PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING, TENAGA KERJA DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2000-2014 Oleh: Yowan Dwi Putri 123401031 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT Economic growth is one of the indicators used to assess the success of economic development in a country. Classical economists flow, Todaro and Smith (2006) stated that the three main factors that affect economic growth include the accumulation of capital (through savings and investments) and labor and technological progress. This study aims to determine the effect of Foreign Direct Investment (FDI), Labor and Economic Growth in Exports to Indonesia. The data used are secondary data from Time Series, namely the period 2000-2014, which is sourced from the Central Statistics Agency (BPS). To analyze, the author uses the method of ordinary least squares (OLS) model of multiple linear regression analysis on the program Eviews8 and test hypotheses using partial test (t test) and simultaneous (F test). These results indicate that partial, regression results on the real level (α = 5%) PMA negative and not significant to Economic Growth. Labor and no significant positive effect on the growth of Indonesia, while exports positive and significant impact on economic growth in Indonesia-year period 2000-2014. Taken together show that PMA, Labor and Export significant effect on economic growth in Indonesia in 2000-2014. With the value of F-statistics probalilitas 0.000110. Keywords: Economic Growth, Foreign Investment, Labor, Export, OLS ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan suatu pembangunan ekonomi di suatu negara.Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa tiga faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain akumulasi modal (melalui tabungan dan investasi) dan tenaga kerja serta kemajuan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) , Tenaga Kerja dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa Time Series yaitu periode 2000-2014, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk menganalisis, penulis menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan model analisis regresi linear berganda pada program Eviews8 dan Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan simultan (uji F). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial, hasil regresi pada taraf nyata (α=5%) PMA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Tenaga Kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan Indonesia, sedangkan Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode tahun 2000-2014. Secara bersama-sama menunjukan bahwa PMA, Tenaga Kerja dan Ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2000-2014. Dengan nilai probalilitas F-Statistik 0.000110. Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, PMA, Tenaga Kerja, Ekspor, OLS I. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen (Sadono Sukirno, 1996: 33). Sejak tahun 1991 hingga krisis ekonomi yang diawali dengan krisis rupiah pada pertengahan tahun 1997, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Selama periode 1993-1996, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi diatas 7% pertahun. Tetapi akibat krisis ekonomi tahun 1998 pendapatan perkapita Indonesia mencapai klimaksnya dengan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto -13,1% dan membawa dampak pada investasi asing di Indonesia sehingga turun 24,5%. Pada tahuntahun selanjutnya meski positif, namun pertumbuhan ekonomi indonesia relatif rendah dibandingkan rata-rata periode sebelum krisis. Hal yang menarik pada periode 19992006 adalah adanya paradoks pertumbuhan-pengangguran yaitu ketika laju pertumbuhan ekonomi meningkat, laju pengangguran juga meningkat. Atas dasar hal tersebutlah penulis ingin mengetahui kondisi perekonomian indonesia pasca krisis 1998 dan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh PMA, Tenaga Kerja dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi tahun 2000-2014” I.1 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh PMA, tenaga kerja dan ekspor secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Tahun 2000-2014 ? 2. Bagaimana pengaruh PMA, tenaga kerja dan ekspor secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Tahun 2000-2014 ? II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat dari perkembangan penduduk, dimana pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka (Sadono Sukirno,2004). Perekonomian dapat dikatakan bertumbuh bila meningkat dibanding tahun sebelumnya, yang berarti menjadi lebih baik. Laju pertumbuhan ekonomi adalah naiknya jumlah output per kapita dalam jangka panjang. