Volume V, No.2, April 2012 OL.FIZIYA lurrtafFlsifig ISSN 1978-9061 Sutrisno Formulasi Empiris Magnitudo Gelombang Permukaan Gempa-gempa Dangkal Di Daerah Bengkulu Arif Tjahjono Pengaruh Temperatur Operasional Terhadap Kekuatan Komponen Grate Plate Pada Iindustri Semen Agus Budiono Pengontrolan Lalu Lintas Berbasis Logika Ftzzy Pada Programmable Logic Controller (PLC) Dengan Simulasi Software Unity Dan Vijeo Citect Fitri Apriyani Interpretasi Data IP Untuk Mengidentifikasi Bijih Besi Di Daerah Kalimantan Selatan Arif Tjahjono, Ahmad Fauzan Pembuatan Bonded Fleksibel Magnet Permanen BaO6 (Fe2O3) Menggunakan Matriks Karet Alam Elis Khoirunnisa Aplikasi Metode Dix Dan Coherency Inversion (CI) Dalam Penentuan Model Velocity Awal Pre Stack Depth Migration Ahmad Fulki Analisis Parameter Gempa, b Value Dan Peak Ground Acceleration (PGA) Di Daerah Papua PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA rssN 1978-8061 OL.FTZIYA fau?r4al Trhrnn Yolume Y, No.2, April 2012 Penanggung Jawab Ketua Program Studi Fisika Redaktur Prof. Dr. Budi Santoso Prof. Dr. Mitra Jamal Dr. M. Riyadhi Penyunting/Editor tuif Tjahjono, M. Si Redaktur Pelaksana Sitti Ahmiatri, M. Si Desain Grafis Ambran Hartono. M. Si Sekretariat Elvan Yuniarti, M. Si Alamat Redaksi Gedung Fakultas Sains dan Teknologi Lt.3 Jl. Ir. H Juanda No.95 Ciputat L5412 Tangerang T 1rp.(6221)7 437 3 t, (622 t)7 49 33 t s Email : sut_u in@y ahoo. co m Diterbitkan oleh Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ISSN 1978-8061 Daftar Isi Volume V, No, 2, Aprllz}1.2 rssN 1978-8061 .......... KataPengantar .............. iii ............... iv Daftar Isi Sutrisno - Formulasi Empiris Magnitudo Gelombang Permukaan Gempa-gempa Dangkal Di Daerah Bengkulu l-9 Arif Tjahjono - Pengaruh Temperatur Operasional Terhadap Kekuatan Komponen Grate Plate Pada Iindustri Semen .. 10-19 Agus Budiono - Pengontrolan Lalu Lintas Berbasis Logika Fuzzy Pada Programmable Logic Controller (PLC) Dengan Simulasi Software Unity Dan Yijeo Citect.. ... 2A-28 Fitri Apriyani - Interpretasi Data IP lJntuk Mengidentifikasi BUih Besi Di Daerah Kalimantan Selatan Arif Tjahjono, Ahmad Fauzan 29-3s Fleksibel Magnet Permanen BaO6 (Fe2O3) Menggunakan Matriks Karet Alam .. . .. 36-44 - Pembuatan Bonded Elis Khoirunnisa - Aplikasi Metode DixDan Coherency Inversion (CI) Dalam Penentuan Model Velocity Awal Pre Stack Depth Migration Ahmad Fulki - Analisis Parameter Gempa, b Value Dan Peak Ground Acceleration (PGA) Di Daerah Papua ... 50-55 56-63 ISSN 1978-8061 KATA PEI{GAI{TAR REDAKSI Assalamualaikum Wr. Wb Pemb aca y ang terhormat, Jurnal ini menampung tulisan yang berkaitan dengan ilmu fisika dan fisika terapan" Dengan kehadiran jurnal ini diharapkan dapat melengkapi jurnal-jumal yang ada di llniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai wadah untuk mempublikasikan tulisantulisan atau artikel ilmiah bagiparu dosen dan mahasiswa. Pada volume kelima ini terdapat 7 (tujuh) tulisan dari berbagai macam peminatan yang ada pada program studi fisika. Tulisan-tulisan tersebut membahas masalah yang berkaitan dengan fisika instrumentasi, nuklir, material dan ilmu kebumian (geofisika). Kami menyadari pada penerbitan kali ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan padapenerbitan yang akan datang. Wassalammualaikum Wr. Wb Redaksi AL-FIZIYA Yol. V No. 2 Apr1l20l2 LASI EMPIRIS NIAGN I TT] DO GELOMBANG PERMUKAAN GEMPA-GEMPA DANGKAI, DI DAERAH BET{GKULU FORMT1 o"rul,i"'Illl"r* studi Fisika Kelompok Keilmuwan Jl. Ir. H Juandano. 