BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – Teori Umum
2.1.1
Sistem
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud
yang sama untuk mencapai suatu tujuan (M cLeod, 2001, p13).
M enurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen
yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama dengan menerima input (masukan) dan menghasilkan output
(keluaran) dalam proses perpindahan yang telah diatur.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama
lain untuk mencapai suatu tujuan, dimana terdapat proses input, proses
data, dan menghasilkan output.
2.1.2
Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses dan telah memiliki arti
bagi orang yang menggunakannya (M cLeod, 2001, p18).
M enurut Laudon (2008, p8), informasi adalah data yang telah
diolah menjadi bentuk baru atau bentuk lain yang memiliki arti dan
manfaat bagi manusia.
10
11
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
hasil pemrosesan data yang diubah menjadi bentuk baru atau bentuk lain
sehingga memiliki arti dan manfaat bagi penggunanya.
2.1.3
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisir dari manusia,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mampu mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
suatu organisasi (O’Brien, 2005, p5).
Sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen
yang saling berhubungan dalam mengumpulkan atau menerima proses,
menyimpan,
dan
mendistribusikan
informasi
untuk
mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam suatu
organisasi (Laudon, 2008, p8).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan kumpulan komponen yang terdiri dari manusia, hardware,
software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang saling
terorganisir untuk melakukan proses pengumpulan data, mengubah data
menjadi informasi, penyimpanan dan penyebaran informasi dalam suatu
organisasi.
12
2.1.4
Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sistem baru (M cLeod, 2001, p234).
Analisis sistem juga dapat diartikan sebagai pendefinisian sistem
yang sedang berjalan, masalah, serta rekomendasi umum untuk
perbaikan, peningkatan, atau usulan untuk mengganti sistem yang sedang
berjalan (Hanif Al Fatta, 2007, p27).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem
merupakan penguraian suatu sistem yang sedang berjalan secara utuh ke
dalam
bagian-bagian
komponennya
dengan
tujuan
untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang
terjadi, serta memberikan rekomendasi perbaikan demi peningkatan
kinerja sistem.
2.1.5
Perancangan Sistem
Perancangan sistem didefinisikan sebagai sebuah penentuan proses
dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru (M cLeod, 2001, p238).
M enurut John Burch dan Gary Grudnitski yang diterjemahkan oleh
Jogiyanto (1990, p196), perancangan sistem adalah penggambaran,
perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh.
13
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem
merupakan pendefinisian elemen-elemen sistem ke dalam bentuk
perencanaan dan sketsa sebagai gambaran dari sistem yang baru.
2.1.6
Penjualan
M enurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh
M oh. Kurdi (1999, p404), penjualan adalah penerimaan yang diperoleh
dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam
bursa sebagai barang pertimbangan. Penjualan akan melibatkan debitur
atau disebut juga pembeli serta barang-barang atau jasa yang diberikan
dan dibayar oleh debitur tersebut dengan cara tunai ataupun kredit.
Proses penjualan umumnya dapat dilakukan secara tunai ataupun
kredit. M enurut Wibowo (2007, p79), penjualan kredit adalah penjualan
barang dagangan dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual pada
saat transaksi, yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit
merupakan penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa kali
berupa cicilan dan umumnya didahului dengan pembayaran uang muka.
14
2.1.7
Distribusi
Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk lebih mudah
didapatkan konsumen sasarannya (Philip Kotler, 2001, p73).
M enurut M ila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008, p174),
distribusi adalah kegiatan menyalurkan produk atau jasa dari produsen ke
konsumen dengan mekanisme tertentu.
Tujuan dilakukannya distribusi adalah agar produk yang dihasilkan
produsen dapat tersebar secara merata kepada konsumen, sehingga
konsumen dapat dengan mudah memperoleh dan mendayagunakan
produk tersebut secara langsung atau tidak langsung melalui mekanisme
tertentu.