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan rumus : Gt = PDBt −PDBt −1 PDBt −1 x 100% Dimana Gt adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam persen, PDBt adalah pendapatan riil pada tahun t, dan PDBt-1 adalah pendapatan riil pada tahun t-1 atau pada tahun sebelumnya. Teori ekonomi Klasik menjelaskan bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangannya sendiri tanpa perlu adanya banyak campur tangan pemerintah dalam kegiatan-kegiatan perekonomian. Menurut pandangan Klasik, terdapat beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas tanah, dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan (Sukirno, 2004). II.2 Penanaman Modal Asing (PMA) Investasi Asing atau PMA merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat pendapatan nasional. Adanya investasi-investasi asing baru memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah output dan pendapatan baru pada faktor produksi dan akan menambah output nasional sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Teori investasi Harrod-Domar merupakan teori makro investasi dalam jangka panjang. Menurut Harrod-Domar pengeluaran investasi mempunyai proses multipiler terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Peningkatan stok modal (k) yang berdampak pada meningkatkan pola kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output total (y). Hubungan antara stok capital (k) dengan output total (y) merupakan hubungan ekonomis secara langsung, di sebut capital output rasio (COR). II.3 Tenaga Kerja Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan meningkatkan luasnya pasar domestik. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja dan memungkinkan suatu negara untuk menambah produksi. Namun disisi lain, akibat buruk dari penambahan penduduk yang tidak diimbangi oleh kesempatan kerja akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak sejalan dengan peningkatan kesejahteraan. Teori Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain. II.4 Ekspor Ekspor adalah salah satu komponen pengeluaran agregat. Oleh sebab itu ekspor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah, maka pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi, lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2000). Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh Adam Smith. Menurut teori ini, dua negara akan melakukan perdagangan jika kedua negara tersebut memperoleh keuntungan mutlak. Keuntungan mutlak adalah suatu negara dapat menghasilkan suatu barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. II.5 HIPOTESIS 1. Diduga PMA, tenaga kerja dan ekspor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2. Diduga PMA, tenaga kerja dan ekspor secara bergsama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia. III. METODE PENELITIAN III.1. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series yaitu Laju Pertumbuhan Ekonomi (GDP), Penanaman Modal Asing (PMA), Tenaga Kerja dan Ekspor di Indonesia tahun 2000-2014 III.2. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kepustakaan dan dokumentasi yang didapat dari beberapa sumber, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) . III.3 Teknik Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini akan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan model analisis regresi linear berganda pada program Eviews8.. Beberapa studi menjelaskan dalam penelitian regresi dapat dibuktikan bahwa metode OLS menghasiklan estimator linear yang tidak bias dan terbaik (best linear unbias estimator) atau BLUE. PE = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 logPMA + 𝜷𝟐 TK + 𝜷𝟑 logEX + e Dimana : IV. PE = Pertumbuhan Ekonomi PMA = Penanaman Modal Asing TK = Tenaga Kerja EX = Ekspor 𝛽0 = Konstanta 𝛽1 , 𝛽2 , 𝛽 3 = Koefisien Regresi e = error term HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap negara memiliki tugas untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya melalui pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan suatu pembangunan ekonomi di suatu negara. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di indonesia tahun 2000-2014 dapat dilihat dibawah ini. LPE (%) 8 6 4 4,92 4,5 3,64 006 006006006 006 006006 006 005 4,785,03 005 2 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 0 Tingkat pertumbuhan ekonomi di indonesia pada periode 2000-2014. Pada gambar cenderung mengalami peningkatan sepanjang tahun, meskipun pada tahuntahun tertentu pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Penurunan drastis terjadi pada tahun 2009, penurunannya yang lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 4,63 persen atau turun sebesar 1,38 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan krisis global di tahun 2008 Perkembangan nilai realisasi investasi PMA di indonesia selama tahun 20002014 dapat dilihat dari gambar berikut ini: 35000,0 30000,0 25000,0 20000,0 15000,0 10000,0 5000,0 ,0 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 Perkembangan nilai realisasi investasi Penanaman Modal Asing selama periode tahun 2000-2014 cenderung fluktuatif. Terlihat pada tahun 2006-2014 nilai realisasi investasi PMA di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun ditahun 2009 PMA sempat menurun yang disebabkan karena adanya krisis global. 