BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum 2.1.1 Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (M cLeod, 2001, p13). M enurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input (masukan) dan menghasilkan output (keluaran) dalam proses perpindahan yang telah diatur. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan, dimana terdapat proses input, proses data, dan menghasilkan output. 2.1.2 Informasi Informasi adalah data yang telah diproses dan telah memiliki arti bagi orang yang menggunakannya (M cLeod, 2001, p18). M enurut Laudon (2008, p8), informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk baru atau bentuk lain yang memiliki arti dan manfaat bagi manusia. 10 11 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pemrosesan data yang diubah menjadi bentuk baru atau bentuk lain sehingga memiliki arti dan manfaat bagi penggunanya. 2.1.3 Sistem Informasi Sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisir dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi (O’Brien, 2005, p5). Sistem informasi dapat diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan atau menerima proses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam suatu organisasi (Laudon, 2008, p8). Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan komponen yang terdiri dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang saling terorganisir untuk melakukan proses pengumpulan data, mengubah data menjadi informasi, penyimpanan dan penyebaran informasi dalam suatu organisasi. 12 2.1.4 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru (M cLeod, 2001, p234). Analisis sistem juga dapat diartikan sebagai pendefinisian sistem yang sedang berjalan, masalah, serta rekomendasi umum untuk perbaikan, peningkatan, atau usulan untuk mengganti sistem yang sedang berjalan (Hanif Al Fatta, 2007, p27). Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan penguraian suatu sistem yang sedang berjalan secara utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi, serta memberikan rekomendasi perbaikan demi peningkatan kinerja sistem. 2.1.5 Perancangan Sistem Perancangan sistem didefinisikan sebagai sebuah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru (M cLeod, 2001, p238). M enurut John Burch dan Gary Grudnitski yang diterjemahkan oleh Jogiyanto (1990, p196), perancangan sistem adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh. 13 Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem merupakan pendefinisian elemen-elemen sistem ke dalam bentuk perencanaan dan sketsa sebagai gambaran dari sistem yang baru. 2.1.6 Penjualan M enurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh M oh. Kurdi (1999, p404), penjualan adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Penjualan akan melibatkan debitur atau disebut juga pembeli serta barang-barang atau jasa yang diberikan dan dibayar oleh debitur tersebut dengan cara tunai ataupun kredit. Proses penjualan umumnya dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit. M enurut Wibowo (2007, p79), penjualan kredit adalah penjualan barang dagangan dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual pada saat transaksi, yaitu pembayaran akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit merupakan penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa kali berupa cicilan dan umumnya didahului dengan pembayaran uang muka. 14 2.1.7 Distribusi Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk lebih mudah didapatkan konsumen sasarannya (Philip Kotler, 2001, p73). M enurut M ila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008, p174), distribusi adalah kegiatan menyalurkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen dengan mekanisme tertentu. Tujuan dilakukannya distribusi adalah agar produk yang dihasilkan produsen dapat tersebar secara merata kepada konsumen, sehingga konsumen dapat dengan mudah memperoleh dan mendayagunakan produk tersebut secara langsung atau tidak langsung melalui mekanisme tertentu. 2.1.8 Informasi Geografis Berdasarkan salah satu situs pengenalan tentang sistem informasi geografis (http://www.vcgi.org/commres/training/Introduction.pdf), informasi geografis dapat diartikan sebagai data atau informasi geografis, yakni data yang diidentifikasikan berdasarkan lokasi ataupun berupa data spasial. Dengan kata lain, informasi geografis dapat didefinisikan sebagai informasi kenampakan dari permukaan bumi yang mengandung unsur geografis, hubungan keruangan, atribut, dan waktu. 