BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modul merupakan perumuman dari ruang vektor yang mana skalar pada mo- dul merupakan elemen dari suatu ring dengan elemen satuan. Jika diberikan modul kiri M atas R, maka diperoleh suatu definisi mengenai modul multiplikasi yaitu setiap submodulnya dapat dinyatakan sebagai perkalian antara suatu ideal dengan modul itu sendiri. Apabila suatu modul M atas R merupakan modul multiplikasi, maka untuk setiap N submodul pada M , terdapat I ideal di R sedemikian hingga N = IM . Konsep yang berkaitan dengan modul multiplikasi dapat dibawa ke dalam konsep dualnya yaitu modul komultiplikasi, yang mana setiap submodulnya dapat dinyatakan sebagai (0 :M I). Jika diberikan modul M atas R, maka M disebut modul komultiplikasi jika untuk setiap N submodul pada M , terdapat I ideal di R sedemikian hingga N = (0 :M I). Pada modul multiplikasi terdapat suatu sifat yang menyatakan bahwa setiap submodul N pada modul multiplikasi M , N dapat dinyatakan sebagai N = (0 :R (M/N ))M . Sifat ini dapat dipandang sebagai dualisasi modul multiplikasi menjadi modul komultiplikasi. Jika diberikan modul kiri M atas R dan S = EndR (M ), maka M mempunyai struktur modul kanan atas S, sehingga M merupakan bimodul atas (R, S). Hal tersebut mendasari terbentuknya suatu struktur baru yaitu modul multiplikasi dan modul komultiplikasi mempunyai struktur modul kanan atas S. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai modul multiplikasi dan komultiplikasi yang merupakan modul-modul khusus. Akibatnya, endomorfismanya juga mempunyai sifat-sifat khusus. Hal inilah yang akan diselidiki dalam skripsi ini. Manfaat yang bisa diambil dari Endomorfisma Modul Multiplikasi dan Komultiplikasi ini yaitu mengetahui sejauh mana hubungan modul multiplikasi dan 1 2 komultiplikasi dengan modul-modul khusus yang lain, diantaranya modul Hopf, modul Hopf yang diperumum, modul ko-Hopf, dan modul ko-Hopf lemah. Selain itu, hasil-hasil yang diperoleh pada Endomorfisma Modul Multiplikasi dan Komultiplikasi ini dapat pula dikembangkan untuk pendefinisian modul lain, misalnya f ully multiplication module. 3 1.2. Batasan Masalah Batasan masalah yang dibahas dalam skripsi ini berkaitan dengan pengerti- an modul multiplikasi dan komultiplikasi, hubungan antara modul multiplikasi dan komultiplikasi, beberapa sifat pada kedua modul tersebut beserta endomorfismanya. 1.3. Maksud dan Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk: i. Memperkenalkan konsep modul multiplikasi dan komultiplikasi yang mempunyai struktur modul kanan atas EndR (M ). ii. Menyelidiki sifat-sifat modul multiplikasi dan komultiplikasi. iii. Menganalisa hubungan antara modul multiplikasi dan komultiplikasi dengan modul-modul lain. iv. Menyelidiki endomorfisma modul multiplikasi dan komultiplikasi. 1.4. Tinjauan Pustaka Modul multiplikasi merupakan modul yang dapat dinyatakan sebagai per- kalian antara suatu ideal dengan modul itu sendiri. Konsep ini dapat ditemukan pada paper Anshari dan Farshadifar (2007). Selain itu, Anshari dan Farshadifar (2007) juga memperkenalkan konsep modul komultiplikasi yang merupakan dual dari modul multiplikasi. Anshari dan Farshadifar (2008) juga memperkenalkan endomorfisma modul multiplikasi dan komultiplikasi. Dasar teori mengenai ring dan modul dapat ditemukan dalam buku literatur, antara lain Adkins dan Weintraub (1992), Anderson dan Fuller (1992), Malik et al. (1997), serta Wisbauer (1991). 1.5. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah dengan terlebih dahulu mempelajari mengenai modul, terutama yang berkaitan dengan submodul, 4 bimodul, annihilator, homomorfisma modul, dan endomorfisma. Hal tersebut menjadi dasar untuk mempelajari tentang modul multiplikasi beserta sifat-sifatnya. Karena modul komultiplikasi merupakan dual dari modul multiplikasi, maka dipelajari juga sifat-sifatnya. Kemudian mempelajari sifat homomorfisma modul multiplikasi dan komultiplikasi terkait dengan image dan kernel, submodul kecil dan esensial, modul Hopf dan Hopf yang diperumum, serta modul ko-Hopf dan ko-Hopf lemah. 