BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, pertumbuhan bisnis berkembang sangat di berbagai sektor.
Berbagai badan usaha yang ada, dituntut agar mampu bersaing dalam memperoleh dan
memberikan informasi yang aktual, tepat waktu, cepat, dan dapat dipercaya, baik kepada
pihak internal perusahaan maupun kepada pihak eksternal perusahaan. Hal ini disebabkan
makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam mendukung
kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan baik berskala kecil, menengah, maupun
besar. Bagi perusahaan besar
yang memiliki kompleksitas bisnis tentunya diharapkan
mampu untuk mengelola informasi secara efektif agar dapat menjadi dasar untuk
memperoleh keunggulan kompetitif. Dengan adanya keunggulan kompetitif tersebut, banyak
perusahaan yang mulai mengembangkan dan memberikan perhatian khusus pada teknologi
informasi sebagai sumber yang memfasilitasi pengumpulan dan penggunaan informasi secara
efektif. Menurut Hall (2001), suatu sistem informasi mempunyai tujuan untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan (operasional support), pertanggungjawaban terhadap modal
pemilik (stewardship), dan pendukung pengambilan keputusan (decision support). Oleh
karena itu, dengan adanya sistem informasi yang digunakan oleh peusahaan besar, pihak
manajemen perusahaan harus selektif dalam memilih sistem informasi yang digunakan yang
sesuai dengan lingkungan perusahaan. Salah satu sistem informasi yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi yang akan menentukan
dalam pengolahan data transaksi keuangan, penyajian data dalam laporan keuangan dan
sebagai sistem bagi pelaporan manajemen yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Akuntansi meliputi perangkat dan aplikasi sistem pemrosesan dan
pengendalian internal dalam pelaksanaan
pemrosesan data-data yang terdapat dalam
perusahaan. Dengan sistem informasi yang andal, informasi yang dihasilkan dapat lebih baik
sehingga dapat menggambarkan kondisi yang lebih baik.
Teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup panjang. Sejak
diperkenalkan sistem teknologi informasi lebih dari 60 tahun yang lalu, dimana menurut
Petter, dkk (2012), ada 5 tahapan dalam perkembangan sistem informasi. Tahap tersebut
antara lain: Data Processing (1940-1960), Management Reporting and Decision Support
(1960 – 1980), Strategic and Personal Computing (1980 – 1990), Enterprise System and
Networking (1990 – 2000) and Customer Focused (2000 – 20??), dengan adanya evolusi dari
sistem informasi tersebut, banyak perusahaaan mengalami kemajuan dalam menjalankan
dunia bisnis terutama dalam penerapan sistem yang digunakan apakah telah efektif dan
efisien. Sehingga peran sistem informasi dalam perusahaan menjadi key words dalam
kemajuan dan kelangsungan perusahaan tersebut. Dengan perkembangan teknologi tersebut,
perusahaan dapat merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol semua kegiatannya,
dan mampu menyediakan informasi kepada pihak eksternal. Agar penerapan sistem teknologi
tersebut berhasil, maka diperlukan suatu metode yang cocok untuk menilai suatu keberhasilan
suatu sistem informasi. Berbagai metode dikembangkan para peneliti namun yang sering
dipakai adalah metode DeLone dan McLean (1992). DeLone dan McLean membuat konsep
sederhana dalam menenentukan keberhasilan sistem informasi.
Konsep yang diperkenalkan antara lain : kualitas sistem (system quality), kualitas
informasi (information quality), intensitas penggunaan (use), dampak individu (individual
impact) dan dampak organisasional (organizational impact). Salah satu perkembangan
teknologi yang berkembang saat ini adalah Enterprise Resources Planning (ERP). ERP mulai
dikembangkan sekitar tahun 90-an, dimana pada saat itu pertumbuhan bisnis perlahan-lahan
meningkat seiring dengan peningkatan teknologi informasi. ERP dikembangkan oleh
software vendor, tidak dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Alasan perusahaan
menggunakan ERP, karena pada saat itu dalam mengelola bisnis yang semakin berkembang,
perusahaan semakin sulit mengontrol kebutuhan bisnis yang tidak bisa dilakukan sebelumya
sehingga dengan adanya ERP ini, semua aliran informasi dapat terintegrasi mulai dari modul
Finance Accounting (FI), modul Controlling (CO), modul Plant Maintanance (PM), modul
Material Management (MM) dan modul Human Resources (HR). ERP tersebut memerlukan
biaya yang sangat mahal karena selain membeli ERP, juga dibeli hardware, database,
jaringan komunikasi data dan biaya konsultan (IT) dalam melakukan implementasi sistem.
