Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus

advertisement
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien
Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
Melinda
J 210.110.024
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
1
NASKAH PUBLIKASI
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien
Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi
Melinda*, Okti Sri Purwanti**,
Vinami Yulian**
*Mahasiswa Keperawatan FIK UMS
**Dosen Keperawatan FIK UMS
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan penyakit yang kompleks yang mempengaruhi
seluruh organ vital dalam tubuh. Diabetes melitus dikenal memiliki banyak
komplikasi, dan yang sering muncul adalah luka kaki diabetes. Luka kaki
diabetes ini dapat dipengaruhi oleh lima indikator yaitu neuropati, gangguan
sirkulasi, riwayat ulkus sebelumnya, deformitas, dan pengetahuan mengenai
perawatan kaki. Luka kaki diabetes melitus mampu mempengaruhi 15% dari
komplikasi diabetes melitus. Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi luka
kaki diabetes melitus mengalami peningkatan sebanyak 100% pada tahun 2014
dibandingkan tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
risiko terjadinya ulkus pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.Moewardi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif.
Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 yang
memeriksakan diri di Poli Penyakit Dalam yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 responden dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen yang
digunakan adalah checklist yang diadaptasi dari Registered Nurses Association
of Ontario (RNAO) 2004, dan panduan wawancara terstruktur. Analisa yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariate (analisa deskriptif). Dari
hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mengalami risiko tinggi terjadi
ulkus adalah 53,5% dan yang mengalami risiko rendah adalah 46,5%. Penelitian
ini menunjukkan 51,2% responden memiliki pengetahuan perawatan kaki yang
baik dan 48,8% memiliki pengetahuan yang kurang baik. Simpulan dari penelitian
ini adalah sebagian besar pasien berada pada kategori dengan risiko tinggi,
namun sebagian besar responden menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik.
Hal ini dimungkinkan karena adanya ketidakpatuhan responden dalam
perawatan kaki meskipun memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan
kaki. Rendahnya kepatuhan dalam perawatan kaki dapat meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi diabetes.
Kata kunci : Diabetes melitus, ulkus diabetes, risiko ulkus, pengetahuan
perawatan kaki
Publikasi Ilmiah
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
2
NASKAH PUBLIKASI
The Overview of Ulcer Occurrence Risk in Patients with
Diabetes Mellitus in District General
Hospital Dr. Moewardi
Melinda*, Okti Sri Purwanti**,
Vinami Yulian**
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a complex disease that affects all the vital organs in the
body. It has been known that diabetic mellitus has many complications. One of
the complications that often arise is diabetic foot wound. Diabetic foot wound
could be influenced by five indicators: neuropathy, impaired circulation, a history
of previous ulcers, deformities, and knowledge about foot care. Foot ulcer of
diabetes mellitus may affect 15% of the complications of diabetes mellitus.
General Hospital in the area Dr.Moewardi diabetic foot ulcer has increased by
100% in 2014 compared to 2013. The purpose of this study was to determine the
level of risk ulcers in patients with diabetes mellitus in Dr. Moewardi Hospital.
This research was a descriptive exploratory study. The study population were
patients with diabetes mellitus type 1 and type 2 that examined in Internist
Department for outpatient who met the inclusion criteria. The sample used were
43 respondents. The sampling technique used was simple random sampling. The
instrument used was a checklist, adapted from Registeres Nurses Association of
Ontario (RNAO) 2004, and a structured interview. The analysis used in this
research was univariate (descriptive analysis). This study showed that
respondents experienced a high risk of ulcers ware 53.5% and those with low risk
ware 46.5%. This study showed 51.2% of respondents had good knowledge of
deabrtic foot care and 48.8% had poor knowledge. Conclusions from this
research was that most patients were at high-risk category, and most of the
respondents had the good level of knowledge. This was possible because of the
disobedience of respondents in foot care, despite having good knowledge about
foot care. The low compliance in foot care may increase the risk of complications
of diabetes.
