14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi
adalah
penyampaian
informasi,
gagasan,
emosi,
keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau
kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. (Bernard Berelson dan
Garry A. Stainer dalam buku Kampanye Public Relations karya Rosady
Ruslan, 2008:17).
Harold Lasswell dalam penjelasannya mengenai konseptualisasi
komunikasi sebagai tindakan satu arah juga mengungkapkan, “(Cara yang
baik
untuk
menggambarkan
komunikasi
adalah
dengan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi Lasswell
ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama
lain, yaitu : sumber (source), pesan (message), saluran (media), penerima
(receiver), dan efek (feedback) (Mulyana, 2007: 69-71).
Walaupun beberapa ahli mendefinisikan arti komunikasi dengan
berbeda-beda, merujuk dari apa yang dikatakan oleh para ahli penulis
menyimpulkan secara garis besar definisi komunikasi adalah sebuah proses
penyampaian pesan atau informasi dari sumber kepada penerima melalui
media tertentu untuk mendapatkan efek.
14
15
2.1.2 Komunikasi Massa
Menurut Nurudin dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (2011:3)
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangan saka, komunikasi
massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media
komunikasi massa) Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang
dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media
yang bukan media massa yakni media tradisional seperti kentongan,
angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, di sini jelas media massa menunjuk
pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi
massa.
Mendukung pertanyaan diatas Menurut Mulyana (2007: 83-84),
komunikasi
massa
(mass
communication)
adalah
komunikasi
yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik
(radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat
umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya media
elektronik). Hal ini juga yang menjadikan media massa sebagai alat
komunikasi yang selalu menjadi andalan manusia dalam kesehariannya.
Media massa secara umum juga memiliki beberapa fungsi yang dirasakan
umat manusia, yaitu untuk informasi, untuk mendidik, untuk hiburan, dan
untuk mempengaruhi.
Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa baik
komunikasi massa dan media massa saling berkaitan satu sama lain karena
16
komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa
sehingga komunikasi massa tidak akan terjadi apabila tidak ada media
sebagai elemen terpentingnya. Sebaliknya media massa juga membutuhkan
pesan atau informasi untuk dikomunikasikan kembali.
Dalam penelitian ini media massa berperan sebagai sarana pendukung
dalam mensosialisasikan program yang dilaksanakan oleh Humas DPSKTKPM untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai Program Perlindungan Korban Tindak Kekerasaan Dan Pekerja
Migran khususnya di DKI Jakarta. Dengan adanya media massa maka
kegiatan sosialisasi menjadi lebih efektif karena dilakukan dengan peralatan
modern untuk mendukung proses komunikasi.
2.1.3 Hubungan Masyarakat
Humas adalah padanan kata dari PR (public relations), yang banyak
digunakan institusi-institusi pemerintah di Indonesia (Ardianto, 2011:2).
Berikut ini merupakan penjelasan atau definisi tentang humas (public
relations) yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1.
Menurut Denny Griswold dalam buku Hand Book of PR karya
Elvinaro Ardianto (2011:9) “Public Relations adalah Fungsi
Manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai
kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi
berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta
melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh
pengertian dan pengakuan publik.”
17
2.
Menurut Frank Jefkins dalam buku Hand Book of PR karya Elvinaro
Ardianto (2011:10) “Public relations adalah suatu sistem komunikasi
untuk menciptakan kemauan baik.”
3.
Menurut Scott M. Cutlip dari buku Effective Public Relations
(2006:6)
“Public
Relations
adalah
fungsi
manajemen
yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
Dari semua pernyataan penulis dapat menarik kesimpulan humas
adalah suatu fungsi manajemen yang membuat, merencanakan hingga
mengevaluasi seluruh kegiatan yang direncanakan dengan tujuan untuk
membangun hubungan baik antara organisasi dengan public.
2.1.3.1 Peran dan Fungsi Humas
Peranan public relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat
kategori Ruslan (2010:20) :
1.
Penasehat ahli (Expert prescriber)
Seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan
praktisis pakar PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan
antara dokter dan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak
pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan
atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut dalam
memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah
dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
18
2.
