BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of Art

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
State of Art
No Nama dan Teori
Metode
.
Hasil penelitian
judul
yang
penelitia
penelitian
digunaka
n
Perbandingan
penelitian
n
1.
Peran
Afdjani.H,
Teori
Metode
Hasil penelitian:
Dampak
yang
penelitia
Globalisasi
digunaka
n:
Globalisasi ternyata Production
telah
membawa Assistant
Media
n:
Metode
Terhadap
Dampak,
kualitatif
dan
Globalisas
mempengaruhi
Budaya
i,
selera
Indonesia,
Budaya.
Media,
nuansa budaya dan dalam
nilai
yang mempertahan
hidup
kan
kualitas
gaya program
masyarakat. D’Academy di
dan
adanya indosiar.
Journal
Dengan
Blcom Vol
media,
2 1-3, 2007
kian terbuka dengan
masyarakat
informasi
dan
Teori
yang
digunakan:
budaya baru yang
akan
mengubah
sikap
perilaku
masyarakat.
Teori
umum
dan
teori
khusus (tahapan
produksi
program tv dan
komunikasi
organisasi)
Metode
penelitian:
Metode
7
8
kualitatif
Teknik
pengumpulan
data:
Observasi
partisipan,
Wawancara
dengan nara
sumber, studi
pustaka.
Teknik analisis
data:
Triangulasi:
(open coding,
axial coding,
selective
coding).
2.
Sutopo,
Teori
Metode
Hasil penelitian:
Peran
Peranan
yang
penelitia
Komunikasi
Production
Teknologi
digunaka
n:
dijadikan
Komunikas
n:
Metode
sebagai Assistant
teknologi atau media dalam
Teori
kualitatif
yang
i Terhadap
Perubahan
Sosial,
Jurnal
Komunikasi
mempertahan
si,
kualitas
memunculkanperuba kan
han sosial karena program
Komunika
adanya
Komunika
si Massa,
informasi D’Academy di
indosiar.
dari masyarakat.
Massa Vol. Teknologi.
2 No.2,
Januari
Teori
yang
9
2009.
digunakan:
Teori
umum
dan
teori
khusus (tahapan
produksi
program tv dan
komunikasi
organisasi)
Metode
penelitian:
Metode
kualitatif
Teknik
pengumpulan
data:
Observasi
partisipan,
Wawancara
dengan nara
sumber, studi
pustaka.
Teknik analisis
data:
Triangulasi:
(open
coding,
axial
coding,
selective
10
coding).
3.
Arie S,
Teori
Metode
Hasil penelitian:
Peran
Kajian
yang
penelitia
Pendekatan
Production
Budaya
digunaka
n:
positivisik
n:
Metode
mendominasi
Kualitatif
ilmu sosial Budaya
menguraikan banyak mempertahan
kualitas
cara
untuk kan
dan politik dan
mendekati
vol. 6 no.2, Wacana
dalam
Kontempor
er
jurnal Kajian
November
Budaya
budaya.
yang Assistant
dan dalam
budaya program
kajian D’Academy di
indosiar.
2002.
Teori
yang
digunakan:
Teori
umum
dan
teori
khusus (tahapan
produksi
program tv dan
komunikasi
organisasi)
Metode
penelitian:
Metode
kualitatif
Teknik
pengumpulan
data:
Observasi
11
partisipan,
Wawancara
dengan nara
sumber, studi
pustaka.
Teknik analisis
data:
Triangulasi:
(open
coding,
axial
coding,
selective
coding).
4.
Metode
Hasil penelitian:
Peran
bennet and yang
yang
menjelaskan
Production
niki
digunaka
digunaka
mengenai
strange
n:
n:
(eds),
Teori
Metode
television
komunikas Kualitatif
James
as
Teori
new i,
teori
media.
komunikas
Durham,
i
oxford
media
journals
vol.
issue
massa,
massa, dan
53 televisi
4
televisi Assistant
sebagai media baru dalam
dan televisi dapat mempertahan
mendapatkan
kan
kualitas
dan program
mencapai khalayak D’Academy di
indosiar.
luas.
informasi
Teori
yang
digunakan:
p498-501,
Teori
2011.
dan
umum
teori
khusus (tahapan
produksi
program tv dan
komunikasi
12
organisasi)
Metode
penelitian:
Metode
kualitatif
Teknik
pengumpulan
data:
Observasi
partisipan,
Wawancara
dengan nara
sumber, studi
pustaka.
Teknik analisis
data:
Triangulasi:
(open
coding,
axial
coding,
selective
coding).
5.
Television
Teori
Metode
Hasil penelitian:
Peran
talent
yang
yang
memberikan
Production
shows
digunaka
digunaka
teach
n:
n:
pelajaran mengenai Assistant
ajang
pencarian dalam
recruiting
Recruiting
Metode
bakat
lessons,
,
talent kualitatif
televisi mempertahan
kualitas
menunjukkan bakat kan
di
13
altom team show,
vol.
30 television
issue
10
p22,
may
yang dimiliki oleh program
peserta.
D’Academy di
indosiar.
2009
Teori
yang
digunakan:
Teori
umum
dan
teori
khusus (tahapan
produksi
program tv dan
komunikasi
organisasi)
Metode
penelitian:
Metode
kualitatif
Teknik
pengumpulan
data:
Observasi
partisipan,
Wawancara
dengan nara
sumber, studi
pustaka.
Teknik analisis
14
data:
Triangulasi:
(open
coding,
axial
coding,
selective
coding).
2.2
Landasan Konseptual
A.
Teori Umum
2.2.1 Definisi Komunikasi
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi atau dalam
bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber
dari kata communisyang berarti sama, berarti sama makna. Jika dua orang terlibat
dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan
terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan mengenai makna apa yang
dipercakapkan (Effendy, 1999: 9).
Komunikasi dapat tercipta dengan baik apabila terjadi persamaan persepsi.
Menurut Edwin B. Flippo, komunikasi adalah kegiatan mendorong orang- orang lain
untuk menafsirkan suatu ide dengan cara yang diinginkan oleh si pembicara atau si
penulis (Moekijat, 2003: 3). Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memberikan
kesimpulan bahwa komunikasi adalah sebuah cara yang dilakukan oleh orang- orang
untuk mendapatkan sebuah informasi.Terry dan Franklin mengatakan komunikasi
adalah seni mengembangkan dan mendapatkan pengertian di antara orang- orang.
Komunikasi adalah proses menukar informasi dan perasaan diantara dua orang atau
lebih, dan penting bagi manajemen yang efektif.
