PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SURUH Lilik Triyanti, Novisita Ratu, Sutriyono Program Studi Pendidikan Matematika Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro no 52-60 Salatiga, Indonesia Email: [email protected] ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Suruh dengan populasi sebanyak 88 siswa. Pengambilan sampel dengan tehnik cluster random sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIIB diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Teams Games Tournament dan kelas VIIA diberi perlakuan dengan model Teams Assisted Individualization. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi uji nonparametric sebesar 0.000 < 0.05. Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen sebesar 82.72 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar matematika siswa yaitu sebesar 75.09. Terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan kooperatif tipe Teams Games Tounament kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan ratarata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization matematika siswa kelas kontrol. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization. Kata kunci:Model Pembelajaran Teams Games Tournamen, hasil belajar siswa. 1 PENDAHULUAN Pembelajaran matematika mempunyai peranan penting bagi dunia pendidikan di Indonesia karena bertujuan untuk melatih berpikir, bernalar, memecahkan masalah serta menyampaikan informasi atau sasaran yang nantinya dapat ditetapkan dalam berbagai bidang disiplin ilmu. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika maka perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk peningkatan pemahaman konsep matematika sehingga akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Menurut Slameto (2010 : 97), guru mempunyai tugas mendorong serta membimbing hendaklah guru memilih dan menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam belajar, baik mental, fisik, maupun sosial. Guru sebagai pendidik seharusnya mampu menerapkan strategi belajar yang baik untuk siswa. Sebaik apapun materi ajar, jika guru tidak mampu mengemas penyampaiannya secara baik maka materi yang disampaikan tidak akan sampai ke siswa. Permasalahan yang demikian, guru harus bisa meramu proses pembelajarannya agar lebih menarik, efektif, dan menyenangkan sehingga mampu mendorong siswa untuk aktif dan kreatif. Melihat permasalahan tersebut, guru harus bijaksana dalam menentukan model pembelajaran yang tepat agar dapat menciptakan situasi maupun kondisi di kelas lebih kondusif sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai tujuan yang diharapkan. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2010: 54). Pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif secara umum pada pelaksanaannya guru mengarahkan, menetapkan siswa, memberi pertanyaan, menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang guna membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Sanjaya (2007:239), mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan siswa dengan cara berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Rusman, 2011:209). Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, model kooperatif juga efektif mengembangkan kompetensi sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami 2 konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan berhubungan dengan hasil belajar. Slavin (dalam Rusman, 2011:225), mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahapan penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (teams recognition). Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Kiranawati, 2007). Model pembelajaran kooperatif lain yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu model kooperatif tipe TAI dikembangkan oleh Slavin, tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual.Tipe pembelajaran ini lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Adapun ciri khas dari pembelajaran ini ialah setiap siswa secara individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk mendiskusikan dan membahas tugas yang diberikan guru dimana sebelumnya tugas tersebut telah dikerjakan secara individu dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama ( Yusti arini : 2009 ). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI adalah model pembelajaran yang efektif untuk pelajaran matematika. Slavin mengemukakan bahwa menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Safa’ah (2011) meneliti tentang Perbandingan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tornament dan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualization. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tornament lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan konvensional. Dan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperati tipe TGT tidak terdapat perbedaan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif TAI. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2011) tidak terdapat 3 perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model TAI dengan metode pemecahan masalah dan model TGT dengan metode pemecahan masalah, tetapi ada perbedaan terhadap model konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model TAI dengan metode pemecahan masalah lebih baik daripada siswa yang menggunakan model konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model TGT dengan metode pemecahan masalah lebih baik daripada siswa yang menggunakan model konvensional. Berdasarkan prosentasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa yang menggunakan model TAI lebih baik daripada siswa yang menggunakan model TGT. Penelitian yang dilakukan oleh Septiyan (2013) hasil analisinya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan siswa yang diberi model pembelajaran TAI pada siswa XI semester 1 SMK Negeri Surabaya dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan hasil yang lebih baik. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di SMP Muhammadiyah Suruh tidak hanya terlihat berdasarkan hasil ujian nasional. Hasil yang menyatakan masih rendahnya nilai matematika juga dapat dilihat pada nilai murni semester gasal pada tahun 2012 pada materi lingkaran. Hal ini dibuktikan bahwa dari 40 siswa kelas VII yang mengikuti tes, ternyata hanya memperoleh nilai rata-rata 55,5. Nilai rata-rata yang demikian memperlihatkan bahwa hasi belajar dan motivasi belajar siswa terkhusus untuk kelas VII masih rendah pada materi lingkaran. Banyaknya nilai yang masih rendah tersebut menjadi faktor terjadinya penurunan hasil dan motivasi belajar matematika siswa, dan hal ini perlu diperhatikan untuk untuk meningkatkan mutu dan kualitas dan kuantitas pendidikan khususnya pelajaran matematika di Suruh. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang hampir sama dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan koopeartif tipe Teams Assisted Individualization pada siswa SMP Muhammadiyah Suruh. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi experimental design), karena penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games 4 Tournament (treatment) yaitu kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan (treatment) dengan kooperatif tipe Teasm Assisted Individualization yaitu kelompok kontrol. Perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah pembelajaran Teams Games Tournament. Desain pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest Only Control Group Design. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pembandingan rata-rata dari hasil posttest kedua kelas (Budiyono, 2003). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Muhammadiyah Suruh Kabupaten Semarang semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Suruh. Jumlah kelas VII di SMP Muhammadiyah Suruh sebanyak 4 kelas dengan sejumlah siswa sebanyak 88 orang. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling, dan diperoleh kelas VIIA dan VIIB sebagai sampel. Kelas VIIA sebagai kelas kontrol dan kelas VIIB sebagai kelas eksperimen. Jumlah siswa kelas VIIA adalah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, sedangkan jumlah siswa kelas VIIB adalah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) metode dokumentasi, (2) metode observasi dan (3) metode tes. Instrumen yang digunakan adalah tes berbentuk uraian materi segitiga. Pada instrumen soal tes divalidasi melalui validitas ahli dan reliabilitas. Pada uji kemampuan awal dan uji hipotesis menggunakan independent sample t-test untuk taraf signifikan 5%, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas menggunakan uji Shaphiro-Wilk dan homogenitas menggunakan Levene. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseimbangan sampel. Diperoleh hasil kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen, berdistribusi normal dan memiliki kemampuan awal yang sama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data sebelum perlakuan untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 10 siswa memiliki hasil belajar matematika yang tinggi, 6 siswa memiliki hasil belajar matematika cukup dan 6 anak memiliki belajar matematika rendah. Kategori kelas kontrol sebanyak 7 siswa memiliki hasil belajar matematika yang tinggi, 10 siswa memiliki hasil belajar matematika cukup dan 5 anak memiliki hasil belajar matematika rendah. Persentase untuk kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar matematika dalam kategori sedang yaitu sebesar 27.27%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar 5 matematika dalam kategori sedang yaitu sebesar 45.45%. Adapun kategori pretest dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Presentasi Kategori Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Kelas Eksperimen Frekuensi Persentase Tinggi 7 31.81% 10 45.45% Cukup Rendah 10 5 46.45% 22.72% 6 6 27.27% 27.27% Data hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen, dapat disajikan ke dalam grafik histogram seperti pada Gambar 1. Setelah memperoleh hasil analisis deskriptif data, maka dilanjutkan dengan uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat analisis data yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Pengujian data pretest selanjutnya yaitu menggunakan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data kedua kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, hasil uji normalitas data pretest dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Normalitas Data Awal (Pretest) Hasil Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Kelas_Kontrol 0.966 22 .627 Kelas_Eksperimen 0.967 22 .644 6 Berdasarkan Tabel 2 Test of Normality terlihat nilai signifikansi= 0.627> 0.05 untuk kelas kontrol dan nilai signifikansi= 0.644> 0.05 untuk kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Setelah diketahui bahwa seluruh data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varian antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest Levene Statistic 0.10 df1 df2 1 Sig. 42 .922 Berdasarkan Tabel 3 hasil uji homogenitas didapatkan nilai signifikan 0.922> 0.05 yang berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian selanjutnya yaitu menggunakan uji t yang bertujuan untuk mengatahui beda rerata kemampuan awal siswa kedua kelompok. Uji t pada penelitian ini menggunakan uji independent sample t-test dengan nilai signifikansi sebesar 0.083 yang berarti bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Adapun hasil uji t