Hal ini menyebabkan tidak semua perusahaan berani melakukan pembelian ERP, hanya
perusahaan besar
saja yang melakukan hal tersebut. Jadi, disini IT memegang peranan
penting dalam penerapan ERP tersebut. Berbagai macam ERP terus bemunculan di pasaran
yang menawarkan berbagai alternatif bagi perusahaan dalam mengelola bisnis yang
berkembang misalnya SAP, BAAN, Oracle,PeopleSoft, dll. Salah satu produk ERP yang laris
di pasaran dan digunakan oleh perusahaan besar adalah SAP. Sebagai salah satu perusahaan
terbesar yang melayani jutaan pelanggan dan memiliki kompleksitas bisnis yang tinggi maka
diperlukan suatu teknologi informasi yang canggih dalam menyelesaikan kegiatan
operasional perusahaan. Untuk mempermudah hal tersebut, PT.Indosat Medan, Tbk saat ini
menggunakan produk SAP yaitu SAP R/3 menggantikan produk software akuntansi
sebelumnya yaitu Oracle Finance (1967-2003). Dengan telah diimplementasikanya software
SAP, maka proses pencatatan beban, pendapatan, kewajiban, dan verifikasi dapat dilakukan
secara multi user dan kapan saja sehingga dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat,
dan tepat yang berguna untuk mengambil tindakan-tindakan yang perlu berkaitan dengan
kinerja perusahaan sehingga dengan adanya penggunaan SAP R/3, kualitas sistem, kualitas
informasi dan kualitas pelayanan yang terdapat di dalam program SAP R/3 dapat berjalan
dengan baik sehingga dampak yang dirasakan oleh para karyawan meningkat, yang pada
akhirnya tingkat kepuasan user SAP R/3 juga meningkat. Dengan adanya sistem yang saling
terintegrasi maka memudahkan para karyawan untuk menerima dan mengolah informasi dari
berbagai sumber dimana SAP R/3 hanya dijalankan 30 orang karyawan yang diberi otorisasi
khusus (Selengkapnya bisa dilihat pada karakteristik responden).
Dari penjelasan di atas, dengan kecanggihan sistem yang dimiliki oleh SAP R/3
memudahkan para karyawan dalam melakukan transaksi bisnis. Namun, semakin tinggi
kecanggihan suatu teknologi maka semakin tinggi juga masalah yang mungkin timbul akibat
dari adanya teknologi tersebut. Menurut Irwansyah (2003) menyatakan tidak jarang
ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau
tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi sehingga sistem
informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individual dan pada
akhirnya menimbulkan frustasi bagi user tersebut. Oleh karena itu, jika sistem informasi tidak
dimanfaatkan secara maksimal atau sistem informasi kurang mampu memberikan hasil yang
diharapkan maka akan berdampak pada organisasi perusahaan secara keseluruhan. Untuk itu,
penerapan
teknologi
informasi
yang
digunakan
oleh
perusahaan
hendaknya
mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat
sesuai dengan tugas dan kemampuan pegawai agar tidak menimbulkan masalah bagi user
tersebut. Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian SAP R/3 di PT.Indosat Medan
adalah : tidak user friendly (rumit), perlu effort yang tinggi dalam memahami work flow yang
ada di dalam modul SAP R/3, dan memerlukan high cost untuk enchancement/modification
yang pada akhirnya menyebabkan tingkat kepuasan user terhadap penggunaan SAP R/3
menurun dan untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan metode End User Computing
Satisfaction (EUCS) yang dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1988) dalam menilai
seberapa besar tingkat kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem informasi. Oleh karena
itu, dengan adanya metode EUCS ini, peneliti dapat mengetahui seberapa besar tingkat
kepuasan para karyawan PT.Indosat Medan, Tbk dalam menggunakan SAP R/3.
1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah System Quality, Information Quality, dan Service Quality berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap User Satisfaction SAP R/3 di PT.Indosat Medan?
2. Apakah Perceived Usefulness sebagai variabel moderating dapat memoderasi
hubungan antara System Quality, Information Quality, Service Quality dan User
Satisfaction SAP R/3 di PT.Indosat Medan?
1.3. Tujuan Penelitian.
Dalam hal ini,tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Untuk menganalisis pengaruh System Quality, Information Quality, dan
Service
Quality
berpengaruh
secara
simultan
dan
parsial
terhadap
User
Satisfaction SAP R/3 di PT.Indosat Medan.
