Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr.
Anis, MGL, Betty, Mariana, Daniel,
Yance
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Syaloooommmm...
Salam Damai untuk kita semua...
Di awal bulan Maret ini kita telah memasuki masa Prapaskah. Masa dimana kita
sebagai umat Gereja Katolik melakukan
refleksi pertobatan dan mengenang penderitaan Yesus sebelum wafat di kayu salib.
Masa Prapaskah dimulai dengan Rabu
Abu, dimana kita semua diingatkan, bahwa manusia berasal dari debu dan akan
kembali menjadi debu, maka bertobatlah
dan percayalah kepada Injil.
Bertobat berarti menyadari segala kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan
dan benar-benar mau berubah dan tidak
berbuat kesalahan atau dosa yang sama.
Kelihatannya begitu mudah, tetapi pasti
sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi bukanlah suatu yang tidak mungkin bila kita
mau berserah padaNya.
Mari kita mempersiapkan hati kita untuk
merayakan Paskah tahun ini,
Semoga Kasih Tuhan selalu dalam hati kita
masing-masing
GOD BLESS YOU
Nathasa
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Maret 2013 : Babysitter
Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-21; Mat. 21:33-43,45-46
Mat 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari
padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
Pasti semua tahu “babysitter” kan? Atau yang sering kita sebut dengan pengasuh bayi.
Mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita, namun mejadi ‘babysitter’ atau pengasuh bayi
bukanlah perkara yang mudah. Mungkin dari kita akan berkata “iya iyalah .. Ciyuss lahh!!”
Mengapa saya berkata demikian? Apa yang menyebabkan menjadi pengasuh bayi itu
suatu hal yang penting dan bukan perkara yang mudah? Coba saja kita bayangkan apa
saja yang menjadi tanggung jawab seorang pengasuh bayi, pasti akan membuat kita
decak kagum.
Yup benar sekali !! Ketika sebuah keluarga memilih seorang babysitter itu artinya dia percaya betul dengan babysitter tersebut untuk menjaga bayi atau anak mereka. Babysitter
punya tanggung jawab yang besar untuk menjaga anak sebuah keluarga. Orangtua
pasti berharap besar babysitter akan bisa menjaga dengan baik anak mereka.
Hal yang sama juga ketika kita meminjamkan sesuatu yang berharga pada teman kita.
Kita pasti berharap agar barang kesayangan kita jangan sampai rusak ketika dikembalikan atau kita pasti tidak berharap teman kita akan mengambil barang kesayangan kita,
kan?
Injil hari ini, Yesus juga menceritakan perumpamaan tentang seseorang yang mempunyai kebun anggur. Orang ini meminta beberapa orang untuk menggarap dan memelihara kebun anggurnya. Ketika tiba masa panen, orang itu menyuruh bawahannya untuk
meminta kepada para penggarap anggur itu. Namun rupanya mereka memperlakukan
dengan tidak semestinya. Pun ketika orang tersebut menyuruh anaknya untuk meminta
hasil panen, rupanya para penggarap itu malah membunuh anak orang tersebut.
Mendengar cerita ini mungkin kita akan berpikir, ini para penggarap anggur GILA !
Udah dikasih hati kok mau diambil sekalian rempela-nya ??
Yesus dalam renungan ini ingin mengingatkan kita, bahwa Tuhan telah mempercayakan kita sesuatu yang berharga pada diri kita. Yaitu KerajaanNYA di dunia ini. Kerajaan Allah. Tentu saja Tuhan tidak mau kita memberikan dia anggur dalam arti buah anggur sebenarnya. Namun Tuhan meminta kepada kita untuk ‘membalas’-NYA dengan
hal pelayanan kasih kita kepadaNYA, kepada sesama, dengan segenap hati, segenap
jiwa kita dan segenap pikiran kita.
Sudahkah kita menyadari bahwa kita adalah “Babysitter’-NYA Tuhan? Bahwa kita sungguh-dungguh dipercayakan suatu pekerjaan yang sangat penting. Pekerjaan yang
sangat besar tanggung jawabnya. Mari kita lakukan dengan sungguh-sungguh, baik
dalam pekerjaan dan dalam pelayanan kita pada Tuhan dan sesama.
Yovie
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
2 Maret 2013 : Selalu Terbuka
Agnes dr Praha
Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-4,9-12; Luk. 15:1-3,11-32 L
uk 15:24 ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
Injil hari ini mengisahkan perumpamaan yang terkenal mengenai perumpamaan anak
yang hilang.
Ketiga perumpamaan dalam Luk 15:4-32 ditampilkan sebagai tanggapan terhadap
kaum Farisi dan ahli Taurat yang tidak senang melihat Yesus membiarkan para pemungut
cukai serta para pendosa datang ikut “mendengarkan dia” seperti disebutkan dalam
ayat 1-3.
membiarkan mereka mengikuti uraiannya mengenai ajaran Kitab Suci dan mulai menjadi
muridnya. Mendengarkan uraian Taurat itu kegiatan yang tak bisa sembarangan diikuti.
Mereka yang dianggap bukan termasuk orang baik-baik tidak diizinkan ikut.
Pemungut cukai dianggap tak pantas duduk mendengarkan ajaran Taurat. Di mata orang
Yahudi pada zaman itu, pemungut cukai itu orang yang menjual bangsa sendiri dengan
bekerja memungut pajak dari sesama orang Yahudi bagi penguasa Romawi. Dosa mereka jauh lebih besar dari pada pelanggaran lain karena mereka terang-terangan ikut
menindas umat Tuhan sendiri. Mereka berlaku seperti para penindas di Mesir dulu.
Mereka tak layak mendapat pengampunan, apalagi mendengarkan uraian Taurat. Itulah
sebabnya dalam ayat 1 “para pemungut cukai” disebut secara khusus sebelum “orangorang berdosa”.
Tapi Yesus membiarkan mereka datang mendengarkan pengajarannya! Orang-orang
yang merasa diri saleh tak habis mengerti, bahkan tersinggung dan menggerutu - “bersungut-sungut” - melihat kelakuan Yesus. Kelonggarannya mengotori kegiatan suci ini,
menyalahi adat kebiasaan. Para tokoh agama nanti akan bersetuju untuk menyingkirkan
Yesus yang makin menjadi duri dalam daging bagi mereka. Kita tahu cerita selanjutnya.
Namun, bagaimana ingatan murid-murid generasi pertama mengenai cara Yesus
menanggapi penilaian orang Farisi dan para ahli Taurat tadi? Apa yang disampaikan
dalam ketiga perumpaman itu? Ketiga perumpamaan itu menampilkan satu unsur yang
sama, yakni kegembiraan mendapatkan kembali yang hilang, entah itu domba, mata
uang, atau anak yang hilang. Kegembiraan ini kemudian dikabarkan kepada banyak
orang. Pemilik domba memanggil para sahabat dan tetangganya dan mengajak mereka ikut bersukacita. Begitu juga perempuan yang menemukan kembali mata uangnya
yang hilang. Secara tak langsung hendak dikatakan, mereka yang diajak ikut bergembira ialah kaum Farisi dan para ahli Taurat yang “bersungut-sungut” melihat Yesus membiarkan pemungkut cukai dan pendosa mendengarkannya.
Ayah anak yang kembali itu mengajak seisi rumah tangganya berpesta. Secara khusus
ia mengajak anak sulung untuk ikut bergembira. Kita tidak tahu apa anak sulung dalam
perumpamaan ketiga akan mau masuk rumah dan ikut berpesta. Kita tidak tahu persis
apa orang-orang Farisi dan ahli Taurat mau mendengarkan Yesus. Tidak diceritakan lebih
jauh. Hanya disodorkan sebagai bahan pertimbangan agar orang berkaca. Boleh jadi
mereka malah makin mendongkol tapi tidak bisa menjawab karena mereka juga paham
kekuatan warta ketiga perumpamaan tadi. Ironik. Mereka yang dicap buruk, pendosa
dan tak pantas itu bisa berubah dan sudah mulai berada pada jalan yang benar.
Di hari ini kita ingin kembali memahami , mengingat dan merefresh iman kita bahwa Allah
selalu terbuka untuk kita umatNya.. Dia selalu menunggu kita untuk kembali padaNya.
Jadi tunggu apalagi? Pintu pengasihanNya selalu terbuka untuk kita..Amin
Nana
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
3 Maret 2013 : berbaliklah Kepada Tuhan
Kel. 3:1-8a,13-15; Mzm. 103:1-4,6-8,11; 1Kor. 10:1-6,10-12; Luk. 13:1-9
Lukas 13:3 dan 5 “Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu
semua akan binasa atas cara demikian.”
Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat selalu mengaangap diri mereka orang yang
pantas di hadapan Allah dan setiap orang. Mereka selalu mengaangap rendah orang
lain. Mereka selalu mengaanggap bahwa berpuatan dan persembahan mereka itu
lebih pantas dan layak bagi Allah. Sedangkan perbuatan dan persembahan orang lain
ditolak oleh Allah. Di dalam Injil hari ini kita membaca dan mendengar suatu kisah di
mana beberapa orang datang kepada Yesus membawa kabar tentang orang-orang
Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka
persembahkan. Orang-orang yang datang itu datang hanya untuk mencobai Yesus.
Dan mereka itu mungkin orang-orang Yahudi, atau orang-orand Farisi dan atau ahliahli Taurat. Melihat watak dan perbuatan jahat mereka, Yesus berkata kepada mereka:
“Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang
Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
Yesus ingin membuka hati pikiran mereka akan siapa sebenarnya mereka. Yesus juga
ingin mengatakan kepada mereka bahwa kita semua adalah manusia lemah dan berdosa. Semua manusia mempunyai dosa dan hanya Allah dan Tuhan kita yang sanggup mengampuni. Karena itu setiap orang harus nerendahkan dirinya saling mengakui
salah dosa sendiri dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yang selalu membaskan kita dari dosa. Karena jikalau tidak demikian maka Yesus akan selalu menegur kita
dan mengatakan, “Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu
semua akan binasa atas cara demikian.”
Saudara/i yang dikasihi Yesus Kristus, kita sekalian diundang dan dipanggil untuk tidak
menyombongkan diri di hadapan sesama. Kita diundang untuk selalu menjalin rasa
persaudaraan yang akrab dan mendalam di dalama nama Yesus. Kita diajak untuk
membenahi diri kita sendiri, bahwa kita adalah manusi yang lemah dan berdosa. Tidak
ada orang yang sempurnah selain Allah sendiri. Allah sendirilah yagn membuat kiat
bebas dan sempurnah. Namun jalan menuju kesempurnaan itu hanyalah lewat Allah
sendiri. Yesus sendiri mengatakan, Akulah jalan, keenaran dan hidup.” Jadi jikalau kita
menginginkan hidup yang baik, aman dan damai, maka kita harus selalu mendekatkan
diri dengan Yesus dan selalu berjalan bersama dengan oragn di sekeliling kita.
Rm. Joseph, MGL
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam
mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah
untuk memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas
yang baru” – St. Fransiskus dari Sales
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
4 Maret 2013 : Belenggu Gajah
Placida
2Raj 5:1-15a, Mzm 42:2,3-Mzm 43:3,4 , Luk 4:24-30
Luk 4:24: Dan kataNya lagi: “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi
yang dihargai di tempat asalnya”.
Ketika seekor gajah masih sangat muda dan tubuhnya masih kecil, pelatihnya menggunakan seutas tali untuk mengikatnya. Ketika sudah tumbuh dewasa, ia tetap percaya
bahwa tali yang sama masih bisa menahannya, sehingga ia tidak pernah mencoba
untuk melepaskan diri dari ikatan belenggunya.
Pada diri manusia belenggu gajah dapat berupa adat-istiadat, kebiasaan, pandangan
terhadap latar belakang seseorang, kedudukan, pangkat dll, seperti yang dikisahkan
dalam injil Luk 4:22 .....”Bukankah Ia ini anak Yusuf?” , Anak tukang kayu yang kita kenal
keluargaNya, mana mungkin seorang Anak tukang kayu dapat menyembuhkan orang
sakit dan membuat mujizat....