95 CiputatJakarta Email : Siltuin@yahao, cnru - uIN Jakarta ABSTRAK Secara geologis kaw-asan Bengkulu terletak pada daerah seismik aktif" yaitu dengan adanya Sesar Semangko yang memanjang dari daerah Aceh sampai Teluk Semangko di Lampung, sehingga menjadikan daerah Bengkulu sangat rawan terhadap bahaya gempa bumi. Di daerah Bengkulu banyak terdapat sesar yang merupakan sumber gempa merusak. Tingkat kerusakan tersebut terganfung pada energi yang dilepaskan pada sumber gempa (magnitude). Dalam studi ini akan dibahas hubungan antara magnitudo gelombang badan (Mb) dengan magnitudo gelombang permukaan (Ms) untuk gempa dangkal dengan kedalaman (h 5 66) dan magnitudo (M > 5 SR) yang terjadi didaerah Bengkulu. Setelah dilakukan studi maka diperoleh hubungan sebagai berikut : Mb:2.5721+ 0.6077 Ms Dengan menggunakan hubungan diatas maka dapat ditentukan magnitudo gelombang permukaan (Ms) dari magnitudo gelombang badan ( Mb ) yang diketahui. Kata kunci : gempa bumi, gelombang body, gelombang permukaan, magnitude. ABSTRACT Bengkulu region geologically lies in seismically active regions, namely the existence of Semangko Fault that extends from the Aceh region to the Gulf Semangko in Lampung, Bengkulu area making highly vulnerable to earthquake hazards. In Bengkulu area there are many faults which are a source of damaging earthquakes. The degree of damage depends on the energy released in the earthquake (magnitude). In this study will be discussed the relationship between body waye magnitude (Mb) with the surface wave magnitude (Ms) for the earthquake's shallow depth (h < 66) and magnitude (M - 5 SR) which of them occurred in Bengkulu. After study of the obtained relations as follows: Mb 2.5721+ 0.6077 Ms : By using the above relationship can be determined then the surface wave magnitude (Ms) of body wave magnitude (Mb) is known. Key words: earthquake, body waves, surface waves, magnifude, 1. Pendahuluan Magnitudo merupakan gcmpa suatu ukuran kekuatan gempa bumi berdasarkan energi yang dilepaskan dari pusat gempa. Skala magnitudo pertama kali bumi diperkenalkan oleh sarjana seismologi bernama Richter, sehingga dikenal dengan sebutan Skala Richter. Selain kekuatan gempa dapat juga itu AL-FIZIYA Vol. V No' 2 APtil70l? dinyatakan dengan skala MM1 skala 6AoOmeO Mercalliy Intencity), . tingkat dibuat berdasarkan kerusakan fisik yang dapat diamati di permukaan bumi yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut. TerdaPat beberaPa macafil magnitudo magnitudo antara lain lotcat (ML), magnitudo gelombang badan (IvIb), magnitudo gelombang ini : permukaan (Ms), magnitudo 9T':i (Mw)' irrrrO dan magnitudo momen Secara umum magnitudo daPat ditentukan berdasarkan jarak episenter atau hiposenter, amplitudo, dan koreksi stasiun. Pada laporan penelitian ini akan dibahas mengenai huhungan antara magnitudo gelombang badan Gvfb) dan magnitudo g-elombang permukaan (Ms) yang dapat diturunkan itt*u empiris berdasarkan data gempa secara hisioris yang terjadi di daerah penelitian [1]' GemPa meruPakan Peristiwa pelepasan energi pada saat terjadi patatran atau sesat, dan meruPakan i.rro*.r,u alam Yang tidak daPat dihindari dan tidak dapat di duga kapan dan dimana akan terjadinYa' Untuk mendeteksi telah terjadinya