1 PERWATAKAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KUINGIN JADI SAJADAHMU KARYA FAHRI F. FATHONI Resa Indora1), Marsis2), Gusnetti2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] ABSTRACT This research aimed to describe nature of main character contained in the novel Kuingin Jadi Sajadahmu by Fahri F. Fathoni. This research used theory about art stated by Semi, and the theory about character put forward by Aminuddin, Said Hamid Hasan, and Sobour. This study was a qualitative research that produces descriptive data in the form of written or spoken words from the observed behavior. The method of this research used descriptive method, the data was collected in the form of words instead of numbers. The data analysis techniques were: (1) Describe the concept of data according to the character. (2) classify the data. (3) analyze all the data that has been grouped. (4) Summing up the overall results of the data analysis. From the research, it was found nature of main character as much as 16 and a lot of dispositive data found as many as 46 main characters of data. There are three main characters in the novel of Kuingin Jadi Sajadahmu by Fahri F. Fathoni, they are Fira Anggraheni, Robert Brady, and Taufik. The character of Fira Anggraheni (I) was described as having a good character, self-sufficient, responsible, religious, hard work, social care, honest, the spirit of nationality, recognize excellence, flegmaciti (the calm), nerveuzen (the skittish), sentimental (the seducer), and peace-loving. Robert Brady’s character was described as having an evil character, curiosity, cholerici (the fierce), and nerveuzen (the skittish). Taufik’s character was described as having the character of responsibility, hard work, love of peace, patriotism, and curiosity. Based on the results, it can be concluded that the main character in the novel of Kuingin Jadi Sajadahmu by Fathoni tends to have a responsible character, religious, and hard work. Key words : nature of main characters menggunakan bahasa sebagai mediumnya. A. Pendahuluan Karya hasil Sejalan dengan itu, Sumardjo dan Saini pemikiran dan imajinasi seseorang terhadap (1988:3) mengatakan bahwa sastra adalah apa yang telah dihayati, dilihat, dan dialami ungkapan pribadi manusia yang berupa yang ada di sekitarnya. Menurut Semi pengalaman, (1988:8) sastra adalah suatu bentuk dan hasil semangat, keyakinan dalam suatu bentuk pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah gambaran konkret yang membangkitkan manusia pesona dengan alat bahasa. dan sastra merupakan kehidupannya dengan pemikiran, perasaan, ide, 2 Salah satu novel yang menceritakan tentang berbagai macam persoalan atau novel ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan Allah. masalah kehidupan manusia adalah novel Dalam novel Kuingin jadi Sajadahmu Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fahri F. karya Fathoni menyajikan karakter tokoh Fathoni. Fathoni merupakan salah satu yang berbeda-beda. Di dalam novel Kuingin pengarang kreatif. Jadi Sajadahmu karya Fathoni terdapat tiga Jawa Tengah 17 tokoh utama yaitu Fira Anggraheni, Robert Januari 1994. Dia menyelesaikan pendidikan Brady, dan Taufik. karena ketiga tokoh di SDN 3 Klepu, SMP N 4 Delanggu, dan tersebut merupakan tokoh paling banyak SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Pada tahun diceritakan 2010, dia pernah menjadi juara III lomba umum tokoh Fira digambarkan memiliki penulisan cerpen tingkat Kabupaten yang watak watak yang baik, mandiri, bertanggung diadakan oleh PD IPM (Ikatan Pelajar jawab, religius, kerja keras, peduli sosial, Muhammadiyah) Klaten. jujur, semangat kebangsaan, menghargai muda berbakat Fathoni lahir di Klaten, Kelebihan novel tersebut.Secara prestasi, flegmaciti (orang tenang), nerveuzen Sajadahmu karya Fathoni ini adalah cerita (orang penggugup), cholerici (orang garang), dalam dan cinta damai. Tokoh Robert Brady dibandingkan ini Kuingin dalam Jadi novel novel dan sangat novel-novel menyentuh pernah digambarkan memiliki watak yang jahat, rasa penulis baca. Selain itu, karakter tokoh yang ingin tahu, sentimental (orang perayu), dan ditampilkan dalam novel ini, memberikan nerveuzen (orang penggugup). Tokoh Taufik