Keywords: Diabetes mellitus, diabetic ulcers, the risk of ulcers, foot care
knowledge
Publikasi Ilmiah
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
3
PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan
penyakit yang kompleks yang
mempengaruhi seluruh organ vital
dalam tubuh (Nabyl, 2009). Angka
kejadian diabetes melitus pada
tahun 2013, menunjukkan bahwa
382 juta dari orang dewasa
menderita diabetes melitus, jumlah
penderita diabetes melitus akan
meningkat sebanyak 592 juta dalam
kurun waktu kurang dari 25 tahun,
dan 5,1 juta orang meninggal karena
penyakit ini. Dari pasien yang
terkena diabetes melitus, 80%
pasien
berada
di
negara
berpenghasilan
rendah
dan
menengah. Indonesia menempati
peringkat ke 7 terbesar dengan
angka kejadian diabetes melitus
sebanyak 8,5 juta orang pada 2013
(Internasional Diabetic Federation,
2013).
Di Jawa Tengah angka
pasien yang terkena diabetes
mencapai 125.075 jiwa (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2011). Angka kejadian diabetes
melitus pada tahun 2014 di Rumah
Sakit Dr. Moewardi Surakarta
mencapai jumlah 251.584 pasien
rawat jalan dan 45.074 pasien rawat
inap (Rekam Medik Rumah Sakit Dr.
Moewardi, 2015).
Diabetes
melitus
dikenal
memiliki banyak komplikasi baik akut
maupun kronik. Terbentuknya zat
kompleks yang terdiri dari gula
dalam
pembuluh
darah
mengakibatkan penebalan pembuluh
darah, sehingga pembuluh darah
mengalami
kebocoran,
mengakibatkan
aliran
darah
berkurang. Berkurangnya aliran
darah pada penderita diabetes akan
memudahkan
terjadinya
ulkus
diabetes karena kurangnya suplai
darah ke arah distal khususnya
ekstremitas bawah yang biasa
disebut neuropati (Nabyl, 2009).
Publikasi Ilmiah
Neuropati akan menyebabkan
pasien tidak dapat merasakan
rangsangan eksternal sehingga saat
terluka
pasien
tidak
mampu
merasakan walaupun kaki telah
terluka parah (Kariadi, 2009).
Komplikasi yang berupa luka pada
kaki pasien diabetes melitus yang
biasa disebut diabetic foot ulcer
(DFU) mempengaruhi lebih kurang
15% dari penderita diabetes melitus.
Luka pada kaki diabetes melitus
sering berakhir dengan amputasi.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 38% dari
semua amputasi disebabkan oleh
diabetes melitus (Singh, Pai, &
Yuhhui, 2013). Menurut Registered
Nurses Association of Ontario
(RNAO) (2004), ada lima faktor
utama yang mempengaruhi risiko
terjadinya ulkus yaitu adanya
sejarah ulkus, berkurangnya sensasi
perlindungan, kelainan bentuk atau
kelainan
struktural,
gangguan
sirkulasi dan kurang nya perawatan
kaki.
Pasien diabetes melitus sangat
dianjurkan
untuk
selalu
memperhatikan
perawatan
kaki
(Kariadi, 2009). Perawatan kaki yang
tidak rutin dapat berisiko 12,936 kali
terjadi ulkus kaki dibandingkan
dengan pasien yang melakukan
perawatan kaki rutin (Purwanti,
2013).
Hasil
dari
survey
pendahuluan yang peneliti lakukan,
angka kejadian ulkus diabetik di
Rumah
Sakit
Dr.
Moewardi
meningkat dari 444 pasien pada
tahun 2013 meningkat menjadi 886
pasien pada tahun 2014 (Rekam
Medik Rumah Sakit Dr.Moewardi,
2015). Dari hasil tersebut terjadi
kenaikan
100%
dari
tahun
sebelumnya sehingga perlu untuk
diberikan pencegahan.
Tingginya risiko ulkus pada
pasien diabetes melitus menjadikan
peneliti tertarik untuk melakukan
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
4
penelitian yang berjudul “Gambaran
Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien
Diabetes Melitus di Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta”.
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus
Diabetes
melitus
adalah
gangguan
metabolisme
yang
ditandai
dengan
adanya
hiperglikemia akibat sekresi insulin
terganggu, kerja insulin terganggu
atau keduanya (Goldenberg &
Punthakee, 2013). Diabetes militus
memilki beberapa tipe antara lain
tipe 1, tipe 2 dan tipe gestasional.
