BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Akuntansi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1
Latar belakang
Akuntansi adalah aktivitas
informasi
keuangan
pemberian
jasa untuk
menyediakan
kepada para pengguna dalam rangka pengambilan
keputusan. Proses akuntansi meliputi pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan,
dan pelaporan suatu transaksi keuangan yang timbul
dari
kegiatan
suatu
organisasi dengan cara-cara tertentu yang sistematis, serta interpretasi terhadap
hasil-hasil yang ditimbulkannya. Seiring dengan berkembang nya zaman banyak
perusahaan atau organisasi yang bermunculan untuk memperoleh laba maupun
untuk memenuhi keperluan masyarakat. Dengan munculnya perbedaan tersebut
maka diperlukan sistem yang dapet memberikan informasi yang sesuai dengan
bentuk perusahaan maupun organisasi sebagai bentuk pertanggungjawaban setiap
periode. Secara umum akuntansi terdiri dari makro dan mikro. Hal tersebut terjadi
karena luasnya ruang lingkup di suatu organisasi dengan aktivitas yang berbedabeda. Akuntansi mikro terdiri dari Akuntansi Bisnis dan Organisasi sektor publik.
Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan
publik dan memiliki wilayah yang lebih luas serta lebih kompleks daripada sektor
swasta atau sektor privat. Organisasi sektor publik lebih banyak berhubungan
dengan kehidupan publik seperti dalam memberikan pelayanan dan memenuhi
kebutuhan publik. Organisasi sektor publik meliputi pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan kesejahteraan,
1
lembaga keagamaan, lembaga amal dan lembaga penyumbang dana. Perbedaan
antara akuntansi pemerintahan dengan akuntansi bisinis yaitu tujuan dan
perundangan-undangan. Tujuan dari akuntansi pemerintahan yaitu untuk
mensejahterakan masyarakat sedangkan akuntansi bisnis untuk menambah nilai
perusahaan, meningkatkan laba dan arus kas hasil operasi. Namun pada
hakekatnya tujuan kedua akuntansi tersebut sama yaitu memberikan informasi
keuangan atas transaksi keuangan
yang dilakukan organisasi tersebut dalam
periode tertentu dan posisi keuangan pada saat tertentu kepada para penggunanya
dalam rangka pengambilan keputusan.
Dalam Mardiasmo (2002:18),
World Bank mendefinisikan good
governance sebagai suatu penyelenggarakan manajemen pembangunan yang
sejalan dengan prinsip demokrasi, penghindaran salah alokasi dana investasi,
pencegahan korupsi baik secara politik dan administratif. Konsep good goverment
ini munculnya karena adanya ketidakpuasan pada kinerja pemerintahan yang
selama ini dipercaya sebagai penyelenggarakan urusan politik. Pendekatan
penyelenggaraan urusan publik yang bersifat sentralis, non partisipasif serta tidak
akomodatif terhadap kepentingan publik pada rezim-rezim terdahulu, harus diakui
hal tersebut menimbulkan rasa ketidak percayaan masyarakat terhadap kinerja
rezim-rezim terdahulu. Apabila dalam menggunakan dan melaksanakan
kewenangan politik, ekonomi dan administratif dengan baik maka rasa ketidak
percayaan masyarakat terhadap kinerja akan hilang dan masyarakat akan
mendukung kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh rezim tersebut. Oleh
sebab itu perlu adanya dukungan dari berbagai pihak yaitu negara, swasta, dan
2
masyarakat. Bukan hanya dukungan saja yang dibutuhkan tapi juga harus bisa
menerapkan lima karakteristik dalam good goverment yaitu transparansi,
akuntanbilitas, pertanggungjawaban, indepedensi, kesetraan dan kewajaran.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 yang selanjutnya disebut
Permendagri No 21 Tahun 2011 merupakan suatu pedoman yang mengatur
tentang pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan daerah meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawab dan pengawasan
keuangan daerah. Laporan keuangan yang disusun terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan keuangan.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan daerah wajib menyajikan laporan keuangan dengan
mengacu kepada PSAP.
Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada PSAP adalah dalam
rangka peningkatan kualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang
dimaksud
dapat
meningkatkan
kredibilitasnya
serta
dapat
mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pemerintahan daerah. Hal tersebut
menjadi salah satu cara untuk tercapainya good goverment. PSAP menjadi salah
satu peraturan pemerintah yang menjadi dasar bagi semua entitas pelaporan dalam
menyajiakan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Kegunaan lain dari PSAP adalah sebagai dasar
untuk menyamakan persepsi dalam memahami informasi Laporan Keuangan
sehingga bisa meminimalisir perbedaan persepsi.
3
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset (DPPKA) DIY yang mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Perangkat Keuangan Daerah
(SKPKD). Penelitian ini akan meneliti tentang aset tetap karena aset tetap
merupakan aset yang sangat krusial bagi suatu daerah. Sebagian besar kekayaan
suatu daerah tercermin dari nilai aset tetap yang besar.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berminat untuk melakukan
penelitian dengan judul “ IMPLEMENTASI PSAP 07 TENTANG AKUNTANSI
ASET TETAP BASIS AKRUAL PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015”.
1. 2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka permasalahan yang
ingin dijawab melalui penulisan ini adalah apakah Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta sudah mengimplementasikan
tentang Akuntansi aset tetap basis akrual sesuai dengan PSAP 07?
1. 3
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menjawab dari rumusan masalah diatas yaitu untuk
mengetahui pengimplementasian PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap basis
akrual pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2015.
4
1. 4
Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk mengetahui secara mendalam tentang perlakuan
akuntansi aset tetap dalam penyusunan Neraca dan untuk mengaplikasikan
ilmu yang di dapat dibangku perkuliahan.
b. Bagi Instansi
Sebagai bahan evaluasi kinerja bagi lingkungan pelaksanaan aktifitas
akuntansi dan aset pada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
c.
Bagi Pihak lain
Dapat dijadikan tambahan wawasan bagi para pembaca serta dijadikan
sumber informasi atau bahan masukan guna pembuatan laporan
selanjutnya.
1. 5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah memberikan penjelasan singkat tentang
hal-hal yang akan diuraikan pada setiap bab dari laporan ini. Sistematika
penulisan adalah sebagai berikut.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan akan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
5
BAB II Gambaran Umum Penulisan
Dalam bab gambaran umum akan menjelaskan mengenai kondisi umum dari
DPPKA DIY, Tinjauan Pustaka yang berisi landasan teori mengenai topik
tersebut dan Meteodologi penulisan.
BAB III Analisis dan Pembahasan
Dalam bab ini akan membahas judul dan akan menghasilkan sebuah informasi.
BAB IV Penutup
Dalam bab ini akan terdapat kesimpulan dan saran yang berasal dari hasil
pembahasan bab sebelumnya.
6
Download