IB 60 pasti

advertisement
L A P O R A N U TA M A
URGENSI PENGEMBANGAN
ICT DAN WEB
DI DEPARTEMEN AGAMA
Oleh: Masyhuri.AM *)
Ruang Data Center Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Departemen Agama.
Saat ini teknologi telekomunikasi berkembang sangat cepat,
menghadirkan berbagai bentuk teknologi dan kecanggihannya.
Persaingan ketat terjadi antara 2 teknologi komunikasi yang
dikenal dengan selular dan FWA (fixed Wireless Access).
B
etapa besar manfaat IT
bagi kehidupan hampir
semua pihak bisa dipastikan akan mengakui hal itu.
Betapa besar manfaat komputasi
dan manfaat berbagi informasi
untuk kemaslahatan bersama.Bagi masyarakat moderen hal
itu tidak terbantahkan lagi. Salah
satu indikasi masyarakat yang
berbudaya dan berperadaban
antara lain adalah menjadikan
Ikhlas
BERAMAL,
”berbagi informasi” merupakan
”common sense” (kesadaran
bersama) dan menjadi kebutuhan
bersama. ”Well inform” menjadi
visi dalam memberikan pelayanan
publik. Kecanggihan komputasi
dirasakan
sangat
besar
manfaatnya dalam memberikan
pelayanan publik khususnya di
bidang informasi.
Perkembangan kemajuan
teknologi Telekomunikasi dan
Informatika (Telematika) mengubah cara hidup kita, baik
terhadap cara berkomunikasi,
belajar, bekerja dan berbisnis. Era
informasi memberikan ruang
lingkup yang sangat besar untuk
mengorganisir segala kegiatan
melalui cara yang inovatif,
instan, transparan, akurat, tepat,
dan cepat, oleh sebab itu maka
penguasaan teknologi informasi
merupakan suatu hal yang
mutlak harus dilakukan oleh
suatu bangsa.
Sayangnya manfaat-manfaat IT
yang demikian canggih itu masih
dalam tahap potensi di tengah
masyarakat kita. Siapapun yang
sehari-harinya bergelut dengan
internet, bisa berbagi informasi
dan bertukar pikiran. Bahkan
melalui internet ini dijadikan
sebagai kantor, atau warung, dan
tempat belanja.
Pertanyaannya adalah: Sudah
seberapa jauh Instansi Departemen Agama atau aparat
jajarannya telah memanfaatkan
Nomor 60 Tahun XII Desember 2009
7
L A P O R A N U T ALAPORAN
M AUTAMA
kecanggihan peralatan tersebut?
Padahal dari sudut teknologi
informasi, internet jauh lebih
mudah dibanding radio, TV atau
media cetak. Keberadaan web site
ini dasar fundamental di seluruh
unit kerja lingkungan Depar temen Agama untuk merealisasikan kinerja berbasis
elektronik, mendorong terwujudnya e-government dan good governance. Contoh sederhana
adalah bahwa Pusat Informasi
Keagamaan dan Kehumasan
(PINMAS) telah membuatkan
alamat-alamat email untuk
seluruh pejabat eselon I dan II
baik Pusat maupun Daerah,
namun dalam prakteknya yang
memanfaatkan forum milis di
internet untuk bertukarpikiran,
sambung rasa dan berencana
secara terpadu, nampaknya
masih belum optimal. Jangankan
untuk daerah, kalangan di tingkat
Pusatpun masih minim. Dalam
pemantauan PINMAS yang
memanfaatkan forum milis
tersebut tidak lebih dari sepuluh
prosen. Masih cukup jauh dari
yang diharapkan.
Perkembangan
Teknologi
Komunikasi
Saat ini teknologi telekomunikasi berkembang sangat cepat,
menghadirkan berbagai bentuk
teknologi dan kecanggihannya.
Persaingan ketat terjadi antara 2
teknologi komunikasi yang
dikenal dengan selular dan FWA
(fixed Wireless Access). Pertengahan tahun 90an terjadi
perkembangan teknologi komunikasi terutama teknologi selular
dengan mengusung teknologi 1G
(Generasi
Pertama)
yang
menggunakan teknologi AMPS
(Advance Mobile Phone System),
dimana teknologi AMPS ini
pertama kali dipergunakan oleh
pihak militer di Amerika Serikat.
