BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dan diiringi
dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, memaksa para pelaku
dalam dunia manufaktur untuk memproduksi berbagai macam barang dan jasa
dengan kualitas yang baik dan dalam kuantitas yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Keadaan ini didukung oleh adanya persaingan dalam
dunia industri untuk mendapatkan pangsa pasar yang seluas-luasnya. Hal
tersebut mendorong berbagai macam tindakan untuk mendapatkan solusi guna
mendapatkan titik temu antara permintaan konsumen (demand) dengan
persediaan barang (supply)
Salah satu solusi yang terbaik adalah dengan melakukan otomasi
proses produksi, yang berarti adanya tindakan untuk menggantikan proses
kerja dengan tenaga manusia menjadi proses kerja dengan menggunakan
berbagai macam mesin yang otomatis dan modern. Semakin tinggi teknologi
suatu mesin produksi, maka semakin tinggi tingkat otomasi dari mesin
tersebut . Dengan otomasi mesin maka pekerjaan operator akan lebih mudah
karena beberapa objek kerja telah diambil alih oleh mesin. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya peran operator dalam pengendalian operasional
mesin .
Dengan adanya otomasi kegiatan produksi maka hasil produksi dapat
tercapai dengan kuantitas yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Selain itu, dengan otomasi maka kualitas produk yang dihasilkan akan dicapai
sesuai dengan standart yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena seluruh
proses produksi dilakukan oleh mesin sehingga faktor kelalaian manusia dapat
dihindari.
Otomasi proses produksi sangat penting bagi PT.Metiska Farma
karena produknya, yaitu berbagai jenis obat memerlukan tingkat kebersihan
(steril dan higienis) yang sangat tinggi, selain itu untuk mencapai kuatitas
yang dibutuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Sistem di perusahaan
ini adalah make to stock . Mesin yang dimiliki berjumlah 80 buah, baik berupa
mesin otomatis maupun mesin manual. Mesin-mesin tersebut memiliki fungsi
yang beraneka ragam dalam proses produksi.
Mesin-mesin yang beroperasi dengan frekwensi 40 jam / minggu ini
tidak selalu dalam keadaan handal (reliable), karena perusahaan tidak
melakukan prosedur pemeliharaan mesin dengan baik. Seperti pada mesin
supermixer atau dengan nama lain homogenizer, komponen fan belt dan
kompresor sering mengalami kerusakan Karena dari salah satu mesin tidak
dapat beroperasi maka akan sangat mengganggu kelancaran seluruh proses
produksi.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah
PT.Metiska Farma merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
farmasi (obat-obatan) yang menggunakan berbagai macam mesin untuk
menunjang kegiatan produksinya. Perusahaan ini beroperasi selama 8 jam per
hari, sehingga dapat mengakibatkan penurunan kehandalan (reliability) mesin.
Penurunan kehandalan mesin diakibatkan adanya komponen yang tidak
beroperasi dengan baik sehingga mesin mengalami breakdown dan perlu
dilakukan perbaikan atau penggantian komponen. Sedangkan Perusahaan
belum memiliki suatu jadwal yang teratur untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan mesin terhadap mesin.
Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari oleh
perusahaan karena hal ini sangat berkaitan dengan kelancaran proses
produksi. Perawatan mesin yang biasanya dilakukan oleh perusahaan hanya
berupa corrective maintenance yaitu mengganti komponen jika terjadi
kerusakan.
Tanpa
disadari
tindakan
tersebut
justru
mengakibatkan
peningkatan biaya produksi karena penggantian komponen dilakukan pada
saat proses produksi sedang berjalan.
Berbeda dengan corrective maintenance, preventive maintenance
dapat memperkecil kemungkinan kerusakan mesin produksi sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar. Selain itu umur teknis dari mesinmesin produksi akan lebih lama. Untuk itu akan dibuat sistem penjadwalan
preventive maintenance yang diharapkan dapat menekan biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan harus memperhitungkan waktu yang tepat
untuk melakukan preventive maintenance untuk berbagai komponenkomponen mesin. Dengan melakukan preventive maintenance maka
perusahaan akan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan mesin (breakdown) sewaktu mesin sedang beroperasi, dan
walaupun masih ada kerusakan dapat diminimasi total cost dari mesin tersebut
seperti biaya untuk memperbaiki kerusakan dan biaya tertundanya produksi.
Dengan adanya perancangan sistem informasi penjadwalan dan biaya
perawatan mesin ini diharapkan mempermudah perusahaan dalam memonitor
kinerja produksinya sehingga jadwal produksi tidak terganggu dan dapat
memenuhi order dari pelanggan. Selain itu, tujuan perancangan sistem
informasi adalah membuat pencatatan data lebih terkomputerisasi sehingga
pihak manajemen dapat memperoleh data atau informasi yang dibutuhkannya
dengan lebih cepat, akurat dan lengkap.