Pada seseorang dengan diabetes
melitus tipe 1 ditandai dengan
penurunan imun dan kerusakan selβ sehingga mengakibatkan individu
menjadi
ketergantungan
insulin
eksogen seumur hidup (Chiang,
Kirkman, Laffel, & Peters, 2014).
Berbeda dengan diabetes tipe
1 pada diabetes tipe 2 pasien tidak
tergantung
dengan
pengunaan
insulin dari luar karena insulin masih
diproduksi, namun kerja insulin yang
tidak
efektif
karena
adanya
hambatan dari kinerja insulin itu
sendiri atau yang biasa disebut
resistensi insulin (Kariadi, 2009).
Selain dua tipe tersebut adapula
diabetes gestasional atau diabetes
pada saat kehamilan. Diabetes
melitus gestasional (DMG) ini hampir
serupa dengan dm tipe 2, dan
biasanya glukosa akan kembali
normal setelah kelahiran (Dixon &
Salamonson, 2010).
Tanda gejala yang sering
muncul pada pasien DM adalah
poliuria, rasa haus berlebih, dan
nafsu makan yang meningkat.
Diabetes melitus juga terkenal
dengan komplikasi-komplikasi yang
sering muncul, diantaranya adalah
DKA (diabetic ketoacidosi), pada
seseorang dengan komplikasi DKA
dapat diketahui dengan tanda yang
Publikasi Ilmiah
biasa muncul yaitu biasanya pasien
stupor, dengan nafas cepat, nafas
berbau buah atau keton, terkadang
muncul hipotermi (masharani, 2012),
selain itu komplikasi lainnya adalah
gangguan pada jantung, gangguan
pada jantung biasanya terjadi karena
adanya sumbatan pada pembuluh
darah besar jantung (Kariadi, 2009),
komplikasi lain adalah neuropati,
neuropati merupakan sekelompok
penyakit yang menyerang saraf
pada pasien diabetes melitus, yang
berawal dari hiperglikemia yang
berkepanjangan (Subekti, 2006),
dan ada juga komplikasi berupa luka
kaki diabetes.
Ulkus Diabetes
Ulkus diabetik adalah salah
satu komplikasi yang sering muncul
pada penderita diabetes melitus,
ulkus diabetik ini memerluka waktu
yang lama dalam pengobatan nya
dan
sering
berkaitan
dengan
komplikasi maedis yang serius
seperti osteomyelitis dan amputasi
tungkai bawah (Kirsner et al, 2010).
Penyebab dari ulkus kaki diabetik
adalah adanya penebalan pada
dinding pembuluh darah besar
(makroangiopati) yang biasa disebut
dengan
aterosklerosis
(Kariadi,
2009). Diabetic foot ulcer sering
ditandai dengan trias klasik yaitu,
neuropati, iskemik, infeksi. Pada
pasien diabetes melitus terjadi
gangguan mekanisme metabolisme
sehingga terdapat peningkatan risiko
infeksi dan penyembuhan luka yang
buruk, karena mekanisme yang
meliputi sel dan faktor pertumbuhan
mengalami
penurunan
respon,
sehingga berkurangnya aliran darah
perifer dan penurunan angiogenesis
lokal (Singh, Pai, & Yuhhui, 2013).
Ulkus kaki diabetes biasanya
disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain neuropati, neuropati
berperan
menyebabkan
ulkus
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
5
diabetes sebesar 60% (Singh, Pai, &
Yuhhui, 2013), selain itu adanya
deformitas,
riwayat
ulkus
sebelumnya, gangguan sirkulasi
berpesan dalam menyebabkan ulkus
diabetes. Hal lain yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya ulkus
kaki adalah kurangnya perawatan
kaki, merokok, aktifitas fisik, dan
usia .
Pertanyaan Penelitian
1. Berapa persentase terjadinya
neuropati pada pasien diabetes
melitus?
2. Berapa
persentase adanya
gangguan sirkulasi pada pasien
diabetes melitus?
3. Berapa persentase dari riwayat
trauma
sebelumnya
pada
pasien diabetes melitus?
4. Berapa
persentase adanya
deformitas pada pasien diabetes
melitus?