suatu gempa bumi disuatu temPat maka AiU*Uut, suatu alat Yang dikenal dengan seismograph yang berfungsi seba'gai alat perekam getaran tquh pada saat terjadinya gempa bumi' Dari iekaman getaran gempa Pada alat tersebut dapat dianalisis besarnya magnitudo berdasarkan pada parameterparimeter gelombang seismik seperti jarak frekuensi, amplitudo, periode, episenter, j arak hiposenter, kedalaman' gelombang, dan waktu tiba sebagainYa[ll. Secara geografis wilaYah Benekulu terletak pada lokasi dengan o 6 o LS dan t<ooidinat 3 - lol' 0 103,5 BT disebelah barat pegunungan bukit Uarisan dengan luas wilayah + 17.150 km2. WilaYah administrasi Propinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan dengan Propinsi Sumatera barat samPai ke Perbatasan denqg Propinsi Lampung yang jaralcrya| 5T6 berbatasan langsung garis dengan ,u*rd".u Indonesia pada panlai sePanjang + 433 km, bagian km. Bengkulu ii.u*yr- berbukit bukit dengan dataran tinggi yang subur sedangkan bagian baratnYa meruPakan dataran yang r.nOutt yang relatif sempit' Daerah *"**3ung dari utara ke selatan diselingi oleh daerah-daerah yang bergelombang [5]. Karena daerah Bengkulu merupakan daerah Yang rawan- dan mempunyai intensitas gempa bumi yang cukuP tinggi sehingga sangat diperlukan sosialisasi tentang gempa bumi kePada masYarakat agat masyarakat dapat lebih mengenal apa itu gemPa bumi serta efek bencana yali akan ditimbulkan Pada saat i"riidinya gempa bumi itu jika terjadi puOu skala- magnitudo Yang cukuP trr*, sehingga drharaPkan daPat menyesuaikan struktur ketahanan bangunan terhadaP kekuatan gempa bumi pada daerah ini- 2. Tinjauan Pustaka 2.1 GemPa bumi GemPa bumi diidentiflkasikan dan sebagai suitu getaran dalam bumi merupakan fenomena Penjalaran gelombang seismik akibat adanYa gerakan secara tiba - tiba Yang di ,kibutku, adanYa Patahan atau pergeseran pada suatu medium elastis dirambatkan dalam bentuk gelombang. Getaran tersebut dapat dirasakan atau tidak oleh manusia ;l* AL-FIZIYA Vol. Y No. 2 AprllZ0lZ berdasarkan besar kecilnya energi yang dilepaskan[41. Energi dari gempa bumi ini dapat menyebabkan deformasi, energi gelombang maupun bentuk energi yang lain yang bersumber dari dalam bumi. waktu Gempa bumi terjadi sewaktu dan tidak dapat diduga sehingga usaha untuk menyulitkan gempa bumi. Untuk mengurangi resiko mendeteksi terjadinya gempa bumi disuatu tempat maka dibuat suatu alat yang disebut seismograph yang berfi.rngsi untuk merekam getaran tanah pada saat terjadi gempa bumi[l]. Berdasarkan observasi ternyata bahwa pengaruh gempa bumi akan lebih kuat pada tanah yang lunak dan tanah yang basah dari pada tanah yang kering sehingga amplitudo dari gerakan tanah akibat gempa bumi ini yang terkecil terdapat pada tanah - tanah yang padat. Salah satu hal yang menarik perhatian untuk mengetahui arah sumber gempa bumi adalah meneliti arah jatuhnya pilar. Semula orang mengira bahwa arah jatuhnya pilar ini tegak lurus dengan arah pusat gempa bumi. Sebenarnya hal tersebut terganfung dari tipe gelombang yarug menyebabkan penyebabnya latuhnya pilar. gelombang lo.rgitudinal P ), maka pilar akan jatuh pada arah pusat gempa bumi atau sebaliknya. Sedangkan bila penyebabnya gelombang transversal ( S ), maka pilar akan jatuh dengan arah tegak lurus dengan arah pusat gempa bumi. Tetapi hal ini dapat berubah karena adanya kondisi yang khusus seperti titik berat massa benda