1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi

advertisement
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi merupakan inti dari proses berlangsungnya
pertunjukan pesan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi untuk
menjalankan kegiatan perusahaan. Oleh karena itu di dalam komunikasi
organisasi hubungan yang dibina antara atasan dengan bawahan dan bawahan
dengan atasan adalah dengan cara berkomunikasi. Komunikasi bukan hanya
komunikasi secara lisan atau verbal tetapi dengan simbol-simbol pun merupakan
berkomunikasi, sebab komunikasi ada karena agar pesan yang diinginkan
komunikator dapat diterima dengan mudah dan tujuan yang diinginkan tercapai,
hal tersebut akan timbul pengertian antara si komunikator dengan komunikan.
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimanaan berbagai
pesan di dalam organisasi, didalam kelompok kelompok formal maupun informal
organisasi. Jika Organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian
juga
komunikasinya.
Pada
organisasi
yang
beranggotakan
tiga
orang,
komunikasinya relatif sederhana, tetapi organiasasi yang beranggotakan seribu
orang komunikasinya menjadi sangat kompleks.
Komunikasi dapat bersifat formal maupun informal. Yang termasuk dalam
komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja di dalam
1
2
organiasai, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organiasai: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Yang
termasuk dalam komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para
anggotanya secara individual.1
Menurut seorang pakar ilmu komunikasi organisasi bernama Rogers,
mengatakan organisasi adalah sebagai suatu sistem individu yang stabil, yang
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat stuktur hirarki dan
pembagian kerja2. Artinya di dalam organisasi terdapat suatu tata cara aturan yang
dibuat bersama-sama oleh individu yang telah disepakati bersama dimana di
dalam organisasi itu individu-individu saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati bersama dan dimana terdapat struktur hirarki serta adanya
pembagian kerja yang jelas.
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada
komunikasi para karyawan tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan
sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi. Koordinasi kerja
tidak mungkin dilakukan dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan
komunikasi. Kerjasama juga menjadi sesuatu yang mustahil, karena orang-orang
tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka kepada yang
lain. Jadi, peran komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang penting untuk
mencapai tujuan organisasi.
1
Devito Joseph A, Komunikasi Antar Manuasia(Jakarta: Karisma, 2011), hal. 377
Don F Faules & R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
KinerjaPerusahaan ( Bandung: Rosda, 2001 ), hal. 164
2
3
Setiap interaksi dalam suatu organisasi senantiasa melibatkan komunikasi.
Komunikasi merupakan proses terpenting yang dilakukan individu-individu untuk
saling berhubungan satu sama lain dalam setiap aktifitas organisasi. Pikiran,
pendapat, perasaan dan suasana hati seorang individu hanya dapat dipahami
individu lainnya jika dikomunikasikan, baik secara verbal maupun non verbal.
Menurut seorang ahli di bidang komunikasi organisasi bernama Charles
Redding & George A. Sanborn, bahwa komunikasi organisasi adalah "suatu
kegiatan pengiriman dan penerimaan informasi dalam konteks organisasi yang
kompleks"3. Jadi dapat diartikan komunikasi disini berperan dalam pembentukan
dan penerjemahan informasi-informasi dalam organisasi yang kompleks.
Sedangkan menurut pakar analisis komunikasi organisasi Raymond
Leskar, mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah "dimensi komunikasi
antara komunikasi eksternal dan internal namun perlu ditambah dengan
komunikasi personal"4 Komunikasi disini adalah pertukaran informasi dan
perasaan diantara anggota organisasi. Di sini Raymond Leskar menekankan
bahwa di dalam komunikasi organisasi, komunikasi personal merupakan hal yang
penting untuk bertukar perasaan dan pikiran diantara para karyawan. Fungsi
komunikasi ini sebagai pemberi informasi dan menghibur.
Jika komunikasi dihubungkan dengan organisasi maka dapat disebut
komunikasi organisasional, yang berkaitan dengan suasana dan pola kerja di
dalam organisasi tersebut. Dalam komunikasi organisasional, selain terdapat
komunikasi berupa penyampaian pesan atau informasi juga komunikasi
3
4
Ibid, hal. 164
Ibid, hal. 86
4
penugasan, yaitu suatu cara pemberian tugas agar dapat diselesaikan secara efektif
dan efisien.
Tujuan komunikasi organisasional adalah untuk mengubah pikiran, sikap
dan tingkah laku dari individu atau kelompok yang diberi pesan komunikasi agar
terciptanya peningkatan kualitas dan kualitas pekerjaan.
Komunikasi memegang peranan penting dalam suatu kegiatan manajemen
organisasi, seperti yang diungkapkan oleh Harold Koontz, Cyriil O’Donell dan
Heinz Weihrich bahwa : "Komunikasi meliputi keseluruhan proses manajerial,
komunikasi mengintegrasikan fungsi-fungsi manajerial dan menghubungkan
usaha dengan lingkungannya"5.
Selanjutnya Effendy Uchjana menyatakan bahwa : Korelasi antara ilmu
komunikasi dengan organisasi, terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada
manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang digunakan, media apa yang dipakai,
bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menghambat dan lain sebagainya.6
Uraian diatas mensyaratkan ilmu komunikasi untuk menyajikan dan
mencoba memberikan jawaban bagi pertanyaan tentang aspek komunikasi yang
terjadi di dalam suatu organisasi sebagai bahan telaah yang kemudian pada
gilirannya memberikan konsepsi komunikasi tertentu bagi suatu organisasi
tertentu pula, dengan memperhitungkan segala aspek yang melingkupi organisasi
tersebut.
5
Harold Koontz, Cyriil O’Donell dan Heinz Weihrich, Management ( 1986 ) hal. 30
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, cetakan keempat
( bandung: Remaja Rosdakarya, 1998 ) hal. 145
6
5
Dalam suatu organisasi, komunikasi sering dilakukan secara tatap muka
( face to face communication ). Selain itu juga komunikasi melalui media seperti
telepon, surat edaran, memo atau papan pengumuman.
Dalam hal penyelesaian masalah organisasi, komunikasi yang berlangsung
berupa komunikasi kelompok; meeting, diskusi, pertemuan-pertemuan lainnya.
Pengelolaan komunikasi dalam organisasi merupakan suatu kegiatan berencana
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.
Strategi Komunikasi
Ahmad S.Adnanputra,M.A., M.S., pakar Humas dalam naskah workshop
berjudul PR Strategy (1990),7 mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian
terpadu dari suatu rencana (plan) sedangkan rencana merupakan produk dari suatu
perencanaan (planning) yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi
dasar dari proses manajemen. Batasan pengertian tentang strategi Humas adalah
alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas
dalam kerangka suatu rencana humas (Public Relations Plan).
