pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tingkat persaingan pada organisasi seperti perusahaan bisnis semakin ketat
dalam era globalisasi pada saat ini. Hal tersebut memicu organisasi untuk dapat
merespon dengan cepat dan tepat agar dapat tetap bertahan dan unggul dari para
pesaing di bidangnya. Keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh organisasi salah
satunya adalah kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan
dan pengembangan yang baik pula untuk mencapai tujuan utama dari organisasi
tersebut. Organisasi pada masa sekarang ini dituntut untuk mempunyai keunggulan
bersaing baik dalam hal kualitas produk, jasa, biaya maupun sumberdaya manusia
yang profesional. Untuk mewujudkan hal tersebut perusahaan perlu memberikan
perhatian khusus dan inovasi untuk penciptaan sumberdaya manusia yang lebih
berkualitas, karena pada intinya dengan sumberdaya manusia yang baik didalam
organisasi itulah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu kebijakan,
strategi, maupun langkah - langkah kegiatan operasional yang siap dilaksanakan
(Unajaran, 1996). SDM adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah
organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien
guna mencapai tujuan organisasi (Mathis & Jackson, 2006).
1 Sumber
daya
manusia
merupakan
aset
yang
dapat
meningkatkan
keberhasilan perusahaan. Pemberdayaan sumber daya manusia yang baik dalam suatu
perusahaan dapat menjadikan hal tersebut sebagai keunggulan kompetitif perusahaan.
Dalam menghadapi kondisi yang kompetitif tersebut diperlukan manajemen sumber
daya manusia yang baik untuk menyiapkan organisasi agar lebih fleksibel
menghadapi persaingan dan dapat unggul dari kompetitor di industri sejenis. Salah
satu peran manajemen SDM adalah sebagai agent of change dimana sumberdaya
manusia berperan menyiapkan organisasi agar lebih fleksibel menghadapi lingkungan
baru (Dessler, 2007). Hal tersebut dapat terealisasikan oleh pembentukan SDM yang
baik dari sistem dan strategi yang dibuat oleh pemimpin organisasi tersebut.
Sebuah organisasi yang memiliki skala besar pasti memiliki seorang pemimpin
untuk memimpin organisasi tersebut mencapai tujuan utama dari organisasi.
Keberadaan seorang pemimpin sangatlah penting bagi keberlangsungan sebuah
organisasi. Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam
organisasi. Bagi organisasi untuk berkembang dan bertahan hidup mereka harus
dipimpin oleh individu yang memiliki komitmen yang kuat untuk berubah. Dengan
demikian, para pemimpin harus memiliki visi yang jelas tentang masa depan
organisasi (Greenberg & Baron, 2008).
Pemimpin harus mampu menciptakan visi, misi, dan juga strategi yang terbaik
untuk organisasi serta dapat mempengaruhi anggota organisasi, yaitu bawahannya
untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Dan juga seorang pemimpin harus
2 mampu mengkomunikasikan visi, misi dan strategi dari organisasi yang telah
dibuatnya kepada para bawahannya agar dapat mengerti dan dapat menjalankan
tugasnya masing - masing sesuai dengan tujuan utama organisasi. Menurut Lensuffie
(2010) seorang pemimpin yang visioner telah terlebih dahulu mengetahui apa yang
menjadi kekurangan dan kelemahannya serta mengetahui apa yang harus dia
kerjakan. Maka pemimpin yang baik untuk memimpin sebuah organisasi dan
sejumlah bawahannya adalah pemimpin yang memiliki pandangan jauh kedepan dan
dapat menentukan apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan dirinya dan begitu
pula ia dapat mengetahu apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan organisasi yang
dipimpinnya serta kekurangan dan kelebihan dari bawahannya, agar dia dapat
menentukan kebijakan dan tindakan apa yang sesuai untuk mencapai visi yang
dibuatnya dan menjadi misi untuk mencapai hal tersebut dengan menggunakan
strategi yang baik untuk mencapainya.
Efektifitas kinerja sebuah organisasi dipengaruhi terutama oleh faktor gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan (Kennerly, 1989). Selanjutnya,
kepemimpinan juga dianggap sebagai faktor yang paling penting dalam menentukan
kepuasan kerja karyawan karena memiliki dampak yang besar pada motivasi
karyawan yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada suatu organisasi.
