BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 State of Art No Nama dan Teori Metode . Hasil penelitian judul yang penelitia penelitian digunaka n Perbandingan penelitian n 1. Peran Afdjani.H, Teori Metode Hasil penelitian: Dampak yang penelitia Globalisasi digunaka n: Globalisasi ternyata Production telah membawa Assistant Media n: Metode Terhadap Dampak, kualitatif dan Globalisas mempengaruhi Budaya i, selera Indonesia, Budaya. Media, nuansa budaya dan dalam nilai yang mempertahan hidup kan kualitas gaya program masyarakat. D’Academy di dan adanya indosiar. Journal Dengan Blcom Vol media, 2 1-3, 2007 kian terbuka dengan masyarakat informasi dan Teori yang digunakan: budaya baru yang akan mengubah sikap perilaku masyarakat. Teori umum dan teori khusus (tahapan produksi program tv dan komunikasi organisasi) Metode penelitian: Metode 7 8 kualitatif Teknik pengumpulan data: Observasi partisipan, Wawancara dengan nara sumber, studi pustaka. Teknik analisis data: Triangulasi: (open coding, axial coding, selective coding). 2. Sutopo, Teori Metode Hasil penelitian: Peran Peranan yang penelitia Komunikasi Production Teknologi digunaka n: dijadikan Komunikas n: Metode sebagai Assistant teknologi atau media dalam Teori kualitatif yang i Terhadap Perubahan Sosial, Jurnal Komunikasi mempertahan si, kualitas memunculkanperuba kan han sosial karena program Komunika adanya Komunika si Massa, informasi D’Academy di indosiar. dari masyarakat. Massa Vol. Teknologi. 2 No.2, Januari Teori yang 9 2009. digunakan: Teori umum dan teori khusus (tahapan produksi program tv dan komunikasi organisasi) Metode penelitian: Metode kualitatif Teknik pengumpulan data: Observasi partisipan, Wawancara dengan nara sumber, studi pustaka. Teknik analisis data: Triangulasi: (open coding, axial coding, selective 10 coding). 3. Arie S, Teori Metode Hasil penelitian: Peran Kajian yang penelitia Pendekatan Production Budaya digunaka n: positivisik n: Metode mendominasi Kualitatif ilmu sosial Budaya menguraikan banyak mempertahan kualitas cara untuk kan dan politik dan mendekati vol. 6 no.2, Wacana dalam Kontempor er jurnal Kajian November Budaya budaya. yang Assistant dan dalam budaya program kajian D’Academy di indosiar. 2002. Teori yang digunakan: Teori umum dan teori khusus (tahapan produksi program tv dan komunikasi organisasi) Metode penelitian: Metode kualitatif Teknik pengumpulan data: Observasi 11 partisipan, Wawancara dengan nara sumber, studi pustaka. Teknik analisis data: Triangulasi: (open coding, axial coding, selective coding). 4. Metode Hasil penelitian: Peran bennet and yang yang menjelaskan Production niki digunaka digunaka mengenai strange n: n: (eds), Teori Metode television komunikas Kualitatif James as Teori new i, teori media. komunikas Durham, i oxford media journals vol. issue massa, massa, dan 53 televisi 4 televisi Assistant sebagai media baru dalam dan televisi dapat mempertahan mendapatkan kan kualitas dan program mencapai khalayak D’Academy di indosiar. luas. informasi Teori yang digunakan: p498-501, Teori 2011. dan umum teori khusus (tahapan produksi program tv dan komunikasi 12 organisasi) Metode penelitian: Metode kualitatif Teknik pengumpulan data: Observasi partisipan, Wawancara dengan nara sumber, studi pustaka. Teknik analisis data: Triangulasi: (open coding, axial coding, selective coding). 5. Television Teori Metode Hasil penelitian: Peran talent yang yang memberikan Production shows digunaka digunaka teach n: n: pelajaran mengenai Assistant ajang pencarian dalam recruiting Recruiting Metode bakat lessons, , talent kualitatif televisi mempertahan kualitas menunjukkan bakat kan di 13 altom team show, vol. 30 television issue 10 p22, may yang dimiliki oleh program peserta. D’Academy di indosiar. 2009 Teori yang digunakan: Teori umum dan teori khusus (tahapan produksi program tv dan komunikasi organisasi) Metode penelitian: Metode kualitatif Teknik pengumpulan data: Observasi partisipan, Wawancara dengan nara sumber, studi pustaka. Teknik analisis 14 data: Triangulasi: (open coding, axial coding, selective coding). 2.2 Landasan Konseptual A. Teori Umum 2.2.1 Definisi Komunikasi Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communisyang berarti sama, berarti sama makna. Jika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan mengenai makna apa yang dipercakapkan (Effendy, 1999: 9). Komunikasi dapat tercipta dengan baik apabila terjadi persamaan persepsi. Menurut Edwin B. Flippo, komunikasi adalah kegiatan mendorong orang- orang lain untuk menafsirkan suatu ide dengan cara yang diinginkan oleh si pembicara atau si penulis (Moekijat, 2003: 3). Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memberikan kesimpulan bahwa komunikasi adalah sebuah cara yang dilakukan oleh orang- orang untuk mendapatkan sebuah informasi.Terry dan Franklin mengatakan komunikasi adalah seni mengembangkan dan mendapatkan pengertian di antara orang- orang. Komunikasi adalah proses menukar informasi dan perasaan diantara dua orang atau lebih, dan penting bagi manajemen yang efektif. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut berarti komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. 2.2.1.1 Konsep Komunikasi 15 Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Mulyana, 2009: 67), John R. Wenburg dan William W. Wilmot, Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Komunikasi searah adalah komunikasi yang pada prosesnya hanya melibatkan satu unsur komunikasi yaitu komunikator itu sendiri. Dalam komunikasi satu arah ini tidak ada interaksi antar komunikator dengan komunikasi sehingga tidak ada umpan balik atau feedback. 2. Komunikasi sebagai interaksi Komunikasi sebagai interaksi bisa disebut juga dengan komunikasi dua arah. Dalam komunikasi ini, komunikan dapat memberikan umpan balik atau feedback kepada komunikator sebagai tanda pesan tersebut sudah diterima. Komunikasi ini dirasa lebih efektif dibandingkan dengan komunikasi satu arah. 3. Komunikasi sebagai transaksi Ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain, terkadang tanpa disadari kita mengikutsertakan gerakan anggota tubuh untuk mengirimkan pesan non verbal. Gerakan- gerakan tersebut bisa berupa isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya. Proses pengiriman pesan atau penyandian tersebut bersifat spontan dan simultan. 