Global Markets Group SUm Daily Industry Update Economic Research 29 April 2016 Info Industri Pemerintah merilis deregulasi besar-besaran dalam upaya memberikan kemudahan berbisnis yang berfokus pada tiga hal yakni penyederhanaan perizinan, pemangkasan biaya, serta mempercepat proses usaha. Presiden Joko Widodo mengemasnya dalam Paket Kebijakan Perekonomian XII berisi sepuluh poin utama yang diharapkan menjadi pendorong bagi iklim usaha yang lebih baik. Selain memperbaiki iklim usaha, deregulasi ini juga diharapkan menjadi daya gedor dalam meningkatkan peringkat ease of doing business Indonesia dari 109 pada tahun ini menjadi ke-40 pada 2017. Peringkat kemudahan berbisnis Indonesia— dirilis oleh Bank Dunia—mengalami perbaikan setelah pada 2015 berada di peringkat 120 dari 189 negara yang di survei. Namun, peringkat Indonesia pada 2016 masih di bawah sebagian besar negara di Asia Tenggara seperti Filipina (103), Vietnam (90), Brunei Darussalam (84), Thailand (49), Malaysia (18), dan Singapura di peringkat pertama. Dalam paket kebijakan ini, pemerintah menerbitkan 16 peraturan baru dan tinggal tersisa dua rancangan peraturan untuk disahkan dalam waktu dekat. Deregulasi menjadikan prosedur pendirian usaha UMKM kini semakin mudah, dengan total pemangkasan prosedur perizinan menjadi 49 tahap dari sebelumnya 94 tahap. Waktu untuk menyelesaikan pendirian usaha juga semakin cepat, menjadi 132 hari dari sebelumnya 1.566 hari. Ada pun, total izin yang harus diproses kini hanya enam izin dari sebelumnya sembilan izin. Oleh karena itu, ribuan peraturan daerah yang selama ini dianggap tumpang tindih dalam mengatur retribusi, perizinan dan investasi akan dihapus. Kemudahan lain yang diatur diantaranya penyederhanaan prosedur memulai usaha dari 13 prosedur menjadi tujuh prosedur, dengan perubahan proses izin Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) menjadi terbit bersamaan, tidak lagi terpisah. Contoh lainnya, modal dasar UMKM kini ditentukan berdasarkan kesepakatan pendiri Perusahaan terbatas (PT) yang dituangkan dalam akta pendirian, dari sebelumnya mengacu pada ketentuan pendirian PT dengan nilai modal minimal Rp50 juta. Darmin Nasution menambahkan dalam situasi ekonomi dunia saat ini, utamanya perdagangan yang melambat, rangsangan mendorong investasi menjadi fokus untuk menggerakkan perekonomian. Dengan kemudahan usaha yang diberikan kepada UMKM, diharapkan investasi domestik dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan yang ditargetkan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat siap membelanjakan sekitar Rp1 triliun dana talangan lahan untuk jalan tol begitu peraturan menteri yang mengatur mengenai mekanisme penggunaan dana talangan itu terbit dalam waktu dekat. Kepala Sub Direktorat Pengadaan Tanah Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Herry Marzuki menyatakan, nilai tersebut didapat dari hasil pengadaan yang dia lakukan sejak dana lahan senilai Rp1,4 triliun terserap habis pada Februari. Rencananya, pembayaran tahap pertama senilai Rp1 triliun pada masyarakat akan digunakan untuk pembebasan lahan proyek jalan tol yang tersebar di ruas Trans-Jawa, Trans-Sumatra, dan Jabodetabek. Pembayaran akan segera dilakukan mengingat sejumlah warga terdampak telah melakukan aksi tuntutan pembayaran uang ganti rugi yang telah dijanjikan sejak berbulan lalu. Menteri PUPR Basoeki Hadi moeljono menjelaskan, sejauh ini Badan Pengatur Jalan Tol telah melakukan amendemen kontrak atau perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) terhadap 17 BUJT yang bersedia menalangi dana pengadaan lahan senilai total Rp7,9 triliun. Dia memerinci, keempat ruas baru yang akan menggunakan dana talangan lahan antara lain Batang-Semarang, Manado-Bitung, Samarinda-Balikpapan, dan Serpong-Balaraja. Dari keempat ruas tersebut, baru ruas Batang-Semarang yang telah diteken kontraknya, sedangkan tiga lainnya baru sampai tahap penetapan pemenang dan menunggu masa penandatanganan PPJT. Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) Adityawarman mengatakan, pihaknya mengalokasikan dana senilai Rp3,9 triliun untuk menalangi pengadaan lahan seluruh ruas tol yang konsesinya dimiliki JSMR, antara lain Surabaya-Kertosono, Gempol-Pasuruan, SemarangSolo, Solo- Ngawi, Ngawi-Kertosono, Cinere-Serpong. Dia memerinci, dari dana senilai Rp3,9 triliun untuk menalangi lahan, pihaknya mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai Rp2,4 triliun. Sementara itu, sisanya senilai Rp1,5 triliun berasal dari ekuitas perseroan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam waktu dekat akan menerbitkan regulasi mengenai persyaratan untuk membuka jaringan kantor dengan menurunkan perhitungan alokasi modal inti bagi bank yang dapat meningkatkan efisiensinya. Regulasi dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum berdasarkan Modal Inti, yang merupakan penyempurnaan dari Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP tanggal 8 Maret 2013 perihal Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum berdasarkan Modal Inti. Perubahan regulasi tersebut diharapkan bisa meningkatkan efisiensi yang akan berdampak pada penurunan suku bunga kredit dan pada akhirnya meningkatkan daya saing bank dalam menghadapi MEA. Melalui insentif ini diharapkan bank yang efisien dapat meningkatkan ekspansi penyaluran kredit karena dengan modal inti yang sama, bank dapat memiliki jaringan kantor yang lebih banyak. Ketentuan dari regulasi ini, yaitu: 1. Batasan rasio BOPO yang dapat memperoleh insentif : Bagi bank BUKU III dan BUKU IV adalah bank yang memiliki rasio BOPO lebih rendah dari 75%. Bagi bank BUKU I dan BUKU II adalah bank yang memiliki rasio BOPO lebih rendah dari 85%. 2. Batasan rasio NIM yang dapat memperoleh insentif adalah bank yang memiliki rasio NIM lebih rendah dari 4,5%, yang berlaku bagi semua BUKU 3. Semakin rendah rasio BOPO dan/atau semakin rendah rasio NIM maka semakin besar insentif penurunan perhitungan alokasi modal inti untuk membuka jaringan kantor yang dapat diperoleh oleh bank tersebut. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP tanggal 8 Maret 2013 menyebutkan bahwa bank memperhitungkan alokasi Modal Inti sesuai lokasi dan jenis kantor untuk kantor yang sudah ada (existing) serta untuk rencana pembukaan jaringan kantor yang baru. Perhitungan alokasi Modal Inti diperoleh dari hasil perkalian antara koefisien zona untuk lokasi jaringan kantor bank dengan biaya investasi pembukaan jaringan kantor sesuai jenis kantor untuk masing-masing BUKU. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,5%--5,9%, sedangkan inflasi di kisaran 3%--5% dan nilai tukar rupiah Rp13.650-Rp13.900 per dolar AS. Adapun untuk harga minyak diperkirakan pada kisaran US$35-US$45 per barel, lifting minyak 740.000--760.000 barel per hari dan lifting gas 1 juta--1,1 juta barel per hari. Untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih akan dipengaruhi rendahnya harga migas, sedangkan belanja pemerintah pusat belum bisa sampaikan angkanya. Sementara itu untuk subsidi akan diperhatikan kembali, terutama subsidi pupuk yang selama ini kurang tepat sasaran. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan besaran belanja dan pagu indikatif, beberapa kementerian/lembaga akan diprioritaskan, terutama di bidang infrastruktur, pertahanan dan keamanan, pendidikan, kesehatan. Dari segi pendapatan, Bambang Brodjo berharap berlakunya tax amnesty (pengampunan pajak) tahun ini akan berpengaruh pada tax base 2017 lebih besar dan otomatis penerimaan negara menjadi lebih pasti dan lebih tinggi. Dari segi belanja, kata menkeu, Presiden tetap memprioritaskan pola belanja K/L fokus di bidang infrastruktur, kesehatan, dan efisiensi di belanja operasional maupun belanja non prioritas. Dia mengatakan pemerintah juga tetap memprioritaskan trasnfer ke daerah dan dana desa kenaikannya harus lebih besar dari kenaikan belanja K/L dan instrumen ke daerah, DAK akan didorong terus untuk menjadi instrumen pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus menyamakan prioritas daerah atau membuat sinkronisasi antara prioritas daerah dan prioritas nasional. Sumber: bisnis.com PT Bank Maybank Indonesia – Global Markets Group 1 Global Markets Group Economic Research Indikator Konsumsi Indonesia Indeks Harga Properti di 16 Kota Besar Residential Property Price Index: 16 City: Small (Indonesia) 10 BI Rate (%) Inflation (% YoY) Core Inflation (% YoY) 7.5 Residential Property Price Index: 16 City: Medium (Indonesia) 220.0 200.0 5 Residential Property Price Index: 16 City: Large (Indonesia) Residential Property Price Index: 16 City (Indonesia) 180.0 160.0 2.5 140.0 120.0 Mar-16 Dec-15 Jun-15 Sep-15 Mar-15 Dec-14 Jun-14 Sep-14 Mar-14 Dec-13 Jun-13 Sep-13 Mar-13 Dec-12 Jun-12 Sep-12 Mar-12 Dec-11 Jun-11 Sep-11 Mar-11 0 Sumber: CEIC Sumber: CEIC Data Penjualan Otomotif Harga Komoditas Total Penjualan Mobil (Ribu Unit) 240 Total Penjualan Motor (Ribu Unit) (Kanan) 800 210 180 600 150 120 90 400 Satuan Harga Minyak Brent USD/bbl 48 CPO MYR/ton 2,636 Batubara (4,200 kcal) USD/ton Nikel 3 Bulan USD/MT 9,295 USd/lb 225 USD/TOunce 1,273 Tembaga 60 30 Komoditas 200 Emas Dunia 31 Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg Perkembangan Ekspor Indonesia Sumber: CEIC PT Bank Maybank Indonesia – Global Markets Group 2 Global Markets Group Economic Research Indikator Ekonomi Makro Indicators Inflation (%YoY) Inflation (% avg) Core Inflation (%YoY) Core Inflation (% avg) Exchange Rate Eop (Rp/US$) Exchange Rate Avg (Rp/US$) Curent Account (% GDP) Fiscal Balance (% GDP) Interest Rate BI Rate (% p.a) Time Deposit 3 month (% p.a) Lending rate working capital (% p.a) 2013 2014 2015 2016F 8.08 6.40 4.32 4.20 12189 10564 -3.19 -2.33 8.36 6.42 4.93 4.53 12440 11885 -3.09 -2.20 3.35 6.38 3.95 4.89 13795 13458 -2.06 -2.80 4.05 3.98 3.54 3.53 12500 13095 -2.45 -2.40 7.50 7.61 12.12 7.75 8.95 12.81 7.50 7.99 12.46 6.25 6.82 11.45 26.53 13.67 20.43 34.95 21.60 13.60 1.77 1230 10.18 7744 9.62 180.9 6.25 99.4 5.58 17.29 11.51 10.83 13.16 11.58 12.29 2.16 1208 -1.78 7867 1.59 147.3 5.94 111.9 5.02 11.86 9.09 9.04 14.69 10.44 7.26 2.49 1013 -16.12 6480 -17.63 209.0 6.18 105.9 4.79 13.12 10.75 10.69 16.19 12.11 8.43 2.52 1106 9.16 6868 5.98 324.5 6.00 110.6 5.20 Credit Growth (% YoY) Property Credit Consumer credit Working Capital Credit Investment Credit Total Credit Deposit NPL Commercial Banks (%) Car Sales (1000 Units) Car Sales Growth (%) Motorcycle Sales (1000 Units) Motorcycle Sales Growth (%) Government Capex (Rp tn) Unemployment Rate (%) International Reserve (US$ bn) GDP Growth (%) Note : the red numbers are forecas t Source : Maybank Indones ia Economic Res earch MAYBANK INDONESIA ECONOMIC RESEARCH DIVISION Sentral Senayan III, 8th Floor Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno - Senayan Jakarta 10270, Indonesia Ph: +62 (021) 29228888 Fax: +62 (021) 29228849 Juniman Chief Economist [email protected] Anup Kumar Bond Analyst [email protected] Myrdal Gunarto Economist [email protected] DISCLAIMER: The information contained has been taken from sources we deem reliable. PT Bank Maybank Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents disclaim any liabilities including the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions thereof. The information contained in this report is not to be taken as any recommendation made by PT Bank Maybank Indonesia or any other person to enter any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general circulation. It does not have regards to the specific person who may receive this report. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice. ANALYST CERTIFICATION: Each contributor to this report hereby certifies that all the views expressed accurately reflect our views3about of 3 the companies, securities and all pertinent variables. It is also certified that the biews and recommendations contained in this report are not and will not be influenced by any part or all of our compensation.