Dalam kehidupan sehari-hari dengan orang yang dekat dengan kita, kadang kala
juga sukar bagi kita untuk dapat mengakui dan menghargai kelebihan mereka karena
kita terbelenggu oleh pikiran dan pendapat kita tentang kekurangan, kelemahan atau
kesalahan yang pernah mereka lakukan, sehingga kita juga kurang tulus dalam mengasihi mereka, padahal kasih, pelayanan dan penghargaan yang tulus seharusnya diberikan terlebih dahulu pada orang yang paling dekat dengan kita dan baru kemudian
pada saudara dan teman dalam lingkup yang lebih luas.
Pada umumnya belenggu gajah mengakibatkan pemiliknya mempunyai pandangan
yang teguh dalam suatu hal sehingga sulit bagi Tuhan untuk memperkenalkan perspektif baru dalam hidupnya, apalagi kalau yang mau diperkenalkan itu sesuatu yang
sangat sederhana menurut pemikirannya, seperti pada bacaan pertama mengenai
kisah Naaman yang ingin sembuh dari sakit kustanya, namum ketika Elisa melalui orang
suruhannya mengatakan pada Naaman untuk mandi 7 kali di sungai Yordan, dia enggan untuk melakukannya.
Seperti Naaman, kita juga mempunyai keinginan dan harapan. Kita berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan permohonan kita dengan cara yang kita inginkan, karena
menurut kita itulah cara yang paling benar dan adil, padahal belum tentu demikian,
karena Tuhan punya cara sendiri untuk menyelesaikan segala sesuatu.
Doa:
Tuhan Allah kami, tolong kami untuk dapat mengenali jalanMu dalam hidup kami sehingga kami dapat senantiasa berada di jalan yang telah Engkau rancang bagi kami
masing-masing. Amin.
Betty
“Lebih baik menerangi orang daripada hanya sekedar
bersinar, membawa orang kepada renungan akan kebenaran daripada merenung” – St. Thomas Aquinas
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
5 Maret 2013 : Pernahkah Anda Merasa Sendirian ?
Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Mat. 18:21-35
Dan. 3:41 “Dan sekarang ini, kami berhamba kepada-Mu dengan segenap hati, kami
takut kepada-Mu dan mencari wajah-Mu”
Untaian doa di atas seakan mengungkapkan perasaanku saat ini. Awal tahun lalu, kami
berlima (teman seangkatan) bersama-sama memulai studi teologi di Melbourne. Dalam
perjalanan waktu satu persatu mengundurkan diri dari tarekat MGL. Satu dari antara
kami meninggal dunia oleh karena penyakit yang dideritanya.
Selama masa liburan saya tidak berpikir bahwa kepergian teman-temanku satu persatu
akan mempengaruhi hidup panggilanku. Ternyata hal itu muncul setelah saya balik dari
liburan. Perasaaan kesendirian mulai mengusik hatiku. Aku tidak memiliki teman seperjalanan. Episode-episode hidup yang penuh dengan canda dan tawa-ria serta duka
dikala bersama membuat mataku menangis. Aku merasa kehilangan mereka semua
dan bertanya dalam hati, ‘ada apa dengan engkau, dia dan aku?’
Sementara itu beberapa hari lalu, sebelum memasuki masa Pra-Paskah, kita dikagetkan dengan pemberitaan mengenai pengunduran diri dari bapak Paus Benediktus XVI.
Alasan pengunduran diri adalah menyangkut kesehatan yang membuat beliau tidak
sanggup lagi untuk memimpin Gereja Kristus, sekaligus gembala umat Allah sejagat.
Sejalan dengan itu, dalam bacaan pertama, kita mendengar kisah tentang umat Israel
pada masa nabi Daniel. Pengalaman umat Israel pada waktu itu, seakan menggambarkan kehidupan umat Katholik saat ini. Sadar atau tidak, kita umat Katholik sejagat kini
sedang berjalan sendiri. Saya dan anda seakan-akan mengalami ‘kesendirian’ dalam
hidup bersama sebagai umat Allah. Kita tidak memiliki ‘pemimpin’ sebagai teman atau
rekan seperjalanan untuk sementara waktu.
Inilah saatnya kita untuk berhamba dan mencari wajah Allah dalam diri mesias yang
menderita dan tersalib demi menebus dosa dunia. Saya dan anda, dalam masa PraPaskah ini diundang untuk secara sungguh-sungguh merenungkan misteri salib Kristus.
Dengan merenungkannya kita bisa lebih menyadari bahwa kita adalah orang berdosa
yang membutuhkan pengampunan dari Bapa di Surga. Dengan segenap hati kita mau
bertobat dan memohon rahmat belaskasihan dari Allah Bapa di Surga.
Doa
Ya Bapa dalam surga kami bersyukur atas cinta Putra-Mu yang memampukan kami untuk mencari wajah-Mu dalam masa pra-Paskah ini. Kami mohon dengan segenap hati
anugerahkanlah rahmat pertobatan yang sejati dalam diri umat-Mu. Semoga dengan
rahmat itu serta dalam kuasa Roh Kudus, kami dapat melakukan kehendak-Mu melalui
hidup dan pelayanan kami sehari-hari. Nama-Mu kami puji bersama Putra dan Roh
Kudus kini dan selamanya. Amin.
Fr.Anis, MGL
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
6 Maret 2013 : Rasakan dan Kabarkan
Familia
Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19
Mat 5: 19 “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun
yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki
tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”
Siapakah yang bisa menceritakan rasa asinnya garam, selain orang yang pernah merasakannya? Sudah tentu jika orang belum pernah merasakan asinnya garam, ia hanya bisa
berkata “kata si a rasanya asin”, tetapi rasa asin sendiri pasti ia tidak dapat menceritakannya.
Ada dua pesan yang saya tangkap dalam bacaan ini yaitu :
1. “Lakukan” bukan “Katanya”
2. Taat pada kehendak dan perintah Tuhan
Berikut penjelasan mengenai pesan – pesan yang saya tangkap.
“Lakukan” bukan “Katanya”
Seperti kita lihat di dalam Injil hari ini, Yesus berbicara tentang hukum Taurat.
Mat 5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya”
Dalam salah satu referensi yang saya baca, dikatakan Yesus bisa mengatakan demikian,
karena ia bukan saja telah mempelajari hukum taurat, tetapi Yesus juga telah menghidupi
dan mempraktekkan isi dari hukum Taurat tersebut. Persis seperti kalimat pembukaan yang
mengawali renungan ini. Karena Yesus telah “merasakan” hukum taurat, maka Ia bisa membagikannya kepada pendengar.
Sebagai pengikut Kristus, sudah menjadi hak dan kewajiban kita untuk turut serta memberitakan Kabar Sukacita Tuhan. Nah, sejauh mana kita sudah “merasakan” Kabar Sukacita
tersebut? Jangan – jangan, kita hanya memberitakan apa yang pernah kita dengar, dan
bukannya apa yang pernah kita rasakan / alami.
Taat pada kehendak dan perintah Tuhan
Mat 5: 19 >> “Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan
dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang
tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”
Setelah kita “merasakan”, langkah berikutnya adalah apa yang kita dapatkan itu yang
kita bagikan kepada teman – teman di sekitar kita. Bagaimana kita tahu, kalau yang kita
bagikan sudah sesuai perintah Tuhan? Jujur, saya tidak tahu pasti 100%, karena saya bukan Tuhan, tetapi, jika kita terus menerus berpikir seperti itu, tanpa ada tindakan berbagi,
akhirnya kitapun hanya berpikir saja tanpa ada tindakan. Mungkin satu hal yang dapat
dijadikan kunci untuk hal ini adalah, saat kita berbagi dan itu semakin mendekatkan kita
pada Tuhan, dan semakin mengecilkan ego kita, kita berada di jalan yang benar. Tetapi
jika kita berbagi, dan kita merasa bahwa “aku yang paling benar”, disanalah kita perlu hati
– hati; mungkin bukan Warta Sukacita yang kita beritakan, tetapi lebih untuk menonjolkan
ego kita sendiri.
Mari kita salami dan bagikan Warta Sukacita kepada sesama. GBU
Daniel
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
7 Maret 2013 : Mendengar dan Mengenali
S. Perpetua dan Felisitas
Yer 7:23-28, Mzm. 95:1-2,6-9, Luk 11:14-23
Luk 11:14 “Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata”
Penginjil Lukas mengisahkan dengan menarik tanda heran yang dibuat oleh
Yesus dengan mengusir setan dari seorang bisu. Kuasa Allah yang menyembuhkan layak dimuliakan dengan pujian dan ucapan syukur, tetapi yang terjadi tidak demikian. Orang banyak yang menyaksikan penyembuhan ini bukan
saja tidak percaya, tetapi dengan mudah menuduh Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Mengapa? Pertanyaan yang sama juga muncul dalam
refleksi kisah nabi Yeremia yang menyerukan pertobatan namun tidak didengarkan oleh umat Israel dan ‘membalikkan punggung’nya terhadap Allah. Penolakan serupa juga sering dialami Gereja dan para pewarta sabda Allah.
Ketidakpercayaan dan ketidaktaatan umat Allah yang lahir dari kekerasan hati
sungguh menyedihkan hati Allah, sikap yang terus berulang dalam sejarah keselamatan manusia hingga kini.
Saat yang tepat bagi kita dalam masa persiapan menyambut Paskah Kristus
untuk melihat sikap hati kita. Bila seringkali kita pun berkeras hati, bertahan
dalam pendirian kita, tidak mendengarkan suara Allah yang setia menuntun
hidup kita setiap saat dan tidak mampu ‘mengenali’ kuasa dan karya Allah di
tengah kita, saatnya untuk datang secara pribadi pada Yesus untuk memohon
penyembuhan. Dengan dibebaskan dari pengaruh setan kita dapat ‘berbicara’ dan bersaksi akan kesabaran dan kebesaran kasih Allah wujud kehendak
baik-Nya yang tidak terkalahkan untuk menyelamatkan manusia.
Sr. Maria Benedicta, OSB
“Berdoalah seolah-oleh semuanya
bergantung pada Allah. Bekerjalah
seolah-oleh segalanya
bergantung kepadamu”
(St. Agustinus)
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
8 Maret 2013 : Kata Kata
Petrus Obazin
Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17; Mrk. 12:28b-34
Markus 12 : 33 : Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan.”
Ketika saya kecil, saya sering tinggal di rumah nenek saat liburan. Rumahnya besar,
dan penghuninya banyak. Disana ada 4 keluarga yang tinggal disana. Hampir mereka
semua masih menganut Khong Hu Chu, belum menjadi Kristen. Hanya 1 keluarga yang
menjadi Kristen. Istri paman saya, dikenal sebagai Kristen yang taat. Rajin menyumbang
dan sangat sayang dengan anak anaknya. Namun, ia juga sangat disegani oleh keluarga yang lain. Selain karena galak, juga karena sikap nya yang tidak ramah kepada
keluarga besar.
Setiap hari Minggu, ia rajin ke gereja, sayangnya setelah pulang gereja, sikap marah
marah nya tidak berubah. Saat itu, kami tidak melihat sisi baik dari dirinya, walaupun
sebenarnya ia tidak jahat jahat amat. Kita mengganggap dia munafik, rajin ke gereja,
tapi tidak sayang dengan sesama nya, yaitu kami, keluarga besarnya.
Kalau saya ingat tante saya ini, saya menjadi sadar untuk selalu menjaga sikap diri saya
pada sesama. Rasanya percuma, kalau saya aktif di DOJCC, saya aktif di kegiatan social, tapi sikap saya kepada keluarga dan orang lain di sekeliing saya tidak berkenan.
Injil hari ini menegaskan, hukum yang terutama adalah Mengasihi Tuhanmu dengan segala yang kamu miliki dan mengasihi sesame seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.
Kedengarannya sangat mudah, tapi kenyataannya tidak demikian. Mengasihi sesama
terkadang lebih gampang diucapkan daripada dipraktekkan. Berapa sering perkataan
dan sikap kita yang menyakiti orang lain. Apalagi kalau kita sedang jengkel dengan seseorang, bahkan dengan orang yang kita sayangi, terkadang kita ingin berkata kasar
agar bisa menyakiti orang tersebut dengan kata kata. Kata yang sudah terucap tidak
bisa ditarik kembali.