Dalam kurun waktu 10 tahun
sejak lahirnya AMPS tersebut
sudah terjadi perkembangan yang
8
Ikhlas
BERAMAL,
sangat pesat dengan berbagai
penemuan atau inovasi teknologi
komunikasi dan , akhir tahun 90
an muncullah teknologi 2G
(Generasi Kedua). perbedaan
utama dari teknologi G1 dan G2
adalah g1 masih menggunakan
sistem Analog sedangkan G2
sudah menggunakan sistem Digital. Teknologi 2G dapat dibagi ke
dalam dua kelompok besar, yaitu
TDMA (time division multiple access) dan CDMA (code division
multiple access). TDMA sendiri
berkembang ke dalam beberapa
versi, yaitu GSM di Eropa, IDEN
di Amerika, PDC di Jepang.
Sedangkan CDMA berkembang
pesat di AS dan Kanada.
Kemampuan mencolok teknologi 2G adalah tidak hanya dapat
digunakan untuk telpon,(voice)
tetapi juga untuk mengirim SMS
(Short Message Service) yaitu
mengirim pesan singkat dengan
menggunakan
text.Dengan
adanya kehadiran teknologi
generasi kedua, maka muncullah
teknologi selular yg baru yaitu,
GSM (Global System for Mobile
communications) Suatu sistim
komunikasi wireless 2G.
Frekuensi yang dapat digunakan dalam GSM adalah 850Mhz,
900Mhz, 1800Mhz dan 1900Mhz.
Generasi selular kedua yang
mempebaharui generasi pertama
dalam bidang teknologinya yaitu
digital, yang pada teori dasarnya
merupakan pembaharukan
dalam bidang transfer data,
contohnya adalah GSM (menggunakan protokol CSD, HSCSD,
GPRS dan EDGE) dan cdma-
Ruang Server Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Departemen Agama, Jakarta.
Nomor 60 Tahun XII Desember 2009
L A P O R A N U T A LAPORAN
M A UTAMA
One.Dengan adanya teknologi
Generasi Kedua ini membuat
perkembangan teknologi semakin
cepat dengan menghadirkan
berbagi kelebihan/fitur yang
ditawarkan teknologi generasi
kedua ini selain mengirim SMS
dan voice. Tapi semua kelebihan
ini juga masih belum memuaskan
para ahli untuk mengembangkan
teknologi yang lebih bagus dengan
segala
kelebihannya
dari
teknologi terdahulu (generasi
pertama dan kedua).
Respon Pemerintah
Kebijakan Pemerintah menjawab tantangan dan tuntutan
tersebut dengan mengeluarkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor
3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan
dan Strategi Pengembangan E-
government untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan berbasis elekronik guna
meningkatkan kinerja dan
kualitas layanan kepada publik/
masyarakat secara efektif dan
efisien.
Selanjutnya masing-masing
instansi/lembaga pemerintah
untuk mengambil langkah
berdasarkan tugas,fungsi dan
kewenangan (tusiwen) masingmasing.
Adapun bagi Departemen
Agama berdasarkan Keputusan
Menteri Agama No.137 Tahun
2003,selanjutnya PINMAS, mengambil langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menata Sistem Informasi
Keagamaan
2. Memfasilitasi Pengembangan
dan Penyelenggaraan SIDA
Pusat & Daerah
3. Menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, analisis
dan penyajian data/informasi
Keagamaan
4. Mengembangkan SDM pengelola data/info dan pemanfaatan teknologi serta pengembangan jaring bank data.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan menata system
informasi Keagamaan adalah:
a.Penyusunan aturan pemanfatan TI di Departemen
agama,dan pengumpulan,
pengolahan data/informasi
keagamaan menggunakan
instrumen aplikasi yang
terintegrasi;
b.Penyusunan
database
keagamaan secara nasional;
c. Penyusunan
prosedur
komunikasi data.
Adapun yang dimaksud
dengan fasilitasi sebagaimana pada butir (2) adalah:
a.Pengembangan Sistem Informasi diDepartemen Agama;
b.Pengolahan data/ informasi
keagamaan Pusat dan
daerah;
c. Pengembangan SDM pengelola data Pusat dan Daerah;
d.Pembuatan
perangkat
lunak)untuk pengolahan
data/informasi Pusat &
daerah.