15 2.1.9 Sistem Informasi Geografis M enurut Lilik Jamilatul Awalin dan Bangun M uljo Sukojo dalam tulisannya (2003), sistem informasi geografis adalah sistem basis data spasial. M enurut Petrus Paryono yang dikemukakan kembali oleh Romenah dalam tulisannya (2005), sistem informasi geografis merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografis merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menganalisis informasi mengenai geografi ataupun obyek-obyek yang terdapat di permukaan bumi. 2.2 Teori-teori Khusus 2.2.1 Peranan dan Faktor-Faktor Penghambat Distribusi M enurut M ila Saraswati dan Ida Widaningsih (2008, p175), peranan distribusi antara lain: a. Pemerataan produk yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. b. M embantu produsen dalam menyebarkan produk hasil produksi. c. M empermudah konsumen dalam mendapatkan barang yang dibutuhkan. 16 Sedangkan faktor-faktor penghambat proses distribusi, di antaranya: a. Tidak tersedianya sarana jalan dan komunikasi yang berperan dalam menunjang kelancaran proses distribusi. b. Terkendalanya sarana transportasi. c. Aspek birokrasi yang berkaitan dengan perundang-undangan tentang distribusi. 2.2.2 S aluran Distribusi Proses distribusi pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, salah satu aspek penting yang terlibat di dalamnya yakni saluran distribusi (channel of distribution). M enurut Nana Supriatna, M amat Ruhimat, Kosim (2007, p332), saluran distribusi adalah lembaga-lembaga penyalur (distributor) yang mempunyai kegiatan menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi selain bertanggung jawab secara fisik memindahkan barang, juga bertanggung jawab agar barang atau jasa tersebut dapat dibeli oleh konsumen. 2.2.3 Produk dan Jenisnya Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (M . Tohar, 2000, p43). Produk 17 dapat meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir semua produk merupakan benda nyata yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan. Secara garis besar, produk dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis, antara lain: a. Produk Konsumsi (consumer products) Produk konsumsi merupakan barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk dibisniskan atau dijual lagi. Barang-barang yang termasuk produk konsumsi adalah sebagai berikut: • Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu barang yang umumnya sering kali dibeli, segera, dan membutuhkan usaha yang tidak terlalu besar untuk memilikinya, misalnya barang kelontong, baterai, dan sebagainya. • Barang belanja (shopping goods), yaitu barang yang dalam proses pembelian dibeli oleh konsumen dengan cara membandingkan berdasarkan kesesuaian mutu, harga, dan model, misalnya pakaian, sepatu, sabun, dan sebagainya. • Barang khusus (speciality goods), yaitu barang yang memiliki ciri-ciri unik atau merk yang khas dimana kelompok konsumen berusaha untuk membeli atau memilikinya, misalnya mobil, kamera, dan sebagainya. 18 b. Produk Industri (business products) Produk industri merupakan barang yang akan menjadi begitu luas dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang-barang yang termasuk produk industri adalah sebagai berikut: • Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi bahan baku secara fisik untuk memproduksi produk lain, seperti hasil hutan, gandum, dan sebagainya. • Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu barang industri yang digunakan untuk suku cadang yang aktual bagi produk lain, misalnya mesin, pasir, dan sebagainya. • Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan seharihari bagi sektor industri, misalnya alat-alat kantor, dan lain-lain. 2.2.4 Keuntungan Sistem Informasi Geografis Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis, antara lain: 1. Data dapat dikelola dalam format yang jelas. 2. Data dapat dikelola dengan biaya yang murah bila dibandingkan dengan survei lapangan. 3. Data spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersama. 4. Analisis dan perubahan data dapat dilakukan secara efisien. 