Jadi, ketika emosi mulai naik, lebih baik untuk mengambil nafas panjang dan menjauh
dari orang lain, agar tidak terucap kata kata yang menyakiti dari lidah kita.
Jeff – Bali 2013
“Suatu perbuatan yang paling cemerlang,
tanpa cinta, sama sekali tidak berarti” –
St. Therese of Lisieux
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
9 Maret 2013 : Orang Farisi dan Pemungut Cukai
Fransisca dr. Roma
Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4,18-19,20-21ab; Luk. 18:9-14
Lukas 18:14b “Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang
siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Seorang pemungut cukai adalah orang yang memungut pajak dari rakyat Israel atas
nama pemerintahan Roma. Mereka sangat dimusuhi oleh orang-orang Israel karena
mereka dianggap melayani penguasa Roma, dan dengan demikian adalah pengkhianat bangsa. Mereka dipandang sebagai orang tidak beragama dan tidak memiliki
hati nurani, yang tidak peduli pada kesejahteraan rakyat Israel, umat Allah, bangsa
mereka sendiri.
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar tetapi memandang
rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Ada dua orang pergi
ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan
orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa
dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit,
melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Perlu ditegaskan bahwa pemungut cukai ini menyebut dirinya orang berdosa, bukan
seorang yang berdosa. Ungkapan orang berdosa ini sangat penting karena ia memandang dirinya tidak sekadar sebagai salah satu dari sekian banyak orang berdosa
sehingga Allah dapat berkata, “Nah, kamu ini hanya salah satu dari sekian banyak
orang berdosa. Di dunia ini ada miliaran orang berdosa. Siapa yang peduli dengan
salah satu dari antaranya?”
Perumpamaan ini berbicara tentang hal SIKAP HIDUP yang benar. Marilah kita semua
semakin sadar bahwa sikap hidup juga penting daripada hanya sekedar menjalankan
ritual keagamaan. Gbu...
Yudi
“Kekudusan bukan berarti tidak membuat kesalahan atau tidak pernah berdosa. Kekudusan
tumbuh dengan kesanggupan untuk perubahan, pertobatan, kerelaan untuk memulai kembali, dan diatas segalanya, kesanggupan untuk
rekonsiliasi dan pengampunan” –
Paus Benediktus XVI
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
10 Maret 2013 : Kembali Kepada Bapa
Yos. 5:9a. 10-12Mzm. 34:2-72Kor. 5:17-21Luk. 15:1-3, 11-32
Luk 15:24, “Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan
didapat kembali.”
Saya yakin anda pernah mengalami suatu peristiwa entah kecil atau besar dimana
anda kehilangan sesuatu, entah itu dompet, uang, jam, kacamata, cincin atau apa
saja yang anda sangat butuhkan atau sangat berharga. Setelah mencari-cari sekian
lama, akhirnya anda menemukan barang tersebut. Betapa girang dan bahagianya
anda saat itu! Demikian pula dengan perumpamaan anak yang hilang yang kita renungkan dalam Injil hari ini. Sang Bapa sangat gembira, bahagia, penuh sukacita
menyambut anak bungsunya yang telah sekian lama pergi dan akhirnya kembali ke
dalam pelukan dan pangkuan sang Bapa. Sang Bapa bahkan sampai berlari menyambut sang anak. Dia tidak menunggu lagi detik-detik suka cita tersebut.
Sebenarnya si anak bungsu sudah menyiapkan semua kata-kata penyesalan dan pertobatannya ketika bertemu dengan Bapa, tetapi sang Bapa karena begitu bahagianya,
tidak ada satu katapun yang menunjukkan penghakiman ataupun menandakan penghukuman atas sang anak bungsu yang boleh dikatakan “kurang ajar” tersebut. Sang
Bapa sudah jauh lebih dahulu mengampuni sang anak sebelum sang anak itu kembali.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah sang anak mau mengampuni
dirinya sendiri, dengan kata lain tidak hidup di dalam “rasa bersalah” atau guilty yang
berlebihan.
Menjadi pertanyaan kita di masa prapaskah ini adalah apakah kita mau mengampuni diri kita sendiri. Allah Bapa di surga akan selalu mengampuni orang yang datang
kepadanya untuk bertobat. Tidak ada kata-kata penghakiman atau penghukuman.
Kadang kala kita terlalu menyalahkan diri kita sendiri. Terkadang kita hidup di “dunia
kemarin” dan tidak hidup di dunia “sekarang”dimana berkat Tuhan selalu melimpah.
Mengampuni diri sendiri berarti menerima segala kelemahan dan kekurangan kita dan
semakin menyadari bahwa kita tidak bisa hidup tanpa TUHAN!
Ingatlah, bahwa kebahagiaan Tuhan ketika kita kembali kepadaNya di jalan yang
benar, lebih besar sukacitanya daripada kita tidak pernah berdosa sama sekali dan
tidak memerlukan pertobatan. Jadi, bersukacitalah karena kita lemah dan berdosa,
karena Tuhan selalu memanggil kita untuk kembali kepadaNya.
Rm. Vincent, MGL
“Seorang pribadi yang tidak memutuskan untuk
mencintai selamanya akan menemukan bahwa
ia sangat sulit untuk sungguh mencintai bahkan
untuk satu hari” (Beato Yohanes Paulus II)
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
11 Maret 2013 : Beriman Tanpa Melihat
Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54
Yoh 4 : 50 “Pergilah, anakmu hidup! Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan
Yesus kepadanya, lalu pergi.”
Kisah injil pada hari ini yang mengisahkan tentang pegawai istana yang datang kepada Tuhan Yesus mohon supaya Tuhan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu
hampir mati. Dengan imannya dia percaya perkataan Tuhan Yesus bahwa anaknya
hidup.
Mungkin muncul berbagai pertanyaan dalam benak kita masing-masing. Kisah diatas
terjadi dimana iman pegawai istana membawa anaknya disembuhkan oleh Tuhan, namun terkadang yang terjadi justru sebaliknya, banyak kisah-kisah dimana Tuhan mengijinkan peristiwa yang kelihatannya menyedihkan terjadi. Saat kita tekun berdoa justru
peristiwa berat terjadi, Mengapa orang yang saya kasihi meninggal? Mengapa penyakit ini menimpa saya? Mengapa pernikahan saya seperti ini? Mengapa pekerjaan saya
bermasalah? Anda mungkin tidak tahu jawabannya. Banyak pertanyaan-pertanyaan
kehidupan “mengapa” yang akan menjadi sebuah teka-teki, tetapi percayalah kepada Tuhan. Berani mempercayai Tuhan di tengah-tengah kekecewaan.
Saat sesuatu yang anda tidak dapat jawab secara akal sehat muncul, daripada tinggal
di dalamnya dan berusaha mencari tahu, tempatkan saja dalam sebuah kotak atau
arsip “Aku Tidak Memahaminya” kunci dan serahkan kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Sementara anda mengumpulkan iman yang cukup besar untuk berkata,” Tuhan, aku
tidak memahaminya, tetapi aku mempercayai-Mu. Dan aku tidak akan berusaha untuk
menghabiskan seluruh waktuku untuk mencari tahu mengapa hal-hal itu terjadi. Aku
mempercayai-Mu untuk membuat sesuatu yang baik dari semua ini. Engkau adalah Tuhan yang baik, dan aku tahu Engkau sangat memperhatikanku. Engkau berjanji bahwa
segala sesuatu akan bekerja untuk kebaikanku.”
Itulah sikap iman, dan itulah sikap iman yang dihargai oleh Tuhan. Berani beriman tanpa
melihat. Tinggalkan pahit hati. Jagalah sikap yang baik dan lanjutkanlah kehidupan.
Karena Tuhan telah menyiapkan hal-hal baru yang telah Dia simpan untuk kita.
Doa:
Bapa, aku menyadari bahwa kadang-kadang aku lebih terkejut saat Engkau benarbenar menjawab doa-doaku daripada saat Engkau tidak menjawabnya. Aku tahu
aku tidak layak menerima kemurahanMu, karena seringkali aku membuat keputusankeputusan yang tidak baik, melakukan kesalahan dan tidak layak menerima apa-apa.
Tetapi puji syukur kepadaMu karena begitu mengasihiku bahkan melepaskan aku dari
kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan pilihan-pilihan yang keliru. Tolong
aku ya Bapa untuk mempercayai-Mu saat melalui kekecewaan-kekecewaan ataupun
saat mengalami ketakutan-ketakutan. Tolonglah aku yang kurang percaya ini. Amin.
LM
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
12 Maret 2013 : Kesembuhan yang sudah lama di nanti-nantikan
Aloisius Orione
Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30
Yoh 5:6Yesus melihat dia berbaring disana, dan tahu bahwa ia sudah lama
sekali sakit; maka Yesus bertanya kepadanya, “Maukah engkau sembuh?”
Orang sakit yang disembuhkan Yesus telah menunggu dengan sabar dan tidak
putus harapan selama tiga puluh delapan tahun. (Saya sekarang berumur tiga
puluh delapan tahun. Berarti seperti menunggu seumur hidup lamanya) Ketika
ia ditanya Yesus “Maukah engkau sembuh?” ia tahu jawaban yang spesifik kenapa ia tidak bisa sembuh, yaitu karena tidak ada orang yang membantunya
untuk segera masuk ke kolam itu. Yesus yang melihat kegigihan, harapan, dan
kepercayaan si orang sakit itu lalu menyembuhkannya. Saya membayangkan
bahwa si orang sakit pastilah mengharapkan bahwa Yesus akan membantu
dia untuk segera masuk kolam. Tetapi Yesus punya cara yang lain: “Bangunlah,
angkat tikarmu dan berjalanlah!” (Yoh 5:8).
Dunia kita hidup ini tidak sempurna. Semua orang pasti punya kekurangan.
Ada yang luka batin, sakit atau cacat fisik dan lain sebagainya. Cara Tuhan
menyembuhkan kita seringkali berbeda dengan yang kita inginkan. Orang Farisi disana tidak suka dengan cara Tuhan Yesus yang dianggap melanggar
aturan hari Sabat. Bagaimana dengan kita? Apakah kita bisa menaruh penuh
harapan, dan sabar sampai tiga puluh delapan tahun seperti si orang sakit ini?
Maukah kita terus berusaha dengan hati berserah? Tuhan tidak melihat apakah
usaha kita gagal atau berhasil. Beato Teresa dari Kalkuta pernah berkata: Tuhan tidak memanggil saya untuk berhasil, tetapi untuk setia. Si orang sakit ini
sudah tiga puluh delapan tahun selalu gagal masuk ke dalam kolam Betesda
itu. Tetapi Tuhan Yesus melihat usahanya yang gigih, dan harapannya yang
tidak padam. Akhirnya dengan kemurahan hatiNya, Yesus menyembuhkan dia
dengan caraNya sendiri.
Ya Yesus, ajarlah kami untuk tidak pernah putus harapan. Engkau tahu kedalaman lubuk hati kami, apa yang kami dambakan dari Engkau. Kuatkanlah iman
kami akan Engkau, bahwa didalamMu Yesus, tidak ada yang tidak mungkin.
Curahkanlah Roh Kudusmu agar kami setia berusaha dan sabar menunggu
kehadiranMu dihidup kami, yang pastilah membawa kepulihan pada diri kami,
baik jiwa dan raga. Yesus Engkaulah andalan kami. Amin.
Fr. David, MGL
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
13 Maret 2013 : Karya Penyelamatan
Ludovikus dr Casoria
Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30
Mzm 145:8-9.17-18 “TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar
kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia
dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.”
Injil hari ini mengajak kita untuk belajar dari Tuhan Yesus sendiri yang diutus oleh Allah Bapa sebagai Putra Nya yang tunggal ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa.
Demikianlah dengan kita yang mempunyai hidup perutusan masing-masing dari Bapa.