Respon Departemen Agama
terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi
Pimpinan Departemen Agama
cukup tanggap dalam menangkap
cepatnya perkembangan teknologi
komunikasi tersebut. Wujud
respon ini adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri
Agama Nomor 3 Tahun 2006 yakni
membentuk Pusat Informasi
Keagamaan dan Kehumasan
Departemen Agama yang salah
satu fungsinya adalah mengembangkan jaringan informasi di
Ikhlas
BERAMAL,
Nomor 60 Tahun XII Desember 2009
9
L A P O R A N U T ALAPORAN
M AUTAMA
lingkungan Departemen Agama.
Namun demikian masih harus
dibarengi dengan kesiapan SDM
pengelola yang memahami konsep
pengembangan TIK itu sendiri,
karena didalam mengimplementasikan konsep tersebut tentunya
membutuhkan sumber daya
manusia/ aparatur yang diharapkan mampu mengelola secara
baik Sistem Informasi yang berada
di Departemen Agama. Hal lain
yang perlu menjadi perhatian dan
kesadaran bersama adalah
ketersediaan biaya yang tidak
tersebut dapat merubah kondisi
pengelola informasi di lingkungan
Departemen Agama kea rah lebih
baik sehingga pelayanan, penyampaian data dan informasi
keagamaan kepada masyarakat
terlaksana sebagaimana yang
diharapkan, di sisi lain kinerja
pegawai yang berbasis elekronik
e-government akan terwujud.
Sebagaimana umumnya lembaga pemerintahan dan lembaga
swasta, Sistem Informasi dapat
dikatakan sebagai “barang baru”
dalam proses bisnis dan aktivitas.
-
-
Ruang kontrol/ kendali server PINMAS di Lantai IV Gedung Dep. Agama Pusat.
kecil pada tahap awal dibangunnya jaringan sistim informasi.
Kondisi SDM baik secara
kualitatif dan kuantitatif di
lingkungan Departemen Agama
sangat terbatas Solusi atas
keterbatasan SDM tersebut
adalah merancang pola rekruitmen pegawai dalam menyeleksi
sarjana dibidang telematika,
disamping peningkatan pelatihan
dibidang teknologi informasi bagi
pegawai yang ada sekarang
dalam mengelola sistem informasi
pada masing masing unit. Diharapkan usaha dan kebijakan
10
Ikhlas
BERAMAL,
Oleh karena itu ketidaksiapan
SDM dan ketersediaan fasilitas /
sarana prasarana merupakan
sesuatu yang menjadi kendala
yang wajar namun tetap harus
dibenahi.
Seperti yang kita ketahui bersama, dengan Inpres No. 3 Tahun
2003 disadari beberapa tantangan yang perlu diatasi
pemerintah antara lain:
- Selama ini pemerintah, khususnya Departemen Agama,
masih menerapkan sistem dan
proses kerja yang baku. Sistem
dan proses kerja ini tidak
Nomor 60 Tahun XII Desember 2009
-
mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan dinamis
yang terjadi. Oleh karena itu
perlu ditanggapi dengan cepat
dan tepat. Sistem dan proses
kerja yang lebih dinamis untuk
memfasilitasi berbagai bentuk
interaksi tidak terlepas dari kesiapan aparatur yang memanfaatkan teknologi tersebut.
Sistem manajemen pemeritah
selama in merupakan sistem
hirarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang. Untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam,
maka perlu dikembangkan
sistem manajemen modern
dengan organisasi jaringan
sehingga dapat memperpendek
lini pengambilan keputusan
serta memperluas rentang
kendali. Perubahan ini tentu
saja melibatkan persiapan
kualitas aparatur yang lebih
baik.
T ingkat interaksi antara
pemerintah dan berbagai elemen masyarakat masih terbatas, sedangkan partisipasi
seluruh elemen tersebut
merupakan prasyarat bagi
pemerintahan yang baik.
Sistem Informasi merupakan
salah satu sarana untuk
memperbaiki serta meningkatkan kualitas interaksi, dan
ini kembali berpulang kepada
kesiapan aparatur Dep. Agama
untuk mengoperasikan dan
bekerja dengan sistem informasi yang kini sedang berjalan
Keberadaan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
dalam berbagai aspek memberikan banyak kemudahan bagi
proses bermasyarakat termasuk pemerintah dan pembangunan. Pemerintah harus
mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk
meningkatkan kemampuan
mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan
L A P O R A N U T A LAPORAN
M A UTAMA
informasi serta pelayanan
publik.