5 4 3 2 1 120 3,66 100 3,6 80 2,79 2,52 2,39 60 1,36 40 1,08 20 1,26 1,31 1,14 1,07 0,92 0,98 0,24 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 0 140 4,58 Bekerja (Juta Orang) Pertumbuhan Berdasarkan gambar terlihat bahwa penduduk yang bekerja di indonesia selama periode 2000-2014 cenderung terus meningkat. Akan tetapi pertumbuhan tenaga kerja pada tahun 2012 cenderung menurun sebesar 2,24 persen. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pengangguran di indonesia pada tahun 2012 sangat besar yaitu 6,8% persen, lebih besar dibanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja. Perkembangan nilai ekspor di indonesia selama tahun 2000-2014 dapat dilihat dari gambar berikut ini: Nilai ekspor di indonesia selama periode 2000-2014 cenderung mengalami fluktuasi. Seperti kenaikan yang terus-menerus dari 2001 hingga 2008, dan ditahun 2009 ekspor sempat turun dan naik lagi ditahun 2010 tetapi harus kembali turun tiga tahun terakhir ini. Hal ini disebabkan karena volume ekspor minyak mentah, hasil minyak mentah dan gas menurun dari tahun sebelumnya. V.1 Hasil Estimasi Dari hasil pengolahan data didapat persamaan regresi dalam bentuk persamaan ekonometrika sebagai berikut : PE = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 logPMA + 𝜷𝟐 TK + 𝜷𝟑 logEX + e PE = -7,142594 – 0,687264 log PMA + 0.017540 TK + 1.646200 log EX Variabel PMA Tenaga Kerja Ekspor Prob(t-Statistik) 0,1205 0,9055 0,0030 t-Statistik -1,683 0,1215 3,783 Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikansi 5% R-Squared 0,645933 F-Statistik 6,689181 V.2 Hasil Uji t Koefisien regresi untuk variabel PMA sebesar -0,687264 maka dapat dikatakan bahwa PMA berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dilihat dari nilai probabilitas untuk PMA sebesar 0,1205 > α 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa PMA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Koefisien regresi untuk tenaga kerja sebesar 0.017540 maka dapat dikatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dilihat dari nilai probabilitas untuk tenaga kerja sebesar 0,9055 > α 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Koefisien regresi untuk variabel ekspor sebesar 1.646200 maka dapat dikatakan bahwa ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dilihat dari nilai probabilitas untuk variabel ekspor sebesar 0,0030 < α 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel ekspor berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. V3. Hasil Uji F Nilai F-statistik sebesar 6,689181 dan angka probabilitasnya sebesar 0.007816 (0.007816 < 0,05). Sehingga hasil uji F dapat diambil kesimpulan bahwa variabel penanaman modal asing (PMA), tenaga kerja dan ekspor secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. V4. Pembahasan 1. Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa PMA di Indonesia memberikan korelasi negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Setiap penambahan variabel PMA sebesar 1 persen akan mengakibatkan penurunan variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 0,687264 persen. Hubungan yang negatif antara PMA terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenakan ada beberapa hal yang tidak menguntungkan pembangunan ekonomi dari adanya PMA. Misalnya dalam jangka pendek jika PMA tidak dilakukan disektor produktif melainkan disektor moneter yang bersifat spekulatif. Dalam jangka panjang PMA dapat mengurangi tingkat tabungan yang tercipta pada masa yang akan datang apabila kegiatan mereka mempertinggi tingkat konsumsi masyarakat, sebagai akibat lebih banyaknya barang-barang konsumsi yang tersedia, tidak menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh dan menghalangi perkembangan perusahaan- perusahaan nasional yang sejenis. Pengetahuan teknologi, keahlian-keahlian manajemen dan pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan asing akan melemahkan persaingan dari perusahaan domestik dan akan mematikan perusahaan domestik yang sudah ada, maka akibat yang tidak menguntungkan tersebut yaitu akan menimbulkan pengangguran dan menghapuskan mata pencaharian masyarakat. Sedangkan pengaruh PMA yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 2000-2014 diantaranya disebabkan karena proses pengembangan PMA di Indonesia masih terhambat oleh rumitnya pengurusan perijinan akibat birokrasi yang berbelit-belit serta kurangnya keterpaduan koordinasi antar departemen yang terkait, sehingga investor asing kurang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa tenaga kerja di Indonesia memberikan korelasi positif tetapi pengaruhnya tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Setiap penambahan variabel tenaga kerja 1 persen akan mengakibatkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.017540 persen