Skansi (2000), dalam Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006), menyatakan
bahwa kepemimpinan merupakan fungsi manajemen, yang mempunyai tujuan untuk
mengarahkan atau mengatur orang atau kelompok sosial sehingga mereka bisa
3 mencapai tujuan dari organisasi. Maka suksesnya sebuah organisasi dalam mencapai
target dan tujuannya tergantung dari cara para manajer dan pimpinannya dalam
memimpin organisasi tersebut.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mendorong para bawahannya
untuk mengeluarkan segala potensi yang dimilikinya untuk secara bersama - sama
mencapai tujuan organisasi. Menurut Lashbrook (1997), gaya kepemimpinan
memiliki peran vital dalam mempengaruhi kepuasan kerja para karyawan. Namun,
tidak semua pemimpin yang ada sekarag dapat mendorong kemampuan terbaik
karyawannya sekaligus membuat karyawan puas dalam perkerjaan mereka.
Menurut Mosadegh Rad dan Yarmohammadian (2006) menyatakan ada beberapa
tipe gaya kepemimpinan. Antara lain : autokrasi, birokrasi, kharismatik, demokratis,
partisipatif, situasional, transaksional, dan transformasional. Dari semua tipe
kepemimpinan tersebut tidak menunjukan bahwa ada salah satu gaya kepemimpinan
saja yang menunjukan hasil paling efektif bagi sebuah organisasi. Namun gaya
kepemimpinan yang berbeda dibutuhkan dalam menghadapi berbagai situasi yang
berbeda pula, karena tidak ada satu organisasi pun yang memiliki situasi yang sama.
Dari berbagai tipe gaya kepemimpinan itu lah peneliti ingin lebih memfokuskan pada
dua gaya kepemimpinan saja dan ingin menguji dampaknya terhadap kepuasan kerja
karyawan di PT. CMS. Dua gaya kepemimpinan yang dipilih oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional yang
diperkenalkan pertama kali oleh Burn (1978) dan dikembangkan oleh Bass (1985).
4 Burns (1978) berpendapat bahwa individu - individu dalam suatu organisasi
dapat dipengaruhi dan termotivasi oleh para pemimpin. Burns (1978) menguraikan
proses kepemimpinan menjadi dua, yaitu kepemimpinan transaksional dan
transformasional. Masing - masing gaya kepemimpinan tersebut memiliki cara yang
berbeda dalam mempengaruhi perilaku dan motivasi para karyawan.
Gaya kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya kepemimpinan
yang menekankan pada adanya transaksi antara pimpinan dan bawahannya. Yang
dimaksudkan dengan transaksi disini adalah pemimpin akan memberikan motivasi
dan dorongan pada bawahannya dengan cara memberikan reward apabila
bawahannya mencapai target kinerja tertentu. Hal ini berarti hubungan antara
pimpinan dan bawahannya lebih ditekankan hanya sebatas sebuah tindakan transaksi
saja, jika karyawan melakukan hal yang ditargetkan oleh pimpinannya maka ia akan
mendapatkan imbalan sesuai dengan apa yang telah ia capai, namun jika tidak
mencapai target yang diberikan maka ia akan mendapat teguran atau sanksi dari
pimpinannya. Menurut Bass (1985), kepemimpinan transformasional memiliki
pengertian sebagai gaya kepemimpinan yang melibatkan perubahan dalam sebuah
organisasi. Kepemimpinan ini sungguh - sungguh diartikan sebagai gaya
kepemimpinan yang sejati karena bekerja menuju suatu sasaran dan tujuan
perusahaan yang belum pernah diraih sebelumnya. Maka hal tersebut memiliki makna
jika seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional, maka dalam
5 memimpin, memotivasi, dan memberikan arahan kepada bawahannya ia akan terjun
langsung berinteraksi dan menjadi panutan bagi para bawahannya.
Keberagaman gaya yang dimiliki seorang pemimpin menjadi alasan munculnya
ketidakpuasan para karyawan yang akhirnya berimbas pada hasil kerja mereka.
Sedangkan menurut Voon et al. (2001), kepuasan kerja karyawan dapat dipengaruhi
dari beberapa kompenen seperti gaji, tunjangan, suasana kantor, hubungan individu
dengan rekan kerja, dan gaya kepemimpinan yang dimiliki atasan mereka. Beberapa
peneliti berpendapat dan dikutip Von et al. (2011) dengan gaya kepemimpinan yang
berbeda akan menghasilkan suasana kerja yang berbeda pula, maka akan secara
langsung mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada suatu organisasi. Sementara
Bass (1985) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan transformasional hakekatnya
akan lebih membantu terpenuhinya kepuasan kerja karyawan, sehingga memberi
dorongan kepada karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan menstimulasi
kemampuampuan intelektual para karyawan. Dalam Voon et al. (2011) dikatakan
bahwa gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional memiliki hubungan
positif dalam menstimulasi terhadap persepsi karyawan pada pekerjaan serta
kepuasan pada pemimpin dan organisasinya.