1.6. Sistematika Penulisan Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika sebagai beri- kut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas mengenai definisi dan sifat dasar suatu modul, submodul, modul faktor, homomorfisma modul, endomorfisma, serta annihilator. BAB III MODUL DAN SUBMODUL KHUSUS Pada bab ini dibahas mengenai beberapa modul dan submodul khusus seperti modul self-generated dan self-cogenerated, submodul esensial dan submodul kecil, modul Hopf dan Hopf yang diperumum, modul ko-Hopf dan ko-Hopf lemah, serta Lemma Fitting dan modul idempoten. BAB IV ENDOMORFISMA MODUL MULTIPLIKASI DAN KOMULTIPLIKASI Pada bab ini dibahas mengenai definisi modul multiplikasi dan komultiplikasi beserta sifat-sifatnya serta endomorfisma kedua modul beserta sifat-sifatnya. BAB V KESIMPULAN Pada bab ini memuat kesimpulan yang berkaitan dengan isi skripsi secara menyeluruh. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini, akan dibahas mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan modul. Teori tersebut menjadi dasar pembahasan modul multiplikasi dan komultiplikasi. 2.1. Pengertian Modul Modul merupakan perumuman dari ruang vektor. Pada modul, skalar didefi- nisikan sebagai elemen suatu ring. Berikut ini diberikan definisi tentang modul kiri dan modul kanan. Definisi 2.1.1. Diberikan ring (R, +, ·) dengan elemen satuan. Suatu grup Abel (M, +), dilengkapi dengan pemetaan ∗ : R×M −→ M , yang memetakan (r, m) ∈ R×M ke ∗(r, m) = rm ∈ M disebut modul kiri atas R jika untuk setiap r1 , r2 ∈ R dan m1 , m2 ∈ M , berlaku 1. r(m1 + m2 ) = rm1 + rm2 , 2. (r1 + r2 )m = r1 m + r2 m, 3. (r1 r2 )m = r1 (r2 m), 4. 1R m = m. Berikut ini diberikan contoh modul kiri Contoh 2.1.2. Diberikan lapangan R dan Rn ruang vektor berdimensi n atas R. Diberikan pula operasi pergandaan skalar ∗ : R × Rn −→ Rn , dengan a(b1 , b2 , ...., bn ) = (ab1 , ab2 , ...., abn ), abi ∈ R, i = 1, 2, ...., n. 5 6 Akan ditunjukkan bahwa Rn merupakan modul kiri atas R. 1. Ambil sebarang a ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , ...., bn ), (c1 , c2 , ...., cn ) ∈ Rn . Diperoleh a((b1 , b2 , ...., bn ) + (c1 , c2 , ...., cn )) = (ab1 , ab2 , ...., abn ) + (ac1 , ac2 , ...., acn ) = a(b1 , b2 , ...., bn ) + a(c1 , c2 , ...., cn ). 2. Ambil sebarang a, a1 ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , ...., bn ) ∈ Rn . Diperoleh (a + a1 )(b1 , b2 , ...., bn ) = ((a + a1 )b1 , (a + a1 )b2 , ...., (a + a1 )bn ) = (ab1 + a1 b1 , ab2 + a1 b2 , ...., abn + a1 bn ) = (ab1 , ab2 , ...., abn ) + (a1 b1 , a1 b2 , ...., a1 bn ) = a(b1 , b2 , ...., bn ) + a1 (b1 , b2 , ...., bn ). 3. Ambil sebarang a, a1 ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , . . . , bn ) ∈ Rn . Diperoleh (aa1 )(b1 , b2 , . . . , bn ) = (aa1 b1 , aab2 , . . . , aabn ) = a(a1 b1 , a1 b2 , . . . , a1 bn ). 4. Ambil sebarang 1R ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , ...., bn ) ∈ Rn . Diperoleh 1R (b1 , b2 , ...., bn ) = (1R b1 , 1R b2 , ...., 1R bn ) = (b1 , b2 , ...., bn ). Jadi, Rn merupakan modul kiri atas R. Definisi 2.1.3. Diberikan ring (R, +, ·) dengan elemen satuan. Suatu grup Abel (M, +), dilengkapi dengan pemetaan ∗ : M ×R −→ M , yang memetakan (m, r) ∈ M × R ke ∗(m, r) = mr ∈ M disebut modul kanan atas R jika untuk setiap r1 , r2 ∈ R dan m1 , m2 ∈ M , berlaku 1. (m1 + m2 )r = m1 r + m2 r, 2. m(r1 + r2 ) = mr1 + mr2 , 3. m(r1 r2 ) = (mr1 )r2 , 7 4. m1R = m. Contoh 2.1.4. Diberikan lapangan R dan Rn ruang vektor berdimensi n atas R. Diberikan pula operasi pergandaan skalar ∗ : Rn × R −→ Rn dengan (b1 , b2 , ...., bn )a = (b1 a, b2 a, ...., bn a), bi a ∈ R, i = 1, 2, ...., n. Akan ditunjukkan bahwa Rn merupakan modul kanan atas R. 1. Ambil sebarang a ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , ...., bn ), (c1 , c2 , ...., cn ) ∈ Rn . Diperoleh ((b1 , b2 , ...., bn ) + (c1 , c2 , ...., cn ))a = (b1 a, b2 a, ...., bn a) + (c1 a, c2 a, ...., cn a) = (b1 , b2 , ...., bn )a + (c1 , c2 , ...., cn )a. 2. Ambil sebarang a, a1 ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , ...., bn ) ∈ Rn . Diperoleh (b1 , b2 , ...., bn )(a + a1 ) = (b1 (a + a1 ), b2 (a + a1 ), ...., bn (a + a1 )) = (b1 a + b1 a1 , b2 a + b2 a1 , ...., bn a + bn a1 ) = (b1 a, b2 a, ...., bn a) + (b1 a1 , b2 a1 , ...., bn a1 ) = (b1 , b2 , ...., bn )a + (b1 , b2 , ...., bn )a1 . 