gambaran bagaimana seseorang memandang digambarkan kehidupan jawab, kerja keras, cinta damai, cinta tanah dan yang bagaimana seharusnya seseorang bertindak dan bersikap jika berada pada suatu masalah. Novel ini tidak saja memiliki watak tanggung air, dan rasa ingin tahu. Novel Kuingin Jadi Sajadahmu menceritakan kehidupan percintaan seperti menceritakan tentang kehidupan percintaan novel-novel tentang cinta yang lain, tetapi yang rumit dan berliku. Fira Anggraheni 3 gadis penjual nasi uduk menikah dengan pemain film asal Klaten, dia seorang pemuda artis yaitu Robert Berdasarkan permasalahan cerita tersebut, peneliti tertarik dengan masalah Brady. yang ditampilkan, serta watak tokoh yang Pernikahannya dengan Robert Brady tidak terdapat dalam novel tersebut. Namun, bertahan lama, dalam kehamilannya yang peneliti baru menginjak 4 bulan, ia ditinggal oleh menganalis perwatakan tokoh utama dalam suaminya, karena menyelesaikan syuting novel Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fathoni terbarunya di Sumatera. Sepulang dari karena peneliti ingin mengetahui lebih jelas Sumatera Robert tega menjual Fira kepada pribadi, sikap, dan perilaku yang dimiliki orang lain. Di saat itu, Fira sangat terpukul oleh tokoh utama dalam novel tersebut. dan terluka karena merasa tidak berharganya Tujuan lagi, terhadap apa yang telah dilakukan mendeskripsikan perwatakan tokoh utama suaminya terhadap dirinya. yang terdapat di dalam novel Kuingin Jadi Kemudian, Robert meninggalkan Fira lebih memfokuskan penelitian ini untuk adalah untuk Sajadahmu karya Fathoni. dan menceraikannya. Tidak lama setelah itu, B. Kajian Teori orang tua Robert memfitnah Fira karena 1. Sastra membunuh anaknya. Fira sempat ditahan Sumardjo sementara, namun karena tidak ada bukti dan mengemu-kakan terbukti bahwa Robert meninggal karena ungkapan pribadi manusia yang berupa kecelakan, akhirnya Fira pun dibebaskan. pengalaman, Dalam perjalanan hidupnya, Fira akhirnya semangat, keyakinan dalam suatu bentuk menemukan gambaran konkret yang membangkitkan mencintainya, laki-laki yang benar-benar menyayangi, dan bahwa pemikiran, Saini (1988:3) sastra perasaan, adalah ide, dan pesona dengan alat bahasa. Sejalan dengan menerimanya apa adanya. Akhirnya Fira pun itu, Semi (1988:8) mengatakan bahwa sastra bahagia menikah dengan laki-laki yang baik adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni seperti Taufik. kreatif yang objeknya adalah manusia dan 4 kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. (2010:9-10) mengemukan Esten bahwa ada sejumlah nilai untuk pendidikan Kesusastraan budaya dan karakter bangsa, yaitu sebagai merupakan pengungkapan dari fakta artistik berikut: (1) Religius adalah sikap dan dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan perilaku yang patuh dalam melaksanakan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa ajaran sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan terhadap kehidupan manusia. hidup rukun dengan pemeluk agama lain. (2) 2. Watak dan Karakter Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada (1993:9) Selanjutnya, Hasan menjelaskan Dalam Besar yang dianutnya, toleran Bahasa upaya menjadikan dirinya sebagai orang Indonesia(1988:1009). Watak adalah sifat yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, batin manusia yang mempengaruhi segenap tindakan, dan pekerjaan. (3) Toleransi adalah pikiran sikap dan Kamus agama perbuatannya: tabiat; budi dan tindakan yang menghargai pekerti. Menurut Muhardi dan Hasanuddin perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, WS menyangkut sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda karakteristik individual tokoh yang amat dari dirinya. (4) Disiplin adalah tindakan tergantung oleh situasi, keadaan psikis, yang menunjukkan perilaku tertip dan patuh kedudukan, dan peran tokoh. pada berbagai ketentuan dan peraturan. (5) (1992:48) Perwatakan Sejalan dengan itu, Hasan (2010:3) Kerja keras adalah perilaku yang mengemukakan karakter adalah watak, tabiat, menunjukkan akhlak, atau kepribadian seseorang yang dalam mengatasi berbagai hambatan belajar terbentuk dari hasil internalisai sebagai dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan kebijakan dan