5. Berapa persentase dari risiko
terjadinya ulkus diabetes?
6. Berapa
persentase
dari
pengetahuan dalam perawatan
kaki pada pasien diabetes
melitus?
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
termasuk
penelitian dengan jenis penelitian
deskriptif
eksploratif
dengan
mengunakan pendekatan survei
morbiditas yaitu suatu survei yang
bertujuan untuk mengetahui kejadian
dan distribusi penyakit dalam
masyarakat
atau
populasi
(Notoatmodjo, 2010).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien diabetes melitus tipe
1 dan 2 tanpa ulkus diabetikum di
Rumah
Sakit
Dr.
Moewardi
Surakarta. Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 43 responden.
Publikasi Ilmiah
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan cheklist
dari Registered Nurses Association
of Ontario (2004) untuk mengukur
risiko terjadinya ulkus pada pasien,
dan
mengunakan
panduan
wawancara
untuk
mengukur
pengetahuan perawatan kaki pasien.
Panduan wawancara diadaptasi dari
Registered Nurses Association of
Ontario (2004) dan dikembangkan
oleh peneliti.
Analisa Data
Analisa data yang dilakukan
adalah analisa univariate yaitu
dengan
cara
mendeskripsikan
tingkat risiko terjadinya ulkus dan
faktor
yang
mungkin
mempengaruhinya.
HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian yang
telah dilakukan pada 43 responden
di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Moewardi,
didapatkan
hasil
sebagai berikut :
Tabel 1. Data Karakteristik
Karakteristik
Pekerjaan
Tidak bekerja
Petani
Wiraswasta
PNS
Usia
44-50
51-75
Lama
menderita
DM
2-7 tahun
8-10 tahun
∑
(%)
13
5
18
7
43
30,2
11,6
41,9
16,3
17
26
43
39,5
60,5
100
25
18
43
58,1
41,9
100
f
∑
100
Tabel 1 menunjukkan bahwa
mayoritas
responden
bekerja
sebagai
wiraswasta
(41,9%),
sebagian besar responden berusia
44-50 tahun yaitu sebesar 60,5%
dan responden yang menderita DM
2-7 tahun sebanyak 25 responden
atau sebesar 58,1% responden.
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
6
Tabel
2.
Distribusi
Penyebab Ulkus
Karakteristik
neuropati
neuropati
Tidak
neuropati
gangguan
sirkulasi :
Mengalami
gangguan
sirkulasi
Tidak
mengalami
gangguan
sirkulasi
Riwayat ulkus
sebelumnya :
Mengalami
ulkus
sebelumnya
Tidak
mengalami
ulkus
sebelumnya
Deformitas :
Deformitas
Tidak
deformitas
Indikator
f
∑
(%)
∑
23
20
43
53,5
46,5
100
16
27
62,8
100
5
11,6
38
43
100
88,4
3
40
43
7
93
100
Tabel 2 menunjukkan bahwa
indikator yang mayoritas dialami
pasien adalah neuropati yaitu 23
(53,5%) responden. Sebagian besar
responden
tidak
mengalami
gangguan sirkulasi (62,8%), tidak
ada riwayat ulkus sebelumnya
(88,4%), dan tidak mengalami
deformitas (93%).
Tabel 3. Distribusi Risiko Terjadinya
Ulkus
Risiko terjadinya ulkus
Risiko tinggi
Risiko rendah
Total
f
23
20
43
(%)
53,5
46,5
100
Tabel 3 dapat dijelaskan
bahwa 53,5% atau 23 responden
memiliki risiko tinggi untuk terjadinya
ulkus diabetes, dan 20 (46,5%)
responden mengalami risiko rendah.
Publikasi Ilmiah
Pengetahuan
perawatan kaki
Pengetahuan kurang
Pengetahuan baik
Total
f
(%)
21
22
43
48,8
51,2
100
Tabel 4 menunjukkan bahwa
mayoritas
responden
memiliki
pengetahuan yang baik (51,2%).