2.1.8
Informasi Geografis
Berdasarkan salah satu situs pengenalan tentang sistem informasi
geografis
(http://www.vcgi.org/commres/training/Introduction.pdf),
informasi geografis dapat diartikan sebagai data atau informasi geografis,
yakni data yang diidentifikasikan berdasarkan lokasi ataupun berupa data
spasial.
Dengan kata lain, informasi geografis dapat didefinisikan sebagai
informasi kenampakan dari permukaan bumi yang mengandung unsur
geografis, hubungan keruangan, atribut, dan waktu.
15
2.1.9
Sistem Informasi Geografis
M enurut Lilik Jamilatul Awalin dan Bangun M uljo Sukojo dalam
tulisannya (2003), sistem informasi geografis adalah sistem basis data
spasial.
M enurut Petrus Paryono yang dikemukakan kembali oleh Romenah
dalam tulisannya (2005), sistem informasi geografis merupakan sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan
menganalisis informasi geografi.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
geografis merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menganalisis informasi mengenai geografi ataupun obyek-obyek yang
terdapat di permukaan bumi.
2.2
Teori-teori Khusus
2.2.1
Peranan dan Faktor-Faktor Penghambat Distribusi
M enurut M ila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008, p175), peranan
distribusi antara lain:
a.
Pemerataan produk yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat.
b.
M embantu produsen dalam menyebarkan produk hasil produksi.
c.
M empermudah konsumen dalam mendapatkan barang yang
dibutuhkan.
16
Sedangkan
faktor-faktor
penghambat
proses
distribusi,
di
antaranya:
a.
Tidak tersedianya sarana jalan dan komunikasi yang berperan dalam
menunjang kelancaran proses distribusi.
b.
Terkendalanya sarana transportasi.
c.
Aspek birokrasi yang berkaitan dengan perundang-undangan
tentang distribusi.
2.2.2
S aluran Distribusi
Proses distribusi pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu,
tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah
tersebut, salah satu aspek penting yang terlibat di dalamnya yakni saluran
distribusi (channel of distribution).
M enurut Nana Supriatna, M amat Ruhimat, Kosim (2007, p332),
saluran distribusi adalah lembaga-lembaga penyalur (distributor) yang
mempunyai kegiatan menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke
konsumen. Saluran distribusi selain bertanggung jawab secara fisik
memindahkan barang, juga bertanggung jawab agar barang atau jasa
tersebut dapat dibeli oleh konsumen.
2.2.3
Produk dan Jenisnya
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsikan sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan (M . Tohar, 2000, p43). Produk
17
dapat meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir semua produk
merupakan benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan.
Secara garis besar, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis,
antara lain:
a.
Produk Konsumsi (consumer products)
Produk konsumsi merupakan barang yang dipergunakan oleh
konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk
dibisniskan atau dijual lagi. Barang-barang yang termasuk produk
konsumsi adalah sebagai berikut:
•
Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu
barang yang umumnya sering kali dibeli, segera, dan
membutuhkan usaha yang tidak terlalu besar untuk
memilikinya, misalnya barang kelontong, baterai, dan
sebagainya.
•
Barang belanja (shopping goods), yaitu barang yang dalam
proses pembelian dibeli oleh konsumen dengan cara
membandingkan berdasarkan kesesuaian mutu, harga, dan
model, misalnya pakaian, sepatu, sabun, dan sebagainya.
•
Barang khusus (speciality goods), yaitu barang yang
memiliki ciri-ciri unik atau merk yang khas dimana
kelompok konsumen berusaha untuk membeli atau
memilikinya, misalnya mobil, kamera, dan sebagainya.
18
b.
Produk Industri (business products)
Produk industri merupakan barang yang akan menjadi begitu luas
dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran.
Barang-barang yang termasuk produk industri adalah sebagai
berikut:
•
Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi bahan
baku secara fisik untuk memproduksi produk lain, seperti
hasil hutan, gandum, dan sebagainya.
•
Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu barang industri
yang digunakan untuk suku cadang yang aktual bagi
produk lain, misalnya mesin, pasir, dan sebagainya.
