Bali-Copenhagen Climate Change Conference saran kritis bagi negara miskin dalam menentukan kebutuhan adaptasi. Hal tersebut didasari fakta bahwa negara-negara miskin memiliki kapasitas adaptasi yang rendah. Pada akhir 2007, sekitar 189 perwakilan pemerintah negara seluruh dunia berkumpul dalam Conference Of The Parties (COP-13) UNFCCC di Bali. Negoisasi COP-13 di Bali akhirnya menghasilkan dua kesepakatan penting, yaitu Bali Roadmap dan Bali Action Plan. Bali Roadmap: kumpulan keputusan yang dibuat sebagai persiapan untuk konferensi PBB tentang perubahan iklim Konferensi COP-15 UNFCCC yang berlangsung tahun 2009 di Kopenhagen menghasilkan Copenhagen Accord yang berisi beberapa hal berikut ini: 1. Target stabilisasi GRK di atmosfer: Menetapkan tujuan pembatasan peningkatan suhu global yang akan diselenggarakan di Kopenhagen. Selanjutnya, hasil dari konferensi di global pada tahun 2050 adalah 2 derajat Celcius dibawah tingkat zaman praindustri. Kopenhagen tersebut akan diratifikasi oleh negara di dunia untuk menggantikan Kyoto Protocol Target itu akan dikaji ulang pada 2015, termasuk kemungkinan mengubah stabiliasasi yang akan berakhir pada tahun 2012. Sedangkan, Bali Action Plan merupakan hasil kesepakatan para pihak mengenai substansi dan arah masa depan perundingan perubahan iklim, serta memuat emisi GRK menjadi 1,5 derajat Celcius sesusi permintaak kepulauan kecil. 2. Tentang kewajiban Negara Annex I: menyetujui bahwa 31 Januari 2010 negara maju rencana tindak menanggulangi perubahan iklim dengan empat pilar utama guna mengurangi harus menentukan target penurunan emisi secara kuantitatif untuk tahun 2020 sesuai pemanasan global yang disepakati konvensi. Berikut isi Bali Action Plan: dengan kesanggupan masing-masing. Menyetujui sistem pemantauan dan pelaporan 1. Adaptasi; Negara-negara peserta konferensi bersepakat untuk membiayai proyek adaptasi di negara-negara berkembang melalui metode clean development mechanism atas capaian target pengurangan emisi GRK Negara-negara maju serta penyediaan dana (CDM). Kesepakatan ini memastikan adanya dana adaptasi pada tahap awal periode Negara berkembang. komitmen pertama Kyoto Protocol (2008-2012). Dana yang tersedia berjumlah sekitar 2. dan teknologi Negara industry maju dalam Annex I, termasuk Amerika Serikat, untuk 3. negara sedang berkembang perlu diukur, dilaporkan dan diverifikasi (MRV) oleh masing- menjadi sekitar US$ 80-300 juta dalam periode 2008-2012. Beberapa negara peserta masing Negara serta dikomunikasikan ke Sekretariatan UNFCC setiap dua tahun melalui konferensi belum menyepakati pelaksanaan proyek adaptasi ini. laporan National Communication. Mengenai bentuk dan cara aksi penurunan emisi Teknologi; Negara-negara peserta konferensi bersepakat untuk memulai program merupakan hak sepenuhnya Negara bersangkutan. meenetapkan upaya pengurangan strategis untuk memfasilitasi teknologi mitigasi dan adaptasi yang dibutuhkan negara- emisi oleh Negara berkembang (Nationally Appropiate Mitigation Actions/NAMAs) akan negara berkembang. Tujuannya untuk memberikan contoh proyek yang konkrit, dibantu pendanaan dan alih teknologi dari Negara maju melalui pengukuran, pelaporan menciptakan lingkungan investasi yang menarik, dan juga termasuk memberikan insentif untuk sektor swasta untuk melakukan alih teknologi. Global Environment Facility (GEF) 3. Tentang kewajiban Negara non-Annex: menetapkan pengurangan emisi GRK Negara- 37 juta euro dan mengingat banyaknya jumlah proyek CDM, angka ini akan bertambah dan verifikasi (MRV) oleh satu Badan Registrasi (Registry) sesuai yang dibuat UNFCCC. 