Terkadang dalam melakukan kehendak-kehendak Bapa dalam hidup perutusan kita,
muncul keragu-raguan dalam hidup kita. Hendaklah kita yakin dan percaya bahwa
Tuhan Yesus selalu membimbing dan menopang kita. (Yoh 5:24 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang
mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah
pindah dari dalam maut ke dalam hidup).
Keyakinan kita tentang Allah Tritunggal, sebagai satu Allah yang ber-pribadi tiga, didasarkan atas sabda-sabda Tuhan Yesus yang menegaskan adanya kesatuan yang
erat antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Sebagai Putra yang menjelma menjadi manusia, Tuhan Yesus memiliki kesatuan yang erat baik dengan Bapa maupun dengan Roh
Kudus. Karena adanya kesatuan inilah maka Tuhan Yesus berani memberi kesaksian
bahwa karya-karya Nya adalah karya-karya Bapa. Karya terpenting Bapa, Putra, maupun Roh Kudus, adalah karya penyelamatan dan karya penghakiman bagi kita. (Yoh
5:28-29 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua
orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah
berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah
berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum).
God Bless,
Santo
“Kenyataannya, hanya ada satu Misa, satu Liturgi
Ekaristi yang abadi, dan ini terjadi di surga selamanya… Kita tidak sekedar menghadiri Misa, kita
bergabung dengan semua penghuni surga dan
bumi dalam merayakan Liturgi yang abadi” –
Vinny Flyn, dari Buku “7 Secrets of Eucharist”
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
14 Maret 2013 : Panutan Sejati
Keluaran 32 : 7-14, Mazmur 106 : 19-20, 21-22, 23, Yohanes 5 : 31 - 47
Yoh 5:31“ Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. “
Kalau ada yang bertanya siapa yang menjadi idola anda saat ini, apakah banyak
yang menjawab : idola saya : Yesus… Jarang sekali jawaban itu terdengar. Seringkali
orang ditanya siapa idolanya, kebanyakan dari mereka akan mengatakan sebuah
nama yang terkenal, misal : Justin B, Suju, Adele, dll. Saya jadi ingat homuli Romo pada
Misa Minggu di paroki St Antonius Kotabaru. Pada satu kalimat, beliau mengatakan, artis
idola saya saat ini adalah Agnes Monika, kalau ditanya, mengapa saya mengidolakan
Agnes Monika , padahal Agnes Monika belum tentu mengidolakan saya, karena, dalam
berbagai kesempatan menerima penghargaan, pertama kali yang dia sebut dan yang
dia ucapkan terima kasih adalah Tuhan Yesus. Agnes pernah mengatakan : Terima kasih buat Tuhan Yesus yang menjadikan saya seperti ini. Tuhan Yesus mengajarkan saya
tentang kesetiaan, pengorbanan.. Walau yang dimaksud oleh Agnes adalah kesetiaan
dalam berlatih olah vocal, pengorbanan waktu, tetapi, Agnes belajar semua dari Tuhan
Yesus.
Bacaan hari ini, Yohanes 5 : 31 – 47, mengingatkan saya tentang homily Romo Andang
tadi, bahwa seseorang punya panutan di dunia ini, dan panutan yang sejati adalah
Yesus. Yesus menjadi panutan sejati, bukan karena Dia yang bercerita tentang diriNya
sendiri tetapi karena kesaksian dari orang lain. Orang melihat , membaca, dan merasakan pengaruh positif terhadap panutannya, sehingga membuat dia bersaksi.
Bersaksi tentang seseorang, apalagi tentang Yesus, itu merupakan juga bentuk pelayanan. Kesaksian yang bisa menjadi contoh dan pengaruh positif kepada orang lain.
Tetapi, jangan sampai kesaksian atau perasaan kita menjadi semu, sehingga timbul kesombongan rohani. Kesombongan rohani yang muncul, karena merasa bahwa tanpa
Dia, kita bisa mencapai seperti ini. Atau kesombongan rohani yang muncul karena
merasa bahwa karena kitalah, sehingga menjadi seperti ini.
Mirip seperti bacaan dalam Keluaran 32 : 7 – 8 , Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
“Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada
mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud
menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu
yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
Yang menyelamatkan mereka keluar dari Mesir adalah karena kekuatan dan
penyelamatan dari Tuhan, tetapi setelah mereka selamat, mereka “tidak menganggap”
Tuhan. Mereka menyembah Allah lain.
Tetapi sekalipun Allah kecewa, dan merancangkan keselamatan tetapi Allah tidak menimpakan kecelakaan, Allah menyesal atas rancangan kecelakaanNya.
Allah lah panutan sejati.. Benar-benar pahlawan sejati, karena karya penyelamatanNya
tidak pernah berakhir. Mari kita bersaksi, dan menjadikan Allah sebagai panutan dan
idola sejati kita.
alin
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
15 Maret 2013 : Gak Hanya Sekedar Tahu, tapi Tahu Bangetzzz !
Louisa De Marillac, Klemens Maria Hofbauer
Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30
Yoh 7:27Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus
datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya.”
Hai bro and sis, kalian sering lihat acara “Tahu gak sich ?” gak di trans 7 setiap sore ?
Kalau yang sering lihat dan mengikuti terus acara itu, pasti kalian juga mencoba untuk
menerka-nerka pertanyaan yang diberikan oleh team kreatifnya khan ? Sekarang, kita
coba main acara seperti di atas ya !! Nanti bro and sis coba tebak dulu, dan jangan
lihat jawaban sesungguhnya di bagian bawah !
Pertanyaannya : Ayo pada tahu gak sich, asal mula kerupuk ? Kalau kalian pecinta kuliner, pasti gak hanya tahu bahan-bahan membuatnya saja khan ! Asalnya juga harus
tahu dong !! Ayo, silakan jawab sekarang juga dan di larang mencontek dari berbagai
sumber !! (kecuali penulis renungan ini !!)
Pasti banyak versi jawaban dari pembaca sekalian. This is the right answer, kalau kalian
masih penasaran. Konon sejarah dari krupuk diambil dari kisah nyata tentang keluarga
miskin yang memiliki banyak anak. Sehingga untuk bertahan hidup mereka rela makan
nasi dengan lauk sawut (ketela pohon yang diserut/diparut/pasrah). Awal pembuatan
sawut, yaitu pertama-tama ketela pohon diparut kemudian diberi air. setelah itu, parutan ketela pohon yang tercampur air diperas dan diambil sarinya. lalu diendapkan.
kemudian endapan tersebut dijemur dan jadilah tepung tapioka. lalu tepung tersebut
diolah menjadi krupuk, yang disebut juga krupuk samiler.
Ternyata walaupun kita setiap hari mengenal makanan ini dan tahu bahan-bahan
untuk membuatnya, tetapi kita tidak mengenal lebih dalam lagi mengenai asal-usul
makanan yang satu ini. Yang penting tinggal makan aja dan perut kenyang, BERES !!
Dalam bacaan Injil hari ini, banyak orang yang sudah mengetahui tentang Yesus,
tetapi mereka tidak mengetahui sungguh-sungguh mengenai asal kedatangan sang
Mesias – putra Allah yang hidup dan turun ke dunia. Apakah kita selama ini bersikap
seperti orang-orang di atas, yang hanya tahu Yesus sebatas dengan pergi ke Gereja,
mengikuti kegiatan dan pelayanan di Gereja, mendengar dari pelajaran agama katolik di sekolah, dan lain sebagainya ?? Apakah kita sudah mengenal dia luar dalam,
bagaimana perjalanan hidup-Nya dan mukjizat-mukjizat yang Ia lakukan, serta karya
perutusan-Nya ke dunia untuk menebus setiap dosa manusia ? Saya dan anda mungkin
akan menjawab BELUM. Jika Yesus datang di hadapan saya dan anda, kemudian dia
bertanya “pada jam berapa Aku lahir?”, mungkin kita akan diam dan tidak bisa menjawab. Hehe… Yesus mengajak kita untuk tahu banget luar dalam mengenai Dia dan
setiap karya ajaib yang Dia lakukan. Gak hanya sekedar tahu, tapi tahu bangettzzzzz
!! Sesudah tahu bangetttzzzzzzz, jangan lupa untuk membagikannya kepada mereka
yang rindu datang kepada Yesus.
KRIS
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
16 Maret 2013 : Do Not Judge The Book by Its Cover
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53
Yer. 11:20 Tetapi, Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil yang menguji
batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku.“
Yoh 7:47 “Belum pernah seorang anak manusia berkata seperti orang itu“
Seringkali dalam hidup tiap hari, kita gampang sekali mengkotak-kotakkan orang dengan label-label tertentu. Ambil contoh, kalau kita lihat orang bertato, mungkin kita
langsung berpikir, ini pasti bekas penjahat atau memang penjahat. Contoh lain, kalau
kita melihat orang berjenggot, pakai baju koko, berwajah kearab-araban, pasti kita
berpikir ini teroris. Seringkali ciri-ciri lahiriah kita dijadikan acuan untuk menilai kepribadian kita. Padahal tentu tidak semua orang bertato itu berhati jahat dan tidak semua
orang dari timur tengah itu teroris. Bahkan kita sering men-genalisir orang: orang Jawa
pasti begini, orang Flores pasti begitu, orang China pasti begini, orang Ambon pasti
begini ... dst, dst, dst.
Injil Yohanes hari ini menceriterakan bagaimana imam-imam kepala dan orang-orang
Farisi yang tidak percaya bahwa Yesus itu Messias semata-mata karena Ia berasal dari
Galilea. Mereka tidak perduli dan tidak mau menyimak semua ajaran-ajaran Yesus,
karena memang orang Galilea itu pada umumnya hanyalah nelayan dan tukang kayu
yang miskin, tidak mungkin Messias bisa muncul dari sana.
Ajaran yang bisa kita petik hari ini adalah; jangan mengkotak-kotakkan orang.
Hindarilah sejauh mungkin kecenderungan untuk menilai orang dari kulit luarnya saja.
Do not judge the book from its cover, melainkan ambilah dan bacalah (tolle et lege).
Ketimbang menilai orang dari luarnya saja, lebih baik dekati dahulu, berkenalan dahulu, berkawan dahulu, baru kemudian kita berhak menilainya.
Lalu bagaimana kalau tiba-tiba kita sendiri yang dinilai, dihakimi dan kemudian dijelekjelekkan? Apa yang harus kita buat kalau kita digossipkan dan difitnah? Sekarang ini ada
istilah pembunuhan karakter; heran juga karakter koq bisa dibunuh, tetapi yang jelas
orang secara sistematik dan terencana seorang pribadi bisa diserang habis-habisan
hingga seolah tidak ada lagi sisa-sisa kebaikan yang ada dalam seorang anak Tuhan.
Nah, kalau hal ini terjadi pada kita, silahkan simak prinsip Yeremia dalam bacaan pertama hari ini... „Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil yang menguji batin
dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah
kuserahkan perkaraku.“ (Yer 11:20)
Rm. Wenz, MGL
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
17 Maret 2013 : Hati Allah
Yes. 43:16-21; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Flp. 3:8-14; Yoh. 8:1-11
Yoh 8:11 Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Ketika masih kecil, aku selalu diperingatkan bahwa aku harus selalu berbuat baik, tidak
boleh berdosa, harus ke Gereja dan masih banyak lagi peraturan yang aku harus taati.
Dikatakan bahwa, kalau aku lalai melalaikan perintah-perintah ini aku akan masuk ke
dalam api naraka. Aku akan mengalami hukuman yang berat. Karena itu aku selalu
melakukan semuanya karena dihantui perasaan takut yang mendalam. Aku takut kalau
i kemudian hari nanti, aku akan dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar.