3. Ambil sebarang a, a1 ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , . . . , bn ) ∈ Rn . Diperoleh (b1 , b2 , . . . , bn )(aa1 ) = (b1 aa1 , b2 aa1 , . . . , bn aa1 ) = (b1 a, b2 a, . . . , bn a)a1 . 4. Ambil sebarang 1R ∈ R dan ambil sebarang (b1 , b2 , ...., bn ) ∈ Rn . Diperoleh (b1 , b2 , ...., bn )1R = (b1 1R , b2 1R , ...., bn 1R ) = (b1 , b2 , ...., bn ). Jadi, Rn merupakan modul kanan atas R. 8 Selanjutnya diberikan definisi tentang bimodul. Definisi 2.1.5. Diberikan R dan S masing-masing merupakan ring dengan elemen satuan. Grup Abel M disebut bimodul atas (R, S) jika M merupakan modul kiri atas R dan modul kanan atas S, serta memenuhi r(ms) = (rm)s, ∀r ∈ R, m ∈ M, s ∈ S. Berikut ini diberikan contoh bimodul. Contoh 2.1.6. Diberikan R ring komutatif dengan elemen satuan. Diberikan pula M merupakan modul kiri sekaligus modul kanan atas R. Akan ditunjukan bahwa M merupakan bimodul atas (R, R). Ambil sebarang m ∈ M dan r, r0 ∈ R. Diperoleh, r(mr0 ) = (rm)r0 . Jadi, M merupakan bimodul atas (R, R). Contoh 2.1.7. Diberikan Mmxm (R) dan Mnxn (R) masing-masing merupakan ring dengan elemen satuan. Diberikan Mmxn (R) merupakan modul kiri atas Mmxm (R) dan modul kanan atas Mnxn (R). Akan ditunjukan bahwa Mmxn (R) merupakan bimodul atas (Mmxm (R), Mnxn (R)). Ambil sebarang A ∈ Mmxn (R) dan ambil sebarang B ∈ Mmxm (R), C ∈ Mnxn (R). Diperoleh, B(AC) = (BA)C. Jadi, Mmxn (R) merupakan bimodul atas (Mmxm (R), Mnxn (R)). Pada lemma berikut diberikan sifat dasar pada suatu modul. Lemma 2.1.8. Diberikan modul M atas R. Jika 0M dan 0R masing-masing merupakan elemen nol pada M dan R, maka untuk setiap m ∈ M , r ∈ R berlaku r0M = 0M dan 0R m = 0M . 9 Bukti. Ambil sebarang m ∈ R dan r ∈ R. i. Akan ditunjukkan r0M = 0M . Dengan menggunakan sifat elemen nol pada grup M , diperoleh r0M = r(0M + 0M ) = r0M + r0M . Diperoleh, 0M = r0M − r0M = (r0M + r0M ) − r0M = r0M . ii. Akan ditunjukkan 0M = 0R m. Dengan menggunakan sifat elemen nol pada ring R, diperoleh 0R m = (0R + 0R )m = 0R m + 0R m. Diperoleh, 0M = 0R m − 0R m = (0R m + 0R m) − 0R m = 0R m. 2.2. Pengertian Submodul Pada subbab ini akan diberikan definisi suatu struktur dari modul yang dise- but submodul. Definisi 2.2.1. Diberikan ring R dengan elemen satuan dan modul M atas R. Suatu himpunan tak kosong S ⊆ M disebut submodul pada M jika S merupakan subgrup pada M terhadap operasi penjumlahan serta S juga merupakan modul atas R terhadap operasi pergandaan skalar yang sama dengan yang berlaku pada M . Dengan kata lain S merupakan submodul pada M jika: i. (S, +) merupakan grup Abel terhadap operasi +, yaitu S merupakan subgrup pada (M, +), ii. (∀r ∈ R)(∀s ∈ S) rs ∈ S. 10 Selanjutnya diberikan suatu sifat yang menyatakan syarat cukup dan perlu suatu modul menjadi submodul. Sifat ini merupakan akibat dari Definisi 2.2.1. Teorema 2.2.2. Diberikan Modul M atas R dan N ⊆ M dengan N 6= ∅. Himpunan N disebut submodul pada M jika dan hanya jika i. n1 − n2 ∈ N , ∀n1 , n2 ∈ N , ii. rn1 ∈ N , ∀n1 ∈ N , r ∈ R. Bukti. (=⇒). Diketahui N merupakan submodul pada M , sehingga N merupakan subgrup Abel pada M . Untuk setiap n1 , n2 ∈ N berlaku n1 − n2 ∈ N . Operasi pergandaan skalar yang berlaku pada M juga berlaku pada N , sehingga untuk setiap n1 ∈ N dan r ∈ R berlaku rn1 ∈ N . (⇐=). Diketahui n1 − n2 ∈ N , untuk setiap n1 , n2 ∈ N , N merupakan subgrup Abel pada M . Karena rn1 ∈ N untuk setiap n1 ∈ N dan r ∈ R, maka operasi pergandaan skalar di M juga berlaku di N . Karena N merupakan himpunan bagian dari M dan operasi pergandaan skalar di M juga berlaku di N , maka aksioma-aksioma modul di M juga berlaku di N . Jadi, N merupakan submodul pada M . Berikut ini diberikan contoh yang terkait dengan submodul. Contoh 2.2.3. Diketahui R3 merupakan modul atas R dan S ⊂ R3 dengan x S = {y | x, y, z ∈ R}. 