37,2
43
Tabel 4. Diatribusi Pengetahuan
Perawatan Kaki
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Hasil penelitian karakteristik
pada 43 responden menunjukan
bahwa sebagian besar responden
bekerja sebagai wiraswasta (18
orang). Jenis pekerjaan dan kondisi
pekerjaan
seseorang
dapat
berpengaruh terhadap kesehatan
seseorang (Marmot, 2010). Individu
dengan pekerjaan yang tetap dan
mapan akan mempengaruhi status
ekonomi sehingga dapat mendukung
seseorang
dalam
memenuhi
kebutuhan jasmani, baik perawatan
kesehatan maupun pencegahan
terjadinya
komplikasi-komplikasi
(Sarwono, 2000).
Sebagian besar responden
berusia 51-75 tahun sebanyak 26
orang, namun hanya selisih 9 orang
dengan yang berusia 44-50 tahun.
Penelitian dengan hasil senada
menyatakan
bahwa
terdapat
hubungan yang signifikan antara
usia > 50 tahun terhadap terjadinya
ulkus (Sugiarto, 2013). Selain faktor
usia,
lama
pasien
menderita
diabetes melitus juga menjadi faktor
yang
memungkinkan
terjadinya
komplikasi-komplikasi yang dapat
muncul. Penelitian yang dilakukan di
India menunjukkan bahwa menderita
penyakit diabetes melitus dalam
waktu > 8 tahun merupakan faktor
risiko
untuk
terjadinya
ulkus
diabetikum (Shahi, 2012).
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
7
Neuropati
Masalah kesehatan kaki yang
sering muncul pada pasien diabetes
melitus adalah neuropati. Pada
penelitian ini didapatkan bahwa
53,5% pasien mengalami neuropati.
Penelitian lain menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara neuropati
sensorik dengan kejadian ulkus,
dalam penelitian tersebut disebutkan
bahwa 85,3% responden dengan
ulkus mengalami neuropati dan
47,1%
pasien
tanpa
ulkus
mengalami neuropati (Purwanti,
2012). Neuropati dapat disebabkan
karena adanya penumpukan gula di
dalam pembuluh darah yang mampu
mengakibatkan penurunan sensasi
perifer (Singh, Pai, & Yuhhui, 2013).
Gangguan Sirkulasi
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa 16 (37,2%)
pasien
mengalami
gangguan
sirkulasi darah. Pembuluh darah
yang sering terkena adalah arteri
tibialis dan arteri peroneus serta
percabangannya.
Gangguan
sirkulasi tidak dapat secara langsung
berpengaruh terhadap terjadinya
ulkus diabetes, penyakit arteri perifer
ini dapat menyebabkan ulkus jika
berkombinasi dengan neuropati
perifer (Merza & Tesfaye, 2003).
Literatur lain menyebutkan bahwa
penyakit arteri perifer merupakan
faktor utama untuk terkenanya ulkus
diabetes (p = 0.004) (Hokkam,
2009).
Riwayat Ulkus Sebelumnya
Terjadinya ulkus diabetik juga
dapat disebabkan oleh adanya
riwayat ulkus sebelumnya, seperti
penelitian oleh Peters and Lavery
(2001) yang menunjukkan bahwa
pasien yang pernah mengalami
ulkus atau amputasi berisiko 17,8
kali mengalami ulkus berulang. Pada
penelitian ini diperoleh 5 pasien
Publikasi Ilmiah
yang mengalami ulkus sebelumnya.
Adanya riwayat ulkus sebelumnya
dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan bentuk pada kaki,
terjadinya perubahan bentuk pada
kaki dapat menyebabkan distribusi
abnormal sehingga menyebabkan
pembentukan ulkus (Armstrong,
2008).
Deformitas
Saat seseorang mengalami
kelainan bentuk pada kaki, sudah
sepantasnya
pasien
tersebut
mengunakan alas kaki yang sesuai.
Penggunaan alas kaki yang sesuai
dapat mengurangi tekanan pada
plantar kaki dan melindungi kaki
agar tidak tertusuk (Armstrong,
2008). Namun pada kenyataannya
pasien menggunakan alas kaki yang
tidak sesuai dengan bentuk kaki
mereka.
Responden
yang
mengalami gangguan deformitas
dan ditemui pada saat penelitian
tidak ada yang menggunakan alas
kaki yang sesuai dan sepatu pasien
tidak
menutupi
jari-jari
kaki,
sehingga
menambah
risiko
terjadinya
ulkus
pada
pasien
tersebut.