tidak berada pada tengah-tengah massa benda tersebut. Dalam hal gempa bumi lautan maka getaraflflya juga dapat dirasakan didalam kapal karena gelombang - usaha Bila ( seismik ( gelombang P ) dapat menjalar dalam air dari sebuah pusat gempa bumi dibawah dasar laut. Salah satu akibat gempa bumi lautan adalah adanya tsunami, yaifu gelombang pasang yang dipicu gempa bumi didasar laut. Tsunami tersebut terjadi akibat adanya perubahan posisi sfruktur batuan dipusat gempa bumi mencapai dasar laut. Akibatnya air laut didasar laut menjadi tidak stabil dan ketidakstabilan air mengakibatkan didasar gelombang pasang dipermukaan laut. laut ini 2.2 Gelombang Gempa Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang disebabkan karena adanya patahan yang tiba - tiba yang berasal dari errergi yang terakumulasi di dalam ,batuan pada suatu kondisi tertentu yang melebihi batas elastisitasnya. Karena patahan terjadi secara tiba tiba sehingga menimbulkan suatu rapatan dan regangan akibat dari gaya aksi dari energi yang terakumulasi tersebut dan gaya reaksi dari gaya elastik batuan tersebut, maka terjadilah gelombang energi gempa yang menjalm ke segala arah yang melalui permukaan bumi dan menjalar keseluruh bagian dalam bumi sebagai gelombang elastik. Gelombang elastik ini membutuhkan medium perambatan untuk penjalaran gelombang nya. Gelombang seismik pada dasar nya terdiri dari dua tipe gelombang utama yaitu : 2.3 Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang ini disebut juga gelombang body. Gelombang ini menjalar melalui bagian dalam bumi yang terdiri dari dua macam gelombang yaitu: Pertam4 gelombang primer (P) merupakan gelombang longitudinal. AL-FIZIYA Vol. V No. 2 APril2012 Pola penjalaran gelombang ini mmemiliki arah gerakan partikel sejajar dengan arah penjalarannya. Kedua, gelombang skunder (S), gelombang ini merupakan gelombang transversal' Pola penjalaran gelombang ini memiliki arah gerakan partikel tegak lurus terhadap arah penjalarannya. Karena deformasi yang terjadi di sini merupakan gerakan geser dari gelombang transversal serong dinamakan Shear Wave' Gelombang S dikategorikan menjadi dua jenis yaitu Gelombang S dengan gerakan partikel horizontal disebut SH dengan gerakan dan Gelombang partikel vertikal disebut SV[8]. yang S 2.4 Gelombang Permukaan (Surface Waves) Surface Waves adalah gelombang terikat karena harus menjalar melalui suatu permukaan atau suafu lapisan. ini disamPing berbeda juga berbeda penjalarafflya pola dalam dalam gerakan - gerakan partikel dan Gelombang kecepatannya[8]. Gelombang ini terdiri dari beberapa jenis yaitu : a. Gelombang Love (L), gelombang ini menjalar melalui Permukaan bebas dan memiliki arah gerakan partikelnya gelombang longitudinal) sama dengan SH (transversal b. Gelombnag RaYleight (R), gelombang menjalar melalui suafu permukaan bebas medium elastik. Gerakan Partikel gelombang ini meruPakan suatu elips dimana bidang elips ini berdri vertikal dan berimpit dengan arah gerakafl penjalarannya partikelnya kebelakang (bawah maju atas mundur). Gelombang Stonley, gelombang ini seperti gelombang Rayleight tetapi ini dari dan c. d. menjalar melalui batas antara dua lapisan didalam bumi. Gelombang Channel, gelombang ini menjalar melalui laPisan yangberkecePatan rendah didalam bumi. Gelombang permukaan Yang banYak seismogram adalah tercatat gelombang Love dan gelombang di Rayleigh. 