4. Tentang Pendanaan: menyepakati komitmen Negara maju untuk menyediakan akan menyusun program ini bersama dengan lembaga keuangan internasional dan pendanaan sebesar 30 miliar dolar AS dalam periode 2010-2012 bagi kegiatan adaptasi perwakilan-perwakilan dari sektor keuangan swasta. Negara-negara peserta konferensi dan mitigasi Negara sedang berkembang dibawah supervise COP-UNFCCC melalui juga bersepakat untuk memperpanjang mandat Expert Group on Technology Transfer mekanisme Copenhagen Green Climate Fund yang akan segera dibentuk. Selain selama 5 tahun. Grup ini diminta memberikan perhatian khusus pada kesenjangan dan pendanaan jalur cepat (interim fast track funding) menjelang 2012, Negara-negara maju hambatan pada penggunaan dan pengaksesan lembaga-lembaga keuangan. juga berkomitmen memobilisasi dana sebesar 100 miliar dolar AS per tahun mulai tahun Reducing Emission from Deforestation in Developing Countries (REDD); Emisi karbon 2020 untuk membiayai, antara ain, kegiatan mitigasi di sector kehutanan (REDD), yang disebabkan karena deforestasi hutan merupakan isu utama di Bali. Negara-negara peningkatan kapasitas dan pembentukan mekanisme teknologi. peserta konferensi bersepakat untuk menyusun sebuah program REDD dan menurunkan 4. 5. hingga tahapan metodologi. REDD akan memfokuskan diri kepada penilaian perubahan Keputusan resmi COP-15 yang hanya berupa takes note, sekedar mencatat adanya cakupan hutan dan kaitannya dengan emisi gas rumah kaca, metode pengurangan emisi Copenhagen Accord (CA), itu menunjukkan bahwa CA tidak diterima oleh semua pihak dan hanya dari deforestasi, dan perkiraan jumlah pengurangan emisi dari deforestasi. Deforestasi mengikat secara politis para pihak yang menyatakan menerima dokumen CA. Ini berarti COP-15 dianggap sebagai komponen penting dalam perubahan iklim sampai 2012. Copenhagen gagal dalam menghasilkan agreed outcome Clean Development Mechanism (CDM); Negara-negara peserta konferensi bersepakat yang mengikat dan menyeluruh sebagaimana diamanatkan COP-13 Bali. Selain itu, substansi untuk menggandakan batas ukuran proyek penghutanan kembali menjadi 16 kiloton Copenhagen Accord juga dianggap langkah mundur, karena tidak mencatumkan target penurunan CO2 per tahun. Peningkatan ini akan mengembangkan angka dan jangkauan wilayah emisi global jangka menengah pada 2020 / tujuan mencapai 50% reduksi emisi global pada 2050, negara CDM ke negara yang sebelumnya tak bisa ikut mengimplementasikan mekanisme yang sebenarnya telah disepakati pada pertemuan Negara-negara maju G-8 tahun 2009. Ditambah pengurangan emisi CO2 ini. lagi, ketentuan tentang komitmen penurunan target emisi Negara Annex I tidak diikuti dengan Negara Miskin; Negara-negara peserta konferensi bersepakat untuk memperpanjang mandat Least Developed Countries (LDCs) Expert Group. Grup ini akan menyediakan ketentuan dasar yang sama. Hal lain yang sangat disesalkan adalah posisi Negara berkembang dalam bentuk perjanjian internasinal disetarakan dengan Negara maju dalam hal pelaporan aksi mitigasi dengan format berbeda.