dengan catatan variabel lain dianggap cateris paribus atau tetap. Hubungan yang positif antara tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi di indonesia selama periode penelitian ini menunjukan bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja maka produktivitas dari tenaga kerja akan semakin meningkat sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tetapi selama periode tersebut tingginya angka tenaga kerja atau penduduk yang bekerja ini tidak berbanding lurus dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada. Akibatnya, angka pengangguran di Indonesia masih tergolong cukup tinggi, sehingga dampak dari adanya peningkatan tenaga kerja di indonesia. Hal ini dapat dilihat selama periode 2000-2014 pertumbuhan pengangguran di indonesia lebih besar dibanding dengan pertumbuhan penduduk yang bekerja, dan ini menunjukkan bahwa belum terserapnya angkatan kerja indonesia secara maksimal dan potensi yang mungkin timbul dari besarnya tingkat perkembangan angkatan kerja yang belum bekerja adalah masalah keterbelakangan dan permasalahan sosial serta kualitas angkatan kerja itu sendiri dilihat dari skill dan latar belakang pendidikan yang kemudian berakibat pada lambatnya prospek pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. 3. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa ekspor di Indonesia memberikan korelasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Setiap penambahan variabel tenaga kerja sebesar 1 persen akan mengakibatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.646200 persen. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin banyak ekspor yang dilakukan oleh Indonesia selama periode penelitian maka semakin banyak pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia secara signifikan. Ekspor yang meningkat ini mengindikasikan bahwa permintaan barang dan jasa di luar negeri lebih besar dari pada di dalam negeri. Peningkatan jumlah barang dan jasa tersebut akan meyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal itu disebabkan karena ekspor dapat memperluas pasar baik dalam negeri maupun luar negeri serta mendorong mengalirnya modal dari Negara-negara maju ke Negara berkembang. Demikian pula ketika nilai hasil dari ekspor menurun maka pertumbuhan ekonomi indonesia pun cenderung akan melamban karena ekspor yang menurun berarti permintaan akan barang dan jasa juga menurun sehingga akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perdagangan luar negeri melalui ekspor, maka pendapatan masyarakat khususnya produsen dan orang-orang yang kegiatannya disektor ekspor akan bertambah. Pengaruh tidak langsung dari adanya kegiatan ekspor adalah pengahasilan devisa. Semakin ekspor berkembang maka semakin besar penghasilan devisa yang diterima oleh negara dan menjadi sumber tambahan modal untuk pembangunan yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tio Adianto (2011) yang menunjukkan bahwa hubungan ekspor dan pertumbuhan ekonomi adalah positif dan signifikan. Sayekti Suindyah D (2011) dalam penelitiannya juga yang dilakukan di Provinsi Jawa Timur ini juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. 4. Pengaruh PMA, Tenaga Kerja dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Secara Bersama-sama. Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa penanaman modal asing, tenaga kerja, dan ekspor secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan (nyata) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Ini ditunjukan dari hasil perhitungan uji F diperoleh 𝐹𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 adalah 6,689181 dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf nyata 5% adalah 3,59. Maka dapat disimpulkan bahwa 𝐹𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 6,689181 > 3,59. Sebelumnya variabel penanaman modal asing dan tenaga kerja diuji secara parsial menghasilkan pengaruh yang tidak signifikan tetapi setelah diuji bersama dengan variabel lain hasilnya menunjukan bahwa varibel penanaman modal asing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis. Sedangkan untuk variabel tenaga kerja dan variabel ekspor baik diuji secara parsial maupun bersama-sama hasilnya menunjukan bahwa ekspor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia tahun 2000-2014. V. PENUTUP V1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil Penelitian menunjukan bahwa variabel PMA dan Tenaga Kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Sedangkan variabel Ekspor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 2. Hasil Penelitian menunjukan bahwa PMA, Tenaga Kerja dan Ekspor diuji secara bersama-sama menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. V2. Saran 1. Pemerintah perlu meningkatkan iklim investasi yang kondusif, penyederhanaan proses perijinan investasi, serta menciptakan stabilitas ekonomi makro yang mantap melalui program-program deregulasi dan debirokatisasi diseluruh aspek pembangunan ekonomi. 