Di dalam Injil hari ini kita mendengarkan kisah di mana ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi membasa seorang perempuan kepada Yesus. Perempuan itu tertangkap basah
ketika ia sedang berbuat zinah. Mereka ingin mencobai Yesus dan ingin mengetahui
apa yang akan dikatakan dan dilakukan Yesus kepada sang perempuan itu. Menanggapi rencana dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Jesus memnjawab “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu
kepada perempuan itu.” Menyadari diri mereka bahwa mereka adalah manusia berdoa, mereka mengundurkan diri dan pulang ke tempat mereka masing-masing. Lalu
Yesus berkaka kepada perempuna itu, : “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah,
dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Yesus mengajak kita untuk mengetahui inti terdalam dari “Hati Allah” kepada umat manusia. Allah kita adalah Allah yang baik dan murah hati. Allah itu adalah cinta dan damai yang membebaskan. Allah yang kita sembah dan muliakan itu adalah Allah yang
membebaskan dan tidak pernah menghukum. Ketika perempuan itu datang kepada
Yesus, Dia sendiri mengatakan, “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Namun Dia mengajak kita untuk berbalik
dari dosa dan kesalahan kita. Kita harus hanya menaruh harapan kepada Allah kita
yang Maha Murah dan penuh Cinta. Dia tidak akan pernah mengatakan bahwa kalau
kita tidak berbuat baik, tidak menjalankan perintah-perintah Gereja, kita akan dimasukkan ke dalam api naraka seperrti pengalamanku semasa kecil. Marilah kita selalu
menaruh harapan pada Allah kita.
Rm. Joseph, MGL
“Allah telah mendirikan Gereja seperti pelabuhan di tepi laut, agar kamu dapat berlindung
dari pusaran kekhawatiran dan menemukan
kedamaian dan ketenangan”
St. Yohanes Krisostomus
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
18 Maret 2013 : Pengampunan
Martha
Dan 13:1-9, 15-17,19-30,33-62, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Yoh 8:1-11
Yoh 8:11: Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus:” Akupun tidak menghukum
engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.
Yesus tahu bahwa semua orang berdosa, tidak ada seorangpun yang bebas dari dosa
termasuk juga para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang terus-menerus bertanya kepada-Nya mengenai pendapatNya tentang hukuman yang akan dtierima
oleh wanita yang mereka bawah kehadapanNya. Karena itu Iapun bangkit berdiri lalu
berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia
yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula
dan menulis di tanah untuk memberi mereka kesempatan untuk merenungkan keadaan
diri mereka sendiri , maka setelah itu merekapun membubarkan diri, dimulai yang paling tua, karena yang lebih tua lebih sadar akan dosa-dosanya sendiri.
Seringkali kita merasa diri hebat jika mengetahui, menemukan apalagi boleh berhasil
membuka aib orang lain untuk dipermalukan, kita berpikir bahwa orang itu harus dihukum dan diadili sesuai dengan aturan yang berlaku , tetapi Tuhan mempunyai pandangan yang berbeda, lihatlah Yesus menulis ditanah...........suatu tulisan di tanah akan
gampang terhapus baik oleh hembusan angin, siraman air hujan ataupun oleh hal-hal
lain. Ini adalah pralambang bagi dosa-dosa kita yang akan diampuni oleh Allah Bapa
jika kita sungguh-sungguh bertobat dan tidak berbuat dosa lagi.
Maka satu hal indah yang setiap kita boleh lihat dalam diri Yesus, Dia melawan dengan
sangat keras dosa, Ia juga melawan dengan sangat tajam kesalahan dan kemunafikan
orang, tetapi ......Yesus tidak pernah menolak pribadi orang, bahkan pendosa berat,
Ia tidak pernah menutup pintu keselamatan untuk orang yang melakukan kesalahan,
asalkan orang tersebut mau bertobat dengan sungguh.
Jadi karena Allah itu Maha Pengampun hendaklah kita belajar untuk lambat menjadi
marah, cepat untuk saling mengampuni kesalahan dan berdamai sebelum matahari
terbenam.
Doa: Bapa yang Maha Pengampun tolong kami agar tidak menjadi seperti orang Farisi
yang karena iri hati dan sombong selalu membenarkan diri sendiri dan menimpakan
kesalahan pada orang lain yang tidak bersalah, tapi tolong mampukan kami untuk
dapat senantiasa memaafkan dan mengampuni dengan tulus siapapun yang membuat kami menderita. Amin.
Betty
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
19 Maret 2013 : Keluarga
HARI RAYA St. YUSUF, SUAMI SP MARIA
2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29;Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a
atau Luk. 2:41-51a
Meski masih dalam masa puasa, hari ini Gereja secara khusus merayakan Pesta St. Yosep
suami Maria ibu Yesus. Beberapa hal berikut merupakan alasan mengapa Gereja merayakannya secara khusus. St. Yosep adalah salah satu dari beberapa tokoh besar dalam
kitab suci Perjanjian baru. Ia memiliki peranan penting dalam rencana keselamatan Allah
untuk manusia dan dunia. Ia adalah bapa angkat dari Tuhan Yesus (Mat 1:20). Ia adalah
keturunan raja Daud, yang mana dinubuatkan oleh nabi Natan dalam 2Sam 7:4-5, 12-14,
16. Ia juga adalah teladan bagi para bapa oleh karena imannya (Rom. 4:22). Ia melakukan
seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan dalam mimpi (Mat. 1:24). Ia adalah pelindung
keluarga-keluarga umat Allah, sekaligus membimbing serta menuntun putra dan putri Maria
kini untuk mendengar dan merespon panggilan Tuhan Yesus dalam hidup mereka.
Sejak tahun 2011 lalu saya mengalami krisis dalam hidup panggilan. Saya tidak merasa
bahwa dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi imam. Hal itu merupakan pergulatan yang panjang dan melelahkan untukku. Saya berusaha untuk mencari apa yang membuat saya
tidak merasa percaya diri. Ketika merefleksi tentang visi dan misi dari tarekat MGL, saya
merasa tidak memiliki kesulitan berarti untuk dijalani dalam hidup harianku. Saya merasa
ada perbedaan dengan dua tarekat yang pernah sata jalani sebelumnya. Saya merasa
bahagia dan damai hidup bersama-sama sebagai saudara dalam tarekat MGL ini. Hal itu
telah saya sharingkan dengan teman-teman dan juga beberapa imam MGL. Meski demikian kenapa saya masih tetap merasa tidak percaya diri untuk dipanggil menjadi imam? Ini
kubawa dalam doa pribadi serta tetap berusaha untuk terbuka hati terhadap hal-hal yang
hendak disampaikan oleh Tuhan dalam setiap saat hidupku. Entah sibuk dalam studi, pelayanan harian dan juga kesempatan liburan, saya tetap membuka hatiku terhadap bisikan
Roh Kudus. Tak kusangka, Tuhan dengan caranya sendiri menunjukan kekuranganku, yang
tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Hal ini kualami ketika saya berada bersama keluargaku selama liburan kurang lebih dua bulan di kampong.
Kekuranganku adalah ‘mengabaikan’ keluarga. Saya berpikir selama ini bahwa keluarga
tidak memiliki peran apapun dalam menajalani hidup panggilanku sebagai seorang biarawan. Dan gambaran yang kuingat kala itu adalah tentang keluarga Nazaret. Tuhan Yesus
memilih untuk hidup dan bertumbuh dalam misi-Nya sebagai penyelamat dunia melalui
keluarga Yosep dan Maria. Keluarga yang memungkinkan Dia untuk bertumbuh dewasa
dalam hal rohani dan jasmani. Saya baru menyadari bahwa keluarga adalah salah-satu
aspek penting yang turut membantuku untuk bertumbuh secara dewasa baik dalam hidup
rohani maupun jasmani. Keluarga adalah seminari kecil di mana benih-benih panggilan
hidup kristiani bertumbuh dan berkembang untuk kebun anggur Tuhan. Marilah kita mohon
doa dari St. Yosep sebagai pelindung keluarga kudus Nazaret untuk menjaga putra dan
putri Maria dari tipu daya duniawi saat ini.
Doa: Bapa di Surga, kami bersyukur dan berterima kasih atas cinta kasih yang kami alami
melalui Putra-Mu dalam keluarga St. Yosep dan Maria. Semoga berkat doa-doanya, seluruh
keluarga umat Allah di dunia dijauhi dari segala pengaruh si jahat yang hendak merusak
dan membinasakan putra dan putriMu. Oleh kuasa Roh Kudus, putra dan putriMu dapat
bertumbuh dan hidup dalam iman harap dan kasih di dalam kerajaan-Mu kini dan selamanya. Amin.
Fr.Anis, MGL
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
20 Maret 2013 : Perutusan
Dan. 3:14-20,24-25,28; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42
Yoh 8:42 Kata Yesus kepada mereka : “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mangasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus aku…..”
Injil hari ini mengatakan tentang perutusan Yesus untuk datang di tengah kita. Dan
bagaimana Tuhan Yesus meminta kita untuk mengasihiNya.
Saya ingat beberapa hari yang lalu, saat perusahaan tempat saya bekerja mengutus
saya berangkat ke Jakarta untuk menyelesaikan beberapa laporan yang selama ini sudah saya laporkan ke atasan saya yang rada ganjil menurut saya. Awalnya saya rada
malas untuk berangkat, karena harus ke Jakarta ibukota yang sangat krodit dengan
kemacetan,polusi dan lain-lain yang membuat kepala saya pening duluan. Tapi ya sudah mungkin ada alasan Tuhan untuk saya berangkat ke Jakarta, karena setiap bulan
saya terima laporan-laporan yang kurang beres mungkin lebih baik terjun langsung ke
karyawan disana.
Dengan kondisi badan yang kurang fit dan kepala yang sudah rada pusing duluan
saya berangkat ke Jakarta dengan penerbangan malam, hingga saya sampai Jakarta
di jemput dengan sopir saudara atasan saya. Besoknya pagi-pagi benar saya berangkat ke kantor di Kota Kasablanka, karena saya mau datang sebelum buka toko. Setelah
melewati kemacetan saya tiba disana, setelah melewati security hingga bertemu dengan staff disana yang selama ini memang saya belum mengenalnya, karena selalu
berhubungan dengan orang yang kami percaya untuk supervise pekerjaan disana,
tapi setelah saya disana orang ini tidak bisa datang dengan alasan-alasan. Akhirnya
saya langsung dengan staff SPB untuk inventory dan memeriksa laporan penjualan dan
stock. Benar banyak barang yang tidak ada, tidak sesuai dengan laporan saya dari
bali, juga yang paling membuat saya marah adalah orang yang kami percaya untuk
supervise pekerjaan di sana malah meng-keep gaji karyawan dan mengurangi gaji
karyawan yang lainnya. Lalu saya coba telp ternyata tidak diangkat, saya sms dan
WhatsApp tidak dibalas. Begitu banyak keluhan-keluhan dari staff disana tentang orang
ini dan kecurangan-kecurangan pada perusahaan yang telah di lakukan. Akhirnya
saya melaporkan semua ke atasan saya tentang masalah yang saya temui ini dan
kami sepakat untuk tidak menggunakan lagi orang tersebut untuk mensupervise pekerjaan disana.
Itu adalah salah satu contoh perutusan untuk kita ladang pekerjaan kita didunia ini,
apalagi dalam kondisi saat ini orang yang lebih mengutamakan ke duniawian. Seringkali kita suka mengasihi diri kita sendiri, mengeluh segala kesulitan kita tanpa mau
menghadirkan sosok Yesus dihadapan kita. Apalagi datang ke gereja hanya karena
kewajiban, bukan karena cinta dan kasih kita kepada Yesus yang telah disalib untuk
dosa-dosa kita.
Marilah pada saat prapaskah ini kita merenungkan smua tentang cinta kasih Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, dari masa kecil hingga saat ini kita yang masih di beri Oxigen
gratis dan pil kesehatan dari Tuhan. Mulailah saat ini kita benar-benar mencintaiNya
melalui perbuatan dan karya-karya pelayanan kita kepada orang-orang disekitar kita.
Semoga Tuhan selalu menyertai kita..
(Rina)
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
21 Maret 2013 : Hidup Adalah Anugerah
S. Benediktus
Kej 17:3-9, Mzm 105:4-9, Yoh 8:51-59
Yoh 8:55 “… tetapi Aku mengenal dia dan Aku menuruti firman-Nya”
Kematian adalah musuh besar bagi manusia yang harus dikalahkan. Kedata-ngan Yesus ke dunia adalah untuk mengalahkan kematian. Tetapi apakah
bisa? Tentu, karena hanya Putra yang mengenal Bapa. Dari Bapa Ia menerima
kemuliaan dan hidup dalam kemuliaan yang sama. Sebagaimana Allah Bapa,
Yesus adalah ‘tujuan’ dari iman kita yang mengantar pada Hidup yang benar.