•
Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan seharihari bagi sektor industri, misalnya alat-alat kantor, dan
lain-lain.
2.2.4
Keuntungan Sistem Informasi Geografis
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan Sistem
Informasi Geografis, antara lain:
1.
Data dapat dikelola dalam format yang jelas.
2.
Data dapat dikelola dengan biaya yang murah bila dibandingkan
dengan survei lapangan.
3.
Data spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersama.
4.
Analisis dan perubahan data dapat dilakukan secara efisien.
19
5.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilakukan pengambilan
keputusan dengan cepat dan tepat.
2.2.5
Subsistem Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis terbagi menjadi beberapa subsistem
antara lain:
1.
Data Input
Subsistem yang bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data
spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga
bertanggung jawab dalam mengkonversi format data asli ke dalam
format yang dapat digunakan oleh Sistem Informasi Geografis.
2.
Data Output
Subsistem yang menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun
dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
3.
Data M anajemen
Subsistem yang mengorganisasikan data spasial dan atribut ke
dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, diperbaharui, maupun diperbaiki.
4.
M anipulasi dan Analisis Data
Subsistem
yang menghasilkan
informasi-informasi
Sistem
Informasi Geografis. Subsistem ini juga melakukan manipulasi
dan pemodelan data untuk menghasilkan
diharapkan.
informasi yang
20
2.2.6
Komponen S istem Informasi Geografis
Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam melakukan suatu
proyek yaitu hardware, software, data, sumber daya manusia, dan
prosedur.
1.
Hardware
Perangkat keras (hardware) yang umumnya digunakan dalam
Sistem Informasi Geografis, yaitu:
•
CPU
M erupakan pusat pemrosesan data yang terhubung dengan
media penyimpanan dengan sejumlah perangkat lainnya.
•
Disk Drive
M enyediakan tempat untuk membantu jalannya proses input,
membaca, dan menyimpan data.
•
Digitizer
Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam
bentuk digital dan memasukkannya ke dalam komputer.
•
Printer
Digunakan untuk mencetak data yang telah diolah.
2.
Software
Perangkat lunak (software) pada Sistem Informasi Geografis
berfungsi untuk memasukkan, menganalisis, dan menampilkan
informasi. Beberapa kemampuan software Sistem Informasi
Geografis, antara lain:
21
•
M enyajikan data geografis atau peta berupa layer.
•
Berfungsi untuk melakukan analisis, query, dan visualisasi
geografis.
•
3.
Penyimpanan data dan manajemen basis data.
Data
Data merupakan aliran dari fakta-fakta yang merepresentasikan
kejadian-kejadian dalam suatu organisasi sebelum disusun ke
dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia
(Laudon, 2004, p8).
Data memiliki dua sifat, antara lain:
•
Shared: data dapat digunakan secara bersama-sama oleh
pengguna.
•
Integrated: data merupakan kesatuan yang sedapat mungkin
menghindari pengulangan, sehingga data menjadi lebih valid
dan benar.
Data yang dibutuhkan dalam Sistem Informasi Geografis
meliputi:
a. Data Atribut
Data
atribut
merupakan
data
yang
mendeskripsikan
karakteristik yang dikandung suatu obyek data dalam peta dan
tidak memiliki hubungan posisi geografis. Contoh: data atribut
pada sungai berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi
kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain.
22
Data atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan
kuantitatif. Pendeskripsian secara kualitatif menjelaskan tipe,
klasifikasi, label suatu obyek agar dapat dikenal dan
dibedakan dengan obyek lain, misalnya hotel, rumah sakit,
dan sebagainya. Pendeskripsian secara kuantitatif menjelaskan
data obyek yang dapat diukur secara skala ordinat (tingkatan),
interval (selang waktu), dan rasio (perbandingan) dari suatu
titik tertentu, misalnya populasi sungai 10 sampai 15 ekor
ikan, kadar kimia air pada sungai tersebut buruk, dan
sebagainya.
b. Data Spasial
Data spasial merupakan data yang terpaut pada dimensi ruang,
dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial
sebagai berikut:
•
Titik
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana
untuk suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki
dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan
ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan
simbol.
