1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan yang bertahan adalah perbankan yang memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan. Kepuasan pelanggan
merupakan tujuan jangka panjang bagi perencanaan strategis perusahaan perbankan.
Imbalan dari kepuasan itu bersifat jangka panjang dan kumulatif. Pelanggan yang
puas akan melakukan pembelian terus-menerus terhadap produk dan jasa perusahaan
bahkan merekomendasikan hal-hal positif tentang perusahaan kepada orang lain.
Kotler (2005:135) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dari
apa yang diharapkan. Konsep dasar dari suatu pelayanan ataupun kualitas dari suatu
produk dapat didefinisikan sebagai pemenuhan yang dapat melebihi dari keinginan
atau harapan dari pelanggan (konsumen).
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan membuat pelanggan merasa puas
bukanlah suatu hal yang
mudah, karena mengingat akan tingginya tuntutan
pelanggan terhadap suatu produk dan/atau jasa. Pada saat pelanggan membeli suatu
produk atau jasa tertentu, pelanggan mengharapkan pelayanan maksimal yang
menyertai produk dan jasa tersebut. Di samping produk yang ditawarkan oleh
perusahaan perbankan itu sendiri, pelayanan baik yang menyertai suatu produk
tertentu akan memberikan nilai tambah di mata pelanggan.
1
Universitas Sumatera Utara
Dunia perbankan saat ini semakin meyakini bahwa cara untuk memenangkan
persaingan pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan dan kepuasan kepada
pelanggan atau konsumen melalui layanan yang bermutu dan berkualitas. Perubahan
paradigma telah memaksa setiap perusahaan perbankan untuk melakukan berbagai
pembenahan. Kualitas layanan yang baik tidak hanya diukur dari kelengkapan dan
kemewahan teknologi semata tetapi melalui strategi dan cara perbankan dalam
menghantarkan
pelayanannya
kepada
pelanggan,
strategi
perbankan
dalam
memberikan layanan dan akses melalui jaringan yang luas serta ketepatan pemberian
pelayanan kepada pelanggannya.
Cara perbankan dalam melayani nasabah sangatlah erat kaitannya dengan
keberhasilan perusahaan perbankan dalam memenuhi kepuasan nasabahnya. Seperti
halnya penyediaan produk-produk baru seperti kartu kredit (credit card) yang bisa
memberikan kemudahan bagi nasabahnya, juga merupakan salah satu cara atau
strategi perbankan untuk memuaskan nasabahnya terhadap layanan yang diberikan
oleh perbankan tersebut.
Kartu kredit (credit card) adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh bank
tertentu kepada pengguna sehingga penggunanya dapat membeli barang maupun jasa
dari perusahaan yang menerima kartu tersebut tanpa pembayaran uang secara tunai
(hutang). Dapat juga di bilang kartu kredit merupakan uang elektronik yang di
keluarkan oleh suatu instansi sehingga dapat memungkinkan pengguna kartu tersebut
untuk memperoleh kredit dalam transaksi, yang pengembaliannya dapat dilakukan
secara angsuran, sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
2
Universitas Sumatera Utara
Kartu kredit merupakan alat pembayaran dan pinjaman tunai yang simple,
efisien dan memberikan nilai lebih bagi si pemegang kartu karena kartu ini didesain
dengan tujuan memberikan kemudahan dalam solusi pembayaran misalnya sistem
pembayaran tunai dianggap dapat mengurangi kenyamanan dan keamanan dan resiko
dalam melakukan transaksi manakala nilai transasksinya besar, maka dengan
penggunaan kartu kredit adalah salah satu solusinya.
Manfaat secara umum yang bisa diperoleh apabila seseorang mempunyai kartu
kredit adalah digunakan disaat genting seperti untuk jaminan atau pembayaran rumah
sakit di saat sakit, sebagai alat pembayaran praktis saat belanja, sebagai alat penunda
pembayaran, sebagai kartu diskon untuk makanan, fashion, barang elektronik dan lain
sebagainya. Oleh karena banyaknya manfaat tersebut, maka dewasa ini pengguna
kartu kredit pun semakin meningkat jumlahnya.
