Arifah Nuraini/2012 002 132 SURGA Sorga, atau juga surga

advertisement
Arifah Nuraini/2012 002 132
SURGA
Sorga, atau juga surga (bahasa Sanskerta svarga, स्वर्ग, "kayangan") adalah suatu tempat
di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat
berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran
agamanya.
Dalam bahasa Jawa kata tersebut diserap menjadi swarga. Sorga dalam bahasa Arab
disebut jannah, sedangkan dalam bahasa Hokkian digunakan istilah thian (天).
Surga ( Al Jannah ) Suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan
keselamatan,kesejahteraan, kesenangan,kenikmatan, kebahagiaan, serta kemuliaan yang abadi.
Allah SWT menjanjikan tempat ini bagi hamba-hambaNya yang beriman dan bertaqwa kepada
Nya.Nama-nama surga,tingkatan dan calon penghuninya :
1. Surga Firdaus
Diciptakan dari Emas Calon penghuninya dijelaskan dalam surat Al – Mukminun ( 1 –11 )
a) Orang – orang yang memelihara dan khusyuk dalam shalatnya.
b) Orang – orang yang menjauhkan diri dari ucapan dan perbuatan yang tiada berguna.
c) Orang – orang yang membayar zakat
d) Orang – orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istrinya.
e) Orang – yang memelihara amanat dan menepati janji.
2. Surga And
Diciptakan dari Intan Putih Penghuninya :
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An Nahl : 30 – 31 )
b) Orang yang beriman dan beramal shaleh ( QS Thaha : 75-76 )
c) Orang yang berbuat baik ( QS Fathir : 32 – 33 )
d) Orang yang sabar,menginfakkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikkan ( QS Ar
Rad :22–23 ).
3. Surga Na’im
Diciptakan dari Perak Putih
Penghuninya :Orang yang bertaqwa dan beramal saleh ( QS Al Qalam34, Luqman 8,QS Al Haj
56 ).
4. Surga Ma’wa
Diciptakan dari Zamrut Hijau Penghuninya :
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An Najm 15 )
b) Orang yang beriman dan berama saleh ( QS As Sajdah 19 )
c) Orang yang takut pada kebesaran Allah SWT dan menahan hawa napsu buruk( QS An Naziat
40 – 41 ).
5. Surga Darusslam
Diciptakan dari Yakut Merah
Penhuninya :Orang yang kuat iman dan islamnya, memperhatikan ayat –
ayat Alquran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari karena Allah SWT ( QS Al
An’am 127).
6. Surga Darul Maqamah
Diciptakan dari Permata Putih
Dihuni oleh orang yang kebaikkannya amat banyak, dan sangat jarang berbuat salah..
7. Surga Al Maqaamul Amiin
Diciptakan - dari Emas.
Dihuni oleh orang yang keimanannya telah mencapai
Muttaqien yakni orang yang benar-benar bertaqwa ( QS Ad Dukhanoyr2'.15 ).
8. Surga Khuldi
Diciptakan dari Marjan Merah dan Kuning Penghuninya adalah Orang yang taat menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangannya ( QS Al Furqan 15 ).
Keindahan Surga Dalam Al Quran
Alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui bagaimana gambaran surga itu? Nah, maka
dari itu saya berbagi apa yang sudah saya ketahui tentang "SURGA". Surga adalah negeri
kemuliaan yang abadi, negeri yang penuh dengan kenikmatan yang sempurna, yang tak ada cela
sama sekali. Berbagai kenikmatan telah Allah persiapkan di sana. Dalam hadits qudsi, Allah l
berfirman:
“Aku telah persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang tak pernah dilihat
mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik di hati manusia.” Kemudian
Rasulullah n berkata, “Kalau mau, silakan kalian baca:
“Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai
balasan bagi mereka. (as-Sajdah: 17)’.” (HR. al-Bukhari)
Akan tampak agungnya nikmat surga ketika dibandingkan dengan kesenangan duniawi.
Kesenangan dunia dibandingkan dengan kenikmatan akhirat sangatlah rendah. Rasulullah n
bersabda, “Tempat cemeti salah seorang kalian di surga lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(HR. al-Bukhari)
Oleh karena itu, masuk surga dan selamat dari neraka adalah kesuksesan yang agung,
kemenangan yang besar. Allah berfirman:
“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung.” (Ali Imran: 185)
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempattempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah
keberuntungan yang besar.” (at-Taubah: 72)
Setiap muslim pastilah merindukan surga. Merindukan berbagai kenikmatan yang telah
dipersiapkan oleh Allah di sana.
