BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Definisi pemasaran menurut Phillip kotler (2006) adalah proses dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang berharga kepada orang lain. Sedangkan pengertian pemasaran menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Membidik Pasar Indonesia (1998), yaitu: “Suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang, ide, dan jasa untuk melakukan pertukaran yang memuaskan. Dilihat dari definisi di atas, maka dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa kegiatan pertukaran (menjual dan membeli) hanya sebagai suatu proses, sedangkan sasaran pokok yang ingin dituju adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen oleh produsen bisa tercapai secara timbal balik melalui pertukaran. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pemasaran yang diciptakan oleh konsumen agar kebutuhan dan keinginannya terpenuhi dan produsen berusaha memperoleh keuntungan dari adanya pertukaran tersebut. 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Tugas dari seorang manajer pemasaran adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk 8 menciptakan, dan menyerahkan suatu nilai untuk konsumen. Pemasaran adalah terdiri dari kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan nilai jual. Kegiatan pemasaran didukung dengan adanya alat pemasaran yang biasa disebut dengan bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan istilah “4P”, seperti yang akan ditunjukan pada gambar berikut : Gambar 2.1 : Model Bauran Pemasaran (Kotler&Keller,Manajemen Pemasaran, 2007) Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel-variabel pemasaran yang merupakan faktor internal yang berada dalam jangkauan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Masing-masing variabel bauran pemasaran tersebut dijabarkan sebagai berikut: 9 1. Product / Produk adalah merupakan barang atau hasil yang ditawarkan kepada konsumen. Produk ini harus beraneka ragam, berkualitas, dan kreatif agar menarik konsumen, bauran produk mempunyai sasaran yaitu : mutu, ciri khas, gaya, merek dagang pembungkus, pelayanan dan jaminan. 2. Price / Harga adalah nilai tukar yang ditawarkan pemasar kepada konsumen. Berikan harga yang menarik serta potongan harga yang membuat konsumen tertarik. Variabel ini mempunyai sasaran yaitu: daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan periode pembayaran. 3. Promotion / Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk menyakinkan konsumen sasaran untuk membeli produknya, adapun sarana-sarana yang terkandung di dalamnya adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas. 4. Place / Tempat adalah tempat berlangsungnya acara pertukaran dengan pelanggan, tempat harus terasa nyaman agar menarik perhatian konsumen, sehingga menarik konsumen untuk kembali lagi. Variabel ini mempunyai sasaran seperti lokasi, pengecer dan transportasi. Sehubungan dengan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa, sangat pentingnya manajemen pemasaran memahami dan menjalankan kegiatan pemasaran dengan menggunakan alat pemasaran dengan tepat atau bauran pemasaran yang biasa disebut ”4P”. Pemasaran tidak hanya dipandang sebagai satu bagian melainkan terlibat dalam pengambilan keputusan menajemen jauh sebelum produk dirancang dan terlibat jauh setelah produk terjual. Pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan serta keinginan dari manusia. 10 Selaras dengan adanya perkembangan jaman dan teknologi, mengakibatkan semakin kompleksnya kebutuhan dari manusia sehingga menimbulkan spesialisasi pada suatu bagian produksi yang menciptakan suatu produk yang terbaik. Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sarana individu dan organisasi (Kotler, 2006), Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaaan, dan pengendalian yang mencakup barang dan jasa dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihakpihak yang terlibat. Manajemen dapat diterapkan di semua pasar. Penanganan proses pertukaran barang dan jasa memerlukan banyak waktu dan keahlian. Manajemen pemasaran terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang dikehendakinya membicarakan bagaimana manusia dan organisasi dapat mengelola lebih baik kegiatan pertukaran barang dan jasa untuk menghasilkan pendapatan atau laba. 2.3 Pengertian Promosi Promosi adalah segala bentuk aktivitas yang mengiringi operasi penjualan untuk meningkatkan kemungkinan suatu penjualan. (Cholin Sowter, 2003). Komunikasi yang efektif mencakup tindakan mengirimkan pesan yang tepat dan pesan yang tepat adalah pesan yang akan menimbulkan reaksi yang diinginkan oleh perusahaan dari pihak pembeli 11 Pada dasarnya terdiri dari empat metode utama (bauran promosi) yaitu periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan dan publisitas. Masingmasing dari metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sehingga perusahaan umumnya menggunakan kombinasi yang hendak dicapai. Periklanan, adalah komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan media lain atau komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan maupun pemakai akhir. Penjualan perorangan, adalah bentuk komunikasi antar individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik, dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan. Usaha penjualan ini