2.5 Magnetudo GemPa Bumi Magnitudo meruPakan kekuatan Yaitu yang energi mempresentasikan dipancarkan sumber gempa bumi dalam bentuk pancaran gelombang seismik' Penentuan magnitudo dari berbagai stasiun pencatat gempa unfuk gempa yang sama harusnya mempunyai harga dari gempa bumi yang hampir sama (dengan batas 0.3). Seorang toleransi 0.2 seismologist Amerika CF. Richter pada tahun 1935 untuk Pertama kalinYa memperkenalkan konseP tentang perhitungan magnitudo berdasarkan rekaman seismograph Wood Anderson' Secara umum rumusan magnitudo sebagai berikut [4] : M:Log(A/T)+f(A,h)+Cs+Cr ' .(1) Dimana: M: Magnitudo A: Amplitudo gerakan tanah (mikron) T : Periode gelombang (sekon) A : Jarak episenter (derajat) h : Kedalaman fokus (km) Cs: Koreksi stasiun Cr: Koreksi regional Dari rumusan emPiris diatas hatga magnitudo tidak ada batasnya. Tetapi karena kekuatan (strenglh) batuan datam menahan akumulasi stress (energi) terbatas maka besaran atau harga magnitudo gempa menjadi terbatas sebagai contoh magnitudo AL-FIZIYA Vol. V No. 2 AprilZA1r2 terbesm yang pernah diketahui adalah 8.9 SR, 2.6 Skala Magnitudo Gempa Bumi Pengaruh intensitas dan amplitudo dari gerakan bawah tanah yang terekam oleh Seismograph di tunjukkan oleh seberapa besar variasi atau jenis ukuran dari gempa tersebut. Intensitas gempa bumi diukur dari akibatnya ( seperti : jendela pecah, rumah rubuh, dll ) dihasilkan oleh gempa bumi sebagai fakta / keterangan dari pengamatan. Dengan demikian akibat dari gempa bumi mungkin rumah roboh di kota A, jendela pecah di kota B, dan hampr tidak menyebabkan kerusakan dikota C. Sayangnya, pengamatan intensitas adalah subjek dari ketidak tentuan pendapat pribadi dan dibatasi oleh keadaan dari akibat yang dilaporkan. Oleh karena itu diinginkan mempunyai skala untuk tingkatan gempa bumi dalam hubungannya dengan energi, tidak bergantung dari akibat ditimbulkan dalam populasi yang suatu daerahfl]. Diusulkan oleh C. E. Richter di tahun 1935 bahwa skala magnitudo hanya berdasarkan ampitudo gerakan bawah tanah yang terekam dalam Seismograph. Cwa Richter untuk memperkirakan magnitudo gempa bumi mengikuti Wadati 1931 dimana gerakan amplitudo sudah ( ) diperhitungkan dalam mikron untrk semua stasiun di Jepang dimana diplot terhadap jarak pusat gempa bumi. Wadati menggunakan hasil amplitudo dan jarak dalam kurva untuk membedakan antara gsmpa dalam dan gempa dangkal, untuk menghitung koefisien yang terabsorbsi ufltuk gelombang perrnukaan dan untuk membuat tingkat perbandingan antara berbagai ukuran dari beberapa gempa kuat. Menyadari bahwa tidak diperlukan ketelitian yang tinggi, Richter (1935) mengambil beberapa langkah besar untuk membuat perhitungan magnitudo menjadi sederhana dan mudah untuk menyelesaikannya. 2.7 Magnitudo Lokal (Mr) Magnitudo ini pertama kali ditemukan oleh Richter (1935) untuk mendeteksi gempa-gempa disekitar lokal California selatan. Seismograph yang digunakan saat itu seismograph torsi wood anderson dengankonstanta-konstanta:T: periode batas : 0,8S; Magnifikasi maks 2800 faldor damping 0,8; seismograph terletak pada jarak kurang lebih 100 Km dari epicenterl2.l. : ; : Mr-:LogA-LogAo(A) .,..