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut berarti komunikasi
melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang
lain.
2.2.1.1 Konsep Komunikasi
15
Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Mulyana, 2009: 67), John R.
Wenburg dan William W. Wilmot, Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken,
setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi
sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai
transaksi.
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Komunikasi searah adalah komunikasi yang pada prosesnya hanya
melibatkan satu unsur komunikasi yaitu komunikator itu sendiri. Dalam
komunikasi satu arah ini tidak ada interaksi antar komunikator dengan
komunikasi sehingga tidak ada umpan balik atau feedback.
2. Komunikasi sebagai interaksi
Komunikasi sebagai interaksi bisa disebut juga dengan komunikasi dua
arah. Dalam komunikasi ini, komunikan dapat memberikan umpan balik
atau feedback kepada komunikator sebagai tanda pesan tersebut sudah
diterima. Komunikasi ini dirasa lebih efektif dibandingkan dengan
komunikasi satu arah.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain, terkadang tanpa disadari
kita mengikutsertakan gerakan anggota tubuh untuk mengirimkan pesan
non verbal. Gerakan- gerakan tersebut bisa berupa isyarat tangan, ekspresi
wajah, nada suara, dan sebagainya. Proses pengiriman pesan atau
penyandian tersebut bersifat spontan dan simultan.
2.2.1.2 Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah proses, pesan dapat tersampaikan atau tidak,
tergantung pada proses komunikasi yang terjadi. Proses komunikasi dapat diartikan
sebagai “transfer” informasi atau pesan- pesan (message) dari pengirim pesan
sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan tersebut bertujuan
(feedback) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua
belah pihak”(Ruslan, 2006:81). Proses komunikasi terjadi dalam dua tahap yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
16
Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna, dan sebagainya secara langsung dapat menerjemahkan
pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer
atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah
bahasa. Hal ini jelas karena bahasalah yang mampu menerjemahkan
pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu berbentuk ide, informasi,
atau opini baik mengenai hal atau peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang, melainkan pada waktu yang lalu yang akan datang).
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau saran sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama. Seseorang komunikator menggunakan
media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai
sasarannya berada ditempat yang relatif jauh dan komunikasn yang
banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan
masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi.
2.2.2 Definisi KomunikasiMassa
Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau
khalayak). Massa dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang
memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada
umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan feedback yang langsung,
tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri- ciri massa yaitu :
1. Jumlah besar
2. Antara individu, tidak ada hubungan/ organisatoris, dan
3. Memiliki latar belakang sosial yang berbeda
Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang lebih
detil tentang komunikasi massa. “First, mass communication is communication
17
addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the
audience include all people or everyone who reads or everyone who reads or
everyone who watches television; rather it means an audience that is large and
generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication
mediated by audio and or visual transmitter. Mass communication is perhaps most
easily and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines,
films, books, tapes” (Nurudin, 2007: 11-12).
Berbicara mengenai komunikasi massa, tentunya harus membicarakan media
massa, karena komunikasi massa hanya dapat berlangsung melalui media massa.
Bittner seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat mengatakan bahwa “komunikasi
massa adalah pesan- pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang” (Rakhmat: 2003: 188). Definisi ini memberikan batasan pada
komponen- komponen dari komunikasi massa. Komponen- komponen itu mencakup
adanya pesan- pesan, media massa (radio, televisi, film, dan media cetak), dan
kepada khalayak.
Berdasarkan batasan- batasan tersebut menjadi semakin jelas apa yang
dimaksud dengan komunikasi massa itu, dan Drs. Jalaludin Rakmat, M.Sc. telah
merangkumnya dalam suatu pengertian sebagai berikut: “Komunikasi massa
diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat” (Rakhmat, 2003 :178).
2.2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Untuk memperjelas mengenai definisi komunikasi massa, berikut merupakan
penjelasan karakteristik dari komunikasi massa adalah sebagai berikut: (Nurudin,
2007: 19-32)
1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan sebuah lembaga, lembaga
yang dimaksud adalah berupa sistem. Sistem adalah sekelompok orang,
pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan,
menuangkan ide, gagasan, symbol, lambang, menjadi pesan dalam membuat
keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama
lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Dalam sebuah
18
system ada istilah interdependensi, yang artinya ada komponen- komponen
yang
saling
berkaitan,
berinteraksi,
dan
berinterdependensi
secara
keseluruhan, sehingga tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak
bekerjanya unsur yang lain. Komunikator dalam komunikasi massa setidaktidaknya memiliki cirri sebagai berikut:
a. Kumpulan individu.
b. Dalam berkomunikasi individu- individu itu terbatasi perannya dengan
system dalam media massa.
c. Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan
atas nama pribadi.
d. Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai
keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
Kesimpulannya adalah bahwa wartawan, penulis naskah, produser,
ataupun pemilik modal bukanlah seorang komunikator, melainkan lembaga
media itu sendiri yang disebut dengan komunikator dalam komunikasi massa.
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen yang artinya
audience memiliki latar belakang yang beragam seperti pendidikan, umur,
jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, suku, hingga agama yang
berbeda- beda. Karakteristik audience komunikasi massa lebih jelasnya
dicirikan menurut Herbert Blumer sebagai berikut:
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen artinya, ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari
asalnya, maka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.
b. Berisi individu- individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.
Disamping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
3. Pesannya bersifat umum
19
Pesan- pesannya bersifat umum, dalam komunikasi massa ditujukan kepada
khalayak yang plural, bukan khusus untuk satu orang atau kelompok
masyarakat tertentu. Bahasa yang digunakan oleh media massa harus sebisa
mungkin menggunakan kata- kata popular atau umum, bukan kata- kata
ilmiah. Media massa juga harus memunculkan berbagai program ataupun
artikel yang umum dalam artian ada banyak ragam yang dimunculkan
sehingga dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Kenyataannya
sekarang, media- media massa yang ada sudah sangat spesifik terhadap target
audiencenya bukan lagi berorientasi menyajikan siaran yang dapat dinikmati
seluruh orang. Hal ini tidak menutup artian sifat umum dari pesan itu sendiri.
Jadi, walaupun sudah tersegmentasi audiencenya, tetap saja media tersebut
menyajikan berbagai macam konten siarannya. Maka hal inilah yang
dikatakan sebagai pesan komunikasi massa bersifat umum.
4. Komunikasi berlangsung satu arah
Komunikasi berlangsung satu arah, massa memiliki kelemahan yaitu hanya
berlangsung satu arah. Pada media cetak khususnya, pembaca tidak bisa
memberikan respons secara langsung kepada media tersebut, jikapun ada
respons tersebut sifatnya tertunda.