Yesus dapat menyelamatkan kita dari kematian karena Ia adalah Sabda Allah yang menjadi manusia dan mengambil bagian dalam sejarah manusia.
Barangsiapa yang menerima-Nya sebagai Sabda Kehidupan akan hidup dan
Hidup akan bertahta di dalamnya. Yesus dapat menyelamatkan kita dari kematian karena, seperti Allah Bapa, Ia tidak terbatas oleh waktu walaupun berada di dalam waktu. Hari-Nya memberi arti bagi hari-hari hidup kita, terang-Nya
menerangi kegelapan hati kita. Kitapun seperti Abraham dapat bersukacita
dalam pengharapan akan melihat hari-Nya, dan benar kita akan melihatnya
dan bersukacita.
Hidup adalah anugerah Allah, sebagaimana pengalaman hidup manusia
yang dihidupi secara penuh, seperti keturunan yang menjadi anugerah terbesar bagi Israel primitif, tetapi jelas bahwa anugerah serupa, dari satu sisi,
tetapi dari sisi lain iman. Umat suatu bangsa, tanah terjanji dan janji Allah. Inilah
tiga elemen yang dibutuhkan untuk mendefinisikan spiritualitas umat Israel; dan
janji Allah adalah sumber hidup, yang terikat pada umat dan pada tanah terjanji. Namun tidak cukup hanya menghargai hidup sebagai anugerah, perlu
kita kembangkan sebagai anugerah untuk dinikmati dan dibagikan. Karena
itu Abraham setia dalam perjanjian dengan Allah untuk dapat tinggal di tanah yang Allah berikan dan mengolah tanah yang diberikan Allah kepadanya.
Dengan cara inilah Allah mengikatkan nama-Nya pada keturunan Abraham
sekali untuk selamanya dan hidup kita terjamin.
Sr. Maria Benedicta
“Bila kita terpisah dari salib, kita tidak memiliki anak tangga lain yang dapat membawa kita menuju surga” – St. Rose of Lima
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
22 Maret 2013 : Kamu adalah allah
SP Maria Berdukacita
Yer. 20:10-13; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,5-6,7; Yoh. 10:31-42
Yohanes 10 : 34 : Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu:
Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?
Sewaktu saya di Tajikistan, saya bertemu dengan banyak relawan dari negara lain, terutama
dari negara barat. Kadang, banyak diskusi yang sangat tajam dan membuat saya naik darah. Saya sendiri juga sering di tanya soal iman Katholik saya, tidak hanya oleh relawan lain
tapi juga oleh penduduk local. Pernah saya bertemu warga local yang bertanya asal tempat
saya, saya bilang Indonesia, dan kemudian mengira saya muslim, ketika saya jelaskan kalau
saya katolik dan tinggal di Bali. Ia berkata.. “Oh.. Bali, Hindu.. kamu menyembah patung
patung”. Perkataan itu kadang menyakitkan hati.
Ada teman dari Irlandia yang sering bertengkar dengan saya soal agama. Ia bukan seorang
Katolik, tapi selalu merasa ia tahu banyak soal Katolik, karena Irlandia adalah negara Katolik. Saat itu saya bertengkar soal aborsi dan kondom. Di gereja Katolik, aborsi dan kondom
dianggap tabu dan dilarang. Saya dicecar pertanyaan soal ini, sampai ia memberikan perkataan yang membuat saya gerah “Kamu tahu, di Afrika, banyak sekali terjangkit HIV/AIDS,
karena kini mereka Katolik, dan mereka tidak pakai kondom saat berhubungan sex?. Kamu
tahu kalau agamamu menyebabkan penyebaran AIDS”.
Saat ini saya masih mencoba menahan diri, saya menjawab dengan diplomatis, “Sebenarnya, bukan penggunaan kondom yang dilarang di gereja Katolik, tapi seks bebas nya. Kondom dianggap menjadi jalan pintas agar akibat dari seks bebas tidak terjangkit. Di gereja
Katolik, tubuh kita adalah tubuh Allah. Kamu adalah Allah, sehingga kita harus menghormati
tubuh kita seperti kita menghormati Allah.”
Jawaban saya masih kurang mengena, atau mungkin ia hanya ingin mengetest batas kesabaran saya, kembali ia mengungkit soal kasus pelecehan seksual di lingkungan gereja,
dan pihak gereja yang menutupi nutupi kejadian ini. Ia mengganggap, pendeta Katholik
adalah predator. Saat itu kuping saya mulai panas, saya hanya berkata. “Saya tidak memungkiri, ada 1-2 kasus pelecehan seksual di gereja, seperti di lingkungan lain, pasti juga
ada kasus seperti itu. Ada orang yang baik, ada orang yang jahat. Ada orang yang khilaf
dan tidak mengontrol drinya. Pendeta juga manusia, pasti pernah berbuat salah. Dan ganjaran harus diberikan sesuai dengan porsinya, tapi tidak bisa menyamaratakan kalau gereja
katolik sarang pelecehan?”
Jawaban saya masih kurang memuaskan dia, ia masih menyerang saya dengan perkataan
“ You don’t know about Katholik, saya tinggal di negara Irlandia, saya tahu tentang Katholik”,
lalu saya jawab “Gerobak yang disimpan di dalam garasi mobil, tidak tiba tiba berubah
menjadi Mobil, ia tetap sebuah gerobak. Saya tinggal di negara mayoritas Islam, tapi saya
hanya tahu sedikit tentang Islam, karena saya tidak menjalankan Islam sebagai agama
saya. Anda bisa jadi tinggal di negara Katolik, tapi anda tidak menjalankan Katolik sebagai
agama anda”. Saat itu nada saya sudah mulai tingggi. Karena kesal, saya lalu memberikan
perumpaan lain.
“Di Bali, banyak sekali kasus pedofilia, pelecehan anak dibawah umur oleh warga Australi.
Apa saya bisa bilang semua orang Australi adalah pedofil? Tidak kan?
Saat itu, teman teman relawan lain berusaha memisahkan kita, “If I’m you, I will not continue
this conversation”. Bicara soal agama dengan pemeluk agama lain kadang sangat melelahkan. Saya sendiri tidak berusaha membela agama saya, karena Tuhan tidak perlu dibela,
tapi saya tidak rela agama saya dinilai buruk, dan saya ingin meluruskan fakta faktanya.
Percakapan seperti ini, sebetulnya, membuat saya lebih memahami agama saya sendiri.
Karena Kamu adalah Allah.
Jeff – Bali 2013
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
23 Maret 2013 : Jangan Korbankan Orang Lain Demi Kepentingan Sendiri
Luka-luka Mulia Yesus Kristus
Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56
Yoh 11:50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati
untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Bacaan hari ini Kayafas, Imam besar menubuatkan bahwa Yesus akan mati untuk seluruh bangsa, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah” Ini sejalan dengan nubuat nabi Yehezkiel: beginilah firman Tuhan Allah,”...Aku akan
mengumpulkan mereka dari segala penjuru...” Namun, nubuat Kayafas itu disampaikan
untuk membenarkan diri bahwa Yesus harus dibunuh. Seorang pejabat memutuskan
hal-hal penting bahkan menyangkut nyawa seseorang. Tapi kalo pejabat kebanyakan
bermental cari aman, cari muka... dll untuk kepentingan dirinya sendiri.. dia tidak memikirkan lagi orang lain. Juga bahkan demi kepentingan diri dia bisa korbankan orang
lain. Ada juga yang bisa mengorbankan nyawa orang demi kepentingan yang menguntungkan diri sendiri.
Seringkali rasa kebencian pada orang lain muncul secara tiba - tiba dengan alasan
yang bermacam - macam. Kalau rasa itu muncul sewaktu-waktu, hal ini wajar-wajar
saja entah karena itu dipengaruhi suasana batin atau karena disulut situasi sekitar kita.
Bila perasaan itu sudah berubah menjadi satu sikap dasar, bawaan hidup entah dengan ataupun tanpa alasan, hal ini perlu diwaspadai karena dampaknya lebih banyak pada diri kita ketimbangan pada mereka yang menjadi sasaran rasa kebencian.
Membiarkan rasa benci menguasai hidup sama seperti mengenakan kaca mata hitam
secara permanen dalam menjalani keseharian karena semuanya serba hitam, gelap,
tidak ada perbedaan. Dalam bacaan hari ini Kayafas yang ingin membunuh Yesus,
jangan sampai kita juga punya keinginan untuk melenyapkan nyawa sesama dengan
berbagai dalih dan alasan karena itu akan menghilangkan kebahagiaan yang kita cari
dalam hidup ini.
Apakah kita bisa tetap bijaksana jika kita menduduki suatu jabatan tertentu? Bisakah
kita mengambil keputusan penting tanpa mengorbankan orang lain?
Yudi
“Satu-satunya cara anda bisa mengetahui
identitas anda yang sebenarnya adalah
dengan berdiam diri cukup lama agar Allah bisa memberitahukannya kepadamu.”
– Romo Larry Richards
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
24 Maret 2013 : 2 - 6 - 7
HARI MINGGU PALMA
Yes. 50:4-7Mzm. 22:8-9. 17-24Flp. 2:6-11Luk. 22:14-23:56
Flp. 2:6-7, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi bab 2 ayat 6 dan 7 (2-6-7) adalah salah satu favorit
ayat-ayat suci saya. Gampang diingat. 2-6-7, kalau diikuti sesuai tangga nada: do-re-mifa-sol-la-si, 2-6-7 menjadi RELASI. Selidik punya selidik, tidak hanya kebetulan ayat tersebut
berbunyi RELASI, tetapi mempunyai makna bagaimana Allah Bapa di Surga beRELASI dengan
kita yakni dengan mengutus Yesus PutraNya ke dunia ini dengan merendahkan diriNya, bahkan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama seperti kita, seorang manusia. Sang
Sabda sudah menjadi daging!
Cara beRELASI yang sungguh luar biasa! Sangat jarang seorang “BOS” mau turun tahta dan
menjadi seperti seorang “hamba”. Yesus memberikan contoh keteladanan dalam Kerendahan Hati. Inilah salah satu teladan yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada kita dalam hal
beRELASI. Rencana karya keselamatan Allah ini tidak ada cara lain yakni dengan mengutus
PutraNya sendiri menjadi seorang anak “manusia”. Yesus dalam karyaNya seringkali menunjukkan kasih seperti seorang bapa. Lihat saja perumpamaan anak yang hilang, sang gembala baik dan lain sebagainya.
Hari ini RELASI Allah dan manusia ditunjukkan kembali dimana kita merayakan hari Minggu
Palma atau memasuki minggu suci yang merupakan suatu ajakan untuk merenungkan lebih
dalam kisah sengsara Tuhan kita, Yesus Kristus.
Cara beRELASI yang “aneh” dimana Tuhan menunjukkan kasihnya kepada kita. Tuhan tidak
mau kita mati di dalam dosa, oleh sebab itu Dia mengutus AnakNya yang “tidak berdosa”
untuk mengalahkan dosa dan maut selama-lamanya.
Menjadi pertanyaan menarik buat kita. Setelah Allah menunjukkan cinta kasihNya dengan
beRELASI dengan kita, bagaimanakah kita berelasi dengan sesama kita?
Apakah kita mau “turun tahta” dan “mengosongkan diri” (bahasa Yunaninya KENOSIS) dalam
berelasi dengan sesama kita? Dalam arti kita hidup sederajat dengan orang lain. Dalam
berelasi kita tidak memandang jabatan, latar belakang, suku, agama, dan lain sebagainya
yang mempunyai kecenderungan
memisahkan kita satu dengan yang lainnya.
Rm. Vincent , MGL
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
25 Maret 2013 : Teguhkanlah Hatimu
Yes. 42:1-7; Mzm. 27:1,2,3,13-14; Yoh. 12:1-11
Mzm 27 : 13-14 “Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri
orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya,
nantikanlah Tuhan!