0 Akan dibuktikan S merupakan submodul pada R3 . x x 1 2 i. Ambil sebarang s1 , s2 ∈ S dengan s1 = y1 , s2 = y2 0 0 11 x x x − x2 1 2 1 maka s1 − s2 = y1 − y2 = y1 − y2 ∈ S. 0 0 0 x 1 ii. Ambil sebarang r ∈ R, s1 ∈ S dengan s1 = y1 , 0 x rx rx 1 1 1 maka rs1 = r y1 = ry1 = ry1 ∈ S. 0 r.0 0 Jadi, S merupakan submodul pada R3 . Contoh 2.2.4. Diberikan modul Z atas Z. Akan ditunjukkan bahwa setiap submodul pada Z berbentuk A = nZ = {nz|z ∈ Z}, dengan n ∈ Z. i. Jika A = {0} maka A = 0Z. ii. Jika A 6= {0}, maka terdapat −a ∈ A. Akibatnya A memuat bilangan bulat positif terkecil yaitu n. Karena n ∈ A dan A submodul pada Z, maka nZ ⊆ A. Selanjutnya ambil sebarang m ∈ A. Karena m, n ∈ Z dan n 6= 0, maka terdapat dengan tunggal q, r ∈ Z sehingga m = nq + r, dengan 0 ≤ r < n. Karena n ∈ A dan A submodul pada Z, maka diperoleh nq ∈ A, sehingga r = m − nq ∈ A. Karena n bilangan bulat positif terkecil di A dan 0 ≤ r < n, maka diperoleh r = 0. Akibatnya, m − nq = 0 atau m = nq ∈ nZ. Oleh karena itu A ⊆ nZ, sehingga diperoleh A = nZ. Dengan demikian, modul Z atas Z, setiap submodulnya berbentuk A = nZ = {nz|z ∈ Z}, dengan n ∈ Z. Selanjutnya diberikan suatu sifat yang berkaitan dengan jumlahan dan irisan dari dua submodul. Lemma 2.2.5. Diberikan modul M atas R. Jika S1 dan S2 merupakan submodul pada M , maka 12 i. S1 ∩ S2 merupakan submodul pada M . ii. S1 + S2 merupakan submodul pada M . Bukti. i. Diketahui S1 dan S2 merupakan submodul pada M . Akan ditunjukkan bahwa S1 ∩ S2 merupakan submodul pada M . Jelas bahwa S1 ∩ S2 bukan merupakan himpunan kosong. Ambil sebarang x1 , x2 ∈ S1 ∩ S2 , maka x1 , x2 ∈ S1 dan x1 , x2 ∈ S2 . Karena S1 dan S2 merupakan submodul pada M , maka x1 − x2 ∈ S1 dan x1 −x2 ∈ S2 . Diperoleh x1 −x2 ∈ S1 ∩S2 . Selanjutnya, ambil sebarang r ∈ R. Karena S1 dan S2 merupakan submodul pada M , maka rx1 ∈ S1 dan rx1 ∈ S2 . Akibatnya, rx1 ∈ S1 ∩ S2 . Jadi, S1 ∩ S2 merupakan submodul pada M. ii. Diketahui S1 dan S2 merupakan submodul pada M . Akan ditunjukkan bahwa S1 + S2 merupakan submodul pada M , dengan S1 + S2 = {x + y|x ∈ S1 dan y ∈ S2 }. Jelas bahwa S1 + S2 bukan merupakan himpunan kosong. Ambil sebarang a, b ∈ S1 + S2 , maka a = x + y dan b = m + n, untuk suatu x, m ∈ S1 dan y, n ∈ S2 . Karena S1 dan S2 merupakan submodul pada M , maka x − m ∈ S1 dan y − n ∈ S2 . Diperoleh a − b = (x + y) − (m + n) = (x − m) + (y − n) ∈ S1 + S2 . Selanjutnya, ambil sebarang r ∈ R. karena S1 dan S2 merupakan submodul pada M , maka rx ∈ S1 dan ry ∈ S2 . Akibatnya, ra = r(x + y) = rx + ry ∈ S1 + S2 . Jadi, S1 + S2 merupakan submodul pada M . 13 Selanjutnya diberikan suatu definisi mengenai jumlahan submodul. Definisi 2.2.6. Diberikan modul M atas R dan diberikan N = {Ni |i ∈ I} meruS pakan keluarga submodul pada M . Submodul pada M yang dibangun oleh i∈I Ni P disebut jumlahan submodul Ni , i ∈ I dan dinotasikan dengan i∈I Ni . Berikut ini diberikan suatu sifat yang merupakan akibat dari Definisi 2.2.6. Teorema 2.2.7. Diberikan modul M atas R dan diberikan N = {Ni |i ∈ I} merupakan keluarga submodul pada M , berlaku X Ni = { i∈I X xi |xi ∈ Ni }. berhingga Bukti. Diberikan modul M atas R dan diberikan N = {Ni |i ∈ I} merupakan keluarga submodul pada M . Akan ditunjukkan bahwa X N ={ xi |xi ∈ Ni } berhingga merupakan submodul pada M . Pn i. Ambil sebarang x, y ∈ N dengan x = xi dan y = i=1 Pn i=1 yi , n ≤ m. Diperoleh x−y = n X xi − m X i=1 = n X yi i=1 m X (xi − yi ) + i=1 (−yi ) ∈ N. i=n+1 ii. Ambil sebarang r ∈ R dan x ∈ N dengan x = rx = r n X Pn xi i=1 = n X i=1 rxi ∈ N. i=1 xi . Diperoleh 14 Jadi, N merupakan submodul pada M . Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa N= X Ni . i∈I S Ni ⊆ N . Jelas bahwa Ni ⊆ N , sehingga i∈I Ni ⊆ P S N . Karena jumlahan submodul Ni , i ∈ I yaitu i∈I Ni dibangun oleh i∈I Ni , P maka i∈I Ni ⊆ N . i. Akan dibutikan bahwa P i∈I P ii. Akan dibutikan bahwa N ⊆ i∈I Ni . Ambil sebarang x ∈ N dengan x = Pn Pn x . Karena x ∈ N , maka i i i i=1 i=1 xi ∈ Ni . Telah diketahui bahwa Ni ⊆ P Pn P P i∈I Ni , sehingga x = i=1 xi ∈ Ni ⊆ i∈I Ni . Akibatnya, N ⊆ i∈I Ni . P S Karena i∈I Ni merupakan submodul terkecil yang memuat i∈I Ni , diperoP leh N = i∈I Ni . 