23
•
Garis
Garis merupakan bentuk linear yang akan menghubungkan
paling
sedikit
dua
titik
dan
digunakan
untuk
merepresentasikan obyek satu dimensi.
•
Poligon
Poligon digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek
dua dimensi. Sungai, danau, batas kota adalah tipe-tipe
entity yang umumnya direpresentasikan sebagai poligon.
•
titik
poligon
garis
Gambar 2.1 Komponen Data S pasial
2.2.7
Peta S istem Informasi Geografis
2.2.7.1
Pengertian Peta dan Bagiannya
M enurut International Cartographic Association (ICA) yang
dikemukakan oleh Hartono (2007, p2), peta adalah suatu gambaran
unsur-unsur
kenampakan
abstrak
dari
permukaan
bumi
yang
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
Peta merupakan gambaran wilayah geografis dari permukaan bumi.
Peta dapat disajikan dengan berbagai cara, seperti peta konvensional yang
tercetak ataupun peta digital yang ditampilkan pada layar komputer. Peta
dapat menunjukkan informasi penting, misalnya danau, gunung, hutan,
batas kota, dan lain-lain.
24
Bagian pokok peta terdiri dari:
1.
Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul suatu peta dapat
diletakkan pada bagian atas tengah layar peta utama, bagian atas
kiri atau kanan di luar peta utama, atau di sembarang tempat di luar
peta utama dan jangan sampai mengganggu peta utama.
2.
Garis Astronomis
Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat.
Umumnya, garis astronomis dibuat dengan memberi tanda di tepi
dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa
membuat garis bujur atau lintang.
3.
Inset
Inset
menunjukkan
lokasi
daerah
yang
dipetakan
pada
kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Tujuan
pemberian inset pada peta adalah untuk memperjelas salah satu
bagian dari peta untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi
kurang jelas dalam peta.
4.
Garis Tepi Peta
Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta dapat
membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang
berada tepat di tengah-tengahnya.
25
5.
Skala Peta
Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan
ukuran pada peta dengan ukuran yang sebenarnya. Penulisan skala
diletakkan di bawah judul peta.
6.
Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta
Sumber peta digunakan sebagai informasi dari mana sumber peta
diperoleh. Tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk
peta dengan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran
penduduk, dan lain-lain.
7.
Penunjuk Arah / M ata Angin / Tanda Arah
Penunjuk arah digunakan untuk membantu pembaca mengetahui
arah angin, yakni arah utara, selatan, timur, dan barat. Penunjuk
arah diletakkan di kiri atas atau bagian bawah peta.
8.
Simbol Peta
Simbol peta merupakan tanda yang umum digunakan untuk
mewakili keadaan yang sebenarnya. Simbol peta dibagi atas:
•
Simbol titik : melambangkan ketinggian, tanaman, monumen.
•
Simbol garis : melambangkan sungai, jalan, rel kereta api,
batas wilayah administrasi.
•
Simbol area : melambangkan pemukiman, area pertanian, dan
perkebunan.
26
9.
Warna Peta
Warna peta digunakan untuk menggambarkan keadaan obyek
tertentu, misalnya warna biru untuk melambangkan lautan /
perairan, warna hijau untuk melambangkan dataran rendah, warna
kuning untuk melambangkan dataran tinggi, warna coklat untuk
melambangkan pegunungan, warna merah untuk melambangkan
bentang hasil budi daya manusia, dan warna putih untuk
melambangkan
puncak pegunungan salju. Perubahan warna
sewaktu-waktu gradual, yang berarti warna tetap sama tetapi tuamudanya warna berbeda.
10.
Legenda
Legenda merupakan informasi atau keterangan dari simbol-simbol
agar lebih mudah dibaca. Legenda umumnya diletakkan di bagian
kiri atau kanan bawah suatu peta dan sebaiknya dalam garis tepi
peta.