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan, khalayak komunikasi massa
merupakan sejumlah orang yang sangat besar atau dalam jumlah banyak. Ciri
komunikasi massa adalah keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir secara bersamaan. Dikatakan hampir secara bersamaan karena ada
perbedaan kecepatan dalam penyampaian pesan dari sebuah media massa.
Jika menonton televisi, mengakses internet, pesan yang kita terima bisa
dikatakan serempak. Namun pada media cetak khususnya koran harian,
keserempakan itu sulit terjadi dikarenakan oleh wilayah pendistribusian koran
tersebut. Pada masa sekarang hal itu sudah dapat jangkauan diatasi dengan
20
memakai System Cetak Jarak Jauh (SCJJ), dengan SCJJ kantor pusat
mengirimkan materi secara online sehingga keesokan paginya koran dapat
dicetak hingga akhirnya dibaca secara serempak oleh para pembaca.
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis, satelit merupakan
peralatan teknis yang dibutuhkan oleh media elektronik untuk menyebarkan
pesan. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan atau bersifat mutlak
yang dibutuhkan oleh media massa agar proses pemancaran atau penyebaran
pesannya bisa lebih cepat dan serentak. Radio, televisi, dan internet
merupakan media massa yang sangat bergantung kepada peran pemancar.
Jika tidak ada pemancar, maka tidaklah mungkin bagi radio, televisi, dan
internet untuk melakukan siaran maupun menyebarkan informasi kepada
seluruh penggunanya atau khalayak di dunia.
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang
harus dimiliki media dalam komunikasi massa. Gatekeeper atau yang biasa
disebut dengan penapis informasi adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Fungsi gatekeeper adalah
sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan dan menganalisis
pesan- pesan. Pada media massa, gatekeeper kita kenal sebagai reporter,
editor film/ surat kabar/ buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik,
cameraman, sutradara, hingga lembaga sensor. Semakin kompleks system
media yang dimiliki, semakin banyak pula gatekeeping yang dilakukan.
2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi Komunikasi Massa, dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran
televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan- pesannya. Karena itu, tidak
mengherankan kalau khalayak atau penontonnya duduk berjam- jam di depan
televisi. Karena hal itu juga televise bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap
dan perilaku, dan sekaligus perubahan pola berpikir masyarakat.
21
Fungsi media massa televisi, menurut seorang ahli komunikasi Dr. Harold D.
Lasswell (1975) melihat fungsi utama media massa sebagai berikut:
1. The Surveillance of the environment
Media massa mempunyai fungsi sebagai pengamat lingkungan, atau dalam
bahasa sederhana, sebagai pemberi informasi tentang hal- hal yang berada di
luar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas.
2. The correlation of the parts of society in responding to the environment
Media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan interperetasi
dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah melakukan seleksi
mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan. Pemilihan dilakukan
oleh editor, reporter, redaktur yang mengatur dan mengelola media massa.
3. The transmission of the social heritage from one generation to the next
Media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial
budaya dari satu generasi ke generasi lainnya.
Dari ketiga fungsi utama diatas, seperti yang diketengahkan oleh Lasswell
tersebut, Charles R. Wright (1975), dalam bukunya Mass Communication A
Sociological Persepective, fungsi media massa dinyatakan sebagai “Communicative
acts primarily intended for amusement irrespective of any instrumental effects they
might have”. Media massa mempunyai fungsi hiburan, karena fungsi hiburan inilah
orang membaca surat kabar, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Wilbur
Schramm (1975) melihat fungsi media massa sebagai sarana promosi atau iklan. “to
sell goods for us”
Fungsi komunikasi massa (Alexis S. Tan)
No. Tujuan Komunikator (Penjaga Tujuan Komunikan (Menyesuaikan diri
1.
Sistem)
pada system pemuasan kebutuhan)
Memberi informasi
Mempelajari
memahami
ancaman
dan
lingkungan,
peluang,
menguji
kenyataan, meraih keputusan.
2.
Mendidik
Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
yang
berguna
memfungsikan
dirinya
22
secara
efektif
dalam
masyarakatnya,
mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok
agar diterima dalam masyarakat.
3.
Mempersuasi
Memberi keputusan, mengadopsi nilai,
tingkah laku, dan aturan yang cocok agar
diterima dalam masyarakatnya.
4.
Menyenangkan,
memuaskan Menggembirakan,
kebutuhan komunikan
saraf,
menghibur,
mengendorkan
dan
urat
mengalihkan
perhatian dari masalah yang dihadapi.
Dari semua definisi yang telah dikemukakan, dapat diberi kesimpulan bahwa
fungsi media massa adalah:
1. Sebagai media berita dan penerangan
2. Sebagai media pendidikan
3. Sebagai media hiburan
4. Sebagai media promosi
2.2.3 Media Massa
Media massa merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi
massa seperti pers (arti sempit) seperti surat kabar, sedangkan (arti luas) seperti
media pemberitahuan, media- media cetak pada umumnya : (majalah, jurnal), untuk
media elektronik yaitu : (radio, televisi, bioskop) yang mampu menjangkau
masyarakat luas (Jeffkins, 2004: 420).
Bentuk- bentuk media massa terbagi atas tiga bagian utama yaitu, media
cetak, media elektronik, dan media luar ruang (Angipora, 1999: 346). Berikut,
penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Media cetak
23
Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesanpesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian
informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata,
gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi
utama adalah memberikan informasi atau menghibur. Media cetak
merupakan suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan
rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam
bentuk kata-kata, gambar, foto, dan lain- lain.
b. Media elektronik
Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang
menggunakan alat- alat elektronik terdiri dari:
1. Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling luwes.
Keunggulan radio siaran ini adalah berada di mana saja: di tempat
tidur (saat orang akan tidur atau bangun dari tempat tidur), di dapur,
di dalam mobil, dan lain- lain. Apabila surat kabar memperoleh
julukan sebagai kekuatan ke empat, maka radio mendapatkan julukan
kekuatan kelima, dikarenakan radio siaran juga dapat melakukan
kontrol sosial seperti surat kabar, disamping empat fungsi lainnya
yakni: memberikan informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan
persuasi (Elvinaro, 2004: 115).
2. Televisi
Televisi adalah media massa yang menggunakan alat- alat elektronis
dengan memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para
penonton di rumah- rumah tak mungkin menangkap siaran televisi,
kalau tidak ada unsur- unsur radio, dan tak mungkin dapat melihatlihat gambar yang bergerak pada layar televisi, jika tidak ada unsurunsur film. (Effendy, 2000: 124).