2.3. Annihilator Submodul pada Suatu Modul Pada subbab ini akan dibahas mengenai definisi annihilator submodul pada suatu modul beserta contohnya. Diberikan modul M atas R, untuk setiap L dan K submodul pada M didefinisikan himpunan (L :R K) = {r ∈ R|rK ⊆ L} = {r ∈ R|rk ∈ L, untuk setiap k ∈ K}. Jika L = {0} maka (0 :R K) = {r ∈ R|rK ⊆ {0}} = {r ∈ R|rk = 0, untuk setiap k ∈ K}. Definisi 2.3.1. Diberikan modul M atas R dan diberikan N submodul pada M . Himpunan (0 :R N ) disebut annihilator submodul N yang didefinisikan sebagai (0 :R N ) = {r ∈ R|rn = 0, ∀n ∈ N }. Sering juga dinotasikan sebagai AnnR (N ). 15 Dari Definisi 2.3.1, diperoleh sifat berikut. Lemma 2.3.2. Jika M merupakan modul atas R dan N, K submodul pada M sedemikian hingga K ⊆ N maka AnnR (N ) ⊆ AnnR (K). Bukti. Diketahui M merupakan modul atas R dan N, K submodul pada M sedemikian hingga K ⊆ N . Akan ditunjukkan AnnR (N ) ⊆ AnnR (K). Ambil sebarang r ∈ AnnR (N ), artinya rn = 0. Karena K ⊆ N , maka untuk setiap k ∈ K, rk = 0. Akibatnya r ∈ AnnR (K). Sehingga AnnR (N ) ⊆ AnnR (K). Berikut ini merupakan contoh annihilator pada suatu modul. Contoh 2.3.3. Diberikan modul Z atas Z. Akibatnya annihilator submodul N pada Z yaitu AnnZ (N ) = {z ∈ Z|zn = 0, ∀n ∈ N } = {0}. Contoh 2.3.4. Diberikan modul Z6 atas Z. Akibatnya annihilator Z6 yaitu AnnZ (Z6 ) = {z ∈ Z|zn = 0, ∀n ∈ Z6 } = 6Z. 2.4. Pengertian Ideal Pada subbab ini akan dibahas mengenai definisi ideal kiri dan kanan pada ring beserta contohnya. Definisi 2.4.1. Diberikan ring R dan I ⊆ R dengan I 6= ∅ disebut ideal kiri jika untuk setiap a, b ∈ I dan untuk setiap r ∈ R maka i. a − b ∈ I, ii. ra ∈ I. Definisi 2.4.2. Diberikan ring R dan I ⊆ R dengan I 6= ∅ disebut ideal kanan jika untuk setiap a, b ∈ I dan untuk setiap r ∈ R maka 16 i. a − b ∈ I, ii. ar ∈ I. Selanjutnya I cukup disebut ideal di R apabila I merupakan ideal kiri dan kanan di R. Contoh 2.4.3. Diberikan ring Z. Akan ditunjukkan I = {nk|k ∈ Z}, dengan n ∈ Z. merupakan ideal di Z. i. Jelas bahwa I 6= ∅. ii. Diambil sebarang a, b ∈ I, dengan a = nk1 dan b = nk2 , untuk suatu k1 , k2 ∈ Z. Diperoleh a − b = nk1 − nk2 = n(k1 − k2 ) ∈ I. iii. Diambil sebarang a ∈ I dan z ∈ Z. Diperoleh za = z(nk1 ) = (zn)k1 ∈ I. iv. Diambil sebarang a ∈ I dan z ∈ Z. Diperoleh az = (nk1 )z = n(k1 z) ∈ I. Jadi, I merupakan ideal di Z. 2.5. Annihilator Ideal pada Suatu Ring Pada subbab ini akan dibahas mengenai definisi annihilator ideal pada suatu ring beserta contohnya. Diberikan modul M atas R, untuk setiap I ideal di R dan L submodul pada M didefinisikan himpunan (L :M I) = {m ∈ M |Im ⊆ L} = {m ∈ M |xm ∈ L, untuk setiap x ∈ I}. Jika L = {0} maka (0 :M I) = {m ∈ M |Im ⊆ {0}} = {m ∈ M |xm = 0, untuk setiap x ∈ I}. 17 Definisi 2.5.1. Diberikan modul M atas R dan diberikan I ideal di R. Himpunan (0 :M I) disebut annihilator ideal I dan didefinisikan sebagai (0 :M I) = {m ∈ M |xm = 0, ∀x ∈ I}. Sering juga dinotasikan sebagai AnnM (I). Dari Definisi 2.5.1, diperoleh sifat berikut. Lemma 2.5.2. Jika M merupakan modul atas R dan I, J ideal di R sedemikan hingga I ⊆ J maka AnnM (J) ⊆ AnnM (I). Bukti. Diketahui modul M atas R dan I, J ideal di R sedemikan hingga I ⊆ J. Akan ditunjukkan AnnM (J) ⊆ AnnM (I). Ambil sebarang m ∈ AnnM (J), artinya ym = 0. Karena I ⊆ J, maka untuk setiap x ∈ I, xm = 0. Akibatnya m ∈ AnnM (I). Sehingga AnnM (J) ⊆ AnnM (I). Berikut ini merupakan contoh annihilator pada suatu ideal. Contoh 2.5.3. Diberikan modul Z4 atas Z dan diberikan pula 2Z ideal di Z. Akibatnya annihilator ideal 2Z yaitu AnnZ4 (2Z) = {n̄ ∈ Z4 |(2z)n = 0, ∀2z ∈ 2Z} = {0̄, 2̄}. Definisi annihilator yang diberikan pada Definisi 2.3.1 memiliki perbedaan pengertian jika dibandingkan dengan Definisi 2.5.1. Jika pada Definisi 2.3.1 menjelaskan elemen-elemen R yang mengenolkan elemen pada submodul N , maka pada Definisi 2.5.1 menjelaskan elemen-elemen M yang mengenolkan setiap elemen I. Selanjutnya diberikan definisi dari modul setia. Definisi 2.5.4. Suatu modul M atas R disebut modul setia jika AnnR (M ) = {0}. 