech.pdf www.linnhoffmarch.com