2.2.4 Definisi Televisi
24
Televisi kalau diartikan secara cepat yakni “melihat jauh”, namun pengertian
tersebut terlalu sederhana karena sebenarnya ada dua bagian utama yaitu pemancar
televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal- sinyal gambar dengan
sinyal suara sehingga sinyal- sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi
pada jarak yang cukup jauh.
Televisi penerima yang menangkap sinyal- sinyal tersebut dan merubah
kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televise tadi dapat dilihat dan
didengar seperti keadaan aslinya. Maka secara mudah diterjemahkan pesawat televisi
adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang
jauh. (Setyobudi, 2012:8)
Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling
fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak dan
radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh
masyarakat di mana pun di dunia ini. Menurut DeFleur dan Dennis (1985), 98%
rumah tangga di Amerika Serikat memiliki pesawat tv, dan bahkan 50%
di
antaranya memiliki lebih dari satu pesawat. (Badjuri, 2011:11)
Sebagai media massa yang tumbuh belakangan, dan merupakan konvergensi
dari media radio, surat kabar, industri musik, pertunjukkan panggung, dan
sebagainya, televisi memiliki kekuatan yang sangat besar dibanding jenis media
massa lain. Meskipun teknologi internet berbagai kelebihannya, namun sampai saat
ini internet belum mampu menggeser dominasi televisi. (Badjuri, 2010:14)
Televisi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis media
lainnya yang mencakup daya jangkau luas, selektivitas, dan fleksibilitas, fokus
perhatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu. (Morissan, 2010:240)
2.2.4.1 Sejarah Televisi
Awal mula siaran televisi di dunia dimulai pada tahun 1924, namun di
Indonesia siaran televisi pertama kali dimulai pada tahun 1962 untuk mempersiapkan
liputan pada Pesta Olahraga Asia (ASIAN GAMES) di Jakarta yang diadakan tahun
1964. Saat itu masyarakat Indonesia amatlah terpukau dengan siaran televisi
meskipun hanya siaran televisi hitam putih. Boomingnya televisi dimulai pada tahun
1992 pada saat RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder.
25
Saat ini di Indonesia bagaimana pun canggih dan hebatnya sebuah stasiun tv
tidak bisa lepas dari TVRI sebagai cikal bakal penyiaran televisi Indonesia. Tahun
1961 TVRI diputuskan sebagai media pemerintah pertama kali walaupun disaat itu
Indonesia masih tergolong muda dan baru dari kemerdekaannya.
Konsep televisi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah
“sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau
melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan
bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas
cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat di dengar” (Moeliono, 2001: 1162).
Dari penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa, televisi adalah system
penyiaran yang disertai dengan gambar suatu obyek yang bergerak dan disertai
dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat
mengubahnya dengan berkas- berkas cahaya dapat dilihat dan didengar.
2.2.4.2 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi, peran media massa penyiaran sangat menonjol, hal ini
karena media massa penyiaran, terutama media massa televisi mempunyai ciri- ciri
sebagai berikut (Darwanto, 2007: 42- 44):
a. Keserempakan
Dalam waktu yang relative sama, khalayak di mana pun berada dapat
menerima informasi dari media yang bersangkutan, berlaku bagi media massa
elektronik, sedangkan media cetak, masalah teknis, keserempakan tidak dapat
terjadi. Ciri media massa adalah kemampuannya menyampaikan informasi
sedini mungkin kepada khalayak. Karena itu mengapa radio dan televisi sejak
ditemukan pertama kali, dapat dengan cepat siarannya berkembang.
b. Mampu meliput daerah yang tidak terbatas
Media massa elektronik dapat meliput dan mampu menembus ruang dan
waktu tanpa gangguan.
c. Bisa dimengerti yang buta huruf
26
Kelebihan lain dari media massa elektronik, bisa dimengerti oleh mereka
yang buta huruf, mereka hanya dapat menggunakan daya fantasinya saja,
karena itu mereka tidak mengalami kesulitan saat menonton program
siarannya, sebab televisi di dalam susunan gambarnya telah mengubah bahasa
verbal menjadi bahasa gambar.
d. Bisa diterima mereka yang cacat tubuh
Media massa radio dan televisi saling mengisi kekurangan dan kelebihannya,
sehingga kekurangan masing- masing dapat diatasi, sehingga dapat
dimanfaatkan mereka yang cacat tubuh pendengaran maupun pengelihatan.
2.2.4.3 Program Televisi
Program acara televisi menurut (Naratama, 2006: 63) adalah sebuah
perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan
kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang
disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Program televisi dibagi menjadi dua bagian, yakni program informasi dan
program hiburan. (Morissan, 2008:24-28)
1. Program informasi adalah program yang memberikan banyak informasi dan
memiliki rasa ingin tahu untuk menarik sebanyak mungkin audien. Program
informasi ini termasuk jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien, daya tarik dari
jenis program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada
audien.
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Berita keras (Hardnews)
Berita keras atau hardnews adalah segala informasi penting dan atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak
audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi menjadi ke dalam beberapa
bentuk yaitu:
27
1. Straightnews
Straightnews, berita langsung atau berita yang singkat dengan hanya
menyajikan informasi terpenting saja dengan mencakup 5W+1H
(who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa
yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terkait waktu (deadline)
karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan
kepada audien.
2. Feature
Feature, berita ringan namun menarik. Menarik disini yaitu informasi
yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya.
Berita ini dapat dikatakan sebagai softnews karena tidak terkait
dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang
dari lima menit) dan menjadi bagian dari program berita, maka feature
masuk ke dalam kategori hardnews.
3. Infotaintment
Infotaintment, berasal dari dua kata yaitu information yang berarti
informasi dan entertaintment berarti hiburan, namun infotaintment
bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan.
Infotaintment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai
kehidupan orang- orang yang dikenal masyarakat dan merupakan
salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus
segera ditayangkan.
b. Berita lunak (softnews)
Berita lunak atau softnews adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan.Program yang masuk dalam kategori
berita lunak ini adalah:
1. Current Affair
Current affair, “persoalan kekinian”. Current affair adalah program
yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan
mendalam. Dengan demikian current affair cukup terikat dengan
28
waktu dalam hal penayangan namun tidak seketat hardnews.
Batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat
perhatian khalayak, maka current affair dapat ditampilkan.