Seiring dengan semakin
tingginya tingkat kebutuhan atas
informasi, maka peningkatan
kemampuan aparatur mutlak
perlu dilakukan dalam bidang
jaringan, perangkat keras,
perangkat lunak serta dukungan
terhadap kegiatan operasionalnya. Pemilihan teknologi yang
digunakan juga menjadi kendala
tersendiri didalam meningkatkan
kemampuan aparatur Depar temen Agama didalam memanfaatkan TIK .
Tujuan pengembangan web di
Departemen agama:
Dengan Keputusan Menteri
Agama Nomor 396 Tahun 2003
tentang “Penetapan Situs Web
Departemen Agama www.depag.
go.id yang dikelola PIKDA”
dikembangkan situs web tersebut.
Keberadaan web site ini dasar fundamental di seluruh unit kerja
lingkungan Departemen Agama
untuk merealisasikan kinerja
berbasis elekronik, mendorong
terwujudnya e-government dan
good government. Diharapkan
dengan web site ini penyampain
informasi keagamaan akan
terlaksana secara efisien, efektif,
akurat dan terintegrasi, masyarakat dapat mengakses langsung
web site Departemen Agama dan
terlayani dengan cepat dalam
memperoleh informasi ( khususnya informasi keagamaan )
Pembangunan web site Departemen Agama ( www.depag.go.id)
bertujuan :
1. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan informasi
keagamaan.
2. Meningkatkan pengelolaan
system jaringan informasi yang
ada di lingkungan Departemen
Agama.
3. Memenuhi tuntutan masyarakat terhadap informasi keagamaan secara akurat, tepat dan
cepat Mewujudkan transpa-
ransi informasi keagamaan
4. Mewujudkan transparansi
informasi keagamaan
5. Meningkatkan publikasi dan
sosialisasi berbagai kebijakan
Pemerintah dalam bidang
keagamaan
PENINGKATAN KUALITAS
APARATUR
Departemen Agama dalam
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat terus melakukan
penambahan berbagai media
pelayanan. Salah satu fasilitas
layanan tersebut adalah dengan
menyediakan jaringan informasi
pendidikan agama dengan
ditampilkannya data-data berbasis web.
Dengan adanya pelayanan
yang berbasis TIK diharapkan
setiap aparatur mampu meningkatkan, kualitas, manajemen,
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan mempunyai
keunggulan kompetitif yang tentu
saja sangat berguna bagi kegiatan
operasional dalam rangka
terwujudnya efektifitas dan efisien
pekerjaan. Peningkatan kemampuan ini dapat mendukung
sasaran-sasaran yang mencakup
sebagai berikut :
- Peningkatan produktivitas
kerja ;
- Efisiensi anggaran;
- Peningkatan pengambilan
keputusan;
- Peningkatan layanan ke
semua satuan kerja (Satker);
- Pengembangan aplikasiaplikasi yang mudah digunakan.
Didalam mengembangkan TIK
di Departemen Agama, PINMAS
masih melihat beberapa kekurangan yang harus segera dicari
solusinya , antara lain :
- Ketersediaan Aparatur pengelola yang masih sangat
terbatas;
- Teknologi informasi yang
berkembang pesat belum
diaplikasikan.
Ikhlas
BERAMAL,
-
Kurangnya training yang lebih
aplikatif;
- Ketersediaan anggaran yang
memadai.
- Belum menjadi tekad untuk
menyatukan pengembangan
TIK yang lebih efektif dan
efisien.
Tiga komponen utama yang
menentukan kelangsungan dari
sebuah sistem,yaitu:
- Sumber Daya Manusia
- Proses,dan
- Teknologi
Jika salah satu dari komponen
tersebut lemah maka sistem tidak
akan dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu sumber daya
manusia yang dibutuhkan oleh
Pusat Informasi Keagamaan dan
kehumasan Departemen Agama
kedepan
sesuai
dengan
rancangan struktur organisasi,
membutuhkan orang-orang dari
berbagai disiplin ilmu yang secara
garis besar, dapat digolongkan
berdasarkan pohon keilmuan,
yaitu :
- Teknologi Informasi
- Matematika/statistika
- Ekonomi Manajemen
- Komunikasi
Selain itu, juga dibutuhkan orang-orang dengan kemampuan
khusus terutama di bidang
Teknologi Informasi sesuai dengan
trend teknologi yang ada saat ini.
Pada umumnya kemampuan
khusus tersebut ditandai dengan
sertifikasi yang dikeluarkan dari
pihak yang mengeluarkan
teknologi tersebut, seperti
microsoft untuk software dan cisco
untuk hardware dalam hal ini
perangkat komunikasi jaringan.
