1 A. Pendahuluan Karya sastra merupakan hasil pemikiran dan

advertisement
1
PERWATAKAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KUINGIN JADI SAJADAHMU
KARYA FAHRI F. FATHONI
Resa Indora1), Marsis2), Gusnetti2)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This research aimed to describe nature of main character contained in the novel Kuingin Jadi
Sajadahmu by Fahri F. Fathoni. This research used theory about art stated by Semi, and the theory
about character put forward by Aminuddin, Said Hamid Hasan, and Sobour. This study was a
qualitative research that produces descriptive data in the form of written or spoken words from the
observed behavior. The method of this research used descriptive method, the data was collected in the
form of words instead of numbers. The data analysis techniques were: (1) Describe the concept of data
according to the character. (2) classify the data. (3) analyze all the data that has been grouped. (4)
Summing up the overall results of the data analysis. From the research, it was found nature of main
character as much as 16 and a lot of dispositive data found as many as 46 main characters of data.
There are three main characters in the novel of Kuingin Jadi Sajadahmu by Fahri F. Fathoni, they are
Fira Anggraheni, Robert Brady, and Taufik. The character of Fira Anggraheni (I) was described as
having a good character, self-sufficient, responsible, religious, hard work, social care, honest, the spirit
of nationality, recognize excellence, flegmaciti (the calm), nerveuzen (the skittish), sentimental (the
seducer), and peace-loving. Robert Brady’s character was described as having an evil character,
curiosity, cholerici (the fierce), and nerveuzen (the skittish). Taufik’s character was described as
having the character of responsibility, hard work, love of peace, patriotism, and curiosity. Based on the
results, it can be concluded that the main character in the novel of Kuingin Jadi Sajadahmu by
Fathoni tends to have a responsible character, religious, and hard work.
Key words : nature of main characters
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
A. Pendahuluan
Karya
hasil
Sejalan dengan itu, Sumardjo dan Saini
pemikiran dan imajinasi seseorang terhadap
(1988:3) mengatakan bahwa sastra adalah
apa yang telah dihayati, dilihat, dan dialami
ungkapan pribadi manusia yang berupa
yang ada di sekitarnya. Menurut Semi
pengalaman,
(1988:8) sastra adalah suatu bentuk dan hasil
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
gambaran konkret yang membangkitkan
manusia
pesona dengan alat bahasa.
dan
sastra
merupakan
kehidupannya
dengan
pemikiran,
perasaan,
ide,
2
Salah satu novel yang menceritakan
tentang berbagai macam persoalan atau
novel ini mengajarkan kepada kita betapa
pentingnya hidup di jalan Allah.
masalah kehidupan manusia adalah novel
Dalam novel Kuingin jadi Sajadahmu
Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fahri F.
karya Fathoni menyajikan karakter tokoh
Fathoni. Fathoni merupakan salah satu
yang berbeda-beda. Di dalam novel Kuingin
pengarang
kreatif.
Jadi Sajadahmu karya Fathoni terdapat tiga
Jawa Tengah 17
tokoh utama yaitu Fira Anggraheni, Robert
Januari 1994. Dia menyelesaikan pendidikan
Brady, dan Taufik. karena ketiga tokoh
di SDN 3 Klepu, SMP N 4 Delanggu, dan
tersebut merupakan tokoh paling banyak
SMA Muhammadiyah 1 Klaten. Pada tahun
diceritakan
2010, dia pernah menjadi juara III lomba
umum tokoh Fira digambarkan memiliki
penulisan cerpen tingkat Kabupaten yang
watak watak yang baik, mandiri, bertanggung
diadakan oleh PD IPM (Ikatan Pelajar
jawab, religius, kerja keras, peduli sosial,
Muhammadiyah) Klaten.