18 Berikut ini merupakan contoh modul setia. Contoh 2.5.5. Diberikan modul Z6 atas Z, sehingga annihilator modul Z6 adalah AnnZ (Z6 ) = {z ∈ Z|zn = 0, ∀n̄ ∈ Z6 } = {0}. Jadi, modul Z6 atas Z merupakan modul setia. Berikut ini bukan merupakan modul setia. Contoh 2.5.6. Dari Contoh 2.3.4 diperoleh AnnZ (Z6 ) = 6Z. Jadi, modul Z6 atas Z bukan merupakan modul setia. 2.6. Modul Faktor Jika M merupakan modul atas R, maka (M, +) merupakan grup Abel dan setiap subgrupnya merupakan grup Abel. Jika N subgrup pada M maka N merupakan subgrup normal pada M , sehingga dapat dibentuk grup faktor M/N = {m = m + N |m ∈ M }. Untuk setiap m1 , m2 ∈ M/N berlaku m1 + m2 = m1 + m2 . Akibatnya m1 + m2 = m1 + m2 = m2 + m1 = m2 + m1 . Akibatnya, (M/N, +) merupakan grup Abel. Teorema 2.6.1. Jika M merupakan modul atas R dan N merupakan submodul pada M , maka M/N merupakan modul atas R terhadap operasi pergandaan koset sebagai berikut: Untuk setiap r ∈ R dan untuk setiap m + N ∈ M/N didefinisikan rm = rm ⇐⇒ r(m + N ) = rm + N. Lebih lanjut M/N disebut sebagai modul faktor atas R. 19 Bukti. Diberikan modul M atas R dan diberikan N submodul pada M . Jelas bahwa (M/N, +) merupakan grup Abel. Akan ditunjukkan bahwa operasi pergandaan koset terdefinisi dengan baik serta M/N merupakan modul atas R. i. Akan ditunjukkan operasi pergandaan koset terdefinisi dengan baik. Ambil sebarang r1 , r2 ∈ R dan m1 , m2 ∈ M/N dengan r1 = r2 dan m1 = m2 . Akan ditunjukkan r1 m1 = r2 m2 . Karena m1 = m2 maka m1 + N = m2 + N. Menggunakan sifat kesamaan dua buah koset, diperoleh m1 − m2 ∈ N. Karena N merupakan submodul, maka r1 (m1 − m2 ) = r1 m1 − r1 m2 ∈ N. Karena r1 = r2 , maka r1 m1 + N = r2 m2 + N ⇐⇒ r1 m1 = r2 m2 . Jadi, operasi pergandaan koset terdefinisi dengan baik. ii. Akan ditunjukkan M/N merupakan modul atas R. a. Ambil sebarang r1 ∈ R dan ambil sebarang m1 , m2 ∈ M/N . Diperoleh r1 (m1 + m2 ) = r1 (m1 + m2 ) = r1 m1 + r1 m2 = r1 m1 + r1 m2 = r1 m1 + r1 m2 . 20 b. Ambil sebarang r1 , r2 ∈ R dan ambil sebarang m1 ∈ M/N . Diperoleh (r1 + r2 )m1 = (r1 + r2 )m1 = r1 m1 + r2 m1 = r1 m1 + r2 m1 = r1 m1 + r2 m1 . c. Ambil sebarang r1 , r2 ∈ R dan ambil sebarang m1 ∈ M/N . Diperoleh (r1 r2 )m1 = (r1 r2 )m1 = r1 (r2 m1 ) = r1 (r2 m1 ) = r1 (r2 m1 ). d. Ambil sebarang 1R ∈ R dan ambil sebarang m1 ∈ M/N . Diperoleh 1R m1 = 1R .m1 = m1 . Jadi, M/N merupakan modul atas R. 2.7. Homomorfisma Modul Pada subbab ini akan diberikan definisi tentang homomorfisma modul dan contohnya. Definisi 2.7.1. Diberikan M dan M 0 masing-masing merupakan modul atas R. Pemetaan f : M −→ M 0 disebut homomorfisma modul jika dan hanya jika memenuhi: i. f (m1 + m2 ) = f (m1 ) + f (m2 ), untuk setiap m1 , m2 ∈ M , 21 ii. f (rm) = rf (m), untuk setiap m ∈ M dan r ∈ R. Berikut ini diberikan contoh yang berkaitan dengan homomorfisma modul. Contoh 2.7.2. Diberikan modul Z atas Z. Diberikan pemetaan f : Z −→ Z x −→ f (x) = 2x. Akan ditunjukkan f merupakan homomorfisma modul. i. Ambil sebarang x1 , x2 ∈ Z. Diperoleh f (x1 + x2 ) = 2(x1 + x2 ) = 2x1 + 2x2 = f (x1 ) + f (x2 ). ii. Ambil sebarang z, x1 ∈ Z. Diperoleh f (zx1 ) = 2(zx1 ) = z(2x1 ) = zf (x1 ). Jadi, f merupakan homomorfisma modul. Selanjutnya diberikan definisi yang berkaitan dengan homomorfisma modul. Definisi 2.7.3. Diberikan modul M dan M 0 atas R dan f : M −→ M 0 merupakan homomorfisma modul. a. Jika f merupakan homomorfisma yang injektif, maka f disebut monomorfisma. b. Jika f merupakan homomorfisma yang surjektif, maka f disebut epimorfisma. 22 c. Jika f merupakan homomorfisma yang bijektif, yaitu f merupakan homomorfisma yang injektif dan surjektif maka disebut isomorfisma. Lebih lanjut, M dan M 0 dikatakan isomorfis jika terdapat isomorfisma dari M ke M 0 , yang dinotasikan dengan M ∼ = M 0. d. Jika f : M −→ M merupakan homomorfisma modul, maka f disebut endomorfisma. Berikut ini diberikan penjelasan mengenai kernel dan image dari suatu homomorfisma modul. Definisi 2.7.4. Diberikan M dan M 0 merupakan modul atas R dan pemetaan f : M −→ M 0 merupakan homomorfisma modul. Kernelf dan Imagef masing-masing didefinisikan sebagai Ker(f ) = {m ∈ M |f (m) = 0M 0 } dan Im(f ) = {m0 ∈ M 0 |f (m) = m0 , untuk suatu m ∈ M }. Berikut ini merupakan contoh untuk Ker(f ) dan Im(f ). Contoh 2.7.5. Diberikan pemetaan f : Z −→ Z x −→ f (x) = 2x. i. Akan ditentukan Ker(f ). Ker(f ) = {x ∈ Z|f (x) = 0} = {x ∈ Z|2x = 0} = {x ∈ Z|x = 0} = {0}. 