Perkembangan IP Address Dinamis Alamat IP (IP Address sering disingkat IP) adalah angka 32-bit yang menunjukkan alamat dari sebuah komputer pada jaringan berbasis TCP/IP. Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan komputer penerima. TCP/IP adalah protokol internet yang paling banyak digunakan saat ini. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) memiliki beberapa keunggulan,diantaranya: 1. Open Protocol Standard, yaitu tersedia secara bebas dan dikembangkan independen terhadap komputer hardware ataupun sistem operasi apapun. Karena didukung secara meluas, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukanbermacam hardware dan software, walaupun tidak berkomunikasi lewat internet. 2. Independen dari physical network hardware. Ini menyebabkan TCP/IP dapat mengintegrasikan bermacam network, baik melalui ethernet, token ring, dial-up, X.25/AX.25 dan media transmisi fisik lainnya. 3. Skema pengalamatan yang umum menyebabkan device yang menggunakan TCP/IP dapat menghubungi alamat device-device lain di seluruh network, bahkan Internet sekalipun. 4. High level protocol standar, yang dapat melayani user secara luas. Pengalamatan IP address IP Statis Konfigurasi IP secara Manual ► Permanen ► Temporer IP Dinamis Konfigurasi IP Oleh Computer Server melalui Jaringan Computer Kebutuhan Konfigurasi IP Secara dinamis, karena beberapa hal : - Jaringan yang berkembang dinamis Host datang dan Pergi Perubahan ISP akan berpengaruh pada perubahan IP Public Kelebihan jika menggunakan IP dinamis: - Tidak perlu setting IP satu persatu ke komputer yang terkoneksi seluruh komputer yang - tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan seperti default gateway dan DNS server. Tiga Protocol yang pernah dipakai untuk penanganan IP secara dinamis 1. RARP (s/d 1985, tidak lama digunakan) Reverse Address Resolution Protocol 2. BOOTP (1985-1993) Bootsrap Protocol 3. DHCP (sejak 1993 sampai sekarang) Dynamic Host Configuration Protocol Hanya DHCP yang sekarang dipakai secara luas. RARP Server RARP sangat sederhana tetapi tidak banyak digunakan lagi (host menggunakan DHCP sebagai gantinya).RARP, sebagai nama mungkin menyiratkan, bukan protokol untuk query alamat IP didasarkan pada Alamat MAC (operasi kebalikan dari ARP). RARP digunakan untuk menetapkan alamat IP ke host yang sebelumnya tidak memiliki alamat IP. Server dapat menggunakan tugas tetap MAC IP. - Merupakan protokol pertama yang melayani permintaan IP client Didesain untuk menyediakan Address Resolution bagi sistem diskless (PC Non HDD) Menyediakan mekanisme booting lewat jaringan Ketika booting menggunakan ARP terjadi transfer file sistem dari server ke client - menggunakan tftpd (Trivial File Transfer Daemon) TFTP ini merupakan service yang ada di /etc/inetd.conf yang defaultnya didisable karena - kurang aman (tidak menggunakan autentikas untuk komunikasi) dan sukar diKontrol Tidak lama digunakan Protokol masih digunakan untuk mencari nomor MAC bagi komputer yang tidak tahu dengan menggunakan ARP Request dan Replay Reverse Address Resolution Protocol (RARP), ketika IP digunakan oleh mesin diskless ( mesin tanpa menggunkan disk ) tidak ada cara untuk mengetahui alamat IP nya ,Namun alamat MAC bisa diketahui. RARP mengetahui identitas alamat IP untuk alamat MAC tersebut. Mesin yang ditunjuk dinamakan RARP Server ,menjawab permintaan tersebut dan berakhirlah krisis identitas ini. RARP menggunakan informasi alamat mesin MAC yang diketahui untuk mempelajari alamat IP dan melengkapi identitas mesin ,RARP menerjemahkkan alamat ethernet ( MAC) menjadi alamat IP. Tujuan RARP: RARP didefinisikan untuk boot workstation diskless. Workstation ini boot dengan EEPROMwarga kode bootstrap kecil yang diperoleh