Humas biasanya melaksanakan strategi komunikasi yang persuasif,strategi
atau teknik komunikasi persuasif yang lebih jelas dapat dibaca pada buku Seri
Manajemen PR ke-3, berjudul Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:8
7
Rosady Ruslan.Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi.
Ed.Revisi.Jakarta:RajawaliPers.2012 hal 142-144
8
Rosady Ruslan.Manajemen Public Relations:Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.
Edisi ke-3.Jakarta:RajawaliPers.2012 hal 9-10
6
1. Informasi atau pesan yang disampaikan arus berdasarkan pada kebutuhan atau
kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
2. Humas sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk
Sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau
stimulasi tertentu.
3. Mendiring publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan atau
organisasi,agar tercipta perubahan sikap dan penilaian (perubahan dari situasi
negatif diubah menjadi situasi yang positif)
4. Perubahan sikap dan penilaian dari pihak publik dapat terjadi maka pembinaan
atau pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut
terpelihara dengan baik.
Dalam melaksanakan kegiatan komunikasi maka diperlukan suatu strategi
yang tepat sehingga akan mencapai tujuan dan hasil komunikasi yang efektif dan
memuaskan. Menurut Effendy.9 Strategi komunikasi adalah keseluruhan
keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai tujuan komunikasi.
Sedangkan Rosady Ruslan.10 mendefinisikan strategi adalah suatu perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dlam praktik
opeerasionalnya. Komunikasi secara efektif adalag sebagai berikut:
a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)
b. Mengubah opini (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change behaviour)
9
Effendy.Dasar-Dasar
10
Humas.Jakarta: Askara Pertama. 2000 hal 57
Rosady Ruslan.Kiat dan trategi:Kampanye Public Relations.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta:2008hal 37
7
Menurut R.Wayne Pace, Brent D.Peterson dan M.Dallas Burnett
mendifinisikan strategi komunikasi sebagai berikut:11
a. To secure understanding
Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi
b. To establish ecceptance
Bagaimana cara penerimaan tersebut terus dibina dengan baik
c. To motive action
Penggiatan untuk memotivasinya
d. The goals which the communicator sought to achieve
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari
proses komunikasi tersebut.
Berfikir strategis meliputi tindakan memperkirakan atau membangun
tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan
embantu atau yang akan menghalangi tercapainya tujuan serta merumuskan
rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan.
Terdapat tambahan tentang perencanaan strategis (strategic planning)
menurut Cutlip-Center-Broom.12 di dalam bidang humas meliputi kegiatan yaitu
sebagai berikut:
1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program,
2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (key public)
3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih,
11
12
Ibid.Hal 37
Scott M. Cutlip.Effective Public Relations, Eighth Edition, Pratice Hall International,
Inc.Jakarta:Citra Perkasa 2000 hal.373
8
4. Memutuskan strategi yang akan digunakan.
Dalam hal ini harus terdapat hubungan yang erat atas seluruh tujuan
program yang sudah ditetapkan khalayak yang ingin dituju dan juga strategi yang
dipilih. Hal terpenting adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai suatu hasil
tertentu sebagaimana dinyatakan dalam tujuan atau sasaran yang sudah
ditetapkan. Proses perencanaan dan penetapan program humas mencangkup
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan peran dan misi yaitu menentukan sifat dan ruang lingkup tuga
s yang hendak dilaksanakan
2. Menentukan wilayah sasaran yaitu menentukan di mana praktisi humas har
us mencurahkan waktu, tenaga dan keahlian yang dimiliki.
Dalam
menjalankan
fungsinya,
Humas
pada
dasarnya
harus
didukungdengan strategi yang sesuai dengan berbagai fungi yang ada.
Sejumlah hal yang terkait dengan strategi Humas yang dimaksudkan
adalah:13Pembangun
hubungan
internal
dan
eksternal,Penyelenggara
pertemuan antar instansi,Institusi yang tidak diskriminatif,Penyelenggara
kordinasi antar instansi,Penyedia informasi pemerintah,Pengatur pertemuan
instansi pemerintah dengan berbagai media massa,Pendorong upaya
pemberdayaan masyarakat,Pengelola sarana dan prasarana kehumasan
pemerintah,Pembentuk citra positif instansi pemerintah,Penyebar informasi
pemerintahan dan pembangunan
13
Biro Umum Dan Humas Departmen Komunikasi Dan Informatika RI. Kajian Tentang
Fungsi,PeranDan Tugas Humas Jakarta:Departmen Komunikasi Dan Informatika RI.2007 hal
27-28
9
Menurut Cutlip dan Center.14 dalam peranan Humas ketika berkomunikasi
dikenal dengan “The 7 C’s communications”, antaralain sebagai berikut:
a. Credibility
Komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh
karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik
pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut
berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.
b. Contex
Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau
keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan
memperihatkan sikap partisipatif.
c. Content
Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensinya dan
memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak
dan bermanfaat.
d. Clarity
Pesan dalam berkomunikasi tersebut disusun dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan
komunikannya.
e. Continuity and Consistency
Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang
memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervarasi,
14
Rosady Ruslan.Kiat dan trategi:Kampanye Public Relations.PT Raja Grafindo
Persada.Jakarta:2008hal 37
10
yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian
melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak
membingungkan audiensinya.
f. Channel
Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif
dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.
g. Capability of audience
Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari
audiensinya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan.
Kebiasaaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan
sebagainya perlu dierhatikan oleh puhak komunikator dalam melakukan suatu
kampanye Humas.
2.3. Public Relations
2.3.1. Definisi Public Relations
Humas merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu perusahaan
atau instansi. Semua kegiatan humas adalah sesuatu yang direncanakan dan
dikelola. Humas juga dikenal dengan sebutan dengan Public Relations (PR)
memiliki tujuan untuk menyebarkan informasi agar tercipta saling pengertian
antara pihak perusahaan atau instansi dengan publiknya, baik interal maupun
eksternal. Public relations itu sendiri memiliki definisi Sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana baik itu kedalam maupun keluar, antara
11
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.15
Cutlip Center bersama Glen M. Broom dalam buku Effective Public
Relations : “Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik
secara timbal balik dalam rangka mendukung tujuan perusahaan dengan
meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama.”16
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa public
relations adalah suatu paduan antara pengetahuan, keterampilan, dan metode
mengenai perusahaan dan publiknya dalam melakukan segala bentuk program
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan untuk menciptakan,
mengangkat, dan menjaga citra perusahaan atau instansi serta mencapai hubungan
harmonis antara kedua belah pihak serta saling mengerti, saling mendukung dan
saling menguntungkan.