1.3
Ruang Lingkup
Pembahasan dan analisa seluruh sistem informasi pada setiap
komponen produksi di PT.Metiska Farma merupakan suatu hal yang sangat
ideal. Tetapi dalam penulisan skripsi ini, karena keterbatasan jangka waktu
penulisan maka penulis hanya membatasi analisa pada ruang lingkup seperti
yang dirincikan sebagai berikut :
a. Analisa dan perancangan sistem hanya dibatasi pada bagian produksi
untuk sub bagian pemeliharaan dan perawatan (maintenance) mesin
Supermixer YC-SMG-150 M/C
b.
Yang menjadi fokus pada pembahasan dalam skripsi ini adalah mesin
Supermixer YC-SMG-150 M/C sehingga perlu diperhatikan komponen
kritis yaitu fan belt dan compressor pada mesin, waktu breakdown mesin
serta waktu operasi mesin.
c. Pembahasan yang terbatas pada mesin Supermixer YC-SMG-150 M/C ini
diharapkan dapat memberikan model untuk pemecahan masalah terhadap
mesin yang lain untuk proses produksi selanjutnya seperti mesin
coating,,grinding maupun stripping karena jenis mesin pada umumnya
adalah sama.
d. Observasi dilakukan di bagian produksi selama periode Agustus dan
September. Selama periode tersebut tidak ada pergantian komponen pada
mesin Supermixer YC-SMG-150 M/C. Jadi, dalam pembahasan ini biaya
komponen diasumsikan tidak ada.
e. Pembahasan juga meliputi seluruh cost yang terkait baik fixed cost
maupun variable cost seperti , biaya kehilangan produksi dan biaya tenaga
kerja.
f. Biaya tenaga kerja hanya dibatasi pada tenaga kerja operator dan
maintenance karena keduanya berhubungan langsung dengan mesin
Supermixer YC-SMG-150 M/C. Adapun biaya tenaga kerja lain maupun
biaya operator dari mesin lain tetap dihitung karena apabila Supermixer
YC-SMG-150 M/C mengalami gangguan maka seluruh bagian dalam lini
produksi tersebut akan terhenti kegiatannya sehingga terjadi tenaga kerja
yang menganggur (dihitung biaya kehilangan produksi).
g. Tenaga maintenance diasumsikan mendapat upah Rp.6000,00 per jam
karena tenaga maintenance harus stand by apabila sewaktu-waktu
diperlukan dan sering kali terjadi di luar jam kerja normal.
h. Perancangan sistem informasi hanya terbatas pada perbaikan dan
perawatan komponen, bukan pergantian komponen. Artinya, tidak
terdapat simulasi reliabity untuk pergantian komponen, Tetapi apabila
terdapat
pergantian
komponen
diperhitungkan dalam Total Cost.
maka
biaya
komponen
dapat
i. Pengembangan sistem informasi sampai tahap pemrograman dengan
menggunakan database tidak dilakukan secara menyeluruh. Pemrograman
hanya dilakukan pada informasi-informasi yang dianggap penting, yang
berhubungan dengan pembahasan masalah.
1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembahasan ini diantaranya :
a. Merancang suatu sistem informasi untuk membantu proses pengambilan
keputusan terhadap tindakan perawatan komponen berkaitan reliability
dan biaya yang dikeluarkan serta simulasi untuk merancang sistem
penjadwalan preventive maintenance.
b. Menganalisa dan mengevaluasi kehandalan (reliability) komponen serta
biaya maintenance pada komponen fan belt dan kompresor .
Manfaat dari hasil pembahasan ini yaitu :
1. Bagi Perusahaan
a. Mengusulkan kegiatan preventive maintenance pada mesin-mesin vital
dalam kegiatan produksi di PT. Metiska Farma
b. Minimalisasi total cost, sehingga dapat meningkatkan kinerja dari mesinmesin produksi dan memperlancar keseluruhan kegiatan proses produksi.
c. Penjadwalan
dan
biaya
perawatan
mesin
yang
terkomputerisasi
memberikan kemudahan bagi pihak perusahaan dalam mengorganisasikan
data, mendapatkan informasi yang lengkap ,cepat dan akurat sehingga
memudahkan pengambilan keputusan yang lebih cepat.
2. Bagi Penulis
a. Agar dapat memahami dan menerapkan Ilmu yang didapat di
bangku kuliah pada kondisi nyata di lapangan
b. Memahami pentingnya pemeliharaan dan perawatan mesin dan
dapat menerapkan teori-teori yang mendukung penyelesaian
terhadap masalah preventive maintenance.
c. Mengembangkan kemampuan menganalisa sistem serta melakukan
penyusunan suatu sistem informasi yang terkait dengan preventive
maintenance pada
mesin, termasuk seluruh biaya yang terkait
dengan preventive maintenance
d. Untuk dapat menyelesaikan studi di jenjang Strata satu ( S1 ) di
Universitas Bina Nusantara.
Download