BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA KONSEPTUAL A

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA KONSEPTUAL
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teori
Pada bagian ini diuraikan beberapa landasan teori mengenai pembentukan
portofolio optimal sebagai berikut:
a. Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat
ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk
melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup,
pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan
dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. (Halim,2007:2)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah
penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan
dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian
efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan
tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa
efek.
Dalam menentukan dana yang akan diinvestasikan para investor perlu
proses keputusan investasi. Proses keputusan investasi merupakan keputusan yang
berkesinambungan (on going process) sampai tercapai keputusan investasi yang
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
terbaik.
Tahapan-tahapan
tersebut
meliputi
tahapan
sebagai
berikut:
(Tandelilin,2012:8).
1) Penentuan Tujuan Berinvestasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return
yang mau dicapai.
2) Penentuan Kebijakan Investasi
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah
seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana
yang akan diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau
investasi, pengetahuan akan pasar modal.
3) Pemilihan strategi portofolio dan asset
Setelah mengetahui hal-hal pada point 1 dan 2 di atas maka kita dapat
membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal.
4) Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk sesuai dengan tujuan.
Setelah mengetahui proses keputusan investasi, maka selanjutnya ialah
mengetahui secara umum motif investasi didasari untuk memperoleh keuntungan
dari dana yang diinvestasikan karena adanya peluang untuk mendapatkan
keuntungan yang diinginkan, tingkat keuntungan dalam investasi biasanya
dipengaruhi oleh sikap investor dalam mengambil atau menanggapi risiko.
b. Dasar Keputusan Investasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan pengembalian,
tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Pengembalian
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi
yang
dilakukannya.
Risiko
merupakan
kemungkinan
perbedaan
antara
pengembalian aktual yang diterima dengan pengembalian yang diharapkan.
Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi
tersebut. Darmaji (2012:9) mengemukakan pengembalian dan risiko investasi
dalam saham antara lain:
1) Risiko investasi saham:
a) Tidak mendapatkan dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Sebaliknya, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika
perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan
investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
b) Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor
harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan
demikian seorang investor mengalami capital loss.
c) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara
langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
saham di Bursa Efek Indonesia, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau
dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan
atau didelisting.
d) Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh investor adalah jika saham perusahaam
dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Suatu saham perusahaan
dikeluarkan dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam
kurun waktu tertentu tidak diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun,
tidak membagi dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai
kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di Bursa.
e) Saham dihentikan sementara (suspensi)
Risiko lain yang juga mengganggu para investor untuk melakukan
aktivitasnya, yaitu jika suatu saham di-suspensi atau dihentikan perdagangannya
oleh otoritas Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan investor tidak
dapat menjual sahamnya hingga suspense dicabut. Suspensi biasanya berlangsung
dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan,
tetapi dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.
2) Pengembalian investasi saham:
a) Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Umumnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi
jangka panjang.
b) Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui
capital gain. Misalnya, seorang investor membeli saham pada pagi hari dan
kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.
c. Risiko dan Pengembalian
Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang investor adalah
adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off return and risk). Adapun
pengertian masing-masing yaitu
1) Risk atau tingkat risiko
Risiko adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi
karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Risiko ini ada dua yaitu risiko
sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari
kebijakan perusahaan). Risiko adalah perbedaan antara hasil yang diharapkan
(expected return) dan realisasinya.(Zubir,2011;19)
2) Return atau tingkat pengembalian
Menurut Husnan (2010) tingkat pengembalian disebut juga imbal hasil yaitu
hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/
imbal hasil yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa
mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen. Dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
kata lain, return dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang
diperoleh dari tingkat keuntungan yang diharapkan.
3) Antara Return dan Risk
Terdapat hubungan yang searah atau linier, artinya semakin besar risiko
yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.
Berdasarkan
sikapnya
dalam
menghadapi
risiko,
investor
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. (Warsono,2011:76)
a) Pengambil risiko (Risk seeker)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan
pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang
berisiko.
b) Penghindar risiko (Risk Averter)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan
pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang
kurang berisiko
c). Acuh terhadap risiko (Risk Indiference)
Investor yang tidak perduli akan jenis investasi mana yang akan diambil.
Ketidakpastian dari return yang akan diperoleh itulah yang dinamakan dengan
risiko, di mana tingkat keuntungan dan risiko adalah dua hal yang tidak terpisah.