Fasilitator komunikasi
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.
Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta
saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan
toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3.
Fasilitator Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public
relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan)
dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan professional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis
yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi
ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam
satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk
yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.
4.
Teknisi komunikasi (Communication technician)
Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR professional sebelumnya
yang terkait erat dengan fungsi dan peranan managemen organisasi.
Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
19
komunikasi atau dikenal dengan method of communication in
organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari
masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis
komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan
dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke
tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media
komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan
satu
departemen
dengan
lainnya
(employee
relations
and
communication media model).
Melengkapi pernyataan sebelumnya Yudarwati (2006:146 ) juga
menambahkan public relations berperan sebagai fasilitator komunikasi antara
organisasi dengan publiknya. Public relations membantu organisasi untuk
mengeksplorasi dan memetakan opini publik, kemudian menyampaikannya
kepada organisasi. Demikian pula sebaliknya, bahwa public relations
membantu menyampaikan dan mensosialisasikan kebijakan organisasi
kepada publik. Dengan demikian, penyesuaian diri terjadi pada kedua belah
pihak, baik organisasi maupun publik sebagai hasil kesepakatan bersama.
Menurut Ardianto (2009:181), Humas memililiki fungsi sebagai
anggota koalisi manajemen, perpaduan antara identitas, citra, dan reputasi.
Berbagai perubahan atau pergeseran nilai diatas tentunya berdampak pula
terhadap peranan dan fungsi humas sebagai jembatan dan komunikator
sebuah organisasi atau perusahaan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
antara organisasi atau perusahaan dengan masyarakat.
Sedangkan menurut Edward L. Bernays yang dikutip dalam buku
Humas Pemerintah (Sari, 2012:9) terdapat tiga fungsi utama humas yaitu:
20
1.
Memberikan penerangan kepada masyarakat
2.
Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat
secara langsung
3.
Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan
atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau
sebaliknya.
Penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan peran dan fungsi
humas sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa PR harus mengetahui
peranannya untuk dapat melaksanakan fungsinya pada aktivitas dan
operasional manajemen organisasi, fungsi utama dari public relations
terfokus untuk menjalin dan membina hubungan yang baik dengan para
publiknya secara continue, dalam rangka mempengaruhi perilaku publik.
Sebab, kegiatan PR erat kaitannya dengan pembentukan opini publik.
2.1.3.2 Ruang Lingkup Humas
Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi atau
lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
1.
Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal)
Ruslan (2010:23) menjelaskan yang dimaksud publik eksternal adalah
publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Widjaja (2010:73-74) memberikan pendapat bahwa Hubungan
Masyarakat Keluar (Humas Eksternal) turut menentukan keberhasilan
kegiatan
hubungan
masyarakat
suatu
badan
atau
Berdasarkan macam-macam khalayak ini dikenal sebagai :
lembaga.
21
a. Press Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers umumnya dengan
mass media seperti pers, radio, film dan televisi yang utama adalah
pers.
b. Government Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi resmi yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
c. Community Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan masyarakat setempat.
d. Supplier Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan para levaransir
(pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat
diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang
wajar.
e. Customer Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan,
sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah yang
sangat membutuhkan perusahaan, bukan sebaliknya.
2.
Membina hubungan ke dalam (Publik Internal)
Menurut Ruslan (2010:23) yang dimaksud dengan publik internal
adalah “publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau
organisasi itu sendiri”.
22
Sedangkan menurut Ardianto (2010:124) publik internal adalah
“publik yang berada di dalam perusahaan. Misalnya : para karyawan, satpam,
penerima telepon, supervisor, klerk, manajer, para pemegang saham, dan
sebagainya”. Widjaja (2010:71-74) menjelaskan tujuan daripada hubungan
masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan
bekerja para karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan. Sebagai
garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut, Internal public meliputi :
a. Employee Relations
Memelihara hubungan khusus antara manajemen dengan karyawan
dalam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai penempatan,
pemindahan,
kenaikan
pangkat,
pemberhentian,
pensiun
dan
sebagainya.
