BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan adanya komunikasi dan interaksi. Kebutuhan dan kreativitas manusia yang kompleks menghasilkan sebuah perangkat komunikasi yang terus berkembang dari masa ke masa. Jika untuk berkomunikasi dulu manusia menggunakan kertas sehingga orang jadi bisa berkomunikasi lewat surat. Hingga kini pada perkembangannya kertas dan surat kabar terus dipakai dan industri mediapun terus berkembang. Sebelum hadirnya teknologi seluler seperti sekarang ini, dahulu kita hanya mengenal radio dan televisi. Pada awal perkembangannya radio mungkin merupakan alat yang canggih pada zamannya, namun radio hanya bersifat satu arah saja hingga selanjutnya manusia menciptakan telepon. Teknologi telepon terus berkembang hingga munculnya telepon seluler yang sifatnya lebih mobile. Perkembangan media dan komunikasi terus mengalami perubahan yang sangat radikal hingga akhirnya kedua media ini bertemu. Dari dua teknologi tersebut muncul teknologi baru yang disebut internet. Saat ini internet terus masuk kedalam kehidupan manusia hampir di segala bidang. Keberadaan internet kini telah mengubah hampir semua tatanan kehidupan manusia, mulai dari berinteraksi, belajar, bekerja dan berbisnis. Kemudahan untuk berkomunikasi dan mencari informasi yang instan membuat kita semakin tidak bisa lepas dari internet. Sistem informasi dan teknologinya telah digunakan dibanyak sektor kehidupan, mulai dari perdagangan Universitas Sumatera Utara / bisnis (electronic commercele-commerce), pendidikan (electronic education), kesehatan (tele- medicine), telekarya, transportasi, industri, pariwisata, lingkungan sampai ke sektor hiburan. Teknologi informasi melingkupi sistem yang mengumpulkan (collect), meyimpan (store), memproses, memproduksi dan mengirimkan informasi dari dan ke industri ataupun masyarakat secara efektif dan cepat. Pemanfaatan informasi tentunya memerlukan perangkat yang menunjang dan memadai. Perangkat smartphone menjadikan informasi mudah diakses dan bersifat pribadi. Produsen smartphone khususnya tiga besar dunia yaitu Nokia dengan Communicatorr, RIM dengan Blackberry, dan Apple dengan iPhone tanpa henti terus berinovasi dalam merebutkan hati masyarakat dunia. Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh Perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM) yang merupakan korporasi di balik riuh rendahnya perbincangan masyarakat dunia akan Blackberry. RIM adalah perusahaan manufaktur, desain, dan pemasaran solusi perangkat nirkabel inovatif asal Kota Waterloo, Ontario, Kanada. Sejak awal berdiri RIM fokus dalam pengembangan peranti lunak, khususnya yang terkait jaringan nirkabel. Blackberry adalah perangkat genggam nirkabel yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon selular, sms, faksimili internet, menjelajah internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Berbagai fitur dan kemudahan yang diberikan Blackberry membuat penggunanya semakin efisien dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Pemberian nama Blackberry pada awalnya bukanlah Blackberry tetapi The Pocketlink. Namun ketika dikomersialkan berubah menjadi LeapFrog yang mengacu kecangggihan teknologi yang jauh melebihi kompetitornya. Ketika jajaran manajemen RIM masih merasa tidak puas Universitas Sumatera Utara dengan merek ini mereka membawanya ke konsultan merek ternama di Sausalito, California yakni Lexicon Branding Inc yang juga jadi konsultan merek Intel dan Apple. Seminggu di Lexicon, muncullah nama Blackberry. “Kami awalnya melihat miniature, tombol perangkat ini mirip benih kecil buah Strawberry , namun analis bahasa kami melihat, ini kurang kuat secara psikologi bahasa. Kemudian muncullah Blackberry dan RIM pun sepakat,”ujar pendiri Lexicon, David Placek, dan kemudian sejak saat itu kesatuan perangkat Blackberry dengan push-email adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan hingga sekarang (Sufyan, 2009:20). Perkembangan Blackberry di Indonesia diperkenalkan oleh dua operator selular besar yaitu Indosat dan Telkomsel yang dirilis pada awal Desember 2004 dengan sasaran pasar potensial kalangan pelanggan korporasi. Indosat menyediakan layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server (www.wikipedia.com), selain Indosat operator lainnya yang turut serta meramaikan pasar Blackberry adalah Excelkom yang juga menyediakan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server. Keunggulan utama yang membuat Blackberry sangat digemari oleh penggunanya yang khususnya karyawan yaitu push e-mail. Dengan push e-mail semua e-mail masuk dapat diteruskan langsung ke ponsel. E-mail juga sudah mengalami proses kompresi dan scan di server Blackberry sehingga aman dari virus. Sebuah e-mail berukuran 1 MB, jika diterima melalui push e-mail dapat menjadi 10 kb dengan isi yang tetap. Fasilitas lain yang menjadi andalan Blackberry adalah pesan instan. Yahoo Messenger, dan Google Talk kini telah menjadi rekanan dengan Blackberry. Universitas Sumatera Utara Teknologi terkini