L A P O R A N U TA M A URGENSI PENGEMBANGAN ICT DAN WEB DI DEPARTEMEN AGAMA Oleh: Masyhuri.AM *) Ruang Data Center Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Departemen Agama. Saat ini teknologi telekomunikasi berkembang sangat cepat, menghadirkan berbagai bentuk teknologi dan kecanggihannya. Persaingan ketat terjadi antara 2 teknologi komunikasi yang dikenal dengan selular dan FWA (fixed Wireless Access). B etapa besar manfaat IT bagi kehidupan hampir semua pihak bisa dipastikan akan mengakui hal itu. Betapa besar manfaat komputasi dan manfaat berbagi informasi untuk kemaslahatan bersama.Bagi masyarakat moderen hal itu tidak terbantahkan lagi. Salah satu indikasi masyarakat yang berbudaya dan berperadaban antara lain adalah menjadikan Ikhlas BERAMAL, ”berbagi informasi” merupakan ”common sense” (kesadaran bersama) dan menjadi kebutuhan bersama. ”Well inform” menjadi visi dalam memberikan pelayanan publik. Kecanggihan komputasi dirasakan sangat besar manfaatnya dalam memberikan pelayanan publik khususnya di bidang informasi. Perkembangan kemajuan teknologi Telekomunikasi dan Informatika (Telematika) mengubah cara hidup kita, baik terhadap cara berkomunikasi, belajar, bekerja dan berbisnis. Era informasi memberikan ruang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisir segala kegiatan melalui cara yang inovatif, instan, transparan, akurat, tepat, dan cepat, oleh sebab itu maka penguasaan teknologi informasi merupakan suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh suatu bangsa. Sayangnya manfaat-manfaat IT yang demikian canggih itu masih dalam tahap potensi di tengah masyarakat kita. Siapapun yang sehari-harinya bergelut dengan internet, bisa berbagi informasi dan bertukar pikiran. Bahkan melalui internet ini dijadikan sebagai kantor, atau warung, dan tempat belanja. Pertanyaannya adalah: Sudah seberapa jauh Instansi Departemen Agama atau aparat jajarannya telah memanfaatkan Nomor 60 Tahun XII Desember 2009 7 L A P O R A N U T ALAPORAN M AUTAMA kecanggihan peralatan tersebut? Padahal dari sudut teknologi informasi, internet jauh lebih mudah dibanding radio, TV atau media cetak. Keberadaan web site ini dasar fundamental di seluruh unit kerja lingkungan Depar temen Agama untuk merealisasikan kinerja berbasis elektronik, mendorong terwujudnya e-government dan good governance. Contoh sederhana adalah bahwa Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PINMAS) telah membuatkan alamat-alamat email untuk seluruh pejabat eselon I dan II baik Pusat maupun Daerah, namun dalam prakteknya yang memanfaatkan forum milis di internet untuk bertukarpikiran, sambung rasa dan berencana secara terpadu, nampaknya masih belum optimal. Jangankan untuk daerah, kalangan di tingkat Pusatpun masih minim. Dalam pemantauan PINMAS yang memanfaatkan forum milis tersebut tidak lebih dari sepuluh prosen. Masih cukup jauh dari yang diharapkan. Perkembangan Teknologi Komunikasi Saat ini teknologi telekomunikasi berkembang sangat cepat, menghadirkan berbagai bentuk teknologi dan kecanggihannya. Persaingan ketat terjadi antara 2 teknologi komunikasi yang dikenal dengan selular dan FWA (fixed Wireless Access). Pertengahan tahun 90an terjadi perkembangan teknologi komunikasi terutama teknologi selular dengan mengusung teknologi 1G (Generasi Pertama) yang menggunakan teknologi AMPS (Advance Mobile Phone System), dimana teknologi AMPS ini pertama kali dipergunakan oleh pihak militer di Amerika Serikat. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak lahirnya AMPS tersebut sudah terjadi perkembangan yang 8 Ikhlas BERAMAL, sangat pesat dengan berbagai penemuan atau inovasi teknologi komunikasi dan , akhir tahun 90 an muncullah teknologi 2G (Generasi Kedua). perbedaan utama dari teknologi G1 dan G2 adalah g1 masih menggunakan sistem Analog sedangkan G2 sudah menggunakan sistem Digital. Teknologi 2G dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu TDMA (time division multiple access) dan CDMA (code division multiple access). TDMA sendiri berkembang ke dalam beberapa versi, yaitu GSM di Eropa, IDEN di Amerika, PDC di Jepang. Sedangkan CDMA berkembang pesat di AS dan Kanada. Kemampuan mencolok teknologi 2G adalah tidak hanya dapat digunakan untuk telpon,(voice) tetapi juga untuk mengirim SMS (Short Message Service) yaitu mengirim pesan singkat dengan menggunakan text.Dengan adanya kehadiran teknologi generasi kedua, maka muncullah teknologi selular yg baru yaitu, GSM (Global System for Mobile communications) Suatu sistim komunikasi wireless 2G. Frekuensi yang dapat digunakan dalam GSM adalah 850Mhz, 900Mhz, 1800Mhz dan 1900Mhz. Generasi