b. Human Relations
Memelihara hubungan khusus antara sesama warga dalam perusahaan
secara informal, sebagai manusia (secara manusiawi). Pergaulan
antara manusia, bukan sebagai hubungan manusia secara formal.
c. Labour Relations
Memelihara hubungan antara direksi/manajer dengan serikat-serikat
buruh dalam perusahaan serta turut menyelesaikan masalah-masalah
yang timbul. Mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah
kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya turut melancarkan
hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
d. Stockholder Relations, Industrial Relations
Sesuai dengan sifat dan kebutuhan perusahaan yaitu mengadakan
hubungan dengan para pemegang saham.
23
Dari beberapa definisi para ahli di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan selain memiliki peran dalam menjalankan kegiatan press
relations/media relations, humas juga memiliki peran untuk menjaga
hubungan dengan publik luar dan juga dengan publik dalam perusahaan..
2.1.3.3 Strategi Public Relations (Humas)
Strategi pada hakekatnya adalah suatu perencanaan (planing) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah saja, melakukan harus mampu menunjukkan
bagaimana
taktik
operasionalnya
tertentu
dalam
praktik
operasionalnya(Effendy, 2011:32).
Sedangkan menurut Nova dalam bukunya Crisis Public Relations
(2011:54-55) strategi PR atau lebih dikenal dengan bauran PR adalah :
1
Publications (Publikasi)
Setiap fungsi dan tugas Humas adalah menyelenggarakan publikasi
atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang
aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk
diketahui publiknya. Setelah itu, menghasilkan publisitas untuk
memperoleh tanggapan positif secara luas dari masyarakat. Dalam hal
ini
tugas
humas
adalah
menciptakan
berita
untuk
tujuan
menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
2
Event
Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa (special
event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu
24
yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini public. Biasanya
event tersebut ada beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut :
a. Calender event
Calender event yang rutin (regular event) dilaksanakan pada bulan
tertentu sepanjang tahun, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, hari
Natal, Tahun baru dan sebagainya
b. Special event
Yaitu event atau acara yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada
moment tertentu diluar acara rutin dari program kerja Humas, misal
peluncuran produk baru, pembukaan kantor dan sebagainya.
c. Moment event
Moment event, yaitu acara yang bersifat momentum atau lebih khusus
lagi, misalnya penyambutan pesta emas dan menghadapi millennium.
3
News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan
bulletin, dan lain lain biasanya mengacu teknis penulisan 5W+1H
dengan sistematika penulisan “piramida terbalik”, yang paling penting
menjadi lead atau intro dan kurang penting diletakan ditengah batang
berita.
4
Community Involvement (Kepedulian kepada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Humas adalah mengadakan
kontrak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga
hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang
diwakilinya.
25
5
Inform or image (meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari Humas, yaitu memberitahukan sesuatu
kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan
memperoleh tanggapan berupa citra positif dari sesuatu proses
“nothing” diupayakan menjadi “something”. Dari yang tidak tahu
menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan
timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra.
6
Lobby or Negotiation (lobi atau negosiasi)
Keterampilan
untuk
melobi
secara
pendekatan
pribadi
dan
kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Humas.
Tujuan Lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau
memperoleh dukungan dari individu atau lembaga yang berpengaruh
terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
7
Social Responbility (Tanggung Jawab Sosial)
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Humas menunjukan
bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini
akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Saat ini banyak
perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktivitas yang harus
dilakukan. Bentuknya beragam seperti peduli banjir, memberikan
beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak
kegiatan lainnya.
26
2.1.3.4 Tujuan Kegiatan Humas
Dari sekian banyak tugas yang diemban oleh seorang Public
Relations, tujuan yang ingin dicapai dalam bidang Public Relations menurut
Nova (2011:53) adalah komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
1.
Komunikasi Internal (personil/anggota institusi)
a. Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai
institusi.
b. Menciptakan kesadaran anggota/personil mengenai peran institusi
dalam masyarakat.
c. Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.
2.