jujur, semangat kebangsaan, menghargai
muda
berbakat
Fathoni lahir di Klaten,
Kelebihan
novel
tersebut.Secara
prestasi, flegmaciti (orang tenang), nerveuzen
Sajadahmu karya Fathoni ini adalah cerita
(orang penggugup), cholerici (orang garang),
dalam
dan cinta damai. Tokoh Robert Brady
dibandingkan
ini
Kuingin
dalam
Jadi
novel
novel
dan
sangat
novel-novel
menyentuh
pernah
digambarkan memiliki watak yang jahat, rasa
penulis baca. Selain itu, karakter tokoh yang
ingin tahu, sentimental (orang perayu), dan
ditampilkan dalam novel ini, memberikan
nerveuzen (orang penggugup). Tokoh Taufik
gambaran bagaimana seseorang memandang
digambarkan
kehidupan
jawab, kerja keras, cinta damai, cinta tanah
dan
yang
bagaimana
seharusnya
seseorang bertindak dan bersikap jika berada
pada suatu masalah. Novel ini tidak saja
memiliki
watak
tanggung
air, dan rasa ingin tahu.
Novel
Kuingin
Jadi
Sajadahmu
menceritakan kehidupan percintaan seperti
menceritakan tentang kehidupan percintaan
novel-novel tentang cinta yang lain, tetapi
yang rumit dan berliku. Fira Anggraheni
3
gadis penjual nasi uduk
menikah
dengan
pemain
film
asal Klaten, dia
seorang pemuda artis
yaitu
Robert
Berdasarkan
permasalahan
cerita
tersebut, peneliti tertarik dengan masalah
Brady.
yang ditampilkan, serta watak tokoh yang
Pernikahannya dengan Robert Brady tidak
terdapat dalam novel tersebut. Namun,
bertahan lama, dalam kehamilannya yang
peneliti
baru menginjak 4 bulan, ia ditinggal oleh
menganalis perwatakan tokoh utama dalam
suaminya, karena menyelesaikan syuting
novel Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fathoni
terbarunya di Sumatera. Sepulang dari
karena peneliti ingin mengetahui lebih jelas
Sumatera Robert tega menjual Fira kepada
pribadi, sikap, dan perilaku yang dimiliki
orang lain. Di saat itu, Fira sangat terpukul
oleh tokoh utama dalam novel tersebut.
dan terluka karena merasa tidak berharganya
Tujuan
lagi, terhadap apa yang telah dilakukan
mendeskripsikan perwatakan tokoh utama
suaminya terhadap dirinya.
yang terdapat di dalam novel Kuingin Jadi
Kemudian, Robert meninggalkan Fira
lebih
memfokuskan
penelitian
ini
untuk
adalah
untuk
Sajadahmu karya Fathoni.
dan menceraikannya. Tidak lama setelah itu,
B. Kajian Teori
orang tua Robert memfitnah Fira karena
1. Sastra
membunuh anaknya. Fira sempat ditahan
Sumardjo
sementara, namun karena tidak ada bukti dan
mengemu-kakan
terbukti bahwa Robert meninggal karena
ungkapan pribadi manusia yang berupa
kecelakan, akhirnya Fira pun dibebaskan.
pengalaman,
Dalam perjalanan hidupnya, Fira akhirnya
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
menemukan
gambaran konkret yang membangkitkan
mencintainya,
laki-laki
yang
benar-benar
menyayangi,
dan
bahwa
pemikiran,
Saini
(1988:3)
sastra
perasaan,
adalah
ide,
dan
pesona dengan alat bahasa. Sejalan dengan
menerimanya apa adanya. Akhirnya Fira pun
itu, Semi (1988:8) mengatakan bahwa sastra
bahagia menikah dengan laki-laki yang baik
adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni
seperti Taufik.
kreatif yang objeknya adalah manusia dan
4
kehidupannya dengan menggunakan bahasa
sebagai
mediumnya.