2. Magazine
Magazine, digunakan kerena topik atau tema yang disajikan mirip
dengan topik- topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah
(magazine) . Magazine adalah program yang menampilkan informasi
ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah
feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan
sendiri pada program tersendiri yang terpisah dari program berita.
3. Documenter
Documenter, program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran
dan pendidikan, namun disajikan dengan menarik. Misalnya program
documenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan
atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan atau sejarah suatu
masyarakat atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya.
4. Talkshow
Talkshow, atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu
atau beberapa orang untuk membahas topik tertentu yang dipandu
oleh seseorang pembawa orang untuk membahas topik yang
diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah
dibahas.
5. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan.
Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama,
permainan (game), musik dan pertunjukan.
2.2.4.4 Bentuk Acara Televisi
29
“Program acara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu program acara
siaran tidak langsung (recording), baik jenis drama dan non drama, serta program
acara langsung (live), baik berasal dari studio maupun luar studio yang dapat melalui
transmisi satelit atau microwave.” (Setyobudi, 2006:43)
Penyelenggaraan siaran stasiun televisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu
siaran jurnalistik dan siaran karya artistik. Karya siaran jurnalistik merupakan
produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi,
realitas atau peristiwa yang terjadi. Karya siaran artistik merupakan produksi acara
televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan
menjadi unggulan dan daya tarik acara semacam ini.
a. Jurnalistik
Jurnalistik atau jurnalisme (journalism) secara etimologis berasal dari kata
journal (Inggris) atau du jour (Prancis) yang berarti catatan harian atau
catatan mengenai kejadian sehari- hari atau bisa juga diartikan sebagai surat
kabar harian. Kata journal atau du jour itu sendiri berasal dari bahasa latin,
yaitu diunalis yang artinya ‘harian’ atau ‘tiap hari’. Jurnalistik didefinisikan
sebagai keterampilan atau kegiatan mengelola bahan berita mulai dari
peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada
masyarakat. Berikut yang merupakan karya jurnalistik adalah:
1. Berita aktual yang bersifat time concern
2. Berita nonaktual yang bersifat timeliness
3. Penjelasan yang bersifat actual atau sedang hangat-hangatnya, yang
tertuang dalam acara.
b. Artistik
Siaran artistik adalah semua acara siaran yang dalam proses produksinya
lebih menekankan pada aspek seni dan estetik dibandingkan pada faktualisasi
informasi. Dalam program yang sifatnya artistik, kepuasan khalayak
diupayakan yang menyajikan sesuatu yang baru, kreatif, variatif, unik,
spektakuler, dan meriah. Berikut yang merupakan karya artistik adalah:
1. Film
2. Sinetron
30
3. Pergelaran musik, tari, pantonim, lawak, sirkus, sulap, dan teater.
4. Acara keagamaan
5. Variety show
6. Kuis
7. Ilmu pengetahuan dan teknologi
8. Iklan
2.2.4.5 Format Program Televisi
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep
acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan
terbagi dalam berbagai criteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target
pemirsa acara tersebut.
Agar kita mempunyai gambaran yang jelas mengenai apakah yang dimaksud
format acara televisi tersebut, maka kita lihat skema format acara televisi dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu drama, nondrama, dan berita olah raga atau dikategorikan
menjadi fiksi, nonfiksi, dan news sport. (Naratama)
a. Program Drama
Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses
imajinasi kreatif dari kisah- kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan
dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah
kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah
adegan yang terdiri dari:
DRAMA PERCINTAAN
TRAGEDI
FILM
31
KOMEDI
LEGENDA
Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron
cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format
sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern,
sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduram, dan
sinetron yang dikembangakan dari cerita atau buku novel, cerita pendek, dan
sejarah (Soenarto, 2007: 62-63).
b. Program Non-Drama
Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses
pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari- hari tanpa harus
mengintepretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nonfiksi
bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya yang terdiri dari:
TALKSHOW
KONSER MUSIK
VARIETY SHOW
32
QUIZ/ TALENT SEARCH
Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu
cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis documenter
termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya,
bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan, dan kesenian
(Soernato, 2007: 62-63). Program non-drama ditelevisi menurut Sony Set
adalah acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan
reality show, talkshow, kuis, games, features, star talent search, audisi para
bintang, kombinasi program televisi, dan sebagainya menghiasi hari- hari kita
dengan wacana (Set, 2008: 20).
3.
Berita
Sebuah acara format televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dari
fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan
masyarakat sehari- hari dan memerlukan nilai- nilai factual dan actual yang
disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu, dimana dibutuhkan sifat
liputan yang independen, terdiri dari:
BERITA EKONOMI
LIPUTAN SIANG
LAPORAN OLAHRAGA
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti dapat simpulkan bahwa jika
dilihat dari jenisnya, program acara televisi terbagi menjadi program drama,
33
program non drama, dan program berita yang dapat disiarkan secara langsung
(live) dan tidak langsung (recording, tapping) dan dari studio atau di luar
studio.
2.2.5 Program Talent Show/ Talent Search
Talent Showatau ajang pencarian bakat yaitu wadah untuk pengaktualisasian
diri bagi kaum muda atau orang yang merasa memiliki kemampuan di bidang
tertentu, dimana dalam ajang tersebut seseorang dapat mengembangkan bakatnya.
Bidang – bidang dalam Talent Show beraneka ragam, seperti ajang tarik suara, ajang
menari, atau bahkan ajang multitalenta.Talent show lebih mempertunjukan bakat
yang dimiliki oleh peserta, dan sehingga peserta dapat termotivasi untuk melakukan
ketrampilannya dan meraih hadiah, piala, atau penghargaan.
Talent Show merupakan wadah untuk pengaktualisasi diri bagi kaum muda
atau orang yang merasa memiliki kemampuan di bidang tertentu. Banyak penyanyi
besar yang terlahir dari Talent Show membuat masayarakat selalu antusias untuk
mengikuti ajang tersebut. Popularitas Talent Show pun begitu besar di Indonesia,
bahkan beberapa ajang Talent Show mencapai popularitas dan kesuksesan yang
begitu luar biasa, seperti Indonesia Idol 2012 dan X Factor Indonesia. Talent Show
juga berpengaruh penting dalam Industri Musik Indonesia, karena dari sana lah
musik berkualitas tinggi terlahir.Programtalent show ini melibatkan beberapa orang
yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa bulan
untuk memenangkan suatu permainan. Talent show biasanya terdiri dari juri,
kontestan, dan presenter/ host.