Keuntungan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sesuai dengan tujuan
investasi yang dilakukan investor tidak lain bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan (return). (Tandelilin,2012:6) mengatakan “Return adalah tingkat
keuntungan investasi” Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
menjadi dua yaitu, Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi
(expected return). Return ekspektasi adalah pengembalian yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan
return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.
d. Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan assets,
baik berupa real assets atau financial assets yang dimiliki oleh investor
(Halim,2005:63). Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi
risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada
berbagai alternatif investasi.
Tujuan akhir dalam teori portofolio adalah memaksimalkan keuntungan
dengan tingkat risiko seminimal mungkin. Investor harus melakukan penyebaran
risiko dengan memperbanyak saham agar risiko dapat dikendalikan. Sehingga
apabila dalam mengeluarkan saham terjadi kebangkrutan maka juga berdampak
pada kebangkrutan investor.
Investor yang memiliki beberapa saham, apabila salah satu saham
mengalami kerugian, saham lain akan memperoleh keuntungan. Tingkat
keuntungan yang diharapkan atas suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang
tingkat keuntungan dari berbagai aset keuangan dalam portofolio tersebut. Risiko
portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat keuntungan
yang diharapkan, semakin besar penyimpanan tingkat keuntungan yang
diharapkan berarti semakin besar pula tingkat risikonya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
e. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Portofolio-portofolio efisien berada di efficient set. Portofolio–portofolio
efisien merupakan portofolio-portofolio yang baik, tetapi bukan yang terbaik.
Portofolio efisien hanya mempunyai satu faktor yang baik, yaitu faktor
pengembalian ekspektasian atau faktor risikonya, belum terbaik keduanya. Hanya
terdapat satu portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal
merupakan bagian dari portofolio-portofolio efisien. Suatu portofolio optimal juga
sekaligus merupakan suatu portofolio efisien, tetapi suatu portofolio efisien belum
tentu portofolio optimal. (Jogiyanto,2008:297) Portofolio efisien (efficient set)
dapat didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi
terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang mengandung risiko
terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sama (Jogiyanto,2008:299).
f. Risiko Dan Tingkat Pengembalian Portofolio
Tingkat pengembalian realisasi portofolio (portofolio realized return)
merupakan rata–rata tertimbang dari return–return realisasi masing–masing
sekuritas tunggal dalam portofolio tersebut. Tingkat pengembalian ekspetasi
portofolio (portofolio expected return) merupakan rata–rata tertimbang dari
return–return ekspetasi masing–masing sekuritas tunggal didalam portofolio
(Jogiyanto,2008;243) Return–return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena
adanya reaksi umum (common response) terhadap nilai–nilai pasar. Dasar ini,
tingkat pengembalian dari suatu sekuritas dan tingkat pengembalian dari indeks
pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan:
Ri = αi + βi x RM
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Keterangan:
Ri
= return sekuritas ke i,
αi
= suatu variabel acak yang menunjukan komponen dari retur sekuritas ke i
yang indepen terhadap kinerja pasar,
βi
= koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM,
RM = tingkat pengembalian dari indeks pasar, yang juga merupakan suatu
variabel acak.
Variabel merupakan komponen tingkat pengembalian yang tidak tergantung
dari tingkat pengembalian pasar. Variabel αi dapat dipecah menjadi nilai yang
diekspektasi (expected value) αi dan kesalahan residu (residual error) ei sebagai
berikut:
Ai = αi + ei
Persaman diatas tersebut disubstitusikan ke persamaan Ri maka akan
mendapatkan persamaan model indeks tunggal sebagai berikut:
Ri = αi + ei + βi x RM
Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih
tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar
modal Indonesia misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau
indeks lainnya, misalnya LQ 45. Jika digunakan LQ 45, maka return pasar untuk
waktu ke-t dapat dihitung sebesar (Jogiyanto,2008:204):
Model indeks tunggal membagi tingkat pengembalian dari suatu sekuritas
kedalam dua komponen yaitu sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
1). Komponen tingkat pengembalian yang unik diwakili oleh αi (hanya berhubungan
dengan peristiwa mikro) terhadap tingkat pengembalian pasar.
2). Komponen tingkat pengembalian berhubungan dengan tingkat pengembalian
pasar yang diwakili oleh βi x RM Bagian tingkat pengembalian berhubungan
dengan tingkat pengembalian pasar ditunjukan oleh βi yang merupakan
sensitivitas tingkat pengembalian suatu sekuritas terhadap tingkat pengembalian
pasar. Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk tingkat
pengembalian ekspektasi (expected retrun). Tingkat pengebalian ekspektasi dari
model ini dapat diderivasi dari model indeks tunggal sebagai berikut:
E(Ri) = E(αi + βi x RM )
Jika untuk E.ei bernilai nol maka:
E(Ri) = αi + βi x ERM
Tidak seperti halnya tingkat pengembalian portofolio yang merupakan ratarata tertimbang dari seluuh tingkat pengembalian sekuritas tunggal, risiko
portofolio (portofolio risk) tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh
risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil dari risiko
rata–rata tertimbang masing–masing. Risiko portofolio menunjukan bahwa secara
umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas
tunggal kedalam bentuk portofolio.
Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko didalam portofolio ialah
tingkat pengembalian untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara
positif dan sempurna. Risiko dan tingkat pengembalian mempunyai hubungan
yang positif semakin besar risiko yang ditanggung maka semakin besar tingat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
pengembalian yang harus dikompensasikan. Risiko dari investasi juga perlu
dipertimbangkan oleh karenanya risiko dan tingkat pengembalian merupakan dua
hal yang tidak terpisahkan karena pertimbangan suatu investasi merupakan tradeoff dari kedua fakta ini.
g. Model Pembentukan Portofolio Optimal
Single Index Model adalah sebuah teknik untuk mengukur pengembalian
dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model tersebut mengasumsikan bahwa
pergerakan pengembalian saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar.
Apabila pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat,
maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun,
maka harga saham di pasar akan turun pula. Jadi, pengembalian saham berkorelasi
dengan pengembalian pasar. Setiap perusahaan tidak sama dalam merespon
perubahan pasar, ada pula yang kurang sensitif (Zubir,2011:97).
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat
diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika
indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal
ini menyarankan bahwa pengembalian- pengembalian dari sekuritas mungkin
berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahanperubahan nilai pasar.
Pengembalian dari suatu sekuritas dan pengembalian dari indeks pasar yang
umum dapat dituliskan sebagai hubungan (Jogianto,2010:340) portofolio optimal
berisi aktiva–aktiva yang mempunyai ERB yang tinggi. Aktiva–aktiva dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
ERB yang rendah tidak dapat di masukan ke dalam portofolio optimal dan
diperlukan cut-of-point yang menentukan batas nilai ERB yang dikatakan tinggi.
Portofolio
dengan
metode
indeks
tunggal
dapat
dilakukan
dengan
membandingkan antara excess return to beta (ERB) yang merupakan kelebihan
pengembalian tingkat bebas risiko pada asset lain dengan cut-of-rate yang
merupakan perbandingan antara varian pengembalian pasar dengan sensitivitas
saham individu terhadap varian kesalahan saham. Saham yang memiliki ERB
lebih besar dari cut-off-rate dijadikan portofolio, sebaliknya jika ERB lebih kecil
dari cut-off-rate tidak diikutkan dalam portofolio.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk
menentukan set portofolio yang efisien. Adapun langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan perkembangan harga saham Perusahaan LQ 45, IHSG, dan
SBI.
2) Menghitung parameter pasar, yaitu return dan risiko dari pasar bursa, dalam
hal ini Bursa Efek Indonesia.
Return Pasar
Varian Pasar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
3) Menghitung parameter saham, yaitu return dan risiko saham.
Return Pasar
Varian Pasar
4) Menghitung kovarians antara saham dengan pasar
yang mencerminkan
hubungan antara return saham dengan return pasar.
5) Menghitung risiko sistematik saham
6) Menghitung risiko tidak sistematik saham
7) Menghitung Alpha (
saham
8) Menetukan Excess Return to Beta (
9) Menyusun peringkat saham berdasarkan ERB positif tertinggi sampai terendah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
10) Menentukan nilai Ci saham-saham yang memiliki ERB positif
di mana
11) Memilih Portofolio optimal, yaitu :
ERB
, maka masuk portofolio optimal
ERB
, maka tidak masuk portofolio optimal
12) Menentukan proporsi dana untuk portofolio optimal (
di mana
13) Menentukn return portofolio
14) Menentukan varian portofolio
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Catatan: arti dari simbol/lambang yang digunakan dalam rumus-rumus:
= Return Ekspektasi Pasar
= Return Pasar
= Varian Pasar Portofolio
n
= Periode
= Return Saham
= Return Ekspektasi Saham
= Varian Saham
= Kovarian Return Saham dengan Return Pasar
= Risiko Sistematik
= Risiko tidak Sistematik
= Return Independen
ERB
= Excess Return to Beta
= Return bebas risiko
= Cut Off Point
= Skala timbangan saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
= Proporsi dana
= Return Ekspektasi Portofolio
= Varian Portofolio
1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
a. Mokhamad
Sukarno
(2007)
meneliti
tentang
Analisis
Pembentukan
Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index di Bursa
Efek Jakarta.