Persaingan kartu kredit di dunia perbankan akhirnya telah mendorong berbagai
bank berlomba untuk mendapatkan nasabahnya. Setiap perbankan sedang berlomba
menerbitkan kartu kredit andalannya untuk memberikan beragam kemudahan dan
kenyamanan bertransaksi kepada nasabahnya dengan berbagai keuntungan dan
manfaat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan nasabah akan layanan dalam
bertransaksi. Demi merekrut nasabah baru, perbankan juga rela menawarkan aneka
keuntungan bagi para pemegang kartu kredit tersebut, apalagi rata-rata industri
perbankan sekarang semuanya bersaing menerbitkan kartu kredit andalannya dengan
berbagai program untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya seperti diskon belanja,
pemberian point reward, kenaikan limit, dan plafon kartu kredit yang beragam yang
3
Universitas Sumatera Utara
disesuaikan untuk keberagaman kebutuhan para nasabah. Ini merupakan salah satu
strategi perusahaan perbankan dalam meningkatkan pelayanan kepada para
nasabahnya.
Jasa kartu kredit ini dirasakan sebagai bisnis yang potensial dan menjanjikan
bagi pihak perbankan. Dengan melihat peluang dan potensi tersebut, perusahaan
perbankan perlu
melakukan pendekatan pemasaran relasional
(relationship
marketing), karena salah satu teknik untuk menciptakan hubungan jangka panjang
antara nasabah dengan bank dan meningkatkan kepuasan nasabah adalah dengan
melakukan pemasaran relasional yang baik dan ini juga menjadi salah satu syarat
untuk menjaga para nasabahnya supaya tetap loyal menggunakan produk dan jasa
dari bank tersebut.
Pentingnya
menelaah
keterhubungan
nasabah
terlihat dari
banyaknya
perusahaan perbankan yang menerapkan strategi relationship marketing dalam
memasarkan produknya. Pembinaan hubungan dengan konsumen melalui pemasaran
relasional merupakan suatu orientasi strategik dan filosofi berbisnis yang
memfokuskan lebih kepada mempertahankan hubungan nasabah dengan perusahaan
perbankan itu sendiri.
Filosofi ini mengasumsikan bahwa dalam mencari nilai pelanggan/nasabah
adalah salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh perusahaan perbankan, para
pelanggan lebih suka mempunyai hubungan jangka panjang dengan perusahaan
perbankan yang bisa memberikan kontribusi dan pelayanan yang baik kepada
pelanggannya. Atas dasar asumsi ini dan adanya kenyataan bahwa mempertahankan
4
Universitas Sumatera Utara
hubungan dengan pelanggan itu jauh lebih penting daripada mencari pelanggan yang
baru, maka perbankan yang berhasil akan tetap bertahan dalam jangka panjang
apabila perbankan menjalankan strategi pemasaran relasional dalam mempertahankan
hubungannya dengan pelanggannya.
Menurut Chan (2003:87), relationship marketing ditujukan untuk menciptakan
pengenalan bagi setiap pelanggan secara lebih dekat melalui komunikasi dua arah
dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan
perusahaan. Pemasaran relasional dapat dikatakan memiliki makna, sebagai proses
dan kunci dalam menarik, memelihara dan meningkatkan hubungan dengan orangorang atau yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan.
Hal ini diperkuat oleh Kotler (2009:304) yang menyatakan pemasaran relasional
adalah proses menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang kuat,
bernilai tinggi dengan pelanggan dan pihak yang berkepentingan lain. Inti dari
pemasaran relasional adalah segala sesuatu yang memberikan pengaruh terhadap
proses pengambilan keputusan pelanggan. Mulai dari pandangan pelanggan tersebut,
keinginan, kebutuhan, opini yang berkembang dari mulut ke mulut dan pengalaman
terdahulu dengan produk dan akhirnya bagaimana semua itu diterimanya. Pada
akhirnya nilai produk/jasa yang diterima oleh pelanggan merupakan nilai superior
produk/jasa dibandingkan pesaing menurut pelanggan itu sendiri.
Selanjutnya cara untuk menunjang kepuasan pelanggan yang lebih maksimal
lagi adalah dengan pengalaman pelayanan. Pelayanan yang baik itu merupakan
cermin kepuasan pada bank dan juga kepada pelanggan itu sendiri. Semakin baik
5
Universitas Sumatera Utara
pelayanannya maka akan semakin besar suatu peluang bank untuk dikenal di
masyarakat, dengan pelayanan yang baik otomatis akan tercipta pengalaman yang
baik juga di mata pelanggan. Definisi pengalaman menurut Schmitt (1999:60),
pengalaman merupakan peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi dikarenakan adanya
stimulus tertentu. Kemudian menurut Kotler (2002:83), pelayanan adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan demi tercapainya kepuasan pada pelanggan itu sendiri. Kotler
juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan
sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan
menghasilkan kepuasan yang tinggi juga.