(2010:9-10)
mengemukan
Esten
bahwa ada sejumlah nilai untuk pendidikan
Kesusastraan
budaya dan karakter bangsa, yaitu sebagai
merupakan pengungkapan dari fakta artistik
berikut: (1) Religius adalah sikap dan
dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan
manusia (dan masyarakat) melalui bahasa
ajaran
sebagai medium dan punya efek yang positif
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
terhadap kehidupan manusia.
hidup rukun dengan pemeluk agama lain. (2)
2. Watak dan Karakter
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada
(1993:9)
Selanjutnya,
Hasan
menjelaskan
Dalam
Besar
yang
dianutnya,
toleran
Bahasa
upaya menjadikan dirinya sebagai orang
Indonesia(1988:1009). Watak adalah sifat
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
batin manusia yang mempengaruhi segenap
tindakan, dan pekerjaan. (3) Toleransi adalah
pikiran
sikap
dan
Kamus
agama
perbuatannya:
tabiat;
budi
dan
tindakan
yang
menghargai
pekerti. Menurut Muhardi dan Hasanuddin
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
WS
menyangkut
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
karakteristik individual tokoh yang amat
dari dirinya. (4) Disiplin adalah tindakan
tergantung oleh situasi, keadaan psikis,
yang menunjukkan perilaku tertip dan patuh
kedudukan, dan peran tokoh.
pada berbagai ketentuan dan peraturan. (5)
(1992:48)
Perwatakan
Sejalan dengan itu, Hasan (2010:3)
Kerja
keras
adalah
perilaku
yang
mengemukakan karakter adalah watak, tabiat,
menunjukkan
akhlak, atau kepribadian seseorang yang
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar
terbentuk dari hasil internalisai sebagai
dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
kebijakan
dan
sebaik-baiknya. (6) Kreatif adalah berfikir
digunakan nsebagai landasan untuk cara
dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
pandang, bersikap, dan bertindak.
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
(virtues)
yang
diyakini
upaya
sungguh-sungguh
dimiliki. (7) Mandiri sikap dan perilaku yang
5
tidak mudah tergantung pada orang lain
(14) Cinta damai adalah sikap, perkataan,
dalam
(8)
dan tindakan yang menyebabkan orang lain
Demokratis adalah cara berfikir, bersikap,
merasa senang dan aman atas kehadiran
dan bertindak yang menilai sama hak dan
dirinya.
kewajiban dirinya dan orang lain. (9) Rasa
kebiasaan
ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang
membaca berbagai bacaan yang memberikan
selalu berupaya untuk mengetahui lebih
kebajikan
mendalam dan meluas dari sesuatu yang
lingkungan adalah sikap dan tindakan yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar. (10)
selalu berupaya mencegah kerusakan pada
Semangat kebangsaan adalah cara berfikir,
lingkungan
bertindak,
mengembangkan
menyelesaikan
dan
menempatkan
tugas-tugas.
berwawasan
membaca
adalah
waktu
untuk
menyediakan
bagi
dirinya.
alam
di
(16)
sekitarnya,
upaya-upaya
Peduli
dan
untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
di atas kepentingan diri dan
terjadi. (17) Peduli sosial adalah sikap dan
kelompoknya. (11) Cinta tanah air adalah
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
pada orang lain dan masyarakat yang
menunjukkan
membutuhkan. (18) Tanggung jawab adalah
kesetian,
bangsa
Gemar
dan
negara
kepentingan
yang
(15)
kepedulian,
dan
penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
sikap
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
dan politik bangsa. (12) Menghargai prestasi
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
adalah sikap dan tindakan yang mendorong
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
budaya), Negara dan Tuhan yang Maha Esa.
berguna bagi masyarakat dan mengakui serta
3. Jenis-jenis Watak
mengharmati keberhasilan orang lain. (13)
Sobur
dan
perilaku
seseorang
(2011:317)
membagi
untuk
tipe
bersahabat/ komunikatif adalah tindakan
kepribadian manusia, menjadi tujuh tipe,
yang memperlihat rasa senang berbicara,
yaitu: (1) Gapasioneerden (orang hebat)
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
yaitu orang yang aktif dan emosional serta
6
fungsi sekundernya kuat. Orang ini selalu
agresif,
bersikap keras, emosional, gila kuasa, egois,
Flegmaciti (orang tenang) yaitu orang yang
suka mengecam. Mereka adalah patriot yang
tidak aktif dan fungsi sekundernya kuat.