2.2.1.2 Proses Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah proses, pesan dapat tersampaikan atau tidak, tergantung pada proses komunikasi yang terjadi. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer” informasi atau pesan- pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan sebagai komunikan tersebut bertujuan (feedback) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak”(Ruslan, 2006:81). Proses komunikasi terjadi dalam dua tahap yaitu: 1. Proses komunikasi secara primer 16 Proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Hal ini jelas karena bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu berbentuk ide, informasi, atau opini baik mengenai hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu yang akan datang). 2. Proses komunikasi secara sekunder Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau saran sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh dan komunikasn yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. 2.2.2 Definisi KomunikasiMassa Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak). Massa dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya, proses komunikasi massa tidak menghasilkan feedback yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri- ciri massa yaitu : 1. Jumlah besar 2. Antara individu, tidak ada hubungan/ organisatoris, dan 3. Memiliki latar belakang sosial yang berbeda Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang lebih detil tentang komunikasi massa. “First, mass communication is communication 17 addressed to masses, to an extremely large society. This does not mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films, books, tapes” (Nurudin, 2007: 11-12). Berbicara mengenai komunikasi massa, tentunya harus membicarakan media massa, karena komunikasi massa hanya dapat berlangsung melalui media massa. Bittner seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat mengatakan bahwa “komunikasi massa adalah pesan- pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang” (Rakhmat: 2003: 188). Definisi ini memberikan batasan pada komponen- komponen dari komunikasi massa. Komponen- komponen itu mencakup adanya pesan- pesan, media massa (radio, televisi, film, dan media cetak), dan kepada khalayak. Berdasarkan batasan- batasan tersebut menjadi semakin jelas apa yang dimaksud dengan komunikasi massa itu, dan Drs. Jalaludin Rakmat, M.Sc. telah merangkumnya dalam suatu pengertian sebagai berikut: “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat” (Rakhmat, 2003 :178). 2.2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa Untuk memperjelas mengenai definisi komunikasi massa, berikut merupakan penjelasan karakteristik dari komunikasi massa adalah sebagai berikut: (Nurudin, 2007: 19-32) 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa merupakan sebuah lembaga, lembaga yang dimaksud adalah berupa sistem. Sistem adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, symbol, lambang, menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Dalam sebuah 18 system ada istilah interdependensi, yang artinya ada komponen- komponen yang saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterdependensi secara keseluruhan, sehingga tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Komunikator dalam komunikasi massa setidaktidaknya memiliki cirri sebagai berikut: a. Kumpulan individu. b. Dalam berkomunikasi individu- individu itu terbatasi perannya dengan system dalam media massa. c. Pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi. d. Apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. Kesimpulannya adalah bahwa wartawan, penulis naskah, produser, ataupun pemilik modal bukanlah seorang komunikator, melainkan lembaga media itu sendiri yang disebut dengan komunikator dalam komunikasi massa. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen yang artinya audience memiliki latar belakang yang beragam seperti pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, suku, hingga agama yang berbeda- beda. Karakteristik audience komunikasi massa lebih jelasnya dicirikan menurut Herbert Blumer sebagai berikut: a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, maka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. b. Berisi individu- individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya bersifat umum 19 Pesan- pesannya bersifat umum, dalam komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang plural, bukan khusus untuk satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Bahasa yang digunakan oleh media massa harus sebisa mungkin menggunakan kata- kata popular atau umum, bukan kata- kata ilmiah. Media massa juga harus memunculkan berbagai program ataupun artikel yang umum dalam artian ada banyak ragam yang dimunculkan sehingga dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Kenyataannya sekarang, media- media massa yang ada sudah sangat spesifik terhadap target audiencenya bukan lagi berorientasi menyajikan siaran yang dapat dinikmati seluruh orang. Hal ini tidak menutup artian sifat umum dari pesan itu sendiri. Jadi, walaupun sudah tersegmentasi audiencenya, tetap saja media tersebut menyajikan berbagai macam konten siarannya. Maka hal inilah yang dikatakan sebagai pesan komunikasi massa bersifat umum. 4. Komunikasi berlangsung satu arah Komunikasi berlangsung satu arah, massa memiliki kelemahan yaitu hanya berlangsung satu arah. Pada media cetak khususnya, pembaca tidak bisa memberikan respons secara langsung kepada media tersebut, jikapun ada respons tersebut sifatnya tertunda. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Komunikasi massa menimbulkan keserempakan, khalayak komunikasi massa merupakan sejumlah orang yang sangat besar atau dalam jumlah banyak. Ciri komunikasi massa adalah keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir secara bersamaan. Dikatakan hampir secara bersamaan karena ada perbedaan kecepatan dalam penyampaian pesan dari sebuah media massa. Jika menonton televisi, mengakses internet, pesan yang kita terima bisa dikatakan serempak. Namun pada media cetak khususnya koran harian, keserempakan itu sulit terjadi dikarenakan oleh wilayah pendistribusian koran tersebut. Pada masa sekarang hal itu sudah dapat jangkauan diatasi dengan 20 memakai System Cetak Jarak Jauh (SCJJ), dengan SCJJ kantor pusat mengirimkan materi secara online sehingga keesokan paginya koran dapat dicetak hingga akhirnya dibaca secara serempak oleh para pembaca. 