selular kedua yang mempebaharui generasi pertama dalam bidang teknologinya yaitu digital, yang pada teori dasarnya merupakan pembaharukan dalam bidang transfer data, contohnya adalah GSM (menggunakan protokol CSD, HSCSD, GPRS dan EDGE) dan cdma- Ruang Server Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Departemen Agama, Jakarta. Nomor 60 Tahun XII Desember 2009 L A P O R A N U T A LAPORAN M A UTAMA One.Dengan adanya teknologi Generasi Kedua ini membuat perkembangan teknologi semakin cepat dengan menghadirkan berbagi kelebihan/fitur yang ditawarkan teknologi generasi kedua ini selain mengirim SMS dan voice. Tapi semua kelebihan ini juga masih belum memuaskan para ahli untuk mengembangkan teknologi yang lebih bagus dengan segala kelebihannya dari teknologi terdahulu (generasi pertama dan kedua). Respon Pemerintah Kebijakan Pemerintah menjawab tantangan dan tuntutan tersebut dengan mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan E- government untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan berbasis elekronik guna meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kepada publik/ masyarakat secara efektif dan efisien. Selanjutnya masing-masing instansi/lembaga pemerintah untuk mengambil langkah berdasarkan tugas,fungsi dan kewenangan (tusiwen) masingmasing. Adapun bagi Departemen Agama berdasarkan Keputusan Menteri Agama No.137 Tahun 2003,selanjutnya PINMAS, mengambil langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menata Sistem Informasi Keagamaan 2. Memfasilitasi Pengembangan dan Penyelenggaraan SIDA Pusat & Daerah 3. Menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data/informasi Keagamaan 4. Mengembangkan SDM pengelola data/info dan pemanfaatan teknologi serta pengembangan jaring bank data. Dalam hal ini yang dimaksud dengan menata system informasi Keagamaan adalah: a.Penyusunan aturan pemanfatan TI di Departemen agama,dan pengumpulan, pengolahan data/informasi keagamaan menggunakan instrumen aplikasi yang terintegrasi; b.Penyusunan database keagamaan secara nasional; c. Penyusunan prosedur komunikasi data. Adapun yang dimaksud dengan fasilitasi sebagaimana pada butir (2) adalah: a.Pengembangan Sistem Informasi diDepartemen Agama; b.Pengolahan data/ informasi keagamaan Pusat dan daerah; c. Pengembangan SDM pengelola data Pusat dan Daerah; d.Pembuatan perangkat lunak)untuk pengolahan data/informasi Pusat & daerah. Respon Departemen Agama terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi Pimpinan Departemen Agama cukup tanggap dalam menangkap cepatnya perkembangan teknologi komunikasi tersebut. Wujud respon ini adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 yakni membentuk Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Departemen Agama yang salah satu fungsinya adalah mengembangkan jaringan informasi di Ikhlas BERAMAL, Nomor 60 Tahun XII Desember 2009 9 L A P O R A N U T ALAPORAN M AUTAMA lingkungan Departemen Agama. Namun demikian masih harus dibarengi dengan kesiapan SDM pengelola yang memahami konsep pengembangan TIK itu sendiri, karena didalam mengimplementasikan konsep tersebut tentunya membutuhkan sumber daya manusia/ aparatur yang diharapkan mampu mengelola secara baik Sistem Informasi yang berada di Departemen Agama. Hal lain yang perlu menjadi perhatian dan kesadaran bersama adalah ketersediaan biaya yang tidak tersebut dapat merubah kondisi pengelola informasi di lingkungan Departemen Agama kea rah lebih baik sehingga pelayanan, penyampaian data dan informasi keagamaan kepada masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, di sisi lain kinerja pegawai yang berbasis elekronik e-government akan terwujud. Sebagaimana umumnya lembaga pemerintahan dan lembaga swasta, Sistem Informasi dapat dikatakan sebagai “barang baru” dalam proses bisnis dan aktivitas. - - Ruang kontrol/ kendali server PINMAS di Lantai IV Gedung Dep. Agama Pusat. kecil pada tahap awal dibangunnya jaringan sistim informasi. Kondisi SDM baik secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan Departemen Agama sangat terbatas Solusi atas keterbatasan SDM tersebut adalah merancang pola rekruitmen pegawai dalam menyeleksi sarjana dibidang telematika, disamping peningkatan pelatihan dibidang teknologi informasi bagi pegawai yang ada sekarang dalam mengelola sistem informasi pada masing masing unit. Diharapkan usaha dan kebijakan 10 Ikhlas BERAMAL, Oleh karena itu ketidaksiapan SDM dan ketersediaan fasilitas / sarana prasarana merupakan sesuatu yang menjadi kendala yang wajar namun tetap harus dibenahi. Seperti yang kita ketahui bersama, dengan Inpres No. 3 Tahun 2003 disadari beberapa tantangan yang perlu diatasi pemerintah antara lain: - Selama ini pemerintah, khususnya Departemen Agama, masih menerapkan sistem dan proses kerja yang baku. Sistem dan proses kerja ini tidak Nomor 60 Tahun XII Desember 2009 - mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan dinamis yang terjadi. Oleh karena itu perlu ditanggapi dengan cepat dan tepat. Sistem dan proses kerja yang lebih dinamis untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi tidak terlepas dari kesiapan aparatur yang memanfaatkan teknologi tersebut. Sistem manajemen pemeritah selama in merupakan sistem hirarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang. Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam, maka perlu dikembangkan sistem manajemen modern dengan organisasi jaringan sehingga dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali. Perubahan ini tentu saja melibatkan persiapan kualitas aparatur yang lebih baik. T ingkat interaksi antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat masih terbatas, sedangkan partisipasi seluruh elemen tersebut merupakan prasyarat bagi pemerintahan yang baik. Sistem Informasi merupakan salah satu sarana untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas interaksi, dan ini kembali berpulang kepada kesiapan aparatur Dep. Agama untuk mengoperasikan dan bekerja dengan sistem informasi yang kini sedang berjalan Keberadaan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek memberikan banyak kemudahan bagi proses bermasyarakat termasuk pemerintah dan pembangunan. Pemerintah harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan L A P O R A N U T A LAPORAN M A UTAMA informasi serta pelayanan publik. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan atas informasi, maka peningkatan kemampuan aparatur mutlak perlu dilakukan dalam bidang jaringan, perangkat keras, perangkat lunak serta dukungan terhadap kegiatan operasionalnya. Pemilihan teknologi yang digunakan juga menjadi kendala tersendiri didalam meningkatkan kemampuan aparatur Depar temen Agama didalam memanfaatkan TIK . Tujuan pengembangan web di Departemen agama: Dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003 tentang “Penetapan Situs Web Departemen Agama www.depag. go.id yang dikelola PIKDA” dikembangkan situs web tersebut. Keberadaan web site ini dasar fundamental di seluruh unit kerja lingkungan Departemen Agama untuk merealisasikan kinerja berbasis elekronik, mendorong terwujudnya e-government dan good government. Diharapkan dengan web site ini penyampain informasi keagamaan akan terlaksana secara efisien, efektif, akurat dan terintegrasi, masyarakat dapat mengakses langsung web site Departemen Agama dan terlayani dengan cepat dalam memperoleh informasi ( khususnya informasi keagamaan ) Pembangunan web site Departemen Agama ( www.depag.go.id) bertujuan : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan informasi keagamaan. 2. Meningkatkan pengelolaan system jaringan informasi yang ada di lingkungan Departemen Agama. 3. Memenuhi tuntutan masyarakat terhadap informasi keagamaan secara akurat, tepat dan cepat Mewujudkan transpa- ransi informasi keagamaan 4. Mewujudkan transparansi informasi keagamaan 5. Meningkatkan publikasi dan sosialisasi berbagai kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan PENINGKATAN KUALITAS APARATUR Departemen Agama dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terus melakukan penambahan berbagai media pelayanan. Salah satu fasilitas layanan tersebut adalah dengan menyediakan jaringan informasi pendidikan agama dengan ditampilkannya data-data berbasis web. Dengan adanya pelayanan yang berbasis TIK diharapkan setiap aparatur mampu meningkatkan, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan mempunyai keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan operasional dalam rangka terwujudnya efektifitas dan efisien pekerjaan. Peningkatan kemampuan ini dapat mendukung sasaran-sasaran yang mencakup sebagai berikut : - Peningkatan produktivitas kerja ; - Efisiensi anggaran; - Peningkatan pengambilan keputusan; - Peningkatan layanan ke semua satuan kerja (Satker); - Pengembangan aplikasiaplikasi yang mudah digunakan. Didalam mengembangkan TIK di Departemen Agama, PINMAS masih melihat beberapa kekurangan yang harus segera dicari solusinya , antara lain : - Ketersediaan Aparatur pengelola yang masih sangat terbatas; - Teknologi informasi yang berkembang pesat belum diaplikasikan. Ikhlas BERAMAL, - Kurangnya training yang lebih aplikatif; - Ketersediaan anggaran yang memadai. - Belum menjadi tekad untuk menyatukan pengembangan TIK yang lebih efektif dan