Pengalaman pelayanan merupakan hasil yang dirasakan oleh pelanggan dengan
bentuk segala aktivitas atau proses yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi
harapan pelanggan yang bisa diberikan melalui jasa atau service yang disampaikan
oleh perusahaan yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan
keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan
pelayanan untuk pelanggan yang kemudian dinikmati oleh pelanggan berupa kesan
dan ingatan selama pelayanan itu berlangsung.
Akan tetapi konsep pelayanan yang dihantarkan perusahaan melalui sikap dan
sifat dalam memberikan pelayanan belumlah cukup. Karena di samping pelayanan,
perusahaan dituntut untuk menjalankan tataran pemasaran, dimana perusahaan bukan
6
Universitas Sumatera Utara
hanya bersaing dalam hal service untuk memberikan kepuasan pelanggan tetapi
bagaimana perusahaan melakukan pengembangan produk dalam tingkatan yang lebih
tinggi yaitu experiential marketing. Pada tahapan ini jelas membuat experiential
marketing menjadi hal yang penting mengingat kondisi pelanggan/ konsumen saat ini
yang tidak hanya mementingkan pemenuhan kebutuhan secara fisik tapi juga
terpenuhinya kebutuhan akan kepuasan secara mutlak.
Dengan adanya experiential marketing perusahaan berusaha menciptakan
strategi pemasaran dan pengalaman kepada pelanggannya dalam pemakaian atau
penggunaan produk yang tidak hanya melalui pelayanan tetapi juga strategi kualitas
produk yang akan membawa ingatan atau kesan yang mendalam pada diri pelanggan,
sehingga pada akhirnya pelanggan akan menjadi loyal terhadap produk tersebut.
Experiential marketing menyatakan demi mendekati, mendapatkan dan
mempertahankan pelanggannya, perusahaan melalui produknya tidak hanya membuat
pelanggan terlibat dengan produk/jasa secara fisik atau emosional saja tetapi dengan
experiential marketing ini bisa menghadirkan pengalaman-pengalaman yang unik,
positif dan mengesankan kepada para pelanggannya.
Penerapan konsep experiential marketing dalam strategi pemasaran relasional
akan membantu perusahaan dalam penjualan produk atau jasanya karena perusahaan
berpeluang untuk memperoleh poin diferensiasi yang unik yang sulit ditiru
kompetitor, karena keunggulan yang dimiliki terletak pada intangible asset. Serta
kemampuan untuk mengikat pelanggannya menjadi loyal terhadap produk atau jasa
7
Universitas Sumatera Utara
perusahaan akan menjadi sebuah keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam
menghadapi pesaingnya.
PT Bank Central Asia (BCA), tbk adalah bank swasta terbesar di Indonesia
yang bergerak di bidang perbankan dimana dalam melaksanakan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi, BCA tidak hanya menghimpun dana dari masyarakat tetapi
juga menyalurkan dana kembali dalam bentuk kredit, selain itu BCA juga
memberikan fasilitas dan kemudahan pada nasabah melalui kartu kredit. BCA
menerapkan berbagai program agar tampil lebih profesional daripada bank-bank yang
lain sebagai bank pesaing BCA. Upaya meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
nasabah adalah komitmen utama bank BCA karena nasabah merupakan faktor utama
di balik kesuksesan BCA dan merupakan alasan bagi BCA untuk tetap menjaga
komitmen BCA dalam memberikan layanan yang bermutu dan berkualitas.
Pada tahun 2014 terakhir BCA berhasil mencatat kinerja yang solid dan secara
konsisten telah memberikan nilai tambah dan kontribusi yang besar bagi para
pemangku kepentingan di tengah cepatnya perubahan lingkungan usaha. Sepanjang
tahun 2014 yang merupakan periode transisi bagi perekonomian dan politik Indonesia
yang ditandai dengan tingginya volatilitas pasar valuta asing, serta berlanjutnya
tekanan tehadap harga-harga komoditas dan pada akhirnya mengakibatkan industri
perbankan dihadapkan pada berbagai tantangan akibat perlambatan ekonomi dan
pengetatan
likuiditas
yang
membatasi
kapasitas
pertumbuhan
kredit
dan
menyebabkan meningkatnya kredit macet di sektor perbankan. Meskipun begitu
perusahaan besar milik Grup Salim ini masih mencatat prestasi dengan pertumbuhan
8
Universitas Sumatera Utara
laba terbesar ketiga diantara bank besar lainnya. Berikut ini adalah peringkat aset 10
bank terbesar di Indonesia sepanjang tahun 2014.