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis, satelit merupakan peralatan teknis yang dibutuhkan oleh media elektronik untuk menyebarkan pesan. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan atau bersifat mutlak yang dibutuhkan oleh media massa agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak. Radio, televisi, dan internet merupakan media massa yang sangat bergantung kepada peran pemancar. Jika tidak ada pemancar, maka tidaklah mungkin bagi radio, televisi, dan internet untuk melakukan siaran maupun menyebarkan informasi kepada seluruh penggunanya atau khalayak di dunia. 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dimiliki media dalam komunikasi massa. Gatekeeper atau yang biasa disebut dengan penapis informasi adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Fungsi gatekeeper adalah sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan dan menganalisis pesan- pesan. Pada media massa, gatekeeper kita kenal sebagai reporter, editor film/ surat kabar/ buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, cameraman, sutradara, hingga lembaga sensor. Semakin kompleks system media yang dimiliki, semakin banyak pula gatekeeping yang dilakukan. 2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi Komunikasi Massa, dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan- pesannya. Karena itu, tidak mengherankan kalau khalayak atau penontonnya duduk berjam- jam di depan televisi. Karena hal itu juga televise bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap dan perilaku, dan sekaligus perubahan pola berpikir masyarakat. 21 Fungsi media massa televisi, menurut seorang ahli komunikasi Dr. Harold D. Lasswell (1975) melihat fungsi utama media massa sebagai berikut: 1. The Surveillance of the environment Media massa mempunyai fungsi sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana, sebagai pemberi informasi tentang hal- hal yang berada di luar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas. 2. The correlation of the parts of society in responding to the environment Media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan interperetasi dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengatur dan mengelola media massa. 3. The transmission of the social heritage from one generation to the next Media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Dari ketiga fungsi utama diatas, seperti yang diketengahkan oleh Lasswell tersebut, Charles R. Wright (1975), dalam bukunya Mass Communication A Sociological Persepective, fungsi media massa dinyatakan sebagai “Communicative acts primarily intended for amusement irrespective of any instrumental effects they might have”. Media massa mempunyai fungsi hiburan, karena fungsi hiburan inilah orang membaca surat kabar, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Wilbur Schramm (1975) melihat fungsi media massa sebagai sarana promosi atau iklan. “to sell goods for us” Fungsi komunikasi massa (Alexis S. Tan) No. Tujuan Komunikator (Penjaga Tujuan Komunikan (Menyesuaikan diri 1. Sistem) pada system pemuasan kebutuhan) Memberi informasi Mempelajari memahami ancaman dan lingkungan, peluang, menguji kenyataan, meraih keputusan. 2. Mendidik Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna memfungsikan dirinya 22 secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat. 3. Mempersuasi Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya. 4. Menyenangkan, memuaskan Menggembirakan, kebutuhan komunikan saraf, menghibur, mengendorkan dan urat mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi. Dari semua definisi yang telah dikemukakan, dapat diberi kesimpulan bahwa fungsi media massa adalah: 1. Sebagai media berita dan penerangan 2. Sebagai media pendidikan 3. Sebagai media hiburan 4. Sebagai media promosi 2.2.3 Media Massa Media massa merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi massa seperti pers (arti sempit) seperti surat kabar, sedangkan (arti luas) seperti media pemberitahuan, media- media cetak pada umumnya : (majalah, jurnal), untuk media elektronik yaitu : (radio, televisi, bioskop) yang mampu menjangkau masyarakat luas (Jeffkins, 2004: 420). Bentuk- bentuk media massa terbagi atas tiga bagian utama yaitu, media cetak, media elektronik, dan media luar ruang (Angipora, 1999: 346). Berikut, penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Media cetak 23 Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesanpesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama adalah memberikan informasi atau menghibur. Media cetak merupakan suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan lain- lain. b. Media elektronik Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat- alat elektronik terdiri dari: 1. Radio Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling luwes. Keunggulan radio siaran ini adalah berada di mana saja: di tempat tidur (saat orang akan tidur atau bangun dari tempat tidur), di dapur, di dalam mobil, dan lain- lain. Apabila surat kabar memperoleh julukan sebagai kekuatan ke empat, maka radio mendapatkan julukan kekuatan kelima, dikarenakan radio siaran juga dapat melakukan kontrol sosial seperti surat kabar, disamping empat fungsi lainnya yakni: memberikan informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi (Elvinaro, 2004: 115). 2. Televisi Televisi adalah media massa yang menggunakan alat- alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton di rumah- rumah tak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak ada unsur- unsur radio, dan tak mungkin dapat melihatlihat gambar yang bergerak pada layar televisi, jika tidak ada unsurunsur film. (Effendy, 2000: 124). 