HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGRAJIN GITAR SEBAGAI INDUSTRI KREATIF DUKUH KEMBANGAN SUKOHARJO JAWA TENGAH Wahyu Tri Hastiningsih, S.Pd.,M.M Politeknik Indonusa Surakarta Abstrak Sumber daya manusia tetap menjadi tumpuan kehidupan pada seseorang didalam memenuhi kebutuhan dasar dan tetap menjadi prioritas suatu perusahaan agar dapat menjalankan produksi. Namun belum adanya pengelolaan yang maksimal dapat menjadikan penghalang bagi lajunya suatu perusahaan. Industri kreatif merupakan salah satu peningkatan sumber daya manusia dengan menggunakan tenaga kerja dan peralatan modern untuk menciptakan produktivitas tinggi yang mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Metode penelitian menggunakan deskreptif kualitatif dengan memanfaatkan key informan. Didalam meningkatkan sumber daya manusia dibutuhkan modal berupa disiplin dan motivasi yang tinggi. Dukuh Kembangan Sukoharjo merupakan salah satu industry kreatif yang bergerak dalam bidang kerajinan kayu yaitu membuat gitar. Dari penelitian diperoleh bahwa kedisiplinan masih perlu ditingkatkan dan diupayakan perlunya pencatatan pada jam kedatangan dan kepulangan. Pemberian hadiah dan hukuman perlu diterapkan agar terwujud suasana kerja yang nyaman. Untuk meningkatkan motivasi adalah dengan memberikan upah yang layak yang sesuai dengan pekerjaannya serta pemberian insentif sehingga dapat bekerja lebih terampil, kreatif dan efektif. Kata kunci : sumber daya manusia, industri kreatif, pengrajin gitar 47 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 pula pengrajin yang tidak dapat menjualnya dikarenakan kualitas yang kurang memenuhi persyaratan. Hal ini disebabkan pula oleh lemahnya sumber daya manusia para pengrajin gitar. Mereka mendapatkan ketrampilan membuat gitar dari turun temurun keluarga dan secara otodidak. Namun seiring dengan diturunkannya ketrampilan tersebut belum diiringi pula dengan peningkatan dari teknik membuatnya. Traditional dan seadanya menjadi gambaran sebagian besar para pengrajin gitar didalam membuat gitar. Peralatan yang masih manual walaupun sebagaian sudah ada yang elektrik dan menggantungkan cuaca alam didalam pengeringan kayu maupun pengecatan menjadi penghambat besar didalam mengejar jumlah pesanan. Kuatnya adat istiadat pedesaan seperti adanya hajatan pernikahan atau yang lainnya menjadikan pengrajin berhenti bekerja untuk beberapa jam bahkan dapat berhenti hingga beberapa hari. Seperti yang dikutip pada PP NO 72 TAHUN 2005, pengertian desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas - batas wilayah dan memiliki kewenangan untu mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, berarti para pengrajin gitar merasa dalam keterikatan hukum atau masyarakat bila tidak dilaksanakan akan mendapatkan sangsi biasanya berupa dikucilkannya oleh masyarakat sekitarnya. Namun dibalik hiruk pikuknya masyarakat desa Kembangan memproduksi alat musik, didesa lain yaitu desa Gondang Kec Baki pada hari Kamis, 13 Mei 2010 telah terjadi penyergapan oleh Densus 88. Beberapa orang ditangkap karena diduga sebagai teroris yang melakukan aksi penembakan beberapa polisi (http://nasional.tvonenews.tv/berita/view/3889 8/2010/05/13/ penyergapan teroris di sukoharjo sejak dini hari.tvOne). Walaupun jarak dengan desa Kembangan cukup jauh 1yaitu 10 km namun hal ini dapat memberikan efek negatif terhadap Kabupaten Sukoharjo secara umum dan desa Kembangan secara khususnya. Meskipun hal ini terjadi, para pengrajin Dukuh Kembangan berlega hati karena produksi dan pesanan tetap berjalan lancar. Untuk itu perlu adanya pengemasan yang apik pada desa Kembangan agar dapat I. PENDAHULUAN Pertumbuhan industri di Indonesia baik manufaktur maupun jasa terus meningkat dan berkembang, seiring dengan perkembangan industri di dunia. Salah satu strategi pembangunan ekonomi dan industri di Indonesia yaitu industri kreatif. Industri kreatif memiliki ketergantungan impor yang rendah, dan memiliki potensi ekspor, karena adanya keunggulan komparatif. Selain itu, di Indonesia juga telah memiliki beberapa kota yang di dalamnya berkembang industri kreatif yang cukup potensial, yaitu Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Bali. Tuntutan akan perekonomian yang lebih efisien menyebabkan kebutuhan akan inovasi semakin besar, sehingga dikembangkanlah konsep ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi yang mengandalkan kreativitas individu dalam mengoptimalkan daya saing yang dimiliki. Wiko (2010 : 22) menjelaskan bahwa landasan dasar dari konsep ekonomi kreatif ini adalh dimana ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan input utama dalam mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Kerajinan usaha gitar merupakan salah satu sektor industri kreatif yang berpotensi dalam memberikan kontribusi dan solusi pada persoalan-persoalan lingkungan, sosial dan ekonomi bangsa. Industri ini banyak terdapat di berbagai kota dan kabupaten di pulau Jawa, di antaranya adalah di kota Solo dan Sukoharjo Jawa Tengah. Pada umumnya sentra industri gitar terdiri dari industri-industri berskala kecil dan menengah, akan tetapi, ada juga industri berskala besar. Dukuh Kembangan merupakan salah satu desa dimana sebagian besar masyarakatnya membuat kerajinan alat musik gitar. Namun untuk saat ini tidak hanya gitar yang banyak diproduksi namun ada ukulele, biola, drum akustik dan lainnya. Dari berbagai alat musik dari kayu yang diproduksi, paling dominan adalah gitar. Gitar buatan dukuh Kembangan Baki telah masuk ke berbagai daerah di Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Hal