(2) Dimana: M1 : A magnifudo local amplitudo maksimum dalam millimeter ): Ao( A amplitudo maksimum pada A km untuk standar gempa bumi Sedangkan magnitudo untuk gempa gempa diluar jarak ini bisa dihitung asalkan jarak episenter ke stasiun dan amplitudonya diketahui. Dengan demikian magnitudo lokal adalah bilangan khusus dari gempa bumi yang tercatat di lokasi stasiun itu sendiri. Terdapat tiga pilihan yang berubah-ubatr dalam penjelasan dari Magnitudo Lokal yaitu, menggunakan Seismograph standar Wood-Anderson, menggunakan dasar perhitungan Logaritma, dan seleksi dari standar gempa bumi dimana amplitudo sebagai yang direpresentasikan oleh Ao (A). Zero level' dari Ao (A) dapat ditetapkan dengan memilih suatu nilai - fungsi dari jarak A AL-FIZIYA Vol. V No. 2 APrll?0l} sebagai keterangan jarak' Dan pilihan Richter adalah pada 1 pm (atau 0.001 mm) pada jarak 100 km dari Pusat gempa bumi. Persamaaan ini berlaku ketetapan bahwa gempa bumi menjadi magnitudo 3 jika simpangan ampitudo maksimumnya yaitu 1 mm pada standar pencatat alat Pengukur gempa bumi wood-Anderson pada jarak 1 00 lan[ 1]' untuk Dengan (Ao) sebagai log dari menghitunB Mr fungsi dari pusat jarak pada kilometer yang dibutuhkan. Pilihan Richter kata lain, memilih C log Ao):3 PadaA: 100 km jadi dia menguraikan bahwa gempa tidut mempunyai magnitudo negatif' Masukan lain dari (- log Ao) ini adalah susuflan dari amplitudo yang diteliti dari daftar yang baik-lokasi gempa bumi dan daftar nilai dari C log Ao) Yang diberikan dalam Richter. Pada PrakteknYa, kita Perlu tahu iarak perkiraan pusat gempa dari stasiun -stasiun Pencatat' Batas standar amplitudo maksimum dalam ala-t.pengukur gempa wooilAn_derson adalah ketika diukur dalam milimeter dan logaritma 10 sebagai dasar yang didapatkan. Untuk angka ini kita menambahkan jumlah tabel ' Pada tahun 1945 Gutenberg membuat skala magnitudo yang dapat digunakan untuk setiap jarak episenter dan tipe seismograph Gelomballg yang dipakai Pertama-tama adalah gelombang Permukaan dengan membatasi periodenya kurang lebih dua gempanya dianggap normal serta fungsi (A,h) dianggap sebanding dengan log A maka persamaan magnitudo gelombang detik dengan kedalaman permukaan adalah[4] 1og Ao cara yffirg sama untuk setiaP kemungkinan dari standar alat pengukur gempa bumi Wood-Anderson' Sejak disana terdaPat komPonen (Ew dan Es) dari Peralatan WoodAnderson di tiap stasiun. Kita merata- ratakan 2 nilai magnitudo Yang diberikan stasiun untuk mendapatkan magnitudo stasiun. Kemudian kita meiata-ratakan semua magnitudo stasiun untuk mendapatkan Magnitudo Lokal ( Mr) untuk gempabumi[4]' f : M5:loga*CllogA+C z ...-- (3 ) Dimana: Mr: Magnifudo Permukaan Amplitudo maksimum Pergeseran tanah horizontal (mikron) A Jarak episenter (km) Cr,Cz: konstanta A: : 2.9 Magnitudo Gelombang Badan (M5) Secara umum rumusan magnitudo berdasarkan gelombang badan ( body wave ) dirumuskan : Ms:1og(A/T)+f( Yang ) yang sesuai untuk jarak pusat gempa dari stasiun' Jumlah nilai dari magnitudo lokal untuk alat pengukur gempa' Kita mengulang disusun sebagai ( 2.8 Magnitudo Gelombang Permukaan (Ms) (4) ,h) Dimana. M6: Magnitudo gelombang badan : Amplitudo gerakan tanah (micron) Periode gelombang (sekon) Jarak episenter (km) Kedalaman fokus (km) Persamaan diatas digunakan oleh Gutenberg (1945), untuk gelombang badan yang lain (P, PP, s) untuk A T : A: h : berbagai kedalaman. 