19 5. Berdasarkan data yang terkumpul dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat. 2.2.5 Subsistem Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis terbagi menjadi beberapa subsistem antara lain: 1. Data Input Subsistem yang bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam mengkonversi format data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh Sistem Informasi Geografis. 2. Data Output Subsistem yang menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain. 3. Data M anajemen Subsistem yang mengorganisasikan data spasial dan atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, maupun diperbaiki. 4. M anipulasi dan Analisis Data Subsistem yang menghasilkan informasi-informasi Sistem Informasi Geografis. Subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan diharapkan. informasi yang 20 2.2.6 Komponen S istem Informasi Geografis Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam melakukan suatu proyek yaitu hardware, software, data, sumber daya manusia, dan prosedur. 1. Hardware Perangkat keras (hardware) yang umumnya digunakan dalam Sistem Informasi Geografis, yaitu: • CPU M erupakan pusat pemrosesan data yang terhubung dengan media penyimpanan dengan sejumlah perangkat lainnya. • Disk Drive M enyediakan tempat untuk membantu jalannya proses input, membaca, dan menyimpan data. • Digitizer Digunakan untuk mengkonversi data dari peta ke dalam bentuk digital dan memasukkannya ke dalam komputer. • Printer Digunakan untuk mencetak data yang telah diolah. 2. Software Perangkat lunak (software) pada Sistem Informasi Geografis berfungsi untuk memasukkan, menganalisis, dan menampilkan informasi. Beberapa kemampuan software Sistem Informasi Geografis, antara lain: 21 • M enyajikan data geografis atau peta berupa layer. • Berfungsi untuk melakukan analisis, query, dan visualisasi geografis. • 3. Penyimpanan data dan manajemen basis data. Data Data merupakan aliran dari fakta-fakta yang merepresentasikan kejadian-kejadian dalam suatu organisasi sebelum disusun ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia (Laudon, 2004, p8). Data memiliki dua sifat, antara lain: • Shared: data dapat digunakan secara bersama-sama oleh pengguna. • Integrated: data merupakan kesatuan yang sedapat mungkin menghindari pengulangan, sehingga data menjadi lebih valid dan benar. Data yang dibutuhkan dalam Sistem Informasi Geografis meliputi: a. Data Atribut Data atribut merupakan data yang mendeskripsikan karakteristik yang dikandung suatu obyek data dalam peta dan tidak memiliki hubungan posisi geografis. Contoh: data atribut pada sungai berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain. 22 Data atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pendeskripsian secara kualitatif menjelaskan tipe, klasifikasi, label suatu obyek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan obyek lain, misalnya hotel, rumah sakit, dan sebagainya. Pendeskripsian secara kuantitatif menjelaskan data obyek yang dapat diukur secara skala ordinat (tingkatan), interval (selang waktu), dan rasio (perbandingan) dari suatu titik tertentu, misalnya populasi sungai 10 sampai 15 ekor ikan, kadar kimia air pada sungai tersebut buruk, dan sebagainya. b. Data Spasial Data spasial merupakan data yang terpaut pada dimensi ruang, dapat digambarkan dengan berbagai komponen data spasial sebagai berikut: • Titik Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol. 23 • Garis Garis merupakan bentuk linear yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan obyek satu dimensi. • Poligon Poligon digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi. Sungai, danau, batas kota adalah tipe-tipe entity yang umumnya direpresentasikan sebagai poligon. • titik poligon garis Gambar 2.1 Komponen Data S pasial 2.2.7 Peta S istem Informasi Geografis 2.2.7.1 Pengertian Peta dan Bagiannya M enurut International Cartographic Association (ICA) yang dikemukakan oleh Hartono (2007, p2), peta adalah suatu gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Peta merupakan gambaran wilayah geografis dari permukaan bumi. Peta dapat disajikan dengan berbagai cara, seperti peta konvensional yang tercetak ataupun peta digital yang ditampilkan pada layar komputer. Peta dapat menunjukkan informasi penting, misalnya danau, gunung, hutan, batas kota, dan lain-lain. 24 Bagian pokok peta terdiri dari: 1. Judul Peta Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul suatu peta dapat diletakkan pada bagian atas tengah layar peta utama, bagian atas kiri atau kanan di luar peta utama, atau di sembarang tempat di luar peta utama dan jangan sampai mengganggu peta utama. 