Tabel 1.1
Peringkat 10 Bank dengan Aset Terbesar di Indonesia
1
BANK MANDIRI
20.000.000
13.000.000
TOTAL ASET
(TRILIUN
RUPIAH)
Rp 798,19 triliun
2
BANK RAKYAT INDONESIA (BRI)
20.000.000
12.600.000
Rp 705,29 triliun
3
BANK CENTRAL ASIA (BCA)
20.000.000
12.000.000
Rp 537,21 triliun
4
BANK NEGARA INDONESIA (BNI)
15.000.000
10.000.000
Rp 408,05 triliun
5
BANK CIMB NIAGA
10.000.000
5.000.000
Rp 277,73 triliun
6
BANK DANAMON
5.000.000
4.800.000
Rp 194,37 triliun
7
BANK PERMATA
5.000.000
4.700.000
Rp 185,37 triliun
8
BANK PANIN
5.000.000
4.500.000
Rp 172,65 triliun
9
BANK INTERNASIONAL
INDONESIA (BII)
5.000.000
4.300.000
Rp 144,37 triliun
10
BANK TABUNGAN NEGARA (BTN)
2.500.000
2.000.000
Rp 142,43 triliun
PERINGKAT
NAMA BANK
TARGET
NASABAH
REALISASI
NASABAH
Sumber : data diolah
Pada Tabel 1.1 terlihat peringkat aset dengan sejumlah nama bank besar yang
ada di Indonesia. Dapat dilihat di tahun 2014 Bank Central Asia (BCA) menduduki
posisi ketiga dengan jumlah aset sebesar 537,21 triliun rupiah atau 15,7 persen yang
sebelumnya digeser oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) di peringkat kedua dengan
aset 705,29 triliun rupiah atau sebesar 15,54 persen dan Bank Mandiri yang masih
9
Universitas Sumatera Utara
kokoh berdiri di peringkat pertama dengan aset sebesar 798,19 triliun rupiah atau
sebesar 14,08 persen dari tahun sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan penurunan total aset Bank BCA yang menurun di
tahun 2014 diakibatkan karena target jumlah nasabah yang diharapkan sebelumnya
diduga masih belum tercapai dikarenakan oleh
faktor sistem manajemen dan
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Bank BCA sebelumnya yang sudah
terencana dan terkoordinir masih belum dilakukan secara maksimal dalam
menghadapi ketatnya persaingan usaha antar perusahaan perbankan terbesar di
Indonesia. Selain itu yang mengakibatkan jumlah nasabah yang tidak tercapai karena
bank masih belum memaksimumkan kepuasan nasabahnya melalui pelayanan yang
diinginkan nasabah sehingga banyak nasabah yang akhirnya berhenti menjadi
pelanggan dan beralih kepada bank lain yang memiliki sistem pelayanan yang baik.
Faktor lain yang diakibatkan tergesernya aset bank BCA oleh bank lain yaitu karena
adanya perubahan lingkungan yang cepat ditandai dengan terjadinya transisi ekonomi
dan politik, perubahan regulasi, tingginya volatilitas pasar valuta asing dan pasar
modal ,terjadinya tekanan terhadap harga-harga komoditas yang selanjutnya berimbas
pada perubahan pada preferensi nasabah, keinginan nasabah dan kepuasan nasabah
yang terombang-ambing tidak menentu yang pada akhirnya memicu banyak nasabah
untuk berhenti menjadi pelanggan dari bank tersebut.
Di tahun 2014, outstanding kartu kredit BCA tumbuh 18,5% menjadi Rp 8,8
triliun, mengukuhkan posisi BCA sebagai salah satu penyedia layanan kartu kredit
terdepan di Indonesia. Jumlah kartu kredit yang beredar terus tumbuh sepanjang
10
Universitas Sumatera Utara
2014, dengan peningkatan sebesar 5,1% menjadi total 2,6 juta kartu pada akhir tahun.
Pertumbuhan jumlah kartu kredit yang diterbitkan menghasilkan pangsa pasar sebesar
16,1% pada tahun 2014. Pertumbuhan tersebut diimbangi oleh tingginya penggunaan
kartu kredit yang konsisten dengan tingkat pengguna aktif lebih dari 90% yang
mendukung kenaikan volume transaksi kartu kredit BCA sebesar 18,0% dan
mencapai Rp 46,1 triliun pada tahun 2014.