2.10 Magnitudo Durasi (M6) Magnitudo durasi penentuan magnitudo adalah berdasarkan lamanya getaran gempa bumi Yang AL-FIZIYA Vol V No. 2 AprilZ}lZ terekam pada seismograph. Penenflian magnitudo berdasarkan durasi ini ternyata dapat menutupi beberapa kekurangan atau kelemahan yang dihadapi oleh penentuan magnitudo yang menggunakan amplitudo gerakan tanah. Pada perkembangan terakhir, secara umum dikenal penenfuan magnitudo berdasarkan durasi. Ada beberapa rumusan magnitudo durasi yang biasa digunakan diantaranya: Bisztricsany(1958): Md=alogt+bA+c Tsumura {1967) (5) Alveerez(1990): Md:alogD+b Dimana: Ma : Magnifudo durasi t dan D: lamanya getran (sekon) A : jarak hiposenter (lan) : Jarak episenter ke stasiun (lcn) : Kedalaman pusa gempa (km) a,b,edand konstanta Data yang dipakai adalah data magnitudo gelombang badan (Mu) dan data magnitudo gelombang permukaan (Ms) untuk gempa disekitar daerah Bengkulu, Data diambil dari USGS (United State Geological Survey) dari tahun 1990 2004 sebanyak 152 buah dat4 Besarnya magnitudo gelombang badan dibatasi dari lima ke atas (M > 5 SR) dan dengan kedalaman (h S 66 km). - dengan rumusan: 7 Di dalam pengolahan data ini menggunakan metode least square, Metode ini digunakan untuk mencari harga A dan B sehingga kita bisa mendapatkan garis regresi hubungan antaru magnitudo gelombang badan dan magnitudo gelombang permukaan yang diharapkan cukup akurat serta dengan kesalahan yang sekecil - kecil nya. Setelah kita mendapatkan harga A dan B maka harya A dan B dimasukan ke dalam persamaan berikut[6] : Mb:A+BMs.............. . 2.11 Magnitudo Momen (Mw) Digunakan untuk gempa-gempa besar dengan kekuatan dahsyat. Untuk gempa - gempa semacam ini besaran magnitudo M, Ms, dan Ms kurang dapat merepresentasikan kekuatan gempa karena besaran - besaran magnifudo tersebut untuk gempa - gempa besar tersatwasi. Magnitudo momefl Mw ditentukan dari harga seismik momen (LoNIo)/1 5-10 (6) Dimana: Mw = magnitudo momel] Mo : momen seismik dalam (drfne-cm) Mw: 3.1 Data Penelitian 3.2 Metode Pengolahan Data . M6:a+blogD+cR+dh R H 3. Metode Penelitian (7) 3.3 Metode Least Square Metode ini digunakan untuk mencari garis regresi dan diharapkan dengan menggunakan metode ini kita dapat mendapatkan garis regresi yang akurat serta dengan kesalahan yang sekecil kecilnya. Benfuk persamaan - umum yang akan diestimasi sebagai berikut[S] Y:A+BX : adalah .(8) (e) . tLL p\- \- r' n r- AL-FIZIYA Vol. V No. 2 APrll2012 Dalam hal ini variabel Y digunakan untuk magnitudo gelombang badan (Mb) dan variabel X digunakan untuk ,r:[,[r*.-E*)'l'] '"-Ltt-" magnitudo gelombang Permukaan (Ms), sehingga bentuk Persamaan umum yang diatas daPat dirubah 4. Hasil dan Pembahasan Dalam Penulisan menjadi[8] : X46:6+BMS ... .'-.( ' 10 ) State Geological Survey) sebanyak 152 buah Bengkulu dengan data untuk daerah o 6 u LS letak geografis 3 LS su*Pui o tret tutnPai 103-5 BT dari dan 151 tahun 1990 2004 dengan kedalaman 5 SR), (h S 66) dan magnitudo hasil dari didapat Sedangkan data Ms - - (: konversi dari Mb 3.4 Garis duga regresi Pada garis regresi terdaPat variasi hasil pemilihan sample dan hasil pengamatan semuanya tidak akan dengan dua iertetaf pada garis duganya, pada hal ini dianggap setiap X akan terdapat Y. nilai Y dari hasil pengamatan diharapkan dengan nilai X tertentu" Dalam Pengolahan data terdapat penyimpangan harga yanq di harapkan yang biasa nya disebabkan oleh kurang nya ketelitian pembacaan, kurang nya data Yang diolah ser-ta hurang sempurna nya Pendekatan empiris yang digunakan' Penyimpangan ini biasa disebut dengan standar deviasi t5l Jadi garis duga