2.2.4 Definisi Televisi 24 Televisi kalau diartikan secara cepat yakni “melihat jauh”, namun pengertian tersebut terlalu sederhana karena sebenarnya ada dua bagian utama yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal- sinyal gambar dengan sinyal suara sehingga sinyal- sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi pada jarak yang cukup jauh. Televisi penerima yang menangkap sinyal- sinyal tersebut dan merubah kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televise tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya. Maka secara mudah diterjemahkan pesawat televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. (Setyobudi, 2012:8) Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling fenomenal di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media massa cetak dan radio, namun pada akhirnya media televisilah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di mana pun di dunia ini. Menurut DeFleur dan Dennis (1985), 98% rumah tangga di Amerika Serikat memiliki pesawat tv, dan bahkan 50% di antaranya memiliki lebih dari satu pesawat. (Badjuri, 2011:11) Sebagai media massa yang tumbuh belakangan, dan merupakan konvergensi dari media radio, surat kabar, industri musik, pertunjukkan panggung, dan sebagainya, televisi memiliki kekuatan yang sangat besar dibanding jenis media massa lain. Meskipun teknologi internet berbagai kelebihannya, namun sampai saat ini internet belum mampu menggeser dominasi televisi. (Badjuri, 2010:14) Televisi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis media lainnya yang mencakup daya jangkau luas, selektivitas, dan fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan efek, prestise, serta waktu tertentu. (Morissan, 2010:240) 2.2.4.1 Sejarah Televisi Awal mula siaran televisi di dunia dimulai pada tahun 1924, namun di Indonesia siaran televisi pertama kali dimulai pada tahun 1962 untuk mempersiapkan liputan pada Pesta Olahraga Asia (ASIAN GAMES) di Jakarta yang diadakan tahun 1964. Saat itu masyarakat Indonesia amatlah terpukau dengan siaran televisi meskipun hanya siaran televisi hitam putih. Boomingnya televisi dimulai pada tahun 1992 pada saat RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder. 25 Saat ini di Indonesia bagaimana pun canggih dan hebatnya sebuah stasiun tv tidak bisa lepas dari TVRI sebagai cikal bakal penyiaran televisi Indonesia. Tahun 1961 TVRI diputuskan sebagai media pemerintah pertama kali walaupun disaat itu Indonesia masih tergolong muda dan baru dari kemerdekaannya. Konsep televisi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi adalah “sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat di dengar” (Moeliono, 2001: 1162). Dari penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa, televisi adalah system penyiaran yang disertai dengan gambar suatu obyek yang bergerak dan disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat mengubahnya dengan berkas- berkas cahaya dapat dilihat dan didengar. 2.2.4.2 Karakteristik Televisi Karakteristik televisi, peran media massa penyiaran sangat menonjol, hal ini karena media massa penyiaran, terutama media massa televisi mempunyai ciri- ciri sebagai berikut (Darwanto, 2007: 42- 44): a. Keserempakan Dalam waktu yang relative sama, khalayak di mana pun berada dapat menerima informasi dari media yang bersangkutan, berlaku bagi media massa elektronik, sedangkan media cetak, masalah teknis, keserempakan tidak dapat terjadi. Ciri media massa adalah kemampuannya menyampaikan informasi sedini mungkin kepada khalayak. Karena itu mengapa radio dan televisi sejak ditemukan pertama kali, dapat dengan cepat siarannya berkembang. b. Mampu meliput daerah yang tidak terbatas Media massa elektronik dapat meliput dan mampu menembus ruang dan waktu tanpa gangguan. c. Bisa dimengerti yang buta huruf 26 Kelebihan lain dari media massa elektronik, bisa dimengerti oleh mereka yang buta huruf, mereka hanya dapat menggunakan daya fantasinya saja, karena itu mereka tidak mengalami kesulitan saat menonton program siarannya, sebab televisi di dalam susunan gambarnya telah mengubah bahasa verbal menjadi bahasa gambar. d. Bisa diterima mereka yang cacat tubuh Media massa radio dan televisi saling mengisi kekurangan dan kelebihannya, sehingga kekurangan masing- masing dapat diatasi, sehingga dapat dimanfaatkan mereka yang cacat tubuh pendengaran maupun pengelihatan. 2.2.4.3 Program Televisi Program acara televisi menurut (Naratama, 2006: 63) adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Program televisi dibagi menjadi dua bagian, yakni program informasi dan program hiburan. (Morissan, 2008:24-28) 1. Program informasi adalah program yang memberikan banyak informasi dan memiliki rasa ingin tahu untuk menarik sebanyak mungkin audien. Program informasi ini termasuk jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien, daya tarik dari jenis program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Berita keras (Hardnews) Berita keras atau hardnews adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras dapat dibagi menjadi ke dalam beberapa bentuk yaitu: 27 1. Straightnews Straightnews, berita langsung atau berita yang singkat dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja dengan mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terkait waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien. 2. Feature Feature, berita ringan namun menarik. Menarik disini yaitu informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Berita ini dapat dikatakan sebagai softnews karena tidak terkait dengan waktu penayangan, namun karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan menjadi bagian dari program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hardnews. 3. Infotaintment Infotaintment, berasal dari dua kata yaitu information yang berarti informasi dan entertaintment berarti hiburan, namun infotaintment bukanlah berita hiburan atau berita yang memberikan hiburan. Infotaintment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang- orang yang dikenal masyarakat dan merupakan salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. b. Berita lunak (softnews) Berita lunak atau softnews adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.Program yang masuk dalam kategori berita lunak ini adalah: 1. Current Affair Current affair, “persoalan kekinian”. Current affair adalah program yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Dengan demikian current affair cukup terikat dengan 28 waktu dalam hal penayangan namun tidak seketat hardnews. Batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair dapat ditampilkan. 2. Magazine Magazine, digunakan kerena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik- topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine) . Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan sendiri pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. 3. Documenter Documenter, program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan, namun disajikan dengan menarik. Misalnya program documenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. 4. Talkshow Talkshow, atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas topik tertentu yang dipandu oleh seseorang pembawa orang untuk membahas topik yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. 5. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik dan pertunjukan. 2.2.4.4 Bentuk Acara Televisi 29 “Program acara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu program acara siaran tidak langsung (recording), baik jenis drama dan non drama, serta program acara langsung (live), baik berasal dari studio maupun luar studio yang dapat melalui transmisi satelit atau microwave.” (Setyobudi, 2006:43) Penyelenggaraan siaran stasiun televisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu siaran jurnalistik dan siaran karya artistik. Karya siaran jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi. Karya siaran artistik merupakan produksi acara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara semacam ini. a. Jurnalistik Jurnalistik atau jurnalisme (journalism) secara etimologis berasal dari kata journal (Inggris) atau du jour (Prancis) yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari- hari atau bisa juga diartikan sebagai surat kabar harian. Kata journal atau du jour itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu diunalis yang artinya ‘harian’ atau ‘tiap hari’. Jurnalistik didefinisikan sebagai keterampilan atau kegiatan mengelola bahan berita mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Berikut yang merupakan karya jurnalistik adalah: 1. Berita aktual yang bersifat time concern 2. Berita nonaktual yang bersifat timeliness 3. Penjelasan yang bersifat actual atau sedang hangat-hangatnya, yang tertuang dalam acara. b. Artistik Siaran artistik adalah semua acara siaran yang dalam proses produksinya lebih menekankan pada aspek seni dan estetik dibandingkan pada faktualisasi informasi. Dalam program yang sifatnya artistik, kepuasan khalayak diupayakan yang menyajikan sesuatu yang baru, kreatif, variatif, unik, spektakuler, dan meriah. Berikut yang merupakan karya artistik adalah: 1. Film 2. Sinetron 30 3. Pergelaran musik, tari, pantonim, lawak, sirkus, sulap, dan teater. 4. Acara keagamaan 5. Variety show 6. Kuis 7. Ilmu pengetahuan dan teknologi 8. Iklan 2.2.4.5 Format Program Televisi Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Agar kita mempunyai gambaran yang jelas mengenai apakah yang dimaksud format acara televisi tersebut, maka kita lihat skema format acara televisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu drama, nondrama, dan berita olah raga atau dikategorikan menjadi fiksi, nonfiksi, dan news sport. (Naratama) a. Program Drama Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah- kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan yang terdiri dari: DRAMA PERCINTAAN TRAGEDI FILM 31 KOMEDI LEGENDA Program siaran drama berisi cerita fiksi. Istilah ini juga disebut sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah: format sinetron yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama saduram, dan sinetron yang dikembangakan dari cerita atau buku novel, cerita pendek, dan sejarah (Soenarto, 2007: 62-63). b. Program Non-Drama Sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari- hari tanpa harus mengintepretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nonfiksi bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya yang terdiri dari: TALKSHOW KONSER MUSIK VARIETY SHOW 32 QUIZ/ TALENT SEARCH Program non-drama merupakan bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara non-drama diolah seperti apa adanya. Program jenis documenter termasuk program nondramatik ini bisa didapatkan dari keadaan senyatanya, bisa mengenai alam, budaya manusia, ilmu pengetahuan, dan kesenian (Soernato, 2007: 62-63). Program non-drama ditelevisi menurut Sony Set adalah acara terbanyak yang kita tonton selama hidup kita. Dari tayangan reality show, talkshow, kuis, games, features, star talent search, audisi para bintang, kombinasi program televisi, dan sebagainya menghiasi hari- hari kita dengan wacana (Set, 2008: 20). 3. Berita Sebuah acara format televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dari fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari- hari dan memerlukan nilai- nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu, dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen, terdiri dari: BERITA EKONOMI LIPUTAN SIANG LAPORAN OLAHRAGA Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti dapat simpulkan bahwa jika dilihat dari jenisnya, program acara televisi terbagi menjadi program drama, 33 program non drama, dan program berita yang dapat disiarkan secara langsung (live) dan tidak langsung (recording, tapping) dan dari studio atau di luar studio. 2.2.5 Program Talent Show/ Talent Search Talent Showatau ajang pencarian bakat yaitu wadah untuk pengaktualisasian diri bagi kaum muda atau orang yang merasa memiliki kemampuan di bidang tertentu, dimana dalam ajang tersebut seseorang dapat mengembangkan bakatnya. Bidang – bidang dalam Talent Show beraneka ragam, seperti ajang tarik suara, ajang menari, atau bahkan ajang multitalenta.Talent show lebih mempertunjukan bakat yang dimiliki oleh peserta, dan sehingga peserta dapat termotivasi untuk melakukan ketrampilannya dan meraih hadiah, piala, atau penghargaan. Talent Show merupakan wadah untuk pengaktualisasi diri bagi kaum muda atau orang yang merasa memiliki kemampuan di bidang tertentu. Banyak penyanyi besar yang terlahir dari Talent Show membuat masayarakat selalu antusias untuk mengikuti ajang tersebut. Popularitas Talent Show pun begitu besar di Indonesia, bahkan beberapa ajang Talent Show mencapai popularitas dan kesuksesan yang begitu luar biasa, seperti Indonesia Idol 2012 dan X Factor Indonesia. Talent Show juga berpengaruh penting dalam Industri Musik Indonesia, karena dari sana lah musik berkualitas tinggi terlahir.Programtalent show ini melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa bulan untuk memenangkan suatu permainan. Talent show biasanya terdiri dari juri, kontestan, dan presenter/ host. Juri(Inggris:Judge; Belanda:Rechter) adalah sebuah dewan untuk menilai atau menghakimi sesuatu atau seseorang. Sebuah dewan juri seringkali disusun dalam sebuah pengadilan di beberapa Negara tertentu. Dalam sebuah pertandingan sebuah tim juri juga bisa disusun untuk menilai prestasi para pesertaberdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa juri di program Dangdut Academy memiliki juri- juri yang sangat kompeten di bidangmusik dangdut dengan keahliannya masing- masing seperti Inul Daratista, Iis Dahlia, Rita Sugiarto, Zaskia Gotik, Saipul Jamil, Beniqno. 