11.
Lettering
Lettering merupakan semua tulisan atau angka untuk mempertegas
arti dari simbol-simbol yang ada. Lettering biasanya ditulis dengan
huruf cetak kecil dan sebaiknya tidak terlalu sering digunakan.
12.
Penggunaan Tulisan pada Peta
Judul peta harus ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi
huruf
harus
disesuaikan
dengan
besar
peta.
Huruf untuk
kenampakan di air menggunakan cetak miring yang besar-kecilnya
ditentukan berdasarkan strategisnya.
27
2.2.7.2
Jenis-Jenis Peta
Pada umumnya peta dapat dibagi berdasarkan skala dan data yang
disediakan oleh peta tersebut.
Berdasarkan skalanya, peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Peta
Kadaster,
berskala
1:100
sampai
dengan
1:5000,
menggambarkan peta tanah dan peta sertifikat tanah.
2.
Peta Skala Besar, berskala 1:5000 sampai dengan 1:250000,
menggambarkan peta wilayah yang relatif sempit, seperti kelurahan
dan kecamatan.
3.
Peta Skala Sedang, berskala 1:250000 sampai dengan 1:500000,
menggambarkan peta wilayah yang agak luas, seperti propinsi,
daerah regional, dan pulau.
4.
Peta Skala Kecil, berskala 1:500000 sampai dengan 1:1000000,
menggambarkan peta wilayah yang cukup luas, misalnya negara.
5.
Peta
Skala
Geografis,
berskala
lebih
dari
1:1000000,
menggambarkan peta sekumpulan negara, benua, atau dunia.
Berdasarkan data yang disediakan, peta dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1.
Peta Umum / Peta Ikhtisar
Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi daerah
ataupun batas-batas administrasi suatu wilayah / negara yang
biasanya digunakan untuk berbagai macam tujuan.
28
2.
Peta Khusus / Peta Tematik
Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan hubungan
keruangan, kenampakan tertentu di permukaan bumi dalam bentuk
atribut tunggal atau hubungan atribut seperti geologi, geografis,
pertanahan, dan sebagainya. Contoh:
•
Peta Geologi
: menggambarkan struktur batuan dan sifatsifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk
permukaan tanah.
•
Peta Air Tanah
: menggambarkan lokasi atau sebaran air
tanah di suatu tempat / daerah.
•
Peta Irigasi
: menggambarkan aliran sungai, bendungan
air, dan saluran irigasi.
•
Peta Transportasi : menggambarkan peta lalu lintas darat,
laut, maupun udara.
•
Peta Lokasi
:
menggambarkan
tinggi-rendahnya
permukaan bumi.
•
Peta Arkeologi
: menggambarkan penyebaran letak bendabenda atau peninggalan purbakala.
2.2.7.3
Persyaratan Peta
Persyaratan utama yang harus dipenuhi agar peta dapat berfungsi
dengan baik, antara lain:
•
Conform : bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang
digambarkan harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.
29
•
Equivalent : luas daerah atau bidang yang digambarkan harus
proporsional dengan luas aslinya di alam.
•
Equidistant : jarak yang digambarkan pada peta harus tepat
perbandingannya dengan keadaan jarak yang sebenarnya.
2.2.8
Metode Pengembangan Sistem
M etode pengembangan sistem yang digunakan adalah M etode
Pengembangan Sistem Tradisional. M enurut Dewita (1996, p96), tahaptahap Pengembangan Sistem Tradisional sebagai berikut:
Investigasi
Awal
Analisis
Sistem
Desain
Sistem
Implementasi
Sistem
: Pengulangan Kembali (Feed Back Loop)
Gambar 2.2 Metode Pengembangan Sistem Tradisional
(Sumber: Dewita, 1996, p96)
Sistem
Operasional
30
•
Tahap Investigasi Awal
Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian terhadap obyek,
memperkirakan
biaya
dan
keuntungan,
mengevaluasi
kemungkinan yang akan terjadi, mendapatkan persetujuan untuk
memulai analisis sistem.