Bank Central Asia Kantor Cabang Utama Medan telah menerbitkan beragam
produk kartu kredit. Masing-masing kartu kredit memiliki fitur-fitur yang menarik
dan
memberikan
beragam
kemudahan-kemudahan
dan
kenyamanan
bagi
pemegangnya. Bank Central Asia Kantor Cabang Utama (KCU) Medan mengelurkan
beberapa produk kartu kredit yang terdiri dari BCA Visa Platinum, Gold Card (terdiri
dari BCA Card Gold, BCA Visa Gold, BCA Master Gold, dan BCA JCB Gold),
LifeStyle Card (terdiri dari Master Card, BCA MasterCard MC2, dan Black Visa),
serta Generic Card (Flazz Card). Berikut ini adalah volume penjualan kartu kredit
Bank Central Asia KCU Medan periode 2010 – 2014.
Tabel 1.2
Jenis dan Volume Penjualan Kartu Kredit Bank Central Asia Kantor
Cabang Utama (KCU) Medan Periode 2010 - 2014
TAHUN
2010
2011
2012
2013
2014
JENIS DAN VOLUME PENJUALAN KARTU KREDIT (UNIT)
VISA
GOLD
LIFESTYLE
GENERIC
PLATINUM
CARD
CARD
CARD
25.794
26.511
23.109
15.554
26.616
26.018
22.372
17.903
27.493
27.531
24.106
18.772
30.402
29.677
24.975
20.633
30.672
30.332
23.017
21.504
TOTAL JUMLAH
PENJUALAN
(UNIT)
90.968
92.909
97.902
105.687
105.525
Sumber : PT Bank Central Asia Kantor Cabang Utama Medan (data diolah)
11
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 1.2 dapat dilihat tingkat volume penjualan kartu kredit ada yang
mengalami naik – turun dalam periode waktu tertentu. Pada tingkat penjualan Gold
Card juga terjadi naik – turun tetapi penurunan drastis terjadi pada tahun 2011 dimana
di tahun 2011 merupakan realisasi penjualan kartu kredit terendah selama periode
2010/2011 begitupula juga dengan penjualan Lifestyle Card dengan realisasi
penjualan terendah selama periode tersebut. Tingkat penjualan Visa Platinum
cenderung meningkat karena kartu ini merupakan andalan bca yang memiliki kualitas
lebih baik dari seluruh kartu yakni memiliki fitur dan kualitas lebih baik, memiliki
beragam promo, limit yang lebih tinggi dari jenis kartu lainnya sehingga kartu ini
menjadi peminat kalangan menengah – atas, hal ini juga didukung dengan semakin
tingginya tingkat konsumsi dan kebutuhan yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Pada penjualan produk Generic Card juga terjadi peningkatan setiap tahun
dikarenakan biaya dan harga kartu yang murah dan juga memiliki fasilitas beragam
yang ditawarkan. Dari total penjualan kartu kredit juga terlihat penurunan paling
banyak itu terjadi di tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 dan tahun sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan adanya penurunan keinginan atau kepuasan nasabah
terhadap kartu kredit yang bisa disebabkan karena yang pertama, produk tersebut
tidak direspon baik oleh pasar maupun konsumennya sehingga para nasabah tidak
menganggap pentingnya suatu produk itu, jadi ini dikarenakan kurangnya promosi
yang kuat dimana nasabah memperoleh informasi yang lengkap dan akurat sebelum
melakukan pembelian terhadap produk tersebut, yang kedua adalah perusahaan
kurang memaksimalkan sistem manajemen pemasaran seperti relationship marketing
12
Universitas Sumatera Utara
untuk membina hubungan baik dengan para nasabahnya. Dan yang ketiga adapun
masalah yang berhubungan dengan kendala umum pelayanan kartu kredit BCA antara
lain masalah surecharge, supression, dan non acceptance dimana surecharge
merupakan beban biaya tambahan yang diberikan oleh merchant terhadap pemegang
kartu kredit ketika bertransaksi, dimana ini sangat menganggu kenyamanan nasabah
saat bertransaksi, kemudian supression merupakan adanya permintaan kartu lain dari
merchant terhadap pemegang kartu kredit, dan non acceptance yaitu merchant tidak
menerima kartu kredit BCA, dari ketiga hal inilah yang membuat nasabah menjadi
kurang puas akan kartu kredit BCA. Jadi menurut peneliti dalam berupaya
mengembangkan pemahaman kepuasan yang lebih baik atas dinamika kebutuhan
segmen nasabah pemegang kartu kredit BCA, BCA harus terus melakukan kegiatan
pemasaran relasional dan meningkatkan pelayanannya dengan cara bekerjasama
dengan banyak merchant strategis untuk memfasilitasi gaya hidup dan perilaku
konsumsi nasabah, karena sampai sekarang pemberian edukasi dan pemahaman
dalam pelayanan bank masih sangat minim.