Komunikasi Eksternal (masyarakat)
a. Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
b. Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya.
c. Motivasi untuk menyampaikan citra baik.
Secara garis besar, tujuan humas menurut Sari (2012:7) menyangkut
tiga hal, yaitu :
1.
Reputasi dan citra. Tugas humas tidak lepas dari reputasi dan citra,
dengan asumsi bahwa citra yang positif akan berkaitan dengan
semakin tingginya akses public terhadap output dari perusahaan
tersebut.
2.
Jembatan komunikasi. Humas menjadi komunikator dan mediator
organisasi dengan lingkungannya.
3.
Mutual benefit relationship, yaitu humas harus menjamin kepada
public bahwa perusahaan berada di dalam operasinya memiliki niat
baik dalam berbisnis yang diwujudkan dalam tanggung jawab sosial
27
dan diekspresikan melalui hubungan yang saling menguntungkan
diantara perusahaan dengan publiknya.
Dari beberapa definisi para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa
Tujuan utama kegiatan Public Relations adalah membangun kredibilitas
positif dan membina hubungan baik bagi stakeholders perusahaan melalui
hubungan yang saling menguntungan antara perusahaan dengan publiknya.
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Media Relations
Iriantara (2011: 32) menegaskan, media relations merupakan bagian
dari PR eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan
media massa sebagai sarana komuniaksi antara organisasi dan publikpubliknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Menambahi definisi media relations di atas, Wahidin Saputra dan
Rulli Nasrullah (2011: 130), juga memiliki pendapat serupa, media relations
adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk
menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan
tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi.
Dari kedua definisi tersebut, penulis menyimpulkan media relations
adalah salah satu dari fungsi eksternal PR, yaitu berupa kegiatan menjalin
hubungan dengan pihak media untuk tetap berhubungan dengan publikpubliknya untuk mencapai tujuan organisasi.
28
2.2.2.1 Bentuk-bentuk Kegiatan Media Relations
Dalam membina hubungan Pers, menurut Elvinaro Ardianto
(2011:267-268)
menjelaskan
mengenai
berbagai
kegiatan
PR
yang
bersentuhan dengan media, antara lain:
1.
Press Conference (konferensi pers, temu media atau jumpa media)
Konferensi pers diberikan secara simultan/berbarengan oleh seseorang
pejabat pemerintah atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan
bisa ratusan wartawan sekaligus. Presiden, raja, menteri, gubernur,
bupati, direktur, atau pengusaha ternama, tokoh olahraga, tokoh
kebudayaan, bisa saja memberikan konferensi pers.
2.
Press Briefing (perbincangan dengan media)
Press briefing diselenggarakan secara regular oleh seorang pejabat
PR. Dalam kegiatan ini, pejabat PR menyampaikan informasiinformasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada media. Bila
media belum puas dan menginginkan keterangan lebih terperinci,
diadakan tanggapan atau pertanyaan.
3.
Press Tour (wisata media)
Wisata media diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga
untuk mengunjungi daerah tertentu dan mereka pun (media) diajak
menikmati objek wisata yang menarik. Misalnya, suatu departemen
mengajak wartawan sambil berwisata meninjau proyek-proyek
pembangunan seperti bendungan, pelabuhan; atau suatu perusahaan
kayu yang berkantor pusat di Jakarta mengajak pers sambil berwisata
melihat pabrik kayu lapisnya di Kalimantan.
29
4.
News Release (siaran pers, press release, broadcast release)
News release sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan
dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.
5.
Special Events
Special events, yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang
penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu
kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera
publik, seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan,
seminar, pameran, lokakarya, open house. Kegiatan ini biasanya
mengundang media untuk meliputnya.
6.
Press Luncheon
Press Luncheon, yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang
bagi para wakil media massa (wartawan atau reporter) sehingga pada
kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top management
perusahaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan
atau lembaga tersebut.
7.
Press Interview (wawancara media)
Wawancara media sifatnya lebih pribadi, lebih individu. Pejabat PR
atau manajemen puncak yang diwawancarai hanya berhadapan
dengan wartawan atau reporter yang bersangkutan. Meskipun pejabat
itu diwawancarai seusai meresmikan suatu acara oleh banyak
wartawan, bahkan diliput radio dan televisi, tetap saja wawancara itu
bersifat individu.