2. Garis Astronomis Garis astronomis berfungsi untuk menentukan lokasi suatu tempat. Umumnya, garis astronomis dibuat dengan memberi tanda di tepi dengan menunjukkan angka derajat, menit, dan detiknya tanpa membuat garis bujur atau lintang. 3. Inset Inset menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas. Tujuan pemberian inset pada peta adalah untuk memperjelas salah satu bagian dari peta untuk menunjukkan lokasi yang penting, tetapi kurang jelas dalam peta. 4. Garis Tepi Peta Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta dapat membantu dalam membuat peta pulau, kota, ataupun wilayah yang berada tepat di tengah-tengahnya. 25 5. Skala Peta Skala peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan ukuran pada peta dengan ukuran yang sebenarnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta. 6. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan Peta Sumber peta digunakan sebagai informasi dari mana sumber peta diperoleh. Tahun pembuatan peta sangat diperlukan terutama untuk peta dengan data yang mudah berubah, misalnya peta penyebaran penduduk, dan lain-lain. 7. Penunjuk Arah / M ata Angin / Tanda Arah Penunjuk arah digunakan untuk membantu pembaca mengetahui arah angin, yakni arah utara, selatan, timur, dan barat. Penunjuk arah diletakkan di kiri atas atau bagian bawah peta. 8. Simbol Peta Simbol peta merupakan tanda yang umum digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Simbol peta dibagi atas: • Simbol titik : melambangkan ketinggian, tanaman, monumen. • Simbol garis : melambangkan sungai, jalan, rel kereta api, batas wilayah administrasi. • Simbol area : melambangkan pemukiman, area pertanian, dan perkebunan. 26 9. Warna Peta Warna peta digunakan untuk menggambarkan keadaan obyek tertentu, misalnya warna biru untuk melambangkan lautan / perairan, warna hijau untuk melambangkan dataran rendah, warna kuning untuk melambangkan dataran tinggi, warna coklat untuk melambangkan pegunungan, warna merah untuk melambangkan bentang hasil budi daya manusia, dan warna putih untuk melambangkan puncak pegunungan salju. Perubahan warna sewaktu-waktu gradual, yang berarti warna tetap sama tetapi tuamudanya warna berbeda. 10. Legenda Legenda merupakan informasi atau keterangan dari simbol-simbol agar lebih mudah dibaca. Legenda umumnya diletakkan di bagian kiri atau kanan bawah suatu peta dan sebaiknya dalam garis tepi peta. 11. Lettering Lettering merupakan semua tulisan atau angka untuk mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada. Lettering biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil dan sebaiknya tidak terlalu sering digunakan. 12. Penggunaan Tulisan pada Peta Judul peta harus ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf harus disesuaikan dengan besar peta. Huruf untuk kenampakan di air menggunakan cetak miring yang besar-kecilnya ditentukan berdasarkan strategisnya. 27 2.2.7.2 Jenis-Jenis Peta Pada umumnya peta dapat dibagi berdasarkan skala dan data yang disediakan oleh peta tersebut. Berdasarkan skalanya, peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Peta Kadaster, berskala 1:100 sampai dengan 1:5000, menggambarkan peta tanah dan peta sertifikat tanah. 2. Peta Skala Besar, berskala 1:5000 sampai dengan 1:250000, menggambarkan peta wilayah yang relatif sempit, seperti kelurahan dan kecamatan. 3. Peta Skala Sedang, berskala 1:250000 sampai dengan 1:500000, menggambarkan peta wilayah yang agak luas, seperti propinsi, daerah regional, dan pulau. 4. Peta Skala Kecil, berskala 1:500000 sampai dengan 1:1000000, menggambarkan peta wilayah yang cukup luas, misalnya negara. 5. Peta Skala Geografis, berskala lebih dari 1:1000000, menggambarkan peta sekumpulan negara, benua, atau dunia. Berdasarkan data yang disediakan, peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Peta Umum / Peta Ikhtisar Peta umum merupakan peta yang menggambarkan topografi daerah ataupun batas-batas administrasi suatu wilayah / negara yang biasanya digunakan untuk berbagai macam tujuan. 