Sejalan dengan menurunnya tingkat volume penjualan akan kartu kredit maka
tentu saja peningkatan kepuasan nasabah akan kartu kredit juga ikut berkurang
ditandai dengan nasabah tidak ingin lagi menjadi pelanggan kartu kredit alias Tutup
Kartu (TK). Berikut adalah data nasabah yang berhenti menjadi pelanggan kartu
kredit atau tutup kartu pada Bank Central Asia (BCA) Kantor Cabang Utama Medan.
13
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3
Jumlah nasabah yang berhenti menggunakan kartu kredit pada PT Bank
Central Asia KCU Medan Periode 2010 – 2014
TAHUN
TUTUP KARTU (TK)
2010
207
2011
215
2012
247
2013
302
2014
313
Sumber : PT Bank Central Asia Kantor Cabang Utama Medan (data diolah)
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah nasabah yang berhenti
menggunakan kartu kredit alias Tutup Kartu selama periode 2010 – 2014 terus
mengalami peningkatan dan bertambah setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi
secara umum diakibatkan oleh banyak faktor salah satunya peningkatan tersebut
dikarenakan adanya perang iuran tahunan, kemudian disebabkan oleh persaingan
pemberian fasilitas, persaingan promosi dan diskon antar bank yang menyediakan
jasa kartu kredit yang berlangsung gencar dan sengit, sehingga dengan tersedianya
banyak penawaran yang pada akhirnya mempengaruhi pola pemikiran konsumen
untuk mengincar limit kartu kredit yang lebih besar, diskon dan fasilitas yang lebih
banyak, reward yang lebih banyak dan sebagainya. Menurut hasil pra-survey peneliti
terhadap fenomena peningkatan nasabah yang berhenti berlangganan kartu kredit atau
nasabah yang tidak puas akan kartu kredit BCA KCU Medan disebabkan oleh banyak
hal.
Yang membuat nasabah kurang puas atau berhenti akan menggunakan kartu
kredit BCA disebabkan karena :
14
Universitas Sumatera Utara
1. Suku bunga yang ditawarkan kartu kredit bank lain sangat bersaing dan menarik.
Seperti bank Mandiri yang dengan gencarnya mempromosikan bunga kartu kredit
dengan 0% dan bank pesaing lainnya yang melakukan pemotongan suku bunga
hingga 1% apabila pemegang kartu kreditnya membayar penuh.
2. Keragaman dan inovasi produk kartu kredit yang ditawarkan pesaing lebih
menarik, seperti bank Mandiri yang mengeluarkan berbagai macam jenis kartu
kredit.
3. Promosi kartu kredit yang dilakukan oleh bank BCA kurang banyak dan kurang
menarik.
4. Penolakan merchant terhadap kartu kredit BCA yang meliputi surecharge, yaitu
adanya beban biaya tambahan yang diberikan oleh merchant terhadap pemegang
kartu kredit BCA ketika melakukan transaksi. Supression, yaitu adanya
permintaan kartu kredit bank lain dari merchant terhadap pemegang kartu kredit
BCA ketika melakukan transaksi. Sementara non acceptance, yaitu merchant tidak
menerima kartu kredit BCA.
5. Kemudahan persyaratan untuk mendapatkan kartu kredit oleh bank pesaing
lainnya.
6. Nasabah merasa tidak memerlukan kartu kredit atau tidak menganggap penting
kartu kredit BCA.
7. Limit kartu kredit BCA yang dirasa terlalu kecil dibandingkan kartu kredit pesaing
lain yang menawarkan limit kartu kredit yang lebih besar jumlah nominalnya.
15
Universitas Sumatera Utara
8. Nasabah yang merasa sulit untuk meminta bank BCA untuk menaikkan limit kartu
kreditnya.
9. Call center BCA yang terkadang kurang tanggap dan kurang bisa menangani
beragam komplain-komplain nasabahnya akan kartu kredit.
10. Nasabah yang menganggap brand BCA kurang bagus dibanding dengan brand
pesaing lain, tetapi untuk kartu kredit masih kalah dengan pesaing lain.