•
Analisis Sistem
Pada tahap
ini dilakukan
análisis
terhadap
kebutuhan
perusahaan, menganalisis sistem yang ada, menganalisis keadaan
fungsional area dan memutuskan fungsi-fungsi dari sistem yang
baru, seperti karakteristik pengguna, dan lain-lain.
•
Desain Sistem
Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem, seperti desain
basis data, desain aplikasi, dan lain-lain.
•
Implementasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan persiapan fasilitas untuk perangkat
keras, membangun komponen, melatih pengguna, melakukan
testing, melakukan penulisan manual untuk pengguna dan
administrator, dan lain-lain.
•
Sistem Operasional
Pada tahap ini sistem sudah dapat berjalan dengan baik dan
sistem sudah dapat dipakai dengan baik oleh pengguna.
31
2.2.9
Pengertian UML
M enurut M athiassen (2000, p331), Unified Modeling Language
(UML) adalah bahasa grafik yang menjawab kebutuhan akan notasi dari
proses pengembangan sistem berorientasi obyek, mulai dari analisis awal
deskripsi detil perancangan yang dapat membentuk dasar hasil otomatis
dari bagian kode pemrograman.
UM L memberikan suatu standar untuk menulis blueprint dari
sistem, melingkupi hal-hal konseptual, seperti proses bisnis dan system
function, sebaik hal-hal yang konkrit, seperti class yang ditulis dalam
bahasa pemrograman yang spesifik, skema database dan komponen
software yang dapat digunakan kembali.
2.2.10
Konsep S istem dan Obyek Modelling
2.2.10.1
Obyek, Attribute, Behaviour, dan Operations
M enurut M athiassen (2000, p4), obyek adalah suatu entitas yang
mempunyai identitas, state, dan behaviour. Contohnya adalah customer,
supplier, karyawan.
Attributes adalah property deskriptif dari sebuah kelas atau event
(M athiassen, 2000, p92). Contoh seperti customer (obyek) memiliki nama
(attribute).
Behaviour adalah deskripsi hal yang dapat dilakukan suatu obyek
(M athiassen, 2000, p90). Dalam analisis berorientasi obyek, behaviour
dari obyek biasanya mengacu pada method, operation, dan service.
32
M enurut M athiassen (2000, p252), operation adalah proses
spesifikasi property dalam suatu class dan diaktivasi melalui obyek dari
suatu class.
2.2.10.2
Class
M enurut M athiassen (2000, p4), class adalah deskripsi dari
sekumpulan obyek yang memiliki struktur, behavioural pattern dan
atribut yang sama. Setiap class harus diberi nama unik yang
membedakannya dari class lain.
Gambar 2.3 Class (S umber: Mathiassen, 2000, p253)
2.2.11
Notasi Unified Modelling Language (UML)
2.2.11.1
Class Diagram
Class diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan kumpulan
dari class dan hubungan antar class tersebut (M athiassen, 2000, p336).
Dalam UM L, terdapat cara yang dapat menghubungkan antar benda, baik
secara logika atau fisik. Hubungan antar class yang umumnya digunakan,
antara lain:
33
− Generalization (M athiassen (2000, p72))
Generalization adalah hubungan antara hal-hal umum (biasanya
disebut superclass) dan sesuatu yang lebih spesifik dari hal tersebut
(biasanya disebut subclass). Generalization berarti bahwa obyek dari
subclass dapat digunakan dimana saja superclass berada, tapi tidak
kebalikannya.
Gambar 2.4 Generalization Structure (S umber: Mathiassen, 2000, p73)
− Association (M athiassen (1999, p77))
Association adalah suatu hubungan struktural khusus obyek dari
sejumlah obyek.
Gambar 2.5 Association Structure (S umber: Mathiassen, 2000, p77)
− Aggregation (M athiassen (2000, p76)
Aggregation adalah superior object (keseluruhan obyek) yang terdiri
dari inferior object (bagian obyek).