efisien. Tiga komponen utama yang menentukan kelangsungan dari sebuah sistem,yaitu: - Sumber Daya Manusia - Proses,dan - Teknologi Jika salah satu dari komponen tersebut lemah maka sistem tidak akan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan Departemen Agama kedepan sesuai dengan rancangan struktur organisasi, membutuhkan orang-orang dari berbagai disiplin ilmu yang secara garis besar, dapat digolongkan berdasarkan pohon keilmuan, yaitu : - Teknologi Informasi - Matematika/statistika - Ekonomi Manajemen - Komunikasi Selain itu, juga dibutuhkan orang-orang dengan kemampuan khusus terutama di bidang Teknologi Informasi sesuai dengan trend teknologi yang ada saat ini. Pada umumnya kemampuan khusus tersebut ditandai dengan sertifikasi yang dikeluarkan dari pihak yang mengeluarkan teknologi tersebut, seperti microsoft untuk software dan cisco untuk hardware dalam hal ini perangkat komunikasi jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia, maka dapat dilakukan 5 alternatif pilihan : - Mutasi dan rotasi Langkah ini dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya manusia yang ada yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan serta dimiliki Nomor 60 Tahun XII Desember 2009 11 L A P O R A N U T ALAPORAN M AUTAMA - - - - - - 12 oleh Departemen Agama baik di pusat maupun di daerah baik di internal unit Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan Departemen Agama atau unitunit lain. Pengembangan dari staf yang sudah ada Langkah ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Perekrutan baru Langkah ini dilakukan jika dianggap bahwa kedua langkah diatas tetap tidak dapat memberikan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Penggunaan jasa outsourcing Langkah ini dilakukan terutama untuk meminimalisasi resiko terutama yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang sedemikian cepat. Namun sebelum melakukan outsourcing harus ditentukan dahulu pekerjaan apa yang hendak di outsourcing dan telah dilakukan analisa resiko serta analisa biaya dan keuntungan. Campuran dari pilihan-pilihan di atas disesuaikan dengan kebutuhan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam persiapan, penggunaan dan implementasi TIK, pada lingkup Departemen Agama dan khususnya pada Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan masih dirasakan kurang. Kesenjangan ini diatasi dengan : Proses pembelajaran melalui pelatihan dan pendidikan (Diklat) TIK. Proses pembelajaran melalui Asistensi Harian yang dilakukan tim Konsultan. Ikhlas BERAMAL, Kedua hal di atas dilakukan dalam koridor dan arahan Pendidikan dan Pelatihan TIK yang telah digariskan pemerintah, khususnya oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Kominfo telah mengeluarkan Pedoman Umum Diklat TIK yang diharapkan dapat memberikan pedoman dalam hal pembuatan dan pelaksanaan Diklat. Keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan aparatur yang kompeten dalam memanfaatkan TIK. Inpres No. 3 Tahun 2003 menekankan bahwa keterbatasan sumber daya manusia merupakan salah satu penyebab berbagai inisiatif pengembangan e-Government belum terarah dengan baik. Isu tersebut juga muncul dalam lingkungan Departemen Agama, terutama dalam lingkup Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan Departemen Agama sendiri baru terbentuk pada tahun 2006, dengan berbagai komponen dari unit-unit kerja di seputar Departemen Agama. Tentu saja hal ini menimbulkan kendala tersendiri, dimana tim yang terlibat di dalam Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan diharapkan memiliki kemampuan TIK yang memadai. Oleh sebab itu, dalam rangka peningkatan kompetensi teknis staf Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan Departemen Agama dalam bidang TIK, dan jajaran staf di Departemen Agama pada umumnya, maka diperlukan program Pendidikan dan Pelatihan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) baik di tingkat Pusat, unit-unit kerja, Kantor Wilayah hingga Kantor Departemen Agama (Kandepag). Pada PP No.101 Tahun 2000 menyatakan bahwa pelaksanaan Diklat teknis dapat dilaksanakan secara berjenjang yang mana jenis dan jenjangnya ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan. Sejalan dengan Inpres No.3 Tahun 2003, Kominfo memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan kebutuhan penyelenggaraan diklat teknis TIK dan dalam hal ini bekerjasama dengan Pusat Informasi Keagamaan dan kehumasan Departemen Agama. *) Kepala Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (PINMAS) Pembinaan SDM (daerah) merupakan salah satu bentuk komitmen pemberdayaan Internal. Nomor 60 Tahun XII Desember 2009