11. Terikat dengan peraturan BI (Bank Indonesia) yang membatasi penggunaan kartu
kredit masksimal 2 kartu saja.
12. Hadiah atau undian yang lebih menarik berupa hadiah uang (cash back), yang
dilakukan oleh Bank Danamon dan Bank Mandiri juga dengan kelebihan lainnya
seperti poin reward, voucher, insentif, diskon makan, perjalanan wisata, tiket
gratis, dsb.
Berdasarkan data-data tersebut, menurut peneliti faktor pertama yang
menyebabkan berkurangnya kepuasan nasabah adalah kurangnya penerapan strategi
Pemasaran Relasional/ Relationship Marketing. Nasabah yang dianggap sebagai aset
perusahaan yang semula diharapkan bisa menjadi pelanggan yang loyal akan kartu
kredit, cenderung tidak meningkat jumlahnya bahkan menurun diduga penyebab
permasalahan ini adalah sosialisasi manajemen card center BCA KCU Medan yang
kurang
memaksimalkan
strategi
relationship
marketing
yang
tepat
untuk
meningkatkan hubungan yang lebih dekat dengan para nasabahnya. Dimana
seharusnya strategi pemasaran relasional (relationship marketing) secara tidak
langsung sangat berguna jika diimplementasikan karena strategi ini berdampak pada
16
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan jangka panjang panjang dan berpengaruh pada peningkatan kepuasan
nasabah pengguna kartu kredit BCA KCU Medan.
Faktor kedua penyebab berkurangnya kepuasan nasabah akan kartu kredit
adalah masih kurangnya pengalaman pelayanan BCA Card Center Medan dalam
melayani kebutuhan dan keinginan nasabah akan kartu kredit yang ditandai dengan
kurang ketanggapan BCA Card Center akan keluhan para nasabahnya, BCA Card
Center kurang mensosialisasikan permasalahan yang dialami oleh para nasabah
pengguna kartu kredit, lambannya pekerjaan yang dilakukan oleh BCA Card Center,
serta kurangnya promosi serta informasi yang diberikan BCA Card Center kepada
nasabah akan produknya. Tentu saja hal ini mengakibatkan berkurangnya kesadaran
nasabah akan pentingnya kartu kredit karena tidak adanya kepuasan yang dirasakan
oleh para nasabah terhadap merek dan produk kartu plastik BCA ini yang semula
dikarenakan kurangnya pelayanan maksimal yang seharusnya dilakukan oleh BCA
Card Center sehingga menimbulkan peningkatan jumlah nasabah yang berhenti
berlangganan kartu kredit, penurunan permintaan kartu kredit serta berkurangnya
citra produk kartu kredit tersebut.
Bank BCA juga memiliki banyak sekali prestasi membanggakan yaitu PT Bank
Central Asia Tbk (BCA) berhasil meraih penghargaan Platinum Award dari Info
Bank predikat „Sangat Bagus‟ atas kinerja keuangan tahun 2013. (Info bank, 18 Juli
2014). Selain itu BCA juga memperoleh prestasi Juara dalam 7 Kategori Top Brand
Award 2014. Top Brand Award adalah penghargaan yang diberikan kepada merekmerek terbaik di Indonesia berdasarkan hasil survei terhadap konsumen di Indonesia.
17
Universitas Sumatera Utara
Top Brand Award juga merupakan penghargaan yang paling terpercaya di Indonesia.
Survei yang dilakukan menunjukan bahwa logo Top Brand adalah logo yang paling
dikenal dibandingi logo penghargaan sejenis lainnya (bahkan tingkat awareness-nya
mencapai 90% di jatabek). Survei juga menunjukan bahwa 4 dari 5 konsumen
percaya terhadap merek yang berlogo Top Brand. (Frontier Consulting Group,
Majalah Marketing 5 Februari 2014).
Prestasi yang paling membanggakan yang pernah dicapai adalah PT Bank
Central Asia Tbk (BCA) meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Service Quality
Award 2013 yang merupakan kolaborasi dua lembaga independen yang kredibel
dalam memberikan penilaian dan penghargaan di bidang marketing maupun servis
yaitu Majalah Service Excellence (Member of Marketing Magazine Group) sebagai
majalah yang berfokus pada kualitas layanan dalam industri Banking, Insurance,
Financing Services, Telecommunication, dan Automotive beserta Carre CCSL (Carre
Center for Cutomer Satisfaction & Loyalty) konsultan di bidang services quality dan
customer management. SQ Award 2013 merupakan penghargaan khusus di bidang
pelayanan yang diperoleh dari hasil survei Indonesia Service Satisfaction Index
(ISSI) terhadap service brand dari 48 kategori industri.