Untuk semakin menambah keimanan kita tentang surga dan menambah kerinduan kita
kepadanya sehingga semakin bersemangat beribadah kepada Allah, maka kami akan paparkan
sekelumit pemandangan surga dan berbagai kenikmatan yang telah disebutkan Allah dan RasulNya.
Orang-orang yang Dijamin Masuk Surga
Keinginan menjadi penghuni surga tidak cukup hanya berdo’a, tapi kita harus berusaha
memiliki sifat dan amal calon penghuninya dan usaha itu sekarang dalam kehidupan kita di dunia
ini.
1. Memberi Makan.
Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh masingmasing orang, namun karena berbagai persoalan dalam kehidupan manusia, maka banyak orang
yang tidak bisa memenuhinya atau bisa memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan,
karena itu, bila kita ingin mendapat jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita lakukan
dalam hidup ini adalah memberi makan kepada orang yang membutuhkannya.
Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah makan,
tebarkanlah salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi)
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat
kamar-kamar yang luamya dapat dilihat dari dalamnya dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya,
Allah menyediakannya bagi orang yang memberi makan, menebarkan salam dan shalat malam
sementara orang-orang tidur ” (HR. Ibnu Hibban).
Terdapat pula hadits senada soal ini yang perlu kita perhatikan: “Di surga terdapat kamarkamar yang luarnya dapat dilihat dari dalamnya dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya”. Abu
Malik Al Asy’ari berkata: “buat siapa wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Bagi orang yang
berucap baik, memberi makan, dan di melalui malam dengan shalat sementara orang-orang
tidur” (HR. Thabrani, Hakim, Bukhari dan Muslim).
Bahkan sahabat Abdullah bin Salam mendengar pesan Nabi kepada para sahabat yang
berbunyi: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah hubungan
silaturrahim, shalatlah diwaktu malam sementara orang-orang tidur, niscaya kalian masuk surga
dengan selamat ” (HR. Tirmidzi, ibnu Majah dan Hakim).
2. Menyambung Silaturrahim.
Hubungan antar sesama manusia harus dijalin dengan sebaik-baiknya, antara sesama
saudara dalam iman, terutama yang berasal dari rahim ibu yang sama yang kemudian disebut
dengan saudara dalam nasab.
Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas, kita mendapatkan jaminan
surga dari Rasulullah saw, sedangkan bila kita memutuskannya, maka kitapun terancam tidak
masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan,
Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali persaudaraan ” (HR. Bukhari dan
Muslim).
“Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat tentang maukah aku beritahukan
kepada kalian tentang orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya beliau menjawab:
Seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena Allah ”
(HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).
3. Shalat Malam
Tempat terpuji di sisi Allah swt adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada
terkira, karenanya salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bisa diberi tempat yang terpuji itu
adalah dengan melaksanakan shalat tahajjud saat banyak manusia yang tertidur lelap, Allah swt
berfirman: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji
” (QS Al Isra [17]:79).
Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud, ia merasa menjadi seorang
yang begitu dekat dengan Allah swt dan bukti kedekatannya itu adalah dengan tidak melakukan
penyimpangan dari ketentuan Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan
bisa jadi ia mendapatkan keuntungan duniawi yang banyak.
4. Memudahkan Orang Lain.
Dalam hidupnya, ada saat manusia mengalami kesenangan hidup dengan segala
kemudahannya, namun pada saat lain bisa jadi ia mengalami kesulitan dan kesengsaraan.
Karena itu, sesama manusia idealnya bisa saling memudahkan, termasuk dalam jual beli.
Manakala kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka salah satu faktor yang membuat
manusia mendapat jaminan surga telah diraihnya.
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya seorang lelaki masuk surga. Dia ditanya: “Apa
yang dulu kamu kerjakan?”. Dia menjawab, dia ingat atau diingatkan, dia menjawab: “Aku
berjual beli dengan manusia lalu aku memberi tempo kepada orang yang dalam kesulitan dan
mempermudah urusan dengan pembayaran dengan dinar atau dirham”. Maka dia diampuni (HR.