Risiko Terjadinya Ulkus
Hasil dari penelitian terkait
risiko terjadinya ulkus pada 43
pasien diabetes melitus di Rumah
Sakit Dr Moewardi Surakarta
menunjukkan bahwa 23 responden
atau sebesar 53,5% mengalami
risiko tinggi untuk terkena ulkus
diabetes. Tingginya risiko terjadinya
ulkus yang peneliti dapatkan dalam
penelitian
ditandai
dengan
munculnya
neuropati
pada
responden, dari 43 responden 23
diantaranya mengalami neuropati.
Neuropati yang hadir bersama
dengan adanya gangguan sirkulasi
mengakibatkan
tingginya
risiko
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
8
terjadinya ulkus. Hasil dari penelitian
yang telah dilakukan memperoleh
hasil bahwa dari 23 responden yang
mengalami
neuropati,
16
diantaranya
juga
mengalami
gangguan sirkulasi.
Penyebab
lain
yang
diperkirakan dapat mempengaruhi
risiko terjadinya ulkus adalah riwayat
ulkus sebelumnya. Adanya riwayat
ulkus
sebelumnya
dapat
mengakibatkan ulkus yang berulang,
hal
tersebut
senada
dengan
penelitian Ferawati (2014) yang
menunjukkan bahwa pasien dengan
riwayat ulkus sebelumnya memiliki
risiko 5,867 kali untuk terjadinya
ulkus berulang. Seseorang yang
mengalami ulkus sebelumnya akan
mengakibatkan perubahan bentuk
pada kaki (Armstrong, 2008). Hasil
dari penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa pasien yang
mengalami neuropati, gangguan
sirkulasi, riwayat ulkus sebelumnya,
dan deformitas berjumlah 3 orang.
Hal
tersebut
dapat
diperparah
karena
kurangnya
informasi yang diterima pasien
mengenai kesehatan kaki dan
komplikasi yang akan dialami pasien
menjadi salah satu sebab pasien
kurang memperhatikan kesehatan
kaki (Kariadi, 2009). Sebagian besar
pasien memeriksakan diri ke Rumah
Sakit untuk cek kadar gula darah
dan jarang sekali memeriksakan
kesehatan kaki pasien. Tingginya
angka neuropati pada pasien
mengakibatkan
tingginya
risiko
terjadinya ulkus sehingga pasien
harus menerima pendidikan untuk
pencegahan dan perawatan kaki
(Boulton, 2005).
Pengetahuan Perawatan Kaki
Hasil
dari
penelitian
mengenai perawatan perawatan
kaki, menunjukkan bahwa 22
(51,2%) dari responden memiliki
Publikasi Ilmiah
tingkat pengetahuan baik tentang
perawatan kaki namun hanya selisih
1 orang dengan hasil yang didapat
untuk pengetahuan kurang yaitu
sejumlah 21 orang. Hal ini
disebabkan
dari
kurangnya
sosialisasi oleh petugas kesehatan
yang mengakibatkan informasi yang
diterima pasien dan keluarga kurang
maksimal. Kurangnya pengetahuan
tentang
perawatan
kaki
mengakibatkan
kurangnya
perawatan pada kaki. Padahal
tindakan yang dasar dilakukan untuk
mencegah terjadinya ulkus adalah
dengan melakukan perawatan kaki
secara teratur (Kurniawan, 2011),
salah satunya adalah dengan
mengunakan alas kaki yang sesuai
(Johnson, 2005).
Pada dasarnya pasien tidak
mengetahui jika menggunakan alas
kaki harus dengan alas kaki yang
mampu
menutupi
semua
jari
sehingga dapat melindungi jari-jari
kaki. Pada kebanyakan pasien
wanita, kurangnya pengetahuan
mengenai alas kaki yang rata
menjadi salah satu penyebab
terjadinya
gangguan
sirkulasi.
