Pengedalian Kadar Glukosa Darah Oleh Teh Hijau

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Balakang
Pergeseran pola penyakit saat ini terus terjadi, dari penyakit infeksi ke
penyakit degeneratif. Diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif yang
angka kejadiannya cukup tinggi di berbagai negara dan merupakan salah
satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. World Health
Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita diabetes mellitus
mencapai lebih dari 180 juta jiwa diseluruh dunia. Kejadian ini akan
meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030 (WHO 2006). Menurut
survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan
jumlah penderita diabetes mellitus terbesar di dunia setelah India, Cina,
dan Amerika Serikat. Menurut data Depkes, jumlah pasien diabetes
mellitus rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit menempati urutan
pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes RI 2005).
Jumlah orang yang menderita diabetes tipe 2 diperkirakan akan meningkat
dengan cepat dalam 25 tahun, dengan perkiraan peningkatan sebesar 42
persen terjadi pada negara berkembang. Perkiraan ini didasarkan pada
perubahan
demografi
pada
masyarakat,
tanpa
mempertimbangkan
perubahan gaya hidup. Di negara berkembang angka kejadian kelebihan
berat badan dan kegemukan terus meningkat dengan cepat karena
menurunnya aktivitas fisik dan banyak makan. Kejadian ini meningkat
dengan cepat pada angka kejadian diabetes mellitus (Glumer et al. 2003).
Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan mutu sumber daya
manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi juga
pada sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei
nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan
masyarakat Indonesia diperkirakan penderita diabetes mellitus ini semakin
meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa ke atas pada seluruh
status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit diabetes
mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan
kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup
besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,
hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal (Dirjen Bina Kesmas
2
Depkes RI 2003).
Di Amerika Serikat sebagai cerminan negara maju, menurut data National
Diabetes Information Clearinghouse (NDIC) (2005a) angka kejadian
diabetes mellitus mencapai 20.8 juta jiwa atau sekitar 7 persen dari seluruh
populasi, dan yang terdiagnosa sebanyak 14.6 juta jiwa. Di Indonesia
sebagai
negara
yang
sedang
berkembang,
Biro
Pusat
Statistik
memperkirakan pada tahun 2003 sudah terdapat 14 juta orang Indonesia
yang mengidap diabetes mellitus. Oleh karena itu diabetes mellitus
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk
penyakit degeneratif (Rimbawan & Siagian 2004). Angka tersebut diprediksi
akan terus melonjak hingga 51 juta pada tahun 2030, dengan tingkat
prevalensi yang lebih besar pada penduduk yang tinggal di kawasan kota
daripada di desa (Kementerian Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat
2007). Kemudian berdasarkan data Depkes RI angka kesakitan yang
disebabkan oleh penyakit diabetes mellitus pada tahun 2005 masih berada
dalam urutan sepuluh besar, yaitu mencapai 338 056 (2.13 persen) jiwa. Di
rumah sakit angka kematian yang terjadi akibat diabetes mellitus tahun
2005 mencapai 2 086 jiwa (Depkes RI. 2007).
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengendalikan diabetes
mellitus, diantaranya dengan mengembangkan minuman fungsional yang
mempunyai khasiat antidiabetes, salah satunya yang banyak diteliti adalah
khasiat dari daun teh dan daun murbei. Minum teh merupakan kebudayaan
timur yang selayaknya terus dipertahankan, karena dari berbagai hasil
penelitian teh terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang cukup baik.
Hal ini disebabkan oleh kandungan polifenol dalam teh hijau yang mampu
menangkal radikal bebas dalam tubuh. Menurut Song et al. (2003) Polifenol
terutama epigallocatechin gallat (EGCG) dapat melindungi kerusakan sel
beta pankreas dari pengaruh oksidasi. Selain itu penelitian dengan
pemberian teh hijau secara oral, menemukan bahwa pemberian teh hijau
dapat menekan peningkatan kadar gula darah. EGCG pada teh hijau
bekerja dengan cara menghambat transporters sodium-glucose pada
mukosa. (Kobayashi et al. 2000; Maeda et al. 2005).
Daun murbei telah diketahui merupakan ramuan kuno obat tradisional Cina
untuk mengobati pengidap penyakit diabetes mellitus. Menurut Asano et al.
(2001) penelitian pada daun murbei (Morus alba) telah berhasil mengisolasi
3
sekitar
limabelas
polyhydroxylated
alkaloids,
salah
satunya
yaitu
1-Deoxynojirimycin (DNJ) yang mempunyai potensi berfungsi menghambat
alpha-glucosidase.
Alpha-glucosidase
merupakan
enzim
yang
mengkatalisis hidrolisis ikatan pada maltosa untuk menghasilkan dua
molekul glukosa (Makfoeld et al. 2006).
Teh hijau dan daun murbei dengan berbagai khasiatnya mempunyai
potensi untuk dikembangkan sebagai minuman fungsional, sehingga teh
tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk minuman teh yang biasa kita kenal.
Apabila mengingat potensi teh yang ada di Indonesia demikian besar,
maka kita bisa memanfaatkan produk/bahan kita sendiri dan tentunya akan
lebih murah bila dibandingkan dengan produk/bahan impor. Berdasarkan
informasi di atas, maka dalam penelitian ini akan diujicobakan seduhan teh
hijau dan teh daun murbei serta campuran teh hijau+teh daun murbei yang
diharapkan bisa menjadi minuman fungsional yang bermanfaat untuk
penderita diabetes mellitus. Minuman ini diharapkan dapat mengendalikan
kadar glukosa darah.
Tujuan Penelitian
i.Menganalisis pengaruh pemberian seduhan teh hijau, teh
daun murbei dan campurannya terhadap kadar glukosa
darah tikus diabetes selama 120 menit pengamatan.
ii.Menganalisis pengaruh pemberian seduhan teh hijau, teh
daun murbei dan campurannya terhadap kadar glukosa
darah tikus diabetes selama 16 hari pengamatan.
Manfaat Penelitian
i.Membantu
para
penderita
diabetes
untuk
dapat
mengendalikan kadar glukosa darahnya.
ii.Memberikan nilai secara ekonomis untuk pengembangan
produk teh daun murbei.
Hipotesis Penelitian
iii.Seduhan teh hijau, teh daun murbei, dan campurannya
dapat mencegah peningkatan kadar glukosa darah pada
4
tikus diabetes.
iv.Seduhan teh hijau, teh daun murbei, dan campurannya
dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
diabetes.
Download