PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Nunuk Putri Permatasari 119114075 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Oleh : Nunuk Putri Permatasari NIM : 119114075 Telah disetujui oleh : Dosen Pembimbing Tanggal……………… Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Dipersiapkan dan ditulis oleh : Nunuk Putri Permatasari NIM : 119114075 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 26 Januari 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Tim Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji I : Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. Penguji II : YB. Cahya Widiyanto, Ph. D. Penguji III : Drs. H. Wahyudi, M. Si. Yogyakarta, ……………… Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Halaman Motto “Be yourself, you’ll be fine” (Honda Tohru’s Mom) To get a success, your courage must be greater than your fear janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan (Yesaya 41 : 10) iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Halaman Persembahan Skripsi ini kupersembahkan bagi, Tuhan Yesus Kristus yang selalu berada di sisiku untuk menguatkan dan memberikan penghiburan, Kedua orangtuaku yang sabar, Bapak Subandi & Ibu Eko Purwani, Kakak laki-laki penyemangatku, Mas Nugroho Danang Sasongko, Teman-teman yang membantu dan membuatku untuk tetap maju, Dan bagi diriku sendiri yang sudah mengumpulkan niat dan menyelesaikan proyek tertulis terbesar sepanjang hidup ini v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana selayakya sebuah karya ilmiah. Yogyakarta, 5 Januari 2016 Penulis Nunuk Putri Permatasari vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Nunuk Putri Permatasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh kontrol diri pada perilaku agresi pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah kontrol diri mampu memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka analisis hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 11-24 tahun dan belum menikah, dengan jumlah subjek laki-laki sebanyak 73 orang dan subjek perempuan sebanyak 164 orang. Dalam penelitian ini digunakan dua skala, variabel kontrol diri diukur menggunakan Skala Kontrol Diri berdasar pada teori kontrol diri Baumeister dan variabel perilaku agresi diukur menggunakan Skala Perilaku Agresi berdasarkan teori agresi Buss & Perry. Koefisien reliabilitas dari Skala Kontrol Diri sebesar 0,928, sedangkan reliabilitas Skala Perilaku Agresi sebesar 0,902. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai B = -0,496. Hasil tersebut menyatakan bahwa kontrol diri dapat menjadi prediktor perilaku pada remaja secara negatif. Sedangkan kekuatan prediksi kontrol diri terhadap perilaku agresi sebesar 26,7%. Kata kunci : kontrol diri, perilaku agresi, remaja, analisis regresi vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI THE CORRELATION BETWEEN SELF-CONTROL AND AGGRESSION BEHAVIOR IN ADOLESCENT Nunuk Putri Permatasari ABSTRACT The aim of this study is to know the influence of self-control to aggression behavior in adolescent. The hypothesis of this study is that self-control can predict aggression behavior in adolescent negatively. In order to prove the hypothesis, researcher used the hypothesis analysis in SPSS 16.00. Subject in this study consist of adolescent in age range between 11-24 years old, 73 male subjects and 164 female subjects. This study used two scales. The first scale is self-control variable that was measured using Self-control Scale that based on self-control theory by Baumeister. And the second scale is aggression behavior variable that was measured using Aggression Behavior Scale that based on aggression theory by Buss & Perry. Reliability coefficient of Self-control Scale is 0,928, while Aggression Behavior Scale is 0,902. Based on the study, researcher obtained significant value 0,000 (p < 0,05), B = -0,496. This result indicates that self-control can predict aggression behaviornegatively in adolescent. Whereas the prediction strength of self-control toward aggression behavior is 26,7% Keyword : self-control, aggression behavior, regression analysis viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Nunuk Putri Permatasari Nomor Mahasiswa : 119114075 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku Agresi pada Remaja Beserta perangkat diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dib uat di Yogyakarta Pada tanggal : 5 Januari 2016 Yang menyatakan, (Nunuk Putri Permatasari) ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus atas penyertaan dan rahmat-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Begitu banyak perjuangan dalam bertanding dengan diri sendiri sehingga akhirnya mau untuk berjuang dalam pengerjaan skripsi ini. Tentu dalam pengerjaan skripsi ini ada banyak pihak yang senantiasa membuat penulis merasa terdukung karena cinta dan dukungannya. Oleh karena penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing penulis 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si selaku Kepala Program Studi Universitas Sanata Dharma 3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M. Psi selaku dosen pembimbing akademik penulis 4. Mas Muji, Mas Doni, dan teman-teman (Vivi, Martha, Iyah, Ivana, dan Natan) yang memberikan pengalaman berharga selama penulis menjadi student staff laboratorium psikologi. Kalian memberikan canda dan tawa di tengah-tengah tekanan dunia yang sangat luar biasa. 5. Mas Gandung, Ibu Nanik, Pak Giek, dan teman-teman dari student staff sekretariat (Sila, Arum, Netty, Yoan, dkk) yang selalu melayani dengan tulus dan totalitas. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. Seluruh karyawan Bappeda Sleman yang mempermudahkan penulis dalam hal perijinan. Pelayanan yang cepat, nyaman, dan ramah membuat penulis merasa termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepala Sekolah SMPN 4 Depok dan Kepala Sekolah SMAN 1 Depok yang telah bersedia membantu penulis dalam pengambilan data. Khususnya Ibu Sum dan Ibu Wahyu yang dengan tulus hati mendampingi penulis dalam pegambilan data. 8. Kedua orangtua yang dengan susah payah dan tulus telah membesarkan, Bapak Subandi dan Ibu Eko Purwani. Dukungan doa dan finansial yang sangat luar biasa yang mampu membuat penulis mampu menyelesaikan masa studinya dengan baik, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan. 9. The One and only my big brother, mamas Nugroho Danang Sasongko. Pengertian yang sangat luar biasa, mampu mengerti perasaanyang dialami penulis selama menjalani penulisan skrpsi dan tidak memberikan tekanan tambahan. Greatful to have you as my big bro <3. 10. Teman-teman di kelompok yang kita sebut Cucok Rumpi. a. Dara, sesama manusia bergologan darah B, terima kasih sudah mau mengorbankan waktu untuk melihat kembali skripsi penulis dan mengawal pelaksanaannya. Sudah menjadi tempat sampah dan mendengarkan semua keluh kesah serta menjadi teman nonton pertunjukkan tari dimana-mana b. Rinta, yang juga mengorbankan waktunya di tengah impiannya yang besar untuk mendukung penulis secara emosional. Berkat kecerdasanmu xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dan kosmu yang dekat penulis merasa sangat terbantu dalam berbagai hal. Pengalaman pacaranmu juga yang membuat penulis ingin segera menenuaikan tugas perkembangan yang seharusnya diselesaikan. c. Vivi the miss rempong, yang sudah mau berjalan beriringan bersamasama mengerjakan skripsi di kala teman-teman yang lain sudah di tahap selanjutnya. Terima kasih untuk gossip-gosip terkini dan usahamu dalam mencarikan penulis pasangan hidup. Pintu rumah nun jauh di sana-mu yang selalu terbuka untuk penulis bagaikan rumah kedua. d. Anita sang manager, terima kasih atas makanan gratis yang selalu kau tawarkan. Ketulusan hatimu dalam memberikan bantuan tidak akan pernah penulis lupakan. Semangat dalam meraih cita dan cintamu. e. Hervy the sheilagenk, satu-satu anggota Cucok Rumpi yang mengerti hatiku sebagai fansgirl. Terima kasih buat bantuan dan masukkan dalam pembuatan skala. Tidak lupa juga atas jasa catring di awal-awal kehidupan mahasiswa penulis. Semangatmu dalam meraih tujuan membuat penulis tak berdaya. 11. Teman kos penulis selama menjalani masa studi, Mak Ghea. Terima kasih telah menemani di lingkungan kos yang penuh dengan polusi suara. Dirimu yang telah mengajarkan penulis untuk menjadi wanita yang kuat dan tegar. Walaupun begitu dirimu tidak pernah menolak diriku yang datang dengan penuh air mata. xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. Pipin sesama teman seperjuangan yang sudah memberikan bantuan besar dalam pengambilan data. Terima kasih juga telah mengijinkan penulis untuk menumpang mandi selama ini. 13. Breho Murti yang sudah mau bolak-balik Solo-Jogja untuk menghibur diriku. Terima kasih sudah membantu menginput data penelitian. Teman fujoshi satu-satunya tempat berbagi imajinasi liar. 14. Yang terkasih fandom-fandom penulis yang menemani dan selalu memberikan keceriaan tersendiri kepada penulis. My ichiban yang tak lekang oleh waktu, Reita. Dedek gemes, Brandon Salim yang sudah datang dan menghibur. Abang Neita yang sudah saya ketahui wujud dan nama aslinya, dirimu sangat menginspirasi supaya penulis segera menyelesaikan skripsinya. Akhir kata penulis berharap dari penelitian ini dapat membuat kita menyadari betapa pentingnya kontrol diri dalam kehidupa sehari-hari. Terutama kaitannya dengan perilaku agresi. Dengan mengetahui hubungan keduanya diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang harmonis. Meskipun begitu, penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar penelitian ini dapat semakin menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan kita ini. Terima kasih. Yogyakarta, 5 Januari 2016 Penulis xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman Judul.......................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................................... ii Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................. iii Halaman Motto....................................................................................................... iv Halaman Persembahan ............................................................................................ v Halaman Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi Abstrak .................................................................................................................. vii Abstract ................................................................................................................ viii Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah........................................................ ix Kata Pengantar ........................................................................................................ x Daftar Tabel ....................................................................................................... xviii Daftar Gambar ....................................................................................................... xx Daftar Lampiran ................................................................................................... xxi BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 1. Teoretis ..................................................................................................... 7 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Praktis ....................................................................................................... 7 BAB II Landasan Teori ........................................................................................... 8 A. Kontrol Diri .................................................................................................. 8 1. Pengertian Kontrol Diri ............................................................................ 8 2. Internal Locus of Control ......................................................................... 9 3. Manfaat Kontrol Diri .............................................................................. 10 4. Dampak Kontrol Diri .............................................................................. 11 5. Aspek Kontrol Diri ................................................................................. 12 B. Perilaku Agresi ........................................................................................... 15 1. Pengertian Perilaku Agresi ..................................................................... 15 2. Teori Perilaku Agresi ............................................................................. 16 3. Jenis Perilaku Agresi .............................................................................. 18 4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi ......................................... 20 5. Aspek Perilaku Agresi ............................................................................ 24 C. Remaja........................................................................................................ 25 1. Definisi Remaja ...................................................................................... 25 2. Perkembangan Remaja ........................................................................... 26 D. Kontrol Diri pada Remaja .......................................................................... 29 E. Dinamika Hubungan Kontrol Diri dan Perilaku Agresi pada Remaja ....... 31 F. Skema Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku Agresi Pada Remaja . 35 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI G. HIPOTESIS ................................................................................................ 35 BAB III Metode Penelitian ................................................................................... 36 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 36 B. Identitas Variabel Penelitiam ..................................................................... 36 c. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 37 1. Kontrol Diri ............................................................................................ 37 2. Perilaku Agresi ....................................................................................... 37 D. Subjek Penelitian........................................................................................ 38 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 38 F. Uji Skala ..................................................................................................... 43 1. Uji Validitas ........................................................................................... 43 2. Seleksi Aitem ......................................................................................... 44 3. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 46 G. Uji Analisis Data ........................................................................................ 