Mayoritas pasien tidak mengetahui
cara untuk mencegah terjadinya luka
sehingga pasien tidak melakukan
pencegahan
meskipun
yang
sederhana misalnya, pasien hanya
mengunakan
alas
kaki
saat
berpergian dan tidak mengunakan
alas kaki saat dirumah. Hasil dari
penelitian
Purwanti
(2013)
menunjukkan bahwa ada hubungan
antara perawatan kaki yang tidak
rutin dengan kejadian ulkus, dengan
kemungkinan 12,936 kali terjadinya
ulkus kaki dibanding pasien yang
melakukan perawatan kaki secara
teratur.
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
9
Keterbatasan Penelitian
Tidak adanya ruang khusus
untuk
melakukan
penelitian,
sehingga peneliti menggunakan
tempat secara bergantian dengan
dokter jika ruangan sedang tidak
digunakan.
SIMPULAN dan SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas pasien mengalami
neuropati hal ini disebabkan karena
kurangnya perawatan kaki dan
kurangnya pemeriksaan pada kaki
pasien.
Indikator
lain
yang
mengambarkan
tingginya
risiko
terjadinya ulkus adalah adanya
gangguan sirkulasi, riwayat ulkus
sebelumnya dan deformitas yang
dialami pasien. Indikator yang hadir
bersamaan pada pasien menjadikan
pasien lebih berisiko terhadap
munculnya ulkus diabetes, misalnya,
gangguan sirkulasi yang disertai
neuropati mengakibatkan kaki lebih
tinggi
risiko
terjadinya
ulkus.
berdasarkan indikator tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Pasien
yang
mengalami
2.
3.
4.
5.
6.
neuropati sebanyak 53,5%.
Pasien
yang
mengalami
gangguan sirkulasi 37,2%.
Pasien yang mengalami riwayat
ulkus
sebelumnya
sebesar
11,6%.
Pasien
yang
mengalami
deformitas sebanyak 7%.
Pasien yang memiliki risiko
tinggi ulkus diabetes sebanyak
53,5% dan yang memiliki risiko
rendah ulkus diabetes sebesar
46,5%.
Pengetahuan perawatan kaki
pasien yang baik sebanyak
51,2%, sedangkan pengetahuan
kurang sebanyak 46,5%.
Publikasi Ilmiah
Saran
1. Bagi pasien diabetes melitus
Diharapkan agar pasien dan
keluarga lebih memperhatikan
kesehatan kaki, memeriksakan
kesehatan kaki dan mampu
merawat kaki agar dapat
mengurangi risiko terjadinya
ulkus.
2. Bagi
institusi
pelayanan
kesehatan
Diharapkan dengan adanya
penelitian ini, institusi pelayanan
kesehatan bisa memfasilitasi
pasien untuk pemeriksaan kaki
rutin khususnya deteksi dini
risiko ulkus dan
mampu
mensosialisasikan
bahwa
perawatan kaki penting.
3. Bagi institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan
hendaknya
mampu
mengaplikasikan
pengkajian
risiko terjadinya ulkus dalam
metode belajar mengajar dan
dapat dijadikan publikasi ilmiah.
4. Bagi peneliti lain
Diharapkan hasil penelitian
ini dapat menjadi data dasar
dalam penelitian yang lebih luas
mengenai ulkus diabetikum.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, D. G. (2008). The
effectiveness of footwear and
offloading interventions to prevent
and heal foot ulcers and reduce
plantar pressure in diabetes: a
systematic
review.
Diabetes
Metabolism Resarch and reviews.
Boulton, A. J. (2005). Management
of
Diabetic
Peripheral
Neuropathy. Clinical Diabetes ,
Vol 23, 9-15.
Chiang, J. L., Kirkman, M. S., Laffel,
L. M., & Peters, A. L. (2014).
Type 1 Diabetes Throught the
Life.
American
Diabetes
Association , 2034-2054.
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
10
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. (2011). Profil Kesehatan
Jawa Tengah Tahun 2011.
Dixon, K., & Salamonson, Y. (2010).
Gangguan pada Sistem Endokrin.
In E. Chang, J. Daly, & D. Elliott,
Patofisiologi Aplikasi pada Praktik
Keperawatan
(pp.
99-129).
Jakarta: EGC.
Ferawati, I. (2014). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Terjadinya
Ulkus Diabetes Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Skripsi .
Goldenberg, R., & Punthakee, Z.