ini terbukti bahwa banyaknya gitar yang dieksport keberbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Amerika dan masih banyak yang lain. Para musisi Indonesia pun telah menggunakan produk dukuh Kembangan. Dari sekian banyak gitar yang diekport ke luar negeri, masih banyak 48 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 dilirik oleh konsumen baik lokal maupun mancanegara. Pengemasan tersebut dapat berupa dengan lebih meningkatkan kualitas sumber daya manuia didalam membuat gitar agar kualitas yang unggul dapat tercipta. Hal ini dapat diupayakan dengan adanya kerjasama yang baik dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah setempat. bidang industri kreatif. Analisis derajat kreativitas ini dibagi menjadi tiga yaitu kreativitas pegawai, kreativitas produk dan kreativitas dalam proses produksinya (Dias Satria dan Ayu Prameswari, 2011). Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor industri kreatif Indonesia adalah : Periklanan (advertising), Arsitektur, Pasar Barang Seni, Kerajinan (craft), Desain, Fesyen (fashion), Video, Film dan Fotografi, Permainan Interaktif (game), Musik, Seni Pertunjukan (showbiz), Penerbitan dan Percetakan, Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software), Televisi & Radio (broadcasting), Riset dan Pengembangan (R&D), Berdasar data , penelitian ini termasuk dalam kategori industri kreatif subsektor kerajinan (craft) yang berbahan dari kayu dimana penelitian ini adalah pengrajin gitar dengan memanfaatkan kayu sebagai bahan utamanya. Dukuh Kembangan merupakan salah satu desa yang mempunyai nilai sebagai industri kreatif yang cukup tinggi terbukti dari berbagai produk hasil dari para pengrajin sudah laku terjual hingga diberbagai daerah di Indonesia bahkan di luar negri seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan lainnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2012 industri kreatif menempati di peringkat ke -7 dari sektor ekonomi nasional dengan menyumbang sekitar 6,9 % produk domestic bruto (PDB) senilai 573,89 triliun, naik dibandingkan tahun 2011 (Rp 526 triliun) dan tahun 2010 sebesar Rp 473 triliun. Bila ditilik dari segi penyerapan tenaga kerja, industri kreatif berada diperingkat ke-4 dari 10 sektor ekonomi nasional dengan menyerap sekitar 11,8 juta tenaga kerja atau sekitar 10,6% dari total angkatan kerja nasional yang berjumlah 110,8 juta tenaga kerja (Solopos, 27 Juni 2014). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Industri Kreatif Industri kreatif pada prinsipnya adalah pendaya gunaan sumber daya manusia yang bermutu tinggi dan didayagunakan sepenuhnya dalam pembangunan. Dalam industri kreatif, tenaga kerja dan teknologi merupakan dua faktor utama yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam menciptakan produktivitas tinggi dan secara agregatif nantinya akan mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Dias Satria dan Ayu Prameswari, 2011). Definisi industri kreatif sendiri menurut Departemen Perdagangan pada studi pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008) adalah: “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.” Dari aspek tenaga kerja, konsep ekonomi kreatif adalah menciptakan tenaga kerja yang memiliki skill dan ilmu pengetahuan yang baik sehingga dalam proses pekerjaan dapat memberikan output yang baik dibandingkan tenaga kerja dengan skill dan lmu pengetahuan yang rendah. Sumber daya manusia yang lebih terdidik dengan skill yang dapat dihandalkan lebih bisa melakukan inovasi-inovasi dalam bekerja. Dari aspek teknologi, perkembangan teknologi yang semakin pesat merupakan efek dari peningkatan kualitas pendidikan secara global, telah mampu menciptakan nilai tambah (value added) yang sangat besar dalam output produksi. Teknologi mempercepat proses produksi, dengan teknologi terjadi efisiensi biaya produksi dan menuju kepada daya saing produk. Industri kreatif dalam penelitian ini digambarkan sebagai kegiatan ekonomi yang berkeyakinan penuh pada kreativitas individu. Dalam mengklasifikasikan usaha gitar dalam B. Gambaran Tentang Pengrajin Gitar 1. Sejarah Industri Gitar Dukuh Kembangan Merupakan dukuh dengan mayoritas bermata pencaharian petani. Namun yang paling banyak adalah sebagai pengrajin gitar. Tumbuh dan berkembangnya suatu industri pasti ada 49 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 yang merintis. Ada beberapa yang mengatakan bahwa sejarah berdirinya industri gitar di wilayah Surakarta berawal dari tahun 1960an. Adalah Bapak Arjo Parno yang berasal dari Solo, membuat alat olahraga dari kayu. Hasil produknya diminati oleh orang Belanda yang datang berkunjung untuk misi keagamaan kemudian beliau diminta membuat gitar seperti contoh yang dibawakan dan akhirnya berhasil. Berawal dari inilah, Bapak Arjo membutuhkan tenaga kerja dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya diantaranya Dawung, Serengan dan lainnya. Tidak hanya gitar saja yang diproduksi namun alat keroncong lainnya juga dibuat. Awal inilah yang akhirnya merembet didukuh Kembangan dan kemudian Bapak Sidal Hadi Wiyono mulai merintis usaha gitarnya karena semakin menyusutnya modal dari juragannya. Berbekal ketrampilan yang sudah dimilikinya, beliau mengumpulkan para pemuda disekitarnya dan memulai membuat gitar. Hasil gitarnya dijual ditoko-toko sekitar Solo. Karena permintaan yang semakin lama semakin meningkat menjadikan banyak warga yang mengikuti jejaknya. Bapak Hadi mendapatkan kepercayaan untuk mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas gitar, manajemen