BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai pertukaran antara mereka dengan pelanggannya. Berdasarkan pengertiannya, pemasaran lebih umum daripada komunikasi pemasaran, tetapi kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jadi, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Bagi setiap perusahaan, konsumen memiliki peranan yang sangat penting karena masing-masing konsumen memiliki perilaku dan karakteristik yang berbeda-beda. Perusahaan dituntut untuk mengetahui benar-benar calon konsumen yang akan menjadi sasaran pemasaran mereka dan mengetahui faktor-faktor yang membentuk perilaku calon konsumennya. Maka dari itu, perusahaan selaku produsen dapat menentukan strategi komunikasi yang tepat untuk dapat menarik calon konsumen yang menjadi target pemasaran mereka. Di era yang berkembang saat ini, perusahaan juga dituntut mengembangkan aspek yang kreatif dalam hal apapun demi menarik dan mendapatkan calon konsumennya, salah satunya dengan saat ini banyak dijumpai fenomena mulai berkembangnya industri kreatif. Perkembangan zaman saat ini banyak sekali diikuti oleh perkembangan dari berbagai aspek dan hal. Seperti perkembangan industri kreatif pada saat ini banyak sekali bermunculan khususnya dibidang usaha dan bisnis. Tak tanggung-tanggung, anak muda atau remaja yang sudah memiliki masa depan yang diimpikan, mereka wujudkan dari industri 1 kreatif. Industri kreatif anak muda biasanya tidak jauh dari pergaulan yang berkembang seperti teknologi serta fashion. Industri kreatif di Indonesia merupakan industri baru yang berlandaskan inovasi dan kreativitas sehingga memaksa produsen dalam industri ini untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produknya. Krisis keuangan global yang terjadi, merupakan salah satu penyebab perlunya dikembangkan indistri kreatif secara serius. Industri kreatif merupakan cerminan industri dari usaha kecil dan menengah. Kota Bandung dan Yogyakarta merupakan kota yang mengawali industri kreatif, melalui inovasi yang dilakukan anak-anak muda yang memiliki bakat seni yang kemudian disalurkan menjadi industri-industri dalam negeri hingga bisa mencapai pasaran baik di dalam maupun luar negeri. Banyak sekali industriindustri kreatif di Yogyakarta yang awalnya dinaungi oleh anak-anak muda yang memiliki bakat khususnya dibidang usaha dan bisnis. Distro atau distribution outlet merupakan toko atau gerai yang menjual berbagai barang dan pernak-pernik kebutuhan anak-anak gaul.1 Yang dijual disini (distro) adalah barang-barang independen buatan anak-anak muda sendiri. Di sebuah gerai distro umumnya bisa ditemukan merchandise atau berbagai merek dari industri clothing seperti t-shirt, jeans, jaket, topi, tas, dompet, ikat pinggang, serta aksesoris seperti kalung, gelang, rantai, poster, kaset, CD, hingga majalah musik indie. Distro atau distribution outlet merupakan tempat penitipan yang akan dijual dari industri clothing dan industri merchandise. Distribution Outlet atau Distro juga merupakan tempat penampungan dari beberapa industri yang bergerak dikalangan anak muda seperti industri clothing dan merchandise yang berada pada satu gerai sehingga calon konsumen dapat memilih apa yang akan dibeli dalam satu ruangan. Di Yogyakarta, pusat distro 1 Agnes Yo, 25 Peluang Usaha Pendulang Uang (Yogyakarta: Indonesia Cerdas, 2007), hlm. 93 2 terletak di jalan Cendrawasih, Demangan dan di sana banyak beragam merek clothing yang ditawarkan.2 Industri Clothing merupakan sebuah industri yang bergerak di dalam dunia fashion anak-anak muda. Perkembangan zaman yang semakin maju dan cepat membuat anak-anak muda saat ini dikaitkan dengan industri clothing. Tak hanya industri clothing saja yang banyak ditemukan, industri dibidang merchandise pun mulai banyak dijumpai. Industri merchandise merupakan industri yang bisa dikatakan sebagai hasil karya atau buah tangan yang bentuknya bisa bermacammacam seperti kaos, kalender, mug, dan lain-lain. Di Yogyakarta pada tahun 2012 jumlah pelaku industri kreatif sebanyak 33.882 orang dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 83.000 orang.3 Industri clothing, merchandise, dan distribution outlet merupakan contoh industri, usaha maupun bisnis yang dikembangkan anak-anak muda yang memiliki inovasi dan kreatifitas. Banyaknya industri kreatif yang berkembang saat ini membuat masing-masing industri kreatif khususnya distribution outlet sebagai sebuah gerai yang menampung beberapa industri kreatif yang lain harus mengejar target penjualan dan keuntungan mereka tanpa memikirkan citra atau image dari masing-masing industri tersebut. Nimco Royal Store atau yang sering disebut Distro Nimco merupakan sebuah gerai yang menjual pakaian dan pernak-pernik yang konsepnya bergerak di bidang industri