28 2. Peta Khusus / Peta Tematik Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan hubungan keruangan, kenampakan tertentu di permukaan bumi dalam bentuk atribut tunggal atau hubungan atribut seperti geologi, geografis, pertanahan, dan sebagainya. Contoh: • Peta Geologi : menggambarkan struktur batuan dan sifatsifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk permukaan tanah. • Peta Air Tanah : menggambarkan lokasi atau sebaran air tanah di suatu tempat / daerah. • Peta Irigasi : menggambarkan aliran sungai, bendungan air, dan saluran irigasi. • Peta Transportasi : menggambarkan peta lalu lintas darat, laut, maupun udara. • Peta Lokasi : menggambarkan tinggi-rendahnya permukaan bumi. • Peta Arkeologi : menggambarkan penyebaran letak bendabenda atau peninggalan purbakala. 2.2.7.3 Persyaratan Peta Persyaratan utama yang harus dipenuhi agar peta dapat berfungsi dengan baik, antara lain: • Conform : bentuk-bentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambarkan harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam. 29 • Equivalent : luas daerah atau bidang yang digambarkan harus proporsional dengan luas aslinya di alam. • Equidistant : jarak yang digambarkan pada peta harus tepat perbandingannya dengan keadaan jarak yang sebenarnya. 2.2.8 Metode Pengembangan Sistem M etode pengembangan sistem yang digunakan adalah M etode Pengembangan Sistem Tradisional. M enurut Dewita (1996, p96), tahaptahap Pengembangan Sistem Tradisional sebagai berikut: Investigasi Awal Analisis Sistem Desain Sistem Implementasi Sistem : Pengulangan Kembali (Feed Back Loop) Gambar 2.2 Metode Pengembangan Sistem Tradisional (Sumber: Dewita, 1996, p96) Sistem Operasional 30 • Tahap Investigasi Awal Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian terhadap obyek, memperkirakan biaya dan keuntungan, mengevaluasi kemungkinan yang akan terjadi, mendapatkan persetujuan untuk memulai analisis sistem. • Analisis Sistem Pada tahap ini dilakukan análisis terhadap kebutuhan perusahaan, menganalisis sistem yang ada, menganalisis keadaan fungsional area dan memutuskan fungsi-fungsi dari sistem yang baru, seperti karakteristik pengguna, dan lain-lain. • Desain Sistem Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem, seperti desain basis data, desain aplikasi, dan lain-lain. • Implementasi Sistem Pada tahap ini dilakukan persiapan fasilitas untuk perangkat keras, membangun komponen, melatih pengguna, melakukan testing, melakukan penulisan manual untuk pengguna dan administrator, dan lain-lain. • Sistem Operasional Pada tahap ini sistem sudah dapat berjalan dengan baik dan sistem sudah dapat dipakai dengan baik oleh pengguna. 31 2.2.9 Pengertian UML M enurut M athiassen (2000, p331), Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa grafik yang menjawab kebutuhan akan notasi dari proses pengembangan sistem berorientasi obyek, mulai dari analisis awal deskripsi detil perancangan yang dapat membentuk dasar hasil otomatis dari bagian kode pemrograman. UM L memberikan suatu standar untuk menulis blueprint dari sistem, melingkupi hal-hal konseptual, seperti proses bisnis dan system function, sebaik hal-hal yang konkrit, seperti class yang ditulis dalam bahasa pemrograman yang spesifik, skema database dan komponen software yang dapat digunakan kembali. 2.2.10 Konsep S istem dan Obyek Modelling 2.2.10.1 Obyek, Attribute, Behaviour, dan Operations M enurut M athiassen (2000, p4), obyek adalah suatu entitas yang mempunyai identitas, state, dan behaviour. Contohnya adalah customer, supplier, karyawan. Attributes adalah property deskriptif dari sebuah kelas atau event (M athiassen, 2000, p92). Contoh seperti customer (obyek) memiliki nama (attribute). Behaviour adalah deskripsi hal yang dapat dilakukan suatu obyek (M athiassen, 2000, p90). Dalam analisis berorientasi obyek, behaviour dari obyek biasanya mengacu pada method, operation, dan service. 32 M enurut M athiassen (2000, p252), operation adalah proses spesifikasi property dalam suatu class dan diaktivasi melalui obyek dari suatu class. 