hingga pemasaran dari dinas perindustrian.Pada akhirnya bapak Hadi bersama beberapa orang mengajak untuk mendirikan Koperasi Unit Desa dan pada tahun 1983 telah mendapatkan anggota sebanyak 100 orang dimana tahun 1978 – 1984 merupakan masa kejayaan gitar Baki. Namun seiring dengan kesibukan dari masing – masing anggota, koperasai sekarang ini telah mati karena adanya keterbatasan pengelolaan yang baik dari pengrajin dan semakin banyaknya bantuan hibah berupa peralatan dari berbagai pihak (Wawancara dengan bapak Sidal Hadi, 5 Mei 2014). Perkembangan industri gitar dukuh Kembangan semakin lama semakin meningkat. Hal ini terbukti semakin banyak masyarakat yang bergelut menekuni dengan baik mendalami bidang industri ini. Tidak hanya gitar namun ada pula yang memproduksi bas akustik, ukulele, biola dan kontra bass. Ketrampilan yang diperoleh secara besar dari turun temurun tidak menjadikan kualitas gitar terkalahkan dengan gitar produksi dari Bandung atau daerah yang lainnya. Sampai saat ini jumlah pengrajin gitar mencapai 193 orang dengan spesialisasi yang berbeda. 50 a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produk Gitar Produksi gitar dukuh Kembangan merupakan proses untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pangan, sandang dan papan. Kegiatan proses produksi gitar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:168) adalah menjadikan sesuatu, mencipta sesuatu. Proses menghasilkan atau menciptakan alat musik gitar membutuhkan ketelitian mulai dari pemilihan bahan sampai proses akhir. Setiap alat musik mempunyai cara pembuatan yang berbeda-beda, mulai dari bahan baku yang digunakan sampai proses pengerjaannya. Proses pembuatan alat musik di mulai dari pemilihan bahan baku, peralatan yang digunakan, produksi, finishing dan sistem pelarasan. b. Tenaga kerja Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin meningkat, telah menggeser pula image dari petani menjadi pengrajin. Hal ini dapat dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi terlebih kebutuhan sosial yang semakin meningkat pula. Pergeseran tersebut juga dikarenakan semakin meningkatnya pendidikan dari masyarakat sehingga memandang sebelah mata bila bekerja disektor pertanian. Perubahan dari masyarakat petani menjadi pengrajin tidaklah berjalan cepat namun masih adanya proses dari buruh petani menjadi pekerja terlebih dahulu lalu meningkat menjadin pengusaha gitar. Namun ada beberapa pula yang masih tetap menjadi pekerja pada bidang tertentu. Tenaga kerja tersebut banyak yang tidak memiliki ketrampilan yang lebih spesifik pada industrin gitar. Tenaga kerja mendapatkan ketrampilan dari dasar yang diperoleh dari turun temurun atau HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 memiliki suatu keahlian tertentu. Sebagian besar tenaga kerja hanya berijahzahkan dari SD sampai SMA jadi tidak ada yang diatas SMA atau mempunyai sertifikat tertentu. Tenaga kerja yang digunakan tidak hanya warga sekitar desa Mancasan namun dari luar desa bahkan ada yang dari daerah Delanggu bahkan Klaten. Tidak hanya bekerja secara perseorangan namun tenaga kerja didukuh Kembangan melibatkan keluarga seperti istri dan anak sebagai solusi penekanan biaya produksi karena tidak mendapatkan upah / gaji. Dalam penelitian ini, tenaga kerja yang mendapatkan upah / gaji adalah tenaga kerja yang selain dari anggota keluarga dimana datang bekerja mulai jam 08.00 – 16.00 WIB selama 6 hari dimana jam 12.00 – 13.00 istirahat atau bahkan menyesuaiakan dengan pesanan. Bila pemilik pengrajin kebanjiran pesanan maka sebagaian besar tenaga kerja akan melaksanakan lembur hingga larut malam. Namun bila didesa ada acara hajatan ataupun ada kematian maka pekerjaan dihentikan bahkan akan diliburkan bisa sampai beberap hari bahakan pada saat hari raya Idul Fitri satu desa Mancasan akan berhenti total tidak memproduksi hingga 2 minggu lamanya ( Wawancara dengan Bp Timbul, 10 Agustus 2015). Tenaga kerja yang bekerja ada yang tetap dengan system bayaran secara harian, mingguan atau borongan. Gaji yang diberikan berkisar Rp. 40.000 perhari sampai Rp. 300.000 perminggu. Bila system borongan tenaga kerja mendapatkan bayaran berdasar banyaknya hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan dalam satu harinya. Tenaga kerja tersebut tidak terikat kontrak seperti perusahaan besar sehingga dapat dating dan pergi sesuai dengan kondisi dari pekerja dan lingkungan sekitar. c. konsumen datang sendiri kerumah atau toko baik besar dan kecil yang ada disepanjang dukuh Kembangan dan membelinya serta secara tidak langsung konsumen memesan melalui telepon, fax dan media social. Pembelian dilakukan secara eceran atau bahkan sampai partai besar sebanyak 1000 pcs per bulan. Untuk pemasaran secara tidak langsung, gitar akan dikirim melalui paket baik melalui bis, kereta api, kapal laut bahkan sampai dengan pesawat udara. Pemasaran dalam negeri dimulai dari sekitar Solo sampai luar kota seperti Bali, Jakarta, Kalimantan dan Sumatra. Harga ada dipasaran merupakan kesepakatan antara pengrajin dan konsumen sehingga belum adanya harga yang terstandarisasi. Hal ini menjadikan harga dapat bersaing ketat dan cenderung merusak pangsa pasar karena harga yang disepaki terlalu rendah. Untuk menyelesaikan permasalahan pengrajin dari mulai bahan baku hingga pemasaran, berdiri banyak paguyuban atau perkumpulan dari beberapa pengrajin seperti Ngudi Rejeki, Kian Mandiri dan masih banyak lainnya. C. Peningkatan Sumber Daya Manusia Pendayagunaan sumber daya manusia yang tepat menyangkut pemahaman terhadap kebutuhan individual agar