KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter adalah krisis yang berhubungan dengan keuangan suatu negara. Hal ini ditandai dengan keadaan keuangan yang tidak menentu sebagai akibat lembaga keuangan dan nilai tukar mata uang tidak berjalan sesuai harapan Kondisi ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda fundamental ekonomi yang kuat : 1. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, 2. laju inflasi terkendali, 3. tingkat pengangguran relatif rendah, 4. neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali, 5. cadangan devisa masih cukup besar, 6. realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus Kondisi ekonomi Indonesia sebelum krisis melanda kelemahan struktural : 1. peraturan perdagangan domestik yang kaku dan berlarut-larut, 2. monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi tidak efisien dan kompetitif. 3. kurangnya transparansi dan kurangnya data menimbulkan ketidak pastian sehingga masuk dana luar negeri dalam jumlah besar melalui sistim perbankan yang lemah. 4. sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang sebagian besar tidak di batasi. Dengan terjadinya krisis moneter, terjadi juga krisis kepercayaan. Penyebab Krisis Menurut Bank Dunia akumulasi utang swasta luar negeri yang cepat dari tahun 1992 hingga Juli 1997, sehingga 95% dari total kenaikan utang luar negeri berasal dari sektor swasta ini, dan jatuh tempo rata-ratanya hanyalah 18 bulan Kelemahan pada sistem perbankan masalah governance, termasuk kemampuan pemerintah menangani dan mengatasi krisis, yang kemudian menjelma menjadi krisis kepercayaan dan keengganan donor untuk menawarkan bantuan finansial dengan cepat. ketidak pastian politik menghadapi Pemilu yang lalu dan pertanyaan mengenai kesehatan Presiden Soeharto pada waktu itu. Penyelewengan dana masyarakat dari bank-bank swasta Pinjaman luar negeri dan dana masyarakat yang masuk ke sistim perbankan, banyak yang dikelola secara tidak prudent, yakni disalurkan ke kegiatan grupnya sendiri dan untuk proyek-proyek pembangunan realestat secara berlebihan sehingga jauh melampaui daya beli masyarakat, kemudian macet dan uangnya tidak kembali Pinjaman-pinjaman luar negeri dalam jumlah relatif besar yang dilakukan oleh sistim perbankan sebagian disalurkan ke sektor investasi yang tidak menghasilkan devisa (non-traded goods) di bidang tanah seperti pembangunan hotel, resort pariwisata, taman hiburan, taman industri, shopping malls dan realestat Proyek-proyek besar ini umumnya tidak menghasilkan barang-barang ekspor dan mengandalkan pasar dalam negeri, maka sedikit sekali pemasukan devisa yang bisa diandalkan untuk membayar kembali utang luar negeri Dampak Krisis Ekonomi 1. Inflasi Karena kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang Rupiah, akhirnya permintaan akan mata uang asing meningkat. Tetapi cadangan devisa yang dimiliki Indonesia tidak mencukupi dan hal ini mengakibatkan nilai mata uang asing terus melonjak hingga lebih dari Rp 10.000,- per 1 $US. Dengan meningkatnya nilai mata uang asing, otomatis biaya import barang faktor produksi juga meningkat. Hal ini menyebabkan harga barang dalam negeri meningkat. 2. Meningkatnya utang luar negeri Seiring dengan semakin melemahnya nilai tukar rupiah, semakin meningkat juga utang luar negeri kita. 3. Banyaknya pengangguran akibat PHK Dampak Krisis Ekonomi 4. Income per kapita yang turun secara drastis Inflasi dan keadaan ekonomi yang kacau menyebabkan banyak perusahaan yang bangkrut.Perusahaan yang tutup otomatis menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan. Penganguran meningkat drastis. Ditambah lagi dengan PHK dimana-mana. 5. Pertumbuhan ekonomi yang anjlok tahun 1998 Utang yang semakin bertambah, nilai tukar rupiah yang melemah menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok. 6. Kompromi dan pemberian kompensasi terhadap negara-negara pemberi bantuan dalam IMF. Indonesia berusaha untuk berkompromi dan memberi kompensasi terhadap negara-negara pemberi bantuan dalam IMF dengan tujuan Indonesia mendapat pinjaman (utang) untuk memperbaiki keadaan ekonomi yang kacau. Cara Mengatasi Transparansi pengelolaan APBN Meningkatkan eksport non migas dan membatasi impor barang konsumtif Meningkatkan akuntability pengelolaan sumber2 pendanaan Meningkatkan pengawasan terhadap Bank Swasta Subsidi tepat sasaran Proyek pembangunan yang menyentuh kepentingan rakyat Bank Pemerintah dan Bank Swasta lebih selektif dalam menyalurkan kredit Hukuman tegas para koruptor Pengawasan terhadap sumber2 kekayaan negara Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) -> Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) Dampak Positif • Secara umum impor barang menurun tajam termasuk impor buah, • perjalanan ke luar negeri dan pengiriman anak sekolah ke luar negeri, kebalikannya arus masuk turis asing akan lebih besar, • daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis pertanian, • proteksi industri dalam negeri meningkat sejalan dengan merosotnya nilai tukar rupiah, • pengusaha domestik kapok meminjam dana dari luar negeri. Hasilnya adalah perbaikan dalam neraca berjalan. • Petani yang berbasis ekspor penghasilannya dalam rupiah mendadak melonjak drastis, sementara bagi konsumen dalam negeri harga beras, gula, kopi dan sebagainya ikut naik Krisis Ekonomi Global Krisis Ekonomi AS -> menurunnya daya beli masy AS/ volume impor turun -> volume ekspor negara lain menurun (termasuk Ind) -> Investor Asing di Indonesia menarik dananya -> Ind kehilangan modal utk pembangunan -> perusahaan2 lesu -> 1. Ind kembali menanggung hutang perbankan & hutang swasta 2. PHK -> pengangguran Solusi utk Indonesia menghadapi Krisis Global Melakukan penyesuaian APBN dengan prioritas untuk pembangunan infrastruktur dalam bentuk program padat karya disamping melakukan penataan bagi sektor informal di kota-kota dengan kebijakan anti penggusuran. Di bidang pertanian, diambil langkah untuk mengarahkan petani miskin dan penganggur untuk mendapatkan lahan produktif sebagai modal untuk meningkatkan taraf hidup serta membatalkan rencana pemberlakuan pajak terhadap produk-produk pertanian. Untuk bidang ekonomi makro, mendesak diturunkan suku bunga dan melonggarkan likuiditas untuk menggerakkan sektor riil serta memberikan insentif pajak bagi industri yang mempunyai basis penyerapan tenaga kerja yang besar. Solusi utk Indonesia menghadapi Krisis Global Pemerintah disarankan secara serius mengelola resiko ekonomi dan fiskal disamping melakukan penguatan pada sektor UMKM dan kewirausahaan. Pemerintah harus lebih fokus pada pembangunan ekonomi domestik untuk lebih mandiri dan melakukan revitalisasi industri dengan prioritas pada sumberdaya industri dan pembanganun infrastruktur. Indonesia perlu membangun perekonomian yang memiliki daya tahan dan kelenturan yang tinggi agar dapat tetap berkembang dan bertahan dalam kondisi yang semakin dinamis dan kompetitif Diperlukan kebijakan untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga-tenaga sarjana yang terkena imbas PHK sebagai tenaga pendampingan di sektor pertanian, kesehatan dan kependudukan dan terakhir, melakukan reorientasi kebijakan-kebijakan pembangunan yang mendorong ke arah kemandirian bangsa.