kreatif yang banyak diminati oleh anak muda. Nimco awalnya merupakan clothing line yang berdiri sejak tahun 2006, mempunyai semua item yang dibutuhkan seperti kaos, kemeja, tas, jaket, topi, sandal, boxer, celana, dress, dan lain-lain dengan 114 titik distribusi yang tersebar di 33 Provinsi yang ada di Indonesia dan terus bertambah seiring permintaan pasar. Berawal dari pemikiran idealisme founder yang ingin menghasilkan produk-produk yang kreatif, fleksibel, serta bisa mencerminkan gaya hidup anak muda jaman sekarang, untuk menjaga 2 Theresia T. Andayani, 2013, “Bisnis Distro Kian Bergeliat di Yogya”, http://jogja.tribunnews.com/2013/01/14/bisnis-distro-kian-bergeliat-di-yogya, diakses pada tanggal 20 April 2015 pukul 13.16 wib. 3 Abdul Hamied Razak, 2014, “Karya SDM, Industri Kreatif di DIY Terus Tumbuh”, http://www.solopos.com/2014/08/20/kaya-sdm-industri-kreatif-di-diy-terus-tumbuh-528212, diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 22.38 wib. 3 kualitas dan layanan bagi konsumennya, perusahaan mulai melakukan pembenahan manajemen yang lebih efektif karena sudah memiliki tempat produksi dan gudang serta kantor sendiri.4 Sedangkan pada tahun 2013 tepatnya bulan Agustus Nimco Royal Store atau yang biasa disebut oleh anak muda dengan sebutan "Distro" Nimco berdiri dengan manajemen sendiri namun masih dalam satu manajemen terpusat dengan Nimco Office. Distro Nimco ini berlokasi di kawasan yang sangat strategis, karena berlokasi di pusat wisata belanja atau distro yaitu di komplek Jl. Cendrawasih Demangan Baru Yogyakarta. Nimco Royal Store atatu Distro Nimco dapat terhitung pendatang baru sebagai gerai toko di komplek Jl. Cendrawasih Demangan Baru, Yogyakarta karena sebelumnya Nimco hanya sebuah brand atau merek yang dikenal oleh sebagian kalangan. Sebagai distro yang terhitung baru berdiri, Nimco ingin dikenal oleh masyarakat luas sebagai brand serta distro yang dapat bersaing dengan distro atau brand yang sudah dahulu berdiri seperti Starcross, Crowd, 308, dan lain-lain. Target setiap perusahaan khususnya Nimco yaitu menarik konsumen untuk membeli produk mereka serta meningkatkan kunjungan konsumen melalui bauran pemasaran yang dilakukan oleh Nimco itu sendiri. Rata-rata pengunjung setiap bulan mencapai 10.000 orang, tetapi pada saat lebaran dapat mencapai 3-4 kali lipat. Sementara target setiap bulan adalah 300-400 juta rupiah (Andre Sigit, General Manager Nimco). Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa strategi yang dapat dilakukan Nimco untuk meningkatkan kunjungan konsumen lebih banyak lagi adalah dengan melakukan bauran pemasaran yang tepat sehingga target konsumen dapat meningkat dan dapat menghadapi persaingan dengan pihak kompetitor dengan melakukan inovasi-inovasi di bidang komunikasi pemasaran. 4 Nimco, 2015, “Tentang Kami”, http://nimcopoop.com/about-us/, diakses pada tanggal 8 Juli 2015 pukul 12.44 wib. 4 B. Rumusan Masalah Bagaimana strategi komunikasi pemasaran distribution outlet “Nimco” dalam meningkatkan kunjungan konsumen? C. Tujuan Penelitian Mengetahui strategi komunikasi pemasaran distribution outlet “Nimco” dalam meningkatkan kunjungan konsumen. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu komunikasi terutama ilmu komunikasi pemasaran dan hubungan masyarakat serta memberikan pemahaman bagi penelitian yang akan datang khususnya mengenai strategi komunikasi pemasaran dalam suatu industri kreatif yang bergerak di bidang fashion dalam meningkatkan kunjungan konsumen. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan memberikan ilmu dan pengetahuan bagi penulis, khususnya strategi komunikasi pemasaran pada industri kreatif yang bergerak di bidang fashion dalam meningkatkan kunjungan konsumen. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan terutama dalam hal citra atau image dalam suatu industri kreatif, khususnya dalam bidang Industri yang bergerak dibidang anak muda yaitu Distribution Outlet atau Distro. 5 E. Kerangka Pemikiran Penelitian ini membahas mengenai bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan Distro Nimco dalam meningkatkan kunjungan konsumen. Untuk memperjelas kerangka pemikiran yang diletakkan sebagai dasar dalam penelitian ini, maka penulis akan menggunakan beberapa subtopik sebagai berikut: 1. Strategi John A. Byrne dalam Suyanto (2007: 16) mendefinisikan strategi sebagai sebuah pola yang mendasar dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan, penyebaran sumber daya dan interaksi organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan. Menurut Kotler (2003: 191) strategi adalah perekat yang bertujuan untuk membantu dan memberikan nilai proposisi yang konsisten dan membangun citra yang berbeda kepada sasaran pasar. Kotler (2003: 191) mengatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki strategi yang unik apabila: a. Menentukan sasaran pasar dan kebutuhan yang jelas. b. Mengembangkan proposisi nilai yang berbeda dan unggul bagi pasar tersebut. c. Mengatur sebuah jaringan pemasokan yang berbeda untuk menyampaikan proposisi nilai tersebut pada sasaran pasarnya. Strategi juga berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu organisasi menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan sekitar, terutama terhadap kompetitor. Strategi dapat memberikan manfaat melalui kegiatannya yang bersifat taktik karena akan membangun dan menciptakan kekuatan secara terus menerus dan konsisten. Strategi pada hakekatnya adalah sebuah perencanaan dan manajemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi berarti perpaduan antara perencanaan komunikasi 6 dengan manajemen komunikasi untuk menetapkan tujuan yang sudah direncanakan dari awal. Dalam menentukan strategi komunikasi dalam perusahaan, tentunya sangat dibutuhkan perencanaan yang matang agar strategi dapat dijalankan ketika praktek atau pada saat di lapangan dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Fred R. David (2004: 231-256) jenis-jenis strategi akan dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu: a. Strategi Integrasi Strategi integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok, dan atau pesaing. Jenis-jenis integrasi adalah sebagai berikut: i. Integrasi ke Depan Integrasi ke depan adalah jenis integrasi yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel. ii. Integrasi ke Belakang Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. iii. Integrasi Horizontal Integrasi horizontal adalah jenis integrasi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing. b. Strategi Intensif Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Jenis-jenis intensif adalah sebagai berikut: i. Penetrasi Pasar Penetrasi pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada 7 di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. ii. Pengembangan Pasar Pengembangan pasar adalah jenis strategi yang memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru. iii. Pengembangan Produk Pengembangan produk adalah jenis strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru. c. Strategi Diversifikasi Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi di mana perusahaan menambah produk atau jasa baru untuk membantu meningkatkan penjualan perusahaan. Jenis-jenis diversifikasi adalah sebagai berikut: i. Diversifikasi Terkait Diversifikasi terkait adalah jenis strategi di mana perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan yang lama. ii. Diversifikasi Tak Terkait Diversifikasi tak terkait adalah jenis strategi di mana perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan sama sekali dengan garis bisnis perusahaan sebelumnya. d. Strategi Defensif Strategi defensif adalah jenis strategi di mana kondisi perusahaan sedang mengalami penurunan sehingga harus melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan asset untuk 8 meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Jenis-jenis defensif adalah sebagai berikut: i. Penciutan Penciutan adalah strategi di mana dilakukan pengelompokan ulang (re-grouping) melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. ii. Divestasi Divestasi adalah strategi di mana dilakukan penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi. iii. Likuidasi Likuidasi adalah strategi di mana dilakukan penjualan seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk kekayaan berwujudnya. 2. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran menurut Shimp, Terence A. (2003: 87) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana di mana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran menurut Duncan dan Moriarty dalam Morissan (2007: 8) adalah pendekatan pemasaran "generasi baru" yang digunakan perusahaan untuk lebih memfokuskan upaya mereka dalam memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan hubungan perusahaan dengan para pelanggan serta pihak-pihak terkait lainnya. Menurut Tjiptono (1995: 219) komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas 9 perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Assael, dalam Rangkuti (2009: 59-60), proses komunikasi pemasaran harus melalui empat tahap yaitu a. Sumber Proses komunikasi pemasaran pertama kali datang dari sumber, bisa dari komunikator secara langsung, publisitas atau iklan. Sebelum melakukan komunikasi pemasaran, harus terlebih dahulu menentukan tujuan, kampanye iklan, target pemasaran beserta segmentasinya, serta positioning sehingga pesan yang disampaikan lebih menarik. Hambatan komunikasi pemasaran dalam tahap ini adalah pemasar harus menentukan tujuan komunikasi