34 Kontestan adalah Seorang peserta adalah seseorang yang mengambil bagian dalam sebuah kompetisi, biasanya sebuah kompetisi profesional atau sebuah acara permainan di televisi. Para peserta saling bersaing dikompetisi kemudian tersenggol, di tahap akhir kompetisi hanya ada dinyatakan satu pemenang. Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegangsebuah acara tertentu. Kebaradaan host identik dengan acarayang dibawakannya. Kehadiran host yang berkaraktermenjadi daya tarik sebuah acara. Program Dangdut Academy menghadirkan d’t3rong sebagai host Dangdut Academy yang terdiri dari Irfan Hakim, Rina Nose, dan Ramzi yang mampu mengubah suasana program Dangdut Academy menjadi lebih ramai dan menarik penonton dengan semua jokes- jokes para host (Wibowo, 2007) 2.2.6 Production Assistant Production assistan atau pembantu produser, pada stasiun televisi yang berskala nasional biasanya seorang produser acara akan dibantu oleh salah satu atau beberapa orang asisten. Menurut (Morissan M.A. 2005: 84) mengenai asisten produser adalah: “Tugas asisten produser antara lain membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk melaksanakan tugas berikutnya. Menurut Naratama (2004: 55), asisten produser adalah seseorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya. Suprapto mengadaptasi Maxine K dan Robert M. Reed mengenai perbedaan antara asisten produser dengan asisten produksi secara struktur (2006: 50) bahwa “Asisten produser berada dibawah produser, sedangkan Production assistant berada sejajar dengan produser”. Jadi bisa dibedakan asisten produser banyak bertugas di dalam kantor dan melakukan tugas- tugas yang berkaitan dengan form, surat, telepon, naskah, dan lainlain. Asisten produksi bertugas dilapangan saat proses produksi berlangsung. Namun pembagian ini berkembang dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Production assistant adalah sebuah profesi penting dalam dunia broadcast. Tanpa seorang Production assistant, produser- produser tidak bisa menjalankan programnya dengan lancar, dan jika dilihat dari profesi ini, production assistant 35 adalah pembantu acara dan benar- benar sangat membantu. Production assistant bisa dikatakan juga adalah asisten produser studio, sebelum produksi dimulai, Production assistant mengikuti rencana apa yang produser inginkan, kemudian Production assistant menyiapkan secara teknis, crew, dan alat, karna jika pekerjaan ini dilakukan sendiri oleh produser, maka proses produksi tidaklah maksimal. Orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran satu acara televisi. Kedudukan suatu program terkait langsung dengan penampilan pada suatu acara pada saat ditayangkan. Jika produser bekerja untuk mempersiapkan rundown maka pengarah acara bekerja di controlroom, adalah orang- orang yang melaksanakan rundown itu. Mereka yang bertanggung jawab membantu produser menyiapkan pra produksi program, proses produksi sangat penting, hingga pascaproduksi. Production assistant harus mengetahui bagaimana lampu studio itu diarahkan, mengontrol durasi pada saat produksi, secara teknis peran production assistant sangat mempengaruhi kualitas produksi program. (Mabruri, 2010: 38) B. Teori Khusus 2.2.7 Tahapan Program Produksi Televisi Pada umumnya dalam memproduksi sebuah program memiliki tiga tahap, diantaranya : pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Teori yang digunakan pada saat produksi berlangsung dapat diketahui dalam beberapa tahapan. Berikut tahapantahapan proses produksi adalah sebagai berikut (Fred Wibowo, 2007: 39): a. Pra produksi - Penemuan ide Menemukan ide dan gagasan, membuat riset dan menulis naskah atau mengembangkan gagasan menjadi naskah sebuah riset. - Planning Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan serta mempersiapkan rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut (Morissan, 2008:130) Adanya penetapan jangka waktu kerja, 36 menyempurnakan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew, estimasi biaya, dan rencana alokasi. - Persiapan Latihan para talent, pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang digunakan. b. Produksi - Organizing Proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.(Morissan, 2008:142) - Actuating Memberikan pengaruh (penggerak) mencakup usaha untuk mempengaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif (Morissan, 2008: 154), proses ini mengarahkan motifasi anggota- anggota organisasi untuk menuju kearah pencapaian tujuan organisasi,termasuk menciptakan iklim yang mendukung, membimbing dan meneladani anggota dalam melakukan pekerjaan. - Controlling Suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan- tujuan organisasi atau perusahaan sudah tercapai atau belum (Morissan, 2008: 159) untuk mengetahui bahwa kegiatan berjalan tidak baik dan terjadi penyimpangan- penyimpangan dari rancangan semula. Maka diperlukan koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini dikerjakan untuk mengadakan peningkatan pada masa yang akan datang. Tahap ini mencoba mewujudkan apa yang telah direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script). c. Paska produksi Executive producer, producer, tim creative, dan seluruh kru yang bersangkutan dalam program acara mengevaluasi setiap program acara yang 37 sudah berlangsung. Tahap ini memiliki tiga langkah yang utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Menurut (Zettl, 2009:335) dalam bukunya yang berjudul Television Production Handbook, proses produksi dibagi menjadi pra produksi, produksi, dan pasca produksi yaitu: 1. Pra produksi - Memastikan jika seluruh studio telah siap dan tetap dalam keadaan tenang - Memastikan bahwa talent dan crew/ kru telah siap dan berada dalam