Populasinya
yaitu seluruh saham
LQ-45, sedangkan sampelnya yaitu
Saham LQ-45 yang melakukan stock split. Dengan hasil penelitiannya yaitu
terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham kandidat dengan
return 19 saham non kandidat portofolio. Rata-rata return saham kandidat lebih
tinggi dibandingkan rata-rata return saham non kandidat. Jadi portofolio optimal
dalam penelitian ini dibentuk oleh saham yang mempunyai retun tertinggi pada
tingkat risiko yang relatif sama.
b. Umanto Eko (2008) dengan penelitian
yang berjudul Analisis dan
Penilaian Kinerja Portofolio Saham-Saham LQ-45.
Penelitian ini mendesain suatu simulasi portofolio optimal terhadap
saham-saham likuid LQ-45 di BEI tahun 2002-2007 dengan menggunakan
data harga saham harian. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat pengembalian
antara dua saham atau lebih akan berkorelasi atau bergerak bersama dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
mempunyai reaksi
yang sama terhadap satu faktor atau single index yang
dimasukkan kedalam model analisis saham LQ-45
c. Sari Yuniarti (2010) dengan penelitiannya yang berjudul Pembentukan
Portofolio Optimal Saham-saham Perbankan yang Menggunakan Model Indeks
Tunggal. Data yang digunakan adalah data harga saham perbankan yang
terdaftar di
LQ-45 selama tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana kombinasi portofolio yang optimal dapat dibentuk dari
tujuh saham yang masuk dalam LQ-45 tahun 2009 dengan menggunakan single
index model. Dengan populasi yaitu seluruh saham perbankan dan sampel saham
perbankan yang terdaftar dalam sahan LQ-45. Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan kombinasi portofolio yang paling optimal adalah terletak pada
kombinasi
saham-saham
BBRI,
BBNI,
dan BBCA. Hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa dari tujuh saham dijadikan sampel terdapat tiga saham yang
masuk dalam kandidat portofolio yaitu BBRI, BBNI, dan BBCA.
d. Aty Herawati (2010) dengan judul penelitian Analisa Penentuan Portofolio
Optimal Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penentuan
portofolio optimal dari saham yang dianalisa dengan menggunakan model indeks
tuggal pada periode Januari–Desember 2009 dan untuk mengetahui return dan
risiko dari portofolio optimal sham yang terbentuk dengan model indeks tunggal.
Dari 18 Perusahaan sebagai sampel, diperoleh hasil ada 10 saham yang
termasuk dalam portofolio optimal, yaitu Aqua Golden Mississipi (AQUA), Astra
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Agro Lestari (AALI), Bimantara Citra (BMTR), Jaya Real Property (JRPT), PP
London Sumatera (LSIP), International Nickel Indonesia (INCO), Japfa (JPFA),
Merck (MERK), Aneka Tambang (ANTM), dan Telekomunikasi Indonesia
(TLKM). Sedangkan saham Asuransi Ramayana (ASRM), Astra International
(ASII), Holcim Indonesia (SMCB), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Bank
Danamon (BDMN), tidak termasuk dalam portofolio optimal.
e. Ni Wayan Putri Yanawati dan Nyoman Abundanti (2012) dengan penelitiannya
yang berjudul Kinerja Portofolio Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan selama periode 2011. Dengan populasi seluruh
Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011 dan sampel 75 perusahaan. Berdasarkan pada penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penentuan portofolio optimal berdasarkan model Indeks
Tunggal dengan menggunakan 75 sampel saham perusahaan sektor manufaktur
periode Januari 2011 sampai Desember 2011 yang terpilih hanya 2 (dua) saham
yaitu saham Champion Pasific Indonesia Tbk (IGAR), dan Multistrada Arah
Sarana Tbk (MASA).
f. Apriyani Widya Turangga, dkk (2013) dengan penelitiannya yang berjudul
Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham pada Perusahaan Manufaktur
Indonesia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dengan populasi seluruh Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
dan sampel enam perusahaan. Dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
pembentukan portofolio optimal selama periode tahun 2008-2012 terhadap
Perusahaan Manufaktur terdapat 6 anggota sampel dari hasil perhitungan dengan
menggunakan model indeks tunggal terdapat 3 saham yang mempunyai excess
return to beta lebih besar dari Cut-of point. Saham yang dapat membentuk
portofolio optimal, yaitu ASII (Astra International Tbk), DVLA (Darya-Varia
Laboratoria Tbk), dan SMSM (Selamat Sempurna Tbk).
g. Eugina Natalia, Darminto, dan M.G Wi Endang NP (2014) dengan judul
peneliannya Penentuan Portofolio Saham
yang Optimal dengan model
Markowitz Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Dengan populasi seluruh saham yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sampel sembilan saham perusahaan
Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dengan menggunakan model Markowitz ternyata sembilan saham tersebut
tergolong dalam portofolio optimal. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya
risiko yang minimal daripada sebelum diadakan perhitungan portofolio optimal.