memang memungkinkan kita untuk “mengobrol” (chatting) di internet melalui telepon genggam dan Personal Digital Assistant (PDA). Tetapi yang berbeda pada Blackberry adalah proses instalasi lengkap yang bisa dilakukannya melalui jaringan nirkabel. Blackberry juga memiliki nomor identifikasi yang disebut PIN (personal identification number). Nomor inilah yang menjadikan setiap peranti ini menjadi unik. Nomor PIN ini juga bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan pengguna Blackberry lain di seluruh dunia melalui Blackberry Messenger (BBM), yang memiliki kemampuan selain mengirimkan teks, juga dapat mengirimkan file gambar dan juga suara. Keamanan dan kekuatan peranti ini menjadi kelebihan tersendiri dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Keunggulan lain juga hadir melalui teknologi kompresi yang menyebabkan biaya akses menjadi murah dan pemberitahuan jawaban pesan melalui tanda getar pada Blackberry. Dibalik semua keunggulan yang dimilikinya Blackberry juga mempunyai kekurangan. Kekurangannya adalah Blackberry baru bekerja dan berguna bila terkoneksi lewat BIS atau BES. Tanpa itu semua, Blackberry hanyalah sebuah telepon genggam bodoh yang hanya bisa dipakai sms atau telepon saja. Kebutuhan orang akan gadget canggih tampaknya sudah berhasil mengalahkan sebagian kebutuhan primer masyarakat Amerika termasuk Indonesia. Selain itu juga ditunjang harga yang kebih terjangkau serta akses perangkat yang sangat mudah dalam menulis surat elektronik maupun berselancar di dunia maya, Blackberry jadi ponsel cerdas nomor satu di Amerika mengalahkan jagoan tuan rumah Motorola dan Apple. Berdasarkan kabar dari Koran New York Times edisi 15 Desember 2008 mengguncang dunia. Pada Universitas Sumatera Utara Koran tersebut terpampang foto utama Presiden Amerika Serikat ke 44 yaitu Barrack Hussein Obama yang tengah menggenggam Blackberry. Sejak adanya ekspos aktifitas itu, demam Blackberry yang tengah menyelimuti dunia seolah menemukan “justifikasi”. Seorang calon kuat Presiden negeri adidaya melekatkan dirinya pada sebuah perangkat elektronik konvergen. Selain pengaruh Blackberry telah demikian kental bagi orang nomor satu di negara Amerika maka dapat dibayangkan dampaknya bagi masyarakat luas di kawasan negara lainnya. Salah satu contoh adalah Indonesia dimana perangkat ini mulai mencuat di kota besar utama di Pulau Jawa, khususnya di kalangan professional. Namun makin lama, sebarannya makin luas hingga digunakan oleh pelajar, karyawan, artis, hingga, pejabat publik. Padahal penjualan Blackberry dengan harga per unit rata-rata Rp 5 Juta dianggap sulit untuk dipasarkan ternyata anggapan tersebut salah malahan penjualan Blackberry itu sendiri laris manis dan sangat diburu oleh mereka yang berkepentingan. Sebagai contoh artis papan atas Indonesia yaitu Luna Maya. Perempuan asal Bali ini mengakui teknologi ini membantu memudahkan dia dalam berkomunikasi kapan saja dan di mana saja, sehingga dia bisa mendapatkan banyak teman dari layanan di dalamnya seperti pesan singkat dan situs jejaring sosial. Jika pengguna Blackberry sudah sampai di tataran public figure maka masyarakat luar luas di Indonesia pun pasti berbondong-bondong mengikutinya. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti, hadirnya fenomena Blackberry ternyata memperoleh tanggapan yang berbeda-beda bagi masyarakat yang dinyatakan dalam persepsi. Seperti ada yang mengatakan tidak begitu tertarik dengan Blackberry karena harga satu produk dan biaya pemakaian pulsa Universitas Sumatera Utara termasuk mahal sehingga sulit dijangkau. Dan ada juga yang mengatakan susah untuk memperolehnya karena belum tersedianya layanan purna jual (Analisis, 2009:17). Tetapi ada juga yang memandangnya dari sisi positif, seperti mengganggap Blackberry sangat menarik, cangih, modern, dan stylish. Blackberry juga dapat memenuhi kebutuhan informasi dan kemudahan dalam berkomunikasi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberi makna pada stimuli inderawi (Rakhmat, 2000:51). Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap sesuatu hal ataupun timbul akibat adanya sensasi. Berdasarkan pra penelitian, Blackberry banyak menimbulkan berbagai persepsi di kalangan karyawan PT. CIMB Niaga Medan. Persepsi yang ditimbulkan itu terjadi karena hadirnya smartphone Blackberry yang semarak diperbincangkan orang. Mereka melakukan pengamatan, pandangan, dan pendapat mengenai keunggulan Blackberry yang berbeda dengan produk yang sejenisnya, walaupun karyawannya tersebut memiliki Blackberry ada yang membeli sendiri dan ada juga yang mendapatkan fasilitas dari PT.CIMB Niaga. Kesemuanya itu mempunyai satu tujuan yaitu untuk mempermudah komunikasi antara karyawan Bank Niaga. Dengan demikian, berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fenomena BlackBerry yang semakin marak digandrungi semua orang khususnya di kalangan karyawan PT. CIMB Niaga Medan. Universitas Sumatera Utara I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah Persepsi Karyawan PT. CIMB Niaga Medan terhadap Fenomena Blackberry?” I.3. Pembatasan Masalah Agar penulis dapat lebih jelas dan lebih spesifik dalam melaksanakan penelitian, maka ruang lingkup penelitian perlu dibatasi. Adapun ruang lingkup penelitian yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya terbatas pada respon karyawan PT. CIMB Niaga Medan terhadap hadirnya BlackBerry. b. Penelitian ini hanya terbatas untuk mengetahui persepsi karyawan PT. CIMB Niaga Medan tentang fenomena BlackBerry. c. Objek penelitian adalah karyawan PT. CIMB Niaga Medan. I.