BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kombinasi obat paling banyak dalam penanganan acute coronary syndromes (ACS) adalah kombinasi dual antiplatelet theraphy + antikoagulan + beta blocker + ACEI + statin sebanyak 14 kasus (21,54%). Golongan obat untuk menangani ACS adalah dual antiplatelet 64 kasus (98,5%), single antiplatelet 1 kasus (1,5%), antikoagulan 64 kasus (98,5%), statin 64 kasus (98,5%), beta blocker 61 kasus (93,8%), nitrat 49 kasus (75,4,8%), ACEI 41 kasus (63,1%), ARB kasus (44,6%), dan CCB 17 kasus (26,2%). 2. Jumlah total kejadian DRPs sebanyak 84 kejadian dari total 65 pasien, yang terdiri dari: a. Terapi obat yang tidak diperlukan (unnecessary drug therapy) sebanyak 3 kejadian (3,6%) b. Memerlukan terapi tambahan (need for additional drug therapy) sebanyak 25 kejadian (29,8%) c. Dosis terlalu rendah (dosage too low) sebanyak 25 kejadian (29,8%) d. Dosis terlalu tinggi (dosage to high) sebanyak 11 kejadian (13,1%) e. Reaksi yang tidak dikehendaki (adverse drug reaction) sebanyak 20 kejadian (23,8%) 70 71 B. Saran 1. Bagi pihak rumah sakit: a. Farmasis hendaknya berperan aktif dalam pelayanan kefarmasian mengenai terapi penyakit kardiovaskular sehingga DRPs dapat diminimalkan. b. Pencatatan medik pasien sebaiknya selengkap mungkin untuk memudahkan dalam pemantauan terhadap masing – masing pasien dan sebagai kelengkapan administrasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya: a. Perlu dilakukan penelitian kategori DRPs mengenai kepatuhan obat secara prospektif sehingga dapat mengamati secara langsung dan dapat melakukan wawancara terhadap pasien. b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh DPRs terhadap target terapi dengan berdiskusi bersama dokter yang merawat.