disederhanakan dengan memberikan diskon perkenalan kepada pengecer dan meyakinkan mereka melalui iklan, pemberian produk contoh secara cuma-cuma dan kupon yang dapat mendrongkak penjualan. Promosi penjualan, terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Publisitas, seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisitas biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan. Berikut ini adalah definisi promosi menurut Phillip Kotler ( 1997 ) yaitu, “Promosi adalah cara yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan sehubungan dengan barang yang ditawarkan”. Promosi mempunyai peran penting dalam menentukan pasar dan profitabilitas keberhasilan dan promosi juga 12 merupakan salah satu kunci “The 4 Ps” dari pemasaran campuran. Alat Bantu atau jasa – jasa yang dapat digunakan dalam promosi campuran antara lain: periklanan, promo, brosur, penjualan sponsorship dan sebagainya. Komunikasi yang baik pun diperlukan dalam kegiatan promosi. Komunikasi adalah proses pengiriman, penerimaan, dan mengartikan pesan yang menghubungkan satu dan lainnya atau dengan khalayak luas. Jadi komunikasi diperlukan dalam kegiatan promosi karena promosi adalah salah satu sisi dari proses komunikasi. Dalam mempromosikan suatu produk dibutuhkan komunikasi yang baik ( sesuai dengan pangsa pasar yang dituju ), mudah dicerna oleh pangsa pasar serta menarik, agar pangsa pasar yang dituju merasa tertarik. Menurut David C. Bojanic dalam Hospitality Marketing Management, 3rd (2001), yaitu: “Promotion is methods used to communicate with consumers markets,the promotion mix includes advertising, personal selling, sales promotion and publicity” Promosi adalah metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen pasar, promosi campuran termasuk iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan publisitas. Serta menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul Strategi Pemasaran (2001), tujuan promosi yaitu menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. 13 Promosi penjualan adalah alat promosi yang merupakan perangsang bagi konsumen untuk segera melakukan pembelian, umumnya bersifat jangka pendek. Promosi penjualan dapat bersifat personal maupun interpersonal. Promosi penjualan dibedakan atas dasar sasaran yang akan menerima bentuk promosi tersebut: 1. Promosi konsumen (misalnya barang contoh, kupon berhadiah, hadiah langsung, potongan harga, jaminan, garansi, pelayanan purnajual, demonstrasi dan sebagainya) 2. Promosi dagang (misalnya kredit pembelian, hadiah pembelian, periklanan bersama, pajangan bersama, kontes penjualan dan sebagainya 3. Promosi bisnis (misalnya sponsor pertunjukan, demonstrasi dan peragaan dalam pertunjukan dagang, kontes penjualan, hadiah penjualan dalam tebakan dan permainan, dan sebagainya) Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan, dapat diuraikan secara singkat bahwa promosi adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperkenalkan dan membujuk pelanggan untuk menggunakan produk yang kita hasilkan. Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang memegang peranan penting dalam usaha peningkatan volume penjualan produk atau jasa. Promosi juga merupakan salah satu alat komunikasi yang bersifat persuasif (membujuk) dan mampu memberikan informasi tentang kebaikan dan keunggulan dari suatu perusahaan. 14 2.4 Pengertian Keputusan Pembelian Sebelum mengajukan suatu ringkasan bagaimana para konsumen mengambil suatu keputusan, kita akan mempertimbangkan beberapa pemikiran yang melukiskan pengambilan keputusan konsumen dengan cara-cara yang sangat berbeda. Istilah model-model konsumen mengacu pada suatu pendangan atau prespektif umum terhadap bagaimana dan mengapa masing-masing individu berperilaku demikian, hal ini ditegaskan oleh Leslie Lazar kanuk dan Leon G Schiffman (2000), secara spesifik kita akan mengamati model-model konsumen dalam empat model seperti berikut ini: 1. Suatu pandangan ekonomis 2. Suatu pandangan pasif 3. Suatu pengenalan kognitif 4. Suatu pandangan emosional 1. Pandangan Ekonomis Dalam pandangan teoritis, dimana menggambarkan pandangan suatu dunia kompetisi sempurna, para konsumen dikarakteristikan sebagai pembuat keputusan yang rasional. Dan model ini disebut dengan teori orang ekonomi untuk berperilaku rasional dalam makna ekonomis, seorang konsumen akan: a. Menyadari keseluruhan alternatif. b. Mampu menentukan pilihan rangking secara tepat tiap-tiap alternatif dalam kaitannya dengan manfaat-manfaat dan kerugiannya. c. Mampu untuk menentukan pilihan alternatif yang terbaik, meskipun demikian secara realitis konsumen jarang sekali memiliki seluruh informasi untuk mengambil keputusan yang sempurna. 15 2. Pandangan Pasif Kebalikan dari pandangan ekonomi rasional adalah pandangan pasif yang menggambarkan para konsumen pada dasarnya menyerah pada minat pelayanan dan upaya promosional dari para marketer. Dalam pandangan pasif tersebut para konsumen dianggap sebagai pembeli impulsif dan irasional yang siap menjadi sasaran usaha dari para marketer paling tidak pada beberapa tingkatan, model pasif konsumen ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang dilatih untuk memperlakukan para konsumen sebagai suatu objek untuk dimanipulasi. 