yang jelas terutama harus membuat konsep produk yang spesifik, agar konsumen tidak bertambah bingung. b. Encoding Pemasar menerjemahkan atau menerangkan tujuan dan target konsumen dalam bentuk format pesan yang intinya adalah menciptakan pesan untuk mengomunikasikan manfaat produk dan jenis komunikasi apa yang akan digunakan. Hambatan komunikasi pemasaran tahap ini adalah pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan target pasar, serta penempatan media dan ketidaksesuaian antara iklan yang disampaikan dan kebutuhan target pasar. c. Transmisi Proses menyampaikan pesan melalui suatu media yang tepat sesuai karakteristik target pasar. Pesan yang disampaikan diharapkan diterima oleh konsumen. Hambatan komunikasi pemasaran pada tahap ini adalah pemahaman konsumen dalam menangkap pesan iklan yang tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh si pemasang iklan. Atau, akibat iklan yang buruk dan menyinggung produk pesaing sehingga menyebabkan timbulnya reaksi terhadap iklan tersebut yang 10 mengakibatkan semakin meningkatkan perang iklan yang saling menjatuhkan. d. Decoding Penerima atau konsumen akan memberikan respons ketika pesan yang disampaikan sudah diterima. Respons tersebut dapat bersifat positif, negatif, atau netral. Hambatan komunikasi pemasaran tahap ini adalah timbulnya reaksi negatif akibat iklan yang tidak bisa dipercaya atau iklan yang tidak menarik. Tabel I.1 Proses Komunikasi Pemasaran Proses Komunikasi Pemasaran Sumber Implementasi Encoding Menciptakan pesan Proses Menentukan untuk Komunikasi tujuan mengomunikasikan Pemasaran manfaat produk Transmisi Decoding Respons Menyampaikan persepsi dan pesan pada target interpretasi dari konsumen pesan yang diterima Kejanggalan Pendefinisian Pesan yang tidak menjangkau Iklan yang tidak Hambatan tujuan dan sesuai dengan target konsumen bisa dipercaya Komunikasi konsep produk kebutuhan atau / meningkatnya atau iklan yang yang buruk iklan yang buruk persaingan dalam tidak menarik iklan Sumber : Rangkuti (2009: 60). Lingkup komunikasi pemasaran terbagi menjadi dua yaitu komunikasi pemasaran internal dan eksternal. Komunikasi pemasaran internal lebih memiliki kekuatan dan berhubungan langsung dengan komunikasi ke dalam perusahaan. Dalam komunikasi pemasaran eksternal, pesan akan membuat gambaran bisnis pemasaran yang ada, tetapi tujuan komunikasi pemasaran adalah menciptakan citra atau image perusahaan yang ada. Yang menjadi sasaran dalam komunikasi eksternal adalah pada stakeholders, terutama pelanggan dan khalayak. 11 Menurut Lovelock dan Wright (2005: 98) tugas-tugas yang diserahkan untuk komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut: a. Menginformasikan dan mendidik calon pelanggan tentang perusahaan, barang, dan jasa yang ditawarkan. b. Membujuk pasar sasaran bahwa produk jasa tertentu menawarkan solusi terbaik bagi kebutuhan-kebutuhan mereka, dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. c. Mengingatkan kembali pelanggan tentang produk tersebut dan memotivasi mereka untuk bertindak. d. Memelihara hubungan dengan pelanggan yang sudah ada dan memberikan berita terbaru serta informasi lebih lanjut tentang bagaiman mendapatkan hasil terbaik dari produk-produk perusahaan tersebut. Purba, dkk (2006: 126-127) mengatakan kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan bauran pemasaran (promotion mix) yaitu periklanan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity) serta pemasaran langsung (direct marketing). 3. Strategi Komunikasi Pemasaran Kennedy & Soemanagara (2006: 40) menyatakan bahwa perangkat dasar untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan sering disebut sebagai bauran komunikasi pemasaran (Marketing Communication Mix) yang terdiri dari : advertising, sales promotion, public relations and publicity, personal selling, dan direct selling. Menurut Kotler (2002) total bauran promosi (promotion mix) sebuah perusahaan juga disebut bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) yang terdiri dari campuran spesifik periklanan, public relations, personal selling, promosi penjualan, dan alat-alat direct 12 marketing yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan konsumen atau pelanggan. ada lima alat promosi utama yang didefinisikan sebagai berikut: a. Periklanan (Advertising) Semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. c. Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relations and Publicity) Berbagai program untuk mempromosikan dan membangun atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. d. Penjualan secara pribadi (Personal Selling) Interaksi secara langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. e. Pemasaran langsung (Direct Marketing) Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen tertentu dan calon konsumen. Menurut Smith (1996: 19) Marketing Communication Mix biasanya terdiri atas: a. Penjualan (Selling) Merupakan saluran yang melibatkan dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi secara langsung. komunikasi dilakukan secara tatap muka di hadapan khalayak, lewat telepon, media atau surat. b. Iklan (Advertising) 13 Merupakan saluran media massa yang dilakukan melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, atau media lainnya. Saluran ini merupakan saluran komunikasi non personal, karena ditujukan untuk khalayak luas. Advertising bertujuan untuk menciptakan brand awareness dan membangun citra (image). c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Adalah penggunaan intensif yang diberikan oleh perusahaan untuk membujuk konsumen membeli suatu produk. d. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Merupakan bentuk komunikasi langsung dengan khalayak untuk mengetahui respon konsumen. e. Pemberian Sponsor (Sponsorship) Yaitu pada satu kegiatan yang diperkirakan dapat memenuhi tujuan seperti meningkatkan penjualan, meningkatkan reputasi perusahaan, brand image, brand awareness, dan lain-lain. f. Identitas Korporasi (Corporate Identity) Adalah strategi komunikasi yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. g. Kemasan (Packaging) Adalah kegiatan untuk mendesain dan membuat bungkus suatu produk. Packaging juga menjadi elemen penting dalam Marketing Communication Mix, karena seringkali keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh pembungkusnya (desain, warna, bentuk). h. Point of Sale and Merchandising Adalah komunikasi dengan melakukan display atau store design. Selain itu termasuk di dalamnya adalah leaflet, sticker, poster, spanduk, dan lainnya. i. Word of Mouth 14 Adalah komunikasi personal yang dianggap penting efektif dalam memberikan informasi tentang suatu produk. Word of Mouth juga efektif untuk mempengaruhi seseorang karena informasi dari individu lainnya biasanya dianggap tidak biasa. khalayak cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari kenalannya dibandingkan dengan informasi yang dipasang di media. Menurut Josep D. Fridgen (1996) yang dimaksud dengan Word of Mouth adalah promosi yang dilakukan melalui mulut ke mulut dengan cara menceritakan pengalaman atau keunggulan dari produk. Promosi melalui mulut ke mulut yang dilakukan oleh teman atau kerabat ini krebilitasnya tinggi, jadi lebih bersifat persuasif atau mempengaruhi daripada promosi melalui iklan. Dengan berkembangnya jaman, persaingan pasar yang semakin ketat, berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen tentunya sangat dibutuhkan media internet untuk melakukan promosi secara online atau online marketing. Online marketing adalah ajang promosi yang dilakukan suatu perusahaan untuk memberikan informasi tentang suatu produk dan menarik konsumen melalui media sosial seperti website, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Marketing communication tools yang biasa digunakan oleh pemasaran diantaranya adalah advertising, sales promotion, public relations, personal selling, direct marketing, dan online marketing. Untuk mendukung masing-masing tools mencapai tujuan komunikasi pemasaran, pemasar harus benar-benar memikirkan pesan komunikasi pemasaran dan media komunikasi pemasaran untuk menyampaikan pesan tersebut. Dengan menggunakan marketing communication tools yang tepat, perusahaan selaku komunikator dapat memperkenalkan serta memasarkan barang, produk, atau jasanya kepada konsumen selaku komunikan. Oleh karena itu, perencanaan dan pemilihan marketing communication tools sangat penting karena tools tersebut merupakan perantara komunikasi 15 perusahaan dalam memasarkan dan mengenalkan barang, produk, atau jasa mereka kepada konsumen. 4. Minat Pengunjung Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka, dan gembira. Pintrich dan Schunk (1996) menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir, dan prestasi. Krapp, Hidi, dan Renninger dalam Pintrich dan Schunk (1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu: a. Minat Pribadi Diartikan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cenderung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topik spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut. b. Minat Situasi Merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan. c. Minat dalam Ciri Psikologi Merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger dalam Pintrich dan Schunk (1996) menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena 16 seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut. Menurut Slameto (2003: 180) menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Lebih lanjut Slamet juga mengemukakan