PENGARUH INSTITUSIONAL OWNERSHIP DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Survey pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) RAHMA AMALIA 123403086 ([email protected]) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The purpose of this research is to know (1) institusional ownership, dividend payout ratio and stock price (2) influence of institusional ownership of dividend payout ratio (3) the influence of institusional ownership and dividend payout ratio partially in the stock, and (4) the influence of institusional ownership and dividend payout ratio simultaneously in the stock price in Banking sector company listed in Indonesia Stock Exchange. The method used is descriptive method with survey approach. The data used is secondary data in the form of published financial statements of 2015 with data analysis technique using path analysis. The results showed that: (1) The biggest Institutional ownership is Bank BRI Agro Tbk and the smallest Intitutional ownership is Bank Central Asia Tbk. Biggest Dividend payout ratio is Bank Pembangunan Jawa Timur Tbk and smallest Dividend payout ratio is Bank Danamon Tbk. The Biggest Closing stock price is Bank Central Asia Tbk and smallest Closing stock is Bank BRI Agro Tbk..(2) Institutional ownership has no significant effect on dividend payout ratio (3) Partially institutional ownership has no significant effect on stock prices, dividend payout ratio have a significant effect on stock prices (4) simultaneously institutional ownership and dividend payout ratio have a significant effect on stock prices. Keywords: institutional ownership, dividend payout ratio (DPR), stock prices. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) institusional ownership, dividend payout ratio dan harga saham (2) pengaruh institusional ownership terhadap dividend payout ratio (3) pengaruh institusional ownership dan dividend payout ratio secara parsial terhadap harga saham, dan (4) pengaruh institusional ownership dan dividend payout ratio secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survey. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan publikasi tahun 2015 dengan teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Institusional ownership paling besar yaitu Bank BRI Agro Tbk dan yang paling rendah yaitu Bank Central Asia Tbk. Dividend payout ratio yang paling besar yaitu Bank Daerah Pembangunan Jawa Timur Tbk dan yang paling rendah yaitu Bank Danamon Tbk. Harga saham penutupan yang paling besar yaitu Bank Central Asia Tbk dan yang paling rendah yaitu Bank BRI Agro Tbk. (2) Institusional ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio (3) Secara parsial institusional ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham (4) secara simultan institusional ownership dan dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci: institusional ownership, dividend payout ratio (DPR), harga saham PENDAHULUAN Tujuan setiap perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan nilai sekarang semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang. Kemakmuran pemegang saham akan meningkat apabila harga saham yang dimilikinya meningkat. Apabila perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif, ada kecenderungan harga saham akan turun karena risiko usahanya menjadi semakin besar (Agus Sartono, 2001:9) Dalam mencapai tujuan perusahaan terjadi konflik keagenan yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham yang disebut agency conflict. Seharusnya manajemen sebagai agen pemegang saham harus mengambil keputusan on the best of interest of stakeholders tetapi dalam kenyataanya manajer seringkali lebih mementingkan diri sendiri. Untuk memperkecil konflik keagenan maka perusahaan harus mengeluarkan biaya keagenan/agency cost. Biaya tersebut diantaranya mencakup biaya untuk membuat sistem informasi keuangan yang baik dan biaya pengawasan manajemen. Dengan adanya investor institusional di suatu perusahaan, akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen sehingga dapat meminimalisasi agency cost. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada besarnya investasi yang dilakukan. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham. Menurut Joher, Huson, Moh Ali dan Naxrul (2006) dalam Ari Hidayat Yulianto (2010:11) menjelaskan bahwa kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan juga dapat semakin meningkat. Selain itu, dengan semakin kuatnya tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal tersebut maka diharapkan tingkat pengendalian internal perusahaan juga semakin baik. Dividen merupakan salah satu penyebab timbulnya motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Dan karena informasi yang dimiliki investor di pasar modal sangat terbatas, maka perubahan dividen dijadikan sebagai sinyal untuk mengetahui performance perusahaan. Dividen merupakan laba yang dibagikan kepada pemegang saham setelah dikurangi pajak dan laba ditahan untuk cadangan perusahaan. Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Riza Bernandhi (2013: 4) besarnya proporsi net income after tax yang dibagikan sebagai dividen dapat ditunjukkan dari besarnya nilai rasio pembayaran dividen atau Dividend Payout Ratio (DPR). Ketika jumlah dividen yang dibagikan cukup besar maka hal tersebut akan menyebabkan naiknya harga saham sekaligus nilai dari perusahaan tersebut. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Perusahaan dengan prestasi baik, akan mengakibatkan sahamnya banyak diminati investor. Prestasi yang baik yang dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Menurut H.M Jogiyanto ( 2000:8 ) Harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Harga saham akan berfluktuasi setiap tahunnya. Ketidakstabilan harga saham tersebut menyulitkan investor dalam melakukan investasi. Oleh karena itu, sebelum investor menginvestasikan modalnya, investor harus mempertimbangkan berbagai informasi dan menilai kinerja perusahaan melalui laporan keuangan. Monitoring yang dilakukan oleh investor institusional memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan yang akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham, karena pemegang saham akan mendapatkan dividen. Kenaikan kepemilikan institusional biasanya juga diikuti kenaikan harga saham. Hal ini disebabkan oleh besar kecilnya kepemilikan institusional pada perusahaan yang setiap tahunnya berubah-ubah. Apabila kepemilikan institusional naik, harga saham akan mengalami kenaikan. semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan juga dapat semakin meningkat disertai dengan naiknya harga saham (Ari Hidayat Yulianto, 2010:11) Dalam suatu perusahaan yang mengalami pertumbuhan konstan, pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi pembayaran dividen yang semakin besar akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk investasi sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan akan menurunkan harga saham (Agus Sartono, 2001:281). Perbankan merupakan organ vital yang penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Karakteristik bank yang prudence menuntut bank- bank di Indonesia untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak membahayakan nasabah atau perekonomian negara. Jika sewaktu-waktu terjadi krisis moneter, maka perbankan tetap dapat bertahan dalam menjaga stabilitas keuangan. Sejak peningkatan rating perbankan, Indonesia masuk ke tingkat perekonomian baru yang disebut investment grade status. Hal tersebut membuat industri perbankan Indonesia mempunyai kesempatan ekspansi yang tinggi agar lebih mudah dalam memperoleh akses pendanaan dari investor, namun sering terjadi konflik dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana yang berkaitan bagaimana dana yang diperoleh tersebut akan diinvestasikan. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko sistematis dari saham perusahaan, sedangkan manajer lebih mempertimbangkan risiko perusahaan secara keseluruhan.konflik tersebut disebut agency conflict. Dengan adanya kepemilikan instutisional maka akan mengurangi agency conflict tersebut dan mampu memonitur kinerja manajemen. Salah satu hasil Survey menyatakan bahwa 71% pelaku bisnis sektor perbankan di Indonesia berencana menggunakan kelebihan uang tunai mereka untuk membayar dividen kas. Namun realita yang terjadi sepanjang tahun 2009 sampai 2012 justru menunjukkan hasil yang berkebalikan yaitu terjadi penurunan Dividend Payout Ratio pada bank yang membagikan dividen tunai berturut-turut. Selain itu, sebanyak 20 dari 29 bank konvensional/non-syariah yang terdaftar di BEI sepanjang tahun 2009 sampai 2012 mayoritas tidak membagikan dividen kas atau hanya satu sampai dua kali sepanjang 4 tahun. Padahal jika ditinjau dari segi profitabilitas perusahaan, mayoritas bank tersebut menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut : 1. Mengetahui institusional ownership, dividend payout ratio (DPR) dan harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Mengetahui pengaruh institusional ownership terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Mengetahui pengaruh institusional ownership dan dividend payout ratio (DPR) secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 4. Mengetahui pengaruh institusional ownership dan dividend payout ratio (DPR) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia METODE PENELITIAN Motede penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survey dan metode korelasional. Metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:29) adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Sugiyono (2006:7), survey adalah penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi apa yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Adapun metode korelasional menurut Indriantoro dan Supomo (2002: 26) menyatakan bahwa motode korelasional merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Dengan tujuan untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel atau membuat prediksi berdasarkan kolerasi antar variabel. TEKNIK PENGUMPULAN DATA JENIS DATA Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang berasal dari pihak ketiga atau pihak lain yang dijadikan sampel dalam suatu penelitian. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan pada sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah 42 perusahaan pada sektor perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013: 122) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dari pengambilan sampel ditentukan sebagai berikt: 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indoneia (BEI) dan membagikan dividen selama tahun 2015 2. Perusahaan perbankan yang mencantumkan proporsi kepemilikan institusi selama tahun 2015 Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan perbankan pada tahun 2015, yaitu sebagai berikut: Bank BRI Agro Tbk, Bank Central Asia Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Jabar Banten Tbk, Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, Bank Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank Permata Tbk, Bank Mega Tbk. TEKNIK ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PENGUJIAN HIPOTESIS TEKNIK ANALISIS DATA Tehnik yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis jalur path (path analysis). Dengan tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh antara institusional ownership (X1) dan dividend payout ratio (DPR) (X2) terhadap harga saham (Y). Selain itu, bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2. ρ 𝜀 ρ Y ρ 𝜀 ρ Gambar 3.2 Struktur lengkap Path Analysis Keterangan: = Institusional Ownership = Dividend Payout Ratio (DPR) Y = Harga Saham = Faktor-faktor lain yang tidak diteliti terhadap variabel = Faktor-faktor lain yang tidak diteliti terhadap variabel Y = Koefisien jalur antara variabel dan variabel ρ = Koefisien jalur antara variabel terhadap variabel Y ρ = Koefisien jalur antara variabel terhadap variabel Y ρ = Koefisien jalur antara variabel ε terhadap variabel ρ = Koefisien jalur antara variabel ε terhadap variabel Y RANCANGAN PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikan, uji signifikasi, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1. Penetapan Hipotesis Operasional Pada penetapan hipotesis, hipotesis yang akan diuji dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel penelitian. Hipotesis yang digunakan: a. Secara korelasional Ho : = 0, tidak terdapat hubungan antara institusional ownership dengan dividend payout ratio (DPR) Ha : ≠ 0, terdapat hubungan antara institusional ownership dengan dividend payout ratio (DPR) b. Secara parsial Ho : ρ = 0, institusional ownership secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham Ha : ρ ≠ 0, institusional ownership secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham Ho : ρ = 0, dividend payout ratio (DPR) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham Ha : ρ ≠ 0, dividend payout ratio (DPR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham c. Secara simultan Ho : ρ =ρ = 0, institusional ownership dan dividend payout ratio (DPR) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Ha : ρ =ρ ≠ 0, institusional ownership dan dividend payout ratio (DPR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham 2. Penetapan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikan (ɑ) ditetapkan sebesar 5%, ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kekeliruan 5%. Taraf signifikan ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup lekat untuk mewakili hubungan antar variabelvariabel yang diteliti. 3. Uji Signifikansi Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian, yaitu: a. Secara parsial menggunakan uji t b. Secara simultan menggunakan uji F 4. Kriteria Pengujian Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai hitung dan tabel dengan tingkat signifikansi (ɑ=0,005), dapat dirumuskan sebagai berikut: Secara Parsial : Terima Ho jika - t ⁄ α ≤ thitung ≤ t ⁄ α Tolak Ho jika - t ⁄ α > thitung atau thitung > t ⁄ α Secara Simultan : Terima Ho jika ≤ dan tolak Ho jika > 5. Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas, maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang dtetapkan dapat diterima atau ditolak PEMBAHASAHAN Institusional Ownership pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki persentase paling besar yaitu Bank BRI Agro Tbk (AGRO) sebesar 11.058.449.293 atau 96,33% dari seluruh kepemilikan saham sebesar 11.479.715.698. Dan yang paling rendah yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 11.625.990.000 atau 47,15% dari seluruh kepemilikan saham sebesar 24.655.010.000. Dividend Payout Ratio (DPR) yang paling besar yaitu Bank Daerah Pembangunan Jawa Timur Tbk. (BJTM) yang membagikan DPR sebesar 70,60%, dengan DPS sebesar Rp.41,86 dan EPS sebesar Rp.59,29. Dan yang paling rendah yaitu Bank Danamon Tbk. (BDMN) yang membagikan DPR sebesar 3,26%, dengan DPS sebesar Rp.8,15 dan EPS sebesar Rp.249,70. Harga saham penutupan yang paling besar yaitu Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebesar Rp.13.300 dengan volume perdagangan sebesar 891.297.000 juta lembar saham dan yang paling rendah yaitu Bank BRI Agro Tbk. (AGRO) sebesar Rp.97 dengan volume rata-rata sebesar 66.800 ribu lembar saham. Pengaruh Institusional Ownership terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dari hasil perhitungan software SPSS versi 23.0 (model summary: lampiran 2), diperoleh data mengenai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara institutional ownership dengan dividend payout ratio. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rx1x2 sebesar 0,250 sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukan besarnya pengaruh institutional ownership terhadap dividend payout ratio sebesar 0,063 atau 6,3% artinya bahwa 6,3% variabelitas dari variabel institutional ownership memberikan pengaruh terhadap variabel bebas dividend payout ratio. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa besarnya institutional ownership belum tentu akan berdampak bagi perubahan dividen payout ratio pada perusahaan pada sektor perbankan. Sedangkan faktor residu sebesar 0,937 atau 93,7% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti diantaranya yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar hutang, likuiditas perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan perhitungan software SPSS (Tabel Coefficientsa:Lampiran 2), diperoleh nilai thitung sebesar 0,856 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=13-2-1=10 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,228 (lampiran 4) sehingga thitung (0,856) < ttabel (2,228) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,410 lebih besar dari α = 5%. Karena thitung < ttabel dan nilai sig 0,410 lebih besar dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis ditolak dan kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif ditolak artinya institutional ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Pengaruh Institusional Ownership Secara Parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 23.0 (Tabel Coefficientsa : Lampiran 3) untuk analisis jalur diperoleh koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X1 (Institutional Ownership) terhadap Y (Harga sebesar Saham) sebesar 0,032 dan diperoleh nilai koefisien determinasi = 0.001 atau 1% yang berarti bahwa 1% variabelitas dari harga saham (Y) dapat dipengaruhi oleh institutional ownership (X1). Dan sisanya 99% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti diantaranya kondisi perusahaan, kebijakan dividen, tingkat suku bunga dan Indeks Harga Saham.. Dari hasil perhitungan software SPSS dengan kriteria tolak Ho jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 0,032 diperoleh nilai thitung sebesar 0,437 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=13-2-1=10 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,228 (lampiran 4) sehingga thitung (0,437) < ttabel (2,228) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,671 lebih besar dari α = 5%. Karena thitung < ttabel dan nilai sig 0,671 lebih besar dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis ditolak dan kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif ditolak artinya bahwa secara parsial Institutional Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) Secara Parsial terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 23.0 (Tabel Coefficientsa: lampiran 3) untuk analisis jalur diperoleh koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X2 (Dividend Payout Ratio) terhadap Y (Harga Saham) sebesar 0,966 dan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar = 0,933 atau 93,3% yang berarti bahwa Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham sebesar 93,3% dan sisanya 6,7% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti diantaranya tingkat suku bunga dan Indeks Harga Saham. Variabelitas dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel bebas X1 artinya berapapun jumlah Dividend Payout Ratio akan selalu berpengaruh pada peningkatan jumlah Harga Saham. Dari hasil perhitungan software SPSS dengan kriteria tolak Ho jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 0,966 diperoleh nilai thitung sebesar 13,241 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=13-2-1=10 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,228 (lapmiran 4) sehingga thitung (13,241) > ttabel (2,228) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 5%. Karena thitung > ttabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima artinya bahwa secara parsial Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Pengaruh Institusional Ownership dan Dividend Payout Ratio (DPR) Secara Simultan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Institutional Ownership (X1) dan Dividend Payout Ratio (X2) terhadap Harga Saham (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara besarnya Institusinal Ownership dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham. Pengaruh secara simultan dapat diketahui dari pengolahan data SPSS versi 23.0. Dari hasil perhitungan pada tabel model summary diperoleh nilai R antara variabel X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,975 dengan kategori keeratan hubungan yang sangat kuat karena berada diantara 0,800-1,000. Maka secara simultan Institusional Ownership (X1) dan Dividend Payout Ratio (X2) terhadap Harga Saham (Y) mempunyai hubungan sebesar 97,6% dengan arah positif. Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 23.0 (Tabel ANOVAa: lampiran 3) diperoleh nilai Fhitung sebesar 95,150. Dimana kriteria penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel dengan taraf signifikan α=5% maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh F;k; (n-k-1) = 13-2-1 = 10 adalah sebesar 4,10 (lampiran 5) sehingga Fhitung (95,150) > Ftabel (4,10) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari α=5%. Karena Fhitung > Ftabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α=5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima artinya Institusional Ownership (X1) dan Dividend Payout Ratio (X2) pada Perusahaan Sektor Perbankan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) sebesar koefisien determinasi 0,950 atau 95% yang berarti bahwa Institusional Ownership dan Dividend Payout Ratio mempunyai pengaruh sebesar 95% terhadap Harga Saham dan sisanya 0,05 atau 5% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti diantaranya tingkat suku bunga dan pertumbuhan perusahaan. PENUTUP SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan datadata yang diperoleh dari www.idx.co.id mengenai Institusional Ownership dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 yang diambil 13 perusahaan sampel, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Institusional Ownership pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki persentase paling besar yaitu Bank BRI Agro Tbk (AGRO) dan yang paling rendah yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dividend Payout Ratio (DPR) yang paling besar yaitu Bank Daerah Pembangunan Jawa Timur Tbk. (BJTM) dan yang paling rendah yaitu Bank Danamon Tbk. (BDMN). Harga saham penutupan yang paling besar yaitu Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan yang paling rendah yaitu Bank BRI Agro Tbk. (AGRO). 2. Institusional Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). 3. a. Secara parsial Institusional Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. b. Secara parsial Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham 4. Secara simultan Institusional Ownership dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. SARAN Berdasarkan simpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor Sebelum memutuskan untuk menginvestasikan modalnya untuk membeli saham, investor harus mempertimbangkan berbagai informasi dan menilai kinerja perusahaan melalui laporan keuangan, sebaiknya investor melakukan analisis terlebih dahulu mengenai kondisi perusahaan yang akan dipilih. Hal itu bisa dilakukan dengan cara melihat prospek perusahaan tersebut diantaranya dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba, pembagian dividen dan tingkat pertumbuhannya. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini menunjukan variabel Institusional Ownership tidak berpengaruh signifikan baik terhadap Dividend Payout Ratio maupun terhadap harga saham. Untuk itu disarankan untuk menggunakan variabel lain atau menambah variabel lain seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Anggit Satria Pribadi (2012). Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Siza, Growth Opportunity, Ownership, dan Return On Asset terhadap Dividend Payout Rati. Skripsi. Universitas Diponogoro. Ari Hidayat Yulianto. 2010. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Free Cash Flow Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan. Skripsi. Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE. Bringham, F. Eugene dan Joel F. Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat. Lukas Setia Atmaja. 2008. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI. Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3. hal. 305-360. Jogiyanto H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE. Pujiati. 2015. Pengaruh Kebijakan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Deviden dengan Likuiditas sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Riza Bernandhi. 2013. Pengaruh kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Sitepu, Nirwana. 1994. Analisis Jalur. Bandung: Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika FMIPA UNPAD. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Tika Sartika. 2013. Pengaruh Outsider Ownership dan Kebijakan Deviden terhadap Harga Saham. Skripsi. Universitas Siliwangi. Wahyu Widarjo. (2010). “Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds dan Reputasi Auditor terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional sebagai Variabel Pemoderasi”. Tesis. Universitas Sebelas Maret.