Penilaian didasarkan atas 3 dimensi besar yaitu Perceive Service Best (PSB)
merupakan persepsi pelanggan tentang keberadaan merek service lainnya yang
mempunyai pelayanan yang lebih baik, Perceived Service Value (PSV) merupakan
persepsi pelanggan tentang kesetaraan antara harga yang dibayarkan dengan
pelayanan yang diterimanya, Perceived Service Quality (PSQ) merupakan persepsi
18
Universitas Sumatera Utara
pelanggan
tentang
pelayanan
accessibility (kemudahan
yang
pelanggan
diterimanya
untuk
dengan
mengakses
cakupan service
layanan), service
process (kemudahan, kecepatan, keakurasian dan kenyamanan dalam proses
pelayanan), service solution (kecepatan dan ketuntasan dalan penanganan keluhan)
dan people (kemampuan hard skill dan soft skill petugas frontline termasuk grooming
dan appearance). Ini telah menunjukkan bahwa nasabah adalah target yang paling
utama bagi bank BCA. Kepuasan nasabah menjadi hal penting yang selalu
memotivasi bank BCA untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan selalu
memberikan yang terbaik setiap saat. Segala upaya peningkatan layanan dan
transformasi perusahaan yang dilakukan BCA memberikan hasil yang baik, termasuk
berupa persepsi dan apresiasi yang positif dari masyarakat.
Penghargaan ini telah membuktikan kerja keras, kebijakan, pengelolaan yang
baik, komitmen, serta kekonsistenan yang membawa bank BCA menjadi bank dengan
prestasi dan reputasi yang membanggakan. Dari tahun ke tahun, BCA terus dikenal
sebagai bank yang memiliki banyak keunggulan dan mendapat penilaian yang
membanggakan dari berbagai pihak sebagai institusi finansial yang dikelola secara
professional.
Oleh karena beberapa fenomena di atas, maka menurut peneliti beberapa cara
bank untuk meningkatkan kepuasan nasabah adalah dengan melakukan pendekatan
pemasaran relasional dan juga pengalaman pelayanan agar bank bisa memberikan
kualitas pelayanan yang lebih baik dan lebih berkualitas lagi dalam menciptakan
hubungan dengan nasabahnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
19
Universitas Sumatera Utara
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran
Relasional dan Pengalaman Pelayanan dalam Upaya Meningkatkan Kepuasan
Nasabah yang Menggunakan Kartu Kredit Pada PT Bank Central Asia, Tbk
Kantor Cabang Utama Medan.”
20
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas langkah yang perlu diperhatikan
dalam suatu rencana penelitian adalah apa yang menjadi pokok dalam penelitian
tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pemasaran relasional (relationship marketing) berpengaruh terhadap
peningkatan kepuasan nasabah pengguna kartu kredit?
2. Apakah pengalaman pelayanan (experiential marketing) berpengaruh terhadap
peningkatan kepuasan nasabah pengguna kartu kredit?
3. Apakah pemasaran relasional (relationship marketing) dan pengalaman pelayanan
(experiential marketing) berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan nasabah
pengguna kartu kredit?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran relasional (relationship marketing)
terhadap peningkatan kepuasan nasabah pengguna kartu kredit PT. Bank Central
Asia, Tbk Kantor Cabang Utama Medan.
2. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman pelayanan (experiential marketing)
terhadap peningkatan kepuasan nasabah pengguna kartu kredit PT. Bank Central
Asia, Tbk Kantor Cabang Utama Medan.
3. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran relasional (relationship marketing) dan
pengalaman pelayanan (experiential marketing) terhadap peningkatan kepuasan
21
Universitas Sumatera Utara
nasabah pengguna kartu kredit PT. Bank Central Asia, Tbk Kantor Cabang Utama
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi PT. Bank Central Asia,
Tbk Kantor Cabang Utama Medan untuk mengimplementasikan pemasaran
relasional dan pengalaman pelayanan yang baik dalam meningkatkan kepuasan
nasabah dalam menggunakan kartu kredit.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi peneliti
untuk dapat
menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah serta menambah
pengetahuan dan wawasan peneliti.
3. Bagi peneliti lanjutan
Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta
perbandingan dan pengembangan dalam melakukan penelitian pada bidang yang
sama yang akan datang.
22
Universitas Sumatera Utara
Download