sebaik-baiknya. (6) Kreatif adalah berfikir digunakan nsebagai landasan untuk cara dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan pandang, bersikap, dan bertindak. cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah (virtues) yang diyakini upaya sungguh-sungguh dimiliki. (7) Mandiri sikap dan perilaku yang 5 tidak mudah tergantung pada orang lain (14) Cinta damai adalah sikap, perkataan, dalam (8) dan tindakan yang menyebabkan orang lain Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, merasa senang dan aman atas kehadiran dan bertindak yang menilai sama hak dan dirinya. kewajiban dirinya dan orang lain. (9) Rasa kebiasaan ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang membaca berbagai bacaan yang memberikan selalu berupaya untuk mengetahui lebih kebajikan mendalam dan meluas dari sesuatu yang lingkungan adalah sikap dan tindakan yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. (10) selalu berupaya mencegah kerusakan pada Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, lingkungan bertindak, mengembangkan menyelesaikan dan menempatkan tugas-tugas. berwawasan membaca adalah waktu untuk menyediakan bagi dirinya. alam di (16) sekitarnya, upaya-upaya Peduli dan untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah di atas kepentingan diri dan terjadi. (17) Peduli sosial adalah sikap dan kelompoknya. (11) Cinta tanah air adalah tindakan yang selalu ingin memberi bantuan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang pada orang lain dan masyarakat yang menunjukkan membutuhkan. (18) Tanggung jawab adalah kesetian, bangsa Gemar dan negara kepentingan yang (15) kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, sikap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang dan politik bangsa. (12) Menghargai prestasi seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, adalah sikap dan tindakan yang mendorong masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang budaya), Negara dan Tuhan yang Maha Esa. berguna bagi masyarakat dan mengakui serta 3. Jenis-jenis Watak mengharmati keberhasilan orang lain. (13) Sobur dan perilaku seseorang (2011:317) membagi untuk tipe bersahabat/ komunikatif adalah tindakan kepribadian manusia, menjadi tujuh tipe, yang memperlihat rasa senang berbicara, yaitu: (1) Gapasioneerden (orang hebat) bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. yaitu orang yang aktif dan emosional serta 6 fungsi sekundernya kuat. Orang ini selalu agresif, bersikap keras, emosional, gila kuasa, egois, Flegmaciti (orang tenang) yaitu orang yang suka mengecam. Mereka adalah patriot yang tidak aktif dan fungsi sekundernya kuat. baik, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, Orang-orang tipe ini selalu bersikap dan suka menolong orang yang lemah, (2) tenang, sabar, tekun bekerja secara teratur, Cholerici (orang garang) yaitu orang yang tidak lekas putus asa, berbicara singkat, tidak tetapi aktif, emosional, tetapi fungsi tetapi tidak mantap, (6) pendendam, Sanguinici (5) (orang sekundernya lemah. Orang ini lincah, rajin kekanak-kanakan): orang yang tidak aktif, bekerja, periang, pemberani, optimis, suka tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya pada hal-hal yang faktual. Mereka suka kuat. Orang ini antara lain, sukar mengambil kemewahan, pemboros, dan sering bertindak keputusan, ceroboh tanpa pikir panjang, (3) Sentimental bertindak, (orang perayu) yaitu orang yang tidak aktif, menyendiri, emosional, dan fungsi sekundernya kuat. pendiriannya, pendendam, tidak gila dan Orang ini suka bersikap emosional, sering kuasa, dan dalam bidang politik selalu impulsive (menurutkan kata hati), pintar berpandangan bicara sehingga mudah mempengaruhi orang (orang tak berbentuk) : orang-orang yang lain, senang terhadap kehidupan alam, dan tidak aktif, tidak emosional dan fungsi menjauhkan dan sekundernya lemah. Sifat-sifat tipe orang ini keramaian, (4) Nerveuzen (orang penggugup) antara lain, intelektualnya kurang, picik, yaitu orang yang tidak aktif dan fungsi tidak praktis, selalu membeo, canggung, sekundernya lemah, tetapi emosinya kuat. dann ingatannya buruk. Mereka termasuk Orang-orang tipe ini sifatnya emosional orang yang perisau, peminum, pemboros, dan (mudah