baik, memiliki rasa kekeluargaan yang kuat,
Orang-orang tipe ini selalu bersikap
dan suka menolong orang yang lemah, (2)
tenang, sabar, tekun bekerja secara teratur,
Cholerici (orang garang) yaitu orang yang
tidak lekas putus asa, berbicara singkat,
tidak
tetapi
aktif,
emosional,
tetapi
fungsi
tetapi
tidak
mantap,
(6)
pendendam,
Sanguinici
(5)
(orang
sekundernya lemah. Orang ini lincah, rajin
kekanak-kanakan): orang yang tidak aktif,
bekerja, periang, pemberani, optimis, suka
tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya
pada hal-hal yang faktual. Mereka suka
kuat. Orang ini antara lain, sukar mengambil
kemewahan, pemboros, dan sering bertindak
keputusan,
ceroboh tanpa pikir panjang, (3) Sentimental
bertindak,
(orang perayu) yaitu orang yang tidak aktif,
menyendiri,
emosional, dan fungsi sekundernya kuat.
pendiriannya, pendendam, tidak gila dan
Orang ini suka bersikap emosional, sering
kuasa, dan dalam bidang politik selalu
impulsive (menurutkan kata hati), pintar
berpandangan
bicara sehingga mudah mempengaruhi orang
(orang tak berbentuk) : orang-orang yang
lain, senang terhadap kehidupan alam, dan
tidak aktif, tidak emosional dan fungsi
menjauhkan
dan
sekundernya lemah. Sifat-sifat tipe orang ini
keramaian, (4) Nerveuzen (orang penggugup)
antara lain, intelektualnya kurang, picik,
yaitu orang yang tidak aktif dan fungsi
tidak praktis, selalu membeo, canggung,
sekundernya lemah, tetapi emosinya kuat.
dann ingatannya buruk. Mereka termasuk
Orang-orang tipe ini sifatnya emosional
orang yang perisau, peminum, pemboros, dan
(mudah naik darah, tetapi cepat menjadi
cenderung membiarkan dirinya dibimbing
dingin), suka memprotes/mengecam orang
dan dikuasai orang lain.
lain, tidak sabar, tidak mau berfikir panjang,
4. Unsur-unsur yang Membangun Karya
diri
dari
kebisingan
kurang
pemurung,
berani/ragu-ragu
pendiam,
berpegang
konservatif,
teguh
(7)
suka
pada
Amorfem
7
keadaan, kedudukan, dan peran tokoh dalam
Fiksi
Unsur-unsur
yang
membangun
sebuah karya fiksi secara garis besar dibagi
hubungannya dengan tokoh-tokoh lain.
C. Metodologi Penelitian
atas dua bagian, yaitu: (1) struktur luar
(ekstrinsik)
dan
(2)
struktur
Jenis
penelitian
yang
digunakan
dalam
adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan
(instrinsik). Struktur luar adalah segala
Taylor (dalam Moleong, 2010:4) menyatakan
macam unsur yang berada di luar suatu karya
bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur
sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
karya sastra tersebut, misalnya faktor social
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio-
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
politik, keagamaan, dan tata nilai yang dianut
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode
masyarakat. Struktur dalam adalah unsur-
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
unsur yang membentuk karya sastra dari
metode
dalam, seperti: penokohan atau perwatakan,
(2010:11) metode deskriptif adalah metode
tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar, dan
yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,
gaya bahasa (Semi, 1988:35).
dan bukan angka-angka.
Menurut
Moleong
Objek dari penelitian adalah novel
5. Pengertian Penokohan dan Perwatakan
Menurut Muhardi dan Hasanuddin
deskriptif.
Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fathoni yang
WS (1992:48) bahwa penokohan tidak sama
diterbitkan
dengan perwatakan. Perwatakan menyangkut
penelitian adalah perwatakandalam novel
karakteristik individual tokoh yang amat
Kuingin Jadi Sajadahmu Karya Fahri F.
tergantung oleh situasi, keadaan psikis,
Fathoni. Instrumen penelitian adalah peneliti
kedudukan, dan peran tokoh. Sedangkan
sendiri
penokohan
data.Peneliti
keserasian
dari
keseluruhan
perwatakan tokoh dalam berbagai situasi,
pada
yang
tahun
akan
mencatat
2013.
Fokus
mengumpulkan
data
berhubungan dengan fokus penelitian.
yang
8
Untuk mengumpulkan data ditempuh
langkah-langkah
sebagai
berikut:
(1)
Membaca dan memahami novel Kuingin Jadi
penggugup), sentimental (orang perayu),
cinta damai, rasa ingin tahu, jahat, dan cinta
tanah air.
Sajadahm uKaryaFahri F. Fathoni Secara
Tokoh
Fira
Anggraheni
(aku)
keseluruhan. (2) Menentukan tokoh utama
digambarkan
dalam novel Kuingin Jadi Sajadahmu karya
mandiri, bertanggung jawab, religius, kerja
Fahri F. Fathoni.(3) Menginventarisasikan
keras,
data.
kebangsaan, menghargai prestasi, flegmaciti
Data yang sudah terkumpul kemudian
memiliki
peduli
(orang
sosial,
tenang),
watakyang
jujur,
baik,
semangat
nerveuzen
(orang
dianalisis dengan Langkah-langkah adalah
penggugup), sentimental (orang perayu), dan
sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan data
cinta
sesuai
(2)
digambarkan memiliki watak yang jahat, rasa
(3)Menganalis
ingin tahu, sentimental (orang perayu), dan
semua data yang telah dikelompokkan.(4)
nerveuzen (orang penggugup). Tokoh Taufik
Menyimpulkan secara
digambarkan
dengan
konsep
Mengklasifi-kasikan
perwatakan.
data
keseluruhan
hasil
damai.
Tokoh
memiliki
Robert
watak
Brady
tanggung
analisis data.
jawab, kerja keras, cinta damai, cinta tanah
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
air, dan rasa ingin tahu.
Berdasarkan
analisis
secara
keseluruhan, ditemukan perwatakan tokoh
E. Kesimpulan
utama sebanyak 16 dan banyak data yang
Berdasarkan analisis data yang telah
ditemukan terhadap perwatakan tokoh utama
dilakukakan, terhadap perwatakan tokoh
sebanyak 46 data. Perwatakannya yaitu:
utama dalam novel Kuingin Jadi Sajadahmu
mandiri, bertanggung jawab, religius, kerja
Karya Fahri F. Fathoni, maka peneliti
keras, baik, peduli sosial, jujur, semangat
mendapatkan kesimpulan bahwa dalam novel
kebangsaan, menghargai prestasi, flegmaciti
Kuingin Jadi Sajadahmu karya Fahri F.
(orang
Fathoni,
tenang),
nerveuzen
(orang
terdapat
banyak
gambaran
9
perwatakan
tokoh utama yaitu
sebagai
cinta damai, rasa ingin tahu, jahat, dan cinta
berikut: pertama, tokoh Fira Anggraheni
tanah air. Dari keseluruhan perwatakan tokoh
(aku) digambarkan memiliki watak yang
utama tersebut, cenderung memiliki sikap
baik, mandiri, bertanggung jawab, religius,
bertanggung jawab, religius dan kerja keras.
kerja keras, peduli sosial, jujur, semangat
F. Saran
kebangsaan, menghargai prestasi, flegmaciti
(orang
tenang),
nerveuzen
(orang
Berdasarkan kesimpulan analisis data
di
atas,
peneliti
dapat
mengemukakan
penggugup), cholerici (orang garang), dan
beberapa saran sebagai berikut: (1) bagi guru
cinta damai. Kedua, tokoh Robert Brady
Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian
digambarkan memiliki watak yang jahat, rasa
ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
ingin tahu, sentimental (orang perayu), dan
pembelajaran khususnya dalam bidang sastra
nerveuzen (orang penggugup). Ketiga, tokoh
karena
Taufik
watak
Sajadahmu terdapat berbagai pesan moral
tanggung jawab, kerja keras, cinta damai,
yang dapat diteladani oleh siswa, (2) Bagi
cinta tanah air, dan rasa ingin tahu.