posisi masing- masing. - Memastikan bahwa monitor studio telah menampilkan gambar yang benar. - Mengecek dan mereview rundown program acara dan memberitahu kepada seluruh crew produksi jika ada perubahan rundown (Utterback, 2007:92). - Melakukan briefing talent dan crew (Zettl, 2009:335) - Menyiapkan intercom untuk berkomunikasi dengan control room dan crew produksi (Utterback, 2007:92). - Mengkoordinasi talent dan crew untuk rehearsals (Zetttl, 2009: 335). - Install alat sebelum shooting dimulai biasanya 4-5 jam sebelum shooting sudah selesai dan menyiapkan semua set yang akan digunakan. - Budget yang dikeluarkan selama proses shooting kurang lebih sekitar 45 juta. 2. Produksi - Lighting yang digunakan sesuai dengan standar studio seperti balkar, parlight, follow spot dan efek - Install alat sebelum shooting dimulai biasanya 4-5 jam sebelum shooting sudah selesai dan menyiapkan semua set yang akan digunakan. - Wardrobe ditentukan oleh produser apakah sesuai dengan tema yang diangkat atau tidak, yang penting tidak terdapat flicker di kamera. 38 3. Pasca produksi - Melakukan evaluasi - Menahan talent dan crew sampai hasil syuting diperiksa (tapping/ recording). - Mengumumkan dan mempersiapkan jika diperluka retake (tapping/ recording). - Melepaskan (clearing) studio, baik crew maupun talent. - Mengembalikan peralatan dan perlengkapan yang digunakan ke kondisi semula, dan mengucapkan terima kasih kepada bintang tamu, artis atau talent dan mengantar keluar dari studio (Zettl, 2009:356). - Mengawasi jika ada masalah mengenai peralatan di studio atau barang yang digunakan dilokasi (Zettl, 2009:356). Dalam setiap memproduksi suatu program terdapat 3 tahap, diantaranya menurut (Lamintang, 2012:51- 53): 1. Tahap Pra-Produksi Pra- produksi adalah semua yang termasuk dari persiapan dan aktivitas sebelum memulai kegiatan produksi. Dibagi dua tahap diantaranya, pada tahap pertama adalah konsisten dalam segala kebutuhan aktivitas produksi untuk menjadi ide konsep atau skrip. Pada tahap kedua adalah segala kebutuhan detil produksi dari lokasi, kru, penggunaan kamera, dan lain sebagainya. a. Brain Storming (Membuat atau menentukan detail konsep bersamasama dengan Producer, Creative). Melakukan analisis script atau scenario atau rundown berdasarkan konsep atau ide yang telah disepakati. b. Menentukan peralatan pendukung teknis meliputi: kamera, lighting, audio, dan perangkat teknis lainnya sesuai dengan konsep program. c. Koordinasi, melakukan koordinasi dengan seluruh crew pendukung teknis yang meliputi Technical Director, Cameraman, Switcherman, 39 Audioman, Lightingman, menyangkut konsep acara dan kebutuhan peralatan produksi. d. Me-review kembali kebutuhan teknis produksi dengan Producer dan Creative. 2. Tahap Produksi Produksi adalah a. Eksekusi, membuat atau menentukan bloking kamera b. Melakukan supervisi terhadap penataan set panggung, lighting, kamera, audio, switcher, dan lain- lain. c. Bersama- sama Technical Director memastikan kesiapan perangkat teknis lainnya. d. Memandu jalannya gladi bersih bersama Floor Director atau Floor Manager. e. Berkoordinasi dengan Producer dan tim kerja yang lain. 3. Tahap Pasca Produksi a. Evaluasi, bersama Producer dan Crew pendukung teknis lainnya melakukan evaluasi. b. Editing, Mengikuti proses editing program (apabila dibutuhkan). 2.2.7.1 Manajemen Produksi Studio, adalah tempat atau ruang atau sarana untuk melakukan produksi acara. Studio televisi harus memiliki peralatan produksi televisi dan dioperasikan oleh orang- orang yang tergabung dalam susunan kerabat kerja produksi Studio Televisi dapat berupa ruang tertutup atau ruang terbuka.Manajemen penyiaran, manajemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran televisi, mengatur operasional produksi dan penyiaran dan mengkoordinasikan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mencapai tujuan bersama melalui penyelenggaraan siaran. 40 Menurut profesi bidang penyiaran, adalah sebagai berikut: Executive Producer, mempunyai tugas sebagai orang yang memprakarsai ide dan modal suatu acara. Producer, mempunyai tugas sebagai orang yang melaksanakan ide dan gagasan dari executive producer dan biasanya seorang producer, melaksanakannya dari awal hingga akhir program (pra- produksi, produksi, pasca produksi). Production Assistant, orang yang mempunyai tugas untuk membantu producer dalam melaksanan tugas produksi program. Programme Director (Sutradara), bagian yang memiliki tugas bertanggung jawab atas segala yang ada pada proses produksi. Writter, bertugas sebagai penulis naskah pada program yang akan dilaksanakan. Audio Director (Soundman), bagian yang mempunyai tanggung jawab atas segala Penanggung jawab Audio pada suatu rangkaian produksi. Camera Person, profesi yang lebih dikenal cameraman ini memiliki tanggung jawab yaitu bertugas untuk merekam gambar atau menggambil gambar, agar gambar yang diambil dan direkam saat produksi sesuai dengan harapan atau konsep produksi. Lighting Director, Bagian yang mempunyai tanggung jawab atas segala penanggung jawab cahaya. Gaffer, ahli tata cahaya. Art Director (Set Designer), menentukan bagian ahli dekorasi/ properti yang dimana memiliki tugas untuk membangun set produksi atau mencari segala hal yang menyangkut keperluan produksi program. Tehnical Director, bagian yang mempunyai tanggung jawab atas segala penanggung jawab teknik. (diesel/ genset, dan lain- lain). Talent Coordinator, mempunyai tanggung jawab untuk mencari talent yang sesuai dengan konsep/ ide produksi dan sekaligus mengatur talent agar bisa melakukan tugas sesuai dengan yang direncanakan. Creative, bagian dari produksi yang memiliki tugas bersama Excecutive Producer untuk mendesign suatu program atau produksi acara sehingga menjadi menarik dan berbeda dari tayangan yang sudah ada di stasiun televisi lain. Make Up dan Wardrobe, memiliki tugas untuk mempersiapkan keperluan talent- talent sesuai dengan konsep produksi program acara. 