Pernahkah anda merasa berputus asa dan serasa mau menyerah, menghadapi beban
dan kehidupan? Jenuh, bosan bahkan sampai mengalami kekhawatiran atau ketakutan yang berlebihan? Hal itu akan terus-menerus terjadi jika kita belum sepenuhnya
mempercayai penyelenggaraan Tuhan dalam hal apapun dalam hidup kita. Mungkin karena kegagalan masa lalu masih menghantui kita ketika melangkah. Namun jika
anda mau mempercayai Tuhan, maka Ia akan berperang demi anda. Tetap menjaga
sikap iman. Tetap tenang dan tetap dalam damai sejahtera. Tetaplah dalam bingkai
positif. Dan janganlah berusaha melakukannya dengan cara anda sendiri. Biarkanlah
Tuhan melakukannya dengan cara-Nya. Jika anda mau mematuhi perintah-perintahNya saja, Ia akan mengubah segala sesuatu untuk berpihak kepada anda.
Anda mungkin sedang mengalami kesukaran-kesukaran yang sangat besar dan anda
tergoda untuk berpikir,” Aku tidak akan pernah keluar dari sini. Ini tidak akan pernah
berubah. Aku tidak akan pernah menang dalam keadaan ini. Saudara yang terkasih janganlah menjadi lemah dan berputus asa tetapi kuatkanlah dan teguhkanlah
hatimu, nantikanlah Tuhan. Nantikanlah janji-janji-Nya, pertolongan-Nya, belas kasih
Tuhan. Anda harus lebih dahulu memenangkan peperangan dalam pikiran anda.
Berdiri teguh. Saat pikiran-pikiran negatif datang tolaklah itu dan gantikanlah semuanya
dengan pikiran-pikiran positif. Hal ini bisa diupayakan dengan membaca buku rohani,
renungan harian, mendengarkan lagu-lagu rohani, adorasi atau mengikuti misa harian
yang membantu anda kembali pada pikiran positif.
Saat anda berada dalam sikap iman, maka anda sedang membuka pintu bagi Tuhan
untuk bekerja dalam keadaan anda. Mungkin anda tidak melihat apa pun yang sedang terjadi secara mata jasmani, tapi janganlah itu membuat anda putus asa. Dalam
alam yang tidak nampak, dalam dunia roh Tuhan sedang bekerja. Tuhan bekerja untuk
kebaikan anda. Tetap konsisten pada pikiran-pikiran yang benar, bukan hanya pada
saat segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak kita, bukan hanya pada saat
tidak ada masalah apapun. Melainkan saat dimasa-masa sukar. Dia akan memberikan
damai sejahtera ditengah-tengah badai yang sedang anda alami. Tetap percaya,
berdiri teguh, tetap penuh iman dan pengharapan sampai dengan Tuhan memenuhi
janji-janjiNya.
LM
“Kemuliaan Maria terletak di dalam fakta
bahwa Ia ingin memuliakan Allah, bukan
dirinya” – Paus Benediktus XVI
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
26 Maret 2013 : Pengalaman Pahit Dikhianati
Yes. 49:1-6; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh. 13:21-33,36-38
Yoh 13:21 Setelah Yesus berkata begitu, Ia mengalami tekanan batin yang sangat
dalam. Lalu Ia mengatakan, “Sungguh benar kataKu ini: Salah seorang dari antara
kalian akan menghianati Aku.”
Pernahkah anda merasakan pahitnya dihianati? Atau sadar anda telah menghianati teman anda? Ataupun dituduh menghianati?
Semua pengalaman ini, baik dihianati, menghianati, ataupun dituduh menghianati, sangatlah menyiksa batin. Saya sendiri saat menyiapkan renungan ini, sedang
bergumul dengan tuduhan keras seorang teman yang mengatakan bahwa saya
telah bersumpah palsu di pengadilan dan karena itu saya telah mengkhianati
persehabatan kami. Hati saya menjadi sangat resah. Saya bertanya-tanya dan
merasa kesal, marah dan kecewa terhadap tuduhan yang tidak benar itu. Kekecewaan saya bertambah saat ia menyampaikan tuduhan ini kepada pastur kepala
saya, sebagai alasan bahwa saya tidak lagi pantas menerima royalti dari sebuah
lagu yang pernah kami tulis bersama. Syukurlah pastur kepala bisa mengerti dan
melalui konsultasi dengannya saya memutuskan untuk menarik diri dari urusan ini.
Pengalaman pahit ini mengajar saya untuk bersyukur karena saya bisa sedikit lebih
dalam merasakan kesesakan batin Tuhan Yesus saat Ia dikhianati. Tuhan Yesus berkata: “Berbahagialah kalian kalau dicela, dianiaya, dan difitnah demi Aku…Bersukacitalah dan bergembiralah, seba besarlah upah disurga yang disediakan Tuhan
untuk kalian.” (Mat 5:11-12). Saya diajak belajar untuk mengampuni dan bersuka
cita didalam kekecewaan dan kemarahan. Saya merasa Tuhan memperbolehkan
ini terjadi karena Dia mau saya menemani Dia disaat hatiNya sedang resah. Kisah
pengkhianatan Yudas kepada Tuhan Yesus membawa hiburan batin buat saya.
Kami jadi bisa berbagi rasa. Yesus mengerti kesesakan batin saya. Yesus sudah
mengalami bagaimana pahitnya dikhianati. Yesus merelakan dirinya dikhianati. Ia
tidak mengutuk Yudas yang mengkhianati Dia. Di saat terakhir ketika menderita dikayu salib Yesus malah mengampuni semua orang yang telah bersalah padaNya
dan memohon pengampunan dari BapaNya untuk mereka .
Ya Yesus, Engkau telah dikhianati oleh Yudas oleh karena tiga puluh keping perak.
Curahkanlah Roh KudusMu agar kamipun bisa menyerahkan segala kekecewaan,
kemarahan, semua kepahitan dan kesesakan batin kami padaMu, menyatukannya dengan Engkau, dan berbagi rasa denganMu. Biarlah Engkau menjadi satu
satunya hiburan kami saat kami tersesak dan hati resah, saat kami dituduh, diejek,
dicela, difitnah, dan dihianati. Kuatkanlah kami untuk terus mengampuni dan
memohon pengampunan Bapa di surga untuk mereka yang melukai kami, dan
curahkanlah rahmat suka citaMu yang berlimpah itu. Yesus, Engkaulah andalan
kami. Amin
Fr. David, MGL
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
27 Maret 2013 : Bertahan Dalam Pencobaan
Yes. 50:4-9a; Mzm. 69:8-10,21bcd-22,31,33-34; Mat. 26:14-25
Yes 50:4Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Injil hari ini menceritakan pengkhianatan Yudas sebagai murid Yesus yang rela menukar
Yesus untuk 30 keping uang perak. Sebuah kisah yang mungkin sudah tidak asing lagi
di telinga kita. Tapi saat saya ingin menulis renungan untuk edisi Fresh Juice kali ini, saya
tidak jadi mengambil kutipan dari kisah Yudas tersebut. Kenapa? Karena ketika saya
membaca ayat dari Kitab Yesaya ini saya langsung merasa ini ayat yang cocok dengan apa yang baru saya alami.
Blackberry saya berbunyi sesaat sebelum mulai menulis renungan ini, ada BBM yang
masuk dari salah seorang teman.
Isi pesannya “Mai, besok mamaku operasi, aku lagi mau bayar beberapa administrasi
untuk persiapan besok, dan waktu aku buka dompetku aku lihat “kitiran” pembatas
buku yang kamu kasih ke aku waktu aku pertama kali gabung ke CCT (Community Care
Team)”. Dan dia mengirimkan foto pembatas buku yang pernah saya buat dulu, ukurannya kecil, ngeprintnya waktu itu buru - buru pakai kertas biasa, tintanya juga mungkin
cepat pudar.
Isi ayatnya adalah dari Yakobus 1 : 12 dengan background Yesus sedang mengangkat
tangan seorang murid yang meminta pertolongan.
“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah
tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”
“Thanks Mai, tetep semangat melayani Tuhan ya karena kamu nggak bakal pernah
tahu gimana hal kecil yang kamu lakuin dengan cinta yang besar, disuatu waktu, bisa
jadi penguatan dan berkat buat orang lain.”
Terharu, rasanya mau nangis baca bbm dan lihat foto pembatas buku di dompetnya.
Kalau diingat - ingat memang saat itu saya mengerjakan renungan persiapan untuk
CCT sekaligus membuat pembatas buku itu di kantor dimana saya harus curi - curi waktu
untuk membuatnya, disamping saya mengerjakan tanggung jawab saya di kantor.
Saya sadar jadi seorang murid Yesus itu tidak gampang. Tapi saya percaya setiap hari,
saya dibentuk mulai dari mulut, lidah, dan telinga seperti murid - murid Yesus kala itu.
Menjadi murid yang bisa memberikan semangat kepada orang yang berbeban. Tapi
saya sadar pula, kadang - kadang saya menjadi Yudas Iskariot, tanpa sadar saya
mengkhianati Yesus dengan segala kesibukan dan rutinitas sehari - hari, dengan keinginan - keinginan duniawi. Saya menukar Yesus dengan kesenangan sesaat, dengan
mengejar materi atau prestasi, melupakan orang - orang di sekitar saya yang membutuhkan, terus menerus berkutat dengan diri saya sendiri.
Semoga dari hari kehari kita sama - sama bisa bertumbuh menjadi murid - murid Yesus
dengan segala jatuh bangun kita. :)
Maia
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
28 Maret 2013 : Warisan Kekal Sang Guru Agung
Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15
Malam Kamis Putih, di mana Perjamuan Malam Terakhir kita peringati, kita mengenang
2 (dua) tindakan simbolis Yesus yang mengejawantahkan kasih, yaitu perjamuan makan
bersama dan membasuh kaki para murid. Perjamuan Malam Terakhir merupakan pengenangan akan Perjamuan Paskah Yahudi sebagaimana dikisahkan dalam bacaan
I. Namun, yang dibuat oleh Yesus tidak sama persis dengan Perjamuan Paskah Yahudi
karena bagi Yesus, perjamuan Paskah yang sesungguhnya adalah pengurbanan diriNya di salib.
Dalam Perjamuan Paskah Yahudi, biasanya dikurbankan seekor lembu/ domba/ kambing dan darahnya dioleskan pada palang pintu rumah. Para penghuni rumah yang
palang pintunya terdapat olesan darah binatang korban itu akan selamat. Dalam Perjamuan Malam Terakhir, yang dikurbankan bukan binatang tetapi diri Yesus sendiri yang
menyerahkan tubuh dan darah-Nya dalam rupa roti dan anggur. Namun, tindakan Yesus ini baru merupakan antisipasi atas pengurbanan diri-Nya di kayu salib esok harinya.
Pada malam itu, Yesus menggunakan roti dan anggur sebagai simbol tubuh dan darahNya yang dikorbankan. Pengorbanan diri Yesus yang sesungguhnya baru terlaksana di
kayu salib di mana darah-Nya yang dioleskan dalam palang salib (bukan pada palang
pintu rumah) mendatangkan keselamatan bagi kita.
Pada malam itu, Yesus juga memberikan perintah bahwa perjamuan yang diadakanNya itu harus terus-menerus dilakukan untuk mengenangkan Dia” (bdk. 1Kor 11:24.25).
Nah, inilah yang kita lakukan setiap kali kita merayakan Ekaristi. Dengan Ekaristi, kira
merayakan dan mensyukuri kasih Allah yang tanpa batas, serta menimba daya penyelamatannya yang memperbarui hidup kita.
Untuk mengejawantahkan kasih yang tak berkesudahan, masih ada satu lagi tindakan
simbolis Yesus, yaitu membasuh kaki para murid. Dalam tradisi Yahudi ada kebiasaan
untuk mencuci kaki sendiri sebelum masuk ruang perjamuan. Hanya tamu yang amat
dihormati yang kakinya dibasuhkan. Nah, dalam tindakan pembasuhan kaki para murid
tersebut, terjadi sesuatu yang unik. Pembasuhan kaki dilakukan pada saat perjamuan.