2.3.2. Fungsi dan Peran Public Relations
Fungsi Humas atau public relations dalam suatu organisasi/lembaga perlu
diketahui pula memiliki fungsi-fungsi seperti apa, menyebutkan fungsi Humas
bagi sebuah organisasi atau manajemen adalah :Menunjang kegiatan manajemen
dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan yang diwakilinya, Membina
hubungan harmonis antara orang dengan publik internal dan eksternal untuk
meningkatkan kerja sama, Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik
15
Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta : Erlangga, 1996) hal.9
Cutlip, Scott M., Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations (New Jersey : Prentice Hall,
2008) hal.6
16
12
dengan
menyebarkan
informasi
dari
organisasi
kepada
publiknya
dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi, Melayani publik dan menasehati
pimpinan demi kepentingan umum, Bersikap bahwa tujuan dan sasaran itu dalam
pengertian : bukan memperoleh keuntugan dari publik sasaran (masyarakat tetapi
memperoleh keuntungan bersama (benefiitivitas). Terampil dalam memadukan
keuntungan dengan motivasi tanggung jawab sosialnya, Bersikap atau
berkemampuan untuk mendengar (listening) dan bukan membenci mengenai
aspirasi-aspirasi
di
dalam
masyarakat,
Bersikap
dan
terampil
dalam
menerjemahkan atau mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam
arti sempit dan mengaitkan dengan kebijakan pemerintah dalam arti luas.17
Setelah membahas fungsi humas (PR), PR juga mempunyai peran dalam suatu
organisasi.
PR
menyelenggarakan
komunikasi
timbal
balik
antara
organisasi/lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian
(public understanding) dan dukungan (public support) bagi terciptanya tujuan,
kebijaksanaan dan langkah serta lembaga/organisasi tersebut. Peran PR dalam
suatu organisasi dibagi menjadi 4 kategori, yakni :
1.
Communication technician, yakni PR yang melakukan perannya
sebagai ahli komunikasi dan memiliki keterampilan jurnalistik.
2.
Communication manager, dalam peran ini PR memiliki tugas yakni
(1) merancang dan memanage program PR secara sistematik (2)
memberi nasihat manajemen dan membuat kebijakan komunikasi (3)
terlibat dalam proses pengambilan keputusan (4) memanfaatkan hasil
17
Rosady Ruslan, Praktek dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2000) hal.43
13
penelitian
untuk
merancang
dan
mengevaluasi.
Dibawah
communication manager terdapat tiga macam manajer yakni sebagai :
1) Expert
presciber
:
melakukan
penelitian
dan
menentukan masalah PR, membuat program dan
melaksanakan program
2) Fasilitator komunikasi : menjaga arus komunikasi dua
arah berjalan dengan baik antara organisasi dengan
publiknya.
3) Fasilitator proses pemecahan masalah : tugasnya
menolong
orang
lain
dalam
organisasi
guna
memecahkan masalah.
3.
Media Relations, praktisi PR yang bertugas menjaga bagian dalam
organisasi well informed tentang apa yang dikerjakan oleh media.
4.
Liason Komunikasi, yaitu orang-orang PR yang melayani PR manager
kelas atas dengan mengatasnamakan organisasi pada setiap event atau
meeting,
dengan
begitu
PR
dapat
membuka
kesempatan
berkomunikasi bagi manajemen dengan publiknya (internal maupun
eksternal).18
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa
perandan fungsi humas berkembang selain menjadi jembatan penghubung antara
18
Rosady Ruslan, Manajemen dan Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005) hal.8
14
perusahaan dengan khalayaknya/ publiknya juga bertanggung jawab atas
penyampaian informasi kepada publik. Menentukan program dan menjalankan
program kerja dengan berencana agar terjadi saling pengertian dan dukungan bagi
terciptanya tujuan, kebijaksanaan dan langkah bagi perusahaan/ lembaga/
organisasi tersebut.
2.3.3. Ruang Lingkup Public Relations
Melihat prinsip Public Relations yaitu mengembangkan dan membina
hubungan baik.Publik sasaran dalam pelaksanaan Public Relations adalah pihakpihak yang berkepentingan terhadap organisasi atau perusahaan yang secara garis
besarnya yaitu publik internal maupun publik eksternal. Berikut adalah unsurunsur dari publik internal dan publik eksternal menurut Rhenald Kasali dalam
bukunya yang berjudul Manajemen Public Relations adalah sebagai berikut:19
Unsur-unsur Publik Internal adalah sebagai berikut: Pemegang saham atau
pemilik perusahaan, Manajer dan Top Executive, yaitu orang-orang yang
memegang jabatan struktural dalam perusahaan, karyawan, yaitu orang-orang
yang tidak memegang jabatan structural dalam perusahaan, Keluarga karyawan.
Adapun Unsur-unsur Publik Eksternal adalah sebagai berikut: Konsumen,
yaitu pihak pengguna produk perusahaan, Bank merupakan pihak yang
mengendalikan dana perusahaan, Pemerintah, yaitu pihak yang menentukan
kebijakan, Pesaing, yaitu pihak yang dijadikan sebagai tolak ukur bagi kualitas
perusahaan, Media massa/pers adalah pihak yang dijadikan sebagai alat
19
Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti Press, 2000. Hal. 66
15
pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan proses Public Relations ,
Komunitas, yaitu masyarakat yang tinggal, hidup dan berusaha di sekitar
perusahaan.
2.3.4. Strategi Public Relations
Strategi public relations dibentuk melalui dua komponen yang saling
terkait erat. Berawal dari komponen sasaran, dalam komponen sasaran umumnya
adalah stakeholder, dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran
umum tersebut secara struktual dan formal yang dipersempit melalui upaya
segmentasi, dan menjadi landasan segmentasi adalah : "seberapa jauh sasaran itu
menyandang
opini
bersama
(common
opinion),
mengandung
potensi
controversial, dan dapat mempengaruhinya bagi masa depan organisasi, lembaga,
nama perusahaan dan produknya menjadi perhatian sasaran khusus". Maksud
sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran (target public). 20
Komponen kedua adalah komponen sarana, dimana pada strategi public
relations berfungsi untuk menggarap ketiga kemungkinan tersebut kearah posisi
atau dimensi yang menguntungkan melalui pola dasar "The 3-C's option"
(Conservation,
Change
dan
Crystallization)
dari
stakeholder
yang
disegmentasikan menjadi publik sasaran yaitu :
20
Rosadi Ruslan, SH, MM. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi
Dan Aplikasi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal.134-135
16
1. Conservation (Mengukuhkan) : strategi public relations terhadap
opini yang aktif - Pro (Proponen).