2.2.8 Teori Komunikasi Organisasi Organisasi merupakan satu kumpulan atau system individual yang melalui satu hirearki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang 41 ditetapkan. Komunikasi organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam konteks organisasi. Definisi komunikasi menurut Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain. Komunikasi organisasi adalah salah satu bidang kajian ilmu komunikasi, selalu menjadi fenomena yang senantiasa aktual untuk didiskusikan, sejalan dengan semakin banyaknya tantangan dan persoalan organisasi itu sendiri. Komunikasi organisasi, sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat dalam konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin”communis” atau”common” dalam bahasa inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness” atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan partisipasi lainnya. Kendala utamadalam berkomunikasi adalah seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan sebagai aktivitas di mana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali diinterpretasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat, pengertian komunikasi (Reardon, 1987). Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang terjadi di antara individu- individu yang terjadi di dalam sebuah organisasi, baik secara formal maupun informal. Komunikasi formal dilakukan dengan menggunakan bahasa yang lebih baku serta lebih terikat system kerja sesuai hirearki yang ada didalamnya. Komunikasi informal berlangsung lebih santai daripada komunikasi formal, berikut penjelasannya adalah aliran informasi yang dapat terjadi di dalam sebuah organisasi, yaitu (Drs. Mohammad Wahdi, 2011:9-10) 1. Arus informasi ke bawah Dalam organisasi pada umumnya, keputusan dibuat dipuncak dan kemudian mengalir ke bawah kepada orang- orang yang melaksanakannya. Arus informasi ke bawah ini mungkin terjadi dalam pembicaraan biasa atau dalam wawancara formal antara seorang supervisor dengan seorang karyawan, atau mungkin terjadi dalam rapat, 42 atau pada voice mail. Arus ke bawah juga terjadi lewat pesan tertulis lewat email, memo, petunjuk pelatihan, laporan berkala, bulletin papan pengumuman, dan pengarahan kebijakan. 2. Arus informasi ke atas Arus informasi ini mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinngi. Arus informasi ke atas dilakukan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang cerdas, atasan/ pimpinan harus mempelajari apa yang terjadi dalam organisasi. Eksekutif juga tergantung pada karyawan tingkat bawah yang menyediakan laporan akurat, tepat waktu mengenai masalah, kecenderungan yang timbul, peluang perbaikan, keluhan- keluhan dan kinerja. 3. Arus informasi horizontal Merupakan komunikasi yang mengalir dari satu bagian ke bagian lain, baik ke samping maupun diagonal. Arus informasi horizontal membantu karyawan berbagi informasi dan mengkoordinasi tugas, dan ini amat bermanfaat untuk menyelesaikan yang kompleks serta sulit. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun social, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu: fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif, dan fungsi integratif, berikut penjelasan dari keempat fungsi diatas: 1. Fungsi informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan informasi, maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. 2. Fungsi regulatif Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan- peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, alasan atau orang- orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki 43 kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: a. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sangsi c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi. d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan- pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3. Fungsi persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasif bawahannya daripada memberi perintah. 4. Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Terdapat dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi (bulletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, dan kegiatan lainnya. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Fisher mengemukakan bahwa terdapat empat persepektif dalam memahami fenomena komunikasi manusia, antara lain: (Rondonuwu, 2004) 1. Persepektif mekanistik Persepektif ini menyatakan bahwa komponen komunikasi yang terpenting adalah unsur penyampaian proses pesan dari titik satu k titik lainnnya, dan unsur saluran. Tidak ada saluran maka tidak ada komunikasi. Penekanan pada 44 saluran menggambarkan bagaimana proses yang melibatkan komponen atau fungsi seperti encoding, decoding, respons, noise sangta bergantung. Implementasi persepektif ini sering kali tidak dapat diterima dalam komunikasi interpersonal. Banyak skolar berpendapat bahwa komunikasi interpersonal salah satu cirinya adalah dialogis, timbal balik atau dua arah. Pada kenyataannya dalam konteks komunikasi interpersonal banyak juga ditemukan kondisi yang sebaliknya. 2. Persepektif psikologis Pada persepektif ini individu itu sendiri sebagai tempat terjadinya fenomena komunikasi. Untuk memahami komunikasi interpersonal skolar komunikasi banyak menggunakan teori dan metodologi penelitian yang berasal dari persepektif psikologi. Untuk mencapai efektifitas komunikasi interpersonal persoalan- persoalan seperti konsep diri, persepsi, cirri- cirri kepribadian, serta sikap menjadi kajian utama dalam memahami proses tersebut. 3. Persepektif interaksional Persepektif ini memberikan perhatiannya kepada peserta komunikasi dengan menekankan pada nilai humanism dan juga mekanisme komunikasi yang memungkinkan peserta untuk melakukan komunikasi dua arah (dialogis). Dalam pandangannya, manusia perlu dihargai dengan memberinya kebebasan untuk tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial. Dalam interaksi inilah manusia saling berkomunikasi menggunaka lambang- lambang verbal maupun nonverbal sebagai sarana untuk mengekspresikan pikiran, nilai, perasaan serta perilakunya serta menggambil peran social untuk membentuk kehidupan kolektifnya atau hidup bermasyarakat. 4. Persepektif pragmatic Persepektif ini berpusat pada komunikasi manusia sebagai system perilaku, artinya lebih memusatan fokusnya kepada pengolahan informasi pada tingkat system yaitu perilaku yang nampak dalam fenomena komunikatif antar dua atau lebih individu. Jadi keberadaan minimal dua orang inilah yang menjadi pengamatan pragmatic sebagai system sosialnya. 45 2.3 Kerangka Pemikiran PRODUCTION ASSISTANT KOMUNIKASI ORGANISASI PRA- PRODUKSI PRODUKSI KUALITAS PROGRAM D’ACADEMY PENONTON PASCA- PRODUKSI