3. Pandangan Pengenalan Kognitif Model ketiga menggambarkan konsumen sebagai penyelesai masalah yang berfikir. Dalam rangka pengertian ini konsumen sering kali digambarkan baik menerima secara pasif maupun aktif mencari produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan semakin memperkaya kehidupan mereka. Model kognitif ini berfokus pada proses dimana konsumen mencari dan mengevaluasi informasi tentang merek-merek serta outlet-outlet yang dipilih. Pandangan ini mendeskripsikan suatu konsumen yang jatuh diantara pandangan ekonomis yang pasif dan ekstrim, yang tidak memiliki pengetahuan total tentang alternatif produk yang tersedia dan oleh karenanya tidak dapat membuat keputusan yang sempurna, namun mencari informasi dan berusaha untuk meraih keputusan yang memuaskan. 4. Pandangan Emosional Bila dibandingkan dengan pencarian yang begitu teliti serta mengevaluasi sebelum membeli, konsumen cenderung lebih banyak membeli berdasarkan impulsive atau dikendalikan dengan emosi. Ketika konsumen memutuskan untuk 16 membeli berdasarkan emosi, amat sedikit pencarian informasi yang dilakukan sebelum pembelian dilakukan, sebaliknya penekanan lebih pada mood dan perasaan pada saat itu. Hal ini bukan untuk menyatakan bahwa keputusan emosional tersebut tidak rasional. Schiffman, Kanuk (2004) menjelaskan, perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Sementara perilaku konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Faktor Sosial 1. Group Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 2. Family Influence Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 17 3 Roles and Status Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulanperkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler dan Amstrong, 2006). Faktor Personal 1. Economic Situation Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler dan Amstrong, 2006). 2. Lifestyle Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler dan Amstrong, 2006) 3. Personality and Self Concept Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler dan Amstrong, 2006). Tiap orang 18 memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 4. Age and Life Cycle Stage Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktorfaktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, dan Makens, 2003). 5. Occupation Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). Faktor Psychological 1. Motivation Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika 19 kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 2. Perception Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 3. Learning Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004). 4. Beliefs and Attitude Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa sese-orang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler dan Amstrong, 2006). 20 Faktor Cultural Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler dan Amstrong, 2006). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 1. Subculture Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler dan Amstrong, 2006). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen dan Makens, 2003). 2. Social Class Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler dan Amstrong, 2006). Cara lain untuk memahami konsumen adalah melalui proses pembelian. Proses ini terdiri dari langkah-langkah yang dijalani konsumen pada saat mereka memutuskan apa, kapan, dimana dan bagaimana melakukan pembelian. Pemahaman atas proses ini dapat memberi para marketer dengan suasana untuk mengembangkan suatu strategi yang tepat untuk menarik para konsumen. 21 Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Berikut ini adalah proses pengambilan keputusan oleh pembeli dari awal sampai dengan pengambilan keputusan membeli, melalui beberapa tahapan yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah membeli. Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Setelah pembelian Gambar 2.2 : Proses Keputusan pembelian (Kotler&Keller. Manajemen Pemasaran, 2007) 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat dari konsumen, ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih, misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi hiburan. Motivasi 22 konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. Sebuah iklan, saran atau rangsangan lain membuat konsumen menyadari adanya suatu kebutuhan. Menyadari adanya kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada. Misalnya sebuah undangan untuk menghadiri suatu pesta berkostum dapat merangsang kebutuhan untuk membeli suatu kostum. Proses pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan maka pembeli dapat merasakan perbedaan diantara mereka akan keadaan yang sekarang dan kebutuhan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh dorongan dari dalam ketika salah satu dari kebutuhan normal seseorang seperti lapar, haus meningkat pada tingkatan yang cukup tinggi untuk menjadi pendorong. Kebutuhan juga dipicu dari luar dalam hal ini dapat dicontohkan pada kasus seseorang yang melewati toko roti dan melihat roti yang baru selesai dipanggang dan mendorong rasa lapar atau seseorang yang mengagumi mobil tetangganya. Dengan mengumpulkan beberapa informasi pemasar dapat mengenali faktor-faktor yang paling sering memicu ketertarikan dalam produk dan dapat mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor-faktor tersebut. 