Muslim dan Ibnu Majah)
Apabila dalam hidup ini kita suka memudahkan kesulitan yang dialami orang lain, maka
kitapun akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah
memudahkannya di dunia dan akhirat ” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
5. Berjihad.
Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan dalam kehidupan di dunia
ini, bahkan ketika dengan sebab disebarkan dan ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak
menyukainya, lalu mereka memerangi kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus memiliki
semangat dan tanggungjawab untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa sekalipun.
Manakala kaum muslimin mau berjihad, maka Allah swt menyediakan surga untuk siapa
saja yang berjihad di jalan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: “Tetapi Rasul dan
orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan
mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang
beruntung. Allah telah menyediakan bagimereka surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS At Taubah [9]:88-89).
Di dalam hadits, Rasulullah saw juga bersabda tentang jaminan Allah swt kepada orang
yang berjihad dengan surga: Ada tiga orang yang semuanya dijamin Allah azza wajalla, yaitu:
seorang lelaki yang pergi untuk berperang dijalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga
Allah mewafatkannya, lalu memasukkannya ke surga dengan segala pahala atau harta rampasan
perang yang diperolehnya. Dan seseorang yang pergi ke masjid, maka dia dijamin oleh Allah
hingga Allah mewafatkannya lalu memasukkannya ke surga atau mengembalikannya dengan
pahala atau harta yang diperolehnya; dan seseorang yang masuk ke rumahnya dengan
mengucapkan salam, maka dia dijamin olehAllah azza wajalla (HR. Abu Daud).
Bahkan orang yang berjihad dan mati syahid meskipun dahulunya ia kafir dan pernah
membunuh kaum muslimin dijamin masuk surga, Rasulullah saw bersabda: Allah tertawa kepada
dua orang yang saling membunuh yang keduanya masuk surga. Para sahabat bertanya:
“Bagaimana yang Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Yang satu (muslim) terbunuh (dalam
peperangan) lalu masuk surga. Kemudian yang satunya lagi (kafir) taubatnya diterima oleh Allah
ke dalam Islam, kemudian dia berjihad dijalan Allah lalu mati syahid (HR. Muslim dah Abu
Hurairah ra).
6. Tidak Sombong.
Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang
lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu
datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya.
Oleh karena itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan amat
mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia
terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang, maka ia akan masuk surga ” (HR.
Tirmidzi).
Takabbur merupakan salah sifat yang diwariskan oleh iblis laknatullah, dengan sebab
itulah ia divonis berdosa dan akan dimasukkan ke neraka, Allah swt berfirman: Sesungguhnya
Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan
kepada para malaikat: “bersujudlah kamu kepada Adam”, maka merekapun bersujud kecuali
iblis. Dia tidak termasuk mereka yang sujud. Allah berfirman: Apakah yang menghalangimu
untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?. Iblis menjawab: aku lebih baik
daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Allah
berfirman: turunlah kamu dari syurga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di
dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina (QS Al
A’raf[7]: 11-13, lihat pula QS Mukmin [40]: 60).
Manakala seseorang berlaku sombong, sangat kecil peluang baginya untuk bisa masuk ke
dalam surga, di dalam hadits, Rasulullah saw bersabda:”Tidak masuk syurga orang yang di
dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan ” (HR. Muslim).
7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin hidup dengan latar
belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik karena kesukuan,
kebangsaan maupun golongan-golongan ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan
partai politik, hal ini disebut dengan ashabiyah.
Para sahabat seringkali dikelompokkan menjadi dua golongan, yakni Muhajirin (orang
yang berhijrah dari Makkah ke Madinah) dan Anshar (orang Madinah yang memberi pertolongan
kepada orang Makkah yang berhijrah). Pada dasarnya golongan-golongan itu tidak masalah
selama tidak sampai pada fanatisme yang berlebihan sehingga tidak mengukur kemuliaan
seseorang berdasarkan golongan.
Manakala seseorang memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap golongan sehingga
segala pertimbangan dan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan golongannya, bukan
berdasarkan nilai-nilai kebenaran, maka hal ini sudah tidak bisa dibenarkan, inilah yang disebut
dengan ashabiyah yang sangat dilarang di dalam Islam.
Bila kita mati terbebas dari hal ini, dijamin masuk surga oleh Rasulullah saw dalam
hadits di atas, namun tidak masuk surga seseorang yang mati dalam keadaan demikian, karena
Rasulullah saw tidak mau mengakui orang yang demikian itu sebagai umatnya.