2. Change (mengubah) : strategi public relations terhadap opini yang
aktif - Contra (Openen).
3. Mengkristalisasi (crystallization) : strategi public relations terhadap
opini yang pasif (uncommitted)21
Komponen Pembentuk Strategidalam penyusunan strategi public relations
maka
humas
"pembentukan
perlu
strategi
mengetahui
perusahaan",
komponen-komponen
(corporate
strategi).
sebagai
Dalam
pembentukan strategi korporat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu
yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan
sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan
bersangkutan (corporate culture) yaitu antara lain:
a. Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan
dipengaruhi oleh unsur-unsur : kebijakan umum (public policy),
unsur budaya (kultur) yang dianut, sistem perekonomian dan
teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan.
21
Ibid, hal.135
17
b. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber
dimiliki yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber
daya guna lainnya yang dikuasai, sistem pengorganisasian, dan
rencana atau program dalam jangka pendek atau jangka panjang,
serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai.22
Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam
mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat Humas /
PRO dan masyarakat (khalayak sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan
bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek
pendekatan atau strategi Humas:
1. Strategi Operasional
Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan
pendekatan kemasyarakatan melalui mekanisme sosial kultural
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik atau
kehendak masyarakat. Artinya pihak humas mutlak bersikap atau
berkemampuan
untuk
mendengarkan,
dan
bukan
sekedar
mendengar mengenai aspirasi yang ada dalam masyarakat baik
mengenai etika, moral maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang
dianut.
22
Ibid, hal.140
18
2. Pendekatan persuasif dan edukatif
Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal
balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada
pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan
penerangan, maupun dengan melakukan pendekatan persuasif,
agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi
dan lain sebagainya.
3. Pendekatan tanggung jawab sosial Humas
Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan
sasaran yang hendak di capai tersebut bukan ditujukan untuk
mengambil
keuntungan
sepihak
dari
publik
sasarannya
(masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.
4. Pendekatan kerjasama
Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi
dengan berbagai kalangan, baik hubungan kedalam (internal
relations) maupun hubungan ke luar (eksternal relations) untuk
meningkatkan
kerja
sama.
Humas
berkewajiban
memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima
oleh atau mendapat dukungan masyarakat.Hal ini dilakukan
dalam
rangka
menyelenggarakan
hubungan
baik
dengan
19
publiknya dan untuk memperoleh opini publik serta perubahan
yang positif bagi kedua belah pihak.
5. Pendekatan koordinatif dan integratif
Untuk memperluas peranan PR di masyarakat, maka fungsi
humas dalam arti sempit hanya mewakili lembaga/ institusinya.
Tetapi peranannya yang lebih luas adalah berpartisipasi dalam
menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan
Ketahanan Nasional di bidang Politik, ekonomi, sosial budaya
(Poleksosbud) dan Hankamnas.23
Hal ini menjelaskan aspek-aspek yang menjadi landasan dari
sebuah stategi Public Relations yang harus dilihat sehingga dengan adanya
aspek-aspek ini kegiatan ini menjadi lebih optimal dan akhirnya akan
menjadi reputasi yang positif untuk PT. Bahana Artha Ventura itu sendiri.
2.4. Komunikasi Vertikal (Vertical Communication)
Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward
communication) dan dari bawah ke atas (upward communication) adalah
komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara
timbal balik (two way traffic communication).24
Dalam
komunikasi
vertikal,
pimpinanmemberikan
instruksi-
instruksi,petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain23
24
Rosadi Ruslan, op.cit, hal 130
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations( Bandung, CV. Mandar Maju,
1993 ) hal. 18
20
lain kepada bawahannya sedangkan bawahan memberikan laporan–laporan, saransaran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinannya.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah yaitu
komunikasi dari pimpinankepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan
secara timbal balik.25
Ada berbagai macam proses dalam komunikasi vertikal. Dalam prosesnya,
komunikasi vertikal tersebut hendaknya pimpinan atau manajer memberikan
instruksi, petunjuk, pengarahan, informasi, penjelasan dan lain-lain kepada
bawahannya.Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan, gagasan, saran dan
sebagainya kepada pimpinan.26
Disinilah dapat dilihat pentingnya peranan komunikasi dalam manajemen
yaitu menunjang keberhasilan, sebagai landasan kebijaksanaan / keputusan yang
diambil pimpinan, hingga untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama pada
sebuah organisasi.27
2.4.1. Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada
atasan atau dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari
komunikasi ini adalah untuk memberikan umpan balik, memberikan saran dan
mengajukan
25
pertanyaan.
Komunikasi
ke
atas
mempunyai
efek
Ibid, hal. 152
Ibid
27
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Cetakan kedelapan
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 91
26
pada
21
peneyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan
pembauran.28
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi-misalnya, para pelaksana ke
manajernya, atau para dosen ke dekan fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya
mencakup(1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, artinya apa yang sedang
terjadi di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus
dilakukan, dan masalah lain yang serupa; (2) masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab; (3) berbagai gagasan untuk
perubahan dan saran-saran perbaikan; dan (4) perasaan yang berkaitan dengan
pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya, dan
masalah lain yang serupa.
Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan dan bagi
pertumbuhan organisasi. Komunikasi itu memberikan manajemen umpan balik
yang di perlukan mengenai semangat kerja para karyawannya dan berbagai
ketidak puasan yang mungkin. Komunikasi itu juga membuat bawahan memiliki
rasa memiliki dan merasa sebagai bagian dari organisasi. Di samping itu juga
memungkinkan manajemen memiliki kesempatan untuk memperoleh berbagai
gagasan baru dari para pegawainya.29
28
29
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi( Bumi Aksara: ed. 1; cet. 3, 2000) hal. 116
Op. Cit. Joseph A Devito, hal. 383
22
Pentingnya komunikasi ke atas karena beberapa alasan :
1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk
pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan
mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan
mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik
bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka
3. Komunikasi ke atas memungkinkan-bahkan mendorong-omelan dan
keluh kesah muncul di permukaan sehingga penyelia tahu apa yang
mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi
sebenarnya
4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada
organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk
mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran
mengenai operasi organisasi.
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah
bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke
bawah.
6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan
mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan
mereka dan dengan organisasi tersebut.30
30
Op. Cit. R. Wayne Pace, hal. 190
23
Komunikasi ke atas meliputi prestasi kerja, kemajuan pekerjaan, rencanarencana mendatang, pemecahan persoalan kerja, media penyalur aspirasi, saran /
gagasan perbaikan, frekuensi komunikasi.31
2.4.1.1. Fungsi Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu.Menurut
Pace (1989) fungsinya adalah sebagai berikut:32
a. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui kapan
bawahannya siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya
mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
b. Arus komunikasi keatas memberikan informasi yang berharga bagi pembuatan
keputusan.
c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap
organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menayangkan
pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang jalannya organisasi.
d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus muncul
dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah
bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus informasi yang
ke bawah.
f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-tugasnya
dan organisasi.