Juri(Inggris:Judge; Belanda:Rechter) adalah sebuah dewan untuk menilai
atau menghakimi sesuatu atau seseorang. Sebuah dewan juri seringkali disusun
dalam sebuah pengadilan di beberapa Negara tertentu. Dalam sebuah pertandingan
sebuah tim juri juga bisa disusun untuk menilai prestasi para pesertaberdasarkan
uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa juri di program Dangdut Academy
memiliki juri- juri yang sangat kompeten di bidangmusik dangdut dengan
keahliannya masing- masing seperti Inul Daratista, Iis Dahlia, Rita Sugiarto, Zaskia
Gotik, Saipul Jamil, Beniqno.
34
Kontestan adalah Seorang peserta adalah seseorang yang mengambil bagian
dalam sebuah kompetisi, biasanya sebuah kompetisi profesional atau sebuah acara
permainan di televisi. Para peserta saling bersaing dikompetisi kemudian tersenggol,
di tahap akhir kompetisi hanya ada dinyatakan satu pemenang.
Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegangsebuah acara
tertentu. Kebaradaan host identik dengan acarayang dibawakannya. Kehadiran host
yang berkaraktermenjadi daya tarik sebuah acara. Program Dangdut Academy
menghadirkan d’t3rong sebagai host Dangdut Academy yang terdiri dari Irfan
Hakim, Rina Nose, dan Ramzi yang mampu mengubah suasana program Dangdut
Academy menjadi lebih ramai dan menarik penonton dengan semua jokes- jokes para
host (Wibowo, 2007)
2.2.6 Production Assistant
Production assistan atau pembantu produser, pada stasiun televisi yang
berskala nasional biasanya seorang produser acara akan dibantu oleh salah satu atau
beberapa orang asisten. Menurut (Morissan M.A. 2005: 84) mengenai asisten
produser adalah: “Tugas asisten produser antara lain membantu reporter
mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang
mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia
harus berangkat lagi untuk melaksanakan tugas berikutnya.
Menurut Naratama (2004: 55), asisten produser adalah seseorang yang
membantu produser dalam menjalankan tugasnya. Suprapto mengadaptasi Maxine K
dan Robert M. Reed mengenai perbedaan antara asisten produser dengan asisten
produksi secara struktur (2006: 50) bahwa “Asisten produser berada dibawah
produser, sedangkan Production assistant berada sejajar dengan produser”.
Jadi bisa dibedakan asisten produser banyak bertugas di dalam kantor dan
melakukan tugas- tugas yang berkaitan dengan form, surat, telepon, naskah, dan lainlain. Asisten produksi bertugas dilapangan saat proses produksi berlangsung. Namun
pembagian ini berkembang dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Production assistant adalah sebuah profesi penting dalam dunia broadcast.
Tanpa seorang Production assistant, produser- produser tidak bisa menjalankan
programnya dengan lancar, dan jika dilihat dari profesi ini, production assistant
35
adalah pembantu acara dan benar- benar sangat membantu. Production assistant bisa
dikatakan juga adalah asisten produser studio, sebelum produksi dimulai, Production
assistant mengikuti rencana apa yang produser inginkan, kemudian Production
assistant menyiapkan secara teknis, crew, dan alat, karna jika pekerjaan ini dilakukan
sendiri oleh produser, maka proses produksi tidaklah maksimal.
Orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran satu acara
televisi. Kedudukan suatu program terkait langsung dengan penampilan pada suatu
acara pada saat ditayangkan. Jika produser bekerja untuk mempersiapkan rundown
maka pengarah acara bekerja di controlroom, adalah orang- orang yang
melaksanakan rundown itu. Mereka yang bertanggung jawab membantu produser
menyiapkan pra produksi program, proses produksi sangat penting, hingga
pascaproduksi. Production assistant harus mengetahui bagaimana lampu studio itu
diarahkan, mengontrol durasi pada saat produksi, secara teknis peran production
assistant sangat mempengaruhi kualitas produksi program. (Mabruri, 2010: 38)
B. Teori Khusus
2.2.7 Tahapan Program Produksi Televisi
Pada umumnya dalam memproduksi sebuah program memiliki tiga tahap,
diantaranya : pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Teori yang digunakan pada
saat produksi berlangsung dapat diketahui dalam beberapa tahapan. Berikut tahapantahapan proses produksi adalah sebagai berikut (Fred Wibowo, 2007: 39):
a. Pra produksi
-
Penemuan ide
Menemukan ide dan gagasan, membuat riset dan menulis naskah atau
mengembangkan gagasan menjadi naskah sebuah riset.
-
Planning
Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan serta mempersiapkan
rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
(Morissan,
2008:130)
Adanya
penetapan
jangka
waktu
kerja,
36
menyempurnakan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew, estimasi
biaya, dan rencana alokasi.
-
Persiapan
Latihan para talent, pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan
yang digunakan.
b. Produksi
-
Organizing
Proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang
dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.(Morissan, 2008:142)
-
Actuating
Memberikan
pengaruh
(penggerak)
mencakup
usaha
untuk
mempengaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme
karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif
(Morissan, 2008: 154), proses ini mengarahkan motifasi anggota- anggota
organisasi untuk menuju kearah pencapaian tujuan organisasi,termasuk
menciptakan iklim yang mendukung, membimbing dan meneladani
anggota dalam melakukan pekerjaan.
-
Controlling
Suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan- tujuan organisasi atau
perusahaan sudah tercapai atau belum (Morissan, 2008: 159) untuk
mengetahui
bahwa
kegiatan
berjalan
tidak
baik
dan
terjadi
penyimpangan- penyimpangan dari rancangan semula. Maka diperlukan
koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini dikerjakan untuk
mengadakan peningkatan pada masa yang akan datang. Tahap ini
mencoba mewujudkan apa yang telah direncanakan dalam kertas dan
tulisan (shooting script).
c. Paska produksi
Executive producer, producer, tim creative, dan seluruh kru yang
bersangkutan dalam program acara mengevaluasi setiap program acara yang
37
sudah berlangsung. Tahap ini memiliki tiga langkah yang utama, yaitu editing
offline, editing online, dan mixing.
Menurut (Zettl, 2009:335) dalam bukunya yang berjudul Television
Production Handbook, proses produksi dibagi menjadi pra produksi,
produksi, dan pasca produksi yaitu:
1. Pra produksi
-
Memastikan jika seluruh studio telah siap dan tetap dalam keadaan tenang
-
Memastikan bahwa talent dan crew/ kru telah siap dan berada dalam
posisi masing- masing.
-
Memastikan bahwa monitor studio telah menampilkan gambar yang
benar.