2.Untuk menganalisis apakah Perceived Usefulness sebagai variabel moderating dapat
memoderasi hubungan antara System Quality, Information Quality, Service Quality
dan User Satisfaction SAP R/3 di
PT.Indosat Medan.
1.4. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang SAP R/3.
2. Bagi perusahaan (objek yang diteliti) , dengan adanya penggunaan SAP R/3
diharapkan dapat mampu meningkatkan kinerja sekaligus kepuasan bagi karyawan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu sumber referensi dalam mengembangkan sistem informasi di bidang lain.
1.5. Originalitas Penelitian.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Tona, dkk (2012) yang meneliti
tentang “An Empirical Test of DeLone And McLean’s Information System Success Model in
A Public Organization”. Dalam penelitian tersebut, variabel independen yang digunakan
adalah System Quality, Information Quality, Use, dan User Satisfaction sedangkan variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Individual Impact.
Beliau dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa System Quality secara signifikan
mempengaruhi Use dan User Satisfaction. Information Quality secara signifikan
mempengaruhi User Satisfaction, tapi tidak mempengaruhi Use,User Satisfaction tidak dapat
mempengaruhi Use dan juga sebaliknya, Individual Impact secara signifikan mempengaruhi
Use dan User Satisfaction.
Selanjutnya dalam penelitian ini terdapat berapa perbedaan. Dalam peneliti terdahulu,
ada variabel intervening yaitu Use dan User Satisfaction sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan variabel moderating yaitu Perceived Usefulness. Alasan peneliti menggunakan
Perceived Usefulness adalah menguji penelitian Zviran (2005) yang menemukan bahwa ada
hubungan signifikan antara Perceived Usefulness yang dengan User Satisfaction
ERP
(Dalam hal ini SAP R/3 merupakan bagian dari ERP). Semakin tinggi Perceived Usefulness
maka juga semakin tinggi User Satisfaction. Selain itu ada tambahan variabel yaitu Service
Quality serta lokasi penelitian dilakukan di PT.Indosat Medan. Alasan peneliti menambah
variabel independen karena dalam penelitian empiris sebelumnya, penelitian terhadap
variabel Service Quality dalam mengukur IS Success sangat sedikit. Jadi, peneliti ingin
menambah variabel Service Quality dalam penelitian ini sekaligus menguji penelitian Halawi
(2007) yang menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Service Quality
terhadap User Satisfaction. Dengan kata lain, makin tinggi Service Quality yang diberikan
oleh IS Departement maka semakin tinggi pula terhadap User Satisfaction. Selain itu, dalam
penelitian ini variabel Use dan Individual Impact dihilangkan dalam model yang direplikasi
ini. Alasan peneliti menghilangkan Use karena jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kausal (causal model) bertujuan untuk mengetahui sebab dan akibat antar variabel.
Hal ini sejalan dengan penelitian Seddon (1994: 91-92) yang menyatakan bahwa model
DeLone dan McLean (1992) sebaiknya dibuat model kausal bukan proses dimana Use
merupakan perilaku (behavior) sehingga harus dikeluarkan dalam model tersebut. Jadi,
Seddon menganggap seharusnya Use dimasukkan sebagai model proses (proses model) dan
diganti dengan Usefulness. Sedangkan alasan peneliti menghilangkan variabel Individual
Impact di dalam model yang direplikasi ini adalah Perceived Usefulness dan Individual
Impact dari segi definisi dan indikator sama. Hal ini diperjelas dalam penelitian Livari (2005:
14) menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Davis (1989). Untuk lebih jelas, dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1. Originalitas Penelitian
Penelitian saat ini (2013)
Penelitian sebelumnya (2012)
Variabel Dependen: System Quality, Variabel Dependen: System Quality dan
Information Quality, dan Service Information Quality
Quality
Variabel Independen: User Satisfaction
Variabel
Usefulness
Moderating:
Variabel Independen: Individual Impact
Perceived Variabel Intervening: Use dan User
Satisfaction
Populasi: Seluruh karyawan PT.Indosat Populasi: Seluruh anggota kepolisian
Medan sebanyak 309 orang (120
karyawan tetap dan 189 OS/Operating berjumlah 3240 orang
System)
Lokasi Penelitian: PT.Indosat Medan
Lokasi
Penelitian:
Organization,Skane, Swedia
Alat uji statistik : SPSS
Alat uji statistik : PLS
Police
Download