2. Perlu adanya perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas SDM yang akan memasuki pasar kerja melalui peningkatan alokasi anggaran untuk pendidikan dan pelatihan, maka produktivitas tenaga kerja akan semakin meningkat sehingga hal ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3. Memasuki pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk terus mendorong pertumbuhan ekspor dengan cara memperluar pasar produk, memperbaiki sarana dan prasarana sektor perdagangan, memperlancar arus distribusi barang, meningkatkan kulaitas produk dalam negeri serta meningkatkan pengamanan pasar dalam negeri sehingga ekspor indonesia tidak kalah saing dengan produk-produk impor dari negara lain. DAFTAR PUSTAKA Adrian Sutawijaya. 2010. Pengaruh Ekspor dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006”. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 6, Nomor 1 Akhirman, S.Sos., MM. 2012. “Pengaruh PDB, Jumlah Penduduk, Nilai Ekspor, Investas (PMA dan PMDN), Laju Inflasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010”. JEMI, Vol.3, No. 1, Angelina Sinaga. 2013. Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal dalam Negeri https://angelinasinaga.wordpress .com/2013/05/31/penanamanmodal-asing-dan-penanamanmodal-dalam-negeri/. Diakses pada November 2015. Atria Tri Hafsari. 2014. Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2003-2013. http://atriatrihafsari.blogspot.co.i d/2014/10/data-pertumbuhanekonomi-indonesia.html. Diakses pada November 2015. Ayu Mastika. 2013. Tenaga Kerja dan Perdagangan. http://anakmami93.blogspot.co.i d/2013/04/tenaga-kerja-danperdagangan.html. Diakses pada November 2015 Badan Pusat Statistik. Berbagai Tahun. Berita Resmi Statistik. http://www.bps.go.id/ Bank Indonesia. Berbagai Tahun. Statistik Ekonomi dan Keuangan Negara. http://www.bi.go.id Batari Saraswati Karlita. 2013.” Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Ekspor Terhadap PDRB Sektor Industri Di Kota Semarang Tahun 1993-2010”. Skripsi. Boediono. 1994. Ekonomi Makro; Seri Pengantar ilmu Ekonomi No. 2 Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur. 2013. “Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia”. Jurnal Ilmu Ekonomi. Vol 1 No. 2. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Dewi Ernita, Syamsul Amar dan Efrizal Syofyan. 2013. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Konsumsi Di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol.1 No. 2 Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: 1996. Efrida Ningsih, Syamsul Amar dan Idris. 2013. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Konsumsi, dan Tabungan Di Sumatera Barat”. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol. I, No. 02 Gujarati, N., Damodar, 2003, Basic Econometrics, 4th Edition, Mcgraw-Hill: International Edition. Gujarati, N., Damodar. 2006. DasarDasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga. Hendra Arsyelendra. 2015. Makalah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. http://hendrasmanaj.blogspot.co. id/2015/05/makalahpertumbuhan-ekonomiindonesia.html. Diakses pada November 2015. Jhingan. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga Kurnia Maharani, Sri Isnowati “ LIPI. 2008. Masyarakat Indonesia. Jilid XXXIV No.2. Yasayasan Obor Indonesia. https://books.google.com/?hl=en . Diakses pada November 2015 Luh Irma Dewi Susi S, I Ketut Kirya, Fridayana Yudiaatmaja.2015. “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Kabupaten Buleleng periode 2008-2012. EJournal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha.” Vol 3. Mankiw, G. 2003. Teori Makroekonomi Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga Mankiw, N. Gregory. 2004. “Principles of Economics”. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Nopirin. 1995. Ekonomi Internasional, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE Sadono Sukirno. 2004. Makroekonomi : Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sayekti Suindyah D.2011. ”Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Timur”. Ekuitas Vol. 15 No. 4 Siti Rizka Amalia.2015. “Analisis Pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) Terhadap pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Di Indonesia Tahun 1983-2012)”. Sri Adiningsih, A. Ika Rahutani, dkk. 2008. Satu Dekade Pasca-Krisis Indonesia: Badai Pasti Berlalu. Kanisius. https://books.google.com/?hl=en . Diakses pada November 2015. Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Andi. Yogyakarta Sugiyono . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung; Alfabeta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta Todaro, Michael P, 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Terjemahan Haris Munandar. Jakarta: Erlangga Todaro, Michael, P. Dan Stephen C. Smith, 2006, Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan, Jakarta : Erlangga.