Hal ini terdapat dalam hadits Nabi saw: “Bukan golongan kamu orang yang menyeru
kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan
golongan kami orang yang mati atas ashabiyah ” (HR. Abu Daud)
8. Terbebas Dari Utang.
Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan sesamanya,
salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu hal itu
dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya,
maka iapun meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut
dengan utang.
Sebagai manusia, apalagi sebagai muslim yang memiliki harga diri, sedapat mungkin
utang itu tidak dilakukan, apalagi kalau tidak mampu membayarnya, kecuali memang sangat
darurat, karena itu seorang muslim harus hati-hati dalam masalah utang. Rasulullah saw
bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada
malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
Namun apabila manusia yang berutang tidak mau memperhatikan atau tidak mau
membayarnya, maka hal itu akan membawa keburukan bagi dirinya, apalagi dalam kehidupan di
akhirat nanti.
Hal ini karena utang yang tidak dibayar akan menggerogoti nilai kebaikan seseorang
yang dikakukannya di dunia, kecuali bila ia memang tidak mempunyai kemampuan untuk
membayarnya.
Rasulullah saw bersabda: “Utang itu ada dua macam, barangsiapa yang mati
meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan membayarnya, maka saya yang akan
mengurusnya, dan barangsiapa yang mati, sedangkan ia tidak berniat akan membayarnya, maka
pembayarannya akan diambil dari kebaikannya, karena di waktu itu tidak ada emas dan perak ”
(HR. Thabrani).
9. Peka Terhadap Peringatan.
Peka terhadap peringatan membuat seseorang mudah menerima segala peringatan dan
nasihat dari siapapun agar waspada terhadap segala bahaya dalam kehidupan di dunia dan
akhirat, sikap ini merupakan sesuatu yang amat penting karena setiap manusia amat
membutuhkan peringatan dari orang lain, karenanya orang seperti itu akan mudah menempuh
jalan hidup yang benar sehingga mendapat jaminan akan masuk ke dalam surga.
Orang seperti ini digambarkan oleh Rasulullah saw sebagai orang yang berhati seperti
burung sebagaimana disebutkan dalam sabdanya: “Akan masuk surga kelak kaum-kaum yang
hati mereka seperti hati burung ” (HR. Ahmad dan Muslim).
10. Menahan Amarah
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya sehingga ia
telah menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Ada beberapa bahaya dari
sifat marah yang harus diwaspadai.
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan
memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah mampu mengendalikan dirinya sehingga
tidak mudah marah kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam
merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki). Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt
terutama pada hari kiamat, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain mestinya
kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan hal-hal yang tidak
benar.
Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Qudsi:
“Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka Aku akan mengingatmu jika
Aku sedang marah (pada hari akhir) “.
Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang lain sehingga
hubungan kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan terputus sama sekali. Oleh
karena itu, seseorang baru disebut sebagai orang yang kuat ketika ia mampu mengendalikan
dirinya pada saat marah sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka
kebathilan.
Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh, namun
orang yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya ketika marah ” (HR. Bukhari dan
Muslim). Apabila seseorang mampu menahan amarahnya, maka dia akan mendapatkan nilai
keutamaan yang sangat besar dari Allah swt, dalam hal ini Rasulullah saw menyebutkan jaminan
surga untuknya: “Janganlah engkau marah dan surga bagimu ” (HR. Ibnu Abid Dunya dan
Thabrani).
11. Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYangDicintai.
Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya anak, karena anak itu
menjadi harapan masa depan dan kesinambungan keluarga. Karenanya bahagia sekali seseorang
bila dikaruniai anak, baik laki maupun perempuan.
Karena itu saat anak lagi disayang dan amat diharapkan untuk mencapai masa depan
yang baik tapi tiba-tiba meninggal dunia, maka banyak orang tua yang tidak ikhlas menerima
kenyataan itu. Bila sebagai orang tua kita ikhlas menerima kematian anak, maka hal ini bisa
memberi jaminan kepada kita untuk bisa masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, lalu dia merelakannya
(karena Allah) kecuali dia rnasuk surga”. Seorang wanita bertanya: “atau dua orang anak juga,
wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).
Meskipun demikian, sedih atas kematian anak tetap boleh dirasakan karena tidak
mungkin rasanya kematian anggota keluarga tanpa kesedihan, Rasulullah saw sendiri amat sedih
atas kematian anaknya, namun kesedihan yang tidak boleh berlebihan seperti meratap.