tersebut, dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai_Pretest Equal variances assumed LevLLevene’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Equal variances not assumed .010 .922 F Sig t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std.Error Difference -1.773 42 .083 -5.90909 3.33246 -1.773 41.758 .083 -5.90909 3.33246 Data hasil belajar matematika setelah diberi perlakuan untuk kelas eksperimen sebanyak 6 siswa termasuk dalam kategori tinggi, 6 siswa termasuk dalam kategori sedang dan 10 siswa termasuk dalam kategori rendah. Kelas kontrol sebanyak 7 siswa yang termasuk dalam kategori tinggi, 10 siswa termasuk dalam kategori sedang dan 5 siswa termasuk dalam kategori rendah. Persentase untuk kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar siswa dengan model Teams Games Tournament matematis dalam kategori tinggi dan sedang yaitu sebesar 72.72%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar dengan model Teams Assisted Individualization matematika dalam kategori rendah yaitu 7 sebesar 22.72%. Rata-rata hasil belajar dengan Teams Games Tournament matematika siswa kelas eksperimen 82.72 dan untuk kelas kontrol 75.09. Setelah pengujian analisis deskriptif, maka pengujian selanjutnya yaitu uji normalitas data posttest. Adapun hasil normalitas data posttest yaitu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 5. Normalitas Data Akhir (Postest) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Kelas_Kontrol 0.838 22 0.002 Kelas_Eksperimen 0.839 22 0.002 Berdasarkan Tabel 5 Test of Normality terlihat nilai signifikansi= 0.002>0,05 untuk kelas eksperimen dan signifikansi= 0.002<0,05 untuk kelas kontrol maka variabel berdistribusi tidak normal. Data tersebut tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya yaitu uji beda rata-rata menggunakan uji nonparametric Mann-Whitney U. Tabel 6. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajardengan Teams Games Tournament Data Posttest Hasil Mann-Whitney U 22.000 Wilcoxon W 275.000 Z -5.202 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000 a. Grouping Variable: kelas Berdasarkan uji banding dua sampel diperoleh nilai signifikan 0.000 < 0,05, artinya H1 diterima yang berarti ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menjukkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament Pada Pelajaran Matematika Terhadap hasil belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Suruh”. Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan keliling dan luas segitiga yaitu: (1) membuat siswa dengan anggota kelompok terlatih dalam menguasai materi, (2) siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, (3) siswa lebih percaya diri dan kompak dalam pembelajaran karena materi yang disajikan dengan berbasis heuristik, (4) siswa lebih berantusias bekerjasama dengan anggota kelompoknya, (5) siswa lebih menghargai masukanmasukan atau pendapat dari teman-temannya dan dapat bertanggung jawab dalam 8 menjalankan tugas yang diberikan oleh guru dan (6) setiap kelompok berlomba-lomba untuk mengerjakan soal yang disajikan guru dan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan juga mendapatkan suasana belajar yang baru dan tidak membosankan. Sehingga dalam hal ini semua siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar matematika.Terbukti nilai ratarata hasil perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 82.72. PENUTUP Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounament (TGT) terdapat perbedaan dengan model pembelajaran kooperatif tipeTeams Assisted Individualzation (TAI) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Suruh. Setelah dialakukan pembelajaran menggunaka model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounament(TGT) hasil belajar matematika siswa mengalami kenaikan menjadi 82,72 untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualzation (TAI) hasil belajar matematika siswa kelas kontrol menjadi 75,09. Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tounament (TGT) dan Teams Assisted Individualzation (TAI) terdapat berbedaan yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rusman. 2011. Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana.2011. penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning (Teori dan AmplikasiPAIKEM). Yogyakata: Belajar. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. . 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT.Grafindo Persada. http://htmlimg3.scribdassets.com/2ae85u6pog2rk765/images/1-0ef1240c1b.jpg Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaan Kooperatif. Surabaya: UNESA Press. 9 Ariyo Wibowo, 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Koopratif TAI dan TGT Dengan Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Hand Out Dalam Pokok Bahasan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas VII Semester I MTS AL Wathoniyyah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jurusan Pendidikan Matematika. Univearsitas IKIP Semarang.Tersedia pada http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0429108-14284 (diakses pada tanggal 12 Ferbuari 2014). Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nada Alfi Safaah, 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Materi Pokok Peluang Kelas XI semester I SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara.Skripsi , Semarang.Tersedia Jurusan pada Pendidikan Matematika. Univearsitas IKIP http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0429108- 14284 (diakses pada tanggal 10 Januari 2014). Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Ibrahim, dkk.2000. Pembelajaran Koooperatif. Surabaya: UNESA Press. Slavin, Robert E.2009.Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta 10