pendahuluan - SInTA UKDW

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi pada era globalisasi, menciptakan
persaingan global, hal ini menuntut setiap perusahaan untuk berinovasi
dalam mengenalkan produk baru mereka. Namun, hal yang tidak kalah
pentingnya adalah membangun merek. Merek menjadi salah satu hal yang
paling dibicarakan oleh para manajer dan menjadi topik agenda hampir
seluruh perusahaan besar didunia. Merek saat ini menjadi sangat penting
terutama dalam memasarkan barang. Perubahan yang semakin cepat,
rentangnya tata ekonomi dan pasar, kemajuan di bidang teknologi dan
inovasi, dan fregmentasi pasar yang terus berlanjut, telah menyebabkan
banyak perusahaan yang tidak mampu mengembangkan merek untuk
produk-produk mereka.
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi istilah tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk
membedakan dari produk pesaing (Kotler, 1997). Merek bukan sekedar
nama, istilah, tanda, simbol, atau kombinasinya. Lebih dari itu merek
adalah sebuah “janji” perusahaan untuk secara konsisten memberikan
gambaran, manfaat dan pelayanan pada konsumen. Nama merek yang baik
dapat menambah keberhasilan pada produk, namun mencari nama merek
yang terbaik bukan tugas yang mudah. Sekali dipilih nama merek harus
2
dijaga, karena nantinya akan diidentikan dengan kategori sebuah produk
(Anggarini, 2001).
Merek telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap
kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun
nirlaba, pemanufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun
global. (Webster & Keller, 2004).
Persaingan dibidang produk personal care, seperti shampo yang
semakin beraneka ragam dan merek, membuat persaingan dibidang ini
semakin ketat, munculnya berbagai macam produk-produk yang inovatif,
membuat konsumen diperhadapkan pada berbagai macam pilihan varian
serta ukuran. Produk personal care merupakan produk yang sangat sensifit,
oleh karena itu merek dari produk sangat berperan penting dalam
mempertahankan loyalitas konsumen. Munculnya bermacam-macam
merek shampo juga menyebabkan meningkatkan persaingan dalam usaha
untuk menarik minat konsumen, agar memilih produk yang mereka
tawarkan. Pada umumnya merek shampo yang sudah familiar adalah
Sunsilk, Clear, Pantene, Lifebuoy, Rejoice, Dove, Emeron, Head &
Shoulders, Natur, dll. Persaingan yang ketat tampak pada market share
yang selisih tipis. Hampir tiap hari merek-merek diatas menghiasi televisi
kita, dengan berbagai iklan yang sangat menarik.
Menurut Aaker (1996) Asosiasi adalah segala kesan yang timbul
dibenak konsumen terhadap suatu produk atau merek. Oleh karena itu
penulis berpendapat shampo Clear sangat menarik untuk diteliti, karena
perjalanan shampo ini dalam memposisikan dirinya sebagai shampo anti
3
ketombe, serta iklan yang sangat gencar akhir-akhir ini, disertai dengan
endoser yang merupakan bintang iklan papan atas Asia.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan dalam kaitannya dengan
produk personal care (shampo), maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang “Asosiasi Merek Shampo Clear For Man di Kota
Yogyakarta”.
1.2.
Rumusan Masalah
Merek yang muncul di pasaran sebagai suatu kegiatan promosi
yang dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produknya. Dengan
adanya merek konsumen dapat membedakan antara produk yang satu
dengan produk yang lainnya. Jangan sampai suatu merek membuat
konsumen merasa kurang respek, yang akhirnya membuat konsumen anti
terhadap suatu merek tertentu. Berkaitan dengan permasalahan diatas,
maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana profil konsumen shampo merek Clear For Man?
2. Bagaimanakah asosiasi merek shampo Clear For Man Di
Yogyakarta?
1.3.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui profil konsumen shampo merek Clear For Man.
2. Untuk mengetahui asosiasi konsumen shampo merek Clear For
Man.
4
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Merupakan suatu kesempatan yang baik bagi peneliti menerapkan
berbagai teori yang telah diterima di bangku kuliah khususnya
dalam hubungannya dengan masalah pemasaran.
2. Bagi pihak perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi agen-agen pemasaran agar dapat lebih terfokus
dalam membangun merek.
3. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang asosiasi merek terhadap shampo Clear For Man.
1.5.
Batas Penelitian
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penelitian ini
dibatasi pada:
1. Penelitian dilakukan di Yogyakarta.
2. Produk yang diteliti adalah shampo Clear For Man.
3. Waktu penelitian dilakukan Februari – April 2008.
4. Responden yang akan diteliti adalah orang yang pernah membeli dan
memakai shampo Clear For Man.
5. Jumlah responden yang akan diteliti adalah 100 orang. Responden
merupakan masyarakat di Kota Yogyakarta.
5
6. Atribut merek yang diteliti adalah semua atribut yang melekat pada
shampo Clear For Man yang berpengaruh terhadap pertimbangan
konsumen dalam memakai produk tersebut. Dengan demikian, atributatribut yang digunakan antara lain:
a. Model kemasan menarik (kombinasi warna dan bentuk)
b. Wanginya tahan lama
c. Anti Ketombe
d. Harga Ekonomis
e. Kemudahan memperoleh
f. Menyejukkan kulit kepala
g. Mencegah kerontokan
h. Slogan
i. Promosi lewat iklan (melalui spanduk, televisi)
j. Promosi lewat endoser (bintang iklan)
7. Atribut yang akan diteliti:
™ Profil Responden, meliputi:
a. Pria dan tidak menutup kemungkinan wanita yang memiliki
masalah dengan kulit kepala, dan ketombe.
b. Usia
a) Dibawah 17 Tahun
b) 18-22 Tahun
c) 23-27 Tahun
d) Diatas 27 Tahun
6
c. Pekerjaan
a) Pelajar atau mahasiswa
b) Pegawai negri atau swasta
c) Wiraswasta
d) Lain-lain
d. Pendapatan per bulan
a) Dibawah Rp. 750.000,b) Rp.750.000 – Rp.1.250.000,c) Rp.1.250.001 – Rp .1.750.000,d) Rp.1.750.001 – Rp.2.250.000,e) Diatas Rp.2.250.000,-
Download