I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu jenis sayuran penting di Indonesia, baik sebagai komoditas yang dikonsumsi didalam negeri maupun sebagai komoditas ekspor. Rata-rata produksi cabai merah nasional tahun 2014 mencapai 1,075 juta ton. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura dalam 5 tahun terakhir luas panen nasional terhadap beberapa jenis cabai masih mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010-2012 luas panen cabai mengalami penurunan sebesar 2.420 Ha dari luas panen 237.105 Ha, kemudian mengalami peningkatan kembali sampai tahun 2014 (BPS, 2015). Salah satu kendala penyebab menurunnya produksi cabai adalah gangguan hama dan penyakit yang dapat menyerang sejak tanaman di persemaian sampai pasca panen. Gangguan penyakit maupun hama pada tanaman cabai sangat kompleks, baik pada musim hujan maupun kemarau, dan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Keberadaan patogen spesifik berupa jamur, bakteri, virus, dan parasit, termasuk nematoda juga dapat menyebabkan bertambahnya kehilangan hasil pada tanaman cabai yang dibudidayakan (Duriat et al., 2007). Kebanyakan varietas cabai rentan terhadap serangan nematoda puru akar Meloidogyne incognita (Oka et al., 2004). Setiap tahunnya, kehilangan hasil pada pertanaman cabai di dunia akibat infestasi M. incognita dapat mencapai 12 - 90%, tergantung tingkat populasi serta lingkungan biotik dan abiotik yang mempengaruhi (Sasser and Freckman, 1987). Menurut Oka et al. (2000), kehilangan hasil pada tanaman budidaya akibat serangan Nematoda Puru Akar (NPA) dapat mencapai US $100 juta/tahun diseluruh dunia. M. incognita dikenal secara luas akibat kemampuan reproduksinya yang sangat cepat pada suhu diatas 18oC disertai dengan patogen sekunder yang mengikutinya. Pengaruhnya terhadap tanaman inang akan semakin meluas didaerah tropis, dimana faktor lingkungan mempengaruhi reproduksi, kemampuan bertahan hidup dan sebaran nematoda (Luc et al., 1990 dalam Anwar et al., 2013). Pada pertanaman paprika yang merupakan salah satu varietas cabai, M. incognita bukan merupakan hama penting di wilayah Lembah San Joaquin akan tetapi dapat menjadi permasalahan yang serius di wilayah Lembah Coachella yang kondisinya seperti gurun (Aguiar et al., 2014). Perbedaan lingkungan yang mempengaruhi keberadaan M. incognita ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain suhu, ukuran pori tanah, dan keadaan air. Suhu mempengaruhi tingkat perubahan metabolisme, gerakan, dan aktivitas. M. incognita umumnya memerlukan suhu lebih tinggi (daerah tropika) antara 25-30oC. Sedangkan tipe tanah yang paling cocok untuk pergerakan nematoda adalah tipe tanah yang ringan atau berpasir (Mulyadi, 2009). Gejala yang ditimbulkan sebagai hasil interaksi antara nematoda dan tanaman inang ini dapat dilihat dibawah permukaan tanah ataupun diatas permukaan tanah. Gejala dibawah permukaan tanah dapat dilihat ketika bagian akar diambil. Pada akar akan terdapat puru atau bengkak akar. Didalam jaringan akar yang berpuru tersebut, terdapat sekelompok nematoda. Selain itu pembuluh jaringan akar terserang nematoda tersumbat oleh cairan seperti getah. Hal ini menyebabkan terhambatnya translokasi air dan unsur hara dari akar ke bagian tanaman lainnya. Gejala diatas permukaan tanah dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman terserang yang terhambat, kemudian secara bertahap warna daun dan dahan menjadi kekuning-kuningan. Perubahan ini umumnya dimulai dari bagian bawah dan menjalar kebagian atas tanaman. Daun-daun yang telah menguning tidak menjadi layu tetapi menjadi sangat rapuh sehingga secara bertahap daun-daun tersebut akan gugur. Buah-buah akan lebih lama bertahan melekat pada tangkainya, dibandingkan dengan daunnya (Mustika, 2015). Selain menerapkan pengendalian secara kimiawi baik dengan nematisida fumigan dan non-fumigan, penggunaan kultivar yang resisten merupakan salah satu pengendalian yang paling efektif, aman, dan ramah lingkungan (Hartman and Sasser, 1985). Tanaman pada umumnya mengenali dan bereaksi terhadap adanya parasit atau patogen yang masuk dengan cara mengaktifkan respons ketahanannya (Kosuge, 1969 dalam Fitriyanti et al., 2009). Ketika tanaman rentan diinfeksi oleh nematoda puru akar, maka sel akan mengalami pembesaran yang diikuti dengan pembelahan inti sel namun tidak disertai dengan proses sitokinesis atau pembelahan sitoplasma sel. Berbeda ketika tanaman tahan diinfeksi oleh nematoda puru akar yang akan terkarakterisasi dengan munculnya respons ketahanan berupa reaksi hipersensitif (sel nekrosis yang terlokalisasi disekitar feeding site dan bewarna lebih gelap dibandingkan sel yang sehat) (Kaplan and Keen, 1980). “Carolina Wonder” dan “Charleston Belle” merupakan contoh varietas cabai yang tahan terhadap serangan M. incognita. Sifat resisten tanaman ini berdasarkan atas keberadaan gen-N yang homogen. Dilaporkan bahwa sifat resisten tanaman ini dapat rusak pada temperatur tanah yang terlalu tinggi (>28oC). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan varietas resisten merupakan salah satu komponen dalam strategi pengendalian M. incognita (Thies and Fery, 1998 dalam Aguiar et al., 2014). Kajian mengenai ketahanan berbagai varietas cabai terhadap M. incognita belum banyak diteliti, termasuk mekanisme ketahanannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan kajian lebih terhadap ketahanan berbagai jenis cabai, baik secara biologi maupun struktural tanaman berupa struktur pertahanan sel yang terlibat, misalnya lignifikasi. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Respons beberapa varietas cabai terhadap infeksi M. incognita. 2. Intensitas kerusakan yang diakibatkan M. incognita pada akar beberapa varietas cabai. 3. Perkembangan populasi M. incognita pada daerah perakaran beberapa varietas cabai. 1.3. Kegunaan 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai varietas cabai yang rentan dan seberapa besar pengaruh serangan Meloidogyne incognita sehingga dapat disebarluaskan sampai kepada petani. 2. Penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai informasi bagi akademisi di bidang pertanian terkait pengaruh infeksi M. incognita bagi tanaman cabai .