31
32
Ibid. hal 187
Arni Muhammad, Op. Cit, hal. 117
24
Umumnya pernyataan seorang bawahan adalah berkaitan dengan apa yang
dipikirkan dan apa yang diinginkan atasanya untuk selalu didengar bawahan.
Berikut contoh-contoh komunikasi dari bawah ke atas meliputi:33
a. Permohonan bantuan
Biasanya permohonan bantuan adalah dalam bentuk material. Misalnya: jika
karyawan mengalami kecelakaan, sakit, melahirkan, kebutuhan rumah tangga,
nasehat-nasehat dan lain-lain.
b. Laporan prestasi kerja
Dapat disampaikan dalam bentuk tulisan atau lisan. Secara lisan dapat melalui
rapat-rapat atau percakapan informal melalui telepon. Secara tertulis
disampaikan dalam bentuk catatan-catatan, memo, atau surat-surat biasa.
c. Saran-saran
Untuk suksesnya suatu perusahaan, maka saran-saran yang diajukan secara
lisan maupun tulisan pihak bawahan juga harus menjadi pertimbangan seorang
pemimpin khususnya bagi pemutusan kebijakan organisasi yang akan
dilaksanakan.
d. Opini
Pendapat bawahan yang bersifat positif maupun negatif harus dapat
disampaikan dari bawahan ke atasan, walaupun pendapat tersebut negatif,
seorang pimpinan seyogyanya menerima dengan baaik untuk kebijakan
selanjutnya.
33
Neni Yulianita, Op. Cit, hal.100-102
25
e. Usulan anggaran
Usulan anggaran yang di buat bawahan umumnya adalah anggaran yang
diminta guna terlaksananya suatu pekerjaan yang memerlukan anggaran,
misalnya: proposal untuk kegiatan promosi, pemasaran, dan sebagainya.
f. Dan lain-lain
Salah satu kelemahan komunikasi ke atasa adalah bawahan tidak berani
melaporkan informasi negatif ke atasannya. Kecenderungan ini dikarenakan
secara psikologis bawahnya mempuyai rasa segan bahkan takut jika atasan
tidak menyenanginya dan akan menimbulkan konsekunsi yang dapat berakibat
fatal bagi dirinya.
Meskipun memiliki perbedaan antara satu karyawan dengan karyawan
yang lain, namun Onong Uchjana Effendi menjelaskan bahwa diantara karyawankaryawan terdapat kesamaan, yaitu memiliki :34
a. Upah yang cukup
Upah kerja yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita semua
karyawan yang menggiatkan diri pada pekerjaanya dengan rajin atau
menambah pengetahuannya dengan mengambil kursus di waktu sore.
b. Perlakuan yang adil.
Hasrat semua karyawan adalah untuk selalu diperlukan secara adil dikalangan
karyawan, tidak saja hubunganya dengan upah, tetapi juga soal-soal lain.
Hanya dengan berkomunikasi dengan mereka, kesalah pahaman akan
dihilangkan dan kepercayaan terhadap pimpinan kembali dibina.
34
Onong Uchjana Effendy, Human relations dan Public Relations, cetakan ke-3, (Bandung:
Mandar maju, 1993), hal. 96
26
c. Ketenangan bekerja
Semua karyawan menginginkan bekerja dengan tenaga, bukan saja
hubunganya dengan pekerjaan, tetapi hubungannya dengan keluarga yang
ditinggalkan dirumah.Mereka tidak akan tekun bekerja jika sebentar-sebentar
teringat kepada istri dan anaknya yang sedang sakit. Para karyawan akan tetap
giat bekerja jikalau mengetahui bahwa bagi mereka terdapat :
1). Jaminan, jika mereka dengan keluarganya terjadi musibah
2). Jaminan keamana bekerja
3). Jaminan di hari tua
d. Perasaan diakui
Pada perasaan setiap karyawan terdapat perasan ingin diakui (sense of
belonging) sebagai karyawan yang berharga dan anggota kelompok kerjanya
yang terhormat.
e. Penghargaan atas hasil kerja
Para karyawan menginginkan bahwa hasil karyanya dihargai, meskipun
sebenarnya adalah kewajiban mereka untuk bekerja segiat-giatnya.Untuk
itulah mereka diberi upah. Meskipun demikian, akan selalu terpelihara adanya
harmonis, bila diadakan cara-cara tertentu sebagai tanda bahwa hasil karya
mereka dihargai. Ini bisa dalam bentuk uang, barang atau piagam.
f. Penyalur perasaan
Karyawan bisa menyalurkan perasaan melalui sebuah majalah intern apakah
bentuk majalahnya atau lembaran stensilan, akan merupakan medium
hubungan batin antara pimpinan dengan karyawan
27
Kebanyakan analisis dan penyelia dalam komunikasi ke atas menyatakan
bahwa penyelia dan manajer harus menerima informasi dari bawahan mereka
seperti :
a. Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan-pekerjaan mereka, prestasi,
kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang.
b. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan bawahan yang
mungkin memerlukan beberapa macam bantuan.
c. Memberikan saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka atau
dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan.
d. Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan
mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi.
2.4.1.2.Kesulitan Mendapatkan Informasi Ke Atas
Ada beberapa alasan mengapa komunikasi keatas terlihat amat sulit.
Seperti halnya Sharma (1979) mengemukakan empat alasan mengapa komunikasi
ke atas terlihat amat sulit dalam buku karangan Pace. Empat alasan tersebut yaitu
karena:
a. Kecendrungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa pegawai merasa bahwa mereka akan mendapat
kesulitan bila mereka berbicara pada penyelia mereka. Cara terbaik untuk naik
pangkat dalam organisasi tersebut adalah sepakat dengan penyelia mereka.
b. Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik pada masalah pegawai.
Pegawai
sering
sekali
melaporkan
bahwa
manajer
mereka
tidak
28
memperhatikan masalah mereka. Menejer mungkin tidak memberikan
tanggapan
terhadap
masalah
pegawai.