pembaca dan generasi muda, hendaknya
digambarkan
memiliki
Jadi, dari semua perwatakan tokoh
utama
yang
digambarkan,
maka
di
dalam
novelKuingin
Jadi
dapat mengamalkan semua ajaran yang baik
dapat
yang ditampilkan semua tokoh dalam novel
diambil kesimpulan bahwa terdapat 16
tersebut, karena di dalam novel tersebut
perwatakan tokoh utama dan banyak data
terdapat berbagai pesan moral yang dapat
yang ditemukan terhadap perwatakan tokoh
diamalkan, (3) bagi siswa, hendaknya tidak
utama sebanyak 46 data. Perwatakannya
hanya mempelajari pemahaman terhadap
yaitu: mandiri, bertanggung jawab, religius,
teori
kerja keras, baik, peduli sosial, jujur,
pemahaman isi dari karya sastra itu sendiri,
semangat kebangsaan, menghargai prestasi,
(4) bagi peneliti lain, agar dapat dijadikan
flegmaciti (orang tenang), nerveuzen (orang
untuk
penggugup), sentimental (orang perayu),
didapatkan hasil maksimal.
sastra
aspek
saja
yang
tetapi
disertai
berbeda
juga
sehingga
10
Moeliono, Anton M, (penyunting). 1988. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, Cintia, Widya. 2012. Konflik dan Watak
Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta:
Skripsi.
Rineka Cipta.
Ahadiat, Endut. 2007. Teori dan Apresiasi
Kesusastraan.
Padang:
Bung
Hatta
Padang:
Program
Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas
Bung Hatta.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian
University Press.
Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan.
Fiksi.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press.
Padang: University Padang Press.
Aminuddin.1991. Pengantar Apresiasi Karya
Sastra. Malang: Sinar Baru Algensindo.
Esten, Mursal. 1993. Kesusastraan Pengantar
Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Effendi, Usman dan Praja, Juhaya S. 1987.
Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.
Fathoni, Fahri F. 2013. Kuingin Jadi Sajadahmu.
Prayitno. 2011. Materi Karakter-Cerdas dalam
Pembelajaran.
Padang:Universitas
Negeri Padang.
Ramadhani, Suci. 2013. Analisis Perwatakan dan
Nilai Moral dalam Novel Gerhana di
Kota
Serambi
Karya
Irzen
Hawer.
Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.
Refmitasari. 2012. Konflik Psikologi dan Watak
Yogyakarta: Safirah.
Hayati, Rita. 2012. Perwatakan Tokoh Utama
Tokoh Utama dalam Novel “Tuhan Telah
dalam Novel “Laskar Pelangi” Skripsi.
Memutuskan”
Padang:
Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta.
Program
Studi
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Hasan, Said Hamid, dkk. 2010. Pegembangan
pendidikan budaya dan karakter. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional Badan
Penelitian dan
Pengembangan
Pusat
Moleong, J.Lexy. 2010. Metodologi Penelitian
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Muhardi dan HasanuddinWS. 1992. Prosedur
Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang
Press.
Free
Hearty.
Sumardjo, Jakop dan Saini KM. 1988. Apresiasi
Semi, M. Atar. 1988.Anatomi Sastra. Padang:
Angkasa Raya.
Sobur, Alex. 2011. Pikologi Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
Walgito,
Kurikulum.
Kualitatif.
Karya
Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Bung Hatta.
Tokoh Utama dalam Novel “La Barka”
Bimo.
Yogyakarta:
1981.
Psikologi
Yayasan
Umum.
Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM.
Wellek, Rene dan Austin Werren. 1995. Teori
Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Download