regresl merupakan garis yang menghubungkan rata distribusi Y dengan seluruh rata . untuk kemungkinan mengetahui kuatnya hubungan kedrra variabel tersebut digunakan koefisien korelasi ( r ). nilai X' lt ini diambil dari USGS (United magnitudo gelombang permukaan yang akurat dengan kesalahan yang sekecil kecilnya. ( ) permukaan (Ms). Kemudian data Mb mendapatkan garis regresi hubungan magnitudo gelombang badan dan ) ( 12 l.l dicari gelombang hubungan antara magnitudo badan Gvfb) magnitudo gelombang Tujuan dari Penghitungan dengan adalah unhrk -ttod" least square mencari harga A dan B sehinga distribusi ' ) menggabungkan Persamaan Yang telahditetapkan oleh B. Guternberg dan C.F Richter (1956). bentuk persamaall tersebut adalah : Log E 5'8 * 2'4 Mb 11.8 + 1.5 Ms dan Setetah kedua Persamaan tersebut digabungkan maka menghasilkan prrcu*u* baru Yaitu dengan bentuk sebagai berikut : : Log E: 5.8 - 11.8 + 2.zl Mb =Ms.. .. (13) 1s Dalam mencari hubungan Mb dan Ms ini digunakan metode least square' Dari data magnitudo gelombang badan dan magnitudo gelombang permukaan yang ada, maka akan dicari titk - trtik koordinat nya dalam satu gans, gans tersebut biasa disebut dengan setrutan garis regresi variable X terhadap Y' secara matematis garis tersebut sangat baik untuk menjelaskan besarnYa magnitudo gelombang Permukaan upubilu besarnYa magnitudo badan diketahui . jadi dengan garis regresl rn1 kita dapat dengan pasti mengetahui AL-FIZIYA Yol. Y No. 2 AprilZ}lZ hubungan magnitudo gelombang badan (Mb) dan gelombang permukaan (Ms). Setelah dilakukan pengolahan data magnitudo maka diperoleh besar nya harga A dan B sebagai berikut : A 2.5721; 4.6477; SD: 0.513 0.9957 r: : B: t3l Pendahuluan Balai t4l r Mb Ms antara tsl t6l 17l r t1l Gunawan Ibrahim, Subardjo, 2005, Pengetahuan Seismologi, Badan Geofisika, Meteorologi Jakarta Dan 121. Harahap Darwin Msc, 1999" Pendahuluan Geofisika, Balai Diklat Meteorologi Geofisik4 Jakarta Dan L' t' Litman, 2003, Analisis Statistik Keaktifan Gempa Bumi Di Ruhimat, 2A02, Hubungan Antara Magnitudo Gelombang Badan Magnitudo Gelombang Permukaan Untuk Gempa Bumi Dangkal, Studi Kasus Daerah Bali, Akademi Meteorologi Dan Geofisika, Jakarta Dan . 6. Daftar Pustaka Lay, T.,Wallace, T.C., L990, Modern Global Seismologi Daerah Benglrulu Dan Sekitarnya, Akademi Meteorologi Dan Geofisika, Jakarta (Mb) : I, Diklat Meteorologi dan Perpustakaan Badan Meteorologi Dan Ceofisika Jakarta Bengkulu: Mb : 2.5721+ 0.6077 Ms 5. Kesimpulan Berdasarkan proses pengolahan data maka diperoleh dan magnitudo hubungan gelombang badan dan magnifudo gelombang permukaan (Ms) untuk daerah Bengkulu adalah dengan persamaan sebagai berikut : Mb:2.5721+ 0.6077 Ms Besar nya harga korelasi dan simpangan baku dari persamaan diatas adalah : r:0.9957 dan SD: 0.5136 Harga magnitudo gelombang badan (Mb) dengan magnitudo dibawah 6.8 SR selalu lebih besar dari magnitudo gelombang permukaan (Ms). I{arga magnitudo gelombang badan (Mb) dengan magnitudo diatas 6.8 SR selalu lebih kecil dari magnitudo gelombang permukaan (Ms). 1989, Seismologi Jilid Geofisika, Iakarta Setelah besarnya harga A dan B diperoleh maka dari persamaan umum diatas dapat dirubah rnenjadi persamaan sebagai berikut untuk daerah sekitar Ismail Sulaiman Ah.MG, t8l Robert S Yeats, Kerry Sieh, 1995, Earthquake, The Geology Oxford University. of Hugh Doyle, 1995, Seismology, John'Wiley