23 ii. Akan ditentukan Im(f ). Im(f ) = {y ∈ Z|f (x) = y, untuk suatu x ∈ Z} = {y ∈ Z|2x = y, untuk suatu x ∈ Z} = {2x ∈ Z|x ∈ Z} = 2Z. Selanjutnya diberikan sebuah lemma yang menyatakan bahwa Ker(f ) dan Im(f ) merupakan submodul M . Lemma 2.7.6. Jika M dan M 0 merupakan modul atas R dan f homomorfisma modul f : M −→ M 0 maka, a. Ker(f ) merupakan submodul pada M , b. Im(f ) merupakan submodul pada M 0 . Bukti. a. i. Akan ditunjukkan Ker(f ) 6= ∅. Diberikan pemetaan f homomorfisma modul f : M −→ M 0 0M −→ f (0M ) = 0M 0 . Sehingga 0M 0 ∈ Ker(f ). Jadi, Ker(f ) 6= ∅. ii. Akan ditunjukkan k1 − k2 ∈ Ker(f ). Ambil sebarang k1 , k2 ∈ Ker(f ) dengan f (k1 ) = 0M 0 dan f (k2 ) = 0M 0 . Karena f homomorfisma modul, akibatnya f (k1 − k2 ) = f (k1 ) − f (k2 ) = 0M 0 − 0M 0 = 0M 0 . Jadi, k1 − k2 ∈ Ker(f ). 24 iii. Akan ditunjukkan rk1 ∈ Ker(f ). Ambil sebarang k1 ∈ Ker(f ) dengan f (k1 ) = 0M 0 . Diambil pula sebarang r ∈ R. Karena f homomorfisma modul, akibatnya f (rk1 ) = rf (k1 ) = r.0M 0 = 0M 0 . Jadi, rk1 ∈ Ker(f ). Jadi, Ker(f ) merupakan submodul pada M . b. i. Akan ditunjukkan Im(f ) 6= ∅. Diberikan pemetaan f homomorfisma modul f : M −→ M 0 0M −→ f (0M ) = 0M 0 . Sehingga 0M 0 ∈ Im(f ). Jadi, Im(f ) 6= ∅. ii. Akan ditunjukkan y1 − y2 ∈ Im(f ). Ambil sebarang y1 , y2 ∈ Im(f ) dengan y1 = f (x1 ) dan y2 = f (x2 ), untuk suatu x1 , x2 ∈ M . Karena f homomorfisma modul, akibatnya y1 − y2 = f (x1 ) − f (x2 ) = f (x1 − x2 ). Jadi, y1 − y2 ∈ Im(f ). iii. Akan ditunjukkan ry1 ∈ Ker(f ). Ambil sebarang y1 ∈ Im(f ) dengan y1 = f (x1 ), untuk suatu x1 ∈ M . Diambil pula sebarang r ∈ R. Karena f homomorfisma modul, akibatnya ry1 = rf (x1 ) = f (rx1 ). Jadi, ry1 ∈ Im(f ). Jadi, Im(f ) merupakan submodul pada M . 25 Selanjutnya diberikan suatu sifat monomorfisma modul. Lemma 2.7.7. Diberikan M dan M 0 masing-masing merupakan modul atas R. Diberikan pula pemetaan f homomorfisma modul f : M −→ M 0 . Homomorfisma f merupakan monomorfisma jika dan hanya jika Ker(f ) = {0M }. Bukti. (=⇒). Diketahui f merupakan monomorfisma. Akan dibuktikan bahwa Ker(f ) = {0M }. Ambil sebarang m ∈ Kerf , sehingga f (m) = 0M 0 . Karena f merupakan homomorfisma modul, akibatnya f (0M ) = 0M 0 . Sehingga f (m) = f (0M ). Karena f merupakan monomorfisma yaitu homomorfisma yang injektif, akibatnya m = 0M . Diperoleh Ker(f ) = {0M }. Jadi, jika f merupakan monomorfisma maka Ker(f ) = {0M }. (⇐=). Diketahui Ker(f ) = {0M }. Akan dibuktikan bahwa f merupakan monomorfisma. Ambil sebarang m1 , m2 ∈ M dengan f (m1 ) = f (m2 ). Diperoleh f (m1 ) − f (m2 ) = 0M 0 . Karena f homomorfisma modul, akibatnya f (m1 ) − f (m2 ) = f (m1 − m2 ) = 0M 0 . Sehingga, m1 − m2 ∈ Kerf . Karena Ker(f ) = {0M }, m1 − m2 = 0M , dengan m1 = m2 . Sehingga, f merupakan monomorfisma. Jadi, jika Ker(f ) = {0M } maka f merupakan monomorfisma. Selanjutnya diberikan M dan M 0 masing-masing merupakan modul atas R. Himpunan semua homomorfisma modul dari M ke M 0 dinotasikan dengan HomR (M, M 0 ) yaitu HomR (M, M 0 ) = {f : M −→ M 0 | f homomorfisma modul}. 26 HomR (M, M 0 ) 6= ∅, karena selalu dapat dibentuk pemetaan f : M −→ M 0 m −→ f (m) = 0M 0 , untuk setiap m ∈ M. Selanjutnya akan didefinisikan operasi 0 +0 pada HomR (M, M 0 ). Diberikan pemetaan + : HomR (M, M 0 ) × HomR (M, M 0 ) −→ HomR (M, M 0 ) −→ +(f, g) = f + g, (f, g) dengan definisi f + g : M −→ M 0 m −→ (f + g)(m) = f (m) + g(m), ∀m ∈ M. Ambil sebarang f, g ∈ HomR (M, M 0 ). Akan ditunjukkan f +g ∈ HomR (M, M 0 ). i. Ambil sebarang m1 , m2 ∈ M . Diperoleh (f + g)(m1 + m2 ) = f (m1 + m2 ) + g(m1 + m2 ) = f (m1 ) + f (m2 ) + g(m1 ) + g(m2 ) = f (m1 ) + g(m1 ) + f (m2 ) + g(m2 ) = (f + g)(m1 ) + (f + g)(m2 ). ii. Ambil sebarang r1 , m2 ∈ M . Diperoleh (f + g)(rm1 ) = f (rm1 ) + g(rm1 ) = rf (m1 ) + rg(m1 ) = r(f (m1 ) + g(m1 )) = r((f + g)(m1 )). 