naik darah, tetapi cepat menjadi cenderung membiarkan dirinya dibimbing dingin), suka memprotes/mengecam orang dan dikuasai orang lain. lain, tidak sabar, tidak mau berfikir panjang, 4. Unsur-unsur yang Membangun Karya diri dari kebisingan kurang pemurung, berani/ragu-ragu pendiam, berpegang konservatif, teguh (7) suka pada Amorfem 7 keadaan, kedudukan, dan peran tokoh dalam Fiksi Unsur-unsur yang membangun sebuah karya fiksi secara garis besar dibagi hubungannya dengan tokoh-tokoh lain. C. Metodologi Penelitian atas dua bagian, yaitu: (1) struktur luar (ekstrinsik) dan (2) struktur Jenis penelitian yang digunakan dalam adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan (instrinsik). Struktur luar adalah segala Taylor (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan macam unsur yang berada di luar suatu karya bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran penelitian yang menghasilkan data deskriptif karya sastra tersebut, misalnya faktor social berupa kata-kata tertulis atau lisan dari ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio- orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode masyarakat. Struktur dalam adalah unsur- yang digunakan dalam penelitian ini yaitu unsur yang membentuk karya sastra dari metode dalam, seperti: penokohan atau perwatakan, (2010:11) metode deskriptif adalah metode tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar, dan yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, gaya bahasa (Semi, 1988:35). dan bukan angka-angka. Menurut Moleong Objek dari penelitian adalah novel 5. Pengertian Penokohan dan Perwatakan Menurut Muhardi dan Hasanuddin deskriptif. Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fathoni yang WS (1992:48) bahwa penokohan tidak sama diterbitkan dengan perwatakan. Perwatakan menyangkut penelitian adalah perwatakandalam novel karakteristik individual tokoh yang amat Kuingin Jadi Sajadahmu Karya Fahri F. tergantung oleh situasi, keadaan psikis, Fathoni. Instrumen penelitian adalah peneliti kedudukan, dan peran tokoh. Sedangkan sendiri penokohan data.Peneliti keserasian dari keseluruhan perwatakan tokoh dalam berbagai situasi, pada yang tahun akan mencatat 2013. Fokus mengumpulkan data berhubungan dengan fokus penelitian. yang 8 Untuk mengumpulkan data ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) Membaca dan memahami novel Kuingin Jadi penggugup), sentimental (orang perayu), cinta damai, rasa ingin tahu, jahat, dan cinta tanah air. Sajadahm uKaryaFahri F. Fathoni Secara Tokoh Fira Anggraheni (aku) keseluruhan. (2) Menentukan tokoh utama digambarkan dalam novel Kuingin Jadi Sajadahmu karya mandiri, bertanggung jawab, religius, kerja Fahri F. Fathoni.(3) Menginventarisasikan keras, data. kebangsaan, menghargai prestasi, flegmaciti Data yang sudah terkumpul kemudian memiliki peduli (orang sosial, tenang), watakyang jujur, baik, semangat nerveuzen (orang dianalisis dengan Langkah-langkah adalah penggugup), sentimental (orang perayu), dan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan data cinta sesuai (2) digambarkan memiliki watak yang jahat, rasa (3)Menganalis ingin tahu, sentimental (orang perayu), dan semua data yang telah dikelompokkan.(4) nerveuzen (orang penggugup). Tokoh Taufik Menyimpulkan secara digambarkan dengan konsep Mengklasifi-kasikan perwatakan. data keseluruhan hasil damai. Tokoh memiliki Robert watak Brady tanggung analisis data. jawab, kerja keras, cinta damai, cinta tanah D. Hasil Penelitian dan Pembahasan air, dan rasa ingin tahu. Berdasarkan analisis secara keseluruhan, ditemukan perwatakan tokoh E. Kesimpulan utama sebanyak 16 dan banyak data yang Berdasarkan analisis data yang telah ditemukan terhadap perwatakan tokoh utama dilakukakan, terhadap perwatakan tokoh sebanyak 46 data. Perwatakannya yaitu: utama dalam novel Kuingin Jadi Sajadahmu mandiri, bertanggung jawab, religius, kerja Karya Fahri F. Fathoni, maka peneliti keras, baik, peduli sosial, jujur, semangat mendapatkan kesimpulan bahwa dalam novel kebangsaan, menghargai prestasi, flegmaciti Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fahri F. (orang Fathoni, tenang), nerveuzen (orang terdapat banyak gambaran 9 perwatakan tokoh utama yaitu