34
Gambar 2.6 Class Diagram dengan hubungan aggregation
(Sumber: Mathiassen, 2000, p236)
35
2.2.11.2
Use Case Diagram
Use case adalah sebuah pola interaksi antara sistem dengan actor dan
dalam application domain (M athiassen, 2000, p120), sedangkan actor
dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari pengguna atau sistem lain
yang berinteraksi dengan sistem yang akan dibuat.
Deposit
obtain customer
deposit
Bank Employee
cash withdrawal
Customer
Loan
establishment
maintain
payments
Gambar 2.7 U se Case Diagram (S umber: Mathiassen, 2000, p129)
36
2.2.12
Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Pasar
Pasar merupakan faktor penentu dalam kompetisi antar perusahaan.
Analisis pasar menjadi salah satu aspek penting dalam pengelolaan pasar.
Analisis pasar merupakan kegiatan penelitian dalam perusahaan untuk
mengarahkan produk dan layanan dari produsen ke konsumen, termasuk
desain produk baru, penentuan harga eceran, iklan, distribusi, dan
penjualan yang berhubungan dengan informasi geografis. Untuk
memperoleh pelanggan dan daerah penjualan yang lebih banyak,
perusahaan menghadapi banyak masalah, seperti dalam memilih lokasi
geografis penjualan, tren produk baru, analisis populasi pelanggan, dan
ringkasan statistik penjualan. Penggunaan informasi secara efisien yang
berhubungan
dengan
tata
ruang
menjadi
faktor
kunci
dalam
memenangkan pasar dan pelanggan baru. Sistem Informasi Geografis
dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam analisis pasar.
Sistem Informasi Geografis membantu untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengelola, memberikan, menganalisis dan menampilkan
data yang berhubungan dengan seluruh atau sebagian permukaan bumi
yang didukung oleh perangkat keras dan perangkat lunak untuk
menyediakan informasi geografis yang dinamis terhadap pengambilan
keputusan. Tujuan utama analisis pasar adalah untuk mendistribusikan
produk ke masyarakat serta mendapat pengakuan dan kepuasan dari
pelanggan. Sistem Informasi Geografis dapat menyediakan berbagai
informasi spasial, seperti peta digital dan grafik untuk analisis pasar.
37
2.2.12.1
Fungsi Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Pasar
Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem informasi
visual. Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk mewujudkan
operasi, seperti analisis statistik penjualan, prediksi pasar, potensi daerah
penjualan, dan rencana distribusi.
2.2.12.2
Analisis Statistik Penjualan
Fungsi pemetaan Sistem Informasi Geografis dapat menampilkan
kembali data statistik yang kompleks secara ringkas, terintegrasi untuk
membuat distribusi spasial menjadi sangat jelas. Perusahaan dapat
menampilkan data penjualan, termasuk jumlah, biaya dan keuntungan
dalam bentuk tertentu, seperti bar graph, ataupun pie chart melalui
pemetaan Sistem Informasi Geografis. Pemetaan tersebut akan dengan
mudah menunjukkan situasi dan potensi tren penjualan. Perusahaan dapat
menilai secara akurat situasi layanan, persentase produk yang dijual ke
pasar, kemampuan konsumsi dari pelanggan, dan keuntungan yang
diperoleh dalam interval waktu tertentu berdasarkan hasil analisis.
Perusahaan kemudian dapat menyesuaikan kuota produksi dan membuat
perencanaan penjualan yang baru untuk penjualan di seluruh daerah
berdasarkan hasil analisis yang telah ada.
38
2.2.12.3
Analisis Prediksi Pasar
Perencanaan penjualan yang sempurna adalah perencanaan yang
berdasarkan rincian penyelidikan pasar dan mengarah kepada prediksi
dan keputusan pasar yang benar. Penggunaan Sistem Informasi Geografis
dapat mengubah data yang awalnya disimpan dalam format tabel ke
dalam format grafik digital, sketsa atau pemetaan tertentu untuk
mewujudkan visualisasi dari manajemen penjualan, manajemen pasar dan
informasi pelanggan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan.