48 1. Uji Asumsi .............................................................................................. 48 2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 49 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 50 A. Persiapan Penelitian ................................................................................... 50 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 51 C. Gambaran Subjek Penelitian ...................................................................... 52 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. Data Demografis ..................................................................................... 52 2. Hasil Rerata Subjek terhadap Skala ....................................................... 53 D. Hasil Penelitian .......................................................................................... 54 1. Uji Asumsi .............................................................................................. 54 2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 57 E. Pembahasan ................................................................................................ 59 F. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 62 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 63 A. Kesimpulan ................................................................................................ 63 B. Saran ........................................................................................................... 63 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 66 Lampiran ............................................................................................................... 71 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Blueprint dan Rancangan Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba........... 40 Tabel 2. Sebaran Aitem Skala Kontrol Diri .......................................................... 41 Tabel 3. Skor Aitem untuk Skala Kontrol Diri ..................................................... 41 Tabel 4. Blueprint dan Rancangan Skala Perilaku Agresi Sebelum Uji Coba...... 42 Tabel 5. Sebaran Aitem Skala Perilaku Agresi ..................................................... 42 Tabel 6. Skor Aitem untuk Skala Perilaku Agresi ................................................ 43 Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kontrol Diri ....................................................... 45 Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Perilaku Agresi .................................................. 46 Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Kontrol Diri .................... 47 Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Perilaku Agresi ............. 47 Tabel 11. Tabel Analisis Deskriptif Variabel Kontrol Diri................................... 53 Tabel 12. Tabel Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Agresi ............................. 53 Tabel 13. Tabel Hasil Uji Normalitas ................................................................... 55 Tabel 14. Tabel Uji S Staistik ............................................................................... 56 Tabel 15. Tabel Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 57 Tabel16. Tabel Nilai Unstandardized Coefficient (B) .......................................... 58 xviii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 17. Tabel Nilai Koefisien Determinasi ....................................................... 58 xix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Teori I3 pada Perilaku Agresi ................................................... 16 Gambar 2. Bagan dan Deskripsi Dinamika antarvariabel ..................................... 35 Gambar 3. Grafik Normal Q-Q Plot Unstandardized Residual ............................ 55 Gambar 4.Sacatterplot Hasil Uji Homogenitas .................................................... 56 xx PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Data Sebaran Usia Subjek ............................................................... 72 Lampiran B. Data Sebaran Jenis Kelamin Subjek ............................................... 72 Lampiran C. Data Sebaran Tingkat Pendidikan Subjek........................................ 73 Lampiran D. Hasil Reliabilitas Skala Kontrol Diri ............................................... 73 Lampiran E. Hasil Reliabilitas Skala Perilaku Agresi .......................................... 75 Lampiran F. Skala yang Digunakan dalam Penelitian .......................................... 87 xxi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tingkat kriminalitas di Indonesia masih tergolong tinggi (regional.kompasiana.com, 2014). Bambang Widodo Umar, kriminolog dari Universitas Indonesia, juga berpendapat bahwa angka kriminal di Indoneisa masih tinggi dan akan ada banyak tindakan kejahatan (news.liputan6.com, 2013). Menurut Kepala Polisi Republik Indonesia Jendral Pol Sutarman, tindak pidana pada tahun 2011 mencapai 347.605 kasus. Angka tersebut sempat mengalami penurunan sebanyak 1,85% pada tahun 2012. Namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebanyak 0,22 % (republika.co.id, 2013). Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jendral Polisi Saud Usman mengatakan bahwa setiap 91 detik terjadi sebuah kejahatan di Indonesia sepanjang tahun 2012 (nasional.kompas.com, 2012). Pada tahun 2015, Indonesia dihebohkan dengan maraknya kasus pembegalan. Arti kata pembegalan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perampasan di jalan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri telah dilakukan Operasi Curat Progo Polda DIY 2015 untuk meminimalisir terjadinya kasus pembegalan. Dari 45 pelaku yang telah ditangkap, 20 diantaranya merupakan anak di bawah umur dan 12 orang memiliki status sebagai pelajar (sorotjogja.com, 2015). Menurut Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP Djuhandani, perbandingan pelaku kriminalitas di DIY hampir 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 mencapai 50% untuk remaja. Meskipun usianya masih tergolong muda namun tingkat kejahatan yang dilakukannya sama dengan pelaku kejahatan lainnya (jogja.tribunnews.com, 2015). Selain kasus pembegalan, terjadi pula kasus penyekapan dan penganiayaan. Salah satunya terjadi di daerah Bantul, Yogyakarta. Korban disekap dan dianiaya oleh lima pelaku karena menyandingkan tato hello kitty miliknya dan pelaku di media sosial instagram (jogja.solopos.com, 2015). Pelaku yang masih di bawah umur ini mengikat korban dan menganiaya korban dengan menyulutkan puntung rokok, bahkan sampai melukai daerah kemaluan korban (nasional.republika.co.id, 2015). Perbuatan yang dilakukan para remaja tersebut merupakan perilaku agresi. Menurut Elliot Aronson, perilaku agresi merupakan perilaku yang melukai individu lain dengan maupun tanpa tujuan (Koeswara, 1988). Sedangkan Moore dan Fine mendefinisikan perilaku agresif sebagai tindak kekerasan yang ditujukan kepada individu lain maupun objek-objek secara fisik maupun verbal (Koeswara, 1988). Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Robert Baron. Baron memandang perilaku agresi sebagai tingkah laku melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan perilaku tersebut terjadi pada dirinya (Koeswara, 1988). Sedangkan kekerasan merupakan tipe paling berat dari agresi fisik. Kekerasan sering kali mengakibatkan luka fisik yang serius (Shaver & Mikulincer, 2011). Salah satu penyebab terjadinya perilaku agresi adalah faktor fisiologis. Beberapa penelitian menyatakan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam melakukan perilaku agresi secara fisik (Onukwufor, 2013). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon ACTH, adrenalin, testosteron, dan campuran senyawa androgenik pada sistem limbik (Brown & Schuster, 1986). Sedangkan pada remaja, waktu terjadinya kematangan seksual yang dipengaruhi oleh kinerja hormon dapat menjadi penyebab perilaku agresi. Remaja laki-laki dan perempuan yang mencapai masa pubertas lebih awal dibanding dengan teman-teman sebayanya akan cenderung terlibat dalam aktivitas yang menyimpang atau antisosial, seperti membolos, kenakalan, dan mengonsumsi alkohol. Remaja laki-laki yang mencapai pubertas lebih awal akan lebih matang secara fisik dan berteman dengan anak laki-laki lain yang lebih tua. Pertemanan ini akan mengarahkan mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyimpang (Steinberg, 2002). Masa remaja juga tekenal dengan istilah masa badai dan stres. Masa badai dan stres ini dapat dilihat dari karakter remaja yang tidak stabil. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri remaja, baik secara fisiologis maupun psikologis. Perubahan hormon yang sangat signifikan membuat remaja memiliki perasaan tidak nyaman. Selain itu remaja juga merasa kurang yakin terhadap dirinya sendiri, terhadap kemampuan dan keinginannya. Ditambah lagi mereka mendapatkan peran baru yang sangat membingungkan. Mereka sudah tidak dianggap sebagai anak-anak lagi dan dituntut bersikap layaknya orang dewasa. Akan tetapi tak jarang ketika mereka bertindak sesuai dengan keinginannya banyak diremehkan karena dianggap belum dewasa. Hal ini menjadi salah satu penyebab PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 ketidakbahagiaan pada remaja dan mendorong mereka untuk berperilaku agresi (Hurlock, 1973; Hurlock, 1953). Penelitian mengenai agresi pada remaja sering mengaitkan perilaku agresi dengan variabel eksternal, seperti tingkatan sekolah (Onukwufor, 2013), hukuman fisik (Simons, Wu, Lin, Gordon, Conger, 2000), keanggotaan pada geng (Gordon, Lahey, Kawai, Loeber, Lober, Farrington, 2004), status ekonomi sosial, lingkungan kriminal, dan suku (Heimer, 1997). Sedangkan variabel internal yang biasa dikaitkan dengan perilaku agresi adalah kadar hormon, jenis kelamin (Brown & Schuster, 1986), kemampuan coping stress (Anggaraningtyas & Nugroho, 2013), dan self-esteem (Thomaes, Bushman, de Castro, Cohen, & Denissen, 2009). Namun jika dilihat dari karakteristik remaja yang tidak stabil, hal ini dapat dilihat sebagai kurangnya kemampuan kontrol diri pada remaja. Oleh karena itu peneliti melihat pentingya peran kontrol diri dalam mengendalikan perilaku agresi pada remaja. Kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan emosi, dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk mengatur proses-proses fisik, psikologis, perilaku dalam menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang positif agar dapat diterima dalam lingkungan sosial (Schulz, 2004). Kontrol diri yang kuat terasosiasikan dengan perilaku yang tidak bermasalah (Woessner& Schneider, 2013). Kebanyakan teori dari agresi tidak menghiraukan peran dari regulasi diri dalam perilaku agresi (Denson, DeWall, & Finkell, 2012). Ketika dorongan agresif muncul, kontrol diri dapat membantu individu dalam merespons dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 berkompromi dengan standar personal maupun sosial dalam memperingatkan agresi yang akan muncul. Penelitian yang dilakukan oleh Halloran, Doumas, John, & Margolin pada tahun 1999 menyatakan bahwa internal locus of control memiliki hubungan dengan perilaku agresi. Hal ini disebabkan karena kurangnya locus of control menimbulkan kemarahan dan frustasi yang mengarah pada perilaku agresi (dalam Denson, DeWall, & Finkell, 2012). Pada penelitian yang lain ditemukan bahwa impulsivitas merupakan faktor penting dalam mengembangkan perilaku agresif (dalam Deming & Lochman, 2008). Impusivitas merupakan keadaan ketika seseorang kekurangan kontrol diri (Tochkov, 2010). Studi mengenai impulsivitas juga menunjukkan bahwa impulsivitas merupakan prediktor dari perilaku agresi pada masa kanakkanak. Selain itu impulsivitas juga menjadi prediksi perilaku kekerasan di sekolah (dalam Denson, DeWall, & Finkell, 2012). Penelitian ini dilakukan mengacu pada penelitian sebelumnya yang meninjau perilaku agresi dari tingkat kematangan emosi pada mahasiswa (Guswani & Kawuryan, 2011). Penelitian tersebut menyarankan untuk meneliti hubungan antara kontrol diri dan perilaku agresi. Selain itu dalam penelitian lain telah melihat pengaruh kontrol diri pada remaja dalam menghadapi konflik sebaya dan pemaknaan gender (Praptiani, 2013). Penelitian ini memberikan batasan dalam beberapa hal. Pertama, penelitian ini memandang agresivitas hanya sebagai perilaku melawan atau melakukan serangan balasan akibat terprovokasi. Dengan kata lain stimulus yang memicu perilaku agresi hanyalah provokasi. Kedua, subjek penelitian yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 digunakan bukan remaja secara umum namun diseleksi terlebih dahulu menggunakan Peer Conflict Scale. Sehingga subjek yang didapat adalah subjek yang sedang mengalami konflik dengan teman sebaaya. Sejalan dengan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk mengeahui kedudukan kontrol diri dalam memprediksi perilaku agresi pada remaja. Dengan itu kecenderungan berperilaku agresi pada remaja bisa lebih dipahami. Subjek yang dipilih peneliti adalah remaja karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang biasanya menimbulkan banyak masalah (Hurlock, 1990). B. RUMUSAN MASALAH Apakah kontrol diri dapat memprediksi secara empirik perilaku agresi pada remaja? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui kedudukan kontrol diri dalam memprediksi perilaku agresi pada remaja secara empirik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoretis Penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu Psikologi, terutama Psikologi Forensik dan Psikologi Remaja. Hasil penelitian ini memperjelas hubungan antara kontrol diri dan perilaku agresi pada remaja di Indonesia. 2. Praktis Hasil penelitian ini akan memberikan informasi kepada orangtua mengenai pentingnya peran mereka dalam mengembangkan kontrol diri pada anak. Ketika orangtua dapat membangun kontrol diri yang baik pada anaknya maka kemungkinan perilaku agresi pada remaja juga akan berkurang. Selain itu, penelitian ini juga memberikan informasi kepada pihak sekolah dan pihak kepolisian dalam mencegah dan menangani perilaku agresi pada remaja. Pihak sekolah dapat mengadakan kegiatan sekolah terkait dengan kontrol diri untuk menekan kemungkinan munculnya perilaku agresi pada remaja. Sedangkan pihak kepolisian dapat mengembangkan program intervensi bagi para pelaku agresivitas yang telah melanggar hukum, khususnya remaja, yang terkait pula dengan kontrol diri. Dengan adanya program intervensi tersebut, tingkat perilaku agresi dengan pelaku remaja menjadi berkurang karena tingkat kontrol dirinya meningkat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. KONTROL DIRI 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri dapat didefinisikan sebagai tendensi untuk meregulasi impuls dan menahan atau menolak godaan diberi penghargaan secara langsung untuk tujuan jangka panjang (Duckworth, Kim, & Tsukuyama, 2013). Menurut Rodin kontrol diri merupakan perasaan bahwa seseorang dapat membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif untuk menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan (dalam Widiana, Retnowati, & Hidayat, 2004). Dalam Kamus Psikologi, kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan mengendalikan impulsivitas dengan menghambat hasrat-hasrat jangka pendek yang muncul spontan (Reber & Reber, 2010). Selain itu kontrol diri merupakan kapasitas seseorang yang memampukannya mengubah keadaan dan respon dalam dirinya. Seseorang yang memiliki kontrol diri mampu menolak respon yang baru terjadi di dalam dirinya dan menggantinya dengan respon yang baru. Perilaku yang tidak teregulasi dan menghasilkan dorongan yang tidak terencana merupakan perilaku impulsif. Baumeister, dalam penelitiannya, menyamakan istilah kontrol diri dan regulasi diri (Baumeister, 2002). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk menahan atau menolak godaan dan menahan hasrat jangka pendek yang menimbulkan penghargaan segera dan mengubahnya menjadi respon yang diinginkan supaya mengindari akibat yang tidak diinginkan dan mencapai tujuan jangka panjang. 2. Internal Locus of Control Istilah yang sering kali disejajarkan dengan kontrol diri adalah internal locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu mengenai seberapa besar kontrol yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sedangkan internal locus of control sendiri merupakan keyakinan individu bahwa perilaku dan karakteristik yang dimilikinyalah yang akan menentukan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Individu yang memiliki internal locus of control merasa memiliki kontrol akan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya (Passer & Smith, 2007; Rotter, 1990; Tsai & Hsieh, 2014). Ketika individu telah memiliki suatu keyakinan maka ia akan mengembangkan sebuah kompetensi yang mendukung keyakinannya. Sama halnya ketika individu memiliki internal locus of control, yaitu keyakinan bahwa ia memiliki kontrol, maka ia akan mengembangkan kemampuan mengontrolnya (Franken, 2002). Dalam penelitian ini kemampuan tersebut merupakan kemampuan kontrol diri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 3. Manfaat Kontrol Diri Individu yang memiliki kontrol diri maka ia juga meyakini bahwa dirinya merupakan penentu peristiwa yang akan terjadi. Hal ini menyebabkan individu tersebut berjuang lebih keras untuk mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, individu yang memiliki kontrol diri akan menjadi pekerja keras (Franken, 2002; Morris, 1990). Selain itu individu yang memiliki kontrol diri juga keteguhan hati yang kuat. Hal ini juga dipengaruhi oleh keyakinan dalam dirinya bahwa segala sesuatu merupakan hasil dari perbuatannya. Individu yang memiliki kontrol diri juga mampu beradaptasi dengan baik. Indivdu mampu mengendalikan dorongan-dorongan dalam dirinya sehingga mampu menempatkan dirinya dengan baik di lingkungan yang baru (Franken, 2002; Myers, 2013). Individu yang memiliki kontrol diri juga akan memiliki tujuan jangka panjang. Tujuan ini memberikan arahan yang jelas bagi individu. Tujuan juga membuat individu mampu membangkitkan usaha dan membuat individu gigih dalam berjuang (Franken, 2002). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 4. Dampak Kontrol Diri Individu dengan kontrol diri yang tinggi akan memiliki hubungan interpersonal yang baik, keluarga yang bersatu dengan ikatan yang kuat, lebih sedikit masalah dan simptom psikologis, penerimaan serta harga diri yang lebih tinggi, dan mengalami masalah emosional lebih sedikit (Tangney, Baumeister, & Boone 2001). Sedangkan bagi siswa yang memiliki kontrol diri tinggi cenderung memiliki peringkat lebih baik daripada siswa yang lain. Bawahan yang memiliki pemimpin dengan kontrol diri tinggi akan menilai pemimpinnya sebagai individu yang lebih adil dan terpercaya dibanding pemimpin yang lain. Tanpa rasa untuk mengontrol, individu akan kehilangan kemampuan mereka untuk mengatasi secara efektif kesulitan-kesulitan yang kecil (Franken, 2002). Kekurangan kontrol diri menimbulkan impulsivitas dan ketidaksabaran untuk memenuhi keinginan seseorang tanpa menunda (Tochkov, 2010). Dengan kata lain, individu yang kekurangan kontrol diri kurang dapat melihat tujuan secara jangka panjang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 5. Aspek Kontrol Diri Kontrol diri memliki tiga buah aspek yang penting (Baumeister, 2002; 2013). Aspek ini merupakan bagian penting dari kontrol diri sehingga kontrol diri dapat dimunculkan dengan baik. Aspek-aspek tersebut adalah : a. Standar-standar (Standards) Standar mengacu pada tujuan, teladan, norma, dan pedoman lain yang menentukan respon yang diinginkan. Dalam forensik, standar yang dimiliki individu biasanya bersifat legal, perilaku yang dapat diterima oleh sosial. Beberapa individu mungkin tahu hal yang legal dan pantas secara sosial namun tidak peduli. Mereka memiliki standar alternatif yang lain, yaitu hal-hal yang mereka anggap benar. Terjadinya konflik pada tujuan yang membuat tujuan tersebut tidak jelas dapat merusak dasar dari kontrol diri dan membuat orang menjadi lebih rentan untuk terpengaruh. Oleh karena itu tujuan yang jelas dapat menolong individu untuk menentukan standar dalam dirinya. Secara umum, individu ingin merasa senang. Ketika sedang sedih atau kacau, kita akan berfokus pada perilaku yang dapat membuat individu tersebut senang. Dalam keadaan stres secara emosi (emotional distress), kontrol diri akan mengalami gangguan. Normalnya individu mengontrol perilakunya supaya dapat mengejar standar yang tinggi atau tujuan jangka panjang yang diinginkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 Sedangkan dalam keadaan kacau atau sedih individu akan mencari kepuasan yang bisa segera ia dapatkan. b. Pengawasan (Monitoring) Aspek kedua dalam kontrol diri adalah proses pengawasan. Pengawasan merupakan menjaga atau mengawasi perilaku yang relevan. Ketika seseorang tidak mampu mengawasi perilakunya atau keluar jalur maka kontrol dirinya juga akan hancur. Hal ini disebabkan karena tanpa memantau perilaku mengontol diri merupakan pekerjaan yang sulit. Perhatian yang terfokus pada diri merupakan hal yang penting dalam mengawasi diri sendiri. c. Kapasitas untuk Berubah (The Capacity to Change) Aspek ketiga dari kontrol diri adalah kapasitas seseorang untuk mengubah dirinya sendiri. Kedua aspek yang lain tidak akan berguna tanpa aspek ketiga ini. Hal ini melibatkan penyusunan tenaga dalam mengubah atau membatasi perbuatan yang tidak pantas. Individu yang tidak memiliki kapasitas untuk berubah sama saja dengan individu yang telah mengerti dengan pasti namun tidak mampu membuat dirinya melakukan aksi untuk mencapai tujuannya tersebut. Terdapat tiga cara dalam melakukan suatu perubahan. Cara pertama dengan kemauan yang kuat atau kekuatan. Individu menggunakan kekuatan yang setara atau bahkan melebihi kekuatan dari impuls atau dorongan. Cara ini beranggapan bahwa individu akan menggunakan energi pada tindakan kontrol diri yang pertama PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 sehingga menyebabkan efektivitas kontrol diri akan berkurang dari normalnya pada tindakan kontrol diri yang kedua dan selanjutnya. Cara yang kedua melibatkan kemampuan kognitif individu seperti pengetahuan mengenai diri dan memikirkan kemungkinan- kemungkinan. Cara ini mengibaratkan kontrol diri seperti perangkat lunak (software) yang bisa terus menerus diisi. Berbeda dengan cara yang pertama, cara yang melibatkan kemampuan kognitif ini memprediksi kemudahan. Tindakan kontrol diri yang pertama akan mengisi “perangkat lunak” atau melengkapinya dengan skema kontrol diri yang relevan. Dengan begitu tindakan kontrol diri akan semakin meningkat atau menjadi lebih baik. Kontrol diri digambarkan sebagai suatu ketrampilan atau keahlian pada cara yang ketiga. Cara ini memandang kontrol diri pada esensinya sama, dari tindakan kontrol diri pertama, kedua, dan seterusnya. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, kontrol diri akan menunjukkan kemajuan secara berangsur-angsur. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 B. PERILAKU AGRESI 1. Pengertian Perilaku Agresi Pengertian perilaku agresi menurut Arnold Buss (dalam Berkowitz, 1995) adalah stimulus berbahya yang dikirimkan kepada orang lain. Sedangkan menurut Berkowitz, kontrol diri adalah segala perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun mental (Berkowitz, 1995). Baron (dalam Koeswara, 1988) memiliki pendapat yang serupa, yaitu perilaku yang bertujuan untuk melukai atau mencelakakan orang lain yang tidak menginginkan datangnya perilaku tersebut. Elliot Aronson (dalam Koeswara, 1988) mendefinisikan perilaku agresi sebagai perilaku yang dijalankan dengan tujuan melukai atau mencelakakan orang lain dengan atau tanpa tujuan tertentu. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Dollard, Doob, Miller, Mowrer, & Sears (dalam Bandura, 1973) yang mengatakan bahwa perilaku agresi merupakan rangkaian perilaku yang bertujuan untuk melukai orang yang perilaku tersebut ditujukan. Sedangkan Moore & Fine (dalam Koeswara, 1988) secara spesifik mengatakan perilaku agresi sebagai perilaku kekerasan secara fisik maupun verbal terhadap orang maupun objek lain. Dari kumpulan pengertian yang sudah diuraikan, terdapat persamaan mengenai pengertian perilaku agresi. Perilaku agresi memiliki tujuan untuk melukai, menyakiti, atau mencelakakan.Sasaran dari perilaku agresi ini adalah individu maupun objek benda mati. Selain itu perilaku agresi yang dilakukan seseorang dapat bersifat secara fisik, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 verbal, maupun mental. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perilaku agresi adalah perilaku yang bertujuan untuk melukai, menyakiti atau mencelakakan orang maupun objek benda mati yang menjadi sasaran baik secara fisik, verbal, maupun mental. 2. Teori Perilaku Agresi Teori I3 (dibaca I-cubed) merupakan teori yang mencoba menjelaskan perilaku agresi seseorang tidak hanya berdasarkan variabel tertentu, namun teori ini memberikan struktur untuk memahami bagaimana faktor resiko mempengaruhi perilaku agresi dan hubungan antara faktor resiko dalam memperburuk atau mengurangi perilaku agresi. Teori I3 menyatakan tiga faktor resiko yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu instigating trigger, impelling forces, dan inhibiting forces (Shaver & Mikulincer, 2011; Denson, DeWall, & Finkel, 2012). Gambar 1. Bagan Teori I3 pada Perilaku Agresi Instigating Trigger Impelling Forces Inhibiting Forces (Kontrol Diri) Perilaku Agresi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a. 17 Instigating Trigger Instigating trigger merupakan peristiwa atau keadaan yang dapat menstimulus perilaku agresi seseorang. Tanpa adanya peristiwa maupun keadaan yang dapat memicu maka perilaku agresi tidak akan muncul, meskipun individu tersebut memiliki agresivitas yang tergolong tinggi. Teori I3 juga melihat bahwa perilaku agresi juga akan muncul ketika individu memiliki tujuan instrumental, contohnya ketika individu diberikan upah untuk menghajar orang lain. Salah satu contoh instigating trigger adalah provokasi. Ejekan dari orang lain dapat menjadi stimulus dari perilaku agresi individu. b. Impelling Forces Impelling forces adalah faktor situasonal atau disposisi yang meningkatkan kemungkinan individu dalam mengalami dorongan agresif ketika menanggapi instigating trigger. Sifat agresif pada individu merupakan salah satu contoh dari impelling forces. Faktor resiko ini menentukan seberapa besar dorongan agresif yang akan dialami oleh individu. Perilaku agresi akan semakin tinggi ketika instigator trigger bertemu dengan impelling forces. Individu yang memiliki impelling forces yang lemah akan cenderung rendah perilaku agresinya dibanding dengan yang kuat ketika menghadapi instigator trigger yang sama. Ketika provokasi menjadi instigator trigger, sifat agresif seseorang bisa menjadi salah satu contoh dari impelling forces. Individu yang diprovokasi akan menunjukkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 perilaku agresi yang sangat tinggi jika ia memiliki sifat agresif. Meskipun individu tersebut tidak memiliki sifat agresif, namun ketika sebelum terprovokasi mengalami kejadian seperti bertengkar dengan ibunya maka kecenderungan berperilaku agresi individu tersebut akan tinggi juga. c. Inhibiting Forces Inhibiting forces merupakan faktor situasional maupun disposisi individu yang mampu meningkatkan kemungkinan bahwa individu dapat melampaui atau bahkan menolak dorongan untuk beragresi yang muncul dalam dirinya. Jika dorongan untuk berperilaku agresi tinggi maka individu harus memiliki kekuatan inhibiting forces yang lebih tinggi daripada dorongan tersebut supaya perilaku agresi tidak muncul. Kontrol diri merupakan salah satu contoh dari inhibiting forces. 3. Jenis Perilaku Agresi Berkowitz membagi perilaku agresi menjadi dua jenis (Berkowitz, 1995; Koeswara, 1988), yaitu : a. Agresi Instrumental Agresi instrumental merupakan perilaku agresi yang memiliki tujuan lain selain menyakiti korban. Bagi pelaku, jauh lebih penting dalam meraih tujuan tersebut dari pada rasa sakit yang dialami oleh korban. Contoh dari perilaku agresi instrumental adalah seorang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 tentara yang membunuh musuhnya. Hal ini belum tentu dilakukan oleh tentara tersebut untuk membuat musuhnya kesakitan, namun bisa karena rasa patriotisme kepada negaranya. b. Agresi Emosional Jenis agresi ini juga biasa disebut agresi jahat. Hal ini disebabkan karena tujuan utama pelaku melakukan perilaku ini adalah berbuat jahat. Agresi emosional biasanya terjadi karena seseorang tersinggung dan berusaha menyakiti orang lain. Sedangkan menurut Dollar & Sear (dalam Berkowitz, 1995), perilaku agresi dibagi menjadi empat jenis : a. Agresi Fisik Perilaku agresi fisik melibatkan tindakan yang secara terangterangan bermaksud untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain dengan segala cara. b. Agresi Verbal Perilaku agresi verbal merupakan usaha untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain melalui kata-kata. Terkadang hal ini berdampak pada stress psikologis, kecemasan, dan jatuhnya harga diri korban. c. Agresi Langsung Perilaku agresi langsung merupakan perilaku yang mencelakakan atau menyakiti orang lain yang disampaikan secara langsung kepada korban. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 d. Agresi Tidak Langsung Perilaku agresi tidak langsung adalah usaha untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain melalui aksi perantara atau dengan menyerang orang atau subjek yang berharga bagi korban. 