2.2.10.2 Class M enurut M athiassen (2000, p4), class adalah deskripsi dari sekumpulan obyek yang memiliki struktur, behavioural pattern dan atribut yang sama. Setiap class harus diberi nama unik yang membedakannya dari class lain. Gambar 2.3 Class (S umber: Mathiassen, 2000, p253) 2.2.11 Notasi Unified Modelling Language (UML) 2.2.11.1 Class Diagram Class diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan kumpulan dari class dan hubungan antar class tersebut (M athiassen, 2000, p336). Dalam UM L, terdapat cara yang dapat menghubungkan antar benda, baik secara logika atau fisik. Hubungan antar class yang umumnya digunakan, antara lain: 33 − Generalization (M athiassen (2000, p72)) Generalization adalah hubungan antara hal-hal umum (biasanya disebut superclass) dan sesuatu yang lebih spesifik dari hal tersebut (biasanya disebut subclass). Generalization berarti bahwa obyek dari subclass dapat digunakan dimana saja superclass berada, tapi tidak kebalikannya. Gambar 2.4 Generalization Structure (S umber: Mathiassen, 2000, p73) − Association (M athiassen (1999, p77)) Association adalah suatu hubungan struktural khusus obyek dari sejumlah obyek. Gambar 2.5 Association Structure (S umber: Mathiassen, 2000, p77) − Aggregation (M athiassen (2000, p76) Aggregation adalah superior object (keseluruhan obyek) yang terdiri dari inferior object (bagian obyek). 34 Gambar 2.6 Class Diagram dengan hubungan aggregation (Sumber: Mathiassen, 2000, p236) 35 2.2.11.2 Use Case Diagram Use case adalah sebuah pola interaksi antara sistem dengan actor dan dalam application domain (M athiassen, 2000, p120), sedangkan actor dapat diartikan sebagai suatu abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang akan dibuat. Deposit obtain customer deposit Bank Employee cash withdrawal Customer Loan establishment maintain payments Gambar 2.7 U se Case Diagram (S umber: Mathiassen, 2000, p129) 36 2.2.12 Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Pasar Pasar merupakan faktor penentu dalam kompetisi antar perusahaan. Analisis pasar menjadi salah satu aspek penting dalam pengelolaan pasar. Analisis pasar merupakan kegiatan penelitian dalam perusahaan untuk mengarahkan produk dan layanan dari produsen ke konsumen, termasuk desain produk baru, penentuan harga eceran, iklan, distribusi, dan penjualan yang berhubungan dengan informasi geografis. Untuk memperoleh pelanggan dan daerah penjualan yang lebih banyak, perusahaan menghadapi banyak masalah, seperti dalam memilih lokasi geografis penjualan, tren produk baru, analisis populasi pelanggan, dan ringkasan statistik penjualan. Penggunaan informasi secara efisien yang berhubungan dengan tata ruang menjadi faktor kunci dalam memenangkan pasar dan pelanggan baru. Sistem Informasi Geografis dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam analisis pasar. Sistem Informasi Geografis membantu untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, memberikan, menganalisis dan menampilkan data yang berhubungan dengan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang didukung oleh perangkat keras dan perangkat lunak untuk menyediakan informasi geografis yang dinamis terhadap pengambilan keputusan. Tujuan utama analisis pasar adalah untuk mendistribusikan produk ke masyarakat serta mendapat pengakuan dan kepuasan dari pelanggan. Sistem Informasi Geografis dapat menyediakan berbagai informasi spasial, seperti peta digital dan grafik untuk analisis pasar. 37 2.2.12.1 Fungsi Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Pasar Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem informasi visual. Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk mewujudkan operasi, seperti analisis statistik penjualan, prediksi pasar, potensi daerah penjualan, dan rencana distribusi. 