INGGIL PUSVITA RAMADANI 0911310046 TUGAS FARMAKOLOGI DIURETIK 1. Farmakokinetik, Farmakodinamik dan Interaksi Obat dari Diuretik Hemat Kalium A. Farmakokinetik Yang tergolong dalam kelompok ini ialah antagonis aldosteron,triamteren dan amilorid. Untuk Farmakokinetik dari antagonis aldosteron (spronolakton) 70% diserap di saluran cerna, mengalami sirkulasi enterohepatik dan metabolism lintas pertama. Ikatan dengan protein cukup tinggi. Metabolit utamanya, kanrenon, memperlihatkan aktivitas antagonisn aldosteron dan turut berperan dalam aktivitas biologi spironolakton. Kanrenon mengalami interkonversi enzimatik menjadi karrenoat yang tidak aktif. Untuk Farmakokinetik dari triamteren dan amilorid yaitu absorpsi triamteren melalui saluran cerna baik sekali, obat ini hanya diberikan oral. Efek diuresisnya biasanya mulai tampak setelah 1 jam. Amilorid dan triamteren per oral diserap kirakira 50% dan efek durasinya terlihat dalam 6 jam berakhir sesudah 24 jam. B. Farmakodinamik. Yang tergolong dalam kelompok ini ialah antagonis aldosteron,triamteren dan amilorid. Adapun Farmakodinamiknya adalah terjadinya reabsorbsi Na+ dan K+ di hilir tubuli distal dan duktus koligentus dikurangi/dihambat ,dengan demikian ekskresi K+ juga berkurang. Berkurangnya reabsorbsi natrium ditempat tersebut mengakibatkan turunnya perbedaan potensial listrik transtubular, sedangkan adanya perbedaan potensial listrik transtubular ini diperlukan untuk berlangsungnya proses sekresi kalium oleh sel tubuli distal. Obat diuretic ini akan mendapatkan hasil yang sinergis bila penggunaanya bersamaan dengan golongan obat diuretic lainnya misalnya golongan tiazid. Obat diuretic hemat kalium ini dalam penggunaanya tidak boleh diberikan dengan suplemen K+ karena dapat menyebabkan hipokalemia INGGIL PUSVITA RAMADANI 0911310046 2. Farmakokinetik, Farmakodinamik dan Interaksi Obat dari Diuretik Osmotik A. Farmakokinetik Manitol tidak dimetabolisme terutama oleh Glomerulus Filtrasi, sedikit atau tampa mengalami reabsobsi dan sekresi di tubulus atau bahkan praktis dianggap tidak direabsrbsi. Manitol meningkatkan tekanan Osmotik pada Glomerulus Filtrasi dan mencegah tubulus mereabsorbsi air dan sodium. Sehingga Manitol paling sering digunakan diantara obat ini. Sesuai dengan definisi, diuretic osmotic absobsinya jelek bila diberikan peroral, yang berarti bahwa obat ini harus diberikan secara parenteral. Manitol diekresikan melalui Filtrasi Glomerulus dalam waktu 30 – 60 menit setelah pemberian. Efek yang segera dirasakan klien adalah peningkatan jumlah urine. Bila diberikan peroral manitol menyebabkan diare Osmotik. Karena Efek ini maka Manitol dapat juga digunakan untuk meningkatkan efek pengikatan K+ dan resin atau menghilangkan bahan-bahan toksin dari saluran cerna yang berhubungan dengan zat arang aktif. B. Farmakodinamik Diuretik Osmotik (Manitol) mempunyai tempat utama yaitu: pada Tubulus Proksimal, Ansa Henle dan Duktus kolingens . Diuresis osmotic digunakan untuk mengatasi kelebihan cairan di jaringan (intra sel) otak . diuretic osmotic yang tetap berada dalam kompartemen intravaskuler efektif dalam mengurangi pembengkakan otak . Cara kerja Diuretic Osmotik (Manitol) ialah meningkatkan Osmolalitas Plasma dan menarik cairan normal dari dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler yang olmolar tinggi, untuk menurunkan oedema Otak. Pada sistim Ginjal bekerja membatasi reabsobsi air terutama pada segmen dimana nefron sangat permeable terhadap air, yaitu tubulus proksimal dan ansa henle desenden. Adanya bahan yang tidak dapat direbasobsi air normal dengan masukkan tekanan osmotic yang melawan keseimbangan. Akibatnya, volume urine meningkat bersamaan dengan ekskresi manitiol. Peningkatan dalam laju aliran urin menurunkan waktu kontak antara cairan dan epitel tubulus sehingga menurunkan reabsobsi Na+. Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid) mengalami efek yang sinergis dalam menurunkan PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum Lasik diberikan.