4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi Faktor dari perilaku agresi merupakan hal yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya perilaku agresi. Faktor perilaku agresi dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal meliputi semua karakteristik yang seseorang bawa. Sedangkan faktor situasional meliputi semua ciri-ciri dari sebuah situasi (dalam Anderson & Bushman, 2002). a. Faktor Personal 1) Trait (Sifat) Beberapa sifat tertentu mempengaruhi seseorang kepada agresi tingkat tinggi. Sifat individu yang lebih mudah melakukan agresi kepada orang lain karena kecurigaan kepada atribusi bermusuhan (hostile attribution), persepsi, dan ekspektasi yang bias. Teori lain mengatakan tipe A yang memiliki self-esteem yang tinggi akan cenderung melakukan perilaku agresi. 2) Sex (Jenis Kelamin) Laki-laki dan perempuan memiliki tendensi dalam berperilaku agresif yang berbeda. Penelitian mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh FBI di Amerika Serikat menunjukkan bahwa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 banyaknya pelaku laki-laki sepuluh kali lipat lebih banyak dari pada perempuan. Tipe dari perilaku agresi yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan juga berbeda. Laki-laki cenderung untuk melakukan agresi secara langsung sedang perempuan sebaliknya. 3) Belief (Kepercayaan) Banyak tipe kepercayaan yang berperan penting dalam terjadinya perilaku agresi. Bagi mereka yang percaya bahwa mereka dapat berperilaku agresi dan hasilnya akan memuaskan bagi mereka maka akan cenderung melakukan perilaku agresi dibandingkan dengan mereka yang tidak percaya kesuksesan dari perilaku agresi. Perilaku agresi yang berhubungan dengan kepercayaan diyakini mampu memprediksi tingkat agresivitas seseorang di masa depan. 4) Attitude (Sikap) Sikap adalah evaluasi umum seseorang mengenai dirinya sendiri, orang lain, objek-objek, dan isu-isu. Ketika seseorang memiliki sikap yang positif mengenai kekerasan maka secara umum orang tersebut cenderung akan berperilaku secara agresif. 5) Value (Nilai) Nilai adalah kepercayaan mengenai sesuatu yang seseorang seharusnya atau seharusnya lakukan. Nilai juga sangat berperan penting dalam menentukan tingkat dari perilaku agresi seseorang. Bagi beberapa orang, kekerasan merupakan salah satu cara untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 mengatasi konflik interpersonal yang sedang dihadapi. Sebagai contoh, kekerasan yang dilakukan oleh sebuah geng atau kelompok didasari untuk mempertahankan kehormatan yang ada dalam kelompok tersebut. 6) Long-term Goal (Tujuan Jangka Panjang) Tujuan jangka panjang sangatlah penting dalam memprediksi perilaku agresi seseorang. Tujuan jangka panjang yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi persepsi, nilai, dan kepercayaan mengenai seberapa penting ia melakukan perilaku agresi tersebut. b. Faktor Situasional 1) Aggressive Cue (Isyarat Agresif) Isyarat agresif adalah objek utama dalam agresi yang berhubungan dengan konsep dalam ingatan. Sebagai contohnya, ketika seseorang dihadapkan pada sebuah senjata maka hal tersebut akan meningkatkan agresivitas seseorang. Hal ini disebabkan gambaran mengenai senjata secara otomatis memunculkan pikiran agresi. 2) Provocation (Provokasi) Provokasi terdiri dari mencela, meremehkan, bentuk lain dari agresi verbal, agresi fisik, interfensi terhadap usaha seseorang dalam mencapai tujuan. Provokasi merupakan faktor penyebab agresi yang sangat penting. Salah satu studi yang dilakukan Baron (2006) di tempat kerja menghasilkan bahwa ketika seseorang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 mendapat perlakuan yang tidak adil di tempat kerja maka ia akan cenderung melakukan agresi. 3) Frustation (Frustasi) Frustrasi dapat didefinisikan sebagai penghalang dari pencapaian tujuan. Sebagian besar provokasi dapat dilihat sebagai salah satu tipe frustrasi yang diidentifikasi individu sebagai agen yang menggagalkan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Frustasi telah dipercaya dapat meningkatkan agresi seseorang. 4) Pain and Discomfort (Rasa Sakit dan Ketidaknyamanan) Beberapa penelitian menunjukkan ketidaknyamanan dapat menimbulkan perilaku agresi, begitu pula dengan rasa sakit. Contoh dari kondisi yang tidak nyaman adalah suhu tinggi, asap rokok, bau tidak enak, dan pemandangan yang menjijikan. Namun perilaku agresi yang dilakukan tidak hanya untuk menghentikan atau mengurangi kondisi yang tidak menyenangkan maupun rasa sakit yang dirasakan. Perilaku agresi bisa ditunjukkan meski objek tidak melakukan apapun yang membuat pelaku mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan (Berkowitz, 1995). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 5. Aspek Perilaku Agresi Menurut Buss & Perry (1992) perilaku agresi dipengaruhi oleh empat aspek. Aspek ini merupakan bagian pernting dari perilaku agresi sehingga perilaku agresi dapat muncul. Aspek pertama dan kedua dilihat dari jenis perilakunya, yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Agresi fisik maupun agresi verbal dilihat dari segi motorik atau konatif. Aspek ketiga adalah kemarahan (anger) yang dilihat dari segi emosional atau afektif. Dan aspek terakhir adalah kebencian (hostility) yang merupakan perwakilan dari sisi kognitif. a. Agresi Fisik Agresi fisik merupakan perbuatan melukai atau menyakiti orang lain atau objek langsung secara fisik. Agresi fisik meliputi memukul, menendang, menampar, dan menggigit (Ivory & Kaestle, 2013; Kawabata, Tseng, & Crick, 2014). b. Agresi Verbal Agresi verbal menggunakan kata-kata untuk menyakiti orang lain secara langsung dan sengaja. Contoh perilaku dari agresi verbal adalah menghina dan mengejek orang lain dengan sebutan (Coyne, Robinson, & Nelson, 2010). c. Kemarahan (Anger) Kemarahan merupakan keadaan perasaan emosional yang bervariasi intensitasnya dari rasa jengkel yang ringan sampai amukan yang intens (dalam Johansson, Santtila, Corander, Jern, Pahlen, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 Varjonen, & Sandnabba, 2011). Individu dengan tingkat kemarahan yeng tinggi akan mudah marah dan tersinggung (dalam Reyna, Lello, Sanchez, Brussino, 2011). d. Permusuhan (Hostility) Permusuhan bisa dikonsepkan sebagai sikap bermusuhan secara interpersonal (dalam Haney, Maynard, Houseworth, Scherwitz, William, & Barefoot, 1996). Individu yang memiliki permusuhan akan cenderung memiliki keyakinan negatif mengenai orang lain, seperti prasangka yang buruk, perasaan curiga, iri hati, sinisme, paranoid, dan mencela. Selain itu individu dengan sikap permusuhan akan memiliki perasaan jengkel dan dendam (Reyna, et al, 2011; ) C. REMAJA 1. Definisi Remaja Masa remaja adalah sebuah periode transisi secara biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi (Steinberg, 2002). Masa remaja merupakan tahap kedua dalam perkembangan manusia. Remaja dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Usia remaja awal berkisar dari 10 tahun sampai 13 tahun, remaja tengah dari 14 tahun sampai 18 tahun, dan remaja akhir dari 19 tahun sampai 22 tahun. Sedangkan menurut Sarwono (2008), rentang usia yang termasuk dalam kategori remaja adalah 11 – 24 tahun dan belum menikah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 2. Perkembangan Remaja a. Perkembangan Fisik Salah satu perubahan yang terjadi pada tubuh remaja adalah perubahan hormonal. Tiap jenis kelamin mengalami perubahan hormon yang berbeda. Pada laki-laki akan didominasi oleh hormon testosteron sedangkan esterogen untuk perempuan. Perkembangan hormon inilah yang mampu mempengaruhi cara kerja otak sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda antara remaja laki-laki dan perempuan (Steinberg, 2002). b. Perkembangan Kognitif Perkembangan otak pada masa remaja menjadi kunci untuk mereka mengembangkan regulasi emosi dan perilakunya. Selain itu perkembangan otak pada masa remaja juga semakin memampukan remaja untuk mempersepsi dan mengevaluasi resiko dan penghargaan yang akan mereka terima (Steinberg, 2005). Perkembangan berpikir remaja yang semakin maju dibandingkan ketika mereka kanak-kanak juga digambarkan dalam 5 hal menurut Keating (dalam Steinberg, 2002) : 1. Kemampuan remaja lebih baik dalam memperkirakan kemungkinankemungkinan. Mereka tidak terbatas pada hal-hal yang mereka lihat saja 2. Remaja lebih mampu berpikir mengenai hal abstrak. 3. Remaja lebih sering memikirkan tentang proses berpikir. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Cara berpikir remaja lebih luas. Mereka berpikir 27 secara multidimensional. 5. Remaja melihat segala sesuatu secara relatif dan tidak absolut. Menurut Piaget (dalam Steinberg, 2002) remaja memasuki tahap cara berpikir operasional formal. Ciri khas dari cara berpikir operasional formal adalah remaja mampu berpikir tentang kemungkinan, berpikir secara multidimensi, dan mampu berpikir mengenai konsep-konsep abstrak. c. Perkembangan Emosi Remaja sangat terkenal dengan istilah storm and stress (badai dan stres). Oleh karena keadaan ini remaja identik dengan kemarahan dan emosi yang meledak-ledak. Salah satu penyebabnya adalah perubahan hormonal (Steinberg, 2002). Selain itu penyesuaian terhadap lingkungan yang baru juga dapat membuat remaja mengalami keadaan emosi yang berlebihan. Hal ini disebabkan remaja kurang siap ketika meninggalkan dunia kanak-kanaknya dan mengalami kebingungan dengan peran mereka yang baru. Harapan sosial akan perilaku yang lebih matang dari remaja juga memberikan tekanan tersendiri. Lingkungan sosial menuntut mereka untuk berperilaku seperti orang dewasa. Selain itu remaja harus menyesuaikan diri pula dengan lawan jenis mereka. Remaja harus belajar hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan dengan lawan jenis, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 bagaimana cara bersikap di depan lawan jenis, dan bagaimana cara untuk popular diantara lawan jenis. Tidak hanya lingkungan sosial namun keluarga juga mempengaruhi keadaan emosi remaja. Remaja akan mengalami ketegangan emosi ketika memiliki orangtua yang sangat keras dan memberikan kebebasan yang sangat terbatas bagi remaja untuk berkembang. Di sisi lain remaja mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi kehidupannya di masa depan dan menimbulkan perasaan cemas yang tidak pernah timbul ketika masa kanak-kanak. Kecemasan tersebut berlanjut ketika remaja dihadapkan pada kehidupan setelah sekolah, ketika mereka harus bekerja atau menentukan jurusan di perguruan tinggi. Cita-cita tidak realistis yang dibawanya sejak masa kanak-kanak akan memberikan kesulitan remaja untuk menentukan pilihannya di masa depan. Meskipun remaja mampu menentukkan apa yang diinginkan belum tentu hal tersebut akan mereka dapatkan. Keadaan ekonomi keluarga dan izin dari orangtua yang biasanya menjadi penghalang antara remaja dan keinginannya sehingga membuat remaja merasa frustasi (Hurlock, 1973). Meskipun demikian dari tahun ke tahun cenderung terjadi perbaikan perilaku emosional pada remaja (Hurlock, 1990). Salah satu tugas perkembangan remaja di wilayah emosi adalah pencapaian kematangan emosi. Remaja yang matang secara emosi bila emosi remaja tersebut tidak meledak-ledak di hadapan orang lain. Akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 tetapi, remaja akan menunggu waktu dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dan dengan cara yang lebih dapat diterima secara sosial. Hal ini disebabkan remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat melihat situasi secara kritis dan berpikir terlebih dahulu sebelum bereaksi (Hurlock, 1990). D. Kontrol Diri pada Remaja Kontrol diri yang dimiliki remaja tidak muncul begitu saja. Kontrol diri ini dibangun individu sejak kecil. Ketika anak-anak usia prasekolah mampu untuk menunda kepuasan (delay of gratification) terhadap suatu hadiah yang nyata dan tanpa distraksi maka kontrol diri akan sedikit demi sedikit terbangun. Oleh karena itu kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk mentoleransi penundaan kepuasaan. Keinginan untuk menunda kepuasan (delay of gratification) pada anak dapat dipelajari dengan mengobservasi model. Mengajarkan anak untuk dapat menunda kepuasan (delay of gratification) di awal-awal kehidupannya akan sangat berguna di tahap perkembangan berikutnya (Hergenhahn & Olson, 2007). Menurut para orangtua, anak-anak mereka yang mampu menunda kepuasan lebih lama ketika masa prasekolah dinilai lebih positif pada berbagai kemampuan sosial dan akademik ketika mereka sudah SMA. Bagi mereka, remaja yang mampu menunda kepuasan lebih lama ketika masa prasekolah cenderung untuk menunjukkan kontrol diri ketika frustrasi, mampu mengatasi masalah yang penting, melakukan tugas secara akademis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 dengan baik ketika termotivasi, mengejar tujuan ketika termotivasi, menunjukkan kecerdasan, serta mampu mempertahankan pertemanan dan dapat bergaul dengan teman sebaya. Sedangkan kecil kemungkinannya untuk teralihkan oleh rintangan yang kecil, menyerah pada godaan, mudah terdistraksi ketika berusaha berkonsentrasi, dan kehilangan kontrol diri ketika frustrasi (Hergenhahn & Olson, 2007). Erik Erikson dalam tahapan psikososialnya juga menjelaskan bahwa kemampuan kontrol diri seseorang mulai dikembangkan sejak masa kanakkanak. Kontrol diri mulai berkembang pada usia 2 – 3 tahun ketika anak memasuki tahap autonomy vs shame & doubt. Pada usia 2 tahun, kemampuan motorik anak mulai berkembang dan mereka bisa melakukan banyak hal tanpa bantuan orangtuanya. Suasana suportif dan tidak terlalu mengekang dari orangtua dapat mengembangkan kemampuan kontrol diri pada anak. Selain itu, pada tahapan selanjutnya, initiative vs guilt, kemampuan kontrol diri anak juga semakin berkembang. Pada usia 4 tahun, anak mulai mengembangkan inisiatif dalam memulai suatu kegiatan. Terkadang anak ingin melakukan sesuatu yang terlalu berbahaya sehingga orangtua harus membatasi mereka. Dari sinilah anak mulai belajar untuk mengontrol dirinya (Erikson, 1963; Miller, 2011). Kemampuan kontrol diri yang dikembangkan ketika kanak-kanak ini sangat mempengaruhi pencapaian mereka di tahapan selanjutnya. Pada tahap industry vs inferiority individu diharapkan dapat mengembangkan suatu kompetensi tertentu. Kemampuan anak dalam mengontrol diri sangat penting PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 ketika mereka mengalami kegagalan. Anak yang kemapuan kontrol dirinya rendah akan mudah frustrasi sehingga memungkinkan mengembangkan rasa inferior dalam dirinya. Selanjutnya pada tahap identity vs role diffusion, kemampuan kontrol diri ini dapat membantu individu dalam mencapai suatu identitas tertentu (Erikson, 1963; Miller, 2011). E. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Masa remaja merupakan tahap kedua dalam perkembangan hidup manusia. Dalam masa ini individu mengalami peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Ketika individu memasuki masa remaja ia akan mengalami perubahan secara biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Secara kognitif, remaja mulai memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak dan memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Selain itu remaja sudah mampu berpikir secara multidimensional sehingga dapat melihat suatu kenyataan secara lebih relatif (Steinberg, 2002). Selain itu remaja mengalami perubahan fisik yang disebabkan oleh kematangan seksual. Perubahan fisik yang signifikan ini tak jarang menyebabkan perasaan tidak nyaman. Secara sosial mereka akan mendapatkan peran baru dan membingungkan. Mereka sering dianggap masih kanak-kanak sehingga tindakan mereka sering diremehkan. Namun di sisi lain mereka dituntut untuk berpikir dan berperilaku seperti orang dewasa. Hal ini menimbulkan perasaan yang tidak bahagia pada remaja (Hurlock, 1973). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 Selain itu remaja terkadang belum siap dalam menghadapi perubahan dalam dirinya maupun tuntutan yang baru dari lingkungan sekitar. Lingkungan yang menuntut perilaku yang lebih matang dari remaja memiliki tekanan tersendiri. Belum lagi masalah hubungan mereka dengan lawan jenis. Semua tuntutan tersebut membuat remaja menjadi frustrasi (Hurlock, 1973). Hasil dari rasa frustrasi tersebut biasanya berupa amarah dan emosi yang meledak-ledak. Hal ini membuat masa remaja terkenal dengan istilah storm and stress (Steinberg, 2002). Rasa frustrasi atau ketegangan emosi yang dirasakan remaja diekspresikan salah satunya dalam perilaku agresi. Perilaku agresi remaja sering kali ditujukan pada orang-orang di sekitar mereka yang telah membuat mereka marah atau frustrasi, yaitu orangtua, saudara, atau bahkan teman sebayanya (Hurlock, 1973). Dalam upaya menjelaskan perilaku agresi, teori I3 mencoba menjelaskan bagaimana perilaku agresi bisa terjadi. Menurut teori I3 sebelum perilaku agresi dimunculkan oleh individu pasti akan didahului oleh instigating trigger. Instigating trigger merupakan peristiwa atau keadaan sekitar individu yang menjadi stimulus atau pemicu individu tersebut dalam beragresi. Instigating trigger sendiri bisa menimbulkan perilaku agresi pada individu jika memiliki kekuatan yang besar. Akan tetapi ada hal lain yang mampu mendorong perilaku agresi muncul semakin kuat, yaitu impelling forces. Impelling forces ini dapat berupa disposisi dalam diri individu maupun keadaan situasional. Perilaku agresi akan semakin kuat ketika instigating trigger muncul bersamaan dengan impelling forces, apalagi masing-masing PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 memiliki dorongan yang kuat. Untuk menekan atau mengurangi kekuatan beragresi individu, dibutuhkan faktor situasional atau disposisi seseorang yang disebut inhibiting forces. Salah satu disposisi individu yang dirasa cukup efektif untuk menghambat perilaku agresi seseorang adalah kontrol diri (Shaver & Mikulincer, 2011). Ketika individu memiliki kontrol diri yang baik maka ia akan memiliki standar yang sesuai dengan lingkungan, mampu mengawasi perilakunya, dan memiliki kapasitas untuk berubah. Standar merupakan tujuan, norma, dan pedoman yang dimiliki seseorang. Standar yang baik adalah standar yang sesuai dengan lingkungan sosial (Baumeister, 2013). Sedangkan perilaku agresi merupakan perilaku antisosial (Shaver & Mikulincer, 2011). Oleh karena itu individu yang memiliki standar yang baik akan memiliki kecenderungan berperilaku agresi yang rendah. Selain itu individu yang mampu mengawasi perilakunya merupakan individu yang memiliki kontrol diri. Ketika individu lengah dalam mengawasi perilakunya maka ia akan lepas kendali (Baumeister, 2002). Sama seperti ketika individu yang sedang beragresi, ia tidak mampu mengawasi perilakunya yang mengarah pada perilaku agresi. Ketika individu sudah memiliki standar yang baik dan mampu mengawasi perilakunya, ia harus memiliki kapasitas untuk berubah supaya perilaku agresi tersebut tidak muncul. Kemampuan ini membutuhkan energi untuk dapat membatasi perbuatan atau respon individu yang dapat mengarah pada perilaku agresi (Baumeister, 2002; 2013). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 Oleh karena itu, meskipun masa remaja lekat dengan perubahan emosi yang cukup intens serta cenderung ditekan dan dituntut oleh lingkungan mereka, akan tetapi remaja yang memiliki kontrol diri tinggi akan mampu mengurangi atau bahkan menekan perilaku agresi yang akan muncul. Sebaliknya remaja yang memiliki kontrol diri rendah kurang mampu dalam menghadapi perubahan yan terjadi dalam dirinya maupun tekanan dari lingkungannya. Oleh karena itu, remaja yang memiliki kontrol diri rendah akan cenderung memiliki perilaku agresi yang tinggi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 F. SKEMA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Gambar 2. Bagan dan Deskripsi Dinamika Antar Variabel Kontrol Diri Tinggi Standar baik Tujuan & prinsip sesuai norma sosial Pengawasan baik Menyadari perubahan diri memiliki kapasitas berubah Mampu mengubah respon Kontrol Diri Kontrol Diri Rendah Standar buruk Tujuan & prinsip bertentangan dengan norma sosial Pengawasan buruk Tidak menyadari perubahan diri Tidak memiliki kapasitas berubah Tidak mampu mengubah respon Perilaku Agresi Rendah Perilaku Agresi Tinggi G. HIPOTESIS Menurut penjabaran di atas, peneliti menarik hipotesis penelitian, yaitu kontrol diri dapat memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Hal ini disebabkan masalah dalam penelitian ini sudah diidentifikasi dan dibatasi. Selain itu penelitian ini menggunakan teori untuk menjawab masalah yang diungkapkan (Sugiyono, 2014). Penelitian ini juga merupakan penelitian yang bersifat korelasional yang bertujuan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jenis hubungan pada penelitian ini adalah hubungan kausal atau sebabakibat. Penelitian dengan jenis hubungan kausal ditandai dengan adanya variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2014; Taniredja & Mustafidah, 2011). B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel dependen Variable dependen dalam penelitian ini adalah perilaku agresi. 2. Variable independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah kontrol diri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Definisi operasional dibuat untuk mempermudah peneliti dalam melihat hubungan antara dua variabel penelitian. Hal ini disebabkan variabel yang akan diteliti masih bersifat konseptual. Definisi operasional adalah definisi suatu variabel berdasarkan karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Sarwono, 2006). Definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk menahan atau menolak godaan dan menahan hasrat jangka pendek yang menimbulkan penghargaan segera dan mengubahnya menjadi respon yang diinginkan supaya mengindari akibat yang tidak diinginkan dan mencapai tujuan jangka panjang. Kontrol diri akan diukur menggunakan skala kontrol diri. Skala tersebut akan disusun berdasarkan ketiga aspek yang telah diutarakan Baumeister (2002; 2013), yaitu standar-standar, pengawasan, dan kapasitas untuk berubah 2. Perilaku Agresi Perilaku agresi adalah perilaku yang bertujuan untuk melukai, menyakiti atau mencelakakan orang maupun objek benda mati yang menjadi sasaran baik secara fisik, verbal, maupun mental. Perilaku agresi akan diukur menggunakan skala kecenderungan berperilaku agresi. Skala tersebut akan disusun berdasarkan keempat aspek yang telah diutarakan Buss & Perry (dalam Reyna, Lello, Sanchez, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 Brussino, 2011), yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility). D. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini dipilih dengan cara nonprobability sampling, teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama besar terhadap anggota populasi yang sudah ditentukan. Teknik yang digunakan adalah quota sampling. Peneliti telah menentukan jumlah (kuota) sampel yang diinginkan dari suatu populasi (Sugiyono, 2014). Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjek merupakan remaja yang berusia 11-24 tahun dan belum menikah dan remaja berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Rentang usia yang cukup besar ini digunakan peneliti untuk melihat remaja secara keseluruhan, baik remaja awal, tengah, maupun akhir. E. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, maupun persepsi seseorang (Sugiyono, 2014; Sarwono, 2006). Penelitian ini menggunakan lima buah pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Istilah sesuai dipilih karena kata istilah tersebut dirasa lebih tepat untuk mengukur keadaan diri subjek. Hal ini diharapkan membuat subjek untuk berpikir dahulu sejauhmana aitem yang akan diisi sesuai dengan dirinya (Azwar, 2013). Jumlah pilihan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 jawaban yang ganjil biasanya akan membuat subjek untuk cenderung memilih jawaban yang di tengah. Akan tetapi menurut Azwar (2013) hal tersebut dapat dihindari dengan menuliskan aitem dengan benar. Kecenderungan memilih jawaban tengah bisa terjadi karena aitem yang ditulis tidak cukup sensitif untuk memancing respon yang berbeda dari setiap subjek. Selain itu ketika pilihan jawaban tengah ditiadakan akan membuat subjek merasa sulit apabila dirinya merasa berada di antara dua pilihan jawaban yang telah disediakan. Dan yang terakhir Azwar mengatakan belum adanya bukti secara empirik mengenai kekhawatiran peneliti akan respon subjek yang cenderung memilih jawaban di tengah. Azwar menyarankan untuk memberikan istilah netral dan bukan ragu-ragu pada pilihan jawaban yang berada di tengah. Menurutnya istilah netral lebih tepat karena ketika subjek memilih pilihan netral, mereka percaya bahwa dirinya memang menjawab karena netral dan bukan karena mereka ragu-ragu akan pilihan yang dibuatnya. Skala yang digunakan terdiri dari jenis aitem favorable dan aitem unfavorable. Aitem favorable merupakan aitem yang isinya mendukung atau sesuai pada indikatornya. Sedangkan aitem unfavorable merupakan aitem yang isinya tidak mendukung atau tidak sesuai dengan indikator aitemnya (Azwar, 2013). Pada jenis aitem favorable diberikan skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak Sesuai (STS), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), 3 untuk Netral (N), 4 untuk Sesuai (S), dan 5 untuk pilihan Sangat Sesuai (SS). Sedangkan jenis aitem unfavorable nilai bergerak dari 5 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 untuk Tidak Sesuai (TS), 3 untuk Netral (N), 2 untuk Sesuai (S), dan 1 untuk Sangat Sesuai (SS). Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Kontrol Diri dan Skala Perilaku Agresi. Kedua skala tersebut akan dijadikan satu dalam sebuah angket. 1. Skala Kontrol Diri Skala ini digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang untuk menahan atau mengubah responnya dalam menghadapi situasi tertentu. Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek yang diutarakan Baumeister (2002; 2013), yaitu : a. standar-standar b. pengawasan c. kapasitas untuk berubah Tabel 1 Blueprint dan Rancangan Skala Kontrol Diri Sebelum Uji Coba No. 1. 2. 3. Aspek Kontrol Diri Standar-standar Pengawasan Kapasitas untuk berubah Jumlah Jenis Aitem Favorable Unfavorable Jumlah Aitem 8 8 8 8 16 16 33,33 % 33,33 % 8 8 16 33,33 % 24 24 48 100 % Bobot PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Tabel 2 Sebaran Aitem Skala Kontrol Diri No. Aspek Favorable 1. Standar-standar 4, 12, 24, 30, 35, 42, 44, 47 2. Pengawasan 7, 25, 28, 31, 37, 38, 43, 45 3. Kapasitas 3, 16, 17, 22, 33, untuk berubah 36, 46, 48 Unfavorable Jumlah 2, 5, 10, 13, 26, 16 27, 32, 40 6, 11, 15, 18, 20, 16 21, 29, 34 1, 8, 9, 14, 19, 16 23, 39,41 Skala Kontrol Diri terdiri dari pernyataan-pernyataan dengan lima buah pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subjek akan diminta memilih salah satu dari lima pilihan jawaban tersebut. Penilaian untuk pernyataan yang dipilih adalah sebagai berikut : Tabel 3 Skor Aitem untuk Skala Kontrol Diri Respon Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Skor Favorable 5 4 3 2 Unfavorable 1 2 3 4 1 5 2. Skala Perilaku Agresi Skala ini digunakan untuk mengukur kecenderungan seseorang dalam menyakiti atau melukai orang lain. Skala disusun berdasarkan keempat aspek yang telah diutarakan Buss & Perry (dalam Reyna, Lello, Sanchez, Brussino, 2011), yaitu : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 a. agresi fisik b. agresi verbal c. kemarahan (anger) d. permusuhan (hostility) Tabel 4 Blueprint dan Rancangan Skala Perilaku Agresi Sebelum Uji Coba No. 1. 2. 3. 4. Aspek Perilaku Agresi Agresi Fisik Agresi Verbal Kemarahan (anger) Permusuhan (hostility) Jumlah Jenis Aitem Favorable Unfavorable Jumlah Aitem Bobot 6 6 6 6 12 12 25 % 25 % 6 6 12 25 % 6 6 12 25 % 24 24 48 100 % Tabel 5 Sebaran Aitem Skala Perilaku Agresi No. Aspek 1. Agresi Fisik 2. Agresi Verbal 3. Kemarahan (anger) Permusuhan (hostility) 4. Favorable Unfavorable Jumlah 3, 11, 6, 19, 22, 7, 9, 32, 33, 42, 12 44 45 5, 12, 13, 25, 36, 17, 18, 21, 23, 12 37 39, 47 4, 8, 26, 31, 35, 1, 14, 20, 24, 27, 12 38 48 6, 10, 28, 29, 30, 2, 15 40, 41, 43, 12 34 46 Skala Perilaku Agresi terdiri dari pernyataan-pernyataan dengan lima buah pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subjek akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 diminta memilih salah satu dari lima pilihan jawaban tersebut. Penilaian untuk pernyataan yang dipilih adalah sebagai berikut : Tabel 6 Skor Aitem untuk Skala Perilaku Agresi Respon Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Skor Favorable 5 4 3 2 Unfavorable 1 2 3 4 1 5 F. UJI SKALA 1. Uji Validitas Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Siregar, 2014). Alat ukur yang memiliki validitas yang tinggi dapat diartikan bahwa alat ukur tersebut memiliki eror yang kecil. Dengan kata lain skor untuk tiap subjek yang didapat melalui pengukuran tidak jauh berbeda dengan skor aslinya (Azwar, 2007). Validitas skala yang digunakan dalam penelitian ini dilihat menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan kemampuan alat ukur dalam mengukur isi (konsep) yang hendak diukur. Untuk melihat validitas dengan menggunakan validitas isi diperlukan akal sehat untuk memutuskan apakah aitem sudah sesuai dengan tujuan dibuatnya alat ukur. Oleh karena itu peneliti meminta pendapat ahli (professional PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 judgement) yang merupakan dosen pembimbing peneliti (Azwar, 2013). Ahli (dosen pembimbing) diminta untuk memastikan bahwa aitem-aitem pada skala dalam penelitian ini sudah sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Seleksi Aitem Seleksi aitem digunakan untuk menentukkan aitem-aitem yang dianggap baik dan layak untuk digunakan dalam sebuah penelitian. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyeleksi aitem adalah daya diskriminasi aitem. Daya diskriminisasi aitem ini dapat membedakan respons yang diberikan dari tiap individu. Pada aplikasi SPSS 16.00 daya diskriminasi aitem dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation atau koefisien korelasi aitem-total (rix). Besaran koefisien korelasi aitem-total bergerak dari nilai 0 sampai 1,00 dengan tanda positif dan negatif. Batasan kriteria seleksi aitem dengan menggunakan koefisien korelasi aitem-total adalah rix> 0,30. Oleh karena itu aitem yang memiliki koefisiean korelasi aitem-total lebih atau sama dengan 0,30 dianggap memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem-total kurang dari 0,30 dianggap daya diskriminasinya rendah (Azwar, 2013). a. Skala Kontrol Diri Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 61 subjek, skala kontrol diri memiliki 31 aitem yang lolos seleksi dari 48 aitem awal dengan koefisien korelasi aitem-total (rix) > 0.30. Melalui PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 uji diskriminasi aitem pada skala kontrol diri, didapatkan koefisien korelasi aitem-total tertinggi adalah 0,656 dan koefisien korelasi aitem-total terendah adalah -0,363. Distribusi aitem skala kontrol diri setelah melalui seleksi aitem dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 7 Distribusi Aitem Skala Kontrol Diri No. Aspek Favorable Unfavorable Jumlah 1. Standar-standar 4, 12, 24, 30, 35, 2, 5, 10, 13, 26, 11 42, 44, 47 27, 32, 40 2. Pengawasan 7, 25, 28, 31, 37, 6, 11, 15, 18, 20, 9 38, 43, 45 21, 29, 34 3. Kapasitas 3, 16, 17, 22, 33, 1, 8, 9, 14, 19, 11 untuk berubah 36, 46, 48 23, 39,41 Jumlah 31 Keterangan : aitem yang dicetak tebal adala aitem yang gugur. b. Skala Perilaku Agresi Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan terhadap 61 subjek, skala perilaku agresi memiliki 33 aitem yang lolos seleksi dari 48 aitem awal dengan koefisien korelasi aitem-total (rix) > 0.30. Melalui uji diskriminasi aitem pada skala perilaku agresi, didapatkan koefisien korelasi aitem-total tertinggi adalah 0,683 dan koefisien korelasi aitem-total terendah adalah -0,254. Distribusi aitem skala perilaku agresi setelah melalui seleksi aitem dapat dilihat sebagai berikut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 Tabel 8 Distribusi Aitem Skala Perilaku Agresi No. Aspek 1. Agresi Fisik Favorable Unfavorable Jumlah 3, 11, 6, 19, 22, 7, 9, 32, 33, 42, 8 44 45 2. Agresi Verbal 5, 12, 13, 25, 36, 17, 18, 21, 23, 9 37 39, 47 3. Kemarahan 4, 8, 26, 31, 35, 1, 14, 20, 24, 27, 10 (anger) 38 48 4. Permusuhan 6, 10, 28, 29, 30, 2, 15 40, 41, 43, 6 (hostility) 46 34 Jumlah 33 Keterangan : aitem yang dicetak tebal adala aitem yang gugur. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan kosistensi hasil pengukuran suatu alat ukur (Suyabrata, 2008). Alat ukur diangap reliabel jika alat tersebut dapat mengukur gejala yang sama dari waktu ke waktu dengan konsisten (Siregar, 2014). Selain itu alat ukur yang reliabel juga menunjukkan seberapa tinggi kecermatan pengukuran oleh alat ukur tersebut. Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dari 0 sampai 1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin reliabel alat ukurnya (Azwar, 2013). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Alpha Cronbach. Alat ukur dianggap reliabel ketika koefisien alpha cronbach menunjukkan angka > 0,60 dan semakin baik ketika koefisien alpha cronbach medekati angka 1,00 (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Penghitungan reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS 16.00. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 a. Skala Kontrol Diri Koefisien reliabilitas pada skala kontrol diri setelah dilakukan uji coba didapatkan sebesar 0,906. Setelah dilakukan seleksi aitem didapatkan 31 aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data. Dari 31 aitem tersebut diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0,928. Tabel 9 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Kontrol Diri Cronbach’s Alpha 0.928 N of Items 31 b. Skala Perilaku Agresi Koefisien reliabilitas pada skala perilaku agresi setelah dilakukan uji coba didapatkan sebesar 0,873. Setelah dilakukan seleksi aitem didapatkan 33 aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data. Dari 33 aitem tersebut diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0,902. Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Perilaku Agresi Cronbach’s Alpha 0.902 N of Items 33 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 G. UJI ANALISIS DATA Pada penelitian ini, uji analisis data akan dilakukan mulai dari uji asumsi sampai dengan uji hipotesis. Pengujian analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.00. 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas memiliki tujuan untuk melihat data sampel yang telah diambil apakah mengikuti sebaran distribusi normal. Sebaran dapat dilihat dari tabel histogram maupun plot datanya. Data yang dikatakan berdistribusi normal merupakan data yang mengikuti atau berada di sekitar garis normal. Normalitas ini penting untuk membuat generalisasi atas data sampel (Ariyanto,2005). b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas bertujuan untuk sampel yang diteliti memiliki varian yang sama. Jika sampel yang digunakan untuk penelitian tidak memiliki varian yang sama maka uji ANOVA tidak dapat diberikan (Siregar, 2014). c. Uji Linearitas Tujuan dari uji linearitas adalah memastikan data sampel sesuai dengan garis linear atau tidak. Linearitas suatu data dapat dilihat dari plot data linearnya (Ariyanto, 2005). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 2. Uji Hipotesis Pegujian hipotesis menggunakan regresi analisa dengan aplikasi SPSS 16.00. Analisa ini bertujuan agar peneliti dapat mengetahui kekuatan hubungan antarvaribel secara keseluruhan dan juga peneliti dapat melihat arah hubungan dari kedua variabel yang telah ditentukan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat skala untuk mengukur kontrol diri dan perilaku agresi. Skala yang dibuat didasari oleh blueprint yang digunakan untuk menentukan jumlah aitem pada masing-masing skala penelitian. Setelah itu, peneliti membuat aitem untuk setiap variabel penelitian berdasarkan definisi operasional yang sudah dibentuk sebelumnya. Peneliti melakukan konsultasi pada professional judgement yang merupakan dosen pembimbing sebelum peneliti melakukan uji coba. Oleh karena subjek pada penelitian ini remaja, peneliti berencana untuk mengambil sampel yang merupakan siswa-siswi SMPN 4 Depok, SMAN 1 Depok, dan mahasiswa. Untuk itu peneliti meminta surat pengantar ijin penelitian kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk selanjutnya dimintakan surat ijin kepada Bappeda Kabupaten Sleman supaya dapat melakukan penelitian pada SMPN 4 Depok dan SMAN 1 Depok. Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan uji coba skala pada siswasiswi SMPN 4 Depok pada Hari Jumat, 30 Oktober 2015. Pelaksanaan uji coba dilakukan di dalam ruangan kelas dan menggunakan subjek sebanyak 63 orang siswa. Uji coba dilakukan mulai dari pukul 09.30 – 12.00 WIB yang dilakukan pada dua kelas. Setelah uji coba dilaksanakan ternyata terdapat 2 data subjek yang tidak lengkap pengisiannya atau tidak mengisi semua PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 pernyatan sehingga gugur. Pada akhirnya data yang digunakan sebagai data uji coba sebanyak 61 subjek. Lalu peneliti melihat reliabilitas alat ukur dengan menggunakan alpha cronbach dan melakukan seleksi item. Untuk proses secara lengkap telah diuraikan pada bagian uji skala bab III. Dari hasil reliabilitas dan seleksi didapatkan jumlah aitem total yang pasti. Untuk skala kontrol diri yang semula sebanyak 48 aitem menjadi 31 aitem. Sedangkan skala agresi yang semula berjumlah 48, setelah dilakukan seleksi aitem masih bertahan sebanyak 33 aitem. Oleh karena itu, jumlah keseluruhan aitem pada alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 64 aitem. B. PELAKSANAAN PENELITIAN Data penelitian yang pertama diambil pada Hari Selasa, 17 November 2015 di SMAN 1 Depok. Pengambilan data dilakukan mulai dari pukul 07.00 – 12.00 WIB. Dari pengambilan data yang dilakukan di SMAN 1 Depok didapatkan data dari 83 subjek. Selanjutnya peneliti mengambil data penelitian yang kedua dengan sasaran mahasiswa. Pengambilan data ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 29 November 2015 dan didapatkan data sebanyak 125. Lalu pengambilan data yang ketiga dilakukan di SMPN 4 Depok pada tanggal 28 November 2015. Pengambilan data dilakukan pada pukul 09.00 – 09.45 WIB. Pengumpulan data dari SMPN 4 Depok diperoleh data sebanyak 29 buah. Total keseluruhan jumlah subjek adalah sebesar 237 subjek. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 Selama proses pengambilan data, administrasi dilakukan secara klasikal maupun individual. Administrasi klasikal dilakukan pada saat pengambilan data di SMPN 4 Depok dan SMAN 1 Depok. Hal ini disebabkan tempat pengambilan data yang berupa kelas. Sedangkan administrasi secara individual dilakukan ketika pengambilan data dengan sasaran subjek mahasiswa. Para subjek dipersilahkan mengerjakan tanpa diberi batas waktu tertentu. Subjek juga diberikan kebebasan untuk bertanya kepada peneliti jika ada hal yang belum dipahami selama waktu pengerjaan. Perbedaan antara administrasi klasikal dan individual hanya terletak pada pembacaan petunjuk pengerjaan yang dilakukan oleh peneliti dan disimak oleh para subjek. C. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN 1. Data Demografis Data subjek yang akan dianalisis berjumlah 237 orang dengan jumlah subjek laki-laki sebanyak 73 orang (30,8%) dan jumlah subjek perempuan sebanyak 164 (69,2%). Rata-rata usia subjek adalah 17,93 (SD = 3,408). Subjek yang sedang menempuh pendidikan di SMP sebanyak 29 orang (12,2%), subjek yang duduk di bangku SMA sebanyak 83 orang (35%), dan subjek yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak 125 orang (52,7%). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 2. Hasil Rerata Subjek terhadap Skala a. Kontrol Diri Tabel 11 Tabel Analisis Deskriptif Variabel Kontrol Diri N 237 Min 70 Max 150 M 112.4995 SD 14.27251 Dari hasil analisis deskriptif pada variabel kontrol diri dapat dilihat bahwa respon minimum yang diberikan subjek sebesar 70 dan respon maksimum adalah sebesar 150. Sedangkan secara teoretis nilai minimumnya sebesar 31 dan nilai maksimum sebesar 155. Rata-rata respon yang diberikan oleh subjek sebesar 112,4995 (SD = 14,27251). Dibandingkan dengan nilai rata-rata teoretis, respon yang diberikan subjek tergolong dalam tinggi karena berada di atas rata-rata teoretis yang sebesar 93. b. Perilaku Agresi Tabel 12 Tabel Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Agresi N 237 Min 36 Max 116 M 82.4868 SD 13.73537 Dari hasil analisis deskriptif pada variabel perilaku agresi dapat dilihat bahwa respon minimum yang diberikan subjek sebesar 36 dan respon maksimum adalah sebesar 116. Sedangkan secara teoretis nilai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 minimumnya sebesar 33 dan nilai maksimumnya 165. Rata-rata respon yang diberikan oleh subjek sebesar 82,4868 (SD = 13,73537). Dibandingkan dengan nilai rata-rata teoretis, respon yang diberikan subjek tergolong dalam rendah karena berada di bawah rata-rata teoretis yang sebesar 99. D. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Berdasarkan gambar no 3 Grafik Normal Q-Q Plot Unstandardized Residual, dapat dikatakan bahwa data normal karena tersebar dengan mendekati garis normal. Selain itu peneliti juga melihat hasil normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov dari tabel 13 Tabel Hasil Uji Normalitas. Dari tabel tersebut didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,200. Oleh karena 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi dengan normal (Santoso, 2010). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Gambar 3. Grafik Normal Q-Q Plot Unstandardized Residual Tabel 13 Tabel Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Statistic Kolmogorov-Smirnov Df Sig. .51 158 .200 b. Uji Homogenitas Menurut gambar 3 yaitu gambar Scatterplot Hasil Uji Homogenitas pola grafik tesebut acak dan tidak membentuk pola megafon. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa data tidak menunjukkan pelanggaran homogenitas residu. Untuk memperkuat uji asumsi, peneliti juga melakukan perhitungan statistik untuk uji homogenitas dengan menhitung nilai S pada uji S Statistik. Nilai S PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 merupakan nilai Sum of Square yang dibagi 2, yaitu 0,2215 (Tabel 14). Dengan df = 1 maka nilai chi square-nya adalah 3,841. Oleh karena itu menurut uji S Statistik data dianggap homogen karena S < chi square. Gambar 4. Scatterplot Hasil Uji Homogenitas Tabel 14 Tabel Uji S Statistik Model Regresion Resdual Total Sum of Squares .443 294.178 294.621 df 1 156 157 Mean Square .443 1.886 F Sig. .235 .629 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 c. Uji Linearitas Berdasarkan tabel 15 Tabel Hasil Uji Linearitas didapatkan nilai signifikansi linearity sebesar 0,00. Oleh karena linearity 0,00 < 0,05 maka data yang diolah merupakan data yang linear. Tabel 15 Tabel Hasil Uji Linearitas Sum of Square TS_Perilaku_ Agresi TS_Kontrol_ Diri df Mean Square F Sig. Between (Combined) 16712.256 53 315.326 2.814 .000 Groups Linearity 7563.662 1 7563.662 67.509 .000 9148.594 52 175.934 1.570 .026 11652.023 28364.279 104 157 112.039 Deviation from Linearity Within Groups Total 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan analisa regresi menggunakan program SPSS 16.00. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya yaitu kontrol diri dapat memprediksi secara negatif perilaku agresi pada remaja. Pada analsis regresi, untuk dapat melihat hubungan antarvariabel dan seberapa besar sumbangan variabel independen untuk memprediksi variabel dependen, maka perlu dilihat beberapa hal, yaitu unstandardized coefficients (B) dan besarnya koefisien determinasi (R2). Berikut ini adalah hasil perhitungan regresi : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Tabel 16 Tabel Nilai Unstandardized Coefficients (B) Model (Constant) TS_Kontrol_Diri Unstandardized Coefficients Std. B Error 138.683 7.521 -.498 .066 Standardized Coefficient t Sig. 18.39 -7.532 .000 .000 Beta -.516 Berdasarkan uji signifikansi parameter individual pada tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai korelasi signifikan. Hal ini dilihat dari nilai signfikansi yang diperoleh dari nilai p = 0,000 dengan p < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kontrol diri terhadap perilaku agresi pada remaja. Selain itu, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kontrol diri dan perilaku agresi (B = 0,496). Tabel 17 Tabel Nilai Koefisien Determinasi Model R R Square 1 .516 .267 Adjusted R Square .262 Std. Error of the Estimate 11.54718 Tabel 17 menyajikan data seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan variabel kontrol diri untuk memprediksi perilaku agresi. Besarnya sumbangan dapat dilihat dari nilai R Square (R2). Dapat dilihat bahwa kekuatan prediksi dari kontrol diri terhadap perilaku agresi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 sebesar 0,267. Kontrol diri memberikan kontribusi sebesar 26,7% untuk memprediksi perilaku agresi pada remaja. E. PEMBAHASAN Uji hipotesis yang sudah dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri dapat menjadi prediktor terhadap perilaku agresi pada remaja (p < 0,05). Selain itu, kontrol diri juga mampu memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif (B = -0,496). Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika remaja memiliki kontrol diri yang rendah maka ia akan berperilaku secara agresif. Sebaliknya remaja yang memiliki kontrol tinggi tidak memiliki kecenderungan untuk memunculkan perilaku agresi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan (Denson, DeWall,& Finkel, 2012; Raymond, 2009) menyatakan bahwa kontrol diri mampu mereduksi perilaku agresi seseorang. Penelitian lain juga mengatakan bahwa remaja dengan kontrol diri yang rendah lebih sering terlibat dalam perilaku antisosial (Kuhn & Laird, 2013), dimana perilaku agresi termasuk ke dalam perilaku antisosial karena tidak sesuai dengan norma sosial. Selain itu teori I3 (Shaver & Mikulincer, 2011; Denson, DeWall, & Finkel, 2012) juga mendukung hasil penelitian ini. Menurut teori I3 ketika inhibiting forces, yang dalam penelitian ini berupa kontrol diri, dapat menekan atau mengurangi perilaku agresi individu. Meskipun instigating trigger dan impelling forces PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 muncul bersamaan, namun kontrol diri mampu menahan dorongan beragresi ketika memiliki kekuatan yang lebih besar. Hal tersebut disebabkan individu dengan kontrol diri tinggi memiliki nilai maupun prinsip yang sesuai dengan norma sosial. Sedangkan perilaku agresi merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Selain itu kontrol diri yang tinggi akan membuat individu menyadari perubahan perilaku pada dirinya dan mampu merubah respon yang akan dimunculkan. Dengan kemampuan ini, individu mampu menekan atau mengurangi perilaku agresi yang akan muncul (Baumeister, 2002; 2013). Di sisi lain, perilaku agresi merupakan respon individu yang spontan dan individu juga cenderung tidak memikirkan konsekuensi jangka panjang dari perilaku agresinya (Anderson & Bushman, 2002). Individu yang berperilaku secara agresif cenderung mengejar kepuasan sesaat. Sedangkan individu yang memiliki kontrol diri yang baik cenderung memikirkan tujuan jangka panjang. Oleh karena itu individu yang memiliki kontrol diri yang baik cenderung tidak merespons secara spontan (Tochkov, 2010). Sedangkan kekuatan kontrol diri dalam memprediksi perilaku pada remaja sebesar 26,7 %. Terdapat 73, 3% variabel lain yang dapat memberikan kontribusi pada perilaku agresi remaja. Pola asuh orangtua bisa menjadi salah satu prediktor perilaku agresi pada remaja. Remaja yang tumbuh dalam keluarga yag kasar dan orangtua yang mengabaikan anaknya cenderung melakukan perilaku yang menyimpang (Steinberg, 2002). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 Tingkat intelegensi remaja nampaknya juga mempengaruhi perilaku agresi pada remaja. Hal ini dikarenakan remaja yang memiliki intelegensi rendah dibanding dengan teman sebayanya cenderung terlbat dalam perilaku antisosial. Pengaruh teman sebaya juga dapat mempengaruhi tingkat perilaku agresi pada remaja. Remaja yang memiliki masalah atau konflik dengan teman sebayanya akan cenderung mengembangkan perilaku yang menyimpang (Steinberg, 2002). Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, hasil uji normalitas menunjukan bahwa data penelitian bersifat normal. Hal ini berarti hasil dari penelitian ini dapat digeneralisasikan pada remaja di luar subjek penelitian ini. Data penelitan juga menunjukkan subjek penelitian memiliki tingkat kontrol diri yang tinggi. Sedangkan tingkat perilaku agresinya rendah. Hal ini mungkin disebabkan jumlah subjek yang cenderung banyak pada tahap remaja akhir karena dengan seiring bertambahnya usia kontrol diri akan semakin membaik (Baumeister, 2002) dan perilaku agresi akan semakin menurun. Selain itu remaja akhir sudah mulai mempunyai tujuan-tujuan yang ingin mereka capai. Tujuan tersebut memberikan arah yang jelas bagi remaja sehingga remaja juga lebih gigih dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkannya. Dengan tingkat kontrol diri yang baik, remaja akhir juga sulit untuk dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya sehingga dorongan perilaku agresi secara eksternal juga mampu ditahan (Franken, 2002) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 F. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini tidak lepas dari adanya keterbatasan akan penelitian. Keterbatasan tersebut meliputi : 1. Subjek penelitian yang sebagian besar merupakan remaja akhir dan remaja awal yang sedikit sehingga kurang dapat menggambarkan remaja pada secara keseluruhan. 2. Subjek penelitian yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan sehingga hasil penelitian tidak bisa membandingkan tingkat kontrol diri maupun perilaku agresi berdasarkan jenis kelamin. 3. Data demografis dalam penelitian ini hanya menyantumkan usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Hal ini dirasa kurang memperkaya hasil penelitian. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis bisa ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa kontrol diri dapat memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif diterima. Remaja yang memiliki kontrol diri tinggi akan cenderung memiliki perilaku agresi yang rendah. Di sisi lain, remaja dengan kontrol diri yang rendah cenderung berperilaku secara agresif. Kekuatan prediksi kontrol diri terhadap perilaku agresi pada remaja sebesar 26,7%. B. SARAN 1. Bagi Remaja Penelitian ini mengungkapkan betapa pentingnya kontrol diri dalam kehidupan remaja, terutama dalam mengontrol perilaku agresi. Masa remaja merupakan masa peralihan yang tak jarang membuat remaja melakukan hal-hal negatif, seperti perilaku agresi. Melalui penelitian ini remaja diajak untuk mengembangkan kontrol diri yang baik. Dengan begitu perilaku negatif, seperti perilaku agresi, dapat dihindari dan membuat remaja lebih mengenali dirinya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 2. Bagi Para Guru dan Pihak Sekolah Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap bagi para guru maupun pihak di sekolah untuk lebih mengembangkan lagi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kontrol diri remaja. Program seperti character building bisa menjadi salah satu contoh. Dengan demikian diharapkan terjadi keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan pengembangan pribadi remaja. 3. Bagi Orangtua Dalam mendidik anaknya, peneliti menyarankan agar orangtua mengajarkan cara mengontrol diri sedini mungkin. Hal ini disebabkan kontrol diri individu dibentuk oleh orangtua. Mengajarkan kontrol diri pada anak sejak dini merupakan bekal yang sangat penting baginya di masa depan ketika memasuki masa remaja. 4. Bagi Peneliti Berikutnya Berdasarkan penelitian ini, kekuatan prediksi kontrol diri terhadap perilaku agresi sebesar 26,7%. Terdapat 73,3% di luar kontrol diri yang dapat memprediksi perilaku agresi. Oleh karena itu peneliti selanjutnya bisa mengembangkannya dengan prediktor-prediktor yang lain, seperti jenis kelamin, status ekonomi-sosial, dan tingkat pendidikan. Selain itu peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti pada tiap tahapan masa remaja supaya dapat menjelaskan dengan lebih dalam perkembangan yang terjadi pada remaja. Berkaitan dengan perilaku agresi, peneliti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 selanjutnya juga bisa meneliti jenis-jenis perilaku agresi dengan lebih mendalam. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 DAFTAR PUSTAKA Anderson, C. A., & Bushman, B. J. (2002). Human Aggression.Annu. Rev. Psychol, 53, 27-51 Anggaraningtyas, Y., Lilik, S., & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara Koping Stres dan Persepsi Pola Asuh Otoriter dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Remaja yang dimoderasi oleh Konformitas Teman Sebaya pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1(4) Ari, Santo. (2015, Maret 14). Remaja Pelaku Kejahatan di DIY Meningkat Tajam. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari http://jogja.tribunnews.com/2015/03/14/remaja-pelaku-kejahatan-di-diymeningkat-tajam Ariyanto.(2005). Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12. Jakarta : Salemba Infotek. Azwar, S. (2007). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bandura, A. (1973). Aggression : A Social Learning Analysis. New Jersey : Prentice-Hall, Inc Baron, R. A., Byrne, D., & Branscombe, N. R. (2006). Social Psychology.Boston : Pearson Education, Inc Baumeister, R. F. (2002). Yielding to Temptation: Self‐Control Failure, Impulsive Purchasing, and Consumer Behavior.Journal of Consumer Research, 28, 670-676 Baumeister, R. F. (2013), Self-control, fluctuating willpower, and forensic practice, The Journal of Forensic Practice, 15, 85-96 Berk, L. E. (2006). Seventh Edition Child Development. Boston : Pearson Education, Inc Berkowitz, L. (1995). Agresi I : Sebab dan Akibatnya. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo Buss, A. H.& Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire.Journal of Personality and Social Psychology. 63(3), 452-459 Coyne, S. M., Robinson, S. L., & Nelson, D. A. (2010). Does Reality Backbite? Physical, Verbal, and Relational Aggression in Reality Television Program. Journal of Broadcasting & Electronic Media. 54(2), 282-292 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 Brown, P., & Schuster, I. (1986). Introduction : Culture and Aggression. Anthropological Quarterly, 59(4), 155-204 Deming, A. M. & Lochman, J. E. (2008). The Relation of Locus of Control, Anger, and Impulsivity to Boys' Aggressive Behavior. Behavioral Disorders, 33(2), 108-119 Denson, T. F., DeWall, C. N, & Finkel, E. J. (2012). Self-Control and Aggression. Current Directions in Psychological Science, 21(1), 20-25 Duckworth, A. L., Kim, B. & Tsukuyama, E. (2013). Life Stress Impairs SelfControl in Early Adoloscence. Frontiers in Psychology, 3, 1-12 Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society. New York : W. W. Norton & Company Franken, R. E. (2002). Human Motivation. California : Wadsworth Group Gordon, R. A., Lahey, B. B., Kawai, E., Loeber, R., Loeber, M. S., Farrington, D. P. (2004). Antisocial Behavior and Youth Gang Membership : Selection and Socialization. Criminology, 42(1), 55-87 Guswani, A. M. & Kawuryan, F. (2011). Perilaku Agresi pada Mahasiswa Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur, 1 (2), 86-92 Haney, T. L., Maynard, K. E., Houseworth, S. J., Scherwitz, L. W., William, R. B., Barefoot, J. C. (1996). Interpersonal Hostility Assessment Technique : Description and Validation Against the Criterion of Coronary Artery Disease. Journal of Personality Assesment, 66(2), 386-401 Heimer, K. (1997). Socioeconomic Status, Subcultural Definitions, and Violent Deliquency. Social Forces, 75(3), 799-833 Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2007). An Introduction to Theories of Personality 7th. New Jersey : Pearson Education, Inc. Hurlock, E. B. (1953). Development Psychology. USA : McGraw-Hill, Inc Hurlock, E. B. (1973). Adolescent Development.Kogakusha : McGraw-Hill, Inc Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan 5th. Jakarta : Penerbit Erlangga Ilham. (2015, Februari 18). Siswa Pelaku Kasus Tato Hello Kitty Menyerahkan Diri. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/02/18/njyownsiswi-pelaku-kasus-tato-hello-kitty-menyerahkan-diri Ivory, A. H. & Kaestle, C. E. (2013). The Effect of Profanity in Violent Video Games on Players’ Hostile Expectation, Aggressive Thoughts and Feelings, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 and Other Responses. Journal of Broadcasting and Electronic Media. 57(2), 224-241 Johansson, A., Santtila, P., Corander, J., Jern, P., Pahlen, B. V. D., Varjonen, M., & Sandnabba, K. (2011). Controlling Anger in Self-reported Sober and Alcohol Intoxicated States : Moderating Effects of Trait Anger and Alcohol Consumption. Scandinavian Journal of Psychology, 52, 382-388 Kawabata, Y., Tseng, W. L., & Crick, N. R. (2014). Adaptive, Maladaptive, Mediational, and Bidirectional Processes of Relation and Physical Aggression, Relational and Physical Victimation, and Peer Liking. Aggressive Behavior. 40, 273-280 Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : PT ERESCO Kuhn, E. S. & Laird, R. D. (2013). Parent and Peer Restrictions of Opportunities Attenuate the Link between Low Self-Control and Antisocial Behavior. Social Development, 22(4), 813-830 Miller, P. H. (2011). Theories of Development Psychology. New York : Worth Publisher Muhammad, D. (2013, Desember 27). Kapolri Klaim Kriminalitas 2013 Menurun. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/12/27/mygtns-kapolriklaim-kriminalitas-2013-menurun Morris, C. G. (1990). Psychology : An Introduction Seventh Edition. New Jersey : Prentice-Hall. Inc Myers, D. G. (2013). Social Psychology, Eleventh Edition. New York : McGrawHill Nursiyono, J. A. (2014, Oktober 24). Tindak Pidana di Indonesia Masih Tinggi, Ini Penyebabnya. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari http://regional.kompasiana.com/2014/10/24/tindak-pidana-di-indonesiamasih-tinggi-ini-penyebabnya-697771.html Onukwufor, J. N. (2013). Physical and Verbal Aggression Among Adolescent Secondary School Students in River State of Nigeria. British Journal of Education, 1(2), 67-73 Passer, M. W. & Smith, R. E. (2007). Psychology : The Science of Mind and Behavior. New York : McGraw-Hill Piquero, A. R., Gibson, C. L., & Tibbetts, S. G. (2002). Does Self-Control Account for The Relationship Between Binge Drinking and AlcoholRelated Behaviours?. Criminal Behaviour and Mental Health, 12, 135-154 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 Praptiani, S. (2013). Pengaruh Kontrol Diri terhadap Agresivitas Remaja dalam Menghadapi Konflik Sebaya dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi, 1(1), 01-13 Rastika, I. (2012, Desember 26). Setiap 91 Detik, Terjadi Satu Kejahatan di Indonesia. Diambil, dari http://nasional.kompas.com/read/2012/12/26/15260465/Setiap.91.Detik.Terj adi.Satu.Kejahatan.di.Indonesia Raymond, A. T. (2009). Self-Control and Early Adolescent Antisocial Behavior : A Longitudinal Analysis. Journal of Early Adolescence. 