30
Adapun menurut Jefkins dalam Nova (2011:210), terdapat bentukbentuk hubungan dengan media yang memungkinkan kita untuk mengenal
lebih dekat dengan media, yaitu sebagai berikut:
a.
Kontak pribadi (personal contact)
Pada dasarnya, keberhasilan pelaksanaan hubungan media dan pers,
tergantung “apa dan bagaimana” kontak pribadi antara dua belah
pihak yang dijalin melalui hubungan informal. Hubungan harus
dibangun atas dasar kejujuran, saling pengertian, saling menghormati,
dan kerja sama yang baik demi tercapainya tujuan atau publikasi
positif
b.
Pelayanan informasi pribadi (news service)
Pelayanan yang maksimal dapat diberikan oleh humas kepada pihak
media dalam bentuk pemberian informasi, publikasi dan berita, baik
tertulis, tercetak (press release, news letter, photo press), maupun
yang terekam (video release, cassets recorder, slide film).
c.
Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (contingency plan)
Demi menjaga hubungan baik dengan media, seorang humas harus
siap mengantisipasi dan melayani adanya kemungkinan permintaan
yang bersifat mendadak. Bentuknya berupa wawancara maupun
konfirmasi yang dilakukan oleh pihak media.
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Media sebagai
sumber informasi sekaligus sarana penghubung antara perusahaan dengan
publik haruslah menyampaikan pesan yang memiliki nilai-nilai berita. Begitu
pula dengan seorang public relations haruslah memberikan informasi (press
release) yang menarik dan memiliki nilai berita.
31
2.2.2.2 Fungsi dan Tujuan Media Relations
PR dalam menjalankan kegiatan media relations, memiliki fungsi dan
tujuan yang ingin dicapai. Firsan Nova (2011:206) mengutip Philip Lesley,
penulis buku Public Relations Handsbook yang mengemukakan fungsi humas
dalam hubungan dengan pers, yaitu sebagai berikut:
a.
Fungsi pasif dan pelayanan
Fungsi pasif berarti pihak humas hanya menanggapi permintaan pers
dan tidak melakukan inisiatif tertentu.
b.
Fungsi setengah aktif
Secara continue humas mempersiapkan penyebaran info tentang
berbagai kejadian di organisasi kepada berbagai media.
c.
Fungsi aktif
Dalam fungsi aktif, humas menggunakan inisiatif dalam mendekati
kalangan media.
Menanggapi fungsi
media relations di atas, Iriantara (2011: 90)
menjelaskan tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan media relations
yang selalu dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
a.
Meningkatkan
kesadaran,
misalnya
kesadaran
merek
(brand
awareness) pada publik.
b.
Mengubah sikap, misalnya megubah sikap dari anti menjadi netral
dan dari netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan
organisasi.
c.
Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung
kebijakan proses produksi yang ramah lingkungan yang ditujukan
organisasi.
32
Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis menarik kesimpulan
bahwa hubungan baik dengan media yang dilakukan oleh PR, tidak hanya
untuk menyebarkan pesan sebagai kegiatan rutin sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh suatu perusahaan atau organisasi, melainkan dengan tujuan
untuk menciptakan pemahaman dan persamaan persepsi bagi setiap
publiknya. Oleh sebab itu, hubungan dengan media harus tetap berjalan
seiring dengan perjalanan karir suatu perusahaan atau organisasi.
2.2.3 Strategi Media Relations
Menurut Iriantara (2011:80-97) memaparkan bahwa strategi Media
Relations terdiri dari :
1.
Mengelola Relasi
Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting
untuk menunjang kegiatan PR, hal ini tentunya dimaksudkan agar organisasi
bisa berkomunikasi dengan baik oleh publiknya. Dalam mengelola relasi
media, PR bukan hanya menjalin hubungan baik dengan institusi media
massa, melainkan juga dengan pers wartawan.