-
Mengecek dan mereview rundown program acara dan memberitahu
kepada seluruh crew produksi jika ada perubahan rundown (Utterback,
2007:92).
-
Melakukan briefing talent dan crew (Zettl, 2009:335)
-
Menyiapkan intercom untuk berkomunikasi dengan control room dan
crew produksi (Utterback, 2007:92).
-
Mengkoordinasi talent dan crew untuk rehearsals (Zetttl, 2009: 335).
-
Install alat sebelum shooting dimulai biasanya 4-5 jam sebelum shooting
sudah selesai dan menyiapkan semua set yang akan digunakan.
-
Budget yang dikeluarkan selama proses shooting kurang lebih sekitar 45
juta.
2. Produksi
-
Lighting yang digunakan sesuai dengan standar studio seperti balkar,
parlight, follow spot dan efek
-
Install alat sebelum shooting dimulai biasanya 4-5 jam sebelum shooting
sudah selesai dan menyiapkan semua set yang akan digunakan.
-
Wardrobe ditentukan oleh produser apakah sesuai dengan tema yang
diangkat atau tidak, yang penting tidak terdapat flicker di kamera.
38
3. Pasca produksi
-
Melakukan evaluasi
-
Menahan talent dan crew sampai hasil syuting diperiksa (tapping/
recording).
-
Mengumumkan dan mempersiapkan jika diperluka retake (tapping/
recording).
-
Melepaskan (clearing) studio, baik crew maupun talent.
-
Mengembalikan peralatan dan perlengkapan yang digunakan ke kondisi
semula, dan mengucapkan terima kasih kepada bintang tamu, artis atau
talent dan mengantar keluar dari studio (Zettl, 2009:356).
-
Mengawasi jika ada masalah mengenai peralatan di studio atau barang
yang digunakan dilokasi (Zettl, 2009:356).
Dalam setiap memproduksi suatu program terdapat 3 tahap, diantaranya
menurut (Lamintang, 2012:51- 53):
1. Tahap Pra-Produksi
Pra- produksi adalah semua yang termasuk dari persiapan dan aktivitas
sebelum memulai kegiatan produksi. Dibagi dua tahap diantaranya, pada
tahap pertama adalah konsisten dalam segala kebutuhan aktivitas
produksi untuk menjadi ide konsep atau skrip. Pada tahap kedua adalah
segala kebutuhan detil produksi dari lokasi, kru, penggunaan kamera, dan
lain sebagainya.
a. Brain Storming (Membuat atau menentukan detail konsep bersamasama dengan Producer, Creative). Melakukan analisis script atau
scenario atau rundown berdasarkan konsep atau ide yang telah
disepakati.
b. Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi: kamera, lighting,
audio, dan perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program.
c. Koordinasi, melakukan koordinasi dengan seluruh crew pendukung
teknis yang meliputi Technical Director, Cameraman, Switcherman,
39
Audioman, Lightingman, menyangkut konsep acara dan kebutuhan
peralatan produksi.
d. Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan Producer dan
Creative.
2. Tahap Produksi
Produksi adalah
a. Eksekusi, membuat atau menentukan bloking kamera
b. Melakukan supervisi terhadap penataan set panggung, lighting,
kamera, audio, switcher, dan lain- lain.
c. Bersama- sama Technical Director memastikan kesiapan perangkat
teknis lainnya.
d. Memandu jalannya gladi bersih bersama Floor Director atau Floor
Manager.
e. Berkoordinasi dengan Producer dan tim kerja yang lain.
3. Tahap Pasca Produksi
a. Evaluasi, bersama Producer dan Crew pendukung teknis lainnya
melakukan evaluasi.
b. Editing, Mengikuti proses editing program (apabila dibutuhkan).
2.2.7.1 Manajemen Produksi
Studio, adalah tempat atau ruang atau sarana untuk melakukan
produksi acara. Studio televisi harus memiliki peralatan produksi televisi dan
dioperasikan oleh orang- orang yang tergabung dalam susunan kerabat kerja
produksi Studio Televisi dapat berupa ruang tertutup atau ruang
terbuka.Manajemen penyiaran, manajemen yang diterapkan dalam organisasi
penyiaran televisi, mengatur operasional produksi dan penyiaran dan
mengkoordinasikan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mencapai
tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran.
40
Menurut profesi bidang penyiaran, adalah sebagai berikut: Executive
Producer, mempunyai tugas sebagai orang yang memprakarsai ide dan modal
suatu acara. Producer, mempunyai tugas sebagai orang yang melaksanakan
ide dan gagasan dari executive producer dan biasanya seorang producer,
melaksanakannya dari awal hingga akhir program (pra- produksi, produksi,
pasca produksi). Production Assistant, orang yang mempunyai tugas untuk
membantu producer dalam melaksanan tugas produksi program. Programme
Director (Sutradara), bagian yang memiliki tugas bertanggung jawab atas
segala yang ada pada proses produksi. Writter, bertugas sebagai penulis
naskah pada program yang akan dilaksanakan. Audio Director (Soundman),
bagian yang mempunyai tanggung jawab atas segala Penanggung jawab
Audio pada suatu rangkaian produksi. Camera Person, profesi yang lebih
dikenal cameraman ini memiliki tanggung jawab yaitu bertugas untuk
merekam gambar atau menggambil gambar, agar gambar yang diambil dan
direkam saat produksi sesuai dengan harapan atau konsep produksi. Lighting
Director, Bagian yang mempunyai tanggung jawab atas segala penanggung
jawab cahaya. Gaffer, ahli tata cahaya. Art Director (Set Designer),
menentukan bagian ahli dekorasi/ properti yang dimana memiliki tugas untuk
membangun set produksi atau mencari segala hal yang menyangkut keperluan
produksi program. Tehnical Director, bagian yang mempunyai tanggung
jawab atas segala penanggung jawab teknik. (diesel/ genset, dan lain- lain).
Talent Coordinator, mempunyai tanggung jawab untuk mencari talent yang
sesuai dengan konsep/ ide produksi dan sekaligus mengatur talent agar bisa
melakukan tugas sesuai dengan yang direncanakan. Creative, bagian dari
produksi yang memiliki tugas bersama Excecutive Producer untuk mendesign
suatu program atau produksi acara sehingga menjadi menarik dan berbeda
dari tayangan yang sudah ada di stasiun televisi lain. Make Up dan
Wardrobe, memiliki tugas untuk mempersiapkan keperluan talent- talent
sesuai dengan konsep produksi program acara.