bahwa suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunujukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Seseorang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat juga sangat berpengaruh terhadap suatu proses. Apabila seseorang tidak berminat dengan suatu aktivitas maka orang tersebut tidak akan peduli atau berpartisipasi dengan aktivitas tersebut, begitu sebaliknya apabila seseorang berminat dengan suatu aktivitas maka orang tersebut akan antusias dengan aktivitas tersebut. Bigne (2005), Ekinci dan Hosany (2006), Alampay (2003), dan Rosen (1987) menjelaskan kecenderungan seseorang menunjukkan minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri: a. Kemauan untuk mencari informasi terhadap suatu produk atau jasa Pengunjung atau konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk mencari informasi lebih detil tentang produk atau jasa tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti bagaimana spesifikasi produk atau jasa yang digunakan, sebelum menggunakan produk atau jasa tersebut. b. Kesediaan untuk membayar barang atau jasa Pengunjung atau konsumen yang memiliki minat terhadap suatu produk atau jasa dapat dilihat dari bentuk pengorbanan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa, pengunjung atau konsumen yang cenderung memiliki minat lebih terhadap suatu barang atau jasa akan bersedia untuk membayar barang atau jasa 17 tersebut dengan tujuan dapat menggunakan barang atau jasa tersebut. c. Menceritakan hal yang positif Pengunjung atau konsumen yang memiliki minat besar terhadap suatu produk atau jasa, jika ditanya pengunjung atau konsumen lain, maka secara otomatis mereka akan menceritakan hal yang positif terhadap pengunjung atau konsumen yang lain, karena pengunjung atau konsumen yang memiliki suatu minat secara eksplisit memiliki suatu keingininan dan kepercayaan terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan. d. Kecenderungan untuk merekomendasikan Pengunjung atau konsumen yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang, selain akan menceritakan hal yang positif, mereka juga akan merekomendasikan kepada orang lain untuk juga menggunakan barang atau jasa tersebut, karena seorang yang memiliki minat yang besar terhadap suatu barang akan cenderung memiliki pemikiran yang positif terhadap barang atau jasa tersebut, sehingga jika ditanya pengunjung atau konsumen laim maka konsumen tersebut akan cenderung merekomendasikan kepada yang lain. F. Kerangka Konsep Dengan berkembangnya industri-industri kreatif yang berada di Yogyakarta membuat persaingan setiap industri untuk menarik konsumen sebagai target utamanya semakin ketat. Setiap industri kreatif memiliki konsep tersendiri untuk membuat strategi komunikasi pemasaran dengan harapan dan tujuan utama bisa menarik minat dan kunjungan konsumen sebanyak-banyaknya yang diharapkan target konsumen setiap perusahaan akan tercapai. Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang sudah dipaparkan di atas, konsep pada penelitian ini akan merujuk pada strategi dan strategi komunikasi pemasaran. 18 Kotler (2003: 191) mengatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki strategi yang unik apabila: a. Menentukan sasaran pasar dan kebutuhan yang jelas. b. Mengembangkan proposisi nilai yang berbeda dan unggul bagi pasar tersebut. c. Mengatur sebuah jaringan pemasokan yang berbeda untuk menyampaikan proposisi nilai tersebut pada sasaran pasarnya. Sedangkan dalam strategi tersebut nantinya akan dilihat berdasarkan dari jenis-jenis strategi menurut Fred R. David (2004: 231-256) yaitu: a. Integrasi ke Depan b. Integrasi ke Belakang c. Integrasi Horizontal d. Intensif Penetrasi Pasar e. Intensif Pengembangan Pasar f. Intensif Pengembangan Produk g. Diversifikasi Terkait h. Diversifikasi Tak Terkait i. Defensif Penciutan j. Defensif Divestasi k. Defensif Likuidasi Kemudian untuk strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan oleh industri kreatif adalah dengan memaksimalkan bauran komunikasi pemasaran. Kotler (2002) menyatakan bahwa bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) yang juga sebagai alat promosi utama adalah a. Periklanan (Advertising) b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relations and Publicity) d. Penjualan secara Pribadi (Personal Selling) e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) 19 G. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Lexy Moleong (2006: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, atau tindakan. Menurut Nawawi dan Martini (1994: 73), metode deskriptif adalah metode yang melukiskan keadaan suatu objek atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta historis tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 120) penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu. Menurut Nawawi (2003: 1) data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan distro Nimco dalam rangka meningkatkan kunjungan konsumen. 