Informasi dapat diambil dari basis data yang berbeda. Seorang
analis pasar dapat mengamati penjualan dari setiap daerah dengan
menghubungkan data-data yang berbeda, membuat strategi pasar yang
baru, penyesuaian harga penjualan produk setelah mengetahui arah dan
situasi penjualan. Jika dibandingkan dengan perangkat lainnya, Sistem
Informasi Geografis dapat menghemat waktu dalam pengambilan
keputusan bagi seorang analis pasar.
2.2.12.4
Analisis Potensi Daerah Penjualan dan Rencana Distribusi
Rancangan daerah penjualan dan pemilihan lokasi penjualan sangat
penting dalam pemasaran produk. Pemasaran tersebut dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti jumlah penduduk, transportasi, dan tingkat
pendapatan masyarakat. Perusahaan dapat membuat pemetaan dengan
warna dan simbol yang berbeda untuk mengklasifikasikan lokasi
pelanggan yang baru dan pelanggan lama, lokasi penduduk, tingkat
distribusi pendapatan dari penduduk di daerah penjualan, dan kondisi
39
jaringan transportasi. Perusahaan kemudian dapat menemukan potensi
daerah penjualan dan target lokasi terbaik melalui pemetaan Sistem
Informasi
Geografis.
menyesuaikan
Berdasarkan
hal
ini,
perusahaan
rencana distribusi serta meningkatkan
dapat
keuntungan
penjualan.
Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam bidang manajemen
pemasaran menjadi cara yang berpotensi dalam teknik analisis. Penerapan
ini membawa banyak peluang bisnis dan secara bertahap akan mengubah
metode informasi penjualan dalam manajemen pemasaran.
2.2.13
Sistem Informasi Geografis berbasis Web
Teknologi Sistem Informasi Geografis saat ini mulai berkembang
dengan pesat.
Beberapa wujud perkembangan teknologi Sistem
Informasi Geografis yang telah dikenal, seperti Desktop GIS, WebGIS,
dan Database Spatial.
WebGIS merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem
Informasi Geografis yang berbasis web. Saat ini ada beberapa teknologi
yang dapat digunakan untuk membangun WebGIS. Salah satu teknologi
yang umum digunakan adalah MapServer, yang menggunakan konsep
open source. Untuk teknologi Database Spatial, teknologi yang umum
digunakan adalah basis data open source yakni PostgreSQL dengan
dukungan ekstensi spasial yang bernama POSTGIS.
MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) sebagai salah satu
teknologi WebGIS merupakan aplikasi freeware dan open source untuk
40
menampilkan
Sistem Informasi Geografis berbasis web. M S4W
(MapServer For Windows) merupakan paket instalasi MapServer untuk
platform Windows. M S4W dilengkapi dengan berbagai modul tambahan
yang mempermudah dalam membangun dan mengadministrasikan sistem
WebGIS. M odul tambahan tersebut, antara lain:
•
MapLab, yakni modul yang digunakan untuk mempermudah dalam
membuat file konfigurasi MapServer (*.map).
•
KaMap
•
Chameleon, yakni framework yang menyediakan berbagai class dan
method yang mempermudah dalam membangun interface aplikasi
WebGIS.
Teknologi MapServer selain dapat diakses sebagai program
CGI juga dapat diakses sebagai modul MapScript melalui bahasa
pemrograman,
Pengaksesan
seperti PHP,
Perl,
Python, Java,
dan
lain-lain.
fungsi-fungsi pada MapServer melalui script akan
memudahkan pengembangan aplikasi WebGIS.
PostgreSQL (www.postgresql.org) merupakan basis data open
source yang cukup populer dikarenakan kemampuannya dalam mengolah
data.
PostgreSQL
memiliki
ekstensi
PostGIS
(http://postgis.refraction.net), yang menawarkan kemampuan untuk
mengelola data spasial untuk aplikasi Sistem Informasi Geografis.
Download