2.2.8 Teori Komunikasi Organisasi
Organisasi merupakan satu kumpulan atau system individual yang melalui
satu hirearki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang
41
ditetapkan. Komunikasi organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia
yang terjadi dalam konteks organisasi. Definisi komunikasi menurut Goldhaber,
komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang
sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain.
Komunikasi organisasi adalah salah satu bidang kajian ilmu komunikasi,
selalu menjadi fenomena yang senantiasa aktual untuk didiskusikan, sejalan dengan
semakin banyaknya tantangan dan persoalan organisasi itu sendiri. Komunikasi
organisasi, sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat dalam konteks
komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari
bahasa latin”communis” atau”common” dalam bahasa inggris yang berarti sama.
Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna,
“commonness” atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba
berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipasi lainnya. Kendala
utamadalam berkomunikasi adalah seringkali mempunyai makna yang berbeda
terhadap
lambang
yang
sama.
Oleh
karena
itu,
komunikasi seharusnya
dipertimbangkan sebagai aktivitas di mana tidak ada tindakan atau ungkapan yang
diberi makna secara penuh, kecuali diinterpretasikan oleh partisipan komunikasi
yang terlibat, pengertian komunikasi (Reardon, 1987).
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang
terjadi di antara individu- individu yang terjadi di dalam sebuah organisasi, baik
secara formal maupun informal. Komunikasi formal dilakukan dengan menggunakan
bahasa yang lebih baku serta lebih terikat system kerja sesuai hirearki yang ada
didalamnya. Komunikasi informal berlangsung lebih santai daripada komunikasi
formal, berikut penjelasannya adalah aliran informasi yang dapat terjadi di dalam
sebuah organisasi, yaitu (Drs. Mohammad Wahdi, 2011:9-10)
1. Arus informasi ke bawah
Dalam organisasi pada umumnya, keputusan dibuat dipuncak dan
kemudian
mengalir
ke
bawah
kepada
orang-
orang
yang
melaksanakannya. Arus informasi ke bawah ini mungkin terjadi dalam
pembicaraan biasa atau dalam wawancara formal antara seorang
supervisor dengan seorang karyawan, atau mungkin terjadi dalam rapat,
42
atau pada voice mail. Arus ke bawah juga terjadi lewat pesan tertulis
lewat email, memo, petunjuk pelatihan, laporan berkala, bulletin papan
pengumuman, dan pengarahan kebijakan.
2. Arus informasi ke atas
Arus informasi ini mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat
yang lebih tinngi. Arus informasi ke atas dilakukan untuk memecahkan
masalah dan membuat keputusan yang cerdas, atasan/ pimpinan harus
mempelajari apa yang terjadi dalam organisasi. Eksekutif juga tergantung
pada karyawan tingkat bawah yang menyediakan laporan akurat, tepat
waktu mengenai masalah, kecenderungan yang timbul, peluang
perbaikan, keluhan- keluhan dan kinerja.
3. Arus informasi horizontal
Merupakan komunikasi yang mengalir dari satu bagian ke bagian lain,
baik ke samping maupun diagonal. Arus informasi horizontal membantu
karyawan berbagi informasi dan mengkoordinasi tugas, dan ini amat
bermanfaat untuk menyelesaikan yang kompleks serta sulit.
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun social,
tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat
fungsi, yaitu: fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif, dan fungsi
integratif, berikut penjelasan dari keempat fungsi diatas:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan informasi,
maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
2. Fungsi regulatif
Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan- peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, alasan atau orang- orang
yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki
43
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Sikap
bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sangsi
c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin
sekaligus sebagai pribadi.
d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan- pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasif bawahannya daripada memberi perintah.
4. Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Terdapat
dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi (bulletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga, dan kegiatan lainnya. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
Fisher mengemukakan bahwa terdapat empat persepektif dalam memahami
fenomena komunikasi manusia, antara lain: (Rondonuwu, 2004)
1. Persepektif mekanistik
Persepektif ini menyatakan bahwa komponen komunikasi yang terpenting
adalah unsur penyampaian proses pesan dari titik satu k titik lainnnya, dan
unsur saluran. Tidak ada saluran maka tidak ada komunikasi. Penekanan pada
44
saluran menggambarkan bagaimana proses yang melibatkan komponen atau
fungsi seperti encoding, decoding, respons, noise sangta bergantung.
Implementasi persepektif ini sering kali tidak dapat diterima dalam
komunikasi interpersonal. Banyak skolar berpendapat bahwa komunikasi
interpersonal salah satu cirinya adalah dialogis, timbal balik atau dua arah.
Pada kenyataannya dalam konteks komunikasi interpersonal banyak juga
ditemukan kondisi yang sebaliknya.
2. Persepektif psikologis
Pada persepektif ini individu itu sendiri sebagai tempat terjadinya fenomena
komunikasi. Untuk memahami komunikasi interpersonal skolar komunikasi
banyak menggunakan teori dan metodologi penelitian yang berasal dari
persepektif psikologi. Untuk mencapai efektifitas komunikasi interpersonal
persoalan- persoalan seperti konsep diri, persepsi, cirri- cirri kepribadian,
serta sikap menjadi kajian utama dalam memahami proses tersebut.
3. Persepektif interaksional
Persepektif ini memberikan perhatiannya kepada peserta komunikasi dengan
menekankan pada nilai humanism dan juga mekanisme komunikasi yang
memungkinkan peserta untuk melakukan komunikasi dua arah (dialogis).
Dalam pandangannya, manusia perlu dihargai dengan memberinya kebebasan
untuk tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial. Dalam interaksi
inilah manusia saling berkomunikasi menggunaka lambang- lambang verbal
maupun nonverbal sebagai sarana untuk mengekspresikan pikiran, nilai,
perasaan serta perilakunya serta menggambil peran social untuk membentuk
kehidupan kolektifnya atau hidup bermasyarakat.
4. Persepektif pragmatic
Persepektif ini berpusat pada komunikasi manusia sebagai system perilaku,
artinya lebih memusatan fokusnya kepada pengolahan informasi pada tingkat
system yaitu perilaku yang nampak dalam fenomena komunikatif antar dua
atau lebih individu. Jadi keberadaan minimal dua orang inilah yang menjadi
pengamatan pragmatic sebagai system sosialnya.
45
2.3
Kerangka Pemikiran
PRODUCTION ASSISTANT
KOMUNIKASI
ORGANISASI
PRA- PRODUKSI
PRODUKSI
KUALITAS
PROGRAM
D’ACADEMY
PENONTON
PASCA- PRODUKSI
Download