2. Pencarian Informasi Tahap setelah pengenalan masalah adalah pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Pembagian informasi dapat dibagi menjadi dua yaitu pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian, pada level ini orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Dan aktif pencarian informasi, pada tahap ini orang akan mencari bahan bacaan, menelepon teman 23 atau mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Tahap dari proses keputusan pembeli adalah dimana konsumen melakukan pencarian informasi lebih, konsumen memiliki perhatian yang tinggi atau akan mencari informasi secara aktif Perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari konsumen dan kepentingan relatifnya terhadap keputusan pembelian sesudahnya. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok antara lain: a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan. b. Sumber komersial: Iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan dan pajangan di toko. c. Sumber publik: Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan pemakaian produk. Pengaruh yang relatif dari sumber informasi berubah-ubah dengan produk dan pembeli. Secara umum pengguna menerima kebanyakan dari informasi mengenai produk dari sumber komersial dimana dikendalikan oleh pasar. 3. Evaluasi Alternatif Kita telah melihat bagaimana pemakai menggunakan informasi untuk sampai pada kumpulan keputusan pada merek akhir. Bagaimanakah pemakai memilih diantara pilihan merek, pemasar harus mengetahui mengenai evaluasi dari alternatif yaitu bagaimana pemakai memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Sayangnya pemakai tidak menggunakan evaluasi sederhana dan tunggal dalam setiap situasi pembelian. 24 4. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen bisa mengambil lima sub keputusan, yaitu: merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Keputusan pembelian merupakan saat dimana konsumen memutuskan membeli atau tidak produk yang bersangkutan dan membuat keputusan pemesanan yang berhubungan dengan pembelian (Stanton dkk. 2003). Selain itu keputusan pembelian dapat diartikan juga sebagai tingkatan dari proses keputusan pembelian dimana konsumennya sebenarnya melakukan pembelian. 5. Perilaku setelah pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yamg mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasar harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu merasa nyaman dengan merek. Tugas dari pemasar tidak berakhir pada saat produk telah dibeli, Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian setelah membeli suatu produk. Seseorang akan memikirkan tentang keputusan tersebut tidak begitu yakin bahwa pembelian tersebut adalah pembelian bijaksana. Hal ini dinamakan Cognitive Dissonance (tidak sesuai keinginan). Dalam mencoba untuk menilai pembelanjaan tersebut 25 tersebut, maka konsumen mencari fakta-fakta tambahan atau iklan-iklan untuk membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa pembelian tersebut adalah benar. 2.5 Pengaruh Program Promosi terhadap Keputusan Pembelian Promosi penjualan yang dilakukan setiap perusahaan adalah suatu cara menambah pemasukan perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Dimana biaya promosi penjualan harus sebanding dengan pemasukan perusahaan nantinya atau dengan harapan dari kegiatan promosi penualan dapat memberikan kelebihan pemasukan bagi perusahaan. Pengaruhnya dengan keputusan pembelian yaitu dimana proses keputusan pembelian itu sendiri biasanya dilakukan karena konsumen melihat promosi penjualan yang menarik konsumen untuk membeli produk, karena itu adalah fungsi dari proses promosi penjualan. Dalam penelitian Endar Sugiyono (2004) menyatakan bahwa, kualitas produk yang tinggi semata-mata belum dapat menjamin kelancaran penjualan dan meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu harus disadari bahwa promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Karena dengan promosi orang akan tahu tentang keunggulan produk yang ditawarkan Promosi merupakan suatu alat yang digunakan dalam menjalankan program pemasaran. Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan kebaikan, manfaat tambahan, harga yang murah dan sebagainya kepada konsumen Tujuan dan promosi calon adalah konsumen memberikan (Swasta dan informasi Irawan, yang 1990). memperkuat kesadaran dan pengetahuan tentang produk atau jasa yang dipasarkan, untuk 26 mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan suatu produk dari konsumen, menambah keuntungan bagi perusahaan karena produknya disukai konsumen sehingga volume penjualan meningkat, perusahaan dapat melakukan diferensiasi produk karena keuntungan meningkat, dapat menstabilkan volume penjualan. Selain itu, promosi juga berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen dalam memilih produk suatu perusahaan, serta untuk memotivasi konsumen untuk mengambil tindakan positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Untuk dapat meningkatkan keputusan pembelian melalui promosi dapat dilakukan dengan cara lebih meningkatkan kegiatan promosi yang saat ini dilakukan maupun dengan melaksanakan terobosan-terobosan baru kaitannya dengan maksud agar calon konsumen lebih mengenal produk tersebut dan akhirnya mereka membeli kemudian menjadi pelanggan tetap. 27