2018 Jabar Targetkan Bebas Rabies Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mencanangkan, bahwa pada tahun 2018 mendatang wilayah Jabar sudah terbebas dari rabies. Menurut Gubernur, langkah gerakan bebas rabies sangat penting menyusul masih tingginya kasus rabies yang terjadi di Kota/Kabupaten di Jabar, dan untuk merealisasikan target Jabar bebas rabies , pihaknya bersama OPD serta sejumlah stakeholder akan terus berusaha mewujudkan gerakan vaksin. “Kita targetkan jadi provinsi ke-10 yang bebas rabies,” kata Gubernur, kepada wartawan usai Peresmian RS Hewan Jabar, di Jalan Raya Tangkuban Parahu Km 22,2 Cikole Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Demikian yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, yang menjadi harapannya “Bebas Rabies 2018”. Sebagaimana kita ketahui, hingga saat ini penularan penyakit rabies (penyakit anjing gila) masih menjadi suatu hal yang sangat dikhawatirkan oleh masyarakat, terlebih di lingkungan tempat tinggal mereka yang masih berkeliaran hewan peliharaan seperti anjing dan kucing yang dengan cepat sekali virusnya masuk kedalam tubuh hewan tersebut. Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing, dan kera. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka berkembangbiak. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari sampai lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala, tempat yang tertutup celana pendek, atau bila gigitan terdapat dibanyak tempat. Pada 20 % penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan, dan demam. Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi, tes antibodi fluoresensi yang dilakukan terhadap hewan tersebut. Tes ini dapat menunjukkan bahwa hewan tersebut menderita rabies. Jika segera dilakukan tindakan pencegahan yang tepat, maka seseorang yang digigit hewan yang menderita rabies kemungkian tidak akan menderita rabies. Tindakan pencegahan yang paling penting adalah penanganan luka gigitan sesegera mungkin. Daerah yang digigit dibersihkan dengan sabun, tusukan yang dalam disemprot dengan air sabun, Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Nyeri dan pembengkakan di tempat suntikan biasanya bersifat ringan, Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka risiko menderita rabies akan berkurang. Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari. Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia), kejang, kelelahan atau kelumpuhan total. Meskipun kematian karena rabies diduga tidak dapat dihindarkan, tetapi beberapa orang penderita selamat. Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terjangkit. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, misalnya Dokter Hewan, Petugas Laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi, dan orang - orang yang tinggal di lingkungan yang banyak terdapat anjing rabies selama lebih dari 30 hari. (admin/net)