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui tanggapan karyawan PT. CIMB Niaga Medan terhadap fenomena Blackberry. b. Untuk mengetahui persepsi karyawan PT. CIMB Niaga Medan terhadap fenomena Blackberry. Universitas Sumatera Utara I.4.2. Manfaat Penelitian a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dibidang Ilmu Komunikasi khususnya mengenai persepsi karyawan terhadap fenomena Blackberry. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama ini dan menjadi wadah dalam memperkaya cakrawala berpikir. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membuka pandangan karyawan mengenai fenomena Blackberry. I.5. Kerangka Teori Dalam melaksanakan penelitian, selanjutnya diperlukan kerangka teori sebagai pedoman dasar berpikir dan berfungsi untuk mendukung kegiatan analisa variabel-variabel yang diteliti. Hal ini sangat berkaitan dengan pengertian teori yakni serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 1995:57). Menurut Nawawi kerangka teori berisi pokok-pokok pikiran yang menjadi titik tolak atau landasan dalam menyoroti masalah, sehingga menggambarkan juga dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:32). Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan digunakanlah teori-teori yang akan mendukung dan berguna untuk membahas permasalahan. Adapun teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Persepsi, dan Teori S-O-R. Universitas Sumatera Utara I.5.1. Komunikasi Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin ”communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan ”communis” yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003:30). Dari hal tersebut dapatlah diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi tidak akan terjadi. Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, Effendy mengutip pendapat Harold D. Laswell, yaitu memahami komunikasi adalah dengan mengemukakan pertanyaan sebagai berikut: ”Who Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect” (Effendy, 2003:253). Melalui paradigma tersebut dapat kita lihat bahwa unsur-unsur komunikasi adalah: - Who : komunikator - Says what : pesan - In which channel : media - To whom : komunikan - With what effect : efek/dampak Proses komunikasi disebut berhasil jika pesan yang disampaikan dimiliki bersama oleh komunikan dan komunikator. Proses tersebut akan lebih efektif jika sejalan dengan sistem nilai yang ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara I.5.2. Komunikasi Massa Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2004 : 3). Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Komunikasi massa ialah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dalam lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4). Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa menjadi komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004 : 7). Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku dan Film (Nurudin, 2004: 2). Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi kemudian dilakukan dengan menggunakan media, baik itu media cetak maupun media elektronik. Hal tersebut menyebabkan proses pengiriman pesan dalam komunikasi dapat dilakukan secara serempak dan dapat diterima khalayak dalam jumlah yang besar dalam satu waktu tertentu. Kegiatan komunikasi semacam ini kemudian disebut juga sebagai komunikasi massa. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni yang pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada Universitas Sumatera Utara khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau visual. Menurut Gerbner (Rakhmat, 2000:188), komunikasi massa adalah produksi dari distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Komunikasi massa memiliki empat karakteristik (Effendy,2003:81), yaitu: a. Komunikasi massa bersifat umum b. Komunikasi bersifat haterogen c. Media massa menimbulkan keserempakan d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi Teknologi seluler adalah salah satu media komunikasi massa yang mempunyai fungsi untuk menghibur dan untuk memberi informasi. I.5.3. Persepsi Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap oarng tak terlepas dari proses persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) (Rakhmat, 2000:51). Universitas Sumatera Utara Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, yaitu aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Menurut William J. Stanton (dalam Setiadi, 2003:160), persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Dari uraian telah dijelaskan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang dating dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses. Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang: a. Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi seperti sikap, motif, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapannya. b. Sasaran persepsi. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa, sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya. c. Faktor situasi. Universitas Sumatera Utara Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapatkan perhatian. Sifat-sifat stimulus menunjukkan karakteristik issue, termasuk jarak isu (apakah isu itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu), lama terpaan (apakah isu itu baru muncul atau mulai pudar), kedekatan geografis (apakah isu itu bertingkat lokal atau nasional), dan sumber (apakah disajikan pada media yang kredibel atau media yang tidak kredibel). Sifat-sifat khalayak menunjukkan variabel-variabel psikososial, termasuk data demografis, keanggotaan dalam sistem sosial, kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media. I.5.4. Teori S-O-R Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254). Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan (stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2003:255) dalam bukunya ”Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut: Organism: Stimulus - perhatian - pengertian - penerimaan Response Sumber : Effendy, 2003 : 56 Gambar 1 Model S-O-R Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003:255). Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan penjelasan di atas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: - Stimulus : fenomena Blackberry. -Organism : karyawan PT. CIMB Niaga Medan. -Response : efek yang ditimbulkan pada karyawan PT. CIMB Niaga Medan berupa persepsi. I.6. Kerangka Konsep Dari beberapa teori yang telah diuraikan pada kerangka teori, maka langkah selanjutnya merumuskan kerangka konsep sebagai hasil dari suatu pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:40). Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama (Bungin, 2001:73). Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel persepsi karyawan PT. CIMB Niaga Medan. 2. Variabel fenomena Blackberry. I.7. Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dibuat suatu model teoritis sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Model Teoritis Komponen Komponen Fenomena Blackberry Persepsi karyawan Variabel Antara Karakteristik Responden I.8. Variabel Operasional Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, variabel- variabel teoritis tersebut dijadikan sebagai acuan untuk memecahkan masalah. Agar variabel teoritis tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasionalisasikan sebagai berikut: Tabel 1 Variabel Operasional Komponen Persepsi karyawan Fenomena Blackberry Indikator 1. Pengenalan 2. Penalaran 3. Perasaan 4. Tanggapan 1. Model telepon seluler 2. Fitur-fitur yang disajikan: • Push E-Mail • Global Positioning System (GPS) • Internet Mobile • e-book 3. Gaya hidup Universitas Sumatera Utara Karakteristik Responden I.9. 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Tingkat Pendapatan Definisi Variabel Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini perlu didefenisikan sebagai berikut: I. Persepsi Karyawan, terdiri dari: 1. Pengenalan : adanya pengenalan terhadap rangsangan. Dimana rangsangan itu adalah rangsangan terhadap fenomena BlackBerry yang diawali dengan perhatian. 2. Penalaran : proses sewaktu rangsangan dihubungi dengan rangsangan lainnya sehingga menimbulkan pemahaman responden terhadap fenomena BlackBerry. 3. Perasaan : kondisi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan baik sendiri maupun sama-sama dengan rangsangan lain berupa suka atau tidak suka. 4. Tanggapan : tanggapan dalam penelitian ini berarti tindakan tersembunyi yang berupa persepsi karyawan terhadap fenomena BlackBerry. II. Fenomena Blackberry, terdiri dari: 1. Model telepon seluler : bentuk yang menjadi ciri khas dari telepon seluler tersebut. 2. Fitur-fitur yang disajikan, terdiri dari: Universitas Sumatera Utara a. Push E-mail : email yang diterima dapat langsung diterima di kotak masuk pesan secara otomatis. b. Global Positioning System (GPS) : program yang dapat digunakan untuk mencari alamat atau penunjuk jalan jika kita berada di suatu kota atau daerah tertentu. c. Internet Mobile : dapat mengakses data dimana pun kita berada selama dalam jangkauan jaringan operator seluler (provider). d. e-book : buku elektronik. 3. Gaya hidup : suatu tindakan yang dilakukan oleh individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. III. Karakteristik Responden, terdiri dari: 1. Usia : tingkat umur responden. 2. Jenis Kelamin : jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita. 3. Tingkat Pendapatan : jumlah pendapatan yang diterima responden perbulan. Universitas Sumatera Utara