Untuk memenuhi kebutuhan
akan sumber daya manusia,
maka dapat dilakukan 5 alternatif
pilihan :
- Mutasi dan rotasi
Langkah ini dilakukan
untuk memanfaatkan sumber
daya manusia yang ada yang
sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan serta dimiliki
Nomor 60 Tahun XII Desember 2009
11
L A P O R A N U T ALAPORAN
M AUTAMA
-
-
-
-
-
-
12
oleh Departemen Agama baik di
pusat maupun di daerah baik
di internal unit Pusat Informasi
Keagamaan dan Kehumasan
Departemen Agama atau unitunit lain.
Pengembangan dari staf yang
sudah ada
Langkah ini dilakukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan
memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan.
Perekrutan baru
Langkah ini dilakukan jika
dianggap bahwa kedua langkah
diatas tetap tidak dapat
memberikan sumber daya
manusia yang sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan.
Penggunaan jasa outsourcing
Langkah ini dilakukan terutama untuk meminimalisasi
resiko terutama yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi yang sedemikian
cepat. Namun sebelum melakukan outsourcing harus ditentukan dahulu pekerjaan apa
yang hendak di outsourcing
dan telah dilakukan analisa
resiko serta analisa biaya dan
keuntungan.
Campuran dari pilihan-pilihan
di atas disesuaikan dengan
kebutuhan.
Kemampuan
untuk
terlibat secara efektif dalam
persiapan, penggunaan dan
implementasi TIK, pada
lingkup Departemen Agama
dan khususnya pada Pusat
Informasi Keagamaan dan
kehumasan masih dirasakan
kurang. Kesenjangan ini
diatasi dengan :
Proses pembelajaran melalui
pelatihan dan pendidikan
(Diklat) TIK.
Proses pembelajaran melalui
Asistensi Harian yang dilakukan tim Konsultan.
Ikhlas
BERAMAL,
Kedua hal di atas dilakukan dalam koridor dan arahan Pendidikan
dan Pelatihan TIK yang telah
digariskan pemerintah, khususnya
oleh Kementrian Komunikasi dan
Informasi (Kominfo). Kominfo telah
mengeluarkan Pedoman Umum
Diklat TIK yang diharapkan dapat
memberikan pedoman dalam hal
pembuatan dan pelaksanaan
Diklat.
Keberhasilan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi
membutuhkan aparatur yang
kompeten dalam memanfaatkan
TIK. Inpres No. 3 Tahun 2003
menekankan bahwa keterbatasan
sumber daya manusia merupakan
salah satu penyebab berbagai
inisiatif pengembangan e-Government belum terarah dengan baik.
Isu tersebut juga muncul dalam
lingkungan Departemen Agama,
terutama dalam lingkup Pusat
Informasi Keagamaan dan
kehumasan Departemen Agama
sendiri baru terbentuk pada tahun
2006, dengan berbagai komponen
dari unit-unit kerja di seputar
Departemen Agama. Tentu saja hal
ini menimbulkan kendala
tersendiri, dimana tim yang
terlibat di dalam Pusat Informasi
Keagamaan dan kehumasan
diharapkan memiliki kemampuan
TIK yang memadai.
Oleh sebab itu, dalam rangka
peningkatan kompetensi teknis staf
Pusat Informasi Keagamaan dan
kehumasan Departemen Agama
dalam bidang TIK, dan jajaran staf
di Departemen Agama pada
umumnya, maka diperlukan program Pendidikan dan Pelatihan
bidang Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) baik di tingkat
Pusat, unit-unit kerja, Kantor
Wilayah hingga Kantor Departemen
Agama (Kandepag).
Pada PP No.101 Tahun 2000
menyatakan bahwa pelaksanaan
Diklat teknis dapat dilaksanakan
secara berjenjang yang mana jenis
dan jenjangnya ditetapkan oleh
instansi teknis yang bersangkutan.
Sejalan dengan Inpres No.3 Tahun
2003, Kominfo memiliki kewajiban
untuk mengkoordinasikan kebutuhan penyelenggaraan diklat
teknis TIK dan dalam hal ini
bekerjasama dengan Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan
Departemen Agama. *) Kepala
Pusat Informasi Keagamaan dan
Kehumasan (PINMAS)
Pembinaan SDM (daerah) merupakan salah satu bentuk komitmen pemberdayaan Internal.
Nomor 60 Tahun XII Desember 2009
Download