(2013). Definition, Classification
and Diagnosis of Diabetes,
Prediabetes
and
Metabolic
Syndrome. Canadian Journal of
Diabetes , Vol 37, S8-S11.
Hokkam, E. (2009). Assesment of
Risk Factors in Diabetic Foot
Ulceration and Their Impact on
the Outcome of the Disease.
Primery Care Diabetes 3 , 219224.
International Diabetic Federation.
(2013). Executive Summary. 116.
Johnson, M. (2005). Diabetes terapi
dan pencegahannya. Bandung:
Indonesia Publishing Hous.
Kariadi, S. H. (2009). Diabetes?
Siapa Takut!! Bandung: Qanita.
Kirsner, R. S., Erman, W. H.,
Funnell, M. M., & Nelson, J. P.
(2010). Assessment of Diabetic
Foot Ulcer. The Standard of Care
For Evaluation and Treatment of
Diabetic Foot Ulcer , 1-28.
Kurniawan, V. E. (2011). Pengaruh
konseling terhadap penetahuan,
Publikasi Ilmiah
sikap dan perilaku penderita
diabetes
mellitus
tentang
perawatan kaki di wilayah kerja
puskesmas
kabuh
jombang.
Tesis.
Marmot, M. (2010). Fair Society,
Healthy Live. The Marmot Review
Executive Summary. The Marmor
Review .
Masharani, U. (2012). Diabetes
Mellitus and Hypoglycemia. In S.
J, & M. A, Current Medical
Diagnosis & Treatment (pp. 11611212). America: Mc Graw Hill.
Merza, Z., & Tesfaye, S. (2003).
Reveiw the risk factors for
diabetic foot ulceration. The Foot,
13 : 125- 129
Nabyl. (2009). mengenal diabetes.
jakarta: gramedia pustaka utama.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan . Jakarta:
Rineka Cipta.
Peters, E. J., & Lavery, L. A. (2001).
Effectiveness of the diabetic foot
risk classification system of the
internasional working group on
the diabetic foot. Diabetic Care ,
1442-1447.
Purwanti, O. S. (2012). Hubungan
Faktor Risiko Neuropati dengan
Kejadian Ulkus Kaki pada Pasien
Diabetes Melitus di RS Dr
Moewardi Surakarta.
Purwanti, O. S. (2013). Analisis
Faktor-Faktor Risiko Terjadinya
Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes
Melitus di RSUD Dr. Moewardi.
Tesis .
Registered Nurses Association of
Ontario. (2004). Diabetes Foot :
Risk
Assessment
Education
Program.
Gambaran Risiko Terjadinya Ulkus Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta (Melinda)
11
Rekam Medik Rumah Sakit Dr.
Moewardi
.
(2015).
Data
Penderita Diabetes Melitus.
Sarwono.
(2000).
Teori-teori
Psikologi Sosial. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Shahi, S., Kumar, A., Singh, K. S., &
Grupta, K. S. (2012). Pravalence
of Diabetic Foot Ulcer and
Associated Risk in Diabetic
Patients From North India. The
Journal
of
Diabetic
Foot
Complication .
Singh, S., Pai, D. R., & Yuhhui, C.
(2013). Diabetic Foot UlcerDiagnosis and Management.
Clinical Research on Foot and
Ankle , vol 1, 1-9.
Subekti,
I.
(2006).
Neuropati
Diabetik. In A. Sudoyo, B.
Setiyohadi, I. A. K., & S. Setiati,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
(III
ed.).
Jakarta:
Interna
Publishing.
Sugiarto, I. (2009). Faktor risiko
yang
berhubungan
dengan
terjadinya ulkus diabetik pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di
RSUD Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Skripsi .
*
Melinda :
Mahasiswa S1
Keperawatan UMS. Jln A.Yani
Tromol Pos 1 Kartasura
** Okti Sri Purwanti S.Kep., M.Kep.,
Ns.,
Sp.Kep.M.B.
Dosen
Keperawatan UMS Jln A.Yani
Tromol Pos 1 Kartasura
** Vinami Yulian S.Kep., Ns., M.Sc.
Dosen Keperawatan UMS Jln A.Yani
Tromol Pos 1 Kartasura
Publikasi Ilmiah
Download