Dalam suatu hadits dijelaskan: Anas ra berkata: Ketika Rasulullah saw masuk melihat
Ibrahim (puteranya) yang sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka kedua mata
Rasulullah saw bertinang-linang ketika ia wafat, sehingga tampak air mata mengalir di muka
beliau. Abdurrahman bin Auf berkata: “Engkau demikianjuga ya Rasulullah?”. Jawab Nabi:
“Sesungguhnya ini sebagai tanda rahmat dan belas kasihan”, Lalu beliaubersabda: “Mata
berlinang dan hati merasa sedih, tapi kami tidak berkata kecuali yang diridhai Tuhan dan kami
sungguh berduka cita karena berpisah denganmu hai Ibrahim (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Di dalam hadits lain, jaminan surga juga diberikan Allah swt kepada orang yang ridha
menerima kematian orang yang dicintainya dalam kehidupan di dunia ini.
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda dalam hadits qudsi: “Tidak ada
pembalasan dari bagi seorang hamba-Ku yang percaya, jika Aku mengambil kekasihnya di
dunia, kemudian ia ridha dan berserah kepada-Ku, melainkan surga ” (HR. Bukhari).
12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya oleh
setiap muslim, namun kenyataan menunjukkan tidak semua muslim mau bersaksi dalam arti
menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari orang yang menentang dan meragukannya, bahkan
tidak sedikit muslim yang akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha
meragukan kebenaran mutlak Al-Qur’an.
Bersaksi atas kebenaran Al-Qur’an juga harus ditunjukkan dengan penyebaran nilainilainya dalam kehidupan masyarakat dan yang lebih penting lagi adalah kebenaran Al-Qur’an
itu ditunjukkan dalam sikap dan prilakunya sehari-hari.
Orang seperti inilah yang mendapat jaminan masuk surga oleh Allah swt sebagaimana
disebutkan dalam firman-Nya: Dan apabila mereka mende-ngarkan apa yang diturunkan kepada
Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al
Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan
Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Ouran dan kenabian Muhammad saw). Mengapa Kami tidak akan beriman kepada
Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada Kami, Padahal Kami sangat ingin agar Tuhan
Kami memasukkan Kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?”. Maka Allah memberi
mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungaisungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah balasan (bagi) orang-orang
yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya). (QS. Al-Maidah: 5]: 83-85).
13. Berbagi Kepada Orang Lain.
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan-kebaikan
yang kita laksanakan itu membuat kita menjadi manusia yang dirasakan manfaat keberadaan kita
bagi orang lain sehingga apapun yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain
apalagi bila hal itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.
Salah satunya adalah bila seseorang memberikan binatang ternak yang dimiliki seperti
kambing untuk kemudian dinikmati susu-nya oleh banyak orang. Bila ini dilakukan, jaminan
surga dijanjikan oleh Allah swt.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah saw: “Empat puluh kebaikan yang
paling tinggi adalah pemberian seekor kambing yang diperah susunya. Tidak seorangpun yang
melakukan salah satu darinya dengan mengharapkan pahala dan membenarkan apa yang
dijanjikan karenanya, kecuali Allah memasukkannya ke dalam surga ” (HR. Bukhari).
14. Hakim Yang Benar.
Dalam hidup ini banyak sekali perkara antar manusia yang harus diselesaikan secara
hukum sehingga diperlukan pengadilan yang mampu memutuskan perkara secara adil, untuk itu
diperlukan hakim yang adil dan bijaksana sehingga ia bisa memutuskan perkara dengan sebaikbaiknya. Bila ada hakim yang baik, maka ia akan mendapat jaminan bisa masuk ke dalam surga.
Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di neraka
dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar lalu memutus dengannya, maka
dia di surga. Orang yang memberikan keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka
dia itu di neraka dan orang yang mengetahui yang benar lalu dia menyeleweng dalam
memberikan keputusan, maka dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah dan
Hakim). Oleh karena itu, ketika seorang muslim menjadi hakim, maka ia harus menjadi hakim
yang benar, yakni hakim yang tahu tentang kebenaran dan ia memutuskan perkara secara benar.
Allah swt berfirman: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, danjanganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena
(membela) orang-orang yang khianat (QS An Nisa [4]:105).
Download