Chapter I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Asset utama perusahaan adalah karyawan yang berperan secara aktif
dalam setiap aktivitas organisasi. Dalam pelaksanaan setiap aktivitas organisasi
diharapkan setiap karyawan bekerja secara efisien dan efektif. Di mana, efisiensi
kerja merupakan salah satu pendorong utama dalam kelancaran bisnis dan
manajemen. Hal ini tidak pernah terlepas dari kultur organisasi dan kultur di
dalam masyarakat tertentu. Efisiensi kerja merupakan gambaran bahwa
pengawasan berjalan dengan baik serta adanya kesadaran kerja dan modal kerja
untuk melakukan tugas yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan pimpinan
(Hasibuan, 2006: 243).
Menurut Sedarmayanti (2001:112), Efisiensi Kerja adalah perbandingan
terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh
pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun
hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja
yang maksimal.
Dalam perusahaan terkadang karyawan melakukan kesalahan-kesalahan
yang dapat mengakibatkan inefisiensi kerja sehingga dapat menghambat
tercapainya tujuan perusahaan. Antara lain yaitu melakukan penggelapan (fraud),
melakukan pemborosan, ketidakhadiran di tempat kerja, serta tidak menjalankan
prosedur yang berlaku.
Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk
meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan
dengan baik jika pengawasan yang di lakukan oleh perusahaan itu maksimal.
Pengawasan yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat penyimpangan aktivitas yang sedang berlangsung dalam organisasi dan
apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam pemenuhan tujuan
atau sasaran perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Daft (2007: 11),
pengendalian adalah suatu proses pemantauan aktivitas karyawan, menjaga
organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi
bila diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan yang akan terjadi,
sehingga hambatan tersebut dapat segera diantisipasi dan untuk menjaga efisiensi
kerja demi kelancaran operasi perusahaan. Sistem pengawasan yang sesuai
dengan kondisi dan keadaan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi kerja
pegawai sehingga segala aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
Bank Sumut KCP USU yang berdiri tanggal 9 September 2005 merupakan
salah satu cabang pembantu dari Bank Sumut yang setiap kegiatan operasionalnya
diharapkan dapat berjalan secara efisien dan efektif agar visi Bank Sumut KCP
USU yaitu the best service, the best product, dan the best financial performance
dapat tercapai. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja
karyawan dalam pelaksanaan operasional perusahaan, maka diperlukan sistem
pengawasan intern yang baik.
Sistem pengawasan intern harus terstruktur dengan baik dan hal ini
merupakan tugas dan tanggung jawab perusahaan. Menurut COSO (Comitte of
Sponsoring Organizations of the Tradeway Comission), internal control adalah
suatu proses yang diterapkan oleh dewan komisaris dan direksi, manajemen, dan
pihak lainnya, didesain untuk memberikan keyakinan yang wajar tentang
pencapaian tujuan organisasi, yaitu efektivitas dan efisiensi kegiatan, laporan
keuangan yang dipercaya, dan kepatuhan pada UU dan peraturan.
Bank Sumut KCP USU merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang jasa keuangan yang memegang peranan yang sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan dana. Hal ini disebabkan bidang utama usaha Bank Sumut
KCP USU adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan
lainnya atau dalam artian luasnya membiayai permodalan suatu bidang usaha
disamping usaha lain seperti menampung uang yang sementara waktu belum
digunakan oleh pemiliknya. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, Bank harus
memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah sehingga mereka bersedia untuk
menginvestasikan uangnya pada Bank. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan
intern yang baik sehingga dapat menciptakan efisiensi kerja karyawan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pelayanan nasabah.