Mungkin
menahan
beberapa
komunikasi ke atas karena hal itu mungkin membuat mereka terlihat buruk
dalam pandangan atasan mereka.
c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
Sering kali penyelia dan manajer tidak berhasil memberi penghargaan yang
nyata atau terselubung untuk mempertahankan agar saluran komunikasi ke
atas tetap terbuka.
d. Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap
pada apa yang disampaikan pegawai. Bisa terjadi penyelia terlalu sibuk untuk
mendengarkan atau bawahan tidak dapat menemukan mereka. Bila penyelia
ada di tempatnya ia tidak taggap pada apa yang dikatakan bawahannya
tersebut.35
2.4.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang sangat penting
dalam membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat
mengetahui bagaimana pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan
mereka, dan mengenai organisasi. Pentingnya organisasi tersebut tentu tidak lepas
dari beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi ke atas, dan
faktor-faktor tersebut adalah:36
35
R Wayne Pace Don F. Faules, komunikasi organisasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004),
hal. 191
36
Arni Muhammad, Op.Cit. hal.119
29
1. Komunikasi ke atas lebih mungkin digunakan oleh pembuat keputusan
pengelolaan, apabila pesan itu disampaikan tepat pada waktunya,
2. Komunikasi ke atas lebih bersifat positif, lebih mungkin digunakan oleh
pembuat keputusan mengenai pengelolaan dari pada komunikasi yang bersifat
negatif,
3. Lebih mungkin diterima jika pesan itu mendukung kebijaksanaan yang baru,
4. Komunikasi ke atas mungkin lebih efektif jika komunikasi itu langsung
kepada penerima yang dapat berbuat mengenai hal itu,
5. Komunikasi ke atas akan lebih efektif jika komunikasi itu mempunyai daya
tarik secara intuitif bagi penerima. Pesan dari bawahan lebih siap diterima jika
mereka setuju.
Komunikasi keatas memiliki prinsip-prinsip seperti halnya komunikasi yang
lainnya.Menurut Planty dan Machaver dalam buku karangan Arni Muhammad ada
berbagai prinsip-prinsip komunikasi ke atas diantaranya adalah:37
1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan,
2. Program komunikasi ke atas berlangsung terus menerus,
3. Menekankan kesensitifan dan penerimaan ide-ide yang menyenangkan dari
level yang lebih rendah,
4. Program komunikasi ke atas yang efektif, menekankan kesensitifan dan
penerimaan ide-ide yang menyenangkan dari level yang lebih rendah,
5. Program komunikasi ke atas yang efektif memerlukan pendengar yang
objektif,
37
Ibid, hal. 120
30
6. Program komunikasi ke atas yang efektif memerlukan pengambilan tindakan
merespons terhadap masalah,
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan bermacam-macam
media dan metode untuk memajukan arus informasi.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yang menyatakan bahwa
komunikasi ke atas ini penting untuk pembuatan keputusan agar komunikasi ini
berjalan dengan lancar dan memberikan informasi seperti yang diharapkan maka
perlu diprogramkan secara khusus dan prinsip-prinsip yang tersebut diatas adalah
perlu dipedomani oleh pimpinan.
Dalam buku karangan Pace, ada berbagai macam alasan mengapa
komunikasi ke atas penting. Beberapa alasan tersebut adalah karena :38
1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatanpembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan
mengawasi kegiatan orang-orang lainnya,
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka
siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima
apa yang dikatakan kepada mereka,
3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh
kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu
mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya,
38
R. Wayne Pace Don F. Faules, Op.Cit hal. 190
31
4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada organisasi
dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan
dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi,
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan
memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah,
6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka
dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan
organisasi tersebut.
Informasi dapat sampai ke atas tentunya dengan adanya sifat saling
terbuka antara bawahan dengan atasan. Mengenai masalah kerja yang sedang
dihadapi atau hal ini yang memerlukan saran serta motivasi dari atasan.
Jackson
menyatakan
bahwa,secara
keseluruhan,
kekuatan
yang
mengarahkan komunikasi dalam sebuah organisasi adalah motivasi.39
Adanya motivasi dalam diri seseorang membantu menumbuhkan semangat
bekerja untuk meraih suatu keberhasilan/kesuksesan yang hendak dicapai.
2.4.1.4.Masalah tentang Komunikasi ke Atas
Di samping penting bagi oranisasi, komunikasi ke atas juga sulit
dikendalikan.Salah satu masalahnya adalah pesan yang mengalir ke atas sering
kali merupakan pesan yang perlu didengar oleh hierarki yang lebih tinggi
lagi.Para pekerja sering kali enggan mengirm pesan yang negatif karena merasa
khawatir mereka dianggap sebagai biang keladi.
39
Ibid, hal. 192
32
Sering kali pesan yang dikirim ke atas itu, terutama yang menyangkut
ketidakpuasan karyawan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen karena
bisa mengganggu produktivitas.Apabila pesan itu diabaikan, maka para karyawan
pun merasa tidak perlu mengirim pesan keatas.Oleh karena itu ketidakpuasan pun
semakin memburuk dan menjadi masalah besar.
Kadang-kadang pesan itu tidak sampai. Para penjaga gerbang mungkin
menyaring pesan-pesan tertentu yang secara otomatis mengembalikan pesanpesan tersebut. Apabila masalahnya menyangkut kejelasan penugasan pekerjaan,
kebanyakan karyawan lebih menyukai untuk menghubungi rekan lainnya daripada
menghubungi manajemen karena mereka khawatir di anggap tidak mampu. Para
mahasiswa pun sering melakukan hal demikian. Daripada bertanya kepada dosen
yang bersangkutan lebih baik bertanya kepada rekan mahasiswa lainnya yang
mungkin saja tidak lebih baik pemahamannya.
Masalah lain mengenai komunikasi ke atas adalah bahwa manajemen telah
menjejali arus pesan ke bawah,
sehingga kehilangan kapasitas untuk menerima
pesan. Para manajer yang biasa terlalu banyak menjadi sumber pesan
mengakibatkan mereka menjadi pendengar yang kurang baik. Para karyawan
dengan mudah merasakan hal ini, dan secara logis saja mereka menjadi enggan
untuk meluangkan waktu berkomunikasi ke atas.
Salah satu hambatan lainnya adalah hambatan fisik. Manajemen biasanya
secara fisik terpisah dari para karyawannya. Biasanya, kantor manajemen berada
pada lantai yang terpisah bahkan tidak jarang berada di kota yang terpisah.