sebagai cinta damai, rasa ingin tahu, jahat, dan cinta berikut: pertama, tokoh Fira Anggraheni tanah air. Dari keseluruhan perwatakan tokoh (aku) digambarkan memiliki watak yang utama tersebut, cenderung memiliki sikap baik, mandiri, bertanggung jawab, religius, bertanggung jawab, religius dan kerja keras. kerja keras, peduli sosial, jujur, semangat F. Saran kebangsaan, menghargai prestasi, flegmaciti (orang tenang), nerveuzen (orang Berdasarkan kesimpulan analisis data di atas, peneliti dapat mengemukakan penggugup), cholerici (orang garang), dan beberapa saran sebagai berikut: (1) bagi guru cinta damai. Kedua, tokoh Robert Brady Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian digambarkan memiliki watak yang jahat, rasa ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam ingin tahu, sentimental (orang perayu), dan pembelajaran khususnya dalam bidang sastra nerveuzen (orang penggugup). Ketiga, tokoh karena Taufik watak Sajadahmu terdapat berbagai pesan moral tanggung jawab, kerja keras, cinta damai, yang dapat diteladani oleh siswa, (2) Bagi cinta tanah air, dan rasa ingin tahu. pembaca dan generasi muda, hendaknya digambarkan memiliki Jadi, dari semua perwatakan tokoh utama yang digambarkan, maka di dalam novelKuingin Jadi dapat mengamalkan semua ajaran yang baik dapat yang ditampilkan semua tokoh dalam novel diambil kesimpulan bahwa terdapat 16 tersebut, karena di dalam novel tersebut perwatakan tokoh utama dan banyak data terdapat berbagai pesan moral yang dapat yang ditemukan terhadap perwatakan tokoh diamalkan, (3) bagi siswa, hendaknya tidak utama sebanyak 46 data. Perwatakannya hanya mempelajari pemahaman terhadap yaitu: mandiri, bertanggung jawab, religius, teori kerja keras, baik, peduli sosial, jujur, pemahaman isi dari karya sastra itu sendiri, semangat kebangsaan, menghargai prestasi, (4) bagi peneliti lain, agar dapat dijadikan flegmaciti (orang tenang), nerveuzen (orang untuk penggugup), sentimental (orang perayu), didapatkan hasil maksimal. sastra aspek saja yang tetapi disertai berbeda juga sehingga 10 Moeliono, Anton M, (penyunting). 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka DAFTAR PUSTAKA Ningsih, Cintia, Widya. 2012. Konflik dan Watak Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: Skripsi. Rineka Cipta. Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan Apresiasi Kesusastraan. Padang: Bung Hatta Padang: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Bung Hatta. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian University Press. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Padang: University Padang Press. Aminuddin.1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo. Esten, Mursal. 1993. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa. Effendi, Usman dan Praja, Juhaya S. 1987. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Fathoni, Fahri F. 2013. Kuingin Jadi Sajadahmu. Prayitno. 2011. Materi Karakter-Cerdas dalam Pembelajaran. Padang:Universitas Negeri Padang. Ramadhani, Suci. 2013. Analisis Perwatakan dan Nilai Moral dalam Novel Gerhana di Kota Serambi Karya Irzen Hawer. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Refmitasari. 2012. Konflik Psikologi dan Watak Yogyakarta: Safirah. Hayati, Rita. 2012. Perwatakan Tokoh Utama Tokoh Utama dalam Novel “Tuhan Telah dalam Novel “Laskar Pelangi” Skripsi. Memutuskan” Padang: Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Hasan, Said Hamid, dkk. 2010. Pegembangan pendidikan budaya dan karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Moleong, J.Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhardi dan HasanuddinWS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press. Free Hearty. Sumardjo, Jakop dan Saini KM. 1988. Apresiasi Semi, M. Atar. 1988.Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Sobur, Alex. 2011. Pikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Walgito, Kurikulum. Kualitatif. Karya Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Bung Hatta. Tokoh Utama dalam Novel “La Barka” Bimo. Yogyakarta: 1981. Psikologi Yayasan Umum. Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Wellek, Rene dan Austin Werren. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.