bab i pendahuluan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bencana alam yang merusak dan sering dialami oleh manusia
adalah gempabumi. Gempabumi bukan saja menimbulkan kerugian material tetapi
dapat juga menelan korban jiwa seperti halnya gempabumi pada tahun 1908 dan
1994 yang mengguncang wilayah Lampung dan sekitarnya.
Gempabumi berhubungan dengan serangkaian gerakan gelombang atau
getaran yang merambat di dalam bumi. Terjadinya gempabumi tektonik maupun
vulkanik terasa pengaruhnya di permukaan bumi, tidak saja pada daerah yang
dekat dengan sumber gempabumi tetapi juga pada daerah sekitarnya sampai
radius tertentu. Luasnya daerah yang terkena pengaruh gempa bumi tektonik
bergantung pada besarnya energi yang dilepaskan dan posisi sumber gempabumi
(Munir, 2003).
Kondisi tektonik daerah Lampung mempunyai tatanan yang menarik, karena
disamping adanya tunjaman antara lempeng Samudera Hindia-Australia dan
lempeng Eurasia juga oleh gerak patahan aktif Sumatera segmen Semangko.
Tektonika patahan aktif Sumatera segmen Semangko berupa patahan geser
(right lateral strike-slip fault). Beberapa ciri khusus yang dapat diamati yakni
adanya subsegmen-subsegmen patahan dengan pergerakan yang relatif berbeda
satu dengan lainnya dalam satu segmen besar.
Model geologi menunjukkan bahwa terjadinya perkembangan tektonik di
Sumatera bagian selatan, lajur tunjaman ini seperti lajur tunjaman lainnya yang
memperlihatkan mekanisme patahan dekstral (right lateral strike-slip fault).
Mekanisme gerak ini dapat terlihat dari mekanisme gempabumi tunjaman yang
terjadi di sepanjang lajur tunjaman, dengan arah jurus hampir Utara-Selatan dan
bidang patahan miring ke arah Timur. Oleh sebab itu sudah tentu daerah Lampung
merupakan salah satu daerah yang mempunyai aktivitas kegempaan yang cukup
tinggi dan menjadi salah satu daerah yang paling mungkin dirusak oleh
1
2
gempabumi dengan magnitudo yang berkisar antara 5,5 Mw sampai dengan 6,6
Mw (Asdani, dkk., 2013).
Gempabumi merusak yang terjadi di wilayah Lampung pada tahun 1908 di
daerah Tanggamus dan 1994 di daerah Liwa selain berasosiasi dengan
penunjaman di sebelah barat Sumatera juga berasosiasi dengan patahan-patahan
aktif yakni patahan Sumatera segmen Semangko. Keberadaan patahan-patahan
aktif tersebut merupakan hal mendasar yang harus diketahui.
Kotaagung sebagai Ibukota kabupaten Tanggamus merupakan salah satu
kabupaten yang terdapat di propinsi Lampung. Kotaagung yang menjadi pusat
daerah penelitian merupakan salah satu kota yang terletak di jalur patahan
Sumatera (segmen Suoh-Kotaagung). Lembah patahan ini merupakan daerah yang
subur dan berlimpahnya ketersediaan air, permasalahan akan muncul setelah
Kotaagung berkembang cukup pesat sehingga kepadatan penduduknya meningkat.
Namun dari segi geologi regional, pengembangan Kotaagung sebagai Ibukota
Kabupaten dipandang kurang tepat, hal ini didasarkan pada posisi Kotaagung
yang terletak di jalur patahan Sumatera yang sangat aktif sehingga tidak aman dari
ancaman bencana khususnya bencana gempabumi.
Pada dasarnya, setiap segmentasi patahan mempunyai karakteristik masingmasing. Hal ini sangat tergantung dari dimensi patahan, kemiringan bidang
patahan serta kinematika gerak patahan. Suatu patahan turun mempunyai energi
lepas berbeda bila dibandingkan dengan energi lepas yang ada pada patahan naik,
demikian pula halnya pada patahan geser. Secara matematis, hal ini diperlihatkan
dalam besaran kekuatan gempa bumi maksimum yang disebut magnitudo.
Informasi tentang karakteristik kegempaan yang membutuhkan nilai-nilai
kuantitatif potensi gempabumi yang berbasis struktur geologi dan geofisika,
merupakan masukan yang sangat diperlukan. Oleh karena itu, usaha untuk
menanggulangi bahaya akibat gempabumi yang ditimbulkan oleh keberadaan
patahan aktif tersebut perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini disebabkan
karena daerah Lampung pada umumnya dan daerah Kotaagung pada khususnya
merupakan daerah yang mempunyai aktifitas kegempaan yang cukup tinggi.
3
Penelitian patahan aktif dengan metode geofisika merupakan salah satu
metode
yang
dapat
diterapkan
dalam
upaya
mengetahui
keberadaan
patahan-patahan aktif di bawah permukaan sebagai sumber asal usul suatu
kejadian gempabumi. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan
penelitian mengenai “Identifikasi Jalur Patahan Aktif Sumatera Segmen
Semangko
(Suoh-Kotaagung)
Menggunakan
Metode
Georadar
Dan
Geolistrik”, yang kiranya dapat memberikan gambaran struktur geologi bawah
permukaan dangkal yang berpotensi menimbulkan bencana gempabumi merusak
di daerah Lampung-Kotaagung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu
masalah mengenai identifikasi jalur patahan aktif dan struktur bawah permukaan
dangkal pada segmen Semangko di daerah Kotaagung. Identifikasi tersebut
dilakukan untuk memperoleh informasi struktur bawah permukaan pada patahan
aktif Sumatera segmen Semangko (subsegmen Suoh-Kotaagung).
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini hanya meliputi kajian mengenai identifikasi jalur patahan
aktif Sumatera segmen Semangko (Suoh-Kotaagung) pada daerah Kotaagung
menggunakan metode Ground Penetrating Radar (Georadar) dan metode
Geolistrik. Data yang digunakan pada penelitian ini meliputi panjang lintasan
pengukuran, beda potensial, kuat arus listrik, frekuensi sumber, konstanta
dielektrik dan nilai resistivitas yang diperoleh dari pengukuran menggunakan
metode Georadar dan Geolistrik serta data sekunder yang meliputi peta geologi
dan publikasi dari peneliti-peneliti sebelumnya. Data georadar yang digunakan
berupa rekaman pencitraan 2D menggunakan GSSI Surveyor 20 yang memiliki
transducer berfrekuensi 200 MHz dengan kedalaman maksimum 10 meter.
Sedangkan untuk metode geolistrik hambatan jenis, data yang digunakan
merupakan data digital yang diperoleh dari hasil pengukuran multichannel
Supersting R8 dengan konfigurasi dipole-dipole.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan batasan permasalahan yang akan dikaji, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui keberadaan jalur patahan segmen Semangko (subsegmen
Suoh-Kotaagung) di bawah permukaan berdasarkan metode georadar dan
geolistrik pada daerah penelitian.
2. Mengetahui gambaran struktur bawah permukaan di daerah penelitian
berdasarkan interpretasi data georadar dan geolistrik.
3. Mengidentifikasi jalur patahan di bawah permukaan yang berpotensi
menimbulkan bencana gempabumi yang merusak di daerah penelitian.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan berguna
untuk memberikan informasi bagi pemerintah dan masyarakat setempat mengenai
struktur bawah permukaan dangkal yang berpotensi menimbulkan bencana
gempabumi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai literatur pendukung dalam
mendisain tata ruang dan dasar pembangunan wilayah kabupaten TanggamusLampung berbasis mitigasi bencana gempabumi.
Download