Investor dapat memilih sesuai dengan preferensinya saham mana diantara
kesembilan saham tersebut yang akan dijadikan pilihan untuk berinvestasi.
h. Nanda Rafika Permatasari (2015), dengan judul penelitian Penentuan
Portofolio Saham Optimal Dengan Metode Single Index Sebagai Dasar Penetapan
Investasi Saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi
penelitian adalah 128 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014. Pemilihan sampel ditentukan dengan teknik
purposive sampling dengan
kriteria saham yang aktif berdasarkan frekuensi
transaksi perdagangan dan pembagian dividen secara berturut-turut yang
dilakukan perusahaan selama tahun 2010-2013, sehingga diperoleh sampel
sebanyak dua puluh saham. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model single index.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh belas saham yang menjadi
kandidat portofolio dari dua puluh saham yang diteliti yaitu UNVR mempunyai
nilai ERB terbesar 6,5514 dengan proporsi dana 13,31%, SMSM mempunyai nilai
ERB sebesar 3,5752 dengan proporsi dana 8,24%, TSPC mempunyai nilai ERB
sebesar 3,1395 dengan proporsi dana 7,59%, GGRM mempunyai nilai ERB
sebesar 3,0697 dengan proporsi dana 6,84%, ARNA mempunyai nilai ERB
2,9673 dengan proporsi dana 6,84%, AMFG mempunyai nilai ERB 1,5022
dengan proporsi dana 5,05%, GJTL mempunyai nilai ERB sebesar 1,4741 dengan
proporsi dana 5,10%, KLBF mempunyai nilai ERB sebesar
1,4003 dengan
proporsi dana 3,36%, KAEF mempunyai nilai ERB sebesar 1,2599 dengan
proporsi dana 4,89%, CPIN mempunyai nilai ERB sebesar 1,0622 dengan
proporsi dana 3,33%, INTP mempunyai nilai ERB sebesar 0,9336 dengan
proporsi dana 7,15%, AUTO mempunyai nilai ERB sebesar 0,8503 dengan
proporsi dana 1,24%, INDF mempunyai nilai ERB sebesar 0,8270 dengan
proporsi dana 9,60%, DVLA mempunyai nilai ERB sebesar 0,7751 dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
proporsi dana 2,38%, JPFA mempunyai nilai ERB sebesar 0,7691 dengan
proporsi dana 2,14%, SMGR mempunyai nilai ERB sebesar 0,7663 dengan
proporsi dana 8,10%, dan SMCB mempunyai nilai ERB sebesar 0,6878 dengan
proporsi dana 5,35%. Tujuh belas saham tersebut menghasilkan expected return
sebesar 0,028 dan kemungkinan risiko yang terjadi sebesar 0,015.
B. Rerangka Konseptual
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada landasan teori maka dapat
disusun Rerangka pikir yang menggambarkan tentang pembentukan portofolio
optimal sebagai berikut;
Rerangka Konseptual
Gambar 2.1.
Rerangka Konseptual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Gambar diatas menjelaskan alur berfikir dalam berinvestasi di pasar modal
yang dimulai dari seorang investor menanamkan investasi ataupun membeli
saham yang cenderung stabil dan aktif serta likuid, sehingga lebih mudah
diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat serta memiliki
kapitalisasi pasar besar adalah Indeks LQ 45.
Pembentukan portofolio optimal dapat menggunakan model indeks tunggal
yang mengasumsikan bahwa pengembalian antara dua efek atau lebih akan
berkolerasi yaitu akan bergerak bersama–sama terhadap satu faktor. Untuk
memperbandingkan tingkat pengembalian dan tingkat risiko dianalisis dengan
menggunakan model indeks tunggal guna mengetahui saham-saham apa saja yang
dapat membentuk portofolio optimal, sehingga di dapat indeks saham LQ 45 yang
paling efisien dan optimal. Setelah itu dapat dilanjutkan perhitungan untuk
mengetahui proporsi dananya, dan mengetahui pula tingkat pengembalian dan
risiko portofolio.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download