Dalam menjalin relasi yang baik antara PR dengan institusi media
massa dan wartawan hal yang terpenting yang harus diingat adalah hubungan
antara dan profesi yang saling membutuhkan. Agar hubungan tersebut dapat
terjalin dengan baik. Maka harus ada komunikasi yang cukup intens diantara
kedua belah pihak yang berkenaan dengan tugas-tugas pokok masing-masing.
2.
Mengembangkan Strategi
Strategi media massa terjalin dan terpelihara dengan baik, maka PR
harus terus mengembangkan strategi yang sudah ada. Mengembangkan
strategi dilakukan untuk lebih memaksimalkan strategi yang sudah ada.
33
Beberapa upaya pengembangan strategi dengan cara mengembangkan materimateri
PR
untuk
media
massa.
Menambah jumlah
media
untuk
menyampaikan pesan kepada publik, membangun dan memelihara kontak
dengan relasi baru, mempromosikan organisasi sebagai sumber informasi
handal untuk media massa, serta mempromosikan pimpinan organisasi
sebagai juru bicara diberbagai kegiatan.
3.
Mengembangkan Jaringan
Pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam Media
Relations. Beberapa cara untuk mengembangkan jaringan adalah memasuki
organisasi-organisasi profesi, memiliki kontak dengan organisasi profesi lain,
dan mengembangkan jaringan media baik yang bersifat lokal, nasional,
sampai internasional. Memasuki organisasi profesi kehumasan seperti
Perhumas merupakan salah satu organisasi yang akan memperluas jaringan
sesorang dalam bidang kehumasan. Sedangkan memiliki kontak dengan
organisasi profesi lain seperti wartawan, menjadi penting guna memperluas
jaringan
humas
dengan
dunia
mengembangkan
jaringan
dengan
media
media
massa.
lokal
Bukan
,
hanya
nasional,
itu,
bahkan
internasional akan dapat memperluas publikasi atau organisasi.
Menurut Lamb dan McKee (2005: 88-89), menjalin hubungan media
penting untuk dilakukan oleh humas. Terdapat enam alasan yang mendasari
humas untuk mencapai target publik melalui paparan media, yaitu:
a. Efisiensi (Efficiency)
Media massa, seperti situs web, surat kabar, dan televisi dapat
menjangkau ratusan ribu atau bahkan jutaan individu yang tersebar
luas dengan kecepatan yang tidak tertandingi.
34
b. Kredibilitas (Credibility)
Kebanyakan orang lebih percaya pada informasi yang diberikan oleh
media terkemuka, seperti New York Times atau CBS-TV “60
Minutes,” daripada informasi yang sama yang disajikan oleh suatu
organisasi.
c. Menargetkan (Targeting)
Orang yang membaca atau menonton beberapa media atau
pemrograman mungkin memiliki kebiasaan atau kepentingan dalam
prediksi, sehingga memungkinkan praktisi untuk menyesuaikan pesan
menjadi lebih presisi atau fokus dan lebih menguntungkan.
d. Penetapan Agenda (Agenda Setting)
Perhatian atau fokus media seringkali menentukan topik yang muncul
di dalam percakapan umum dan hal ini membuat praktisi ingin
membuat orang lain berbicara mengenai topik tertentu.
e. Ekonomi (Economy)
Pesan yang muncul di dalam media berita membutuhkan biaya yang
relatif rendah bagi seorang praktisi suatu organisasi.
f. Penempatan Waktu (Time Shifting)
Khususnya media cetak, memungkinkan individu untuk memilih
waktu dan tempat terbaik mereka untuk mencerna informasi. Sama
halnya dengan situs web, CD, dan DVD.
Dari beberapa definisi para ahli di atas penulis menarik kesimpulan
bahwa dalam menjalin hubungan dengan media dibutukan beberapa strategi
yang harus dilakukan oleh humas dalam menjalin hubungan baik dengan
media, dan untuk mendapatkan pemberitaan yang baik (positif) dari media
35
tidaklah sulit. Media sebagai sumber informasi sekaligus sarana penghubung
antara perusahaan dengan publik haruslah menyampaikan pesan yang
memiliki nilai-nilai berita. Begitu pula dengan humas haruslah memberikan
informasi (press release) yang menarik dan memiliki nilai berita.
