Plus Minus Konsumsi Antibiotik

advertisement
www.lezatgrup.com
Plus Minus Konsumsi Antibiotik
Monday, 01 August 2011
Antibiotik, biasa diberikan oleh dokter untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Ketika kita terserang
influenza, sering dokter menganjurkan kita untuk menghabiskan antibiotik yang telah diberikan sesuai dosisnya jika tidak,
maka tubuh kita akan mudah terserang penyakit yang sama kembali.Namun, amankah antibiotik untuk anak?.
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan
suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga
digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan
atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan
desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup. Antibiotik dijuluki “peluru ajaib”: obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya.
Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat
beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang membidik bakteri gram negatif atau
gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut. Antibiotik merupakan salah satu obat terpenting yang pernah diciptakan manusia
karena antibiotik membantu kita berperang melawan infeksi kuman/bakteri, sehingga menjadi penyelamat jiwa. Namun,
seiring dengan berjalannya waktu, keampuhan antibiotik semakin memudar. Apa yang telah terjadi?Ternyata
penggunaan antibiotik yang membabi buta menyebabkan obat ini kehilangan pamornya sebagai obat
“istimewa”. Saat ini di seluruh belahan dunia, sebagian besar kuman penyebab infeksi serius sudah
resisten (kebal) terhadap antibiotik. Kuman yang resisten ini disebut sebagai “superbugs.” Penggunaan
antibiotik yang tidak rasional bukan hanya “merugikan” pasien terutama pasien anak-anak, tapi juga
lingkungan sekitarnya. Lingkungan akan menjadi potensial terinfeksi oleh kuman yang sudah resisten antibiotik.MACAMMACAM ANTIBIOTIK
Kemampuan suatu terapi antimikrobial sangat bergantung kepada obat, pejamu, dan agen penginfeksi.Tetapi dalam
keadaan klinik hal ini sangat sulit untuk diprediksi mengingat kompleksnya interaksi yang terjadi di antara
ketiganya.Pemilihan obat yang sesuai dengan dosis yang sepadan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
terapi dan menghindari timbulnya resistansi agen penginfeksi. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami
maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di
dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi. Antibiotik dapat
digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat
dari target atau sasaran kerjanya:
- Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin,
penicillin G;
- Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
- Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan
Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;
- Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, -valinomycin;
- Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
- Antimetabolit, misalnya azaserine.
Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya
dalam melawan jenis bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan
antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif dan negatif.PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
Antibiotik bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan
munculnya strain bakteri yang ‘kebal’ terhadap antibiotik. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya
diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi
tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang ‘tanggung’ hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang
‘kebal’. Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan efektif, dibandingkan dengan antibiotik
intravena (suntikan melalui pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius. Beberapa antibiotik
juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk salep, krim, tetes mata, dan tetes telinga. Konsumen harus mengetahui
kapan butuh antibiotik dan kapan jangan mengonsumsi antibiotik. Antibiotik tidak bekerja pada colds & flu, sebagian
besar batuk atau bronchitis, sebagian besar radang tenggorokan (sore throat), sebagian besar infeksi telinga dan
sinusitas Penting bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar, seperti aturan dan
jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat, jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau
kosong) dan interaksi dengan makanan dan obat lain. Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi
penyerapannya, yang pada akhirnya akan mengurangi atau menghilangkan keefektifannya. Bila pemakaian antibiotik
dibarengi dengan obat lain, yang perlu diperhatikan adalah interaksi obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang
diresepkan dokter. Sebagai contoh, Biaxin (klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama dengan
Theo-Dur (teofilin, obat asma). Jangka waktu pemakaian antibiotik adalah satu periode yang ditetapkan dokter.
Sekalipun sudah merasa sembuh sebelum antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik seharusnya dituntaskan
dalam satu periode pengobatan. Bila pemakaian antibiotik terhenti di tengah jalan, maka mungkin tidak seluruh bakteri
http://www.lezatgrup.com/menuku
Powered by Joomla!
Generated: 1 November, 2017, 09:14
www.lezatgrup.com
mati, sehingga menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan masalah
serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga menyebabkan infeksi ulang.
Yang perlu diperhatikan dalam
pemberian antibiotik adalah dosis serta jenis antibiotik yang diberikan haruslah tepat. Jika antibiotik diberikan dalam jenis
yang kurang efektif atau dosis yang tanggung maka yang terjadi adalah bakteri tidak akan mati melainkan mengalami
mutasi atau membentuk kekebalan terhadap antibiotik tersebut. Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu.
Misalnya untuk pasien yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat membunuh
bakteri penyebab radang paruparu ini. Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi tergantung pada lokasi infeksi dan
kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.EFEK SAMPING
Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam pengobatan infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping
pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit
kepala ringan, diare ringan, dan mual.BEBERAPA EFEK SAMPING ANTIBIOTIK:
1. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan
nyeri.
2. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya
Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala
parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan
masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.
3. Infeksi
Efek samping yang pale rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat
menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.
4. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering
terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.
5. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika
seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga
memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping
yang serius dan mengancam jiwa.
6. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius,
seperti disfungsi atau kerusakan hati, shock (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan
otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.
http://www.lezatgrup.com/menuku
Powered by Joomla!
Generated: 1 November, 2017, 09:14
Download