33
Dengan demikian situasinya menjadi sulit bagi manajemen untuk mengetahui
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang memerlukan perhatian segera.40
2.4.2. Komunikasi KeBawah (Downward Communication)
Salah satu jenis komunikasi vertikal adalah komunikasi ke bawah yang biasa
disebutDownward
Communication.Downward
Communication
adalah
komunikasi kebawah adalah dari atasan ke bawahan atau ke sub ordinat atau dari
bos ke karyawannya dan dari pemegang kebijakan ke petugas pelaksana.41
Didalam komunikasi kebawah ini, para pemimpin lembaga atau organisasi
sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan
karyawan lainnya yang berada dibawah pengawasannya.42
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan yang
dikirim oleh manajer kepada karyawannya atau dari dekan fakultas kepada para
dosennya adalah komunikasi kebawah. Perintah seringkali merupakan contoh
jelas untuk komunikasi kebawah: “Ketik surat ini rangkap dua,” “Kirim barang ini
sebelum tengah hari,” “Tulis salinan iklan ini,” dan sebagainya. Bersamaan
dengan pemberian perintah ini biasanya dibarengi dengan penjelsan prosedur,
tujuan, dan sejenisnya. Para manajer juga bertanggung jawab untuk memberi
penilaian kepada karyawannya dan memotivasi mereka, semuanya mengatas nama
kan produktivitas dan demi kebaikan organisasi secara keseluruhan.
40
Ibid, hal 386
Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung : LPPM UNISBA, 2007), hal. 93
42
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004),
hal. 242
41
34
Adapun fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah 43
a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
d. Pemberian motivasi kepada karyawan agar bekerja lebih baik
Arus komunikasi tersebut hendaknya berjalan dengan baik disebuah
organisasi agar tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai dan berjalan dengan
maksimal.
Ada berbagai jenis komunikasi yang biasa dikomunikasikan. Salah
satunya adalah yang disebutkan oleh Katz dan kahn. Katz dan Kahn menyebutkan
ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan:
a. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan,
b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan,
c. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik oganisasi,
d. Informasi mengenai kinerja pegawai, dan
e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).44
Berbagai jenis informasi ini dapat atasan sampaikan kepada bawahan agar
karyawan dapat mengetahui bagaimana cara melakukan pekerjaan dengan baik
dan bisa memahami apa yang diinstruksikan oleh atasannya.
Di dalam bukunya, Neni Yulianita menyatakan bahwa transpormasi
informasi dari pimpinan ke bawahan merupakan aliran komunikasi dari atasan ke
43
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 122
R. Wayne Pace and F. Don Faules, Editor: Dedy Mulyana, Komunikasi Organisasi, cetakan ke-4
(Bandung: Rosda Karya, 2002), hal.185
44
35
bawahan yang umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang seseorang
dalam suatu organisasi. Untuk itu, berikut adalah cotoh-contoh fungsi komunikasi
dari atas ke bawah (Downward Communication) yang antara lain dapat
diekspresikan melalui kegiatan komunikasi:45
a. Instruksi (perintah)
Perintah atau instruksi kerja dapat berupa pemberian pengajaran sesuatu yang
baru atau menyebarluaskan pada para kayawan bagaimana melakukan suatu
tugas khusus baik secara lisan maupun tertulis.
b. Briefing (pengarahan)
Memberikan penjelasan-penjelasan secara sigkat atau pertemuan untuk
memberikan penerangan secara ringkas dari atasan ke bawahannya.
c. Pemberian informasi tentang kebijakan-kebijakan perusahaan
Pemberian informasi orientasi adalah untuk perusahaan, misalnya: tentang
aturan-aturan organisasi, aplikasi organisasi, prosedur, sejarah organisasi dan
hal-hal lain yang ada kaitannya dengan penyebarluasan informasi yang
berkaitan dengan kebijakan perusahaan yang perlu diketahui publiknya.
d. Melakukan Penilaian
Penilaian pimpinan terhadap pelaksanaan kerja bawahan dilakukan atas dasar
evaluasi atau penelitian atau penilaian supervisor terhadap pelaksanaan kerja
karyawan, dimana tahap selanjutnya penilaian ini harus dapat diekspresikan
pada seluruh karyawan, sehingga karyawan pun dapat mengetahui kondisi
45
Neni Yulianita, Op. Cit, hal. 94-97
36
dirinya dimata pimpinan, jika bagus tentu harus dipertahankan dan jika jelek
maka harus dapat diperbaiki.
e. Penanaman Ideologi
Upaya
pimpinan
terhadap
bawahannya
untuk
menyampaikan
dan
menanamkan ideologi di dalam diri karyawan, sehingga akan menumbuhkan
adanya tingkat semangat kerja, pengabdian, rasa memiliki atau dukungan
terhadap organisasi.
f. Pemberian penghargaan
Pemberian penghargaan ini biasanya dimaksudkan untuk memberi insentif,
motivasi/ dorongan-dorongan agar karyawan dapat bekerja dengan giat sesuai
dengan instruksi.
g. Melakukan teguran
Pimpinan dapat melakukan teguran apabila bawahan melakukan kesalahan
atau tidak dapat menyelesaikan tugas pada waktunya.
h. Pemberian insentif dan tunjangan
Pemberian insentif atau tunjangan dapat memberikan arti yang khusus bagi
kebutuhan karyawan. Hal ini menandakan bahwa atasan peduli pentingnya
peran bawahan di dalam perusahaan, misalnya: tunjangan hari raya, tunjangan
kesehatan, tunjangan kecelakaan dan lain-lain.
Karyawan menginginkan informasi dari atasan dan mencari instruksi dan
pekerjaannya, informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang mempengaruhi
mereka dan berita-berita yang terbaru.Walaupun informasi yang mereka peroleh
bertambah mereka masih mencari informasi tabahan.
37
Komunikasi dua arah secara timbal balik dalam manajemen sangat
penting, jika hanya satu arah saja dari pimpinan ke bawahan, proses menejemen
besar kemungkinan tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Pimpinan perlu
mengetahui laporan, tanggapan, gagasan, atau saran dari pegawai bawahan
sebagai petunjuk efektif tidaknya dan efisien tidaknya kebijaksanaan yang telah
dilakukan.46
2.4.2.1.Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Ke Bawah
Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi komunikasi kebawah. Arni
Muhammad menyimpulkan beberapa faktor tersebut sebagai berikut:47
a. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan
pemblokkan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan.
b. Kepercayaan pada pesan tulisan.
Umumnya para pimpinan lebih percaya pada pesan tertulis dari pada pesan
lisan, sehingga menjadikan mereka lebih banyak meyampaikan pesan dalam
bentuk tulisan melalui bulletin atau manual. Sementara menurut hasil
penelitian Dahle menunjukkan bahwa pesan akan lebih efektif bila dikirimkan
dalam bentuk lisan atau tulisan.
46
47
Onong Uchjana Effendy, Op. Cit, hal. 18
Arni Muhammad, Op.Cit. hal. 110-112
38
c. Pesan yang berlebihan
Banyaknya pesan yang diterima oleh karyawan menyebabkan mereka merasa
terbebani.Sehingga, pada akhirnya karyawan hanya membaca pesan-pesan
tertentu yang dianggap berkaitan dan penting bagi dirinya.
d. Timing
Ketepatan waktu dalam melakukan pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi kebawah.
e. Penyaringan
Karyawan akan menyaring pesan yang mereka terima. Karyawan cenderung
akan memperhatikan pesan-pesan yang dianggap perlu.