2.2.4 Sosialisasi
Sosialisasi
(pemasyarakatan)
adalah
penyedian
sumber
ilmu
pengetahuan yang memungkinkan seseorang bertindak dan bersikap sebagai
anggota masyarakat yang efektif, yang menyebabkan ia sadar akan fungsi
sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat (Effendy, 2011:27).
Sosialisasi adalah menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai
anggota masyarakat secara efektif (Cangara, 2008:62).
Dari definisi di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
sosialisasi adalah salah satu fungsi komunikasi yang dilakukan dalam
penyampaian informasi mengenai berita, pengetahuan, informasi yang
dilakukan seseorang, masyarakat, atau lembaga untuk menjelaskan tentang
tujuan yang dimaksud.
2.2.5 Media Massa
Menurut Ardianto (2004:39) media massa adalah saluran yang
digunakan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak banyak. Dengan
media massa orang dapat menyebarluaskan sesuatu. Ini merupakan kekuatan
tersendiri yang dibutuhkan oleh bermacam-macam kepentingan. Melalui
media massa orang melakukan pengendalian atau control terhadap suatu
36
perkembangan. Ciri khas dari media massa adalah memiliki kemampuan
untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan
serentak (instantaneous).
2.2.5.1 Fungsi Media Massa
Satu hal penting yang perlu diketahui para praktisi Humas adalah
media massa bekerja untuk menjalankan fungsi tertentu. Pada umumnya
fungsi media massa (Iriantara, 2011 : 154) seperti :
1.
Menginformasikan
Media massa menyebarluaskan informasi kepada publik, misalnya
berita atau pengumuman.
2.
Mengawasi
Media massa menyampaikan informasi yang mengawasi masyarakat,
yang biasanya dinamakan fungsi kontrol sosial. Misalnya menyiarkan
infromasi yang menunjukan kekeliruan atau kesalahan yang terjadi di
tengah masyarakat
3.
Mendidik
Media massa menyampaikan materi kepada masyarakat. Misalnya
mendidik masyarakat.
4.
Menghibur
Media massa menyampaikan isi atau pesan yang menghibur kepada
masyarakat.
5.
Mempengaruhi
Media massa menyampaikan isi atau pesan yang mempengaruhi
masyarakat. Misalnya tajuk rencana ditulis untuk mempengaruhi
37
pandangan orang terhadap suatu permasalahan aktual yang biasanya
mengundang berbagai pandangan.
2.3
Kerangka Teori
Teori Umum
Komunikasi
Komunikasi Massa
Hubungan Masyarakat
Teori Khusus
Media Relations
Sosialisasi
Media Massa
a. Peran Dan Fungsi Humas
b. Ruang Lingkup Humas
c. Strategi Humas
d. Tujuan Kegiatan Humas
a. Bentuk-bentuk Kegiatan
Media Relations
b. Fungsi Dan Tujuan Media
Relations
c. Strategi Media Relations
38
2.4
Kerangka Berpikir
Kementerian Sosial RI
Direktorat Perlindungan
Sosial Korban Tindak
Kekerasan Dan Pekerja
Migran (DPSKTK-PM)
membentuk program perlindungan korban tindak
kekerasaan dan pekerja migran, untuk :
1. membantu masyarakat dalam menyelesaikan
masalah sosial tindak kekerasan
2. membantu para pekerja migran yang bermasalah
agar
mendapatkan
perlindungan
dan
penyelesaian
Strategi Media
Relations yang
dilakukan Humas :
1. Press Conference
2. Press Briefing
3. Press Tour
4. News Release
5. Special Events
6. Press Luncheon
7. Press Interview
Sosialisasi Program
Perlindungan Korban Tindak
Kekerasan Dan Pekerja
Migran Di DKI Jakarta
Tujuan :
Informasi kepada
masyarakat di DKI
Jakarta mengenai
program perlindungan
tehadap korban tindak
kekerasan dan pekerja
migran.
Download