Diperlukan sebuah evaluasi untuk mengetahui kinerja dalam sebuah organisasi
atau perusahaan. Salah satu bentuk evaluasi tersebut dapat ditentukan dengan
mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan yang ada dalam organisasi tersebut.
Khusel dan Newton (1986) mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan ditentukan
6 dari seberapa puaskah karyawan terhadap pekerjaan, kelompok kerja, dan juga
pemimpin mereka sendiri. Sementara menurut Ting (1997) dalam Lo dan Ramayah
(2011), selain lingkungan kerja dan upah, kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh
karakteristik
personal
karyawan,
karakteristik
personal
manajer,
gaya
kepemimpinan-manajemen, serta sifat dari pekerjaan yang dijalani oleh karyawan
tersebut.
Penjelasan diatas membuktikan bahwa pentingnya untuk mengetahui kepuasan
kerja karyawan pada suatu perusahaan agar dapat mengevaluasi kinerja perusahaan
itu sendiri, dan juga dijelaskan bahwa adanya keterkaitan antara gaya kepemimpinan
transaksional dan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan, maka pada
penelitian ini peneliti ingin menganalisis gaya kepemimpinan seperti apa yang lebih
dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan khususnya pada perusahaan PT.
Cosma Mitra Sejahtera yang bergerak dibidang sales distributor alat - alat rumah
tangga yang memiliki jaringan nasional di lebih dari 145 kantor cabang sangat
memerlukan kinerja yang baik dari karyawannya, karena pada perusahaan ini
memiliki target - target penjualan, kredit, serta perkembangan yang harus dicapai dan
terus berkembang dari waktu ke waktu, maka sangat membutuhkan kinerja yang baik
dari karyawannya. Maka dari itu para pimpinan di perusahaan PT.CMS perlu
mengetahui gaya kepemimpinan apa yang harus mereka terapkan untuk mendapati
kepuasan kerja para karyawannya secara optimal agar menunjang kinerja mereka
dalam mencapai tujuan perusahaan. Sehubungan dengan uraian diatas, peneliti
7 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan
Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada PT. Cosma
Mitra Sejahtera).
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan dalam penelitian :
1) Apakah gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Cosma Mitra Sejahtera?
2) Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. Cosma Mitra Sejahtera?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Untuk menguji pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Cosma Mitra Sejahtera
2) Untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. Cosma Mitra Sejahtera
8 1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh gaya
kepemimpinan transaksional dan transformasional terhadap kepuasan kerja
karyawan dan menjadi referensi dan dikembangkan untuk melakukan penelitian
sejenis di tempat yang berbeda
2) Bagi Perusahaan PT. Cosma Mitra Sejahtera
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai referensi dalam mengambil keputusan dalam hal pengaruh
gaya kepemimpinan yang akan diterapkan sesuai dengan situasi dan kebutuhan
pada PT.Cosma Mitra Sejahtera terhadap kepuasan kerja karyawannya agar
memotivasi dan meningkatkan produktifitas perusahan PT.CMS.
9 1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sistematika penelitian, dan ruang lingkup penelitian.
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pada bab ini berisikan landasan teori yang dipakai oleh peneliti sebagai dasar
pemikiran
melakukan
penelitian
hubungan
pengaruh
gaya
kepemimpinan
transaksional dan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan dan menjadi
dasar pembentukan hipotesa dalam penelitian ini.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan mengenai metode penelitian yang dipakai dan berisikan desain
penelitian, populasi dan sampel, data dan metode pengumpulan data, defisini
operasional dan pengukuran variabel, metode analisis, dan metode pengujian
hipotesis.
10 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab 4 ini berisikan hasil analisa data yang diperoleh selama pengumpulan data
penelitian ini. Pada bab ini juga membahas mengenai hasil hipotesa yang diajukan
pada bab sebelumnya.
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran - saran yang
diperoleh selama penyusunan penelitian ini. Simpulan dan saran dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi pertanyaan yang menyimpang dari penelitian ini, maka ruang
lingkup pada penelitian ini hanya terbatas pada topik pengaruh gaya kepemimpinan
transaksional dan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Cosma
Mitra Sejahtera.
11 
Download