27 Selanjutnya akan ditunjukkan (HomR (M, M 0 ), +) merupakan grup Abel. Ambil sebarang f, g, h ∈ (HomR (M, M 0 )) dan m1 ∈ M . Diperoleh ((f + g) + h)(m1 ) = (f + g)(m1 ) + h(m) = (f (m1 ) + g(m1 )) + h(m1 ) = f (m1 ) + (g(m1 ) + h(m1 )) = f (m1 ) + ((g + h)(m1 )) = (f + (g + h))(m). Diberikan pemetaan θ dengan θ : M −→ M 0 . m −→ θ(m) = 0M 0 , ∀m ∈ M. Ambil sebarang f ∈ HomR (M, M 0 ) dan diambil sebarang m1 ∈ M . Diperoleh a. (θ + f )(m1 ) = (θ + f )(m1 ) = θ(m1 ) + f (m1 ) = 0M 0 + f (m1 ) = f (m1 ), b. (f + θ)(m1 ) = (f + θ)(m1 ) = f (m1 ) + θ(m1 ) = f (m1 ) + 0M 0 = f (m1 ). Diberikan pemetaan −f dengan −f : M −→ M 0 m −→ −f (m) = f (−m), ∀m ∈ M. Ambil sebarang f ∈ HomR (M, M 0 ) dan diambil sebarang m1 ∈ M . Diperoleh 28 a. (f + (−f ))(m1 ) = f (m1 ) + (−f )(m1 ) = f (m1 ) + f (−m1 ) = f (m1 − m1 ) = f (0) = 0M 0 , b. ((−f ) + f )(m1 ) = (−f )(m1 ) + f (m1 ) = f (−m1 ) + f (m1 ) = f (−m1 + m1 ) = f (0) = 0M 0 . Ambil sebarang f, g ∈ HomR (M, M 0 ) dan diambil sebarang m1 ∈ M . Diperoleh (f + g)(m1 ) = f (m1 ) + g(m1 ) = g(m1 ) + f (m1 ) = (g + f )(m1 ). Jadi, (HomR (M, M 0 ), +) merupakan grup Abel. Himpunan semua homomorfisma modul yang memetakan suatu modul ke dirinya sendiri disebut endomorfisma modul, dinotasikan dengan HomR (M, M ) = EndR (M ) atau dapat dituliskan sebagai EndR (M ) = {f : M −→ M |f homomorfisma modul}. Jelas bahwa (EndR (M ), +) merupakan grup Abel. Selanjutnya dapat didefinisikan operasi komposisi ◦ pada EndR (M ). Diberikan pemetaan ◦ : EndR (M ) × EndR (M ) −→ EndR (M ) (f, g) −→ ◦(f, g) = f ◦ g, 29 dengan definisi f ◦ g : M −→ M m −→ (f ◦ g)(m) = f (g(m)), ∀m ∈ M. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa (EndR (M ), +, ◦) merupakan ring. Ambil sebarang f, g, h ∈ EndR (M ) dan diambil sebarang m ∈ M . Diperoleh ((f ◦ g) ◦ h)(m) = (f ◦ g)(h(m)) = f (g(h(m))) = f ((g ◦ h)(m)) = (f ◦ (g ◦ h))(m). Ambil sebarang f, g, h ∈ EndR (M ) dan ambil sebarang m ∈ M . Diperoleh i. ((f + g) ◦ h)(m) = (f + g)(h(m)) = f (h(m)) + g(h(m)) = (f ◦ h)(m) + (g ◦ h)(m) = (f ◦ h + g ◦ h)(m), ii. (f ◦ (g + h))(m) = (f (g + h))(m) = ((f ◦ g) + (f ◦ h))(m) = (f ◦ g)(m) + (f ◦ h)(m)) = (f ◦ g + f ◦ h)(m). Jadi, (EndR (M ), +, ◦) merupakan ring. Selanjutnya didefinisikan pemetaan identitas i : M −→ M m −→ (i)(m) = m, ∀m ∈ M. 30 Akan ditunjukkan bahwa i merupakan homomorfisma modul. Ambil sebarang m1 , m2 ∈ M dan r ∈ R. Akibatnya, i. i(m1 + m2 ) = m1 + m2 = i(m1 ) + i(m2 ), ii. i(rm1 ) = rm1 = ri(m1 ). Jadi, i merupakan homomorfisma modul. Akibatnya, i ∈ EndR (M ). Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa i merupakan elemen satuan EndR (M ). Ambil sebarang i, f ∈ EndR (M ) dan m ∈ M . Diperoleh, i. (i ◦ f )(m) = i(f (m)) = f (m), ii. (f ◦ i)(m) = f (i(m)) = f (m). Jadi, i merupakan elemen satuan EndR (M ). Jika M merupakan modul kiri atas R dan S := EndR (M ) maka M dapat dipandang sebagai modul kiri atas S dengan · : S × M −→ M. (f, m) −→ f · m = f (m), Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa operasi · terdefinisi dengan baik. Diambil sebarang f, g ∈ S dan m1 , m2 ∈ M dengan f = g dan m1 = m2 . Akibatnya, f · m1 = f (m1 ) = g(m1 ) = g(m2 ) = g · m2 . 31 Selanjutnya diambil sebarang f, g ∈ S dan m1 , m2 ∈ M , sehingga 1. f · (m1 + m2 ) = f (m1 + m2 ) = f (m1 ) + f (m2 ) = f · m1 + f · m2 . 2. (f + g) · m1 = (f + g)(m1 ) = f (m1 ) + g(m1 ) = f · m1 + g · m1 . 3. (f ◦ g) · m1 = (f ◦ g)(m1 ) = f · (g(m1 )) = f · (g · m1 ). 4. i ◦ m1 = i(m1 ) = m. Jadi, M merupakan modul kiri atas S. Dengan demikian setiap M modul kiri atas R dapat dipandang sebagai modul kiri atas S. Jika M merupakan modul kiri atas R dan S := EndR (M ) maka operasi pergandaan skalar · didefinisikan sebagai · : M × S −→ M. (m, f ) −→ m · f = (m)f, dengan (m)f menyatakan peta dari m oleh fungsi f , serta berlaku (m)(f ◦ g) = ((m)f )g, maka dapat dibuktikan dengan mudah bahwa M juga dapat dipandang sebagai modul kanan atas S.