2. Sumber Data a. Data Primer Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari observasi pasif dan wawancara secara langsung kepada sejumlah partisipan yang sesuai dengan target dan yang dianggap mewakili populasi yaitu manajemen, karyawan, dan pengunjung Distro Nimco. Observasi pasif dilakukan dengan cara peneliti datang langsung di tempat kegiatan responden yang akan 20 diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Wawancara juga dilakukan untuk memperoleh data serta mengetahui hal-hal yang sifatnya lebih mendalam dari partisipan. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini antara lain data-data yang diperoleh melalui studi pustaka yang relevan dengan topik penelitian, seperti buku, jurnal, maupun website sebagai pelengkap data primer. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Marshall dalam Sugiyono (2012: 226) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2012: 226) mengklarifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terangterangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi yang tak terstruktur (unstructured observation). Menurut Spradley, dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu partisipasi pasif (passive participation), partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif (active participation), dan partisipasi lengkap (complete participation) (Sugiyono, 2012: 226). Dari beberapa macam jenis obervasi yang ada, penulis akan menggunakan jenis observasi partisipasi pasif yaitu dilakukan dengan cara datang langsung di tempat kegiatan partisipan yang akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2012: 227). Adapun yang akan penulis observasi adalah manajemen dan karyawan Distro Nimco. b. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna 21 dalam suatu topik tertentu. Jadi dengan wawancara, maka penulis akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Partisipan atau informan dalam penelitian ini adalah manajemen dan karyawan distro Nimco yang fungsinya untuk mencari informasi lebih mendalam. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan persitiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan cara melihat dokumen-dokumen dari Distribution Outlet Nimco itu sendiri atau dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini yang berdasarkan fakta sesuai di lapangan untuk memperoleh data yang menunjang penelitian. 4. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah manajemen, karyawan, dan pengunjung Distro Nimco, sedangkan penelitian ini dilakukan di Nimco Royal Store (Distro Nimco) Jl. Cendrawasih no 25B Demangan Baru Yogyakarta. 5. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2012: 244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data akan dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012: 246), ada tiga tahap dalam menganalisis data dengan menggunakan metode interaktif yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data 22 display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing / verification). Adapun penjelasan ketiga tahap tersebut sebagai berikut: a. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pada tahap ini penulis akan mempelajari dan menelaah seluruh data yang sudah dikumpulkan mengenai strategi komunikasi pemasaran distribution outlet “Nimco” dalam meningkatkan kunjungan konsumen, yang kemudian akan dikategorikan. b. Penyajian Data (Data Display) Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data atau data display. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugioyono (2012), yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Adapun pada tahap ini penulis akan menyajikan data secara deskriptif dan sistematis sehingga penelitian ini dapat diketahui dengan mudah dan jelas. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing / Verification) Setelah penyajian data dilakukan, tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Melalui tahap ini penulis akan menyimpulkan dan melihat kebenaran hasil analisis yang sudah dilakukan dengan didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan konsisten. 23 6. Teknik Keabsahan Data Supaya data atau informasi yang diperoleh dapat menjadi valid, maka data atau informasi dari satu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data untuk mencegah adanya subjektivitas. Metode ini disebut triangulasi. Menurut Moleong (2007: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin dalam Moleong (2007: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yakni membandingkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang berkaitan. 24