potensi sumber daya manusia dapat digali dan dimanfaatkan secara penuh. Pengetahuan tentang konsep, pedoman dan teknik manajemen sumber daya manusia merupakan hal yang penting karena para manajer berusaha mencapai hasil melalui orang lain yaitu bawahannya dan semua manajer berwenang mengarahkan pekerjaan bawahannya karena para manajer memiliki tanggung jawab langsung untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Setiap organisasi tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan ini diraih dengan mendayagunakan sumber daya manusianya. Pada dasarnya manusia adalah asset organisasi yang terpenting yang harus dimiliki oleh perusahaan dan Pemasaran Pelaksanaan pengawasan dari pemilihan baku hingga proses finishing yang sempurna tidak akan menghasilkan sirkulasi produsi yang baik tanpa adanya pemasaran yang baik pula. Pemasaran gitar didesa Mancasan dibedakan menjadi 2 yaitu secara langsung dimana 51 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 1. 2. 3. 4. a. harus diperhatikan oleh manajemen. Istilah sumber daya manusia (human resources) merujuk kepada orang-orang di dalam organisasi. Pada saat para manajer terlibat dalam aktivitas-aktivitas sumber daya manusia sebagai bagian dari pekerjaannya, mereka berupaya memfasilitasi kontribusi yang disodorkan oleh orang-orang untuk mencapai rencana-rencana dan strategi organisasi. Arti penting upaya-upaya sumber daya manusia adalah bermuara dari kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang selalu ada dalam setiap organisasi, mereka membuat tujuan-tujuan, inovasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi dan kebutuhan karyawan bukanlah dua kejadian yang terpisah atau berdiri sendiri, melainkan saling menopang satu sama lainnya. Empat hal penting yang berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut : Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian berbagai kebijakan sumber daya manusia dengan perencanaan. Tanggung jawab pengelolaan sumber daya manusia tidak lagi menjadi tanggung jawab manajer khusus, tetapi manajemen secara keseluruhan. Adanya perubahan dari hubungan serikat pekerja manajemen menjadi hubungan manajemen karyawan. Terdapat aksentuasi pada komitmen untuk melatih para manajer agar dapat berperan optimal sebagai penggerak dan fasilitator (Sadili Samsudin, 2006: 23). Tujuan dan Fungsi Peningkatan SDM Banyak sekali pendapat yang mengemukaan tentang tujuan peningkatan sumber daya manusia, namun di sini hanya memberikan beberapa beberapa pandangan saja. Tujuan peningkatan sumber daya manusia menurut Susilo Martoyo (2007: 5) adalah dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/ anggota organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi. Karyawan seyogyianya diberikan penambahan pengetahuan dengan terlebih dahulu didalam mengkaji atau melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan mereka (pegawai) saat ini dan dan apa yang seharusnya perlu dikuasai dan diketahui oleh pegawai dalam hubungannya dengan tugas dan tanggungjawab mereka. Pegawai yang hanya mengandalkan pengetahuan yang ada pada dirinya saat ini dan tidak berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dapat menyebabkan pegawai menolak berbagai pembaharuan yang ditawarkan dalam mengelola sesuatu secara professional. Sering mereka menganggap bahwa apa yang dikuasai dan dimilikinya di masa lalu itu adalah segalanya dan tidak perlu lagi mereka menerima berbagai inovasi dan pengetahuan-pengetahuan baru. Hal ini untuk menutupi kelemahan yang dimiliki yang berbeda dengan pengetahuan baru yang ditawarkan. Di sinilah pentingnya pegawai diberikan penambahan pengetahuan sehingga tetap berkembang seiring dengan tuntutan perubahan. Walaupun demikian, penambahan pengetahuan belumlah cukup untuk dapat mengantarkan seorang pegawai bekerja secara professional. Perlu mereka memiliki keterampilan yang memadai dalam hubungannya dengan pekerjaan yang diemban. Misalnya keterampilan yang berkaitan dengan teknologi komputer, pada umumnya merupakan suatu keharusan dan tuntutan yang mendesak agar pegawai dapat bekerja secara efektif dan efisien. Efektif berarti pekerjaan apa yang hendak dilakukan dan dikerjakan dapat diselesaikan sesuai dengan target yang diinginkan. Efisien maksudnya pelaksanaan dari suatu pekerjaan betul-betul tidak sampai menggunakan waktu yang relative lama sehingga seluruh pekerjaan dapat dikelola dengan prediksi waktu yang tepat. Oleh karena itu, pegawai sangat diharapkan untuk mengubah sikap dan prilaku yang hanya membuang-buang waktu percuma dalam bekerja. Sikap bekerja harus selalu ditanamkan rasa percaya diri yang tinggi untuk mampu melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien. Pegawai juga diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku bekerja secara kreatif, dalam pengertian bukan 52 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 hanya menunggu pekerjaan tetapi juga mencari pekerjaan, bukan hanya menumpuk pekerjaan, melainkan juga merencanaan pekerjaan sesuai dengan target yang hendak dicapai. Dengan demikian tujuan pengembangan sumber daya manusia di sini adalah di samping untuk menambah pengetahuan dan keterampilan juga mengubah sikap dan perilaku dalam bekerja. Lebih jauh, Schuler dalam Hani Handoko (2007: 5-6) menjelaskan bahwa manfaat dan tujuan dari kegiatan peningkatan sumber daya manusia yaitu: 1) Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk, dalam hal ini kegiatan pengembangan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi. 2) Meningkatkan produktivitas, dengan mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan semikian diharapkan juga secara tidak langsung meningkatkan produktivitas kerjanya. 3) Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja, dengan semakin banyaknya ketrampilan yang dimiliki pegawai, maka lebih fleksibel dan mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan pada lingkungan organisasi. Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru, oleh karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut. Meningkatkan komitmen karyawan, dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan memiliki persepsi yang baik tentang organisasi yang secara tidak langsung meningkatkan komitmen kerja pegawai serta dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik. Mengurangi turn over dan absensi, bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap organisasi memberikan dampak terhadap adanya pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti meningkatkan produktivitas organisasi. uraian tentang manfaat dan tujuan pengembangan sumber daya manusia, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan pegawai berorientasi pada efisiensi dalam melakukan pekerjaan, pengawasan melekat, cepat berkembang, dan fungsi stabilisasi pegawai. Uraian di atas telah menjelaskan bahwa setelah dilakukan rekruitment pegawai dan menempat karinya pada posisi masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan tingkat skill yang dimiliki oleh masing-masing pegawai tersebut maka tugas pihak manajemen perusahaan selanjutnya, yang tidak kafah pentingnya adalah melakukan pembinaan terhadap pegawainya. Hal ini (disebabkan karena keberhasilan organisasi instansi pemerintah dan perusahaan atau badan usaha lainnya dalam mengelola dan mengembangkan usahanya sangat ditentukan pula oleh partisipasi, loyalitas dan motivasi serta semangat kerja pegawainya. Oimana partisipasi, loyalitas, motivasi, dan semangat kerja serta produktivitas pegawai perusahaan atau lembaga usaha lainnya dapat ditingkatkan melalui pembinaan terhadap pegawai yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan atau lembaga usaha lainnya melalui berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan, baik di dalam perusahaan itu sendiri maupun di luar perusahaan bersangkutan, dengan, malibatkan pihak lain sebagai partner dalam meiaksanakan kegiatan tersebut. a. Upaya-Upaya dalam peningkatan sumber Daya Manusia Kualitas SDM adalah tingkat keahlian SDM dalam melaksanakan suatu kegiatan/tugasnya yang bersumber dari, pendidikan, pengalaman, ketrampilan, kesehatan, dan etos kerja yang optimal, sehingga dapat dijadikan sebagai kekuatan menggerakkan perusahaan agar mampu bersaing. Sadili Samsudin (2006 : 5) mengutarakan bahwa, kualitas SDM adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melakukan suatu aktivitas karena memiliki kreatifitas dan inovatif dalam menerapkan teknologi unggul. Menurut Schuller dalam Sonang 53 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 Sitohang (2009 : 60) tingkat keahlian SDM dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu (1) Basic Skill, (2) Basic Job Skill, (3) Interpersonal Skill, (4) Broader based conceptual skills. Berdasarkan identifikasi keempat katagori tingkat keahlian tersebut, maka format pendidikan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi/kualitas SDM dapat ditentukan apakah berorientasi pada fundamental knowledge untuk basic skills, skill development untuk basic job skill ataukah operational interpersonal skill dan broadder based conceptual skills. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam penelitian ini adalah kemampuan pengrajin untuk melakukan semua pekerjaannya sebagai pengrajin industri kecil gitar karena memiliki kreatifitas dan inovatif yang dicerminkan oleh disiplin dan motivasi. 1) Disiplin Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturanaturan yang sudah ditetapkan. “Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedomanpedoman organisasi” (Davis dalam Keke T. Aritonang, 2005:3). “Disiplin merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal” (Sedarmayanti dalam Keke T.Aritonang, 2005:3). Secara ringkas tujuan pendisiplinan menurut Hani Handoko (2009: 90) yaitu untuk memperbaiki pelanggaran, untuk menghalangi orang lain melakukan kegiatan- kegiatan yang serupa, dan untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif. Poul Pigors dan Charles A. Meyyers tujuan disiplin kerja adalah : 1) mengambil tindakan yang tegas kepada minoritas karyawan yang tidak mematuhi peraturan, artinya kepada golongan yang ternyata tidak dapat mematuhi peraturan yang ada perlu diambil tindakan agar tidak mempengaruhi karyawan yang lain, 2) menyiapkan suasana dimana self discipline itu berkembang, artinya bahwa di kalangan karyawan dapat dikembangkan adanya disiplin yang diatur dari pribadi tanpa pengaruh orang lain (Widodo DS, 2004 : 57) Disiplin kerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap organisasi, sebab dengan disiplin kerja pegawai jalannya tugas atau pekerjaan akan lebih terjamin kelancarannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. “Pengertian disiplin kerja adalah keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung dalam organisasi, tunduk pada peraturan yang telah ada dengan senang hati” (Pariata Westra, 2006 : 6). Menurut pendapat tersebut suatu keadaan dapat dikatakan disiplin apabila orang-orang yang ada dalam suatu organisasi berperilaku tertib senang hati dan tunduk pada peraturan-peraturan yang ada. Disiplin pada hakikatnya adalah berupa ketaatan terhadap peraturanperaturan yang secara eksplisit dan juga mencakup sangsi-sangsi yang akan diterima jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut. Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan. Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisplinan pegawai suatu organisasi di antaranya ialah : (1) tujuan dan 54 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 2) kemampuan, (2) teladan pimpinan, (3) balas jasa (gaji dan kesejahteraan), (4) keadilan, (5) waskat (pengawasan melekat), (6) sanksi hukuman, (7) ketegasan, dan (8) hubungan kemanusiaan (Hasibuan dalam Keke T. Aritonang, 2005:4). Melalui disiplin pula timbul keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial. Namun tetap pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin tersebut perlu dilakukan. Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Motivasi Suatu organisasi atau perusahaan yang didirikan adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, di mana tujuan tersebut berupa tujuan jangka panjang, menengah dan jangka pendek, di sini akan terjadi korelasi positif antara motivasi dan tujuan di mana sekelompok orang dalam suatu kesatuan kerja yang mempunyai sasaran jelas yang ingin dicapai, mempunyai motivasi kerja yang lebih tinggi, dari pada kelompok orang yang bekerja tanpa sasaran yang jelas. “Motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu (Indriyo Gitosudarmo, 2006: 28). Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (Anwar Prabu Mangkunegara, 2005: 93).Berdasarkan berbagai pengertian motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan yang dapat memberikan rangsangan dan dorongan serta semangat kerja kepada karyawan baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik), dan dapat merubah perilaku karyawan untuk mau melaksanakan suatu pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dengan penuh semangat dan kinerja yang optimal, sehingga kinerja karyawan juga akan semakin meningkat. “Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat” (Ishak Arep dan Hendri Tanjung, 2003: 16). Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya. Orangpun akan merasa dihargai/diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betulbetul berharga bagi orang yang termotivasi tersebut. Motivasi memiliki komponen, yakni komponen dalam dan komponen luar. Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah lakunya. Jadi komponen dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujua yang hendak dicapai (Edy Sutrisno, 2009: 111). III. 55 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode deskreptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu datan primer yaitu wawancara dari pengrajin gitar dan data sekunder berupa data dari Kelurahan Mancasan Sukoharjo. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi, wawancara dan observasi. Purposive random sampling HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 dijadikan sebagai teknik pengambilan sampling karena berdasarkan cirri-ciri tertentu. Validasai data menerapkan Triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu keberhasilan kerajinan gitar sebagai sebuah industri kreatif. Pembinaan SDM perlu diarahkan kepada kualitas tenaga kerja, dengan demikian diharapkan tingkat kreativitas dari pengrajin gitar dapat meningktkan kualitas produksi. Dalam aspek sumber daya manusia di industri gitar di dukuh Kembangan, masalah yang sering muncul yaitu kesulitan dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas memungkinkan untuk menjadikan semua kepentingan bisnis yang utama ke dalam suatu fokus seperti penurunan biaya, peningkatan produktivitas, kerja sama yang terjalin dengan baik komunikasi yang lancar. Kualitas Sumber Daya Manusia dalam penelitian ini adalah kemampuan pengrajin gitar untuk melakukan semua pekerjaannya sebagai pengrajin industri gitar karena memiliki kreatifitas dan inovatif yang dicerminkan oleh disiplin dan motivasi serta kinerja. A. Disiplin Pengrajin Gitar Disiplin karyawan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawan di dalam industri gitar. Disiplin kerja tenaga kerja sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap tenaga kerja, karena hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral tenaga kerja itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu tingkah laku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, disiplin kerja dapat ditingkatkan apa bila tedapat kondisi kerja yang dapat merangsang karyawan untuk berdisiplin. Disiplin kerja atau kebiasaankebiasaan baik yang harus ditanamkan dalam diri tenaga kerja sebaiknya bukan atas dasar paksaan semata, tetapi harus lebih di dasarkan atas kesadaran diri dalam diri tenaga kerja. Ketidakdisiplinan individu atau tenaga kerja dapat memengaruhi produktivitas kerja di dalam industri gitar. Didalam suatu struktur oraganisasi baik dari yang terkecil hingga besar sangat membutuhkan kedisiplinan yang tinggi. Dengan adanya kedisipinan diharapkan pekerjaan dapat berjalan lancer, cepat selesai dengan hail yanmg maksimal. Peminpin perusahaan mempunyai wewenang penuh untuk mengatur agar berjalan dengan baik. Pada dasarnya pendisiplinan dilaksanakan untuk mendorong para tenaga kerja agar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Industri kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif dapat dikatakan sebagai sistem transaksi penawaran dan permintaan yang bersumber pada kegiatan ekonomi yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut industri kreatif. Pemerintah menyadari bahwa ekonomi kreatif yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat, dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing, dan meraih keunggulan dalam ekonomi global. Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia merupakan wujud optimisme serta luapan aspirasi untuk mendukung mewujudkan visi Indonesia yaitu menjadi negara yang maju. Pemerintah Indonesia pun mulai melihat bahwa berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan karena bangsa Indonesia mempunyai sumber daya insani kreatif dan warisan budaya yang kaya. Selain itu, industri kreatif juga dapat memberikan kontribusi di beberapa aspek kehidupan. Industri kreatif dirasa mampu sebagai suatu bentuk kegiatan dalam dunia usaha sebagai salah satu bentuk ekonomi rakyat yang memiliki potensi dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan serta berdampak meningkatkan perekonomian nasional dengan tidak mengesampingkan demokrasi ekonomi yang ada di Indonesia. Industri kreatif menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam usahanya untuk mengatasi jumlah pencari kerja yang melebihi lowongan pekerjaan yang ada dimasyarakat. Salah satu industri kecil yang bergerak di sektor kerajinan salah satunya adalah industri kecil gitar di sebagai industri kreatif di dukuh Kembangan. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) adalah faktor yang menentukan bagi 56 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 meengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya dalah untuk mendorong disiplin diri di antara tenaga kerja untuk datang di tempat kerja tepat waktu sehingga pesanan gitar dapat diselesaikan tepat waktu. Dengan datang ke kerja tepat waktu dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya, maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat. Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dan ketepatan waktu penyelesaian produk gitar sangat dipengaruhi oleh disiplin tenaga kerja. Apabila di antara tenaga kerja sudah tidak menghiraukan kedisiplin kerja, maka dapat dipastikan produktivitas akan menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pariata Westra (2006) bahwa disiplin kerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap organisasi, sebab dengan disiplin kerja pegawai jalannya tugas atau pekerjaan akan lebih terjamin kelancarannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasar hasil wawancara dengan pemilik usaha gitar Shen-Shen yaitu bapak Bambang menyampaikan bahwa “Untuk masalah kedisiplinan diupayakan adanya peringatan secara lisan hingga pengurangan gaji kepada karyawan yang kurang disiplin dalam bekerja sehingga memberikan efek jera…” (Wawancara, 21 Agustus 2015) Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam rangka meningkatkan kedisiplinan tenaga kerja pada pengrajin gitar adalah dengan memberikan hukuman bagi tenaga kerja yang tidak disiplin dalam bekerja sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi tenaga kerja dan bekerja dengan lebih disiplin. B. Motivasi Pengrajin Gitar Industri kerajinan gitar di dukuh Kembangan Baki Sukoharjo telah memberi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat bekerja sebagai pengrajin dan menjadi tenaga kerja. Industri kecil kerajinan gitar di Desa Kembangan Baki Sukoharjo mempunyai karakteristik yaitu alat yang digunakan untuk memproduksi gitargitar masih tergolong tradisional. Keberadaan tenaga kerja tentunya menjadi salah satu poin penting ketika menjalankan usaha industri gitar. Pentingnya peran tenaga kerja terhadap perkembangan usaha kerajinan gitar mendorong sebagian besar pengrajin untuk selalu memotivasi para karyawan agar bisa bekerja secara optimal. Sebab, semakin bagus performa yang diberikan para karyawan, maka semakin besar pula peluang bagi sebuah bisnis untuk mencapai kesuksesannya. Motivasi karyawan merupakan salah satu bagian penting dari aspek sumber daya manusia industri kerajinan gitar yang akan membantu perkembangan usaha yang bersangkutan. Motivasi karyawan yang baik akan membantu industri gitar mampu dengan cepat mengembangkan bisnis usaha. Motivasi karyawan tentunya menyangkut mental dan sikap seorang karyawan dalam kaitan loyalitas dan dedikasinya terhadap kerajinan gitar. Semakin baik motivasi yang dimiliki oleh tenaga kerja maka akan tercermin dari kinerja tenaga kerja tersebut. Hasil kerja yang baik tentunya didasarkan pada motivasi yang baik pula. Sebaliknya apabila motivasi tenaga kerja tidak terbangun dengan baik, maka akan berujung pada hasil kerja yang asal-asalan serta bisa jadi mengancam keberlangsungan bisnis usaha industri gitar. Motivasi tenaga kerja muncul secara sendirinya dari diri seorang karyawan dan dari orang lain, misalnya adalah pimpinan menumbuhkan motivasi tenaga kerja dengan benar merupakan modal penting agar sumber daya manusia mampu bekerja dengan baik dan optimal, merasa memiliki usaha dan mendorong terciptanya hubungan yang baik antara karyawan dengan pimpinan. Seperti yang disampaikan oleh bapak Wardoyo “Namanya juga usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup mau tidak mau saya juga harus semangat kerja mbak…” (Wawancara, 21 Agustus 2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam upaya motivasi karyawan masing-masing informan pada dasarnya sudah mempunyai motivasi kerja yang tinggi karena usaha gitar ini menjadi salah satu usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup, sehingga motivasi tersebut muncul dari dalam dirinya sendiri ataupun dipengaruhi oleh orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Indriyo Gitosudarmo (2006 : 28) bahwa motivasi adalah faktorfaktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu yang muncul dari dari dalam (intrinsik) maupun dari luar 57 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 (ekstrinsik), dan dapat merubah perilaku karyawan untuk mau melaksanakan suatu pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dengan penuh semangat dan kinerja yang optimal, sehingga kinerja karyawan juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya dalam industri gitar di dukuh Kembangan terbagi ke dalam dua kriteria disiplin dan motivasi. Hasil penelitian tersebut dari sisi begitu pula dari sisi sikap mental kedisiplinan hanya pekerja sudah memiliki motivasi untuk bekerja dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan hasil tersebut maka perlu diupayakan beberapa program pengembangan sumber daya manusia baik bagi para pengrajin gitar di dukuh Kembangan. Hasil wawancara dengan pimpinan paguyuban pengrajin gitar di dukuh Kembangan diketahui bahwa ada beberapa program yang dilakukan di dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia pengrajin gitar. Berdasar wawancara dengan pemilik usaha gitar BOOMER yaitu bapak Hanavi menyampaikan bahwa “Sama juga dengan masalah disiplin, masalah motivasi itu tergantung dari tenaga kerja itu sendiri, tetapi bagi saya dalam rangka memotivasi kerja tenaga kerja tentu saja adalah dengan memberikan upah yang layak dan juga insentif yang sesuai…” (Wawancara, 21 Agustus 2015) Berdasar hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam rangka meningkatkan motivasi tenaga kerja pada pengrajin gitar adalah dengan memberikan upah yang layak yang sesuai dengan pekerjaannya serta pemberian insentif. Manfaat Untuk Masyarakat setempat Memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya sumber daya manusia yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas produksi sehingga mendongkrak brand image sebagai desa yang berorientasi pada alat musik gitar dalam negeri Manfaat Untuk Pemerintah Daerah Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dari hasil kunjungan wisatawan sehingga dengan sendirinya dapat memperkenalkan dan meningkatkan citra baik di mata dunia luar. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Upaya meningkatkan sumber daya manusia untuk kedisiplinan pengrajin gitar adalah dengan memberikan hadiah bagi yang berdisiplin tinggi dan memberikan hukuman berupa peringatan bagi tenaga kerja yang tidak disiplin dalam bekerja sehingga dapat menimbulkan semangat kerja bagi yang berdisiplin serta efek jera bagi tenaga kerja agar dapat bekerja dengan lebih disiplin. 2. Upaya meningkatkan sumber daya manusia untuk motivasi pengrajin gitar adalah dengan memberikan upah yang layak yang sesuai dengan pekerjaannya serta pemberian insentif sehingga dapat bekerja lebih terampil, kreatif dan efektif. DAFTAR PUSTAKA Acroni, Dawud dan Widodo.2013. Cara Praktis Membuat Gitar Akustik, Yogyakarta;Trans Idea Publising Anonim, Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta. Anonim, Departemen Perindustrian Biro Kepegawaian. 2007, Himpunan Peraturan Jabatan Fungsional Penyuluh Perindag, Penerbit khusus. Un-published, Jakarta. Azwar, S.2010. Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka. Pelajar Dessler, Garry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan oleh Benyamin Molan. Jakarta: PT. Dadi Kayana Abadi Faustino Cardoso Gomes, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Gibson, James,L. 2004. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gitosudarmo I, 2006, Perilaku Keorganisasian, BPFE, Yogyakarta. Hani Handoko, 2007, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE-UGM, Yogyakarta. Ishak Arep dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta. Keke T. Aritonang, 2005, Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru 58 HOTELIER JOURNAL Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol. 1 Nomor 2 Desember Tahun 2015 SMP Kristen BPK Penabur Jakarta, Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV / Juli Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000, Metode Penelitian dalam Bidang. Kepariwisataan,Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Luthans, 2006. Manajemen Personalia. Jakarta : Erlangga: Jakarta. Malayu SP. Hasibuan, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara. Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Moekijat, 2005, Dasar-Dasar Motivasi, Bandung : Pioner Jaya. Mangkunegara, A.P, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung. M. Suyanto, M. 2008. Muhammad Business Strategy & Ethics. Yogyakarta: Andi Offset. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pariata Westra, 2006, Ensiklopedi Administrasi, Gunung Agung, Jakarta Primorac, Jaka. 2006. The position of cultural workers in creative industries: the southeastern European perspective. European Cultural Foundation. Suharsimi, A, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Sutrisno Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana, Jakarta. Sadili Samsudin, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung. Sonang Sitohang, 2009, Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pengrajin Sentra Industri Kecil Tenun Ikat, Ekuitas. Vol. 14 No. 1 Maret 2010: 57 – 81 Solopos, 27 Juni 2014 Sondang Siagian, 1998, Manajeman Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta Wahyuningrum, 2008. Hubungan Kemampuan, Kepuasan dan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Program Pascasarjana. Magister Ilmu Administrasi, UNDIP Semarang. Widodo, 2013, Cara Praktis Membuat Gitar Akustik,Trans Idea Publising, Jogjakarta 59