Yang dibasuh oleh Yesus justru kaki para murid, padahal Yesus adalah Guru dan Tuhan
yang sangat dihormati para murid (Yoh 13:13). Hal ini menegaskan bahwa bagi Yesus,
para murid sangat-sangat berharga dan terhormat. Oleh karena itu, Yesus mengasihi
mereka sepenuh-penuhnya. Tindakan Yesus ini dilakukan sebelum Ia kembali kepada
Allah (Yoh 13:3) supaya para murid mendapat bagian dalam Dia (Yoh 13:8). Bagian
yang dimaksud adalah agar para murid juga mendapat bagian untuk kembali kepada
Allah dan memperoleh anugerah keselamatan abadi. Oleh karena itu, dengan ikut serta dalam perjamuan Tuhan, yang sekarang ini kita alami dalam perayaan Ekaristi, kita
juga dibasuh oleh-Nya sehingga kita mendapat bagian keselamatan abadi dalam Dia.
Di akhir perjamuan, Yesus mengutus para murid untuk mengikuti teladan-Nya dan
setiap akhir Ekaristi pun kita diutus untuk makin mengasihi Tuhan dan sesama. Maka,
seperti Yesus sangat menghargai para murid, marilah kita juga menganggap sesama
sedemikian berharga sehingga harus kita kasihi dan kita layani dengan penuh hormat.
Inilah perintah cinta kasih yang kita terima malam ini dan harus kita wujudkan dalam
hidup sehari-hari.
Hamba yang tidak berguna : Adrian Yance
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
29 Maret 2013 : Jesus is My Real Superhero Forever
Hari Jumat Agung
Yes. 52:13 - 53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1 - 19:42
Yoh 8:18Jawab Yesus: “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu
cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
Seorang pengembara sedang bertanya kepada ke empat orang yang dia temui
dalam perjalanannya. Pertama, dia bertemu dengan seorang anak kecil. “Ayo coba
sebutkan nama jagoan yang kamu tahu ?? Adik kecil itu pun dengan sigap menjawab, “Superman, Batman, Superboy, Pahlawan Bertopeng, Power Ranger, Ultraman, dan
semua yang bisa terbang tinggi.” Kemudian, pengembara bertemu dengan seorang
anak sekolah yang baru pulang dari SD. “Nak, kamu punya jagoan favorit di sekitarmu
?” Anak itu pun menjawab, “Jagoan favoritku adalah bapak dan ibu guru di sekolah.
Mereka mengajar aku supaya pintar dan naik kelas.”
Pengembara melanjutkan perjalanannya, dan ia bertemu dengan orang ketiga, yaitu
seorang cewek ABG yang lagi tersenyum tersipu-sipu. Pengembara penasaran dan kemudian bertanya pada cewek ABG itu, “Nona, kamu punya sosok jagoan yang kamu
idolakan tidak ?” Dengan wajah masih malu-malu dia menjawab, “So pasti pacarku
dong jagoanku !!” Dia rela mati demi cintanya sama aku, hujan badai pun bakal dia
terjang demi datang ke rumahku. Kurang apa lagi coba, pokoknya dia jagoanku yang
paling hueebaattt !!” Dalam hatinya pengembara berkata, “ah, terlalu lebay juga nich
cewek !! Capek dech !”
Terakhir, pengembara ini bertemu dengan seorang Biarawan. Pengembara bertanya
kepada biarawan itu, “Biarawan, anda punya jagoan atau pahlawan idola tidak ?”
Biarawan itu kemudian menjawab, “tentu saya punya jagoan Idola, dan namaNya juga
sangat fenomenal sekali – dialah Yesus my real superhero !! “Dia rela berkurban menyerahkan nyawa-Nya untuk saya dan anda, Dia berani menderita di kayu Salib akibat
dosa-dosa kita, Dia tidak pernah gentar menghadapi setiap cobaan yang datang, dan
Dia adalah sosok yang tegas, berwibawa, dan penuh karisma. Pengembara pun cukup
terpana mendengar jawaban biarawan, dan ia ingin mengetahui lebih lanjut mengenai jagoan dari sang biarawan itu.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Jumat Agung, di mana kita mengenangkan kisah
sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam bacaan Injil, Yesus cukup berani
mengakui bahwa Ia adalah Yesus dari Nazaret. Ia berani berhadapan dengan orangorang yang ingin menangkap-Nya. Ia bahkan meminta orang-orang di sekitarNya untuk pergi, karena serdadu-serdadu hanya ingin menangkap-Nya. Ia peduli dan berani
menderita untuk ditangkap dan di siksa, demi orang-orang yang setia mengikuti ajaran-Nya. Yesus tidak ingin mereka celaka dan ikut di siksa oleh para serdadu.
Apakah selama ini, sosok seorang pahlawan di mata kita hanyalah seperti gambaran
dari seorang anak kecil, anak SD, atau seorang cewek yang lagi kesengsem dengan
pacarnya ? Sudahkah selama ini kita (saya dan anda) menyadari bahwa ada sosok
lain yang memang pantas dijadikan jagoan/superhero sepanjang masa dalam hidup kita ? Yup, nama-Nya Yesus, the real superhero forever. Semoga keteladanan Yesus
yang senantiasa rela berkorban dan menderita untuk kepentingan orang lain, mampu
menjadi contoh bagi kita untuk berbuat demikian juga kepada sesama saudara yang
membutuhkan pertolongan di sekitar kita.
KRIS
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
30 Maret 2013 : Ketakutan
Yes. 12:2-3,4bcd,5-6atau Mzm. 51:12-15,18-19;
Rm. 6:3-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Luk. 24:1-12
Rom. 6:5 „...Jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya“
Luk. 24:6“Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada
kamu, ketika Ia masih di Galilea“
Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang ... atau dengan kata lain „bandel“ saya
punya teman bermain, namanya Iwan. Kami sama-sama punya hobby main sepakbola, apalagi kalau main bola sambil hujan-hujanan wah lebih rame lagi. Tapi kami harus
extra hati-hati waktu pulang, biasanya kami singgah dirumah Iwan supaya bisa cepetcepet minta pembantunya untuk sekedar menghilangkan lumpur di pakaian kami. Beberapa kali kami lolos dari pantauan ibunya Iwan yang terkenal galak itu. Tetapi suatu
hari, waktu kami hendak diam-diam menyelinap ke belakang rumah Iwan, tiba-tiba raut
muka Iwan mendadak pucat pasi, sambil menunjuk-nunjuk ke dinding ruang tamu.Tibatiba, dia menarik tangan saya sambil berbalik dan langsung lari. Saya mengikuti saja
tetapi tidak mengerti kenapa harus lari. Ketika sudah tenang dia menjelaskan, bahwa
„pecut“ hiasan di ruang tamu ternyata sudah tidak ada di tempat semula, pasti sudah
ada di tangan maminya yang sudah siap menunggunya di dapur.
Nah, kalau si Iwan, teman saya ini „ketakutan“ ketika melihat „pecut“ yang tidak ada
lagi di dinding, kira-kira bagaimana perasaan murid-murid Yesus ketika melihat jenasah
Yesus yang tidak ada lagi di kubur? Ketika melihat kubur yang kosong, perempuanperempuan yang membawa rempah-rempah untuk jenasah Yesus malah „berdiri termangu-mangu“ (Luk. 24:4), sementara itu Petrus awalnya „tidak percaya“ (Luk. 24:11),
dan akhirnya ketika ia lari melihat kubur yang kosong, Petrus „bertanya dalam hati apa
yang terjadi“ (Luk. 24:12).
Dalam Injil Lukas, pada akhirnya semua „kebingungan“ akan menjadi jelas dalam kisah
selanjutnya ketika Yesus manampakkan diri kepada dua orang murid yang lari ke Emmaus. „Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia“ (Luk. 24:31),
setelah Yesus „mengambil roti, mengucap berkat, dan memecah-mecahkannya...“
(Luk. 24:29), dengan kata lain, mereka „paham“ akan arti kubur kosong lewat Ekaristi.
Kalau Iwan „ketakutan“ melihat „pecut“ yang hilang, sebaliknya kita sebagai pengikut
Kristus seharusnya „percaya, lega dan gembira“ bahwa Yesus sudah tidak ada lagi
di kubur tetapi sudah bangkit. Karena itu, kalau kita yakin bahwa kelahiran, kehidupan dan kematian Yesus sebagai fakta sejarah, maka kita pun harus percaya bahwa
kebangkitan-Nya pun adalah fakta sejarah. Memang ini tidak mudah. Terlalu misterius
dan cenderung tidak masuk akal. Tetapi kita tidak perlu takut dan putus asa. Yesus sendiri bukan tidak tahu kalau kita meragukan kebangkitann-Nya, kerena itu Ia mewariskan
Ekaristi untuk kita. Setiap saat kita merayakan Ekaristi, seharusnya segala kebingungan
dirubah menjadi kepercayaan, ketakutan berubah menjadi keberanian. Marilah kita
sambut paskah kali ini dengan mohon berkat iman akan kebangkitan Kristus yang menyelamatkan dunia.
Rm. Wenz, MGL
Vol. 40/2013
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
31 Maret 2013 : Selamat Paskah
HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN
Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8;
Yoh. 20:1-9
Paskah menurut tradisi Yahudi, artinya ‘Tuhan lewat’. Saat itu Tuhan datang dan
melalui tulah-tulah, membuat penguasa tertinggi Mesir ketakutan lalu membiarkan bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, dipimpin Musa.
Lalu orang Kristen meneruskan Tradisi Paskah dengan dimulainya 40 hari berpuasa dan berpantang, sebelum hari Raya Paskah. Kalau kita membaca sejarah umat Kristiani, Hari Raya Paskah dirayakan dengan meriah, mulai dengan
adanya Api Paskah, telur Paskah dan hidangan khas Paskah. Di negara-negara
yang memiliki akar Katolik yang Kuat, walau sekarang tradisi itu sudah mulai
ditinggalkan, sebelum Rabu Abu, para pemain Teater membuat pentas-pentas
besar, karena sesudah itu mereka tidak akan bermain sampai Tri Hari Suci. Atau
ada yang membuat Pesta dengan makan daging sepuasnya, karena mereka
akan pantang selama 40 hari sebelum Paskah. Dan saat hari Raya Paskah
mereka pun akan kembali makan sepuasnya. Pesta Carnival besar-besaran
di Brasilia, walau sekarang sudah mulai bersifat umum, sebetulnya, itu adalah
salah satu tradisi sebelum Rabu Abu. Di Spanyol, orang merayakan Paskah
dengan memulai tradisi Perjamuan Suci pada Kamis malam, lalu dilanjutkan
peragaan Jalan Salib di 50 panggung raksasa, di mana orang mengikuti jalan
salib itu dengan berpindah-pindah panggung, sampai malam
Paskah dirayakan dengan meriah dan berpesta pada hari Minggu Paskah.
Itulah gambaran rentetan Perayaan Paskah di negara-negara yang berakar
pada tradisi Kristen.
Berbeda dengan kita yang jauh dari tradisi Kristiani, kita hanya merayakan
Paskah dan rentetannya dimulai dengan Misa Rabu Abu, jalan Salib dan perayaan pesta liturgis di gereja mulai Triahari Suci sampai hari Minggu Paskah.
Namun demikian tetap terasa meriahnya, pada Misa malam Paskah dan Hari
Minggu Paskah. Apalagi, jika selama 40 hari sebelumnya kita sudah mempersiapkan diri puasa atau setidaknya puasa dan pantang pada setiap hari Jumat. Kita betul-betul akan merasakan cinta Yesus yang luar bisa indahnya
kepada kita, secara pribadi.
Rasul Paulus menulis, ‘Sia-sialah Iman Kristiani tanpa kebangkitan Yesus.’
Seorang artis senior Indonesia yang Katolik, pernah diwawancarai untuk acara
Infotaiment dalam rangka hari raya Paskah, dengan tenang menjawab ‘Walau
pun Natal selalu meriah, sebetulnya puncak perayaan iman kami Orang Katolik adalah hari raya Paskah!’
Selamat Paskah!
Narita
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 40/2013
Download