2.2.12.2 Analisis Statistik Penjualan Fungsi pemetaan Sistem Informasi Geografis dapat menampilkan kembali data statistik yang kompleks secara ringkas, terintegrasi untuk membuat distribusi spasial menjadi sangat jelas. Perusahaan dapat menampilkan data penjualan, termasuk jumlah, biaya dan keuntungan dalam bentuk tertentu, seperti bar graph, ataupun pie chart melalui pemetaan Sistem Informasi Geografis. Pemetaan tersebut akan dengan mudah menunjukkan situasi dan potensi tren penjualan. Perusahaan dapat menilai secara akurat situasi layanan, persentase produk yang dijual ke pasar, kemampuan konsumsi dari pelanggan, dan keuntungan yang diperoleh dalam interval waktu tertentu berdasarkan hasil analisis. Perusahaan kemudian dapat menyesuaikan kuota produksi dan membuat perencanaan penjualan yang baru untuk penjualan di seluruh daerah berdasarkan hasil analisis yang telah ada. 38 2.2.12.3 Analisis Prediksi Pasar Perencanaan penjualan yang sempurna adalah perencanaan yang berdasarkan rincian penyelidikan pasar dan mengarah kepada prediksi dan keputusan pasar yang benar. Penggunaan Sistem Informasi Geografis dapat mengubah data yang awalnya disimpan dalam format tabel ke dalam format grafik digital, sketsa atau pemetaan tertentu untuk mewujudkan visualisasi dari manajemen penjualan, manajemen pasar dan informasi pelanggan yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi dapat diambil dari basis data yang berbeda. Seorang analis pasar dapat mengamati penjualan dari setiap daerah dengan menghubungkan data-data yang berbeda, membuat strategi pasar yang baru, penyesuaian harga penjualan produk setelah mengetahui arah dan situasi penjualan. Jika dibandingkan dengan perangkat lainnya, Sistem Informasi Geografis dapat menghemat waktu dalam pengambilan keputusan bagi seorang analis pasar. 2.2.12.4 Analisis Potensi Daerah Penjualan dan Rencana Distribusi Rancangan daerah penjualan dan pemilihan lokasi penjualan sangat penting dalam pemasaran produk. Pemasaran tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jumlah penduduk, transportasi, dan tingkat pendapatan masyarakat. Perusahaan dapat membuat pemetaan dengan warna dan simbol yang berbeda untuk mengklasifikasikan lokasi pelanggan yang baru dan pelanggan lama, lokasi penduduk, tingkat distribusi pendapatan dari penduduk di daerah penjualan, dan kondisi 39 jaringan transportasi. Perusahaan kemudian dapat menemukan potensi daerah penjualan dan target lokasi terbaik melalui pemetaan Sistem Informasi Geografis. menyesuaikan Berdasarkan hal ini, perusahaan rencana distribusi serta meningkatkan dapat keuntungan penjualan. Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam bidang manajemen pemasaran menjadi cara yang berpotensi dalam teknik analisis. Penerapan ini membawa banyak peluang bisnis dan secara bertahap akan mengubah metode informasi penjualan dalam manajemen pemasaran. 2.2.13 Sistem Informasi Geografis berbasis Web Teknologi Sistem Informasi Geografis saat ini mulai berkembang dengan pesat. Beberapa wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis yang telah dikenal, seperti Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial. WebGIS merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis yang berbasis web. Saat ini ada beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk membangun WebGIS. Salah satu teknologi yang umum digunakan adalah MapServer, yang menggunakan konsep open source. Untuk teknologi Database Spatial, teknologi yang umum digunakan adalah basis data open source yakni PostgreSQL dengan dukungan ekstensi spasial yang bernama POSTGIS. MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) sebagai salah satu teknologi WebGIS merupakan aplikasi freeware dan open source untuk 40 menampilkan Sistem Informasi Geografis berbasis web. M S4W (MapServer For Windows) merupakan paket instalasi MapServer untuk platform Windows. M S4W dilengkapi dengan berbagai modul tambahan yang mempermudah dalam membangun dan mengadministrasikan sistem WebGIS. M odul tambahan tersebut, antara lain: • MapLab, yakni modul yang digunakan untuk mempermudah dalam membuat file konfigurasi MapServer (*.map). • KaMap • Chameleon, yakni framework yang menyediakan berbagai class dan method yang mempermudah dalam membangun interface aplikasi WebGIS. Teknologi MapServer selain dapat diakses sebagai program CGI juga dapat diakses sebagai modul MapScript melalui bahasa pemrograman, Pengaksesan seperti PHP, Perl, Python, Java, dan lain-lain. fungsi-fungsi pada MapServer melalui script akan memudahkan pengembangan aplikasi WebGIS. PostgreSQL (www.postgresql.org) merupakan basis data open source yang cukup populer dikarenakan kemampuannya dalam mengolah data. PostgreSQL memiliki ekstensi PostGIS (http://postgis.refraction.net), yang menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial untuk aplikasi Sistem Informasi Geografis.