alamat IP dan nama kode file untuk didownload setelah itu (melalui TFTP). Nama file kode adalah sesuatu seperti "8CFC0D21.SUN4C" di mana 8CFC0D21 adalah kode hex dari alamat IP dari server TFTP dan Sun4c adalah jenis sistem yang dinyalakan (klien berasumsi bahwa server TFTP = RARP Server yang IP dikodekan dalam SourceProtocolAddr lapangan di respon RARP). Masalah RARP: 1. RARP berjalan langsung di atas Ethernet (ada lapisan IP). Dengan demikian RARP hanya dapat digunakan dalam subnet yang sama. 2. RARP hanya memungkinkan untuk menetapkan alamat IP tetapi tidak ada default gateway (sehingga server TFTP dengan file kode harus berada di subnet yang sama) dan tidak ada nama server. 3. RARP tidak sederhana untuk menerapkan karena keterbatasan akses ke frame Ethernet baku di banyak sistem (Ethernet berjalan dalam ruang kernel). BOOTP Protocol BOOTP didefinisikan untuk mengatasi keterbatasan RARP. 1. elemen Informasi tambahan: Selain IP alamat default gateway, nama server, file boot dan banyak lainnya elemen informasi dapat dikonfigurasi (sebagai vendor informasi spesifik). 2. routable: BOOTP adalah routable karena menggunakan IP / UDP. Ini berarti bahwa server BOOTP tidak perlu berada di subnet yang sama (memerlukan Agen relay BOOTP meskipun). 3. Simple socket aplikasi: Sebuah implementasi server BOOTP adalah aplikasi socket yang sederhana dan dengan demikian tidak perlu khusus Sistem panggilan untuk mendapatkan akses ke Ethernet frame sebagai RARP tidak. 4. Perluasan: BOOTP adalah extensible dalam hal itu memungkinkan mendefinisikan opsi khusus penjual. Vendor dapat pak informasi kepemilikan menjadi penjual seperti ekstensi tertentu. Pilihan penjual seperti bisa, untuk Misalnya, membawa opsi konfigurasi khusus untuk host. 5. Sebagai Lanjutan ARP didevelop BOOTP Protocol untuk menangani request address dari 6. 7. 8. 9. client Kelebihan BOOTP lebih aman dan pengiriman selain IP juga mengirimkan netmask dan gateway Menggunakan NIS over tftp untuk transfer informasi sehingga lebih aman Membutuhkan bootpd (BOOTP daemon) Configurasi ada pada /etc/bootptab. op: Packet op jenis kode / pesan. 1 = BOOTREQUEST, 2 = BOOTREPLY htype: Hardware jenis alamat, lihat bagian ARP dalam "Assigned Numbers" RFC ('1' = 10MB ethernet). Hlen: Hardware panjang alamat (misalnya '6' untuk 10MB ethernet). hops: Klien set ke nol, secara opsional digunakan oleh gateway gateway di lintas booting. Jika> = 3 paket biasanya dibuang (sehingga tidak BOOTP di lebih dari 3 router). xid: Transaksi ID, nomor acak digunakan untuk mencocokkan permintaan boot dengan tanggapan yang dihasilkannya. secs: Detik berlalu sejak klien mulai mencoba untuk boot (berguna jika Server sekunder digunakan). Diisi oleh klien. Terpakai dengan BOOTP. ciaddr: alamat IP Client. Set ke 0.0.0.0 dalam permintaan baru. Set ke klien saat ini IP di penyegaran permintaan. yiaddr: Alamat IP Anda (IP dikirim dari server ke klien). siaddr: Server alamat IP (BOOTP Server IP). Dalam DHCP artinya ini field berubah menjadi "alamat server untuk digunakan dalam langkah berikutnya dari klien proses bootstrap ". giaddr: Gateway IP Address (server proxy mengisi alamat IP sendiri jika sekarang). chaddr: alamat hardware Client (alamat MAC). Hal ini membuat alamat MAC tersedia untuk proses server untuk pencarian dan pencocokan ke alamat IP (jika dikonfigurasi). sname: Server hostname. Dengan nama ini klien dapat membatasi akses ke server tertentu). File: Boot nama file (untuk klien). Vend: Vendor informasi tertentu (. maks 64 byte, encoding melihat DHCP) seperti sebagai default gateway, subnet mask, DNS Server, Waktu Server, Print Server. DHCP DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server. Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut. Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period. Kelebihan DHCP: 1. Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. 2. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks. 3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off). 4. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server. 5. DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client. Kekurangan DHCP: • Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung. Metode dalam konfigurasi DHCP ada dua,diantaranya: 1. Konfigurasi dengan range secara random otomatis IP.Pemberian IP address kepada client secara random dan dapat berubah-ubah namun masih dalam range IP address yang ditentukan. 2. Konfigurasi dengan Fixed alamat IP address.Pemberian IP address yang sifatnya tetap value pada client yang memerlukan data MAC address. Cara kerja DHCP dalam jaringan Terdapat 4 tahapan yang dilakukan dalam proses peminjaman IP address pada DHCP. Berikut adalah uraiannya: Tahap 1: IP Least Request Tahap pertama ini merupakan tahap dimana si client dalam jaringan meminta IP address yang tersedia pada DHCP server. Awalnya saat pertama client terhubung dalam jaringan, client ini akan mencari dulu apakah ada DHCP server yang bekerja pada jaringan tersebut. Nah, begitu ditemukan, client akan meminta IP address pada DHCP server yang ada. Tahap 2: IP Least Offer DHCP server mendengar broadcast dari client yang baru terhubung dalam jaringan tadi. Kemudian DHCP server memberikan penawaran terhadap client tersebut berupa IP address. Tahap 3: IP Lease Selection Setelah diberi penawaran oleh DHCP server, client yang me-request tadi menyetujui penawaran yang diberikan oleh DHCP server. Lalu si client memberikan pesan kepada DHCP server yang isinya adalah meminta agar DHCP server meminjamkan salah satu IP address yang tersedia dalam DHCP-pool yang dimilikinya (DHCP-pool merupakan range IP address yang bisa digunakan oleh host yang terhubung dengannya). Tahap 4: IP Least Acknowledge Pada tahap terakhir ini, DHCP server akan merespon pesan dari client dengan mengirimkan paket acknowledget yang berupa IP address dan informasi lainnya yang dibutuhkan. Setelah memberikan IP kepada client, DHCP server akan memperbaharui database yang mereka miliki. Sedangkan client akan melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP address yang diberikan tadi dan client sudah bisa beroperasi pada jaringan tersebut. Untuk lebih mudah memahaminya, pada saat komputer client dihubungkan ke jaringan, komputer tersebut akan me-request IP ke DHCP server. DHCP server menjawab dengan memberikan informasi terkait IP address (termasuk subnetmask, gateway, dns dan lainnya) ke komputer client. Setelah meminjamkan IP, DHCP server akan mencoret IP tersebut dalam daftar pool yang dia miliki. Dan menandakan bahwa IP tersebut sudah dipinjamkan ke salah satu client. Namun jika dalam daftar IP pool sudah tidak ada lagi nomor IP yang tersedia, maka si client tidak akan mendapatkan nomor IP dari DHCP server, dengan demikian si client tidak akan pernah bisa terhubung ke jaringan tersebut. Biasanya peminjaman IP address ini memiliki jangka waktu tertentu, sesuai dengan yang disetting oleh sang Administrator jaringan. Nah, setelah periode waktu tertentu, pemakaian IP address pada client dinyatakan telah selesai. Dan jika si client tidak melakukan request ulang, maka maka nomor IP address tersebut akan dikembalikan kepada DHCP server yang meminjamkan. DHCP server dapat meminjamkan IP tersebut kepada client lain yang membutuhkan. MAKALAH Pemrograman Clien/Server Dosen Pengampu : Ahmad Syatibi, M. Kom Disusun Oleh : Aditya Banuaji 1271101344 TI B JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN 2015