29(4), 497-517 Reber, A. S. & Reber, E. S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Reyna, C., Lello, M.G., Sanchez, A., Brussino, S., (2011). The Buss-Perry Aggression Questionnaire: Construct validity and gender invariance among Argentinean adolescents. International Journal of Psychological Research, 4(2), 30-37 Rotter, J. B. (1990). Internal Versus External Control of Reinforcement : A Case History of a Variable. American Psychologist, 45(4), 489-493 Santi, P. (2013). Pengaruh Kontrol Diri terhadap Agresivitas Remaja dalam Menghadapi Konflik Sebaya dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi. 1(1), 1-13 Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Sarwono, S. W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Shaver, P. R. & Mikulincer, M. (2011). Human Aggression and Violence : Causes, Manifestations, and Consequences. Washington : American Psychological Association Simons, R. L., Wu, C. I., Lin, K. H., Gordon, L., & Conger, R. D. (2000). A Cross-Cultural Examination of The Link between Corporal Punishment and Adolescent Antisocial Behavior. Criminology, 38(1), 47-79 Siregar,S. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi degan Peritungan Manual dan Aplkasi SPSS Versi 17. Jakarta : PT Bumi Angkasa SJ, Renna. (2015, Maret 14). Sungguh Mengejutkan, Banyak Pelaku Kejahatan Masih Berstatus Pelajar!. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari http://sorotjogja.com/sungguh-mengejutkan-banyak-pelaku- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 Steinberg, L. (2002). Adolescence, Sixth Edition. New York : McGraw-Hill Steinberg, L. (2005). Cognitive and Affective Development Adolescence.TRENDS in Cognitive Science, 9(2), 69-74 in Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Sujarweni, V. W. & Endrayanto, P. (2012).Statistka untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu Suryani, Bhekti. (2015, Maret 23). Pelaku Penganiayaan 'Hello Kitty' Dituntut 4 Tahun. Diambil, dari http://jogja.solopos.com/baca/2015/03/23/penganiayaan-bantul-pelakupenganiayaan-hello-kitty-dituntut-4-tahun-587547 Syah, M. S. (2013, Desember 28). Pengamat : Tahun 2014 Angka Kriminal Diprediksi Masih Tinggi. Diambil tanggal 7 Maret 2015, dari http://news.liputan6.com/read/786420/pengamat-tahun-2014-angkakriminal-diprediksi-masih-tinggi Tangney, J. P., Baumeister, R. F., & Boone, A. L. (2004). High Self-Control Predicts Good Adjustment, Less Pathology, Better Grade, and Interpersonal Success. Journal of Personality, 72(2), 271-322 Taniredja, T & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung : Alfabeta Teng, Z., Li, Y., & Liu, Y. (2004). Online Gaming, Internet Addiction, and Aggression in Chinese Male Students: The Mediating Role of Low SelfControl. International Journal of Psychological Studies, 6, 89-97 Thomaes, S., Bushman, B. J., de Castro, B. O., Cohen, G. L., & Danissen, J. J. A. (2009). Reducing Narcisstic Aggression by Buttressing Self-Esteem : An Experimental Field Study. Psychology Science, 20(12), 1536-1542 Tochkov, Karin (2010). Self-Control Deficits and Pathological Gambling. International Journal of Psychological Studies, 2, 62-69 Tsai, J. J. & Hsieh, C. J. (2015). Development of The Children's Sport Locus of Control Scale. Social Behavior and Personality, 43(2), 315-326 Widiana, H. S., Retnowati, S., & Hidayat, R. (2004). Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Humanitas : Indonesian Psychological Journal, 1, 6-16 Woessner, G. & Schneider, S. (2013). The Role of Self-Control and Self-Esteem and The Impact of Early Risk Factors among Violent Offenders. Criminnal Behaviour and Mental Health, 23, 99-112 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 71 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran A Data Sebaran Usia Subjek Usia Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent 11 1 .4 .4 .4 12 26 11.1 11.1 11.5 13 2 .9 .9 12.3 15 9 3.8 3.8 16.2 16 55 23.4 23.4 39.6 17 19 8.1 8.1 47.7 18 7 3.0 3.0 50.6 19 19 8.1 8.1 58.7 20 24 10.2 10.2 68.9 21 35 14.9 14.9 83.8 22 32 13.6 13.6 97.4 23 6 2.6 2.6 100.0 235 100.0 100.0 Total Lampiran B Data Sebaran Jenis Kelamin Subjek Jenis_Kelamin Cumulative Frequency Valid laki-laki Percent Valid Percent Percent 72 30.6 30.6 30.6 perempuan 163 69.4 69.4 100.0 Total 235 100.0 100.0 72 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran C Data Sebaran Tingkat Pendidikan Subjek Pendidkan Cumulative Frequency Valid Percent Valid Percent Percent SMP 29 12.3 12.3 12.3 SMA 82 34.9 34.9 47.2 S1 124 52.8 52.8 100.0 Total 235 100.0 100.0 Lampiran D Hasil Reliabilitas Skala Kontrol Diri Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 61 100.0 0 .0 61 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .928 31 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted no2 104.1967 223.161 .574 .925 no3 104.5902 227.479 .534 .926 no5 104.4918 216.754 .625 .924 73 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI no7 104.6230 226.039 .570 .925 no9 105.0164 223.050 .573 .925 no10 103.9836 226.950 .441 .927 no11 103.9836 229.283 .339 .928 no12 104.5082 231.021 .381 .927 no13 104.2787 219.804 .691 .924 no14 104.8033 223.227 .607 .925 no15 105.1148 227.937 .372 .928 no17 104.8033 224.227 .658 .925 no19 104.1639 225.806 .475 .926 no20 104.4590 216.319 .596 .925 no21 104.0164 225.683 .459 .927 no22 104.0656 225.529 .433 .927 no24 104.3279 222.791 .629 .925 no26 104.7541 223.089 .521 .926 no27 104.2459 220.122 .616 .925 no29 105.1148 225.470 .465 .927 no30 104.1475 226.728 .494 .926 no33 103.8361 227.706 .457 .927 no36 104.0328 221.899 .573 .925 no37 104.5082 226.354 .505 .926 no38 104.9016 219.090 .648 .924 no39 104.2295 224.113 .496 .926 no41 104.3607 221.201 .675 .924 no44 104.2295 230.146 .354 .928 no45 105.0000 222.767 .518 .926 no47 104.8525 224.328 .434 .927 no48 104.3934 224.243 .563 .925 74 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran E Hasil Reliabilitas Skala Perilaku Agresi Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 61 100.0 0 .0 61 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .902 33 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted no1 77.2295 226.780 .243 .902 no3 77.3279 221.057 .381 .900 no4 76.9344 219.229 .465 .899 no6 76.3607 222.434 .287 .902 no8 76.8689 217.516 .466 .899 no9 77.8033 221.461 .466 .899 no10 76.9508 214.114 .566 .897 no11 77.5574 218.251 .578 .897 no12 77.4918 214.487 .653 .895 no13 76.4918 216.887 .455 .899 no16 77.1967 216.594 .506 .898 no18 76.8361 220.039 .471 .899 no19 77.2787 222.671 .307 .901 no20 76.8197 222.917 .473 .899 no21 77.0984 220.890 .418 .899 no22 77.9180 225.577 .349 .900 75 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI no23 76.7541 227.122 .268 .901 no24 77.6230 222.005 .454 .899 no25 76.3279 220.524 .425 .899 no26 77.4262 222.049 .410 .899 no28 76.9344 217.129 .531 .897 no29 76.5246 223.154 .348 .900 no31 77.2295 220.413 .484 .898 no33 77.1148 219.137 .455 .899 no35 77.1311 210.083 .676 .894 no36 76.7377 216.463 .586 .897 no37 77.2951 217.578 .537 .897 no38 77.1148 217.103 .508 .898 no40 77.2623 227.763 .213 .902 no44 76.9016 211.590 .641 .895 no46 76.9836 225.416 .268 .902 no47 76.6230 219.905 .405 .900 no48 77.0656 224.929 .282 .901 76 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran F Skala yang Digunakan dalam Penelitian ANGKET DIRI REMAJA 77 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 PENJELASAN DAN PERNYATAAN KESEDIAAN Perkenalkan nama saya Nunuk Putri Permatasari dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya ingin lebih memahami dinamika psikologis yang terjadi pada diri teman-teman. Untuk itu saya meminta temanteman untuk mengisi angket yang sudah saya sediakan. Dengan mengisi angket ini, teman-teman telah memberikan sumbangsih pada pemahaman mengenai remaja. Informasi yang teman-teman berikan merupakan informasi yang sangat berharga ketika teman-teman menjawab dengan jujur, spontan, dan apa adanya. Di sini tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban yang tepat ialah jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman. Saya tahu bahwa informasi yang teman-teman berikan sangatlah bersifat pribadi. Oleh karena itu, saya menjamin kerahasiaan informasi yang sudah teman-teman berikan. Saya sangat berterima kasih atas kesedian teman-teman dalam mengisi angket ini. Jika teman-teman sudah merasa jelas dan bersedia mengisi angket ini, silahkan memberikan tanda tangan di bawah sebagai tanda kesediaan temanteman dalam mengisi angket ini. Saya telah membaca serta memahami penjelasan tentang angket ini, dan saya bersedia mengisi angket ini. Yogyakarta, ___________________2015 _______________________________ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 IDENTITAS DIRI Inisial : ___________ Usia : ___________ Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu) Pendidikan : ___________ PETUNJUK PENGERJAAN Di bawah ini teman-teman akan menemui bermacam-macam pernyataan yang dibagi menjadi dua bagian. Teman-teman diminta menjawab pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri teman-teman. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama. Silahkan teman-teman mengisi dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang sudah disediakan. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah sesuai kenyataan yang terjadi pada diri teman-teman. Jika teman-teman ingin mengganti jawaban, silahkan mencoret tanda silang di jawaban sebelumnya (X). Terdapat 5 pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu : STS : Sangat Tidak Sesuai TS : Tidak Sesuai N : Netral S : Sesuai SS : Sangat Sesuai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 Contoh pengerjaan : No. 1. Pernyataan Saya lebih suka pakaian berwarna merah daripada hijau STS TS X N S SS X Setelah selesai mengerjakan periksalah kembali supaya tidak ada pernyataan yang terlewatkan atau belum dijawab. Pastikan teman-teman sudah mengisi semua pernyataan yang ada. Selamat Mengerjakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 BAGIAN I No. 1. Pernyataan STS Saya dengan semangat menjalankan rencana yang sudah ditetapkan 2. Saya akan terus mencoba sampai rencana saya terwujud 3. Saya merasa bingung mengapa saya mengikuti atau melakukan suatu kegiatan 4. Saya mudah lupa akan tujuan semula jika diganggu oleh orang lain 5. Meskipun saya gagal melakukan rencana yang sudah saya buat namun saya tidak menyerah 6. Gangguan dari lingkungan dapat mengganggu pola hidup yang sudah saya terapkan 7. Saya mudah menyerah jika mengalami kegagalan 8. Saya mengerti dengan jelas tujuan dari kegiatan yang saya lakukan 9. Saya mudah terpengaruh terhadap ajakan orang lain meskipun saya tahu hal tersebut salah 10. Saya mampu menjalankan apa yang sudah saya rencanakan 11. Saya mampu melakukan kewajiban meski mendapat gangguan dari lingkungan 12. Dalam mengambil keputusan, saya selalu mempertimbangkan prinsip-prinsip yang saya yakini TS N S SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 13. Pernyataan Saya belajar dari STS kegagalan dan memperbaikinya 14. Meskipun berada dalam dilema, saya mampu memilih sesuai dengan prinsip yang saya anut 15. Saya merasa tidak memiliki kontrol akan apa yang saya lakukan 16. Saya tahu apa yang akan saya raih di masa depan 17. Saya bisa mengikuti pola hidup yang sudah saya tetapkan 18. Saya bingung apa yang akan saya lakukan di masa depan 19. Rencana yang saya buat kalah dengan kegiatan di lingkungan 20. Saya memiliki beberapa prinsip yang saya pegang dan terapkan dalam kehidupan seharihari 21. Saya telah menetapkan jadwal untuk kegiatan yang saya miliki 22. Saya merasa apa yang saya lakukan bertentangan dengan hati nurani 23. Saya akan melupakan tanggung jawab ketika merasa sangat senang atau sangat sedih 24. Saya merasa enggan melakukan rencana yang sudah saya buat 25. Saya mengingat atau mencatat apa saja yang harus saya lakukan setiap hari 26. Saya memiliki banyak rencana tapi hanya sedikit yang terlaksana TS N S 82 SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 27. Pernyataan Saya merasa terombang-ambing STS dalam menjalani kehidupan sehari-hari 28. Rencana yang saya buat hanya sebatas wacana dan tidak terlaksana 29. Jika sedang merasa sedih atau kecewa, saya lupa akan prinsip yang saya miliki 30. Saya terlalu sibuk mengurusi orang lain sampai lupa dengan diri sendiri 31. Kebanyakan rencana yang saya buat berhasil saya lakukan TS N S 83 SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 BAGIAN II No. 1. Pernyataan STS Saya sering memanggil orang-orang di sekitar dengan julukan tertentu 2. Saya merasa orang lain memiliki keberuntungan lebih dibanding dengan diri saya 3. Saya mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin 4. Jika tidak suka suatu hal, saya dapat dengan mudah mengkritiknya 5. Saya dinilai oleh orang sekitar sebagai seorang pemarah 6. Kesalahan kecil dapat membuat emosi saya memuncak 7. Saya merasa emosi saya mudah meledak sewaktu-waktu 8. Jika saya dipukul maka saya akan memukul kembali orang tersebut 9. Saya naik darah ketika rencana berjalan dengan tidak lancar 10. Saya merasa lebih sering berkelahi dibanding teman-teman saya 11. Jika keinginan tidak tercapai, saya mudah panas hati 12. Meskipun disakiti orang lain, saya tidak akan membalasnya secara fisik 13. Saya merasa perlu berkelahi ketika membela hak-hak saya TS N S SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan STS 14. Saya berusaha memilih kata yang halus untuk menjaga perasaan orang lain 15. Ketika merasa emosi, saya bisa merusak benda-benda di sekitar saya 16. Saya merasa iri dengan kesuksesan orang lain 17. Meskipun sedang kesal, saya bisa mengendalikan perkataan saya 18. Ketika dihina, saya menanggapinya dengan berkelahi 19. Saya mudah merasa iri terhadap orang lain 20. Saya merasa sulit mengendalikan amarah 21. Di belakang saya teman-teman membicarakan saya 22. Saya mampu memaafkan kesalahan orang lain 23. Saya merasa senang ketika teman saya sukses 24. Meskipun dipanggil dengan nama julukan, saya tetap memanggil orang lain dengan nama aslinya 25. Saya langsung mengatakan apa saja yang ada dalam pikiran saya 26. Menurut orang di sekitar, saya adalah orang yang suka berdebat 27. Saya berpikir dua kali sebelum mengatakan apa yang saya pikirkan 28. Membalas kemarahan orang lain dengan penuh emosi merupakan hal yang sia-sia 29. Saya merupakan perdebatan orang yang menikmati TS N S 85 SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan STS 30. Saya merasa permasalahan bisa diselesaikan TS tanpa berkelahi 31. Saya yakin teman-teman tulus berteman dengan saya 32. Saya bisa berlapang dada menghadapi masalah 33. Ketika terancam, saya akan menyerang (memukul) terlebih dahulu Terimakasih atas partisipasi teman-teman N S 86 SS