2.4.2.2.Penyempurnaan Komunikasi Ke Bawah
Adanya gangguan dari penyampaian dari atasan kepada bawahan maka
pimpinan perlu memperhatikan bagaimana cara penyampaian pesan yang efektif
sehingga komunikasi bisa berjalan dengan baik. Dalam buku karangan Arni
Muhammad, Davis (1976) memberikan saran-saran dalam hal ini sebagai
berikut:48
a. Pemimpin hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan
apabila dibutuhkan mereka.
b. Pemimpin hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan
c. Pemimpin hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi,
sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang dapat diharapkannya
48
Ibid, hal 112-113
39
untuk diperoleh berkenaan dengan tindakan-tindakan pengelolaan yang
mempengaruhi mereka.
d. Pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim
dan penerima pesan.
2.4.2.3.Metode Komunikasi Ke Bawah
Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan
berbagai metode.Pace (1989) mengemukakan empat klasifikasi metode untuk itu
yaitu : metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar.
Untuk menemukan mana metode yang tepat untuk di gunakan oleh pimpinan ada
kriteria yang dapat digunakan seperti berikut ini:49
a. Ketersediaan
Metode-metode yang tersedia dalam organisasi lebih cenderung untuk
digunakan.Bila diperlukan dapat ditambah dengan metode lain untuk
menjadikan lebih efektif.
b. Biaya
Pentingnya biaya yang paling kurang akan cenderung dipilih untuk
menyebarluaskan informasi yang bersifat rutin dan tidak mendesak. Tetapi
bila informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin dan mendesak,
maka soal biaya tidak begitu di pertimbangkan yang penting informasi cepat
sampai.
49
Ibid, hal. 114-115
40
c. Dampak
Metode yang memberikan dampak atau kesan yang lebih besar akan sering
dipilih atau digunakan dari pada metode yang sedang atau kurang dampaknya.
d. Relevansi
Metode yang paling relevan dengan tujuan yang akan dicapai paling sering
dipilih. Misalnya untuk memberikan informasi yang pendek mungkin lebih
tepat digunakan metode lisan yang diikuti oleh memo.
e. Respons
Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh apakah respon terhadap informasi itu
diinginkan atau diperlukan.Bila diinginkan maka metode lisan secara tatap
muka lebih tepat digunakan mungkin dalam bentuk interpersonal atau rapat.
f. Skill
Metode yang paling cocok digunakan adalah metode yang paling sesuai
dengan skill si penerima dan si pengirim.
Tabel 1
Metode paling efektif v.s. paling tidak efektif untuk berkomunikasi dengan
para pegawai dalam sepuluh situasi yang berbeda.50
No.
Situasi
1.
Penyampaian
memerlukan
Paling Efektif
informasi
tindakan
yang Lisan
Paling tidak efektif
diikuti Tulisan saja
segera tulisan
pegawai.
50
Dale L. Level jr, (dalam R. Wayne Pace & Don F. Faules), komunikasi Organisasi, (Jakarta:
2002), hal.187
41
2.
Informasi
yang
memerlukan Tulisan saja
Lisan saja
tindakan pegawai pada waktu
mendatang.
3.
Penyampaian
informasi
yang Tulisan saja
Lisan saja
bersifat umum
4.
Penyampaian
arahan
atau Lisan
perintah perusahaan
5.
Penyampaian
diikuti Lisan saja
tulisan
informasi Lisan
diikuti Lisan saja
mengenai perubahan kebijakan tulisan
perusahaan yang penting
6.
7.
Penyampaian
kemajuan
kerja Lisan
kepada penyelia langsung
tulisan
Promosi kampanye keamanan
Lisan
diikuti Lisan saja
diikuti Lisan saja
tulisan
8.
Pemberian
pujian
kepada Lisan
pegawai atas prestasi kerjanya
9.
Pemberian
teguran
diikuti Tulisan saja
tulisan
kepada Lisan saja
Tulisan Saja
pegawai atas kelalaian kerjanya
10.
Penyelesaian
perselisihan
di Lisan saja
antara para pegawai mengenai
masalah kerja
Tulisan saja
42
Dari Dale L. Level, jr.,“communication Effectiveness: Method and Situation”, The
Journal of Business Communication, 10 (Musim Gugur 1972), 19-25. Dicetak
ulang dengan izin Dale L. Level Jr., dan The American Business Communication
Association, penerbit The Journal of Business Communication.(Diambil dari R.
Wayne Pace Don F. Faules dalam buku Komunikasi Organisasi)
Ada berbagai macam bentuk komunikasi yang biasa digunakan dalam
setiap metode. Bentuk komunikasi yang bisa digunakan dalam setiap metode
tersebut adalah sebagai berikut :51
a. Metode Lisan contohnya : rapat, diskusi, seminar, konferensi, interview,
telephone, sistem interkom, kontak interpersonal, laporan lisan & ceramah.
b. Metode Tulisan contohnya :surat, memo, telegram & majalah.
c. Surat Kabar contohnya : deskripsi pekerjaan, panduan pelaksanaan pekerjaan,
laporan tertulis & pedoman kebijaksanaan.
d. Metode Gambarcontohnya : grafik, poster, peta, film, slide& display.
2.4.2.4.MasalahTentangKomunikasiKeBawah
Manajemen dan karyawan sering kali berbicara dengan bahasa yang
berbeda. Banyak manajer yang tidak mengetahui bagaimana agar pesan mereka
dapat dipahami oleh karyawannya. Misalnya saja, kebanyakan manajer memiliki
pendidikan yang lebih tinggi dan banyak bahasa teknis mengenai bisnis daripada
para karyawannya.
51
Arni Muhammad,Op.Cit, hal 116
43
Di kedua jenis komunikasi ke atas maupun ke bawah, manajemen
mengendalikan system komunikasinya. Para manajer memiliki waktu, keahlian,
dan fasilitas untuk memperbaiki komunikasi yang ada di organisasi. Dan tentunya
logis saja untuk menenpatkan tanggung jawab atas terjadinya system komunikasi
yang efektif pada pundak manajemen. Ini tidak lalu berarti bahwa para karyawan
tidak perlu bertanggung jawab atas hal tersebut. Komunikasi yang efektif adalah
proses dua arah. Bagaimanapun juga, manajemen menanggung tanggung jawab
yang lebihbesar dalam membentuk dan mempertahankan system komunikasi
internal yang efektif dan efisien.52
52
Opcit, Joseph A Devito, hal: 387
Download