Untuk melihat sejauhmana efisiensi kerja karyawan pada Bank Sumut
KCP USU, maka dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi
pengumpulan DPK (Dana Pihak Ketiga) pada 3 bulan terakhir untuk tahun 2010
seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Perbandingan Target dan Realisasi DPK
Bank Sumut KCP USU
(Dalam Milyar)
Target
Realisasi
Bulan
DPK Tabungan Giro Deposito
DPK
Tabungan
Giro
Deposito
Oktober
157
58
75
24
98
36
39
23
November
158
58
75
25
104
39
40
25
Desember
147
58
64
25
144
51,5
58,5
34
Sumber : Seksi Operasional Bank Sumut KCP USU (2011)
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa target DPK belum tercapai walaupun
realisasi DPK dari bulan Oktober hingga Desember semakin baik. Belum
tercapainya target dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah
pengawasan.
Selain permasalahan tidak tercapainya target DPK Bank Sumut, terdapat
permasalahan lain yang terjadi yaitu keluhan nasabah karena ketidaknyamanan
bertransaksi
seperti transaksi diatas nominal Rp. 50.000.000,-
yang
membutuhkan waktu lebih dari setengah jam serta tidak tersedianya uang tunai di
ATM padahal gerai ATM berada di depan Bank Sumut tersebut. Hal ini tidak
akan terjadi apabila sistem pengawasan intern berjalan dengan baik.
Dan baru-baru ini terjadi kasus penggelapan dana nasabah Citibank oleh
Melinda Dee sebesar 17 milyar rupiah yang dapat dikaitkan dengan sistem
pengawasan intern bank yang kurang baik.
Pembobolan dana (nasabah) bank sejatinya sudah sering terjadi dan
bermula dari ketidaktaatan bank dalam menerapkan sistem pengendalian intern
secara konsisten, akibat sikap kepercayaan tinggi (over trust) manajemen bank
kepada karyawan kunci. Kepercayaan tinggi pada karyawan yang dianggap
berprestasi memang bisa membuat bank lalai dan akhirnya membiarkan terjadi
pengabaian sistem dan prosedur dalam proses transaksi bank. Oleh karena itu,
pentingnya prosedur pengawasan untuk ditaati oleh anggota organisasi agar
pekerjaan berjalan secara efisien dan tindakan curang dapat dihindari.
(http://id.shvoong.com/business-management/)
Metode pengawasan intern yang tepat juga dibutuhkan dalam memastikan
bahwa setiap pekerjaan berjalan secara efisien. Pimpinan dapat melakukan
pengawasan secara langsung dengan melakukan pengamatan dan memeriksa
kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan ataupun melakukan pengawasan
secara tidak langsung melalui laporan yang disampaikan bawahan baik lisan
maupun tulisan.
Selain itu, kebijakan personalia yang baik juga sangat mempengaruhi
efisiensi kerja karyawan. Di mana, kebijakan tersebut harus disesuaikan dengan
kondisi dalam perusahaan sehingga manusia sebagai sumber daya yang baik dan
berguna tidak menjadi sumber biaya yang merusak, boros, dan merugikan
perusahaan.
Dengan demikian, untuk menghindari berbagai permasalahan yang terjadi
dan target perusahaan dapat tercapai maka dibutuhkan sistem pengawasan intern
yang efektif dalam pemecahan setiap permasalahan yang dapat menghambat
operasional perusahaan serta mengakibatkan inefisiensi kerja karyawan.
Sistem pengawasan intern yang baik dapat meminimalisir kegiatankegiatan
organisasi
yang
tidak
efektif
dan
efisien
serta
mengurangi
penyalahgunaan sumber daya yang terdapat dalam perusahaan. Untuk itu, perlu
adanya sistem pengawasan intern untuk pelaksanaan kegiatan operasional yang
sesuai dengan tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Pengawasan
Intern Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada Bank Sumut KCP USU”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut : ” Apakah pengawasan intern yang terdiri dari
metode pengawasan, prosedur pengawasan, dan kebijakan personalia berpengaruh
positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada Bank Sumut KCP
USU Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
pengawasan intern yang terdiri dari metode pengawasan, posedur pengawasan,
dan kebijakan personalia terhadap efisiensi kerja karyawan Bank Sumut KCP
USU Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi kerja
karyawan pada Bank Sumut KCP USU.
b. Bagi penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teoriteori yang penulis terima di bangku perkuliahan serta dapat memperdalam
pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
c. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam
melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
Download